lapsus mata

48
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama: Tn. AA Jenis Kelamin: Laki-laki Umur: 59 tahun Agama: Islam Pekerjaan : Pegawai Swasta Bangsa: Indonesia Alamat: Jl. Veteran selatan Tanggal Pemeriksaan: 9 September 2015 II. ANAMNESIS Keluhan utama : Penglihatan kabur pada kedua mata. Anamnesis terpimpin Dialami sejak 5 bulan yang lalu, secara perlahan- lahan, Penglihatan kabur pada saat melihat jauh dan dekat. Penglihatan kabur lebih berat pada mata kiri dibandingkan mata kanan. Penglihatan seperti tertutup asap. Mata merah (-), air mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), silau saat melihat cahaya (+), nyeri (-), rasa berpasir (-). Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat menggunakan kacamata sebelumnya (-). Riwayat trauma (-) Riwayat Diabetes Mellitus (+) Riwayat Hipertensi(-) Riwayat Pengobatan 8

Upload: vivhy-mufida-al-haddar

Post on 07-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lapsus katarak mata

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Mata

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama: Tn. AA

Jenis Kelamin: Laki-laki

Umur: 59 tahun

Agama: Islam

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Bangsa: Indonesia

Alamat: Jl. Veteran selatan

Tanggal Pemeriksaan: 9 September 2015

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Penglihatan kabur pada kedua mata.

Anamnesis terpimpin

Dialami sejak 5 bulan yang lalu, secara perlahan-lahan, Penglihatan kabur

pada saat melihat jauh dan dekat. Penglihatan kabur lebih berat pada mata kiri

dibandingkan mata kanan. Penglihatan seperti tertutup asap. Mata merah (-), air

mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), silau saat melihat cahaya (+), nyeri

(-), rasa berpasir (-).

Riwayat Penyakit Terdahulu

Riwayat menggunakan kacamata sebelumnya (-).

Riwayat trauma (-)

Riwayat Diabetes Mellitus (+)

Riwayat Hipertensi(-)

Riwayat Pengobatan

Riwayat pemakaian obat diabetes ada sejak 5 tahun yang lalu, rutin minum obat.

Riwayat berobat di dokter spesialis mata sebelumnya (-).

8

Page 2: Lapsus Mata

III. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum: Sakit sedang, Gizi cukup, Composmentis

Tanda vital : TekananDarah: 130/80 mmHg

Nadi: 88 x/menit

Pernafasan: 20 x/menit

Suhu:36,5 C

IV. FOTO KLINIS

V. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

Inspeksi

Pemeriksaan OD OS

Palpebra edema (-) edema (-)

Apparatus lakrimalis lakrimasi (-) lakrimasi (-)

Silia sekret (-) sekret (-)

Konjungtiva hiperemis (-) hiperemis (-)

Mekanismemuscular

Kornea Jernih Jernih

Bilik Mata Depan Normal Normal

9

Oculus Sinista Oculus Dextra

Page 3: Lapsus Mata

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral

Lensa Agak keruh Kesan keruh

Palpasi

Palpasi OD OS

Tensi Okuler Tn Tn

Nyeri Tekan (-) (-)

Massa Tumor (-) (-)

Glandula Preaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)

VI. Contact Tonometri :

TOD : 7,5/5.5 = 11,2 mmHg (kesan normal)

TOS : 7,0/5,5 = 12,2 mmHg (kesan normal)

VII. Pemeriksaan Visus :

VOD : 20/25 F tidak dapat dikoreksi

VOS : 1/60 tidak dpat dikoreksi

VIII. Penyinaran Oblik

Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Kornea Jernih Jernih

Bilik Mata Depan Normal Normal

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)

Lensa Agak keruh Kesan keruh

10

Page 4: Lapsus Mata

IX. Color Sense

Tidak dilakukan pemeriksaan

X. Campus visual

Tidak dilakukan pemeriksaan

XI. Slit Lamp

SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris

coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa agak keruh pada

bagian kortikal

SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris

coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh pada bagian

nucleus dan kortikal

XII. Funduskopi :

FOD : Refleks fundus (+), papil N.II batas tegas,CDR 0,3, A/V = 2/3,

Makula : reflex fovea (+), retina perifer dalam batas normal

FOS : Refleks fundus (+) minimal terhalang kekeruhan lensa

XIII.Laboratorium

GDS : 122 mg/dl

XIV. Resume :

Seorang laki-laki 59 tahun datang ke Poliklinik Mata RS.UNHAS dengan keluhan

penurunan visus pada kedua mata yang dialami sejak kurang lebih 5 bulan yang

lalu secara perlahan-lahan. Penglihatan kabur pada saat melihat jauh dan dekat.

Penglihatan kabur lebih berat pada mata kiri seperti tertutup awan Pasien

mengeluh penglihatan seperti tertutup awan,fotofobia(+).

Pemeriksaan fisik didapatkan pasien sakit sedang, gizi cukup,

composmentis dengan tanda vital dalam batas normal.

Pemeriksaan Oculi Dextra , visus VOD 20/25F (tidak dapat dikoreksi).

OD lensa agak keruh di bagian kortikal.

Pemeriksaan Oculi Sinistra, visus VOS 1/60 (tidak dapat dikoreksi). OS

lensa keruh di bagian nucleus dan kortikal.

11

Page 5: Lapsus Mata

Pemeriksaan penunjang USG Bscan OS di dapatkan lensa keruh. Dari

pemeriksaan oftalmoskopi didapatkan OS reflex fundus (+) minimal, OD refleks

fundus (+), papil N.II batas tegas,CDR 0,3, A/V = 2/3, Makula : reflex fovea (+),

retina perifer dalam batas normal. Lalu dilakukan pemeriksaan USG Bscan OS

lensa keruh, vitreus dalam batas normal, retina, koroid dan sclera intak, N.optic

intak. Keratometri Oculi Sinistra K1 : 42.62D, K2 : 42.00D .Biometri Oculi

Sinistra Axial Length : 24.17 mm , AC Dept : 2.92 mm, Power IOL : 19,50.

Laboratorim GDS : 122 mg/dl.

