contoh makalah blok 28

25
Penyakit akibat kerja ( bisinosis) Nia.Roswita.Batmomolin Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana(UKRIDA) Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470 [email protected] BAB I PENDAHULUAN Paparan debu di lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai penyakit paru kerjayang mengakibatkan gangguan fungsi paru dan kecacatan. Meskipun angka kejadiannya tampak lebih kecil dibandingkan dengan penyakit-penyakit utama penyebab cacat yang lain,terdapat bukti bahwa penyakit ini mengenai cukup banyak orang, khususnya di negara-negara yang sedang giat mengembangkan industri.Penilain dampak paparan debu pada manusia perlu dipertimbangkan seperti sumber paparan/ jenis pabrik, lamanya paparan, paparan dari sumber yang lain, pola aktivitas sehari-hari serta penilaian terhadap faktor-faktor penyerta yang potensial berpengaruh misalnya umur, gender, etnis, kebiasaan merokok dan faktor alergen.Pabrik tekstil yang memakai kapas sebagai bahan dasar memberi risiko paparan debukapas pada saluran nafas pekerja. Salah satu bahaya 1 | Page

Upload: allthiz-galus

Post on 26-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

MAKALAH OKUPASI BLOK 28

TRANSCRIPT

Page 1: contoh makalah BLOK 28

Penyakit akibat kerja

( bisinosis)

Nia.Roswita.Batmomolin

Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida

Wacana(UKRIDA)

Jalan Arjuna Utara No 6 – Jakarta Barat 11470

[email protected]

BAB I PENDAHULUAN

Paparan debu di lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai penyakit paru kerjayang

mengakibatkan gangguan fungsi paru dan kecacatan. Meskipun angka kejadiannya tampak

lebih kecil dibandingkan dengan penyakit-penyakit utama penyebab cacat yang lain,terdapat

bukti bahwa penyakit ini mengenai cukup banyak orang, khususnya di negara-negara yang

sedang giat mengembangkan industri.Penilain dampak paparan debu pada manusia perlu

dipertimbangkan seperti sumber paparan/ jenis pabrik, lamanya paparan, paparan dari

sumber yang lain, pola aktivitas sehari-hari serta penilaian terhadap faktor-faktor penyerta

yang potensial berpengaruh misalnya umur, gender, etnis, kebiasaan merokok dan faktor

alergen.Pabrik tekstil yang memakai kapas sebagai bahan dasar memberi risiko paparan

debukapas pada saluran nafas pekerja. Salah satu bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh

karena penghisapan debu kapas, hemp atau flax sebagai bahan dasar tekstil adalah Bisinosis

Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu

atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat

kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan

pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil;

seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.

Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal

penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin

1 | P a g e

Page 2: contoh makalah BLOK 28

(yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang

menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas.

BAB II

PEMBAHASAN

Skenario D :

Seorang pekerja pabrik Garmen mengeluh timbul rasa berat di dada atau napas pendek

disertai juga demam dan nyeri otot pada setiap hari pertama kembali bekerja dari setiap hari

libur panjang ( hari raya Idul Fitri) ataupun sehabis linu sabtu dan minggu.

Paparan debu di lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai penyakit paru kerja yang

mengakibatkan gangguan fungsi paru dan kecacatan. Meskipun angka kejadiannya tampak

lebih kecil dibandingkan dengan penyakit-penyakit utama penyebab cacat yang lain,terdapat

bukti bahwa penyakit ini mengenai cukup banyak orang, khususnya di negara-negara yang

sedang giat mengembangkan industri1,3.

Penilain dampak paparan debu pada manusia perlu dipertimbangkan seperti sumber paparan/

jenis pabrik, lamanya paparan, paparan dari sumber yang lain, pola aktivitas sehari-hari serta

penilaian terhadap faktor-faktor penyerta yang potensial berpengaruh misalnya umur, gender,

etnis, kebiasaan merokok dan faktor alergen1,3.

Pabrik tekstil yang memakai kapas sebagai bahan dasar memberi risiko paparan debukapas

pada saluran nafas pekerja. Salah satu bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh karena

penghisapan debu kapas, hemp atau flaxsebagai bahan dasar tekstil adalah Bisinosis1,2.

