bab iii metode penelitian 2.1. metode...
TRANSCRIPT
95
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix method
research/MMR), dengan menggabungkan teknik riset kuantitatif dan kualitatif,
dalam studi tunggal (Jonson & Onwuegbuzie, 2004). Pendekatan ini digunakan
karena penggunaan satu pendekatan saja (kualitatif atau kuantitatif saja) tidak
dapat menjawab permasalahan dan tujuan penelitian (Creswell, 2013).
Penggunaan MMR didasarkan pertimbangan bahwa variabel penelitian ini
(Intermedisi Spiritual dan Modal Sosia Islam) merupakan variabel yang jarang
digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya sehingga mengalami
keterbatasan literatur untuk menjelaskan hasil penelitian. Demikian pula model
yang diajukan dalam penelitian ini adalah model orisinil yang belum pernah diuji
sebelumnya sehingga untuk memperdalam analisis akan sangat membutuhkan
pengayaan data kualitatif.
Strategi penelitian yang digunakan adalah partially-mixed, concurent dan
dominan design dengan pertimbangan tiga hal yaitu waktu (konkuren atau
sekuensial), bobot (setara atau dominan) dan tingkat pencampuran data (parsial
atau sepenuhnya) (Creswell, 2013; Leech dan Onwuegbuzie, 2009). Waktu
pengumpulan data dilakukan sekaligus dalam waktu bersamaan (concurent) baik
pada saat studi pendahuluan (pra-survey) maupun pada saat pengumpulan data
penelitian. Bobot penelitian lebih dominan pada pendekatan kuantitatif untuk
memperoleh data primer yaitu metode survey dengan kuisioner sebagai instrumen
96
utama dan metode kualitatif untuk melengkapi dan memperkaya metode primer.
Metode kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur, FGD dengan metode
Delphi serta observasi ke BMT yang memiliki best practices. Prosedur pemilihan
strategi penelitian disajikan pada gambar berikut:
Sumber: Leech dan Onwuegbuzie (2009)
Gambar 3.1 Prosedur Pemilihan Strategi Penelitian
Secara spesifik langkah partially-mixed concurent dan dominan design
disajikan pada gambar berikut :
Sumber : Sugiyono (2013)
Gambar 3.2 Proses desain Partially-Mixed Concurent
Landasan Teori dan
Hipotesis
Pengumpulan dan Analisis
data KUANTITATIF
Pengumpulan dan Analisis
data Kualitatif
UANTITATIF
Analisis data
KUANTITATIF dan
Kualitatif
Penyajian data hasil
penelitian
Kesimpulan dan
saran
Masalah dan
Rumusan masalah
97
Data kuantitatif dan kualitatif yang telah dikumpulkan selanjutnya
dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan sehingga dapat ditemukan data
kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan menggugurkan data
kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan pengamatan dengan cakupan waktu yang
bersifat cross sectional atau one shot dimana data dikumpulkan langsung ditempat
kejadian secara empirik pada satu waktu (Malhotra, 2010). Rentang waktu
pengumpulan data adalah pada tahun 2017.
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah SEM berbasis
Varian atau Partial Least Square (PLS). Pemilihan alat analisis ini didasarkan
pada pertimbangan tujuan penelitian, ukuran sampel, normalitas data dan tipe
indikator
1) Sampel penelitian ini tergolong kecil (kurang dari 100) penggunaan PLS
lebih cocok sebagaimana dinyatakan (Hair, Sarstedt, Hopkins, &
Kuppelwieser, 2014) karena dapat mengolah data pada sampel kecil dan
kokoh terhadap deviasi asumsi normalitas, mengukur indikator baik reflektif
maupun normatif dan mengukur model recursive.
2) Semua variabel bebas penelitian ini yaitu Intermediasi (finansial, sosial dan
spiritual) serta Modal Sosial Islam sangat jarang dibahas dalam penelitian-
penelitian sebelumnya, sehingga basis teori belum kokoh, maka model
prediksi (prediction model) lebih cocok digunakan daripada model konfimasi
(confirmation model). Tehnik analisis statistika berbasis varian (PLS) cocok
digunakan untuk model prediksi karena dapat dilakukan tanpa dasar teori
98
yang kuat (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). Pada penelitian ini, model
prediksi cocok digunakan karena bertujuan mengembangkan teori dengan
menguji efek prediksi antar variabel laten (Intermediasi, Modal Sosial Islam
dan Keberlanjutan LKMS.
3.1. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini bersifat laten dan terdiri dari dua yaitu variabel
bebas (eksogen) dan variabel terikat (endogen):
1. Variabel bebas (eksogen) yaitu Intermediasi Finansial (IFIN), Intermediasi
Sosial (ISOS) dan Intermediasi Spiritual (ISPI).
