bab i leukimia anak

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan bentuk kanker yang paling umum pada masa kanak-kanak; di amerika serikat, hampir mencapai sepertiga dari 7.000 kasus baru kanker anak setiap tahunnya. Jenis leukemianya sama dengan dewasa, kecuali leukemia limfositik kronik,yang amat jarang pada anak-anak. 76%merupakan leukemia limfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut dan leukemia mielositik kronik,masing- masing 21% dan 3%. Leukemia nonlimfositik kronik lebih umum di temukan pada orang dewasa. Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif. Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala- gejala mirip dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan 1

Upload: ria-magdalena

Post on 10-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

keperawatan anak

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangLeukemia merupakan bentuk kanker yang paling umum pada masa kanak-kanak; di amerika serikat, hampir mencapai sepertiga dari 7.000 kasus baru kanker anak setiap tahunnya. Jenis leukemianya sama dengan dewasa, kecuali leukemia limfositik kronik,yang amat jarang pada anak-anak. 76%merupakan leukemia limfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut dan leukemia mielositik kronik,masing-masing 21% dan 3%. Leukemia nonlimfositik kronik lebih umum di temukan pada orang dewasa.Beberapa ahli menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma hematology). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang, saraf, ginjal, dan getah bening. Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda dari orang dewasa, karena mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia merupakan bertambahnya sel darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak terkendali, dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.

B. Rumusan Masalah1. Apakah Leukimia itu?2. Apakah etiologi yang menyebabkan leukimia?3. Apa saja klasifikasi dari Leukimia ?4. Bagaimana patofisiologi dari Leukimia?5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Leukimia pada Anak ?C. Tujuan Tujuan Khusus : Setelah mengikuti seminar diharapkan mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia.Tujuan Umum :1. Mahasiswa mengetahui tentang definisi Leukimia2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari leukimia3. Mahasiswa mengetahu klasifikasi dari Leukimia4. Mahasiswa mengetahui bagaimana paofisiologi pada leukimia5. Masiswa dapat memahami dan membuat Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia.D. Manfaat Di harapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita pada Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiLeukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam pembentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. ( Kapita Selekta kedokteran, 2000 )

B. Klasifikasi1. Leukemia Mielositik Akut ( LMA )LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.2. Leukemia MielositikKronis ( LMK )LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.3. Leukemia Limfositik Kronis ( LLK )LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.4. Leukemia Limfositik Akut ( LLA )LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

C. EtiologiPenyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia.1. Hosta. Umur, jenis kelaminInsiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada umur 15-39 tahun, sedangkan LMK banyak ditemukan antara umur 30-50 tahun. LLK merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun). Insiden leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.b. Faktor GenetikInsiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada kembar identik.Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita LLA (OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia.2. Agenta. VirusBeberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum pada propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro Karibia dan Amerika Serikat.

b. Sinar RadioaktifSinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai insidens 14 kali lebih banyak.c. Zat KimiaZat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.18 Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang terpapar benzene dapat meningkatkan risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37) artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar benzene dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.d. MerokokMerokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan risiko LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya orang yang menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10 tahun dibanding dengan orang yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan antara LMA dengan kebiasaan merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan bahwa perokok berat dapat meningkatkan risiko LMA. Faktor risiko terjadinya leukemia pada orang yang merokok tergantung pada frekuensi, banyaknya, dan lamanya merokok.3. Lingkungan (Pekerjaan)Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga dan kelompok petani. (Hadi, et al (2008)) Di Iran dengan desain case control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di antara pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga, dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di pertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita leukemia.4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya. Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia.

D. PathofisiologiPada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.

E. Pathway

F. Manisfestasi KlinikManifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia menurut Suriadi & Rita Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :a. Pilek tidak sembuh sembuh.b. Demam dan anorexia.c. Pucat, lesu, mudah terstimulasi. d. Berat badan menurun.e. Ptechiae, memar tanpa sebab.f. Nyeri pada tulang dan persendian.g. Nyeri abdomen.h. Lumphedenopathy.i. Hepatosplenomegaly.j. Abnormal WBC.k. Pembesaran organ-organ tubuh. Bila sel kanker menyebar ke organ-organ tubuh lainnya, seperti hati, lympa, kelenjar getah bening, gusi, testis, maka akan terjadi pembesaran pada organ-organ tersebut.

