journal skrofuloderma

Upload: redila

Post on 14-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Journal Skrofuloderma

    1/3

    TUBERKULOSIS KUTANEUS : DILEMA DIAGNOSTIK

    Tuberkulosis kutaneus merupakan salah satu kondisi yang masih sulit ditegakkan

    diagnosisnya. Ini merupakan tantangan bagi negara berkembang berdasarkan penelitian-

    penelitian yang ada. Penulis membagi klasifikas dan manifestasi klinik berdasarkan prediksi

    diagnosisnya.

    Tuberculosis merupakan penyakit yang mendunia, insidennya hampir sama dengan kejadian

    human immunodeficiency virus (HIV), meningkatnya transmigrasi dari negara endemik dan

    transmisi di fasilitas kesehatan, penjara,

    Papul yang mengalami inflamasi berkembang dalam waktu 2 sampai 4 minggu

    setelah inokulasi yang berubah menjadi bentuk yang padat, tanpa penyembuhan, tidak dalam,

    tidak nyeri, tidak terbentuk ulkus dengan dasar granulomatosa. Tanda kardinal berupa rasa

    nyeri yang ringan pada regional limfadenopati muncul setelah 3 sampai 8 minggu.

    Sejumlah basil ditemukan pada bagian yang terjadi inokulasi dan pada nodus regional

    limfadenopati. Adanya lesi ulkus glandular merupakan cerminan dari adanya ghon

    kompleks. Rangkaian perjalanan tampilan klinis ini juga dipengaruhi oleh keadaan respon

    imun penderita.

    Lesi primer yang disertai adanya jaringan parut sembuh dalam waktu 1 sampai 3

    bulan. Namun, jika keadaan respon imun penderita rendah ini meningkatkan resiko

    meningginya jumlah bakteri dan mengakibatkan terhambatnya proses penyembuhan hingga

    menjadi 12 bulan. Nodus regional bisa disertai keadaan supuratif, erosi dan perforasi pada

    permukaan kulit diatasnya yang mengakibatkan terbentuknya skrofuloderma. Fokus infeksi

    yang laten dapat menjadi persiten dan juga dapat mengalami perubahan menjadi LV maupun

    TBVC. Penyebaran mikobakteria secara hematogen mengakibatkan bisa terdapatnya Tb pada

    bagian tubuh lain misal pada sendi dan tulang atau terjadinya Tb miliar yang memiliki

    prognosis yang lebih buruk.

    SKROFULODERMA ( TB KUTIS KOLLIKUATIF)

    Skrofuloderma merupakan bentuk tersering yang terdapat pada CTB pada anak. Ini

    disebabkan perluasan langsung dari fokus Tb yang terdapat pada nodus regional limfe atau

    pada tulang dan sendi yang terinfeksi. Lesi biasanya padat, nyeri ringan, subkutaneus,

    berwarna merah kecoklatan pada bagian yang terdapat fokus infeksi, yang akan mengalami

    perbesaran dan terdapat supuratif, terbentuk ulkus, dan terbentuknya sinus tempat keluarnya

    cairan yang purulen. Biasanya ulkus sembuh dengan meninggalkan jaringan parut yang

    berlipat-lipat atau mengkerut.

    TB KUTIS ORIFISIALIS

  • 7/30/2019 Journal Skrofuloderma

    2/3

    Lesi yang berhubungan dengan TBCO biasanya berupa eritematous, nodul edema,

    dan/atau plak. Rasa nyeri pada bagian tengah ulkus ditutupi oleh jaringan nekrotik

    pseudomembran dengan pinggiran yang irregular. Gejala yang sering terdapat pada TBCO

    berupa demam, malaise, penurunan berat badan, dan berkeringat malam. Mekanisme

    terjadinya TBCO masih belum diketahui, tetapi terhirupnya basil dari sputum lebih banyak

    diterima. Telah dilaporkan kasus terdapatnya Tb perianal tanpa melibatkan pulmonal ataupun

    gastrointestinal.

    TB MILIAR DISEMINATA

    Tb miliar diseminata ditandai dengan diseminasi M tuberculosis pada tubuh dan

    ditandai dengan ukuran miliar, multiple, lesi yang kecil pada foto thoraks, terdistribusi di

    seluruh lapang paru. Bisa terjadi penyebaran secara hematogen yang mengakibatkan dapat

    terkenanya organ-organ lain seperti paru, hati dan limpa pada pasien dengan Tb lanjut.