2. Variabel terikat yaitu Keberlanjutan LKMS (KBL) dan Modal Sosial Islam
(MSI) sebagai variabel intervening (mediating)
Operasionalisasi masing-masing variabel disertai dimensi dan indikator
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dimensi Indikator Skala
Intermediasi Finansial (IFIN)
Aktivitas penyediaan produk dan jasa keuangan kepada masyarakat miskin, masyarakat
berpenghasilan rendah dan memiliki kegiatan produktif yang tidak layak bank (unbankable) .yang
meliputi kegiatan tabungan mikro, pembiayaan mikro dan layanan keuangan lainnya seperti
layanan pembayaran, transfer keuangan serta asuransi mikro
1. Tabungan/Penghimpunan
dana (TAB)
1. Keragaman Jenis Tabungan
Ordinal
2. Kemudahan persyaratan menabung
3. Kemudahan penarikan tabungan
2. Pembiayaan (PBY) 1. Keragaman Jenis Pembiayaan Ordinal
2. Kemudahan pengajuan pembiayaan
3. Kecepatan Waktu tunggu pencairan
pembiayaan
3. Layanan Keuangan Lainnya
(LKL)
1. Ketersediaan layanan pembayaran
2. Ketersediaan transfer keuangan
3. Ketersediaan asuransi untuk melindungi
anggota dari kegagalan pembayaran
4. Ketersediaan asuransi lain untuk melindungi
anggota dari kehilangan pendapatan
(kesehatan/jiwa/pendidikan)
Ordinal
99
Intermediasi Sosial (ISOS)
Aktivitas yang ditujukan untuk mempersiapkan orang miskin siap mengakses layanan keuangan
mikro formal melalui kegiatan penyebaran pengetahuan, peningkatan kepercayaan diri, dan
pemberdayaan secara terencana dan sistematis
1. Penyebaran Pengetahuan
(PPT)
1. Pengetahuan perkoperasian kepada anggota
2. Layanan konsultasi usaha kepada anggota
3. Penyebaran informasi kepada anggota
Ordinal
2. Peningkatan Kepercayaan
Diri (PKD)
1. Pembentukan kelompok/group
2. Manajemen kelompok mandiri
3. Pertemuan rutin anggota
Ordinal
3. Pemberdayaan (PBD) 1. Pelatihan manajemen usaha
2. Pendampingan manajemen usaha
3. Fasilitasi kemitraan bagi anggota ke pihak
lain yang relevan (pemerintah/BUMN/swasta)
Ordinal
Intermediasi Spiritual (ISPI)
Aktivitas yang dilakukan oleh LKMS untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat mengenai prinsip dan praktek syariah melalui kegiatan keteladanan, ketaatan,
pendidikan dan pelatihan syariah
1. Keteladanan Syariah (KDS)
1. Perkataan yang baik dan santun (Thoyyib)
2. Perilaku yang sesuai ajaran Islam (Akhlakul
karimah)
Ordinal
2. Ketaatan Syariah (KTS) 1. Operasional LKMS sesuai pedoman akad
syariah (PAS)
2. Dewan Pengawas Syariah dalam struktur
organisasi
3. Audit Syariah berkala
4. Pengelola yang memahami keuangan syariah
Ordinal
3. Pendidikan dan Pelatihan
syariah (PDS)
1. Literasi syariah kepada anggota
2. Literasi syariah ke pihak eksternal
(masyarakat/pemerintah/swasta)
3. Pengajian rutin pengurus (halaqah)
4. Pelatihan Ibadah
5. Pelatihan Muamalah
Ordinal
Modal Sosial Islam (Ukhuwah Islamiyah)
Ikatan persaudaraan yang didasari oleh akidah Islam, Iman dan takwa yang merekatkan anggota
dan pengurus (umat Islam) dalam satu kesatuan untuk bergerak mencapai tujuan yang seimbang
dunia dan akhirat (falah) yaitu yaitu kesejahteraan finansial, kesejahteraan sosial (pemerataan) dan
keberkahan (ziyadah) bagi Institusi, anggota, dan masyarakat melalui norma Islam, amanah,
taawun dan Jaringan
1. Norma Islam (NOI)
1. Norma ketauhidan (norma wahidah)
2. Norma kejujuran (sidiq)
3. Norma menepati janji
Ordinal
2. Timbal balik/Ta’awun
(TAW)
1. Taawun- Musibah
2. Taawun - Zakat, Infak, Sedeka
3. Taawun - Qard Hasan
4. Taawun – Sosial
Ordinal
100
3. Kepercayaan /Amanah
(AMN)
1. Kolateral sosial
2. Penitipan dana (wadiah)
3. Kerja sama bagi hasil dan risiko kepada
anggota (mudharabah/musharakah)
4. Perwakilan membeli kepada anggota
(wakalah)
Ordinal
3. Jaringan (Network)
(NWR)
1. Jaringan institusi : menjadi anggota
perkumpulan relevan
(PusKopsyah/Absindo/dll)
Ordinal
2. Jaringan institusi : Kerjasama dengan
pemerintah/swasta/LSM
3. Jaringan Institusi : kerja sama dengan
Perbankan syariah
Keberlanjutan LKMS
Kemampuan LKMS untuk beroperasi pada jangka panjang sehingga memberi dampak perubahan
pada kehidupan orang miskin yang diukur dengan kinerja finansial (financial sustainability) dan
kinerja sosial (outreach)
1. Kinerja Keuangan (KFIN)
LKMS mampu mencapai
Keberlanjutan keuangan
1. Profit Sharing Ratio (PSR)
Ratio
2. Return on Equity (ROE)
Ratio
3. Return on aset (ROA) Ratio
4. Kinerja Sosial (KSOS)
LKMS mampu melayani
orang miskin secara layak
dan berkelanjutan
Kuantitas Kredit Mikro (Breadth outreach)
1. Tingkat keaktifan peminjam (Number active
borrower/NAB)
Ratio
Kualitas kredit mikro (Depth Outreach)
2. Rata-rata jumlah pembiayaan per peminjam
(Average loan size per borrower/ALPB)
Ratio
3. Staf LKM yang bertugas untuk pengawasan
pembiayaan (Number Loan Officer)
Ratio
4. Lama Jangkauan (Length of years operation)
Lama LKMS beroperasi
Ratio
5. Rata-rata Biaya penjangkauan ke peminjam
(Cost per borrower/CPB)
Ratio
3.3. Skala Pengukuran
Pengukuran variabel penelitian dikembangkan melalui dimensi yang diukur
melalui indikator- indikator (item-item pertanyaan) yang merupakan karakteristik
dari dimensi tersebut. Item-item pernyataan penelitian ini menggunakan rating
scale 5 poin dimana data yang diperoleh merupakan data ordinal, kecuali untuk
data Kinerja Sosial dan Finansial yang menggunakan data ratio. Pertimbangan
101
penggunaan rating scale adalah selain pengukuran sikap, rating scale dapat
mengukur persepsi responden terhadap fenomena lain seperti mengukur status
sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan dan proses kegiatan
(Sugiyono, 2013). Sebagaimana penelitian ini mengukur tanggapan responden
mengenai pelaksanaan aktivitas intermediasi, Modal Sosial Islam dan mengukur
kinerja Kopsyah/BMT.
Rating scale 5 poin untuk mengukur variabel penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Intermediasi LKMS :
1) Sama Sekali tidak melaksanakan/tidak beragam/sulit
2) Melaksanakan namun masih sebagian kecil/kurang beragam/agak sulit
3) Melaksanakan setengahnya/cukup beragam/cukup mudah
4) Melaksanakan sebagian besar/beragam/mudah
5) Melaksanakan sepenuhnya/sangat beragam/sangat mudah/sangat cepat
b) Modal Sosial Islam :
1) Tidak baik/Lemah
2) Kurang baik/Kurang Kuat
3) Cukup Baik/Cukup Kuat
4) Baik/Kuat
5) Sangat baik/Sangat kuat
c) Keberlanjutan LKMS:
Ukuran ROA berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan
kementerian Koperasi dan UKM RI nomor: -7/per/Dep.6/IV/2016. Sementara
102
untuk ROE dan PSR berdasarkan kriteria yang selama ini dipergunakan oleh
praktisi kopsyah/BMT di lapangan.