Manifestasi klinik lainnya, yaitu:1. AnemiaDisebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksiDisebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.3. PerdarahanTanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.4. Penurunan kesadaranDisebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.5. Penurunan nafsu makan6. Kelemahan dan kelelahan fisik

G. Pemeriksaan Penunjang1. Darah TepiGejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum sum tulang yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan gambaran darah tepi terdapat sel blas yang merupakan gejala patonomenik untuk leukemia.2. Kimia Darah Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam urat dapat meningkat dan hipogamaglobinemia.3. Sum sum TulangDari pemeriksaan sum sum tulang dapat ditemukan gambaran yang hanya terdiri dari sel limfopeutik patologis. Pada LMA selain gambaran tersebut terdapat pula adanya liatus leukemia yaitu keadaan yang diperlihatkan sel blas (mie blas), beberapa sel tua (segment) dan sangat kurang bentuk pemotongan sel yang berada diantaranya (promielost, mielosil, metamielosit dan sel batang).4. Biopsi Limpa Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES, Granulosit, pulp cell.5. Cairan SerebropinalisLeukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein. 6. SistogenikDari pemeriksaan sistogenik 70 90 % dari kasus leukemia menunjukkan adanya kelainan kromosom yaitu pada kromosom 21.Pemeriksaan pada penderita leukemia menurut Betz, Cecily L (2002), yaitu :a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100mlc.Retikulosit : jumlah biasaya rendahd.Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)e.SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immaturef.PTT : memanjangg.LDH : mungkin meningkath.Asam urat serum : mungkin meningkati.Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositikj.Copper serum : meningkatk. Zink serum : menurunl. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusatn. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.r. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

H. Penatalaksanaana. Program terapiPengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:1) Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan: Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm, maka diperlukan transfusi trombosit. Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.2) Pengobatan spesifikTerutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak. Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi. Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remis3) Fase Pelaksanaan Kemoterapi:Fase InduksiDimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang dari 5%. Fase profilaksis sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat. KonsolidasiPada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.b. Pengobatan imunologikBertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.c. RadioterapiRadioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi gelombang atau partikel seperti proton, elektron, x-ray dan sinar gamma. Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat keluhan pendesakan karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.d. Transplantasi Sumsum TulangTransplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. Pada penderita LMK, hasil terbaik (70-80% angka keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1 tahun setelah terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen (HLA) yang sesuai. Pada penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia muda yang pada awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.e. Terapi SuportifTerapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKIMIA1. Pengkajian1. Identitas Klien dan Penanggungjawab 2. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaNyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi) juga disertai dengan sakit kepala.b. Riwayat Perawatan Sekarangc. Riwayat Perawatan Sebelumnyad. Riwayat Penyakit KeluargaInsiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik). e. Riwayat Tumbuh Kembang Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.

3. Pemeriksaan Fisika. Kaji adanya tanda-tanda anemia1) Pucat2) Kelemahan3) Sesak4) Nafas cepatb. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia1) Demam2) Infeksi c. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia1) Ptechiae2) Purpura3) Perdarahan membran mukosa d. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola1) Limfadenopati2) Hepatomegali3) Splenomegalie. Kaji adanya pembesaran testisf. Kaji adanya1) Hematuria2) Hipertensi3) Gagal ginjal4) Inflamasi disekitar rectal5) Nyeri(Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang.a. Pemeriksaan Darah TepiPada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan trombosit. Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm3, sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.b. Pemeriksaan Sumsum TulangHasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast), terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara (leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.

2. Diagnosa Keperawatana. Resiko Infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuhb. Resiko Injury : perdarahan b.d perubahan faktor pembekuan darahc. Resiko kurangnya volume cairan b.d mual dan muntahd. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan normal b.d anorexia, efek samping kemoterapi dan atau somatitise. Gangguan citra tubuh b.d alopesia dan atau efek samping dari kemoterapif. Nyeri b.d efek fisiologis dari leukimiag. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.