XVIII. Diagnosis kerja

ODS Katarak Senil Imatur

XIX. Pemeriksaan penunjang

Cek lab darah rutin dan kimia darah

XX. Penatalaksanaan :

OS Ekstraksi katarak + Implantasi IOL

XXI. Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Visam : Dubia et bonam

Quo ad Sanationam : Dubia et bonam

Quo ad Comesticam : Bonam

XXII. Diskusi

- Katarak adalah kekeruhan pada lensa

- Disebabkan oleh proses agregasi dan denaturasi protein lensa, dimana

dalam keadaan normal molekul protein ini berukuran sangat kecil

sehingga tidak mengganggu proses transmisi cahaya

- Data WHO katarak adalah penyebab utama dari kebutaan dan

gangguan penglihatan di seluruh dunia

- Normalnya lensa memusatkan arah sinar. Kekeruhan pada lensa akan

menyebabkan sinar menjadi menyebar atau terhalang. Jika kekeruhan

lensa berukuran kecil dan berada pada daerah perifer lensa, hanya akan

sedikt atau tidak ada gangguan pada penglihatan. Sebaliknya, ketika

12

Page 6: Lapsus Mata

kekeruhan terletak di tengah lensa dan bersifat padat atau tebal, arah sinar

akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

- Pada umumnya sebagian besar penyebab katarak adalah usia tua atau

penuaan dan disebut juga sebagai katarak senil. Banyak juga faktor lain

yang terlibat, mencakup: trauma, toksisita sobat (steroid), penyakit

metabolik (diabetes dan hiperparatiroidisme) dan penyakit mata (uveitis

dan ablasio retina).

- Tidak ada obat-obatan yang efektif terhadap penanganan katarak.

Penaganannya adalah dengan pembedahan.

13

Page 7: Lapsus Mata

KATARAK SENILIS

I. PENDAHULUAN

Katarak merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kejernihan pada

lensa yang menyebabkan kelemahan atau penurunan daya penglihatan. Katarak

berasal dari bahasa Yunani katarraktes yang berarti air terjun karena dahulu

diperkirakan katarak terjadi karena cairan membeku yang berasal dari otak

kemudian mengalir ke depan lensa.1

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa. Normalnya lensa

memusatkan arah sinar. Kekeruhan pada lensa akan menyebabkan sinar menjadi

menyebar atau terhalang. Jika kekeruhan lensa berukuran kecil dan berada pada

daerah perifer lensa, hanya akan sedikt atau tidak ada gangguan pada penglihatan.

Sebaliknya, ketika kekeruhan terletak di tengah lensa dan bersifat padat atau tebal,

arah sinar akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan penglihatan menjadi

kabur.2

Pada umumnya sebagian besar penyebab katarak adalah usia tua atau

penuaan dan disebut juga sebagai katarak senil. Banyak juga faktor lain yang

terlibat, mencakup: trauma, toksisitas obat (steroid), penyakit metabolik (diabetes

dan hiperparatiroidisme) dan penyakit mata (uveitis dan ablasio retina).2

Katarak senil biasa juga disebut sebagai “ age-related cataract”, katarak ini

biasanya ditemukan pada usia di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun 90% individu

mengalami katarak senil. Secara morfologi, katarak senil terdiri dari dua bentuk,

yaitu kortikal (katarak lembek atau lunak) dan nuklear ( katarak keras).3

Sebagian besar katarak tidak terlihat pada pengamatan sepintas sampai

lensanya menjadi cukup keruh untuk menyebabkan gangguan penglihatan yang

berat. Dengan semakin keruhnya lensa, fundus okuli akan semakin sulit untuk

dilihat, sampai akhirnya reflex fundus menjadi hilang sama sekali, katarak telah

matur.4

II. EPIDEMIOLOGI

14

Page 8: Lapsus Mata

Di Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan, dimana

prevalensi buta katarak 0,78% dari 1,5% menurut hasil survey pada tahun

1996.Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES),

prevalensi katarak senil menunjukkan hasil 27,6 % pada usia 65-75 tahun.5

Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada

individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50 %; prevalensi ini meningkat

hingga 70 % pada individu di atas 75 tahun.4

Sebagian besar kasus katarak 90% merupakan katarak senil. 5 % dari

semua yang berusia 70 tahun dan 10 % yang berusia 80 tahun individu yang

menderita katarak ingin melakukan tindakan pembedahan.1

III. ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA

Lensa merupakan salah satu media refraksi yang memfokuskan sinar ke

retina.Lensa berbentuk bikonveks dan transparan.Jari-jari kurvatur pada

permukaan posterior 6 mm dan jari-jari pada kurvatur anterior yaitu 10mm. Berat

lensa pada orang dewasa kira-kira 220 mg.1,3

Lensa tidak mempunyai pembuluh darah dan tetap tumbuh secara aktif

sepanjang kehidupan sekalipun sangat lambat.Lensa menerima suplai nutrisi dari

humor aquos yang membasahinya. Lensa ditutupi oleh suatu kapsul yang elastis

ini adalah alasan mengapa lensa cenderung pada keadaan sferis.6

Gambar 1. Struktur lensa bikonveks, berada pada fossa hyaloids dan membagi mata menjadi

segmen anterior dan posterior.1

15

Page 9: Lapsus Mata

Gambar 2.Struktur lensa.1

Struktur lensa:3

a. Kapsul lensa. Struktur tipis, transparan, membrane hialin mengelilingi lensa

dimana bagian anterior lebih tebal dibanding bagian posterior. Kapsul lensa

paling tebal pada region pre-equator (14µ) dan paling tipis didaerah posterior

(3µ).

b. Epitel anterior. Ini merupakan lapisan tunggal dari sel kuboid yang terdapat

pada bagian dalam kapsul anterior. Pada region ekuatorial sel ini menjadi

kolumner secara aktif membagi dan memanjang untuk membentuk serat lensa

yang baru sepanjang kehidupan. Tidak ada epitel posterior karena sel ini

digunakan untuk memenuhi kavitas rongga sentral dari vesikel lensa

sepanjang perkembangan lensa.

16

Page 10: Lapsus Mata

c. Serat lensa. Sel epitel memanjang untuk membentuk serat lensa yang memiliki

struktur bentuk yang kompleks. Serat lensa yang matur, adalah sel yang telah

kehilangan nukleusnya. Selama serat lensa dibentuk sepanjang kehidupan, ini

tersusun rapat sebagai nucleus dan korteks dari lensa.

