edit case anestesi

Upload: riduan-adoro-lumban-gaol

Post on 17-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qwert

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan penyakit menahun. Anestesi yang ideal adalah tercapainya anestesi yang meliputi hipnotik/sedasi, analgesi dan relaksasi otot.

Anestesi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : (1) anestesi lokal, yaitu suatu tindakan menghilangkan nyeri lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan (2) anestesi umum yaitu keadaan ketidaksadaran yang reversibel yang disebabkan oleh zat anestesi, disertai hilangnya sensasi sakit pada seluruh tubuh. Sebagian besar operasi (70-75 %) dilakukan dengan anestesi umum, lainnya dengan anestesi lokal/regional.

Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap pesiapan yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi, tahap penatalaksanaan anestesi dan pemeliharaan serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi.

Tahap pra anestesi merupakan tahap persiapan yang sangat menentukan keberhasilan suatu anestesi. Hal ini penting dalam tahap ini adalah : (1) menyiapkan pasien yang meliputi riwayat penyakit pasien, keadaan umum pasien, dan mental pasien, (2) menyiapkan teknik, obat-obatan dan macam anestesi yang digunakan, (3) memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul pada waktu pengelolaan anestesi dan komplikasi yang mungkin timbul pada pasca anestesi.

Tahap pengelolaan anestesi meliputi premedikasi, induksi dan pemeliharaan yang dapat dilakukan secara intravena maupun inhalasi. Pada tahap ini perlu monitoring dan pengawasan ketat serta pemeliharaan jalan nafas karena pada saat ini pasien dalam keadaan sadar dan kemungkinan komplikasi anestesi maupun pembedahan dapat terjadi.

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Murwati

Jenis kelamin : Wanita

Usia

: 61 thn

Agama

: Islam

Status

: Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat: Duta Harapan Telaga Mas Blok B 2 No 1 Rt 09 Rw 16, Kelurahan Harapan Baru, Bekasi

Tgl masuk : 15 November 2013 , jam 18.15

II. ANAMNESIS (Alloanamnesis )

KELUHAN UTAMA : Penurunan kesadaran

Pasien wanita 61 tahun datang dengan rujukan dari RS Awal Bros dengan keluhan penurunan kesadaran sejak+- 6 jam SMRS. Saat itu pasien sedang beraktivitas (membersikan rumah ) tiba-tiba pasien terjatuh. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh kepala terasa sakit diseluruh bagian kepala yang dirasakan semakin bertambah berat . Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini. Selain itu juga pasien mengalami muntah sebanyak 2x tanpa didahului rasa mual dan menyemprot, isi muntahan makanan yang dimakan, darah (-), lendir (-)Pasien masuk UGD RS Awal Bros dan telah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Lab, dann CT Scan kepala tanpa kontras, dan pasien di diagnosis terdapat pendarahan didaerah ganglia basal kiri dan Intra ventrikel kiri. Pasien dirawat di ICU RS Awal Bros selama 7 hari (tgl 8-15November 2013). Kemudian dirujuk ke UKI dengan alasan mencari rumah sakit yang dapat bekerjasama dengan ASKES dan direncanakan akan dilakukan operasi eksternal drainage.

Pasien diterima di UGD RS UKI (15 November 2013 )dengan keadaan umum tampak sakit berat, Kesadaran : GCS E4M4V1 (soporokoma), TD 170/110, nadi: 88x/mnt, RR: 22x/mnt, suhu : 36,7C. Pasien kemudian dirawat di ICU RS UKI dan pasien menjalani operasi external drainage di RS UKI dengan operator dr. Tunggul Marpaung, SpBS dengan indikasi pra bedah spontan Intra Cerebral Hemoragik regio thalamik sinistra + Intra Ventrikel Hemoragik . 7 hari pasca operasi external drainage tersebut, pasien direncanakan akan dilakukan operasi VP Shunt (22 November 2013 ) atas indikasi post eksternal drainage et causa intraventrikular hemoragik dan intracerebral hemoragik spontan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dengan pengobatan yang tidak terkontrol. Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat asma, alergi terhadap makanan, maupun alergi terhadap obat-obatan. Pasien juga tidak memiliki penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit gastritis, dan juga riwayat batuk yang lama.

