leukimia akut

27
Leukimia akut

Upload: dyapapas

Post on 01-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

lecture

TRANSCRIPT

Leukimia akut

Leukimia akutLeukimia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai dengan proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi

Ada dua jenis leukimia yaitu leukimia limfoblastik akut (LLA) dan leukimia mieloblastik akut (LMA)

Leukimia akut pada masa anak-anak merupakan 30-40% dari keganasanInsiden rata-rata 4-4,5 kasus/tahun/100.000 anak dibawah 15 tahunDi negara berkembang 83% LLA, 17% LMA, lebih tinggi pada anak kulit putih dibanding kulit hitamRasio laki-laki dan perempuan adalah 1,15 untuk LLA dan mendekati 1 untuk LMA.

Penyebabnya belum diketahui, tetapi pada anak-anak dengan cacat genetik punya resiko lebih tinggi untuk menderita leukimiaRadiasi dosis tinggi merupakan leukomogenik (ex. Hirosima dan nagasaki)Hipotesis yang menarik saat ini diduga adanya peranan infeksi virus dan atau bakteri. Langkah mutasi adalah selama kehamilan atau awal masa bayi dan selama tahun pertama kehidupan sebagai konsekuensi dari respon infeksiPATOFISIOLOGIKelainan yang menjadi ciri khas sel leukimia diantaranya asal mula sel gugus, kelainan proliferasi, kelainan sitogenetik dan morfologi, kegagalan diferensiasi, petanda sel, dan perbedaan biokimiawi terhadap sel normalPenelitian pada hewan : penyebabnya mempunyai kemampuan modifikasi nukleus DNA, dan meningkat bila ada kondisi genetik tertentu (translokasi, amplifikasi, dan mutasi)KLASIFIKASI LMAM0 : LMA dengan diferensiasi minimalM1 : LMA tanpa maturasiM2 : LMA dengan maturasiM3 : Leukimia Promielositik hipergranulerM4 : LMAM5 : Leukimia monositik akutM6 : Leukimia eritroblastikM7 : Leuikimia megakariositik akut

KLASIFIKASI LLAL1 : terdiri dari sel-sel fimfoblas kecil serupa, dengan kromatik homogen, anak inti umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempitL2 : sel limfoblas lebih besar tetapi ukurannya bervariasi, kromatin lebih kasar dengan satu atau lebih anak intiL3 : terdiri dari sel limfoblas besar, homogen dengan kromatin berbercak, banyak ditemuka anak inti serta sitoplasma yang basofil dan bervakuolisasiBerdasarkan faktor prognostik pasien dapat diklasifikasikan kedalam kelompok resiko biasa dan tinggi. Para ahli telah melakukan penelitian dan membuktikan faktor prognostik ada hubungan dengan in vitro drug resistance.Faktor prognostik LLA adalah :Jumlah leukosit awalHubungan umur pasien dengan hasil pengobatanFenotip imunologis dari limfoblas saat diagnosisNilai prognostik jenis kelamin. Anak perempuan lebih baik prognostiknya dari laki-lakiRespon terhadap terapi diukur dari jumlah sel blas didarah tepi 1 minggu sesuah terapi prednison dilakukan. Adanya sisa sel blas pada hari ke 7Kelainan jumlah kromosomFaktor resiko LMA lebih sulit untuk diidentifikasi :umur : beberapa penelitian menunjukkan bayi memiliki prognosis lebih baikLeukositosisFAB M3 bereaksi pada asam retinoik, sebaiknya diterapi dengan kombinasi vitamin dan kemoterapiAnak-anak dengan sindrom Down terdapat 10% kasus dan FAB M7 mempunyai respon baik dengan kemoterapiRespon awal terhadap terapiPemeriksaan darah lengkap didapatkan: anemia, kelainan hitung jenis leukosit dan trombositopenia. Bisa terdapat eosinofilia reaktif. Pemeriksaan preparat apus darah tepi didapatkan sel-sel blas. Berdasarkan protokol WK-ALL dan protokol nasional pasien LLA di masukkan dalam kategori resiko tinggi bila jumlah leukositnya >50.000 il, ada massa mediastinum, ditemukan leukimia SSP serta jumlah sel blas total setelah 1 minggu diterapi dengan deksametason lebih dari 1000/mm3.Untuk menentukan adanya leukimia SSP harus dilakukan aspirasi cairan serebrospinal (pungsi lumbal) dan dilakukan pemeriksaan sitologiDi negara berkembang, diagnosis dipastikan dengan aspirasi sumsum tulang secara morfologis, imunofenotif, dan karakter genetik

Diagnosis banding dari leukimia adalah anemia aplastik, gangguan mieloproliferatif, ITP, keganasan lain, penyakit reumatologi atau penyakit kolagen vaskular, sindrom hemofagosit familial atau induksi virus, infeksi virus EB, infeksi mononukleosis, reaksi leukemoid, dan sepsis

Penanganannya berupa kuratif dan suportif. Penanganan suportif berupa : pemberian transfusi darah/trombosit, pemberian antibiotik, pemberian obat untuk meningkatkan granulosit, obat anti jamur, pemberian nutrisi yang baik, dan pendekatan aspek psikososialTerapi kuratif berupa : kemoterapi meliputi induksi remisi, intensifikasi, profilaksis sumsum saraf pusat dan rumatan