1. Nukleus. Ini adalah bagian sentral yang memuat serat yang tua. Ini terdiri

dari zona- zona yang berbeda yang terletak dibawah selama proses

perkembangan. Pada penyinaran slit lamp, dapat terlihat sebagai zona yang

diskontinu. Tergantung pada periode dari perkembangan zona yang berbeda

dari nucleus lensa ini terbagi menjadi:

a. Nukleus embrionik. Ini adalah bagian terdalam dari nukleus yang

berhubungan dengan lensa pada masa gestasi 3 bulan pertama .terdiri

dari serat lensa primer yang dibentuk oleh pemanjangan dari sel

dinding posterior vesikel lensa.

b. Nukleus fetal. Berada disekitar nucleus embrionik dan berkaitan dengan

lensa pada 3 bulan pertama pada masa gestasi sampai dengan

kelahiran.

c. Nukleus infantil. Berkaitan dengan lensa dari kelahiran sampai masa

remaja.

d. Nukleus dewasa. Berhubungan dengan serat lensa yang terbentuk setelah

masa remaja sampai dengan kematian.

2. Korteks. Ini adalah bagian perifer yang terdiri dari serat lensa yang masih

muda.

d. Ligamentum suspensorium dari lensa (Zonula Zinni). Juga dikenal dengan

nama Zonula siliar. Terutama terdiri dari rangkaian serat yang melintas dari

badan siliar ke lensa. Menahan lensa pada posisinya dan memungkinkan

muskulus siliaris untuk dapat digunakan bergerak. Serat ini tersusun dalam 3

kelompok:

1. Serat yang berasal dari pars plana dan bagian anterior dari orra serrata.

Berjalan ke anterior untuk berinsersi pada anterior dari ekuator.

2. Serat yang berasal dari bagian anterior pada prosessus siliaris melintasi

bagian posterior untuk berinsersi dengan ekuator bagian posterior.

17

Page 11: Lapsus Mata

3. Kelompok ketiga dari serat ini melintas dari puncak prosessus siliaris

secara langsung masuk ke dalam untuk berinsersi pada ekuator

Metabolisme Lensa.1

Suplai makanan dari lensa berasal dari proses difusi humor aquos. Ini

menyerupai suatu struktur jaringan dengan humor aquos sebagai substratnya dan

bola mata sebagai wadah yang menyediakan suatu suhu yang konstan.

Metabolisme dan proses biokimia yang lebih detail melibatkan proses penuaan

yang kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti karena itu, tidak

memungkinkan untuk mempengaruhi perkembangan katarak dengan pengobatan.1

Metabolisme dan pertumbuhan dari sel lensa adalah suatu pengaturandiri

sendiri (self regulating).Aktivitas metabolik terutama untuk pemeliharaan

kesatuan, transparansi dan fungsi optik dari lensa.Epitel dari lensa membantu

untuk menjaga keseimbangan ion dan membolehkan transportasi nutrisi, mineral

dan air pada lensa. Tipe transportasi ini diartikan sebagai “system pump-leak”

yang membuat transport aktif dari natrium, kalium, kalsium dan asam amino dari

humor aquos masuk ke dalam lensa sebagai suatu proses difusi pasif sepanjang

kapsul lensa posterior.Pemeliharaan keseimbangan (homeostasis) adalah penting

untuk kejernihan lensa dan ini sangat berkaitan erat dengan keseimbangan cairan.

Muatan air dari lensa normalnya stabil dan dalam keadaan seimbang dengan

humor akuos disekitarnya. Muatan air dari lensa berkurang seiring dengan

perjalanan usia, dimana isi dari protein lensa yang insoluble (albuminoid)

meningkat. Lensa menjadi lebih keras, kurang elastis, dan kurang transparan.

Suatu penurunan dalam kejernihan lensa yang berkaitan dengan usia adalah

sesuatu yang tidak dapat dihindari sama halnya dengan pengerutan kulit dan

rambut putih. Gambaran klinik dari penurunan kejernihan muncul pada 95 % dari

seluruh orang.Diatas umur 65 tahun. Porsi bagian tengah atau nukleus dari lensa

menjadi sklerosis dan sedikit kekuningan seiring dengan perjalanan usia.1

Lensa kristalina adalah sebuah struktur yang menakjubkan pada kondisi

normalnya berfungsi memfokuskan gambar pada retina.Posisinya tepat disebelah

posterior iris dan disangga oleh serat zonula yang berasal dari korpus

siliaris.Serat-serat ini meyisip pada bagian ekuator kapsul lensa.kapsul lensa

18

Page 12: Lapsus Mata

adalah suatu membran basalis yang mengelilingi substansia lensa.sel-sel epitel

dekat ekuator lensa membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi

membentuk serat-serat lensa baru sehingga serat-serat lensa yang tua dipampatkan

pada nucleus sentral; serat-serat muda, yang kurang padat disekeliling nucleus

menyusun korteks lensa. Karena lensa bersifat avaskuler dan tidak mempunyai

persarafan, nutrisi lensa didapat dari aquos humor. Metabolisme lensa terutama

bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen terlarut di dalam aquos.4

IV. ETIOLOGI

Katarak senil terutama karena suatu proses penuaan meskipun

etipatogenesisnya belum jelas, berbagai faktor yang dapat menyebabkannya.3

1.Herediter. ini memainkan peranan dalam insiden onset usia dan maturasi dari

katarak senil dalam berbagai famili yang berbeda.

2. Radiasi ultraviolet. Banyaknya paparan dari radiasi UV yang berasal dari

matahari telah menyebabkan onset dini dan maturasi dari katarak senil dalam

banyak studi epidemiologi

3.Faktor diet. Kurangnya asupan protein, asam amino, vitamin (ribovlafin, Vit E,

Vit C) dan elemen esensial juga berperan pada onset dini dan maturasi

katarak senil.

4. Dehidrasi. Adanya keterkaitan dengan episode awal dari krisis dehidrasi yang

berat (karena diare, kolera, dan sebagainya) dan onset usia dan maturasi

katarak memberikan pengaruh.

5. Merokok. Merokok juga telah dilaporkan memberikan efek pada onset usia

katarak senil. Merokok menyebabkan akumulasi dari molekul berpigmen -3

hydroxykynurine dan Chromophores, yang menyebabkan kekuningan

.Cyanates dalam rokok menyebabkan carbamylation dan denaturasi protein.

