bab iii metode penelitian -...

35
108 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan pola pikir deduktif. Dalam penelitian ini, terdapat tiga (3) jenis variabel yaitu variabel independen (X 1 dan X 2 ), variabel intervening (Y 1 ) dan variabel dependen (Y 2 ). Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi dikategorikan sebagai variabel independen, penciptaan nilai dikategorikan sebagai variabel intervening sedangkan kinerja pemasaran dikategorikan sebagai variabel dependen. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, verifikatif dan eksplanatori. dimana penelitian deskriftif dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi eksisting masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: orientasi pasar, kapabilitas inovasi, penciptaan nilai, dan kinerja pemasaran. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh antar variabel dari penelitian ini. Sementara explanatory bermaksud untuk menjelaskan peran variabel independen terhadap variabel dependen yang teliti. Waktu penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu. Penelitian ini adalah tipe investigasi penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Upload: vuongque

Post on 17-Jul-2019

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

108

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan pola pikir

deduktif. Dalam penelitian ini, terdapat tiga (3) jenis variabel yaitu variabel

independen (X1 dan X2), variabel intervening (Y1) dan variabel dependen (Y2).

Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi dikategorikan sebagai variabel independen,

penciptaan nilai dikategorikan sebagai variabel intervening sedangkan kinerja

pemasaran dikategorikan sebagai variabel dependen.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, verifikatif dan eksplanatori. dimana

penelitian deskriftif dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi eksisting

masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: orientasi pasar,

kapabilitas inovasi, penciptaan nilai, dan kinerja pemasaran. Sedangkan penelitian

verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh antar variabel dari

penelitian ini. Sementara explanatory bermaksud untuk menjelaskan peran

variabel independen terhadap variabel dependen yang teliti.

Waktu penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu penelitian

yang dilakukan dalam waktu tertentu. Penelitian ini adalah tipe investigasi

penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

109

3.2. Operasionalisasi Variabel.

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen, yaitu orientasi

pasar, kapabilitas inovasi dan variabel intevening berupa penciptaan nilai, serta

variabel dependent, yaitu kinerja pemasaran untuk mempelancar pengumpulan

data dan pengukurannya maka masing-masing variabel dan dimensi dalam

penelitian ini akan didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan dalam

masing-masing indikator serta skala pengukurannya. Secara terperinci definisi

operasional dari masing-masing variabel dan dimensi variabel penelitian,

indikator dan skala pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Orientasi pasar

Budaya organisasi yang nilai-nilainya membantu mengembangkan perusahaan untuk mengikuti

pasar sehingga dapat menawarkan nilai yang lebih besar kepada pelanggan, dimana hal ini

merupakan kunci dari kegiatan perusahaan

Dimensi Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

Orientasi

Pelanggan

1. Pengetahuan

tentang informasi

kebutuhan

pelanggan

Tingkat pengetahuan tentang informasi

kebutuhan pelanggan terhadap produk

rajut

1

2. Pengetahuan

tentang informasi

keinginan

pelanggan terhadap

produk rajut

Tingkat pengetahuan tentang informasi

keinginan pelanggan terhadap produk

rajut

2

3. kemampuan untuk

menghasilkan

produk rajut

berdasarkan

informasi

pelanggan

Tingkat kemampuan menghasilkan

produk rajut berdasarkan dari informasi

pelanggan

3

4. kemampuan

memastikan produk

rajut yang

dihasilkan

berkelanjutan

Tingkat kemampuan memastikan

produk rajut yang dihasilkan

berkelanjutan

4

5. Kemampuan

memahami

kecenderungan

model/produk di

Tingkat pemahaman mengenai

model/produk di masa yang akan

datang

5

110

Orientasi pasar

Budaya organisasi yang nilai-nilainya membantu mengembangkan perusahaan untuk mengikuti

pasar sehingga dapat menawarkan nilai yang lebih besar kepada pelanggan, dimana hal ini

merupakan kunci dari kegiatan perusahaan

Dimensi Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

masa yang akan

datang

Orientasi

Pesaing

1. Kemampuan

mengetahui

perkembangan

produk rajut

pesaing lokal

Tingkat Kemampuan mengetahui

perkembangan produk rajut pesaing

lokal

6

2. kemampuan

mengetahui

perkembangan

produk rajut

pesaing dari luar

negeri

Tingkat kemampuan untuk mengetahui

perkembangan produk rajut pesaing

dari luar negeri

7

3. Kemampuan

mengetahui

kelemahan dan

kelebihan dari

produk rajut

pesaing

Tingkat Kemampuan mengetahui

kelemahan dan kelebihan dari produk

rajut pesaing

8

4. Kemampuan

mengetahui

pemasaran produk

rajut pesaing

Tingkat Kemampuan mengetahui

pemasaran produk rajut pesaing 9

Koordinasi

Interfungsional

1. Penyebaran

informasi

terintegrasi tentang

pelanggan

Tingkat penyebaran informasi

terintegrasi tentang pelanggan 10

2. Penyebaran

informasi

terintegrasi tentang

pesaing

Tingkat penyebaran informasi

terintegrasi tentang pesaing 11

3. Dukungan bawahan

terhadap

implementasi

informasi

Tingkat dukungan bawahan 12

111

Lanjutan Tabel 3.1 Operaionalisasi Variabel Penelitian

Kapabilitas Inovasi

Sifat atau proses yang membentuk inovasi melalui sumber daya perusahaan maupun dari

lingkungan eksternal dengan mengadopsi ataupun mentrasformnya kedalam bentuk proses,

produk, tekhnologi, struktur, maupun yang terkait dengan inovasi dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan kinerja pemasaran.

