bab iii metode penelitian 2.1. metode...

36
95 BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix method research/MMR), dengan menggabungkan teknik riset kuantitatif dan kualitatif, dalam studi tunggal (Jonson & Onwuegbuzie, 2004). Pendekatan ini digunakan karena penggunaan satu pendekatan saja (kualitatif atau kuantitatif saja) tidak dapat menjawab permasalahan dan tujuan penelitian (Creswell, 2013). Penggunaan MMR didasarkan pertimbangan bahwa variabel penelitian ini (Intermedisi Spiritual dan Modal Sosia Islam) merupakan variabel yang jarang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya sehingga mengalami keterbatasan literatur untuk menjelaskan hasil penelitian. Demikian pula model yang diajukan dalam penelitian ini adalah model orisinil yang belum pernah diuji sebelumnya sehingga untuk memperdalam analisis akan sangat membutuhkan pengayaan data kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah partially-mixed, concurent dan dominan design dengan pertimbangan tiga hal yaitu waktu (konkuren atau sekuensial), bobot (setara atau dominan) dan tingkat pencampuran data (parsial atau sepenuhnya) (Creswell, 2013; Leech dan Onwuegbuzie, 2009). Waktu pengumpulan data dilakukan sekaligus dalam waktu bersamaan (concurent) baik pada saat studi pendahuluan (pra-survey) maupun pada saat pengumpulan data penelitian. Bobot penelitian lebih dominan pada pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data primer yaitu metode survey dengan kuisioner sebagai instrumen

Upload: vokhuong

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

95

BAB III

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mix method

research/MMR), dengan menggabungkan teknik riset kuantitatif dan kualitatif,

dalam studi tunggal (Jonson & Onwuegbuzie, 2004). Pendekatan ini digunakan

karena penggunaan satu pendekatan saja (kualitatif atau kuantitatif saja) tidak

dapat menjawab permasalahan dan tujuan penelitian (Creswell, 2013).

Penggunaan MMR didasarkan pertimbangan bahwa variabel penelitian ini

(Intermedisi Spiritual dan Modal Sosia Islam) merupakan variabel yang jarang

digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya sehingga mengalami

keterbatasan literatur untuk menjelaskan hasil penelitian. Demikian pula model

yang diajukan dalam penelitian ini adalah model orisinil yang belum pernah diuji

sebelumnya sehingga untuk memperdalam analisis akan sangat membutuhkan

pengayaan data kualitatif.

Strategi penelitian yang digunakan adalah partially-mixed, concurent dan

dominan design dengan pertimbangan tiga hal yaitu waktu (konkuren atau

sekuensial), bobot (setara atau dominan) dan tingkat pencampuran data (parsial

atau sepenuhnya) (Creswell, 2013; Leech dan Onwuegbuzie, 2009). Waktu

pengumpulan data dilakukan sekaligus dalam waktu bersamaan (concurent) baik

pada saat studi pendahuluan (pra-survey) maupun pada saat pengumpulan data

penelitian. Bobot penelitian lebih dominan pada pendekatan kuantitatif untuk

memperoleh data primer yaitu metode survey dengan kuisioner sebagai instrumen

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

96

utama dan metode kualitatif untuk melengkapi dan memperkaya metode primer.

Metode kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur, FGD dengan metode

Delphi serta observasi ke BMT yang memiliki best practices. Prosedur pemilihan

strategi penelitian disajikan pada gambar berikut:

Sumber: Leech dan Onwuegbuzie (2009)

Gambar 3.1 Prosedur Pemilihan Strategi Penelitian

Secara spesifik langkah partially-mixed concurent dan dominan design

disajikan pada gambar berikut :

Sumber : Sugiyono (2013)

Gambar 3.2 Proses desain Partially-Mixed Concurent

Landasan Teori dan

Hipotesis

Pengumpulan dan Analisis

data KUANTITATIF

Pengumpulan dan Analisis

data Kualitatif

UANTITATIF

Analisis data

KUANTITATIF dan

Kualitatif

Penyajian data hasil

penelitian

Kesimpulan dan

saran

Masalah dan

Rumusan masalah

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

97

Data kuantitatif dan kualitatif yang telah dikumpulkan selanjutnya

dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan sehingga dapat ditemukan data

kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan menggugurkan data

kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan pengamatan dengan cakupan waktu yang

bersifat cross sectional atau one shot dimana data dikumpulkan langsung ditempat

kejadian secara empirik pada satu waktu (Malhotra, 2010). Rentang waktu

pengumpulan data adalah pada tahun 2017.

Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah SEM berbasis

Varian atau Partial Least Square (PLS). Pemilihan alat analisis ini didasarkan

pada pertimbangan tujuan penelitian, ukuran sampel, normalitas data dan tipe

indikator

1) Sampel penelitian ini tergolong kecil (kurang dari 100) penggunaan PLS

lebih cocok sebagaimana dinyatakan (Hair, Sarstedt, Hopkins, &

Kuppelwieser, 2014) karena dapat mengolah data pada sampel kecil dan

kokoh terhadap deviasi asumsi normalitas, mengukur indikator baik reflektif

maupun normatif dan mengukur model recursive.

2) Semua variabel bebas penelitian ini yaitu Intermediasi (finansial, sosial dan

spiritual) serta Modal Sosial Islam sangat jarang dibahas dalam penelitian-

penelitian sebelumnya, sehingga basis teori belum kokoh, maka model

prediksi (prediction model) lebih cocok digunakan daripada model konfimasi

(confirmation model). Tehnik analisis statistika berbasis varian (PLS) cocok

digunakan untuk model prediksi karena dapat dilakukan tanpa dasar teori

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

98

yang kuat (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). Pada penelitian ini, model

prediksi cocok digunakan karena bertujuan mengembangkan teori dengan

menguji efek prediksi antar variabel laten (Intermediasi, Modal Sosial Islam

dan Keberlanjutan LKMS.

3.1. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini bersifat laten dan terdiri dari dua yaitu variabel

bebas (eksogen) dan variabel terikat (endogen):

1. Variabel bebas (eksogen) yaitu Intermediasi Finansial (IFIN), Intermediasi

Sosial (ISOS) dan Intermediasi Spiritual (ISPI).