2 | P a g e

Page 3: contoh makalah BLOK 28

Pada kasus ini perlu dilakukan indetifikasi penyakit akibat kerja dengan cara pendekatan

klinis secara individu dengan menggunakan

A. 7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI :

1. DIAGNOSIS KLINIS :

Anamnesis Riwayat penderita sangat penting dalam memperkirakan lingkungan atau

pekerjaan sebagai faktor yang menimbulkan paparan pada penderita. Yang perlu

ditanyakan adalah briwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu yang pernah

dideritai oleh pasien, danriwayat penyakit keluarga. Juga ditanyakan riwayat penyakit

sekarang yang mengarah kepada sudah berapa lama bekerja sekarang, serta riwayat

pekerjaan sebelumnya. Pertanyaan kepada pekerjaan-pekerjaan spesifik, termasuk

kontaminasi bahan-bahan spesifik, penggunaan alat-alat proteksi pernafasan, besar dan

ventilasi ruangan kerja, adanya pekerja-pekerja lain yang mempunyai keluhan yang sama.

Pertanyaan juga mengarah kepada alat dan bahan kerja yang digunakan, proses kerja yang

dijalankan, barang yang diproduksi/ dihasilkan, waktu bekerja dalam sehari, hubungan

gejala dengan waktu kerja, dan kemungkinan pajanan yang dialami2,6.Perlu juga

ditanyakan kemungkinan terkena paparan zat toksik di tempat lain, misalnya mengenai

hobi dan lingkungan di rumah. Kontak dalam waktu singkat yang potensial toksik juga

perlu dipertimbangkan.

Riwayat medis/ pekerjaan dapat digunakan untuk diperkirakan waktu antara paparan dan

timbulnya awitan gejala, dengan demikian dapat dinilai beratnya penyakit.

Untuk keluhan sesak napas pasien, ditanyakan sesuai dengan kriteria sesak nafas menurut

American Thoracic Society (ATS) 6 : (0 )tidak ada Tidak ada sesak nafas kecuali exercise

berat (1 ) ringan Rasa nafas pendek bila berjalan cepat mendatar atau mendaki (2) sedang

Berjalan lebih lambat dibandingkan orang lain sama umur karena sesak atau harus

berhenti untuk bernafas saat berjalanmendatar (3 )berat Berhenti untuk bernafas setelah

berjalan 100 meter/beberapamenit, berjalan mendatar (4 )Sangat berat Terlalu sesak untuk

keluar rumah, sesak saat mengenakan ataumelepaskan pakaian.

3 | P a g e

Page 4: contoh makalah BLOK 28

2. PAJANAN YANG DIALAMI

Debu organik (kapas)Debu organik dapat menyebabkan penyakit pernafasan, antaranya

bisinosis. Ini karena kepekaan dari saluran nafas bagian bawah terutama alveoli terhadap

debu meningkat. Kepekaan inilah yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas,

hingga dapat menghambat aliran udara yangkeluar masuk paru dan akibatnya sesak

napas.Banyak jenis debu organik dihasilkan oleh industri tekstil mulai dari proses awal

yakni pembuatan biji kapas sampai penenunan. Masa atau waktu untuk timbulnya

penyakit ini cukup lama, dengan waktu yang terpendek adalah 5 tahun6.

Gejala khas yang muncul dari penyakit ini adalah merasa berat di dada atau sesak.

Berdasarkan penelitian, angka kesakitan bisa mencapai 60% dan angka tertinggi terjadi

pada mereka yang bekerja di bagian pemintalan. Secara fisik, pencemar udara dapat

digolongkan dua, yaitu golongan gas dan vapour serta aerosol. Debu (particulate)

termasuk kategori aerosol dibagi menjadi dua, yaitu padat (solid) dan cair (liquid). Debu

terdiri atas partikel padat dapat dibedakan lagi menjadi tiga macam, yakni dust, fumes,

dan smoke. Dust merupakan partikel padat yang dihasilkan dengan proses grindling,

blasting, drilling, dan puveiring, berukuran mulai dari sub mikroskopik sampai yang

besar. Yang berbahaya adalah ukuran yang bias terhisap kedalam sistem pernafasan,

umumnya lebih kecil dari 100 mikron2.