Dimensi Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

Kepemimpinan

untuk Inovasi

1. Keterbukaan untuk

menerima saran

dan ide dari

bawahan

Tingkat untuk keterbukaan menerima

saran dan ide dari bawahan 13

2. Kemampuan untuk

memberikan

dorongan

melaksanakan ide

atau cara baru pada

bawahan

Tingkat keberanian melaksanakan

metode baru dari bawahan 14

3. Kemampuan dalam

memberikan

masukan untuk

pengembangan

produk

Tingkat partisipasi dalam memberikan

ide dan saran pada bawahan 15

Pengetahuan

dan Kreatifitas

Individu

1. Kemampuan

penggunaan cara

baru yang berbeda

dari pesaing

Tingkat Kemampuan untuk mencari

cara baru yang berbeda dengan pesaing 16

2. Kemampuan untuk

mengenali dan

menyebar

pengetahuan baru

yang relevan dari

luar lingkungan

Tingkat kemampuan dalam

menyebarkan pengetahuan baru dan

pengetahuan terpendam(tacit

Knowledge) pada bawahan.

17

3. Kesediaan bawahan

untuk mendukung

pengembangan

produk

Tingkat kesediaan bawahan mendukung

pengembangan produk 18

4. Dukungan

kebebasan

kreatifitas bawahan

dalam

menyelesaikan

pekerjaan

Tingkat dukungan pada bawahan untuk

tahu berpikirkritis terhadap suatu

cara/tindakan saat diperlukan dalam hal

menyelesaikan pekerjaan.

19

5. Kemampuan

penguasaan

peralatan dan

tehnologi dalam

penegembangan

produk

Tingkat kemampuan Menguasai

peralatan dan tehnologi yang

digunakan untuk pengembangan produk

20

6. Kesempatan yang

sama untuk

memperoleh

pelatihan atau

Tingkat kesempatan memperoleh

pelatihan atau pengetahuan yang

relevan tentang produk rajut

21

112

Kapabilitas Inovasi

Sifat atau proses yang membentuk inovasi melalui sumber daya perusahaan maupun dari

lingkungan eksternal dengan mengadopsi ataupun mentrasformnya kedalam bentuk proses,

produk, tekhnologi, struktur, maupun yang terkait dengan inovasi dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan kinerja pemasaran.

Dimensi Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

pengetahuan yang

relevan

7. Dukungan

pembelanjaran

sukarela dan

pengembangan

keahlian bawahan

Tingkat dukungan terhadap karyawan

untuk Sukarela belajar dan

mengembangkan keahliannya

22

8. Keberanian

menerapkan cara

baru dalam

pengembangan

produk

Tingkat kemampuan menerapkan cara

baru dalam pengembangan produk 23

Iklim dan

Budaya

Organisasi

1. Kerjasama antar

bawahan di

lingkungan

perusahaan

Tingkat kesesuaian Kerjasama antar

bawahan di lingkungan perusahaan 24

2. Kesesuaian

tuntutan kualitas

pekerjaan, dan

tanggung jawab

terhadap tugas

yang diberikan

Tingkat kesesuaian kualitas pekerjaan,

dan tanggungjawab terhadap tugas yang

diberikan berlangsung baik di

perusahaan

25

3. Karyawan

diberlakukan sama

sesuai dengan

partisipasi inovasi

Tingkat kesetaraan pemberlakuan

karyawan sesuai pertisipasi mereka 26

4. Pemberian

penghargaan untuk

karyawan

diberlakukan sama

Tingkat kesetaraan pemberian

penghargaan terhadap karyawan 27

Jaringan dan

Kerjasama

1. Kemampuan untuk

mengetahui tentang

jaringan terkait

Tingkat kemampuan mengetahui

jaringan terkait (pemasaran produk,

suplier, pelanggan, asosiasi, pemerintah

dan sebagainya)

28

2. Kemampuan

menciptakan

Kerjasama dengan

jaringan

Tingkat Kemampuan saudara untuk

membuat hubungan dengan jaringan

tersebut

29

3. Kemampuan untuk

memelihara

kerjasama dengan

jaringan

Tingkat kemampuan memelihara

kerjasama dengan jaringan tersebut 30

Inovasi Proses

1. Meningkatkan

proses dalam

tahapan

pengembangan

produk secara

Tingkat prioritas pengembangan produk

secara menyeluruh untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan

31

113

Kapabilitas Inovasi

Sifat atau proses yang membentuk inovasi melalui sumber daya perusahaan maupun dari

lingkungan eksternal dengan mengadopsi ataupun mentrasformnya kedalam bentuk proses,

produk, tekhnologi, struktur, maupun yang terkait dengan inovasi dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan kinerja pemasaran.

Dimensi Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

keseluruhan

2. Meningkatkan

kualitas produk

yang melibatkan

peralatan dan

tehnologi

Tingkat prioritas Meningkatkan kualitas

produk yang melibatkan peralatan dan

tehnologi

32

3. Meningkatkan

proses distribusi

produk

Tingkat kemampuan mengembangkan

dan menciptakan produk baru 33

4. Meningkatkan

proses

pengembangan

pasar baru

Tingkat kemampuan mengembangkan

pasar 34

Inovasi Hasil

1. Kemampuan

mengembangkan

dan memperbaharui

salauran distribusi

agar penghantaran

produk lebih

efektif.

Tingkat kemampuan pengembangan

dan memperbaharui saluran distribusi

produk

35

2. Kemampuan

menciptakan pasar

baru

Tingkat kemampuan mengembangkan

dan menciptakan pasar baru 36

3. Kemampuan

mengembangkan

produk

(inkremental)

Tingkat kemampuan pengembangan

produk (inkremental) 37

4. Kemampuan

menciptaan produk

baru (radikal)