2. Variabel terikat yaitu Keberlanjutan LKMS (KBL) dan Modal Sosial Islam

(MSI) sebagai variabel intervening (mediating)

Operasionalisasi masing-masing variabel disertai dimensi dan indikator

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dimensi Indikator Skala

Intermediasi Finansial (IFIN)

Aktivitas penyediaan produk dan jasa keuangan kepada masyarakat miskin, masyarakat

berpenghasilan rendah dan memiliki kegiatan produktif yang tidak layak bank (unbankable) .yang

meliputi kegiatan tabungan mikro, pembiayaan mikro dan layanan keuangan lainnya seperti

layanan pembayaran, transfer keuangan serta asuransi mikro

1. Tabungan/Penghimpunan

dana (TAB)

1. Keragaman Jenis Tabungan

Ordinal

2. Kemudahan persyaratan menabung

3. Kemudahan penarikan tabungan

2. Pembiayaan (PBY) 1. Keragaman Jenis Pembiayaan Ordinal

2. Kemudahan pengajuan pembiayaan

3. Kecepatan Waktu tunggu pencairan

pembiayaan

3. Layanan Keuangan Lainnya

(LKL)

1. Ketersediaan layanan pembayaran

2. Ketersediaan transfer keuangan

3. Ketersediaan asuransi untuk melindungi

anggota dari kegagalan pembayaran

4. Ketersediaan asuransi lain untuk melindungi

anggota dari kehilangan pendapatan

(kesehatan/jiwa/pendidikan)

Ordinal

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

99

Intermediasi Sosial (ISOS)

Aktivitas yang ditujukan untuk mempersiapkan orang miskin siap mengakses layanan keuangan

mikro formal melalui kegiatan penyebaran pengetahuan, peningkatan kepercayaan diri, dan

pemberdayaan secara terencana dan sistematis

1. Penyebaran Pengetahuan

(PPT)

1. Pengetahuan perkoperasian kepada anggota

2. Layanan konsultasi usaha kepada anggota

3. Penyebaran informasi kepada anggota

Ordinal

2. Peningkatan Kepercayaan

Diri (PKD)

1. Pembentukan kelompok/group

2. Manajemen kelompok mandiri

3. Pertemuan rutin anggota

Ordinal

3. Pemberdayaan (PBD) 1. Pelatihan manajemen usaha

2. Pendampingan manajemen usaha

3. Fasilitasi kemitraan bagi anggota ke pihak

lain yang relevan (pemerintah/BUMN/swasta)

Ordinal

Intermediasi Spiritual (ISPI)

Aktivitas yang dilakukan oleh LKMS untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat mengenai prinsip dan praktek syariah melalui kegiatan keteladanan, ketaatan,

pendidikan dan pelatihan syariah

1. Keteladanan Syariah (KDS)

1. Perkataan yang baik dan santun (Thoyyib)

2. Perilaku yang sesuai ajaran Islam (Akhlakul

karimah)

Ordinal

2. Ketaatan Syariah (KTS) 1. Operasional LKMS sesuai pedoman akad

syariah (PAS)

2. Dewan Pengawas Syariah dalam struktur

organisasi

3. Audit Syariah berkala

4. Pengelola yang memahami keuangan syariah

Ordinal

3. Pendidikan dan Pelatihan

syariah (PDS)

1. Literasi syariah kepada anggota

2. Literasi syariah ke pihak eksternal

(masyarakat/pemerintah/swasta)

3. Pengajian rutin pengurus (halaqah)

4. Pelatihan Ibadah

5. Pelatihan Muamalah

Ordinal

Modal Sosial Islam (Ukhuwah Islamiyah)

Ikatan persaudaraan yang didasari oleh akidah Islam, Iman dan takwa yang merekatkan anggota

dan pengurus (umat Islam) dalam satu kesatuan untuk bergerak mencapai tujuan yang seimbang

dunia dan akhirat (falah) yaitu yaitu kesejahteraan finansial, kesejahteraan sosial (pemerataan) dan

keberkahan (ziyadah) bagi Institusi, anggota, dan masyarakat melalui norma Islam, amanah,

taawun dan Jaringan

1. Norma Islam (NOI)

1. Norma ketauhidan (norma wahidah)

2. Norma kejujuran (sidiq)

3. Norma menepati janji

Ordinal

2. Timbal balik/Ta’awun

(TAW)

1. Taawun- Musibah

2. Taawun - Zakat, Infak, Sedeka

3. Taawun - Qard Hasan

4. Taawun – Sosial

Ordinal

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

100

3. Kepercayaan /Amanah

(AMN)

1. Kolateral sosial

2. Penitipan dana (wadiah)

3. Kerja sama bagi hasil dan risiko kepada

anggota (mudharabah/musharakah)

4. Perwakilan membeli kepada anggota

(wakalah)

Ordinal

3. Jaringan (Network)

(NWR)

1. Jaringan institusi : menjadi anggota

perkumpulan relevan

(PusKopsyah/Absindo/dll)

Ordinal

2. Jaringan institusi : Kerjasama dengan

pemerintah/swasta/LSM

3. Jaringan Institusi : kerja sama dengan

Perbankan syariah

Keberlanjutan LKMS

Kemampuan LKMS untuk beroperasi pada jangka panjang sehingga memberi dampak perubahan

pada kehidupan orang miskin yang diukur dengan kinerja finansial (financial sustainability) dan

kinerja sosial (outreach)

1. Kinerja Keuangan (KFIN)

LKMS mampu mencapai

Keberlanjutan keuangan

1. Profit Sharing Ratio (PSR)

Ratio

2. Return on Equity (ROE)

Ratio

3. Return on aset (ROA) Ratio

4. Kinerja Sosial (KSOS)

LKMS mampu melayani

orang miskin secara layak

dan berkelanjutan

Kuantitas Kredit Mikro (Breadth outreach)

1. Tingkat keaktifan peminjam (Number active

borrower/NAB)

Ratio

Kualitas kredit mikro (Depth Outreach)

2. Rata-rata jumlah pembiayaan per peminjam

(Average loan size per borrower/ALPB)

Ratio

3. Staf LKM yang bertugas untuk pengawasan

pembiayaan (Number Loan Officer)

Ratio

4. Lama Jangkauan (Length of years operation)

Lama LKMS beroperasi

Ratio

5. Rata-rata Biaya penjangkauan ke peminjam

(Cost per borrower/CPB)

Ratio

3.3. Skala Pengukuran

Pengukuran variabel penelitian dikembangkan melalui dimensi yang diukur

melalui indikator- indikator (item-item pertanyaan) yang merupakan karakteristik

dari dimensi tersebut. Item-item pernyataan penelitian ini menggunakan rating

scale 5 poin dimana data yang diperoleh merupakan data ordinal, kecuali untuk

data Kinerja Sosial dan Finansial yang menggunakan data ratio. Pertimbangan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

101

penggunaan rating scale adalah selain pengukuran sikap, rating scale dapat

mengukur persepsi responden terhadap fenomena lain seperti mengukur status

sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan dan proses kegiatan

(Sugiyono, 2013). Sebagaimana penelitian ini mengukur tanggapan responden

mengenai pelaksanaan aktivitas intermediasi, Modal Sosial Islam dan mengukur

kinerja Kopsyah/BMT.

