pbl blok 28 - computer visual sindrom

54
Pendahuluan American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision Syndrome (CVS) sebagai masalah mata majemuk yang berkaitandengan pekerjaan jarak dekat yang dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer. 1,2 Gejala- gejala yang timbul kemudian dibagi menjadi empat kategori, yaitu gejala astenopia (mata lelah, mata tegang, mata terasa sakit, mata kering, dan nyeri kepala), gejala yang berkaitan dengan permukaan okuler (mata berair, mata teriritasi, dan akibat penggunaan lensa kontak), gejala visual (penglihatan kabur, penglihatan ganda, presbiopia, dan kesulitan dalam memfokuskan penglihatan), dan gejala ekstraokuler (nyeri bahu, nyeri leher, dan nyeri punggung). 3 Computer Vision Syndrome dipengaruhi oleh faktor individual, faktor lingkungan, dan faktor komputer. Faktor-faktor individual yang berperan dalam terjadinya CVS antara lain: usia, jenis kelamin, penggunaan lensa kontak, penggunaan kacamata, lama bekerja dengan komputer, lama bekerja di depan komputer, dan lama istirahat setelah penggunaan komputer. Faktor- faktor yang berasal dari komputer di antaranya: jarak penglihatan, posisi bagian atas monitor terhadap ketinggian horizontal mata, polaritas monitor, dan jenis komputer. Pembahasan Diagnosis klinis Anamnesis Anamnesis dilakukan dengan menanyakan :

Upload: lydiamanik

Post on 28-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Pendahuluan

American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision Syndrome

(CVS) sebagai masalah mata majemuk yang berkaitandengan pekerjaan jarak dekat yang

dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer.1,2 Gejala-gejala

yang timbul kemudian dibagi menjadi empat kategori, yaitu gejala astenopia (mata lelah,

mata tegang, mata terasa sakit, mata kering, dan nyeri kepala), gejala yang berkaitan dengan

permukaan okuler (mata berair, mata teriritasi, dan akibat penggunaan lensa kontak), gejala

visual (penglihatan kabur, penglihatan ganda, presbiopia, dan kesulitan dalam memfokuskan

penglihatan), dan gejala ekstraokuler (nyeri bahu, nyeri leher, dan nyeri punggung).3

Computer Vision Syndrome dipengaruhi oleh faktor individual, faktor lingkungan, dan faktor

komputer. Faktor-faktor individual yang berperan dalam terjadinya CVS antara lain: usia,

jenis kelamin, penggunaan lensa kontak, penggunaan kacamata, lama bekerja dengan

komputer, lama bekerja di depan komputer, dan lama istirahat setelah penggunaan komputer.

Faktor- faktor yang berasal dari komputer di antaranya: jarak penglihatan, posisi bagian atas

monitor terhadap ketinggian horizontal mata, polaritas monitor, dan jenis komputer.

Pembahasan

Diagnosis klinis

Anamnesis

Anamnesis dilakukan dengan menanyakan :- Identitas pasien yaitu

Nama : Ny.A, usia : 28 thn, pekerjaan : Pengawai keuangan, pekerjaan sebelumnya(-),

alamat: Pasar Rebo, tempat tanggal lahir : Bandung 4 agustus 1985, suku bangsa :

Sunda, pendidikan terakhir : S-1, agama : Kristen, dll.

- Keluhan utama yang berupa kedua mata berair

- Kapan mulai timbulnya keluhan sejak 1 minggu yang lalu

- Riwayat penyakit sekarang yaitu Nona A 28 Tahun, menyusun keuangan dari jam 8

pagi sampai jam 4 sore, ia bekerja diruangan ber-AC, kadang-kadang tanpa istirahat.

Karena kurang istirahat dan selalu berhadapan dengan komputer serta posisi pasien

yang duduk statis-kepala menunduk, repetitif, penerangan yang kurang, merasa beban

kerja meningkat, sehingga perlu lembur, maka kedua mata nona A berair yang sudah

dialaminya selama 1 minggu. Keluhan tersebut hanya berair tidak ada gatal, merah,

Page 2: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

sekret, tidak ada rasa berpasir, buram, dan mata terasa pegal. Keluhan memberat sejak

3 hari belakangan ini, Nn A sudah menggunakan obat tetes mata tetapi tidak

membaik.

- Riwayat penyakit sebelumnya, seperti : Dulu sudah pernah menggunakan kacamata

karena menderita miopia yang tinggi. Juga pernah menderita Ambliopia dan tidak ada

riwayat alergi.

- Riwayat penyakit keluarga: Keluarga ada yang menggunakan kacamata karena

miopia.

- Riwayat Sosial: tinggal bersama ibu dan adik di lingkungan perumahan, tidak padat

penduduk, cahaya matahari cukup, tidak mengkonsumsi alkohol maupun merokok,

dan suka membaca buku.

Diagnosis CVS sebenarnya dapat dilakukan hanya berdasarkan anamnesis dari gejala-

gejala yang dikeluhkan dan riwayat penggunaan komputer sebelumnya. Seseorang

didiagnosis CVS bila berdasarkan anamnesis, orang tersebut mengeluhkan adanya minimal

tiga gejala dari empat gejala utama CVS : mata lelah dan tegang, mata kering teriritasi,

penglihatan kabur, dan nyeri kepala. Empat gejala utama tersebut didapatkan dari prevalensi

pada penelitian-penelitian sebelumya, di mana gejala-gejala tersebut mempunyai prevalensi

tinggi di antara gejala lainnya.

Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda vital

Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legartis: Tekanan darah, nadi, suhu,

pernapasan jantung, paru-paru, dan sebagainya.4 Pada pemeriksaan tanda-tanda vital dapat

dilakukan pemeriksaan nadi, dan perlu dinilai frekuensi, ekualitas, irama serta kualitas nadi.

Penghitungan frekuensi nadi yang baik adalah saat keadaan tidur. Perlu ditekankan juga

bahwa penghitungan nadi harus disertai penghitungan frekuensi denyut jantung, untuk

menyingkirkan kemungkinan terdapatnya pulsus defisit. Dalam keadaan normal, irama nadi

adalah teratur. Disritmia sinus adalah jenis ketidakteraturan nadi yang sering dijumpai.

Kualitas nadi yang normal disebut cukup, pada kelainan dapat dijumpai pulus seler dimana

nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan cepat. Sedangkan ekualitas nadi menilai

bahwa nadi teraba sama pada keempat ekstremitas.4 Pemeriksaan tekanan darah idealnya

dilakukan pada keempat ekstremitas.

Page 3: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Berdasarkan kasus : TD :110/70. Nadi : 80 kali/menit, Napas: 18 kali/menit, Suhu 36,7o C.

Kesadaran : compos mentis, Keadaan umum : tidak tampak sakit, Gangguan jalan (-).

Antropometri

Tinggi badan : 160 cm, Berat badan : 56 kg, Indeks massa Tubuh : 21,9 kg/m2,

Bentuk tubuh : Atletikus.

Visus ( Tajam penglihatan)

Dewasa. Tes tajam penglihatan (VA) menilai kekuatan resolusi mata. Tes standar

adalah dengan menggunakan kartu Snellen, yang terdiri dari baris-baris huruf yang

ukurannya semakin kecil. Tiap baris diberi nomor dengan jarak dalam meter dan lebar tiap

huruf membentuk sudut 1 menit dengan mata. Tajam penglihatan dicatat sebagai jarak bacak

(mis 6 meter) pada nomor baris, dari huruf terkecil yang dilihat. Jika jark baca ini adalah

garis 60 meter maka tajam penglihatan adalah 6/60. Penglihatan diperiksa dengan kacamata

bila pasien menggunakan kacamata, namun tes pinhole akan mengoreksi kelainan refraksi

sedang.5

Berdasarkan kasus visus kedua matanya adalah 6/21 tanpa koreksi.

Lapang Pandang

Lapang pandang memetakan perluasan perifer dunia visual. Tiap lapang pandang

dapat direpresentasikan sebagai satu seri kontur atau isopter mendemonstrasikan kemampuan

untuk melihat satu target dengan ukuran dan kecerahan tertentu. Lapang pandang tidak rata;

daerah pusat mata dapat mendeteksi objek yang jauh lebih kecil dibandingkan di perifer. Hal

ini menghasilkan ‘bukit penglihatan’ dimana objek yang dilihat dengan detil terbaik berada

pada puncak bukit (di fovea). Di sisi temporal lapang pandang terletak bintik buta. Ini

berhubungan dengan papil saraf optik di mana tidak terdapat fotoreeptor. Lapang pandang

dapat diperiksa dengan berbaga cara.5

Tes Konfrontasi

Satu mata pasien ditutup dan pemeriksa duduk di seberangnya, menutup mata pada

sisi yang sama. Satu objekm biasanya kepala jarum berukuran besar, kemudian digerakan

dalam lapang pandang mulai dari perifer menuju ke pusat. Pasien diminta mengatakan kapan

ia pertama kali melihat objek tersebut. Tip kuadran diperiksa dan lokasi bintik buta

Page 4: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

ditentukan. Selanjutnya lapang pandang paien dibandingkan dengan lapang pandang

pemeriksa. Dengan latihan dapat juga diidentifikasi skotoma sentral (skotoma adalah daerah

fokal dalam lapang pandangan dengan sensitivitas yang berkurang, dikelilingi oleh area yang

lebih sensitif).5

Tes lapang pandang kasar dapat dilakukan sebagai berikut :

- Mintalah pasien untuk menutup satu matanya. Duduklah di depan pasien dan

angkatkedua tangan anda di depan mata yang tidak ditutup dengan telapak tangan

menghadap pasien, satu tangan pada masing-masing sisi. Tanyakan apakah kedua

telapak tangan terlihat sama. Ulangi tes dengan mata satunya. Tes ini dapat berguna

mendeteksi hemanopia bitemporal (pasien mungkin juga tidak dapat melihat huruf

temporal pada kartu Snellen ketika dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan).