RIWAYAT KEBIASAAN PRIBADI

Pasien juga tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, mengkonsumsi obat-obatan. Pasien jarang berolah raga. UGD RS UKI, Tgl 15 November 2013PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit berat

Kesadaran

: E3M4V1

Berat badan

: 67 kg

Tinggi badan

: 155 cm

Tanda Tanda Vital Tekanan darah : 170/100 mmHg RR

: 20 x/menit

Nadi

: 86 x/menit

Suhu : 36,7 C

STATUS GENERALIS

Kepala : Normochepali, head up 300Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3mm- 3mm, refleks cahaya langsung (+/+), tidak langsung (+/+)

Hidung : cavum nasi lapang-lapang, Nasal kanul 5 lpmTelinga : Simetris, liang telinga lapang, Membran timpani intak +/+, sekret -/-

Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), bau pernafasan (-),

Gigi geligi : Gigi palsu (-), gigi goyang (-), gigi depan menonjol (-)

Rongga mulut: Terlihat palatum mole dan durum, terlihat tonsil dan uvula oral hygiene baik.

Leher : Leher pendek (-), gerak vertebra servikal baik, KGB tidak teraba membesar, JVP 5+1cm

Thorax

: Bentuk simetris, gerak dinding dada simetris

Cor

: Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo: Vocal fremitus simetris, sonor +/+ , Suara nafas vesikuler normal, Ronki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen: perut mendatar, tidak mengkilap, bising usus sulit dinilai

Ekstremitas : Akral hangat (+) Edema ()

Jawaban Konsul Interna

15/11/2013

Allo anamnesis : riwayat hipertensi tak terkontrol , DM tak jelas

Pemeriksaan fisik :

kesadaran apatis ,

TD 180/100,

Nadi 100x/menit,

Suhu 36,7 c,

paru-paru : Wheezing -/-, rhonki -/-,

jantung : bunyi jantung I dan II normal

Abdomen : normal

Thorax foto : kardiomegali dengan LVH

EKG : sinus ritem, heart rate 100x/menit,normal axis, LVH +

Kesan :

hipertensi emergensi + HHD

Saran : pedipin drop dilanjutkan dengan dosis 0,5 mcg/kgBB/hari dapat . naik 0,5mcg /15menit hingga target tekanan darah 50 % TD sistol preoperasi2

1

02

KesadaranSadar penuh

Dapat dibangunkan

Tidak respon2

1

01

Warna kulitMerah

Pucat

Sianotik2

1

01

Skor Total6

9 : Pindah dari unit perawatan pasca anestesi

8 : Dipindahkan ke ruang perawatan bangsal

5 : dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU)

Pada pasien ini didapatkan nilai aldrete score 6, pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU)PERAWATAN di ICU : .

.

.

.

Follow up post op (PH 1)

tgl 17 November 2013

Status Generalis :

Tekanan darah

: 114/70mmHg

Nadi

: 80x/menit

RR

: 18x/menit

Suhu

: 36,5 CSkema infus

I RL +III ketese/24 jam

1RL +II ereotika + I ikaneuron/24 jam

I kalbamin /24jam

Suntikan

Terfacef 2x1 gram

Plasminex 3x1 ampul

Vitamin K 2x1 ampul

Omeprazol drip 2x1

Manitol 4x100 cc

Ondacentron k/p

Obat

KSR 3x1

Ikapenitoin 3x100

Canderin 1x8 mg

Tegretol 3x1

Inhalasi 2 lpm

Lain-lain

Monitor, Ekg,Dawer Kateter,NGT, Drain external Drainage, Sp perdipine

Diet

SV 5x100

Extra peptisol

Macam cairan

Pukul 06.00

I RL + tramadol 1 ampul 400cc

II RL + Nbion 1 ampul+ergotika II ampul 300cc

III RL 100cc

IV Sp tension 35cc

Pukul 09.00

IV Tensilon 1 ampul 50cc

III RL 500cc

II manitol 100

Pukul 12.00

III RL 500

Pukul 13.00

III RL 500cc

Tensilon 2 50cc

Pukul 16.00

Manitol 100cc

Pukul 17.00

I RL + ketorolac 3 ampul 500cc

III RL 500cc

Pukul 19.30

IV Sp tensilo 2 vial 50

Pukul 20.00

III Rl loeding 500cc

Pukul 23.00

III kalbamin 500cc

Keseimbangan cairan 24 jamMasuk:

Infus

: 4515 cc

Minum : 3730 cc

Jumlah

: 8245 cc

Keluar :

