kleptomania n lapsus nabila.pptx

Upload: izzati-nabilah

Post on 09-Jan-2016

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KLEPTOMANIA (F.63.2)

KLEPTOMANIA (F.63.2) DISUSUN OLEH :Nur Izzati Nabilah Binti SurialiC 111 11 858

PEMBIMBINGdr. BalgisSUPERVISORDr. Hawaidah Sp.KJ (K) BAGIAN ILMU PSIKIATRIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN2015

Definisisuatu tindakan mencuri kompulsif barang tidak berharga dan tidak dibutuhkankecenderungan yang tidak bisa ditahan untuk mencuri, bukan disebabkan karena kemiskinan tetapi karena kelemahan jiwa Epidemiologirasio laki-laki-perempuan adalah 1:3. Prevalensi kleptomania diperkirakan sekitar 0,6 persen, dimana 3,8-24 persen ditangkap karena mencuri di tokoDSMIV menyebutkan bahwa kleptomania muncul kurang dari 5% dari kasus pencurian toko yang teridentifikasiEtiologipada dasarnya belum diketahuiada beberapa hipotesis yang menyatakan adanya disfungsi serotogenik pada korteks prefrontal ventromedial yang mendasari kegagalan pengendalian impuls pada individu kleptomania. Pada suatu studi yang meneliti individu kleptomania dilaporkan bahwa jumlah dari 5-HT transporter pada individu kleptomania adalah lebih sedikit jika dibandingkan dengan individu yang normalEtiologiFaktor PsikososialStress berat : kehilangan, perpisahan, dan berakhirnya sebuah hubungan yang pentingSebuah teori membuat tujuh kategori mencurian pada anak-anak yang dilakukan secara kronis, yaitu :3Sebagai cara memulihkan hubungan ibu dan anak yang hilang.Sebagai suatu tindakan yang agresif.Sebagai suatu pertahanan melawan rasa takut dilukai.Sebagai cara mencari hukuman.Sebagai cara memulihkan atau menambah harga diri. Berhubungan dengan dan sebagai reaksi terhadap rahasia keluarga.Sebagai rangsangan dan pengganti untuk tindakan seksual.

EtiologiFaktor BiologisPenyakit pada otak dan retardasi mental telah dihubungkan dengan kleptomania, dimana juga berhubungan dengan gangguan kontrol impuls lainnya.gangguan pada metabolisme monoamin, khususnya serotoninkerusakan jaras orbitofrontal-subkortikal trauma kepala dan defisit perfusi pada lobus temporal kiriEtiologiFaktor Genetik dan Keluargatentang riwayat keluarga kleptomania sangat terbatas

Gambaran Klinisonset usia perilaku mencuri terjadi paling cepat saat usia 4 tahun dan paling lambat pada usia 77 tahunCiri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukandepresiGambaran Klinismerasa bersalah dan cemas setelah mencuri namun hal ini tidak dapat menghentikannyabarang curian biasanya dengan nilai yang kecil dan mudah didapatSetelah mencuri barang tersebut, penderita kemudian akan membuang, menimbun, mengembalikan secara sembunyi-sembunyi, atau menghadiahkannnya kepada orang lain

DiagnosisDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat, teks revisi (DSM-IV-TR)Kegagalan berulang dalam menahan impuls untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk keperluan pribadi atau untuk nilai ekonominya.Meningkatnya perasaan ketegangan segera sebelum melakukan pencurian.Rasa senang, puas, atau redanya rasa ketegangan pada saat bersamaan melakukan pencurian.Mencuri tidak dilakukan untuk mengekspresikan kemarahan atau balas dendam, dan bukan sebagai respon suatu waham atau halusinasi.Mencuri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan konduksi, episode manik, atau gangguan kepribadian antisosial.

DiagnosisKriteria untuk mendiagnosa kleptomania (curi patologis) berdasarkan PPDGJ-III