- Mintalah pasien untuk menghitung jumlah jari yang diperlihatkan pada tiap kuadran

lapang pandang

Tes yang digunakan untuk mengidentifikasi defek lapang pandang neurologis adalah

dengan menggunakan objek bewarna merah. Lapang pandang merah menrupakan yang

paling sensitif terhadap lesi saraf optik. Untuk melakukan tes konfrontasi digunakan jarum

dengan kepala bewarna merah dapat dipegang di tiap kuadran atau setengah lapang pandang

dan pasien diminta untuk membandingkan kualitas warna merah di tiap lokasi. Pada defek

lapang pandang hemianopik, warna merah akan tampak lebih buram di lapang pandang yang

kena.

Perimeter

Mesin ini memungkinkan pemetaan lapang pandang yang lebih akurat. Mesin ini mengukur :

- Lapang pandang kinetik dimana pasien menunjukkan saat ia pertama kali melihat

cahaya dengan ukuran dan tingkat kecerahan tertentu yang digerakkan dari perifer.

Hal ini seperti menggerakan kepala jarum pada tes konfrontasi

- Lapang pandang statik dimana pasien menunjukkan saat ia pertama kali melihat

cahaya stasioner pada tingkat kecerahan yang bertambah.5

Teknik-teknik ini terutama berguna pada kondisi okular kronis dan neurologis untuk

memonitor perubahan lapang pandang (mis : glaukoma)

Tekanan intraokuler

Page 5: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Tekanan intraokular diukur dengan tonometer Goldmann. Satu silinder plastik jernih

diletakkan pada kornea yang sudah dianestesi. Cincin pendataran, dilihat melalui silinder,

dibuat terlihat dengan adanya fluoresein pada film air mata. Prisma yang diletakkan secara

horizontal dalam silinder, memisahkan cincin kontak menjadi 2 setengah lingkaran. Tekanan

yang diberikan ke silinder dapat divariasikan untuk mengubah tingkat pendataran kornea dan

kemudian ukuran cincin. Tekanan disesuaikan sehingga kedua setengah lingkaran saling

bertautan. Ini merupakan titik akhir dari tes, dan tekanan yang diberikan dikonversi ke dalam

satuan tekanan okular (mmHg) yang dapat dilihat di tonometer.

Ahli optometri menggunakan tiupan udara dengan intensitas yang berbeda-beda untuk

menghasilkan pendataran kornea dan bukannya menggunakan prisma tonometer Golmann.

Berbagai tonometer lain juga dapat digunakan termasuk alat elektronik genggam kecil.5

INSPEKSI

Orbita dan Letak Mata.

Perhatikan alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat. Hilangnya sepertiga lateral

alis mata kadang dijumpai pada miksedema, suatu keadaaan yang disebabkan kekurangan

hormon tiroid. Perhatikan letak bola mata di dalam orbita. Kadang-kadang anda perlu

mengukur letak mata.

Bola mata dibatasi oleh tulang-tulang orbita. Ia dirangkul oleh otot-otot ekstraokuler

pada sisi-sisinya, nervus optikus dan bantalan lemak di bagia posteriori, dan konjungtiva di

bagian anterior. Kelainan salah satu strktur ini dapat mengubah posisi bola mata di dalam

orbita. Posisi ini dapat diukur. Letakkan sebuah penggaris pada ujung lateral sudut orbita dan

lihatlah dari sisi di seberang pinggir depan kornea. Pasien menderita eksoftalmus jika jarak

dari sudut tersebut ke pinggir anterior kornea melebihi 16 mm. Jarang-jarang, pada auskultasi

bola mata dapat terdengar bising kontinu yang khas yang disebabkan fistula steriorvenosa,

sampai sejauh arteri karotis. Untuk mendengarkan bising bola mata ini, mintalah pasien

menutup kelopak mata, kemudian dengan hati-hati dan ringan letakkan stetoskop pada mata. 5

Kelopak Mata

Disini kita harus melihat permukaan kelopak mata atas. Letakkan kapas lidi kira-kira

sepertiga bawah kelopak mata atas. Tarik bulu mata kebawah dan keluar dan balikkanlah

kelopak mata pada lidi tersebut untuk memperlihatkan konjungtiva palpebra. Lihat apakah

Page 6: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

pada palpebra ada ptosis, ektropion (eversi) atau entropion (inversi) kelopak mata, hordeolum

(infeksi kelenjar sebasea di akar bulu mata), khalazion (kista), perdarahan daerah

subkonjungtiva (vaskulitis), Stare, Lid lag (keterlambatan kelopak mata). Sudut yang

terbentuk di bagian medial dan lateral oleh pertemuan kelopak mata atas dan bawah disebut

kanthus. Lipatan kulit tambahan yang menutupi sudut ini disebut lipatan epikanthus.

Jarak kedua mata dapat berbeda-beda pada penyakit kongenital. Jarak antara kedua

kanthus interna tidak boleh lebih dari 40mm, antara kedua pupil tidak lebih dari 75mm dan

antara kedua kanthus eksterna tidak lebih dari 95mm. Bila batas-batas ini dilampaui, terjadi

hipertelorisme okuler.

Perhatikan posisi kelopak mata. Ini ditentukan oleh 3 kumpulan otot : muskulus

orbikularis okuli yang dipersarafi N. VII, muskulus levator yang dipersarafi N. III, dan otot

polos muller yang dipersarafi saraf-saraf simpatis dan parasimpatis. Biasanya kelopak mata

atas melewati kornea pada ketinggian yang tepat menyentuh iris.

Aparatus lakrimalis terdiri dari glandula lakrimalis pada dinding luar atas orbita

anterior dan punkta atas dan bawah yang mengalirkan cairan dari margo palpebra medial atas

dan bawah. Keadaan aparatus lakrimalis dapat diperiksan dengan tes Schirmer. Pakailah

sepotong kertas penyaring dengan lebar 5mm dan panjang 2 cm. Lipatlah kertas ini beberapa

mm dan letakkanlah di dalam sakus konjungtiva pada kelopak mata bawah. Setelah 5 menit,

kelenjar lakrimalis normal akan menghasilkan air mata yang cukup untuk membasahi

potongan kertas penyaring sepanjang 15 mm atau lebih.

Iris, Sklera dan Kornea

Periksalah sklera untuk meliat peradangan dan perubahan warna (ikterus).

Kornea dapat diperiksa dengan langsung atau dengan bantuan oftalmoskop. Ia tidak

mengandung pembuluh darah sama sekali dan mempunyai banyak persarafan. Epitel kornea

yang halus mudah rusak yang menimbulkan akibat-akibat yang serius. Untuk membantu

diagnosis gangguan pada epitel kornea, pakailah kertas penyaring yang diimpregnasi dengan

fluoresein. Ujung kertas dengan hati-hati diletakkan pada konjungtiva kelopak mata bawah.

Fluoresein akan berdifusi dengan cepat di permukaan bola mata dan akan menimbulkan

warna yang terang pada setiap kerusakan epitel.

Page 7: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Humor akueus pada kamera okuli anterior biasanya jernih. Iris normal harus bulat dan

simetris. Perubahan fungsional pada ukuran pupil terjadi melalui pengaruh saraf simpatis dan

parasimpatis yang terdapat pada N. III.

Reaksi pupil, diperiksan dengan beberapa cara. Pertama, sinarilah dengan cepat dan

langsung ke dalah salah satu mata dan perhatikanlah kontraksi normal. Peganglah senter anda

15 cm dari orbita dan di bagian lateralnya, kemudian gerakan dengan cepat di depan mata.

Biasanya terjadi reaksi berlebihan dalam waktu singkat. Kemudian, sinarilah salah satu mata

dan perhatikan reaksi pada mata lainnya, refleks konsensual. Kedua tindakan ini

membuktikan keutuhan busur dari reseptor ke efektor baik pada mata yang diperiksa maupun

mata kontralateral. Kontraksi terjadi juga apabila mata berakomodasi untuk meligat dekat.

Mintalah pasien untuk memusatkan penglihatannya pada benda yang jauh, kemudian dengan

cepat memusatkan penglihatannya pada jari anda yang terleta 20-30 cm di depan matanya.

Perhatikan kontraksi pupil. 5

Pemeriksaan dengan slitlamp

Pemeriksaan dengan slitlamp untuk mengevaluasi tear meniscus dan pemulasan

kornea. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis adanya mata kering yang dikeluhkan

oleh penderita. Keadaan mata kering ditunjukkan dengan keadaan meniskus air mata yang

terputus di tepian palpebra inferior. Pemulasan bisa dilakukan dengan pemulasan Rose

Bengal 1% yang akan memulas semua sel epitel yang tidak tertutup oleh lapisan musin yang

mengering dari kornea dan konjungtiva.

Tes Schimer

Tes Schirmer, merupakan indikator tidak langsung untuk menilai produksi air mata.

Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan strip Schirmer ke

dalam cul de sac konjungtiva inferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra

inferior. Bagian basah yang terpapar diukur lima menit setelah dimasukkan. Panjang

bagian basah kurang dari 10 mm tanpa anestesi dianggap abnormal.6

Diagnosis kerja

Definisi computer visus syndrome

American Optometric Association mendefinisikan CVS sebagai masalah mata majemuk yang

berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang dialami seseorang selagi atau berhubungan

dengan penggunaan komputer.1,2 Banyak literatur dan hasil penelitian yang melaporkan

Page 8: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

bahwa etiologi CVS belum dapat ditentukan secara pasti karena sebenarnya sindrom ini

terjadi akibat multifaktor yang berhubungan. Dengan gejala CVS adalah sakit kepala , kabur

penglihatan , nyeri leher, kemerahan di mata, kelelahan , ketegangan mata , mata kering,

iritasi mata, penglihatan ganda, polyopia, dan kesulitan memusatkan mata. Gejala ini dapat

diperburuk oleh kondisi pencahayaan yang tidak tepat (yaitu silau atau overhead pencahayaan

terang) atau udara bergerak melewati mata (misalnya biaya overhead ventilasi, udara

langsung dari penggemar). Tanda dan gejala CVS di antaranya adalah ketegangan mata,

kemerahan, iritasi atau kekeringan, perasaan terbakar di mata, penglihatan kabur atau

penglihatan ganda hingga sakit kepala dan leher serta bahu terasa nyeri.

