laporan dasar blok 25 skenario b kelompok 1

50
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO B BLOK 25 Disusun Oleh: Kelompok 1 Tutor : dr. Anita Masidin M.S Sp.OK 1. Dimas Djiwandono D 04111401040 2. Ardysyah Ariestya 04121401002 3. Tia Okidita 04121401015 4. Wahyudo Imami Muhammad 04121401016 5. Rima Fairuuz Putri 04121401020 6. Dita Nurfitri Zahir 04121401047 7. M Tata Suharta 04121401053 8. Vivi Miliarti 04121401061 9. Stefen Agustinus 04121401081 10. Dina Fatma Dwimarta 04121401086 11. Risfandi Ahmad Taskura 04121401090 12. Osi Rahmaini 04121401106 PENDIDIKAN DOKTER UMUM

Upload: alzena-dwi-saltike

Post on 10-Nov-2015

244 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas laporan skenario B blok 25 k8 unsri 2012

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 25

Disusun Oleh:Kelompok 1Tutor :

dr. Anita Masidin M.S Sp.OK

1. Dimas Djiwandono D

041114010402. Ardysyah Ariestya

041214010023. Tia Okidita

04121401015

4. Wahyudo Imami Muhammad

041214010165. Rima Fairuuz Putri

041214010206. Dita Nurfitri Zahir

041214010477. M Tata Suharta

041214010538. Vivi Miliarti

041214010619. Stefen Agustinus

0412140108110. Dina Fatma Dwimarta

0412140108611. Risfandi Ahmad Taskura

0412140109012. Osi Rahmaini

04121401106PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

KEGIATAN TUTORIAL

SKENARIO...

KLARIFIKASI ISTILAH.

IDENTIFIKASI MASALAH..

ANALISIS MASALAH.

HIPOTESIS.

RESTRUKTURISASI / KERANGKA KONSEP... LEARNING ISSUE KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Skenario B Blok 25 sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,2. dr. Anita Masidin M.S Sp.OK selaku tutor kelompok 1.3. teman-teman sejawat FK Unsri,4. semua pihak yang telah membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 7 Mei 2015Kelompok 1 KEGIATAN TUTORIAL

Tutor

: dr. Anita Masidin M.S Sp.OKModerator

: Wahyudo Imami MuhammadSekretaris Meja 1: Dimas Djiwandono DSekretaris Meja 2: Ardysyah AriestyaPelaksanaan

: 4 Mei 2015 - 7 Mei 2015Peraturan selama tutorial:

1. Sebelum nyampaikan pendapat harus mengacungkan tangan2. Alat komunikasi dan gadget hanya boleh digunakan untuk keperluan diskusi, namun dalam mode silent dan tidak mengganggu berlangsungnya diskusi

3. Minum diperbolehkan, namun tidak untuk makan4. Bila ingin izin keluar, diharapkan melalui moderatorSKENARIOWilayah kerja Puskesmas Penatang, dengan jumlah penduduk 43.730 jiwa yang terdiri dari 6 (enam) desa, terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan junlah kasus DBD 38 orang, dan 2 orang meninggal (pada periode yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD 12 rag dan tidak ada yang meninggal)Pada bulan April 2015, petugas surveiliens menemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang masih rendah yaitu 54 %. Hal ini disebabkan masih banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air terbuka

Dokter Mori selaku pimpinan Puskesmas merencakanan mengadakan Lokakarya Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini , dengan tujuan mennetukan langkah penanggulangan dan pencegahan DBD, dengan pendekatan Administrasi Kesehatan

KLARIFIKASI ISTILAH1. Puskesmas : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.2. KLB : Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 1984).3. DBD : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang mengakibatkan demam tinggi dan dapat menimbulkan perdarahan4. Petugas Surveilens : Petugas yang melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis data secara terus menerus dan sistematis serta desiminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan.5. ABJ : Presentasi rumah atau tempat kumuh yang tidak ditemukan jentik pada pemeriksaan jentik, biasanya survey ini dilakukan oleh pemerintah melalui Depkes pada suatu wilayah atau daerah6. Administrasi Kesehatan : Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.7. Lokakarya Mini : Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan kesehatan di puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah di susun dari tiap tiap upaya kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpeng tindih dalam pelaksanaan kegiatanIDENTIFIKASI MASALAH1. Wilayah kerja Puskesmas Penatang, dengan jumlah penduduk 43.730 jiwa yang terdiri dari 6 (enam) desa, terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan junlah kasus DBD 38 orang, dan 2 orang meninggal (pada periode yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD 12 rag dan tidak ada yang meninggal)2. Pada bulan April 2015, petugas surveiliens menemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang masih rendah yaitu 54 %. Hal ini disebabkan masih banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air terbuka3. Dokter Mori selaku pimpinan Puskesmas merencakanan mengadakan Lokakarya Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini , dengan tujuan mennetukan langkah penanggulangan dan pencegahan DBD, dengan pendekatan Administrasi KesehatanANALISIS MASALAH1. Wilayah kerja Puskesmas Penatang, dengan jumlah penduduk 43.730 jiwa yang terdiri dari 6 (enam) desa, terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan junlah kasus DBD 38 orang, dan 2 orang meninggal (pada periode yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD 12 rag dan tidak ada yang meninggal)

a. Apa yang dimaksud dengan wilayah kerja puskesmas ?Jawab :Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota (UPTD). Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Sulastomo, 2007).Puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai tdengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila disatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah keja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa, kelurahan, RW), dan masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/ kota (Sulastomo, 2007).b. Apa saja fungsi dan kewajiban dari puskesmasJawab : Dalam Permenkes No. 75 Th. 2014 Bab II dijelaskan mengenai prinsip penyelenggaraan, tugas, fungsi, dan wewenang puskesmas. Mengenai tugas puskesmas disebutkan bahwa puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas, puskesmas menyelenggarakan fungsi:1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

Dalam pelaksanaannya, puskesmas berwenang untuk: melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan

melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;

melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat

melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas

memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan

memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit

.

