hernia insisional

Upload: dryusuf

Post on 09-Jul-2015

830 views

Category:

Documents


86 download

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH

HERNIA INSISIONAL

Pembimbing : dr. Lopo Triyanto, Sp.B (K) Onk

Disusun Oleh : Fatimah Fitriyani Adi Bestara Yusuf Julhijriyanto G1A210118 G1A210119 1010221033

SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 2011

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui makalah berjudul :

HERNIA INSISIONAL

Diajukan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Bedah Onkologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

Oleh : Fatimah Fitriyani Adi Bestara Yusuf Julhijriyanto G1A210118 G1A210119 1010221033

Pada tanggal :

-

- 2011

Mengetahui, Pembimbing,

dr. Lopo Triyanto, Sp.B (K) Onk

I.

Definisi Hernia insisional merupakan hernia yang terjadi pada daerah yang mengalami kelemahan yang disebabkan oleh luka operasi yang belum sembuh secara sempurna. Dengan kata lain, telah terjadi gap abdominal baik dengan atau tanpa adanya penonjolan pada area postoperatif yang dapat dipersepsikan atau dipalpasi dengan pemeriksaan klinis maupun pencitraan. Karena insisi median pada abdomen sering dilakuakan dalam operasi eksplorasi abdomen, hernia insisional ventral disebut hernia ventral.

II.

Faktor Risiko 1. 2. 3. Faktor umum, pada orang tua, penyembuhan lukaoperasi lambat dan kadang-kadang tidak sempurna Keadaan umum jelek, karena cirrhosis hepatis,karsinoma dan penyakitKegemukan / obesitas, menyebabkan tekanan intraabdominal yang bertam karena banyak lemak pada luka insisi operasi penyakit kronis, akanmemperlambat atau menganggu pemyembuhan luka bah pada orang gemuk dan 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Seringmenyebabkan banyak seroma dan hematom dalam luka Infeksi, terutama pada luka operasi Jenis insisi yang digunakan Komplikasi paru-paru, terutama batuk-batuk lebih sering Pemilihan benang jahitan yang salah Nutrisi pra dan pasca bedah yang jelek Katabolisme karena sepsis berlarut sehingga penyembuhan luka

terganggu. III. Gejala dan Diagnosis Secara klinis, hernia insisional tampak sebagai tonjolan atau protrusi di dekat area sayatan bedah. Hampir semua operasi abdomen memungkinkan terjadinya hernia insisional di daerah bekas luka (akibat penyembuhan tidak memadai karena infeksi), mulai dari prosedur operasi abdomen besar (pembedahan usus, bedah vaskular), hingga prosedur insisi kecil (pengambilan appendiks atau

operasi eksplorasi abdomen). Sebenarnya hernia ini dapat terjadi pada setiap sayatan, namun cenderung lebih sering terjadi pada sepanjang garis lurus dari prosesus xiphoid lurus hingga ke pubis. Hernia di daerah ini memiliki tingkat rekurensi yang tinggi jika diperbaiki dengan teknik jahit simple suture dalam keadaan ketegangan. Untuk alasan ini, terutama dianjurkan bahwa agar kasus ini diperbaiki melalui metode perbaikan bebas tegangan dengan menggunakan mesh (jenis bahan sintetis). Tanda pertama yang biasanya muncul dan menjadi perhatian pasien adalah munculnya benjolan asimtomatik di area sayatan operasi. Seiring berjalannya waktu, hernia ini membesar dan menjadi nyeri dengan gerakan atau batuk. Gejala yang tidak biasanya muncul adalah muntah, obstipasi, atau nyeri yang hebat, namun jika gejala ini muncul hal ini berarti berkaitan dengan inkarserasi atau strangulasi yang merupakan suatu kegawatan. Meninjau ulang gejala dan riwayat medis pasien merupakan tahapan pertama dalam mendiagnosis hernia insisional. Semua operasi yang pernah dialami pasien perlu didiskusikan. Perlu ditanyakan seberapa sering pasien mengeluhkan nyeri, kapan nyeri pertama kali dirasakan, dan bagaimana progresifitasnya. Perlu dilakukan palpasi untuk mengetahui penonjolan abnormal atau massa, dan pasien dapat diminta untuk batuk atau melakukan perasat valsava untuk melihat dan merasakan hernia dengan lebih mudah. Untuk mengkonfirmasi keberasaan hernia, pemeriksaan ultrasonografi atau pemeriksaaan scan lainnya seperti CT scan dapat dilakukan. Scaning akan memberikan visualisasi hernia dan untuk memmastikan tonjolan bukan merupakan jenis masa abdominal lainnya seperti tumor atau pembesaran kelenjar limfe. Selain itu, dapat ditentukan ukuran dari defek dan apakan tindakan operatif diperlukan untuk mengatasinya. IV. Penatalaksanaan Traditional "open" repair of incisional hernias can be quite difficult and complicated operations. The weakened tissue of the abdominal wall is re-incised and a repair is reinforced using a prosthetic mesh. Complications frequently occur because of the large size of the incision required to perform this surgery. These are primarily wound complications such as infection of the incision. Unfortunately, a