Diagnosis banding

Miopia

Adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasaan sinar yang berlebihan

sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan didepan retina (bintik kuning). Pada miopia, titik

fokus sistem optik media penglihatan terletak didepan makula lutea. Hal ini dapat disebabkan

: sistem optik (pembiasan) terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata yang teralalu panjang,

miopia aksial atau sumbu. Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila

dekat malahan terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh.

Pasien miopia mempunyai pungtum remptum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang

dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan

keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan

terlihat juling kedalam atau estropia. Derajat miopia pasien dapat ringan (1-3 dioptri), sedang

(3-6 dioptri), atau berat (lebih dari 10 dioptri). Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat

kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi makula, degenerasi retina bagian perifer,

dengan miopik kresen pada papil saraf optik.

Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif terkecil

yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila pasien dikoreksi dengan -3.0

memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi -3.25, maka sebaiknya

diberikan lensa koreksi -3.0 agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah

dikoreksi. Pada mata ini diberi kacamata sferis -3.00 karena mata meihat jelas tanpa

akomodasi. Pada miopia tinggi sebaiknya koreksi dengan sedikit kurang atau under

correction. Lensa kontak dapat dipergunakan pada penderita miopia. Pada saat ini miopia

Page 9: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

dapat dikoreksi dengan tindakan bedah refraksi pada kornea atau lensa. Penyulit dapat timbul

pada pasien dengan miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling. Juling biasanya estropia

atau juling kedalam akibat mata berkonvergensi terus-menerus. Bila terdapat juling keluar

mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.

Pajanan yang dialami

Urutan

kegiatan

Bahaya potensialPotensial g. kes

Risiko kes.

KerjaFisik Kimia Biologi Psikologi Ergonomi

Berangkat &

pulang kerja

Panas,

bising, hujan,

getaran

Polusi,

debu, asap

Serangga,

bakteri,

virus,

jamur

Stress

karena

macet

Posisi

statis

g. mata

g. kulit

g. telinga

g. pernapasan

g.

muskuloskeletal

Kecelakaan

lalu lintas

Saat bekerja Suhu, radiasi,

pencahayaan

debu Serangga,

bakteri,

virus,

jamur

Stress

krn

tuntutan

pekerjaan

dan tdk

ada

istirahat

Posisi

statis-

kepala

menunduk

dan

repetitif,

g. mata

kulit kering

g. pernapasan

pegal,

backpain,

kesemutan

Tertimpa,

Kesetrum,

Jatuh,

Terpeleset

Hubungan pajanan dengan penyakit

Faktor individualUsia

Studi oleh Das et al menyatakan bahwa pekerja pengguna komputer yang berusia

lebih dari 40 tahun mengeluhkan rasa ketidak nyamanan menggunakan komputer yang

berkaitan dengan kesehatan, dengan tingkat tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia

lain.8 Hal tersebut bisa dijelaskan sebagai suatu akibat proses penuaan yang menimbulkan

penurunan fungsi tubuh, dalam hal ini adalah fungsi penglihatan. Pertambahan usia akan

menyebabkan kepadatan sel pada kornea menurun dan perubahan morfologi dari sel endotel

kornea, yang berakibat kornea menjadi lebih rentan terhadap stress atau jejas. Diameter pupil

Page 10: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

mengecil menyebabkan jumlah sinar yang masuk untuk diteruskan ke retina berkurang.7 Hal

tersebut menyebabkan orang dengan usia lebih lanjut sulit melihat di tempat redup dan

membutuhkan penerangan hingga tiga kali lipat daripada orang dewasa.7,8 Lensa menebal dan

menjadi kekuningan akibat peningkatan deposisi dari serat kortikal.7,8,9 Lensa juga mengalami

perubahan indeks refraksi yang menurunkan sensitivitas dan kemampuan diskriminasi

terhadap warna biru-hijau.8,9 Penebalan lensa mengurangi kemampuan otot siliaris untuk

mengubah kurvatura lensa ketika akomodasi sehingga kemampuan akomodasi lensa juga

akan berkurang menimbulkan suatu keadaan yang disebut presbiopia. Presbiopia umumnya

terjadi sejak usia 40 tahun tetapi pekerjaan dengan menggunakan komputer dapat

menyebabkan presbiopia muncul pada usia lebih muda karena terjadi perubahan kemampuan

akomodasi yang berusaha menyesuaikan kebutuhan melihat monitor dalam jarak dekat.7

Jenis kelamin

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kejadian CVS pada perempuan lebih

banyak dari pada laki-laki walaupun tidak berbeda secara bermakna.10 Secara fisiologis,

lapisan tear film pada perempuan cenderung lebih cepat menipis seiring dengan

meningkatnya usia. Penipisian tear film menyebabkan mata terasa kering, yang juga

merupakan salah satu gejala CVS. Perbedaan fisiologis lainnya adalah penurunan sekresi air

mata, perbedaan ukuran atau massa tubuh, dan fungsi hormon. Selain itu, perempuan

memiliki tingkat stress yang lebih tinggi yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, yaitu

mengurus anak dan pekerjaan rumah. Perempuan juga lebih sering mendatangi pelayanan

kesehatan jika merasakan suatu ketidaknyamanan pada tubuhnya. 10-14

Penggunaan kacamata

Kacamata digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi. Koreksi yang buruk

merupakan salah satu risiko terjadinya mata lelah pada pengguna Video Display Unit (VDU).

Studi terhadap pengguna VDU di Italia melaporkan bahwa 38% dari pengguna VDU

mempunyai kelainan miopia. Cole et al. menyatakan bahwa 62,5% pengguna Video Display

Terminal (VDT) dengan kacamata mengeluhkan nyeri kepala di daerah frontal yang frekuen

yang merupakan salah satu akibat dari kelelahan mata akibat VDT. Sebuah penelitian pernah

dilakukan oleh Edema et al. Tentang kejadian astenopia pada pengguna VDT yang

menggunakan kacamata. Hasil yang diperoleh ialah terdapat perbedaan yang signifikan

antara pengguna VDT yang memakai kacamata dengan kejadian astenopia

dibandingkan dengan pengguna VDT yang tidak memakai kacamata.11

Penggunaan lensa kontak

Page 11: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Lensa kontak menyebabkan ketidakstabilan lapisan permukaan mata karena lensa

kontak membagi lapisan tersebut menjadi dua bagian, bagian pre-lens yang kehilangan

lapisan musin dan bagian post-lens yang kehilangan lapisan lemak. Hal ini berakibat pada

peningkatan penguapan lapisan air mata yang diikuti dengan suatu kompensasi berupa

peningkatan osmolaritas dari lapisan air mata yang pada akhirnya menimbulkan jejas pada

permukaan mata.10 Beberapa studi terdahulu mendapatkan bahwa kejadian CVS lebih tinggi

dan lebih berat pada pekerja pengguna komputer yang menggunakan lensa kontak

dibandingkan dengan pekerja pengguna komputer yang tidak menggunakan lensa

kontak.10,24 Hal tersebut bisa terjadi karena penggunaan lensa kontak berkaitan dengan

peningkatan risiko terkena infeksi bakteri, kerusakan epitel konjungtiva, reaksi inflamasi,

penurunan break-up time, selain itu juga menyebabkan mata kering dan teriritasi.6Pekerja

pengguna komputer juga menjadi lebih sensitif terhadap perubahan suhu ruangan dan

kelembaban udara yang lebih rendah. Hasil penelitian yang lain yaitu keluhan adanya

gangguan penglihatan pada pekerja pengguna komputer dengan lensa kontak dan bekerja di

depan komputer selama lebih dari sama dengan empat jam sehari lebih tinggi secara

signifikan.

Lama bekerja dengan komputer

Penelitian oleh Bhanderi et al. melaporkan bahwa angka kejadian CVS lebih tinggi

pada pengguna VDT yang bekerja dengan komputer selama kurang dari lima tahun.12 Hasil

tersebut berbeda dengan hasil penelitian lain oleh Wang yang melaporkan bahwa kejadian

CVS lebih banyak pada pekerja pengguna komputer yang telah bekerja selama lebih

dari 10 tahun.

Lama bekerja di depan komputer

Peningkatan jam kerja di depan komputer tanpa diselingi oleh aktivitas lain dapat

menurunkan kemampuan akomodasi sehingga akan memperberat gejala CVS pada pekerja

komputer. Dengan penelitiannya mengenai hubungan antara penggunaan VDT terhadap

keadaan fisik dan mental pada pegawai administrasi di Jepang melaporkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan pada kejadian mata tegang terhadap bukan pengguna VDT, pengguna

VDT yang bekerja kurang dari lima jam sehari, dan pengguna VDT yang bekerja lebih dari

sama dengan lima jam sehari. Lamanya bekerja di depan komputer merupakan faktor risiko

kejadian mata tegang, jika bekerja kurang dari lima jam sehari memiliki odds ratio 3,1

sedangkan jika bekerja lebih dari lima jam sehari nilai oddsratio menjadi lebih tinggi yaitu

Page 12: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

5,4.11 Studi oleh Edema et al. mendapatkan bahwa 53,15% responden menggunakan

komputer secara terus-menerus selama empat jam menyebabkan mereka lebih berisiko

mengalami stress akibat penggunaan komputer.9 Studi sebelumnya oleh Sanchez-Roman et

al. melaporkan bahwa bekerja secara terus-menerus selama empat jam di depan komputer

tanpa diselingi istirahat berasosiasi secara signifikan dengan kejadian astenopia.

Lama istirahat setelah penggunaan komputer

National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) mengemukakan bahwa

istirahat sejenak tapi sering dapat menurunkan tingkat ketidaknyamanan pekerja pengguna

komputer dan meningkatkan produktivitas kerja jika dibandingkan dengan istirahat 15 menit

pada pagi hari dan istirahat pada jam makan siang. Ada banyak pendapat yang menyatakan

tentang lamanya istirahat setelah penggunaan komputer. Studi sebelumnya mengemukakan

istirahat bisa dilakukan selama 10-15 menit setelah bekerja secara terus-menerus di depan

komputer selama 1-2 jam.32,34 Pendapat lain mengemukakan bahwa istirahat bisa dilakukan

selama 3-5 menit setelah satu jam menatap monitor komputer secara terus-menerus.

