case anestesi

11
General Anastesi pada SNNT TINDAKAN GENERAL ANESTESI PADA STUMA NODOSA NON TOKSIK STATUS ORANG SAKIT I. ANAMNESIS PRIBADI Nama : Tio Darlina Umur : 32 tahun Jenis Kelamin: Wanita Alamat : Labuhan Deli Belawan Agama : Kristen Suku : Batak Berat Badan : 52 kg Pekerjaan : Ibu rumah tangga No Rek. Medik: 25 41 05 II. ANAMNESIS PENYAKIT Keluhan Utama : Benjolan dileher kiri Telaah : Benjolan dileher kiri dialami os sejak + 2 tahun yang lalu, dimana benjolan mulanya kecil dan lama kelamaan semakin membesar. Sakit pada benjolan (-), sesak nafas (-), jantung berdebar-debar (-), sering berkeringat (-). RPT : Tidak jelas RPO : Tidak jelas Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 1

Upload: friadi-nata

Post on 24-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

TINDAKAN GENERAL ANESTESI

PADA STUMA NODOSA NON TOKSIK

STATUS ORANG SAKIT

I. ANAMNESIS PRIBADI

Nama : Tio Darlina

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Alamat : Labuhan Deli Belawan

Agama : Kristen

Suku : Batak

Berat Badan : 52 kg

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

No Rek. Medik : 25 41 05

II. ANAMNESIS PENYAKIT

Keluhan Utama : Benjolan dileher kiri

Telaah : Benjolan dileher kiri dialami os sejak + 2 tahun yang lalu,

dimana benjolan mulanya kecil dan lama kelamaan semakin

membesar. Sakit pada benjolan (-), sesak nafas (-), jantung

berdebar-debar (-), sering berkeringat (-).

RPT : Tidak jelas

RPO : Tidak jelas

III. KEADAAN PRABEDAH

1. Status present

Sensorium : Compos mentis

KU / KP / KG : Sedang / sedang / BaikTekanan Darah : 130/ 80 mmHg

Frekuensi Nadi : 76 /menit

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 1

Page 2: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

Frekuensi Nafas : 20 /menit

Temperatur : 37,4 0 C

Anemia : (-)

Ikterus : (-)

Sianosis : (-)

Dispnu : (-)

Udem : (-)

2. Status Lokalisata

Kepala

Rambut : Warna hitam, Pertumbuhan baik

Mata : Rfl.cahaya (+), pupil isokori ki=ka,

konjungtiva

palb. inf.-ior anemis (-)

Hidung : pernafasan cuping hidung (-), secret (-)

Teling : sekret (-), serumen (-)

Mulut : mukosa bibir basah, lidah : beslaq (-)

Leher : Regio Collianterior

Insp : Benjolan (+), hiperemis (+)

Palps : konsistensi padat, permukaan rata,

nyeri tekan (-), ukuran 5 x 3 x X cm

Auak : Bruit (-)

Toraks

Inspeksi : Simteris fusiform

Palpasi : Stem Fremitus ki=ka, kesan normal

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru kiri dan

kanan

Auskultasi : SP: vesikuler, ST: (-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : Iktus tidak kuat angkat

