kmb 1

Upload: faranahdia

Post on 08-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Burung - Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya Edi Gunawan 3/31/2015 Info Obat Info Penyakit Baru-baru ini kasus flu burung kembali terjadi dimana seorang bapak dan anak di Tangerang meninggal karena penyakit ini (24/3/2015). Menteri kesehatan Nila F Moeloek pun menyerukan imbauan agar semua pihak tetap tenang dan memberi pengarahan agar kandang ternak-ternak dibersihkan dengan benar dan kotoran ternak di got juga dibersihkan. Lalu apa sih penyakit flu burung ini? simak penyebab, gejala, masa inkubasi, pencegahan, dan pengobatan flu burung berikut

Flu Burung (Avian Influenza/AI) adalah penyakit berbahaya kategori I yang dapat menyerang unggas dan manusia. Flu Burung yang sering dikenal juga dengan istilah Fowl plaque merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang berbagai unggas, termasuk unggas darat maupun air. Pada unggas air seperti bangau, belibis dan bebek liar virus sudah beradaptasi dengan inangnya sehingga tidak menyebabkan penyakit namun tetap menjadi pembawa (reservoir) yang berbahaya. Sedangkan unggas domestik seperti ayam dan kalkun rentan terhadap virus AI. Virus influenza yang terganas sepanjang sejarah adalah H1N1 yang telah menyebabkan kematian jutaan manusia, terjadi pada tahun 1918 dan dikenal sebagai wabah Spanish Flu.PenyebabVirus influenza merupakan virus RNA yang memiliki sifat mudah mengalami mutasi, tergolong dalam Famili Orthomyxoviridae dengan genus Ortho-myxovirus. Virus ini memiliki beberapa tipe, antara lain: A, B dan C. Tipe A menyerang unggas, manusia, babi, kuda dan mamalia lain. Sedangkan tipe B dan C hanya menyerang manusia. Virus memiliki amplop yang mengandung dua bagian penting pada permukaan antigen dan menentukan sifat patogenitas virus. Bagian tersebut adalah hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Sampai saat ini telah diketahui lebih dari 100 strain viruis. Pada Tipe A sudah dikenal antara lain: H1N1, H5N1, H3N2.

Pada umumnya virus influenza memiliki hospes (inang) yang spesifik (specific host) sehingga virus yang menginfeksi burung tidak akan menginfeksi manusia atau sebaliknya. Namun dalam perkembangannya sifat mutasi virus menyebabkan perubahan sifat virus iyang disebut antigenic shift, yaitu perubahan sebagai akibat akumulasi mutasi pada genomnya. Bisa juga berupa antigenic drift, yaitu persilangan genom antara virus influenza tipe yang berbeda. Sebagai contoh varian H5N1 yang awalnya hanya menyerang unggas namun dengan perantara (mixing vessel) babi menghasilkan virus influenza yang dapat pula menyerang manusia.

Sifat-sifat virus AI pada unggas, antara lain peka terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti: panas, pH yang ekstrim, kondisi non isotonis, kering. Virus mati pada pemanasan 60C selama 30 menit dan 56C selama 3 jam. Peka terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, peka juga terhadap desinfektan, antara lain formalin, - propiolakton, cairan yang mengandung iodine, eter, larutan asam, ion ammonium, dan klorida. Tahan beberapa lama (30 -35 hari) dalam tubuh unggas terutama dalam sektreta dari hidung dan mata serta ekskreta feses.Cara PenularanVirus avian influensa yang dikeluarkan oleh unggas lewat cairan hidung, mata dan feses dapat menular pada manusia dan unggas lain. Tinja yang mengering dan bercampur di udara adalah salah satu kemungkinan proses penularan virus pada manusia. Selain itu, virus bisa terkandung dalam telur dari ayam induk yang terinfeksi, namun embrio akan mati sebelum menetas. Belum ada indikasi pula virus AI menular dari manusia ke manusia, tetapi tetap harus waspada, karena bisa terjadi perubahan sifat virus secara antigenic drift dalam tubuh babi sebagai mixing vessel, sehingga virus H5N1 bisa menginfeksi manusia maupun burung.