Frekuensi berkedip

Frekuensi berkedip para pekerja komputer turun secara bermakna pada saat bekerja di

depan komputer dibandingkan dengan sebelum atau sesudah bekerja. Frekuensi tersebut

berkurang akibat adanya keharusan untuk berkonsentrasi pada tugas atau kisaran gerak mata

yang relatif terbatas. Faktor lingkungan juga berperan yaitu akibat kondisi penerangan

lingkungan kerja dengan tingkat iluminasi tinggi, suhu dan kelembaban udara ruangan kerja

yang rendah.27 Faktor komputer seperti ukuran huruf yang lebih kecil dan tingkat kontras

yang lebih rendah ternyata juga berpengaruh terhadap penurunan frekuensi berkedip. Studi

terdahulu melaporkan bahwa refleks mengedip pada pekerja VDT berkurang 66% atau

sekitar 3,6 kali/menit dibanding saat tidak menggunakan VDT. Tsubota et al. juga pernah

meneliti pekerja yang menggunakan VDT rata-rata lebih dari tiga jam sehari dan kemudian

mendapatkan adanya penurunan refleks mengedip pada pekerja pengguna VDT. Rata-rata

mengedip pada kondisi santai yaitu 22±9 kali/ menit, saat membaca buku menjadi 10±6

kali/menit, dan saat bekerja menggunakan VDT frekuensi berkedip berkurang lagi menjadi

7±7 kali/menit. Schlote et al. mendapatkan rata-rata frekuensi berkedip adalah 16,8

kali/menit saat melakukan percakapan dan secara signifikan menurun saat menggunakan

VDT yaitu 6,6 kali/menit dan terus menurun pada pengukuran setelah 30

menit menggunakan VDT yaitu 5,9 kali/menit.6

Page 13: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Faktor Biologik

- Pajanan biologi adalah bahan biologi yang ada si sekitar manusia, dalam bentuk

mikroorganisme(virus, bakteri, jamur, parasit), tumbuhan(debu organic), dan

binatang. Pajanan biologi di tempat kerja sering tidak dapat dihindari. Harus dapat

dibedakan : penyakit akibat pajanan biologi di tempat kerja atau yang biasa terjadi

di masyarakat luas.

- Penggolongan pajanan biologi :

Pajanan biologi akibbat kerja

Pajanan yang dialami akibat bekerja langsung dengan bahan biologi atau

merupakan hasil langsung dari proses kerja yang dilakukan pekerja.

Pajanan biologi lingkungan kerja

Pajanan yang dialami akibat tercemarnya lingkungan kerja, dan

merupakan akibat tidak langsung akibat proses kerja, seperti higine dan

pemeliharaan tempat kerja yang kurang baik.

Pajanan biologis alamiah/bukan akibat kerja

Pajanan biologi yang secara alamiah berada di wilayah lingkungan tempat

kerja, yang banyak menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat di

tempat tersebut, seperti malaria, demam berdarah.

- Penyakit akibat pajanan biologi :

Penyakit Legionaire

Terjangkit melalui pernapasan dalam(menghirup) udara ber-aerosol yang

tercemar. Tidak menular dari orang ke orang.

Kuman ini dapat ditemukan di danau sungai tapi juga dapat pada alat-alat

maupun tempat-tempat tertentu, seperti : system buatan manusia seperti

menara pendingin pada AC, humidifiers, system sirkulasi air hangat, kamar

mansi system semprot, kran air, alat pembangkit uap, air mancur hias,

peraltan pengobatan saluran pernafasan.

Gejala : demam Pontiak(gejala seperti flu), infeksi yang lebih serius

termasuk pneumonia.

Penyakit di sektor pertanian : Antraks

PAK(Penyakit Akibat Kerja) pertama menurut ILO.

Transmisi : udara, makanan dan kontak.

Page 14: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Penyebab : Bacillus anthracis.

Avian flu

Menyebabkan pneumonia berat dan progresif.

Transmisinya melalui udara dari unggas ke manusia.

Faktor Kimia

- Yang terpenting untuk mencegah PAK(Penyakit Akibat Kerja) karena bahan

kimia diperlukan suatu criteria yang dikatakan wajib ada pada bahan kimia

tersebut. Hal yang terpenting tersebut adalah MSDS(Material Safety Data Sheet).

- Dari MSDS tersebut maka akan langsung diketahui semua informasi mengenai

bahan kimia tersebut.

- MSDS adalah suatu Lembar Data Keselamatan Bahan(LDKB) memberikan

informasi yang penting yang dapat digunakan perusahaan untuk mengoptimalkan

penggunaan bahan kimia dan meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan

tempat kerja.

- MSDS meliputi : nama bahan kimia, informasi tentang komposisi bahan, sifat-

sifat fisik dan kimiawi, kestabilan dan daya reaktif, identifikasi bahaya, tindakan

P3K, tindakan pemadam kebakaran, tindakan penyelamatan kecelakaan, metode

penanganan dan penyimpanan yang tepat, pengawasan dan perlindungan diri yang

diperlukan, informasi tentang toksikologi(keracunan), informasi tentang

ekologi(lingkungan), pertimbangan pembuangan, informasi tentang angkutan,

informasi tentang peraturan, informasi tambahan.

Faktor lingkungan kerja

Sumber pencahayaan ruangan

Pencahayaan ruangan pada lingkungan kerja VDT pada umumnya menggunakan

pencahayaan yang terlalu terang sehingga dapat menyilaukan mata dan menurunkan

kemampuan mata untuk memfokuskan penglihatan pada monitor.12

Suhu udara ruangan

Suhu udara ruangan yang tinggi dapat menurunkan frekuensi

berkedip.15

Page 15: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Kelembaban udara ruangan

Kelembaban udara ruangan yang rendah dapat menurunkan

frekuensi berkedip. 15

Radiasi elektromagnetik

Radiasi sinar ultraviolet, sumber : sinar UV , las.Dan dapat ,enimbulkan

penyakit kulit yakni iritasi kulit dan mata. Terdapat upaya pencegahan yakni

dengan menggunakan kacamata kobal saat las.

Radiasi sinar infra merah, Sumber : peleburan baja, peleburan gelas, dan bara

logam. Tentunya dapat meningkatkan bebabn panas tubuh. Dan juga

mempunyai efek terhadap mata yaitu katarak.

Radiasi gelombang mikro, dapat mengakibatkan penyakit : konjunctivitis,

gangguan sistem saraf, dab gangguan reproduksi.

Radiasi pengion dan partikel berenergi tinggi, efek radiasi berupa : efek

stokastik dan non-stokastik. Memiliki efek akut : eritem, depresi sum-sum

tulang, penurunan fertilitas sementara/permanen. Efek kronis : kemandulan,

kanker, cacat congenital dan juga katarak.

Faktor komputer

Posisi bagian atas monitor terhadap ketinggian horizontal mata

Posisi bagian atas monitor yang lebih tinggi daripada ketinggian horizontal mata

menyebabkan sudut penglihatan yang lebih besar yang kemudian dapat menurunkan

frekuensi berkedip sehingga mengurangi produksi air mata.12 Produksi air mata yang

berkurang akan menimbulkan keluhan mata kering. Psihogios et al. mengemukakan bahwa

posisi bagian atas monitor yang sejajar terhadap ketinggian horizontal mata merupakan posisi

terbaik untuk meminimalisasi timbulnya keluhan.

Polaritas monitor

Ada dua macam polaritas monitor yaitu polaritas positif dan polaritas negatif.

Polaritas positif mengacu pada latar belakang monitor yang berwarna gelap dan karakter

(huruf atau gambar) yang berwarna putih. Polaritas negatif mengacu pada latar belakang

monitor yang berwarna putih dan karakter yang berwarna gelap. Polaritas monitor yang dapat

memperparah gejala CVS adalah polaritas positif, yang secara visual berbeda dengan

Page 16: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

dokumen tertulis. Pekerja yang bekerja melihat monitor dan dokumen tertulis secara

bergantian membutuhkan penyesuaian antara layar monitor yang berlatar belakang gelap

dengan dokumen tertulis yang kebanyakan berlatar belakang putih. Penyesuaian yang

dilakukan oleh mata secara berangsur-angsur akan menurunkan fungsi penglihatan. Alasan

lain polaritas positif dapat memperparah gejala CVS adalah karena latar belakang gelap

cenderung reflektif, di mana cahaya terang akan menghasilkan hot spots atau bayangan pada

layar monitor, selain itu cahaya yang terang akan mengaburkan layar monitor sehingga akan

mengurangi tingkat kontras antara latar belakang layar dengan karakter.12

Sudut penglihatan

Izquierdo menyatakan bahwa sudut penglihatan merupakan faktor terpenting terhadap

kejadian CVS karena besarnya sudut penglihatan dapat mempengaruhi munculnya gejala

CVS. Sudut penglihatan ke arah bawah sebesar 100-200 merupakan sudut penglihatan yang

ideal dan akan memberikan penglihatan jarak dekat yang optimum. Kualitas penglihatan yang

optimum akan menurun seiring dengan meningkatnya sudut penglihatan. Sudut penglihatan

yang lebih besar dari suatu penglihatan ideal juga dapat menurunkan frekuensi berkedip

sehingga mengurangi produksi air mata yang berfungsi untuk melubrikasi dan membersihkan

lapisan permukaan mata.12 Penelitian sebelumnya oleh Chiemeke et al. melaporkan bahwa

gejala-gejala gangguan penglihatan lebih banyak dikeluhkan oleh pekerja komputer dengan

sudut penglihatan ke arah atas sebesar 30º-50º sedangkan pekerja komputer dengan sudut

penglihatan ke arah atas kurang dari 15º tidak banyak mengeluhkan adanya gangguan

penglihatan.

Jarak penglihatan

Pekerjaan dengan komputer merupakan pekerjaan melihat dalam jarak dekat. Proses

melihat jarak dekat memerlukan suatu mekanisme akomodasi sehingga mata dapat

memfokuskan objek penglihatan ke retina dan terbentuk bayangan yang jatuh tepat di retina.

