diskusi pemicu 1 modul hematoonko.docx

48
Diskusi 1 Pemicu 1 Pemicu 1 (Pucat, Lemah) Seorang perempuan berusia 38 tahun, G5P4A0H4 hamil 16 minggu, pekerjaan petani, datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa lemas, lekas lelah, wajah semakin pucat dan hamil. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum baik, compos mentis, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik. Tidak ada organomegali. Kata Kunci : 1) G5P4A0H4 2) Hamil 16 minggu 3) Petani 4) Lemah 5) Lekas lelah 6) Usia 38 tahun 7) Pucat 8) Konjungtiva anemis Identifikasi Masalah : 1) Wanita 38 tahun hamil 16 minggu mengeluh lekas lelah, lemah, wajah pucat dan konjungtiva anemis. Data Tambahan : Lab. darah : Hb 4,5 g/dL Hematokrit 14,5% 1

Upload: anon335978202

Post on 06-Sep-2015

243 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Diskusi 1 Pemicu 1

Pemicu 1 (Pucat, Lemah)

Seorang perempuan berusia 38 tahun, G5P4A0H4 hamil 16 minggu, pekerjaan petani, datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa lemas, lekas lelah, wajah semakin pucat dan hamil.

Pada pemeriksaan fisik :

Keadaan umum baik, compos mentis, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik. Tidak ada organomegali.

Kata Kunci :

1) G5P4A0H4

2) Hamil 16 minggu

3) Petani

4) Lemah

5) Lekas lelah

6) Usia 38 tahun

7) Pucat

8) Konjungtiva anemis

Identifikasi Masalah :

1) Wanita 38 tahun hamil 16 minggu mengeluh lekas lelah, lemah, wajah pucat dan konjungtiva anemis.

Data Tambahan :

Lab. darah :

Hb 4,5 g/dL

Hematokrit 14,5%

Eritrosit 1,4x106/uL

Leukosit 6.800/uL

Hitung jenis leukosit 1/6/2/60/27/4

Trombosit 415x103/uL

MCV 68fl

MHC 21 pg

MCHC 31 g/dL

Ferritin serum 3 ng

Fe serum (SI) 6 mg/dL

TIBC 405 mg/dL

Retikulosit 1,1 %

Urinalisis :

Warna kuning jernih

Berat jenis 1,015

pH 6,5

Glukosa ( - )

Protein ( - )

Bilirubin ( - )

Urobilinogen 0,2 EU

Darah ( - )

Nitrit ( - )

Benda keton ( - )

Eritrosit ( - )

Leukosit 0-1/LPB

Sel epitel ( + )

Silinder ( - )

Bakteri ( - )

Kristal ( - )

Feses :

Warna coklat

Konsistensi lembek

Darah ( + )

Darah samar ( - )

Pus ( - )

Lendir ( - )

Parasit: telur Ancylostoma duodenale

Leukosit 1-2/LPB

Eritrosit 3-5/LPB

Epitel ( + )

Analisis Masalah :

(Infeksi kronik hookworm) (Petani) (Hb rendah) (Terapi dan prognosis) (Pemeriksaan penunjang) (Diagnosis) (Lemas, lekas lelah, pucatKompos mentis, konjungtiva anemis) (Ekspansi volume plasma) (Wanita 38 tahun, hamil 16 minggu (G5P4A0H4))

Spyderweb :

(Eritropoesis ) (Mielopoesis ) (Trombopoesis ) (Hematopoesis)

(Nutrisi yang mendukung) (Tahap) (Komponen yang berperan ) (Definisi ) (Patologi) (Fungsi dan struktur eritrosit)

(Anemis defisiensi zat besi)

(Tatalaksana) (Pemeriksaan) (Komplikasi) (Tanda dan gejala) (Patofisiologi) (Epidemiologi ) (DD) (Etiologi ) (Definisi )

Hipotesis :

Wanita 38 tahun, berdasarkan tanda dan gejala serta hasil pemeriksaan mengalami anemia defisiensi zat besi.

Pertanyaan terjaring :

1. Gejala yang ada pada pemicu (mekanisme dan DD dari masing-masing gejala)

2. Intepretasi data tambahan :

a) Lab. darah

b) Urinalisis

c) Feses

3. Hematopoesis :

a) Definisi

b) Komponen yang berperan

c) Tahap

4. Eritropoesis :

a) Definisi

b) Komponen yang berperan

c) Tahap

d) Nutrisi yang mendukung

e) Fungsi dan struktur eritrosit

5. Proses destruksi eritrosit

6. Anemia defisiensi zat besi

a) Definisi

b) Epidemiologi

c) Etiologi dan patofisiologi

d) Tanda dan gejala

e) Pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang)

f) Tatalaksana (farmako, nonfarmako, dan preventif)

g) Prognosis

7. Hubungan anemia pada kehamilan

8. Fungsi zat besi pada pembentukkan Hb

9. Nutrisi (zat besi) pada saat kehamilan

10. Hubungan infeksi cacing tambang dengan anemia

Diskusi 2 Pemicu 1

1. (Nama:FaridahNIM:FAA 111 002)Gejala yang ada pada pemicu (mekanisme dan DD dari masing-masing gejala)

Lemah dan lekas lelah

(Nama:Ulul AzmiNIM:FAA 112 007)Tabel 1 Mekanisme Anemia1

Pucat

Pucat pada pemicu dikarenakan karena kadar Hb yang kurang, hal tersebut didukung dengan pemeriksaan analisa lab darah pada pemicu ditemukan kadar Hb 4,5g/dL. Sel darah merah yang mengandung Hb berfungsi membawa oksigen kejaringan dan menarik karbon dioksida dari jaringan untuk dibawa ke paru.2,3

Pucat dapat mengartikan banyak hal (hipoksia), namun pada intinya akibat dari kadar oksigen yang kurang di dalam jaringan. Diagnosis banding untuk pucat sangat banyak, seperti pada penyakit paru obstruksi kronis, penyakit jantung seperti gagal jantung yang menyebabkan syok kardiogenik atau pada saat kehilangan banyak darah seperti syok hipovolemik, kejadian infeksi seperti malaria atau infeksi cacing tambang yang dapat menyebabkan kehilangan darah, kejadian yang tersering adalah anemia apabila pada anak.2,3

(Nama:Aulia RusdiNIM:FAA 112 010)

Konjungtiva anemis

Konjungtiva Anemis karena darah yang membawa oksigen tidak sampai ke perifer yang menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami anemia.4

2. (Nama:Wenny A.YNIM:FAA 112 008)Intepretasi data tambahan :

a) Lab. darah

Data Pemicu

Nilai Normal

Interpretasi Hasil

Hb: 4,5 gr/dl

11,5-15,5 g/dl

Menurun

Ht: 14,5 %

36-48%

Menurun

Eritrosit: 1,4 juta/ul

3,9-5,6 juta/ul

Menurun

Leukosit: 6800 ul

5000-10.000

Normal

HJL: 1/6/2/60/27/4

Basofil: 0,4-1

Eosinofil : 1-3:

Netrofil: 55-70

Limfosit : 20-40

Monosit : 2-8

Basofil: normal

Eosinofil : meningkat

Neutrofil : normal

Limfosit : normal

Monosit : normal

Trombosit: 415.000

150.000-400.000

Meningkat

MCV: 68 fl

80-95 fl

Menurun

MHC: 21 pg

27-34 pg

Menurun

MCHC: 31 g/dl

30-35 g/dl

Normal

Ferritin serum: 3 ng

14-150

Menurun

Fe serum (SI): 6 mg/dl

10-30

Menurun

TIBC: 405 mg/dl

40-75

Meningkat

Retikulosit: 1,1%

0,5-2,5%

Normal

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Lab. Darah2

(Nama:Karissa M.SNIM:FAA 112 017)

b) Urinalisis

Ukuran

Rujukan

Hasil

Interpretasi

Warna

Kuning muda,kuning tua-jernih, sedikit keruh

Kuning jernih

Nornal

Berat jenis

1,015-1,025

1,015

Normal

pH

4,5-8,0

6,5

Normal

Glukosa

-

-

Normal

Protein

-

-

Normal

Bilirubin

-

-

Normal

Urobilinogen

0,3-1,0 EU

0,2 EU

Normal

Darah

-

-

Normal

Nitrit

-

-

Normal

Benda keton

-

-

Normal

Eritrosit

-

-

Normal

Leukosit

20/LPB = (+++). Sebaiknya disebutkan jumlah rerata leukosit per-LPB, misal: 25-28/LPB. Jumlah leukosit meningkat pada infeksi saluran kemih. Leukosit lebih jelas terlihat kalau sedimen urin diberikan setetes larutan asam asetat 10%.6

Eritrosit Nilai rujukan 0-1/LPB. Hematuri mikroskopis menunjukkan adanya perdarahan pada saluran kemih.6

Silinder Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dengan matriks glikoprotein yang berasal dari sel epitel ginjal. Silinder pada urin menunjukkan keadaan abnormal pada parenkim ginjal yang biasanya berhubungan dengan proteinuria, anuria/oliguria/aliran urin yang lambat, dan pH asam. Macam-macam silinder yang dapat ditemukan adalah: silinder hialin, silinder sel (eritrosit, leukosit, epitel), silinder granular (berbutir), silinder lemak, dan silinder lilin.6

Oval fat bodies. Adalah sel epitel tubulus berbentuk bulat yang mengalami degenerasi lemak, dapat ditemukan pada sindrom nefrotik.6

Kristal-kristal Pada urin normal dapat ditemukan kristal asam urat, tripel fosfat, kalsium oksalat, kalsium fosfat, kalsium karbonat, kalsium sulfat. Dalam keadaan abnormal dapat ditemukan kristal sistin, leusin, tirosin, dan kolesterol. Dapat juga ditemukan kristal sulfonamid yang berasal dari obat.6

(Nama:Aria JayaNIM:FAA 112 026)

c) Pemeriksaan Feses3

Warna coklat : abnormal

Tinja normal berwarna kuning coklat dan warna ini dapat berubah mejadi lebih tua dengan terbentuknya urobilin lebih banyak. Selain urobilin warna tinja dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan. Warna kuning juga dapat disebabkan karena susu,jagung, lemak dan obat santonin.

Warna coklat mungkin disebabkan adanya perdarahan dibagian proksimal saluran pencernaan atau karena makanan seperti coklat, kopi dan lain-lain. Warna coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan seperti pada anemia hemolitik.

Konsistensi lembek : abnormal

Normalnya lunak. Pada diare konsistensi menjadi encer karena kandungan air pada feses meningkat. Sabaliknya, konsistensi menjadi keras pada konstipasi: skibala, irritable bowel syndrome, penggunaan laksatif yang berlebihan.

Darah ( + ) : abnormal

Darah dapat ditemui pada disentri basiler, tb usus, colitis ulseratif, intususepsi, abses, fistula, maupun infeksi lain seperti shigelosis.

Darah samar ( - ) : normal

Tes terhadap darah samar penting sekali untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopis atau mikroskopis.Banyak prosedur tes yang dipakai semuanya mempunyai keterbatasan ada yang sangat sensitif ada yang kurang sensitif dan selalu nonspesifik.Yang paling sering dipakai addalah tes guaiac, yang mempunyai reasksi palsu kecil. Stetes kecil feses diapus di atas kertas-kertas saring selanjutnya di tambahkan 1 tetes larutan guaiac, 1 tetes asam aselat glasial dan 1 tetes hidrogen peroksida, tes positif bila dalam waktu 30 detik timbul warna biru atau hijau gelap, bila timbul warna lain atau timbul setelah 30 detik reaksi dinyatakan negatif.

Pus ( - ) : normal

Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah. Hal ini terdapat pada pada penyakit kronik ulseratif kolon , fistula colon sigmoid, lokal abses. Sedangkan pada penyakit disentri basiler tidak didapatkan nanah dalam jumlah yang banyak.

Lendir ( - ) : normal

Dalam keadaan normal didapatkan sedikit sekali lendir dalam tinja. Terdapatnya lendir yang banyak berarti ada rangsangan atau radang pada dinding usus.

Lendir dibagian luar tinja: iritasi usus besar.

Lendir bercampur tinja: iritasi pada usus halus.

Lendir tanpa tinja: disentri, intususepsi atau ileokolitis.

Parasit: telur Ancylostoma duodenale : abnormal

Menandakan telah terjadi infeksi dari cacing Ancylostoma duodenale. Dapat dideteksi dengan pewarnaan eosin-lugol 1%. Seringkali yang dicari ialah bentuk tidak aktif seperti telur atau segmen dari cacing.

Leukosit 1-2/LPB : abnormal

Dilihat dengan apusan basah menggunakan pewarnaan methylen blue atau apusan kering dengan pewarnaan Wright. Adanya leukosit menendakan infeksi, seperti disentri basiler, colitis ulseratif, atau infeksi/inflamasi lainnya.

Eritrosit 3-5/LPB : abnormal

Sel darah merah akibat perdarahan pada tratus gastrointestinal atau biasanya telah lisis, terutama bagian proksimal. Kehilangan darah 50-75 mL akan membuat feses berwarna merah gelap atau hitam (tarry stool).

Epitel ( + )

Normal ditemukan, sel epitel ini berasal dari dinding usus bagian distal. Diperiksa dengan larutan NaCl 0,9% secara mikroskopis. Epitel akan meningkat apabila terjadi infeksi atau inflamasi.

3. (Nama:Tiara Roidah NIM:FAA 112 046)Hematopoesis :

a) Definisi

Hematopoiesis adalah proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.Hematopoisis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu Hema yang artinya Darah dan Poisis yang artinya untuk membuat.7

b) Komponen yang berperan

Tiga komponen yang berperan penting pada hemopoiesis, yaitu7:

Kompartemen sel-sel darah merah terdiri atas:

Sel Induk Pluripoten (SIP)

Menurut teori unitarian, sel-sel darah berasal dari satu sel induk pluripoten. Sel-sel ini jumlahnya sedikit, namun mempunyai kemampuan besar berfloriferasi berkali-kali sesuai kebutuhan.

