Download - Journal Skrofuloderma
-
7/30/2019 Journal Skrofuloderma
1/3
TUBERKULOSIS KUTANEUS : DILEMA DIAGNOSTIK
Tuberkulosis kutaneus merupakan salah satu kondisi yang masih sulit ditegakkan
diagnosisnya. Ini merupakan tantangan bagi negara berkembang berdasarkan penelitian-
penelitian yang ada. Penulis membagi klasifikas dan manifestasi klinik berdasarkan prediksi
diagnosisnya.
Tuberculosis merupakan penyakit yang mendunia, insidennya hampir sama dengan kejadian
human immunodeficiency virus (HIV), meningkatnya transmigrasi dari negara endemik dan
transmisi di fasilitas kesehatan, penjara,
Papul yang mengalami inflamasi berkembang dalam waktu 2 sampai 4 minggu
setelah inokulasi yang berubah menjadi bentuk yang padat, tanpa penyembuhan, tidak dalam,
tidak nyeri, tidak terbentuk ulkus dengan dasar granulomatosa. Tanda kardinal berupa rasa
nyeri yang ringan pada regional limfadenopati muncul setelah 3 sampai 8 minggu.
Sejumlah basil ditemukan pada bagian yang terjadi inokulasi dan pada nodus regional
limfadenopati. Adanya lesi ulkus glandular merupakan cerminan dari adanya ghon
kompleks. Rangkaian perjalanan tampilan klinis ini juga dipengaruhi oleh keadaan respon
imun penderita.
Lesi primer yang disertai adanya jaringan parut sembuh dalam waktu 1 sampai 3
bulan. Namun, jika keadaan respon imun penderita rendah ini meningkatkan resiko
meningginya jumlah bakteri dan mengakibatkan terhambatnya proses penyembuhan hingga
menjadi 12 bulan. Nodus regional bisa disertai keadaan supuratif, erosi dan perforasi pada
permukaan kulit diatasnya yang mengakibatkan terbentuknya skrofuloderma. Fokus infeksi
yang laten dapat menjadi persiten dan juga dapat mengalami perubahan menjadi LV maupun
TBVC. Penyebaran mikobakteria secara hematogen mengakibatkan bisa terdapatnya Tb pada
bagian tubuh lain misal pada sendi dan tulang atau terjadinya Tb miliar yang memiliki
prognosis yang lebih buruk.
SKROFULODERMA ( TB KUTIS KOLLIKUATIF)
Skrofuloderma merupakan bentuk tersering yang terdapat pada CTB pada anak. Ini
disebabkan perluasan langsung dari fokus Tb yang terdapat pada nodus regional limfe atau
pada tulang dan sendi yang terinfeksi. Lesi biasanya padat, nyeri ringan, subkutaneus,
berwarna merah kecoklatan pada bagian yang terdapat fokus infeksi, yang akan mengalami
perbesaran dan terdapat supuratif, terbentuk ulkus, dan terbentuknya sinus tempat keluarnya
cairan yang purulen. Biasanya ulkus sembuh dengan meninggalkan jaringan parut yang
berlipat-lipat atau mengkerut.
TB KUTIS ORIFISIALIS
-
7/30/2019 Journal Skrofuloderma
2/3
Lesi yang berhubungan dengan TBCO biasanya berupa eritematous, nodul edema,
dan/atau plak. Rasa nyeri pada bagian tengah ulkus ditutupi oleh jaringan nekrotik
pseudomembran dengan pinggiran yang irregular. Gejala yang sering terdapat pada TBCO
berupa demam, malaise, penurunan berat badan, dan berkeringat malam. Mekanisme
terjadinya TBCO masih belum diketahui, tetapi terhirupnya basil dari sputum lebih banyak
diterima. Telah dilaporkan kasus terdapatnya Tb perianal tanpa melibatkan pulmonal ataupun
gastrointestinal.
TB MILIAR DISEMINATA
Tb miliar diseminata ditandai dengan diseminasi M tuberculosis pada tubuh dan
ditandai dengan ukuran miliar, multiple, lesi yang kecil pada foto thoraks, terdistribusi di
seluruh lapang paru. Bisa terjadi penyebaran secara hematogen yang mengakibatkan dapat
terkenanya organ-organ lain seperti paru, hati dan limpa pada pasien dengan Tb lanjut.
