laporan diskusi tutorial

28
0 LAPORAN DISKUSI TUTORIAL SKENARIO 2 “HIPERTENSI” BLOK XI SEMESTER IV Tutor : dr. Rachma Pertemuan 1 (7 Mei 2012) Pertemuan 2 (10 Mei 2012) Kelompok 2 : Moderator : Diskta Winza Ronika H2A010013 Sekretaris : Amalia Isnaini H2A010003 Oktavia Candra Utami H2A010038 Anggota : Ayu Rindwitia Indah P. H2A010008 Fithri Ratnasari H2A010018 Hera Dwi Priharti H2A010023 Kartika Ayu Mekarsari H2A010028 Marla Deni Nugraha H2A010033 Reza Adityas Trisnandi H2A010043 Syarifah Alfi Azzulfa A H2A010048 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011/ 2012

Upload: oktavia-candra-utami

Post on 29-Nov-2015

144 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Diskusi Tutorial

  0  

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

SKENARIO 2 “HIPERTENSI”

BLOK XI

SEMESTER IV

Tutor : dr. Rachma

Pertemuan 1 (7 Mei 2012)

Pertemuan 2 (10 Mei 2012)

Kelompok 2 :

Moderator : Diskta Winza Ronika H2A010013

Sekretaris : Amalia Isnaini H2A010003

Oktavia Candra Utami H2A010038

Anggota : Ayu Rindwitia Indah P. H2A010008

Fithri Ratnasari H2A010018

Hera Dwi Priharti H2A010023

Kartika Ayu Mekarsari H2A010028

Marla Deni Nugraha H2A010033

Reza Adityas Trisnandi H2A010043

Syarifah Alfi Azzulfa A H2A010048

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2011/ 2012

Page 2: Laporan Diskusi Tutorial

  1  

HIPERTENSI

Seorang pria umur 45 tahun datang ke laboratorium klinik untuk general

check up. Pasien adalah seorang pekerja kantoran dan memiliki kebiasaan

merokok. Riwayat orang tua pasien memiliki penyakit tekanan darah tinggi. Pada

pemeriksaan di peroleh: BB 95 kg. Tinggi badan 165 cm. TD 170/100 mmHg.

Nadi 90 kali/menit. Suhu 36,5 C.

Pertemuan ke-1 (7 Mei 2012)

STEP 1 à IDENTIFIKASI KATA- KATA SULIT

1. Hipertensi adalah suatu penyakit yang di tandai dengan peningkatan

tekanan darah lebih dari normal. Dengan peningkatan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikit nya 90 mmHg.

2. General check up adalah salah satu tindakan pencegahan yang sebaiknya

sudah di lakuakan oleh semua orang sejak berusia 20 tahun ke atas. Di

antaranya px jantung, tekanan darah, tes gula darah, tes kolesterol, px paru,

px gigi dan mulut, tes anemia, px kesehatan telinga, mata , tes urin dan

termasuk tes mammografi dan tes kepadatan tulang.

3. Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri

darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh

manusia.

STEP 2 à IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa hubungan dari kebiasaan merokok pasien dengan penyakit di alami?

2. Adakah hubungan penyakit yang di derita dengan riwayat penyakit orang

tua?

3. Pemeriksaan yang di lakukan general check up?

4. Jelaskan keadaan pasien dalam pemeriksaan fisik yang di alami pasien?

STEP 3 à KLASIFIKASI MASALAH

1. Hubungan dari kebiasaan merokok pasien dengan penyakit di alami

Page 3: Laporan Diskusi Tutorial

  2  

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya

200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada

rokok adalah tar,nikotin, dan karbon monoksida.

• Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan

menempel pada paru-paru.

• Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan

peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu

kanker paru-paru yang mematikan.

• Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam

darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. terdapat

kandungan Nikotin sebagai zat adiktif yang mempengaruhi saraf

dan peredaran darah yang bias menyebabkan gelisah, tremor

penurunan nafsu makan

Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri

sehinggaarteri rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin dalam tembakau

juga membuat jantung bekerja lebih keras karena menyempitkan

pembuluh darah untuk sementara dan meningkatkan frekuensi denyut

jantung serta tekanan darah. Dimana nikotin merangsang adrenalin (ginjal)

yang menyebabkan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut

nadi dan tekanan kontraksi jantung.

2. Hubungan penyakit yang di derita dengan riwayat penyakit orang tua

Riwayat keluarga juga merupakan factor resiko penyakit hipertensi yang

cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua

memiliki riwayat hipertensi maka 25 % anak terkena hipertensi atau bila

riwayat hipertensi di dapatkan pada kedua orang tua, maka kecenderungan

hipertensi essensial lebih besar.

Hipertensi essensial (primer) : suatu peningkatan persisten tekanan arteri

yang dihasilkan oleh ketidakaturan mekanisme control homeostatic

normal. Hipertensi ini tidak di ketahui penyebabnya dan 90 % dari kasus

hipertensi.

Hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot daripada heterozigot.

Page 4: Laporan Diskusi Tutorial

  3  

3. Pemeriksaan yang di lakukan general check up:

• Pemeriksaan Jantung

Kondisi dan fungsi dari jantung anda bisa dilihat dengan alat yang

bernama EKG (elektrokardiograf). Selain dengan EKG juga bisa

didukung dengan pemeriksaan foto thorax (pemotretan dengan

sinar roentgen di daerah dada untuk melihat organ dalam). Untuk

usia 40 tahun keatas, ada treadmill stress test. Hasilnya, anda

mendeteksi adanya sumbatan pada pembuluh darah di jantung.

Frekuensi test: 6 – 12 bulan sekali. Bila anda kegemukan, memiliki

keluarga yang mengalami keluarga yang mengalami gangguan

jantung, tekanan darah tinggi, atau menjalani gaya hidup tidak

sehat (merokok, sering makan makanan berlemak tinggi, tidak

berolah raga), rutinitas test amat diperlukan.

• Tekanan Darah

Tekanan darah yang normal berada dibawah 130 / 80 mmHg.

Lebih dari itu seseorang disebut menderita tekanan darah tinggi

(hipertensi).

Frekuensi test: 1 tahun sekali. Lebih sering bila anda beresiko

tinggi, yaitu bila dalam keluarga terdapat riwayat penyakit tekanan

darah tinggi.

• Test Gula Darah

Untuk mendeteksi penyakit kencing manis (diabetes mellitus),

terutama bagi mereka yang kegemukan.

Frekuensi test: 3 tahun sekali (untuk orang dengan kadar gula

normal). Bila anda seorang diabetesi, jadwal test ditentukan dokter

anda.

• Test Kolesterol

Test ini untuk mengetahui kadar kolesterol, HDL (High Density

Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan trigliserida.

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyumbatan pembuluh

darah penyebab stroke atau serangan jantung.

Page 5: Laporan Diskusi Tutorial

  4  

Frekuensi test: 5 tahun sekali. Lebih sering dan dini bila ada

anggota keluarga dekat yang perah dirawat akibat stroke, penyakit

jantung, atau tekanan darah tinggi. Juga bila anda banyak makan

berlemak dan kurang berolah raga.

• Pemeriksaan Paru – paru

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan foto

thorax. Hasil foto bakal menunjukkan ukuran dan dapat

mendeteksi adanya kelainan dalam paru – paru, seperti flek. Test

ini juga dapat mendeteksi penyakit TBC.

Frekuensi test: 6 bulan sekali.

• Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Infeksi atau lubang pada gigi bisa menimbulkan nyeri yang sangat

luar biasa, bakteri juga bisa menimbulkan gangguan pada organ

tubuh lain seperti jantung dan ginjal. Rongga mulut adalah gerbang

masuk berbagai jenis bibit penyakit, baik dari makanan maupun

dari minuman.

Frekuensi test: 6 bulan sekali

• Test Anemia

Secara umum, test darah berguna untuk menghitung kadar Hb

(hemoglobin), Hematokrit (kekentalan darah), kadar eritrosit (sel

darah merah), dan leukosit (sel darah putih). Test lebih mendetail

akan dilakukan apabila terdapat kelainan pada darah secara

kimiawi.

Anemia banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria, hal ini

dikarenakan wanita setiap bulan mendapatkan menstruasi,

penyebab lainnya adalah kekurangan gizi akibat program diet yang

tidak seimbang. Anemia yang berat dapat mempertinggi resiko

terserang keracunan saat kehamilan (toksemia), yang merupakan

penyebab kematian ibu hamil di Indonesia.

Page 6: Laporan Diskusi Tutorial

  5  

Ada pula test darah yang dilakukan untuk melihat kadar asam urat

dalam rangka untuk mengetahui fungsi ginjal, dan test fungsi hati

berupa SGOT/SGPT.

Frekuens test: 6 -12 bulan sekali.

• Pemeriksaan Kesehatan Telinga

Pemeriksaan dilakukan dengan test audiometri yang berguna untuk

mendeteksi sensitivitas fungsi organ pendengaran. Berkurangnya

fungsi pendengaran dapat disebabkan oleh penyumbatan karena

kotoran atau cairan pada rongga telinga, atau karena adanya

kelainan pada organ di dalam telinga.

Frekuensi test: 6 bulan sekali.

• Pemeriksaan Kesehatan Mata

Selain test ketajaman penglihatan, juga dilakukan pengukuran

tekanan bola mata. Peningkatan tekanan bola mata atau yang

disebut sebagai glaukoma terjadi akibat alira cairan mata

terbendung yang menyebabkan peningkatan tekanan bola mata ang

bisa mengakibatkan kebutaan. Setiap orang berusia 40 tahun keatas

sebaiknya melakukan test ini.