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 2

Page 3: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

Perkusi : Batas atas: ICR III

Batas kiri : ICR IV 1 jari med LMCS

Batas kanan: Linea parasternalis dektra

Auskultasi : M1>M2,P1>P2,A2>A1,regl, suara

tambahan -

Abdomen

Inspeksi : simetris, kiri = kanan, fusiform

Palpasi : Soepel, H/L tidak teraba

Perkusi : beda

Auskultasi : peristaltik usus (+) Normal

Ekstremitas sup. dan inf. Dan Genetalia Eksterna : t. a. k

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Darah

Hb : 12.1 gr% Masa Protrb : 13,44

Leukosit : 5.800 /mm3 Masa A.P.t : 26,14

LED : 20 mm/jam I Masa Trombin: 13,14

Trombosit : 274.000/mm³

Hitung jenis: 4 /0 /1 /55 /33 / 7

Faal Ginjal

Ureum : 24 mg %

Kreatinin : 0.99 mg %

KGD ad Random : 84 mg/ dL

Pemeriksaan Faal Hati

Bilirubin total : 1,06 mg%

Bilirubin direk : 0,23 mg%

SGOT : 23 U/ml

SGPT : 29 U/ml

Alk. Phospatase : 48 U/ml

Pemeriksaan hormonal

TSH : 1,08 IU/ml

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 3

Page 4: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

T-3 : 1.16 mol/L

T-4 : 7,84 mol/L

Pemeriksaan Patologi Anatomi

Mikroskopis : sediaan hapusan aspirasi dari tiroid nampak

massa koloid dan sebaran sel-sel epitel folikel. Tidak dijumpai

adanya tanda keganasan pada sediaan ini.

Kesimpulan: Benign smear ( Condong St. koloid Goiter )

Kesimpulan

Keadaan pasien sebelum operasi

B1 (Breath)

Pernafasan : Spontan

Frek. Pernafasan : 20 x/I, reg,

Suara pernafasan : vesikuler

Suara tambahan : (-)

Riwayat Asma : (-)

B2 (Blood)

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Frekwensi Nadi : 76 x/1’

Riwayat Hipertensi : (-)

Anemia : (-)

EKG : Dbn

Perfusi perifer : hangat, merah, kering

B3 (Brain)

Sensorium : compos mentis

Refleks fisiologis : +/+ normal kiri=kanan

Refleks patologis : (-) kiri=kanan

Parese/hemiparese : (-) kiri=kanan

B4 (Bladder)

BAK : (+) normal

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 4

Page 5: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

B5 (Bowel)

BAB : (+) normal

B6 (Bone) :tidak ada kelainan

Diagnosa : Struma Nodosa Non Toksik

Status Fisik : ASA I Elektif

Rencana anastesi : General anastesi

PERSIAPAN ANESTESI

I. PERSIAPAN PASIEN

Pasien puasa sejak pukul 22.00 WIB – 09.30 WIB

Pemasangan infus pada tangan kiri dengan cairan Asering

II. PERSIAPAN ALAT

Stetoskop

Tensimeter

Duk steril

Ambu bag

Meja operasi dan perangkat operasi

Mesin anastesi dan perangkat anastesi umum

ETT 7,5

Abocath No. 18, infus set

Spuit

Suction set

III. OBAT-OBAT YANG DIPAKAI

Premedikasi :

- Sulfas atropin 0,25 mg

- Pethidine 50 mg

- Diazepam 10 mg

Medikasi :

- Pentothal 250 mg

- Succinyl Cholin 60 mg

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 5

Page 6: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

- Tracurium 50 mg

- Ditranek 100 mg

IV. URUTAN PELAKSANAAN ANESTESI

Sebelum induksi

- pasien dibaringkan di meja operasi dalam posisi supine, ekstensi

kepala

- infus Asering terpasang di lengan kiri

- pemasangan tensimeter di kaki kanan

- pengukuran tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas

Saat anestesi

- premedikasi diberikan SA 0,25 mg iv dan Pethidine 50 mg iv

- induksi dengan Pentothal 250 mg iv, diberikan secara perlahan-

lahan

- injeksi SC 60 mg iv sebagai short Acting Muscle Relaxant

- lalu dipreoksigenasi selama 3-5 menit sebanyak 3-5 L

- sesudah itu dipasang ETT dengan cepat beserta cuff atau balon

yang ada di ETT. Kemudian langsung hubungkan ETT dengan

mesin anestesi dan langsung kontrol pernafasan dengan flow

meter dan injeksikan Tracurium 50 mg sebagai long acting

muscle relaxant.

