lap pbl.docx

54
1 A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Praktek Belajar Lapangan Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping pangan, pemukiman dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan berkarya lebih. Setiap orang berhak atas kesehatan ” sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 4. Sehat sebagai bagian dari hak hidup yang merupakan inderogable right yaitu hak yang tidak bisa diganggu gugat dalam keadaan apapun. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu kegiatan pokok dalam menunjang upaya kesehatan adalah pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian pada era globalisasi ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien (patient oriented). Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Menurut Keputusan Menkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan

Upload: sha-harisa

Post on 21-Nov-2015

183 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

10

A. Pendahuluan1. Latar Belakang Praktek Belajar LapanganKesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping pangan, pemukiman dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan berkarya lebih. Setiap orang berhak atas kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 4. Sehat sebagai bagian dari hak hidup yang merupakan inderogable rightyaitu hak yang tidak bisa diganggu gugat dalam keadaan apapun. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu kegiatan pokok dalam menunjang upaya kesehatan adalah pelayanan kefarmasian.Pelayanan kefarmasian pada era globalisasi ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien (patient oriented). Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.Menurut Keputusan Menkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Untuk melihat dan mengetahui manajemen apotek dan peran apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, maka Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) bagi mahasiswa Program Pendidikan S1. Penulis melaksanakan PBL di Klinik dan Apotek Anugrah yang berada di jalan Jendral Sudirman Timur 79 Berkoh Purwokerto.

2. Tujuan Praktek Belajar Lapangana) Meningkatkan pengetahuan dan skills mahasiswa sebagai calon tenaga teknis kefarmasian khususnya di bidang farmasi klinik dan komunitasb) Meningkatkan kemampuan problem solving mahasiswa dalam masalah-masalah praktek farmasi klinik dan komunitasc) Meningkatkan interaksi mahasiswa dengan praktisi farmasi klinik dan komunitas3. Manfaat Praktek Belajar LapanganMahasiswa dapat memahami pekerjaan kefarmasian khususnya dalam bidang manajemen, administrasi, dan pelayanan kepada pasien.

B. Tinjauan Umum1. ApotekMenurut Keputusan Menkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Tugas dan Fungsi Apotek Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 adalah sebagai berikut :a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yangdiperlukan masyarakat secara meluas dan merata.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.922/ Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, pada pasal 6 ditetapkan persyaratan apotek yaitu :a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker yang telah memenuhi persyaratan baik yang bekerjasama dengan pemilik sarana atau tidak, harus siap dengan tempat (lokasi dan bangunan), perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.Persyaratan lain yang harus diperhatikan untuk mendirikan suatu apotek adalah Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Untuk memperoleh SIPA sesuai dengan PP RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, seorang Apoteker harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). STRA ini dapat di peroleh jika seorang apoteker memenuhi persyaratan sebagai berikut :1) Memiliki Ijazah Apoteker2) Memiliki sertifikat kompentensi apoteker3) Surat Pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji apoteker4) Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai surat izin praktek5) Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002, personil apotek terdiri dari :1. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Apotek (SIA).2. Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di Apotek di samping APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotek.3. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di Apotek lain.4. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.Sedangkan tenaga lainnya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan di apotek terdiri dari :1) Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan Asisten Apoteker.2) Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat penerimaan dan pengeluaran uang.3) Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan keuangan apotek.2. Obat Obat adalah semua bahan tunggal / campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk hidup untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/4/SK/UI/83 obat digolongkan menjadi : Obat BebasObat bebas adalah obat yang dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter dan tidak membahayakan bagi pemakai dan diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas atau obat yang masuk dalam daftar W , menurut bahasa Belanda W singkatan dari Waarschuwing artinya peringatan. Jadi maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan tanda peringatan. Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan (P1-P6). Penandaannya adalah lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Obat KerasObat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda G singkatan dari Gevaarlijk artinya berbahaya, adalah :2. Obat yang mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam obat keras.3. Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah3. Aspek manajerialAspek manajerial di apotek meliputi :1) Administrasia) Administrasi PembukuanAdministrasi pembukuan di apotek meliputi : Administrasi umum yaitu pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Administrasi pelayanan yaitu pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat (Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).b) Laporan KeuanganLaporan Keuangan adalah suatu proses pencatatan, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara lain berupa laporan laba rugi, aliran kas (cash flow) dan neraca.c) Pengelolaan ResepApotek wajib menyimpan resep selama 3 tahun dan dapat memberikan informasi kembali tentang resep tersebut apabila dokter penulis resep, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas yang lain yang berwenang memerlukannya (Anief, 2006).2) Pengelolaan Perbekalan Farmasia) Perencanaan pengadaanPembuatan perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu memperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, budaya masyarakat (Kepmenkes No. 1027/MENKES/ SK/IX/2004). Perencanaan pengadaan memberi gambaran pada bagian pembelian dan perencanaan mengenai berapa banyak uang yang harus dihabiskan dalam setiap bulannya sehingga prediksi penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat terpenuhi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu : Kondisi keuangan. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan. Penentuan jenis sediaan farmasi berdasarkan data yang dibutuhkan oleh konsumen. Data ethical dapat diperoleh dari resep-resep yang masuk ke apotek, sedangkan data OTC didasarkan pada kondisi pemukiman di sekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering diiklankan di media elektronik. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli, ditentukan berdasarkan data historis jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan, kebutuhan apotek setiap bulan, kondisi diskon, dan ukuran gudang. Jarak apotek dengan pemasok. Jarak apotek yang jauh dari supplier, lamanya waktu pengiriman dan resiko kehabisan barang dapat dijadikan dasar dalam menentukan jumlah pembelian. Tanggal daluarsa. Batas tanggal daluarsa yang pendek memiliki resiko kerugian barang rusak yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang batas maksimal daluarsa (paling lambat), misalnya paling lambat 6 bulan sebelum batas tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat yang baru (Umar, 2004).b) Pemesanan/pengadaanPengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian (Kepmenkes No. 1027/MENKES/ SK/IX/2004). Apotek memperoleh obat dan perbekalan farmasi harus bersumber dari Pabrik Farmasi, Pedagang Besar Farmasi atau apotek lainnya atau alat distribusi yang sah. Obatnya harus memenuhi ketentuan wajib daftar obat (Anief, 2006).c) Penyimpanan/pergudanganObat/ bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana sis dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.d) PenjualanPenjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) (Kepmenkes No. 1027/MENKES/ SK/IX/2004).e) Laporan Pemakaian Narkotika / PsikotropikaApotek membuat laporan pemakaian narkotik dan psikotropik berdasarkan dokumen penerimaan dan pengeluarannya setiap bulan. Pelaporan dilakukan sekali dalam sebulan, selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya.f) Pengelolaan Obat Rusak dan KadaluarsaPemusnahan obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi karena rusak, dilarang, atau kadaluarsa dibuat berita acara pemusnahan sesuai petunjuk dalam rangkap lima dan ditandatangani oleh APA dan saksi dari pemerintah (balai POM atau Dinkes) (Anief, 2006).4. Aspek pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care)Aspek pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) di apotek meliputi :1) Pelayanan resepa) Skrining resepResep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien (Syamsuni, 2007).Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut : Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan. Tanggal penulisan resep (inscriptio). Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio). Nama setiap obat dan komposisinya (praescription / ordonatio). Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura). Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio). Nama pasien, umur, serta alamat (Pro). Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan Tanda seru dan/atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal (Anief, 2006).Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis.b) Penyiapan ObatPenyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat.2) Promosi dan EdukasiApoteker ikut membantu memberikan informasi, antara lain dnegan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.3) Pelayanan residensial (Home Care)Apoteker diharapkan dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan penyakit kronis lainnya.5. Gambaran Umum ApotekNama Apotek: Apotek AnugrahAlamat: Jl. Jendral Sudirman Timur No. 79 Berkoh PurwokertoNomor Telepon: 0281-634166APA: Sinung Supriyanto, S.Farm., Apt.SIPA: SIPA No. 19790410/SIPA-33.02/2011/1116Dokter: dr. Nur Patria, dr. Vidya Dewantara, dr. Hana, dr. Neni, dr. Lita, dr. Uut Personalia: Sofiatun, Ratna Suminar, Sholehah, Eli Rismawati, Bahrun.Tata Ruang: 1. Etalase bagian depan 2. Ruang peracikan dan penyiapan obat 3. Ruang penyimpanan obat 4. Ruang tunggu pasien 5. Ruang periksa I6. Ruang periksa II7. Ruang administrasi 8. Toilet dan musholaVisi Apotek: Menjadi institusi layanan kesehatan terlengkap dan terjangkauMisi Apotek: 1. Menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap & terjangkau.1. Memberikan pelayanan paripurna yang memuaskan2. Pengembangan unit bisnis komersial dan profesional3. Jaringan kerjasama bisnis yang luas4. Swalayan farmasi yang lengkap & terjangkau