Frekuensi test: 6 bulan sekali, untuk glaukoma 2 tahun sekali.

• Pemeriksaan Urine

Hasil pemeriksaan terhadap kandungan zat kimia dalam urine yang

digabungkan dengan hasil kimia darah dapat menggambarkan

keadaan fungsi ginjal dan hati anda. Test ini juga bisa mendeteksi

adanya infeksi saluran kemih atau infeksi pada liang vagina.

Frekuensi test: 1 tahun sekali.

Pada wanita, test – test kesehatan ditambah dengan:

• Test Reproduksi ( Pap Smear Test )

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran

vagina dan leher rahim, serta mendeteksi adanya kanker pada leher

rahim. Test ini ditujukan kepada mereka yang aktif secara seksual.

Biasanya selain pap smear, pemeriksaan reproduksi juga

Page 7: Laporan Diskusi Tutorial

  6  

melibatkan pemeriksaan kimia darah, yang dimaksudkan untuk

mengetahui kandungan hormon dan cairan tubuh lainyang terdapat

dalam darah yang berpengaruh terhadap proses reproduksi.

Frekuensi test: 6 – 12 bulan sekali.

• Pemeriksaan Payudara ( Mammografi )

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya sel – sel

abnormal penyebab kanker payudara. Pemeriksaan ini terhitung

wajib bagi mereka yang temasuk kelompok beresiko tinggi (ada

anggota keluarga yang menderita kanker payudara, pertama kali

hamil di usia 32 tahun, serta pernah menderita tumor payudara).

Test ini disarankan bagi wanita yang berusia 35 tahun keatas.

Frekuensi test: 1 tahun sekali.

• Test Kepadatan Tulang

Sebenarnya test ini juga bisa dilakukan oleh kaum pria, tetapi

karena lebih sering wanita yang mengalami osteoporosis (tulang

keropos) yang membuat tulang mudah patah.

Frekuensi test: 1 tahun sekali.

4. Perhitungan IMT

Diketahui : BB = 95 kg

TB = 165 cm

IMT = BB/ TB (m) 2 à 95/1,652 = 34,8 ( obesitas )

Nilai : IMT < 18,5 = BB kurang

IMT 18,5-22,9 = normal

IMT 23-24,9 = normal tinggi

IMT 25-29,9 = gemuk

IMT > = 30 = sangat gemuk (obesitas)

TD 170/100 mmHg : Hipertensi derajat 2

Klasifikasi tekanan darah

Klasifikasi TD sistolik TD diastolik

Normal 120 80

Page 8: Laporan Diskusi Tutorial

  7  

Pre hipertensi 120 - 139 80 - 89

Hipertensi derajat I 140 - 159 90 - 99

Hipertensi derajat II 160 - 179 100 - 109

Hipertensi derajat III >> 180 >> 110

Nadi 90x/menit menunjukkan heart rate normal

Normal = 60-100 x/menit

Bradikardi = <60 x/menit

Takikardi = >100 x/menit

STEP 4 à SKEMA

Pria umur 45 tahun

Anamnesis : -­‐ Merokok (+) -­‐ Pekerja

kantoran -­‐ Riwayat

hipertensi (+)

Laboratorium Klinik (General Check Up)

Penatalaksanaan

Pemeriksaan fisik : -­‐ TD 170/ 100 mmHg -­‐ Nadi 90 x/ menit -­‐ RR 20 x/ menit -­‐ Suhu 36,40C

Dx : Hipertensi primer

DD : -­‐ Hipertensi primer -­‐ Hipertensi sekunder

Dx : per

Page 9: Laporan Diskusi Tutorial

  8  

STEP 5 à SASARAN BELAJAR

1. Menjelaskan tentang hipertensi:

• Pengertian

• Etiologi

• Faktor resiko

• Manifestasi klinis

• Dx: anamnesis, Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

• Derajat hipertensi JNC

• Penatalaksanaan

• Komplikasi

• Edukasi

STEP 6 à BELAJAR MANDIRI

Pertemuan ke- 2 (10 Mei 2012)

STEP 7 àPEMBAHASAN SASARAN BELAJAR

HIPERTENSI

DEFINISI

Hipertensi yaitu suatu penyakit yang di tandai dengan peningkatan tekanan darah

lebih dari normal. Dengan peningkatan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau

tekanan diastolic sedikit nya 90 mmHg.

ETIOLOGI

1. Hipertensi primer/esensial (tidak diketahui penyebabnya)

• Genetik

Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih

banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat hipertensinya, dan

lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitasnya

• Geografi dan Lingkungan

Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi

Page 10: Laporan Diskusi Tutorial

  9  

kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju.