Tabel 3.2 Ukuran Kinerja Finansial
Ukuran Kinerja
Rendah Kurang Cukup Tinggi
(%) (%) (%) (%)
Return on Aset (ROA) < 5 5 – < 7,5 7,5 - < 10 ≥ 10
Return on Equity (ROE) < 5 5 – < 10 10 - < 15 ≥ 15
Profit Sharing Ratio (PSR) < 10 10 - < 20 20 - < 30 ≥ 30
Hingga saat ini belum ada standar kinerja untuk kinerja sosial. Dalam
penelitian ini, digunakan kriteria yang selama ini dipergunakan oleh praktisi
kopsyah/BMT di lapangan.
Tabel 3.3 Ukuran Kinerja Sosial
Ukuran Kinerja Kriteria/Standar
Net Active Borrower (NAB) Semakin besar NAB, semakin baik kinerja sosial
(> 60% tergolong baik)
Number Loan Officer (NLO) Semakin banyak staf yang mengawasi pembiayaan
semakin baik kinerja sosial
Averaga per loan Borrower
(APLB)
Semakin besar jumlah pembiayaan yang diberikan,
semakin baik kinerja sosial
Length Years Operation (LYO) Semakin lama Kopsyah beroperasi semakin baik
kinerja sosial
Cost per Borrower (CPB) Semakin kecil CPB semakin baik kinerja sosial
3.4. Populasi dan Sampel
Unit analisis (populasi yang diteliti) dalam penelitian ini adalah Koperasi
Syariah/Baitul maal Wattamwil (Kopsyah/BMT) berbasis mesjid yang ada di Kota
Bandung. Pemilihan unit analisis didasarkan pertimbangan bahwa Kopsyah/BMT
sesuai dengan spirit LKMS yang mempunyai tiga misi sekaligus yaitu misi
103
finansial, sosial dan spiritual. Sebagai faith based microfinance, di kopsyah/BMT
telah terbangun relasi/ikatan (bonding social capital) yaitu sebagai sesama
muslim, sesama jemaah mesjid, sesama anggota Kopsyah dan mempunyai tujuan
yang sama yaitu jihad ekonomi untuk mencapai kesejahteraan anggota. Melalui
penelitian ini dapat dilihat seberapa kuat bonding social capital tersebut
terbangun.
Populasi penelitian ini seluruh Kopsyah/BMT Berbasis Mesjid yang ada di
Kota Bandung. Sehubungan dengan adanya perbedaan data antara Dinas Koperasi
dan UMKM Jawa Barat dengan data Asosiasi BMT Seluruh Indonesia Cabang
Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah
dilakukan rekonsiliasi data diperoleh jumlah BMT sebanyak 193 unit dengan data
sebaran disajikan pada Tabel 3.4.
Penyebutan Kopsyah atau BMT dalam penelitian ini merujuk pada entitas
yang sama, dimana BMT yang ingin memiliki legalitas memilih berbentuk
Koperasi Syariah sesuai dengan Peraturan Menteri no. 16/Per/M.KUKM/IX/2016
tentang Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). Namun
demikian, tidak semua kopsyah otomatis berbentuk BMT sehingga untuk
menjamin homogenitas, hanya kopsyah yang menjalankan aktivitas baitul tamwil
sekaligus baitul maal (menerima titipan ZIS) yang diobervasi dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel (sampling) tidak bisa dilakukan secara random
karena tidak semua Kopsyah/BMT yang berjumlah 193 unit tersebut aktif dan
memiliki data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sehingga desain pengambilan
sampel yang tepat menurut Sekaran (2012) adalah desain pengambilan sampel
104
bertujuan (purposive sampling) dimana sampel ditetapkan berdasarkan
pertimbangan tertentu untuk menjamin data dikumpulkan dengan valid dan
reliabel (judgement sampling) . Pertimbangan tersebut adalah:
1. Kopsyah/ BMT yang telah beroperasi lebih dari 3 tahun dan berstatus aktif
2. Telah berbadan hukum koperasi atau dalam proses pengajuan badan hukum
koperasi.
3. Melakukan RAT sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut.
4. Menjalankan peran baitul tamwil dan baitul maal.
Berdasarkan Informasi dari MUI Kota Bandung sebagai Inisiator dan
pembina Kopsyah/BMT berbasis Mesjid di Kota Bandung dan dikomplikasi
dengan hasil survey pendahuluan maka diperoleh jumlah sampel yang memenuhi
kriteria penelitian ini yaitu sebanyak 66 Kopsyah/BMT (Lampiran 2).
Unit observasi penelitian ini adalah para pengurus/manajer Kopsyah/BMT.
Pemilihan pengurus/manajer Kopsyah didasarkan pertimbangan bahwa person ini
memahami filosofi dan segala aktivitas terkait intermediasi Kopsyah/BMT serta
upaya-upaya pengembangan dan penguatan Modal Sosial Islam, juga mengetahui
dan berperan mencapai kinerja Kopsyah itu sendiri.
105
Tabel 3.4 Sebaran LKMS di Kota Bandung
No Kecamatan Jumlah LKMS berbasis Mesjid
(dalam Unit)
1 Andir 8
2 Antapani 5
3 Arcamanik 5
4 Astana Anyar 7
5 Babakan Ciparay 7
6 Bandung Kidul 5
7 Bandung Kulon 9
8 Bandung Wetan 4
9 Batu Nunggal 8
10 Bojongloa Kaler 8
11 Bojongloa Kidul 8
12 Buah Batu 8
13 Cibeunying Kaler 6
14 Cibeunying Kidul 7
15 Cibiru 6
16 Cicendo 6
17 Cidadap 3
18 Cinambo 5
19 Coblong 9
20 Gedebage 4
21 Kiara Condong 7
22 Lengkong 5
23 Mandala Jati 7
24 Panyileukan 5
25 Rancasari 9
26 Regol 9
27 Sukajadi 8
28 Sukasari 5
29 Sumur Bandung 4
30 Ujung Berung 6
Jumlah 193
Sumber: Dinas Koperasi UMKM 2017; ABSINDO Jawa Barat, 2016
3.5. Jenis, Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data
3.5.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan sumber
data dari pihak yang relevan dengan data yang digunakan dalam penelitian ini.