Moto: Warm, Friendly, and smart.

C. Kegiatan dan Hasil1. Bidang Administrasia. Kelengkapan Resep, Copy Resep, dan Surat Pesanan ResepResep yang diterima pasien dari dokter di klinik Anugrah / luar diberikan kepada apoteker, kemudian apoteker melakukan skrining resep (Administrasi, farmasetik, dan farmakologi). Skrining administrasi meliputi skrining kelengkapan resep. Resep di klinik dan apotek Anugrah memuat hal-hal sebagai berikut : Nama klinik, alamat, dan Nomor Telepon. Nama dokter. Tanggal penulisan resep (inscriptio). Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio). Nama setiap obat, jumlah setiap obat, cara pembuatan, dan aturan pakai. Nama pasien dan umur pasien. Paraf dokter

Gambar 1. ResepNamun, di dalam resep tidak terdapat nomor izin praktek dokter, jam buka praktek, alamat pasien, dan terkadang tidak terdapat tandatangan atau paraf dokter. Di klinik Anugrah sudah terdaftar nama dokter yang praktek sehingga tidak perlu mencantumkan nomor SIP pada resep. Jika pasien yang berobat sudah terdaftar di klinik Anugrah dan memiliki nomor keanggotaan maka tidak perlu mencantumkan alamat pasien tersebut di resep karena sudah ada di rekam medik pasien. Nomor keanggotaan tersebut berlaku untuk satu keluarga (family folder). Resep dari luar klinik yang masuk ke apotek Anugrah tidak tercantum alamat pasien sehingga perlu menanyakan alamat pasien untuk kelengkapan resep.Skrining farmakologi meliputi pemeriksaan terapi atau obat yag diresepkan sesuai dengan kondisi penyakit pasien atau tidak, ada interaksi atau tidak, dan pemeriksaan kondisi lain seperti alergi. Sedangkan skrining farmasetik meliputi pemeriksaan inkompatibilitas fisik dan kimia, bentuk sediaan, dan dosis dengan disesuaikan umur serta kondisi pasien. Saat pelaksanaan PBL terjadi perubahan dosis dan bentuk sediaan.Resep yang diterima oleh apoteker juga harus diskrining apakah pasien tersebut masuk, askes, jamsostek, In Helath, atau lainnya. Kemudian juga diskrining ketersediaan obat di apotek. Jika obat yang diresepkan tidak tersedia / habis maka bisa mengganti dengan obat yang kandungannya sama atau membuat copy resep untuk ditebus di apotek lain. Tidak boleh mengganti obat generik dengan obat paten, namun jika sebaliknya dibolehkan. Tiap obat dalam resep harus ditentukan harganya dan dijumlah total biayanya. Resep yang diterima oleh apoteker ada 6 macam :1. Askes4. Nasmoco2. In Health5. PT. Kalbe Farma3. Jamsostek6. Bank MuamalatObat-obatan yang digunakan untuk askes, jamsostek, dan in health adalah sama. Setelah dilakukan skrining, obat diracik dan disiapkan. Jika harga obat melebihi kapitasi askes, in health, jamsosotek, atau obat diluar asuransi maka pasien harus membayar kurangnya. Kemudian resep per tanggal disimpan di bagian administrasi.

