laporan bk karir

49
LAPORAN PRAKTIKUM BK KARIR Oleh : KELOMPOK 9 1. Ni Nyoman Etri P. (1011011120) 2. Jamila (1011011144) JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 1

Upload: kami-kelompok-bk-karir-4d

Post on 24-Jul-2015

402 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan bk karir

LAPORAN

PRAKTIKUM BK KARIR

Oleh :

KELOMPOK 9

1. Ni Nyoman Etri P. (1011011120)

2. Jamila (1011011144)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA 2012

1

Page 2: laporan bk karir

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum

BK Karier ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas

mata kuliah Praktikum BK Karier serta untuk mengetahui masalah-masalah

tentang karier yang terjadi baik disekolah maupun perguruan tinggi.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

dosen pembimbing, serta teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam

pembuatan laporan ini.

Dalam pembuatan laporan ini penulis sadar masih jauh dari kata

sempurna, maka dari pada itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca dan bimbingan dari bapak/ibu dosen pengajar mata kuliah Praktikum BK

Karir. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Singaraja,

April 2012

Penulis

2

Page 3: laporan bk karir

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………2 DAFTAR ISI...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4

A. Masalah-masalah tentang Karier yang terjadi di sekolah maupun PT… 5 B. Latar belakang perlunya layanan BK Karier di sekolah maupun PT … 5C. Pendekatan/model/layanan yang akan digunakan dan alasan

penggunaannya ....................................................................................... 5BAB II TEORI YANG MELANDASI dan PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

A. Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkah ………………… 6B. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan layanan …………………..10C. RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya …..16D. Uraian media yang digunakan ………………………………………...18

BAB III HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil-hasil yang dicapai dalam praktik ……………………………….26B. Kelemahan, kelebihan kegiatan layanan yang dilakukan …………….26

BAB IV PENUTUP.A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 27B. Saran …………………………………………………………………27

LAMPIRAN-LAMPIRAN

3

Page 4: laporan bk karir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah-masalah Tentang Karier yang Terjadi di Sekolah maupun PT

Berbagai macam masalah yang sangat kompleks di perguruan tinggi

untuk mencapai kelanjutan karirnya yaitu

1. Masalah fisik

Secara fisik penampilan sangat diperlukan dalam kelanjutan karir

di PT yang mengacu pada kehidupan selanjutnya. Seperti pada saat

mereka ingin memasuki dunia kerja yang harus menuntut mereka

menjadi lebih professional seperti masalah berat badan, dan tinggi

badan. Banyak yang mengisi angket tentang masalah fisik yang

mendominasi dengan keadaan mereka.

2. Masalah psikis

Secara mental banyak yang mendominasi keadaan dalam karirnya

seperti sering cemas ketika menghadapi ujian, kemudian banyaknya rasa

gelisah ketika banyak mengenal cara-cara baru untuk mencapai karir

yang lebih baik seperti kurang percaya diri saat mereka mengajukan

pendapat dalam dunia karir. Banyak yang terjadi krisis self confidence

yang memberikan arah dan tujuan supaya mahasiswa bisa mengenal

lebih baik tentang kepribadian untuk karir mereka.

3. Masalah perkuliahan

Perkuliahan yang tidak menentu membuat mahasiswa cenderung

lebih menonjolkan kehidupan yang harus lebih disiplin dan terarah,

terkadang membuat mereka lebih memasuki kehidupan yang penuh

dengan tugas dan tuntutan – tuntutan perkuliahan yang lebih kompleks.

4. Masalah tuntutan orang tua

Masalah ini memberikan sedikit acuan bagi mahasiswa dalam

menghadapi karir yang berkesinambungan dengan keadaan yang lebih

mendalam untuk memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya.

4

Page 5: laporan bk karir

B. Latar Belakang Perlunya Layanan BK Karier yang di Lakukan di

Sekolah maupun PT

Salah satu upaya pemenuhan sumber daya manusia berkualitas adalah

dengan menyoroti bidang pendidikan. Peran dan tanggungjawab guru dalam

dunia pendidikan sebagai komponen sekolah sangat menentukan keberhasilan

mewujudkan SDM yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif

yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut

diperlukan layanan dari seorang guru yaitu guru Bimbingan dan Konseling

dalam usaha memberikan arahan dan petunjuk kepada siswa dalam

menentukan karir di masa mendatang. Tanpa petunjuk dan arahan dari guru

bimbingan dan konseling siswa tidak akan mendapatkan gambaran tentang

masa depannya yang disesuaikan dengan bakat, potensi dan kemampuan yang

dimiliki. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana kemampuan siswa

memanfaatkan bakat, potensi dan kemampuan mereka agar memiliki masa

depan yang cerah nantinya. Untuk itulah penelitian ini dilakukan di salah satu

Perguruan Tinggi di Undiksha Singaraja.