Secara ringkas jenis dan sumber data disajikan pada Tabel 3.5
106
Tabel 3.5 Jenis dan Sumber Data
No Data Jenis Data Sumber Data
1 Profil Kopsyah/ BMT di Kota
Bandung
Data Sekunder ABSINDO Jawa Barat
MUI Kota Bandung
Dinas Koperasi dan UMKM
Kopsyah/BMT Kota Bandung
2 Kebijakan/Aturan Terkait
Kopsyah/BMT
Data Sekunder Kementerian Koperasi dan
UMKM
Otoritas Jasa Keuangan
3 Tanggapan Pengurus/Manajer
mengenai Aktivitas intermediasi,
Modal Sosial Islam dan
Keberlanjutan Kopsyah/ BMT di
kota Bandung
Data Primer Pihak Pengurus/Manajer
Kopsyah/BMT
4 Pengalaman Karyawan dan
Anggota/Klien terkait Aktivitas
Intermediasi, Modal Sosial Islam
dan Keberlanjutan Kopsyah/
BMT di kota Bandung
Data Primer Karyawan dan Konsumen
Kopsyah/BMT
5 Masukan Para Pakar Islamic
Microfinance
Data Primer Pakar Islamic Microfinance di
Kota Bandung
3.5.2 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Kuisioner
Penyebaran kuesioner terkait variabel peneltian kepada Pengurus/Manajer
Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Pengisian kuisioner didampingi langsung
oleh peneliti untuk menjamin pertanyaan dapat dimengerti dan dapat diisi
oleh responden dengan benar.
2. Wawancara
Wawancara semi terstruktur dilakukan untuk mengeksplorasi dan
mengkonfirmasi jawaban kuantitatif (kuisioner) dari responden. Informan
penelitian ini terdiri dari dua pihak yaitu :
107
a) Pengurus/manajer Kopsyah/BMT di Kota Bandung
b) Karyawan dan Konsumen Kopsyah/BMT
c) Pakar LKMS di Kota Bandung.
3. Diskusi terfokus, dilakukan dengan pakar LKMS di kota Bandung.
Sumber: Adaptasi dari Hsu dan Sanford (2007)
Gambar 3.3 Penilaian Para Pakar dengan Metode Delphi
Metode Delphi yang dikembangkan oleh Norman Dalkey dan Olaf Hefmer
(1963) dilakukan untuk mendapatkan serangkaian umpan balik (konsensus)
berupa penilaian pakar (expert judgement). Pakar yang maksud dalam hal ini
adalah akademisi Islam dan praktisi LKMS sukses. Tahapan yang dilalui untuk
mendapatkan umpan balik setidaknya melewati empat tahapan, yaitu (i)
penyampaian isu penelitian dan draft kuesioner (iii) umpan balik dari pakar; (iii)
penyampaian kuesioner yang telah terstruktur kepada pakar untuk mendapatkan
Researcher
Isu Penelitian Well-Structured Questionnaire
Consensus Result
Final Result
Session 1 Session 2 Session 3 Session 4
Expert 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Res
po
nse
Rev
ise
Res
po
nse
Rev
iew
108
revisi/konsensus terkait isu yang diteliti; (iv) penyampaian hasil revisi dan
masukan terkait isu yang diteliti.
4. Observasi
Observasi dilakukan melalui kunjungan dan pengamatan secara langsung
ke Kopsyah/BMT yang memiliki best practices terkait aktivitas intermediasi dan
kinerja LKMS. Pengamatan dilakukan ke 6 (enam) unit BMT yaitu BMT Itqon,
BMT Rabbani, Kopsyah Hikmah Bersama, KSP Attaufiq, Baitul Maal Arum dan
BMT Al-Amanah. Observasi dilakukan selama jam kerja yaitu dari jam 9.00
sampai dengan jam 12.00 dengan mengamati aktivitas triple intermediasi yang
berlangsung di Kantor BMT yaitu aktivitas penyetoran tabungan, pencairan
pembiayaan, aktivitas layanan pembayaran dan transfer keuangan. Pengamatan
juga dilakukan pada proses berlangsungnya RAT (KSP Attaufiq dan BMT Al-
Amanah) serta mengikuti aktivitas intermediasi spiritual berupa pendidikan dan
pelatihan syariah (hidup berkah tanpa riba dan terapi shalat khusyu’) di kopsyah
Hikmah Bersama dan mengikuti materi UMI Care di BMT Rabbani.
Hasil observasi berupa dokumentasi dan narasi aktivitas intermediasi,
aktivitas keteladanan syariah dan berbagai aktivitas ta’awun dan sosial di
kopsyah/BMT.
5. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berupa laporan keunngan dan dokumen-
dokumen terkait dengan variabel penelitian Laporan RAT, form anggota, form
pembiayaan, surat penagihan pinjaman, leaflet dan brosur kegiatan dan lain-lain.
109
Tabel 3.6 Tahapan Pengumpulan Data
Tahapan Aktivitas Responden/
Informan
Brain storming,
diskusi terfokus
1. Pelemparan Isu penelitian
2. Diskusi terfokus mengenai isu penelitian
22 orang pengurus
dan pakar LKMS
Survey I dan
wawancara
semi terstruktur
1. Pengisian Kuisioner
2. Mengeksplorasi variabel-variabel penelitian
30 orang pengurus
BMT
Expert
Judgement
(Delphi
Method)
1. Tanggapan Pakar LKMS mengenai isu
penelitian (Pakar yang dimaksud adalah
akademisi Islam dan praktisi BMT sukses)
- Ketua Bidang pemberdayaan ekonomi
MUI Kota Bandung
- Ketua Riba crisis Center
- Akademisi Islam (2 orang)
- Pengurus PusKopsyah
- Ketua BMT Latifah, Sumedang
- Kabid Pengawasan Diskop UMKM Kota
Bandung
- Ketua IKADI Jawa Barat
7 orang pakar
Survey II
wawancara
semi terstruktur
1. Pengisian Kuisioner
2. Mengeksplorasi Variabel-variabel penelitian
36 Pengurus BMT
Observasi Mengunjungi BMT yang memiliki best practices
-
6 BMT
Wawancara
mendalam
Wawancara mendalam terkait pelaksanaan
intermediasi dan penguatan Modal Sosial Islam
di Kopsyah/BMT Kota Bandung
10 orang karyawan
dan 15 orang
anggota
3.6. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Sehubungan dengan MMR yang digunakan dalam penelitian ini, maka
rancangan analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian ini
adalah analisis deskriptif dan kausalitas. Namun demikian sebelum dilakukan
analisis, agar instrumen penelitian yang dipergunakan mendapat informasi akurat
dan dapat dipercaya maka terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas terhadap instrumen penelitian.
110
3.6.1 Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu pengukuran
mengukur konstruk yang ingin diukur (Barker, Pistrang dan Elliot, 2002).
Validitas diperoleh dengan cara mengkorelasikan antar skor masing-masing item
dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari
penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor total harus
signifikan. Validitas korelasi diukur dengan menggunakan korelasi person
product–moment sebagai berikut :
2222 yynxxn
yxyxnr
iiii
xy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi Pearson product moment antar item instrumen
dengan totalnya dalam variabel yang bersangkutan
xi = Skor item instrumen yang akan digunakan
yi = Skor total item instrumen dalam variabel tersebut
n = Jumlah responden dalam uji coba instrumen
Instrumen dinyatakan valid atau tidak, jika rs hitung > dari rs kritis. rs
kritis dihitung dengan df = (N) – 2, α 5% two tailed = 0,3610. Uji validitas
instrumen dilakukan terhadap isian kuesioner dari 30 orang pengurus/manajer
Kopsyah/BMT yang menjadi responden penelitian. Pengolahan menggunakan
software IBM SPSS versi 19 dan hasil secara lengkap terdapat di Lampiran 5.