Surat pesananSurat pesanan di Apotek Anugrah memuat hal-hal berikut : Nama apotek, apoteker, alamat, dan nomor SP Nomor surat pesanan PBF yang dituju, alamat Tanggal pesanan, tanggal diterima Daftar nama obat/alkes, satuan, jumlah Keterangan Tandatangan apoteker

Gambar 2. Surat PesananBarang / obat yang kosong ditulis di buku kemudian jika PBF obat yang kosong tersebut datang, dibuat surat pesanan dengan ketentuan seperti diatas. Surat pesanan rangkap 2, yang asli untuk PBF dan kopiannya untuk di apotek. Biasanya barang / obat akan datang beberapa hari kemudian.Tanggal 4 Februari 2013 apoteker melakukan pemesanan ke PT. BSP (distributor sanbe). Penulisan surat pesanan ke PT. BSP sesuai dengan ketentuan diatas. Obat yang dipesan adalah antangin, amoxan, mefinal.Surat pesanan narkotika dan psikotropika berbeda dengan surat pesanan obat biasa. Surat pesanan rangkap 4, untuk PBF rangkap 2 / 3, untuk apotek 1. Pemesanan narkotika dilakukan ke kimia farma, sedangkan psikotropika ke beberapa PBF, contoh kalbe (danalgin), MBS (opineuron), indofarma, dan lain-lain.Surat pesanan narkotika memuat hal-hal berikut : Rayon Nomor SP Nama apoteker, jabatan, alamat rumah Nama distributor, alamat, dan No. Telp Nama obat narkotika Keperluan pemesanan : untuk apotek / lembaga Nama pemesan, tandatangan Nomor SIK / SIPA / capSurat pesanan psikotropika memuat hal-hal berikut : Nama apoteker, alamat, jabatan Nama PBF, alamat Jenis psikotropika dan jumlah Nama apotek dan alamat Tandatangan apoteker, No. SIK.

Gambar 3. Surat Pesanan PsikotropikaJika surat pesanan tidak lengkap biasanya dikembalikan lagi. Pemesanan narkotika / psikotropika di apotek Anugrah langsung ke salesnya. Pembayaran narkotika biasanya langsung saat barang datang, sedangkan psikotropika ada yang langsung ada yang tempo. Copy Resep atau salinan resepSalinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek, Copy resep di apotek Anugrah memuat hal-hal sebagai berikut : Nama apotek, alamat, nomor telepon Nama apoteker, nomor SIP Nomor resep dan tanggal Nama dokter Tanggal pembuatan copy resep Ex. Copy apotek Penulisan R/ Tandatangan apoteker, keterangan pcc.Copy resep sudah sesuai dengan ketentuan.

Gambar 4. Copy resepResep yang mengandung obat psikotropika atau narkotika dibuat copy resep untuk dokumentasi. Resep asli disimpan di lemari narkotik psikotropik dan dikumpulkan dengan resep yang mengandung narkotik / psikotropik lainnya. Obat narkotik / psikotropik di dalam resep diberi tanda. Copy resep disimpan di bagian administrasi. Pada tanggal 4 Februari 2013 dibuat copy resep untuk resep yang mengandung Danalgin (obat psikotropika). Penulisan copy resep sesuai dengan resep aslinya dan disimpan di bagian administrasi. Resep yang mengandung narkotika & psikotropika, contoh codein dan luminal, maka dibuat copy resep untuk salah satu obat. Contoh yang dibuat copy resepnya adalah luminal, maka resep asli ditujukan untuk codein. Di copy resep luminal ditulis asli di narkotik aslinya resep asli ada di map narkotik. Untuk bagian administrasi dibuat copy resep yang berisi keseluruhan obat yang diresepkan termasuk codein dan luminal.

