laporan hasil diskusi pbl.docx

34
LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok Komunitas SKENARIO “Gizi Ideal Idola Kita” Minggu ke-1 (Remidi Proses) Tanggal 14 April 2015 SHARIRA RAMADHANI Grup F 125070307111020 (Remidi) WARDATUL ASHFIA Grup F 125070300111022 (Remidi) Marselia Nur Latifah Grup D 125070307111004 Rahma Putri Ardiyanti Grup A 125070301111025 1

Upload: sharira-ramadhani

Post on 28-Sep-2015

354 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kasus asuhan gizi anak dengan penyakit atresia ani

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL DISKUSIPROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok KomunitasSKENARIO Gizi Ideal Idola KitaMinggu ke-1 (Remidi Proses)Tanggal 14 April 2015

SHARIRA RAMADHANIGrup F125070307111020 (Remidi)WARDATUL ASHFIAGrup F125070300111022 (Remidi)Marselia Nur LatifahGrup D125070307111004Rahma Putri ArdiyantiGrup A125070301111025

Jurusan Gizi Fakultas KedokteranUniversitas BrawijayaMalang2015DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1DAFTAR ISI 2ISI 3A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI 3B. SKENARIO 3C. DAFTAR UNCLEAR TERM.4D. DAFTAR CUES.5E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.6F. HASIL BRAINSTORMING.6G. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE.10H. HIPOTESIS.18KESIMPULAN ...19REKOMENDASI.24REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.25TIMPENYUSUN.36

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAICD 10. Mampu mengawasi, mengevaluasi, mengkoordinir, dan memimpin tim untuk suatu kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk kelompok target.CD 11. Mampu mengembangkan dan mereview material (bahan-bahan ajaran/ pendidikan) untuk populasi target.CD 12. Mampu berpartisipasi dalam penggunaan masa media untuk mempromosikan makanan dan gizi.CD 13. Mampu melakukan kegiatan promosi kesehatan.

B. SKENARIOGIZI IDEAL IDOLA KITA

Data menunjukkan prevalensi remaja putri kurus/ sangat kurus di Indonesia sebesar 9.9% dan prevalensi remaja putri gemuk/ obesitas sebesar 1.4%. Sebanyak 28.3% remaja putri di Indonesia mengalami anemia. Sebanyak 48.4% merasa tidak puas dengan postur tubuhnya, 87% memiliki kebiasaan makan tidak baik, 67.1% kurang pemenuhan energi karena melakukan pembatasan konsumsi makanan, dan 45.8% memiliki pengetahuan gizi kurang, 26.5% memiliki presepsi negatif, 15% mengonsumsi suplemen untuk mendapatkan proporsi tubuh yang ideal.Program promosi kesehatan kepada masyarakat luas perlu dilakukan untuk mengetahui masalah gizi tersebut, dengan menggunakan metode/strategi, media dan materi yang sesuai tujuan, sasaran dan memperhatikan perkembangan ilmu gizi terbaru. Selain itu perlu juga ditetapkan indikator keberhasilan program promosi kesehatan yang direncanakan.

C. DAFTAR UNCLEAR TERM1. Anemia :Penurunan jumlah eritrosit, kuantitas hb, atau penurunan red blood cell dalam darah dibawah normal (dorland,2011).2. Program Promosi KesehatanSerangkaian kegiatan yang tujuannya untuk memberikan penyuluhan atau edukasi agar derajat kesehatan di masy meningkat3. MediaAlat untuk menyampaikan pesan (KBBI)4. Suplemensatu zat / unsur atau lebih yang dikemas untuk menambah zat / unsur yang sudah ada (Kamus gizi, 2010)5. PrevalensiJumlah kasus atau penyakit tertentu yg terjadi pd wkt tertentu dan pd wlyh tertentu (Kamus Dorland, 2011)

6. DAFTAR CUES Ahli gizi mampu merencanakan asuhan gizi yg tepat utk An.Y dgn diagnosa atresia ani pasca operasi pembentukan anus sesuai dengan kondisi pasien. Ahli gizi mampu merencanakan asuhan gizi yg tepat utk an.y dgn diagnosa atresia ani pasca operasi pembentukan anus dgn memperhatikan data assessment ,pemberian obat, dan infus yang diberikan.Cues yang disepakati:Ahli gizi mampu merencanakan asuhan gizi yg tepat utk an.y dgn diagnosa atresia ani pasca operasi pembentukan anus dgn memperhatikan data assessment, pemberian obat, dan infus yang diberikan.7. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Bagaimana gambaran umum dari Atresia ani?A. Apakah ada pengaruh pasca operasi terhadap fisiologis dari pencernaan An.y?B. Apakah ada hubungan pasca operasi dgn zat gizi tertentu?2. Bagaimana proses NCP dari pasien (ADIME)?A. Bagaimana interpretasi dari data ABCD?B. Apa saja Diagnosa gizi yang sesuai untuk pasien?C. Apa saja Intervensi Gizi yang sesuai untuk pasien?a. Bagaimana perhitungan kebutuhan untuk pasien?b. Apa saja tujan diet untuk pasien?c. Apa saja syarat diet untuk pasien?d. Apa saja makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien?e. Apa aktivitas fisik yang tepat untuk pasien?f. Bagaimana edukasi yang diberikan untuk pasien setelah keluar dari rumah sakit?D. Bagaimana Monitoring dan Evaluasi untuk pasien? (beserta parameter, target, dan frekuensi)3. Bagaimana IOM dan Bagaimana pengaturan pemberian obat dan makanan?4. Bagaimana tahapan diet pasca bedah secara umum?