Flu burung membunuh unggas

Masa InkubasiPada ayam, masa inkubasi virus, yaitu saat virus masuk ke tubuh sampai timbul gejala membutuhkan beberapa jam sampai dengan 3 hari dalam satu individu dan 14 hari dalam satu flok. Hal ini tergantung pada barbagai faktor, antara lain; jumlah dan patogenitas virus yang menginfeksi, jenis spesies yang terinfeksi, kemampuan deteksi gejala klinis. Pada manusia, inkubasi virus membutuhkan 1- 3 hari, tergantung umur, kekebalan dan kondisi individu. Pada umumnya kasus terjadi pada anak-anak karena sistim kekebalan pada anak belum berkembang sempurna.Gejala Gejala klinis yang bisa dikenali pada unggas penderita AI, antara lain jengger dan kulit yang tidak berbulu berwarna biru (sianosis. Beberapa kasus mati mendadak, tanpa gejala klinis. Terjadi abnormalitas pada sistim pernapasan, pencernaan dan syaraf serta reproduksi. Pada gejala awal ditemukan adanya penurunan napsu makan, diare, lemah, penurunan produksi telur, gangguan pernapasan berupa batuk, bersin, menjulurkan leher, hiperlakrimasi (leleran mata berlebih), dan bulu kusam.

Gejala klinis pada manusia penderita AI, antara lain adalah penderita mengalami demam (38C), sakit tenggorokan, batuk, beringus, infeksi mata, nyeri otot, sakit kepala, lemas dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan paru-paru (pneumonia) dan kematian. Perlu waspada jika kejadian influenza terjadi pada manusia yang kira-kira 7 hari terakhir telah kontak dengan unggas dan unggas tersebut sakit atau mati dengan gejala klinis mengarah pada penyakit flu burung.PengobatanPada unggas pengobatan belum efektif hanya upaya peningkatkan daya tahan tubuh ayam dengan pemberian antibiotik dan multivitamin. Penggunaan interferon amantadin pada kasus influenza pada puyuh dan kalkun di Italia berhasil menurunkan angka kematian hingga 50 persen.

Pada manusia pengobatan bisa dilakukan dengan dua kelompok obat anti virus, yaitu: (1) kelompok ion channel blocker, yang bersifat memblokir aktivitas ion channel dari virus influenza tipe A, sehingga aliran ion hidrogen diblokir dan virus gagal melakukan perkembangbiakan contohnya amantadine dan rimantadine. (2) Neuraminidase inhibitor, yang menghambat virus masuk ke dalam sel dan teragregasi di permuakaan sel saja dan tidak bisa pindah ke sel lain. Pemberian amantadine adalah 48 jam pertama selama 3 5 hari, dengan dosis 5 mg/kg BB per hari dibagi dalam 2 dosis, Apabila berat badannya lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.Kontrol dan Pencegahan

Diperlukan kontrol yang ketat dan tindakan pencegahan penyakit untuk menekan kejadian penyakit AI dan penularan AI ke manusia. Kontrol dan tindakan pencegahan yang penting dilakukan antara lain: Jaga jarak dan jangan melakukan kontak langsung dimana unggas sedang terjangkit wabah flu burung Jangan menyentuh kotoran unggas disekitar kita kalau perlu segerakan pembersihan kotoran tersebut Pembersihan secara berkala kandang hewan peliharaan unggas dan penyemprotan desinfektan Hindari berdekatan dengan orang yang terinfeksi virus, dan gunakan masker setiap kali harus berdekatan Jika merasakan gejala flu burung segerakan ke rumah sakit untuk pemeriksaan Menjaga sanitasi atau kebersihan lingkungan, biasakan rajin mencuci tangan dengan sabun, dan mulailah gaya hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh Lakukan vaksinasi virus flu manusia untuk mengurangi terjadinya gabungan virus flu burung manusia dan flu burung dalam satu orang Flu burung: gejala, penularan & pencegahannya! Flu burung: gejala, penularan & pencegahannya!

Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta, Sumber : Kompas.com

Masyarakat kini ramai membicarakan flu burung yang telah nyata-nyata menyerang manusia di negeri kita.Masyarakat tampaknya khawatir apakah penyakit ini dapat merebak luas pada manusia lainnya?

Berikut akan disampaikan gambaran terjadinya flu burung pada manusia: gejala, cara diagnosisnya, penanganan, dan pencegahannya.

GEJALA

Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa:

* Demam sekitar 39 derajat Celsius* Batuk* Lemas* Sakit tenggorokan* Sakit kepala* Tidak nafsu makan* Muntah* Nyeri perut* Nyeri sendi* Diare* Infeksi selaput mata (conjunctivitis)* Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia)

Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing.

Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.

FAKTOR RISIKO

Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.

PENULARAN

Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak.

Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri.

Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas akut ini.

Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut.

Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme link immuno sorbent assay), cairan saluran hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2).

Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).

OBAT YANG DIBERIKAN

Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivire. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya.

PENCEGAHAN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:

* Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup.* Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula.* Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik.* Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi.

Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan:

* Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan tangannya.* Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot.* Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas.* Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya.* Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara serologi pada pekerja ini.http://indonesiaindonesia.com/f/13820-flu-burung-gejala-penularan-and-pencegahannya/http://www.sidode.com/2015/03/gejala-pencegahan-pengobatan-flu-burung.htmlKenali Gejala MERS