V. PATOGENESIS

Mekanisme dari hilangnya kejernihan lensa. Pada dasarnya, berbeda antara

katarak senil nuklear dan katarak senil kortikal.3

1. Katarak senil kortikal. Gambaran biokimia utamanya adalah penurunan

kadar protein total dan asam amino, dan kalium yang terkait dengan

peningkatan kadar Natrium dan proses hidrasi dari lensa, yang diikuti

dengan koagulasi dari protein.3

19

Page 13: Lapsus Mata

Seiring dengan pertambahan usia (senil) katarak)

Penurunan fungsi mekanisme pompa transport aktif dari lensa

Penurunan reaksi oksidasi

Rasio Natrium/Kalsium terbalik

Penurunan serat sintesis dalam serat lensa

Penurunan kadar asam amino

Hidrasi dari serat lensa

Denaturasi protein lensa

Kekeruhan dari serat kortikal lensa

2. Katarak senil nuklear. Dalam perubahan degeneratif yang sering terjai

pada katarak senil nuklear adalah intensifikasi dari sklerosis nuklear yang

terkait dengan usia yang dihubungkan dengan dehidrasi dan pemadatan

dari nukleus sehingga menyebabkan katarak yang keras (hard katarak). Ini

disertai dengan peningkatan yang bermakna pada protein yang tidak larut

air. Bagaimanapun, isi dari protein total dan distribusi kation-kation tetap

normal. Hal ini berkaitan atau tidak dengan deposisi pigmen urokrom dan

atau melanin yang berasal dari asam amino pada lensa. 3

Gambar. 4: Bagan yang menggambarkan kemungkinan penyebab dari terjadinya katarak senil

kortikal. 3

VI. KLASIFIKASI

Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yang

berbeda.1

1. Waktu terjadinya (katarak didapat atau katarak congenital)

2. Maturitas atau kematangan.

3. Morfologi.

20

Page 14: Lapsus Mata

Klasifikasi berdasarkan maturitas disertai dengan derajat gangguan

penglihatan (visus) penting untuk didiagnosis lebih awal untuk menentukan waktu

pembedahan. Klasifikasi morfologik seperti kekerasan dan penebalan dari nukleus

sekarang berpengaruh pada prosedur pembedahan.1

Tabel 1. Klasifikasi katarak berdasarkan waktu terjadinya1

Klasifikasi katarak berdasarkan maturitas3

1. Katarak insipien. Dalam stadium ini, dapat ditemukan kekeruhan dengan area

yang jernih diantara dari kekeruhan tersebut.Dua perbedaan pada katarak

kortikal senil dapat dikenali pada stadium ini.3

a. Katarak kortikal senil kuneiform. Dikarakteristikkan dengan kekeruhan

wedge–shaped dengan area yang jernih diantaranya. Pemeriksaan iluminasi

oblik dapat ditemukan suatu gambaran tipikal seperti radial spok dengan

kekeruhan putih keabu-abuan.3

21

Page 15: Lapsus Mata

b. katarak kortikal senil kupuliform. Gambaran kekeruhan berupa cawan.

Berkembang pada bawah kapsul biasanya pada bagian sentral dari korteks

posterior dan kadang-kadang meluas ke bagian luar.3

2. Katarak imatur. Katarak imatur adalah katarak yang terjadi dimana

kekeruhannya hanya sebagian.8 Pada stadium ini, kekeruhan berlangsung

progresif.Lensanya tampak putih keabu-abuan tetapi korteks tetap ada,

sehingga iris shadow dapat terlihat.3

Gambar5 :kiri:katarak senil imatur,kanan: deskripsi katarak senil imatur3

3. Katarak matur.Katarak matur adalah suatu keadaan dimana kekeruhan lensa

sudah sempurna atau lengkap.8 Pada stadium ini warna lensa menjadi lebih

putih mengkilat.3

Gambar6 : Katarak matur 3

4. Katarak hipermatur.Pada katarak hipermatur, kapsul anterior mengkerut

karena kebocoran air keluar dari lensa.8 Katarak hipermatur dapat terjadi

dalam dua bentuk: 3

a. Katarak hipermatur morgagni. Pada beberapa pasien, setelah terjadi

maturitas keseluruhan korteks mencair dan lensa berubah menjadi kantong

berisi cairan seperti susu. 3

22

Page 16: Lapsus Mata

b. Katarak hipermatur tipe sklerotik. Kadang-kadang setelah maturitas

terjadi, korteks menjadi terpisah dan lensa menjadi mengkerut karena

bocornya air. Kapsul anterior mengkerut dan mengeras karena proliferasi

dari sel anterior dan suatu kapsul katarak yang berdensitas putih akan

terbentuk pada daerah pupil. Karena mengkerutnya lensa, bilik mata depan

menjadi dalam dan bergetar ( iridodonesis). 3

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair

dan dapat keluar melalui kapsul lensa. Lensa mengeriput dan berwarna

kuning.Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks nukleus lensa

tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan

mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. “Shadow test” memberikan gambaran

pseudopositif. Akibat massa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat timbul

penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom fakolitik.3

Gambar 7: kiri: Katarak hipermatur, kanan: deskripsi katarak hipermatur3

Klasifikasi katarak berdasarkan morfologi 1

1. Katarak nuklear. Dalam dekade ke empat kehidupan tekanan dari produksi

serat-serat lensa perifer menyebabkan pengerasan dari keseluruhan lensa,

terutama pada nukleus. Nukleus membuat warna coklat kekuningan ( katarak

nuklear brunescent). Warnanya akan berkisar dari coklat kemerahan

mendekati kehitaman pada keseluruhan lensa ( black katarak). Karena mereka

meningkatkan kekuatan refraktif dari lensa. Katarak nuklear menyebabkan,

miop lentikuler dan kadang-kadang menghasilkan suatu titik fokus ke dua.

Pada lensa yang akan menyebabkan diplopia monokuler. Katarak nuklear

berkembang perlahan-lahan. Karena miop lentikuler, penglihatan dekat

(bahkan tanpa kacamata) tetap baik dalam jangka panjang.1

23

Page 17: Lapsus Mata

Gambar8. Katarak nuklear.1

2. Katarak kortikal. Katarak kortikal sering berkaitan dengan perubahan korteks

lensa. Ini menarik untuk dicatat bahwa pasien dengan katarak kortikal

cenderung untuk mendapatkan hiperopia didapat jikadibandingkan dengan

pasien katarak nuklear yang cenderung untuk miop.Mengingat perubahan pada

katarak nuklear adalah pengerasan, perubahan pada katarak

kortikalmempunyai karakteristik peningkatan kandungan air.Beberapa

perubahan morfologi akan tampak selama pemeriksaan slit lamp dengan

midriasis maksimum:1

a. Vakuola: akumulasi cairan akan terlihat dalam bentuk vesikel kortikal

sempit dan kecil. Vakuolanya tetap kecil dan bertambah jumlahnya.

b. Water fissures: gambaran radial dari cairan yang mengisi celah terlihat

diantara serat lensa.

c. Pemisahan dari lamellar. Tidak sesering dengan celah air, ini terdiri dari

sebuah zona cairan diantara lamella (sering antara lamella bersih dan

serat kortikal).

d. Katark cuneiform. Ini sering ditemukan dalam opasitas yang menyebar

dari perifer lensa seperti jari-jari roda.