Adanya peningkatan rasa tegang sebelum, dan rasa puas selama dan segera sesudah melakukan tindakan pencurianMeskipun upaya untuk menyembunyikan biasanya dilakukan, tetapi tidak setiap kesempatan yang ada digunakan.Pencurian basanya dilakukan sendiri (solitary act), tidak bersama-sama dengan pembantunya.Individu mungkin tampak cemas, murung dan rasa bersalah pada waktu diantara episode pencurian tetapi hal ini tidak mencegahnya mengulangi perbuatan tersebut.Diagnosis BandingPencurian berulang di toko tanpa gangguan jiwa yang nyata, dimana perbuatannya direncanakan dengan lebih hati-hati dan terdapat motif keuntungan pribadi yang jelas.Gangguan mental organik (F00-F09), dimana berulang kali gagal untuk membayar belanjaan sebagai konsekuensi berkurangnya daya ingat dan kemerosotan fungsi intelektual lainGangguan depresif dengan pencurian (F30-F33), beberapa penderita depresi melakukan pencurian dan mungkin akan tetap mengulanginya selama gangguan depresif masih ada.PenatalaksanaanPsikofarmakaAntidepressantSelective Serotonin Reuptake inhibitors (SSRIs)FluoxentineFluvotamineProxetineMood stabilizersNaltrexone

PsikoterapiCognitive-Behavioral Therapy (CBT)PrognosisPrgonosis dengan pengobatan bisa baik, tapi sedikit pasien yang datang secara sadar untuk mencari pertolongan.LAPORAN KASUS PSIKOTIKSKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)DISUSUN OLEH :Nur Izzati Nabilah Binti SurialiC 111 11 858

PEMBIMBINGdr. BalgisSUPERVISORDr. Hawaidah Sp.KJ (K) BAGIAN ILMU PSIKIATRIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN2015

LAPORAN KASUS PSIKOTIK

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

IDENTITAS PASIENNama: Tn. PNo RM: 142956Umur: 48 TahunAgama: IslamSuku: JenopontoStatus Pernikahan: MenikahPendidikan Terakhir: SDPekerjaan: PetaniAlamat: Balang Loe Arungkeke Jeneponto

RIWAYAT PENYAKITKeluhan Utama : GelisahRiwayat Gangguan Sekarang:

Keluhan dan Gejala:Dialami memberat sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien lari dan sembunyi di tengah sawah apabila melihat mobil bergerak. Pasien mengamuk apabila dihalang oleh keluarganya. Pasien tidak dapat tidur dan berjalan bolak balik sepanjang malam.Perubahan perilaku dialami sejak 1 tahun yang lalu. Awal perubahan perilaku pasien gelisah, pasien mondar-mandir di dalam rumah, bicara sendiri dan mengamuk apabila keinginannya tidak terpenuhi. Pasien merasa yakin ada yang ingin mengambil dan ingin membunuhnya apabila melihat mobil bergerak dan menyembunyikan dirinya. Pasien juga kadang tampak murung. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pasien tinggal bersama isteri dan 4 orang anaknya. Pasien rajin beribadah di rumah dan di masjid. Sebelum perubahan tingkah laku pasien, pasien bekerja sebagai petani. Sejak parubahan perilaku pasien, pasien sudah tidak lagi bekerja sebagai petani.

Riwayat Gangguan SebelumnyaRiwayat Penyakit DahuluTidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis, ataupun kejang. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifPasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang, riwayat minum alkohol dan merokok ada saat pasien berumur 20 tahun dan berhenti setelah menikah. Riwayat Gangguan Psikiatri SebelumnyaTidak ada

Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien lahir normal di rumah, ditolong oleh dukun, cukup bulan, spontan, langsung menangis dan tidak terdapat kelainan. Berat badan lahir tidak diketahui. Ibu pasien cukup menjaga kesehatannya dengan baik meskipun tidak pernah memeriksakan kandungannnya. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang serta minum ASI cukup. 2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)Pasien diasuh oleh kedua orangtua pasien. ASI diberikan sampai umur 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang menonjol. Waktu kecil mampu bermain bersama kakak, adik dan teman sebayanya. 3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan cukup mendapat perhatian dan kasih sayang. Pada usia 7 tahun pasien mulai masuk SD. Selama sekolah prestasi pasien biasa-biasa saja.4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)setelah tamat SD, pasientidak melanjutkan pelajaran karena kurang biaya. Setelah tidak bersekolah pasien membantu orangtuanya di bekerja sebagai petani. Pasien termasuk anak yang penurut, peramah dan punya banyak teman. 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat PekerjaanSetelah tidak bersekolah, pasien membantu orangtuanya bekerja sebagai petani. Setelah perubahan perilakunya pasien, pasien sudah tidak lagi bekerja sebagai petani b. Riwayat PernikahanPasien menikah bulan Mei tahun 2010 dengan wanita pilihan orangtuanya. Istri pasien berasal dari Jeneponto, punya saudara kembar yang dinikahkan dengan sepupunya. Pasien dan istrinya tinggal di rumah sendiri berupa pondok sederhana. Istri pasien perempuan yang baik dan cukup sabar, selama menikah pasien tidak pernah bertengkar atau memukul istrinya. 5 tahun lebih setelah pasien menikah, mempunyai 4 orang anak. c. Riwayat Agama Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama dengan cukup baik. d. Riwayat MiliterPasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer. e. Riwayat Pelanggaran HukumSelama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum. f. Aktivitas Sosial Pasien mudah bergaul dengan tetangganya.