Mekanisme tersebut menyebabkan objek yang terlihat menjadi jelas. Mata memiliki resting

point of accommodation (RPA) yaitu suatu suatu titik di mana mata akan fokus tanpa suatu

stimulus visual atau ketika dalam keadaan gelap. Nilai RPA masing-masing individu

bervariasi antara 20-37 inci (50,8 cm- 93,98 cm). Ada pula istilah lain yang disebut dengan

lag yang merupakan selisih antara RPA seseorang dengan jarak penglihatan orang tersebut.

Kebiasaan memfokuskan objek penglihatan pada jarak yang lebih pendek dari RPA yang

seharusnya, seperti pada pekerja komputer, dapat memicu stress pada mata dan semakin besar

Page 17: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

lag maka semakin besar pula stressor pada mata.12 Penelitian oleh Chiemeke et al.

melaporkan bahwa keluhan adanya gangguan penglihatan lebih banyak pada pekerja dengan

jarak penglihatan kurang dari 10 inci (25,4 cm). Jarak penglihatan yang direkomendasikan

adalah 50-70 cm dan studi lain menyatakan bahwa semakin jauh monitor diletakkan (90-

100cm) maka dapat meminimalisasi timbulnya keluhan penglihatan.7

Jenis komputer

Komputer pada awalnya menggunakan monitor jenis cathode ray tube (CRT) yang

lebih banyak dikenal dengan sebutan komputer tabung atau layar cembung. Monitor

komputer CRT terdiri atas titik-titik kecil (pixel) yang membuat mata menjadi sulit untuk

fokus. Adanya efek halo dari pantulan cahaya di antara titik-titik tersebut menyebabkan

gambar yang terbentuk menjadi tidak jelas. Titik- titik tersebut juga harus dilakukan recharge

yang menimbulkan suatu flicker. Flicker tersebut membuat otot-otot mata harus berulang kali

mengatur dan memfokuskan penglihatan. Beberapa hal tersebut dapat menimbulkan

kelelahan pada mata dan karena efek yang tidak menyenangkan itu, komputer tabung saat ini

lebih jarang digunakan. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut

adalah pemasangan penapis antiglare pada monitor komputer tabung, seperti pada penelitian

oleh Hanum melaporkan bahwa komputer tabung dengan penapis antiglare dapat mengurangi

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer.16 Penapis antiglare dapat mengurangi

pantulan cahaya (yang berasal dari cahaya luar terpantul oleh kecembungan monitor

komputer) dan meminimalisasi pancaran radiasi. Pengguna komputer sekarang lebih banyak

yang menggunakan komputer flat panel monitor (FPM) atau komputer layar datar. Komputer

jenis ini sudah tidak ada flicker pada monitor sehingga dapat meminimalisasi kelelahan mata,

tidak ada lagi efek halo oleh karena itu dapat mengurangi pantulan cahaya, sudah didesain

sedemikian rupa sehingga tidak memancarkan radiasi, dan oleh karena bentuknya yang datar

maka pantulan cahaya dari luar lebih sedikit. Komputer layar datar

juga lebih praktis karena tidak memerlukan penapis antiglare.16

Ergonomik

- Ilmu yang mempelajari kemampuan dan karakteristik manusia yang

mempengaruhi rancangan peralatan, system kerja dan pekerjaan yang bertujuan

untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja.

Definisi lain : Ilmu seni dan penerapan teknologi untuk meyerasikan atau

menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas

Page 18: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun

mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.3

- Unsur-unsur ergonomik yakni :

1) Anatomi

o Antropometri (dimensi tubuh manusia) dan biomekanik(aplikasi tenaga).

2) Fisiologis

o Fisiologis kerja : pengeluaran energi.

o Fisiologis lingkungan : efek lingkungan fisik.

3) Psikologis

o Psikologi ketrampilan proses informasi dan pembuatan keputusan

o Psikologi kerja : training, usaha dan perbedaan individu.

- Manfaat data antropometrik : merupakan data statistik mengenai ukuran manusia,

massa dan bentuknya, yang dapat digunakan di tempat kerja, membuat tempat

duduk serta untuk keperluan desain peralatan.

- Kriteria antropometrik :

Jarak ruangan

o Ruang untuk kepala, ruang kaki, ruang siku termasuk kemudahan melalui

rintangan

Jangkauan

o Termasuk lokasi control atau penyimpanan material, serta pelabgai situasi

menjangkau melalui rintangan.

Postur/sikap tubuh

o Termasuk lokasi display dan control ditempat ketinggian.

kekuatan

- dikatakan pada kasus di atas, stager yang dipakai pastinya juga memenuhi standar

ergonomik suatu alat, namun sayangnya stager mungkin tidak di cek secara

berkala(rapuh termakan usia). Ditambah pula unsafe action yang dilakukan oleh

pekerja tersebut yang tidak memakai tali pengaman untuk menghinfari

kecekalakaan yang terjadi tiba-tiba. Lebih kearah unsafe action yang dilakukan

oleh pekerja tersebut.

Jumlah pajanan yang dialami

Patofisiologi

Page 19: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Keluhan mata kering bisa terjadi karena peningkatan penguapan airmata dan

berkurangnya sekresi air mata. Kedua hal tersebut diakibatkan oleh kebutuhan untuk dapat

memusatkan penglihatan pada monitor.Pemusatan penglihatan dilakukan dengan cara mata

menatap lurus dan fisura interpalpebra terbuka lebar. Hal tersebut menyebabkan

meningkatnya pajanan udara terhadap mata dan mengurangi frekuensi berkedip. Keadaan ini

diperberat oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain penggunaan air conditioner

(AC) atau alat pemanas sentral yang akan mengalirkan udara kering dengan aliran cepat,

pencahayaan ruangan dengan tingkat iluminasi tinggi sehingga terjadi kontras yang

berlebihan antara monitor dengan lingkungan kerja akan mengganggu fungsi akomodasi dan

berakibat pada ketidaknyamanan terhadap mata, dan monitor komputer yang diposisikan

lebih tinggi dari ketinggian horizontal mata menyebabkan area permukaan mata yang

terpajan oleh lingkungan menjadi lebih luas. Keluhan mata tegang dan mata lelah terutama

disebabkan oleh aktivitas akomodasi dan konvergensi mata yang berlebihan ketika bekerja

di depan komputer.

Aktivitas yang berlebihan itu terjadi karena mata membutuhkan penyesuaian

terhadap jarak antara mata dengan monitor serta karakter huruf dan gambar pada komputer.

Berbagai faktor yang memperberat keluhan ini antara lain astigmatisma, hipermetropia,

miopia, cahaya berlebihan, kesulitan koordinasi mata, dan lain-lain.2 Penggunaan AC juga

berkontribusi terhadap kejadian mata tegang karena AC yang digunakan di ruangan berdebu

dapat mengalirkan partikel debu ke mata sehingga keluhan mata tegang menjadi lebih parah.

Nyeri kepala pada pekerja pengguna komputer dipicu oleh

berbagai macam stress, seperti kecemasan dan depresi. Faktor lain yang berpengaruh yaitu

kondisi mata (astigmatisma dan hipermetropia) dan kondisi lingkungan kerja yang tidak

layak ( silau, kurang pencahayaan, dan penyusunan letak komputer yang tidak layak).2 Nyeri

pada leher dan punggung bisa diakibatkan oleh postur tubuh yang kurang tepat ketika bekerja

di depan komputer. Postur tubuh tersebut bisa berasal dari usaha untuk menyesuaikan

monitor yang lebih tinggi atau lebih rendah dari ketinggian horizontal mata, selain itu juga

sebagai usaha untuk menyesuaikan penglihatan akibat kelainan refraksi atau keadaan

presbiopia.

Pekerjaan yang dilakukan dengan komputer merupakan pekerjaan yang membutuhkan

kemampuan kedua mata untuk dapat memfokuskan penglihatan pada jarak dekat. Penglihatan

jarak dekat memerlukan konvergensi kedua mata yang dikoordinasi oleh otak agar mata dapat

mempertahankan peletakan kedua bayangan pada tempat setara di kedua retina. Kemampuan

konvergensi dapat menurun akibat bekerja secara terus-menerus di depan komputer sehingga

Page 20: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

kedua mata akan tak searah dan tertuju ke titik yang berbeda. Otak yang bekerja menekan

atau menghilangkan bayangan pada satu mata semakin lama akan mengalami kelelahan

sehingga terjadi penglihatan ganda.2 Penglihatan kabur terjadi bila mata tidak dapat

memfokuskan objek penglihatan secara tepat di retina sehingga tidak terbentuk bayangan

yang jelas. Penglihatan kabur disebabkan oleh kelainan refraksi seperti hipermetropia,

miopia, dan astigmatisma, selain itu bisa disebabkan oleh kacamata koreksi yang tidak tepat

kekuatan dan setelannya.

Suatu keadaan yang disebut dengan presbiopia juga berkaitan dengan timbulnya

keluhan penglihatan kabur. Faktor lingkungan kerja dapat berpengaruh pula terhadap

timbulnya keluhan ini, yaitu layar monitor yang kotor, sudut penglihatan yang kurang baik,

adanya refleksi cahaya yang menyilaukan atau monitor komputer yang berkualitas buruk atau

rusak.2

Berdasarkan keterangan pasien, pasien telah bekerja selama 5 tahun. Dalam sehari

pasien bekerja selama 8 jam didepan komputer, kadang pasien tidak beristirahat, dan posisi

pasien dalam keadaan duduk statis, repetitif, dan menunduk. Pasien juga merasa beban

pekerjaan meningkat sehingga harus lembur tanpa menistirahatkan matanya sehingga kedua

matanya berair.

Faktor individu yang berperan

Tidak terdapat faktor individu pada pasien berupa alergi,/atopi, riwayat penyakit

dalam keluarga, dan kebersihan pasien baik.

Faktor lain diluar pekerjaan

Terdapat faktor lain diluar pekerjaan pasien yaitu hobi membaca buku dengan

penerangan baik.

Diagnosis PAK atau Non PAK

Berdasarkan diagnosis klinis dan bukti yang didapatkan dari referensi, maka dapat

ditegakkan diagnosis okupasi Nn A adalah Penyakit akibat kerja yaitu computer visus

syndrome.