mesh infection after this type of hernia repair most frequently requires a complete removal of the mesh and ultimately results in surgical failure. In addition, large incisions required for open repair are commonly associated with significant postoperative pain. Laparoscopic incisional hernia repair is a new method of surgery for this condition. [1][2][3] The operation is performed using surgical telescopes and specialized instruments. The surgical mesh is placed into the abdomen underneath the abdominal muscles through small incisions to the side of the hernia. In this manner, the weakened tissue of the original hernia is never re-incised to perform the repair and one can minimize the potential for wound complications such as infections. In addition, performance of the operation through smaller incisions can make the operation less painful and recovery quicker. Laparoscopic repair has been demonstrated to be safe and a more resilient repair than open incisional hernia repair. Tradisional "terbuka" perbaikan insisional hernia dapat cukup sulit dan rumit operasi. Jaringan lemah dinding perut re-incised dan perbaikan yang diperkuat menggunakan mesh palsu. Komplikasi sering terjadi karena ukuran besar sayatan yang diperlukan untuk melakukan operasi ini. Ini adalah terutama luka komplikasi seperti infeksi sayatan. Sayangnya, infeksi mesh setelah memperbaiki hernia jenis ini paling sering memerlukan penghapusan lengkap yang mesh dan akhirnya mengakibatkan kegagalan bedah. Selain itu, insisi besar diperlukan untuk perbaikan terbuka sering dikaitkan dengan rasa sakit pasca-operasi yang signifikan. Laparoskopi insisional hernia perbaikan adalah cara baru operasi untuk kondisi ini. [1][2][3] Operasi dilakukan dengan menggunakan teleskop bedah dan instrumen khusus. Mesh bedah ditempatkan ke dalam perut di bawah otot-otot perut melalui beberapa insisi kecil ke sisi dari hernia.Dengan cara ini, jaringan lemah hernia asli tidak pernah re-incised untuk melakukan perbaikan dan satu dapat meminimalkan potensi untuk luka komplikasi seperti infeksi. Selain itu, kinerja operasi melalui potongan kecil dapat membuat operasi yang kurang menyakitkan dan pemulihan lebih cepat. Laparoskopi perbaikan telah ditunjukkan untuk menjadi aman dan perbaikan lebih tahan daripada terbuka insisional hernia perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Bingener, J; Buck, L; Richards, M; Michalek, J; Schwesinger, W; Sirinek, K (2007). "Long term Outcomes in Laparoscopic vs Open Ventral Hernia Repair". Arch Surg 142 (6): 5627. 2. Nguyen, SQ; Divino, CM; Buch, KE; Schnur, J; Weber, KJ; Katz, LB; Reiner, MA; Aldoroty, RA et al. (2008). "Postoperative pain after laparoscopic ventral hernia repair: a prospective comparison of sutures versus tacks". Journal of Society of Laparoendoscopic Surgery 12 (2): 1136. 3. LeBlanc, KA. (2005). "Incisional hernia repair: Laparoscopic techniques". World Journal of Surgery 29 (8): 10739