Rating scale 5 poin untuk mengukur variabel penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) Intermediasi LKMS :

1) Sama Sekali tidak melaksanakan/tidak beragam/sulit

2) Melaksanakan namun masih sebagian kecil/kurang beragam/agak sulit

3) Melaksanakan setengahnya/cukup beragam/cukup mudah

4) Melaksanakan sebagian besar/beragam/mudah

5) Melaksanakan sepenuhnya/sangat beragam/sangat mudah/sangat cepat

b) Modal Sosial Islam :

1) Tidak baik/Lemah

2) Kurang baik/Kurang Kuat

3) Cukup Baik/Cukup Kuat

4) Baik/Kuat

5) Sangat baik/Sangat kuat

c) Keberlanjutan LKMS:

Ukuran ROA berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan

kementerian Koperasi dan UKM RI nomor: -7/per/Dep.6/IV/2016. Sementara

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

102

untuk ROE dan PSR berdasarkan kriteria yang selama ini dipergunakan oleh

praktisi kopsyah/BMT di lapangan.

Tabel 3.2 Ukuran Kinerja Finansial

Ukuran Kinerja

Rendah Kurang Cukup Tinggi

(%) (%) (%) (%)

Return on Aset (ROA) < 5 5 – < 7,5 7,5 - < 10 ≥ 10

Return on Equity (ROE) < 5 5 – < 10 10 - < 15 ≥ 15

Profit Sharing Ratio (PSR) < 10 10 - < 20 20 - < 30 ≥ 30

Hingga saat ini belum ada standar kinerja untuk kinerja sosial. Dalam

penelitian ini, digunakan kriteria yang selama ini dipergunakan oleh praktisi

kopsyah/BMT di lapangan.

Tabel 3.3 Ukuran Kinerja Sosial

Ukuran Kinerja Kriteria/Standar

Net Active Borrower (NAB) Semakin besar NAB, semakin baik kinerja sosial

(> 60% tergolong baik)

Number Loan Officer (NLO) Semakin banyak staf yang mengawasi pembiayaan

semakin baik kinerja sosial

Averaga per loan Borrower

(APLB)

Semakin besar jumlah pembiayaan yang diberikan,

semakin baik kinerja sosial

Length Years Operation (LYO) Semakin lama Kopsyah beroperasi semakin baik

kinerja sosial

Cost per Borrower (CPB) Semakin kecil CPB semakin baik kinerja sosial

3.4. Populasi dan Sampel

Unit analisis (populasi yang diteliti) dalam penelitian ini adalah Koperasi

Syariah/Baitul maal Wattamwil (Kopsyah/BMT) berbasis mesjid yang ada di Kota

Bandung. Pemilihan unit analisis didasarkan pertimbangan bahwa Kopsyah/BMT

sesuai dengan spirit LKMS yang mempunyai tiga misi sekaligus yaitu misi

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

103

finansial, sosial dan spiritual. Sebagai faith based microfinance, di kopsyah/BMT

telah terbangun relasi/ikatan (bonding social capital) yaitu sebagai sesama

muslim, sesama jemaah mesjid, sesama anggota Kopsyah dan mempunyai tujuan

yang sama yaitu jihad ekonomi untuk mencapai kesejahteraan anggota. Melalui

penelitian ini dapat dilihat seberapa kuat bonding social capital tersebut

terbangun.

Populasi penelitian ini seluruh Kopsyah/BMT Berbasis Mesjid yang ada di

Kota Bandung. Sehubungan dengan adanya perbedaan data antara Dinas Koperasi

dan UMKM Jawa Barat dengan data Asosiasi BMT Seluruh Indonesia Cabang

Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

dilakukan rekonsiliasi data diperoleh jumlah BMT sebanyak 193 unit dengan data

sebaran disajikan pada Tabel 3.4.

Penyebutan Kopsyah atau BMT dalam penelitian ini merujuk pada entitas

yang sama, dimana BMT yang ingin memiliki legalitas memilih berbentuk

Koperasi Syariah sesuai dengan Peraturan Menteri no. 16/Per/M.KUKM/IX/2016

tentang Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). Namun

demikian, tidak semua kopsyah otomatis berbentuk BMT sehingga untuk

menjamin homogenitas, hanya kopsyah yang menjalankan aktivitas baitul tamwil

sekaligus baitul maal (menerima titipan ZIS) yang diobervasi dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel (sampling) tidak bisa dilakukan secara random

karena tidak semua Kopsyah/BMT yang berjumlah 193 unit tersebut aktif dan

memiliki data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sehingga desain pengambilan

sampel yang tepat menurut Sekaran (2012) adalah desain pengambilan sampel

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

104

bertujuan (purposive sampling) dimana sampel ditetapkan berdasarkan

pertimbangan tertentu untuk menjamin data dikumpulkan dengan valid dan

reliabel (judgement sampling) . Pertimbangan tersebut adalah:

1. Kopsyah/ BMT yang telah beroperasi lebih dari 3 tahun dan berstatus aktif

2. Telah berbadan hukum koperasi atau dalam proses pengajuan badan hukum

koperasi.

3. Melakukan RAT sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut.

4. Menjalankan peran baitul tamwil dan baitul maal.

Berdasarkan Informasi dari MUI Kota Bandung sebagai Inisiator dan

pembina Kopsyah/BMT berbasis Mesjid di Kota Bandung dan dikomplikasi

dengan hasil survey pendahuluan maka diperoleh jumlah sampel yang memenuhi

kriteria penelitian ini yaitu sebanyak 66 Kopsyah/BMT (Lampiran 2).

Unit observasi penelitian ini adalah para pengurus/manajer Kopsyah/BMT.

Pemilihan pengurus/manajer Kopsyah didasarkan pertimbangan bahwa person ini

memahami filosofi dan segala aktivitas terkait intermediasi Kopsyah/BMT serta

upaya-upaya pengembangan dan penguatan Modal Sosial Islam, juga mengetahui

dan berperan mencapai kinerja Kopsyah itu sendiri.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

105

Tabel 3.4 Sebaran LKMS di Kota Bandung

No Kecamatan Jumlah LKMS berbasis Mesjid

(dalam Unit)

1 Andir 8

2 Antapani 5

3 Arcamanik 5

4 Astana Anyar 7

5 Babakan Ciparay 7

6 Bandung Kidul 5

7 Bandung Kulon 9

8 Bandung Wetan 4

9 Batu Nunggal 8

10 Bojongloa Kaler 8

11 Bojongloa Kidul 8

12 Buah Batu 8

13 Cibeunying Kaler 6

14 Cibeunying Kidul 7

15 Cibiru 6

16 Cicendo 6

17 Cidadap 3

18 Cinambo 5

19 Coblong 9

20 Gedebage 4

21 Kiara Condong 7

22 Lengkong 5

23 Mandala Jati 7

24 Panyileukan 5

25 Rancasari 9

26 Regol 9

27 Sukajadi 8

28 Sukasari 5

29 Sumur Bandung 4

30 Ujung Berung 6

Jumlah 193

Sumber: Dinas Koperasi UMKM 2017; ABSINDO Jawa Barat, 2016

3.5. Jenis, Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data

3.5.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan sumber

data dari pihak yang relevan dengan data yang digunakan dalam penelitian ini.

