lapsus morbili.docx

25
1 PENDAHULUAN Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik. untuk mengatasi penyakit morbili dengan cara promotif, preventif, kreatif dan rehabilitatif. Promotif yaitu memberi penyuluhan kesehatan di masyarakat tentang penyakit morbili dan penanggulangannya, preventif yaitu untuk mencegah terjadinya morbili adalah berubah kebiasaan sehari-hari yaitu menjaga kebersihan lingkungan, pola hidup sehat. Campak adalah virus RNA dari family Paramyxoviridae genus Morbili virus. Virus campak berada di sekret nasofaring dan di dalam darah, minimal selama masa tunas dan dalam masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbulnya ruam. Virus tetap aktif minimal dalam 34 jam pada temperature kamar, 15 minggu

Upload: renny-niunifat-joseph

Post on 26-Dec-2015

74 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: lapsus morbili.docx

1

PENDAHULUAN

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3

stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium

konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak

koplik. untuk mengatasi penyakit morbili dengan cara promotif, preventif,

kreatif dan rehabilitatif. Promotif yaitu memberi penyuluhan kesehatan di

masyarakat tentang penyakit morbili dan penanggulangannya, preventif

yaitu untuk mencegah terjadinya morbili adalah berubah kebiasaan sehari-

hari yaitu menjaga kebersihan lingkungan, pola hidup sehat.

Campak adalah virus RNA dari family Paramyxoviridae genus Morbili

virus. Virus campak berada di sekret nasofaring dan di dalam darah, minimal

selama masa tunas dan dalam masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah

timbulnya ruam. Virus tetap aktif minimal dalam 34 jam pada temperature kamar,

15 minggu dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu disimpan dalam

temperature 35 derajat Celcius, dan beberapa hari dalam suhu 0 derajat Celcius.

Virus tidak aktif pada pH rendah.

Virus campak menunjukkan antigenisitas yang homogeny. Infeksi dengan

virus campak memicu pembentukan Nutralizing antibody, komplemen fixing

antibody dan hemaglutinin inhibition antibody.

Page 2: lapsus morbili.docx

2

IDENTIFIKASI KASUS

1. Identitas Pasien

Nama : An. R.P

TTL/Umur : Ambon, 12 – 12 – 2004 / 9 tahun

Alamat : Tantui

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Anak ke- : 2 dari 3 bersaudara

Bangsa/Suku : Indonesia

Tanggal Masuk RS : 05– 12 – 2013 / 22.30 WIT

Tanggal Keluar RS : 09 – 12 – 2013 / 12.00 WIT

Masuk Bagian Anak : Kamar Isolasi

2. Status Umum

- Alloanamnesis Oleh : Ny. V. W (Ibu kandung pasien)

- Keluhan Utama : Panas

- Anamnesis terpimpin :

Pasien masuk Rumah sakit dengan keluhan utama panas tinggi sejak 4

hari yang lalu sebelum masuk RS. Panas dirasakan tiba-tiba tidak

disertai dengan kejang, tidak menggigil dan tidak terjadi penurunan

kesadaran.

Keluhan juga disertai dengan muntah sebanyak 3x. Satu hari setelah di

rawat di rumah sakit muncul ruam kemerahan pada seluruh tubuh.

Page 3: lapsus morbili.docx

3

Menurut ibunya pasien juga kelihatan tampak lemas. Batuk ada, pilek

dan sesak nafas tidak ada, mual dan muntah ada, nafsu makan biasa,

buang air kecil dan buang air besar biasa.

- Keluhan penyerta : demam (+), muntah setiap kali makan, batuk (+),

- Riwayat Penyakit Sebelumnya : tidak ada

- Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada

- Riwayat Penyakit Lain : tidak ada

3. Status Neonatal dan Tumbuh kembang

Pasien lahir di rumah ditolong oleh Bidan dilahirkan secara spontan dan

air ketuban jernih, Apgar Skor tidak diketahui, berat badan lahir 3800

gram, panjang badan lahir 51 cm. Bayi lahir langsung menangis, riwayat

pemberian vitamin K ada, riwayat ibu keguguran tidak ada.

Riwayat berbalik saat 4 bulan, duduk saat 6 bulan, gigi pertama keluar saat

9 bulan, berdiri saat 7 bulan, berjalan saat 9 bulan dan mulai berbicara saat

12 bulan.

Status ASI mulai dari 0 – 2 tahun, mulai makan makanan lunak pada usia

5 bulan.