8. HASIL BRAINSTORMING1. Bagaimana gambaran umum dari Atresia ani? Kelainan konginetal sejak lahir disebabkan oleh tidak ada lubang di anus sehingga sisa makanan tidak bisa keluar. Kelainan konginetal atau bawaan sejak lahir yg disebabkan kelainan kromosom atau kelainan genetik. Adanya gangguan perkembangan janin pd saluran penceraan shg anus tidak terbentuk Gangguan perkembangan juga disebabkan asupan ibu saat hamil kurang sehingga pembentukan janin kurang sempurna. Gangguan perkembangan yang disebabkan ibu kurangnya zat spesifik asam folat dan protein. Penyebab gangguan perkembangan karena saat ibu mengandung mengonsumsi obat yg tidak dianjurkan sehingga menyebabkan kelainan.Kesimpulan:Atresia ani merupakan kelainan konginetal sejak lahir yang menyebabkan tidak terbentuknya lubang di anus sehingga sisa makanan tidak bisa keluar yang disebabkan oleh asupan ibu saat hamil kurang asam folat dan protein, dan saat ibu mengandung mengonsumsi obat yg tidak dianjurkan sehingga menyebabkan kelainan pada perkembangan janin.

A. Apakah ada pengaruh pasca operasi terhadap fisiologis dari pencernaan An.y? Pasca operasi pembuatan anus sehingga sentivitasnya berbeda dengan anus normal sehingga jika mengonsumsi makanan yang banyak residunya akan mengganggu anus. Setelah operasi pembuatan anus terjadi perubahan pd pencernaan, sehingga butuh waktu untuk terbiasa.

B. Apakah ada hubungan pasca operasi dgn zat gizi tertentu?Pasien mengalami anemia, yang perlu ditekankan F dan Vitamin B12 ada beberapa zat gizi yg tidak bisa diserap. Serat diperhatikan agar tidak memperberat pencernaan.

2. Bagaimana proses NCP dari pasien (ADIME)?A. Bagaimana interpretasi dari data ABCD? AntropometriTB 86cm BB 12kg ,IMT sec. Umum 16. Status gizi -> kurang BiokimiaPemeriksaan LaboraturiumInterpretasiKeterangan

Leukosit22,77 uLAdanya infeksi

Trombosit/uL

LED23 mm/jam

Hb9,9 gr/dl

UreumN 19 mg/dl

MCVMCH25,1 L pgmengalami anemia mikrositik, anemia defisiensi besi (dietary kurang konsumsi lauk hewani)

MCHC33,8 g/dl

Fisik KlinisKU :CM Kesadaran sepenuhnyaTekanan darah 90/50 mmHg Rendah Nadi 106x/menit Rendah RR: 22x/menit Normal Suhu 36,8C Normal DietaryLauk hewani (ayam, daging) jarang dikonsumsi (2-4x/ bulan) sebanyak 30 gram setiap kali mengonsumsi, sedangkan ikan tongkol dikonsumsi 3-4x/minggu 40gram setiap kali mengonsumsi Intake protein hewani rendahSayuran jarang dikonsumsi karena pasien tidak suka sayur Kurang serat.Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah pisang dan apel, 100 gram sebanyak 1-2 minggu Kurang variasi

B. Apa saja Diagnosa gizi yang sesuai untuk pasien? Data lab yg tidak normal ditandai dgn nilai leukosit, LED tinggi dan MCV, MCH yang rendah disebabkan kondisi px pasca operasi dan diagnosa atresia ani. Rendahnya intake serat disebaban pasien tidak suka sayur ditandai dgn data dietary Rendah intake protein disebaban karena kurang variasinya asupan lauk hewani ditandai dengan seringnya mengonsumsi ikan tongkol dan jarang mengonsumsi daging dan ayam Ketidakseimbangan oral intake disebabkan karena rendahnya asupan sehari-hari dengan status gizi yg kurang Kebutuhan zat spesifik protein disebaban kondisi pasca bedah ditandai dgn pemenuhan zat protein yg rendah. underweight disebabkan diagnosa atresia ani ditandai dengan IMT 16