b. Penyimpanan Resep, Copy Resep, dan Surat Pesanan ResepResep yang telah diracik oleh apoteker dikumpulkan dengan resep lainnya pada hari itu. Kemudian resep-resep tersebut dipisahkan berdasarkan program asuransi / umum. Resep disimpan di bagian administrasi sesuai tanggal peresepan. Resep asli narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dengan resep obat biasa, yaitu disimpan di lemari narkotika / psikotropika, dan yang disimpan di bagian administrasi adalah copy resepnya. Resep asli yang mengandung narkotik / psikotropik disimpan di map dan terpisah antara obat narkotika dan psikotropika. Resep narkotika / psikotropika juga dipisah berdasarkan jenis obat yang diresepkan, contoh resep yang mengandung alprazolam disimpan di map alprazolam dan disusun per tanggal.Resep disimpan minimal 3 tahun, namun di apotek Anugrah ada resep yang sudah disimpan 6 tahun. Setiap pemusnahan resep / obat harus ada saksi, apoteker, dan berita acara. Resep narkotik / psikotropik yang disimpan lebih dari 3 tahun dapat dimusnahkan dengan membuat berita acara pemusnahan, disaksikan oleh apoteker dan dinas kesehatan. Pemusnahan resep dan obat narkotik / psikotropik dilakukan di dinas kesehatan / apotek yang ditunjuk. Pemusnahan resep / obat biasa cukup disaksikan 2 orang karyawan apotek dan dilakukan di apotek sendiri dengan membuat berita acara. Di apotek Anugrah belum pernah dilakukan pemusnahan resep selama 3 tahun terakhir ini.Penyimpanan resep bertujuan untuk memudahkan penelusuran resep jika ada complain, dibutuhkan pihak yang berwajib / lembaga tertentu, evaluasi pelayanan di apotek, dan dokumentasi apotek. Surat pesananSurat pesanan disimpan dan disatukan dengan surat pesanan lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah penelusuran surat pesanan jika diperlukan. Sangat perlu mencocokkan nomor surat pesanan yang dibuat. Copy resepCopy resep disimpan sesuai dengan program asuransi / umum dan disatukan dengan resep lainnya yang sejenis program asuransinya. Setelah dipisah berdasar program selanjutnya disatukan per tanggal.c. Pembuatan EtiketEtiket yang digunakan di Apotek Anugrah memuat hal-hal berikut : Nama apotek, alamat, No. Telp Nama apoteker, nomor SIK Nomor dan tanggal Nama pasien Aturan pakai Tanda lain, contoh kocok dahulu, habiskan.Etiket di apotek Anugrah sudah sesuai dengan ketentuanEtiket yang digunakan untuk obat luar adalah etiket berwarna biru, sedangkan untuk obat dalam / yang masuk ke saluran pencernaan digunakan etiket berwarna putih. Etiket ditulis berdasarkan signatura di dalam resep, contoh s.3.dd.1 pc ditulis di etiket 3 x sehari 1 tablet sesudah makan.

Gambar 5. EtiketContoh tanda lain di etiket diantaranya: Antibiotika ditulis habiskan, suspensi atau sirup kering ditulis kocok dahulu, Obat psikotropika contoh diazepam ditulis malam hari sebelum tidur, karena diazepam dapat menyebabkan kantuk. Obat antasida, contoh Dexanta, ditulis sebelum makan ataupun untuk obat luar seperti salep ditulis dioles tipis pada bagian yang sakit, bedak tabur ditulis obat gatal. GOM atau borax Glycerine 10% ditulis oleskan pada bagian yang sakit. GOM adalah obat sariawan, gomen, pencegah infeksi. Obat PK / permanganas kalicus ditulis saat mandi/cuci. PK digunakan untuk mengobati infeksi jamur. Tetes telinga diberi keterangan sesuai aturan pakai dan ditulis tetes untuk telinga.

d. Pelaporan psikotropika & narkotikaSetiap apotek wajib melaporkan narkotika dan psikotropika yang digunakan maupun tidak. Walaupun di apotek tersebut tidak ada narkotika / psikotropika tetap wajib melaporkan. Dahulu pelaporan dilakukan ke dinas kesehatan, namun sekarang pelaporan dilakukan secara online ke pusat (binfar) melalui situs sipnap.binfar.depkes.go.id (sistem pelaporan narkotika & psikotropika) dengan memasukkan username dan password. Pelaporan dilakukan 1 bulan sekali dan sebelum tanggal 10.Jika belum memiliki username dan password maka dapat mendaftar di situs tersebut dengan mengisi form yang berisikan nama unit layanan, status unit layanan. Alamat, identitas penanggung jawab (nama, nomor tanda registrasi apoteker, dan lain-lain). Kemudian lampirkan surat pernyataan keaslian data, form data pendaftaran sipnap, surat tanda registrasi apoteker (STRA), surat izin praktek apoteker dalam bentuk scan. Kemudian dikirim dan menunggu balasan lewat email yang berisi username dan password. Password tersebut dapat diganti oleh apoteker karena sifatnya tertutup. Jika sudah memiliki username dan password bisa langsung login. Di dalam situs tersebut terdaftar nama obat dan spesifikasinya. Apoteker tinggal memilih obat yang dimiliki apotek.