3. Intervensi KeperawatanDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensi Keperawatan

Resiko Infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh

Anak tidak mengalami gejala gejala infeksi Tempatkan anak pada ruangan yang khusus untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi. Anjurkan pengunjung dan staf untuk melakukan cuci tangan yang baik sebelum memasuki ruangan. Monitor tanda-tanda vital . Berikan waktu sesuai antara istirahat dan aktivitas. Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia. Monitor penurunan jumlah leukosit yang menujukan anak memiliki resiko besar untuk terkena infeksi. Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Resiko Injury : perdarahan b.d perubahan faktor pembekuan darah

Anak tidak menunjukan adanya tanda tanda perdarahan dan di lindungi terhadap kemungkinan perdarahan Kaji kulit dan membran mukosa terjadi perdarahan atau tidak Periksa urine dan feses terhadap adanya tanda tanda perdarahan. Gunakan jarum yang kecil saat penyuntikan untuk mencegah perdarahan. Gunakan sikat gigi yang lunak atau lembut. Hindari pemberian obat-obatan yang mengandung aspirin. Lakukan pemeriksaan darah secara teratur.

Resiko kurangnya volume cairan b.d mual dan muntah

Kebutuhan cairan anak terpenuhi. Berikan antiemetik wal sebelum dilakukan kemoterapi. Berikan antiemetik secara beraturan pada program kemoterapi. Kaji respon anak terhadap antiemetik. Hindari memberikan makanan yang beraoma menyengat. Anjurkan makan dengan porsi kecil namun sering. Kolaborasi untuk pemberian cairan infus untuk mempertahankan hidrasi.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan normal b.d anorexia, efek samping kemoterapi dan atau somatitis

Anak menerima nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Berikan makanan yang di sertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan intake nutrisi. Izinkan anak untuk memakan makanan yang dapat di toleransi anak. Izinkan anak untuk terlibat dalam pemilihan menu makanan. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient. Kaji BB, ukur TB dan LILA klien.

Gangguan citra tubuh b.d alopesia dan atau efek samping dari kemoterapi

Klien dan keluarga menunjukan koping yang positif Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik

Nyeri b.d efek fisiologis dari leukimia

Anak tidak akan mengalami nyeri atau dapat mengirangi rasa nyeri Mengkaji tingkat nyeri dengan skala. Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat. Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi.

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.

Keluarga akan mendapatkan dukungan yang adekuat. Jelaskan alasan setiap tindakan. Hindari untuk menjelaskan ha;-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Jelaskan orang tua tentang proses penyakit. Jadwalkan waktu dengan keluarga tanda di ganggu oleh staf RS. Dorong keluarga untuk mengekspresikan perasaannya sebelum anak akan di diagnosis menderita keganasan dan prognosis anak buruk.

4. Implementasi KeperawatanImplementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).5. Evaluasia. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah.e. Masukan nutrisi adekuat.f. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.g. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.h. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanLeukemia merupakan bentuk kanker yang paling umum pada masa kanak-kanak. Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam pembentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. Leukimia juga terbagi menjadi 4 klasifikasi. Etiologi dari Leukimia sendir belum di ketahui secara pasti namun adanya penelitian etiologi dari Leukimia yaitu host seperti genetik, Agent seperti virus, Lingkungan (Pekerjaan).B. SaranBerdasarkan simpulan di atas, maka saran pemulisan makalah ini adalah sebagai berikut.1. Mahasiswa keperawatan diharapkan banyak membaca referensi mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia2. Perawat diharapkan untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin pada klien anak dengan leukemia.

DAFTAR PUSTAKA

2000.Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta: Media aeskulapius FKUI. Ngastiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGCSuriadi & Rita. 2006. Asuhan Keperawatan anak Edisi 2. Jakarta:Sagung Seto.Permono, Bambang dkk. 2010. Buku Ajar Hematologi dan Onkologi Anak. Badan Penerbit IDAI.

24