4. Status Gizi pada saat masuk dengan klinis :

1 SD dan – 2 SD Gizi Baik

- BB : 24 kg

- TB : 139 cm

- IMT : 12.43

Page 4: lapsus morbili.docx

4

5. Status Imunisasi

Hepatitis B 3x, BCG 1x, DPT 3x, Polio 3x, Campak 1x. Kesan lengkap.

6. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit sedang/ GCS E4V54M6 Tanda Vital : TD 100/70

mmHg, Nadi: 90 x/menit, Pernapasan: 24 x/menit, Suhu: 39,60C

Kulit : Pucat (-), Petekhie (-), Ikterus (-)

Kepala :

- Normosefal, rambut berwarna hitam, tidak mudah tercabut, wajah

tampak simetris.

- Mata : cekung (-), palpebra edema -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera

ikterik -/-, refleks pupil +/+, isokor.

- Bibir/Sel mulut : mukosa kering (-), cyanosis -, pucat -.

- Telinga : Normotia, hiperemis -, serumen -.

- Hidung : tidak tampak kelainan, rinorea (-/-)

- Leher : trakea berada di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran KGB (-)

- Lingkar kepala : 45 cm.

Toraks :

- Inspeksi : simetris ka = ki, iga tampak sekali

- Palpasi : sela iga kanan = kiri, vocal fremitus +/+

- Perkusi : sonor +/+

- Auskultasi : vesiculer +/+, Rh -/-, Wh -/-

Page 5: lapsus morbili.docx

5

- Lingkar dada : 48 cm

Jantung :

- Inspeksi : simetris kanan sama dengan kiri

- Palpasi : batas jantung kiri linea midclavicularis kiri Batas jantung

kanan parasternalis kanan, batas jantung atas ICS III kiri,

Ictus kordis (-), Thrill (-).

- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni, reguler

Abdomen :

- Inspeksi : Datar, lemas, ruam merah

- Palpasi : nyeri tekan (-), hepar/ lien tidak teraba

- Perkusi : Tympani

- Auskultasi : bising usus (+) kesan normal

- Hepar : tidak teraba

- Lien : tidak teraba

- Lingkar perut : 53 cm

Genitalia : Genitalia laki-laki , tidak ada kelainan

Ekstremitas :

- Col. Vertebralis : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)

- KPR : +/+ Normal

Page 6: lapsus morbili.docx

6

- APR : +/+ Normal

- Refleks Patologis : Babinski (-)

- Refleks Fisiologis : +/+ Normal

- Kekuatan : 5555

- Tonus : (-)

- Lingkar lengan atas : 11 cm

- Edema : -/-

7. Pemeriksaan Penunjang

- Laboratorium (06/12/2013 21:51:10)

Leukosit : 4000/mm3

Hb : 13,2 g/dl

Ht : 38,6 %

Trombo :207.000/mm3

8. Status Dermatologi

Pada regio mastoid, facialis-colli, thorakalis, extremitas atas sampai

dengan extremitas bawah : tampak rash makulopapular diatas kulit yang

eritem dengan ukuran lentikuller, diskret (eksantem morbiliformis).

9. Resume

Pasien anak laki-laki berusia 9 tahun masuk RS dengan keluhan muncul

ruam merah pada belakang telinga, wajah, leher, dada, dan lengan sejak 1

hari yang lalu disertai dengan panas tinggi sejak 4 hari. Dari pemeriksaan

ditemukan tanda-tanda vital Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi :

Page 7: lapsus morbili.docx

7

90x/menit, Pernapasan : 24x/menit, Suhu : 39,60C. Status Dermatologi

didapatkan Pada regio mastoid, facialis-colli, thorakalis, extremitas atas

sampai dengan extremitas bawah : tampak rash makulopapular diatas kulit

yang eritem dengan ukuran lentikuller, diskret (eksantem morbiliformis).

10. Diagnosis Kerja

Morbili

11. Diagnosis Banding

Rubella

12. Penatalaksanaan

Saat masuk RS dan dirawat dibangsal untuk hari pertama pasien mendapat

terapi:

IVFD D5 15 tetes per menit

Cefotaxim 3 x 500 mg/iv

Paracetamol syrup 3 x ½ Coclear tea

Costil 3 x ½ Coclear

Page 8: lapsus morbili.docx

8

13. Follow Up

Setelah dirawat di bangsal :

Tgl S O A P07-12-2013

- Batuk berlendir- Demam - Pada wajah dan

seluruh tubuh Tampak rash makulopapular diatas kulit yang eritem dengan ukuran lentikuller, diskret (eksantem morbiliformis).