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam pelaksanaannya, puskesmas berwenang untuk:

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi;

melaksanakan rekam medis;

melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan

melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan

mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukanc. Apa makna terjadinaya 38 kasus DBD dan 2 meninggal dibandingkan kasus 2014 ?

Jawab : Dari data tersebut didapatkan bahwa kasus DBD meningkat dibanding tahun 2014, dengan jumlah dua kali lipat yang bisa dikatakan sebagai kejadian luar biasa.Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.d. Apa saja kriteria dari KLBJawab :7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah : Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah

Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya

Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya

Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya

Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya

Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

e. Apa saja yang harus dilakukan puskesmas untuk pencegahan terjadinya DBD ?Jawab :

Banyak langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah untuk mengurangi jumlah penderita DBD di Indonesia, mulai dari program pencegahan sampai program case management untuk masyarakat yang telah terjangkit oleh virus dengue ini, tahapan-tahapan program tersebut, antara lain :1. Pemberantasan Sarang Nyamuk

Definisi PSNPemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu kegiatan memberantas jentik nyamuk di tempat berkembangbiaknya baik dengan cara kimia, yaitu dengan larvasida, biologi dengan cara memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri ataupun dengan cara fisik yang kita kenal dengan kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) yakni menguras bak mandi, bak WC; menutup TPA rumah tangga (tempayan, drum dll) serta mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas (kaleng, ban dll).Pencegahan penyakit DBD melalui metode lingkungan atau fisik untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh : Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.

Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali

Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada dasarnya, untuk memberantas jentik atau mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. Pemberantasannya perlu peran aktif masyarakat khususnya memberantas jentik Aedes aegypti di rumah dan lingkungannya masing-masing. Cara ini adalah suatu cara yang paling efektif dilaksanakan karena:a. tidak memerlukan biaya yang besar

b. bisa dilombakan untuk menjadi daerah yang terbersih

c. menjadikan lingkungan bersih

d. budaya bangsa Indonesia yang senang hidup bergotong royong dengan lingkungan yang baik tidak mustahil, penyakit lain yang diakibatkan oleh lingkungan yang kotor akan berkurang.

2. Program 3M Plus

Sebenarnya pelaksanaan 3M Plus merupakan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk yang sederhana dan efektif. Melalui program ini, masyarakat dapat memutus rantai perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti. Sebagai gambaran, beberapa hal pembersihan yang dilakukan dalam 3M Plus merupakan upaya untuk mempersempit penyediaan sarang reproduksi bagi hewan vektor penyakit ini dan hal ini merupakan bagian yang sangat penting sebagai langkah awal untuk menghindari peningkatan prevalensi penderita PBD serta menghindari terjadinya KLB pada penyakit ini. Sedangkan untuk membasmi jumlah nyamuk dewasa yang telah dapat berkembang biak, dapat dilakukan dengan pengasapan (fogging) digunakan untuk mengurangi jumlah nyamuk dewasa yang dapat bertelur sebanyak 200 400 per hari. Jika dibandingkan dari kedua langkah diatas, tentu saja program 3M Plus memiliki peranan yang sangat penting untuk membatasi penyebaran virus penyakit ini asalkan masyarakat melakukannya secara kontinyu dan teratur.Permasalahan mengenai efektifitas pelaksanaan program Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui 3M Plus adalah kurangnya minat masyarakat untuk melakukan semua hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan pemahaman masyarakat untuk terbiasa memiliki pola hidup bersih dan sehat sehingga merasa bahwa bukan hal yang kondusif untuk hidup berdampingan dengan nyamuk Aedes Aygepti.Efektifitas pelaksanaan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk ini melalui 3M Plus ini dapat terlaksana dengan baik jika semua jajaran masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukannya secara serempak dan kontinyu di seluruh bagian negara Indonesia in. Atupun dapat ditambah dengan adanya kebijakan dari pemerintah pusat ataupun daerah mengenai pentingnya melakukan 3M Plus yang disertai dengan pemberlakuan punishment bagi tiap masyarakat yang tidak melakukan ataupn terlibat di dalam program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini. Sebagai contoh, mungkin kita dapat mengikuti pemberlakuan kebijakan di negara Singapura dan Malaysia yang memberikan denda bagi warganya yang kedapatan terdapat jentik nyamuk Aedes Aegypti di rumahnya. Atupun seperti Sri Lanka menggunakan gerakan Green Home Movement untuk tujuan yang sama yaitu menempelkan stiker hijau bagi rumah yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan termasuk bebas dari jentik nyamuk Aeds Aegypti dan menempelkan stiker hitam pada rumah yang tidak memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan. Bagi pemilik rumah dengan stiker hitam akan dberikan peringatan sebanyak 3 kali dan jka tidak dilakukan akan dikenai denda. Sedangkan untuk para pejabat pemerintahan Indonesia, mungkin dapat meniru semangat Jendral Grogas dalam membasmi penyakit ini dari Kuba pada 100 tahun yang lalu yaitu dengan menggunakan metode pelaksanaan progam program PSN secara serentak dan besar besaran di seluruh negeri.Semua contoh diatas seharusnya dapat dijadikan contoh oleh tiap daerah yang berpotensi menjadi daerah endemi DBD ketika musim penghujan datang apalagi saat ini telah adanya otonomi daerah yang dapat memberikan kebebasan kepada tiap derah untuk menyusun program ataupun kegiatan yang bertujuan untuk membasmi sarang nyamuk secara benar tanpa terlupakan adanya pengawasan dari pihak pemerintahan pusat.3. Abatisasi (Larvasiding)