6. Riwayat KeluargaPasien anak kelima dari sepuluh bersaudara ( , , , , , , , , , ). Jarak usia pasien dengan saudara-saudaranya tidak berbeda jauh. Kesemua saudara pasien sudah menikah dan tinggal di Jeneponto. Pasien dan adiknya tinggal dengan orangtua dan membantu bekerja di sawah. Kedua orang tua masih hidup, ayah pasien seorang yang pendiam, ibu pasien seorang yang sabar dan telaten mengurus rumahtangga, dan keduanya masih aktif bekerja sebagai petani. Tidak ada anggota keluarga atau kerabat yang diketahui menderita penyakit gangguan jiwa. 7. Situasi Kehidupan Sekarang Sebelum dibawa ke RSKD pasien tinggal berdua dengan istrinya di sebuah pondok dekat sawah. Sehari-harinya pasien membantu orangtua pasien bertani di sawah.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI ( 30 JULI 2015) A. Status InternusKeadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekwensi pernafasan 20 kali/menit, suhu tubuh 36,5 C, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.B. Status NeurologiGejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernigs sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 30 JULI 2015 )A. Deskripsi Umum Penampilan Seorang laki-laki, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit coklat, rambut dipotong pendek, memakai baju kemeja coklat muda dan kain sarung, perawatan diri cukup, sikap tubuh biasa.KesadaranBerubahPerilaku dan Aktivitas PsikomotorGelisah.PembicaraanPasien menjawab pertanyaan dengan lambat dan suara pelan.Sikap terhadap pemeriksaTidak kooperatifB. Keadaan Afektif1.Mood: Sulit dinilai2.Afek: Terbatas3.Keserasian: Tidak serasi4.Empati: Tidak dapat dirabarasakanC. Fungsi Intelektual (Kognitif)Taraf PendidikanPengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya. Orientasia. Waktu: Baik b. Tempat: Baikc. Orang: BaikDaya Ingata. Jangka Panjang: Baikb. Jangka Sedang: Baikc. Jangka Pendek: Baikd. Jangka Segera: BaikKonsentrasi dan Perhatian: Terganggu Pikiran Abstrak: TergangguBakat Kreatif: Tidak adaKemampuan Menolong Diri Sendiri: Kurang

D.Gangguan PersepsiHalusinasiHalusinasi auditorik : mendengar suara perempuan bisik di telinganyaHalusinasi visual : Bayangan orang kampong yang igin mengambil dan menculik pasien saat lihat mobil bergerak.Depersonalisasi dan DerealisasiTidak adaE.Proses BerpikirArus PikiranProduktivitas kurang, kontinuitas relevan, kadang ada asosiasi longgar. Tidak ada hendaya bahasa.Isi Pikiran Terdapat gangguan isi pikiran berupa :Persecutory delusion : pasien yakin dirinya ingin diambil dan diculik orang kampung

F.Pengendalian ImpulsTergangguG.Daya Nilai dan Tilikan1.Norma Sosial : Terganggu2.Uji Daya Nilai : Terganggu3.Penilaian Realitas : Terganggu4.Tilikan : Pasien tidak merasa dirinya sakit (Tilikan 1)H.Taraf Dapat DipercayaDapat dipercaya