P = 28x/mS = 38,7oCN = 90x/m

Morbili - IVFD RL : D5%, , 15 tpm

- Cefotaxime 3 x 500mg/iv

- Paracetamol 3 x ½ cth- Costil 3 x ½ C

08-12-2013

- Batuk berlendir - Demam (-)- Pada wajah dan

seluruh tubuh Tampak rash makulopapular diatas kulit yang eritem dengan ukuran lentikuller, diskret (eksantem morbiliformis).

P = 24x/m

S = 36,6oC

N = 86x/m

Morbili - IVFD RL : D5%, , 15 tpm

- Cefotaxime 3 x 500mg/iv

- Paracetamol 3 x ½ cth- Costil 3 x ½ C

09-12-13

- Batuk berlendir- Demam (-)- rash

makulopapular diatas kulit yang eritem dengan ukuran lentikuller, diskret (eksantem morbiliformis) menghilang

- Keadaan Umum membaik

P = 28x/mS = 36,7oCN = 90x/m

Morbili - Aff infus- Pasien pulang

Keterangan : C : Coclear Cth : Coclear tea

Page 9: lapsus morbili.docx

9

DISKUSI KASUS

Pada kasus ini, pasien tersebut didiagnosis dengan morbili didasarkan pada

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dari temuan klinis yang didapatkan setelah

melakukan pemeriksaan

Dari data yang didapatkan lewat anamnesis dan pemeriksaan fisik setelah

satu hari pasien dirawat di ruang kanak-kanak ditemukan bahwa pasien

mempunyai keluhan utama yaitu panas sudah sekitar empat hari yang lalu disertai

dengan munculnya bercak kemerahan pada seluruh tubuh. Keluhan tersebut juga

disertai dengan batuk

Menurut kepustakaan, morbili ditandai dengan tiga gejala yang khas yaitu

berupa coriza, caugh dan conjungtivitis namun, pada pasien ini hanya ditemukan

gejala saja yaitu cough. Pada pasien ini dikatakan morbili meskipun tidak

memenuhi kriteria khas pada morbili tetapi ada gejala klinis yang menyertai yaitu

panas disertai dengan munculnya ruam kemerahan pada seluruh tubuh.

Secara klinis diagnosis morbili biasanya dapat dibuat dengan kelompok

gejala klinis yag sangat berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk

dan demam yang tinggi dalam beberapa hari diikuti dengan timbulnya ruam yang

memiliki ciri khas yaitu diawali dari belakang telinga menyebar ke muka, dada,

dan selanjutnya mengalami hiperpugmentasi dan kemudian mengelupas. Pada

stadium prodormal dapat ditemukan enantema di mukosa pipi yang merupakan

tanda patognomonik campak (bercak koplik ).

Diagnosis campak dapat ditegakan secara klinis, sedangkan pemeriksaan

penunjang sekedar membantu. Seperti pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel

Page 10: lapsus morbili.docx

10

raksasa pada lapisan mukosa hidung dan pipi, pada pemeriksaan serologi

didapatkan IgM spesifik. Campak yang bermanifestasi tidak khas disebut campak

atipikal. Diagnosis banding antara lain rubella, demam skarlatina, ruam akibat

obat, eksantema subitum, dan infeksi stafilokokus.

Manifestasi klinis pada morbili dapat dibagi menjadi beberapa stadium

diantaranya adalah masa inkubasi, prodromal atau kataral, erupsi, konvalensi.

Pada pasien ini, dapat dikatakan masuk dalam stadium tiga yaitu stadium

prodromal dan stadium erupsi dimana dapat dilihat pada stadium prodromal

pasien ini Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah

batuk, demam dengan suhu 39,5 0C, setelah hari keempat muncul ruam kemerahan

pada seluruh tubuh pasien.

Menurut teori, gejala prodromal ditandai dengan demam yang terus

meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,4-40,60C pada hari ke- 4 atau 5,

yaitu pada saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, koriza,

faring hiperemis, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Menjelang akhir

fase stadium prodormal dan 24 jam sebelum timbulnya enatema, timbul bercak

koplik yang patognomonis untuk morbili. Pada pasien ini hanya batuk yang

merupakan gejala penyerta yang muncul. Meskipun tidak terdapat gejala lain pada

pasien ini namun, sudah dapat dikatakan morbili.

