bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
108
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang digunakan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan pola pikir
deduktif. Dalam penelitian ini, terdapat tiga (3) jenis variabel yaitu variabel
independen (X1 dan X2), variabel intervening (Y1) dan variabel dependen (Y2).
Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi dikategorikan sebagai variabel independen,
penciptaan nilai dikategorikan sebagai variabel intervening sedangkan kinerja
pemasaran dikategorikan sebagai variabel dependen.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, verifikatif dan eksplanatori. dimana
penelitian deskriftif dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi eksisting
masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: orientasi pasar,
kapabilitas inovasi, penciptaan nilai, dan kinerja pemasaran. Sedangkan penelitian
verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh antar variabel dari
penelitian ini. Sementara explanatory bermaksud untuk menjelaskan peran
variabel independen terhadap variabel dependen yang teliti.
Waktu penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu penelitian
yang dilakukan dalam waktu tertentu. Penelitian ini adalah tipe investigasi
penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
109
3.2. Operasionalisasi Variabel.
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen, yaitu orientasi
pasar, kapabilitas inovasi dan variabel intevening berupa penciptaan nilai, serta
variabel dependent, yaitu kinerja pemasaran untuk mempelancar pengumpulan
data dan pengukurannya maka masing-masing variabel dan dimensi dalam
penelitian ini akan didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan dalam
masing-masing indikator serta skala pengukurannya. Secara terperinci definisi
operasional dari masing-masing variabel dan dimensi variabel penelitian,
indikator dan skala pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Orientasi pasar
Budaya organisasi yang nilai-nilainya membantu mengembangkan perusahaan untuk mengikuti
pasar sehingga dapat menawarkan nilai yang lebih besar kepada pelanggan, dimana hal ini
merupakan kunci dari kegiatan perusahaan
Dimensi Indikator Ukuran Item
Pertanyaan
Orientasi
Pelanggan
1. Pengetahuan
tentang informasi
kebutuhan
pelanggan
Tingkat pengetahuan tentang informasi
kebutuhan pelanggan terhadap produk
rajut
1
2. Pengetahuan
tentang informasi
keinginan
pelanggan terhadap
produk rajut
Tingkat pengetahuan tentang informasi
keinginan pelanggan terhadap produk
rajut
2
3. kemampuan untuk
menghasilkan
produk rajut
berdasarkan
informasi
pelanggan
Tingkat kemampuan menghasilkan
produk rajut berdasarkan dari informasi
pelanggan
3
4. kemampuan
memastikan produk
rajut yang
dihasilkan
berkelanjutan
Tingkat kemampuan memastikan
produk rajut yang dihasilkan
berkelanjutan
4
5. Kemampuan
memahami
kecenderungan
model/produk di
Tingkat pemahaman mengenai
model/produk di masa yang akan
datang
5
110
Orientasi pasar
Budaya organisasi yang nilai-nilainya membantu mengembangkan perusahaan untuk mengikuti
pasar sehingga dapat menawarkan nilai yang lebih besar kepada pelanggan, dimana hal ini
merupakan kunci dari kegiatan perusahaan
Dimensi Indikator Ukuran Item
Pertanyaan
masa yang akan
datang
Orientasi
Pesaing
1. Kemampuan
mengetahui
perkembangan
produk rajut
pesaing lokal
Tingkat Kemampuan mengetahui
perkembangan produk rajut pesaing
lokal
6
2. kemampuan
mengetahui
perkembangan
produk rajut
pesaing dari luar
negeri
Tingkat kemampuan untuk mengetahui
perkembangan produk rajut pesaing
dari luar negeri
7
3. Kemampuan
mengetahui
kelemahan dan
kelebihan dari
produk rajut
pesaing
Tingkat Kemampuan mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari produk
rajut pesaing
8
4. Kemampuan
mengetahui
pemasaran produk
rajut pesaing
Tingkat Kemampuan mengetahui
pemasaran produk rajut pesaing 9
Koordinasi
Interfungsional
1. Penyebaran
informasi
terintegrasi tentang
pelanggan
Tingkat penyebaran informasi
terintegrasi tentang pelanggan 10
2. Penyebaran
informasi
terintegrasi tentang
pesaing
Tingkat penyebaran informasi
terintegrasi tentang pesaing 11
3. Dukungan bawahan
terhadap
implementasi
informasi
Tingkat dukungan bawahan 12
111
Lanjutan Tabel 3.1 Operaionalisasi Variabel Penelitian
Kapabilitas Inovasi
Sifat atau proses yang membentuk inovasi melalui sumber daya perusahaan maupun dari
lingkungan eksternal dengan mengadopsi ataupun mentrasformnya kedalam bentuk proses,
produk, tekhnologi, struktur, maupun yang terkait dengan inovasi dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan kinerja pemasaran.