Larvasiding adalah pemberantasan jentik dengan bahan kimia dengan menaburkan bubuk larvasida. Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan bahan kimia terbatas untuk wadah (peralatan) rumah tangga yang tidak dapat dimusnahkan, dibersihkan,dikurangi atau diatur. Dalam jangka panjang penerapan kegiatan larvasiding sulit dilakukan dan mahal. Kegiatan ini tepat digunakan apabila survelans penyakit dan vector menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana wabah mungkin timbul. Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk pelaksanaan larvasiding sangat penting untuk memaksimalkan efektifitasnya.Terdapat 2 jenis larvasida yang dapat digunakan pada wadah yang dipakai untuk menampung air minum (TPA) yakni: temephos (Abate 1%) dan Insect growth regulators (pengatur pertumbuhan serangga) Untuk pemberantasan larva dapat digunakan abate 1 % SG. Cara ini biasanya digunakan dengan menaburkan abate kedalam bejana tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dapat mencegah adanya jentik selama 2-3 bulan. Kegiatan larvasiding meliputi:

i. Abatisasi selektifAbatisasi selektif adalah kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air (TPA) baik didalam maupun diluar rumah pada seluruh rumah dan bangunan di desa/kelurahan endemis dan sporadik dan penaburan bubuk abate (larvasida) pada TPA yang ditemukan jentik dan dilaksanakan 4 kali setahun. Pelaksana abatisasi adalah kader yang telah dilatih oleh petugas Puskesmas.Tujuan pelaksanaan abatisasi selektif adalah sebagai tindakan sweeping hasil penggerakan masyarakat dalam PSN-DBD.

ii. Abatisasi massalAbatisasi massal adalah penaburan abate atau altosid (larvasida) secara serentak diseluruh wilayah/daerah tertentu disemua TPA baik terdapat jentik maupun tidak ada jentik di seluruh rumah/bangunan. Kegiatan abatisasi massal ini dilaksanakan dilokasi terjadinya KLB DBD. Dalam kegiatan abatisasi massal masyarakat diminta partisipasinya untuk melaksanakan pemberantasan Aedes aegypti di wilayah masing-masing. Tenaga di beri latihan dahulu sebelum melaksanakan abatisasi, agar tidak mengalami kesalahan.4. FoggingFogging merupakan suatu kegiatan penyemprotan insektisida dan PSN-DBD serta penyuluhan pada masyarakat sekitar kasus dengan radius 200 meter, dilaksanakan 2 siklus dengan interval 7 hari oleh petugas. Biasanya Fogging diadakan 2 kali di suatu tempat menggunakan malathion dalam campuran solar dosis 438 g/ha. (500 ml malathion 96%technical grade/ha). Sasaran adalah rumah serta bangunan di pinggir jalan yang dapat dilalui mobil di desa endemis tinggi. Alat yang dipakai swing fog SN 1 untuk bangunan dan mesin ULV untuk perumahan. Waktu pengasapan pagi dan sore ini dengan memperhatikan kecepatan angin dan suhu udara. Fogging dilakukan oleh tim yang terlatih dari Dinas Kesehatan Propinsi dan Pusat sesudah survei dasar.[29] Penanggulangan fogging fokus ini dilakukan dengan maksud untuk mencegah/membatasi penularan penyakit. Cara ini dapat dilakukan untuk nyamuk dewasa maupun larva. Untuk nyamuk dewasa saat ini dilakukan dengan cara pengasapan (thermal fogging) atau pengagutan (colg Fogging = Ultra low volume). Pemberantasan nyamuk dewasa tidak dengan menggunakan cara penyemprotan pada dinding (resisual spraying) karena nyamuk Ae.aegypti tidak suka hinggap pada dinding, melainkan pada benda-benda yang tergantung seperti kelambu dan pakaian yang tergantung. Untuk pemakaian di rumah tangga dipergunakan berbagai jenis insektisida yang disemprotkan yang disemprotkan kedalan kamar atau ruangan misalnya, golongan organophospat atau pyrethroid synthetic.Adapun syarat-syarat untuk melakukan fogging, yaitu:1. Adanya pasien yang meninggal di suatu daerah akibat DBD.2. Tercatat dua orang yang positif terkena DBD di daerah tersebut.3. Lebih dari tiga orang di daerah yang sama, mengalami demam.Plus adanya jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti.4. Apabila ada laporan DBD di rumah sakit atau puskesmas di suatu daerah, maka pihak rumah sakit harus segera melaporkan dalam waktu 24 jam, setelah itu akan langsung diadakan penyelidikan epidemiologi kemudian baru fogging fokus.5. Surveilans Epidemiologi

Surveilans Epidemiologi DBD adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit DBD dan kondisi yang memperbesar resiko terjadinya, dengan maksud agar peningkatan dan penularannya dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Proses surveilans dibagi menjadi dua kegiatan,yaitu:1. Kegiatan inti; mencakup (1) surveilans: deteksi, pencatatan, pelaporan, analisis, konfirmasi dan umpan balik (2) tindakan: respon segera (epidemic type response) dan respon terencana (management type response)2. Kegiatan pendukung; mencakup, pelatihan, supervisi, penyediaan dan manajemen sumber daya.Program surveilans epidemiologi DBD meliputi surveilans penyakit yang dilakukan dengan cara meminta laporan kasus dari rumah sakit dan sarana kesehatan serta surveilans vektor yang dilakukan dengan melakukan penelitian epidemiologi di daerah yang terjangkit DBD. Pelaksanaan surveilans epidemiologi vektor DBD untuk deteksi dini biasanya dilakukan penelitian di tempat-tempat umum; sarana air bersih; pemukiman dan lingkungan perumahan; dan limbah industri, RS serta kegiatan lain.Kegiatan di atas dilakukan oleh petugas kesehatan, juru pemantau jentik dan tim pemberantasan nyamuk di sekolah dan masyarakat. Sebagai indikator keberhasilan program tersebut adalah Angka Bebas Jentik (ABJ).Surveilans epidemiologi penyakit DBD memegang peranan penting dalam upaya memutus mata rantai penyakit DBD. Namun, pada kenyataanya belum berjalan dengan baik disebabkan karena faktor eksternal dan internal, misalnya petugas puskesmas tidak menjalankan tugas dengan sebagaimana mestinya dalam melakukan Pemantauan Jentik Berkala (PJB)Berdasarkan surveilans epidemiologi DBD yang telah dilakukan peningkatan dan penyebaran jumlah kejadian penyakit DBD ada kaitannya dengan beberapa hal berikut:

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

2. Urbanisasi yang tidak terencana & tidak terkendali

3. Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis

4. Peningkatan sarana transportasiBadan Litbangkes berkerja sama dengan Namru telah mengembangkan suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System ( EWORS ).EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat EWORS (Badan Litbangkes. Depkes RI.) secara cepat. Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD pada tahun 2004, EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia.2. Pada bulan April 2015, petugas surveiliens menemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang masih rendah yaitu 54 %. Hal ini disebabkan masih banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air terbukaa. Bagaimana cara menghitung angka ABJ ?Jawab :Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya jentik.