Secara ringkas jenis dan sumber data disajikan pada Tabel 3.5

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

106

Tabel 3.5 Jenis dan Sumber Data

No Data Jenis Data Sumber Data

1 Profil Kopsyah/ BMT di Kota

Bandung

Data Sekunder ABSINDO Jawa Barat

MUI Kota Bandung

Dinas Koperasi dan UMKM

Kopsyah/BMT Kota Bandung

2 Kebijakan/Aturan Terkait

Kopsyah/BMT

Data Sekunder Kementerian Koperasi dan

UMKM

Otoritas Jasa Keuangan

3 Tanggapan Pengurus/Manajer

mengenai Aktivitas intermediasi,

Modal Sosial Islam dan

Keberlanjutan Kopsyah/ BMT di

kota Bandung

Data Primer Pihak Pengurus/Manajer

Kopsyah/BMT

4 Pengalaman Karyawan dan

Anggota/Klien terkait Aktivitas

Intermediasi, Modal Sosial Islam

dan Keberlanjutan Kopsyah/

BMT di kota Bandung

Data Primer Karyawan dan Konsumen

Kopsyah/BMT

5 Masukan Para Pakar Islamic

Microfinance

Data Primer Pakar Islamic Microfinance di

Kota Bandung

3.5.2 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Kuisioner

Penyebaran kuesioner terkait variabel peneltian kepada Pengurus/Manajer

Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Pengisian kuisioner didampingi langsung

oleh peneliti untuk menjamin pertanyaan dapat dimengerti dan dapat diisi

oleh responden dengan benar.

2. Wawancara

Wawancara semi terstruktur dilakukan untuk mengeksplorasi dan

mengkonfirmasi jawaban kuantitatif (kuisioner) dari responden. Informan

penelitian ini terdiri dari dua pihak yaitu :

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

107

a) Pengurus/manajer Kopsyah/BMT di Kota Bandung

b) Karyawan dan Konsumen Kopsyah/BMT

c) Pakar LKMS di Kota Bandung.

3. Diskusi terfokus, dilakukan dengan pakar LKMS di kota Bandung.

Sumber: Adaptasi dari Hsu dan Sanford (2007)

Gambar 3.3 Penilaian Para Pakar dengan Metode Delphi

Metode Delphi yang dikembangkan oleh Norman Dalkey dan Olaf Hefmer

(1963) dilakukan untuk mendapatkan serangkaian umpan balik (konsensus)

berupa penilaian pakar (expert judgement). Pakar yang maksud dalam hal ini

adalah akademisi Islam dan praktisi LKMS sukses. Tahapan yang dilalui untuk

mendapatkan umpan balik setidaknya melewati empat tahapan, yaitu (i)

penyampaian isu penelitian dan draft kuesioner (iii) umpan balik dari pakar; (iii)

penyampaian kuesioner yang telah terstruktur kepada pakar untuk mendapatkan

Researcher

Isu Penelitian Well-Structured Questionnaire

Consensus Result

Final Result

Session 1 Session 2 Session 3 Session 4

Expert 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

Res

po

nse

Rev

ise

Res

po

nse

Rev

iew

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

108

revisi/konsensus terkait isu yang diteliti; (iv) penyampaian hasil revisi dan

masukan terkait isu yang diteliti.

4. Observasi

Observasi dilakukan melalui kunjungan dan pengamatan secara langsung

ke Kopsyah/BMT yang memiliki best practices terkait aktivitas intermediasi dan

kinerja LKMS. Pengamatan dilakukan ke 6 (enam) unit BMT yaitu BMT Itqon,

BMT Rabbani, Kopsyah Hikmah Bersama, KSP Attaufiq, Baitul Maal Arum dan

BMT Al-Amanah. Observasi dilakukan selama jam kerja yaitu dari jam 9.00

sampai dengan jam 12.00 dengan mengamati aktivitas triple intermediasi yang

berlangsung di Kantor BMT yaitu aktivitas penyetoran tabungan, pencairan

pembiayaan, aktivitas layanan pembayaran dan transfer keuangan. Pengamatan

juga dilakukan pada proses berlangsungnya RAT (KSP Attaufiq dan BMT Al-

Amanah) serta mengikuti aktivitas intermediasi spiritual berupa pendidikan dan

pelatihan syariah (hidup berkah tanpa riba dan terapi shalat khusyu’) di kopsyah

Hikmah Bersama dan mengikuti materi UMI Care di BMT Rabbani.

Hasil observasi berupa dokumentasi dan narasi aktivitas intermediasi,

aktivitas keteladanan syariah dan berbagai aktivitas ta’awun dan sosial di

kopsyah/BMT.

5. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan berupa laporan keunngan dan dokumen-

dokumen terkait dengan variabel penelitian Laporan RAT, form anggota, form

pembiayaan, surat penagihan pinjaman, leaflet dan brosur kegiatan dan lain-lain.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

109

Tabel 3.6 Tahapan Pengumpulan Data

Tahapan Aktivitas Responden/

Informan

Brain storming,

diskusi terfokus

1. Pelemparan Isu penelitian

2. Diskusi terfokus mengenai isu penelitian

22 orang pengurus

dan pakar LKMS

Survey I dan

wawancara

semi terstruktur

1. Pengisian Kuisioner

2. Mengeksplorasi variabel-variabel penelitian

30 orang pengurus

BMT

Expert

Judgement

(Delphi

Method)

1. Tanggapan Pakar LKMS mengenai isu

penelitian (Pakar yang dimaksud adalah

akademisi Islam dan praktisi BMT sukses)

- Ketua Bidang pemberdayaan ekonomi

MUI Kota Bandung

- Ketua Riba crisis Center

- Akademisi Islam (2 orang)

- Pengurus PusKopsyah

- Ketua BMT Latifah, Sumedang

- Kabid Pengawasan Diskop UMKM Kota

Bandung

- Ketua IKADI Jawa Barat

7 orang pakar

Survey II

wawancara

semi terstruktur

1. Pengisian Kuisioner

2. Mengeksplorasi Variabel-variabel penelitian

36 Pengurus BMT

Observasi Mengunjungi BMT yang memiliki best practices

-

6 BMT

Wawancara

mendalam

Wawancara mendalam terkait pelaksanaan

intermediasi dan penguatan Modal Sosial Islam

di Kopsyah/BMT Kota Bandung

10 orang karyawan

dan 15 orang

anggota

3.6. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Sehubungan dengan MMR yang digunakan dalam penelitian ini, maka

rancangan analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian ini

adalah analisis deskriptif dan kausalitas. Namun demikian sebelum dilakukan

analisis, agar instrumen penelitian yang dipergunakan mendapat informasi akurat

dan dapat dipercaya maka terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan

reliabilitas terhadap instrumen penelitian.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

110

3.6.1 Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu pengukuran

mengukur konstruk yang ingin diukur (Barker, Pistrang dan Elliot, 2002).