• Janin BBLR (Berat bayi lahir rendah)

Dikarenakan sedikitnya jumlah nefron dan lebih rendahnya

kemampuan mengeluarkan Na pada BBLR.

• Jenis kelamin

Pria > Wanita (pengaruh hormon). Untuk sesame wanita, wanita yang

pramenopause lebih besar kemungkinan menderita hipertensi.

• Natrium

Ketidak mampuan mengeluarkan Na secara efisien baik

diturunkan/didapat, Juga karena pengaruh hormone natriuretik yang

menghambat aktivitas sel pompa Na (ATPase Na-K) dan mempunyai

efek penekanan.

• Sistem renin angiotensin

Renin (produksi angiotensin sebagai zat penekan), Aldosteron

(memacu Na dan terjadinya retensi air sebagai akibatnya)

• Hiperaktivitas Simpatis

Katekolamin (memacu produksi renin kontriksi arteriol dan vena

menaikkan curah jantung )

• Resistensi insulin / Hiperinsulinemia Insulin (zat penekan yang

menaikan kadar katekolamin dan reabsorbsi Na)

• Disfungsi endotel

Penderita hipertensi mengalami penurunan respon vasodilatasi

terhadap nitrat oksida, dan endotel mengandung vasodilatator seperti

endotelin – I, meskipun kaitannya dengan hipertensi tidak jelas.

2. Hipertensi sekunder (dapat diketahu penyebabnya)

• Kelainan ginjal : dimana ada kerusakan parenkim sehingga terjadi

hipertensi

• Glomerulonefritis akut (GNA)

• Glomerulonefritis kronis (GNC)

• Pyelonefritis kronis (PNC)

Page 11: Laporan Diskusi Tutorial

  10  

• Penyempitan arteri renalis

• Penyakit renovaskuler gangguan pasokan darah ginjal dan bagian atas

• Arterosklerosis : mempengaruhi 1/3 bagian proksimal arteri renalis

(paling sering pada usi lanjut)

• Fibrodisplasia : mempengaruhi 2/3 bagian distal, menurunkan pasokan

darah ginjal memacu produksi renin ipsilateral menaikkan tekanan

darah

• Hiperplasia adrenal congenital

• Endokrin :

o Aldosteronisme primer (sindrom cronh) ada hipokalemia +

hipertensi

o Sindrom cushing hyperplasia adrenal bilateral adenoma

hipofisis menghasilkan ACTH ada hipertensi + obesitas + kulit

tipis + kelemahan otot + osteoporosis

• Feokromositoma : tumor sel kromofin asal neural yang mensekresi

kotekolamin

• Akibat obat : OCP, Siklosporin, eritropolerin, kokain.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis :

1. Pusing

2. Mudah marah

3. Telinga berdengung

4. Mimisan (jarang)

5. Mata berkunang-kunang

6. Sukar tidur

7. Sesak nafas

8. Rasa berat ditengkuk

9. Mudah lelah

Jika hipertensi berat atau menahun atau tidak diobati, akan timbul gejala :

1. Sakit kepala

2. Pandangan kabur

Page 12: Laporan Diskusi Tutorial

  11  

3. Kelelahan

4. Mual, muntah

5. Sesak nafas

6. Gelisah

7. Kerusakan pada mata, otak, jantung, dan ginjal

8. Kadang terjadi penurunan kesadaran dan bahkan koma, karena terjadi

pembengkakan otak à ensefalopati hipertensi.

FAKTOR RESIKO

Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas:

1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

• Umur Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun

mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur,

risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi

dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan

kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan

elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring

bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika

berumur lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur,

risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa

terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang

berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah

sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi

bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu

terjadinya hipertensi.

• Jenis Kelamin

• Riwayat Keluarga

2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol

• Kebiasaan Merokok Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi.

Page 13: Laporan Diskusi Tutorial

  12  

Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler

telah banyak dibuktikan.6 Selain dari lamanya, risiko merokok

terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari.

Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan

hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia

beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui

rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan

endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses

aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakau

merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah

isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin

diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru

dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin

sudah mencapai otak.

− Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada

kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin).

− Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan

memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang

lebih tinggi

• Konsumsi Asin/Garam Secara umum masyarakat sering

menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam

merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya

hipertensi.

− Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan

volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah.

− Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan

garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem

pendarahan) yang normal.

− Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping

ada faktor lain yang berpengaruh.

Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang,

Page 14: Laporan Diskusi Tutorial

  13  

baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun

mereka mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap

tekanan darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok

lain, terlalu banyak natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga

memicu terjadinya hipertensi.

Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena

menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan

meningkatkan volume dan tekanan darah.

• Konsumsi Lemak Jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.34 Konsumsi lemak

jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan

kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama

lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan

konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak

sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman

dapat menurunkan tekanan darah.

• Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol Alkohol

• Obesitas Obesitas atau kegemukan dimana berat badan

Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah

jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas

lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas

tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf

simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Olah

raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap

hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik

aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer

yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya

olahraga maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila

asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan

bertambah.

Page 15: Laporan Diskusi Tutorial

  14  

Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi

makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan

risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa

tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen

dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar

melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi

tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga

meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.

Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.

• Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang

akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan

peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan

meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam

juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya

aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena

meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif

juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap

kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin

besar tekanan yang dibebankan pada arteri.

• Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.

Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan

darah menjadi tetap tinggi. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan,

murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa

takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal

melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih

cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika

Page 16: Laporan Diskusi Tutorial

  15  

stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan

penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan

patologis.

Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan

bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa

mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah,

namun akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi

belum dapat dipastikan.

PATOFISIOLOGI

Page 17: Laporan Diskusi Tutorial

  16  

Suplai paru ↓

difusi ↓

Asidosis metabolik

Kebutuhan ATP↑

RR↑

CO ↓

Beban jantung ↑

LVH

Kontraktilitas ↑

Kontraktilitas ↓

↓ suplai coroner

Iskemik miocard

Infark miokard

Gagal jantung

Kerusakan vascular

Perubahan vascular retina

Degenerasi jaringan retina

+ sel saraf

Kerusakan blood barier

nekrosis

↓ perfusi ginjal

Gangguan filtrasi

Gangguan nefron

Gagal ginjal

Suplai sistemik

↑ tekanan cerebral

vasokonstriksi

autoregulasi

Gagal autoregulasi

spasme pembuluh darah

Ensefalopati cerebral

Iskemik jaringan

Obesitas

Hiperlipidemia

↑LDL  

LDL teroksidasi masuk lapisan

intima

Endapan lemak

Plak fibrosa

aterosclerosis

Merokok

nikotin

Rangsang neuron postganglion simpatis

katekolamin

Vasokontriksi

↑ tonus p.d  

Hiperplasia +

Hipertrofi tunica media

Genetik + usia

↓ elastisitas  

p.d kontriksi  

↑ tahanan perifer  

↑ tekanan diastolik   ↑ preload  

↑stroke volume   ↑ tekanan sistolik  

HIPERTENSI  

vasokonstriksi  

OR

Pekerjaan

Stress

↓ elastisitas pembuluh darah  

Kelenjar Adrenal

↑ tekanan darah  

Medula Adrenal sekresi epinefrin

Vasokonstriksi

Korteks adrenal sekresi kortisol dan steroid lain

Vasokonstriksi

↑ tekanan darah  

Aktivasi simpatis

Norephineprin

Pembuluh Darah (α1)  

Ginjal(β1) Jantung (β2)  

SRAA  

Angiotensin I  

Angiotensin II  

Sekresi aldosteron  

Retensi Na (Reabsorbsi Na)  

↑ Volume intravascular  

↑HR   ↑ kontraktilitas  

↑ sistolik volume  

↑ COP  

↑ Tekanan darah  

Page 18: Laporan Diskusi Tutorial

  17  

DIAGNOSIS

1. ANAMNESIS

• Keluhan nyeri kepala ( umumnya pagi hari dan terlokalisir pada regio

oksipital )keluhan tidak spesifik lainnya yang mungkin terkait seperti

dizziness, palpitasi, mudah lelah,impotensi

• Riwayat keluarga hipertensi atau penyakit kardiovaskuler lainnya

• Diet, pola makan, aktivitas fisik

• Riwayat berobat sudah berapa lama, terapi yang sudah diberikan,

respon / efek samping terapi

• Faktor risiko lainnya seperti perubahan berat badan, dislipidemia,

merokok, DM

• Penyakit atau kondisi lain yang diderita (mengarah ke hipertensi

sekunder)

• Keluhan lainnya yang mungkin menandakan kerusakan organ target

seperti :

1. Gangguan penglihatan

2. Nyeri dada ( angina,gejala TIA (transient iskemic attack)

3. Keluhan gagal jantung

4. Gangguan fungsi ginjal

2. PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : perhatikan keadaan khusus seperti : cushing,

feokromasitoma, perkembangan tidak proposionalnya tubuh atas

dibanding tubuh bawah yang sering ditemukan pada koarktasio aorta,

tingkat kesadaran

• Pemeriksaan fisik umum :

v Mata : gambaran klinis:

1. spasme arteri

2. eksudat pada retina

3. perdarahan retina

Page 19: Laporan Diskusi Tutorial

  18  

Pada pasien muda angiografi fluoresein menipis dan oklusi arteriol,

dan non perfusi kapiler yang berhubungan dengan bercak cotton

woll

Pada pasien lansia kelainan arteriosklerotik yang mendasri sifat

tidak reversible

Lakukan funduskopi dengan klasifikasi Keith – Wagener – Barker

berguna untuk menentukan prognosis.