2. Bidang Manajemena. Penerimaan obatPemesanan obat dilakukan sesuai dengan barang / obat yang dibutuhkan yang dapat dilihat di buku kekosongan stok barang / obat. Pemesanan dilakukan ke sales PBF yang datang ke apotek yang menyediakan barang / obat yang kosong tersebut. Setelah barang datang dilakukan pengecekan faktur dengan menyesuaikan nama obat/barang, jumlah obat dengan yang tertulis di faktur dengan barang yang datang dan surat pesanan. Penerima juga memeriksa kualitas barang serta dicek juga tanggal kadaluarsanya. Jika barang sudah sesuai, penangung jawab membubuhkan tanda tangan, stempel apotek pada faktur dan barang disimpan di ruang penyimpanan, namun jika tidak sesuai barang / obat dapat di retur.Faktur memuat hal-hal berikut :1. Nama PBF 8. Nama barang atau obat2. Alamat PBF 9. Jumlah barang3. No. Telp PBF10. Harga 4. No. Izin PBF11. Penanggung jawab PBF5. Alamat dan nama apotek yang dituju12. Cap apotek6. Tanggal jatuh tempo dan tanggal tagih13. Penerima barang/ obat7. NPWP14. Tanggal PemesananHarga yang tertera di dalam faktur ada yang sudah termasuk PPN dan ada yang belum. Diskon tiap PBF berbeda-beda dan disesuaikan dengan jumlah pembelian. Faktur yang mengandung obat narkotika & psikotropika disimpan aslinya jika ada rangkap 2 dari PBF atau di kopi jika tidak ada. Faktur tersebut disimpan di lemari narkotika & psikotropika. Penerimaan obat narkotik dan psikotropik harus diterima langsung oleh apoteker. Berikut adalah contoh nama PBF dan barang / obat yang diterima oleh apotek Anugrah :1. Tanggal 1 Februari 2013 menerima barang / obat dari : PT. Anugrah Argon Medica (AAM) yaitu dexanta suspension 100 mL, stimuno syrup, dan vometa syrup. PT. Tempo yaitu zevit grow, contrexyn, bodrex migra, bodrex flu & batuk, bodrexin tablet, dan ericaf. PT. Kebayoran Pharma yaitu inpepsa syrup, coredryl kaplet, dan coredryl syrup.2. Tanggal 4 Februari 2013 menerima barang / obat dari PT. MPI (Millenium Pharmacon International) yaitu Polysilane 100 mL.3. Tanggal 8 Februari 2013 menerima barang / obat dari : PT. MBS (Mensa Binasukses) yaitu Gratheos 50 mg, Hiopar 10 mg, Salbutamol 2 mg & 4 mg, Piroxicam 10 mg & 20 mg, dan Atmacid syrup 60 ml. PT. Merapi Utama Pharma yaitu Ambeven, Glucosamine, Pan-Enteral. PT. Dita Sehat yaitu Neuromex, Grahabion, Flucadex, Grameta, Graprima, Grafachlor, Infalgin, dan Dextral.4. Tanggal 9 Februari 2013 menerima barang / obat dari PT. Sawah Besar Pharma yaitu Flutamol, kondom sutra.5. Tanggal 12 Februari 2013 menerima barang / obat dari : PT. Berkah Central Alkesteron yaitu urina laki-laki, Betadine , Kasa drc steril, Verban HH, Alkohol swab, Rivanol molex. PT. Enseval Putera Megatrading Tbk yaitu Mixagrip flu & batuk, Sakatonik ABC grape, Sakatonik ABC straw, Sakatonik ABC orange, Woods cough syrup. PT. Libera Farma yaitu Incidal, Vicks, Scabicid, Inerson, Vicks 44, Fitkom grape, Fitkom straw, Fitkom orange.Pemilihan PBF di apotek Anugrah berdasarkan :1. Legalitas : ada izin PBF, NPWP2. Pemberian diskon dan bonus3. Kebutuhan barang / bentuk sediaan, contoh piroxicam kapsul pemesanannya ke Indofarma, Piroxicam tablet pemesanannya dilakukan ke kimia farma.Faktur tiap PBF ada yang tiga atau empat. Satu faktur untuk apotek, lainnya di PBF. Setelah pembayarannya lunas, faktur asli diberikan ke apotek. Jika ditemukan barang / obat yang rusak, mendekati ED atau memang tidak dipesan, dapat di retur atau dikembalikan dengan mencocokkan nomor faktur dan no. Batch. Saat penerimaan obat perlu diperhatikan tanggal kadaluarsa (Expire Date) antar obat, serta obat dengan faktur karena ada sales nakal yang memberikan obat yang sama dengan ED yang berbeda. Barang konsinensi atau barang titipan di etalase depan yang tidak terjual dapat dikembalikan kepada penjual. Apotek membayar sesuai dengan barang yang terjual. Obat titipan tidak ada faktur.b. Pencatatan ObatObat yang stoknya habis atau hampir habis dicatat di buku defekta barang meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan. Obat bebas di etalase depan yang terjual maupun swamedikasi dicatat di nota penjualan obat. Pencatatan faktur yang diterima dilakukan di buku penerimaan barang / obat, kemudian diberikan ke bagian administrasi untuk dicatat di komputer. Pencatatan faktur di buku penerimaan mencantumkan nama PBF, tanggal faktur, nama obat, jumlah obat, harga satuan, total harga, diskon, PPN, jumlah akhir, tanggal jatuh tempo.Pencatatan obat narkotika / psikotropika dilakukan di buku khusus dan tiap bulan dilakukan pencatatan. Pencatatan obat narkotika dipisah dengan psikotropika. Buku catatan penggunaan narkotika / psikotropika berisi :1. Nomor2. Nama obat3. Satuan4. Persediaan awal, berdasarkan sisa di bulan sebelumnya5. Pemasukan (tanggal, dari, dan jumlah)6. Jumlah keseluruhan7. Pengeluaran, untuk pembuatan dan lain-lain, serta jumlahnya8. Persediaan untuk awal bulan9. Keteranganc. Penataan obatPenataan obat di etalase depan berdasarkan produk atau bentuk sediaan, tidak diurutkan secara alfabetis. Contoh : produk susu disatukan dengan produk susu, minyak kayu putih dengan kayu putih lainnya. Obat yang ditata di etalase depan ada yang berlogo hijau (obat bebas), berlogo biru (bebas terbatas), dan beberapa obat berlogo merah (obat keras), serta ada barang konsinensi atau titipan. Contoh obat atau alat kesehatan di etalase depan : Logo hijau : mylanta, panadol, laserin, betrion, dan lain-lain Logo biru : bodrex, OBH, neurheumacyl, bernesten Logo merah : mycoral Alat kesehatan : kasa, masker, syringe. Obat injeksi (di ruang peracikan) : obat-obat KB seperti cyclofem,andalan.Penataan obat di ruang peracikan berdasarkan bentuk sediaan dan stabilitas serta diurutkan secara alfabetis. Obat di ruang peracikan hanya 1 box per jenis obat dan disimpan di keranjang kecil. Jika obat di ruang peracikan habis atau sedikit dapat mengambil di ruang penyimpanan. Sedangkan penataan obat di ruang penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan dan diurutkan secara alfabetis, serta obat bebas ditata terpisah.Penataan mengikuti sistem FIFO (First in first out) dan FEFO (first expire first out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu dan obat yang tanggal kadaluarsanya lebih awal dikeluarkan lebih dahulu. Penataan obat dimaksudkan agar memudahkan pencarian jika dibutuhkan. Obat di ruang penyimpanan digunakan sebagai stok obat di etalase depan maupun ruang peracikan. Obat yang baru datang disimpan di ruang penyimpanan, tetapi jika obat bebas untuk etalase depan dapat langsung ditata di etalase setelah diberi harga.d. Penyimpanan ObatObat disimpan berdasarkan bentuk sediaan dan stabilitas. Misalnya suppositoria (Kaltofen, dulcolax, antihemoroid), dan Lacto-B disimpan di lemari es; tablet, kapsul, sirup, salep, tetes mata, obat injeksi disimpan di rak kayu. Sedangkan narkotika dan psikotropika disimpan di lemari penyimpanan (kayu) berpintu ganda berukuran 40 x 80 x 100 cm. Lemari terdiri atas 4 loker dengan 2 loker atas untuk penyimpanan obat dan 2 loker bawah untuk tempat dokumen. Lemari narkotika dan psikotropika berpintu ganda untuk mencegah pencurian. Tiap pintu memiliki kunci yang berbeda.Obat narkotika yang tersedia di apotek adalah codein, sedangkan obat psikotropika adalah danalgin, diazepam, fenobarbital, dan lain-lain. Jika obat sudah ED dapat diberi label dengan keterangan ED agar tidak digunakan lagi.