Validitas diperoleh dengan cara mengkorelasikan antar skor masing-masing item

dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari

penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor total harus

signifikan. Validitas korelasi diukur dengan menggunakan korelasi person

product–moment sebagai berikut :

2222 yynxxn

yxyxnr

iiii

xy

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi Pearson product moment antar item instrumen

dengan totalnya dalam variabel yang bersangkutan

xi = Skor item instrumen yang akan digunakan

yi = Skor total item instrumen dalam variabel tersebut

n = Jumlah responden dalam uji coba instrumen

Instrumen dinyatakan valid atau tidak, jika rs hitung > dari rs kritis. rs

kritis dihitung dengan df = (N) – 2, α 5% two tailed = 0,3610. Uji validitas

instrumen dilakukan terhadap isian kuesioner dari 30 orang pengurus/manajer

Kopsyah/BMT yang menjadi responden penelitian. Pengolahan menggunakan

software IBM SPSS versi 19 dan hasil secara lengkap terdapat di Lampiran 5.

Rekapitulasi uji validitas disajikan pada tabel berikut ini:

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

111

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

Sumber : Data diolah (Lampiran 5)

rs kritis = df = (N) – 2, α 5% two tailed = 0,3610

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas pada Tabel 3.7. menunjukkan bahwa seluruh item

pertanyaan pada kuesioner penelitian ini nilai rs hitung > rs kritis (0,3610)

sehingga semua item pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid kecuali item

KSOS_5 yang memiliki nilai rs hitung < rs kritis (-0,036 < 0.361), sehingga item

KSOS_5 dinyatakan tidak valid. Item ini mewakili cost per borrower (CPB) yang

merupakan rata-rata biaya yang dikenakan atas pembiayaan yang diberikan

Item rs hitung Kesimpulan Item rs hitung Kesimpulan

Intermediasi Finansial Intermediasi Sosial

TAB_1 0,850** Valid PPT_1 0,887** Valid

TAB_2 0,860** Valid PPT_2 0,883** Valid

TAB_3 0,925** Valid PPT_3 0,949** Valid

PBY_1 0,856** Valid PKD_1 0,962** Valid

PBY_2 0,858** Valid PKD_2 0,832** Valid

PBY_3 0,899** Valid PKD_3 0,923** Valid

LPB 0,826** Valid PBD_1 0,919** Valid

LTK 0,859** Valid PBD_2 0,855** Valid

ASM_1 0,860** Valid PBD_3 0,696** Valid

ASM_2 0,803** Valid

Intermediasi Spiritual Modal Sosial Islam

KDS_1 0,875** Valid NOI_1 0,862** Valid

KDS_2 0,849** Valid NOI_2 0,878** Valid

KTS_1 0,851** Valid NOI_3 0,847** Valid

KTS_2 0,926** Valid AMN_1 0,865** Valid

KTS_3 0,776** Valid AMN_2 0,811** Valid

KTS_4 0,832** Valid AMN_3 0,810** Valid

PDS_1 0,820** Valid AMN_4 0,873** Valid

PDS_2 0,830** Valid TAW_1 0,908** Valid

PDS-3 0,885** Valid TAW_2 0,843** Valid

PLS_1 0,806** Valid TAW_3 0,772** Valid

PLS_2 0,697** Valid TAW_4 0,812** Valid

NWR_1 0,908** Valid

NWR_2 0,846** Valid

NWR_3 0,867** Valid

Keberlanjutan LKMS

KFIN_1 0,933** Valid KSOS_1 0,651** Valid

KFIN_2 0,938** Valid KSOS_2 0,722** Valid

KFIN_3 0,854** Valid KSOS_3 0,762** Valid

KSOS_4 0,663** Valid

KSOS_5 -0,036 Tidak Valid

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

112

kepada anggota LKMS. dengan demikian, item pertanyaan ini dihilangkan dari

kuesioner.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

konsistensi instrumen sebagai alat ukur sehingga hasil pengukuran dapat

dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji koefisien

Cronbach’s Alpha dengan formulasi sebagai berikut:

Dimana :

r11 = koefisien alfa/reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2

i = jumlah varians butir

2

t = varians total

Kriteria yang digunakan untuk penentuan reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Standar Reliabilitas

Koefisien Cronbach Alpha Kriteria

0,80

0,70

0,60

0,50

Good

Acceptable

Marginal

Poor

Sumber : Barker et al., (2002).

Uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan pada isian kuesioner dari

30 orang pengurus/manajer Kopsyah/BMT yang menjadi responden penelitian.

Pengolahan menggunakan software IBM SPSS versi 19 dan hasil secara lengkap

terdapat di Lampiran 6. Rekapitulasi uji reliabilitas disajikan pada tabel berikut:

2

2

11 11 t

i

k

kr

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

113

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koef. Reliabilitas

(Cα)

Jumlah

Item

Kesimpulan

Intermediasi Finansial 0,933 10 Reliabilitas baik

Intermediasi Sosial 0,939 8 Reliabilitas baik

Intermediasi Spiritual 0,925 11 Reliabilitas baik

Modal Sosial Islam 0,930 13 Reliabilitas baik

Keberlanjutan LKMS 0,818 8 Reliabilitas baik

Sumber : Data Diolah (Lampiran 6)

Hasil uji reliabilitas yang disajikan pada Tabel 3.9 menunjukkan bahwa

instrumen penelitian reliabel.

3.6.3. Analisis Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk menguraikan tanggapan para responden

terhadap varaiabel-variabel yang diteliti. Pengungkapan dilakukan dengan

memaparkan hasil dalam bentuk ukuran statistik, tabulasi atau grafik sehingga

analisis dan interpretasi mudah dilakukan (Sekaran, 2010). Dalam hal ini, analisis

deskriptif disajikan dalam bentuk persentase untuk setiap indikator.

Penilaian responden terhadap variabel penelitian dihitung mengunakan

rumus sebagai berikut:

Jumlah Skor terendah = 1 x banyak item (indikator) x jumlah responden

Jumlah skor tertinggi = 5 x banyak item (indikator) x jumlah responden

Panjang interval =

............(3.1)

Diagram kontinum penilaian tingkatan variabel:

Buruk Kurang Cukup Baik Baik Sangat baik

Skor terendah Skor tertinggi

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

114

3.6.3. Analisis Kausalitas

Analisis ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian nomor 1 sampai

dengan nomor 7 yaitu untuk memperoleh bukti adanya hubungan kausalitas

(sebab akibat) antar variabel-variabel dalam penelitian ini sesuai dengan hipotesis

yang diajukan. Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Square

Structural Equation Modelling (PLS-SEM). PLS memiliki keunggulan yaitu data

tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori

ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama), ukuran

sampel tidak harus besar dan sangat kuat untuk orientasi prediksi sehingga sangat

cocok digunakan untuk mengembangkan teori dalam riset eksplorasi (Hair et al,

2011) sebagaimana penelitian ini.

Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outer model dan inner

model:

a) Evaluasi outer model atau model pengukuran (measurement model)

memperlihatkan hubungan antar variabel laten dengan sekelompok variabel

manifes/indikatornya (observable variable). Model pengukuran dilakukan

untuk menilai validitas dan reliabilitas model.

Uji validitas model untuk indikator reflektif sebagaimana indikator dalam

penelitian ini dilakukan menggunakan convergent validity, sehubungan

dengan prinsip bahwa variabel-variabel manifes seharusnya berkorelasi

tinggi. Pengujian menggunakan loading factor untuk tiap indikator

konstruk dan nilai average variance extracted (AVE) dengan formulasi

sebagai berikut:

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

115

(∑ ∫

) .............................................(3.1)

(Hair et., 2017)

Uji reliabilitas model untuk indikator reflektif sebagaimana indikator

penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha dan composite reliability

sebagai pengukur.

Cronbach’s Alpha dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

1M

M(∑

)....................(3.2)

Dimana :

M = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varians butir 2

tS = varians total (Hair et al., 2017)

Composite Reliability dihitung dengan formulasi sebagai berikut :

(∑

)

(∑

) ∑

....................................(3.3)

(Hair et al., 2017)

Evaluasi model pengukuran menggunakan aturan sebagai berikut:

Tabel 3.10 Evaluasi Model Pengukuran

Validitas dan

reliabilitas

Parameter Rule of Thumb

Convergent Validity Loading factor Lebih besar dari 0,70 untuk

confirmatory research

Lebih besar 0,6 untuk exploratory

research

Average Variance

Extracted (AVE) Lebih besar dari 0,50 untuk

confirmatory research dan

exploratory research

AVE > 0,5 mengindikasikan

pengukuran keragaman yang baik.

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

116

Reliabilitas Cronbach’s Alpha Lebih besar dari 0,70 untuk

confirmatory research

Lebih besar dari 0,6 untuk

exploratory research

Composite

reliability Lebih besar dari 0,70 untuk

confirmatory research

0,6 – 0,70 masih dapat diterima

untuk exploratory research

0,70 disebut sebagai modest dan

diatas 0,8 mengindikasikan

reliabilitas gabungan yang baik

Sumber : Chin (1998); Hair et al., (2011)

b) Evaluasi Inner model atau Model Struktural

Evaluasi model struktural yang memperlihatkan keterkaitan antar variabel

laten (unobservable variable) dilakukan untuk memastikan bahwa model

struktural yang dibangun robust dan akurat. Menurut Hair et al (2011), model

struktural dapat dievaluasi menggunakan beberapa indikator yaitu Koefisien

determinasi (R2), Predictive relevance (Q

2) dan Goodness of Fit (GoF).

Nilai R-Square pada konstruk endogen.

Nilai R-Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Nilai R-

Square sebesar 0,75 (kuat/substansial), 0,50 (moderat) dan 0,25 (lemah). (Hair

et al., 2017 dan Henseler et al., 2009). Namun untuk mendapatkan tingkat

parsimony yang baik dalam penelitian, Hair menyarankan menggunakan the

adjusted coefficient determination (R2

adj). Nilai ini dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

R2

adj = 1- (1- R2).

...............................................(3.4)

Dimana n adalah jumlah sampel, dan k adalah jumlah variabel laten eksogen

yang digunakan untuk memprediksi variabel laten endogen. Nilai ini di

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

117

program Smart PLS3.0 dapat langsung dilihat pada quality criteria R- Square

adjusted

Prediction Relevance (Q-Square) atau dikenal dengan stone-Geisser’s. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur blindfolding.

Nilai Q-Square sebesar 0,02 (kecil), 0,15 (sedang) dan 0,35 (besar)

Nilai Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus:

Q Square = 1 – (1-R12) (1-R2

2)......(1-Ri

2) ..........................(3.5)

Goodness of fit (GoF Index) merupakan kriteria yang dikembangkan oleh

Tenenhaus et al., (2004) dan digunakan untuk memvalidasi terhadap

keseluruhan model (overall fit indexes). Nilai GoF 0,1 (kecil), 0,25 (medium)

dan nilai 0,38 (besar). GoF dihitung dengan rumus sebagai berikut:

GoF= √ .......................(3.6)

(Ghozali, 2015)

Berikut model struktural PLS yang didasarkan paradigma penelitian ini:

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

118

Gambar 3.4 Hubungan antar Variabel Laten

Model struktural memperlihatkan hubungan variabel eksogen Intermediasi

Finansial (IFIN), Intermediasi Sosial (ISOS) dan Intermediasi Spiritual (ISPI)

secara langsung mempengaruhi variabel endogen Modal Sosial Islam (MSI) dan

Keberlanjutan LKMS (KBL). Variabel MSI merupakan intervening/mediator

yang diduga memediasi hubungan antara IFIN, ISOS, ISPI dengan KBL.

Persamaan model struktural (inner model) dirumuskan sebagai berikut:

Model 1: MSI = γ11 IFIN + γ12 ISOS + γ13 ISPI + δ1.......................(3.7)

Model 2: KBL = γ21 IFIN + γ22 ISOS + γ23 ISPI + β21MSI + δ2......(3.8)

γ11

KFIN

KSOS

KBL

ISOS

ISOS1

ISOS2

ISOS3

ISPI1

ISPI2

ISPI3

ISPI

IFIN2

IFIN3

MSI1 MSI2 MSI3 MSI4

IFIN1

IFIN ζ1

MSI

γ23

β

ζ2

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

119

3.6.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis 1 sampai dengan Hipotesis 9 dilakukan dengan

menggunakan uji-t (partial) dengan formula sebagai berikut :

..........................................................(3.9)

Dengan kriteria uji, tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikansi α

5% (1,96). Berikut hipotesis yang diuji berdasarkan rumusan dan tujuan

penelitian.

a. Hipotesis 1

Hipotesis satu menguji pengaruh antara Intermediasi Finansial dengan

Modal Sosial Islam di Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini

digambarkan sebagai berikut:

Hipotesis statistik sebagai berikut :

H01: γ11 ≤ 0 Intermediasi Finansial tidak berpengaruh positif terhadap

Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung

Ha1: γ11 > 0 Intermediasi Finansial berpengaruh positif terhadap Modal

Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung

γ11

δ1

Gambar 3.5 Diagram Jalur Hipotesis 1

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

120

b. Hipotesis 2

Hipotesis dua menguji pengaruh antara Intermediasi Sosial dengan

Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3.6 Diagram Jalur Hipotesis 2

Hipotesis statistik sebagai berikut :

H02: γ12 ≤ 0 Intermediasi Sosial tidak berpengaruh positif terhadap

Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung

Ha2: γ12 > 0 Intermediasi Sosial berpengaruh positif terhadap Modal

Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung

c. Hipotesis 3

Hipotesis tiga menguji pengaruh antara Intermediasi Spiritual dengan

Modal Sosial Islam di Kota Bandung. Hipotesis ini digambarkan sebagai berikut:

γ12

δ1

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

121

Gambar 3.7 Diagram Jalur Hipotesis 3

Hipotesis statistik sebagai berikut :

H03: γ13 ≤ 0 Intermediasi Spiritual tidak berpengaruh positif terhadap

Modal Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung

Ha3: γ13 > 0 Intermediasi Spiritual berpengaruh positif terhadap Modal

Sosial Islam Kopsyah/BMT di Kota Bandung

d. Hipotesis 4

Hipotesis empat menguji pengaruh langsung antara Modal Sosial Islam

terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini

digambarkan sebagai berikut:

γ13

δ1

β21

δ2

Gambar 3.8 Diagram Jalur Hipotesis 4

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

122

Hipotesis statistik sebagai berikut :

H04: β21 ≤ 0 Modal Sosial Islam tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung

Ha4: β21 > 0 Modal Sosial Islam berpengaruh positif signifikan terhadap

Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung

e. Hipotesis 5

Hipotesis lima menguji pengaruh antara Intermediasi Finansial dengan

Keberlanjutan LKMS di Kota Bandung baik secara langsung maupun melalui

Modal sosial Islam.

Hipotesis statistik sebagai berikut:

H05a: γ21 ≤ 0 Intermediasi Finansial tidak berpengaruh positif signifikan

secara langsung terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di

Kota Bandung

Ha5a: γ21 > 0 Intermediasi Finansial berpengaruh positif signifikan

secara langsung terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di

Kota Bandung

H05b: γ11 β21 ≤ 0 Intermediasi Finansial tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial islam

di Kopsyah/BMT di Kota Bandung

γ21

δ2

Gambar 3 9 Diagram Jalur Hipotesis 5a dan 5b

γ11

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

123

Ha5b: γ11 β21 > 0 Intermediasi Finansial berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial islam

pada Kopsyah/BMT di Kota Bandung

f. Hipotesis 6

Hipotesis enam menguji pengaruh antara Intermediasi Sosial dengan

Keberlanjutan LKMS di Kota Bandung secara langsung maupun melalui Modal

Sosial Islam. Hipotesis ini digambarkan sebagai berikut:

Hipotesis statistik sebagai berikut:

H06a: γ22 ≤ 0 Intermediasi Sosial tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung

Ha6a: γ22 > 0 Intermediasi Sosial berpengaruh positif signifikan terhadap

Keberlanjutan Kopsyah/BMT di Kota Bandung

H06b: γ12 β21 ≤ 0 Intermediasi Sosial tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam

di Kopsyah/BMT di Kota Bandung

Ha6b: γ12 β21 > 0 Intermediasi Sosial berpengaruh positif signifikan terhadap

Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam pada

Kopsyah/BMT di Kota Bandung

γ22

δ2

γ12

Gambar 3 11 Diagram Jalur Hipotesis 6a dan 6b

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

124

g. Hipotesis 7

Hipotesis tujuh menguji pengaruh antara Intermediasi Spiritual dengan

Keberlanjutan LKMS secara langsung maupun melalui Modal Sosial Islam pada

kopsyah/BMT di Kota Bandung. Hipotesis ini digambarkan sebagai berikut:

Hipotesis statistik sebagai berikut:

H07a: γ23 ≤ 0 Intermediasi Spiritual tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS di Kopsyah/BMT Kota

Bandung

Ha7a: γ23 > 0 Intermediasi Spiritual berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS di Kopsyah/BMT Kota

Bandung

H07b: γ13 β21 ≤ 0 Intermediasi Spiritual tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam

di Kopsyah/BMT Kota Bandung

Ha7b: γ13 β21 > 0 Intermediasi Spiritual berpengaruh positif signifikan

terhadap Keberlanjutan LKMS melalui Modal sosial Islam

di Kopsyah/BMT Kota Bandung

γ23

δ2

γ13

Gambar 3.12 Diagram Jalur Hipotesis 7a dan 7b

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

125

3.6.5. Pengujian Efek Mediasi

Pengujian efek mediasi (efek tidak langsung) dilakukan sehubungan

dengan adanya variabel intervening dalam model penelitian ini yaitu variabel

Modal Sosial Islam. Pengujian efek mediasi dilakukan mengikuti prosedur

analisis mediasi (Hair et al., 2014) sebagai berikut:

Sumber : Hair et al., (2011)

Gambar 3.13 Prosedur Analisis Mediasi

Dimana:

ρ1 = Path coefficient variabel eksogen ke variabel mediator

ρ2= Path coefficent variabel mediator ke variabel endogen.

ρ3= Path coefficent variabel eksogen ke variabel endogen.

Bentuk non mediasi sebagaimana gambar 3.13 dibagi menjadi dua tipe yaitu:

a) Direct only non mediation: dimana direct effect signifikan, indirect effect

tidak signifikan.

b) No effect non mediation: dimana direct effect dan indirect effect keduanya

tidak signifikan.

Sementara bentuk mediasi dibagi menjadi 3 tipe yaitu:

Yes No

Is

ρ1 ρ2 ρ3

Positive ?

Complementary

(Partial mediation)

Competitive

(Partial mediation)

Indirect – Only

(Full Mediation)

Direct– Only

(No Mediation)

No effect

(No Mediation)

Is ρ1 ρ2

Significant

?

Is ρ3

Significant

?

Is ρ3

Significant

?

Yes No

Ye No

Yes No

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

126

a) Complementary mediation: manakala indirect effect dan direct effect

keduanya signifikan dan path coefficient searah.

b) Competitive mediation: manakala indirect effect dan direct effect

keduanya signifikan namun path coefficient nya berlawanan arah.

c) Indirect-only mediation: manakala indirect effect signifikan tetapi direct

effect tidak signifikan.

3.6.6. Analisis Kualitatif

Sebagaimana telah dinyatakan bahwa strategi penelitian ini adalah mixed

concurent dominan design (desain campuran tidak berimbang) dimana dalam

penelitian ini pendekatan kuantitatif lebih dominan dibanding pendekatan

kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif (utama) dilakukan secara simultan dengan

pengumpulan data kualitatif (pendukung dan pelengkap). Pengumpulan Data

kualitatif dalam penelitian ini menggunakan triangulasi (pengggabungan berbagai

tehnik pengumpulan data dan sumber data sehingga peneliti memiliki banyak

informan sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan analisis perbandingan)

dalam hal ini triangulasi metode yaitu wawancara mendalam, FGD, Observasi

dan review document serta triangulasi sumber kepada para pakar, karyawan,

konsumen dan pengurus asosiasi BMT.