C. Apa saja Intervensi Gizi yang sesuai untuk pasien?a. Bagaimana perhitungan kebutuhan untuk pasien?Menggunakan perhitungan Harris Benedict ditambahkan FS pasca operasi 30%, ditambah AFb. Apa saja tujan diet untuk pasien?Memperbaiki jaringan yang rusak pasca operasi, mencapai status gizi normal, mencegah komplikasi, memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan kondisi pasien, memenuhi protein dan elektrolit yang hilang pasca operasi pembentukan anus.c. Apa saja syarat diet untuk pasien? Energi pasca operasi 130%, protein 25-30%, KH 50-65%, lemak cukup 20% ->tidak jenuh omega3 anti inflamasi dan pertumbuhan. 10% pufa, kurang serat larut air yg menyebabkan konstipasi yg pengaruh pada stomaSayuran jarang dikonsumsi karena pasien tidak suka sayur Kurang serat.Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah pisang dan apel, 100 gram sebanyak 1-2 minggu Kurang variasi

B. Diagnosa gizi (NI.5.1) Peningkatan kebutuhan zat spesifik protein disebabkan kondisi stres metabolik pasca operasi ditandai dgn leukosit tinggi, MCV dan MCH Rendah.(NC 2.2) perubahan nilai lab disebabkan karena pasca operasi ditandai dgn leukosit dan LED tinggi, MCV dan MCH yang rendah.(NB 1.2) Kebiasaan makan yg salah disebabkan karena makanan faktor individu ditandai dgn konsumsi lauk hewani ikan tongkol 3-4x/mgg buah hanya pisang dan apel 1-2x/mgg.(ADA, 2011)

C. Intervensi Gizi (ND. 1) Meal and Snack merekomendasikan dan memodifikasi makanan utama dan snack sesuai dnegan kebutuhan dan kondisi pasien(E.1) Memberikan edukasi terkait kebiasaan pasien dalam kepatuhan terhadap diet yg diberikan oleh AG serta Mengkomunikasikan dan menginisiasi pasien beserta keluarganya untuk menerapkan diet yang patuh(RC. 1) Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain pada saat berlangsungnya perawtan gizi untuk bekerjasama melihat perubahan nilai laboratorium zat gizi dan keberhasilan intervensi terhadapt pnykit serta pemasangan NGT (ADA, 2011)

perhitungan kebutuhan Energi = 22.10 + (31.05 x BB) + (1.16 x TB)= 22.10 + (31.05 x12) + (1.16 x 86)= 22.10 + 372.6 + 99.76= 494.46 kkalAnak mengalami stunting ( gagal tumbuh kronis) energi meningkat 50- 100%, sehingga energi 494.46 + 100% = 988.92 kkal Protein = 2,5/ kgBB/ hari= 2,5 x 12= 30 gram Lemak= 25 % x 988.920 /9= 247.23 / 9= 27.47 gram Karbohidrat= (55% x 988.92)/ 4= 543.906 / 4= 135.98 gram(Pediatri, 2002)

tujan diet Untuk mencapai status gizi optimal pasca operasi (Almatsier, 2010) Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan (Hidajat dkk, 2006)Prinsip dietTinggi protein rendah sisa. Rendah sisa untuk membantu meringankan kerja organ pasca bedah serta membatasi volume feses supaya penyembuhan luka cepat (Almatsier, 2010)