2. Jika memeriksa tempat penampungan air yang berukuran besar seperti bak mandi, tempayan, drum dan bak penampungan air lainnya, jika pandangan pertama tidak menemukan jentik maka harus ditunggu selama -1 menit untuk memastikan bahwa benar jentik tidak ada.

3. Jika memeriksa tempat penampungan air yang berukuran kecil seperti vas bunga, pot tanaman dan botol yang airnya keruh, maka airnya perlu dipindahkan ke tempat lain

4. Ketika memeriksa jentik di tempat yang agak gelap atau airnya keruh, maka digunakan senter.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti adalah:1. Angka Bebas Jentik (ABJ)

2. House Index (HI)

3. Container Index (CI)

4. Breteau Index (BI)

Breteau Index (BI) adalah jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah atau bangunan.

b. Apa Makna dari ABJ 54 %Jawab :Menurut Depkes RI, apabila Angka Bebas Jentik sama dengan atau lebih dari 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Berdasarkan hasil observasi ABJ di desa ini, ABJ baru mencapai kurang lebih setengah dari persentasi nilai normal. Hal ini menunjukkan bahwa, desa ini masih rentan terhadap penyebaran DBD yang lebih luas. c. Apa intrepretasi dari ABJ 54 %Jawab :ABJ 54 % berarti angka bebas jentik di wilayah kerja puskesmas makmur masih rendah (di bawah target yaitu sebesar 95%).Misal pada wilayah tersebut ada 1000 rumah berarti baru 540 rumah yang bebas jentik.

d. Apa hubungan dari hasil ABJ 54 % dengan penggunangan bak penampungan air yang terbuka ?

Jawab :Penampungan air didalam maupun disekitar rumah/bangunan, bak mandi, tempayan dan plastic-plastik bekas, dan tempat air lainnya yang tergenangatau terbuka merupakan vector semua jentik nyamuk dan di temukan ABJ dengan Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik x 100% / jumlah rumah yang diperiksa dengan hasil 54% (rendah) berarti masih banyak beredar jentik nyamuk pada air yang tergenang di desa tersebut3. Dokter Mori selaku pimpinan Puskesmas merencakanan mengadakan Lokakarya Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini , dengan tujuan mennetukan langkah penanggulangan dan pencegahan DBD, dengan pendekatan Administrasi Kesehatan

a. Kapan seharusnya lokarya mini dilakukan ?Jawab :Lokakarya mini puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan puskesmas melalui pertemuan (Depkes RI, 2006).Lokakarya mini puskesmas secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni lokakarya mini bulanan puskesmas dan lokakarya mini tribulanan puskesmas :1. Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas

Merupakan pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

2. Lokakarya Mini Tribulanan Puskesmas

Merupakan pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan.b. Siapa pengolah program yang diundang dalam lokakarya mini ?Jawab :Untuk penyelenggaraan lokakarya mini bulanan (lintas program ) melibatkan :

Pengarah : Kepala puskesmas

Peserta : seluruh petugas puskesmas, termasuk petugas Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa

Untuk penyelenggaraan lokakarya mini (lintas sector) :

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Tim Penggerak PKK Kecamatan

Staf Kecamatan, antara lain: Sekcam, Unit lain yang terkait

Lintas sector di kecamatan, antara lain : Pertanian, Agama, Pendidikan,BKKBN, Sosial

Lembaga/organisasi kemasyarakatan antara lain : TP PKK Kecamatan, BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan (apabila sudah terbentuk)c. Bagaimana teknik komunikasi yang digunakan kepala puskesmas untuk melakukan lokakarya mini ?

Jawab :

Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi :

(1) Pendekatan kepada Camat Memimpin lokakarya dengan menjelaskan caranya

Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan pembinaan

Mempersiapkan tempat dan penyelenggaraan lokakarya(2) Puskesmas melaksanakan :

Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh sector,antara lain dalam bentuk PWS

Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor

Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan

Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokarya. Pembuatan surat-surat undangan lokarya untuk ditandatangani camat.d. Bagaimana perencanaan yang akan dsampaikan untuk menanggulangi kasus DBDJawab :Perencanaan penanggulangan KLB dilakukan sesuai dengan Permenkes 1501 Tahun 2010 mengenai jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan, bagian ketiga. Dijelaskan bahwa penanggulangan KLB dilakukan secara terpadu oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.

Penanggulangan KLB berupa:1. Penyelidikan epidemilogis.

2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina.

3. Pencegahan dan pengendalian.

4. Pemusnahan penyebab penyakit.

5. Penanganan jenazah akibat wabah.

6. Penyuluhan kepada masyarakat.

7. Upaya penanggulangan lainnya, antara lain berupa meliburkan sekolah untuk sementara waktu, menutup fasilitas umum untuk sementara waktu, melakukan engamatan secara intensif selama terjadi KLB serta melakukan evaluasi terhadap upaya penanggulanggan secara keseluruhan

Upaya penanggulangan secara dini dilakukan kurang dari 24 jam terhitung sejak daerahnya memenuhi salah satu kriteria KLB seperti yang dituliskan pada Permenkes 1501 Tahun 2010.

e. Bagaimana cara penyusunan perencanaan penanggulangan DBD ?

