hernia

23
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HERNIA INGUINALIS Pengampu : Ibu Ruti Wiyati,S.Kep.Ns Disusun Oleh : MEGAH GILANG KARTIKA P.10220206024 POLITEKNIK KESEHATAN

Upload: aji-black-skep

Post on 10-Dec-2014

31 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: Hernia

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN

HERNIA INGUINALIS

Pengampu : Ibu Ruti Wiyati,S.Kep.Ns

Disusun Oleh :

MEGAH GILANG KARTIKA

P.10220206024

POLITEKNIK KESEHATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2008

Page 2: Hernia

KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

Menurut Suster Nada (2007) Hernia adalah sebuah tonjolan atau benjolan yang terjadi

di salah satu bagian tubuh yang seharusnya tidak ada. Hernia adalah protusi

(penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun jaringan melalui bagian lemah dari dinding

rongga yang bersangkutan atau lubang abnormal. Menurut Ester (2001) hernia adalah

protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara

normal berisi..Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu

rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi penonjolan dibawah inguinalis,di daerah

lipatan paha Hernia ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Hernia Inguinalis Interalis (indirek)

Hernia inguinalis lateralis karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus

inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,lalu

hernia masuk ke kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,menonjol dan keluar

dari anulus inguinalis eksternum.lebih banyak terjadi pada laki-laki usia muda.

2. Hernia Inguinalis Medialis (direk)

Hernia yang melalui dinding inguinalis posteromedial dari vasa epigastrika inferior

didaerah yang dibatasi segitiga Hasseibach.lebih banyak terjadi pada orang tua.

2. Etiologi

Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) dalam www.indopos.co.id adalah:

a.Batuk

b. Adanya presesus vaginalis yang terbuka

c.Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik,

hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.

d. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.

e.Kehamilan multi para dan obesitas.

3. Patofisiologi

Page 3: Hernia

Patofisiologi hernia inguinalis menurut Suster Nada dalam

http://susternada.blogspot.com yaitu bahwa kanalis inguinalis adalah kanal yang

normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal

tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum

sehingga terjadi penonjolan peritonium yang disebut dengan prosesus vaginalis

peritonei pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosessus ini telah mengalami

obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun

beberapa hal, sering kali kanalis ini belum menutup karena testis kiri turun terlebih

dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka

biasanya yang kanan juga terbuka .Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini

akan menutup pada usia 2 bulan.Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami

obliterasi ), akan timbul hernia Inguinalis lateralis kongenital. Pada ortu kanalis

tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie,maka

keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkatkan kanal tesebut dapat

terbuka kembali dan timbul hermiaingunalis lateralis akuisita.Keadaan yang dapat

menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis,

pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi & mengejan saat

miksi misalnya akibat hipertrofi prostat. Kanal yang tertutup dapat membuka kembali

dan timbulah hernia inguinalis lateralis akvista karena terdorongnya suatu alat tubuh

dan keluar melalui defek tersebut.akhirnya menekan dinding rongga yang telah

melemas oleh trauma,kehamilan,obesitas.

4. Manifestasi Klinis

Adapun Manifestasi Klinis yang timbul menurut Hidayat (2006) dalam

www.indopos.co.id yaitu:

a. penderita terdapat benjolan pada daerah-daerah kemungkinan terjadi hernia

b. Benjolan bisa mengecil atau menghilang.

c. Bila menangis , mengesan dan mengangkat benda keras akan timbul benjolan

kembali

d. Rasa nyeri pada benjolan/ mual dan muntah bila sudah terjadi komplikasi.

e. Benjolan tidak berwarna merah

f. Bila di raba terdapat benjolan

Page 4: Hernia

Sedangkan menurut Long (1996),gejala klinis yang mungkin timbul setelah dilakukan

operasi :

a. Nyeri

b. Peradangan

c. Edema

d. Pendarahan

e. Pembengkakan skrotum setelah perbaikan hernia inguinalis indirek

f. Retensi urin

g. Ekimosis pada dinding abdomen bawah atau bagian atas paha

5. Komplikasi

Komplikasi yang muncul menurut Hidayat (2006) dalam www.indopos.co.id yaitu:

a. Hernia ireponibel (inkarserata)

Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi

hermia tidak dapat dimasukan kembali pada keadaan ini belum terjadi gangguan

penyaluran isi usus .

b. Hernia strangulata

Terjadi penekanan terhadap cincin hermia akibat makin banyaknya usus yang

masuk . Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus di ikuti dengan

gangguan vaskuler (proses strangulasi)

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari hernia menurut Hidayat (2006) www.indopos..co.id dengan

tindakan sebagai berikut:

a. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga yaitu untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi

(pengembalian kembali organ pada posisi normal) .Reposisi ini tidak dilakukan

pada hernia stranggulata , pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan

hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus

dipakai seumur hidup.Sebaiknya cara ini tidak dilanjutkan karena mempunyai

komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding di didaerah yang

tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.