Hasil penelitian yang dilakukan di Perguruan Tinggi D3 Pariwisata,

memperlihatkan bahwa program bimbingan konseling dalam mengatasi

kesulitan pemilihan karir mahasiswa, berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini

terbukti dengan intensitas bimbingan, kemampuan guru bimbingan membantu

siswa dalam penyelesaian masalah siswa dan kemampuan siswa itu sendiri

memahami bakat dan potensi yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Bahkan

siswa-siswa mampu memilih sendiri karirnya kini dan kelak, terutama setelah

bimbingan dengan guru bimbingan mereka. Siswa juga sudah mengetahui dan

mampu untuk mengatasi resiko yang akan dihadapinya dengan karir yang

mereka pilih. Keefektifan layanan bimbingan konseling tercipta karena

tercapainya kesejahteraan bagi siswa-siswi maupun mahasiswa dan

mahasiswi.

C. Pendekatan/Model/Layanan yang digunakan

Model yang digunakan

5

Page 6: laporan bk karir

Model yang digunakan adalah Module Model yang menekankan pada

pendekatan intruksional terhadap strategi konseling konseling karir. Effective

problem-solving model mengajarkan teknik-teknik pemecahan masalah dalam

perencanaan karir dan pendidikan. Paraprofessional model memberikan contoh

pemilihan dan penggunaan paraprofesional dalam program konseling karir.

Metroplex model mempertimbangkan berbagai macam pelayanan yang terkait

dengan karir untuk mahasiswa, alumni, dan orang dewasa di daerah metropolitan.

Decision-making model memberikan contoh sistem pembuatan keputusan.

Replicable model memberikan cara untuk mengevaluasi prosedur dan program

konseling karir. Experience model adalah contoh program extern yang

memberikan pengalaman kerja kepada para mahasiswa.

Module Model Model modul ini dikembangkan oleh Curricular Career

Information Service (CCIS), Florida State University. Program ini menekankan

pendekatan instruksional terhadap layanan perencanaan karir. CCIS berorientasi

self-help, menggunakan model instruksional, dan berbasis multimedia. Program

dilaksanakan dengan menggunakan tenaga paraprofesional. Modul pembelajaran

ini dirumuskan untuk mencapai tujuan behavioral tertentu melalui kegiatan-

kegiatan yang terstruktur. Program ini terdiri dari 12 modul dengan isi sebagai

berikut.

- Model I berisi penjelasan tentang tujuan CCIS. Modul ini diawali dengan

presentasi slide 10 menit tentang garis-garis besar tujuan CCIS.

- Modul II berisi tinjauan umum tentang variabel-variabel yang dipandang penting

dalam perencanaan karir. Modul dilengkapi dengan slide dan materi pilihan.

- Modul III berisi self-assessment, yang dilakukan sendiri dan hasilnya ditafsirkan

sendiri, tentang inventarisasi minat, menggunakan instrumen Self-Directed Search

dari Holland, 1977.

- Modul IV terdiri dari presentasi slide tentang sumber-sumber informasi

karir.

- Modul V dimaksudkan untuk membantu mahasiswa mengenal karir-karir

yang terkait dengan kajian akademik utama yang ditempuhnya.

- Modul VI sampai XII mencakup harapan kerja, perencanaan waktu

senggang, perencanan karir untuk orang kulit hitam, pembuatan keputusan

6

Page 7: laporan bk karir

karir untuk perempuan dewasa dan penyandang cacat, dan eksplorasi

minat karir melalui keterampilan kerja dan okupasional.

Modul tambahan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang

teridentifikasi. Segera setelah kebutuhan akan program yang baru teridentifikasi,

seperti bantuan karir untuk kelompok minoritas, modul instruksional dapat

dikembangkan menggunakan materi dan contoh yang sudah ada.

Unit pengembangan karir memberikan konseling karir kepada

mahasiswa dan alumni. Inventarisasi minat, survey nilai-nilai, tes kepribadian,

latihan-latihan khusus, dan instrumen-instrumen lain dipergunakan untuk

membantu individu dalam perencanaan karir, pembuatan keputusan, dan

pemecahan masalah. Tiga program khusus dirancang untuk memberikan

bimbingan karir kepada mahasiswa dari kelompok minoritas, mahasiswa

penyandang cacat, dan mahasiswa asing. Beberapa seminar eksplorasi karir

diselenggarakan setiap kuartal yang memberikan konseling kelompok yang

intensif dan mendalam mengenai topik-topik seperti pembuatan keputusan karir

dan pemecahan masalah, hubungan hidup/kerja, sumber-sumber informasi karir,

pemilihan program pasca-sarjana, dan karir alternatif untuk para pendidik.

Sebuah seminar kelompok khusus yang berjudul "Career Discussion

Group for Freshmen and Sophomores" dirancang untuk membantu mahasiswa

tahun pertama dan kedua dalam memahami hubungan antara pendidikan

akademik dan pendidikan karir. Program ini mengajarkan langkah-langkah

mempersiapkan karir sementara masih kuliah guna:

(1) lebih memahami hubungan antara pendidikan tinggi dan karir,

(2) memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam proses perencanaan

karir,

(3) meningkatkan kesadaran tentang sumber-sumber yang tersedia di

kampus yang dapat membantu pengembangan keterampilan

khusus, dan

(4) memperkenalkan layanan perencanaan karir yang tersedia di pusat

ini.

