kmb kelompok(leukimia)

Upload: ryan-restu-rinaldi

Post on 15-Jul-2015

303 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN TEORITISA. Anatomi Fisiologi Sel Darah Putih Leukosit(sel darah putih) adalah unit-unit yang dapat bergerak dalam suatu pertahanan tubuh, keadaan tubuh dan sifat-sifat leukosit berlainan dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat dibawah mikroskop maka akan terlihat. Bentuknya dapat berubah-ubah dan mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga dia dapat dibedakan berdasarkan inti sel nya, warnanya bening(tidak berwarna) banyaknya dalam 1mm3 darah kirakira 6000-9000. Terdapat 5 jenis leukosit yang bersirkulasi baik yang mempunyai granula maupun yang tidak bergranula yang dikenal sebagai granulosit dan agranulosit. Macam-macam leukosit meliputi agranulosit dan granulosit: 1. Agranulosit a. Limfosit Macam limfosit yang dihasilkan dari jaringan rtikulum endothelial system dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang kecil ada yang besar didalam sitoplasma tidak terdapat granula dan intinya besar. Fungsinya sebagai pembuluh dan pemakan bakteri yang masuk kedalam jaringan tubuh. b. Manosit Macam limfosit yang terbanyak dibuat disumsum merah lebih besar daripada limfosit. Fungsinya sebagai fagosit. 2. Granulosit a. Neutrofil / folimur nucleus leukosit Mempunyai inti sel yang barang kali kadang-kadang seperti terpisahpisah. Protoplasma nya banyak bintiik-bintik halus

1

b. Eusinofil Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan netrofil tetapi granula dan sitiplasamanya lebih besar c. Basofil Sel ini kecil daripada eusotonofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur didalam protoplasmanaya terdapat granula-granula besar.

Leukosit mempunyai 2 fungsi didalam tubuh manusia yaitu: Sebagai pengangkut yaitu: mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limfe dan terus kepembuluh darah. Sebagai berserdadu tubuh yaitu bertugas membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri didalam limfe dan kelenjar limfe.

2

B. Konsep Dasar Penyakit Leukimia 1. Pengertian Leukimia adalah jenis gangguan pada system hematopoietic yang fatal dan terkait dengan sumsum tulang dan pembulu Lymphe ditandai dengan tidak terkendalianya proliferasi dari leokcoyte dan prosedirnya.(Barbara C. Long,1996) Leukemia adalah poriferasi sel leukosit yang abnormal,ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat memyebabkan anemia, trombositopenia dan diakhiri dengan kematian. ( Djoerban Zubairi,dkk.1990) Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit. Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darh putih yang berasal dari sumsum tulang, ditanadai dengan porifer sel-sel darah putih, denagn manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi.(Permono, Bambang.2005) Sumsum tulang (dalam bahasa Inggris: bone marrow, medulla ossea) adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis sumsum tulang:y

sumsum merah, dikenal juga sebagai jaringan myeloid. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah.

y

sumsum kuning. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya.

3

Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.Sewaktu lahir, semua sumsum tulang adalah sumsum merah. Seiring dengan pertumbuhan, semakin banyak yang berubah menjadi sumsum kuning. Orang dewasa memiliki rata-rata 2,6 kg sumsum tulang yang sekitar setengahnya adalah sumsum merah. Sumsum merah ditemukan terutama pada tulang pipih seperti tulang pinggul, tulang dada, tengkorak, tulang rusuk, tulang punggung, tulang belikat, dan pada bagian lunak di ujung tulang panjang femur dan humerus. Sumsum kuning ditemukan pada rongga interior bagian tengah tulang panjang.Pada keadaan sewaktu tubuh kehilangan darah yang sangat banyak, sumsum kuning dapat diubah kembali menjadi sumsum merah untuk meningkatkan produksi sel darah. 2. Klasifikasi Leukimia a. Leukimia Akut Leukimia akut adalah pembelahan sell yang diklasifikasikan sesuai dengan cell yang lebih banyak didalam sumsum tulang baik lymphoblasts ( leukemia lympboccytic akut) maupun myloblasts ( leukemia myclogenous akut) 1) Leukemia Mielogenus Akut AML timbul dari cell batang myeloid tunggal dan di tandai dengan berkembangnya kematangan myeloblasts didalam sumsum tulang. Sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi. 2) Luekemia Limfositik Akut ALL meningkat dari cell batang lymphoid tunggal dengan kematangan yang lemah dan penggumpalan cell-cell penyebab kerusakan didalam sumsum tulang. ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-