Tingkat kemampuan menciptakan

produk baru (radikal) 38

114

Lanjutan Tabel 3.1 Operaionalisasi Variabel Penelitian

Penciptaan Nilai

Kemampuan untuk menciptakan, menyediakan, dan menghantarkan nilai dengan manajemen yang

efektif dari supply chain, jaringan bersama, atau hubungan pelanggan yang membentuk sumber

utama nilai yang unggul sehingga meningkatkan kinerja pemasaran

Dimensi Indikator Ukuran

Item

Pertanyaa

n

Manfaat

Konsumen

1. Kesesuaian

menghasilkan

produk dengan

harapan konsumen

Tingkat prioritas menghasilkan produk

sesuai dengan harapan konsumen. 39

2. Kesesuaian manfaat

produk dengan

harapan konsumen

Tingkat prioritas menyesuaian manfaat

produk dgn harapan konsumen 40

3. Kemampuan dalam

menciptakan

manfaat yang lebih

baik

Tingkat kemampuan dalam

menyesuaikan standar mutu produk 41

Area Bisnis

1. Kemampuan

membuat proses

produksi lebih

inovatif

Tingkat kemampuan membuat proses

produksi lebih inovatif 42

2. Kemampuan

membuat proses

produksi lebih

efisien

Tingkat kemampuan membuat proses

produksi lebih efisien 43

3. Produk memiliki

ciri khas yang unik Tingkat keunikan produk 44

Mitra Bisnis

1. Kemampuan

meningkatkan dan

memperluas

hubungan bisnis

dengan pelanggan

Tingkat kemampuan untuk

meningkatkan dan memperluas

hubungan bisnis dengan pelanggan

45

2. Kemampuan

menghantarkan

produk secara lebih

efektif dan efisien

Tingkat kemampuan menghantarkan

produk secara lebih efektif dan efisien

3. Ketepatan waktu

memenuhi pesanan

Tingkat ketepatan waktu dalam

memenuhi pesanan pelanggan 46

115

Kinerja Pemasaran

Hasil pencapaian aktivitas usaha yang merupakan hasil penerapan strategi untuk meningkatkan

penjualan, keuntungan maupun pangsa pasar.

Dimensi Indikator Ukuran Item

Pertanyaan

Volume

Penjualan

1. Volume penjualan

saat ini Tingkat pertumbuhan volume penjualan 48

Laba 2. Pertumbuhan laba

saat ini

Tingkat pertumbuhan keuntungan

perusahaan 49

Pangsa Pasar

3. Pertumbuhan

pangsa pasar saat

ini

Tingkat pertumbuhan pangsa pasar 50

Cat: Skala ukur setiap variabel yang digunakan adalah skala ordinal

3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data

Setelah pembahasan mengenai operasionalisasi variabel, pembahasan

selanjutnya adalah mengenai sumber data dan cara penentuan data atau informasi

yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan adalah data yang

bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk satuan angka yang menunjukkan

besaran variabel, maupun data yang bersifat kualitatif yang digunakan untuk

memahami fakta-fakta yang terdapat di balik data kuantitatif.

3.3.1 Sumber Data

Dengan mempertimbangkan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif-

verifikatif, maka sumber data/informasi yang diperlukan dalam penelitian ini

terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder:

a. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian langsung di

lapangan, yaitu data hasil wawancara dengan ketua asosiasi pengusaha rajut

di Binong Jati, pelaku usaha dan instansi yang terkait seperti disperindadag

serta data hasil penyebaran kuesioner pada UKM sentra rajut di Kota

Bandung.

116

b. Data Sekunder dalam penelitian ini bersumber dari individu/organisasi yang

disediakan oleh orang lain dengan cara lain dan tujuan lain yang digunakan

untuk menggali kondisi awal untuk fenomena penelitian. Dengan demikian

data sekunder yang digunakan berupa data seperti buku, majalah, maupun

informasi yang memiliki keterkaitan dengan topik pembahasan penelitian.

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara terdokumentasi. Data lain

yang diperoleh sumber eksternal melalui pencarian di website dan informasi

pemerintah seperti pusat statistik dan disperindag serta dinas KUKM kota

Bandung dan Jawa Barat.

3.3.2 Cara Penentuan Data

3.3.2.1 Penentuan Ukuran Data

Dalam penelitian ini, jumlah populasi industri rajut di Kota Bandung yang

aktif berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan

dan paguyuban Sentra Rajut Binong Jati terdiri dari 293 UKM dan sebanyak 19

UKM di Sentra Rajut Margasari. Total perusahaan di industri rajut sebesar 312

UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Teknik yang digunakan adalah sensus dimana seluruh populasi akan

diberikan kuesioner. Total yang menjadi unit analisis adalah sebesar 312

pengusaha rajut di kota Bandung, sedangkan unit observasi ataupun responden

dalam penelitian ini yaitu pengusaha UKM sentra rajut.

Namun demikian, dari 312 UKM sentra rajut tidak semuanya memiliki

kontinuitas dalam produksi yang tidak tergantung pada pesanan saja. Oleh karena

117

itu, UKM yang dapat dijadikan responden hanyalah UKM sentra rajut yang

memiliki kontinuitas produksi yaitu sebanyak 281 UKM. Dengan demikian dari

312 UKM sentra rajut hanya 281 UKM atau 90,06% yang diberikan kuesioner.

Sebanyak 31 UKM atau 9,94% tidak dapat dijadikan responden karena tidak

adanya kontinuitas produksi yang disebabkan karena hanya tergantung pada

pesanan saja.

Berdasarkan analisa data dengan metode Structural Equation Modeling

(SEM), walaupun dibutuhkan jumlah sampel tidak kurang dari seratus responden,

akan tetapi semakin besar jumlah responden yang dilibatkan akan meningkatkan

keakuratan hasil (Hair et al., 2010:662). Sehingga bila target 200 responden atau

lebih dapat dipenuhi, maka diharapkan hasil yang diperoleh cukup akurat,

terutama untuk memenuhi persyaratan metodologis SEM dan analisis LISREL

dari keterwakilan populasi yang diteliti.

Untuk lebih jelasnya, pedoman ukuran sampel menggunakan permodelan

SEM adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pedoman Ukuran Sampel

100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation

Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah

parameter yang diestimasi

Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Ukuran sampel

adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Misalnya jumlah

sampel lebih dari 2500 teknik estimasi ADF (Asymptotically Distribution Free Estimation.