24

Page 18: Lapsus Mata

Gambar9. Kiri :Katarak kortikal sentral. Kanan: Katarak kortikal perifer 2

3. Katarak subkapsular posterior. Ini adalah bentuk khusus dari katarak kortikal

yang bermula dari aksis visual.Bermula sebagai kelompok kecil dari opasitis

granular. Bentuk katarak ini menyebar ke perifer dalam bentuk cakram.

Peningkatan opasitas ini melibatkan nukleus dan korteks.Perkembangannya

sangat cepat dan memperberat ketajaman visual. Penglihatan jarak jauh

memburuk secara signifikan berbanding penglihatan jarak dekat (bidang

dekat-miosis). Penggunaan obat tetes untuk melebarkan pupil dapat

meningkatkan ketajaman visual.1

Gambar 10. Katarak Subkapsular posterior 7

25

Page 19: Lapsus Mata

VII. GEJALA KLINIS

A. Gejala subjektif

Kekeruhan dari lensa dapat hadir tanpa menyebabkan berbagai gejala, dan

dapat ditemukan dalam pemeriksaan mata rutin.Gejala umum dari katarak adalah:3

1. Silau. Satu dari gejala awal gangguan penglihatan pada katarak adalah silau

( glare), seperti sinar langsung dari matahari atau cahaya sepeda motor yang

datang menyinari. Tingkat dari silau akan bervariasi sesuai dengan lokasi dan

ukuran dari kekeruhannya.

2. Uniocular poliopia (penglihatan ganda dari suatu objek). Ini sering merupakan

salah satu gejala awal. Ini terjadi karena refraksi irregular oleh lensa yang

menyebabkan berbagai indeks refraktif sebagai suatu proses dari katarak.

3. Lingkaran cahaya yang berwarna ( Coloured halos). Ini akan dirasakan oleh

beberapa pasien yang memberikan kerusakan sinar putih dalam spectrum

warna karena adanya tetesan air dalam lensa.

4. Titik hitam pada bagian depan mata. Titik hitam yang menetap akan dirasakan

oleh beberapa pasien.

5. Gambar kabur. Distorsi dari gambar dan penglihatan berkabut akan terjadi pada

stadium awal dari katarak.

6. Kehilangan penglihatan. Penurunan penglihatan karena katarak senile

mempunyai beberapa gambaran khusus.Ini tidak sakit dan berangsur

progresif.Pasien dengan kekeruhan sentral (katarak cupuliform) mempunyai

kehilangan penglihatan yang lebih awal. Pasien ini melihat lebih baik ketika

pupil melebar, ini karena biasanya pada malam hari cahaya menjadi suram

(buta siang).3Pasien dengan kekeruhan pada perifer (katarak cuneiform)

mengalami kehilangan penglihatan yang terlambat dan penglihatan meningkat

jika cahaya terang ketika pupil dikontraksikan. Pada pasien dengan sklerosis

nuclear penglihatan jauh terganggu karena miop indeks yang progresif seperti

pasien dapat membaca tanpa kacamata presbiopi.Peningkatan dalam

penglihatan dekat, dimaknai sebagai “second sight” karena perkembangan

kekeruhan. Penglihatan akan berkurang sampai hanya dapat mempersepsikan

cahaya dan proyeksi akurat dari sinar merupakan stadium dari katarak matur.

B. Gejala objektif

26

Page 20: Lapsus Mata

Beberapa pemeriksan harus dilakukan untuk melihat berbagai tanda dari

katarak.:3

1. Pemeriksaan visus. Bergantung pada lokasi dan maturasi dari

katarak.ketajaman penglihatan berkisar 6/9 sampai persepsi cahaya.

2. Pemeriksaan iluminasi oblik. Ini menampakan warna dari lensa dalam area

pupil yang bervariasi dalam tipe katarak yang berbeda.

3. Pemeriksaan iris shadow. Ketika cahaya oblik menyinari pupil, bayangan

crescentric dari batas pupil dari iris akan membentuk kekeruhan keabu-abuan

dari lensa, sepanjang korteks bersih (clear korteks) tampak antara kekeruhan

dan batas pupil. Ketika lensa menjadi lebih transparan atau keruh sempurna,

tidak ada iris shadow yang terbentuk oleh karena itu adanya iris shadow tanda

dari katarak imatur.

4. Pemeriksaan oftalmoskopi direk. Cahaya fundus yang kuning kemerahan di

observasi dalam tidak adanya kekeruhan dalam media.Lensa katarak parsial

menunjukkan bayangan hitam yang berlawanan dengan cahaya merah pada

daerah katarak.Lensa katarak yang lengkap tidak menunjukkan cahaya merah.

5. Slit lamp. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada pupil yang berdilatasi

sempurna.Pemeriksaan menunjukkan morfologi lengkap dari kekeruhan

(tempat, ukuran, bentuk, warna, dan kekerasan nukleus).

Gambar 11.Iris shadow.A.katarak immature, B. Katarak matur

Tabel 3. Tanda dari katarak senil3

27

Page 21: Lapsus Mata

Pemeriksaan ISC MSC HMSC (M) HMSC (S)

1 Visus 6/9 ke FC+ HM+ ke LP + LP + LP +

2 Warna lensa

coklat, hitam

atau merah

Putih ke

abu-abuan

Putih

bercahaya

dengan

nukleus yang

kecoklatan

Putih seperti

susu

Putih kotor

3 Iris shadow Terlihat Tidak terlihat Tidak

terlihat

Tidak

terlihat

4 Ophtalmoskopi

langsung

Area gelap

multipel di

sentral dan

cahaya

merah di

fundus

Tidak ada

cahaya merah

tetapi pupil

putih karena

katarak

sempurna

Tidak ada

cahaya

merah dan

pupil yang

putih seperti

susu

Tidak ada

cahaya

merah

5 Slit lamp area normal

dengan

katarak

Korteks

katarak

sempurna

Putih seperti

susu dan

nukleus

kecoklatan

Lensa

katarak

yang

mengkerut

dengan

penebalan

kapsul

anterior

ISC: Immature senile cataract, MSC: Mature senile cataract, HMSC (M)

Hypermature senile cataract (Morgagnian),

HMSC (S): Hypermature senile cataract (Sclerotic), PL: Perception of light, HM:

Hand movements, FC: Finger

counting.3

Derajat kekerasan nukleus pada lensa yang katarak adalah penting untuk

mengatur parameter dari mesin pada ekstraksi katarak tekhnik

28

Page 22: Lapsus Mata

phacoemulsification. Kekerasan dari nucleus bergantung pada warnanya dalam

pemeriksaan slit lamp dapat diklasifikasikan pada tabel dibawah:3

Tabel 4: Derajat dari kekerasan nukleus pada biomikroskop slit

lamp3

Derajat kekerasan Deskripsi

kekerasan

Warna nucleus

Grade 1

Garde 2

Grade 3

Grade 4

Grade 5

Lunak

Lunak, sedang

Sedang – keras

Keras

Sangat keras

Putih atau kuning kehijauan

Kekuningan

Amber

Kecoklatan

Kehitaman

Selain itu, sekarang lebih cenderung menggunakan Lens Opacities

ClassificationSystem (LOCS) dimana lensa dinilai dari warna nuclear (NC) dan

opasitas nuclear (NO), katarak kortikal, dan katarak subkapsular posterior (P).8

Gambar 12..Lens Opacities Classification System (LOCS) III transparancies.8

29

Page 23: Lapsus Mata

Klasifikasi katarak berdasarkan maturitas dari katarak, tingkat kekeruhan

atau perkembangan tidak cukup dalam epidemiologi katarak atau terapeutik

studi.Sistem Klasifikasi Kekeruhan Lensa III (LOCS III) adalah sistem standar

yang digunakan untuk grading dan perbandingan keparahan katarak dan type1-2.

Itu berasal dari LOCS II classification 3, dan itu terdiri dari tiga set foto standar

(Gambar). Klasifikasi ini mengevaluasi empat fitur: opalescence nuklear (NO)

warna nuklear (NC), katarak kortikal (C), katarak posterior subcapsular (P).

Nuclear opalesecence (NO) dan warna nuklir (NC) yang dinilai pada skala

desimal 0,1 sampai 6,9, didasarkan pada seperangkat enam foto standar. Katarak

kortikal (C) dan posterior subcapsular cataract (P) yang dinilai pada skala

desimal dari 0,1 sampai 5,9, berdasarkan satu set lima foto standar masing-

masing. Tidak seperti klasifikasi LOCS II, klasifikasi LOCS III mempersempit

skala interval, memungkinkan perubahan kecil dalam keparahan katarak untuk

diamati. Batas toleransi 95% untuk reproduktifitas dalam-kelas dan antara-kelas

juga menyempit dalam klasifikasi LOCS III.8

VIII. TERAPI

Tidak ada obat-obatan yang efektif terhadap penanganan katarak.

Penaganannya adalah dengan pembedahan.8

Indikasi untuk operasi katarak

Apakah dengan operasi atau tidak terutama bergantung pada efek katarak

pada penglihatan pasien.Beberapa tahun yang lalu, dokter bedah menunggu

sampai katarak menjadi matur atau matang (ketika isinya menjadi cair) karena ini

membuat aspirasi dari isi lensa menjadi lebih mudah. Dengan kemajuan dalam

mikro surgery sekarang tidak lagi menunggu lama untuk katarak menjadi matur

dan pembedahan katarak dapat dilaksanakan pada berbagai stadium dengan resiko

yang minimal.8

1. Meningkatkan ketajaman penglihatan.

Adalah indikasi yang paling sering untuk operasi katarak, walaupun kebutuhan

dari orang ke orang berbeda. Operasi di indikasikan hanya jika dan ketika

katarak berkembang ke level yang cukup untuk menyebabkan kesulitan dalam

melakukan aktivitas sehari-hari.

30

Page 24: Lapsus Mata

2. Indikasi medis.

Adalah suatu keadaan dimana katarak menyebabkan gangguan kesehatan yang

merugikan pada mata.Contohnya glaukoma fakolitik atau glaukoma

fakomorfik. Operasi katarak untuk meningkatkan kejernihan dari media

penglihatan yang dibutuhkan dalam konteks proses patologi pada fundus

(contoh: retinopati diabetik) yang membutuhkan pengawasan atau penanganan

dengan laser fotokuagulasi.

3. Indikasi kosmetik.

Jarang dilakukan, seperti ketika katarak dalam keadaan matur. Dimana kebutaan

dihilangkan untuk mengembalikan pupil yang hitam

Persiapan untuk operasi katarak: 9

1. Biometri: pengukuran ultrasound pada panjang mata dan keratometri untuk

mengukur kurvatur kornea dan kemudian menjumlahkan kekuatan dari

implant untuk dimasukkan ke mata selama pembedahan.

2. Memastikan masalah kesehatan umum dalam kondisi stabil, seperti hipertensi,

penyakit pernapasan, dan diabetes.

3. Beberapa pengobatan meningkatkan insidens perdarahan. Warfarin tidak

dianjurkan untuk dihentikan, tetapi INR harus dibawah 3.Aspirin harus

dihentikan seminggu setelah operasi

4. Informed consent pada pasien untuk hasil yang diharapkan dan komplikasi dari

operasi.

Tipe dan pilihan teknik pembedahan3

1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) merupakan teknik pembedahan

dengan cara mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan

pada zonula zinni yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus.

Karena alasan tersebut, teknik ini tidak dapat digunakan untuk pasien yang

lebih muda dimana zonula kuat. ICCE dapat dilakukan antara usia 40-50

tahun dengan menggunakan enzim alpha-chymotripsyn (yang akan

menguraikan Zonula).ICCE telah dilakukan pengetesan dari waktu ke waktu

dan telah dilakkan secara umum sekitar 50 tahun yang lalu diseluruh dunia.

Saat ini indikasinya hanyalah untuk subluksasi dislokasi lensa.3

31

Page 25: Lapsus Mata

Gambar 13. Teknik operasi ICCE + implantasi IOL pada bilik mata depan.A. Jahitan pada

muskulus rektus superior; B. Flap konjungtiva; C. Membuat alur; D. Memotong

bagian kornea-skleral; E. Iridektomi peripheral; F. Ekstraksi kriolens;G&H.