4

laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal. b. Leukimia Kronis Leukimia kronis adalah pembelahan cell yang diklasifikasikan baik sesuaidengan kematangan predominant cell darah putih, lymphocyte atau punGranulocty. c. Leukemia Mielogenus Kronis CML juga dimasukan dalam keganasan sel system myeloid. Namun lebih banyak terdapat pada sel normal di dinding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic yang dinamakan kromosom philadelpia ditemukan pada 90% sampai 95% pasien dengan 20 CML . CML jarang menyerang rasa individu berusia di bawah 20 tahun. Namun insidensinyameningkat sesuai pertambahan usia. d. Leukemia Limfositik Kronis Leukimia limfositik kronic (CLL) cenderung merupakan kelinan ringan yang terutama mengenai individu antara usia 50 sampai 70 tahun. Negara-negara barat melaporkanpenyakit ini sebagai leukemia yang umum terjadi. Yang ditandai dengan berlimpahnya sejumlah kecil kematangan B-lymphocytes dan tidak nomal yang menjurus kepenurunan sintesis dari immunoglobulins dan penekanan respon antibody.

5

3. Etiologi Walaupun pada sebagian besar penderita leukosit factor-faktor penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, tetapi ada beberapa factor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia. Factor-faktor tersebut antara lain adalah factor genetic, sinar radioaktif dan virus. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu : a. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV) b. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya c. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik. d. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

e. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

6

f.

Kelainan kromosom : Sindrom Blooms, trisomi 21 (Sindrom Downs), Trisomi G (Sindrom Klinefelters), Sindrom fanconis, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia.

4. Patofisiologi Leukimia adalah jenis gangguan pada system hematopoietic yang fatal dan terikat dengan sumsum tulang dan pembuluh lymphe ditandai dengan tidak terkendalinya proliferasin dari leokocyre dan prosedirnya. Jumlah besar dari cell pertama-tama menggumpal pada tempat asalnya san menyebar ke organ hematopoetic dan lanjut ke organ yang lebih besar . Poriferasi dari satu jenis cellsering mengganggu produksi normal cell hemotopoetic lainnya dan mengarah ke pengembangan / pembelahan cell yang cepat dan ke Cytopenias (penurunan jumlah). Pembelahan dari cell darah putih mengakibatkan menurunya immune Competence dengan meningkatnya kemungkinan mendapat infeksi. Penyebab leukemia adalah belumdiketahui . Suatu peningkatan insiden eukimia dalam perkiraannya membawa ke Hypotesa predis posisi genetik atau viral origin.

5. Manifestasi Klinis Gejala yang mudah dipahami adalah: a. Pucat b. Lemah c. Penurunan beratbadan d. Pembesaran kelenjar lymfe e. Pembesaran organ limpa dan hati f. Nyeri tulang g. Jaundice (kekuning-kuningan) h. Gangguan penglihatan 6. Penatalaksanaan Medis a. Pelaksanaan chemotherapy Chemotherapy adalah merupakan model penyembuhan utama. Fase pertama dari chemotherapy diistilahkan dengan induction-

7

chemotherapy dan terdiri dari chemotherapy kombinasi (menggunakan lebih dari satu larutan chemotherapeutic). Pemberian obat ini bias dalm tempo 2-3 minggu dan penyakit ini ada dalam sumsum. Contoh obatnya antara lain: Asparaginaze, busulfan, chlorambucil, cyclophas phamie dan lain-lain. b. Transplatasi sumsum tulang Transplatasi sumsum tulang adalah identik dengan sumsum tulang yang menggunakan HLA, telah digunakan dengan meningkatnya frekuensi untuk terjadinyapeningkatankemajuan dari AML. Bagi trasplatasi sumsum tulang diperlukan preparasi pretransplatasi. Pengambilan darah dan sumsum tulang dari donor sebanyak 500-800 ml, dicampurkan dengan heparin dan kultur jaringan dan kemudian menekan campuran tersebut melalui saringan stainlesstel untuk memecahkan partikel sumsum. Kemudian sumsum disimpan dalam kantung transfusidarah dan diberikan secara intravenous melalui cathere hickman dengan waktu yang sama dengan pemberian RBC (4 jam). c. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi : 1) Fase induksi Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan Lasparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%. 2) Fase Profilaksis Sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

8

d. Konsolidasi Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

7. Komplikasi Berikut ini komplikasi yang timbul pada leukemia: a. Anemia (kurang darah). Hal ini dikarenakan produksi sel darah merah kurang atau akibat pendarahan. b. Terinfeksi berbagi penyakit. Hal ini dikarenakan sel darah putih yang ada kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan denda asing yang masuk kedalam tubuh. c. Perdarahan. Hal ini terjadi sebagai akibat penekanansel leukemia pada sumsum tulang sehingga sel pembeku darah produksinya pun kurang. d. Gangguan metabolism : 1) Berat badan turun, 2) Demam tanpa infeksi yang jelas, 3) Kalium dan kalsium darah meningkat malah ada yang rendah, serta 4) Gejala asidosis sebagai akibat asam laktat meningkat.