Pabrik tekstil dalam hal ini mengeluarkan bahan pencemar debu. Bila berhadapan dengan

bahan pencemar debu (bentuk partikel) maka yang perlu dievaluasi adalah komposisi

kimiawi dari debu tersebut; tentang ukuran aerodinamik partikel debu tersebut, karena hal

ini berhubungan dengan deposisi di dalam saluran nafas; serta kadar dari debu tersebut,

hal ini berhubungan dengan Nilai Ambang Batas (NBA).- Suhu – Penerangan - dan

Tingkat kebisingan.

4 | P a g e

Page 5: contoh makalah BLOK 28

3. HUBUNGAN PAJANAN DENGAN PENYAKIT

Partikel debu dapat menimbulkan penyakit atau tidak bergantung kepada4-6,

- Ukuran partikel debu. Bila partikel debu yang masuk ke dalam paru berukuran

diameter 2-10mikron, ia akan tertahan dan melekat pada dinding saluran pernafasan

bagian atas.Sedang yang berukuran 3-5 mikron akan masuk lebih dalam dan

tertimbun padasaluran nafas bagian tengah. Partikel debu yang berukuran 1-3 mikron

akan masuk lebih dalam lagi sampai ke alveoli dan mengedap. Sedangkan yang

ukurannya lebihkecil dari 1 mikron, tidak mengendap di alveoli karena teramat ringan

dan pengaruhadanya peredaran udara.

- Distribusi dari partikel debu yang terinhalasi. Kadar dan lamanya paparan

Biasanya diperlukan kadar yang tinggi untuk dapat mengalahkan kerja eskalator silia

dengan waktu paparan yang lama. Pada bisinosis, memerlukan waktu paparan selama

5 tahun.

- Sifat debu Bahan-bahan tertentu terutama debu organik seperti serat kapas dapat

menimbulkan bisinosis.

- Kerentanan individu Hal ini sulit diperkirakan karena individu yang berbeda

dengan paparan yangsama akan menimbulkan rekasi yang berbeda. Diperkirakan

dalam paparan terhadap bahan kimia dan debu dapat merusak epitelium saluran nafas,

sensitasi reseptor sensoris sehingga dapat meningkatkan refleks bronkokonstriksi.

- Pembersihan partikel debu Terdapat dua mekanisme pembersihan partikel debu, yaitu

mukosiliaris dan pengaliran limopatik. Efisiensi mekanisme ini bervariasi tiap

individu. Pembersihan partikel tergantung dari mana partikel tersebut didepositkan.

Partikel yang tertinggal di atas mukus siliaris epitelium, sistem silia akan mendorong

partikel tersebut kefaring, kemudian akan ditelan atau dibatukkan keluar bersama

mukus. Partikel yang tertimbun pada daerah distal, pada saluran nafas yang tidak

mengandung silia dibersihkan lebih lambat, partikel ini akan difagositir oleh

makrofag kemudian dibawa ke saluran nafas yang dilapisis epitel bersilia sehingga

ikut terbang melalui mukus. Sebagian partikel akan tertinggal di parenkim paru atau

5 | P a g e

Page 6: contoh makalah BLOK 28

dibawa oleh makrofag melalui sistem limfatik.Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini

berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal

kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita

penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi

akibat adanya kapas yang masuk kedalam saluran pernapasan juga merupakan gejala

awal bisinosis. Pada bisinosis yangsudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya

juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan

emphysema4-6.

Menurut WHO, derajat bisinosis dibagi 2, yaitu:

- Derajat B1: rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada hari pertama kembali

bekerja

- Derajat B2: rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada hari pertamakembali

bekerja dan pada hari-hari bekerja selanjutnya. Derajat bissinosis yang ditentukan dari

kapasitas ventilasi serta kuesioner standarnya

- Derajat 0: tidak ada bissinosis

- Derajat ½: kadang-kadang rasa dada tertekan atau sesak napas pada tiap hari

pertamaminggu bekerja

- Derajat 1: rasa dada tertekan atau sesak napas pada tiap hari pertama minggu kerja.

- Derajat 2: rasa berat di dada dan sukar bernapas tidak hanya pada hari pertama

bekerja, tetapi juga pada hari lain minggu kerja.