3. Bidang Pelayanana. Penyiapan dan peracikanAlur pelayanan swamedikasi adalah pertama harus menanyakan keluhan dan kondisi pasien, kemudian menanyakan bentuk sediaan yang diinginkan pasien, contoh sirup atau tablet. Pilih salah satu obat yang tepat dan rekomendasikan ke pasien. Jika pasien tersebut keberatan dapat mengganti dengan obat lain yang kandungan atau indikasinya sama.Setelah resep diskrining, dilihat ketersediaan obat di apotek kemudian di disesuaikan total harga dengan program asuransi pasien atau pasien umum. Walaupun harus ada tambahan biaya karena melebihi kapitasi asuransi, diusahakan biaya yang harus dikeluarkan pasien serendah mungkin. Kemudian dilakukan penyiapan obat. Jika obatnya bukan racikan bisa langsung diambil di rak, disesuaikan dosis dan jumlah obat, kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik dan diberi etiket. Pada saat penyerahan obat apoteker memberikan KIE dan menyampaikan jika ada biaya tambahan. Peracikan puyerPada saat peracikan puyer dilihat terlebih dahulu obat yang diresepkan tersedia atau tidak, kemudian dilakukan pengecekan dosis atau jumlah obat, dan dicek terdapat inkompatibilitas jika dicampurkan atau tidak. Contoh peracikan puyer adalah sebagai berikut : R/ pct IV ctm III GG IV DMP IV mf pulvs dtd X S.3.d.d.1Cara pembuatan :1. Obat diambil sesuai dosis atau jumlah dan digerus didalam mortir hingga homogen serta ditambah gula secukupnya agar tidak terlalu pahit.2. Dibagi langsung menjadi 10 sama rata dan dibungkus rapi dengan kertas perkamen Puyer dimasukkan plastik dan diberi etiket warna putih dengan ketentuan 3x sehari satu bungkus sesudah makan.Sebaiknya serbuk ditimbang terlebih dahulu kemudian dibagi menjadi 2 bagian besar dan dibagi menjadi bagian-bagian kecil. Peracikan serbuk ke dalam sirup