Sumber: Ferdinand (2002)

118

Oleh karena itu ditetapkan ukuran sampel total responden 281 buah, hal ini

didasari karena hanya 281 pengusaha UKM di sentra rajut di Kota Bandung yang

memiliki kontinuitas produksi. Sementara 31 penguaha UKM sentra rajut tidak

dapat dijadikan responden karena hanya melakukan kegiatan produksi bila ada

pesanan saja.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah merupakan suatu cara atau prosedur

yang sistematis untuk memperolah data yang diperlukan. Pengumpulan data

tersebut dilakukan melalui kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan yang jawabannya telah

disediakan, sehingga responden hanya memilih salah satu dari lima alternative

jawaban. Data primer berupa pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan

Skala Likert (Likert Scale). Menurut Sekaran & Bougie (2016), skala likert

adalah suatu pengukuran atas kisaran sikap dari yang sangat positif sampai dengan

sangat negatif, yang didisain untuk membiarkan responden mengindikasikan

bagaimana secara kuat mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan

konstruk secara hati-hati berkaitan dengan suatu objek. Setiap item diberi

peringkat berdasarkan metode Likert Scale Summated Rating dengan lima

alternatif jawaban: 1-2-3-4-5. Pilihan jawaban responden merupakan skor jawaban

dari item sehingga dapat membandingkan skor seorang responden dengan

distribusi skor-skor dari kelompok sampel yang telah ditentukan.

119

3.5 Pengujian Instrumen Penelitian

3.5.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsi ukurnya.

Dalam pengujian validitas, koefisien korelasi momen-produk pearson (p atau r)

digunakan sebagai batas valid atau tidaknya sebuah item. Jika skala kuesioner

terdiri dari item-item pertanyaan yang disusun mengikuti prinsip skala Likert

(Likert Summated Ratings), maka item dianggap valid jika koefisien hubungan

item tersebut dengan total keseluruhan item yang dinotasikan menjadi R harus

lebih besar dari atau sama dengan R dalam Tabel r (R≥r). Hasil pengujian dapat

dilihat pada tabel 3.4, 3.5, 3.6 dan tabel 3.7.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Orientasi Pasar

Nomor Butir

Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan

OP 11 0,646 0.30 Valid

OP 12 0,636 0.30 Valid

OP 13 0,694 0.30 Valid

OP 14 0,653 0.30 Valid

OP 15 0,661 0.30 Valid

OP 21 0,690 0.30 Valid

OP 22 0,612 0.30 Valid

OP 23 0,711 0.30 Valid

OP 24 0,695 0.30 Valid

OP 31 0,639 0.30 Valid

OP 32 0,649 0.30 Valid

OP 33 0,642 0.30 Valid

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, 11 item menunjukkan bahwa item

pertanyaan variabel orientasi pasar yang digunakan sudah valid. Hal ini

ditunjukkan dengan indeks validitas yang melebihi taraf signifikan. Hal yang

sama ditunjukkan pada tabel 3.4 dimana 26 item pertanyaan variabel kapabilitas

120

inovasi yang digunakan untuk mengukur sudah valid dimana indeks validitas

melebihi taraf signifikan.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Kapabilitas Inovasi

Nomor Butir

Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan

KI11 0,666 0.30 Valid

KI12 0,697 0.30 Valid

KI13 0,745 0.30 Valid

KI21 0,662 0.30 Valid

KI22 0,694 0.30 Valid

KI23 0,629 0.30 Valid

KI24 0,640 0.30 Valid

KI25 0,658 0.30 Valid

KI26 0,678 0.30 Valid

KI27 0,666 0.30 Valid

KI28 0,638 0.30 Valid

KI31 0,650 0.30 Valid

KI32 0,644 0.30 Valid

KI33 0,523 0.30 Valid

KI34 0,618 0.30 Valid

KI41 0,655 0.30 Valid

KI42 0,622 0.30 Valid

KI43 0,621 0.30 Valid

KI51 0,616 0.30 Valid

KI52 0,590 0.30 Valid

KI53 0,735 0.30 Valid

KI54 0,712 0.30 Valid

KI61 0,596 0.30 Valid

KI62 0,562 0.30 Valid

KI63 0,652 0.30 Valid

KI64 0,710 0.30 Valid

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Penciptaan Nilai

Nomor Butir

Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan

PN11 0,673 0.30 Valid

PN12 0,696 0.30 Valid

PN13 0,677 0.30 Valid

PN21 0,628 0.30 Valid

PN22 0,664 0.30 Valid

PN23 0,608 0.30 Valid

PN31 0,594 0.30 Valid

PN32 0,707 0.30 Valid

PN33 0,584 0.30 Valid

121

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa 9 Item pertanyaan variabel penciptaan nilai

telah melebihi taraf signifikan, sehingga keseluruhan item pertanyaan yang

digunakan sudah valid. Begitu pula dengan variabel kinerja pemasaran pada tabel

3.6, dimana tiga item pertanyaan dianggap valid karena telah melebihi taraf

signifikan.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut

Nomor Butir

Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan

PN11 0,630 0.30 0.43

PN12 0,672 0.30 0.35

PN13 0,790 0.30 0.12

3.5.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Selain alat ukur yang dipergunakan harus valid, alat ukur juga harus

memiliki kehandalan atau reliabilitas. Oleh karena itu, untuk menguji handal atau

tidaknya alat ukur dapat dilihat apakah alat ukur tersebut memberikan hasil yang

relative sama.

Dengan menggunakan pendekatan statistik, yaitu melalui koefisien

reliabilitas, jika koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara

keseluruhan pernyataan dinyatakan handal (reliable) sehingga cukup baik untuk

tujuan penelitian dasar (Kaplan-Saccuzzo, 1993;126). Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan metode Cronbach Alphase bagaimana ditunjukkan pada

tabel 3.7 berikut.