Klasifikasi ( keith dan wegener )

1. Arteri / vena rasio ½, spasme lokal

2. Arteri / vena rasio ½ , spasme luas

3. Arteri / vena rasio 1/3 , perdarahan retina,eksudat

4. Stadium 3 ditambah PNII edem

v Pengukuran tekanan darah : dilakukan minimal 2x tiap kunjungan

(diambil rata – ratanya) pada kunjungan 2x/lebih dengan

menggunakan manset yang meliputi minimal 80% lengan atas

pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat 5 menit. 30 menit

sebelumnya menghindari aktivitas fisik, konsumsi kafein dan

merokok.

Pengukuran tekanan darah saat berdiri diindikasikan pada pasien

dengan risiko hipertensi postural ( obat – obat, lanjut usia, DM)

v Periksa Nadi (Bradikardi, takikardi atau tak beraturan)

v Palpasi dan auskultasi arteri karotis untuk menilai stenosi atau

oklusi

v Periksa Hipertropi ventrikel kiri (dengan pemeriksaan pulsus

epigastrium)

v Nadi pasien hipertensi berisiko mengalami fibrilasi atrial, BB

v Pemeriksaan jantung : untuk mencari pembesaran jantung→untuk

menilai HVK dan tanda – tanda gagal jantung.

v Impuls apeks yang prominen

Page 20: Laporan Diskusi Tutorial

  19  

v Bunyi jantung S2 yang meningkat akibat kerasnya pentupan katub

aorta, kadang ditemukan murmur diastolik akibat regrugitasi aorta,

bunyi S4 (gallop atrial/pressistolik) dapat ditemukan akibat

peninggian tekanan atrium kiri, buyi S3 (gallop ventrikel/

protodiastolik) ditemukan meningkat akibat dari dilatasi ventrikel

kiri. Bila S3 dan S4 ditemukan bersama = summation gallop

v Pemeriksaan paru : adakah suara napas tambahan seperti ronki

basah / ronki kering / mengi

v Pemeriksaan perut : untuk mencari aneurisma, pembesaran hati,

limpa, ginjal, dan asites

Auskultasi bising sekitar kiri kanan umbilikus (real arteri stenosis )

Arteri radialis, femoralis, dorsalis pedis harus diraba. Tekanan

darah dibetis harus diukur minimal 1x pada hipertensi umur muda

(kurang dari 30 tahun)

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Meliputi :

• Tes darah rutin

− Hemoglobin

Laki-laki (N) : 13.2-17.3 gr/dl

Perempuan (N) : 11.7-15.5 gr/dl

Bila terjadi penurunan maka menunjukan penyakit ginjal

− Hematokrit

Laki-laki (N) : 40.0-52.0 %

Perempuan (N) : 35.0-48.0 %

Bila terjadi penurunan makan menunjukkan gagal ginjal

kronik

− LED

Metode Westergreen

Laki-laki (N) : 0-15 mm/jam

Perempuan (N) : 0-20 mm/jam

Metode Wintrobe

Page 21: Laporan Diskusi Tutorial

  20  

Laki-laki (N) : 0-9 mm/jam

Perempuan (N) : 0-15 mm/jam

Bila terjadi peningkatan maka menandakan viskositas darah ↑,

stress fisiologis, kerusakan jaringan(nekrosis)

• Gula darah

Sewaktu (N) : ≤200 mg/dl

2 jam PP (N) : 60 – 140 mg/dl

Untuk melihat apakah hipertensi ada hubungan dengan penyakit

metabolik

• Kolesterol total serum

Normal : ≤200 mg/dl

Batas Tinggi : 200-239 mg/dl

Tinggi : ≥240 mg/dl

• Kolesterol LDL dan HDL serum

− Kadal LDL

− Normal : ≤130 mg/dl

− Batas tinggi : 130-159 mg/dl

− Tinggi : ≥160 mg/dl (resiko hipertensi ↑)

− Kadar HDL

Normal : ≤60 mg/dl

Tinggi : ≥160 mg/dl

• Trigliserida serum

Normal : ≤200 mg/dl

Batas normal tinggi :200-239 mg/dl

Tinggi : 200-499 mg/dl

Sangat Tinggi : ≥500 mg/dl

Lipid profile untuk melihat komplikasi atau gangguan pada

pembuluh darah dan jantung.

• Asam urat serum

Laki-laki : 3.4-7.2 mg/dl

Perempuan : 2.4-6.0 mg/dl

Page 22: Laporan Diskusi Tutorial

  21  

Pada hipertensi kronis untuk melihat fungsi ginjal, bila lebih tinggi

dari normal maka fungsi ginjal kurang baik.