SYARAT DIET Zat gizi makro : protein 20%, lemak 25%, KH 55% (Almatsier, 2007). lemak harus mengandung asam lemak esensial, asam lemak linolenik, dan asam lemak linoleik untuk memberikan tekstur pada fases agar lunak sehingga fases mudah dikeluarkan (Nurul, 2006). Makanandibagimenjadi3xmakanutamadan3x snack dengan porsi pembagian makan pagi 20%,sncakpagi5%,makansiang30%, snack siang10%, dan makanmalam25% snackmalam10% (Mahan, 2008). Zat gizi Mikro yaitu: VitC(75-90mg/hari)diperlukan untuk pembentukan kolaen bagi penyembuhan luka yang opltimal (Bloand, 2013). VitA (1 mg/hari), VitE(15 mg/hari),digunakansebagaiantioksidandalamtubuh Vit K (150 mcg/ hari) membantu dalam proses penyembuhan luka pasca operasi (Bloand, 2013). Fe (10-15 mg/ hari) dibutuhkan untuk membantu mensintesis hemoglobin kemudian bersama hemoglobin mengikat O2 agar MCVdanMCHbisakembalinormal (Bloand, 2013). Na+, K+, Ca++, PO43-and Mg++. Terkait dengan insiden refeeding syndrome karena apabila tidak di manajemen dengan baik akan berdampak komplikasi jantung seperti defisiensi elektrolit dan aritmia (Bloand, 2013). Glutamine, arginine, dan asam lemak Omega 3 dapat mengurangi risiko komplikasi pasca bedah, mengurangi risiko infeksi pasca bedah, dan meningkatkan penyembuhan luka (Mahan, 2008). Copper (1-2 mg)untuk keseluruhan homeostasis, antioksidan, dan untuk kolagen Mangan (Mn) 0,3-0,5 mgsebagaikofaktor untuk antioksidan superoksida dismutase dan aktivitas metalloproteinase pada luka (Meilani, 2011). Selenium 100-150 mcg sebagai system glutation untuk antioksidan dan intraselular sebagai proteksi sel selama penyembuhan luka (Meilani, 2011). Zinc 4-10 mcg sebagai kofaktor polymerase DNA dan RNA, terlibat dalam sintesis protein dan proliferasi sel. Zinc juga merupakan kofaktor dalam aktivitas matrix metaloproteinase dan terlibat dalamfungsi imun, sintesis kolagen, dismutase superoksida, dan sebagai antioksidan. Pada penyembuhan luka terjadi redistribusi zinc tubuh sesuai berat luka. Keadaan hipermetabolik meningkatkan kehilangan zinc melalui urin, hal tersebut meyebabkan risiko mengalami defisiensi zinc, dan mempengaruhi proses penyembuhan luka dan menurunkan laju epithelisasi, kekuatan kolagen, dan dinding luka (Meilani, 2011). Kebutuhan cairan150%darikebutuhandasar. Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula berikut: 100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama, lalu 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya, selanjutnya 25 ml/kgBB untuk setiap tambahan kg BB-nya. Sehingga Kebutuhandasarcairan= 12 kg (10 x 100) + (2 x 50) = 1100 ml perhari Kebutuhancairanpascabedah= 150% x 1100 ml perhari= 1650 ml (WHOdanDepkes, 2009) Makanandiberikansecarabertahapsesuaidayaterimapasienagarkerjasaluranpencernaan tidakberat Garamdiberikancukupsesuaidengankeadaanpasien.Haliniberkaitandengankeseimbanganelktrolit Porsikeciltapisering (Depkes, 2009)

makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan golongan bahan makananMakanan yang dianjurkanMakanan yang dihindari

Sumber KarbohidratBubur/tim beras, roti bakar, kentang dipure, macaroni, mi, bihun direbus, biskuit / krakers, tepung-tepungan dipuding atau dibuburBeras/ketan tumbuk, roti gandum, jagung, ubi, cake, tarcis, dodol

Sumber Protein HewaniDaging empuk, hati ayam, ikan digiling halus, telur direbus, ditim, ceplok airDaging berserat, ayam dan ikan yang diawetkan. Dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

Sumber Protein NabatiTahu, tempe ditim, ditumis dan direbus; susu kedelai; pandakasKacang-kacangan. Dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

SayuranSari sayuranDimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

Buah-buahanSari buah Buah Segar

Lemak dan MinyakMinyak goreng, mentega, margarine, santan enccerSantan kental

BumbuBumbu tidak tajam seperti bawang putih, laos, salam, dan kecapBumbu yang tajam seperti cabe dan merica

(Almatsier, 2006 dalam Sianturi, 2011 dan St. Mark, 2007)

REKOMENDASI aktivitas fisik Menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik yang keras yang mungkin dapat menyebabkan cidera pada abdomendan Menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik langsung, seperti berenang (Manggarsari, 2013).

edukasi yang diberikan untuk pasien setelah keluar dari rumah sakit Perubahan pola makan, makanan yang dianjurkan, dihindari sesuai dengan preskripsi diet Supariasa, 2014). Hambatan yang terjadi dan alternatif perubahan pola makan yang dilakukan Supariasa, 2014). Perubahan prilaku berkaitan dengan pola aktivitas dan gaya hidup (Supariasa, 2014). Memberikan pengertian dan arahan kepada orang tua tentang penyakit dan prosedur pemberian tahapan diet untuk pasien An. Y (Novitasari, 2015). Memberikan penjelasan tentang tanda dan gejala infeksi yang mungkin terjadi (Novitasari, 2015).