- Derajat 3: gejala seperti derajat 2 ditambah berkurangnya toleransi terhadap aktivitas

secara menetap dan atau pengurangan kapasitas ventilasi.

6 | P a g e

Page 7: contoh makalah BLOK 28

4. PAJANAN YANG DIALAMI CUKUP BESAR

Bisinosis adalah penyakit tergolong pneumoconiosis yang penyebabnya terutama debu

kapas kepada pekerja-pekerja dalam industri textil. Penyakit ini terutama bertalian erat

dengan pekerjaan blowing dan carding. tapi terdapat pula pada pekerjaan-pekerjaan

lainnya. bahkan dari permulaan proses (pembuangan biji kapas) sampai kepada proses

akhir (penenunan). Masa inkubasi rata-rata terpendek adalah 5 tahun bagi para pekerja

pada blowing dan carding. Bagi pekerja lainnya lebih dari waktu 5 tahun4.

Pajanan- pajanan yang dialami oleh pekerja itu sendiri adalah :

- Pekerja pada blowing dan carding. Bagi pekerja lainnya lebih dari waktu 5 tahun.

Tidak hanya dari proses kerja si pasien sendiri.

- lingkungan kerja yang berhubungan dengan debu ditambah sistem ventilasi yang

tidak efisien menyebabkan pasien mengalami bisinosis.

- limbah kapas yang berterbangan (flying waste) dan berserakan di ruangan pabrik

maupun di luar pabrik.

- Sanitasi terhadap fasilitas di pabrik seperti kamar mandi, tempat ganti pakaian, dan

ruang transit pekerja harus diperhatikan. Salah satu bagian yang penting pada sanitasi

lingkungan kerja adalah ketatarumahtanggaan.

- Suhu lingkungan kerja pacta lokasi penyimpanan bahan baku I(bill store) hingga

proses pemintalan kapas menjadi benang (finishing) melebihi ambang

bataskenyamanan bekerja 21-30 °C.

- Penerangan pacta setiap tempat pemrosesan pemintalan kapas umumya masih

kurang dari yang disyaratkan (100 lux) untuk penerangan yang cukup agar pekerja

dapat membedakan barang-barang kecil secara sepintas.

- Tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas pendengaran (>85 dB) terdapat

pada mesin speed. spinning dan finishing.

7 | P a g e

Page 8: contoh makalah BLOK 28

- Pada proses pemintalan, limbah debu kapas (flying waste) paling banyak didapat pada

proses blowing. carding dan spinning. Limbah aktual pada pekerjaan blowing .

5. PERAN FAKTOR INDIVIDU

Status kesehatanya pasien sendiri apakah ia memiliki riwayat alergi atau tidak, dalam

keluarganya ada tidak alergi kemudian status kesehatan mental pasien sendiri dan

kebiasaan olaraga biasa dilakukan atau tidak serta higiene perorangan dari pasien ini4.

6. FAKTOR LAIN DILUAR PEKERJAAN

Hobi pekerja yang berhubungan dengan debu. Kebiasaan merokok ditambah paparan

terhadap debu meningkatkan risiko bisinosis. Pasien mungkin terpajan debu di rumah

karena tidak mempunyai sistem ventilasi yang bagus serta hygiene yang buruk

Pekerjaan sambilan pasien yang terkait dengan debu atau asap kotoran5.

7. DIAGNOSIS OKUPASI

Pasien dengan keluhan rasa berat didada atau napas pendek yang disertai demam dan

nyeri otot pada setiap hari pertama libur didiagnosis menderita bisinosis yang

merupakan penyakit akibat kerja4.

8 | P a g e

Page 9: contoh makalah BLOK 28

B. DERAJAT KEPARAHAN PENYAKIT

Menurut WHO, derajat bisinosis dibagi 2, yaitu6:

- Derajat B1: rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada hari pertama kembali

bekerja

- Derajat B2: rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada hari pertamakembali

bekerja dan pada hari-hari bekerja selanjutnya. Derajat bissinosis yang ditentukan dari

kapasitas ventilasi serta kuesioner standarnya

- Derajat 0: tidak ada bissinosis

- Derajat ½: kadang-kadang rasa dada tertekan atau sesak napas pada tiap hari

pertamaminggu bekerja

- Derajat 1: rasa dada tertekan atau sesak napas pada tiap hari pertama minggu kerja.