Pengenalan SIP ini diplopori oleh Till dan Mc Culloch pada tahun 1960-an dengan penelitiannya yang menggunsksn teknologi pembiakan in-vivo pada tikus. Merreka menamankan SIP itu sebagai CFU-S (Collony Forming Unit Spelen). Selanjutnya Dexter pada dekade berikutnya mengembangjkan suatu media pembiakan yang baik untuk pembiakan in-vitro dari SIP ini. Media ini mengaitkan juga pentingnya LMH sedemikian sehingga CFU-S inin dapat hidup lebih lama dan dinamakan Long Term Culture Initiatibng Cells (LTC-IC). Dalam media Dexter terdapat sel-sel lingkungan mikro yang menghasilkan stimulator-stimulator pertumbuhan homepoiesis yang disebutHemopoetic Growth Factors(HGF) atau jugaColony Stimulating factors(CSF) yang dapat menstimulasi koloni-koloni sel-sel bakal darah untuk terus berploriferasi dan berdiferensiasi sesuai jalur turunnya (lineage)nya. Dengan majunya ilmu imunologi ditemukan teknologi hibridoma yang memungkinkan kita membuat antibodi monoklonal (Monoclonal Antibody) (MoAb) dalam jumlah banyak; kemudian dikembangkan penemuan-penemuan petanda-petanda imunologis di permukaan sel-sel darah yang dinamai menurut sistem CD (Cluster of Differentiation). Petanda-petanda ini dapat dideteksi dengan MoAb dan dengan teknik imunohistokimia atauflow cytometry.

Sel Bakal Terkait Tugas (SBTT) atau Comitted progenitor Hemopoetic Cells

Dengan stimulasi faktor pertumbuhan yang berasal dari LMH yang dinamakan faktor sel induk (Stem Cell Factor= SCF), SIP dapat berdeferensiasi menjadi sel-sel bakal darah yang terkait tugas (SBTT) yang terkait pada tugas menurunkan turunan-turunan sel-sel darah merah, yaitu jalur-jalur turunan mieloid dan makrofag disebutcolony forming unit granulocyte, erythrocyte, magakaryocute, monocyte(CFU-GEMM) dan jalur turunan limfosit. CFU-GEMM ini distimulasi oleh GEMM-CSF untuk berdiferensiasi menjadi CFU-G, CFU-M, CFU-Meg dan CFU-E. Seterusnya CFU-G distimulasi G-CSF; GM-CSF dapat menstimulasi CFU-G dan CFU-MK menjadi sel-sel yang lebih tua (matur).

Sel-sel Darah Dewasa

Subkompartemen ini terdiri atas golongan granulosit (eosinofil, basofil, neutrofil), golongan-golongan monosit/makrofag, trombosit, eritrosit, dan limfosit B dan T.

Kompartemen lingkungan mikro hemopoetik

Di sumsum tulang sel-sel darah berada berbaur dengan jaringan lain yang terdiri atas kumpulan macam-macam sel dan matriks yang disebut stroma dari sumsum tulang. Stroma terdiri atas bermacam subkompartemen yaitu fibroblas, adiposit, matriks ekstraseluler, monosit, makrofag dan sel-sel darah yang lain. CSF yang merangsang pertumbuhan granulocyte disebut G-CSF, sedangkan yang monosit dan makrofag disebut M-CSF. Stroma yang terdiri atas fibroblas, monosit, makrofag, endotel, dsb disebut juga sebagai lingkunagn mikro hemopoetik (LMH). Jadi jaringan LMH ini seakan-akan merupakan tanah yang menhidupi sel-sel induk dan sel-sel bakal yang dianggap sebagai benih di persemaian. Kalau stroma atau LMH ini rusak atau defisien maka pertumbuhan sel-sel darah akan terganggu (hipoplastik sampai aplastik). Awalnya sel-sel bakal darah melekat pada LMH melalui suatu molekul adhesi yang diproduksi oleh stroma, kemudian melalui interaksi antar sel matriks sel bakal dirangsang untuk berdiferensiasi dan berfungsi seperti yang sudah direncanakan.

Kompartemen FPH (factor pertumbuhan hemopoetik) disebut juga HGF (hemopoetik growth factor)

FPH adalah senyawa-senyawa yang dapat menstimulasi proliferasi, diferensiasi dan aktifasi fungsional dari sel-sel bakal darah. FPH diproduksi oleh stroma. Normalnya FPH hanya didapatkan dalam keadaan yang sedikit di dalam darah. Awalnya orang membuat FPH dari sel-sel stroma yang dibiakkan. Senyawa-senyawa FPH mempunyai tiga sifat biologis, yaitu :

Pleiotrofiartinya satu FPH dapat menstimulasi beberapa sel-sel bakal; misalnya; IL-3 dapat menstimulasi CFU-G maupun CFU-E dan CFU-Meg meskipun dalam derajat yang berbeda.

Redundansiartinya satu sel bakal dapat distimulasi oleh dua FPH, misalnya; CFU-E dapat distimulasi oleh IL-3 maupun oleh E-CSF meskipun dalam derajat yang berbeda.

Transmodulasi reseptor artinya reseptor sel bakal A dapat pula berfungsi sebagai reseptor sel bakal B.

(Nama:Andi Ferdy S.NIM:FAA 112 038)

c) Tahap

Hematopoesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.8

Tahapan terjadinya hematopoesis pada manusia8 :

1. Embrio dan fetus

a. Stadium Mesoblastik, minggu ke 3-6 sampai 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun diganti organ-organ lain.

b. Stadium Hepatik, Minggu ke 6 sampai 5-10 bulan kehamilan : Menurun dalam waktu singkat. Terjadi di limpa, hati kelenjar limfe.

c. Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir, pembentukan di sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit.

2. Bayi sampai dewasa

Hematopoesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi di hepar dan limpa, keadaan abnormal dibantu dengan organ lain.

a. Hematopoesis Meduler (N)

Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah sumsum tulang. Lebih dari 20 tahun : corpus tulang panjang berangsur angsur diganti oleh jaringan lemak karena produksi menurun.

b. Hematopoesis ekstramedular (AbN)

Dapat terjadi pada keadaan tertentu , misal: Eritroblastosis fetalis, Thalassemia, Leukemia dsb. Organ-organ ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar adrenal, tulang rawan, ginjal dll.

4. (Nama:MeikristianNIM:FAA 112 045)Eritropoesis :

a) Definisi

Eritropoiesis merupakan proses pembentukan sel darah merah (eritrosit).9

b) Komponen yang berperan9 :

Stem sel hematopoetik,

Sitokin spesifik, growth factor dan hormonal regulator,

Microenvirontment yang merupakan stroma pendukung dan interaksi sel dengan sel yang diikuti proliferasi dan diferensiasi hematopoetik sel stem dan mempengaruhi erythroid progenitor yang akhirnya menghasilkan sel darah merah yang matur.