Dokter Hewan Surachmi Setyaningsih dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Institut Pertanian Bogor menujukan masker sebagai salah satu alat pencegah tertular virus korona penyebab MERS Senin, 22 Juni 2o15. (Vento Saudale) Bogor - Penyebab Virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) adalah virus corona. Orang yang terinfeksi bila tidak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan medis bisa menyebabkan kematian. Menurut Dokter Hewan Surachmi Setyaningsih dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Institut Pertanian Bogor (IPB), satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 C.Dari beberapa kasus, pembawa virus ini hingga ke luar Timur Tengah adalah orang yang pernah berkunjung ke Timur Tengah dan orang yang rentan terkena rata-rata berusia lanjut serta mempunyai daya tahan tubuhnya lemah, katanya saat diskusi penyakit hewan di Kampus IPB Dramaga, Senin (22/6).Penyakit MERS-CoV ini sendiri merupakan penyakit yang biasa ditemukan pada hewan yang kemudian ditemukan pula menginfeksi manusia melalui perantaraan hewan. Bahkan saat ini, penyebaran virus cara penularan MERS-CoV sangat mudah menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat.Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-CoV berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan akut dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang, papar Setyaningsih.Gejala tersebut biasanya muncul dua hingga 10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara dua hingga tiga hari. Sedangkan tanda fisik, kata dia, tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Namun, gejala bisa diketahui apabila orang mengalami tachypnea (nafas cepat). Kemudian, pernapasan tidak teratur dan tingkat kesadaran menurun serta pusing.Kata dia, saat ini belum ada obat atau vaksin untuk penyakit ini, maka pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan menyarankan untuk orang yang pergi haji dan umrah ke tanah suci mekkah untuk dianjurkan beberapa hal seperti Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan makan bergizi, istirahat cukup, dan lain-lain, rajin dan sering mencuci tangan pakai sabun (CTPS), sedapat mungkin gunakan masker bila sedang dalam kerumunan orang dan juga jika batuk.Bagi calon jemaah yang mempunyai penyakit kronik (diabetes melitus, penyakit jantung paru kronik, gangguan ginjal atau penyakit kronik lain) perlu cek ke dokter sebelum pergi dan gunakan obat rutinnya secara teratur. Bila selama di Arab ada keluhan batuk, demam dan sesak yang cepat memburuk (dalam 1-2 hari), segera konsultasi ke petugas kesehatan.Bila dalam kurun waktu 14 hari sampai di tanah air mengalami keluhan batuk, demam, sesak napas yang cepat (dalam 1-2 hari) memburuk, maka segera konsultasi pada petugas kesehatan, dengan beritahu petugas kesehatan bahwa baru kembali dari Arab.Karena situasi penyakit MERS CoV ini mungkin saja berubah dari hari ke hari, maka bila memang memiliki rencana Umroh atau bepergian ke Timur Tengah agar selalu mengikuti berita akurat mutakhir tentang perkembangan MERS CoV ini, tambahnya. http://www.beritasatu.com/kesehatan/284720-kenali-gejala-mers.htmlGEJALA DAN PENCEGAHAN VIRUS MERS-coV Lagi-lagi ujian bagi warga Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji dan umroh. Setelah sekian lama virus Mers-coV tidak terdengar berita kini tercuat berita di TV bahwa ada beberapa orang Indoneia yang meninggal dunia setelah menunaikan ibadah umroh. Gejala hampir sama dengan virus meningitis atau virus influenza, ternyata setelah di diagnosa dokter secara lebih detail itu adalah serangan dari virus Mers-coV. Silahkan simak lebih lanjut untuk mengetahui cara pencegahan virus mers-coV ini.Pernyataan WHO pada 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee mengenai MERS CoV menyatakan bahwa MERS-CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat kesehatan masyarakat. Status darurat kesehatan atau Public health emergency of international concern (PHEIC) akan diberikan jika virus tersebut meluas ke negara-negara lain namun sejak dilaporkan munculnya virus tersebut pada September 2012-1 Agustus 2013 semua kasus tersebut masih berhubungan dengan negara-negara di Jazirah Arab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang dengan sembilan negara yang melaporkan kasus ini yaitu Prancis, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat Arab. Dengan persentase kematian (CFR/Case Fatality Rate) mencapai 50 persen, MERS-CoV menjadi salah satu ancaman terutama menjelang musim haji. Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar. Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian. Koronavirus adalah virus dari famili coronavida yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Koronavirus terbagi menjadi tiga golongan. Golongan satu dan dua yang menginfeksi mamalia, dan golongan tiga yang menginfeksi burung. Penyakit yang disebabkan oleh koronavirus sangat bervariasi, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang mematikan seperti SARS dan MERS. MERS merupakan koronavirus yang berbeda dengan yang pernah ditemukan pada manusia sebelumnya, berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin. MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS. Gejalanya pun tak jauh berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama seperti demam, bersin, dan batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius yang terjadi seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta pneumonia berat. Hingga saat ini MERS telah menginfeksi lebih dari 40 orang dan membunuh 22 orang dari seluruh dunia. MERS pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab SaudiManifestasi Klinis Beberapa gejala yang diakibatkan oleh koronavirus MERS adalah demam, batuk, napas yang pendek-pendek, serta munculnya pneumonia dalam beberapa kasus. MERS merupakan salah satu bentuk koronavirus yang masih misterius. Hingga saat ini peneliti masih mencari tahu bagaimana koronavirus baru ini bisa menginfeksi manusia. Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang. Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 C (100.4 F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.Gejala tersebut biasanya muncul 210 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 23 hari. Sekitar 1020% kasus membutuhkan ventilasi mekanis. Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.