Terdapat dua diskusi kelompok yang masing-masing berlangsung

selama dua jam. Dalam pertemuan pertama, mahasiswa diminta memilih di antara

7

Page 8: laporan bk karir

sejumlah topik mengenai bidang kajian utama dalam perkuliahannya dan

persyaratan karir terkait, dan dilanjutkan dengan diskusi terbuka. Fokus sesi

pertama ini adalah pada tanggung jawab individu dalam perencanaan karir. Para

peserta diberi tugas untuk mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima mata kuliah

dan lima kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membantunya dalam penelusuran

karir.

Pada sesi kedua, diskusi dipusatkan pada hasil pengerjaan tugas di

atas, teknik perumusan tujuan, dan mengidentifikasi bantuan dan layanan

perencanaan karir yang ditawarkan oleh kantor-kantor penempatan dan

perencanaan karir. Fokus utama diskusi ini adalah untuk menunjukkan

kesempatan karir apa yang dapat ditemukan dalam program pendidikan tinggi

tradisional.

Sejumlah layanan tersedia untuk mahasiswa yang sudah terlibat dalam

proses penelusuran kerja. Layanan ini menyediakan daftar pekerjaan yang tersedia

dari lembaga-lembaga lokal, nasional maupun internasional. Seminar tentang

strategi penelusuran kerja ditawarkan setiap dua minggu sekali oleh staf konseling

karir. Bantuan pembuatan resume ditawarkan secara individual atau melalui

lokakarya terjadwal. Pelatihan keterampilan wawancara ditawarkan secara

individual maupun kelompok menggunakan videotape untuk umpan balik kritis.

Sebuah program unik yang berjudul "Job Club" adalah sebuah peer support group

bagi individu yang terlibat dalam penelusuran kerja yang serupa. Para angota

kelompok tersebut dituntut menyelesaikan tugas-tugas tertentu setiap minggu,

seperti mengadakan kontak pribadi, menulis surat, mencari informasi. Para

anggota mendiskusikan pengalamannya dalam pertemuan kelompok dan

mendapatkan reinforcement untuk kegiatannya.

Layanan yang di gunakan

a. Layanan informasi

Layanan yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai

bimbingan karir yang ada di kelas D3 Bahasa Inggris.

b. Layanan orientasi

8

Page 9: laporan bk karir

Layanan ini digunakan dalam memberikan pengenalan lapangan kerja

untuk kelulusan D3 Bahasa Inggris.

9

Page 10: laporan bk karir

BAB II

TEORI YANG MELANDASI dan PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

A. Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkah

 Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun

teorinya adalah didasari atas pendekatan psikologis atas tugas-tugas

perkembangan yang dilalui manusia. Konsep perkembangan dan

pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan dalam tiga

unsur yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses),

irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau

dibalik), kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi

antara faktor-faktor yang main yaitu minat, kemampuan, dan nilai), dan

optimisasi yang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari

kecocokan kerja).

PROSES PEMILIHAN KARIER

Proses pemilihan pekerjaan oleh Ginzberg diklasifikasikan dalam

tiga tahapan utama yaitu :

1.   Masa Fantasi

Masa  ini berlangsung pada individu dengan tahap usia sampai

kira-kira 10 tahun atau 12 tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini,

proses pemilihan pekerjaan masih bersifat sembarangan atau asal

pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang masak (rasional dan

objektif) mengenai kenyataan yang ada. Pilihan pekerjaan pada masa

ini hanya didasari atas kesan yang dapat melahirkan kesenangan

semata, dan diperolehnya dari/mengenai orang-orang yang bekerja

atau lingkungan kerjanya.

Menurut Ginzberg, kegiatan bermain pada masa fantasi secara

bertahap menjadi berorientasi kerja dan merefleksikan preferensi awal

untuk jenis aktifitas tertentu. Berbagai peran okupasional tercermin

dalam kegiatan bermain, yang menghasilkan pertimbangan nilai dalam

dunia kerja.

10

Page 11: laporan bk karir

2.   Masa Tentatif

Masa ini berlangsung mencakup anak usia lebih kurang 11 tahun

sampai 18 tahun atau pada masa anak bersekolah di SLTP dan SLTA.

Pada masa ini, pilihan pekerjaan mengalami perkembangan.  Masa ini

oleh Ginzberg diklasifikasikan manjadi empat tahap, dimulai dari

(1) tahap minat (11-12 tahun) yakni masa dimana individu cenderung

melakukan pekerjaan/kegiatan hanya yang sesuai minat dan kesukaan

mereka saja. Pertimbangan karierpun juga didasari atas kesenangan,

ketertarikan atau minat individu terhadap objek karier, dengan tanpa

mempertimbangkan banyak faktor. Akan tetapi, setelah menyadari

bahwa minatnya berubah-ubah (sebagai reaksi perkembangan dan

interaksi lingkungannya), maka individu akan menanyakan kepada

dirinya tentang kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan suatu

pekerjaan. Keadaan ini disebut sebagai 2) tahap kapasitas (13-14

tahun), yakni masa dimana individu mulai melakukan

pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuannya masing-masing.

Orientasi pilihan pekerjaan juga pada masa ini berbentuk upaya

mencocokkan kemampuan yang dimiliki dengan minat dan

kesukaannya.