Dimensi Indikator Ukuran Item
Pertanyaan
Kepemimpinan
untuk Inovasi
1. Keterbukaan untuk
menerima saran
dan ide dari
bawahan
Tingkat untuk keterbukaan menerima
saran dan ide dari bawahan 13
2. Kemampuan untuk
memberikan
dorongan
melaksanakan ide
atau cara baru pada
bawahan
Tingkat keberanian melaksanakan
metode baru dari bawahan 14
3. Kemampuan dalam
memberikan
masukan untuk
pengembangan
produk
Tingkat partisipasi dalam memberikan
ide dan saran pada bawahan 15
Pengetahuan
dan Kreatifitas
Individu
1. Kemampuan
penggunaan cara
baru yang berbeda
dari pesaing
Tingkat Kemampuan untuk mencari
cara baru yang berbeda dengan pesaing 16
2. Kemampuan untuk
mengenali dan
menyebar
pengetahuan baru
yang relevan dari
luar lingkungan
Tingkat kemampuan dalam
menyebarkan pengetahuan baru dan
pengetahuan terpendam(tacit
Knowledge) pada bawahan.
17
3. Kesediaan bawahan
untuk mendukung
pengembangan
produk
Tingkat kesediaan bawahan mendukung
pengembangan produk 18
4. Dukungan
kebebasan
kreatifitas bawahan
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
Tingkat dukungan pada bawahan untuk
tahu berpikirkritis terhadap suatu
cara/tindakan saat diperlukan dalam hal
menyelesaikan pekerjaan.
19
5. Kemampuan
penguasaan
peralatan dan
tehnologi dalam
penegembangan
produk
Tingkat kemampuan Menguasai
peralatan dan tehnologi yang
digunakan untuk pengembangan produk
20
6. Kesempatan yang
sama untuk
memperoleh
pelatihan atau
Tingkat kesempatan memperoleh
pelatihan atau pengetahuan yang
relevan tentang produk rajut
21
112
Kapabilitas Inovasi
Sifat atau proses yang membentuk inovasi melalui sumber daya perusahaan maupun dari
lingkungan eksternal dengan mengadopsi ataupun mentrasformnya kedalam bentuk proses,
produk, tekhnologi, struktur, maupun yang terkait dengan inovasi dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan kinerja pemasaran.