Page 5: Hernia

b. Definitf

Tindakan definitif yaitu dengan jalan operasi.cara yang paling efektif mengatasi

hernia adalah pembadahan.untuk mengembalikan lagi organ dan menutup lubang

hernia agar tidak terjadi lagi. Ada dua prinsip pembedaahan yaitu:

1) Herniorafi

Perbaikan defek dengan pemasangan jaring melalui operasi terbuka atau

laparoskopik

2) Herniotomi

Pada Herniotomy di lakukan pembedahan kantong hernia sampai

lehernya,kantong di buka dan di isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan

kemudian direposisi kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kalau di

potong . Menurut Oswari penatalaksanaan hermia yang terbaik adalah operasi

dengan jalan menutup lubang hernianya. Bila bagian dinding perut yang lemah

dipotong dan dijahit maka di sebut herniorhapy,bila seluruh kantong hernia di

potong misalnya pada hernia inkarserata yang telah menjadi gangren maka di

sebut herniorapy .Bila dinding perut yang lemah itu ditempati dengan fasia ,

misal di ambil dari fasia otot perut maka disebut hernioplastik.

Page 6: Hernia

Pathway Keperawatan

kongenital Di dapat

Sakus vaginalis terbuka

Melindngi dnding inguinalis postero medial terhadap vasa

epigastrika inferior

Di sebelah leteralvasa epigastrika inferior

Isi perut turun

Anulus inguinalis eksternaAnulus inguinalis interna

Hernia inguinalis medialisHernia inguinalis lateralis

Prosedur operasi

Kondisi hernia

Post operasiPre operasi

Kurang pengetahuan

ansietas

Kurang informasi

Nyeri akut

Efek anestesi

pembedahan

Penurunan peristaltik Resiko

terhadap infeksiResiko terhadap konstipasi

Keluaran cairan berlebih

Nyeri akut

Trauma jaringan

Resiko kekurangan volume cairan

Page 7: Hernia

Sumber : NANDA 2005 - 2006

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN

1. Fokus Pengkajian

Menurut Suster Nada dalam www.susternada.blogspot.com fokus pengkajian yang di

lakukan antara lain:

a. Data subyektif

1) Sebelum operasi

a) Adanya benjolan di selangkangan

b) Nyeri

c) Mual muntah

d) Konstipasi

e) Pada saat bayi menangis atau mengejang dan batuk-batuk kuat

timbul benjolan

2) Sesudah operasi

a) Nyeri

b) Mual

c) Muntah

b Data objektif

1) Sebelum operasi

a) Nyeri bila benjolan di sentuh

b) Dehidrasi

c) Gelisah

d) Pucat

2) Sesudah operasi

a) Terdapat luka pada selangkangan

b) Puasa

c) Selaput mukosa mulut kering

Page 8: Hernia

d) Rewel

c Pemeriksaan diagnostik

1) Rontgen

Pemeriksaan foto abdomen : terdapat gambaran distensi usus

2) Tes laboratorium

a) Darah

b) Sel darah putih >10000-18000/mm3

c) Sel darah merah mungkin meningkat (N=13-16 9/dl)

d) Elektrolit serum : hipolkasemia mungkin ada

(N=3,5 - 5,5 mmol)

e) Kultur : Organisme penyebab mungkin teridentifikasi dari darah

eksudat, sekret / cairan asites

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut carpenito (2000) ,Daengoes,dkk (1999),Ester (2001) dan NANDA (2005)

diagnosa Kep.yang muncul antara lain :

a. Pre operasi

1) Nyeri akut bd.kondisi hermia antara intervensi pembedahan

2) Ansietas bd.prosedur pra operasi post operasi

3) Kurang pengetahuan bd.kurangnya informasi

b. Post operasi

1) Resiko terhadap konstipasi kolonik bd. Penurunan peristaltik

2) Nyeri akut bd.trauma jaringan

3) Resiko terhadap infeksi bd.prosedur invasik

4) Resiko berkurangnya volume cairan bd.haluaran urine berlebih

3. Intervensi

Pre operasi

DX I

NOC : Kontrol Nyeri

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan Pain management selama proses

keperawatan nyeri dapat berkurang/hilang

KH :

a. Mengenali faktor penyebab.