Jawab:Kegiatan surveilans epidemiologi DBD menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia terdiri dari : Pengumpulan dan pencatatan dataPengumpulan dan pencatatan dilakukan setiap hari bila ada laporan tersangka DBD dan penderita DD,DBD, dan DSS. Data tersangka DBD dan penderita DD, DBD, dan DSS yang diterima puskesmas dapat berasal dari Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten, puskesmas sendiri atau puskesmas lain (cross notification) dan puskesmas pembantu serta unit pelayanan kesehatan lain (Balai Pengobatan, Poliklinik, dokter praktek swasta, dan lain-lain) dan hasil penyelidikan epidemiologi (kasus tambahan jika sudah ada konfirmasi dari rumah sakit / unit pelayanan kesehatan lainnya). Untuk pencatatan tersangka DBD dan penderita DD,DBD,DSS menggunakan buku catatan harian penderita DBD yang memuat data atau informasi tentang nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat lengkap, tanggal mulai sakit, tanggal dirawat, tempat perawatan, hasil laboratorium, tempat bepergian dua minggu terakhir, dan lain-lain. Data yang sudah ada direkap mingguan atau bulanan.Bila menemukan penderita DBD di Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya wajib dilaporkan 1 x 24 jam secara berjenjang dengan menggunakan formulir : KD-RS dilaporkan 1 x 24 jam setelah penegakkan diagnosa

DP-DBD sebagai data dasar perorangan yang dilaporkan bulanan

Formulir K-DBD sebagai laporan bulanan

Formulir W-2 sebagai laporan mingguan

Formulir W-1 dilaporkan bila terjadi KLB-DBDAdapun tujuan spesifik dari pengumpulan dan pencatatan data epidemiologi tersebut adalah :

Untuk menentukan kelompok/ golongan populasi yang mempunyai risiko terbesar untuk terserang penyakit

Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya

Untuk menentukan reservoir dari infeksi

Untuk memastikan keadaan yang bisa menyebabkan terjadinya transmisi suatu penyakit

Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan

Pada saat terjadi letusan wabah, pengumpulan data bertujuan untuk memastikan sifat dasar, sumbernya, dan cara penularan dan penyebaran wabah.

Pengolahan dan penyajian dataPengolahan data berupa kegiatan pengelompokan variabel tempat (place), waktu (time), dan orang (person)serta ukuran-ukuran epidemiologi lainnya (rate, proporsi, rasio, dan lain-lain). Data yang diperoleh dari kegiatan surveilans masih dalam bentuk mentah (raw data) yang perlu disusun sedemikian rupa agar data mudah dianalisa dan disimpulkan sebagai dasar intervensi yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini data disusun dalam bentuk tabel, grafik, atau peta (spot map). Tabel dan grafik dapat diperinci menurut umur, jenis kelamin, waktu, dan sebagainya sehingga dapat mengungkapkan jenis KLB danseasonal variation. Sedangkan spot map dapat

memberi gambaran tentang distribusi kasus dan akhirnya dapat dibuat suatu kesimpulan. Data pada buku catatan harian penderita DBD diolah dan disajikan dalam bentuk 1. Pemantauan situasi DD, DBD, DSS mingguan menurut desa/ kelurahanMasing-masing penderita DD, DBD, DSS dijumlahkan setiap minggu dan disajikan dalam bentuk tabel lalu berdasarkan hasil penggabungan jumlah penderita DBD dan DSS dari data mingguan dapat dideteksi secara dini adanya KLB DBD atau keadaan yang menjurus pada KLB DBD. bila terjadi KLB DBD, maka perlu dilakukan tindakan sesuai dengan pedoman penanggulangan KLB DBD dan dilaporkan segera ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota menggunakan formulir W1.2. Penyampaian laporan tersangka DBD dan penderita DD, DBD, DSS selambat-lambatnya dalam 24 jam setelah diagnosis ditegakkan menggunakan formulir KD/RS-DBD.3. Laporan data dasar perorangan penderita DD,DBD, DSS menggunakan formulir DP-DBD yang disampaikan per bulan.4. Laporan mingguan (W2-DBD)Penderita DBD dan DSS dijumlahkan setiap minggu menurut desa/ kelurahan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan menggunakan formulir W2-DBD.5. Laporan bulanan

Penderita / kematian DD, DBD, DSS termasuk data beberapa kegiatan pokok upaya pemberantasan/ penanggulangannya dijumlahkan setiap bulan lalu dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan formulir K-DBD.6. Penentuan stratifikasi desa /kelurahan DBDCara penentuan stratifikasi (endemisitas) desa/ kelurahan adalah dengan membuat tabel desa/kelurahan dengan menjumlahkan penderita DBD dan DSS dalam 3 tahun terakhir kemudian menentukan stratifikasi masing-masing desa/ kelurahan tersebut apakah termasuk dalam kategori daerah bebas, potensial, sporadis atau endemis DBD.7. Distribusi penderita DBD per RW/ dusunDistribusi penderita DBD per RW/ dusun dibuat setiap tahun. Cara membuat distribusi yaitu dengan menjumlahkan penderita DBD dan DSS per RW/dusun.8. Penentuan musim penularanPenderita DBD dan DSS dijumlahkan per bulan selama 5 tahun terakhir dan dibuat dalam bentuk tabel lalu dibuat grafik untuk mengetahui saat sebelum masa penularan, yaitu bulan dimana jumlah penderita DBD paling rendah berdasarkan jumlah penderita rata-rata per bulan selama 5 tahun.9. Mengetahui kecenderungan situasi penyakitMengetahui kecenderungan situasi penyakit dimaksudkan untuk mengetahui apakah situasi penyakit DBD di wilayah puskesmas tetap, naik, atau turun. Caranya yaitu dengan membuat garis trend yaitu membuat tabel jumlah penderita DBD (penjumlahan DBD dan DSS) per tahun sejak kasus ditemukan kemudian membuat grafik garis dengan sumbu mendatar adalah tahun dan sumbu tegak adalah jumlah penderita selanjutnya dibuat garis trend melalui grafik garis sedemikian rupa sehingga siklus yang terdapat di atas dan di bawah garis trend tersebut lebih kurang sama.f. Bagaimana cara melakukan penggerakan penanggulangan DBD tingkat puskesmas dengan mengaitkan perenana serta masyarakat ?

