laporan diskusi pemicu 1

33
BAB I PENDAHULUAN Pemicu B Warga Mengeluh Pelayanan Puskesmas Asal-asalan Pelayanan di sejumlah Puskesmas rawat inap di kabupaten jember belum memuaskan. Sejumlah pasien mengaku pelayanan tidak maksimal dan terkesan asal- asalan. “Yang paling banyak dikeluhkan adlah kebrsihan ruangan dan lingkungan puskesmas. Sehingga banyak warga yang rawat inap di Puskesmas tidak betah dan lebih memilih ke rumah sakit swasta atau balai pengobatan.” Ujar warga jember. Pengakuan warga ini sesuai temuan Forum Peduli Kesehatan Masyarakat (FPKM) hasil bentukan Yayasan Pemberdayaan Intensif Kesehatan Masyarakat (Yapikma). Dari temuan ini diketahui banyak keluhan terhadap puskesmas yang mayoritas keluhan karena kurang maksimalnya pelayanan. Hal ini dibeber Mardiono, Ketua FPKM Silo II, saat acara Replikasi Program Bantua teknis Kinerja USAID Paket persalinan aman, Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di gedung PPNI Jember, Kamis (21/11). Menurutnya, tahun 2013 ini ada 30 keluhan masyarakat atas pelayanan dan juga fasilitas di

Upload: worizzz

Post on 10-Feb-2016

63 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Modul Manajemen Pelayanan Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: laporan diskusi pemicu 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pemicu B

Warga Mengeluh Pelayanan Puskesmas Asal-asalan

Pelayanan di sejumlah Puskesmas rawat inap di kabupaten jember

belum memuaskan. Sejumlah pasien mengaku pelayanan tidak maksimal

dan terkesan asal-asalan. “Yang paling banyak dikeluhkan adlah kebrsihan

ruangan dan lingkungan puskesmas. Sehingga banyak warga yang rawat

inap di Puskesmas tidak betah dan lebih memilih ke rumah sakit swasta atau

balai pengobatan.” Ujar warga jember.

Pengakuan warga ini sesuai temuan Forum Peduli Kesehatan

Masyarakat (FPKM) hasil bentukan Yayasan Pemberdayaan Intensif

Kesehatan Masyarakat (Yapikma). Dari temuan ini diketahui banyak

keluhan terhadap puskesmas yang mayoritas keluhan karena kurang

maksimalnya pelayanan.

Hal ini dibeber Mardiono, Ketua FPKM Silo II, saat acara Replikasi

Program Bantua teknis Kinerja USAID Paket persalinan aman, Inisiasi

Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di gedung PPNI Jember, Kamis (21/11).

Menurutnya, tahun 2013 ini ada 30 keluhan masyarakat atas pelayanan dan

juga fasilitas di Puskesmas. Diantaranya terkait pelayanan yang kurang

memuaskan. “Ya kebanyakan dalam hal pelayanan yang kurang

memuaskan,” ujar Mardiono yang merupakan koordinator FPKM Silo II.

Hal serupa dibeber Mulyani, koordinator FPKM Mayang. Menurutnya

di wilayah Puskesmas Mayang, juga ditemukan banyak keluhan dari

masyarakat. “ Kami menemukan 29 keluhan yang semuanya merupakan

keluhan tentang pelayanan yang kurang maksimal dari Puskesmas,”

ungkapnya.

Page 2: laporan diskusi pemicu 1

Sementara Koordinator Bidang Kesehatan Yapikma, Prof. Rika

Subarniyati menjelaskan, Yapikma dibentuk untuk menjembatani

kepentingan masyarakat dengan provider kesehatan. “Dalam hal ini adalah

Puskesmas,” ujarnya. Untuk Jember ada 4 Puskesmas garapan Yapikma

karena tahun 2012, Puskesmas ini merupakan wilayah dengan jumlah

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tertinggi di Jember. “Dari

sini kemudian Yapikma menjadi pendamping yang salah satu faktornya

menurunkan jumlah AKI dan AKB,” jelas Rika. Dijelaskan, berdasarkan

peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan, setiap Puskesmas harus

menerapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Hal itu acapkali tidak bisa

maksimal. Karena jika dilaksanakan maksimal akan tercapai kepuasan

masyarakat.