Page 9: Hernia

b. Menggunakan metode pencegahan non analgesik untuk mengurangi nyeri.

c. Menggunakan analgesik sesuai kebutuhan.

d. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan.

e. Mengenali gejala-gejala nyeri.

f. Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya.

Keterangan skala :

1. Tidak dilakukan sama sekali.

2. Jarang dilakukan

3. Kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. selalu dilakukan.

NIC : Pain Management

a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri (lokasi karateristik, durasi, frekuensi,

kualitas)

b. observasi isyarat non verbal dari ketidak nyamanan.

c. kaji pengalaman individu terhadap nyeri.

d. ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (ex. Relaksasi, terapi musik,

masase, dan lain-lain).

e. berikan analgesik sesuai anjuran.

f. anjurkan pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat.

DX II

NOC : Kontrol Cemas

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan penurunan kecemasan selama proses

keperawatan cemas dapat hilang/berkurang

KH :

a. Monitor intensitas kecemasan.

b. Mencari informasi untuk menurunkan cemas.

c. Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas.

d. Menyingkirkan tanda kecemasan.

Keterangan skala :

1. Tidak dilakukan sama sekali.

2. Jarang dilakukan.

Page 10: Hernia

3. Kadang dilakukan

4. Sering dilakukan.

5. Selalu dilakukan

NIC : Penurunan Kecemasan

Intervensi :

a. Jelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan perasaan yang mungkin

muncul pada saat melakukan tindakan.

b. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi,

takipnea, ekspresi cemas non verbal).

c. Temani pasien untuk mendukung keaman dan menurunkan rasa takut.

d. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.

DX III

NOC : Pengetahuan tentang proses penyakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan mengajarkan proses penyakit pasien

dapat mengerti tentang proses penyakit

KH :

a. Familier dengan proses penyakit.

b. Mendeskripsikan proses penyakit.

c. Mendeskripsikan tandan dan gejala.

d. Mendeskripsikan faktor penyebab.

e. Mendeskripsikan komplikasi.

f. Mendeskripsikan tindakan penengahan untuk mencegah komplikasi.

Keterangan skala :

1. Tidak dilakukan sama sekali.

2. Jarang dilakukan

3. Kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

NIC : Mengajarkan proses penyakit.

Intervensi :

a. Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya.

b. Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar.

Page 11: Hernia

c. Menjelaskan proses penyakit (pengertian, etiologi, tanda, gejala, komplikasi)

d. Diskusikan tentang pilihan terapi/perawatan.

e. instruksikan pasien mengenal tanda gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan dengan cara yang tepat.

Post Operasi

DX IV

NOC : Bowel Konstipation

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan bowel management Konstipasi

sistemik tidak terjadi

Kriteria Hasil:

a. Pola eliminasi dalam batas normal

b. Konstipasi tidak ada

c. Kontrol perubahan eliminasi BAB

Keterangan Skala :

1. Berat

2. Baik

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak ada

NIC : Bowel Management

a. Monitor tanda gejala dari konstipasi

b. Catat data terakhir perubahan eliminasi BAB

c. Instruksikan pasien unuk makan makanan tinggi serat

d. Monitor perubahan BAB ( frekuensi,konsisten,volume,warna )

DX V

NOC : Kontrol Nyeri

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan pain managemen selama tindakan

keperawatan nyeri dapat berkurang/hilang

KH :

a. Mengenali faktor penyebab.

Page 12: Hernia

b. Menggunakan metode pencegahan non analgesik untuk mengurangi nyeri.

c. Menggunakan analgesik sesuai kebutuhan.

d. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan.

e. Mengenali gejala-gejala nyeri.

f. Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya.

Keterangan skala :

1. Tidak dilakukan sama sekali.

2. Jarang dilakukan

3. Kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. selalu dilakukan.

NIC : Pain Management

a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri (lokasi karateristik, durasi, frekuensi,

kualitas)

b. observasi isyarat non verbal dari ketidak nyamanan.

c. kaji pengalaman individu terhadap nyeri.

d. ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (ex. Relaksasi, terapi musik,

masase, dan lain-lain).

e. berikan analgesik sesuai anjuran.

f. anjurkan pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat.