insersi IOL Kelman multiflex pada bilik mata depan; I. Jahit kornea-skleral.3

2. Ekstra Capsular Cataract Extraction (ECCE) Pengeluaran isi lensa

(epithelium, korteks dan nukleus) melalui kapsul anterior yang dirobek

(kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior. Indikasi saat

ini tekhnik ECCE adalah pilihan operasi untuk semua tipe dari dewasa

sampai anak-anak kecuali ada kontra indikasi. Kontra indikasi absolut untuk

ECCE adalah subluksasi dan dislokasi lensa yang nyata.3

32

Page 26: Lapsus Mata

Gambar 14.Teknik operasi ECCE + implantasi IOL pada bilik mata belakang.A. Kapsulotomi

anterior dengan teknik Can-opener; B. Pengeluaran kapsul anterior; C. Memotong

bagian kornea-skleral; D. Pengeluaran nukleus (metode pressure and counter-

pressure); E. Aspirasi korteks; F. Insersi inferior haptic IOL pada bilik mata

belakang; G. Insersi PCIOL superior haptic; H. Putar IOL; I. Jahit kornea-skleral.3

3. Small Incision Cataract Surgery (SICS) adalah modifikasi dari ekstraksi

katarak ekstrakapsular merupakan salah satu teknik pilihan yang dipakai

dalam operasi katarak dengan penanaman lensa intraokuler.3

33

Page 27: Lapsus Mata

Gambar 15: Teknik operasi SICS.A. Jahit muskulus rectus superior; B. Flap konjungtiva dan buka

sclera; C,D&E. Insisi sclera eksterna dan membuat insisi terowong; F. terowong

sclerakornea dengan pisau berbentuk bulan sabit; G. Insisi kornea interna; H.

Side port entry; I. CCC besar; J. Hydrodissection; K. Prolapsus nukleus pada

bilik mata depan; L. Irigasi nukleus dengan wire vectis; M. Aspirasi korteks; N.

Insersi inferior haptic IOL pada bilik mata depan; O. Insersi superior haptic

PCIOL; P. Putar IOL; Q. Reposisi dan konjungtival flap.3

4. Phaco Emulsification Fakoemulsifikasi adalah tekhnik ekstraksi katarak

ekstra kapsular yang paling sering digunakan. Tekhnik ini menggunakan

fibrator ultrasonik genggam untuk menghancurkan nukleus yang keras hingga

substansi nukleus dan korteks dapat diaspirasi melalui suatu insisi berukuran

sekitar 3 mm. ukuran insisi tersebut cukup untuk memasukkan lensa

intraokuler yang dapat dilihat. Jika digunakan lensa intraokuler yang kaku,

34

Page 28: Lapsus Mata

insisi perlu dilebarkan sekitar 5 mm. keuntungan yang dapat diperoleh dari

tindakan bedah insisi kecil adalah kondisi intraoperasi lebih terkendali ,

menghindari penjahitan, perbaikan luka lebih cepat dengan derajat distorsi

kornea lebih rendah dan mengurangi peradangan intra okuler pasca operasi. 4

Gambar 16.Teknik operasi fakoemulsifikasi. A.Membuat kurvalinier capsulirhexis; B. Lakukan

hidrodiseksi; C. Hidrodelineasi; D&E. Emulsifikasi nukleus menggunakan alat dan

teknik conquer (menghancurkan 4 kuadran); F. Aspirasi korteks.4

Gambar 17. Fakoemulsifikasi menggunakan getaran ultrasonik melalui insisi 2-3 mm.8

Implantasi Lensa Intra Okuler

Saat ini implantasi intraocular adalah metode pilihan untuk mengoreksi

afakia. Tipe utama dari lensa intra okuler dibagi berdasarkan metode fiksasi pada

mata.3

1. Lensa intra okuler bilik mata depan (anterior chamber IOL). Lensa ini

terdapat didalam bagian depan iris dan dipertahankan oleh sudut bilik mata

depan. Anterior chamber IOL (AC IOL) dapat dimasukkan setelah ECCE

atau ICCE.

35

Page 29: Lapsus Mata

2. Lensa iris-supperted. Lensa ini cocok digunakan pada iris dengan bantuan

jahitan, loop atau claw. Lensa ini jarang digunakan karena insiden

komplikasi post operatif yang tinggi.

3. Lensa intra okuler bilik mata belakang (Posterior Chamber IOL)

dimasukkan dibelakang iris. Lesa ini dipertahankan oleh sulcus siliaris

atau pada bagian dari kapsul.

Gambar 18. Jenis-jenis IOL: A, Kelman multiflex (IOL bilik mata depan); B,

Singh & Worst’s iris claw; C, IOL bilik mata belakang – Modified

C-loop type).3

Indikasi implantasi IOL.Tren terbaru pada operasi katarak adalah untuk

melakukan implantasi IOL pada setiap kasus, jika tidak ada kontraindikasi.

IX. KOMPLIKASI

Komplikasi dari katarak

Fakoanafilaktik uveitis. Katarak hipermatur boleh menyebabkan

kebocoran protein lensa ke dalam bilik anterior. Protein ini boleh

bertindak sebagai antigen dan induce reaksi antigen-antibodi yang

seterusnya menyebabkan uveitis.3

Glaukoma ‘lens-induced’. Boleh terjadi disebabkan oleh mekanisme

yang berbeda.3

Katarak imatur (lensa intumescent) Glaukoma fakomorfik. Lensa

menerima cairan yang agak banyak selama perubahan kataraktous,

menyebabkan pertambahan ukuran. Ini mengganggu bilik anterior,

menimbulkan pupillary block dan sudut padat yang menyebabkan sudut

tertutup akut. Terapi adalah ekstraksi lensa bila tekanan intraokular sudah

terkendali secara medis.

36

Page 30: Lapsus Mata

Katarak hipermatur Glaukoma fakolitik. Beberapa katarak yang

telah lanjut boleh menyebabkan kebocoran pada kapsul lensa anterior yang

membolehkan protein lensa yang mencair masuk ke bilik anterior. Ini akan

menimbulkan reaksi inflamasi di bilik anterior, trabekular meshwork udem

dan obstruksi protein lensa yang seterusnya menyebabkan kenaikan yang

akut pada tekanan intraokular. Ekstraksi lensa adalah terapi definitif

setelah tekanan intraokular sudah ditangani secara teratur dan terapi

intensif steroid topikal sudah menurunkankan inflamasi intraokular.

Subluksasi atau dislokasi lensa. Ini boleh terjadi disebabkan oleh

degenerasi zonules pada stadium hipermatur.3

Komplikasi dari operasi katarak3,9

Lebih dari 200000 operasi katarak dilakukan setiap tahunnya di Inggris,

dan meskipun teknik operasi modern memiliki tingkat keamanan yang

diharapkan, komplikasi masih terjadi.Harapan pasien untuk operasi katarak sangat

tinggi. Semua pasien harus diingatkan untuk kemungkinan resiko pembedahan

sebelum diberikan persetujuan untuk operasi.9 Komplikasi katarak dapat dibagi

menjadi komplikasi intraoperatif, early post operatif, dan late post operatif.9

1. Komplikasi Intraoperatif :

Perdarahan suprakoroid. Perdarahan intraoperatif yang berat dapat

menyebabkan penurunan penglihatan yang serius dan permanen9.