Sementara dr. Teguh Wibowo, Kepala Puskesmas Mayang menilai

bahwa adanya pengawasan dan menjadi kritik kepada petugas adalah hal

penting. Semisal temuan 29 keluhan masyarakat oleh FPKM. Bukan lantas

menjadikan pihaknya marah. Namun sebagai motivasi membangun lebih

baik. “Dengan adanya temuan ini, kami bisa membenahi kinerja seluruh

system yang ada di Puskesmas,” ujarnya.

Sementara, Bambang Suwartono, Kadinkes Jember menjelaskan,

banyaknya perguruan tinggi di bidang kesehatan ternyata belum member

kontribusi utuh kepada perubahan system kesehatan di Jember. Menurutnya,

faktornya salah satunya adalah para pelaku kesehatan masih banyak yang

bergerak saat ada kucuran dana. “Diharapkan dengan FPKM, Forum Peduli

Kesehatan dan pengawas lain, petugas bisa terpantau melayani masyarakat

dengan baik,” ujarnya. (roy).

1.1. Klarifikasi dan Definisi

-

Kata Kunci:

a. Pelayanan tidak maksimal

Page 3: laporan diskusi pemicu 1

b. Kucuran dana

c. Puskesmas

d. SPM(standar pelayanan minimal)

e. Sistem kesehatan

1.2. Rumusan Masalah

Keluhan Pasien rawat inap mengenai pelayanan Puskesmas yang tidak

maksimal di Puskesmas Jember

1.3.Analisis Masalah

Citra Puskesmas

Jember

Persepsi pasien

(dimensi process cognitif)

Kualitas Jasa

(Tangible, Reliable, Responsiveness, Assurance,

Emphaty)

Kepuasan pasien

Faktor penghambat

Loyalitas pelanggan

Feedback

Pindah/cari tempat lain

Merekomendasikan secara positif

Tetap/tidak pindah ke yankes lain

Page 4: laporan diskusi pemicu 1

1.3. Hipotesis

Puskesmas Jember harus meningkatkan kualitas jasa untuk meningkatkan kepuasaan pasien

1.4. Pertanyaan Diskusi

1. Apa definisi dan tujuan dari Puskesmas?

2. Apa saja fungsi dari Puskesmas?

3. Apa upaya dan asas yang dianut dalam penyelenggaraan Puskesmas?

4. Jelaskan mengenai UKM dan UKP!

5. Bagaimana manajemen Puskesmas?

6. Apa syarat mendirikan Puskesmas?

7. Jelaskan mengenai SPM!

8. Jelaskan mengenai Manajemen Pelayanan Kesehatan!

9. Bagaimana masalah pelayanan di Kalbar, khususnya daerah 3T?

10. Bagaimana cara mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat?

Page 5: laporan diskusi pemicu 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas1

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan

sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan. Pembangunan Kesehatan

maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan. Pertanggung jawaban

secara keseluruhan ada diDinkes dan sebagian ada di Puskesmas. Wilayah

Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah terpencil

a. Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat

Indikator Kecamatan Sehat:

(1) Lingkungan sehat,

(2) Perilaku sehat,

(3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

(4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan

b. Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya

Page 6: laporan diskusi pemicu 1

2.2 Fungsi Puskesmas 2,3

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,

yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Apabila dilihat dari

fungsinya Puskesmas memiliki tiga fungsi yaitu :

a.       Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan

dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung

pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan

melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,

upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan.

b.      Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan

dan kemampuan melayani diri sendiri dan masrakat untuk hidup sehat,

berperan aktif adalah memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,

keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi

dan situasi, khusunya social budaya masyarakat setempat.

c.       Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Page 7: laporan diskusi pemicu 1

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab

puskesmas meliputi :

1.      Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehtan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan

untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

2.      Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain

adalah promosi kesehatan, pemberatasan penyakit, penyehatan lingkungan,

perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,

kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat

lainnya.