Urin: 6000 cc

Iwl : 750 cc

Jumlah: 6750 cc

Total balance

:+ 1495 cc

Balance komulatif : +820 cc

Urine/jam 250cc/jam

Follow up post op (PH 2)

tgl 18 November 2013

Tekanan darah

:120/74mmHg

Nadi

: 80x/menit

RR

: 21x/menit

Skema infus

I RL+ III ketese /24jam

I RL+ II ergotika+ I ikaneuron

I kalbamin

Sp tensilo

SuntikanTerfacef 2x1 mg

Plasminex 3x1 ampul

Vitamin K 2x1 ampul

Omeprazol drip 2x1

M 20 3x100

Obat

KSR 3x1

Ikapenitoin 3x100

Tegretol 3x1

Azitromicin 1x500mg

Inhalasai 2/hari

Lain-lain

Monitor EKG, CVC,dawer kateter, NGT, Drain external drainage, sp pendipine

Diet

SV 5x200

1800 kalori RG

Peptison

Macam-macam cairan

I RL 500cc+ ketorolac III ampul 400cc

II RL +2ergotika+ 1 ikaneuron 500cc

III kalbamin 400cc

IVSptensio 2ampul 50 cc

Pukul 15.00

I RL 500cc

Pukul 15.00

Ns cefriaxone 1gr 100cc

Manitol 100

Pukul 17.00

RL + ketase 3gr 500cc

Pukul 22.00

II Nacl 100cc

M 20 100cc

Pukul 23.00

III kalbamin 500ccc

II Nacl 150cc

Keseimbangan cairan /24 jam

Masuk :

Infus

: 4195 cc

Minum : 3800 cc

Jumlah : 7995 cc

Keluar :

Urin

: 7800 cc

Iwl

: 750cc

Jumlah : 8550cc

Total balance: -555 cc

Total balance: +265 cc

Urine /jam : 325 cc/jam

Setelah PH ke 6 Post OP, pasien diputuskan untuk dilakukan Operasi VP shunt.

( PRE OP VP SHUNT, Tgl 22 November 2013) 1. Pre Operatif

Informed Consent (+)

Keadaan Umum : Tampak sakit berat

Kesadaran

: E4M4V1 (Somnolen)

Tekanan darah : 170/100 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

RR

: 20 x/menit

Terpasang infus di tangan kiri RL 500cc2 Intra operatif

Tindakan Operasi: VP shunt

Tindakan Anestesi: Anestesi umum

Lama Operasi

: 1 jam, 15 menit ( 13.10 14.15)

Lama Anestesi

: 1 jam, 50 menit ( 12.50 14.40 )

Teknik Anestesi : General anestesi , premedikasi , induksi IV, pre oksigenasi, intubasi ETT no 7, cuff +, guedel no 4.

Posisi

: Supine

Pernafasan

: Terkontrol, volume tidal 450, respirasi 12x/mnt.

Infus

: Ringer laktat pada tangan kiri 500cc

Premedikasi

: Catapres 30mcg, proanes 25 mg

Induksi

: Proanes (propofol) 120 mg

Rumatan

: O2 3L/menit, N2O 3L/mnt.

Medikasi

:

Ecron 6 mg

- Ephedrin 5 mg

Fentanyl 100 mg

- Kalnex 500 mg

Ecron sp 4 mg /jam

- Catapres30 umg

Lidokain 2 mg

Cairan

Pre op: RL 200ml

Durante op : RL 200 ml

Urine 80ml

Perdarahan : 10-20 cc.

3. Monitoring Tindakan Operasi :

JamTindakanTekanan Darah (mmHg) Nadi (x/menit)Saturasi O2 (%)

12.40 Pasien masuk ke kamar operasi, dan dipindahkan ke meja operasi

Pemasangan monitoring tekanan darah, nadi, saturasi O2 (3 lpm )

Infus RL terpasang pada tangan kiri146/7072100

12.45

12.50 Premedikasi : Masuk catapres 30 mcg, masuk Pro anes 25 mg ,

Induksi : masuk Pro anes 120 mg132 / 70

128/6874

69100

100

12.55 Kondisi terkontrol.130/7072100

13.00 Kondisi terkontrol130/70 110100

13.05 Ecron 6 mg 130/7878100

13.10 Mulai operasi126/6680100

13.15 Kondisi terkontrol100/7074100

13.20 Fentanyl 100 mg 100/6488100

13.25 Kondisi terkontrol106/9072100

13.30 Ecron sp 4 mg /jam 110/8877100

13.35 Kalnex 500 mg120/7068100

13.40 Kondisi terkontrol150/9068100

13.45 Kondisi terkontrol150/6064100

13.50 Ephedrin 5 mg 150/5462100

13.55 Kondisi terkontrol150/5256100

14.00 Kondisi terkontrol150/6452100

14.05 Kondisi terkontrol150/7454100

14.10 Kondisi terkontrol145/8056100

14.15 Operasi selesai146/8256100

14.20 Kondisi terkontrol150/ 8058100

14.25 Catapres30 umg 152/8660100

14.30 Kondisi terkontrol144/ 8058100

14.35 Kondisi terkontrol148/8460100

14.40 Masuk Lidokain 2 mg145/8064100

POST OPERATIF VP SHUNT (22 November 2013)