Penyebaran Virus Corona Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigas Data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa MERS terbukti bisa ditularkan antar manusia. Meski begitu, tampaknya penyakit ini tak bisa menyebar sangat cepat seperti SARS pada tahun 2003. Virus MERS terus mendapatkan pengawasan ketat dari para ahli untuk berjaga-jaga jika virus ini berkembang menjadi ancaman yang semakin berbahaya. Karena penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya. Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi. Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu. Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi. Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS. Penanganan Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Pengobatan para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif di rumah sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang isolasi agar tidak menyebarkan virus ke mana-mana. Penderita yang dicurigai harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan tekanan negatif, dengan kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien. Antibiotik masih belum efektif. Pengobatan hingga kini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan bantuan ventilasi. Penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin, namun tidak ada bukti yang mendukung terapi ini. Sekarang banyak juru klinik yang mencurigai ribavirin tidak baik bagi kesehatan. Ilmuwan kini sedang mencoba segala obat antiviral untuk penyakit lain seperti AIDS, hepatitis, influenza dan lainnya pada coronavirus. Ada keuntungan dari penggunaan steroid dan immune system modulating agent lainnya pada pengobatan pasien yang parah karena beberapa bukti menunjukkan sebagian dari kerusakan serius yang disebabkan oleh reaksi yang berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Penelitian masih berlanjut pada area ini. Pencegahan Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov. Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berpergian ke negara-negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter. Belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini. Pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh. Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci Menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit Gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV. Hindari bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup jendela atau pintu Hindarilah tempat-tempat umum dan ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit, internet cafe, tempat-tempat nongkrong, bioskop, dan perpustakaan, jika kamu melakukannya maka pakailah masker dan cucilah tangan anda secara bersih dan teratur. Hindarilah mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama Cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata dengan tangan telanjang Jagalah keseimbangan gizi diet dan hendalah berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya melemah harus memakai masker sepanjang waktu untuk menhindari menyebarnya cairan tubuh seperti ludah/air liur Periksalah suhu badan Anda secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi kesehatan Anda Menjaga sirkulasi udara di kamar Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh. Gunakan pemutih ( bleach ) yang tersedia di pasar (dengan kandungan kimia 8-12%). Ini adalah cara paling murah dan efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah sarung tangan anti air, Campurlah pemutih dengan air dengan ukuran 1:100 (pemutih/bleach:air/water). Bersihkanlah tempat-tempat yang sering dilewati orang secara teratur dan selama masa penyebaran virus, lebih baik bersihkanlah/basmilah kuman rumah Anda setiap hari. Sejauh kita menjaga diri, memakai masker dan mencuci tangan secara teratur, dilanjutkan dengan instruksi karantina maka kita semua dapat menghindari infeksi. Tidak perlu terlalu panik atau mendiskriminasi tersangka atau penderita. Tidak semua orang adalah pembawa virus, dengan lebih mengaja diri berarti kamu sudah memberikan dukungan yang luar biasa kepada para pasien untuk sembuh lebih cepat dan menambah sistem kekebalan tubuh. Terlalu panik dan bimbang dapat mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Sumber : https://newindonesiaonline.wordpress.com/2014/04/24/kenali-pencegahan-dan-gejala-penyakit-mers-cov/Bagi calon jamaah umroh dan haji jangan terlalu kuatir akan serangan virus ini, kita harus yakin bahwa ini semua hanyalah ujian bagi kita. Jika kita akan menunaiakan ibadah haji dan umroh jangan lupa untuk selalu berdoa agar senantiasa kita diberi perlindungan dari serangan virus mers-coV ini dan serangan virus-virus lainnya (meningitis dan influinza). http://bongkreck.blogspot.co.id/2014/05/gejala-dan-pencegahan-virus-mers-cov.htmlSARS atau SARS adalah penyakit pernapasan virus yang disebabkan oleh coronavirus - SARS terkait coronavirus (SARS-majalah) - yang dapat mengancam hidup.Creatinine adalah kelompok virus yang memiliki halo atau penampilan mahkota-seperti (korona) ketika dilihat di bawah mikroskop dan umum penyebab ringan untuk moderat pernapasan atas penyakit pada manusia dan dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan di mana mereka dapat menyebabkan penyakit pernapasan, pencernaan, hati dan neorologis - creatinine juga kadang-kadang telah dikaitkan dengan radang paru-paru pada manusia, terutama orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.Virus SARS-majalah dapat bertahan hidup di lingkungan selama beberapa hari tergantung pada sejumlah faktor-faktor seperti jenis bahan atau cairan tubuh yang mengandung virus dan berbagai kondisi lingkungan seperti suhu atau kelembaban.SARS tampil di Tiongkok pada November 2002 kemudian muncul lagi di Asia pada bulan Februari 2003, dari sana itu menyebar dengan sangat cepat 29 negara-negara lain di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia sebelum pecahnya global dikandung.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selama wabah SARS 2003 total 8,098 orang di seluruh dunia adalah muak dengan SARS dan 774 meninggal - secara keseluruhan kasus tingkat kematian sekitar 10% dan tertinggi (50%) pada mereka lebih dari 60 tahun usia.Global conference on SARS yang disponsori oleh WHO di Malaysia pada Juni 2003 mengumpulkan lebih dari 900 peserta dari 441 negara untuk mendiskusikan situasi - pandangan dan informasi tentang klinis, laboratorium dan epidemiologi pengalaman dipertukarkan pada cara terbaik untuk mengandung wabah SARS.