2.3 Upaya dan Azas penyelenggaraan Puskesmas4

Puskesmas memiliki dua upaya kesehatan yang harus dijalankan yaitu;

a. Upaya kesehatan Wajib upaya berdasarkan komitmen nasional, regional

dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat

kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah

Indonesia.

b. Upaya Kesehatan Pengembangan upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas

Berikut adalah Upaya Kesehatan Wajib yang harus dilaksanakan dalam

suatu Puskesmas:

1. Upaya Promosi Kesehatan

Page 8: laporan diskusi pemicu 1

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Pengobatan

Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah,

2. Upaya Kesehatan Olah Raga,

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,

4. Upaya Kesehatan Kerja,

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata,

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut,

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Dalam menjalankan tugasnya Puskesmas juga harus menganut Azas

Penyelenggaraan seperti :

a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah →bertanggung jawab meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya

b. Azas Pemberdayaan Masyarakat → Puskesmas wajib memberdayakan

perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam

penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas

c. Azas Keterpaduan

2.4 UKM dan UKP 5,6

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah

setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Page 9: laporan diskusi pemicu 1

Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah

suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan

perseorangan.

UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,

pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit

tidak menular, penyehatan lingkungan, dan penyediaan sanitasi dasar,

perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,

pengamanan penggunaan zat aditif, pengamanan narkotika, psikotropika,

bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau

masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan. UKP mencakup upayaupaya promosi kesehatan, pencegahan

penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan

pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga

termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran

fisik dan kosmetika.

Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan

berbagai upaya kesehatan penunjang. Upaya penunjang untuk UKM antara

lain adalah pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat dan pelayanan

sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya. Sedangkan

upaya penunjang untuk UKP antara lain adalah layanan laboratorium klinik,

apotek, optik, dan toko obat

2.5 Manajemen Puskesmas7

Page 10: laporan diskusi pemicu 1

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas

perlu ditunjang oleh manajeman Pelayanan Puskesmas yang baik.

Manajemen Pelayanan Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja

secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan

efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas

akan membentuk fungsi-fungsi manajeman.

Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :

1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)

2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)

3. Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-

pengendalian-penilaian)

4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

komunikasi)

5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,

evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi

manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model

manajemen yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil

sebagai berikut :

1. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)

2. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai

berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta makin

aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan BPKM (badan peduli

kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator meningkatnya partisipasi

masyarakat setempat.

3. Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks

potensi keluarga sehat)

4. Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya

cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan

Page 11: laporan diskusi pemicu 1

pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang ditandai dengan

tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya kepuasan pasien.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,

Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1.      PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas)

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh

terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi

tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan

efektif. Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen

Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh

perencanaan. Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan para

pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber

daya Puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan

organisasi dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali

dari perencanaan efektif.

2.      Lokakarya mini

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas

Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral)

untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan

Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat

meningkatkan fungsi Puskesmas.

3.      PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas)

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan

masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana

teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.

2.6 Syarat berdirinya Puskesmas6

Page 12: laporan diskusi pemicu 1

Syarat berdirinya puskesmas di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 pasal 9 sampai pasal 12.

Pasal 9:

(1) Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.

(2) Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1

(satu) Puskesmas.

(3) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan

pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.

(4) Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,

peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

(5)

Pasal 10

(1) Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

a. geografis;

b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;

c. kontur tanah;

d. fasilitas parkir;

e. fasilitas keamanan;

f. ketersediaan utilitas publik;

g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan

h. kondisi lainnya.

(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian

Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan

gedung negara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 11

(1) Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

Page 13: laporan diskusi pemicu 1

a. persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,

serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan

c. menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan

keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam member pelayanan

bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan

lanjut usia.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai bangunan tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 12

(1) Selain bangunan Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, setiap

Puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan.