Rekapitulasi uji validitas disajikan pada tabel berikut ini:
111
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas
Sumber : Data diolah (Lampiran 5)
rs kritis = df = (N) – 2, α 5% two tailed = 0,3610
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas pada Tabel 3.7. menunjukkan bahwa seluruh item
pertanyaan pada kuesioner penelitian ini nilai rs hitung > rs kritis (0,3610)
sehingga semua item pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid kecuali item
KSOS_5 yang memiliki nilai rs hitung < rs kritis (-0,036 < 0.361), sehingga item
KSOS_5 dinyatakan tidak valid. Item ini mewakili cost per borrower (CPB) yang
merupakan rata-rata biaya yang dikenakan atas pembiayaan yang diberikan
Item rs hitung Kesimpulan Item rs hitung Kesimpulan
Intermediasi Finansial Intermediasi Sosial
TAB_1 0,850** Valid PPT_1 0,887** Valid
TAB_2 0,860** Valid PPT_2 0,883** Valid
TAB_3 0,925** Valid PPT_3 0,949** Valid
PBY_1 0,856** Valid PKD_1 0,962** Valid
PBY_2 0,858** Valid PKD_2 0,832** Valid
PBY_3 0,899** Valid PKD_3 0,923** Valid
LPB 0,826** Valid PBD_1 0,919** Valid
LTK 0,859** Valid PBD_2 0,855** Valid
ASM_1 0,860** Valid PBD_3 0,696** Valid
ASM_2 0,803** Valid
Intermediasi Spiritual Modal Sosial Islam
KDS_1 0,875** Valid NOI_1 0,862** Valid
KDS_2 0,849** Valid NOI_2 0,878** Valid
KTS_1 0,851** Valid NOI_3 0,847** Valid
KTS_2 0,926** Valid AMN_1 0,865** Valid
KTS_3 0,776** Valid AMN_2 0,811** Valid
KTS_4 0,832** Valid AMN_3 0,810** Valid
PDS_1 0,820** Valid AMN_4 0,873** Valid
PDS_2 0,830** Valid TAW_1 0,908** Valid
PDS-3 0,885** Valid TAW_2 0,843** Valid
PLS_1 0,806** Valid TAW_3 0,772** Valid
PLS_2 0,697** Valid TAW_4 0,812** Valid
NWR_1 0,908** Valid
NWR_2 0,846** Valid
NWR_3 0,867** Valid
Keberlanjutan LKMS
KFIN_1 0,933** Valid KSOS_1 0,651** Valid
KFIN_2 0,938** Valid KSOS_2 0,722** Valid
KFIN_3 0,854** Valid KSOS_3 0,762** Valid
KSOS_4 0,663** Valid
KSOS_5 -0,036 Tidak Valid
112
kepada anggota LKMS. dengan demikian, item pertanyaan ini dihilangkan dari
kuesioner.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
konsistensi instrumen sebagai alat ukur sehingga hasil pengukuran dapat
dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji koefisien
Cronbach’s Alpha dengan formulasi sebagai berikut:
Dimana :
r11 = koefisien alfa/reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
2
i = jumlah varians butir
2
t = varians total
Kriteria yang digunakan untuk penentuan reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Standar Reliabilitas
Koefisien Cronbach Alpha Kriteria
0,80
0,70
0,60
0,50
Good
Acceptable
Marginal
Poor
Sumber : Barker et al., (2002).
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan pada isian kuesioner dari
30 orang pengurus/manajer Kopsyah/BMT yang menjadi responden penelitian.
Pengolahan menggunakan software IBM SPSS versi 19 dan hasil secara lengkap
terdapat di Lampiran 6. Rekapitulasi uji reliabilitas disajikan pada tabel berikut:
2
2
11 11 t
i
k
kr
113
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koef. Reliabilitas
(Cα)
Jumlah
Item
Kesimpulan
Intermediasi Finansial 0,933 10 Reliabilitas baik
Intermediasi Sosial 0,939 8 Reliabilitas baik
Intermediasi Spiritual 0,925 11 Reliabilitas baik
Modal Sosial Islam 0,930 13 Reliabilitas baik
Keberlanjutan LKMS 0,818 8 Reliabilitas baik
Sumber : Data Diolah (Lampiran 6)
Hasil uji reliabilitas yang disajikan pada Tabel 3.9 menunjukkan bahwa
instrumen penelitian reliabel.
3.6.3. Analisis Deskriptif
Analisis ini bertujuan untuk menguraikan tanggapan para responden
terhadap varaiabel-variabel yang diteliti. Pengungkapan dilakukan dengan
memaparkan hasil dalam bentuk ukuran statistik, tabulasi atau grafik sehingga
analisis dan interpretasi mudah dilakukan (Sekaran, 2010). Dalam hal ini, analisis
deskriptif disajikan dalam bentuk persentase untuk setiap indikator.
Penilaian responden terhadap variabel penelitian dihitung mengunakan
rumus sebagai berikut:
Jumlah Skor terendah = 1 x banyak item (indikator) x jumlah responden
Jumlah skor tertinggi = 5 x banyak item (indikator) x jumlah responden
Panjang interval =
............(3.1)
Diagram kontinum penilaian tingkatan variabel:
Buruk Kurang Cukup Baik Baik Sangat baik
Skor terendah Skor tertinggi
114
3.6.3. Analisis Kausalitas
Analisis ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian nomor 1 sampai
dengan nomor 7 yaitu untuk memperoleh bukti adanya hubungan kausalitas
(sebab akibat) antar variabel-variabel dalam penelitian ini sesuai dengan hipotesis
yang diajukan. Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Square
Structural Equation Modelling (PLS-SEM). PLS memiliki keunggulan yaitu data
tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori
ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama), ukuran
sampel tidak harus besar dan sangat kuat untuk orientasi prediksi sehingga sangat
cocok digunakan untuk mengembangkan teori dalam riset eksplorasi (Hair et al,
2011) sebagaimana penelitian ini.
Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outer model dan inner
model:
a) Evaluasi outer model atau model pengukuran (measurement model)
memperlihatkan hubungan antar variabel laten dengan sekelompok variabel
manifes/indikatornya (observable variable). Model pengukuran dilakukan
untuk menilai validitas dan reliabilitas model.