Transmisi elektron mikrograf dari coronavirus OC43: coronavirus sekarang diakui sebagai agen etiologi wabah SARS 2003. Tambahan spesimen yang sedang diuji untuk mempelajari lebih lanjut tentang coronavirus ini, dan hubungan etiologi dengan SARS. Kredit: CDC / Dr Erskine Palmer

Diperiksa oleh ahli ilmiah mengidentifikasi prioritas utama untuk masa depan pada bagaimana SARS dapat diberantas, efektivitas langkah-langkah kontrol dan sistem alert dan respon; pengetahuan ilmiah SARS, tes diagnostik dan epidemiologi penyakit dibahas dan diagnosis klinis dan manajemen SARS dibahas.Upaya untuk mengembangkan vaksin juga dibahas dan peran hewan di munculnya SARS bersama dengan keberadaan reservoir hewan. Bagian yang dimainkan oleh faktor-faktor lingkungan dalam siklus transmisi, dan dampak psikologis SARS juga dianggap.Dengan membangun tiga jaringan virologists, dokter dan epidemiologi, agen kausatif SARS adalah meyakinkan dan hal ini menyebabkan baru pengetahuan tentang penyakit, practical guidelines, disarankan langkah-langkah kontrol dan komunikasi cepat informasi. Ternyata bahwa perbaikan strategi pengendalian dan mereka implementasi yang efektif termasuk isolasi pasien kontrol infeksi, kontak yang menelusuri, manajemen yang tepat kontak, dan pembatasan perjalanan, terbukti efektif di semua negara yang terpengaruh, meskipun keragaman sistem kesehatan yang terlibat dan perbedaan dalam tingkat keparahan dan epidemiologi karakteristik wabah. Itu juga menyadari bahwa ketika penyakit menular menjadi cukup umum dan politik perhatian cepat peningkatan sistem kesehatan, termasuk banyak inovasi, dapat dicapai.Prioritas untuk meningkatkan respon termasuk pengembangan rencana kontingensi, mekanisme yang lebih baik bagi koordinasi, kapasitas gelombang jauh lebih besar pada tingkat global, regional, dan nasional, dan laboratorium memperkuat kapasitas dan sistem teknologi informasi. Komunikasi informasi kepada umum dan media adalah dipilih sebagai komponen lain dari respon yang efektif di mana informasi disampaikan secara transparan, akurat dan tepat waktu.SARS telah menunjukkan kebutuhan komunikasi risiko yang lebih baik sebagai komponen Pengendalianwabah dan strategi untuk mengurangi kesehatan, ekonomi, dan psikososial dampak peristiwa besar penyakit menular.