(Nama:Sri AstutiNIM:FAA 111 036)

c) Tahap10

Tahap Proeritroblas, yaitu: Tahap pertama setelah koloni eritroit membentuk unit suatu sel dengan nukleus yang sangat besar.

Tahap eritroblas basofilik, yaitu; Tahap dimana mulainya sintesis hemoglobin.

Tahap eritroblas polikromatik (tahap normoblas), yaitu: Tahap akhir dari sintesis DNA, dan pembelahan sel.

Tahap eritroblas ortokromatik, yaitu: Menunjukkan pengisutan dan autolisis nukleus. Nukleus sisa akan disingkirkan dan dipisahlkan dari sel.

Tahap Retikolosit, yaitu: Sel ini tidak memiliki nukleus dan memasuki sirkulasi tempat ia menjadi eritrosit matang. Eritrosit berbentuk diskus atau lempengan yang mana selnya dapat bergerak dalam ruang yang rapat untuk mengambil atau melepaskan oksigen.

(Nama:Ismul BahiyihNIM:FAA 112 027)

d) Nutrisi yang mendukung11 :

Vitamin B12. Vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh tubuh dan pertumbuhan sel dan jaringan pada umumnya. Hal ini karena vitamin B12 berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan yang menghasilkan eritrosit paling cepat pertumbuhan dan proliferasinya, kekurangan vitamin B12 menghambat kecepatan pembentukan eritrosit.

Sel-sel eritroblastik sumsum tulang tidak dapat berproliferasi dengan cepat, sehingga ukuran lebih besar dari yang normal dan berkembang menjadi megaloblas yang selanjutnya menjadi makrosit. Kemampuan makrosit hampir sama dengan eritrosit, tetapi sangat fragil, hidupnya sangat singkat. Dapat dikatakan bahwa bila terjadi kekurangan vitami B12 maka akan menyebabkan terjadinya kegagalan dalam proses eritropoiesis.

Sebenarnya penyebab terbanyak dari kegagalan pematangan eritrosit bukanlah karena kekurangan vitamin B12 pada makanan, tetapi oleh adanya kegagalan penyerapan vitamin B12 dalam saluran cerna. Hal ini sering terjadi pada mereka yang menderita penyakit anemia pernisiosa yang penyebab utamanya adalah atrofi mukasa lambung, sehingga getah lambung tidak dapat disekresikan secara normal.

Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru.

Vitamin B6. Vitamin B6 atau pyridoxine termasuk dalam vitamin B kompleks dan seperti vitamin lain dalam keluarga vitamin B kompleks, Vitamin B6 larut dalam air sehingga mudah dikeluarkan oleh tubuh. Secara umum vitamin B kompleks berperan aktif dalam menghasilkan energi bagi aktifitas sehari-hari. Selain bertugas dalam proses metabolisme protein dan karbohidrat, vitamin B6 juga dibutuhkan dalam proses pembentukan sel darah merah dan reaksi kimia berantai dalam sel otak. Secara tidak langsung, pyridoxine juga membantu proses pembentukan sel otak serta perkembangannya, menjaga imunitas tubuh dan menjaga kadar hormon steroid dalam tubuh manusia.

Vitamin C. Vitamin C adalah derivate heksosa yang cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan oksalat. Vitamin C stabil dalam keadaan kering, tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan, apalagi dalam suasana basa. Asam askorbat adalah bahan yang kuatkemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi (Suharjo, 1992). Berbagai penelitian menunjukkan beberapa fungsi vitamin C antara lain adalah :

a. Untuk pembentukan sel jaringan tubuh

b. Untuk pembentukan Collagen. Collagen adalah sejenis protein yang diperlukan dalam pembentukan jaringan ikat. Diperlukan proses penyembuhan luka.

c. Memperkuat pembuluh darah.

d. Diperlukan dalam penyerapan Fe.

e. Beberapa dalam metabolisme kolesterol karena dapat menurunkan kadar kolesterol darah.

Fe, Cu, Co diperlukan langsung unuk membentuk hemoglobin. Sedangkan tembaga dan kobalt diperlukan sebagai katalisator dalam tahapan-tahapan pembentukan hemoglobin. Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat zat makanan keseluruh tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi,jika asupan zat besi kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh pun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah gejala gejala anemia.

Asam amino diperlukan dalam pembentukan hemoglobin

Niasin

Vitamin E

(Nama:Wenny A.YNIM:FAA 112 008)

e) Fungsi dan struktur eritrosit

Eritrosit adalahsel datar berbentuk piringan yang mencekung di bagian tengah kedua sisi (piringan bikonkaf dengan garis tengah 8 um, ketebalan 2 um di tepi luar dan ketebalan 1 um di bagian tengah). Bentuk ini berperan melalui 2 cara, dalam menentukan efiseinsi sel darah merah melakukan fungsi utamanya mengangkut O2 dalam darah: 1). Bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih besar untuk difusi O2 menembus membrane dibandingkan dengan bentuk sel bulat dengan volume yang sama. 2). Tipisnya sel memungkinkan O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam sel dan eksterior sel.12

Gambaran structural lain yang mempermudah fungsi transport SDM adalah kelenturan membrannya. Sel darah merah yang garis tengah normalnya dalah 8 um, dapat mengalami deformitas secara luar biasa sewaktu mengalir satu per satu melewati kapiler yang garis tengahnya sempit 3 um. Karena sangat lentur maka SDM dapat mengalir melalui kapiler sempit berkelok-kelok untuk menyalurkan O2 di tingkat jaringan tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung.12

Keberadaan Hemoglobin

Hemoglobin ditemukan hanya di sel darah merah. Molekul hemoglobin memiliki 2 bagian: (1). Bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari 4 rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat. (2). Empat gugus nonprotein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem dengan masing-masing terikat ke salah satu polipeptida. Masing-masing keeempat atom besi dapat berikatan secara reversible dengan molekul O2. Karena O2 tidak mudah larut dalam plasma maka 98,5% O2 yang terangkut dalam darah terikat ke hemoglobin.12

Tidak adanya nucleus dan organel

Untuk memaksimalkan kandungan hemoglobinnya, satu eritrosit dipenuhi oleh lebih dari 250 juta molekul hemoglobin, menyingkirkan hampir semua organel yang lain. Sel darah merah tidak mengandung nucleus, organel atau ribosom. Selama perkembangan sel, struktur-struktur ini dikeluarkan untuk menyediakan ruang lebih banyak lagi bagi hemoglobin. Karena itu, sel darah merah terutama adalah suatu kanyong penuh hemoglobin yang dibungkus oleh membrane plasma.12

(Nama:Karissa M.SNIM:FAA 112 017)