Gejala klinis selanjutnya yang muncul pada pasien ini adalah pada stadium

erupsi, dimana ruam kemerahan sudah sampai pada kaki dan pasien masih demam

tetapi, saat ruam sudah sampai di kaki suhu tubuh pasien sudah kembali lagi

menjadi normal yaitu 36,70 C . menurut kepustakaan stadium erupsi terjadi

Page 11: lapsus morbili.docx

11

eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Ruam ini

muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga

kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan

bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam

menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam

umumnya saling menyatu sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam

ini bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering

mencapai 40-40,5 °C. Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit, tetapi

dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya tampak baik.

Pada pasien ini, tidak ada pemeriksaan spesifik yang dilakukan karena

diagnosis dibuat dengan anamnesis dan dari gambaran klinis yang khas yang

ditemukan pada pasien ini. Hasil laboratorium dari pasien ini tidak begitu spesifik

karena didapatkan hasil lab dalam batas normal dan tidak terjadi kelainan.

Menurut kepustakaan, biasanya diagnosis dibuat hanya dari gambaran

klinis khas, konfirmasi laboratorium jarang diperlukan. Selama stadium

prodormal dapat ditemukan sel raksasa multinuklear pada pulasan mukosa hidung.

Virus dapat diisolasi pada biakan jaringan, dan diagnosis didukung dengan

kenaikan titer antibodi yang dapat dideteksi pada serum pada fase akut dan

konvalesens. Angka sel darah putih cenderung rendah dengan limfositosis relatif.

Pada ensefalitis campak, pungsi lumbal dapat menunjukkan kenaikan proterin dan

sedikit kenaikan limfosit, dengan kadar glukosa normal.

Penemuan antibodi IgM spesifik dalam darah atau saliva, atau peningkatan

sebanyak empat kali lipat antibodi IgG dapat mengkonfirmasi diagnosis. Ada juga

Page 12: lapsus morbili.docx

12

teori yang mengatakan bahwa deteksi antigen pada sekret nasofaring merupakan

cara diagnosis terbaik pada pasien immunocompromised karena sistem imunnya

terganggu.

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan ini, karena pemeriksaan ini

tidak tersedia dan mungkin memerlukan waktu yang lama apabila hasilnya

dikirim.

Diagnosis banding yang mendekati dengan morbilli pada pasien ini adalah

eksantema subitum, rubella, infeksi karena ekovirus, virus koksaki, dan

adenovirus, mononukleus infeksiosa toksoplasmosis, meningokoksemia, demam

skarlet, penyakit rickettsia, penyakit serum, penyakit kawasaki dan ruam karena

obat.

Bercak koplik adalah tanda patognomonis untuk campak dan diagnosis

dari campak harus tidak dibuat apabila tidak ada batuk.

Roseola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana

ruam dari Roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam pada

rubella dan infeksi enterovirus cenderung mencolok pada ruam campak, dimana

dapat dilihat dari tingkat keparahannya. Walaupun ada batuk pada ricketsia ruam

biasanya tidak muncul pada wajah, sedangkan pada campak ruam pada wajah

sangat khas terlihat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau

pemberian obat biasanya dapat membantu untuk mengenali apakah penyakit

serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang

hampir sama dengan ruam pada campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya

tidak terdapat pada penyakit ini. Pada meningokoksemia akut ruam yang khas

Page 13: lapsus morbili.docx

13

adalah seperti purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet

dengan susunan seperti daging angsa diatas dasar eritematosa relatif mudah

dibedakan.

Ruam yang lebih ringan dan gambaran klinis campak termodifikasi oleh

gamma globulin atau oleh imunitas parsial karena vaksin campak, atau pada bayi

dengan antibodi ibu, mungkin sukar untuk dibedakan.

Terapi yang diberikan pada pasien ini hanya bersifat simtomatik dimana

diberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang ada. Pada pasien ini gejala yang

ada adalah panas, penanganan yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian

antipiretik yaitu paracetamol 3 x ½ C, Antibiotik yang diberikan pada pasien ini

adalah cefotaxim dengan pemberian 3 x 500 Mg. Pada anamnesis didapatakan

bahwa pasien ini sempat muntah sebanyak tiga kali maka diberikan juga obat

muntah yaitu domperidone 3 X ½ C.

Pada pasien ini terapi yang diberikan sesuai dengan gejala yang ada.