Pasien masuk ruang pemulihan Observasi tanda- tanda vital dalam batas normal

Kesadaran: compos mentis

TD

: 130/80 mmHg

Nadi

: 84x/min

RR

: 16x/min

SpO2

: 100%

Sisa infus RL diberikan 20 tts /mnt.

Selanjutnya infus NS 1000 cc/24 jam.

Penilaian pemulihan kesadaran

Tabel . Variabel Skor Lockharte/Aldrete

Variabel Item SkorSkor Pasien

AktivitasGerak ke-4 anggota gerak atas perintah

Gerak ke-2 anggota gerak atas perintah

Tidak respon2

1

01

RespirasiDapat bernapas dalam dan batuk

Dispnea, hipoventilasi

Apnea2

1

01

SirkulasiPerubahan ,< 20 % TD sistol preoperasi

Perubahan 20-50 % TD sistol preoperasi

Perubahan .> 50 % TD sistol preoperasi2

1

02

KesadaranSadar penuh

Dapat dibangunkan

Tidak respon2

1

01

Warna kulitMerah

Pucat

Sianotik2

1

01

Skor Total6

9 : Pindah dari unit perawatan pasca anestesi

8 : Dipindahkan ke ruang perawatan bangsal

5 : dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU)

Pada pasien ini didapatkan nilai aldrete score 6, pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU)

Follow up post op 24 November 2013

Tekanan darah: 120/70mmHg

Nadi

: 72x/menit

Nafas

: 28x/menit

Suhu

: 36,5 C

Skema infus

I kalbamin

Suntikan

Meropenem 2x1

Plasminex 3x1 ampul

Keseimbangan cairan /24 jam

Infus

: 900 cc

Minum

: 2700 cc

Jumlah

: 3600 cc

Keluar :

Urin

: 3750 cc

Iwl

: 750 cc

Jumlah

: 4500 cc

Total balance

: -900 cc

Balance komulatif : -236ccc

Urine/jam

: 156/jam

RESUME

Pasien wanita 61 tahun datang dengan rujukan dari RS Awal Bros dengan keluhan penurunan kesadaran sejak+- 6 jam SMRS. Saat itu pasien sedang beraktivitas (membersikan rumah ) tiba-tiba pasien terjatuh. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh kepala terasa sakit diseluruh bagian kepala yang dirasakan semakin bertambah berat . Selain itu juga pasien mengalami muntah sebanyak 2x tanpa didahului rasa mual dan menyemprot, isi muntahan makanan yang dimakan.

Pasien masuk UGD RS Awal Bros dan telah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Lab, dann CT Scan kepala tanpa kontras, dan pasien di diagnosis terdapat pendarahan didaerah ganglia basal kiri dan Intra ventrikel kiri. Pasien dirawat di ICU RS Awal Bros selama 7 hari (tgl 8-15November 2013). Kemudian dirujuk ke UKI dengan alasan mencari rumah sakit yang dapat bekerjasama dengan ASKES dan direncanakan akan dilakukan operasi eksternal drainage.

Pasien diterima di UGD RS UKI (15 November 2013 ) kemudian dirawat di ICU RS UKI dan pasien menjalani operasi external drainage di RS UKI dengan operator dr. Tunggul Marpaung, SpBS dengan indikasi pra bedah spontan Intra Cerebral Hemoragik regio thalamik sinistra + Intra Ventrikel Hemoragik . 7 hari pasca operasi external drainage tersebut, pasien direncanakan akan dilakukan operasi VP Shunt (22 November 2013 ) atas indikasi post eksternal drainage et causa intraventrikular hemoragik dan intracerebral hemoragik spontan. BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

Penyakit serebrovaskuler (CVD) atau stroke yang menyerang kelompok usia diatas 40 tahun adalah setiap kelainan otak akibat proses patologi pada system pembuluh darah otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli, pecahnya pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri.