Jawab :

Terdapat 5 kegiatan utama penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD), yaitu:1. Promotif dalam bentuk penyuluhan luas ke masyarakat, melalui berbagai sarana media yang ada2. Preventif dalam 3 bentuk : Melakukan 3 M plus khususnya untuk jentik Fogging, utamanya untuk nyamuk dewasa. Balitbangkes tahun ini melakukan penelitian tentang insektisida ini Pendekatan spesifik seperti Bioinsektisida, a.l Biolaras yang sedang diteliti lanjutan oleh Balitbangkes. Dasarnya adalah Bacillus thuringiensis israelensis (Bt H-14)

3. Surveilans epidemiologi, untuk memantau keadaan secara berkala dan tindakan yang dilakukan serta melihat kurva epidemiologi suatu KLB4. Kuratif dalam bentuk penanganan di fasilitas pelayanan kesehatan, baik klinik, Puskesmas maupun Rumah Sakit. Untuk ini ada 3 hal penting diagnosis dengan kriteria klinis dan laboratoris, dapat sampai IgM dan IgG anti Dengue identifikasi tanda kegawatan / fase kritis penanganan DD dan DBD secara umum penanganan intensif pada DBD dengan tanda kegawatan (pada DBD derajat III dan IV)5. Penggerakan 3 komponen utama masyarakat : komitmen politik pimpinan daerah peran penting tokoh lokal masyarakat partisipasi aktif masyarakat luas.g. Bagaimana monitoring dan evaluasi program penanggulangan DBD ?

Jawab :

Monitoring dan evaluasi

Pemantauan kegiatan

Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap kegiatan sesuai dengan rencana.1. Pemantauan dilakukan melalui :

Sistem pencatatan dan pelaporan program

Unit pengaduan masyarakat

Kunjungan rumah

2. Tindak lanjut pemantauan dilakukan melalui :

Umpan balik

Supervisi

Bimbingan Teknis

Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa : Jumlah penderita DBD yang diberikan pengobatan dan penyuluhan

Jumlah fogging yang dipakai

Lokasi dan jumlah pos pelayanan Masalah pendistribusian bubuk abate Masalah-masalah lain

HIPOTESIS

Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja puskesmas petanang diduga terjadi karena belum ada pengerakan pelaksanaan, monitoring dan evalusasi program penanggulangan DBDKERANGKA KONSEPPuskesmas

Wabah

PTP

RUK

RPK DBD

LEARNING ISSUEADMINISTRASI KESEHATAN

1. Administrasi

Administrasi berasal dari bahasa Latin :Ad = intensif danministrare = melayani,membantu, memenuhi. Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil (White, 1958 ). Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama (Simon, 1958). Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama (Newman, 1963)

Pengertian Administrasi dalam bahasa Indonesia ada 2 (dua) :

1. Administrasi berasal dari bahasa Belanda, Administratie yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989).

2. Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa Inggris Administration ,yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973)

Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yangdilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baikdalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melaluifungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,dan pengawasan.

Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerjayang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapaitujuan yang yang telah ditetapkan

DEFENISI ADMINISTRASI MENURUT PARA AHLI:

1. Leonard D white (1955: P.1) merumuskan sebaagai "administration is a process comman to all group effort public or provaate, civil or millitaaary, large scaale or smaall scall" (administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha pemerintah, ataupun swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran ataupun kecil-kecilaan)

2. H.A.Simon (1961:P.3) "administration can be defined aas the aactivitiesa if group cooperating to accomplish common goals" (administrasi dapat didefenisikan sebagai kegiatan kelompok orang-orang yaang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)

3. Dwoght Waldo (1971:P.20) "administrasi adalah suaatu bentuk daya upaya manusia yang kooperatif yang mempunyai tingkat rasionalaiteit yaang tinggi":

4. The Lianag Gie (1965:P.5) "administrasi adalah segenap proses penyelenggaraaaan dalam segenap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu". defenisi ini mendapat perubahan (1972 :P.a37) yatiu peoses penyelenggaraan diganti dengan rangkaian penaataaan. kemudian lebih disempurnakan (1977:13) yaitu administraasi adalah segenap rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapaai tujuan tertentu.

5. S.p siagiaan (1985:P.3) " adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

6. Parajudi Atmosudirjo (11975 : P) administrasi adalah pengendalian dan penggerakk dari suatu organisasi sedemikiaan rupa sehingga organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju ketercapainya segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh administrator yakni kepala organisasi.

7. Sedangkan ilmu administrasi didefinisikan oleh Guilick sebagai berikut: The science of administration in thus the system of knowledge whereby men may understand relationship, predict result, and influence outcomes in any situation where men are organized at work together for a common purpose

8. ULBERTAdministrasi secara sempit didefinisikan sebagain penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian administrasi secara sempit ini lebih dikenal dengan istilah Tata Usaha

9. WH EVANS Administrasi adalah fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi

10. ARTHUR GRAGER Administrasi adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat suatu organisasi

11. WILLIAM LEFFINGWELL dan EDWIN ROBINSON Administrasi adalah cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, kapan, dan dimana pekerjaan itu harus dilakukan

12. GEORGE TERRY Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. DefinisiKesehatan

Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Kami telah memilih untuk bekerja pada industri kesehatan sebab penghargaan kami terhadap kehidupan dan penelitian kami berkenaan dengan arti dari keberadaan manusia.

Kesehatanadalah kondisi fisik dan batin yang seimbang, tidak kekurangan dan tidak berlebihan dari segala zat ataupun keadaan yang biasa menjadi asupan tubuh. Dan juga kesejahteraan fisik dan mental, dimana tubuh kita selalu merasa nyaman, segar dan baik. Nyaman untuk beraktivitas, selalu semangat, dan dapat diajak bekerjasama.