8. Pencegahan a. Pencegahan infeksi 1) Tempatkan pasien dalam ruangan tersendiri. 2) Tempatkan pasien di ruang isolasi. 3) Hindari dilakukan catherisasi. 4) Lengkapi kebutuhan personal hygien.

9

5) Jaga lingkungan tetap bersih. b. Pencegahan Hemmorrhage 1) Jaga seluluh sisi pendarahan. 2) Uij urin dalam stool untuk darah. 3) Jaga penyuntikan venpuncuture dan intra muscular seminim mungkin. 4) Berikan penekanan selama 5 menit pada bagian venpuncuture dan 10 menit sekali pada bagian arterial untuk perawatan. 5) Hindari pengambilan temperature rectal atau pamberian enemas. 6) Hindari prosedur yang berlebihan. 9. Pemeriksaan Diagnostik a. Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm) e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immatur f. PTT : memanjang g. LDH : mungkin meningkat h. Asam urat serum : mungkin meningkat i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik j. Copper serum : meningkat

k. Zink serum : menurun l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan m. CT scan n. Aspirasi sumsum tulang (di tusuk pakai jarum untuk melihat kandungan sumsum) o. Pemeriksaan elektrolit

10

BAB III ASKEP LEUKIMIA A. Pengkajian 1. Identitas klien Terdiri dari : a. Nama b. Jenis Kelamin c. Agama d. Suku e. Pekerjaan f. Status g. Alamat h. Tanggal masuk i. Diagnosa medis

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan saat didata Keluhan yang paling dirasakan adalah lemah, pucat, muntah, sakit kepala anoreksia, sesak, nafas cepat. b. Riwayat kesehatan masa lalu 1) Mempunyai riwayat penyakit waktu kecil 2) Mempunyai penyakit kanker sebelumnya c. Riwayat Keluarga 1) adanya gangguan hematologis, 2) adanya faktor herediter misal kembar monozigot)

3. Riwayat Psikososial dan Gaya hidup a. Kebiasaan : merokok, alcohol, obat-obat b. Pekerjaan : debu, zat kimia dan lain-lain c. Berpergian ke daerah endemic

11

4. Lingkungan Kondisi tempat tinggal dan lingkungan sekitar. 5. Data social Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan dengan masyarakat serta dengan tim kesehatan lainya.

6. Data spiritual

7. Data biologis a. Nutrisi 1) Kehilangan berat badan 2) Anorexia (kehilangan nafsu makan) 3) Makan dan minum b. Istirahat tidur c. Eliminasi d. Personal hygnies e. Pola aktifitas 8. Pemeriksaan fisik Secara umum a. Keadaan umum klien b. Kesadaran klien c. Observasi TTV, TD, nadi, suhu, pernafasan d. Tinggi badan dan berat badan e. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus. f. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula: limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.

12

Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di sekkitar rektal dan nyeri. 9. Data penunjang a. Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm) e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature f. PTT : memanjang g. LDH : mungkin meningkat h. Asam urat serum : mungkin meningkat i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik j. Copper serum : meningkat k. Zink serum : menurun l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan m. CT scan n. Aspirasi sumsum tulang (di tusuk pakai jarum untuk melihat kandungan sumsum) o. Pemeriksaan elektrolit B. .Diagnosa keperawatan 1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahun sekunder 2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan

13

3. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran organ/nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas dalam leukemik. 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum tujuan laporan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur (nadi, pernafasan, tekanan daerah dalam batas normal). 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpanjan pada sumber

14

DAFTAR PUSTAKA Manjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Jakarta : EGC; 1998 Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing.Jakarta: Salemba Medika; 2001

15

KATA PENGANTAR Assalamuallaikum.wr.wb Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayahNya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Terselesainya makalah ini berkat kerjasama dari berbagai pihak untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dodik Limansyah, S.Kep selaku dosen pembimbing kami serta rekanrekan yang memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang kami susun. Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun sistem penulisan,maka dari itu kami mohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak, 25 Oktober 2010