Gejala klinik tergantung lokalisasi daerah yang mengalami iskemia, misalnya bila mengenai daerah pusat penglihatan maka akan timbul gangguan ketajaman penglihatan atau gangguan lapangan pandang.

Stroke merupakan suatu sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menyebabkan kematian.

Stroke dapat terjadi pada setiap usia dari bayi baru lahir sampai usia sangat lanjut. Namun angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Makin tinggi usia, makin banyak stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Makin tinggi usia, makin banyak kemungkinan untuk mendapatkan stroke. Walaupun pengetahuan kita akan patofisiologis stroke meningkat pesat namun dibidang terapi kemajuannya lamban. Pada tahap pengetahuan kita saat ini prevensi merupakan andalan utama dalam menangani stroke.

DEFINISI

Stroke menurut definisi WHO adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal maupun menyeluruh (global), berlangsung cepat, lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut tanpa ditemukan penyebabnya selain gangguan vaskuler.

Adapun penyakit atau kelainan dan penyakit pembuluh darah otak, yang mendasari terjadinya stroke, misalnya arteriosklerosis otak, aneurisma, angioma pembuluh darah otak dan sebagainya disebut penyakit-penyakit peredaran darah otak (Cerebrosvakular disease/CVD).

EPIDEMIOLOGI

Di negara industri penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian No 3 pada kelompok usia lanjut setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama.

Stroke merupakan jejas otak yang disebabkan oleh dua jenis gangguan vaskular, yaitu: iskemia (pasokan darah yang kurang) atau hemoragik (bocornya darah dari pembuluh darah intrakranial). Pada stroke iskemik, yang disebut juga sebagai stroke non-hemoragik, aliran darah ke sebagian jaringan otak berkurang atau terhenti. Hal ini dapat disebabkan, misalnya oleh sumbatan trombus atau embolus atau kelainan pada jantung yang mengakibatkan curah jantung berkurang atau oleh tekanan perfusi yang menurun.

Perlu diketahui bahwa keadaan hemoragik dan iskemik dapat terjadi bersamaan. Hemoragik dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan menyebabkan iskemia, dan di daerah yang mengalami iskemik dapat terjadi perdarahan.

Perdarahan dapat pula diklasifikasikan atas perdarahan di parenkim (hemoragik intraserebral) atau di rongga subarakhnoid yang meliputi otak (perdarahan subarakhnoid).

Dari model eksperimen stroke diketahui bahwa terdapat berbagai ambang iskemia untuk disfungsi serta kematian sel-sel di otak. Sel otak yang paling peka terhadap iskemia ialah sel neuron, diikuti oleh dengan kepekaan yang menurun sel oligodendroglia, astrosit dan sel endotelial. Antar sel-sel neuron juga terdapat perbedaan dalam kepekaan terhadap iskemia. Dan kepekaan dipengaruhi pula oleh lokasi. Dari hewan percobaan, model stroke tikus, diketahui bahwa lokasi juga mempengaruhi stroke terhadap iskemia. Hipokampus merupakan daerah yang paling peka, diikuti oleh serebelum, striatum dan neokorteks.

Aliran darah otak (CBF = cerebral blood flow) yang normal ialah sekitar 50 55 ml/100 g otak/menit. Ambang bagi gagal transmisi di sinaps ialah kira-kira 18 ml/100 g otak/menit. Bila neuron terpapar pada tingkat CBF yang kurang, ia tidak dapat berfungsi secara normal, namun masih mempunyai potensi untuk pulih sempurna. Ambang bagi gagalnya pompa membran terjadi bila CBF antara 8 18 ml/100 g/menit merupakan daerah yang dapat kembali normal atau dapat melanjut ke kematian neuronal. Didaerah ini dinamai penumbra iskemik. Walaupun signal elektroensefalografik sudah menghilang dan potensial cetusan absen di penumbra iskemik, tingkat adenosinetrifosfat dan ion K ekstraselular hampir normal. Jika daerah ini ingin diselamatkan, penting memulihkan CBF (aliran darah di otak) dalam beberapa jam.

FAKTOR RESIKO

Faktor resiko bagi stroke ialah kelainan atau penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan stroke.