122

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Kuesioner pada

Dimensi Koefisien Reliabilitas Nilai Kritis Keterangan

OP 1 0,8790 0,70 Reliabel

OP2 0, 8784 0,70 Reliabel

OP3 0,8594 0,70 Reliabel

KI 1 0,8770 0,70 Reliabel

KI 2 0, 8946 0,70 Reliabel

KI 3 0,8036 0,70 Reliabel

KI 4 0, 8118 0,70 Reliabel

KI 5 0, 8461 0,70 Reliabel

KI 6 0, 8327 0,70 Reliabel

PN 1 0,8847 0,70 Reliabel

PN 2 0,7582 0,70 Reliabel

PN 3 0,8361 0,70 Reliabel

KP 0,8741 0,70 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dapat dilihat bahwa keseluruhan

dimensi dalam penelitian menunjukkan hasil yang melebihi nilai kritis. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan sudah handal (reliable).

3.6. Analisis dan Pengujian Hipotesis.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibagi atas dua bagian

yaitu : (1) Analisis Deskriptif dan (2) Analisis Verifikatif.

(1) Analisis deskriptif

Analisis deskriptif menggambar kondisi nyata setiap variabel dilapangan,

dan data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan,

melalui gambaran data dan tanggapan responden dapat diketahui bagaimana

tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang diteliti. Dalam

analisis deskriptif, setiap variabel dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori

hasil pengukuran, yaitu:

1. Sangat tidak baik/sangat tidak prioritas/sangat tidak penting

123

2. tidak baik,/tidak prioritas/ tidak penting

3. cukup baik,/ cukup prioritas/penting

4. baik, /prioritas/penting

5. sangat baik/sangat prioritas/prioritas.

Kategorisasi variabel penelitian dilakukan baik untuk setiap responden,

setiap item, maupun seluruh item variabel. Khusus untuk responden, setiap

kategori dihitung frekwensi dan proporsinya serta disusun distribusinya. maka

dilakukan pengkategorisasian menjadi lima kategori berdasarkan skor rata-rata

untuk setiap indikator dan dimensi sebagai berikut :

1. Menghitung jarak atau rentang

Rentang = Nilai maksimum – nilai minimum

= 5 – 1 = 0,8

2. Menghitung interval kelas

Interval kelas = Rentang = 0,8

5

3. Menentukan kategorisasi

Tabel 3.8

Nilai Kategorisasi Nilai Kategorisasi

1 – 1,7 Sangat tidak baik/penting/prioritas

1,8 – 2,5 Tidak baik/penting/prioritas

2,6 – 3,3 Cukup baik/penting./prioritas

3,4 – 4,1 Baik/penting/prioritas

4,2 – 5 Sangat baik/penting/prioritas

Setelah analisis deskriptif dilakukan, sesuai dengan rumusan masalah dan

hipotesis dilanjutkan dengan uji statistik deskriptif dengan uji satu pihak sebagai

berikut:

124

- Orientasi Pasar UKM sentra rajut sudah baik, kapabilitas inovasi UKM

sentra rajut sudah baik, penciptaan nilai UKM sentra rajut sudah

tinggi,dan kinerja pemasaran UKM sentra rajut sudah tinggi

H0 : µ ≤ 3,39

Orientasi pasar UKM sentra rajut tidak baik, kapabilitas inovasi

UKM sentra rajut tidak baik, penciptaan nilai UKM sentra rajut

masih rendah, dan kinerja pemasaran UKM sentra rajut masih

rendah.

H1 : µ > 3,39

Orientasi pasar UKM sentra rajut sudah baik, kapabilitas inovasi

UKM sentra rajut sudah baik, penciptaan nilai UKM sentra rajut

sudah tinggi, dan kinerja pemasaran UKM sentra rajut sudah

tinggi.

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan membandingkan

nilai t-hitung dan t-tabel dengan kriteria uji tolak H0. Jika nilai t-hitung lebih besar

dari t-tabel pada tingkat signifikansi seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel Skor rata-

rata Selisih t-hitung t-tabel Keterangan

Variabel

Penelitian

Jumlah skor

rata-rata

Selisih

skor

rata-rata

dengan

3,39

Nilai

t-hitung

1,967 Signifikan

atau tidak

signifikan

(2). Analisis Verifikatif

Analisis verifikatif dalam penelitian ini menggunakan model persamaan

structural (Structural Equation Modeling/SEM). Analisis ini dilakukan

menggunakan program Lisrel 8.7.

Model ini terdiri dari dua tahap yaitu persamaan pengukuran dan persamaan

structural. Hubungan antara indikator dengan variabel latennya merupakan

125

persamaan pengukuran sedangkan hubungan antara variabel laten dikenal

sebagai persamaan struktural (Hair et al., 2010).

Dengan Structural Equation Modelling (SEM) peneliti dapat (1)

menganalisis hubungan pengukuran (measurement equation) antara variabel

indikator dengan variabel lainnya, hubungan antara variabel laten dikenal

dengan persamaan structural (structural equation) yang secara bersama-sama

melibatkan kekeliruan pengukuran; (2) menganalisis hubungan dua arah

(reciprocal). Dalam Structural Equation Modelling (SEM) dikenal variabel

laten eksogen (independent laten variabel) dan variabel laten endogen

(dependent latent variabel). SEM merupakan perpaduan antara antara analisis

jalur dan analisis faktorial, dapat diketahui besarnya hubungan dan pengaruh

langsung dan tidak langsung dari masing-masing variabel yang diteliti dan

besarnya koefisien pengaruh dari varibel eksogen ke variabel endogen

dinyatakan oleh koefisien determinan.

Setelah model berbasis teori dikembangkan pada langkah pertama,

maka model tersebut disajikan dalam sebuah diagram untuk dapat diestimasi

dengan menggunakan Program Lisrel 8.7 seperti terlihat pada operasional

variabel.