Monitoring dan Evaluasi (beserta parameter, target, dan frekuensi)ParameterTargetfrekuensi

Intake makanan enteralMakanan enteral 100% habis, lab normal, bahan makanan sudah variasiSetiap Hari

Nilai LaboraturiumNilai leukosit, LED, MCV, dan MCHSetiap minggu

Bahan makanan yang digunakanBervariasiSetiap Bulan

Tanda vital : Frekuensi nafas, denyut nadi, dan tekanan darah15- 30 menitHingga mencapai nilai normal dan kondisi pasien stabil

Nilai normal urin tampung (anak 1ml/ kgBB/ jam = 1x12ml =12 ml/jam)Setiap 4-6 jam sekaliPengeluaran cairan 12 ml/jam

(WHO dan Depkes, 2009)

3. INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN (IOM) dan pengaturan pemberian obat dan makanan? Farmadol boleh diberikan bersama dengan makanan. Jika dikonsumsi dengan alkohol, antikoagulan oral, kloramfenikol, aspirin, phenobarbitol akan bersifat hepatosit (Apotik antar, 2011) Cefotaksim sebaiknya diberikan melalui intravena. Obat ini digunakan sebagai anti infeksi. Sampai saat ini belum ditemukan adanya infeksi dengan makanan (Informasi obat, 2012). Tramadol merupakan obat analgesik. Efek samping dapat menyebabkan mual dan konstipasi (Informasi obat, 2012). Tramadol dan farmadol tidak boleh dikonsumsi dengan alkohol karena dapat meningkatkan resiko pendarahan (Kusumastuti,2014) Tidak ada interaksi obat dan makanan karena obat yang diberikan kepada pasien diberikan melalui intravena sedangkan makanan diberikan secra enteral atau oral sehingga jalur pemberian obat dan maknan berbeda. Tetapi jika obat diberikan secara oral makan obat dan makanan akan bermuara disaluran cerna yang kemungkinan akan terjadi interaksi obat dan makanan (Medicafarma, 2011). 4. tahapan diet pasca bedah secara umum Diet Pasca Bedah IPasca Bedah kecil: setelah sadar atau rasa mual hilangPasca bedah Besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan diberikan berupa air putih the manis atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih, diberikan dalam waktu singkat karena kurang dalam semua zat gizi ditambah makanan parenteral sesuai kebutuhan, mulai 30 ml/jam Diet Pasca Bedah IIPerpindahan dari diet pascabedah I atau diberikan pada pasien pasaca bedah saluran cerna.Makanan diberikan dalam bentuk cair kental berupa kaldu jernih, sirup,sari buah, sup,susu, pudding dengan frekuensi pemberian 8-10 kali selama pasien tidak tidur cairan diberikan sesuai kondisi pasien jika perlu ditambah makanan parenteral diberikan dalam waktu singkat mulai 50 ml/jam Diet Pasca Bedah IIIDiberikan pada pasien pasaca bedah saluran cerna / perpindahan diet pasca bedah II Makanan saring ditambah susu dan biskuit. Cairna tidak melebihi 2000 ml/hari. Bila perlu ditambah makanan parenteral. Diet Pasca Bedah IVUntuk pasien pascabedah kecil setelah diet pasca bedah IUntuk pasien pascabedah besar setelah diet pasca bedah IIMakanan berupa makanan lunak 3x makanan lengkap dan 1x makanan selingan (Almatsier, 2004)

10. An.YProfilLaki-laki Usia 3 tahun MRS 30 maret 2013hipotesis

Kegagalan penuruan septum anorektal Pola kehidupan Embrional Etiologi gejalaAtresia Ani

Pengaruh Fisiologi pencernaan Zat giziOperasi pembentukan anus

Atresia Ani

Asuhan Medis

Asuhan Gizi

Infus Obat

AsesmentA : normal, stunting B : Anemia C : Tekanan Darah rendah D : Makanan kurang bervariasi

Dextrose27 gram/ liter DiagnosaNI 5.1 Peningkatan kebutujhan spesifik proteinNC 2.2 perubhan nilai labNB 1.7 kebiasan makanan yang salah

IntervensiPrinsip : tinggi protein & rendah sisaMakanan enteralAktifitas fisik normalEdukasi : perubahan pola makan , perilaku dan medisTahapan diet pasca bedah DPB 1DPB 2DPB 3DPB 4

MonevIntake makan 100%, frek setiap hariData lab normal, frek 1x 1 minggu Nilai tampung urin 12 ml/ jam, frek 4-6 jam Tanda vital normal, frek 15-30 menit

KESIMPULAN DAN REKOMENDASIA. KESIMPULANGAMBARAN UMUM PENYAKIT ATRESIA ANIAtresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada kehidupan embrional atau disebut sebagai malforasi anorektal. Pada bayi dengan malformasi anorektal (atresia ani) terjadi beberapa kondisi yaitu gangguan pembentukan pada lubang anus, rectum terhubung dengan saluran kemih atau sistem reproduksi melalui fistula, dan tidak terdapat pembukaan anus. Hal ini disebabkan oleh faktor genetika, atresia ani juga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti penggunaan obat-obatan, konsumsi alkohol selama masa kehamilan. Tanda dan gejala dari penyakit Atresia yaitu pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat sampai mana terdapat penyumbatan. Biasanya disertai kelainan kardiovaskuler, gastrointestinal (berupa kelainan + rakeoesofageal), obstruksi duodenum, kelainan tulang belakang dan medula spinalis (Faradila, 2009 dan Kurniah, 2013)