- Derajat 2: rasa berat di dada dan sukar bernapas tidak hanya pada hari pertama

bekerja, tetapi juga pada hari lain minggu kerja.

- Derajat 3: gejala seperti derajat 2 ditambah berkurangnya toleransi terhadap aktivitas

secara menetap dan atau pengurangan kapasitas ventilasi.

9 | P a g e

Page 10: contoh makalah BLOK 28

C. DIAGNOSIS BANDING

1.Bisinosis

Gambar 1.1.penyakit akibat kerja bisinosis

Sumber: http://www.smallcrab.com/kesehatan/520-5-macam-penyakit-akibat-pencemaran-partikel-debu-di-udara

Bisinosis adalah penyakit paru akibat kerja yang penyebabnya hirupan debu kapas, rami, dan

sisal. Oleh karena penemuan gejala inilah maka timbul istilah demam senin pagi atau

“Monday morning fever”. Istilah byssinosis dikemukakan oleh seorang dokter berkebangsaan

prancis yang bernama Proust dan istilah ini diambil dari bahasa yunani yang berarti linan atau

rami halus. Karakteristik untuk penyakit bisinosis adalah adanya rasa hari Senin atau sindrom

hari Senin (“Monday feelings” atau “Monday syndrome”) pada bisinosis tingkat dini (1/2 dan

1), yaitu keluhan berat di dada dan pendek nafas pada hari-hari senin (hari pertama sesudah

tidak bekerja 2 hari Sabtu dan Minggu), tetapi keluhan tersebut tidak dirasakan pada hari-hari

lainnya. Tentu saja, seperti yang telah disebutkan bahwa keluhan ini tidak semata-mata pada

hari senin tetapi pada hari dimana pekerja masuk kembali ke tempat kerja setelah libur

beberapa hari4-6.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat atau ringannya grade bisinosis ditentukan oleh:

1. lamanya bekerja di industri tekstil.

2. level dari paparan debu

Gejala klinis : Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa

- sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja

pada setiap minggu)..

- Demam

- Nyeri otot

10 | P a g e

Page 11: contoh makalah BLOK 28

Gambaran bisinosis berbeda dengan asma, dimana pada asma terdapat reaksi cepat antara 10

– 30 menit setelah terpajan protein antigen untuk menimbulkan gejala, sedangkan gejala pada

bisinosis adalah reaksi lambat yang membutuhkan waktu hingga beberapa jam. Perbedaan

lain, yaitu bisinosis mengenai sebagian pekerja yang terpajan sedangkan asma hanya

sebagian kecil saja. Selain itu, pada bisinosis tidak ada riwayat keluarga dan riwayat asma

seperti pada penderita asma.

2. Asma bronkial

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel

inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi

jalan naoas dan gejala pernapasan(mengi dan sesak). Obstruksi jalan napas umumnys bersifat

reversibel, namun dapat menjadi kurang reversibel bahkan relatif nonreversibel tergantung

berat dan lamanya penyakit. Pemicunya seperti asap, bulu binatang, serbuk sari, debu polusi

udara, udara dingin, dan olaraga1.

Gejala klinis : gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat

hiperaktivitas bronkus.

Bising mengi(wheezing)

Batuk produktif sering pada malam hari

Napas pendek / dada tertekan

Dispnue di pagi hari dan sepanjang malam, sesudah latihan fisik(terutama saat cuaca

dingin), berhubungan dengan infeksi saluran napas atas,berhubungan dengan paparan

terhadap alergen seperti pollen dan bulu binatang.

Bersifat paroksismal yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.

11 | P a g e

Page 12: contoh makalah BLOK 28

3. Hipersensivitas pnemoniae

Merupakan kumpulan penyakit paru alergi akibat sensitisasi terhadap debu organik. Penyekit

ini merupakan sindrom respirasi akut pada pekerja-pekerja yang menangani secara tidak

benar debu gandum. Kelainannya difus, inflamasi mononuklear parenkim paru di bronkiolus

terminalis dan alveoli. Penyebabnya inhalasi dan sensitisasi berulang antigen zat organik

seperti bakteri, jamur, protein, serum(burung), zat kimia, debu kopi, dll4.