Penalaksanaan

Perawatan Mata

Page 21: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Solusi ke komputer-masalah yang berhubungan dengan visi bervariasi. Namun, CVS

biasanya dapat diatasi dengan memperoleh perawatan mata secara teratur dan membuat

perubahan dalam cara kita melihat layar komputer.

Periksa kesehatan mata secara teratur. Jika memang merupakan penderita mata

minus atau plus,memastikan kacamata atau kontak lensa yang kita gunakan benar-benar

nyaman dipakai. meminta resep sesuai dengan kondisi kesehatan mata, sehingga saat kita

menggunakan komputer kita bisa merasa nyaman berada di depan layar.

Perawatan Mata. Dalam beberapa kasus, individu yang tidak memerlukan

penggunaan kacamata untuk kegiatan sehari-hari lainnya dapat mengambil manfaat dari

kacamata diresepkan khusus untuk penggunaan komputer. Selain itu, orang yang sudah

memakai kacamata mungkin menemukan resep mereka saat ini tidak memberikan visi

optimal untuk menampilkan komputer.

Kacamata atau lensa kontak yang diresepkan untuk penggunaan umum mungkin tidak

memadai untuk kerja komputer. Lensa diresepkan untuk memenuhi tuntutan visual yang

unik melihat komputer mungkin diperlukan. Desain lensa khusus, kekuatan lensa atau

tints lensa atau pelapis dapat membantu untuk memaksimalkan kemampuan visual dan

kenyamanan.

Beberapa pengguna komputer mengalami masalah dengan fokus mata atau koordinasi

mata yang tidak dapat cukup dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Sebuah

program terapi visi mungkin diperlukan untuk mengobati masalah-masalah tertentu. Visi

terapi, juga disebut pelatihan visual, merupakan program terstruktur kegiatan visual yang

diresepkan untuk meningkatkan kemampuan visual. Ini melatih mata dan otak untuk

bekerja bersama lebih efektif. Latihan ini membantu memulihkan mata kekurangan dalam

gerakan mata, mata fokus dan mata bekerja sama dan memperkuat sambungan mata-otak.

Pengobatan mungkin termasuk kantor-berbasis serta prosedur rumah pelatihan.

Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja(SMK3)

Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diperhatikan terlebih

bagi pmrakarsa supaya proses produksi, peningkatan kualitas dan kendali biaya dapat terus

dioptimalkan. Fungsi managemen mengarah di aspek kualitas, produksi,

kecelakaan/kerugian dan biaya. Terdapat 4 program K3 di tempat kerja , yaitu :

1) Komitmen manajemen dan keterlibatan pekerja

2) Analisis risiko di tempat kerja

Page 22: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

3) Pencegahan dan pengendalian bahaya

Menetapkan prosedur kerja berdasarkan analisis, pekerja memahami dan

melaksanakannya

Aturan dan prosedur kerja dipatuhi

Pemeliharaan sebagai usaha preventif

Perencanaan untuk keadaan darurat

Pencatatan dan pelaporan kecelakaan

Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja

Pemeriksaan tempat kerja secara berkala.

4) Pelatihan buat pekerja, penyelia dan manager.

SMK3 memiliki peran yang cukup penting dalam proses kerja dalam suatu

perusahaan(pemrakarsa). Apabila SMK3 yang diberlakukan tidak cukup baik maka akibatnya

dapat dilihat dari banyaknya pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan juga proses

produksi mengalami kemunduran. Tujuan khusus dari SMK3 adalah mencegah atau

mengurangi kecelakaan kerja, kebakaran, peledakaan dan PAK; mengamankan mesin

instalasi, pesawat. Alat, bahan dan hasil produksi; menciptakan lingkungan kerja yang

aman, nyaman, sehat dan penyesuian antara pekerjaan dengan manusia atau antara manusia

dengan pekerjaan.

Dalam SMK3 memiliki tahapan-tahapan yang penting untuk diperhatikan yaitu :

Penerapan, Pengukuran dan evaluasi dan Tinjauan ulang dan peningkatan. Tahapan-tahapan

tersebut akan membawa ke dalam suatu sistem yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai

optimalisasi kerja. Tahap-tahap tersebut :

Penerapan

Jaminan kemampuan

SDM, sumber daya, dana

Integrasi SMK3 perusahaan

Tanggung jawab dan tanggung gugat

Konsultasi, motivasi dan kesadaran

Pelatihan dan kompetensi

Kegiatan pendukung

Komunikasi; pelaporan;pendokumentasian

Pengendalian dokumen

Page 23: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Pencatatan dan manajemen informasi

Identifikasi bahaya/ penilaian dan pengendalian risiko

Perancangan dan rekayasa; administratif

Kontrak ;pembelian

Prosedur keadaan darurat;insiden

Pemulihan keadaan darurat

Pengukuran dan evaluasi

Inspeksi dan pengujian

Personil : keahlian dan pengalaman

Catatan dipelihara; dan tersedia

Peralatan; metode untuk menjamin standar K3

Perbaikan segera ketidaksesuaian

Penyelidikan permasalahan insiden

Temuan di analisis dan ditinjau ulang

Audit SMK3

Perbaikan dan pencegahan

Tinjauan ulang dan peningkatan

Evaluasi terhadap penerapan K3

Tujuan, sasaran; kinerja K3

Temuan audit

Efektivitas penerapan

Perubahan peraturan

Tuntutan pihak terkait;pasar

Perubahan produk; kegiatan

Perubahan struktur organisasi

Perkembangan iptek

Pengalaman insiden

Pelaporan

Umpan balik dari tenaga kerja

Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

K3 berlandaskan trhadapa undang-undang yang berlaku. Pemerintah menerapkan

undang-undang K3 karena memang penting dalam proses produksi dalam suatu perusahaan.

Landasan undang-undang mengenai tenaga kerja, yaitu :

Page 24: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

i. UU No 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.

ii. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

iii. UU Kesehatan No 23 tahun 1992 fasal 23 tentang Kesehatan.

iv. UU No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

v. Permenaker No 05/men 1996, setiap perusahaan yang mempekerjakan > 100orang

dan atau yang mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajamen K3

(babIII fasal 3)

vi. PP No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

vii. UU No 13 tahun 2003 tentang perundang-undanganTenaga Kerja.

Semua peraturan dan sistem mengenai tenaga kerja dengan upaya meningkatkan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja sudah di tetapkan secara resmi oleh peraturan perundang-

undangan , sehingga dapat dikatakan Kesehatan dan Keselamata Kerja sanga wajib

diberlakukan bagi semua orang yang terkait di dalamnnya.

Pencegahan komputer visual sindrom

Hampir 90% karyawan yang sehari-harinya terlalu lama bekerja dengan komputer

mengalami gangguan penglihatan yang mengakibatkan mata lelah, mata berkedut, mata

tegang, dan bahkan penurunan produktivitas kerja. Berikut 10 cara mengurangi risiko

gangguan penglihatan akibat bekerja dengan komputer terlalu lama setiap hari:

1. Mengatur posisi tubuh. Aturlah jarak mata dengan layar monitor sejauh 50-60 cm

dengan posisi tengah layar berada kira-kira 10-15 derajat di bawah mata. Jika Anda

mengetik dari sumber buku atau kopian halaman, taruhlah di samping layar monitor

dengan penjepit kertas khusus sehingga pergerakan pandangan mata lebih nyaman.

2. Menyesuaikan penerangan. Mata tegang seringkali disebabkan karena pencahayaan

ruangan yang berlebihan. Penerangan ruangan yang disarankan untuk menggunakan

komputera adalah separuh dari umumnya penerangan di kantor. Jika memungkinkan,

pilih lampu yang full spectrum dengan pencahayaan lebih alami sehingga nyaman

bagi mata.

3. Mengganti Monitor CRT dengan LCD. CRT atau monitor komputer berbentuk

tabung menghasilkan gambar berkedip sehingga menjadi faktor utama penyebab mata

tegang dan lelah. Ganti monitor CRT dengan monitor LCD berukuran minimal 19

inchi dan beresolusi besar agar lebih nyaman bagi mata.

Page 25: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

4. Mengatur tampilan layar komputer. Brightness disarankan diatur hampir sama

terangnya dengan kondisi penerangan ruangan. Pastikan ukurang font memungkinkan

teks terbaca dengan mudah dengan setelan contrast seimbang. Kurangi level color

temperature komputerhingga mata benar-benar merasa nyaman.

5. Kedip lebih sering. Melihat layar monitor saat asik bekerja seringkali membuat Anda

lupa untuk berkedip, sehingga tanpa disadari mata kering dan iritasi. Kedipan mata

berfungsi menjaga kelembaban mata. Jadi, berkediplah lebih sering.

6. Melakukan latihan mata 20-20-20. Setiap 20 menit sekali berpalinglah dari monitor

komputer dan pandanglah objek lain berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20

detik. Latihan ini dapat membuat otot fokus pada mata lebih santai dan

menghindarkan risiko kejang otot mata.

7. Istirahat 4×5 menit. Menurut National Institute of Occupational Safety and

Health (NIOSH), pengguna komputer disarankan beristirahat secara berkala sebanyak

4 kali dengan durasi masing-masing 5 menit. Saat istirahat, berdirilah, goyangkan

seluruh badan dan lakukan peregangan mulai dari kaki, punggung, lengan hingga

leher.

8. Menggunakan kacamata khusus komputer. Anda bisa memesannya di optik. Jika

Anda memakai contact lens yang rawan menyebabkan mata kering dan tidak nyaman

atau memakai kacamata dengan lensa bifocal atau lensa progressif yang tidak optimal

bagi jarak mata dan layar monitor.

9. Menggunakan tetes mata. Cairan khusus pada obat tetes mata akan membuat mata

lebih lembab, segar dan bebas dari mata merah akibat iritasi. Sediakan obat tetes mata

di dekat monitor dan gunakan sesuai petunjuk penggunaan.

10. Memeriksa mata ke dokter secara berkala. Pengguna komputer sebaiknya ke

dokter mata minimal 1 tahun sekali. Jelaskan ke dokter berapa intensitas Anda

memakai komputer di kantor maupun di rumah. 17

Pencegahan secara umum

Pendidikan dan pelatihan

Page 26: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi termasuk penyampaian instruksi dan pelatihan, perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pendidikan dan latihan merupakan komponen penting dalam perlindungan kesehatan pekerja.