PENGARUH PASCA OPERASI PEMBENTUKAN ANUS TERHADAP FISIOLOGIS DARI PENCERNAAN AN.YTerjadi stresmetabolic pasca operasi pada pasien yang mengakibatkan sepsis, Hipo-atauhiper-termia, Takikardia,takipneu yaitu Gangguansirkulasi, danLeukositosisatauleukopeni.Saat dilakukan penutupan kolostomi (2 minggu pasca operasi), eritema popok sering terjadi karena kulit perincum tidak pernah kontak dengan feses sebelumnya (Faradila, 2009)

HUBUNGAN PASCA OPERASI PEMBENTUKAN ANUS DENGAN ZAT GIZI Pada pasien kondisi pasca operasi, lemak dan cadangan protein dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan sintesis glukosa. Penyembuhan luka meningkatkan produksi glukosa 80%. Penyembuhan luka membutuhkan sintesis protein (Said dkk, 2013). Ada malabsorbsi kalsium, magnesium, iron, Vitamin B- Komplek, vitamin D, dan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). (Boullata, 2004)Apabila nutrisi tidak terpenuhi akan menyebabkan anorexia karena selama operasi lemak dan cadangan protein dipecah sebagai energi (said, 2013)INTERPRETASI DATA ANTROPOMETRITB 86cmBB 12KgIMT/U : 16.22, Status gizi normalBB/U: NormalTB/ U: StuntingBB/ TB: Normal(WHO, 2006)

INTERPRETASI DATA BIOKIMIAPemeriksaan LaboraturiumInterpretasiKeterangan

Leukosit22,77 uLKarena adanya penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut

LED (Laju Endap Darah)23 mm/jamKarena terjadiproses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis

HbMCVMCH9,9 gr/dl

25,1 L pgmengalami anemia mikrositik, anemia defisiensi besi (dietary kurang konsumsi lauk hewani)

(Kemenkes RI, 2011)

INTERPRETASI DATA FISIK KLINIShasilnilai normalinterpretasi

TD120/80rendah

nadi105normal

rr24-40rendah

suhu36,4 - 37normal

(jones, 2008 dan Lyrawati, 2009)

INTERPRETASI DATA DIETARYIntake protein hewani rendah dan kurang bervariasi disebabkan lauk hewani ayam dan daging hanya dikonsumsi 2-3x/ bulan dan seringnya mengonsumsi ikan tongkolIntake serat rendah karena pasien tidak suka sayur dan kurangnya variasi buah-buahan

Diagnosa gizi (NI.5.1) Peningkatan kebutuhan zat spesifik protein disebabkan kondisi stres metabolik pasca operasi ditandai dgn leukosit tinggi, MCV dan MCH Rendah.(NC 2.2) perubahan nilai lab disebabkan karena pasca operasi ditandai dgn leukosit dan LED tinggi, MCV dan MCH yang rendah.(NB 1.2) Kebiasaan makan yg salah disebabkan karena makanan faktor individu ditandai dgn konsumsi lauk hewani ikan tongkol 3-4x/mgg buah hanya pisang dan apel 1-2x/mgg.(ADA, 2011)Intervensi Gizi (ND. 1) Meal and Snack merekomendasikan dan memodifikasi makanan utama dan snack sesuai dnegan kebutuhan dan kondisi pasien(E.1) Memberikan edukasi terkait kebiasaan pasien dalam kepatuhan terhadap diet yg diberikan oleh AG serta Mengkomunikasikan dan menginisiasi pasien beserta keluarganya untuk menerapkan diet yang patuh(RC. 1) Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain pada saat berlangsungnya perawtan gizi untuk bekerjasama melihat perubahan nilai laboratorium zat gizi dan keberhasilan intervensi terhadapt pnykit serta pemasangan NGT (ADA, 2011)PERHITUNGAN ENERGIMenurut perhitungan energi untuk anak usia 3 tahun pasien An.Y dalam keadaan normal membutuhkan energi sebesar 494.46 kkal namun pada skenario anak mengalami stunting atau gagal tumbuh kronis, sehingga energi meningkat 50- 100% menjadi 988.92 kkal (Pediatri, 2002).

tujan diet Tujuan diet untuk An.Y adalah untuk mencapai status gizi optimal pasca operasi (Almatsier, 2010) , memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein) , dan emperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan (Hidajat dkk, 2006).