DX VI

NOC : Risk kontrol

Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan infection protection infeksi tidak

terjadi

Kriteria Hasil :

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

b. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

c. Jumlah leukosit dalam batas normal

d. Menunjukan perilaku hidup sehat

Keterangan Skala

1. Tidak menunjukan

2. Jarang menunjukan

Page 13: Hernia

3. Kadang menunjukan

4. Sering menunjukan

5. Selalu menunjukan

NIC : infektion protection

a. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

b. Monitor kerentanan terhadap penyakit menular

c. Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah

d. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

e. Ajarkan cara menghindari infeksi

DX VII

NOC : Keseimbangan asam basa

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan fluid monitoring selama proses

keperawatan kekurangan volume cairan tidak terjadi

Kriteria Hasil

a. Nadi dalam batas normal

b. Irama jantung dalam batas normal

c. Pernapasan dalam batas normal

d. Irama pernapasan dalam batas normal

Keterangan Skala

1. Berat

2. Baik

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak ada

NIC : Fluid monitoring

a. Monitor intake dan output

b. Monitor status nadi,,pernapasan

c. Jaga catatan akurat intake cairan

d. Administrasi cairan,bila perlu

4. Evaluasi

Page 14: Hernia

DX I Skala

a. Mengenali faktor penyebab. 4

b. Menggunakan metode pencegahan non analgesik untuk

mengurangi nyeri. 4

c. Menggunakan analgesik sesuai kebutuhan. 4

d. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan. 4

e. Mengenali gejala-gejala nyeri. 4

f. Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya 4

DX II

a. Monitor intensitas kecemasan. 4

b. Mencari informasi untuk menurunkan cemas. 4

c. Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas. 4

d. Menyingkirkan tanda kecemasan 4

DX III

a. Familier dengan proses penyakit. 4

b. Mendeskripsikan proses penyakit. 4

c. Mendeskripsikan tandan dan gejala. 4

d. Mendeskripsikan faktor penyebab. 4

e. Mendeskripsikan komplikasi. 4

f. Mendeskripsikan tindakan penengahan untuk mencegah

Komplikasi 4

DX IV

a. Pola eliminasi dalam batas normal 2

b. Konstipasi tidak ada 2

c. Kontrol perubahan eliminasi BAB 2

DX V

a. Mengenali faktor penyebab. 4

b. Menggunakan metode pencegahan non analgesik untuk

mengurangi nyeri. 4

c. Menggunakan analgesik sesuai kebutuhan. 4

d. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan. 4

e. Mengenali gejala-gejala nyeri. 4

f. Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya. 4

Page 15: Hernia

DX VI

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 4

b. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 4

c. Jumlah leukosit dalam batas normal 4

d. Menunjukan perilaku hidup sehat 4

DX VII

a. Nadi dalam batas normal 2

b. Irama jantung dalam batas normal 2

c. Pernapasan dalam batas normal 2

d. Irama pernapasan dalam batas normal 2

Page 16: Hernia

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, J.L. 1997. Terapi Bedah Mutakhir. Edisi 4. Jilid 1. Jakarta : Binarupa

Aksara.

Doenges, M.E. Moorhouse, M.F.Geissles A.C. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan.

Edisi 3. Alih Bahasa : I Made Karrasa N, Made Sunarwati. Jakarta : EGC.

Engram, B. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. Alih

Bahasa : Sumaryati Sembu. Jakarta : EGC.

Http://jambi_independent.co.id/home/modules;Diakses tanggal 20 juni 2008

Http://susternada.blogspot.com/2007/07/hernia.html;Diakses tanggal 20 juni 2008

Http://www.balita_anda.indoglobal.com/balita_412_hernia.html;Diakses tanggal 20

juni 2008

Http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=323247;Diakses tanggal 20

juni 2008

Johnson, Marion, 1997, IOWA INTERVENTION PROJECT, Nursing Outcome

Classification ( NOC ), St. Louis: Mosby.

Page 17: Hernia

Mc. Closkey, Joanne C., 1996, IOWA INTERVENTION PROJECT, Nursing

Intervention Classification ( NIC ). St. Louis: Mosby.

Nanda, A. 2000. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta :P

Prima Medika.

Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : FKUI.

Sjamsuhidayat, R. Jong, W.D. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta :

EGC.