Gejala klinis :

- Sesak yg terjadi 6-8 jam setelah kontak

- Batuk non produktif

- Demam

- Menggigil

- Myalgia

- Sakit kepala dan malaise

- Banyak berkeringat, badan lemah

- Tes provokasi (+), ronki basah halus di basal paru

- Tanpa pengobatan spesifik 1-3 hari menghilang .

D.PENATALAKSANAAN

Pengobatan terpenting bagi pasien bisinosis adalah menyingkirkannya dari lingkungan kerja 4

yang potensial risiko tinggi.Penatalaksaan yang harus dilakukan pada pasien dengan bisinosis

adalah :

Medika mentosa

Jika gejala sedang kambuh, gunakan obat asma seperti β2-agonis, steroid aerosol, disodium

chormoglicate, dan antihistamin.

- Nonmedika mentosa

- penggunaan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya kekambuhan.

- Pasien dengan gejala khas yang menunjukkan penurunan FEV1 10 % atau lebih harus

dipindahkan ke daerah yang tidak terpajan.

- Pasien dengan penyumbatan jalan nafas sedang atau berat, misalnya FEV1 lebih rendah dari

60% dari nilai yang diperkirakan, juga harus lebih baik tidak terpajan lebih lanjut.

12 | P a g e

Page 13: contoh makalah BLOK 28

E. PENGENDALIAN

Dalam usaha untuk mengendalikan angka kesakitan penyakit bisinosis dalam pekerja pabrik

maka di lakukan 3 langkah yg sebagai berikut 5,6:

1. Edukasi

- Edukasi yang diberikan pada pasien yaitu perubahan cara kerja yaitu pasien di

berikan penjelasan tentang penyakitnya dan faktor-faktor yang memicu timbulnya

gejala serta dianjurka untuk menghindari lingkungan yang beresiko tinggi ,dalam

pelaksanaannya biasanya para pekerja dilakukan pertukaran kerja.

- Kontrol kadar debu dalam lingkungan kerja. Pemeliharaan rumah tangga yang baik di

perusahaan tekstil sehingga debu kapas sangat sedikit di udara.

- Disarankan untuk memakai alat pelindung diri (APD) seperti masker untuk

menghindari kekambuhan

- Meningkatkan mutu sistem ventilasi di ruangan kerja.

- Rotasi pekerja yang telah terpapar debu kapas ke tempat yang tidak berbahaya.

2. Teknik

Teknik yang digunakan dalam hal ini adalah teknik eliminasi dengan diadakannya eliminasi

untuk menbatasi dan menyeleksi pekerja dengan diadakannya medical cek up bagi setiap

pekerja6.

Pemeriksaan kesehatan prakerja

Dilakukan sebelum pekerja di terima, tujuannya untuk memastikan pekerja dalam

keadaan sehat, tidak mempunyai penyakit menular, cocok dengan pekerjaanya.

Pemeriksaan berupa : pemeriksaan fisik, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru, lab

rutin.

Pemeriksaan kesehatan berkala

Dilakukan pada waktu2 tertentu, tujuannya untuk mempertahankan derajat kesehatan

tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaanya, dilakukan minimal setahun sekali.

Pemeriksaan berupa : pemeriksaan fisik, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru, lab

rutin.

Pemeriksaan kesehatan khusus

13 | P a g e

Page 14: contoh makalah BLOK 28

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap pekerja

tertentu. Dilakukan pada pekerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit yang

membutuhkan perawatan yang lebih dari 2 minggu, tenaga kerja yang berusia di atas

40 tahun.

3. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi

sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan3,5. Alat ini

digunakan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi

dirinya dari sumber bahaya tertentu baik yang berasal dari pekerjaan maupun dari lingkungan

kerja. Alat pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuhnya tetapi akan

dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Perlindungan tenaga kerja melalui

usaha-usaha teknis pengaman tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu

diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan

sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat pelindung diri haruslah enak

dipakai, tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan yang efektif . 3,5

Jenis alat pelindung pernafasan :

- Masker

Masker berguna untuk melindungi masuknya debu atau partikel-partikel yang lebih besar ke

dalam saluran pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

- Masker penyaring debu

Masker ini berguna untuk melindungi pernafasan dari asap pembakaran,

abu hasil pembakaran dan debu.