Uji validitas model untuk indikator reflektif sebagaimana indikator dalam
penelitian ini dilakukan menggunakan convergent validity, sehubungan
dengan prinsip bahwa variabel-variabel manifes seharusnya berkorelasi
tinggi. Pengujian menggunakan loading factor untuk tiap indikator
konstruk dan nilai average variance extracted (AVE) dengan formulasi
sebagai berikut:
115
(∑ ∫
) .............................................(3.1)
(Hair et., 2017)
Uji reliabilitas model untuk indikator reflektif sebagaimana indikator
penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha dan composite reliability
sebagai pengukur.
Cronbach’s Alpha dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
1M
M(∑
)....................(3.2)
Dimana :
M = banyaknya butir pertanyaan
∑
= jumlah varians butir 2
tS = varians total (Hair et al., 2017)
Composite Reliability dihitung dengan formulasi sebagai berikut :
(∑
)
(∑
) ∑
....................................(3.3)
(Hair et al., 2017)
Evaluasi model pengukuran menggunakan aturan sebagai berikut:
Tabel 3.10 Evaluasi Model Pengukuran
Validitas dan
reliabilitas
Parameter Rule of Thumb
Convergent Validity Loading factor Lebih besar dari 0,70 untuk
confirmatory research
Lebih besar 0,6 untuk exploratory
research
Average Variance
Extracted (AVE) Lebih besar dari 0,50 untuk
confirmatory research dan
exploratory research
AVE > 0,5 mengindikasikan
pengukuran keragaman yang baik.
116
Reliabilitas Cronbach’s Alpha Lebih besar dari 0,70 untuk
confirmatory research
Lebih besar dari 0,6 untuk
exploratory research
Composite
reliability Lebih besar dari 0,70 untuk
confirmatory research
0,6 – 0,70 masih dapat diterima
untuk exploratory research
0,70 disebut sebagai modest dan
diatas 0,8 mengindikasikan
reliabilitas gabungan yang baik
Sumber : Chin (1998); Hair et al., (2011)
b) Evaluasi Inner model atau Model Struktural
Evaluasi model struktural yang memperlihatkan keterkaitan antar variabel
laten (unobservable variable) dilakukan untuk memastikan bahwa model
struktural yang dibangun robust dan akurat. Menurut Hair et al (2011), model
struktural dapat dievaluasi menggunakan beberapa indikator yaitu Koefisien
determinasi (R2), Predictive relevance (Q
2) dan Goodness of Fit (GoF).
Nilai R-Square pada konstruk endogen.
Nilai R-Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Nilai R-
Square sebesar 0,75 (kuat/substansial), 0,50 (moderat) dan 0,25 (lemah). (Hair
et al., 2017 dan Henseler et al., 2009). Namun untuk mendapatkan tingkat
parsimony yang baik dalam penelitian, Hair menyarankan menggunakan the
adjusted coefficient determination (R2
adj). Nilai ini dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
R2
adj = 1- (1- R2).
...............................................(3.4)
Dimana n adalah jumlah sampel, dan k adalah jumlah variabel laten eksogen
yang digunakan untuk memprediksi variabel laten endogen. Nilai ini di
117
program Smart PLS3.0 dapat langsung dilihat pada quality criteria R- Square
adjusted
Prediction Relevance (Q-Square) atau dikenal dengan stone-Geisser’s. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur blindfolding.
Nilai Q-Square sebesar 0,02 (kecil), 0,15 (sedang) dan 0,35 (besar)
Nilai Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus:
Q Square = 1 – (1-R12) (1-R2
2)......(1-Ri
2) ..........................(3.5)
Goodness of fit (GoF Index) merupakan kriteria yang dikembangkan oleh
Tenenhaus et al., (2004) dan digunakan untuk memvalidasi terhadap
keseluruhan model (overall fit indexes). Nilai GoF 0,1 (kecil), 0,25 (medium)
dan nilai 0,38 (besar). GoF dihitung dengan rumus sebagai berikut:
GoF= √ .......................(3.6)
(Ghozali, 2015)
Berikut model struktural PLS yang didasarkan paradigma penelitian ini:
118
Gambar 3.4 Hubungan antar Variabel Laten
Model struktural memperlihatkan hubungan variabel eksogen Intermediasi
Finansial (IFIN), Intermediasi Sosial (ISOS) dan Intermediasi Spiritual (ISPI)
secara langsung mempengaruhi variabel endogen Modal Sosial Islam (MSI) dan
Keberlanjutan LKMS (KBL). Variabel MSI merupakan intervening/mediator
yang diduga memediasi hubungan antara IFIN, ISOS, ISPI dengan KBL.
Persamaan model struktural (inner model) dirumuskan sebagai berikut:
Model 1: MSI = γ11 IFIN + γ12 ISOS + γ13 ISPI + δ1.......................(3.7)
Model 2: KBL = γ21 IFIN + γ22 ISOS + γ23 ISPI + β21MSI + δ2......(3.8)
γ11
KFIN
KSOS
KBL
ISOS
ISOS1
ISOS2
ISOS3
ISPI1
ISPI2
ISPI3
ISPI
IFIN2
IFIN3
MSI1 MSI2 MSI3 MSI4
IFIN1
IFIN ζ1
MSI
γ23
β
ζ2
119
3.6.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis 1 sampai dengan Hipotesis 9 dilakukan dengan
menggunakan uji-t (partial) dengan formula sebagai berikut :
..........................................................(3.9)
Dengan kriteria uji, tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikansi α
5% (1,96). Berikut hipotesis yang diuji berdasarkan rumusan dan tujuan
penelitian.