Terapi induksi berlangsung 4-6 minggu dengan dasar 3-4 obat yang berbeda. Kemungkinan hasil yang dapat dicapai adalah remisi komplit, remisis parsial, atau gagalTerapi rumatan dengan menggunakan obat merkaptopurin tiap hari dan metrotreksat sekali seminggu, secara oral dengan sitostatika lain selama perawatan tahun pertamaTransplantasi sumsum tulang memungkinkan kesempatan sembuh khususnya anak dengan leukimia sel-T yang relaps dan mempunyai prognosis buruk diterapi dengan sitostatika konvensionalLIMFOMA MALIGNALimfoma maligna adalah keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat. Penyakit ini dibagi dalam 2 golongan besar yaitu : penyakit Hodgkin dan non-HodgkinLNH merupakan penyakit yang heterogen, tergantung pada gambaran klinis, imunofenotiping dan respon terhadap terapiLimfoma merpakan penyakit yang sering ditemua pada anak. Anga kejadian tertinggi pada usia 7-10 tahun dan jarang dijumpai pada usia dibawah 3 tahunLNH dimasukkan ke dalam 3 kelompok:Limfoblastik Burkit (K)Limfoblastik non burkittLimfoblastik dan sentroblastikDua kelompok pertama paling banyak ditemukan

LHN mempunyai gambaran klinis oleh massa intraabdomen dan intratorakal yang sering kali disertai dengan efusi orluraGejala yang menonjol adalah nyeri, disfagia, sesak napas, pembengkakkan daerah leher, muka dan sekita leher akibat adanya obstruksi vena cava superiorPembesaran kelenjar limfe dan hati menunjukkan adanya keterlibatan sumsum tulang

Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sangat penting, diagnosis ditegakkan dengan biopsi, pemeriksaan sitologis cairan efusi maupun aspirasi sumsum tulang. Bila memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan imunologik dan sitogenik untuk membedakan antara sel B dan sel TLimfoblastik sel B ditandai dengan :Ditemukannya imunoglobulin monoklonal sel B pada permukaan sel dan petanda sel B lainnyaTranslokasi (8;14), t (2;8) atau t (8;22)Gambaran histologis :Burkit dan B limfoblastik Gambaran L3 pada klasifikasi F ABPrimernya ada di intraabdominalLimfoblastik sel T ditandai oleh :Petanda sel T positif (milanya CD3, 5-8)Gambaran histologik : limfoblastikGambaran L1 dan L2 pada klasifikasi FABReaksi positif dengan asam fosfatPrimer pada kelenjar timus

Pemeriksaan lain yang dibutuhkan adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, cairan serebrospinal, asam urat, LDH, USG Abdomen, bone scanPenentuan stadium ditentukan dengan St. Jude Childrens Research Hospital

STADIUMKARAKTERISTIKITumor tungal ekstranodal atau tumor di daerah tunggal nodal, kecuali di daerah mediastinum atau abdomenIITumor tunggal (ekstra nodal) dengan keterlibatan kelenjar regional pada satu sisi diafragma pada dua atau lebih area nodulDua tumor (ekstranodal) dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar regionalTumor lebih dari satu tetapi masih satu sisi dengan diafragmaTumor primer pada gastrointestinal (iliosekal) dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar mediastinumIIITumor lebih dari dua (ekstra nodal) pada kedua sisi diafragmaTumor dua atua lebih pada satu sisi diafragmaTumor primer didaerah intratorakalTumor meluas pada intraabdomen yang tidak dapat direseksiTumor pada paraspinal atau epiduralIVTumor meluas dan penyebaran ke sumsum tulang atau SSPPENGOBATANLHN khususnya limfoma limfoblastik sel T sering disertai berbagai komplikasi sehingga perlu pengelolaan secepatnyaSebelum pengobatan kemoterapi perlu diperhatikan masalah jalan napas, pembuluh darah dan gangguan metabolik yang adaPemberian alupurinol, hidrasi yang cukup, dan alkalinasi urin perlu segera diberikan pada pasien dengan tumor yang cukup luas untuk mencegah terjadinya nefropati akibat lisis tumor.PENYAKIT HODGKINSampai saat ini masih belum diketahui dengan jelas etiologi dan patologinyaAngka kejadian penyakit Hodgkin mempunyai kurva bimodal yang khas baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Dengan puncaknya 15030 tahunDi negara berkembang seperti Indonesia, umur puncak terjadinya pada umur sebelum remajaGAMBARAN KLINISPembesaran kelenjar limfe di area servikal dan supraklavikular yang hilang timbul tetapi tidak nyeri.Gejala konstitusi yang menyertai diantaranya demam, keringat malam hari, berat badan sulit naik bahkan berkurangGambaran laboratorium tidak spesifik yaitu : leukositosis, limfofenia, eosinofilia, dan monositosis.

DIAGNOSISUntuk melakukan diagnosis diperlukan beberapa tahap :Pemeriksaan fisik utnuk menemukan pembesaran kelenjar limfePemeriksaan darah lengkapSiopsi kelenjar limfeFoto polos dadaLimfogramLaparotomiAspirasi sumsum tulangSkaning tulangPENGOBATANPerlu pendekatan multidisiplin segera setelah didiagnosisFaktor yang mempengaruhi adalah umur pasien, psikologi, stadium penyakit, dan gejala sisa pengobatanProtokol pengobatan pada anak-anak saat ini hanya menggunakan kemoterapi saja dengan dosis rendah radiasi pada daerah terbatasObat yang sering digunakan : nitrogen mustard, onkovin, prednison, prokarbasin, adriamisis, dll