(2) Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan.

Pasal 13

(1) Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri

atas:

a. sistem penghawaan (ventilasi);

b. sistem pencahayaan;

c. sistem sanitasi;

d. sistem kelistrikan;

e. sistem komunikasi;

f. sistem gas medik;

g. sistem proteksi petir;

h. sistem proteksi kebakaran;

i. sistem pengendalian kebisingan;

j. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;

k. kendaraan Puskesmas keliling; dan

l. kendaraan ambulans.

Page 14: laporan diskusi pemicu 1

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 14

Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sampai dengan

Pasal 13 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara

berkala agar tetap laik fungsi.

Pasal 15

(1) Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

a. standar mutu, keamanan, keselamatan;

b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan

c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi

yang berwenang.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai peralatan tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 16

(1) Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga

non kesehatan.

(2) Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan

mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah

penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,

ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah

kerja, dan pembagian waktu kerja.

(3) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit

terdiri atas:

a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

Page 15: laporan diskusi pemicu 1

f. tenaga kesehatan lingkungan;

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan

i. tenaga kefarmasian.

(4) Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat

mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi,

dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal Tenaga

Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 17

(1) Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar

profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,

menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan

pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam

bekerja.

(2) Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat

izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

(1) Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga

Kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan

pekerjaan kefarmasian.

(2) Pelayanan kefarmasian di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

Pasal 19

(1) Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi criteria ketenagaan,

sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan.

(2) Pelayanan laboratorium di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

Page 16: laporan diskusi pemicu 1

2.7 Standar Pelayanan Minimal7

Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan selanjutnya disebut SPM

Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

Daerah Kabupaten/Kota. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

741/Menkes/Per/VII/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

di Kabupaten/Kota maka jenis pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh

Kabupaten/Kota ada 4 (empat) jenis, yaitu;

1. Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Pelayanan Kesehatan Rujukan

3. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa, dan

4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Indikator untuk masing-masing jenis pelayanan kesehatan tersebut dirinci dalam

paparan sebagai berikut:

Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

4. Cakupan pelayanan nifas

5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

6. Cakupan kunjungan bayi

7. Cakupan Desa/Kelurahan UCI

8. Cakupan pelayanan anak balita

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 -24 bulan

gakin

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa Sekolah Dasar (SD) & setingkat

12. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif

13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin.

Page 17: laporan diskusi pemicu 1

Pelayanan Kesehatan Rujukan

1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota.

Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

1. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang

dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam.

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Cakupan Desa Siaga Aktif.

Total jumlah indikator di tingkat Kabupaten/Kota ini mencapai 18 (delapan belas)

indikator. Semua indikator akan dilakukan proses pembuatan turunan menjadi

indikator Puskesmas/Kecamatan, kecuali indikator Jenis Pelayanan Rujukan yang

nomor 2; yaitu ‘Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan

sarana kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota’. Hal ini dikarenakan

indikator ini hanya ada di tingkat Kabupaten/Kota.

2.8 Manajemen Pelayanan Kesehatan8

Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan

pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan

baik.  Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau ilmu seni tentang bagaiman

menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk

mencapai tujuan ini disebut manajemen, sedangkan untuk mengatur kegiatan –

kegiatan aau pelayanan kesehatan masyarakat disebut “Manajemen Pelayanan

Kesehatan Masyarakat “. Manjemen Kesehatan merupakan penerapan manajemen

umum dalam system pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi

objek atau sasaran manajemen adalah system pelayanan kesehatan masyarakat

Fungsi manajemen menurut bebrapa ahli ialah :

1) GR.Terry : Planning, organizing , actuating , controlling.

2) Henry Fayol : Planning , organizing , commanding ,  coordinating , controlling.

Page 18: laporan diskusi pemicu 1

3) Koontz o Donnel : Planning, organizing, staffing, directing, controlling.