a. Hipotesis 1
Hipotesis satu menguji pengaruh antara Intermediasi Finansial dengan
Modal Sosial Islam di Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini
digambarkan sebagai berikut:
Hipotesis statistik sebagai berikut :
H01: γ11 ≤ 0 Intermediasi Finansial tidak berpengaruh positif terhadap
Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung
Ha1: γ11 > 0 Intermediasi Finansial berpengaruh positif terhadap Modal
Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung
γ11
δ1
Gambar 3.5 Diagram Jalur Hipotesis 1
120
b. Hipotesis 2
Hipotesis dua menguji pengaruh antara Intermediasi Sosial dengan
Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.6 Diagram Jalur Hipotesis 2
Hipotesis statistik sebagai berikut :
H02: γ12 ≤ 0 Intermediasi Sosial tidak berpengaruh positif terhadap
Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung
Ha2: γ12 > 0 Intermediasi Sosial berpengaruh positif terhadap Modal
Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung
c. Hipotesis 3
Hipotesis tiga menguji pengaruh antara Intermediasi Spiritual dengan
Modal Sosial Islam di Kota Bandung. Hipotesis ini digambarkan sebagai berikut:
γ12
δ1
121
Gambar 3.7 Diagram Jalur Hipotesis 3
Hipotesis statistik sebagai berikut :
H03: γ13 ≤ 0 Intermediasi Spiritual tidak berpengaruh positif terhadap
Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung
Ha3: γ13 > 0 Intermediasi Spiritual berpengaruh positif terhadap Modal
Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung
d. Hipotesis 4
Hipotesis empat menguji pengaruh langsung antara Modal Sosial Islam
terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini
digambarkan sebagai berikut:
γ13
δ1
β21
δ2
Gambar 3.8 Diagram Jalur Hipotesis 4
122
Hipotesis statistik sebagai berikut :
H04: β21 ≤ 0 Modal Sosial Islam tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung
Ha4: β21 > 0 Modal Sosial Islam berpengaruh positif signifikan terhadap
Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung
e. Hipotesis 5
Hipotesis lima menguji pengaruh antara Intermediasi Finansial dengan
Keberlanjutan LKMS di Kota Bandung baik secara langsung maupun melalui
Modal sosial Islam.
Hipotesis statistik sebagai berikut:
H05a: γ21 ≤ 0 Intermediasi Finansial tidak berpengaruh positif signifikan
secara langsung terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di
Kota Bandung
Ha5a: γ21 > 0 Intermediasi Finansial berpengaruh positif signifikan
secara langsung terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di
Kota Bandung
H05b: γ11 β21 ≤ 0 Intermediasi Finansial tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial islam
di Kopsyah/BMT di Kota Bandung
γ21
δ2
Gambar 3 9 Diagram Jalur Hipotesis 5a dan 5b
γ11
123
Ha5b: γ11 β21 > 0 Intermediasi Finansial berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial islam
pada Kopsyah/BMT di Kota Bandung
f. Hipotesis 6
Hipotesis enam menguji pengaruh antara Intermediasi Sosial dengan
Keberlanjutan LKMS di Kota Bandung secara langsung maupun melalui Modal
Sosial Islam. Hipotesis ini digambarkan sebagai berikut:
Hipotesis statistik sebagai berikut:
H06a: γ22 ≤ 0 Intermediasi Sosial tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung
Ha6a: γ22 > 0 Intermediasi Sosial berpengaruh positif signifikan terhadap
Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung
H06b: γ12 β21 ≤ 0 Intermediasi Sosial tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam
di Kopsyah/BMT di Kota Bandung
Ha6b: γ12 β21 > 0 Intermediasi Sosial berpengaruh positif signifikan terhadap
Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam pada
Kopsyah/BMT di Kota Bandung
γ22
δ2
γ12
Gambar 3 11 Diagram Jalur Hipotesis 6a dan 6b
124
g. Hipotesis 7
Hipotesis tujuh menguji pengaruh antara Intermediasi Spiritual dengan
Keberlanjutan LKMS secara langsung maupun melalui Modal Sosial Islam pada
kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini digambarkan sebagai berikut:
Hipotesis statistik sebagai berikut:
H07a: γ23 ≤ 0 Intermediasi Spiritual tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS di Kopsyah/BMT Kota
Bandung
Ha7a: γ23 > 0 Intermediasi Spiritual berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS di Kopsyah/BMT Kota
Bandung
H07b: γ13 β21 ≤ 0 Intermediasi Spiritual tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam
di Kopsyah/BMT Kota Bandung
Ha7b: γ13 β21 > 0 Intermediasi Spiritual berpengaruh positif signifikan
terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam
di Kopsyah/BMT Kota Bandung
γ23
δ2
γ13
Gambar 3.12 Diagram Jalur Hipotesis 7a dan 7b
125
3.6.5. Pengujian Efek Mediasi
Pengujian efek mediasi (efek tidak langsung) dilakukan sehubungan
dengan adanya variabel intervening dalam model penelitian ini yaitu variabel
Modal Sosial Islam. Pengujian efek mediasi dilakukan mengikuti prosedur
analisis mediasi (Hair et al., 2014) sebagai berikut:
Sumber : Hair et al., (2011)
Gambar 3.13 Prosedur Analisis Mediasi
Dimana:
ρ1 = Path coefficient variabel eksogen ke variabel mediator
ρ2= Path coefficent variabel mediator ke variabel endogen.
ρ3= Path coefficent variabel eksogen ke variabel endogen.
Bentuk non mediasi sebagaimana gambar 3.13 dibagi menjadi dua tipe yaitu:
a) Direct only non mediation: dimana direct effect signifikan, indirect effect
tidak signifikan.
b) No effect non mediation: dimana direct effect dan indirect effect keduanya
tidak signifikan.
Sementara bentuk mediasi dibagi menjadi 3 tipe yaitu:
Yes No
Is
ρ1 ρ2 ρ3
Positive ?
Complementary
(Partial mediation)
Competitive
(Partial mediation)
Indirect – Only
(Full Mediation)
Direct– Only
(No Mediation)
No effect
(No Mediation)
Is ρ1 ρ2
Significant
?
Is ρ3
Significant
?
Is ρ3
Significant
?
Yes No
Ye No
Yes No
126
a) Complementary mediation: manakala indirect effect dan direct effect
keduanya signifikan dan path coefficient searah.
b) Competitive mediation: manakala indirect effect dan direct effect
keduanya signifikan namun path coefficient nya berlawanan arah.
c) Indirect-only mediation: manakala indirect effect signifikan tetapi direct
effect tidak signifikan.
3.6.6. Analisis Kualitatif
Sebagaimana telah dinyatakan bahwa strategi penelitian ini adalah mixed
concurent dominan design (desain campuran tidak berimbang) dimana dalam
penelitian ini pendekatan kuantitatif lebih dominan dibanding pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif (utama) dilakukan secara simultan dengan
pengumpulan data kualitatif (pendukung dan pelengkap). Pengumpulan Data
kualitatif dalam penelitian ini menggunakan triangulasi (pengggabungan berbagai
tehnik pengumpulan data dan sumber data sehingga peneliti memiliki banyak
informan sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan analisis perbandingan)
dalam hal ini triangulasi metode yaitu wawancara mendalam, FGD, Observasi
dan review document serta triangulasi sumber kepada para pakar, karyawan,
konsumen dan pengurus asosiasi BMT.