    Meskipun Tb miliar termasuk jarang terjadi dan biasanya terjadi pada anak-anak, penyakit ini

    bisa menjadi penyakit infeksi yang serius pada pasien yang imunosupresi, misalnya pada

    pasien HIV dan pada penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka lama atau pada keadaan

    autoimun lainnya. Lesi kulit kutaneus yang terdapat Tb miliar berupa papul eritematous atau

    pustule dengan nekrosis hemoragik. Penyembuhan ditandai dengan atropi, dikelilingi

    jaringan parut yang kecoklatan dan halo hiperpigmentasi.

    ABSES METASTASI TUBERKULOSA (GUMMA)

    Abses metastasi Tb (gumma) dapat disebabkan infeksi ulang pada tuberkel yang

    mengalami penyembuhan yang masih terdapat organism hidup atau pada pasien yang

    imunokompromise. Keadaan seperti ini juga sering dijumpai pada anak yang malnutrisi dan

    pada orang dewasa yang imunosupresi. Single atau multiple, tidak nyeri, nodul yang

    fluktuatif, adanya sinus dan abses. Nodul dapat terjadi dimana saja tanpa kriteria spesifik.

    TB VERUKOSA KUTIS

    TBVK terjadi setelah inokulasi langsung oleh M tuberkulosa ke dalam kulit pada

    seseorang yang sudah terinfeksi sebelumnya. Bermanifestasi berupa rasa nyeri yang ringan,

    soliter, plak dengan kutil yang keunguan atau merah kecoklatan yang meluas ke perifer ,

    atrofi pada bagian sentral atau terbentuknya fisur dengan eksudasi pus atau terbentuknya

    keratin. Keadaan ini sering berkaitan dengan limfadenopati. Lesi pada kulit dapat meluas dan

    dapat persisten sampai beberapa tahun, meskipun resolusi spontan juga dapat terjadi. Respon

    pengobatan masih baik.LUPUS VULGARIS

  • 7/30/2019 Journal Skrofuloderma

    3/3

    LV merupakan bentuk kronik dan progresif dari CTB yang sering ditemukan. Lesi

    terjadi pada kulit normal sebagai akibat perluasan langsung dari fokus Tb di bawahnya baik

    secara limfogen atau hematogen, setelah inokulasi primer atau vaksin BCG, atau jaringan

    parut dari skrofuloderma yang lama. Lesi biasanya kecil, soliter, nodular dan coklat

    kemerahan dengan konsistensi gelatin. "Apel-jeli" nodul pada kepala dan leher yang

    ditemukan pada penduduk negara barat sedangkan lesi pada ekstremitas bawah atau bokong

    ditemukan pada penduduk yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Tampilan klinis

    bervariasi bisa berupa plak atau keratotik hipertropik, ulseratif dan vegetatif. Plak bermula

    berupa diskret, papul merah kecoklatan yang bersatu dan plak yang disertai dengan

    peninggian verukos pada bagian pinggirnya dan atropi pada sentral. Lesi persisten dapat

    merusak jaringan dibawahnya dan ulserasi, menyebabkan kerusakan yang berat dan

    meningkatnya resiko untuk terjadinya kanker kulit.TUBERKULID

    Hubungan tuberkulid dan Tb masih dalam perdebatan. Pasien biasanya dakam kondisi

    sehat dan menunjukkan (1) tes tuberkulin yang positif, (2) inaktif tuberkulosa yang

    melibatkan viscera atau nodus limfa, (3) perwarnaan dan kultur yang negatif untuk patogenik

    mikobakteria dalam mempengaruhi jaringan, (4) lesi kulit yang sembuh dengan remisi atau

    pengobatan Tb.

    Tuberkulid terbagi menjadi 2 grup : (1) tuberkulid sebenarnya, dan (2) tuberkukid

    fakultatif. Tuberkulid diyakini diakibatkan oleh reaksi hipersensitifitas terhadap antigen

    mikobakterial yang mana sebelumnya penderita telah memiliki antibodi terhadap kuman Tb.