Tahap berikutnya (3) tahap nilai (15-16 tahun), yaitu tahap dimana

minat dan kapasitas itu akan diinterpretasikan secara sederhana oleh

individu yang mulai menyadari bahwa terdapat suatu kandungan nilai-

nilai tertentu dari suatu jenis pekerjaan, baik kandungan nilai yang

bersifat pribadi maupun serangkaian nilai yang bersifat

kamasyarakatan. Kesadaran akan serangkaian kandungan nilai ini pula

yang membuat individu dapat mendiferensiasikan nilai suatu

pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.

Adapun tahap terakhir dari masa tentatif ini adalah (4) tahap

transisi (17-18 tahun), yakni keadaan dimana individu akan

memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya

(minat, kapasitas, dan nilai) untuk dapat direalisasikan dalam

kehidupannya. Tahap ini dikenal juga dengan tahap pengenalan secara

11

Page 12: laporan bk karir

gradual terhadap persyaratan kerja, pengenalan minat, kemampuan,

imbalan kerja, nilai, dan perspektif waktu. Keputusan yang menjadi

pilihan itu sudah merupakan bentuk tanggung jawab dan konsekuensi

pola karier yang dipilih.

3.   Masa Realistik

Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun atau pada masa

perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap

pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis.

Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap

pekerjaan akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan

terstruktur dalam frame vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi)

untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih perguruan tinggi

yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi). Masa ini pun

dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :

1 Tahap eksplorasi, yakni tahap dimana individu akan

melakukan eksplorasi (menerapkan pilihan-pilihan yang

dipikirkan pada masa tentatif akhir dan belum berani

mengambil keputusan) dengan memberikan penilaian atas

pengalaman atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan

dalam keterkaitannya terhadap tuntutan kerja yang sebenarnya.

Penilaian ini pada hakikatnya berfungsi sebagai acuan dan atau

syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

2 Tahap kristalisasi, yakni tahap dimana penilaian yang

dilakukan individu terhadap pengalaman atau kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan pekerjaan baik yang berhasil

ataupun yang gagal akan mengental dalam bentuk pola-pola

vokasional yang jelas. Pada tahap ini, individu akan mengambil

keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor internal

dan eksternal dirinya untuk sampai pada spesifikasi pekerjaan

tertentu, termasuk tekanan keadaan yang ikut memaksa

pengambilan keputusan itu.

12

Page 13: laporan bk karir

3      Tahap spesifikasi, yaitu tahap pilihan pekerjaan yang spesifik

atau khusus. Pada tahap ini, semua segmen dalam orientasi

karier yang dimulai dari orientasi   minat, kapasitas, dan nilai,

sampai tahap eksplorasi dan kristalisasi telah dijadikan

pertimbangan (kompromi) yang matang (determinasi tugas-

tugas perkembangan yang optimal) dalam memilih arah dan

tujuan karier dimasa yang akan datang.

 Dari berbagai tahapan yang diklasifikasikan Ginzberg di atas, dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pemilihan pekerjaan yang terjadi pada

individu merupakan suatu pola pilihan karier yang bertahap dan runtut,

yang dinilai subjektif oleh individu dalam milieu sosiokulturalnya sejak

masa kanak-kanak hingga awal masa dewasanya. Artinya, pada saat

keputusan vokasional tentatif dibuat, pilihan-pilihan yang lain akan

dicoret. Sehingga individu yang berhasil dalam karier/pekerjaan (memiliki

kepuasan kerja) adalah individu yang mampu mengidentifikasi, mengarah,

dan mengakomodir semua orientasi minat, kapasitas, dan nilai kedalam

proses kompilasi yang tepat dan dinamis.

Di beberapa bagiannya, teori ini masih dianggap kurang sempurna,

mengingat sampel yang dipilih Ginzberg dalam membangun teorinya ini

kurang representatif, yakni hanya diwakili oleh sampel laki-laki dari

keluarga yang berpenghasilan diatas rerata (ayahnya adalah tenaga

profesional dan ibunya berpendidikan tinggi). Sehingga peluang sampel

dalam memilih pilihan karier cenderung lebih luas, dan cenderung tidak

mengalami hambatan dalam proses okupasionalnya. Sementara

kemungkinan adanya kalangan sampel yang berasal dari keluarga yang

berpenghasilan rendah dan mengalami tekanan keadaan tertentu, termasuk

juga sampel perempuan yang hampir tidak ada dalam studinya dalam

kerangka teori ini kurang mendapat perhatian.

Konsep irreversibilitas (pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau

dibalik) juga mengalami modivikasi dengan tetap menekankan pada

13

Page 14: laporan bk karir

pentingnya pilihan itu dilakukan secara dini dalam membantu proses

pembuatan karier. Untuk hal ini, Ginzberg menyatakan bahwa

irreversibilitas itu tidak bersifat menentukan keberhasilan kerier, dan

menekankan konsep optimisasi (pencarian kecocokan) sebagai bagian

okupasional dalam  mencapai kepuasan kerja. Karena bagi kelompok

Ginzberg, reversibilitas disebut sebagai penyimpangan, yang disebabkan

oleh keterampilan okupasional dini dan timing perkembangan realistik

secara signifikan lebih lambat datangnya, akibat variabel-variabel tertentu

seperti instabilitas emosi, masalah pribadi, dan kekayaan finansial.

Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg juga menyimpulkan bahwa

pengambilan keputusan dalam pilihan karier itu berlangsung sepanjang

hayat, sebagai refleksi dari perubahan minat dan tujuan-tujuan, serta

keadaan atau tekanan  yang berlangsung dalam kehidupan seseorang. 

Konsep ini juga saya anggap sebagai reaksi edukatif  Ginzberg atas

kelemaham awal tentang batasan umur masa realistis dari teori yang

dibangunnya.

Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg (Munandir, 1996:2)

menyatakan bahwa “pemilihan pekerjaan merupakan proses pengambilan

keputusan yang berlangsung seumur hidup bagi mereka yang mencari

kepuasan dari pekerjaannya. Keadaan ini mengharuskan mereka berulang-

ulang melakukan penilaian kembali, dengan maksud mereka dapat lebih

mencocokkan tujuan-tujuan karier yang terus berubah-ubah dengan

kenyataan dunia kerja”.

Konseptualisasi teori ini agaknya lebih bersifat deskriptif daripada

eksplanatori. Artinya teori ini tidak memberikan strategi untuk

memfasilitasi perkembangan karier ataupun penjelasan tentang proses

perkembangannya. Kegunaan utama teori ini tampaknya hanya dalam

memberikan satu kerangka baru untuk melakukan studi mengenai

perkembangan karier.

IMPLIKASI TEORI DENGAN BIMBINGAN KONSELING.

14

Page 15: laporan bk karir

Serangkaian penjelasan yang dikemukakan oleh Ginzberg di atas,

hendaknya dapat dijadikan acuan oleh guru pembimbing dalam senarai

kegiatan mereka sebagai fasilitator pendidikan. Bersumber pada

pengorganisasian bimbingan konseling di sekolah sebagai sistem yang

bermuara pada layanan bimbingan karier sekolah sebagai sub-sistem,

maka implikasi teori ini dapat berupa, antara lain :

1. Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih

memungkinkan siswa untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan

dan pola karier yang dapat mereka pilih setelah menyelesaikan

pendidikannya. Layanan seperti ini juga ditengarai dapat membantu

siswa dalam mengenal secara seksama arah minat dan kemampuan

(potensi diri) untuk difantasi dan ditentasikan hingga sampai pada

kemampuan untuk merealisasikan orientasi-orientasi itu dimasa yang

akan datang.

Informasi karier seperti ini oleh Munandir (1996:250) dapat

berkenaan dengan informasi jenis-jenis pekerjaan dan informasi

jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi layanan informasi karier

yang juga dapat diberikan guru pembimbing adalah dengan

penyediaan berbagai sumber informasi pekerjaan, jabatan dan karier,

penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber

informasi jabatan (Ketut, 1984 : 238-239).

2. Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa dan

perangkat nilai yang dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru

pembimbing dalam upaya mengembangkan, membina, dan

mengarahkan siswa pada pola-pola vokasional dan atau pemilihan

pendidikan yang tepat dan selaras dengan kondisi dan pilihan karier

tersebut.

3. Aplikasi konseling karier dengan pola pendekatan konseling

behavioral yang muatannya berupa analisis, eksplorasi kondisi yang

sesuai mengenai individu, keterampilan yang dimilikinya, minat,

keinginan, dan nilai kemasyarakatan, tekanan, dan arah

15

Page 16: laporan bk karir

kecenderungan dunia kerjanya, akan sangat membantu individu

dalam mencapai kecocokan dan kepuasan kerja.

Dalam kegiatan konseling karier, penjelasan yang diberikan

mengenai informasi pekerjaan ini bertujuan untuk mengukuhkan

pilihan karier yang telah diambil individu dan membantu individu

kalau ia mengalami ketidakpastian antara dua pilihan yang sama-

sama menarik. Informasi karier juga bermaksud memberikan dasar

pengujian pilihan yang tepat, dan bertujuan memotivasi individu

yaitu dengan cara melibatkan individu secara aktif dalam proses

pengambilan keputusan.

B. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan layanan

Instrumen yang digunakan yaitu

a. AUM

b. BROSUR yaitu media yang dapat digunakan untuk memberitahukan

atau mengenalkan produk perusahaan atau suatu sekolah dan

perguruan tinggi bagi siswa siswi yang akan melanjutkan tingkat

pendidikannya.

c. Angket

16

Page 17: laporan bk karir

C. RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya

RPBK

BIDANG KARIER

A. Identitas

1. Perguruan Tinggi : D3 Bahasa Inggris

2. Kelas/Semester : II.A/2

3. Bidang Bimbingan : Bidang Karier

4. Jenis Layanan : Informasi dan Orientasi

5. Topik Layanan : Memberikan pengertian mengenai

Bimbingan Karier pada mahasiswa dan

memberikan AUM serta Angket.