Prinsip dietTinggi protein rendah sisa. Rendah sisa untuk membantu meringankan kerja organ pasca bedah serta membatasi volume feses supaya penyembuhan luka cepat (Almatsier, 2010)

SYARAT DIETPada skenario An. Y membutuhkan zat gizi makro sebanyak protein 20%, lemak 25%, KH 55% (Almatsier, 2007). Makanan diberikan sesuai tahapan sesuai dengan daya terima pasien. Sedangkan zat gizi mikro yang dibutuhkan yaitu vitamin C (75- 90mg/ hari), VitA (1 mg/hari), VitE(15 mg/hari), Vit K (150 mcg/ hari), Fe (10-15 mg/ hari), Copper (1-2 mg), Mangan (Mn) 0,3-0,5 mg, Selenium 100-150 mcg, Zinc 4-10 mcg. Zat ini masing- masing sangat penting untuk membantu pasien dalam penyembuhan luka pasca operasi, sebagai antioksidan, dan mencapai nilai laboraturium kembali normal. Selain itu kebutuhan cairan pada pasien juga harus diperhatikan saat kondisi pasca bedah yang meningkat 150% sehingga kebutuhan cairan An.Y sebanyak 1650 ml/ hari (Depkes, 2009).

makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan golongan bahan makananMakanan yang dianjurkanMakanan yang dihindari

Sumber KarbohidratBubur/tim beras, roti bakar, kentang dipure, macaroni, mi, bihun direbus, biskuit / krakers, tepung-tepungan dipuding atau dibuburBeras/ketan tumbuk, roti gandum, jagung, ubi, cake, tarcis, dodol

Sumber Protein HewaniDaging empuk, hati ayam, ikan digiling halus, telur direbus, ditim, ceplok airDaging berserat, ayam dan ikan yang diawetkan. Dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

Sumber Protein NabatiTahu, tempe ditim, ditumis dan direbus; susu kedelai; pandakasKacang-kacangan. Dimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

SayuranSari sayuranDimasak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental

Buah-buahanSari buah Buah Segar

Lemak dan MinyakMinyak goreng, mentega, margarine, santan enccerSantan kental

BumbuBumbu tidak tajam seperti bawang putih, laos, salam, dan kecapBumbu yang tajam seperti cabe dan merica

(Almatsier, 2006 dalam Sianturi, 2011 dan St. Mark, 2007)

REKOMENDASI aktivitas fisik Menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik yang keras yang mungkin dapat menyebabkan cidera pada abdomendan Menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik langsung, seperti berenang (Manggarsari, 2013).

MATERI EDUKASI SAAT PASIEN KELUAR DARI RSMemberikan edukasi kepada orang tua terkait penyakit atresia ani dan memberikan penjelasan mengenai tanda dan gejala infeksi yang terjadi akibat pasca bedah pembentukan anus, mengedukasi tentang intake makanan mulai dari perubahan pola makan sampai dengan hambatan yang dapat terjadi (Novitasari, 2015 dan Supariasa, 2014)

Monitoring dan Evaluasi (beserta parameter, target, dan frekuensi)ParameterTargetfrekuensi

Intake makanan enteralMakanan enteral 100% habis, lab normal, bahan makanan sudah variasiSetiap Hari

Nilai LaboraturiumNilai leukosit, LED, MCV, dan MCHSetiap minggu

Bahan makanan yang digunakanBervariasiSetiap Bulan

Tanda vital : Frekuensi nafas, denyut nadi, dan tekanan darah15- 30 menitHingga mencapai nilai normal dan kondisi pasien stabil

Nilai normal urin tampung (anak 1ml/ kgBB/ jam = 1x12ml =12 ml/jam)Setiap 4-6 jam sekaliPengeluaran cairan 12 ml/jam

(WHO dan Depkes, 2009)

IOM DARI OBAT DAN PENGATURAN PEMBERIAN OBAT DAN MAKANANTidak ada interaksi obat dan makanan karena obat yang diberikan kepada pasien diberikan melalui intravena sedangkan makanan diberikan secra enteral atau oral sehingga jalur pemberian obat dan maknan berbeda. Tetapi jika obat diberikan secara oral makan obat dan makanan akan bermuara disaluran cerna yang kemungkinan akan terjadi interaksi obat dan makanan (Medicafarma, 2011).

TAHAPAN DIET PASCA BEDAH SECARA UMUM Diet Pasca Bedah I: Dilakukan selama 6 jam sesudah pembedahan. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih sebanyak 30ml/ jam. Diet Pasca Bedah II: Untuk pasien pasca bedah saluran cerna atau perpindahan dari DPB I. Makanan diberikan dalam bentuk cair kental. Diberikan 8-10 x sebanyak 50ml/ jam. Diet Pasca Bedah III: Berupa makanan saring ditambah susu dan biskuit 2000 ml/ hari. Diet Pasca Bedah IV: Berupa makanan lunak dibagi dalam 3 x makan lengkap dan 1 makan selingan. (Almatsier, 2010)

B.REKOMENDASIPada skenario Klinik pada week 7 ini sangat memberi pengetahuan mendalam bagi mahasisawa mengenai penyakit Atresia ani khususnya pembedahan pembentukan anus . Skenario yang diberikan cukup jelas terkait data-data yang ada, namun diperlukan kreativitas mahasiswa yang lebih peka dalam mencari masalah dari sebuah topic yang telah disuguhkan untuk menggali informasi yang lebih detail. Terlebih pada diet yang akan diberikan kepada pasien pasca bedah dimana kelompok kami sepakat menggunakan makanan enteral pada hari pertama lalu dilanjutkan dengan makanan sesuai dengan tahapan.

