laporan bk karir kelas iv c

36
Praktikum bk karir Dosen pengasuh : Kadek surenate m.pd. kons Disusun oleh : 1. Ketut Mahendra cita 2. Kadek suherman ari prabawa 3. Made sukayasa 4. Wayan sastrawa Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Upload: suherman-nhey-cuuy

Post on 24-Jul-2015

186 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan BK Karir Kelas IV C

Praktikum bk karir

Dosen pengasuh :

Kadek surenate m.pd. kons

Disusun oleh :

1. Ketut Mahendra cita

2. Kadek suherman ari prabawa

3. Made sukayasa

4. Wayan sastrawa

Jurusan Bimbingan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

2012

Page 2: Laporan BK Karir Kelas IV C

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang mendalam disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat dan hidayahNya maka makalh yang berjudul “praktikum bk karir ”

dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Semoga apa yang kami kerjakan dapat

membawa manfaat untuk kita semua. Kami mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber seperti observasi ke sekolah, dan dari informasi dari berbagai sumber lainnya.

Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah yang kami dan ada

hal-hal yang tidak berkenan serta kekeliruan baik dalam penyampaian maupun

penyusunan, karena kami hanya manusia biasa yang tak luput dengan dosa ataupun

kesalahan , untuk itu kami mohon masukan saudara sekalian jika ada kekeliruan dan

kekurangan didalam makalah yang kami buat, demikian makalah tentang konsep

BIMBINGAN KARIR kami susun sebagai salah satu tambahan dalam laporan perkuliahan.

Akhirnya kami dari kelompok 2 mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Singaraja ,Desember 2012

Penyusun,

Page 3: Laporan BK Karir Kelas IV C

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang………………………………………………………………...

a. Masalah-masalah karier yang terjadi …………………………………

b. Latar belakang perlunya layanan bk karier……………………………

c. Pendekatan, model dan layanan yang digunakan……………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya………………..

2.2 Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan………………….

2.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya……

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 hasil yang dicapai dalam praktek………………………………………….

3.2 kelemahan dan kelebihan………………………………………………….

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….

3. 2 saran ………………………………….……………………….......................

I

Ii

1

1

2

3

4

11

12

15

16

17

17

Page 4: Laporan BK Karir Kelas IV C

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

a. Masalah-masalah karier yang terjadi di SMA N 2 Singaraja

Permasalahan Memilih Jurusan di bangku Sekolah Menengah Atas

merupakan problematika tersendiri bagi para siswa SMA/MA, terutama siswa

kelas 10 semenster 2. Sebab pelaksanaan penjurusan bagi setiap siswa dimulai

pada semester 1 (satu) kelas XI, untuk penentuan IPA,IPS, atau Bahasa,dilakukan

akhir semester 2 (dua) kelas X. Kriteri penjurusan meliputi Nilai Akademik,

Minat Akademik dan Pindah Jurusan.

Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa

berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai

kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan

IPA, dan yang memiliki minat pada sosial dan ekonomi akan memilih jurusan

IPS, lalu yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa.

Pengarahan sejak dini ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa memilih

bidang ilmu yang akan ditekuninya di Universitas atau akademi yang tentunya

akan mengarah pula kepada karirnya kelak. Tetapi penjurusan di tingkat SMA

tidak selalu menjamin bahwa seorang siswa akan memilih bidang studi yang sama

di Universitas, karena pada kenyataannya banyak siswa program IPA yang

memilih jurusan Ekonomi, Politik, Hubungan Internasional, atau siswa jurusan

IPS yang memilih program Bahasa.

Pemilihan jurusan yang berbeda dengan bidang ilmu yang ditekuni di

SMA tersebut adalah wajar sebab anak seusia SMA memang belum bisa

memastikan karirnya. Jangankan anak SMA, mahasiswa PT pun masih

mengalami kebimbangan menentukan karirnya setelah lulus.

Rendahnya angka melanjutkan ke PT dapat disebabkan oleh banyak hal, di

antaranya : masalah ekonomi, ketidakmampuan akademik, gagal dalam UN, gagal

Page 5: Laporan BK Karir Kelas IV C

dalam ujian masuk PT, dll. Melihat kenyataan rendahnya angka partisipasi

tersebut, maka pendidikan di level SMA (pendidikan menengah umum) sebaiknya

diarahkan untuk mempersiapkan siswa agar lebih memiliki kemampuan untuk

bekerja atau membuka usaha mandiri. Tentu saja, selain pemikiran ini, dapat juga

dikembangkan argumen untuk mempermudah proses ujian masuk PT atau

menekan biaya kuliah/masuk PT,

Penjurusan yang ada di SMA saat ini adalah penjurusan yang mengarah

kepada satu tujuan yaitu melanjutkan ke PT. Penjurusan seperti ini memiliki

keterbatasan dalam mengantisipasi kondisi siswa-siswa yang karena alasan

tertentu tidak dapat melanjutkan ke PT, dan memilih (terpaksa memilih) untuk

langsung bekerja. Dengan kemampuan yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke

PT, maka wajar jika banyak siswa SMA juga mengalami kesulitan ketika bekerja

di masyarakat. Bahkan pekerjaan yang dilakukan barangkali serabutan,dengan

prinsip yang penting bekerja.

b. Latar belakang layanan bk karier yang di lakukan di SMA N2

singaraja

penjurusan berarti pengerahan haluan hidup seseorang mulai dari jurusan

yang mereka pilih di sma sampai pekerjaan yang akan di tekuninya nanti, nilai

yang dianut serta kepribadian yang mengembannya. penjurusan itu menyangkut

kecerdasan serta kemampuan manusia untuk belajar, selain juga menyangkut

persaingan kelas sosial karena penjurusan dipandang sebagai peletakan posisi

siswa dan keluarganya dalam masyarakat, siswa dapat memilih jurusan yang di

inginkan sesuai dengan poten, minat dan bakat yang di milikinya, tanpa paksaan

dari orang lain bahkan juga menyangkut pengendalian emosi dalam arti apakah

orang tua dan siswa dapat menerima jika siswa tidak masuk jurusan yang

diinginkannya.

dibangku SMA melalui penjelasan yang disampaikan oleh guru

Bimbingan Konseling di SMA. Dan memang program penjurusan dilakukan

pelaksanaan penjurusan bagi peserta didik dimulai pada semester 1 (satu) kelas

Page 6: Laporan BK Karir Kelas IV C

XI, untuk penentuan IPA,IPS, Bahasa, atau Keagamaan dilakukan akhir semester

2 (dua) kelas X., ini merupakan bentuk dari layanan bimbingan konseling yaitu

penempatan dan penyaluran siswa sesuai minat dan bakat serta kemampuan yang

dimiliki siswa.

c. Pendekatan , model atau metode layanan yang di gunakan dalam

pemilihan jurusan di sma N 2 singaraja

Teori Perkembangan David Tiedeman & O’hara karna perkembangan

kognitif total individu dan proses pembuatan keputusan yang dihasilkannya.

Menurut Tiedeman, perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan

kognitif secara umum ketika individu mengatasi krisis egonya yang relevan. Dia

yakin bahwa perkembangan identitas ego merupakan faktor yang sangat penting

dalam proses perkembangan karir.

Dengan singkat, Tiedeman dan O’hara menyatakan bahwa perkembangan

karir sebagai fungsi dari perkembangan karir itu sendiri, dapat dibedakan dan

secara komprehensif. Memunculkan gagasan yang kritis dari dalam diri meliputi

situasi dan factor social seperti halnya pemenuhan faktor biologis. Individu

terlihat sebagai satu kesatuan yang selalu mengalami perkembangan dan

pengambilan keputusan berdasar masa lalu, misalnya: lulusan/alumni dari

sekolah/perguruan tinggi mana, sudah menikah/belum dan waktu yang dimiliki.

Dari tahapan keseluruhan tersebut termasuk karakteristik dalam pengambilan

keputusan karir oleh individu tentang lapangan pekerjaan, diikuti oleh peluang

pekerjaan di lapangan, perusahaan yang menjadi pekerja berdasarkan keuntungan,

kerugian dan nilai-nilai hubungan.

Page 7: Laporan BK Karir Kelas IV C

BAB II

TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

II.1 Teori Perkembangan David Tiedeman & O’hara

Tahapan perkembangan karir parallel dengan tahapan perkembangan

menurut orientasi teori Erikson (1950) yang terdiri dari delapan krisis psikososial

sebagai berikut: (1) trust, (2) autonomy, (3) initiative, (4) industry, (5) identity, (6)

intimacy, (7) generativity, dan (8) ego integrity. Self-in-situation, self-in-world,

dan orientasi kerja berkembang pada saat individu mengatasi krisis psikososial

dalam kehidupannya. Ketika ego identity berkembang, kemungkinan-

kemungkinan pembuatan keputusan karir yang relevan juga berkembang.

Paradigma tersebut mencakup empat aspek antisipasi atau preokupasi

(exploration, crystallization, choice, dan clarification) dan tiga aspek

implementasi atau penyesuaian (induction, reformation, dan integration), yang

dirangkum dalam table 1 berikut ini.

Tabel 1. Aspek Antisipasi, Preokupasi, Implementasi, dan Penyesuaian

Aspek

Antisipasi

atau

Preokupasi

KarakteristikAspek

ImplementasiKarakteristik

Eksplorasi 1.      Berpikir agak

temporer dan

induktif.

2.      Kemungkinan

tindakan

dipertimbangkan

berulang-ulang.

3.      Melalui imaginasi,

individu mengalami

berbagai aktivitas

dengan mengaitkan

Induksi 1.     Dalam periode ini

dimulai pengalaman

interaksi sosial dan

identifikasi karir.

2.     Lebih jauh

mengidentifikasi self

dan mempertahankan

self dalam sistem

sosial karir.

3.     Pada saat

mengalami

Page 8: Laporan BK Karir Kelas IV C

perasaan self dalam

struktur atau premis

tertentu.

4.      Melalui proyeksi,

individu mencari

tujuan-tujuan

tentatif.

5.      Terdapat fokus

pada perilaku masa

depan dengan

beberapa alternatif

tindakan.

6.      Merefleksikan

aspirasi,

kemampuan, minat,

dan implikasi sosial

di masa depan yang

terkait dengan

pilihan karir.

penerimaan dalam

karir, bagian dari self

berpadu dengan

kelompok penerima.

4.     Terdapat kemajuan

dalam pencapaian

tujuan individu tetapi

dalam kerangka

totalitas karir dengan

tujuan sosialnya.

Kristalisasi 1.    Asesmen terhadap

berbagai alternatif

terus dilakukan.

2.   

Mempertimbangkan

beberapa alternatif.

3.    Muncul beberapa

alternatif pilihan.

4.    Pilihan-pilihan

tentatif mungkin

direevaluasi dalam

proses penilaian dan

pengurutan.

Reformasi 1.    Kelompok karir

memberikan

pengakuan dan

penerimaan sebagai

anggota kelompok.

2.    Terdapat ketegasan

di pihak individu di

dalam maupun di

luar kelompok karir,

yang diperkuat oleh

kondisi baru.

3.    Terdapat tindakan

asertif dalam bentuk

Page 9: Laporan BK Karir Kelas IV C

5.    Tujuan menjadi

lebih pasti dan

terbentuk tetapi ada

kemungkinan untuk

diubah.

6.    Terdapat langkah

yang pasti menuju

stabilitas pemikiran.

upaya meyakinkan

orang lain agar

menyesuaikan

dengan pandangan

diri individu dan ke

arah penerimaan

yang lebih baik

terhadap tujuan yang

sudah dimodifikasi.

Pilihan

1.    Memilih satu

tujuan yang pasti.

2.    Terfokus pada

perilaku tertentu

yang diperlukan

untuk mencapai

tujuan yang telah

ditentukan.

Integrasi

1.    Kompromi dalam

tujuan dapat dicapai

oleh individu pada

saat dia berinteraksi

dengan kelompok

karir.

2.    Objektivitas self

dan kelompok karir

diperoleh.

3.    Terjadi identifikasi

terhadap seorang

anggota kelompok

karir.

4.    Kepuasan dengan

suatu tindakan

tercapai, sekurang-

kurangnya untuk

sementara.

Klarifikasi 1.    Periode ini ditandai

dengan klarifikasi

lebih lanjut tentang

self dalam posisi

yang dipilih.

- -

Page 10: Laporan BK Karir Kelas IV C

2.    Pertimbangan lebih

lanjut tentang posisi

yang diantisipasi

mengurangi

keraguan terhadap

keputusan karir.

3.    Keyakinan yang

lebih kuat terhadap

keputusan karir

dikembangkan.

4.    Ini mengakhiri

tahap antisipasi atau

preokupasi.

Adapted from Tiedeman and O’hara, 1963

Dari table diatas dijelaskan bahwa Dalam teorinya D.Tiedeman

mengemukakan suatu keputusan untuk memilih suatu pekerjaan tertentu,

merupakan suatu proses yang berkesinambungan, terjadi titik-titik keputusan

penting bila individu-individu menghadapi seleksi masuk pekerjaan untuk

pertama kalinya perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau perubahan dalam

rencana-rencana pendidikan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil

individu pada tahap-tahap kehidupannya terdahulu. Pengambilan keputusan

sangat erat kaitannya dengan periode antisipasi dan periode implementasi, dan

kedua periode ini merupakan inti dari suatu perkembangan pekerjaan. Keputusan

yang telah ditetapkan individu terhadap suatu lapangan kerja memiliki pengaruh

yang sangat kuat terhadap keharmonisan hidupnya baik sebagai individu maupun

anggota masyarakat.

Menurut D.Tiedeman, pengambilan keputusan dibagi menjadi dua periode,

yaitu periode antisipasi dan implementasi.

1.        Periode Antisipasi

Dalam periode antisipasi ini adalah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu

tahap eksplorasi, kristalisasi

Page 11: Laporan BK Karir Kelas IV C

a.        Tahap eksplorasi

Berpikir agak temporer dan induktif.

Kemungkinan tindakan dipertimbangkan berulang-ulang.

Melalui imaginasi, individu mengalami berbagai aktivitas dengan mengaitkan

perasaan self dalam struktur atau premis tertentu.

Melalui proyeksi, individu mencari tujuan-tujuan tentatif.

Terdapat fokus pada perilaku masa depan dengan beberapa alternative tindakan.

Merefleksikan aspirasi, kemampuan, minat, dan implikasi sosial di masa depan

yang terkait dengan pilihan karir.

Dalam tahap eksplorasi sejumlah perbedaan alternative atau kemungkinan

tujuan dipertimbangkan. Berbagai kemungkinan yang akan dicapai digabung-

gabungkan dan dipertimbangkan untuk menetapkan atau memutuskan suatu

pilihan. Sejumlah alternative tujuan dijadikan suatu bidang untuk dipilih. Pada

tahap ini individu mencoba untuk mengadakan penilaian diri berkaitan dengan

berbagai alternative yang diperkirakan bisa dicapai untuk mencapai tujuan. Pada

tahap ini merupakan penjelajahan untuk mencari dan mengumpulkan berbagai

data dan informasi. Contoh: Siswa Sekolah Menengah pertama termasuk remaja

awal masa 9 s/d 11 tahun dapat mengambil keputusan karir untuk menentukan

sekolah lanjutan Atas (SMA) atau Sekolah Kejuruan (SMK)

b.        Tahap Kristalisasi

Asesmen terhadap berbagai alternatif terus dilakukan.

Mempertimbangkan beberapa alternatif.

Muncul beberapa alternatif pilihan.

Pilihan-pilihan tentatif mungkin direevaluasi dalam proses penilaian dan

pengurutan.

Tujuan menjadi lebih pasti dan terbentuk tetapi ada kemungkinan untuk diubah.

Terdapat langkah yang pasti menuju stabilitas pemikiran.

Stabilnya pemikiran yaitu dengan penilaian diri dari berbagai

kemungkinan, maka terjadilah suatu pola dalam bentuk alternative dan segala

konsekwensinya disebut kristalisasi. Pertimbangan yang bermanfaat atau tidak

Page 12: Laporan BK Karir Kelas IV C

bermanfaat, kerugian dan nilai dari tiap-tiap alternative, mengakibatkan timbulnya

kristalisasi. Pada tahap ini segala alternative kemungkinan pekerjaan yang dicapai

sudah cukup jelas. Contoh: pengambilan keputusan karir pada masa awal remaja

berumur 9 s/d 11 tahun.

c.        Tahap Pemilihan

Memilih satu tujuan yang pasti.

Terfokus pada perilaku tertentu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Tahap pemilihan akan berlangsung dengan stabilnya kristalisasi. Masalah-

asalah individu yang berorientasi ke tujuan yang relevan, yaitu individu mulai

mengorganisasi dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan

untuk masa datang. Tahap ini adalah tahap pilihan atau keputusan akan datang

lebih cepat. Contoh: pemilihan keputusan karir pada masa remaja akhir (berumur

16 sampai 17 tahun) untuk menentukan karir masa depan individu.

d.        Tahap Klarifikasi

Periode ini ditandai dengan klarifikasi lebih lanjut tentang self dalam posisi yang

dipilih.

Pertimbangan lebih lanjut tentang posisi yang diantisipasi mengurangi keraguan

terhadap keputusan karir.

Keyakinan yang lebih kuat terhadap keputusan karir dikembangkan.

Ini mengakhiri tahap antisipasi atau preokupasi.

Dalam tahap ini individu meneliti kesempatan yang lebih luas dan

mendalam, sehingga tahap ini mengemukakan sesuatu (dalam khayalan) yang

lebih baik dan sempurna untuk masa mendatang, sehingga menghasilkan

kemampuan bertindak yang nyata dan terarah. Contoh: siswa SMA sudah bisa

mengambil keputusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja.

2.        Periode Implementasi dan Penyesuaian

Periode implementasi dan penyesuaian ini digolongkan menjadi tiga tahap,

yaitu: tahap induksi, tahap transisi dan tahap mempertahankan atau memelihara.

a.        Tahap Induksi

Page 13: Laporan BK Karir Kelas IV C

Dalam periode ini dimulai pengalaman interaksi sosial dan identifikasi karir.

Lebih jauh mengidentifikasi self dan mempertahankan self dalam sistem sosial

karir.

Pada saat mengalami penerimaan dalam karir, bagian dari self berpadu dengan

kelompok penerima.

Terdapat kemajuan dalam pencapaian tujuan individu tetapi dalam kerangka

totalitas karir dengan tujuan sosialnya.

Tahap ini dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang diteliti. Individu

mengorganisasi lapangan kerja yang bersumber dari tujuan-tujuan tertentu

kedalam interaksi dengan masyarakat. Selama tahap induksi ini, seseorang

mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah dicapainya.

Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternative menjadi satu bagian.

Contoh: individu sudah mampu mengidentifikasi karir apa yang akan

diambil/dijalaninya

b.        Tahap Reformasi

Kelompok karir memberikan pengakuan dan penerimaan sebagai anggota

kelompok.

Terdapat ketegasan di pihak individu di dalam maupun di luar kelompok karir,

yang diperkuat oleh kondisi baru.

Terdapat tindakan asertif dalam bentuk upaya meyakinkan orang lain agar

menyesuaikan dengan pandangan diri individu dan ke arah penerimaan yang lebih

baik terhadap tujuan yang sudah dimodifikasi.

Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan disesuaikan dengan penetapan

tujuan yang diambilnya. Dalam tahap ini adanya kemungkinan bahwa individu

akan menyimpang arah. Contoh: keputusan karir bisa mengalami perubahan

dalam proses keputusan karir individu.

c.        Tahap Integrasi

Kompromi dalam tujuan dapat dicapai oleh individu pada saat dia berinteraksi

dengan kelompok karir.

Objektivitas self dan kelompok karir diperoleh.

Terjadi identifikasi terhadap seorang anggota kelompok karir.

Page 14: Laporan BK Karir Kelas IV C

Kepuasan dengan suatu tindakan tercapai, sekurang-kurangnya untuk sementara.

Dalam tahap ini, individu memelihara atau mempertahankan keputusan

yang telah diambilnya. Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status

dimasa mendatang dan untuk seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan

karir. Contoh: individu melakukan kompromi untuk menentukan keputusan karir

yang akan diambil atau dijalani.

II.2 Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan

ANGKET yaitu digunakan untuk mengukur seberapa besar minat siswa

dalam memilih jurusan yag di inginkannya sesuai dengan minat potensi dan bakat

yang di milikinya.

Page 15: Laporan BK Karir Kelas IV C

II.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya.

RPBKBIDANG KARIER

A. Identitas1. Sekolah/Perguruan Tinggi: SMA N 2 SINGARAJA2. Kelas/Smt : X/23. Bidang Bimbingan : Bidang Karier4. Jenis Layanan : bimbingan kelompok5. Topik Layanan : menentukan penjurusan di kelas XI6. Waktu Pelaksanaan : 1 x 45 menit

B. Tujuan Kegiatan : peserta didik bisa memilih jurusannya sesuai dengan minat, bakat,potensi dan lain-lain yang di miliki peserta didik

C. Materi : pemberian layan informasi dan layanan penempatan dan penyaluranD. Metode/ Pendekatan/Teori/Model : Teori Perkembangan David Tiedeman & O’haraE. Langkah Kegiatan Layanan

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

1. PEMBUKAAN

2. KEGIATAN INTI

3. PENUTUP

Salam,presensi,membina hubungan baik

Tanya jawab materi pengait Menyampaikan tujuan dan

kegiatan yang akan dilakukan

Sesuaikan dengan model/metode/teori yangdigunakan serta jenis layanan.Skenario dilampirkan

1. Menyimpulkan hasil layanan2. Evaluasi

Refleksi hasil Setiap siswa menuliskan di kertas/instrumenyang telah disediakan untuk mengetahui hasil pelaksanaan layanan

5 menit

30 menit

10 menit

F. Media/ alat/sumber Informasi: ANGKET

Page 16: Laporan BK Karir Kelas IV C

G. Evaluasi : 1. Evaluasi hasil : - evaluasi jangka panjang dengan menggunakan angket2. Evaluasi proses : : Dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan selama proses kegiatan berlangsung. Aspek yang diamati antara lain :Nilai siswa pada semua mata pelajaran di semester ganjil kelas X, prestasi belajar siswa dan minat siswa pada jurusan tertentu partisipasi siswa dalam proses kegiatan layanan.Lampiran : ANGKET dan weeb dari kelompok dalam tugas TI BK

Menetahui ……………,

……………..

Guru BK atau petugas yang relevan mahasiswa praktik,

1. Ketut mahendra cita

2. Kadek suherman ari prabawa

3. Made sukayasa4. Wayan sastrawan

Mengetahui Dosen PembimbingKepala/Ketua......(Jurusan/Sekolah)

........................................ ...................................

Page 17: Laporan BK Karir Kelas IV C

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III . 1 HASIL YANG DI CAPAI DALAM PRAKTIK

PENJURUSAN KELAS X KE KELAS XI SMA N 2 SINGARAJA

Kelas x 6

NO NAMA JK JURUSANL P IPA IPS IPB

1 NI KETUT AYU ARISTA DEWI √ √2 I GEDE SANTIASA √ √3 I GEDE UKI RANE √ √4 I WAYAN SUMADANA YASA √ √5 NI KETUT DIAN ARTANI √ √6 KADEK RESTA RINI √ √7 KETIT MASTINI √ √8 KADEK SERLY OKTAVIANI √ √9 PUTU YASA √ √

10 I PUTU AGUS KIRANA PUTRA √ √11 MADE ARI SUDARMA √ √12 NI MADE SURATMINI √ V13 I GEDE ARYA DEDI SOSIAWAN √ √14 KETUT ARMAWAN √ V15 LUH PUTU SUANDEWI √ V16 NI PUTU ARNINTA DEWANTI √ √17 NI MADE ANGGRENINGSIH √ √18 LUH MURNI KARIADI √ √19 PUTU AGUSTINI √ √20 I KM GD MAHAPUTRA ANDI WINAR √ √21 KADEK ARTIKA YASA √ √22 KOMANG SUSILA √ √23 NI LUH SRIDEWI √ √24 NI KADEK AYU TANTRIASIH √ √25 LUH PUSPA DEWI √ √26 I MADE JULIARTA YASA √ √27 I NYOMAN ARDI SETIANA √ √28 I MADE KEMBAR SUBAGIA √ √29 I GEDE AGUS REDIARTAPA √ √30 NI LUH TANTRIASIH √ v31 KADEK SRI PUSPA DEWI √ √32 LUH ALIT ASTARIANI √ √

JUMLAH 15 17 12 12 8

III. 2 KELEMAHAM DAN KELEBIHAN DARI LAYANAN

Page 18: Laporan BK Karir Kelas IV C

KELEBIHAN DARI TEORI INI ANTARA LAIN :

Merumuskan pilihan karir klien yang sesuai dengan tujuan individu,

merefleksikan kemampuan, minat dan implikasi social untuk masa depannya

Membantu klien dalam memilih satu pilihan karir yang pasti

konselor memberikan strategi untuk memfasilitasi perkembangan karir ataupun

penjelasan tentang proses pemilihan keputusan karir klien dan integrasi

informasi karir tentang diri konselor sehingga dapat membantu konseli untuk

memahami diri konseli.

meningkatnya kesadaran diri (self-awareness) sebagai faktor yang penting dan

diperlukan dalam proses pembuatan keputusan

Teori ini mempunyai dampak yang penting terhadap proses pembuatan

keputusan.

Adaptasi dengan lingkungan kelas atau kerja untuk mendapatkan afiliasi yang

bermakna dengan kelompok sebaya juga mendapat penekanan.

KELEMAHAN DARI TEORI INI ANTARA LAIN:

Dukungan data empiriknya masih sangat terbatas

ketiadaan instrument yang cukup untuk teori ini.

Page 19: Laporan BK Karir Kelas IV C

BAB IV

PENUTUP

Iv .1 SIMPULAN

Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa

berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai

kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan

IPA, dan yang memiliki minat pada sosial dan ekonomi akan memilih jurusan

IPS, lalu yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa.

Pengarahan sejak dini ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa memilih

bidang ilmu yang akan ditekuninya di Universitas atau akademi yang tentunya

akan mengarah pula kepada karirnya kelak. Tetapi penjurusan di tingkat SMA

tidak selalu menjamin bahwa seorang siswa akan memilih bidang studi yang sama

di Universitas, karena pada kenyataannya banyak siswa program IPA yang

memilih jurusan Ekonomi, Politik, Hubungan Internasional, atau siswa jurusan

IPS yang memilih program Bahasa.

Pemilihan jurusan yang berbeda dengan bidang ilmu yang ditekuni di

SMA tersebut adalah wajar sebab anak seusia SMA memang belum bisa

memastikan karirnya. Jangankan anak SMA, mahasiswa PT pun masih

mengalami kebimbangan menentukan karirnya setelah lulus.

Rendahnya angka melanjutkan ke PT dapat disebabkan oleh banyak hal, di

antaranya : masalah ekonomi, ketidakmampuan akademik, gagal dalam UN, gagal

dalam ujian masuk PT, dll. Melihat kenyataan rendahnya angka partisipasi

tersebut, maka pendidikan di level SMA (pendidikan menengah umum) sebaiknya

diarahkan untuk mempersiapkan siswa agar lebih memiliki kemampuan untuk

bekerja atau membuka usaha mandiri. Tentu saja, selain pemikiran ini, dapat juga

dikembangkan argumen untuk mempermudah proses ujian masuk PT atau

menekan biaya kuliah/masuk PT,

Penjurusan yang ada di SMA saat ini adalah penjurusan yang mengarah

kepada satu tujuan yaitu melanjutkan ke PT. Penjurusan seperti ini memiliki

Page 20: Laporan BK Karir Kelas IV C

keterbatasan dalam mengantisipasi kondisi siswa-siswa yang karena alasan

tertentu tidak dapat melanjutkan ke PT, dan memilih (terpaksa memilih) untuk

langsung bekerja. Dengan kemampuan yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke

PT, maka wajar jika banyak siswa SMA juga mengalami kesulitan ketika bekerja

di masyarakat. Bahkan pekerjaan yang dilakukan barangkali serabutan,dengan

prinsip yang penting bekerja.

Iv.2. Saran

Dari penelitian ini kami menyarankan agar nantinya para siswa di kelas X dapat

memilih jurusan sesuai dengan minat, kemampuan, potensi yang dimilikinya.

Agar dalam menentukan karir di masadepan sesuai dengan minat yang di

inginkan.

Page 21: Laporan BK Karir Kelas IV C
Page 22: Laporan BK Karir Kelas IV C
Page 23: Laporan BK Karir Kelas IV C
Page 24: Laporan BK Karir Kelas IV C