Pemberian antibiotik pada pasien ini sebenarnya tidak perlu diberikan namun

harus diberikan pemberian anti virus karena pasien ini merupakan suatu infeksi

virus dan pada pasien ini tidak terjadi komplikasi. Pemberian antibiotik pada

pasien ini mungkin dicurigai terdapat infeksi akibat suatu penyakit namun setelah

menjalani perawatan tanda gejala dari infeksi virus mulai ada dan tidak terdapat

suatu komplikasi akibat penyakit yang berat.

Menurut kepustakaan, terapi pada campak bersifat simtomatik, terdiri dari

Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dan lain-lain

Page 14: lapsus morbili.docx

14

untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat

karena demam.

Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat

kesadaran dan adanya komplikasi, Suplemen nutrisi, Antibiotik diberikan apabila

terjadi infeksi sekunder.

Anti konvulsi apabila terjadi kejang, Anti piretik bila demam, Pemberian

Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang

terbukti berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan

mortalitas. Dosis 6 bulan-1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal,

lebih dari 1 tahun 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal. Ulangi dosis hari

berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan oftalmologi sehubungan

dengan defisiensi vitamin A .

Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah dibuktikan

secara in vitro terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan penderita campak berat

dan penderita dewasa yang immunocompromissed. Namun penggunaan ribavirin

ini masih dalam tahap penelitian dan belum digunakan untuk penderita anak.

Biasanya akan sembuh setelah 7-10 hari setelah ruam muncul. Kematian

biasanya disebabkan oleh komplikasi yang mungkin timbul, seperti encephalitis

dan bronkopneumonia. Angka kematian di AS menurun pada tahun-tahun ini

sampai tingkat rendah untuk semua kelompok umur, terutama karena keadaan

sosioekonomi membaik tetapi juga karena terapi antibacterial efektif untuk

infeksi sekunder.

Page 15: lapsus morbili.docx

15

Pada pasien ini didapatkan prognosisnya baik karena setelah timbulnya

ruam merah bersama dengan peningkatan suhu, ruam menjadi hilang setelah hari

ketiga ssetelah pasien dirawat dan pasien pulang dalam keadaan sehat.

Page 16: lapsus morbili.docx

16

KESIMPULAN

Morbili adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus

Paramyxovirus dari genus Morbilivirus yang memiliki gejala klinis terdiri dari

stadium Inkubasi, Prodromal (Kataral), Erupsi (Rash) dan Konvalesensi.

Pada pasien ini didiagnosis dengan morbili karena disertai dengan demam

disertai dengan munculnya ruam kemerahan pada seluruh tubuh. Gejala khas yang

muncul pada morbili adalah coriza, caugh, dan conjungtivitis. Pada pasien ini,

meskipun tidak terdapat 3 gejala yang khas pada morbili namun, pada pasien ini

memenuhi kriteria yang lain yaitu demam terus menerus disertai dengan

munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh.diagnosis pada morbili didasarkan

pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan temuan klinis yang didapat. Untuk

pengobatan hanya bersifat simtomatik dimana hanya untuk memperebaiki gejala

yang ada pada pasien.

Page 17: lapsus morbili.docx

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Hassan Rusepeno, Alatas Husein. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan

Anak.2007. Edisi II. Hal. 624-8. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI :

Jakarta.

2. Soedarmo, Sumarmo. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. 2008. Edisi

II. Hal.109-119. Badan penerbit IDAI : Jakarta.

3. Hall C, John. Hall J, Bryan. Skin Infection Diagnosis and Treatment.

2009. Hal 283. Cambridge Universty Press : New York.

4. Gordon C, Zumla Alimudin. Manson’s Tropical Diseases.2009. Edisi

22. Hal 835-8.

5. Riaz A, Sughis M. Meals Epidemic Remain A Challaenge For Health

Care Professionals. 2013. Editorial. Vol 4.

6. Pusponegoro, Hardiono. Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak.

2009. Edisi I. Hal 33-35. Badan penerbit IDAI : Jakarta.

7. Mandal. K, Wilkins. E, Dunbar. M, White Mayon. R Lecture Notes

Penyakit Infeksi. 2008. Edisi VI. Hal 103-9. Penerbit Erlangga :

Jakarta.

8. The European Surveillance System. Surveillance Report Measles And

Rubella Monitoring. [Online]. 2013 May [cited 2013 Dec 1];[12

screens]. Avalable from :

http://ecdc.europa.eu/en/healthtopics/measles/pages/index.aspx

Page 18: lapsus morbili.docx

18

9. WHO. Buku Saku Pelayanan Anak Di Rumah Sakit. WHO; 2009. Hal

180-5. Jakarta.