5. Proses destruksi eritrosit

Kemampuan hidup eritrosit rata-rata adalah 120 hari. Meskipun eritrosit menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi, eritrosit tidak mampu melakukan sintesis protein. Oleh karena itu saat eritrosit mengalami kerusakan, eritrosit tidak bisa melakukan perbaikan. Hilangnya beberapa protein, dan aktivitas beberapa enzim berkurang. Reaksikimia diperlukan untuk kelangsungan hidup sel sebagai akibat adanya gangguan. Sebagai hasilnya, air melewati sel darah merah dan terjadilah proses penuaan, hal ini menyebabkan perubahan bentuk menjdi bentuk bola (sphere) yang elastis dan ketika bergerak melalui sirkulasi akan tertelan oleh makrofag.5,6

Sel-sel fagositik (makrofag) membentuk bagian melalui pembuluh darah, khususnya di limpa, hati dan sumsum tulang. Makrofag adalah konstituen dari sistem reticuloendothelial dan ditemukan di kelenjar getah bening, di saluran pencernaan. Dalam reticuloendothelial, sel eritrosit cepat dihancurkan. Protein termasuk hb dan komponen asam amino diangkut melalui plasma untuk digunakan dalam sintesis protein baru. Zat besi yang hilang dari hemoglobin kembali ke dalam sel plasma dan diangkut ke sumsum tulang untuk proses pembentukan sel darah merah baru.5,6

Zat besi tidak disimpan di dalam sel sel reticuloendothelial tapi tersedia untuk penggunaan kembali setiap kali diperlukan. Struktur cincin porfirin hemoglobin, dimana zat besi diikatakan mengalami perubahan kimiawi yang memungkinkan terjadinya ekskresi dalam tubuh. Reaksi ini mengubah porifirin yang berpigmen merah menjadi bilirubin yang berpigmen kuning.5,6

Bilirubin dibebaskan dari sel-sel reticuloendothelial setelah proses penghancuran disampaikan plasma ke hati, dimana selanjutnya akan mengalami perubahan yang dipersiapkan untuk ekskresi ke empedu. Jumlah bilirubin diproduksi dan dikeluarkan ke empedu ditentukan oleh jumlah hemoglobin yang dihancurkan. Ketika tingkat destruksi eritrosit melebihi kapasitas hati untuk menangani bilirubin, pigmen kuning akan menumpuk di dalam darah.5,6

6. (Nama:Tiara Roidah NIM:FAA 112 046)Anemia defisiensi zat besi

a) Definisi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong, yang akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.13

b) Epidemiologi

Prevalensi ADB tinggi pada bayi, hal yang sama juga dijumpai pada anak usia sekolah dan anak praremaja. Angka kejadian ADB pada anak usia sekolah (5-8 tahun) di kota sekitar 5,5 %, anak praremaja 2,6% dan remaja 26%. Di Amerika Serikat sekitar 6% anak berusia 1-2 tahun diketahui kekurangan besi, lebih kurang 9% remaja wanita kekurangan besi. sedangkan pada anak laki-laki sekitar 50% cadangan besinya berkurang saat pubertas. Prevalensi ADB lebih tinggi pada anak kulit hitam dibanding kulit putih. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan status sosial ekonomi anak kulit hitam yang lebih rendah.13

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia prevalensi ADB pada anak balita sekitar 25-35%. Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalens ADB pada anak balita di indonesia adalah 55,5%.(20,23) Pada tahun 2002 prevalensi anemia pada usia 4-5 bulan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa 37% bayi memiliki kadar Hb di bawah 10gr/dl sedangkan untuk kadar Hb di bawah 11gr/dl mencapai angka 71%.(21) Pauline di Jakarta juga menambahkan selama kurun waktu 2001-2003 tercatat sekitar 2 juta ibu hamil menderita anemia gizi dan 8,1 juta anak menderita anemia.(22) Selain itu data menunjukkan bahwa bayi dari ibu anemia dengan berat bayi normal memiliki kecendrungan hampir 2 kali lipat menjadi anemia dibandingkan bayi dengan berat lahir normal dari ibu yang tidak menderita anemia. Berdasarkan data prevalensi anemia defisiensi gizi pada ibu hamil di 27 provinsi di Indonesia tahun 1992, Sumatera Barat memiliki prevalensi terbesar (82,6%) dibandingkan propinsi lain di Indonnesia.13

(Nama:Andi Ferdy S.NIM:FAA 112 038)

c) Etiologi dan patofisiologi

Etiologi

Anemia menunjukkan kemampuan darah mengangkut O2 di bawah normal dan ditandai oleh hematokrit yang rendah. Pembentukan SDM bergantung pada pasokan adekuat bahan-bahan dasar esensial, yang sebagian diantaranya tidak disintesis di tubuh tetapi harus disediakan melalui makanan.12

Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.14

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun14 :

1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:

Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambang.

Saluran genitalia perempuan: menorrhagia atau metrohargia.

Saluran napas: hemoptoe

Saluran kemih: hematuria.

2. Faktor nutrisi: akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).

3. Kebutuhan besi meningkat: seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.

4. Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical spure atau kolitis kronik.

Patofisiologi anemia defisiensi zat besi

Jika simpanan besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendahberarti orang tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala fisiologis. Menurut Evatt, anemia defisiesi besi adalah anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau homosiderin sumsum tulang.14

Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Tanda tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi.14

Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemi dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb.14

(Nama:Sri AstutiNIM:FAA 111 036)

d) Tanda dan gejala

Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun. Ada penderita yang mengalami hampir semua gejala sedangkan ada beberapa yang hanya merasa lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi10 :

- Mudah atau lebih cepat lelah

- Kurang berenergi

- Muka pucat

- Sesak napas

- Pusing dan sakit kepala

-Kaki dan tangan terasa dingin

- Sensasi kesemutan pada kaki

- Lidah membengkak atau terasa sakit

- Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi

- Sakit pada dada

- Jantung terasa berdetak dengan cepat

- Kadar hemoglobin turun dibawah 7-8 g/dl.

Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, rambut rontok dan nafsu makan yang menurun.10

(Nama:MeikristianNIM:FAA 112 045)

e) Pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang)

Pemeriksaan fisik15 :

Tujuan utamanya adalah menemukan tanda keterlibatan organ atau multisistem dan untuk menilai beratnya kondisi penderita. Pemeriksaan fisik perlu memperhatikan:

Adanya takikardia, dispnea, hipotensi postural.

Pucat: sensitivitas dan spesifisitas untuk pucat pada telapak tangan, kuku, wajah atau konjungtiva sebagai prediktor anemia bervariasi antara 19-70% dan 70-100%.

ikterus: menunjukkan kemungkinan adanya anemia hemolitik. Ikterus sering sulit dideteksi di ruangan dengan cahaya lampu artifi sial. Pada penelitian 62 tenaga medis, ikterus ditemukan pada 58% penderita dengan bilirubin >2,5 mg/dL dan pada 68% penderita dengan bilirubin 3,1 mg/dL.

penonjolan tulang frontoparietal, maksila (facies rodent/chipmunk) pada talasemia.

lidah licin (atrofi papil) pada anemia defisiensi Fe.

limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang (terutama di sternum); nyeri tulang dapat disebabkan oleh adanya ekspansi karena penyakit infi ltratif (seperti pada leukemia mielositik kronik), lesi litik ( pada mieloma multipel atau metastasis kanker).

petekhie, ekimosis, dan perdarahan lain.

kuku rapuh, cekung (spoon nail) pada anemia defisiensi Fe.