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang laki-laki umur 48 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan gelisah yang dialami memberat sejak 3 bulan yang lalu. Pasien lari dan sembunyi di tengah sawah apabila melihat mobil bergerak. Pasien mengamuk apabila dihalang oleh keluarganya. Pasien tidak dapat tidur dan berjalan bolak balik sepanjang malam. Perubahan perilaku dialami sejak 1 tahun yang lalu. Awal perubahan perilaku pasien gelisah, pasien mondar-mandir di dalam rumah, bicara sendiri dan mengamuk apabila keinginannya tidak terpenuhi. Pasien merasa yakin ada yang ingin mengambil dan ingin membunuhnya apabila melihat mobil bergerak dan menyembunyikan dirinya. Pasien juga kadang tampak murung. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Pasien tinggal bersama isteri dan 4 orang anaknya. Pasien rajin beribadah di rumah dan di masjid. Sebelum perubahan tingkah laku pasien, pasien bekerja sebagai petani. Sejak parubahan perilaku pasien, pasien sudah tidak lagi bekerja sebagai petani.Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan seorang laki-laki, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit coklat, rambut dipotong pendek, memakai baju kemeja coklat muda dan kain sarung, perawatan diri cukup, sikap tubuh biasa. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotor gelisah, pembicaraan spontan, lambat menjawab sesuai pertanyaan, intonasi perlahan, sikap terhadap pemeriksa tidak kooperatif. Keadaan afektif, mood sulit dinilai, afek terbatas, empati tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan sesuai, orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek, dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian terganggu, pikiran abstrak terganggu, kemampuan menolong diri sendiri kurang. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yaitu suara perempuan yang berbicara sama pasien dan halusinasi visual berupa bayangan orang kampung yang mahu mengambil dan menculiknya. Pada proses pikir produktivitas kurang, kontinuitas relevan dan tidak ditemukan adanya hendaya dalam berbahasa. Terdapat gangguan isi pikir berupa adanya waham kejaran. Pengendalian impuls terganggu, uji daya nilai terganggu, norma sosial dan penilaian realitas terganggu. Pasien tidak merasa dirinya sakit. Secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya.EVALUASI MULTI AKSIALAksis IBerdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku gelisah dan melarikan diri saat melihat mobil bergerak karena yakin bahawa orang kampong mahu mengambil dan menculik pasien serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa waham dan halusinasi sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan afek yang inappropriate, gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yang terus menerus dan halusinasi visual, serta gangguan isi pikir berupa waham kejaran dimana perlangsungan gejala-gejala ini berlangsung sudah lebih dari 1 tahun, sehingga memenuhi diagnosis Skizofrenia (ICD-10/PPDGJ III: F 20). Pada pasien ini sangat menonjol halusinasi dan wahamnya, dan tidak didapatkan pembicaraan yang kacau maupun perilaku yang kacau atau katatonik, sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) maupun menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth EditionText Revision (DSM IV-TR) diagnosis dapat diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (ICD-10/PPDGJ III: F 20.0; DSM IV-TR: 295.30). Perlangsungan penyakit pada pasien ini sudah lebih dari satu tahun. Aksis IIDari informasi yang didapatkan, belum cukup untuk memasukkan pasien ke salah satu ciri keperibadian

Aksis IIITidak ada diagnosaAksis IVTidak jelas

Aksis VGAF Scale saat ini : 50-41 Gejala berat (serious), disabilitas beratDAFTAR MASALAHOrganobiologikTidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.PsikologikDitemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi dan waham yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi. SosiologikDitemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.PROGNOSISDubia

RENCANA TERAPIA. Psikofarmakoterapi :Risperidon 2 mg 2 x 1 tabClozapine 25mg 0-0-1

PsikoterapiSuportif :Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga dapat membantu pasien dalam memahami dan cara menghadapi penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai efektivitas dan kemungkinan efek samping. DISKUSIBerdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV edisi Text Revision (DSM IV-TR) diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan Kriteria A yaitu ditemukan dua atau lebih gejala karakteristik berupa waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku yang sangat kacau atau katatonik, serta gejala negatif, yang masing-masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan. Subtipe paranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria berikut : 1,3,4Preokupasi terhadap satu atau lebih waham, atau halusinasi auditorik yang seringTidak ada hal berikut yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik, atau afek datar atau tidak sesuai.

Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), skizofrenia paranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, ditambah dengan : 3,4Halusinasi atau waham harus menonjol, berupa suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal, atau halusinasi penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual, halusinasi visual mungkin ada namun jarang menonjol; dan waham dapat berupa hampir setiap jenis tapi waham dikendalikan, dipengaruhi, passivity, atau kejar adalah yang paling khas.Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

Prognosis pasien ini adalah dubia, dinilai dengan melihat faktor-faktor pendukung dan penghambat penyembuhannya. Faktor pendukung berupa : Gambaran klinis adalah simptom positifAda faktor pencetus yang jelasTidak ada riwayat keluarga dengan skizofreniaFaktor penghambat berupa :Mempunyai sistem support yang kurang baik berupa keluarga dari istri yang kurang mendukung kesembuhan pasien

TERIMA KASIH