Tujuan utama pendidikan dan latihan ini adalah agar pekerja:

1. Mengerti, paling tidak pada tingkat dasar, bahaya kesehatan yang terdapat di

lingkungan kerjanya

2. Terbiasa dengan prosedur kerja dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur untuk

mengurangi tingkat pajanan

3. Menggunakan alat pelindung diri dengan benar dan memelihara agar tetap

berfungi baik

4. Mempunyai kebiasaan sehat dan selamat serta hygiene perorangan yang baik

5. Mengenal gejala dini gangguan kesehatan akibat pajanan bahaya tertentu

6. Melakukan pertolongan pertama apabila terjadi gangguan keehatan sesegera

mungkin.

Proteksi berdasarkan faktor pajanan

1) Pajanan fisik

a. Bising

Upaya pencehagannya adalah dengan program konservasi pendengaran(hearing

conservation program) dan penggunaan sumbat telinga(earplug), penutup

telinga(ear muff), helm pelindung telinga(ear protektif helmet).5

b. Vibrasi

Usahakan menghindari alat-alat yang memiliki efek vibrasi yang besar atau

apabila tidak dapat dihindari dapat juga mengurang waktu pajanan terhadap alat

tersebut atau memakai alat pelindung seperti sarung tangan yang tebal.

c. Pencahayaan

Menghindari tempat-tempat yang memiliki pencahayaan yang kurang lalu

apabila kurang pencahayaannya perlu ditingkatkan lebih lagi.

d. Suhu panas dan dingin

Menghindari tempat-tempat sumber pajanan ataupun dapat memakai alat

pelindung diri yaitu pakaian yang tebal atau pakaian khusus.

Page 27: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

e. Radiasi elektromagnetik

Menghindari daerah pajanan.

2) Pajanan biologik

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah : Penerapan Higine perorangan

Cara kerja yang aman

Pemakaian alat pelindung diri yang sesuai

Proteksi yang spesifik(imunisasi dan profilaksis)

Penyuluhan dan edukasi mengenai bahaya potensial di tempat kerja dengan

gangguan kesehatan yang mungkin timbul.

Penyuluhan dan edukasi higine perorangan dengan penyediaan fasilitasnya

(mis : cuci tangan , mandi)

Pelatihan cara kerja yang aman beserta pemakaian alat pelindung diri yang

sesuai, dengan standard precaution.

Surveilans medic terhadap penyakit yang mungkin timbul

Penanggulangan di tempat kerja : pengendalian vector dll.

3) Pajanan kimia

Perhatikan MSDS-nya

Memakai alat pelindung diri menurut aturan.

Kurangi besarnya pajanan.

4) Ergonomic

Menelaah aturan ergonomic sesuai dengan unsur yang sesuai

Memakai alat-alat sesuai dengan aturan

Hindari unsafe action

5) Psikologis

a. Pencegahan primer

Penceggahan primer bertujuan mengurangi insidensi gangguan psikiatrik dalam

suatu populasi dan untuk kelompok merka yang tidak termasuk kelompok

berisiko.

Diusahakan dengan mengurangi atau meniadakan pengaruh buruk lingkungan

kerja dan memperkuat kemampuan individu untuk menghadapi dan

menanggulangi kesulitan yang dihadapinya.

Dilakukan dengan kampanye promosi dan edukasi kesehatan jiwa dan pesan

disampaikan kepada setiap orang yang termasuk kelompok berisiko atau tidak

Page 28: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan

gangguan psikatrik yang dialami pekerja serta mengurangi / memperpendek

durasi penyakit.

Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok yang dicurigai terkena risiko

atau gangguan stress akibat kerja.

c. Pencegahan tersier

Difokuskan pada kelompok orang yang telah megalami gangguan stress akibat

kerja dan diupayakan untuk dipulihkan kesehatannya.

Dalam pencegahan ini diupayakan konseling, pengobatan klinis dan rehabilitsi

mental.

Setelah pulih dari gangguan stress akibat kerja, pekerja tersebut diupayakan

kembali ke tempat kerja semula dengan supervisi dari supervisornya. Gradasi

beban kerja ditingkatkan mulai dari kerja ringan, sedang, sampai kembali

bekerja seperti semula.

Jelas bahwa kecelakaan kerja menelan biaya yang luar biasa tinggi. Dari segi biaya

saja dapat dipahami, bahwa terjadinya kecelakaan kerja harus dicegah. Pernyataan ini

berbeda dari pendapat umum jaman dahulu yang menyatakan bahwa kecelakaan adalah nasib.

Kecelakaan kerja seolah-olah takdir yang harus diterima. Tidak! Kecelakaan dapat dicegah,

asal ada kemauan yang cukup untuk mencegahnya dan pencegahan dilakukan atas dasar

pengetahuan yang memadai tentang sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan penguasaan

teknik-teknologi upaya preventif terhadap kecelakaan.

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab kecelakaan.

Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan analisis setiap

kecelakaan yang terjadi. Metoda analisis penyebab kecelakaan harus betul-betul diketahui

dan diterapkan sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu

peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya

dilakukannya identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden

kecelakaan di perusahaan serta mengakses besarnya risiko bahaya.

Peningkatan Kesehatan

Gizi Kerja

Page 29: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi

kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Dengan gizi kerja diharapkan diwujudkan

kesehatan dan kesejahteraan faktor manusia dalam proses produki (juga distribusi) dan juga

dipelihara kemampuan bekerja dan produktivitas kerjanya pada tingkat yang optimal bahkan

bila mungkin lebih ditingkatkan. Zat makanan yang dicerna dan masuk ke dalam tubuh

menghasilkan energy untuk menggerakkan aktivitas orang yang bersangkutan,

mempertahankan proses kehidupan itu sendiri, dan sangat perlu untuk menunjang

pertumbuhan serta perbaikan kerusakan pada sel dan jaringan. Karbohidrat merupakan bahan

bakar utama, oleh karena senyawa tersebut dapat dibakar oleh tubuh sebagai sumber tenaga

untuk bekerja. Protein mempunyai peranan dalam pertumbuhan dan juga reparasi sel atau pun

jaringan yang rusak. Lemak penting untuk penyimpanan energy. Vitamin dan mineral berlaku

sebagai pengatur aktivitas internal tubuh dengan jalan melancarkan proses oksidasi,

memelihara fungsi normal otot dan saraf serta bagian tubuh lainnya, mempertahankan

vitalitas jaringan dan menunjang kelangsungan fungsi-fungsi tertentu organ tubuh.

Untuk mengetahui keadaan konsumsi makanan oleh tenaga kerja perlu diadakan pemeriksaan

makanan, baik mengenai jenis makanan yang dimakan oleh tenaga kerja, kuantitas dan

kualitasnya, dan pemeriksaan laboratorium.

Kondisi gizi yang tidak kondusif terhadap kesehatan dan produkrivitas tenaga kerja

dalam masyarakat di mana pun adalah kombinasi kekurangan atau tidak memadainya protein,

kalori, dan vitamin. Rendahnya konsumsi protein dan kalori dalam makanan sehari-hari

menjadi sebab rendahnya peroduktivitas dan buruknya keadaan kesehatan serta menjadi

penyebab timbulnya penyakit. Demikian pula kekurangan vitamin; kekurangan vitamin B

dari aneka jenisnya sangat perlu bagi pekerjaan yang dilakukan pada malam hari atau

pekerjaan yang pada lingkungan kerjanya terjadi perubahan pencahayaan khususnya gelap

dan terang.

Pemenuhan kebutuhan akan zat makan menentukan status gizi seseorang termasuk

tenaga kerja. Unsur terpenting bagi penilaian status gizi adalah tinggi badan dan berat badan

yang menentukan besarnya IMT ( IMT= BB/TB2 dengan satuan kg per m2). Apabila

IMT<18,5 maka status gizi kurang, IMT normal 18,5-24,9 dan status gizi lebih bila nilai

IMT>25. Selain itu dengan memakai rumus tersebut, BB ideal dan normal.

Semakin meningkat kegiatan tubuh, semakin meningkat oula metabolisme yang

berlangsung. Metabolisme basal adalah kuantitas energy yang diperlukan oleh tubuh dalam

Page 30: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

keadaan itirahat sambil tiduran dalam kondisi tenang (fisik dan mental) yang dimulai sejak

12-15 jam setelah selasai makan. Kebutuhan energy minimum ini dipergunakan untuk

pemeliharaan kelangsungan proses kehidupan pada alat-alat vital seperti jantung, paru,

lambung, usus, kelenjar-kelenjar, hati, ginjal, serta juga untuk perawatan dalam rangka

perbaikan sel atau jaringan yang mengalami kerusakan.

Faktor mental-psikologis sangat mempengaruhi tonus otot-otot yang berakibat kepada

tingkat kegiatan proses metabolism di dalam tubuh. Pengaruh yang terjadi setelah bekerjanya

otot menetap untuk sementara waktu sesudah berakhirnya otot bekerja. Ketentuan yang

bersifat umum tersebut berlaku pula bagi otot system gastrointestinal yang fungsinya

mencerna dan meresap makanan.

Kebutuhan kalori orang dewasa termasuk tenaga kerja ditentukan oleh:

1. Metabolism basal

2. Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh (kira-kira 10% dari metabolism basal)

3. Aktivitas otot.

Aktivitas otot atau bekerjanya otot dengan atau tanpa kesadaran, mempunyai peranan

sangat penting dalam menentukan kebutuhan kalori di atas kebutuhan metabolism basal.

Kalori yang dibutuhkan ini berasal dari bahan makanan terutama yang mengandung

karbohidrat.

Jumlah kalori yang diperlukan yang harus digunakan dalam tubuh, menurut kegiatan

daoat ditentukan secara tidak langung denga mengukur pemakaian O2 oleh tubuh untuk

melakukan aktivita tersebut. Dari penelitian, ditemukan bahwa pemakaian 1 liter O2

menghasilkan rata-rata 4,825 kilokalori untuk konsumsi makan berimbang. Kalori yang

dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan tidak lain daripada banyaknya kalori yang harus

dikerahkan oleh tubuh per satuan waktu untuk menjamin berlangsungnya kegiatan yang

dimaksudkan.