• Kreatinin serum

Laki-laki : 0.8-1.3 mg/dl

Perempuan : 0.6-1.0 mg/dl

Bila lebih dari nilai rujukan diatas, maka dicurigai ada gangguan

filtrasi pada ginjal

• Kalium serum

Melihat kerja jantung yang dapat dipengaruhi kandungan kalium

dalam darah.

• Natrium serum

Normal : 135-145 aMol/L

Untuk melihat resistensi perifer yang berpengaruh pada tekanan

darah, karena Na ↑ akan menarik air lebih banyak ke pembuluh

darah.

• Urinalisis

Untuk melihat adakan resiko komplikasi pada ginjal, fungsi

glomelurus untuk filtrasi

• Elektrokardiogram

Untuk melihat adakan resiko komplikasi pada jantung dengan

melihat kerja jantung.

Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya

penyakit penyerta sistemik antara lain :

1) Aterosklerosis (melalui pemeriksaan profil lemak)

2) Diabetes (terutama pemeriksaan gula darah)

3) Fungsi ginjal (dengan pemeriksaan pretemuria, kreatinin serum,

laju filtrasi glumerulus)

Pemeriksaan untuk evaluasi organ target :

• Jantung

1. Pemeriksaan fisis

2. Foto polos dada ( untuk melihat pembesaran jantung)

Page 23: Laporan Diskusi Tutorial

  22  

3. Elektrokardiografi (untuk deteksi iskemia, gangguan konduksi,

aritmia, hipertrofi ventrikel kiri)

4. Ekokardiografi

• Pembuluh darah

1. Pemeriksaan fisis termasuk penghitungan pulse pressure

2. USG karotis

3. Fungsi endotel (masih dalam penelitian)

• Otak

1. Pemeriksaan neurologis

2. Diagnosis strok ditegakkan dengan CT Scan / MRI (untuk pasien

dengan gangguan neural, kehilangan memori atau gangguan

kognitif)

• Mata

1. Funduskopi (untuk mengetahui keadaan retina)

• Fungsi ginjal

2. Pemeriksaan fungsi ginjal dan menentukan adanya protenuria atau

mikro-makroalbuminuria serta rasio albumin kreatinin

PENATALAKSANAAN

Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah : Penurunan mortalitas dan

morbiditas yang berhubungan dengan hipertensi.

Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan organ target (misal:

kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal)

Mengurangi resiko merupakan tujuan utama terapi hipertensi, dan pilihan terapi

obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan

resiko.

1. Non medicamentosa

Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk

mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam

penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi

harus melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menurunkan tekanan

Page 24: Laporan Diskusi Tutorial

  23  

darah pada pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga

dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-

pasien dengan tekanan darah prehipertensi.

Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan

darah adalah:

• Mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk

• Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop

Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah

natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada

sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik

dengan terapi satu obat antihipertensi

Mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari

menggunakan obat.

2. Medicamentosa

Banyak pasien hipertensi memerlukan kombinasi obat – obatan untuk

mendapatkan kontrol tekanan darah yang kuat. Kombinasi dari golongan –

golongan obat termasuk :

• Diuretik tiazid dan penyekat ß

• Diuretik tiazid dan penghambat ACE

• Penyekat ß dan Antagonis kalsium

• Antagonis kalsium dan penghambat ACE

• Penghambat ACE dan penyekat alpha

• Penyekat alpha dan Atagonis kalsium

Page 25: Laporan Diskusi Tutorial

  24  

GOLONGAN NAMA GENERIK MEKANISME KERJA

DIURETIK 1. Thiazide Hydrochlorothiazide

Indapamide

Chlortalidone 2. Diuretik kuat Furosemide

Torasemide 3. Diuretik hemat kalium Amiloride

Triamterene 4. Antagonis aldosteron Spironolactone

• Bekerja di ginjal untuk

meningkatkan pembentukan urin.

• Efek antihipertensi didasarkan

pada peningkatan ekskresi natrium,

klorida dan air dengan akibat

berkurangnya volume plasma dan

cairan ekstraseluler diikuti

penurunan tekanan darah. β-BLOCKER (PENGHAMBAT RESEPTOR β)

1. SELECTIVE Β1-

BLOCKER (kardioselektif à

menghambat reseptor β 1)

Bisoprolol

Atenolol

Metoprolol

Menghambat reseptor β1 di jantung,

sehingga terjadi penurunan kontraktilitas

otot jantung dan frekuensi denyut

jantung yang akan menurunkan curah

jantung dan akhirnya penurunan tekanan

darah.