126

Gambar 3.1

Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi terhadap

Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut melalui Penciptaan Nilai

1

X1.5

X1.6

OP2

X1.1

X1.2

OP1

X1.7

X1.8

1

X1.3

X1.4

X1.9

X1.10

X1.11 OP3

X1.12

2

X2.3

X2.4

X2.1

X2.2 KI1

X2.5

X2.6

KI2

2

Y1.4 Y1.5

1

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.6

PI2

2X2.9

X2.12

X2.7

X2.8

X2.13

X2.14

KI3

PI1

Y2.1

Y2.2

Y2.3

X2.15

2

11

1

1.2

X2.18

X2.16

X2.17 KI4

X2.11

X2.10

X2.19

X2.20

X2.21

KI5

X2.22

X2.23

X2.24

X2.25

KI6

X2.26

Y1.7 Y1.8 Y1.9

PI3

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39 40 41 42 43 44 45 46 47

48

49

50

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

18

17

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

2 3 4 5 67 8

9

10

11

12

1.1

1.2

2.2

2.1

2.1

2

3

4

5

6

7

8

9

12 3

127

Tabel 3.10

Keterangan Persamaan Struktur Penelitian

Simbol Keterangan Simbol

Ksi

Eta

Lambda

Gamma

Delta

Epsilon

Zeta

Variabel laten eksogen orientasi pasar

Variabel laten eksogen kapabilitas inovasi

Variabel laten endogen dan eksogen penciptaan nilai

Variabel laten endogen kinerja pemasaran

X1.1 – X1.12 Indikator dari orientasi pasar

X2.1 – X2.26 Indikatorr dari kapabilitas inovasi

Y1.1 – Y1.9 Indikator dari penciptaan nilai

Y2.1 – Y2.3 Indikator dari kinerja pemasaran

Koefisien hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya

Kekeliruan model pengukuran dimensi

Koefisien pengaruh orientasi pasar terhadap penciptaan nilai

Koefisien pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran

Koefisien pengaruh kapabilitas inovasi terhadap penciptaan nilai

Koefisien pengaruh kapabilitas inovasi terhadap kinerja pemasaran

Koefisien pengaruh penciptaan nilai terhadap kinerja pemasaran

Varians error model structural

- Persamaan model struktural dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

Model struktural 1:

η1 = γ1.1ξ1 + γ1.2ξ2 + 1

Model Struktural 2:

η 2 = γ1.2ξ1 + γ2.2ξ2 + .η1+ 2

128

- Persamaan model pengukuran dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai

berikut :

Tabel 3.11

Persamaan Model Pengukuran

Persamaan Model

Pengukuran

Orientasi Pasar

(X1)

Persamaan Model

Pengukuran

Kapabilitas

Inovasi (X2)

Persamaan Model

Pengukuran Penciptaan

Nilai (Y1)

Persamaan Model

Pengukuran Kinerja

Pemasaran UKM

sentra rajut (Y2)

X1.1 = l1 ξ1 + d1 X2.1 = l13 ξ2 + d13 Y1.1 = l39 h1+ e1 Y2.1 = l48 h2+ e10

X1.2 = l2 ξ1 + d2 X2.2 = l14 ξ2 + d14 Y1.2 = l40 h1+ e2 Y2.2 = l49 h2+ e11

X1.3 = l3 ξ1 + d3 X2.3 = l15 ξ2 + d15 Y1.3 = l41 h1+ e3 Y2.3 = l50 h2+ e12

X1.4 = l4 ξ1 + d4 X2.4 = l16 ξ2 + d16 Y1.4 = l42 h1+ e4

X1.5 = l5 ξ1 + d5 X2.5 = l17 ξ2 + d17 Y1.5 = l43 h1+ e5

X1.6 = l6 ξ1 + d6 X2.6 = l18 ξ2 + d18 Y1.6 = l44 h1+ e6

X1.7 = l7 ξ1 + d7 X2.7 = l19 ξ2 + d19 Y1.7 = l45 h1+ e7

X1.8 = l8 ξ1 + d8 X2.8 = l20 ξ2 + d20 Y1.8 = l46 h1+ e8

X1.9 = l9 ξ1 + d9 X2.9 = l21 ξ2 + d21 Y1.9 = l47 h1+ e9

X1.10 = l10 ξ1 + d10 X2.10 = l22 ξ2 + d22 PI1 = b1 h1 + z3.1

X1.11 = l11 ξ1 + d11 X2.11 = l23 ξ2 + d23 PI2 = b2 h1 + z3.2

X1.12 = l12 ξ1 + d12 X2.12 = l24 ξ2 + d24 PI3 = b3 h1 + z3.2

OP1 = g1 x1 + z1.1 X2.13 = l25 ξ2 + d25

OP2 = g2 x1 + z1.2 X2.14 = l26 ξ2 + d26

OP3 = g3 x1 + z1.2 X2.15 = l27 ξ2 + d27

X2.16 = l28 ξ2 + d28

X2.17 = l29 ξ2 + d29

X2.18 = l30 ξ2 + d30

X2.19 = l31 ξ2 + d31

X2.20 = l32 ξ2 + d32

X2.21 = l33 ξ2 + d33

X2.22 = l34 ξ2 + d34

X2.23 = l35 ξ2 + d35

X2.24 = l36 ξ2 + d36

X2.25 = l37 ξ2 + d37

X2.26 = l38 ξ2 + d38

KI1 = g4 x2 + z2.1

KI2 = g5 x2 + z2.2

KI3 = g6 x2 + z2.3

KI4 = g7 x2 + z2.4

KI5 = g8 x2 + z2.5

KI6 = g9 x2 + z2.6

129

3.6.1. Uji Kesesuaian Model

Disamping pengujian secara individual, SEM juga menguji model yang

diusulkan secara keseluruhan, yaitu melalui uji kesesuaian model. Suatu model

dikatakan fit atau sesuai dengan data apabila matriks covarian sampel tidak

berbeda dengan estimasi matriks kovarian populasi yang dihasilkan (Hair et.al,

2010) Rumusan hipotesis statistik uji kesesuaian model dalam SEM adalah :

H0 : Tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks

kovarians populasi

Ha : Ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks kovarian

populasi

Untuk menguji kecocokan model digunakan indeks kesesuaian (goodness

of fit). Adapun kriteria atau indeks-indeks goodness of fit yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.12

Indeks-Indeks Kesesuaian

Indeks-Indeks Kesesesuaian Nilai yang direkomendasikan

2 (Chi-square statistik)

2 (df)

P-Value > 0,05

NFI > 0,90

RMSEA < 0,05

Sumber : Hair et al., (1998: 659)

Jika nilai atau parameter yang diestimasi memenuhi ukuran ketetapan

model (Goodness Of Fit) atau memenuhi nilai yang telah direkomendasikan,

maka dapat disimpulkan bahwa model signifikan dan mempunyai pengaruh.

Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh variabel orientasi pasar dan

kapabilitas inovasi terhadap penciptaan nilai dan kinerja pemasaran, serta variabel

130

penciptaan nilai terhadap kinerja pemasaran secara keseluruhan digunakan nilai

koefesien determinasi (R2).

Langkah selanjutnya dalam evaluasi model setelah kesesuaian model diuji

adalah menilai reliabilitas indikator. Ada dua buah ukuran reliabilitas yang

digunakan yaitu : Construct Reliability dan Variance Extracted. Construct

Reliability adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator

sebuah konstruk, yang menunjukkan sampai dimana derajat masing-masing

indikator mengindikasikan sebuah konstruk/ faktor laten. Construct Reliability (C-

R) diperoleh melalui rumus :

2

2

( standardized loading)Construct Reliability =

( standardized loading) j

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat

diterima adalah C-R 0,7

Ukuran reliabilitas kedua adalah Variance Extracted (V-E) yang

menunjukkan jumlah varians indikator-indikator yang diekstraksi dari laten

variabel. Nilai Variance Extracted (V-E) yang tinggi menunjukkan bahwa

indikator-indikator yang digunakan telah mewakili laten variabel secara baik.

Variance Extracted (V-E) diperoleh melalui rumus :

2

2

(standardized loading)Variance Extracted =

(standardized loading) j

Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang

direkomendasikan adalah V-E 0,5.

131

3.6.2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis statistik adalah untuk menguji bagaimana pengaruh

orientasi pasar (X1), kapabilitas inovasi (X2), terhadap penciptaan nilai (Y1) dan

dampaknya terhadap kinerja pemasaran (Y2)

Berdasarkan paradigma dan hipotesis dari penelitian ini, maka masing-

masing variabel dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis secara

empiris dengan menggunakan alat analisis Structural Equation Modelling (SEM)

melalui penggunaan software Lisrel Version 8.70. Pengujian masing-masing

hipotesis mulai dari hipotesis-2 hingga hipotesis-5 dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

- Uji Hipotesis II: Orientasi Pasar, dan Kapabilitas Inovasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut

baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui Penciptaan

Nilai

Untuk menguji hipotesis II dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : 2.i & 2.1 = 0

Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi tidak berpengaruh

terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut secara langsung

dan tidak langsung melalui penciptaan nilai.

Ha : 2.i & 2.1

0

Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi berpengaruh terhadap

kinerja pemasaran UKM sentra rajut secara langsung dan tidak

langsung melalui penciptaan nilai.

H0 : 1.1 2.1

= 0

Secara tidak langsung melalui penciptaan nilai, orientasi pasar

tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut

di Kota Bandung.

Ha : 1.1 2.1

0

Secara langsung melalui penciptaan nilai , orientasi pasar tidak

berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut di

Kota Bandung.

132

H0 : 1.2 2.1

= 0

Secara tidak langsung melalui penciptaan nilai, kapabilitas

inovasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM

sentra rajut di Kota Bandung.

Ha : 1.2 2.1

0

Secara langsung melalui penciptaan nilai, kapabilitas inovasi

tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut

di Kota Bandung.

Hipotesis ini diuji melalui statistic dengan mengikuti distribusi F-snedecor dengan

derajat bebas V1=k dan V2=n-k-1

Rumus Fhitung yang digunakan:

Untuk masing-masing signifikannya, maka harus membandingkan antara hasil

Fhitung dengan Ftabel. Bila Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha

diterima.

133

Gambar 3.2

Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi terhadap

Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut melalui Penciptaan Nilai

Pengujian Hipotesis II dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah bila

nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel

orientasi pasar dan kapabilitas inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pemasaran. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata 0,05 maka

Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar dan kapabilitas inovasi melalui

134

penciptaan nilai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran

UKM sentra rajut.

- Uji Hipotesis III: Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Penciptaan Nilai di sentra industri rajut

di Kota Bandung

Untuk menguji hipotesis III dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut :

H0 : Semua 1.i = 0

i = 1,2

Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi secara simultan tidak

berpengaruh terhadap penciptaan nilai pada UKM sentra rajut

di Kota Bandung.

Ha : Ada 1.i 0

i = 1,2

Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi secara simultan

berpengaruh terhadap penciptaan nilai pada UKM sentra rajut

di Kota Bandung.

Hipotesis ini diuji melalui statistic dengan mengikuti distribusi F-snedecor dengan

derajat bebas V1=k dan V2=n-k-1

Rumus Fhitung yang digunakan:

Untuk masing-masing signifikannya, maka harus membandingkan antara hasil

Fhitung dengan Ftabel. Bila Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha

diterima.

Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh orientasi pasar dan Kapabilitas

Inovasi terhadap penciptaan nilai digambarkan sebagai berikut:

135

Gambar 3.3

Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar

dan Kapabilitas Inovasi secara simultan terhadap Penciptaan Nilai

Pengujian Hipotesis III dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah

bila nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel

Orientasi pasar dan Kapabilitas Inovasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penciptaan nilai. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata

0,05 maka Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar dan kapabilitas inovasi

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penciptaan nilai.