Gejala SARSSecara umum, SARS dimulai dengan demam tinggi (suhu yang lebih besar daripada 100.4 F [> 38.0 C]). Gejala lain mungkin termasuk sakit kepala, perasaan keseluruhan ketidaknyamanan, dan tubuh sakit. Beberapa orang juga memiliki gejala penyakit pernapasan yang ringan pada awal. Sekitar 10 persen menjadi 20 persen pasien memiliki diare. Setelah 2 sampai 7 hari, mengidap SARS dapat mengembangkan batuk kering. Sebagian besar pasien mengembangkan radang paru-paru.Gejala Penyakit SARS danPenanggulannya26 Apr

Apabila anda mengalami panas tinggi sampai 38oC, batuk, sesak nafas, dan nafas pendek, gejala tersebut harus diwaspadai, jangan dianggap remeh. Apalagi jika barengi dengan sakit kepala, kaku otot, tidak nafsu makan, lesu, kemerahan pada kulit,dan diare. Jika anda mengalami gejala tersebut, dikhawatirkan anda terserang penyakit SARS (Severe Acut Respiratory Syndrome) adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus famili Paramyxovirus yang belum ada obatnya. Gejala bertambah berat apabila demam semakin tinggi dan batuk tidak sembuh selama seminggu, batuk bertambah keras, dan mengeluarkan dahak berwarna kuning kehijauan.Virus yang pertama kali ditemukan di Cina Selatan ini telah merenggut nyawa 34 orang. Dari Cina, virus SARS menyebar ke Hongkong dan menewaskan 16 orang lalu menyebar lagi ke berbagai negara.Dr. Sardikin Giriputro, DSP, Ketua Tim Penanggulangan SARS, mengatakan bahwa di beberapa negara Asia, termasuk Provinsi DKI Jakarta, telah terjadi kejadian luar biasa sehubungan dengan penyakit ini.Berdasarkan data dari WHO, kasus SARS diseluruh dunia tanggal 31 Maret terdapat 1622 kasus dengan 58 kasus meninggal. Di kawasan Asia SARS telah menyebar di beberapa negara, yaitu Cina, Hongkong, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Khusus di Singapura terdapat 91 kasus dengan korban meninggal. Di Indonesia dikabarkan terdapat 4 kasus. Dengan korban meninggal 3 orang dan 1 orang dinyatakan kabur dari rumah sakit.Khusus di Jakarta telah disediakan 4 rumah sakit yang khusus menampung penderita SARS, yaitu RS Infeksi Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara, RS Persahabatan, RSCM, RS Fatmawati.Penularan penyakit SARS dapat terjadi melalui udara, kontak langsung dengan penderita, dan melalui orang yang bepergian dari atau ke negara yang terjangkit. Masa inkubasi penyakit SARS ialah antara 2-8 hari.Untuk mencegah penularan penyakit SARS, beberapa cara yang perlu diperhatikan antara lain hindari kontak langsung dengan penderita SARS, gunakan masker, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta cuci tangan setiap pulang dan bepergian.Untuk mewaspadai agar penyakit ini tidak merenggut nyawa lebih banyak lagi Pemerintah Indonesia mulai menggunakan UU No.04/1994 tentang wabah sebagai dasar hukum penanggulangan virus SARS. Berdasarkan UU ini pemerintah mempunyai alasan yang kuat untuk memaksa seseorang yang diduga terjangkit virus SARS dikarantina di rumah sakit yang telah ditetapkan diatas. Jika menolak, orang yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut dikenakan hukuman 1 tahun atau denda Rp1.000.000,00. Selama ini penyakit wabah yang masuk dalam UU No.04/1994 hanya tiga, yaitu disentri, kolera, dan pes. Kini, Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan Surat Keputusan guna memasukkan wabah SARS kedalam UU. Ini menunjukkan bahwa penyakit SARS bukan penyakit biasa, bahkan di Batam yang merupakan wilayah terdekat dengan Singapura, Pemda setempat sudah meliburkan seluruh sekolah dan perguruan tinggi untuk mengecek wabah virus.https://reseph.wordpress.com/2010/04/26/gejala-penyakit-sars-dan-penanggulannya/