6. Waktu Pelaksanaan : 1 x 45’ disesuaiakan

B. Tujuan Kegiatan : Untuk mengembangkan diri atau pribadi mahasiswa

dengan berbagai karakteristiknya yang khas,

mengembangkan hubungan sosial dalam kaitan

dengan lingkungan individu yang lain, kelompok, dan

masyarakatnya, mengembangkan sikap dan kebiasaan

belajar yang aktif dan produktif hingga dapat

mencapai prestasi yang optimal, dan mengembangkan

pemahaman serta penerimaan terhadap gambaran diri

pribadinya dan dunia kerja di luar dirinya,

memperoleh penyesuaian antara gambaran diri dan

dunia kerja pilihannya, hingga meraih keberhasilan

dan dapat mewujudkan diri sepanjang perjalanan

hidupnya.

C. Materi : memberikan pengertian tentang karir yaitu Bimbingan

karir (BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan

perkembangan individu yang harus dilihat sebagai

bagian integral dari program pendidikan yang

diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar

17

Page 18: laporan bk karir

bidang studi. Bimbingan karir terkait dengan

perkembangan kemampuan kognitif dan afektif,

maupun keterampilan seseorang dalam mewujudkan

konsep diri yang positif, memahami proses

pengambilan keputusan maupun perolehan

pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu

dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian

dalam kehidupan yang terus-menerus berubah; tidak

semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau

bimbingan tugas”.

Dengan mencermati uraian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu

proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap

individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya,

mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan

yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang

diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil

keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas

keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu

mewujudkan dirinya secara bermakna. Dengan

demikian, bimbingan karir difokuskan untuk

membantu individu menampilkan dirinya yang

memiliki kompetensi/keahlian agar meraih sukses

dalam perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan

diri yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan di

sekitarnya.

D. Metode/ Pendekatan/Teori/Model :  

Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun

teorinya adalah didasari atas pendekatan psikologis atas tugas-tugas

perkembangan yang dilalui manusia. Konsep perkembangan dan

pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan dalam

18

Page 19: laporan bk karir

tiga unsur yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan

suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa

diubah atau dibalik), kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu

merupakan kompromi antara faktor-faktor yang main yaitu minat,

kemampuan, dan nilai), dan optimisasi yang merupakan

penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan kerja).

Proses pemilihan pekerjaan oleh Ginzberg diklasifikasikan dalam

tiga tahapan utama yaitu :

1.   Masa Fantasi

Masa  ini berlangsung pada individu dengan tahap usia sampai

kira-kira 10 tahun atau 12 tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini,

proses pemilihan pekerjaan masih bersifat sembarangan atau asal

pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang masak (rasional dan

objektif) mengenai kenyataan yang ada. Pilihan pekerjaan pada masa

ini hanya didasari atas kesan yang dapat melahirkan kesenangan

semata, dan diperolehnya dari/mengenai orang-orang yang bekerja

atau lingkungan kerjanya.

Menurut Ginzberg, kegiatan bermain pada masa fantasi secara

bertahap menjadi berorientasi kerja dan merefleksikan preferensi awal

untuk jenis aktifitas tertentu. Berbagai peran okupasional tercermin

dalam kegiatan bermain, yang menghasilkan pertimbangan nilai dalam

dunia kerja.

2.   Masa Tentatif

Masa ini berlangsung mencakup anak usia lebih kurang 11 tahun

sampai 18 tahun atau pada masa anak bersekolah di SLTP dan SLTA.

Pada masa ini, pilihan pekerjaan mengalami perkembangan.  Masa ini

oleh Ginzberg diklasifikasikan manjadi empat tahap, dimulai dari

(1) tahap minat (11-12 tahun) yakni masa dimana individu cenderung

melakukan pekerjaan/kegiatan hanya yang sesuai minat dan kesukaan

mereka saja. Pertimbangan karierpun juga didasari atas kesenangan,

ketertarikan atau minat individu terhadap objek karier, dengan tanpa

19

Page 20: laporan bk karir

mempertimbangkan banyak faktor. Akan tetapi, setelah menyadari

bahwa minatnya berubah-ubah (sebagai reaksi perkembangan dan

interaksi lingkungannya), maka individu akan menanyakan kepada

dirinya tentang kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan suatu

pekerjaan. Keadaan ini disebut sebagai 2) tahap kapasitas (13-14

tahun), yakni masa dimana individu mulai melakukan

pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuannya masing-masing.

Orientasi pilihan pekerjaan juga pada masa ini berbentuk upaya

mencocokkan kemampuan yang dimiliki dengan minat dan

kesukaannya.

Tahap berikutnya (3) tahap nilai (15-16 tahun), yaitu tahap dimana

minat dan kapasitas itu akan diinterpretasikan secara sederhana oleh

individu yang mulai menyadari bahwa terdapat suatu kandungan nilai-

nilai tertentu dari suatu jenis pekerjaan, baik kandungan nilai yang

bersifat pribadi maupun serangkaian nilai yang bersifat

kamasyarakatan. Kesadaran akan serangkaian kandungan nilai ini pula

yang membuat individu dapat mendiferensiasikan nilai suatu

pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.