Dalam hubungan pekerjaan, bahan makanan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja

adalah bahan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi masyarakt pada umumnya ditambah

dengan tambahan kebutuhan kalori demikian merupakan kalori kerja yaitu energy yang

benar-benar diperlukan guna meraih hasil kerja sebagaimana diharapkan dari seorang tenaga

Page 31: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

kerja. Kebutuhan kalori orang tandar adalah tenaga kerja dengan aktivitas ringan atau

pekerjaan ringan.

Pada upaya menerapkan gizi kerja beberapa hal khusus perlu mendapat perhatian:

1. Pengaruh frekuensi makan dan komposisi makanan:

a. Pengalaman dari pelaksanaan gizi kerja di perusahaan menunjukkan bahwa

pemberian kesempatan untuk makan pada saat-saat istirahat kerja membantu

meperbaiki produktivitas dan dapat mengurangi timbulnya kelelahan kerja, bila

pengaturan waktu istirahat demikian mungkin dilakukan. Namun tidak ada

pembuktian bahwa makin sering peluang untuk istirahat dan makan diberikan,

makin meningkat kapasitas tenaga kerja untuk bekerja

b. Makan pagi mempunyai pengaruh penting kepada produktivitas kerja. Sebaiknya

dianjurkan agar tenaga kerja melakukannya. Makan pagi merupakan salah satu

aspek dari kebiasaan atau cara hidup sehat

c. Makanan yang diberikan dalam pekerjaan harus berifat ringan, makanan yang

berat atau susah dicerna bahkan berakibat menurunkan produktivitas kerja, oleh

karena alat pencernaan memikul pembebanan berat dari makanan.

d. Jika nilai gizi makanan dipenuhi untuk kebutuhan kalori termasuk kalori kerja,

makan tidak perlu ditambah frekuensi makan, kecuali makanan selingan pada

waktu istirahat kerja

e. Tidak diperlukan tambahan protein dari makanan untuk kegiatan otot yang lebih

besar, asalkan kebutuhan sehari-hari akan protein telah dipenuhi.

f. Demikian juga vitamin atau mineral tidak perlu diberikan ekstra, asal kuantitas

yang dibutuhkan telah dipenuhi dari makanan

2. Untuk pekerjaan pada tempat kerja yang bersuhu tinggi, harus diperhatikan secara

khusus kebutuhan akan air dan garam sebagai pengganti cairan untuk penguapan

keringat. Dalam lingkungan kerja panas dan pada pekerjaan berat, diperlukan

sekurang-kurangnya 2,8 liter air minum bagi seorang tenaga kerja, sedangkan untuk

kerja ringan dianjurkan sekitar 1,9 liter. Kadar garam tidak boleh terlalu tinggi,

melainkan sekitar 0,2%. Biasanya pada pekerja yang bekerja pada suhu panas

Page 32: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

diberikan tablet garam. Namun biasanya pekerja tersebut sudah menyesuaikan diri

dengan memilih makanan yang asin sebagai mekanisme alami untuk memenuhi

kebutuhan mengganti garam yang hilang melalui keringat. Tenaga kerja tidak

dibenarkan minum minuman yang mengandung alcohol.

3. Zat makanan dalam berbagai hal dapat mengurangi pengaruh zat beracun seperti

halnya vitamin C terhadap racun logam berat, larutan kimia organis, seperti derivate

aniline, fenol, sianida, dan lain-lain. Makanan ekstra hanya merupakan upaya

meningkatkan kesegaran jasmani dan daya kerja.

Guna menerapkan gizi kerja sangat penting peran kantin, ruang/kamar makan, dapur

beserta peralatan dan perlengkapan serta juga perusahaan catering sebagai penyelenggara

penyiapan dan penghidangan makanan bagi tenaga kerja.

Penilaian kesehatan

Surveilans medis terdiri dari tiga hal penting yaitu pemeriksaan kesehatan pra-kerja

(pre-employment atau pre-placement medical examination), sebelum subjek pemeriksaan

ditempatkan atau bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala (periodic medical examination)

yang terkait dengan bahaya kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan khusus (specific medical

examination) yang terkait dengan kembali bekerja (returning to work) setelah terdapat

gangguan kesehatan yang bermakna dan penyakit yang berat.1

Tujuan pemeriksaan kesehatan pra-kerja

1. Menetapkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan penempatan

pekerja

2. Mengidentifikasi kondisi kesehatan yang mungkin diperbuuk oleh pajanan bahaya

kesehata, kerentanan calon pekerja terhada bahaya kesehatan tertentu yang

memerlukan eksklusi pada individu dengan pajanan tertentu

3. Menetapkan data dasar (baseline data) evaluasi sebelum pekerjaannya. Data dasar

ini berguna sebagai pertimbangan kelak adanya gangguan kesehatan dan adanya

kaitan dengan pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja.1

Tujuan pemeriksaan berkala

Page 33: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

1. Mendeteksi sedini mungkin setiap gangguan kesehatan yang mungkin terjadi dan

disebabkan oleh pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja, dan kondisi kerja

2. Mendeteksi perubahan status kesehatan (penyakit yang tidak berhubungan dengan

pekerjaan) yang bermakna dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila

melanjutkan pekerjaan, atau menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap

pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja atau kondisi kerja.

Riwayat kesehatan dan riwayat pekerjaan secara lengkap diperlukan untuk dapat

dilakukan pemeriksaan kesehatan yang sesuai terutama bila diketahui adanya pajanan yang

berulang dan kemungkinan gangguan kesehatan.

Pemeriksaan medis berkala dilakukan kelompok pekerja agar dapat memberi efek pencegahan penyakit primer, atau bila gagal, akan memberi efek pencegahan penyakit sekunder.

Ada dua jenis pemeriksaan kesehatan berkala, yaitu:

1. Pemeriksaan berkala umum yang dilakukan terhadap seluruh pekerja sebagai bagian

program pemerliharaan kesehatan karyawan, atau bila dicurigai terjadinya suatu

kemungkinan gangguan kesehatan akibat berbagai kondisi kerja yang memadai.

2. Pemeriksaan kesehatan yang dihubungkan dengan ancaman gangguan kesehatan di

lingkungan kerja tertentu yang berisiko tinggi, dilaksanakan secara berkala untuk

memantau pekerja tertentu yang bekerja dalam kondisi spesifik.3

Tujuan pemeriksaan khusus

Pada dasarnya pemeriksaan khusus sama dengan pemeriksaan kesehatan prakerja. Dalam hal ini hasil pemeriksaan kesehatan khusus ditempatkan sebagai data dasar menggantikan data dasar hasil pemeriksaan kesehatan pekerja. Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan khusus tergantung pada riwayat penyakit dan status kesehatan saat terakhir atau saat pemulihan.1

Pemeriksaan kesehatan setelah sembuh dari sakit berguna untuk memastikan bahwa seorang pekerja telah sembuh benar dari sakitnya dan dapat megerjakan pekerjaannya dengan aman tanpa membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain disekitarnya. Obat-obatan yang masih diminum perlu juga diperiksa karena dapat berpengaruh terhadap kinerjanya.3

Penutup

Kesimpulan :

Page 34: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

Hipotesa diterima, dimana Nn A 28 tahun dengan keluhan mata berair terkena CVS,

karena bekerja didepan komputer kadang tidak beristirahat.

Daftar Pustaka

1. American Optometric Assosciation. Computer vision syndrome [Internet]. 2011

[updated 2006: cited 2011 Jul 25].

2. Affandi ES. Sindrom penglihatan komputer.Maj Kedokt Indon. 2005;55(3) : 297-300

3. Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW. Computer vision syndrome: a

review. J Surv Ophthal. 2005; 50(3) : 253-262

4. Munro JF, Ford MJ. Pengantar pemeriksaan klinis. Edisi 6. Jakarta: EGC,2003.h.59-

72

5. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes on Ophtalmology. Ed 9th. Jakarta :

Penerbit Erlangga.2005.h.18-24

6. Roestijawati N. Sindrom dry eye pada pengguna video display terminal (VDT).

CerminDuniaKedokteran.2007;154(29)

7. The aging eye. [Internet]. 2011 [updated 2007: cited 2011 Feb 20]. Available from :

http://www.lighthouse.org/eye-health/the-basics-of-theeye/the-aging-eye/

8. Lata H, Walia L. Ageing: physiological aspects. JK Science. 2007; 9(3):111-115

9. Amod RC. The ageing eye. CME. 2007; 25(10): 484-488

10. Rosenfield M. Computer vision syndrome: a review of ocular causes and potential

treatments. J Ophthalmic Physiol Opt. 2011

11. Izquierdo NJ. Computer vision syndrome [Internet]. 2011[updated 2010: cited 2011 Jul 25].

Available from:http://emedicine.medscape.com/article/1229858- overview

12. Wolkoff P, Skov P, Franck C, Petersen LN. Eye irritation and environmental factors

in the office environment— hypotheses, causes and a physiological model. Scand J

Work Environ Health 2003;29(6):411–430

13. Bhanderi DJ, Choudhary S, Doshi VG. A community-based study of asthenopia in

computer users. Indian J Ophthalmol. 2008; 56(1) : 51-55

14. Das B, Ghosh T. Assessment of ergonomical and occupational health related problems

among VDT workers of West Bengal, India. Asian Journal of MedSciences.2010;1:26-31

15. Cabrera SRG, Lim-Bon-Siong R. A survey of eye-related complaints among call-

center agents in Metro Manila. Philipp J Ophthalmol. 2010;35(2): 65-69

Page 35: PBL Blok 28 - Computer Visual Sindrom

16. Hanum, IF. Efektivitas penggunaan screen pada monitor komputer untuk mengurangi

kelelahan mata pekerja call centre di PT Indosat NSR tahun 2008 [tesis]. Medan :

Universitas Sumatera Utara; 2008.

17. Loh KY, Reddy SC. Understanding and preventing computer vision syndrome.

Malaysian Family Physician. 2008; 3(3).