Wawancara memakan waktu sekitar 1 (satu) jam – 1,5 jam. Sementara

observasi dilakukan terhadap 6 Kopsyah/BMT. Kegiatan ini dilakukan mulai

Bulan Juni – November 2016. Untuk memverifikasi hasil yang didapat dari

wawancara mendalam, dilakukan analisis dokumen (document review) terhadap

Al’Quran dan Sunnah, Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran rumah tangga (ART),

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

127

Pedoman akad syariah (PAS), Berbagai formulir (keanggotaan, tabungan dan

pembiayaan, Dokumen Kontrak (akad) dan Laporan Keuangan (Neraca/ L/R,

buku piutang anggota).

Lebih lanjut untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan konsensus di

kalangan praktisi Kopsyah mengenai pengaruh aktivitas intermediasi, Modal

Sosial Islam terhadap keberlanjutan LKMS maka dilakukan diskusi terfokus

(FGD) pada tanggal 4 November 2016 bertempat di MUI Kota Bandung, Sadang

Serang yang dihadiri oleh pakar LKMS yang diundang melalui fasilitasi MUI

Kota Bandung. FGD dilakukan selama 2,5 Jam mulai dari jam 07.30 – 10.00

WIB.

Sebagaimana Penelitian Kuantitatif, untuk memastikan bahwa hasil

penelitian kualitatif ini dapat dipercaya dan bermakna, maka para ahli penelitian

kualitatif (Miles dan Huberman, 1994; Shenton, 2004) menyediakan sejumlah

strategi untuk mencapai validitas internal (kredibilitas), validitas eksternal

(transferabilitas), reliabilitas (dependabilitas) dan konfirmabilitas (objektivitas).

Untuk menjamin kredibilitas dimana peneliti dipercaya telah

mengumpulkan data real di lapangan serta mengintrepretasi data dengan akurat,

dilakukan sejumlah tindakan sebagaimana saran Bandur (2014) yaitu: 1)

triangulasi, 2) pernyataan kesediaan informan (consent form) untuk menjaga

kejujuran informan, 3) mengenal dengan baik setting penelitian untuk

mendapatkan informan kunci sehingga proses pengumpulan data dapat dilakukan

dengan baik. Untuk menjaga kredibilitas dalam Penelitian ini, maka dilakukan : 1)

triangulasi metode pengumpulan data (wawancara, FGD dan Observasi) serta

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

128

triangulasi sumber data yaitu Karyawan (10 orang), Konsumen (15 orang), Pakar

LKMS (7 Orang) dan pengurus Asosiasi BMT (ABSINDO dan PINBUK), 2)

sebelum wawancara dimulai, setiap informan diminta mengisi formulir kesediaan

(consent form), 3. Peneliti masuk ke lingkungan penelitian dengan menjadi

anggota Koperasi syariah MUI kota Bandung, bergabung dengan grup whatsup

Kopsyah Bandung dan aktif mengikuti kegiatan guyub syariah setiap hari jumat

jam 7.00 WIB sampai dengan selesai yang diadakan oleh MUI Kota Bandung

serta mengikuti Rapat Anggota tahunan beberapa kospyah/BMT di kota Bandung.

Untuk menjamin Transferabilitas (sejauh mana hasil penelitian dapat

diaplikasikan pada setting penelitian yang lain, sesuai aturan Shenton (2004),

peneliti menjelaskan secara detil mengenai : a) konteks organisasi yang diteliti

(mengapa organisasi tersebut dipilih dan berapa jumlah organisasi yang terlibat;

b) persyaratan menjadi informan penelitian; c) jumlah partisipan yang

berpartisipasi; d) alasan penggunaan metode penelitian; waktu yang dibutuhkan

untuk wawancara/FGD/observasi; dan f) waktu yang dibutuhkan keseluruhan

penelitian. Terkait hal ini, Penjelasan dilakukan pada poin ini..

Untuk menjamin Reliabilitas penelitian kualitatif yang baik menurut

Lincoln dan Guba (1985) dapat dihasilkan dari validitas penelitian kualitatif yang

baik. Untuk mencapai reliabilitas penelitian yang baik, maka perlu dicapai

dependability (ketergantungan) dan confirmability (objektivitas). Untuk itu, maka

dalam penelitian ini, proses penelitian dijelaskan secara detil sehingga membantu

peneliti selanjutnya dapat mereplikasi penelitian ini selanjutnya dilakukan pula

expert review, dengan meminta pendapat para pakar LKMS

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

129

Alur penelitian ini disajikan sebagai berikut

(Sumber : diadopsi dari Agustinur Bandur, 2014)

Gambar 3.14 Alur Penelitian Mix Method Research

Selanjutnya, data kuantitatif yang telah dikumpulkan dianalisis dengan

statistik dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif. Data Kualitatif yang

Landasan Teori dan

Hipotesis

Pengumpulan data

KUANTITATIF

Pengumpulan data

Kualitatif

Analisis

data Kualitatif

Bandingkan dan

hubungkan

INTERPRETASI

METODE SURVEY

Masalah dan

Rumusan Masalah

TRIANGULASI

METODE

Observasi

Wawancara

Review

Document

FGD (Delphi)

SUMBER

Karyawan

Konsumen

Pakar LKMS

Pengurus Asosiasi

BMT/IPTA

KUISIONER

Pengurus Kopsyah/BMT

Analisis

Data KUANTITATIF

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2014/120430140005_3_2015.pdf · Jawa Barat mengenai jumlah Kopsyah/BMT berbasis Masjid, maka setelah

130

diperoleh melalui Interview dan FGD menggunakan rekaman audio kemudian

ditranskrip menggunakan software Audiotranscription (F4) versi 4.2. Data

Observasi menggunakan foto dan catatan pengamatan. Selanjutnya keseluruhan

data kualitatif (ditambah hasil observasi dan document review dianalisis

menggunakan model Miles dan Huberman (1994) dengan alur sebagai berikut:

Gambar 3.15 Alur Analisis Kualitatif

Data kualitatif kemudian dirangkum dan diberi kode (coding) dipisahkan

berdasarkan tema sesuai topik yang diteliti sehingga tersusun dalam konfigurasi

yang mudah dipahami, untuk kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif,

matrik, ataupun grafik. Kedua data yang telah dianalisis digabungkan dan

dibandingkan sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat,

memperluas atau menggugurkan data kuantitatif. Bila data kualitatif tidak sinkron

dengan data kuantitatif, dua kemungkinan yang bisa dilakukan, penelitian

kuantitatif diulangi untuk menguji reliabilitas hipotesis atau penelitian kualitatif

diperluas dan diperdalam dengan tehnik triangulasi (metode, sumber dan waktu)

sehingga dapat diperoleh kepastian data, apakah data kualitatif betul-betul dapat

menggugurkan data kuantitatif atau tidak. Data Kuantitatif yang bersifat deskriptif

atau hasil pengujian hipotesis disajikan dalam bentuk tabel atau grafik dan

dilengkapi dengan data kualitatif (Sugiyono, 2013).