14 | P a g e

Page 15: contoh makalah BLOK 28

- Masker berhidung

Masker ini dapat menyaring debu atau benda sampai

ukuran 0,5 mikron.

- Masker bertabung

Masker ini punya filter yang lebih baik daripada masker barhidung. Masker ini tepat

digunakan untuk melindungi pernafasan dari gas tertentu.

- Respirator

Respirator sekali pakai, dari bahan filter cocok bagi debu pernapasan. Bagian muka alat

bertekanan negatif karena paru menjadi penggeraknya.

Respirator separuh masker, yang dibuat dari karet atau plastik dan dirancang menutupi

hidung dan mulut. Alat ini memiliki cartridge yang sesuai, alat ini cocok untuk debu, gas

serta uap. Bagian muka bertekanan negatif, karena hisapan dari paru.

Respirator seluruh muka, dibuat dari karet atau plastik dan dirancang untuk menutupi mulut,

hidung dan mata. Medium filter dipasang didalam kanister yang langsung disambung dengan

sambungan lentur. Dengan kanister yang sesuai, alat ini cocok untuk debu, gas dan uap.

Bagian muka mempunyai tekanan negatif, karena paru menghisap disana3,5.

Respirator berdaya, dengan separuh masker atau seluruh muka, dibuat dari karet atau plastik

yang dipertahankan dalam tekanan positif dengan jalan mengalirkan udara melalui filter,

dengan bantuan kipas baterai. Kipas itu, filter dan baterainya biasa dipasang disabuk

pinggang, dengan pipa lentuk yang disambung untuk membersihkan udara sampai ke muka.

Respirator topeng muka berdaya mempunyai kipas dan filter yang dipasang pada helm,

dengan udara ditiupkan ke arah bawah, diatas muka pekerja di dalam topeng yang

menggantung. Topeng dapat dipasang bersama tameng-tameng pinggir, yang dapat diukur

untuk mencocokkan dengan muka pekerja. Baterai biasanya dipasang pada sabuk. Sedangkan

filter dan adsorbent tersedia dan jenis untuk pengelas juga tersedia3,5.

15 | P a g e

Page 16: contoh makalah BLOK 28

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran

debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas

atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan

dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil;

seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.

Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal

penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin

(yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang

menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi

alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala

awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga

diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.

Diagnosis Bisinosis ditegakkan atas dasar gejala subjektif, gejala dini berupa rasadada

tertekan dan atau sesak nafas yang ditemukan pada hari kerja pertama sesudah libur akhir

minggu yang disebut Monday feeling, Monday morning fever, Monday morning asthma.

Keluhan ini diduga karena terjadi obstruksi saluran napas, obstruksi yang terjadi inidisebut

obstruksi akut. Bila pekerja tidak dipindahkan dari lingkungan yang berdebu makaobstruksi

akut yang mula-mula reversibel akan menetap. Obstruksi yang dapat ditemukan pada pekerja

sebelum mereka bekerja pada hari pertama setelah istirahat pada hariliburdisebut obstruksi

kronis. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan fungsi paru.Sedangkan jangka waktu

untuk terjadinya obstruksi kronis tergantung banyak hal sepertikadar debu, lama paparan,

kebiasaan merokok dan sebagainya.

16 | P a g e

Page 17: contoh makalah BLOK 28

DAFTAR PUSTAKA

1) Aru.W.Sudoyo,Bambang Setioyohadi ,Idrus Alwi ,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid III ,Edisi V.Jakarta Interna Publishing ;2009

2) Suryadi, dr. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jilid III. Jakarta Penerbit Buku

Kedokteran EGC ; 2010.

3)  Darmanto, D. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta Penerbit Buku

Kedokteran EGC ; 2009.

4) Harrington,Gill .Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran

EGC ; 2003.

5) Mukhtar Ikhsan.Penatalaksanaan Penyakit Paru Akibat Kerja. Jakarta: UI Press ;

2002.

6) Suma’mur PK. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gunung Agung

; 1996.

17 | P a g e