1. Faktor Resiko yang tidak dapat dimodifikasi

Umur

Jenis Kelamin

Keturunan (Gen)

Ras

2. Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi

Mayor :

Tekanan darah tinggi (hipertensi) Gangguan pembuluh darah koroner (angina pectoris)

Penyakit jantung

Gangguan pembuluh darah karotis

Infark miokard Diabetes melitus

-Polisitemia

Elektrokardiogram abnormal disritmia, hipertrofi bilik kiri

Pernah mendapat stroke

-Penyakit katup jantung Merokok

Gagal jantung kongestif Sudah ada manifestasi arterosklerosis secara klinis

Faktor-faktor resiko yang lemah (minor)Kadar lemak yang tinggi di darah

Hematokrit yang tinggi

Kegemukan

Kadar asam urat tinggi

Kurang gerak badan/olahraga

Fibronogen tinggi

PEMBAGIAN KLINIS

Dari segi klinis, stroke dibagi atas:

Serangan iskemia sepintas (transient ischemic attack/TIA)

Stroke iskemik atau stroke non hemoragik

Stroke hemoragik

Klasifikasi stroke berdasarkan Siriraj Stroke Score (SSS)

SSS =(2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) + (9,11 x tekanan darah diastol) (3 x ateroma) 12.

Nilai

Kesadaran : sadar

Delirium, stupor

Semikoma dan koma 0

1

2

Muntah/sakit kepala dalam dua jam : tidak

ada 0

1

Aterom/riwayat diabetes :tidak ada

1 atau lebih 0

1

SSS

diagnosa

> 1

Perdarahan serebral

< -1

Infark serebral

- 1 sampai 1diagnosa tidak pasti gunakan kurva kemungkinan/CT-Scan

KLASIFIKASI STROKE BERDASARKAN ALGORITMA

STROKE GADJAH MADA

KLASIFIKASI

Berdasarkan patologi anatomi

Stroke iskemik

Transiet Ischemic Attack (TIA)

Trombosis serebri

Emboli serebri

Stroke hemoragik

Perdarahan intraserebral

Perdarahan subarachnoid

Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu

TIA

Stroke in evolution

Completed stroke

Berdasarkan sistem pembuluh darah

Sistem karotis

Sistem vertebro basilar

Infark hemoragik, terjadinya infark hemoragik yang telah lama diketahui adalah adanya reperfusi oleh pembuluh darah setelah oklusi hilang. Diasumsikan bahwa adanya tekanan baru arteri pada kapiler-kapiler menyebabkan terjadinya diapedesis eritrosit melalui dinding kapiler yang hipoksia. Semakin sering terjadi reperfusi, semakin rusak pula dinding kapiler dan makin memperbanyak kemungkinan daerah infark hemoragik. Berbeda dengan infark nonhemoragik secara patologik pada infark hemoragik ditemukan banyak eritrosit di sekeliling daerah nekrosis yang umumnya menetap lebih lama yaitu beberapa jam sampai 2 minggu ataupun setelah oklusi arteri. Ini adalah jenis stroke yang sangat mematikan, tetapi relatif hanya menyusun sebagian kecil dari stroke total (10-15% untuk perdarahan intraserebrum dan 5% untuk perdarahan subarakhnoid).

Menurut WHO dalam International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems 10th Revision, stroke Hemoragik di bagi atas :

1. Perdarahan Intraserebral : Perdarahan intraserebral biasanya disebabkan suatu aneurisma yang pecah ataupun karena suatu penyakit yang menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh seperti pada hipertensi dan angiopati amiloid.

Pada perdarahan intraserebral, perdarahan terjadi pada parenkim otak itu sendiri. Adapun penyebab perdarahan intraserebral :

- Hipertensi (80%) Antikoagulan

- Aneurisma

- Vaskulitis

- Malformasi

- arteriovenous

- Neoplasma

- Trauma

- Gangguan koagulasi seperti hemofilia- Idiophatik

2. Perdarahan Subarachnoid : Perdarahan subarachnoid merupakan perdarahan yang terjadi di rongga subarachnoid. Perdarahan ini kebanyakan berasal dari perdarahan arterial akibat pecahnya suatu aneurisma pembuluh darah serebral atau AVM yang ruptur di samping juga sebab-sebab yang lain. Perdarahan subarachnoid terdiri dari 5% dari semua kejadian stroke.

Pada perdarahan subarachnoid, perdarahan terjadi di sekeliling otak hingga ke ruang subarachnoid dan ruang cairan serebrospinal.

Penyebab perdarahan subarachnoid :

- Aneurisma (70-75%)

- Malformasi arterivenous (5%)

- Antikoagulan ( < 5%)

- Tumor ( < 5% )

- Vaskulitis (