Meskipun Tb miliar termasuk jarang terjadi dan biasanya terjadi pada anak-anak, penyakit ini
bisa menjadi penyakit infeksi yang serius pada pasien yang imunosupresi, misalnya pada
pasien HIV dan pada penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka lama atau pada keadaan
autoimun lainnya. Lesi kulit kutaneus yang terdapat Tb miliar berupa papul eritematous atau
pustule dengan nekrosis hemoragik. Penyembuhan ditandai dengan atropi, dikelilingi
jaringan parut yang kecoklatan dan halo hiperpigmentasi.
ABSES METASTASI TUBERKULOSA (GUMMA)
Abses metastasi Tb (gumma) dapat disebabkan infeksi ulang pada tuberkel yang
mengalami penyembuhan yang masih terdapat organism hidup atau pada pasien yang
imunokompromise. Keadaan seperti ini juga sering dijumpai pada anak yang malnutrisi dan
pada orang dewasa yang imunosupresi. Single atau multiple, tidak nyeri, nodul yang
fluktuatif, adanya sinus dan abses. Nodul dapat terjadi dimana saja tanpa kriteria spesifik.
TB VERUKOSA KUTIS
TBVK terjadi setelah inokulasi langsung oleh M tuberkulosa ke dalam kulit pada
seseorang yang sudah terinfeksi sebelumnya. Bermanifestasi berupa rasa nyeri yang ringan,
soliter, plak dengan kutil yang keunguan atau merah kecoklatan yang meluas ke perifer ,
atrofi pada bagian sentral atau terbentuknya fisur dengan eksudasi pus atau terbentuknya
keratin. Keadaan ini sering berkaitan dengan limfadenopati. Lesi pada kulit dapat meluas dan
dapat persisten sampai beberapa tahun, meskipun resolusi spontan juga dapat terjadi. Respon
pengobatan masih baik.LUPUS VULGARIS
-
7/30/2019 Journal Skrofuloderma
3/3
LV merupakan bentuk kronik dan progresif dari CTB yang sering ditemukan. Lesi
terjadi pada kulit normal sebagai akibat perluasan langsung dari fokus Tb di bawahnya baik
secara limfogen atau hematogen, setelah inokulasi primer atau vaksin BCG, atau jaringan
parut dari skrofuloderma yang lama. Lesi biasanya kecil, soliter, nodular dan coklat
kemerahan dengan konsistensi gelatin. "Apel-jeli" nodul pada kepala dan leher yang
ditemukan pada penduduk negara barat sedangkan lesi pada ekstremitas bawah atau bokong
ditemukan pada penduduk yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Tampilan klinis
bervariasi bisa berupa plak atau keratotik hipertropik, ulseratif dan vegetatif. Plak bermula
berupa diskret, papul merah kecoklatan yang bersatu dan plak yang disertai dengan
peninggian verukos pada bagian pinggirnya dan atropi pada sentral. Lesi persisten dapat
merusak jaringan dibawahnya dan ulserasi, menyebabkan kerusakan yang berat dan
meningkatnya resiko untuk terjadinya kanker kulit.TUBERKULID
Hubungan tuberkulid dan Tb masih dalam perdebatan. Pasien biasanya dakam kondisi
sehat dan menunjukkan (1) tes tuberkulin yang positif, (2) inaktif tuberkulosa yang
melibatkan viscera atau nodus limfa, (3) perwarnaan dan kultur yang negatif untuk patogenik
mikobakteria dalam mempengaruhi jaringan, (4) lesi kulit yang sembuh dengan remisi atau
pengobatan Tb.
Tuberkulid terbagi menjadi 2 grup : (1) tuberkulid sebenarnya, dan (2) tuberkukid
fakultatif. Tuberkulid diyakini diakibatkan oleh reaksi hipersensitifitas terhadap antigen
mikobakterial yang mana sebelumnya penderita telah memiliki antibodi terhadap kuman Tb.