Ulkus rekuren di kaki (penyakit sickle cell, sferositosis herediter, anemia sideroblastik familial).

Infeksi rekuren karena neutropenia atau defisiensi imun

Pemeriksaan laboratorium15 :

Complete blood count (CBC)

CBC terdiri dari pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, ukuran eritrosit, dan hitung jumlah leukosit. Pada beberapa laboratorium, pemeriksaan trombosit, hitung jenis, dan retikulosit harus ditambahkan dalam permintaan pemeriksaan (tidak rutin diperiksa). Pada banyak automated blood counter, didapatkan parameter RDW yang menggambarkan variasi ukuran sel.

Pemeriksaan morfologi apusan darah tepi

Apusan darah tepi harus dievaluasi dengan baik. Beberapa kelainan darah tidak dapat dideteksi dengan automated blood counter.

Sel darah merah berinti (normoblas)

Pada keadaan normal, normoblas tidak ditemukan dalam sirkulasi. Normoblas dapat ditemukan pada penderita dengan kelainan hematologis (penyakit sickle cell, talasemia, anemia hemolitik lain) atau merupakan bagian dari gambaran lekoeritroblastik pada penderita dengan bone marrow replacement. Pada penderita tanpa kelainan hematologis sebelumnya, adanya normoblas dapat menunjukkan adanya penyakit yang mengancam jiwa, seperti sepsis atau gagal jantung berat.

Hipersegmentasi neutrofil

Hipersegmentasi neutrofil merupakan abnormalitas yang ditandai dengan lebih dari 5% neutrofi l berlobus >5 dan/atau 1 atau lebih neutrofi l berlobus >6. Adanya hipersegmentasi neutrofi l dengan gambaran makrositik berhubungan dengan gangguan sintesis DNA (defisiensi vitamin B12 dan asam folat).

Hitung retikulosit

Retikulosit adalah sel darah merah imatur. Hitung retikulosit dapat berupa persentasi dari sel darah merah, hitung retikulosit absolut, hitung retikulosit absolut terkoreksi, atau reticulocyte production index. Produksi sel darah merah efektif merupakan proses dinamik. Hitung retikulosit harus dibandingkan dengan jumlah yang diproduksi pada penderita tanpa anemia.

Jumlah leukosit dan hitung jenis

Adanya leukopenia pada penderita anemia dapat disebabkan supresi atau infi ltrasi sum-sum tulang, hipersplenisme atau defi siensi B12 atau asam folat. Adanya leukositosis dapat menunjukkan adanya infeksi, infl amasi atau keganasan hematologi. Adanya kelainan tertentu pada hitung jenis dapat memberikan petunjuk ke arah penyakit tertentu:

Peningkatan hitung neutrofi l absolut pada infeksi

Peningkatan hitung monosit absolut pada mielodisplasia

Peningkatan eosinofi l absolut pada infeksi tertentu

Penurunan nilai neutrofi l absolut setelah kemoterapi

Penurunan nilai limfosit absolut pada infeksi HIV atau pemberian kortikosteroid

Jumlah trombosit

f) (Nama:Ulul AzmiNIM:FAA 112 007)Tatalaksana (farmako, nonfarmako, dan preventif)

Farmako : Terapi penyakit penyerta, pada pemicu didapatkan infeksi dari cacing tambang Ancylostoma duodenale dapat diberikan pirantel pamoat 10mg/kgBB terapi besi oral seperti sulfas ferosus terapi besi parenteral : Ferri hidroksida-sukrosa (Venofer),Besi dekstran (cosmofer), Ferri karbomaltosa (Ferinject), Ferumoksitol (Feraheme). Atau yang biasa diberikan adalah PRC (Packed red cell).16,17

(Nama:Ismul BahiyihNIM:FAA 112 027)Non farmako : Booster makanan yang mengandung zat besi,besi didalam makanan dapat berbentuk fe-heme dan non-heme. Besi non-heme antara lain beras,bayam,jagung,gandum yang beradaa dalam bentuk ferri dan harus dirubah dulu dalam tubuh menjadi ferro agar dapat diserap oleh usus. Penyerapan non heme dapat dipengaruhi oleh makanan lain seperti fruktosa,vit.c,asam klorida dan asam amino dapat membantu absorbs besi,sedangkan tannin (pada teh) kalsium dan serta dapat menghambat penyerapan besi. zat besi dalam bentuk hem lebih mudah diserap tubuh contohnya daging sapi,hati dan ikan.16,17

Preventif18 :

-Menggunakan sandal saat beraktivitas diluar dan segera mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas yang bersentuha dengan tanah.

-Meningkatkan konsumsi zat besi dari sayur-sayuran (brokoli, asparagus, labu, bayam) kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang merah), dan dari sumber hewani seperti ikan, daging (terutama daging merah) ayam, makanan laut, telur. Daging, telur, susu dan ikan juga banyak mengandung vitamin B12.

-Minum obat cacing 6 bulan sekali.

g) Prognosis

Prognosis baik apabila penyebab anemia hanya karena kekurangan zat besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat. Jika wanita hamil, persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan atau komplikasi lain. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus dan kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan dan infeksi.19

(Nama:Aulia RusdiNIM:FAA 112 010)

7. Hubungan anemia pada kehamilan

Hemodilusi :

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk menimbangi pertumbuhan janin, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disetai anemia.20

Banyak factor risiko anemia pada ibu hamil yaitu20 :

a. peritas yang tinggi

b. usia ibu hamil di atas 35 tahun dan di bawah 20 tahun.

c. infeksi dan penyakit

d. kurang Gizi.

(Nama:FaridahNIM:FAA 111 002)

8. Fungsi zat besi pada pembentukkan Hb1 :

1) Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan

2) Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energi

3) Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.

(Nama:Aria JayaNIM:FAA 112 026)

9. Nutrisi (zat besi) pada saat kehamilan

Asam Folat

Asam folat merupakan zat gizi utama yang amat diperlukan selama kehamilan untuk menjaga agar tumbuh kembang janin selalu sehat. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan timbulnya masalah cacat janin, yaitu cacat pada otak dan saraf tulang belakang. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi asam folat sebelum dan selama masa kehamilan dapat menekan resiko timbulnya cacat pada otak bayi sampai 70%. Karena pentingnya asam folat bagi tumbuh kembang janin, maka ibu hamil disarankan untuk menjaga pasokan asam folat selama kehamilan, tidak boleh sampai kekurangan. Bahkan, disarankan pula bagi ibu yang berencana hamil untuk mengonsumsi asam folat 3 bulan sebelum masa kehamilan tiba.21