Adapun tahap terakhir dari masa tentatif ini adalah (4) tahap

transisi (17-18 tahun), yakni keadaan dimana individu akan

memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya

(minat, kapasitas, dan nilai) untuk dapat direalisasikan dalam

kehidupannya. Tahap ini dikenal juga dengan tahap pengenalan secara

gradual terhadap persyaratan kerja, pengenalan minat, kemampuan,

imbalan kerja, nilai, dan perspektif waktu. Keputusan yang menjadi

pilihan itu sudah merupakan bentuk tanggung jawab dan konsekuensi

pola karier yang dipilih.

3.   Masa Realistik

Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun atau pada masa

perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap

pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis.

Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap

20

Page 21: laporan bk karir

pekerjaan akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan

terstruktur dalam frame vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi)

untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih perguruan tinggi

yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi). Masa ini pun

dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :

4 Tahap eksplorasi, yakni tahap dimana individu akan

melakukan eksplorasi (menerapkan pilihan-pilihan yang

dipikirkan pada masa tentatif akhir dan belum berani

mengambil keputusan) dengan memberikan penilaian atas

pengalaman atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan

dalam keterkaitannya terhadap tuntutan kerja yang sebenarnya.

Penilaian ini pada hakikatnya berfungsi sebagai acuan dan atau

syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

5 Tahap kristalisasi, yakni tahap dimana penilaian yang

dilakukan individu terhadap pengalaman atau kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan pekerjaan baik yang berhasil

ataupun yang gagal akan mengental dalam bentuk pola-pola

vokasional yang jelas. Pada tahap ini, individu akan mengambil

keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor internal

dan eksternal dirinya untuk sampai pada spesifikasi pekerjaan

tertentu, termasuk tekanan keadaan yang ikut memaksa

pengambilan keputusan itu.

6      Tahap spesifikasi, yaitu tahap pilihan pekerjaan yang spesifik

atau khusus. Pada tahap ini, semua segmen dalam orientasi

karier yang dimulai dari orientasi   minat, kapasitas, dan nilai,

sampai tahap eksplorasi dan kristalisasi telah dijadikan

pertimbangan (kompromi) yang matang (determinasi tugas-

tugas perkembangan yang optimal) dalam memilih arah dan

tujuan karier dimasa yang akan datang.

 Dari berbagai tahapan yang diklasifikasikan Ginzberg di atas, dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pemilihan pekerjaan yang terjadi pada

21

Page 22: laporan bk karir

individu merupakan suatu pola pilihan karier yang bertahap dan runtut,

yang dinilai subjektif oleh individu dalam milieu sosiokulturalnya sejak

masa kanak-kanak hingga awal masa dewasanya. Artinya, pada saat

keputusan vokasional tentatif dibuat, pilihan-pilihan yang lain akan

dicoret. Sehingga individu yang berhasil dalam karier/pekerjaan (memiliki

kepuasan kerja) adalah individu yang mampu mengidentifikasi, mengarah,

dan mengakomodir semua orientasi minat, kapasitas, dan nilai kedalam

proses kompilasi yang tepat dan dinamis.

Di beberapa bagiannya, teori ini masih dianggap kurang sempurna,

mengingat sampel yang dipilih Ginzberg dalam membangun teorinya ini

kurang representatif, yakni hanya diwakili oleh sampel laki-laki dari

keluarga yang berpenghasilan diatas rerata (ayahnya adalah tenaga

profesional dan ibunya berpendidikan tinggi). Sehingga peluang sampel

dalam memilih pilihan karier cenderung lebih luas, dan cenderung tidak

mengalami hambatan dalam proses okupasionalnya. Sementara

kemungkinan adanya kalangan sampel yang berasal dari keluarga yang

berpenghasilan rendah dan mengalami tekanan keadaan tertentu, termasuk

juga sampel perempuan yang hampir tidak ada dalam studinya dalam

kerangka teori ini kurang mendapat perhatian.

Konsep irreversibilitas (pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau

dibalik) juga mengalami modivikasi dengan tetap menekankan pada

pentingnya pilihan itu dilakukan secara dini dalam membantu proses

pembuatan karier. Untuk hal ini, Ginzberg menyatakan bahwa

irreversibilitas itu tidak bersifat menentukan keberhasilan kerier, dan

menekankan konsep optimisasi (pencarian kecocokan) sebagai bagian

okupasional dalam  mencapai kepuasan kerja. Karena bagi kelompok

Ginzberg, reversibilitas disebut sebagai penyimpangan, yang disebabkan

oleh keterampilan okupasional dini dan timing perkembangan realistik

secara signifikan lebih lambat datangnya, akibat variabel-variabel tertentu

seperti instabilitas emosi, masalah pribadi, dan kekayaan finansial.

22

Page 23: laporan bk karir

Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg juga menyimpulkan bahwa

pengambilan keputusan dalam pilihan karier itu berlangsung sepanjang

hayat, sebagai refleksi dari perubahan minat dan tujuan-tujuan, serta

keadaan atau tekanan  yang berlangsung dalam kehidupan seseorang. 

Konsep ini juga saya anggap sebagai reaksi edukatif  Ginzberg atas

kelemaham awal tentang batasan umur masa realistis dari teori yang

dibangunnya.

Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg (Munandir, 1996:2)

menyatakan bahwa “pemilihan pekerjaan merupakan proses pengambilan

keputusan yang berlangsung seumur hidup bagi mereka yang mencari

kepuasan dari pekerjaannya. Keadaan ini mengharuskan mereka berulang-

ulang melakukan penilaian kembali, dengan maksud mereka dapat lebih

mencocokkan tujuan-tujuan karier yang terus berubah-ubah dengan

kenyataan dunia kerja”.

Konseptualisasi teori ini agaknya lebih bersifat deskriptif daripada

eksplanatori. Artinya teori ini tidak memberikan strategi untuk

memfasilitasi perkembangan karier ataupun penjelasan tentang proses

perkembangannya. Kegunaan utama teori ini tampaknya hanya dalam

memberikan satu kerangka baru untuk melakukan studi mengenai

perkembangan karier.

Dalam kegiatan konseling karier, penjelasan yang diberikan

mengenai informasi pekerjaan ini bertujuan untuk mengukuhkan pilihan

karier yang telah diambil individu dan membantu individu kalau ia

mengalami ketidakpastian antara dua pilihan yang sama-sama menarik.

Informasi karier juga bermaksud memberikan dasar pengujian pilihan yang

tepat, dan bertujuan memotivasi individu yaitu dengan cara melibatkan

individu secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.

23

Page 24: laporan bk karir

E. Langkah Kegiatan Layanan

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan

Kegiatan Inti

Penutup

- Salam, presensi, membina hubungan baik.

- Tanya jawab materi pengait.

- Menyampaikan tujuan dan kegiatan yang

akan dilaksanakan.

- Mengatasi mahasiswa yang memiliki

masalah –masalah didalam karirnya.

- Memberikan penjelasan cara mengisi

angket yang diberikan.

- Menyimpulkan dan menganalisis hasil

angket.

- Mengucapkan salam dan terima kasih

kepada mahasiswa dan dosen pengajar

serta ketua jurusan D3 Bahasa Inggris.

5’

30’

10’

F. Media/ alat/sumber Informasi : 1. AUM

2. ANGKET

3. BROSUR

G. Evaluasi :

1. Evaluasi hasil : - Jangka pendek, diukur dengan menggunakan

Instrumen Angket dan AUM

2. Evaluasi proses : Dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan

selama proses kegiatan berlangsung. Aspek yang diamati antara

lain:

a. Partisipasi mahasiswa dalam proses kegiatan layanan.

24

Page 25: laporan bk karir

b. Partisipasi dosen dan ketua jurusan dalam menerima layanan

BK karir yang diberikan.

E. Uraian media yang digunakan

Media yang digunakan adalah media cetak berupa AUM, BROSUR, dan

ANGKET.

25

Page 26: laporan bk karir

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil- hasil yang dicapai dalam praktik

Berdasarkan kegiatan layanan yang berlangsung bahwa banyak yang diperoleh dari data-data tersebut.

1. Banyak mahasiswa yang ingin melanjutkan dunia kerja dengan

alasan mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan lebih

bermanfaat dalam kehidupannya.

2. Mengenal kehidupan kerja yang lebih kompeten dalam

kehidupan sehari-hari yaitu dengan melanjutkan ke jenjang S1

sebagai acuan dasar memasuki dunia kerja yang lebih relevan.

3. Mendapatkan mahasiswa dalam berpatisipasi mengikuti

kegiatan layanan BK karir di Perguruan tinggi.

4. Mahasiswa mengetahui persyaratan-persyaratan memasuki

dunia kerja dengan mendapati dunia kerja yang layak seperti

kebanyakan manusia.

5. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dalam meniti karir yang

lebih baik dan lebih mendalam.

B. Kelemahan, kelebihan kegiatan layanan yang dilakukan

Kelemahan layanan dalam praktik ini

1. Masih ada tahapan –tahapan yang belum lengkap dengan baik.

2. Banyak mahasiswa yang masih kurang mengerti dengan keadaannya

sendiri ynag sesuai dengan keinginan dan potensi bakat yang

dimilikinya.

Kelebihan layanan dalam praktik ini

1. Banyak mahasiswa yang mengenal dunia kerja dengan baik seperti

dunia kerja pariwisata, perhotelan, kapal pesiar dan lain sebagainya.

2. Mahasiswa memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan dalam

dunia kerja dan mengetahui persyaratan-persyaratan yang harus

dimiliki dalam melanjutkan di dunia karir.

26

Page 27: laporan bk karir

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam berbagai permasalahan yang ada banyak kehidupan karir

yang masih belum terlihat jelas masa depan yang akan dicapai. Banyak

mahasiswa yang menganggur pada kehidupan sehari- harinya setelah lulus

kuliah, namun banyak juga yang tidak mengerti dalam menentukan karir

yang lebih baik.

B. Saran

Agar lebih ditingkatkan lagi layanan yang akan diberikan dan lebih

memperdalam pelayanan yang baik untuk mahasiswa di PT sehingga

menjadi lebih baik dan akurat.

27

Page 28: laporan bk karir

28

Page 29: laporan bk karir

29

Page 30: laporan bk karir

30

Page 31: laporan bk karir

31

Page 32: laporan bk karir

32

Page 33: laporan bk karir

33