Kesehatanadalah kondisi yang sangat mahal harganya, jika kesehatan kita sudah terganggu, maka segala aktivitas dalam hidup kita pun akan menjadi terganggu. Kita harus berobat ke dokter untuk memperbaiki kondisi tubuh kita. Dan itu akan membuat kita harus mengeluarkan biaya mahal. Belum lagi jika disaat kita ada urusan yang sangat penting, kita akan kehilangan kesempatan jika kondisi tubuh kita tidak sehat. Oleh karena itu, kita harus selalu menjagakesehatan tubuh dan jiwa kita.Kesehatan dapat kita jaga dengan berbagai cara, kita dapat menjaganya dengan cara memakan makanan yang bergizi dan cukup. Kita harus banyak berolahraga dan banyak minum air putih. Kita pun wajib menjaga kebersihan dalam diri, dan lingkungan kita.Jika kita merasa sangat menyayangi diri kita, kita pasti akan senantiasa menjaga kesehatan kita. Karena dalam tubuh yang kuat akan ada jiwa yang sehat. Segalanya akan berjalan lancar.

3.Administrasi kesehatan

Administrasi kesehatanadalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggara pembangunan kesehatan. Dalam mengkaji tentang administrasi dalam kesehatan masyarakat sebenarnya terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan kesehatan masyarakat yang seharusnya dikaji satu persatu:

Pertama: AdministrasiMenurut Dwight Waldo dalam bukunya The Study of Public Administrasi(1995) disebutkan bahwa administrasi ialah kegiatan kerja sama secara rasional yang tercermin pada pengelompokkan kegiatan menurut fungsi yang dilakukan. Sedangkan menurut Robert D. Calkins dalam bukunya The art of Administration and and the art of science (1959) menyebutkan administrasi sebagai kombinasi antara pengambilan keputusan dengan pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Olehnya selanjutnya disebutkan bahwa dalam administrasi ada tiga unsur pokok yang harus terpenuhi :

1. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai

2. memilih jalan yang akan ditempuh atau alat yang akan dipergunakan

3. mengarahkan manusia atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkantersebut.

Kedua: Kesehatan masyarakatPada tahun 1938 Perkin mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan pelbagai faktor yang mempengaruhinya. WHO mempunyai dua definisi tentang kesehatan, definisi pertama dirumuskan pada tahun 1947, disebutkan sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial, sedangkan definisi kedua dirumuskan pada tahun 1957 yang menyebutkan sehat sebagai suatu keadaan atau suatu kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan ataupun lingkungan yang dipunyainya. Dan masih banyak pegertian tentang kesehatan.

Dari masing pejelasan atau pengertian di atas dapat ditarik pengertianadministrasi kesehatan masyarakatyaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Sebenarnya penulis sebelum membaca buku tentang administrasi kesehatan mengira bahwasanya administrasi kesehatan hanya tentang pencatatan, dokumentasi dan pelaporan. Dan juga menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan 1979. mengatakan terdapat banyak orang yang jika membicarakan administrasi kesehatan, asosiasi hanya pada kegiatan tata usaha saja, yaitu mencatat dan atau melaporkan jumlah kasus, jumlah pengeluaran obat atau pekerjaan rutin diloket karcis sebuah balai pengobatan misalnya.

Ternyata menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan mengatakan seseorang yang melaksanakan administrasi kesehatan berarti melaksanakan segala fungsi aministrasi yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian dan penilaian. Sebenarnya fungsi administrasi banyak pembagiannya, tetapi penulis mengambil pendapat AzrulAzwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan mengatakan fungsi adaministrasi dibedakan atas 4 macam yakni :

1. perencanaan termasuk perencanaan pembiayaan

2. Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff

3. pelaksanaan, yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian

4. penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun dapat dicapai atau tidak.

Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat preventif (pencegahan). Menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan mengatakan karena keadaan sehat yang ingin dicapai adalah untuk seluruh masyarakat, dan untuk itu setiap program seyogyanya menerapkan prinsip ilmu kesehatan masyarakat, maka dalam mebicarakan administrasi kesehatan tidak boleh pula melepaskan diri dari konsep ilmu kesehatan masyarakat.Disebutkan oleh winslow pada tahun 1920 bahwa yang dimaksudkan dengan ilmu kesehatan masyarakat tersebut adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah terjangkitnya penyakit, memperpanjang usia hidup dan memelihara kesehatan fisik, mental serta ketepat gunaan melalui usaha-usaha masyarakat yang diorganisir dalam bidang kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan dalam kebersihan perorangan, pengaturan usaha perawatan dan kedokteran untuk diagnosa dini dan pengobatan pencegahan penyakit, serta mengembangkan mekanisme sosial yang akan menjamin setiap orang dalam masyarakat akan capai suatu tingkatan kehidupan yang cukup, demi tercapainya pemeliharaan kesehatannya.Jadi dalam administrasi kesehatan tidak hanya melayani pengobatan masyarakat, tetapi banyak hal yang mesti dilakukan sebagaimana pengertian ilmu kesehatan masyarakat yang tersebut di atas.

Fungsi administrasi kesehatan yang berkaitan dengan tujuan subsistem manajemen kesehatan tersebut adalah :

1. Perencanaan (Planning)Suatu kegiatan atau proses penganalisisan, pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan demi masa depan yang lebih baik.

2. Pengorganisasian (Organizing)Langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

3. Penggerakan dan Pelaksanaan (Actuating).Usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.

4. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling)Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan

Kesimpulan:Berdasarkan uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa administrasi dalam kesehatan sangatlah berperan penting lebih lebih dalam suatu pelayanan di rumah sakit. Sama halnya dengan bentuk dan bidang usaha lain, rumah sakit pun membutuhkan tenaga administrasi yang baik untuk mengelola kinerja para pekerja bidang kesehatan. Administrasi kesehatan lebih menekankan pada pengaturan keuangan, kepegawaian, penerimaan pasien dan proses rawat inap.Administrasi dalam kesehatan mengarah pada pelayan kesehatan di rumah sakit, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggara pembangunan kesehatan.