- Pemberian N2O 4 L, O2 2L dan Ethrane 0,5 vol% sebagai

maintenance anestesi

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 6

Page 7: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

V. DURANTE OPERASI

1. Mempertahankan dan monitor cairan infus

2. Memonitor tekanan darah, nadi dan nafas setiap 15 menit

Jam TD. Sistole NadiRR (manual

kontrol)Medikasi Cairan

09.30

09.45

10.00

10.15

10.30

10.45

160

110

120

110

120

110

120

100

90

100

100

100

16

12

12

12

12

spontan

Pentotal 250 mg dan

SC 60 mgTrachurium 50 mg

Ditranex 100mg

Asering fls I

Asering fls II

Asering fls III

3. Maitenance diberikan N2O : O2 = 4 L : 2 L, Ethrane 1 Vol%

4. Mempertahankan relaksasi otot

5. Monitoring perdarahan

- perdarahan = 50 cc

6. Monitoring sirkuit apakah ada kebocoran atau tidak

PERHITUNGAN CAIRAN DURANTE OPERASI

1. Diagnosa Pasca Bedah : Stuma Nodosa Non Toksika

2. Jenis Pembedahan : Lobektomi

3. Jenis Anastesi : General Anastesi

4. Lama Anastesi : 09.30 – 11.00

5. Lama Operasi : 09.45 – 10.45

6. Golongan Operasi : Sedang ( 6 cc/ kgBB/ Jam )

7. Berat Badan Pasien : 52 kg

8. Lama Puasa : 10 jam

9. Cairan pengganti puasa = 2 cc x BB x lama puasa

= 2 cc x 52 x 10

= 1040 cc

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 7

Page 8: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

10. Cairan Maintainaince = 2cc/KgBB/jam

= 2cc x 52

= 104 cc/jam

11. Kebutuhan Trauma Operasi ( operasi sedang )

= 6 cc/ KgBB x lama operasi

= 6 cc x 52 x 1 jam

= 312cc

Perdarahan = 50 cc + (25% x 50 cc) x 1 jam

= 50 cc + 6,25

= 56,25 cc

EBV = 70 x BB

= 70 x 52 kg

= 3640 cc

Jumlah kristaloid = 3 x 56,25 cc

= 168,75 cc ( 200 cc )

% Perdarahan = 56,25 x 100 % = 1,54 % 3640

Kebutuhan Cairan Durante Operatif

= 50 % cairan pengganti puasa + cairan maitenance + trauma

operasi + perdarahan

= (50 % x 1040) + 104 + 312 + 200

= 1136 cc

Balance Cairan = Jumlah pemasukan – Jumlah perkiraan

kebutuhan cairan

= 1500 – 1135 cc

= 365 cc

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 8

Page 9: Case Anestesi

General Anastesi pada SNNT

Kebutuhan Cairan 24 jam Post Operasi

a. Maintenance = 50 cc x BB

= 50 x 52 kg

= 2600 cc

b. Sisa Cairan Pengganti Puasa

= 1040cc – 520cc

= 520 cc

c. Balance Cairan = 365 cc

Kebutuhan 24 jam Cairan Post-Operatif

= 2600 cc + 520 cc – 365 cc

= 2755 cc

Jumlah tetesan = jumlah cairan x 20 tetes 24 x 60 menit= 55.100 1440= 38 tetes/ menit ( 40 tetes/ 1’ )

Terapi Post Operasi

Bed Rest, awasi vital sign

Puasa s/d kesadaran pasien kembali normal Diet M II TKTP

IVFD RL / D 5% 40 gtt/1’ s/s

Injeksi Taxegram 1 g/ 12 jam i.v

Injeksi Transamin 1 amp/ 8 jam i.v

Injeksi Tradosil 1 amp/ 8 jam i.v

Injeksi Acram 1 amp/ 8 jam i.v

Laporan kasus Anastesi, 18 Juni 2002 9