Pulv da in anaton syrR/ AnataonDexteem plus Saat penyiapan obat, stok obat anaton tidak tersedia sehingga diganti coparcetin dan ditambahkan DMP karena di dalam coparcetin tidak ada DMP. Dexteem plus juga diganti grafachlor yang kandungannya sama, penggantian tersebut dikarenakan pasien jamsostek atau askes sehingga apoteker mencari obat yang masuk kapitasi. Cara pembuatannya adalah :1. DMP sebanyak 5 tablet dan grafachlor 4 tablet dimasukkan ke dalam mortir dan digerus hingga halus dan homogen2. Coparcetin sirup dimasukkan ke dalam mortir yang berisi DMP dan grafachlor sedikit demi sedikit dan diaduk3. Dimasukkan kembali ke dalam botol sirupSebaiknya sirup tidak dikeluarkan dari botol karena ditakutkan terkontaminasi saat penuangan, pengadukan, maupun saat memasukkan kembali ke botol sirup, serta volume sirup dapat berkurang. Peracikan dry sirup R/ amox syr S.2.d.d 1 C Cara pembuatan :1. Ditambahkan 50 ml aqua kedalam botol amox 2. Dikocok hingga larut sempurna 3. Diberi etiket warna putih dengan aturan pakai 2xsehari 1 sendok makan sesudah makan dengan tanda khusus kocok dahulu dan dihabiskan. Peracikan serbuk ke dalam dry syrupObat yang akan dimasukkan ke dalam dry syrup diserbukkan dengan cara dimasukkan ke dalam mortir dan digerus hingga homogen. Kemudian serbuk kering di dalam botol dimasukkan ke dalam mortir dan digerus hingga semua homogen. Setelah homogen, serbuk dimasukkan ke dalam botol dan ditambah 50 ml aqua, dan dikocok. Peracikan salep R/ Nisagon (Betametason & Neomisin) Gentamycin da in pot S.3.d.d.u.eCara pembuatan:1. Kedua salep dikeluarkan dari tube dan dimasukkan langsung ke dalam pot.2. Diaduk dengan pengaduk kecil sampai homogen.3. Diberi etiket warna biru dengan aturan pakai 3 kali sehari dan tanda khusus dioles tipis-tipis. Sebaiknya kedua salep tersebut dimasukkan ke dalam mortir dan diaduk hingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam pot. Namun untuk mengefisienkan waktu dilakukan seperti cara pembuatan diatas.Pemberian obat disesuaikan dengan program asuransi yang diikuti pasien. Contoh pasien dengan asuransi dari PT. Kalbe Farma yang bekerjasama dengan klinik Anugrah, untuk pasien tersebut apoteker dapat mengganti obat di dalam resep dengan obat-obat paten. Contoh obat generik yang diganti ke paten adalah ciprofloxacin diganti floxigra, pseudoefedrin Hcl diganti trifedrin. Penggantian obat tersebut disesuaikan kandungannya. Sedangkan untuk pasien askes, in health, jamsostek, apoteker dapat mengganti obat yang diresepkan dengan harga yang lebih terjangkau sehingga masuk kapitasi dan pasien tidak membayar tambahan biaya, walaupun harus membayar diusahakan biayanya serendah mungkin. Contoh obat yang diganti adalah cebex diganti menjadi grahabion.Jika obat yang diresepkan oleh dokter kategorinya mahal dan hanya sebagai terapi penunjang, apoteker menawarkan dulu ke pasien karena ditakutkan pasien tidak mau membeli. Contoh peresepan Lysin-ku (penambah nafsu makan). Atau jika obat yang diresepkan tidak ada karena stoknya habis dapat diganti dengan obat lain yang ada di apotek dengan kandungan yang sama. Contoh neuromex diganti biomega, neurodex diganti grahabion, buscopan diganti hiopar, cimetidin diganti ranitidin, cetirizine dapat diganti grafachlor. Apoteker juga dapat mengganti aturan pakai yang disesuaikan dengan usia pasien, contoh cefadroxyl di dalam resep 3 x 1 diganti 2 x 1. b. Komunikasi, informasi,dan edukasi (KIE) Tanggal 4 Februari 2013 mengamati KIE apoteker kepada pasien dengan resep :R/ CefadroxylX/2.1AmbroxolX/3.1CetirizineX/3.1DemacolinX/3.1AmlodipineX/1.1Pro : Ny. NgatiyemKIE yang diberikan : apoteker memberikan informasi terkait penggunaan cefadroxyl yg harus dihabiskan, serta aturan pakai setiap obat yang diresepkan. Semua obat disampaikan digunakan sesudah makan. Disampaikan jika ada tambahan biaya. Tanggal 5 februari 2013 mengamati KIE apoteker pada resep :R/ Renadinac 50 mgX/2.1NeuromecX/3.1RanitidinX/2.1DiazepamIV/1.1Pro : Indiarto (43 tahun)KIE yang diberikan : Apoteker memberikan informasi tentang aturan pakai masing-masing obat, khusus untuk ranitidin diberikan informasi diminum 1 jam sebelum makan, diazepam diinformasikan diminum 1 kali sehari pada malam hari sebelum tidur karena dapat menyebabkan kantuk. Tanggal 6 Februari 2013 melakukan KIE pada resep :R/ DiazepamV/1.1PctX/3.1SpasmalVI/2.1Pro : Zaenal ( 44 tahun )KIE : Apoteker memberikan informasi mengenai aturan pakai diazepam yang digunakan pada malam hari sebelum tidur, pct digunakan jika panas, dan spasmal jika nyeri. Tanggal 7 Februari 2013 melakukan KIE pada resep yang mengandung antasida dan salbutamol, sehingga disampaikan antasida diminum sebelum makan dan salbutamol diminum jika sesak. Tanggal 11 Februari 2013 melakukan KIE pada resep :R/ Acyclovir 400 mgXX/4.1Acyclovir zalfIII/u.ePKIIPro : Mulyani (35 tahun)KIE : Apoteker memberikan informasi aturan pakai obat acyclovir tablet diminum 4xsehari sesudah makan, acyclovir salep dioleskan tipis-tipis 2xsehari, serta PK digunakan 2xsehari saat mandi/cuci.Saat penyerahan obat, selain melakukan KIE apoteker juga biasanya menyampaikan jika ada biaya tambahan. Jika obat yang diresepkan tidak tersedia di apotek dan dibuatkan copy resep serta apoteker menerangkan prosedur penebusan resep tersebut di apotek lain.c. Swamedikasi Kasus 1 :Pasien membeli obat imodium 1 tablet. Apoteker menanyakan : untuk siapa (untuk anaknya usia 13 tahun), sudah berapa hari, sehari berapa kali, diarenya setengah cair masih ada ampas atau sudah cair.Pasien diberi diaform 2 tablet tiap diare jika diarenya setengah cair, jika sudah cair bisa menggunakan antibiotik cotromoksazole dan diaform/imodium. Namun pasien tersebut tetap membeli imodium Kasus 2 : Seorang ibu mengeluhkan greges, batuk dan pusing sedikit. Apoteker menanyakan : sudah berapa lama sakitnya (baru pagi), batuknya berdahak / kering (kering). Pasien diberi tuzalos karena pasien minta tablet.Kasus 3 : pasien meminta vitamin C yang juga ada vitamin B nya, apoteker menyarankan Cebex yang isinya ada vitamin B dan vitamin C.Kasus 4 : Pasien mengeluhkan batuk, apoteker menanyakan : jenis batuk (berdahak/ kering), lamanya batuk, merokok atau tidak, umur pasien. Apoteker menyarankan jika batuk kering diberi obat antitusive (Actified, OBH), DMP, GG. Jika batuk berdahak diberi obat ekspektoran (ambroxol, vikcs, OBH). Jika ada riwayat merokok segera berhenti merokok. Jika batuk telah berlangsung lama dan dahak berwarna kuning diberi antibiotik.d. Problem solving DRPKasus 1 :R/ Na diklofenakX/ 2.1 NeuromecX/ 3.1 PiroxicamX/ 3.1Pro : Ny. Sri (58 tahun)Kasus diatas termasuk DRP karena terjadi reaksi yang tidak diinginkan pada pasien serta penggunaan dua obat yang memiliki indikasi yang sama.Beberapa jam kemudian pasien datang ke apotek dengan kondisi di mukanya banyak benjolan seperti digigit nyamuk. Ternyata pasien tersebut ada alergi metampiron. Di dalam resep tersebut juga terdapat 2 jenis analgesik yaitu Na diklofenak dan piroxicam. Dokter meresepkan obat tersebut dengan tujuan agar pasien cepat sembuh karena keduanya memiliki efek sinergis. Namun kedua obat tersebut memiliki efek samping iritasi lambung.Penyelesaian : menghapus salah satu obat antara Na diklofenak dan piroxicam, yang dihapus adalah piroxicam karena efek analgesik Na diklofenak lebih kuat dibanding piroxicam. Untuk mengatasi iritasi lambungnya dapat digunakan antasida / ranitidin. Untuk mengatasi kondisi alergi dapat diberikan dexteem plus / dextamin (isinya dexamethason dan CTM). Neuromec tidak ditemukan.