DAFTAR PUSTAKAKurniah, Ade. 2013. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Atresia Ani di Lantai III Utara RSUP Fatmawati. Depok. Universitas Indonesia.Faradila, Nova. 2009.Anestesi Pada Tindakan Posterosagital Anorektoplasti Pada kasus Malformasi Anorektal. Pekanbaru : FK UNRI Kemenkes RI. 2009. BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT (PEDOMAN BAGI RUMAH SAKIT RUJUKAN TINGKAT PERTAMA DI KABUPATEN/KOTA). JakartaBoullata, Joseph. I. 2004.Handbook Of Drug-Nutrient Interaction. America. Human Press inc.Said, Syahrul et al, 2013,Gizi dan Penyembuhan Luka, Indonesia Academic PublishingWHO. 2006. Interpretating Growth Indicators: Klasifikasi Status Gizi. GenevaKemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. JakartaSupariasa, I Dewa Nyoman. 2014.Pendidikan & Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.MIMS. 2012. MIMS Edisi Bahasa Indonesia. Bhuana Ilmu Populer.Sianturi, Veronika Mayasari. 2011. Analisis Diet pada Pasien PascabedahSectio Caesareadi RSUD Sidikalang. Medan: Universitas Sumatera Utara.St.mark.2007.Dietary Advice for People with a Colostomy. United States of America.Almatsier.2004.Penuntun Diet edisi baru. Instalasi Gizi RS DrCipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. JakartaDarusman, K.R. 2002. KASUS DIARE AKUT DEHIDRASI BERAT ASIDOSIS METABOLIK. UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTASalwan et al. 2008. Gambaran Kadar Natrium Dan Kalium PlasmaBerdasarkan Status Nutrisi Sebelum Dan Sesudah Rehidrasi Pada Kasus Diare. Palembang. Universitas Sriwijaya.Lyrawati. 2009.Penilaian Umum dan Tanda-tanda FitalMeilany.2012.Pengaruh Malnutrisi dan Faktor Lainnya Terhadap Kejadian Wound Dehiscene Pada Pembedahan Abdominal Anak Pada Periode Perioperatif. Jakarta. Universitas Indonesia.Manggarsari. 2013. Asuhan Keperawatan Kolotomi Pada Ny. R Dengan Kanker Kolorektal di Lanta 5 Beda RSPAD Gatot Soebroto. Depok. Universitas IndonesiaHidajat, Boerhan, et al, 2006,Nutrisi pada Kasus Bedah Anak, Surabaya, FK Unair RSU Dr. Soetomo

TIM PENYUSUN

A. KETUADHEASTIANA CITRA D.125070300111034

B. SEKRETARIS1. SHARIRA RAMADHANI1250703071110202. RENY KARTIKASARI125070300111046

C. ANGGOTA3. INDAH IZZA M. 1250703001110534. ANASTASIA BILLIN1250703001110205. RAHMAYANTI NURMALA1250703011110326. NURMAULANI ADHINA S.125070307111018 7. DHEA RAMARETA1250703071110108. WARDATUL ASHFIA1250703001110229. DWIYANTI CAESARRIA HARTIWI12507030111101010. NUR SALILAH ASSOLIHAH12507030011102811. ANNASYIAH SEFRIANI12507030111102612. YUNITA ENDAH K.12507030111101413. FITRIA NASTITI H.125070300111054

D. FASILITATORINDRI

E. PROSES DISKUSI1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI Mampu mengarahkan berjalannya diskusi mahasiswa agar fokus pada tujuan skenario Mampu membantu mahasiswa dalam menggali masalah yang terdapat dalam skenario Mampu membantu mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dalam menghadapi pokok masalah yang ada di skenario Mampu mendampingi mahasiswa dalam melaksanakan diskusi dengan lancar, dan mengarahkan apabila topic pembahasan mulai menyimpang

2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI Mahasiswa mampu memahami mengenai penyakit Atresia ani yang terkait dengan operasi pembentukan anus dan pengaruhnya terhadap fisiologis anak dan terhadap zat gizi tertentu. Mahasiswa mampu merancang asuhan gizi untuk anak pasca bedah pembentukan anus dengan memperhatikan data assessment, pemberian obat, dan infus yang diberikan. Mahasiswa mampu memahami proses pembuatan menu untuk pasien yang sesuai dengan tahapan diet pasca bedah yaitu makanan enteral, makanan lunak, dan makanan biasa.

5