- Uji Hipotesis IV: Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi berpengaruh

positif secara parsial terhadap Penciptaan Nilai di UKM sentra rajut di

Kota Bandung

Untuk menguji hipotesis IV dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut:

1

X1.5

X1.6

OP2

X1.1

X1.2

OP1

X1.7

X1.8

1

X1.3

X1.4

X1.9

X1.10

X1.11 OP3

X1.12

2

X2.3

X2.4

X2.1

X2.2 KI1

X2.5

X2.6

KI2

X2.9

X2.12

X2.7

X2.8

X2.13

X2.14

KI3

X2.15

1

1

1.2

X2.18

X2.16

X2.17 KI4

X2.11

X2.10

X2.19

X2.20

X2.21

KI5

X2.22

X2.23

X2.24

X2.25

KI6

X2.26

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

18

17

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

1.1

1.2

2

3

4

5

6

7

8

9

Y1.1

PI1 Y1.2

Y1.3

Y1.4

PI2 Y1.5

Y1.6

Y1.7

PI3 Y1.8

Y1.9

1 2

1

3

39

40

41

42

43

44

45

46

47

1

2

3

4

5

6

7

8

9

136

1) Orientasi Pasar berpengaruh positif secara parsial terhadap Penciptaan

Nilai

H0 : 1.1 ≤ 0 Orientasi pasar secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap

penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Ha : 1.1 < 0 Orientasi pasar secara parsial berpengaruh positif terhadap

penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh Orientasi Pasar secara parsial

terhadap Penciptaan Nilai adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4

Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar secara parsial terhadap Penciptaan

Nilai

2) Kapabilitas Inovasi berpengaruh positif secara parsial terhadap

Penciptaan Nilai

H0 : 1.2 ≤ 0 Kapabilitas inovasi secara parsial tidak berpengaruh positif

terhadap penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota

Bandung.

Ha : 1.2 > 0 Kapabilitas inovasi secara parsial berpengaruh positif terhadap

penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh Kapabilitas Inovasi secara

parsial terhadap Penciptaan Nilai adalah sebagai berikut:

137

Gambar 3.5

Diagram Jalur Pengaruh Kapabilitas Inovasi secara parsial terhadap

Penciptaan Nilai

Pengujian Hipotesis IV dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah

bila nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel

orientasi pasar dan kapabilitas inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pemasaran. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata 0,05 maka

Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar dan kapabilitas inovasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut.

- Uji Hipotesis V: Orientasi Pasar, Kapabilitas Inovasi dan Penciptaan Nilai

berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja Pemasaran UKM

sentra rajut di Kota Bandung

Untuk menguji hipotesis V dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut:

138

1) Orientasi Pasar berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja

Pemasaran UKM sentra rajut

H0 : 2.1 ≤ 0 Orientasi pasar tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Ha : 2.1 > 0 Orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran

pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh orientasi pasar terhadap

kinerja pemasaran UKM sentra rajut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.6

Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar secara parsial terhadap Kinerja

Pemasaran UKM sentra rajut

2) Kapabilitas Inovasi berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja

Pemasaran UKM sentra rajut

H0 : 22 ≤ 0 Kapabilitas inovasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Ha : 2.2 0 Kapabilitas inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja

pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.

139

Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh kapabilitas inovasi terhadap

kinerja pemasaran UKM sentra rajut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.7

Diagram Jalur Pengaruh Kapabilitas Inovasi secara parsial terhadap

Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut

3) Penciptaan Nilai berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja

Pemasaran UKM sentra rajut

H0 : 2.1≤ 0 Penciptaan nilai tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Ha : 2.1 > 0 Penciptaan nilai berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran

UKM sentra rajut di Kota Bandung.

Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh penciptaan nilai terhadap

kinerja pemasaran UKM sentra rajut adalah sebagai berikut:

140

Gambar 3.8

Diagram Jalur Pengaruh Penciptaan Nilai terhadap Kinerja Pemasaran

UKM sentra rajut

Pengujian Hipotesis V dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah

bila nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel

orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran

UKM sentra rajut. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata 0,05 maka

Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut.

3.6.3 Uji Efek Mediasi

Dengan adanya variabel intervening dalam menjelaskan pengaruh orientasi

pasar (X1) terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut (Y2) melalui penciptaan

nilai (Y1), serta menguji pengaruh kapabilitas inovasi (X2) terhadap kinerja

pemasaran UKM sentra rajut (Y2) melalui penciptaan nilai (Y1), maka perlu

dilakukan pengujian intervening.

Y1.1

PI1Y1.2

Y1.3

Y1.4

PI2Y1.5

Y1.6

Y1.7

PI3Y1.8

Y1.9

12

1

3

39

40

41

42

43

44

45

46

47

1

2

3

4

5

6

7

8

9

2

Y2.1

Y2.2

Y2.3

48

49

50

10

11

12

2.1

141

Secara umum, efek mediasi atau intervening menunjukkan hubungan

antara konstruk eksogen dan endogen melalui variabel penghubung atau variabel

antara. Menurut Baron & Kenny (1986) dalam Ghozali (2009), suatu variabel

disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan

antara variabel predictor (independen) dan variabel criterion (dependen).

Preacher & Hayes (2008) mengembangkan metode Variance Accounted

For (VAF) serta bootstrapping dalam distribusi pengaruh tidak langsung yang

dipandang lebih sesuai karena tidak memerlukan asumsi apapun tentang distribusi

variabel sehingga dapat diaplikasikan pada ukuran sampel kecil. Prosedur

pengujian efek mediasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Hair et al., (2013)

Gambar 3.9

Prosedur Uji Efek Mediasi

142

Bila telah diketahui terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, maka variabel

mediasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Berdasarkan penghitungan rumus di atas, maka efek mediasi dapat ditentukan

dengan kategori sebagai berikut:

1. Nilai VAF lebih dari 80% maka terdapat efek mediasi penuh (full

mediation).

2. Nilai VAF berada di angka 20% - 80% maka terdapat efek mediasi

parsial/sebagian (partial mediation)

3. Nilai VAF kurang dari 20% maka dapat disimpulkan bahwa hampir tidak

terdapat efek mediasi.