Kasus 2 :R/ Cefadroxyl 250 mL I/ 2.1 C pcPct IIAsmef III

DanalginNeuromec IIIDiaz IIILuminal IIVit C VIIIB . Comp VIIIm.f.pulv dtd X / S.3.dd.1Berdasarkan resep tersebut digunakan asmef, danalgin yang keduanya digunakan untuk analgesik kuat dan menyebabkan iritasi lambung. Luminal digunakan untuk antikejang. Sebenarnya untuk mencegah kejang karena demam dapat dengan mengkombinasikan parasetamol dan ibuprofen. Kedua obat tersebut memiliki indikasi antipiretik dan analgesik. Dengan mengkombinasikan obat tersebut diharapkan demamnya cepat turun dan tidak terjadi kejang. Atau bisa juga dikombinasikan parasetamol dan Luminal. Asmef dan danalgin tidak diberikan.Kasus 3 :R/ Cefadroxyl syr No. Is.3.dd.1/2DMP 2

m.f pulv No. X3 dd 1Ambroxol 3Dexteem plus 3Demacolin 2Kalk 4Pro : An. Firly (8 bulan)Berdasarkan resep tersebut, dokter meresepkan DMP dan ambroxol yang indikasinya berbeda. DMP / dextromethropan digunakan untuk batuk kering, sedangkan ambroxol untuk batuk berdahak. Sebaiknya cukup salah satu saja dengan menanyakan pada orangtuanya. Pemakaian antibiotika cefadroxyl untuk anak usia 8 bulan tetap digunakan karena kemungkinan pasien tersebut sudah diberi antibiotika dibawah cefadroxyl namun tidak sembuh. Kalk di resep tersebut digunakan untuk vitamin tulang. Kalk diberikan sesuai dengan permintaan orangtua pasien yang meminta vitamin untuk anaknya. Anak dengan usia 8 bulan tulang belakangnya belum sempurna sehingga belum bisa duduk sehingga dipilihkan mineral tulang yaitu kalsium laktat (kalk). Selain kalk dapat juga diberikan Elkana yang kandungannya juga vitamin untuk tulang.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. KesimpulanBerdasarkan hasil Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Apotek Anugrah Berkoh dapat di simpulkan bahwa:a. Aspek manajerial yang meliputi Administrasi, pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Anugrah Berkoh telah berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlakub. Aspek pelayanan meliputi pelayanan resep dan non resep, serta Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) telah berjalan dengan baikc. Hubungan antar karyawan, dokter, dan APA sudah terjain dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat pada pasien dapat berjalan secara efektif dan efisien.2. SaranKerjasama antara Apotek Anugrah dengan Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Soedirman terus dikembangkan dan dipertahankan untuk tahun-tahun selanjutnya

DAFTAR PUSTAKAAnief, M., 2006. Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Syamsuni, A, 2006, Ilmu Resep, EGC, JakartaUmar, M, 2004, Manajemen Apotek Praktis, cetakan I penerbiat Ar Rahman, Solo.

LAMPIRAN 1. KARTU STOK

LAMPIRAN 2. RESEP

LAMPIRAN 3. RESEP JAMSOSTEK

LAMPIRAN 4. RESEP IN HEALTH

LAMPIRAN 5. PENATAAN OBAT DI RUANG PERACIKAN