Asam folat bisa diperoleh dari sumber alami, yaitu makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran hijau, kedelai, kacang-kacangan, dan hati. Namun, asam folat dari makanan (sumber alami) ini kemungkinan besar tidak bisa mencukupi kebutuhan asam folat yang diperlukan selama hamil. Oleh karena itu, ibu hamil juga perlu mengasup asam folat tambahan dari suplemen/vitamin asam folat untuk memastikan bahwa kebutuhan asam folat selama kehamilan benar-benar tercukupi. Biasanya, di setiap vitamin khusus untuk ibu hamil sudah terkandung asam folat sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan.21

Wanita yang berencana hamil membutuhkan sekitar 400 mikrogram asam folat per hari, dikonsumsi 3 bulan sebelum hamil sampai trimester pertama kehamilan (3 bulan pertama kehamilan). Konsumsi asam folat di masa sebelum dan masa trimester awal kehamilan ini sangat penting karena pembentukan dan perkembangan tabung saraf bayi terjadi pada masa-masa awal kehamilan.21

Setelah melewati trimester pertama kehamilan (kehamilan menginjak bulan ke-4) dan seterusnya selama hamil, wanita hamil disarankan mengonsumsi asam folat sebanyak 600 mikrogram asam folat per hari. Setelah hamil, ibu menyusui tetap perlu mengonsumsi asam folat sebanyak 500 mikrogram per hari, dan bila ibu tidak menyusui, maka kebutuhan asam folatnya adalah sebesar 400 mikrogram per hari.21

Kalsium

Kalsium perlu dikonsumsi selama kehamilan karena baik bagi kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandung. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan tulang dan gigi bayi. Kalsium juga bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah, membantu agar perkembangan sistem saraf janin berjalan normal, dan bermanfaat untuk perkembangan jantung bayi. Kebutuhan kalsium selama hamil tidak boleh sampai kurang, karena bila sampai kurang, maka janin akan mengambil kalsium dari tulang ibu, dan pada akhirnya hal tersebut akan memengaruhi kesehatan ibu hamil.21

Kebutuhan kalsium bagi ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per hari. Sementara untuk ibu hamil yang berusia muda (hamil di usia kurang dari 18 tahun) maka kebutuhan kalsium selama kehamilan lebih tinggi lagi, yaitu 1300 mg per hari. Sumber-sumber kalsium diantaranya adalah susu, dan produk-produk susu, brokoli, bayam, dan lain-lain.21

Vitamin D

Vitamin D membantu mengoptimalkan fungsi kalsium dan fosfor dalam menguatkan tulang dan gigi. Defisiensi/kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan timbulnya kelainan bentuk tulang yang cukup parah pada bayi baru lahir dan dapat juga memengaruhi berat badan bayi saat lahir. Riset juga menunjukkan bahwa vitamin D berperan sangat penting dalam menjaga fungsi normal saraf, otot, dan sistem imun tubuh. Vitamin D juga diperlukan dalam perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Tak hanya bermanfaat bagi bayi, vitamin D juga diperlukan oleh ibu hamil karena dapat mengurangi risiko timbulnya diabetes gestasional dan preeklampsia selama kehamilan.21

Kebutuhan Vitamin D harian adalah 400 IU. Asupan vitamin D dapat diperoleh dari makanan dan suplemen atau dapat juga diperoleh dari luar yaitu dengan bantuan sinar matahari. Saat terkena sinar matahari, maka tubuh dapat memproduksi sendiri vitamin D. Makanan yang mengandung vitamin D antara lain telur, daging, susu yang difortifikasi vitamin D, minyak ikan, dan lemak ikan seperti ikan salmon, makarel, sarden. Meski merupakan sumber vitamin D, namun konsumsi ikan saat hamil sebaiknya dibatasi hanya sebanyak 2 kali dalam seminggu, karena makanan laut tersebut kemungkinan besar mengandung berbagai logam berat seperti timbal, merkuri, dan lainnya yang berbahaya bagi kehamilan.21

Zat Besi

Selama hamil, kebutuhan akan zat besi meningkat terutama selama trimester kedua dan ketiga kehamilan, karena zat besi dibutuhkan dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel tubuh bayi. Selain itu, zat besi penting juga berguna untuk menjaga sistem imun tubuh. Peranan zat besi juga diperlukan dalam pembentukan dan fungsi normal sel darah merah, termasuk dalam memperlancar transfer oksigen ke seluruh tubuh.21

Ibu hamil yang kekurangan zat besi akan lebih sering mengalamikelelahandan beresiko mengalamianemia. Beberapa gejala kekurangan zat besi antara lain adalah sering pusing dan lelah. Selain dari suplemen zat besi, ibu hamil juga bisa memperoleh zat besi dari makanan-makanan kaya zat besi seperti daging, ayam, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan.21

Sebelum hamil, disarankan untuk mengonsumsi sekitar 18 mg zat besi per hari. Sementara selama kehamilan, kebutuhan akan zat besi meningkat menjadi 27 mg per hari. Konsumsi zat besi dengan dosis yang cukup tinggi bisa menyebabkan mual dan timbul gangguan konstipasi/sembeli (susah buang air besar). Oleh karena itu, konsumsi zat besi yang cukup tinggi selama kehamilan juga perlu dibarengi dengan memperbanyak konsumsi air putih dan serat untuk memperlancar pencernaan.21

Seng

Mineral seng atau zinc sangat penting bagi sistesa DNA, bahan utama pembentuk sel tubuh. Oleh karena itu, selama kehamilan sangatlah perlu untuk menjaga agar asupan seng tercukupi, karena selama hamil, pertumbuhan dan perkembangan sel bayi meningkat sangat cepat. Seng juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh, mempercepat penyembuhan luka, dan diperlukan untuk mengoptimalkan perkembangan tulang dan otak. Kekurangan seng selama hamil tergolong berbahaya karena beresiko menyebabkan terjadinya keguguran, berat badan bayi lahir rendah, dan komplikasi lainnya selama kehamilan dan persalinan.21

Kebutuhan seng selama hamil adalah sekitar 11 mg per hari untuk ibu hamil usia 19 tahun ke atas, dan sekitar 13 mg per hari bagi ibu hamil usia 18 tahun ke bawah. Seng dapat diperloleh dari suplemen/vitamin untuk ibu hamil. Selain itu, seng juga bisa diperoleh dari sumber makanan alami seperti unggas, kacang-kacangan, biji-bijian, susu.21

Yodium

Yodium sangat penting selama kehamilan karena diperlukan dalam perkembangan sistem saraf dan otak bayi. Kekurangan yodium selama hamil dapat mengganggu perkembangan fisik dan mental bayi, bahkan beresiko pula menyebabkan penurunan fungsi otak. Beberapa studi juga menunjukkan adanya kaitan antara kekurangan yodium dengan resiko terjadinya keguguran dan kelahiran prematur.21

Wanita hamil disarankan mengasup yodium sebesar 220 mikrogram per hari. Sementara, asupan yodium untuk wanita menyusui adalah sekitar 290 mikrogram per hari. Sumber yodium dapat berasal dari garam beryodium, produk susu, telur, sayur-sayuran, dan makanan laut.21

DHA

DHA(docosahexaenoic acid) atau asam lemak omega 3 merupakan nutrisi penting yang juga amat diperlukan oleh ibu hamil. Peranan DHA sangat vital dalam perkembangan fungsi otak dan mata bayi. DHA juga dapat menurunkan resiko kelahiran prematur dan bermanfaat pula untuk meningkatkan berat badan bayi saat lahir. Berbagai riset tentang peranan DHA selama kehamilan juga memperlihatkan bahwa DHA juga memiliki manfaat besar untuk ibu hamil, yaitu dapat mencegah timbulnya preeklampsia, depresi pasca persalinan, dan menurunkan resiko kanker payudara.21

Asupan DHA yang disarankan bagi ibu hamil adalah sekitar 200 mg per hari. DHA dapat diperoleh dari suplemen/vitamin, makanan laut seperti ikan salmon, tuna, telur, keju, susu, dan lainnya. Meski makanan laut merupakan sumber DHA yang paling baik, namun selama hamil tidak disarankan untuk terlalu sering mengonsumsi makanan laut, karena adanya resiko tercemarnya ikan-ikan laut dengan berbagai logam berat yang berbahaya bagi kehamilan.21

Pentingnya zat besi pada saat hamil21 :

Penting untuk pembentukan hemoglobin, protein yang ada pada sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh.

Merupakan komponen dari myoglobin (protein yang membantu menyuplai oksigen untuk otot), kolagen (protein dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat lainnya), dan banyak enzim.

Membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.

Selama kehamilan, tubuh ibu membutuhkan jumlah zat besi yang lebih banyak. Ketika hamil, jumlah darah dalam tubuh meningkat drastis, bahkan hampir 50% dari biasanya. Untuk itu, tubuh membutuhkan lebih banyak zak besi untuk pembentukan hemoglobin.

Ibu hamil membutuhkan lebih banyak lagi zat besi untuk pertumbuhan bayi dan plasenta, terutama pada trimester kedua dan ketiga, terutama bagi wanita yang sebelum kehamilan jumlah zat besi dalam tubuhnya kurang. Selain itu, kekurangan zat besi, akan menyebabkan anemia selama masa kehamilan sering dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat lahir bayi rendah, dan kematian bayi.

(Nama:Andi Ferdy S.NIM:FAA 112 038)

10. Hubungan infeksi cacing tambang dengan anemia

Cacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorbsi) dan metabolisme makanan. Penyakit cacing tambang paling sering disebabkan oleh Necator americanus, Ancylostoma duodenale. Cacing tambang ditularkan melalui tanah yang terkontaminasi tinja yang mengandung larva infektif. Telur dihasilkan cacing betina dan keluar melalui tinja. Bila telur tersebut jatuh ditempat yang hangat, lembab dan basah, maka telur berpotensi untuk menetas.3

Telur cacing yang ditemukan didalam tinja akan menetas menjadi larva rhabditiform kemudian berubah menjadi larva filariform yang menembus kulit, maka ia akan mengadakan penetrasi melalui kulit, kemudian ke jantung kanan, bermigrasi sampai ke paru-paru dan kemudian turun ke usus halus. Selama larva berada didalam paru-paru dapat menyebabkan gejala batuk darah, yang disebabkan oleh pecahnya kapiler dalam alveoli paru, dan berat ringannya keadaan ini bergantung pada banyaknya jumlah larva cacing yang melakukan penetrasi ke dalam kulit.3

Pada migrasi ini, larva ini berganti kulit dua kali, membentuk kapsula bukalis dan menkadi bentuk dewasa. Menggunakan kapsula bukalis ini menempelkan dirinya pada kelenjar mukosa duodenum, jejunum dan bagian proksimal dari ileum. Anemia akan terjadi 10-20 minggu setelah infestasi cacing dan walaupun diperlukan lebih dari 500 cacing dewasa untuk menimbulkan gejala anemia tersebut tentunya juga bergantung pada kondisi gizi pasien. Enzim proteolitik Chatepsin D pada cacing tambang memainkan peran dalam mendigesti hemoglobin.3

Daftar Pustaka

1. Almatsler, Soenita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. 2009.

2. Hoffbrand AV, Moss PAH. Kapita Selekta Hematologi, Ed.6. Jakarta: EGC. 2013.

3. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Ed. IV. Jakarta: Media Aesculapius. 2014.

4. Mardiliyanti T. Anemia Dalam Kehamilan.pdf. (diakses pada 20 Juni 2015) Tersedia : http://digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

5. Kee, Joyce LoFever. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Edisi 6. Jakarta: EGC. 2007.

6. Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkasan. Jakarta: EGC. 2007.

7. Damayanti N. Konsep Hematopoesis. Jember: Universitas Jember. 2012. (diakses pada 21 Juni 2015) Tersedia: https://www.scribd.com/doc/49147660/Konsep-Hematopoiesis#download

8. Restuningsih N, Santosa B, Sukeksi A. Hubungan Jumlah Retikulosit Dengan Hasil Autocontrol Crossmatch Pada Pasien Thalasemia [Skripsi]. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Tersedia : http: // digilib.unimus.ac.id/download.php%3Fid.Pdf

9. Suryanti, Reny, Rosdiana, Nelly, Lubis, Bidasari. Peran Eritropoietin pada Anemia Akibat keganasan pada Anak, Sari Pediatri Vol. 7. Medan: Fakultas Kedokteran USU. 2005.

10. Bakta, Made I. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed. V, Jilid II. Jakarta: EGC. 2009.

11. Yunarti Fani. Efek Suplementasi Besi, Vitamin C, dan Penyuluhan Gizi Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Remaja Putri Di Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso [Tesis]. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2014.

12. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. 6. Jakarta: EGC. 2011.

13. Syahrial, Nilai HbA2 Pada Anemia Defisiensi Besi. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran USU. 2011. (diakses pada 21 Juni 2015) Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31348/4/Chapter%20II.pdf

14. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Simadibrata MK, Alwi I, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Ed. V. Jakarta : Interna Publishing. 2009.

15. Oehadian, Amalia. Continuing Medical Education (CDC): Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia. Bandung: Bagian Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin. 2012.

16. Abdulsalam M,Daniel A. Diagnosis,pengobatan dan pencegahan anemia defisiensi besi, Sari pediatric, Vol. 4, No. 2. Jakarta. 2002.

17. Staff Pengajar Departemen Parasitologi. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Ed. 4. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2008.

18. Manarisip Greysia. Preventif Dan Kuratif Anemia Defisiensi Fe. 2013.

19. Anonymous. Anemia. Unimus. (diakses pada 21 Juni 2015) Tersedia: digilib.unimus.ac.id

20. Erlia P. Anemia Pada Ibu Hamil. (diakses pada 20 juni 2015) Tersedia: http://id.scribd.com/doc/48459186/ANEMIA-PADA-IBU-HAMIL#scribd

21. Anonymous. 7 Zat Gizi Penting yang Diperlukan Ibu Hamil. 2014. (diakses pada 20 juni 2015) Tersedia: http://informasitips.com/7-zat-gizi-penting-yang-diperlukan-ibu-hamil

1