2. NONSELECTIVE β-

BLOCKER

(nonkardioselektif à meng-

hambat reseptor β 1 dan β2)

Propranolol

Carvedilol

Tidak hanya menghambat reseptor β1 di

jantung tetapi juga menghambat

reseptor β2 yang ada di bronkus paru,

sehingga dapat menyebabkan

penyempitan saluran nafas atau

bronkokonstriksi, oleh sebab itu golongan

ini dikontraindikasikan pada pasien asma

maupun PPOKα1- BLOCKER

(PENGHA MBA T RESEPTOR

α1 )

Doxazosin

Prazosin

Menghambat reseptor α1 sehingga terjadi

vasodilatasi arteriol, yang akan

menurunkan resistensi perifer dan

menurunkan tekanan darah

KOMBINASI α- dan β-

BLOCKER

(PENGHAMBAT RESEPTOR α

dan β)

Carvedilol

Labetalol

•Menghambat reseptor β, sehingga

terjadi penurunan kontraktilitas jantung

dan frekuensi denyut jantung à

kemudian menurunkan curah jantung; •

Menghambat reseptor α sehingga terjadi

dilatasi arteriol yang akan menurunkan

resistensi perifer.

ACE INHIBITOR

ACE INHIBITOR

(PENGHAMBAT

ANGIOTENSIN CONVERTING

ENZYME )

Captopril

Enalapril

Ramipril

Lisinopril

Perindopril

Trandolapril

Mengurangi pembentukan Angiotensin

II sehingga terjadi vasodilatasi dan

penurunan sekresi aldosteron (yang akan

menyebabkan ekskresi natrium dan air),

sehingga terjadi penurunan tekanan

darah.ARB atau AIIRA

ARB (ANGIOTENSIN

RECEPTOR BLOCKER) ; atau

AIIRA (ANGIOTENSIN II

RECEPTOR ANTAGONISTS)

atau PENGHAMBAT

RESEPTOR ANGIOTENSIN II

Losartan

Irbesartan

Valsartan

Candesartan

Telmisartan

Olmesartan

Mengikat reseptor angiotensin II

(langsung memblok reseptor) dan

menghambat semua efek angiotensin II,

sehingga menyebabkan penurunan

tekanan darah.

CCB (CALCIUM CHANNEL BLOCKER)

1. Dihydropyridine

Nifedipine, Felodipine

Amlodipine

2. Phenylalkylamine Verapamil

3. Benzothiazepine Diltiazem

Menghambat masuknya ion calcium ke

dalam otot jantung dan pembuluh darah

melalui saluran calcium tipe L, sehingga

dapat menurunkan kontraksi jantung dan

pembuluh darah serta menurunkan

tekanan darah.

VASODILATORHydralazine

Minoxidil

Menyebabkan relasasi langsung otot

polos arteriol, sehingga menyebabkan

penurunan tekanan darah.

Page 26: Laporan Diskusi Tutorial

  25  

KOMPLIKASI

1. Jantung

Hipertropi ventrikel kiri menyebabkian peningkatan kekakuan dinding

terhadap pengisian diastolik dan gelombang ‘a’ (sistol atrium) yang

menonjol pada ekokardiografi. Gagal ventrikel kiri dapat terjadi,

seringkali tanpa dilatasi ventrikel.

2. Ginjal

Terjadinya kerusakan ginjal dan gagal ginjal secara perlahan sering

ditemukan pada hipertensi menahun, khususnya dengan kontrol yang tidak

teratur dan lebih sering pada orang kulit hitam.

3. Otak

Stroke dan serangan iskemik transien lebih sering ditemukan pada

penderita hipertensi. Selama stroke, tekanan darah dapat meningkat secara

akut dan perlu kehati-hatian untuk menurunkannya.

4. Mata

Retinopati pada Hipertensi

• Derajat I

Penyempitan pembuluh darah / sklerosis lumen ateriol retina

memberikan efek “ kawat perak / Silver wieing.

• Derajat II

Sklerosis arteriol sedang / berat, terlihat sebagai “Nipping”

arteriovenosa.

• Derajat III

Perubahan progresif retina mengakibatkan edema, bintik “Cotton

Wool” dan perdarahan.

• Derajat IV

Semua data diatas dengan edema papil

 Normal Retinopati Retinopati Retinopati

Page 27: Laporan Diskusi Tutorial

  26  

EDUKASI

Tiga pedoman untuk penderita tekanan darah tinggi:

1. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur

2. Minumlah obat yang dianjurkan oleh dokter

3. Patuhi dengan baik segala nasehat dokter

Selain itu perlu edukasi:

1. Hindari makanan kolesterol tinggi

2. Perbanyak olah raga

3. Hindari faktor resiko seperti merokok

Page 28: Laporan Diskusi Tutorial

  27  

DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed.3. Jakarta: EGC.

2. Firmansyah Iman, Muchid Abdul, dkk. 2006. Pharmaceutical Care untuk

Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunikasi dan

Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

3. Price Sylvia, Anderson. Patofisiologi konsep klinik proses penyakit, alih

ed 6. 2006. Jakarta: EGC.

4. Robbin, Stanley L. 2007 . Buku Ajar Patologi Robbin. Jakarta :EGC.