Secara garis besar ialah:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian ( Organizing)

3. Penyusunan personalian ( Staffing )

4. Pengkoordinasian ( Coordinating)

5. Penyusunan anggaran ( Budgeting).

2.9. Pelayanan Kesehatan di daerah 3T9,10

Isu prioritas yang harus segera ditangani di Daerah Tertinggal, Perbatasan,

dan Kepulauan (DTPK) di antaranya adalah masalah akses terhadap pelayanan

kesehatan yang bermutu, pemenuhan SDM Kesehatan yang diikuti dengan

distribusi SDM tersebut secara merata, serta sistem rujukan di instalasi kesehatan.

Permasalahan utama sistem rujukan terletak pada pelayanan kesehatan tambahan

seperti puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas dengan rumah sakit terdekat.

Keterbatasan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut menyebabkan

kualitas kesehatan masyarakat di wilayah perbatasan masih tergolong rendah,

selain dikarenakan kondisi lingkungan permukiman dan cara hidup masyarakat

yang kurang sehat.

Masalah kesehatan di Kalbar (sambas)

Permasalahan yang dialami puskesmas Sajingan Besar dalam melayani

kesehatan masyarakat dalam gedung atau di luar gedung adalah kurangnya tenaga.

Kurangnya jumlah transportasi juga menjadi permasalahan tersendiri. Peralatan

yang dimiliki puskesmas sangat minim

sekali.

Hal ini sangat berpengaruh pada pemberian pelayanan yang diberikan,

sebagai contoh pemeriksaan Tuberkulosis (TB) yang tidak bisa dilakukan sampai

tuntas karena pemeriksaan sputum harus ke puskesmas Sambas, dan seringnya

dilakukan rujukan diakibatkan puskesmas tidak memiliki peralatan yang lengkap.

Ketersediaan obat di puskesmas Sajingan Besar juga sangat minim sekali.

Permintaan obat ke Dinas Kesehatan tidak semua bisa terpenuhi, melainkan

Page 19: laporan diskusi pemicu 1

tergantung stok yang ada. Kondisi rumah dinas untuk petugas puskesmas tidak

kalah memprihatinkan. Jumlah rumah dinas untuk paramedis tidak sesuai dengan

jumlah petugas yang ada.

Adapun masalah yang muncul di puskesmas di daerah perbatasan yaitu:

- Yankes yang kurang

- Akses kurang

- Geografis sulit

- Juml penduduk sedikit, tersebar dlm kelompok kecil dan berjauhan

2.10 Prinsip menilai indeks kepuasaan11

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian

dikembangkan menjadi 14 unsur yang "relevan”, “valid" dan "reliabel”, sebagai

unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya)

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

Page 20: laporan diskusi pemicu 1

kepada masyarakat

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-

resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Page 21: laporan diskusi pemicu 1

BAB III

3.1 Kesimpulan

Puskesmas Jember harus meningkatkan kualitas jasa pelayanan kesehatan

untuk meningkatkan kepuasan pasien dengan menerapkan manajemen

pelayanan kesehatan yang baik.

Page 22: laporan diskusi pemicu 1

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era

Desentralisasi (DRAFT).  Jakarta: Balai Pustaka; 2004.

2. Adisasmito Wiku. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2007

3. Departemen Kesehatan RI. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-

2009. Jakarta: Balai Pustaka; 2005

4. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor:

128/Menkes/ SK/ II/ 2004, Tentang Pelayanan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Balai Pustaka 2004

5. Departemen kesehatan RI. Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Balai Pustaka

2009.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014

Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/Vii/2008 Tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota

8. Syafrudin. Organisasi manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Trans info

Media. 2010

9. Lestari, Trp. Pelayanan Kesehatan Di Daerah Tertinggal, Perbatasan, Dan

KepulauanVol. V, No. 12. 2003

10. Suharmiati, Handayani L, Kristiana L. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Daerah Terpencil Perbatasan

Di Kabupaten Sambas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 15 No. 3 Juli

2012: 223–231

11.Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Page 23: laporan diskusi pemicu 1

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah