laporan praktikum bk karir(sma kesehatan bhaktyasa) kelas bk 4 c

47
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BK KARIR SMK KESEHATAN BHAKTIYASA DISAMPAIKAN UNTUK MATA KULIAH PRAKTIKUM BK KARIR DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : KADEK SURANATA, S.Pd., M.Pd., Kons Oleh: BK C Semeter 4 MUSRIFATUN NIKMAH (1011011039) KOMANG ADI SURYAWAN (1011011058) I KADEK JENDRA SASTRA PUJAWAN (1011011061) I PUTU INDRA PRAMANA PUTRA (1011011092) JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Upload: dec-day

Post on 24-Jul-2015

182 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM BK KARIR

SMK KESEHATAN BHAKTIYASA

DISAMPAIKAN UNTUK MATA KULIAH PRAKTIKUM BK KARIR

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :

KADEK SURANATA, S.Pd., M.Pd., Kons

Oleh:

BK C Semeter 4

MUSRIFATUN NIKMAH (1011011039)

KOMANG ADI SURYAWAN (1011011058)

I KADEK JENDRA SASTRA PUJAWAN (1011011061)

I PUTU INDRA PRAMANA PUTRA (1011011092)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2012

Page 2: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang mendalam disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan hidayahNya maka laporan kami yang berjudul “Laporan Praktikum BK Karir” dapat

selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Semoga apa yang kami kerjakan dapat membawa

manfaat untuk kita semua. Kami mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti lngsung

observasi ke lapangan, buku, internet dan dari informasi dari berbagai diktat lainnya. Kami

mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah yang kami dan ada hal-hal yang

tidak berkenan serta kekeliruan baik dalam penyampaian maupun penyusunan, karena kami

hanya manusia biasa yang tak luput dengan dosa ataupun kesalahan , untuk itu kami mohon

masukan saudara sekalian jika ada kekeliruan dan kekurangan didalam makalah yang kami buat,

demikian makalah tentang konsep Praktikum BK Karir kami susun sebagai salah satu tugas akhir

dalam perkuliahan. Akhirnya kami dari kelompok yang menganalisis perguruan tinggi

mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Singaraja, Juni 2012

Penyusun

Page 3: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Masalah-masalah tentang karir yanga ada di jurusan ekonomi…………

I.2 Latar Belakang Perlunya Layanan BK Karir Di Jurusan Ekonomi……..

I.3 Pendekatan/Model/Layanan yang digunakan…………………………...

BAB II TEORI YANG MELANDASI………………………………………

2.1 Teori Donal Super………………………………………………………

2.2 Instrumen yang digunakan dalam kegiatan layanan ………………..

2.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya…….

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….

3.1 Uraian hasil yang dicapai dalam praktek……………………………….

3.2 Kelemahan, Kelebihin kegiatan Layanan yang sudah dilakukan………

BAB IV PENUTUP………………………………………………………….

4.1 Simpulan………………………………………………………………..

4.2 Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Masalah-Masalah Tentang Karir Yang Terjadi Di SMK Kesehatan Bhaktiyasa

Singaraja Terhadap Siswa Sasaran Layanan

Lebih lanjut Sukardi & Kusmawati (2008:14) merumuskan pokok – pokok rincian bidang

bimbingan karir yang salah satunya adalah “orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang

lebih tinggi khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.” Dengan kata lain,

bimbingan karir dan konseling karir di sekolah adalah upaya pemberian informasi yang

berhubungan dengan sekolah lanjutan. Misalnya ditingkat SD diberikan informasi tentang jenis –

jenis pekerjaan pada umumnya yang dikenal di masyarakat, seperti dokter, guru, polisi, dll. Di

tingkat SMP, dijelaskan tentang apa itu SMA, SMK, MTs, dan MA; jurusan apa yang dapat

diambil pada pendidikan lanjutan kelak sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan siswa, dan

sebagainya. Ditingkat SMA dijelaskan tentang jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Perbedaan

universitas, sekolah tinggi, dan institut. Serta persiapan masuk perguruan tinggi. Ditingkat

Perguruan Tinggi, dijelaskan mengenai kesiapan seseorang dalam bekerja. Memberi motivasi

bagaimana agar senang atau menyukai pekerjaan yang dipilihnya.

Masalah-masalah karir yang dihadapi oleh siswa yaitu :

Siswa kurang memahami cara memilih program studi yang sesuai dengan

kemampuan dan minat yang dimiliki

Siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang diinginkan

Siswa mengalami kebingungan untuk arah kerjanya

Siswa merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah

Siswa belum memiliki pilihan karirnya

Siswa belum memiliki gambaran tentang persyaratan dan keterampilan yang

dibutuhkan dalam dunia kerja ataupun perguruan tinggi,

Perekonomian yang rendah dari orang tua

Layanan konseling karir penting diberikan bagi remaja, sebagai salah satu sarana

meningkatkan kesejahteraan remaja. Dengan demikian remaja memiliki peluang untuk mencapai

masa depan yang menjanjikan. Santrock (2007:15) mengingatkan bahwa “masa depan anak muda

merupakan masa depan masyarakat kita. Remaja yang belum mengembangkan potensinya secara

Page 5: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

utuh, yang hanya memberikan kontribusi yang kecil, yang tidak berperan sebagai orang dewasa

yang produktif, akan merugikan masa depan masyarakat kita.” Karenanya, layanan konseling

karir dalam program bimbingan karir di sekolah, penting diberikan bagi remaja. Dengan begitu

remaja memiliki gambaran apa yang ingin dan dapat dilakukan setelah lulus sekolah, yang

membawa manfaat bagi kehidupan pribadi dan masyarakat secara luas. Disamping itu, melalui

informasi dan konseling karir, remaja lebih siap kelak ketika memasuki dunia orang dewasa

dengan berbagai resiko dan tanggung jawab yang diembannya.

Layanan konseling karir merupakan bagian dari bidang pengembangan karir atau bidang

bimbingan karir dalam program bimbingan dan konseling di sekolah. Konseling karir diharapkan

dapat memberikan tidak hanya informasi karir, namun juga bantuan untuk mengatasi masalah

dan kebingungan remaja, dalam

Melalui informasi yang diperoleh dalam konseling karir di sekolah, siswa dibantu untuk

memilih dan menentukan apa yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan pendidikannya di

sekolah. Apakah ia ingin meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, atau memilih untuk

bekerja. Dengan kata lain, melalui informasi yang diperoleh dalam konseling karir, remaja dapat

mempersiapkan dan atau merencanakan karir dan masa depannya. Apabila remaja memiliki

motivasi studi lanjut yang tinggi, akan terbuka peluang baginya untuk memperoleh

kesejahateraan di masa depan, begitu juga sebaliknya.

Generasi muda yang sejahtera dan produktif tentunya turut menyejahterahkan kehidupan

dan pertumbuhan bangsa dan negara. Hal inilah yang secara tidak langsung tersirat dalam tujuan

pendidikan nasional dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu

terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan taqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

1.2 Latar Belakang Perlunya Layanan Bimbingan Konseling Karir Yang Anda

Lakukan DiSekolah/ Instansi yang Bersangkutan

Dalam era pembangunan dan perkembangan teknologi mutakhir masa kini, kebutuhan

akan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang unggul, sebagai

pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan semakin tinggi. Bertolak dari hal

tersebut, maka telah menjadi tujuan pendidikan nasional, untuk mengembangkan manusia

Page 6: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Indonesia terutama generasi muda, agar mampu mempersiapkan diri untuk kelak berpartisipasi

dalam usaha – usaha pembangunan Indonesia. Hal ini seperti yang dirumuskan dalam UU No. 2

tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “tujuan pendidikan adalah terwujudnya

manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.”

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

nasional. Dengan kata lain pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya membantu dan

menyokong tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan individu yang utuh, yang

mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi. Dengan demikian tercipta manusia Indonesia yang memiliki ketaqwaan terhadap

Tuhan YME, pengetahuan yang luas dan perkembangan kepribadian yang optimal. Hal ini

sebagaimana yang dijelaskan oleh Hamrin & Clifford, dalam Jones (1951) bahwa “tujuan

bimbingan dan konseling adalah membantu individu membuat pilihan – pilihan, penyesuaian –

penyesuaian, dan interpretasi – interpretasi dalam hubungannya dengan situasi – situasi tertentu.”

(Prayitno & Amti, 2004:112).

Salah satu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang berupaya mewujudkan tujuan

pendidikan nasional adalah bidang pengembangan karir, atau disebut juga bimbingan karir.

Ahmadi (1977) dalam Salahuddin (2010:116) merumuskan bimbingan karir atau jabatan sebagai

“usaha bimbingan kepada peserta didik dalam usaha pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan

jika perlu bekerja.... memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri – ciri pribadi, menentukan

lapangan pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik.”

Berdasarkan rumusan ini, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses

bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu

merencanakann karirnya dengan mantap, sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan,

pengetahuan dan kepribadian, serta faktor – faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor –

faktor yang mendukung perkembangan diri individu ini antara lain adalah status sosial dan

ekonomi keluarga, layanan informasi dan konseling karir.

Layanan informasi karir pada dasarnya merupakan layanan yang memberikan data atau

fakta kepada siswa tentang dunia pekerjaan/jabatan/karir. Informasi karir ini menurut Winkel &

Page 7: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Hastuti (2010:319) mencakup “semua data mengenai jenis – jenis pekerjaan yang ada di

masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of

occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi

jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan

jenis/corak pekerjaan tertentu.” Sedangkan Sears dalam Suherman (2009) mendefinisikan

konseling karir sebagai suatu hubungan one to one atau kelompok kecil antara seorang konseli

dan seorang konselor dengan tujuan membantu konseli mengintegrasikan dan menerapkan

pemahaman diri dan lingkungan untuk membuat keputusan – keputusan dan penyesuaian –

penyesuaian karir yang lebih tepat.

Sebagian besar orang menganggap bekerja dan memiliki karir adalah hal yang penting

dan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan. Karena tanpa bekerja kita tidak dapat

memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup kita. Bagi sebagian orang yang lain, bekerja dan

berkarir tidak hanya bermakna agar ia dapat mempertahankan hidupnya secara fisik, namun juga

merupakan suatu aktifitas yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan bangsa. Lebih

jauh lagi, bekerja dan berkarir memberi kepuasan pribadi dan makna bagi dirinya sebagai suatu

identitas. Hal ini seperti dikemukakan Fuhrmann (1990:426) bahwa “kita [Orang Amerika]

adalah bangsa para pekerja yang memperkenalkan diri kita pada orang lain sesuai dengan

pekerjaan yang kita lakukan. Ketika orang bertanya “Siapa anda?” hampir semua orang

menjawab dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya, “Saya adalah seorang guru”, “Saya adalah

seorang pengacara, “Saya adalah seorang dokter”.”

Banyaknya jumlah pekerjaan dengan variasi jenis dan tahap keahlian, yang menuntut

penguasaan pengetahuan, kemampuan – kecakapan, keterampilan dan sikap – sikap tertentu yang

juga terus berkembang atau berubah dengan cepat, sering kali menimbulkan kebingungan dan

masalah pada remaja. Kebingungan dan kesulitan remaja dalam memahami, merencanakan dan

mempersiapkan diri memasuki dunia kerja, juga dipersulit oleh kenyataan yang dihadapi saat ini,

yaitu kelangkaan lapangan kerja. Krisis moneter negara kita yang terjadi beberapa tahun lalu,

menyebabkan banyak perusahaan menengah dan besar mengalami kebangkrutan. Sejumlah

karyawan dan buruh mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Disamping itu, kondisi dalam negeri yang seringkali mengalami goncangan sosial dan

politik, mengakibatkan hingga kini perkembangan ekonomi Indonesia masih berjalan lambat.

Birokrasi yang masih berbelit turut mengakibatkan para investor asing sangat berhati – hati

Page 8: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

untuk menanamkan modalnya di Indonesia, akibatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat

Indonesia masih tetap rendah. Bahkan awal tahun 2011 dilaporkan oleh wartawan VIVAnews,

bahwa ditahun 2010 masih terdapat 31,02 juta jiwa penduduk Indonesia yang masih hidup di

bawah garis kemiskinan. Kondisi demikian, tentu saja turut menambah rumitnya masalah dan

kebingungan yang dihadapi berbagai pihak termasuk remaja, dalam menghadapi dan

merencanakan masa depannya.

Berkenaan dengan masalah pekerjaan atau bekerja ini, hal yang sering menjadi perhatian

adalah padangan masyarakat tentang pekerjaan atau bekerja itu sendiri. Sukmadinata (2007:89)

menyatakan bahwa “Selama ini ada pandangan bahwa yang dimaksud dengan bekerja itu adalah

bekerja pada pemerintah, pada lembaga atau perusahaan negara atau swasta, atau bekerja pada

orang lain dan mendapatkan gaji atau upah. Bekerja sendiri, memproduksi sesuatu barang,

memberikan jasa atau pelayanan, berdagang, dll., sering dipandang sebagai bukan bekerja.”

Pandangan masyarakat ini sangat besar pengaruhnya terhadap pandangan anak dan remaja

khususnya, karena remaja di Indonesia cenderung mengikuti pandangan orang tua mereka dan

masyarakat pada umumnya.

Untuk menghadapi dan mengatasi masalah dan kebingungan tersebut, remaja perlu mendapat

bantuan dari orang tua, sekolah dan lembaga – lembaga terkait. Melalui bimbingan dan konseling

karir di sekolah, peserta didik dapat memperoleh layanan informasi karir yang lebih terencana,

sistematis, dan terfokus. Dengan demikian peserta didik dapat dipersiapkan dan dibantu untuk

merencanakan hari depannya dan lebih termotivasi dalam belajar demi mencapai cita – citanya.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Winkel & Hastuti (2010:621) bahwa “ragam bimbingan karir

berkaitan erat dengan komponen bimbingan penempatan (placement), yang mencakup semua

usaha membantu peserta didik merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan

setelah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan kelak memegang jabatan

tertentu.”

Manfaat Pendidikan Karir Di Sekolah

Sebagai hasil dari proses pendidikan karir di sekolah ini, lebih lanjut Winkel & Hastuti

(2010:671) merumuskan bahwa peserta didik pada masing – masing jenjang pendidikan sekolah

diharapkan akan:

Page 9: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

a. Memiliki bekal akademik, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan fluktuasi perubahan

dalam masyarakat.

b. Mempunyai tata cara bekerja yang baik dan tepat dalam melakukan apa saja (good work

habits).

c. Berpegang pada nilai – nilai yang mendorong mereka mau bekerja keras.

d. Menguasai cara yang tepat untuk mengambil keputusan tentang jabatan dan melamar

pekerjaan di pasar kerja.

e. Memiliki keterampilan umum serta yang memungkinkan untuk mengikuti program

latihan lebih luas dan mendalam dalam lingkungan jabatannya kelak (trainable).

f. Dan sudah mengambil keputusan, berdasarkan pertimbangan matang terhadap data dan

fakta tentang diri sendiri serta penawaran kesempatan memperoleh pendidikan tambahan,

sebelum akan memasuki lingkungan suatu jabatan.

Dengan demikian program pendidikan karir di institusi pendidikan diharapkan

bermanfaat bagi anak remaja yang putus sekolah, bagi remaja yang akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan selanjutnya, baik ke sekolah lanjutan atas maupun ke perguruan tinggi, bagi siswa

yang tamat pendidikan menengah dan akan langsung bekerja, bagi mahasiswa untuk

memantapkan diri dalam perkembangan karirnya selama belajar di perguruan tinggi, dan bahkan

bagi siapapun juga yang pernah mengikuti program pendidikan karir di sekolahnya dahulu,

seandainya pada masa tengah umur terpaksa memulai karir yang kedua (second career).

Tujuan Bimbingan dan Konseling Karir Di Sekolah

Menurut Salahudin (2010:116) secara umum, tujuan bimbingan dan konseling karir di

sekolah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait

dengan pekerjaan.

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang

kematangan kompetensi kerja.

c. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)

dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi

cita – cita karirnya di masa depan.

Page 10: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

d. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali

ciri – ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan

sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

e. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan

secara rasional untuk memperoleh peran – peran yang sesuai dengan minat,

kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

f. Mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam

suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu,

setiap orang harus memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan

apa dia mampu, dan apakah dia berniat terhadap pekerjaan tersebut.

g. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

h. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang

harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.

1.3 Pendekatan/Model/Layanan yang Digunakan dan alas an penggunaannya

Pendekatan/model/layanan yang dipergunakan dalam pemberian informasi karir di kelas

keperawatan SMK Kesehatan Bhaktiyasa adalah pendekatan/model klasikal dan angket, karena

dengan mempergunakan pendekatan/model klasikal maka dengan mudah mengetahui siswa yang

belum menentukan arah karirnya. Metode klasikal ini diberikan dengan cara pemberian

informasi kepada seluruh siswa dikelas secara bersama-sama. Dengan pemberian informasi

secara bersama-sama, maka dengan mudah kita dapat mensosialisasikan tentang perkembangan

karir yang akan ditempuh dan informasi mengenai dunia kerja atau perguruan tinggi yang

diinginkan oleh siswa.

Page 11: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

BAB II

TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

1.1 Teori yang Digunakan, Konsep dan Langkah-Langkahnya

Teori yang Digunakan

Teori perkembanagn karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan hasil

kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan

karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang

seorang psikiater, S. Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang

psikolog. E. Ginzberg, S. Ginzburg, S. Axelrad, dan J. Herma memulai penelitian pada tahun

1951 dengan maksud mengembangkan suatu konsepsi tentang pilihan jabatan sebagai bagian

dari suatu studi tentang dunia kerja. Kelompok ini memandang masalah pilihan jabatan dari

sudut perkembangan orang muda. Menurut pandangan kelompok Ginzberg ini pilihan jabatan

tidak hanya terjadi sekali saja, melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi

jangka waktu antara enam sampai lima belas tahun.

Teori perkembangan karir (development career choice theory) dari Eli Ginzberg et. al.

yang mengatakan bahwa anak dan remaja melewati tiga tahap pemilihan karir: fantasi, tentative

dan relistis (Ginzberg, 1972 ; Ginzberg dkk., 1951). Saat ditanya “mau jadi apa kalau sudah

besar”, anak kecil mungkin menjawab “dokter” “pahlawan”, “guru”, “bintang film”, “bintang

olahraga” atau sejumlah pekerjaan lainnya. Pada saat masih kecil, masa depan terkesan dapat

memberikan jutaan kesempatan. Ginzberg berargumentasi bahwa hingga usia 11 tahun seorang

anak masih dalam tahap fantasi dari pemilihan karir. Dari umur 11 hingga 17 tahun, remaja ada

dalam tahap tentative dari perkembangan karir, sebuah transisi dari tahap pengambilan keputusan

realistis dari masa dewasa muda. Ginzberg percaya bahwa kemajuan remaja terlihat mulai dari

mengevaluasi minat mereka (11 hingga 12 tahun) lalu mengevaluasi kemampuan mereka (13

hingga 14 tahun) sampai mengevaluasi nilai mereka (15 hingga 16 tahun). Pemikiran berubah

dari yang kurang subyektif hingga pemilihan karir yang lebih realistis pada usia 17 dan 18 tahun.

Ginzberg menyebut usia 17 dan 18 tahun hingga awal 20-an sebagai tahap realistis dalam

pemilihan karir. Selama masa ini, tiap orang secara ekstentif mencoba karir yang mungkin, lalu

memfokuskan diri pada satu bidang, dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu dalam karir

tersebut (seperti menjadi dokter umum, atau ahli bedah ottopedik, dalam karir kedokteran).

Page 12: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Konsep Teori

Dalam mengembangkan teorinya, Ginzberg et al. menginvestigasi secara empirik

sejumlah sampel yang memiliki kebebasan memilih suatu okupasi. Sampel tersebut terdiri dari

laki-laki yang berasal dari kelas menengah ke atas di daerah perkotaan, dari keluarga Protestan

atau Katolik, yang tingkat pendidikanya berkisar dari kelas enam hingga pasca-sarjana. Karena

pemilihan sampel tersebut sangat terbatas, maka konklusi hasil penelitian ini hanya dapat

diaplikasikan secara terbatas pula. Secara spesifik, pola perkembangan karir perempuan dan

etnik minoritas ataupun mereka yang berasal dari daerah pedesaan dan kaum miskin tidak

menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, konklusi yang dihasilkan dari studi ini belum

tentu dapat diaplikasikan pada populasi selain dari yang diwakili oleh sampel yang disebutkan.

Kelompok Ginzberg menyimpulkan bahwa pilihan okupasional merupakan proses

perkembangan, yang pada umumnya mencakup kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun,

yang dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan berakhir sesudah usia 18 atau awal masa dewasa.

Pengambilan keputusan karir berlangsung melalui tiga periode, yaitu fantasi, tentatif, dan

realistik.

Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya didasari atas

pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang dilalui manusia. Konsep

perkembangan dan pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan dalam tiga

unsur yaitu: proses(bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses); irreversibilitas(bahwa

pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik); kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu

merupakan kompromi antara faktor-faktor yang terlibat yaitu minat, kemampuan, dan nilai); dan

optimisasiyang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan kerja).

Langkah – Langkah Proses Konseling

Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herna (1951), perkembangan dalam pemilihan

pekerjaan mencakup tiga tahapan utama yaitu :

1. Masa fantasy

Masa ini berlangsung pada individu dengan tahap usia sampai kira-kira 10 tahun atau 12

tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini, proses pemilihan pekerjaan masih bersifat

sembarangan atau asal pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang masak (rasional dan

Page 13: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

objektif) mengenai kenyataan yang ada dan hanya berdasarkan pada kesan dan khayalan belaka.

Pilihan pekerjaan pada masa ini hanya didasari atas kesan yang dapat melahirkan kesenangan

semata, dan diperolehnya dari/mengenai orang-orang yang bekerja atau lingkungan

kerjanya.Anak seperti ini percaya bahwa dia bisa menjadi apa saja berdasarkan kesan yang

timbul pada orang-orang yang bekerja disekitarnya.

Menurut Ginzberg, kegiatan bermain pada masa fantasi secara bertahap menjadi

berorientasi kerja dan merefleksikan preferensi awal untuk jenis aktifitas tertentu. Berbagai peran

okupasional tercermin dalam kegiatan bermain, yang menghasilkan pertimbangan nilai dalam

dunia kerja.Atau dengan kata lain selama periode fantasi, kegiatan bermain secara bertahap

menjadi berorientasi kerja dan merefleksikan preferensi awal untuk jenis aktivitas tertentu.

Umpamanya anak umur lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi

dokter karena dokter itu bermobil mewah dan penghasilannya besar dari praktek swasta. Anak

seperti ini percaya bahwa ia bisa menjadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya

mengenai orang-orang yang bekerja atau keadaan lingkungan kerjanya.

2. Masa tentatif

Pada masa tentatif, pilihan karir anak mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan

karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan, dan minat saja tanpa pertimbangan

apapun sedangkan faktor-faktor lainnya tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minatnya

berubah-ubah maka anak mulai memikirkan dan bertanya kepada dirinya sendiri apakah dia

memliki kemampuan (kapasitas) melakukan pekerjaan yang dia inginkan, dan apakah pekerjaan

itu cocok dengan minatnya. Tahap berikutnya, waktu anak bertambah besar anak menyadari

bahwa didalam suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang itu mengandung sebuah

kandungan nilai yaitu nilai pribadi dan nilai kemasyarakatan, bahwa kegiatan yang satu lebih

mempunyai nilai daripada kegiatan lainnya.

Masa tentatif berlangsung mencakup anak usia lebih kurang 11 tahun sampai 18 tahun atau

pada masa anak bersekolah di SMP dan SMA. Pada masa ini, pilihan pekerjaan seseorang

mengalami perkembangan. Masa ini oleh Ginzberg diklasifikasikan manjadi 4 (empat) tahap

yaitu :

a) Tahap minat, terjadi pada usia 11-12 tahun. Individu membuat keputusan yang lebih

definitif tentang suka atau tidak suka. Individu cenderung melakukan

pekerjaan/kegiatan hanya yang sesuai minat dan kesukaan mereka saja. Pertimbangan

Page 14: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

karierpun juga didasari atas kesenangan, ketertarikan atau minat individu terhadap

objek karier, tanpa mempertimbangkan banyak faktor. Akan tetapi, setelah menyadari

bahwa minatnya berubah-ubah (sebagai reaksi perkembangan dan interaksi

lingkungannya), maka individu akan menanyakan kepada dirinya tentang kemampuan

yang dimilikinya untuk melakukan suatu pekerjaan. Keadaan ini disebut sebagai tahap

kapasitas.

b) Tahap kapasitas yaitu individu menjadi sadar akan kemampuan sendiri yang terkait

dengan aspirasi vokasional. Tahap ini berlangsung antara pada usia 13-14 tahun yakni

masa dimana individu mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada

kemampuannya masing-masing. Orientasi pilihan pekerjaan juga pada masa ini

berbentuk upaya mencocokkan kemampuan yang dimiliki dengan minat dan

kesukaannya.

c) Tahap nilai yaitu masa terbentuknya persepsi yang lebih jelas tentang gaya-gaya

okupasional. Tahap ini berlangsung pada usia 15-16 tahun yaitu tahap dimana minat

dan kapasitas itu akan diinterpretasikan secara sederhana oleh individu yang mulai

menyadari bahwa terdapat suatu kandungan nilai-nilai tertentu dari suatu jenis

pekerjaan, baik kandungan nilai yang bersifat pribadi maupun serangkaian nilai yang

bersifat kamasyarakatan. Kesadaran akan serangkaian kandungan nilai ini pula yang

membuat individu dapat mendiferensiasikan nilai suatu pekerjaan dengan pekerjaan

lainnya.

d) Tahap transisi, berlangsung pada usia 17-18 tahun. Pada usia ini individu menyadari

keputusannya tentang pilihan karir serta tanggung jawab yang menyertai karir tersebut.

Individu akan memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya

(minat, kapasitas, dan nilai) untuk dapat direalisasikan dalam kehidupannya. Tahap ini

dikenal juga dengan tahap pengenalan secara gradual terhadap persyaratan kerja,

pengenalan minat, kemampuan, imbalan kerja, nilai, dan perspektif waktu. Keputusan

yang menjadi pilihan itu sudah merupakan bentuk tanggung jawab dan konsekuensi

pola karier yang dipilih.

Page 15: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

3. Masa realistik

Pada tahap realistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian

ataspengalaman-pengalaman kerjanya dala kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat

untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau kalau tidak bekerja, untuk melanjutkan ke

perguruan tinggi. Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun atau pada masa perkuliahan atau

mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap pekerjaan telah mengalami perkembangan yang

lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan

akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame vokasional

(kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih perguruan tinggi

yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi). Masa ini pun dibedakan menjadi 3(tiga)

tahap yaitu :

a) Tahap eksplorasi, yakni tahap dimana individu akan melakukan eksplorasi

(menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada masa tentatif akhir dan belum

berani mengambil keputusan) dengan memberikan penilaian atas pengalaman atau

kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dalam keterkaitannya terhadap tuntutan

kerja yang sebenarnya. Penilaian ini pada hakikatnya berfungsi sebagai acuan dan atau

syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi. Tahap ini berpusat pada saat masuk ke perguruan tinggi. Pada tahap

ini, individu mempersempit pilihan karir menjadi dua atau tiga kemungkinan tetapi

pada umumnya masih belum menentu.

b) Tahap kristalisasi, yakni tahap dimana penilaian yang dilakukan individu terhadap

pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan baik yang

berhasil ataupun yang gagal akan mengental dalam bentuk pola-pola vokasional yang

jelas. Pada tahap ini, individu akan mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan

faktor-faktor internal dan eksternal dirinya untuk sampai pada spesifikasi pekerjaan

tertentu, termasuk tekanan keadaan yang ikut memaksa pengambilan keputusan itu.

Tahap kristalisasi terjadi saat komitmen pada satu bidang karir tertentu sudah

terbentuk. Jika ada perubahan arah, itu disebut “pseudo-crystallization”.

c) Tahap spesifikasi, yaitu tahap pilihan pekerjaan yang spesifik atau khusus. Pada tahap

ini, semua segmen dalam orientasi karier yang dimulai dari orientasi minat, kapasitas,

dan nilai, sampai tahap eksplorasi dan kristalisasi telah dijadikan pertimbangan

Page 16: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

(kompromi) yang matang (determinasi tugas-tugas perkembangan yang optimal) dalam

memilih arah dan tujuan karier dimasa yang akan datang. Tahap spesifikasi terjadi bila

individu sudah memilih suatu pekerjaan atau pelatihan profesi untuk karir tertentu.

Berdasarkan atas tahap-tahap tersebut, setelah anak melakukan eksplorasi dan memadukan

faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya anak memasuki fase kristaliasi dengan

mengambil keputusan, dan selanjutnya mengambil keputusan yang lebih spesifik. Berdasarkan

teori perkembangan karir Ginzberg, maka semakin dewasa, proses pemilihan pekerjaan semakin

meningkat ke arah yang lebih realistik. Dari berbagai tahapan yang ada, dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa pelaksanaan pemilihan pekerjaan yang terjadi pada individu merupakan suatu

pola pilihan karir yang bertahap dan runtut, yang dinilai subjektif oleh individu dalam

sosiokulturalnya sejak masa kanak-kanak hingga awal masa dewasanya. Artinya, pada saat

keputusan vokasional tentatif dibuat, pilihan-pilihan yang lain akan dicoret. Sehingga individu

yang berhasil dalam karier/pekerjaan (memiliki kepuasan kerja) adalah individu yang mampu

mengidentifikasi, mengarah, dan mengakomodir semua orientasi minat, kapasitas, dan nilai

kedalam proses kompilasi yang tepat dan dinamis. Kelompok Ginzberg mengakui adanya variasi

individual dalam proses pembuatan keputusan karir. Pola individual perkembangan karir yang

tidak sesuai dengan sebayanya disebut “menyimpang”. Terdapat dua penyebab utama

penyimpangan itu, yaitu:

a. Keterampilan okupasional yang sudah berkembang dengan baik secara dini sering

menghasilkan pola karir yang dini pula yang menyimpang dari perkembangan normal.

b. Timing untuk tahap perkembangan realistis itu mungkin secara signifikan lebih lambat

datangnya sebagai akibat dari variabel-variabel tertentu seperti instabilitas emosi,

berbagai masalah pribadi, dan kekayaan finansial.

Dari penelitian ini muncul sebuah proses khas yang sistematis yang didasarkan terutama

pada pola penyesuaian diri remaja yang mengarahkan individu ke pilihan okupasi. Pemilihan

okupasi merupakan proses bertahap yang dinilai secara subjektif oleh individu yang

bersangkutan dalam sosiokulturalnya sejak masa kanak-kanak hingga awal masa dewasanya.

Pilihan okupasi itu dirumuskan selama individu melalui tahapan-tahapan sebagaimana

dideskripsikan dalam penelitian ini. Pada saat keputusan vokasional tentatif dibuat, pilihan-

pilihan lain yang potensial dicoret.

Page 17: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Pada awalnya, Ginzberg et al. menyatakan bahwa proses perkembangan pembuatan

keputusan okupasional itu tidak dapat diputar balik, yaitu bahwa individu tidak dapat kembali

secara kronologis ataupun psikologis ke masa lalu untuk mengubah keputusannya. Konklusi ini

kemudian dimodifikasi. Individu dapat mengubah keputusannya tetapi tetap menekankan

pentingnya pilihan yang dilakukan secara dini dalam proses pembuatan keputusan karirnya.

Dalam kaji ulang terhadap teorinya, Ginzberg (1984) menekankan kembali bahwa pilihan

okupasional merupakan proses pembuatan keputusan seumur hidup bagi mereka yang mencari

kepuasan dari kerjanya. Ini berarti bahwa mereka harus senantiasa menilai ulang bagaimana

mereka dapat meningkatkan kecocokan antara perubahan tujuan karirnya dengan realita dunia

kerja.

Telah terdapat sejumlah evidensi yang mendukung prinsip utama dari teori ini. O’Hara dan

Tiedeman (1959) menginvestigasi keempat tahap dari periode tentative (minat, kapasitas, nilai,

dan transisi) dan menemukan bahwa tahap-tahap itu memang terjadi sesuai dengan urutan

sebagaimana diteorikan, tetapi pada usia yang lebih dini. Studi oleh Davis, Hagan, dan Strouf

(1962) dan Hollender (1967) cenderung mendukung konsep perkembangan vokasional,

meskipun waktu dan urutan tahap-tahap tersebut belum sepenuhnya didukung.

Konseptualisasi perkembangan proses pembuatan keputusan karir tersebut sangat

bertentangan dengan pendekatan trait and faktor. Meskipun belum sepenuhnya teruji, tetapi teori

ini memberikan suatu deskripsi tentang suatu proses perkembangan untuk pola perkembangan

vokasional yang normal maupun menyimpang. Teori ini lebih bersifat deskriptif daripada

eksplanatori; artinya bahwa teori ini tidak memberikan strategi untuk memfasilitasi

perkembangan karir ataupun penjelasan tentang proses perkembangannya. Tampaknya kegunaan

utama dari teori ini adalah dalam memberikan satu kerangka baru untuk melakukan studi

mengenai perkembangan karir.

Diakhir pendapatnya, Ginzberg juga menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan dalam

pilihan karier itu berlangsung sepanjang hayat, sebagai refleksi dari perubahan minat dan tujuan-

tujuan, serta keadaan atau tekanan yang berlangsung dalam kehidupan seseorang. Konsep ini

sebagai reaksi edukatif Ginzberg atas kelemaham awal tentang batasan umur masa realistis dari

teori yang dibangunnya. Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg (Munandir, 1996:92)

menyatakan bahwa “pemilihan pekerjaan merupakan proses pengambilan keputusan yang

berlangsung seumur hidup bagi mereka yang mencari kepuasan dari pekerjaannya. Keadaan ini

Page 18: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

mengharuskan mereka berulang-ulang melakukan penilaian kembali, dengan maksud mereka

dapat lebih mencocokkan tujuan-tujuan karier yang terus berubah-ubah dengan kenyataan dunia

kerja”. (Ginzberg, 1984,180).

Unsur-Unsur Teori Ginzberg

Perkembangan karir terikat pada tiga unsur, yaitu proses, irreversibilitas, dan kompromi

(Gibson dan Mitchell, 1995). Dari unsur proses yang berpendapat bahwa pilihan terhadap

pekerjaan itu merupakan suatu proses, sedangkan unsur irreversibilitas merujuk pada pernyataan

bahwa pilihan pekerjaan itu tidak dapat diubah, dibatalkan, atau dibalikkan. Sedang kompromi

menyatakan bahwa pilihan pekerjaan merupakan kompromi dari faktor-faktor yang ada, antara

kepentingan subyek dengan kepentingan nilai, minat, dan kemampuan. Setelah direvisi pada

tahun 1970, proses yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja,

kemudian dirumuskan bahwa tidak demikian halnya tetapi berlangsung terus menerus. Mengenai

irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat

menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang berumur 20 tahun mempengaruhi kariernya.

Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan pekerjaannya.

Konsep kompromi juga mengalami revisi sebagai hasil temuan-temuan riset. Konsep dasar

tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam pemilihan pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya

saja, hal itu bukan peristiwa sekali saja. Konsep optimalisasi yang merupakan penyempurnaan

teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan yang paling baik antara

minatnya yang terus mengalami perubahan,tujuan-tujuannya, dan keadaan yang juga terus

berubah. Kompromi bersifat dinamis dam berlangsung seumur hidup.

Implikasi Teori Ginzberg dalam Bimbingan Konseling

Berdasarkan atas teori yang dikemukakan oleh Ginzberg, hendaknya dapat dijadikan acuan

oleh guru pembimbing dalam memfasilitasi perkembangan siswa di sekolah. Bersumber pada

pengorganisasian bimbingan konseling di sekolah sebagai sistem yang memberikan pelayanan

bimbingan karier kepada para peserta didik maka implikasi teori ini dapat berupa, antara lain:

1. Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih memungkinkan siswa

untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pola karier yang dapat mereka pilih

setelah menyelesaikan pendidikannya. Layanan seperti ini juga ditengarai dapat

Page 19: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

membantu siswa dalam mengenal secara seksama arah minat dan kemampuan (potensi

diri) untuk difantasi dan ditentasikan hingga sampai pada kemampuan untuk

merealisasikan orientasi-orientasi itu dimasa yang akan datang. Informasi karier seperti

ini oleh Munandir (1996:250) dapat berkenaan dengan informasi jenis-jenis pekerjaan

dan informasi jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi layanan informasi karier yang

juga dapat diberikan guru pembimbing adalah dengan penyediaan berbagai sumber

informasi pekerjaan, jabatan dan karier, penyediaan papan media bimbingan, dan

penyediaan sumber-sumber informasi jabatan (Ketut, 1984 : 238-239).

2. Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa dan perangkat nilai yang

dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing dalam upaya mengembangkan,

membina, dan mengarahkan siswa pada pola-pola vokasional dan atau pemilihan

pendidikan yang tepat dan selaras dengan kondisi dan pilihan karier tersebut.

3. Aplikasi konseling karier dengan pola pendekatan konseling behavioral yang muatannya

berupa analisis, eksplorasi kondisi yang sesuai mengenai individu, keterampilan yang

dimilikinya, minat, keinginan, dan nilai kemasyarakatan, tekanan, dan arah

kecenderungan dunia kerjanya, akan sangat membantu individu dalam mencapai

kecocokan dan kepuasan kerja. Dalam kegiatan konseling karier, penjelasan yang

diberikan mengenai informasi pekerjaan ini bertujuan untuk mengukuhkan pilihan karier

yang telah diambil individu dan membantu individu kalau ia mengalami ketidakpastian

antara dua pilihan yang sama-sama menarik. Informasi karier juga bermaksud

memberikan dasar pengujian pilihan yang tepat, dan bertujuan memotivasi individu yaitu

dengan cara melibatkan individu secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.

4. Perkembangan karier merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses

perkembangan orang muda dan pilihan yang menyangkut jabatan dimasa depan dan

berlangsung selaras dengan perkembangan karier. Kalau proses perkembangan orang

muda tidak berjalan sebagaimana mestinya, laju perkembangan karier juga tidak akan

berjalan lancar dan banyak pilihan karier akan menunjukkan kekurangan yang berat.

Karena itu, bimbingan karier harus direncanakan dan dikelola dengan maksud menunjang

perkembangan karier orang muda, sesuai dengan tahap perkembangan diberbagai jenjang

pendidikan disekolah. Secara ideal, bimbingan diberikan sebagai bagian integral dari

pendidikan karier atau pendidikan jabatan (career education). Sifat bimbingan yang

Page 20: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

diutamakan dalam bimbingan karier adalah sikap perseveratif (developmental) dan sifat

pencegahan (preventive), lebih-lebih dalam bimbingan karier yang diberikan secara

kelompok. Sifat korektif (remedial) dapat muncul dalam konseling karier (career

counseling) secara individual sesuai dengan kasus konkret yang dihadapi, misalnya

gambaran diri yang kurang bulat, informasi jabatan yang tidak diolah secara tepat dan

pilihan yang kurang matang.

5. Pilihan jabatan tidak dibuat sekali saja dan tidak definitive dengan sekali memilih saja.

Orang muda membuat suatu rangakain pilihan yang berkesimanbungan dan bertahap, dari

pilihan yang masih bersifat agak luas dengan memilih bidang jabatan sampai jabatan

tertentu dibidang itu. Pilihan-pilihan itu dibuat dalam lingkup lingkungan sosial, budaya,

dan ekonomi tertentu, namun kontinuitas dan keterpaduan diantara seluruh pilihan

berakar dalam gambaran diri atau kosep diri yang semakin berkembang. Gambaran diri

merupakan garis dasar yang menyambung dan memadukan semua pilihan yang dibuat.

Karena itu, bimbingan karier harus menunjang usaha orang muda untuk mengenal dirinya

sendiri dengan lebih baik. Pemahaman diri ini menjadi benang merah dalam menyusun

rencana masa depan dan semua pilihan yang dibuat mendapat maknanya sebagai

implementasi konkret dari konsep diri dalam berbagai aspeknya.

Konseling karier yang berlangsung dalam pertemuan pribadi antar konselor dan konseli

dan kerap terfokuskan pada permasalahan mengenai pilihan program studi dan/ atau pilihan

jabatan, akan berlangsung lebih lancar bilamana orang muda telah disiapkan melaui bimbingan

karier secara kelompok untuk menghadapi saat-saat harus dibuat suatu pilihan diantara beberapa

alternatif. Persiapan ini meliputi aneka topik bimbingan kelompok seperti pemahaman diri,

pengolahan informasi pendidikan (educational information), pengolahan informasi tentang dunia

kerja (vocational information), pengolahan informasi pendidikan dan pekerjaan dalam

keterpaduan satu sama lain (career information), pendalaman nilai-nilai kehidupan (values) yang

terkandung dalam bidang kehidupan bekerja dan memegang jabatan, serta cara yang tepat dalam

mengambil suatu keputusan dengan memilih diantar berbagai alternatif (decision making skills).

Dengan demikian, konseling karier tidak akan menjadi kursus kilat yang memadatkan program

bimbingan karier dalam satu-dua wacana, yang mungkin membingungkan konseli karena dalam

waktu singkat harus diperoleh informasi tentang lingkungan dan diri sendiri, harus ditemukan

beberapa alternatif pilihan, serta harus dipelajari cara yang tepat untuk mengambil suaru

Page 21: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

keputusan secara tanggung jawab. Demikian pula, konselor tidak akan berhadapan dengan

konseli yang kurang mengerti akan kompleksitas pilihan karier serta kurang paham akan segala

faktor internal dan eksternal yang perlu dipertimbangkan.

1.2 Instrumen yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan

Pemberian informasi karir pada siswa kelas XI di SMK Kesehatan Bhaktiyasa dalam

pemilihan karirnya, menggunakan instrument yaitu kuesioner penelusuran arah karir. Tujuan dari

penggunaan kuesioner penelusuran arah karir yaitu agar lebih mudah mengetahui kemana arah

karir siswa, apa sudah sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Selain itu kami juga

menggunakan angket biodata dan wawancara. Adapun instrumentnya adalah sebagai berikut :

1) Kuisioner

KUESIONER PENELUSURAN ARAH KARIR

SMK KESEHATAN BHAKTIYASA

1. Nama : .............................................................................

2. Kelas : .............................................................................

3. Jurusan : .............................................................................

4. Sekolah : .............................................................................

5. Pilihan Karir :

1) Kuliah

2) Bekerja

3) Menikah

4) Dan lain-lain

a. Jika anda ingin kuliah, ke Perguruan tinggi mana anda ingin

melanjutkan studi?

( ) Stikes Bali

( ) Stikes Majapahit

( ) Stikes Banyuwangi

b. Jika anda ingin bekerja, kemana sajakah anda ingin bekerja? Sebutkan!

Page 22: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

c. Jika anda ingin melanjutkan kerja selain dari pilihan di atas maka isilah

keterangan dimana anda ingin bekerja!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

d. Kritik, saran, masukan anda terhadap pemberi layanan!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Singaraja, Mei 2012

Pengisi angket,

(.........................................................)

2). Biodata Siswa

BIODATA SISWA

NAMA :

KELAS :

JURUSAN :

TEMPAT LAHIR :

TANGGAL LAHIR :

ALAMAT :

HOBI :

NO TELPON :

NAMA AYAH :

Page 23: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

PEKERJAAN AYAH :

NAMA IBU :

PEKERJAAN IBU :

1.3 RPBK yang Digunakan serta Perangkat Media yang Menyertainya

Dengan melihat kebutuhan siswa yang ada di SMK Kesehatan Bhaktiyasa maka dari itu

diperlukan rancang RPBK (Rencana Pembelajaran Bimbingan dan Konseling) sebagai berikut :

RPBK

(RENCANA PEMBELAJARAN BIMBINGAN DAN KONSELING)

Sekolah : SMK Kesehatan Bhaktiyasa Singaraja

Kelas/Smt : X (sepuluh) / 2 (genap)

Jurusan/Bidang : Keperawatan

Bidang Bimbingan : Bidang Karir

Jenis Layanan : Klasikal

Topik Layanan : Memberikan informasi tentang perkembangan

karir serta peluang pekerjaan di dalam

dunia kerja.

Waktu Pelaksanaan : 4 x 25 menit

B. Tujuan Kegiatan :

1. Siswa dapat memiliki pemahaman tentang informasi

perkembangan karir

2. Membantu siswa agar dapat mengenal berbagai jenis karir

sesuai dengan bidang atau jurusannya.

3. Memberikan informasi kepada siswa tentang jenjang

pendidikan yang lebih tinggi serta peluang pekerjaan didalam

dunia kerja sesuai dengan karir yang akan dikembangkannya.

Page 24: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

4. Siswa dapat mulai mempersiapkan diri tentang

perkembangan karirnya kedepan.

C. Metode/Pendekatan/Teori/Model :

1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Diskusi

2. Teori : Perkembangan Karir (Ginzberg)

D. Langkah Kegiatan Layanan

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU

Pembukaan

Kegiatan Inti

1. Menyampaikan salam panganjali “Om

Swastyastu”.

2. Mengecek kehadiran siswa dengan

melakukan presensi.

3. Memberikan apersepsi

4. Menyampaikan tujuan dan kegiatan

yang akan dilaksanakan yaitu

memberikan informasi kepada siswa

dengan tema “Perkembangan Karir serta

Peluang Pekerjaan di dalam dunia

kerja”

1. Menjelaskan perkembangan karir serta

peluang pekerjaan di dalam dunia kerja

di masa depan.

2. Memberikan informasi tentang berbagai

macam Perguruan Tinggi dan dunia

kerja yang dapat ditempuh setelah lulus

dari SMK Kesehatan.

3. Menjelaskan prospek kedepan setelah

lulus SMK Kesehatan

4. Melakukan tanya jawab

10’

40’

Page 25: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Penutup

5. Wawancara kecil

1. Menyimpulkan hasil layanan

2. Evaluasi

3. Refleksi hasil (Setiap siswa menuliskan

di angket yang telah disediakan untuk

mengetahui hasil pelaksanaan layanan)

10’

E. Media/alat/sumber Informasi :

Media : brosur, website, power point,

Nara Sumber :.......................

F. Evaluasi

1. Evaluasi Hasil : a. Laiseg : Siswa dapat memahami tentang bimbingan karir

yang diberikan.

b. Laijapen : Siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang

dunia karir pada umumnya.

c. Laijapang : Siswa dapat meningkatkan keterampilan dasar dan

berpikir agar mampu melaksanakan keputusan

tentang karir yang sesuai dengan dirinya.

2. Evaluasi Proses : Proses kegiatan dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan

(observasi) langsung ke lapangan atau sekolah tujuan. Dalam proses

kegiatan pemberian layanan aspek yang diamati yaitu partisipasi

siswa dan antusias siswa selama kegiatan berlangsung.

Page 26: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Mengetahui, Singaraja, Mei 2012

SMK Kesehatan Bhaktiyasa Singaraja Guru BK

Drs. Made Wastu Muliadi Ni Dsk Nym Pramita Sani, S.Pd

Page 27: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil-hasil yang dicapai

Setelah pemberian layanan informasi tentang pemilihan karir secara klasikal dengan

menyebarkan kuesioner penelusuran arah karir, para siswa menjadi mengetahui persyaratan dan

keterampilan yang diperlukan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan peluang-peluang kerja

yang dapat ia pilih sesuai jurusan dan kemanpuan yang dimiliki oleh siswa setelah lulus dari

SMK. Adapaun hasil dari penelitian kami pada siswa melalui kuisioner sebagai berikut :

No Nama

Pilihan Karir

Stikes

Bali

Stikes

Wieamedika

Stikes

Majapahit

Stikes

Banyuwan

gi

Stikes

Poltekes

Negeri

1

Komang Dewi

Arini

2 Luh Yuliartini √

3

Kadek Bela

Purnama Dewi

4

Luh Novi Kartika

Dewi

5 Kadek Ayu Tina √

6 Putu Chandra dewi √ )

7

Komang Dyah

Novi Enggelina

8 Ade Erlina Kirana √

9

Ardi Susila

Dharma Putra √

10 Alifia Pitaloka √

11 Putu Sri Ratna √ √

Page 28: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Ekayanti

12 Luh Desi aldiani √

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan para siswa memiliki keinginan yang

besar untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi akan tetapi beberapa dari mereka ekonomi dari

orang tua yang rendah sehingga mereka mengalami kebingungan untuk melanjutkan sekolah.

Mereka takut jika melanjutkan sekolah akan membebani orang tua karena biaya pada saat ini

untuk melanjutkan sangatlah besar. Dengan masalah seperti ini kami melakukan wawancara

dengan memberikan motivasi-motivasi agar mereka tetap selalu semangat untuk melanjutkan

sekolah. Sehingga mereka dapat melakukan karir sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Kesan-kesan dari siswa, kepala sekolah, dan guru bimbingan konseling

a. Kesan dari para siswa

Kesan-kesan yang disampaikan oleh siswa kelas XI Jurusan Keperawatan setelah

diberikan informasi tentang karir siswa merasa senang menerima informasi yang

diberikan tentang karir mereka kedepannya. Sehingga apa yang menjadi pilihan awal

siswa mengambil jurusan keperawatan dapat mendukung pilihan karir kedepannya untuk

melanjutkan studi. Siswa juga tahu tentang tuntutan-tuntutan dunia kerja dan kelanjutan

studi sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk

menghadapi tuntutan-tuntutan yang ada dalam dunia kerja.

Selain itu, penerimaan siswa di kelas sangat baik. Siswa begitu disiplin dan sangat

antusias memperhatikan kami pada saat menjelaskan materi mengenai layanan informasi

perkembangan karir di kelas.

b. Kesan dari Kepala Sekolah SMK Kesehatan Bhaktiyasa

Kemudian kesan-kesan yang disampaikan oleh Kepala SMK Kesehatan Bhaktiyasa

tentang pemberian layanan informasi karir pada siswa sangat bermanfaat dan berguna

untuk karir dimasa depan dan dengan kunjungan kami kepala sekolah berharap kami mau

meluangkan waktu dilain hari agar dapat memberikan bimbingan lanjutan untuk siswa

berkenaan dengan karir karena disekolah SMK Kesehatan Bhaktiyasa ini masih

meminjam guru BK yang ada disekolah SMP Bhaktiyasa.

c. Kesan dari Guru BK Kesehatan Bhaktiyasa

Page 29: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

Selanjutnya yang terakhir kesan-kesan yang disampaikan oleh guru pembimbing atau

guru bimbingan konseling tentang pemberian informasi karir pada siswa sangat

bermanfaat dan antusias dengan pemberian layanan informasi tersebut agar siswa

mengetahui dan paham bagaimana mengembangkan karir kedepannya sesuai dengan

jurusan yang mereka tempuh. Dengan kunjungan kami kesekolah guru BK juga

berterima kasih dengan pemberian informasi dari kami berkenaan dengan karir karena

dari sekolah hanya menunggu sosialisasi dari pihak-pihak terkait.

3.2 Kelemahan dan kelebihan kegiatan layanan yang sudah dilakukan

Kegiatan layanan informasi yang diberikan kepada siswa memiliki beberapa kelemahan

diataranya adalah:

1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati

tidak terjawab

2. Kemungkinan responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur

3. Keakuratan dari kuisioner hasil atau fakta snagat sulit ditemukan karena responden

menjawab tidak serius

4. Kuisioner yang dibuat terlalu banyak sehingga siswa mengalami kejenuhan

Kegiatan layanan informasi yang diberikan kepada siswa memiliki beberapa kelebihan

diataranya adalah :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu

senggang responden.

4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dantidak malu-malu menjawab.

5. Dapatdibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberipertanyaan yang benar-

benar sama.

BAB IV

Page 30: Laporan Praktikum Bk Karir(Sma Kesehatan Bhaktyasa) Kelas Bk 4 c

PENUTUP

4.1 Simpulan

Simpulan yang dapat disampaikan dari laporan yang telah dibuat yaitu Bimbingan karir

merupakan salah satu layanan bimbingan konseling yang sangat penting, yang diberikan

disekolah-sekolah, yaitu pada siswa SMP, SMA maupun SMK yang akan menempuh jenjang

pendidikan selanjutnya. Bimbingan karir juga memberikan bantuan, layanan dan pendekatan

terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,

memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencanakan masa depan dengan bentuk

kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa

keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya.

Dengan pemberian layanan bimbingan karir, siswa akan lebih terarah dalam menentukan

arah karir kedepannya. Setelah diadakannya pemberian layanan di kelas XI Jurusan Keperawatan

SMK Kesehatan Bhaktiyasa Singaraja, siswa dapat menentukan dan merencanakan karirnya

mulai dari sekarang agar sesuai dengan jurusannya sekarang. Dan siswa tidak mengalami

kebingungan lagi.

4.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dari laporan yang telah dibuat yaitu dalam menentukan

karir kedepannya siswa diharapakan memilihnya jurusan sesuai dengan minat dan bakat yang

dimiliki. Agar karir kedepannya dapat berjalan dengan baik dan sukses sesuai yang diharapkan

dan dicita-citakan. Bagi guru pembimbing, harus memperhatikan potensi, minat, dan bakat yang

dimiliki oleh peserta didiknya. Agar peserta didiknya tahu arah karir kedepannya.