DEMAM BERDARAH (DBD)Demam BerdarahDemam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD )adalah jenis penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus lagi dengan genus Flavivirus dikenal dengan nama Virus dengue. Penyakit ini ditemukan manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti.Demam berdarahDemam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung virus dengue. Pada saat nyamuk aedes aegypti menggigit makan virus dengue akan masuk ke dalam tubh , setelah masa inkubasi sekitar 3-15 hari penderita bisa mengalami demam tinggi 3hari berturut-turut.Banyak penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala tersebut. Untuk itu kita harus selalu mewaspadai nyamuk yang menyebarkan virus dengue tersebut. Ciri ciri nyamuk penyebab demam berdarah seperti:

1. Badan nyamuk yang berwarna hitam dan belang-belang putih pada seluruh tubuhnya (loreng).

2. Nyamuk ini dapat berkembang biak pada penampungan air (TPA) dan pada barang-barang yang memungkinkan untuk digenangi air seperti bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, barang bekas, dll.

3. Nyamuk aides aegepty tidak dapat berkembang biak di got atau selokan ataupun kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah.

4. Nyamuk penyebar virus dengue ini biasanya menggigit manusia pada pagi dan sore hari.

5. Nyamuk ini termasu jenis nyamuk yang dapat terbang hingga 100 meter.

Gejala penyakit demam berdarah ini memang tidak terduga, namun biasanya penderita mengalami ciri seperti panas tinggi, pusing, bahkan hingga muntah darah. Ada beberapa gejala lain yang dapat memberi tahu anda bahwa gejala tersebut adalah tanda-tanda seseorang penderita penyakit demam berdarah dengue.Gejala yang Timbul Karena Penyakit Demam Berdarah

1. Demam tinggi terus menerus hingga 2-7 hari, dengan penderita yang tampak lemah lesu dan suhu badan mencapai 40 derajat celcius.

2. Adanya tanda pendarahan di mulut, hidung ( mimisan ), dan dubur (BAB berdarah).

3. Bintik-bintik merah pada kulit yang bila kulit direnggangkan bintik akan tetap terlihat berbeda dengan gigitan nyamuk lainnya yang tidak terlihat saat kulit direnggangkan.

4. Sakit perut yang mungkin terjadi muntah.

5. Bila penyakit sudah parah penderita akan merasakan gelisah dengan ujung tangan dan kaki yang dingin.Berkeringat pendrahan selaput lendir mukosa dan alat cerna gastrointestinal serta tempat suntikan atau tempat lainnya.

6. Hasil tes torniquet yang positif dan berkurangnya jumlah trombosit hingga dibawah 100.000 per mm3

7. Sakit kepala berat danSakit kepala sendi (atralgia)

8. Nyeri pada ulu hati dan kadang kadang hingga ada pendarahan lambung.

9. Sakit pada otot (mialgia)

10. Pembesaran plasma yang ada hubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya kenaikan nilai 20% dari hematokrit atau lebih tergantung pada umur dan jemis kelamin penderita demam berdarah. Menurunnya nilai hematokrit dari nilai daras 20% atau lebih sesudah dilakukan pengobatan. Serta tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo-ptoteinaemia.Apabila penderita sudah menunjukkan gejala-gejala diatas anda tidak perlu panik, anda dapat melakukan pertolongan pertama untuk penderita dengan:1. Memberika minum sebanyak mungkin untuk menghindari adanya dehidrasi. Saat terjadi kebocoran harus banyak minum namun saat kebocoran sudah selesai maka dalam waktu 224 jam asupan air yang diberikan harus dikurangi.

2. Kompres dengan air agar suhu panas menurun.

3. Berikan obat penurun panas pada penderita penyakit demam berdarah dengue.

4. Jika dalam jangka waktu 3 hari demam tidak turun atau bahkan semakin naik segera bawa penderita ke rumah sakit atau puskesmas terdekan untuk segera mendapat pertolongan.

5. Jika penderita tidak bisa makan dan minum atau dalam artian muntah terus, kondisi yang semakin parah, kesadaran menurun atau hilang maka penderita harus dirawat di rumah sakit.

Nyamuk dewasa penyebab penyakit demam berdarah dapat diberantas dengan mengupayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk beristirahat seperti: Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah anda.

Lindungi bayi anda ketika tidur di pagi dan sore hari dengan menggunakan kelambu.

Jangan menggantung baju bekas pakai karena nyamuk menyukai bau badan manusia.

Semprot rumak dengan obat nyamuk di pagi dan sore hari.

Fogging atau yang sering kita kenal dengan sebutan pengasapan yang hanya dilakukan bila dijumpai ada penderita yang dirawat atau menginggal. Untuk pengasapan ini diperlukan adanya laporan dari rumah sakit yang merawat penderita penyakit demam berdarah.

Resiko terserang penyekit demam berdarah akibat virus dengue ini dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak kecil yang menderita penyakit ini akan lebih beresiko mengalami infeksi yang serius. Anak kecil cenderung beresiko mengalami sakit berat apabila mereka tergolong anak-anak yang berkecukupan gisi. Berbeda dengan infeksi lain yang bisa lebih parah terjadi pada anak-anak yang kurang gizi. Perempuan lebih cenderung terserang sakit yang lebih parah dibanding dengan laki-laki. Virus dengue dapat mengancam jiwa seseorang pada penderita dengan penyakit kronis dalam jangka waktu yang panjang, seperti penyakit diabetes dan asma.

KESIMPULANKejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue kerja puskemas petanang terjadi karena belum ada pergerakan pelaksanaan, monitoring dan evalusasi program penanggulangan DBD dikarenakan sarana tidak mencukupi, dana yang kurang, dan kurangnya Suber data manusia.DAFTAR PUSTAKAI. Chandra, B. 2006, Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC: Jakarta.II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19 April 2010. Jakarta, IndonesiaIII. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Presiden Republik IndonesiaIV. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang RumahV. Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990VI. Kemenkes RI. 2011. Promosi kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Jakarta, IndonesiaVII. Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku mutu udara ambien nasional Nomor : 41 tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999. Jakarta, IndonesiaVIII. Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007. Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Jakarta , IndonesiaIX. Rahadin, A.E. , E. Kardena. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum diInstalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang. Program Studi Teknik LingkunganX. World Health Organization. Dengue Control 28 April 2015. http://www.who.int/denguecontrol/mosquito/en/XI. World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi darihttp://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008