Penulis

16

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Sejarah Kasus pertama leukemia dilaporkan oleh velpeaupada tahun 1827. Pasiennya seorang penjual limun berumur 63 tahun, jatuh sakit pada tahun 1825 dengan gejala pembengkaan perut, demam dan rasa lelah. Penderita tersebut meninggal segara sesudah masuk rumah sakit; pada autopsy ditemukan pembesaran hati dan limpa yang hebat. Darahnya kental, menyerupai ragi pembuat anggur merah, Velpeau meragukan apakah itu darah atau nanah. Pada tahun 1839 Barth dan donne melaporkan hasil pemerisaan darah pada seorang penderitayang mereka katakan sebagai mocus globulesyang tidak dapat dibedakan dari nanah. Baru pada tahun 1845 leukimia dilaporkansebagai suatu kesatuanpenyakit oleh Bennett dan Virchow. Masing-masing melaporkan secara terpisah sebagai berikut : Pada pesien Virchow pembuluh darahnya berisi cairan putih kuning kehijauan dan di bawah mikroskopterlihat seperti leukosit normal yang besar, dengan sedikit sel darah merah. Karenasel darah yang tidak berwarna jauh lebih banyak dari pada warna merah, Virchow menyebutkan sebagai darah putih. Bennet menganggap penderitannya mengalami pernanahan darah. Beberapa tahun kemudian Virchow yakin bahwa pasti tidak ada pernanahan darah dan kemudian pada tahun 1847 menyebutkan penyakit ini leukemia. Ia bahkan telah dapat membedakan 2 jenis leukemia, yaitu jenis splenic dan lymphatic. Leukemia splenik atau ;iena disertai pembesaran pembesaran limpa, kelenjar sedangkan getah leukimialimfatik terutama pada tahun dengan 1857

bening.freidreich

menyebutkan 2 jenis leukemia yaitu kronik dan akut.17

Teori bahwa darah dibentuk disumsum tulang mula-mula dilontarkan oleh Neumann pada tahun 1870. Ia juga menambahkan bahwa selain splenik dan limfatik, juga ada leukemia jenis mielogenik. Pada akhir abad 19 dan awal abad ke 20 dokter-dokter dibinggungkan oleh istilah-istilah : pseudoleukemia, leukosarkoma, kloroma, limfosarkoma, mielosis dan lain-lain. Membinggungkan karena pada waktuitu satu istilah dipakai untuk beberapa jenis penyakit dan belum ada gefinisi yang jelas. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan: 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan Leukimia 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Leukimia b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab Leukimia c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien Leukimia d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan \Leukimia C. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif yaitu melalui studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber lainya untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan dalam laporan ini. D. Ruang Lingkup Penulisan Dalam penulisan makalah ini kelompok hanya membatasi penulisan tentang Leukimia18

E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan yang terdiri atas: A. Latar Belakang B. Tujuan Penelitian C. Metode Penulisan D. Ruang Lingkup Penulisan E. Sistematika penulisan BAB II: Tujuan Teoritis i. ii. Definisi Leukimi Klafikasi a. Etilogi b. Patofisiologi c. Manisfestasi klinis d. Panatalaksanaan medis e. Komplikasi f. Pencegahan g. Pemeriksaan diagnostik BAB III : Askep Leukimia a. Pengkajiaan b. Diagnosa keperawatan c. Perencanaan Keperawatan d. Evaluasi

19

BAB IV : Penutup yang terdiri atas: A. Kesimpulan B. Saran

20

PENUTUP BAB IVA. Kesimpulan Leukimia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa). Tanda dan gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, muntah, penurunan berat badan dan lain-lain. Pendiagnosaan leukimia dapat di tunjang dengan pemeriksaan laborat yakni adanya pertambahan sel darah pitih (leukosit). B. Saran Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda tanda anemia dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukimia secara benar.

21

D.Evaluasi Proses evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana dan pada tingkatan apa tujuan sudah dicapai dilakukan. Dari kesimpulan evaluasi ini yang menentukan intervensi/implementasi keperawatan harus dihentikan, dilanjutkan maupun dimodifikasi sesuai kondisi dan keluhan klien. Proses evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara formatif yang dilakukan setelaah setiap tindakan keperawatan diberikan, dan secara sumatif dimana evaluasi dilakukan setelah beberapa tindakan keperawatan diberikan dalam mrncapai tujuan dengan menggunakan criteria hasil.

22

TUGAS SEMINAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA

DISUSUN OLEH : EKA HINDRIAWATI MUHAMMAD LUTFI RATIH DURRATUN WIRAWANDHANI

DOSEN PEMBIMBING : DODIK LIMANSYAH, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUMAH SAKIT ISLAM DIII KEPERAWATAN PONTIANAK 2010

23

DAFTAR ISI

Kata pengantarDaftar isi BAB I : PENDAHULUAN

..

i...ii

A. Latar Belakang Penulisan ...1 B. Tujuan Penulisan 1 C. Ruang Lingkup Penulisan...1 D. Metode Penulisan....1 E. Sistematika Penulisan.....1BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi Fisiologi Darah.................... B. Definisi Leukimia................................................................... a. Etotilogi.............................. b. Patofisiologi................................................................... c. Manifestasi klinis............................................................. d. Panatalaksanaan Medis.. e. Komplikasi ............................................................ f. Pencegahan. g. Pemeriksaan DiagnostikBAB III : Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian.. B. Diagnosa keperawatan. C. Perencanaan D. Evaluasi.BAB IV : Penutup A. Saran B. Kesimpulan .

24

DAFTAR PUSTAKA

25