Perforasi okuli. Jarum yang tajam digunakan untuk berbagai

bentuk anestesi intraokuler, dan perforasi bola mata sangat kecil

kemungkinannya. Bentuk modern dari anestesi okuler telah

menggantikan banyak teknik jarum tajam8.

Iridodialisis. Iridodialisis adalah satu keadaan dimana iris robek

yang diakibatkan oleh manipulasi jaringan intraokuler. Kerusakan

pada iris diakibatkan oleh insersi dari phaco tip atau IOL.

Cyclodialisis. Satu keadaan dimana korpus siliaris lepas dari

insersinya pada sklera yang juga diakibatkan oleh manipulasi

bedah pada jaringan tisu intraokuler.

37

Page 31: Lapsus Mata

Conjungtival Ballooning. Terjadi pada kasus operasi yang

menggunakan teknik insisi pada konjuktiva atau peritomi, dimana

cairan irigasi dapat berkumpul di bawah konjuktiva dan kapsula

Tenon dan mengakibatkan konjuktiva membengkak. Keadaan ini

akan menganggu operasi karena cairan yang terkumpul akan

menghasilkan refleksi dari cahaya mikroskop yang akan

menganggu operator.

Ablasio membran Descement. Keadaan ini akan mengakibatkan

pembengkakan pada stromal. Komplikasi ini diakibatkan apabila

instrumen atau IOL dimasukkan dan dapat juga diakibatkan oleh

cairan irigasi yang dimasukkan dekat lapisan stromal kornea dan

membran descement.

Ruptur kapsul posterior dan hilangnya cairan vitreus. Jika kapsul

yang lembut rusak selama pembedahan atau ligament yang halus

(Zonula) yang menahan lensa menjadi lemah, kemudian cairan

vitreus akan prolaps ke bilik mata depan. Komplikasi ini berarti

bahwa lensa intraokuler tidak dapat dimasukkan dalam

pembedahan, pasien juga dalam resiko tinggi ablasio retina post

operatif.

2. Komlikasi early post operatif :

Endophtalmitis infeksi. Infeksi yang merusak ini terjadi sangat

jarang ( sekitar 1 dalam 1000 operasi) tapi dapat menyebabkan

penurunan penglihatan berat yang permanen. Banyak kasus infeksi

post operatif timbul dalam 2 minggu post operasi biasanya pasien

datang dengan riwayat penurunan penglihatan dan mata merah

yang sangat nyeri. Ini adalah kegawatdaruratan mata. Infeksi

derajat rendah dengan pathogen seperti Propioniobacterium dapat

menyebabkan pasien datang dalam beberapa minggu setelah

operasi dengan uveitis refraktori.

Edema kornea. Komplikasi ini terjadi akibat kombinasi dari trauma

mekanikal, operasi yang lama, inflamasi, dan peningkatan IOP.

38

Page 32: Lapsus Mata

Uveitis. Peradangan post operatif lebih sering terjadi dalam

berbagai tipe mata. Sebagai contoh pada pasien dengan riwayat

diabetes atau penyakit radang mata sebelumnya.

3. Komplikasilate post operatif :

Ablasio retina. Ini adalah komplikasi post operatif yang serius dan

jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada pasien miop setelah

komplikasi intra operatif.

Kesalahan refraktif setelah operatif. Banyak operasi bertujuan

untuk membuat pasien menjadi emetrop atau sedikit miop, tetapi

pada kasus yang jarang kesalahan biometrik dapat terjadi atau

suatu lensa intraokuler dengan kekuatan yang salah digunakan.

Edema makular cystoids. Akumulasi cairan pada macula selama

post operatif dapat menurunkan visus pada minggu-minggu

pertama setelah operasi katarak berhasil dilakukan. Pada banyak

kasus, ini dapat diobati dengan penanganan radang post operasi.

Glaukoma. Peningkatan tekanan intraokuler secara persisten akan

membutuhkan penanganan post operatif.

Kekeruhan kapsul posterior. Bekas luka dari bagian posterior dari

kantung kapsul, dibelakang lensa intraokuler terjadi pada lebih dari

20% pasien. Laser kapsulotomi akan dibutuhkan. 8

X. PROGNOSIS

Dengan teknik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi

sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah

katarak, resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada

pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam

penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada pemeriksaan dengan

menggunakan Snellen Chart.9

Pasien telah terjadi kerusakan retina atau mengalami komplikasi

pascaoperasi serius tidak dapat mencegah perbaikan visual yang signifikan,

misalnya, glaukoma, ablasi retina, perdarahan intraokular, atau infeksi. Lensa

intraocular yang telah dibuat untuk penyesuaian setelah operasi katarak jauh lebih

39

Page 33: Lapsus Mata

mudah daripada kacamata katarak yang tebal atau lensa kontak aphakic yang

tersedia.10

DAFTAR PUSTAKA

1. Lang, Gerhard K. Opthalmology A Short Textbook. In: Lens. Thieme Stuttgart

: New York. 2000.p.165-179.

2. Ming, Arthur. Color atlas of Opthalmology. Third edition. World

science;2001.p. 51-59.

3. Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. In: Diseases of the lens.

4th Edition. New Delhi: New Age International; 2007.p.167-201.

4. Riordan P, Witcher J.In: Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 16th

Edition. London: Lange; 2007.

5. Pujiyanto, T. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian

Katarak Senil. Tesis Magister. Semarang: Universitas Diponegoro;

2004.hal.1-15.

6. Galloway NR, Galloway PH, Browning AC, editors. Common Eye Disease

and Their management. 3rd Edition. London: Springer; 2006.p.80-90.

7. Olver J, Cassidy L. Cataract Assesment. In: Ophtalmology at a glance. India:

Blackwell science; 2005.p.72-77

8. Chylack L.T, Wolfe J.K, Singer D.M dkk, The Lens Opacities Classifications

System III, Archives of Ophthalmology, Vol 111, Juni, 1993.p. 831-836

40

Page 34: Lapsus Mata

9. Khalilullah, Said. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis.

Desember 2010 [cited 27 July 2013]. Available :

padmanaba.web.id/file/patologi-pada- katarak 1.pdf

10. Lang G. Lens. In Ophthalmology: A Pocket Text Book Atlas.Second edition.

Thieme Stuttgart : Germany. 2006.

41