Wawancara memakan waktu sekitar 1 (satu) jam – 1,5 jam. Sementara
observasi dilakukan terhadap 6 Kopsyah/BMT. Kegiatan ini dilakukan mulai
Bulan Juni – November 2016. Untuk memverifikasi hasil yang didapat dari
wawancara mendalam, dilakukan analisis dokumen (document review) terhadap
Al’Quran dan Sunnah, Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran rumah tangga (ART),
127
Pedoman akad syariah (PAS), Berbagai formulir (keanggotaan, tabungan dan
pembiayaan, Dokumen Kontrak (akad) dan Laporan Keuangan (Neraca/ L/R,
buku piutang anggota).
Lebih lanjut untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan konsensus di
kalangan praktisi Kopsyah mengenai pengaruh aktivitas intermediasi, Modal
Sosial Islam terhadap keberlanjutan LKMS maka dilakukan diskusi terfokus
(FGD) pada tanggal 4 November 2016 bertempat di MUI Kota Bandung, Sadang
Serang yang dihadiri oleh pakar LKMS yang diundang melalui fasilitasi MUI
Kota Bandung. FGD dilakukan selama 2,5 Jam mulai dari jam 07.30 – 10.00
WIB.
Sebagaimana Penelitian Kuantitatif, untuk memastikan bahwa hasil
penelitian kualitatif ini dapat dipercaya dan bermakna, maka para ahli penelitian
kualitatif (Miles dan Huberman, 1994; Shenton, 2004) menyediakan sejumlah
strategi untuk mencapai validitas internal (kredibilitas), validitas eksternal
(transferabilitas), reliabilitas (dependabilitas) dan konfirmabilitas (objektivitas).
Untuk menjamin kredibilitas dimana peneliti dipercaya telah
mengumpulkan data real di lapangan serta mengintrepretasi data dengan akurat,
dilakukan sejumlah tindakan sebagaimana saran Bandur (2014) yaitu: 1)
triangulasi, 2) pernyataan kesediaan informan (consent form) untuk menjaga
kejujuran informan, 3) mengenal dengan baik setting penelitian untuk
mendapatkan informan kunci sehingga proses pengumpulan data dapat dilakukan
dengan baik. Untuk menjaga kredibilitas dalam Penelitian ini, maka dilakukan : 1)
triangulasi metode pengumpulan data (wawancara, FGD dan Observasi) serta
128
triangulasi sumber data yaitu Karyawan (10 orang), Konsumen (15 orang), Pakar
LKMS (7 Orang) dan pengurus Asosiasi BMT (ABSINDO dan PINBUK), 2)
sebelum wawancara dimulai, setiap informan diminta mengisi formulir kesediaan
(consent form), 3. Peneliti masuk ke lingkungan penelitian dengan menjadi
anggota Koperasi syariah MUI kota Bandung, bergabung dengan grup whatsup
Kopsyah Bandung dan aktif mengikuti kegiatan guyub syariah setiap hari jumat
jam 7.00 WIB sampai dengan selesai yang diadakan oleh MUI Kota Bandung
serta mengikuti Rapat Anggota tahunan beberapa kospyah/BMT di kota Bandung.
Untuk menjamin Transferabilitas (sejauh mana hasil penelitian dapat
diaplikasikan pada setting penelitian yang lain, sesuai aturan Shenton (2004),
peneliti menjelaskan secara detil mengenai : a) konteks organisasi yang diteliti
(mengapa organisasi tersebut dipilih dan berapa jumlah organisasi yang terlibat;
b) persyaratan menjadi informan penelitian; c) jumlah partisipan yang
berpartisipasi; d) alasan penggunaan metode penelitian; waktu yang dibutuhkan
untuk wawancara/FGD/observasi; dan f) waktu yang dibutuhkan keseluruhan
penelitian. Terkait hal ini, Penjelasan dilakukan pada poin ini..
Untuk menjamin Reliabilitas penelitian kualitatif yang baik menurut
Lincoln dan Guba (1985) dapat dihasilkan dari validitas penelitian kualitatif yang
baik. Untuk mencapai reliabilitas penelitian yang baik, maka perlu dicapai
dependability (ketergantungan) dan confirmability (objektivitas). Untuk itu, maka
dalam penelitian ini, proses penelitian dijelaskan secara detil sehingga membantu
peneliti selanjutnya dapat mereplikasi penelitian ini selanjutnya dilakukan pula
expert review, dengan meminta pendapat para pakar LKMS
129
Alur penelitian ini disajikan sebagai berikut
(Sumber : diadopsi dari Agustinur Bandur, 2014)
Gambar 3.14 Alur Penelitian Mix Method Research
Selanjutnya, data kuantitatif yang telah dikumpulkan dianalisis dengan
statistik dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif. Data Kualitatif yang
Landasan Teori dan
Hipotesis
Pengumpulan data
KUANTITATIF
Pengumpulan data
Kualitatif
Analisis
data Kualitatif
Bandingkan dan
hubungkan
INTERPRETASI
METODE SURVEY
Masalah dan
Rumusan Masalah
TRIANGULASI
METODE
Observasi
Wawancara
Review
Document
FGD (Delphi)
SUMBER
Karyawan
Konsumen
Pakar LKMS
Pengurus Asosiasi
BMT/IPTA
KUISIONER
Pengurus Kopsyah/BMT
Analisis
Data KUANTITATIF
130
diperoleh melalui Interview dan FGD menggunakan rekaman audio kemudian
ditranskrip menggunakan software Audiotranscription (F4) versi 4.2. Data
Observasi menggunakan foto dan catatan pengamatan. Selanjutnya keseluruhan
data kualitatif (ditambah hasil observasi dan document review dianalisis
menggunakan model Miles dan Huberman (1994) dengan alur sebagai berikut:
Gambar 3.15 Alur Analisis Kualitatif
Data kualitatif kemudian dirangkum dan diberi kode (coding) dipisahkan
berdasarkan tema sesuai topik yang diteliti sehingga tersusun dalam konfigurasi
yang mudah dipahami, untuk kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif,
matrik, ataupun grafik. Kedua data yang telah dianalisis digabungkan dan
dibandingkan sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat,
memperluas atau menggugurkan data kuantitatif. Bila data kualitatif tidak sinkron
dengan data kuantitatif, dua kemungkinan yang bisa dilakukan, penelitian
kuantitatif diulangi untuk menguji reliabilitas hipotesis atau penelitian kualitatif
diperluas dan diperdalam dengan tehnik triangulasi (metode, sumber dan waktu)
sehingga dapat diperoleh kepastian data, apakah data kualitatif betul-betul dapat
menggugurkan data kuantitatif atau tidak. Data Kuantitatif yang bersifat deskriptif
atau hasil pengujian hipotesis disajikan dalam bentuk tabel atau grafik dan
dilengkapi dengan data kualitatif (Sugiyono, 2013).