Dimensi Indikator Ukuran Item
Pertanyaan
pengetahuan yang
relevan
7. Dukungan
pembelanjaran
sukarela dan
pengembangan
keahlian bawahan
Tingkat dukungan terhadap karyawan
untuk Sukarela belajar dan
mengembangkan keahliannya
22
8. Keberanian
menerapkan cara
baru dalam
pengembangan
produk
Tingkat kemampuan menerapkan cara
baru dalam pengembangan produk 23
Iklim dan
Budaya
Organisasi
1. Kerjasama antar
bawahan di
lingkungan
perusahaan
Tingkat kesesuaian Kerjasama antar
bawahan di lingkungan perusahaan 24
2. Kesesuaian
tuntutan kualitas
pekerjaan, dan
tanggung jawab
terhadap tugas
yang diberikan
Tingkat kesesuaian kualitas pekerjaan,
dan tanggungjawab terhadap tugas yang
diberikan berlangsung baik di
perusahaan
25
3. Karyawan
diberlakukan sama
sesuai dengan
partisipasi inovasi
Tingkat kesetaraan pemberlakuan
karyawan sesuai pertisipasi mereka 26
4. Pemberian
penghargaan untuk
karyawan
diberlakukan sama
Tingkat kesetaraan pemberian
penghargaan terhadap karyawan 27
Jaringan dan
Kerjasama
1. Kemampuan untuk
mengetahui tentang
jaringan terkait
Tingkat kemampuan mengetahui
jaringan terkait (pemasaran produk,
suplier, pelanggan, asosiasi, pemerintah
dan sebagainya)
28
2. Kemampuan
menciptakan
Kerjasama dengan
jaringan
Tingkat Kemampuan saudara untuk
membuat hubungan dengan jaringan
tersebut
29
3. Kemampuan untuk
memelihara
kerjasama dengan
jaringan
Tingkat kemampuan memelihara
kerjasama dengan jaringan tersebut 30
Inovasi Proses
1. Meningkatkan
proses dalam
tahapan
pengembangan
produk secara
Tingkat prioritas pengembangan produk
secara menyeluruh untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan
31
113
Kapabilitas Inovasi
Sifat atau proses yang membentuk inovasi melalui sumber daya perusahaan maupun dari
lingkungan eksternal dengan mengadopsi ataupun mentrasformnya kedalam bentuk proses,
produk, tekhnologi, struktur, maupun yang terkait dengan inovasi dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan kinerja pemasaran.
Dimensi Indikator Ukuran Item
Pertanyaan
keseluruhan
2. Meningkatkan
kualitas produk
yang melibatkan
peralatan dan
tehnologi
Tingkat prioritas Meningkatkan kualitas
produk yang melibatkan peralatan dan
tehnologi
32
3. Meningkatkan
proses distribusi
produk
Tingkat kemampuan mengembangkan
dan menciptakan produk baru 33
4. Meningkatkan
proses
pengembangan
pasar baru
Tingkat kemampuan mengembangkan
pasar 34
Inovasi Hasil
1. Kemampuan
mengembangkan
dan memperbaharui
salauran distribusi
agar penghantaran
produk lebih
efektif.
Tingkat kemampuan pengembangan
dan memperbaharui saluran distribusi
produk
35
2. Kemampuan
menciptakan pasar
baru
Tingkat kemampuan mengembangkan
dan menciptakan pasar baru 36
3. Kemampuan
mengembangkan
produk
(inkremental)
Tingkat kemampuan pengembangan
produk (inkremental) 37
4. Kemampuan
menciptaan produk
baru (radikal)
Tingkat kemampuan menciptakan
produk baru (radikal) 38
114
Lanjutan Tabel 3.1 Operaionalisasi Variabel Penelitian
Penciptaan Nilai
Kemampuan untuk menciptakan, menyediakan, dan menghantarkan nilai dengan manajemen yang
efektif dari supply chain, jaringan bersama, atau hubungan pelanggan yang membentuk sumber
utama nilai yang unggul sehingga meningkatkan kinerja pemasaran
Dimensi Indikator Ukuran
Item
Pertanyaa
n
Manfaat
Konsumen
1. Kesesuaian
menghasilkan
produk dengan
harapan konsumen
Tingkat prioritas menghasilkan produk
sesuai dengan harapan konsumen. 39
2. Kesesuaian manfaat
produk dengan
harapan konsumen
Tingkat prioritas menyesuaian manfaat
produk dgn harapan konsumen 40
3. Kemampuan dalam
menciptakan
manfaat yang lebih
baik
Tingkat kemampuan dalam
menyesuaikan standar mutu produk 41
Area Bisnis
1. Kemampuan
membuat proses
produksi lebih
inovatif
Tingkat kemampuan membuat proses
produksi lebih inovatif 42
2. Kemampuan
membuat proses
produksi lebih
efisien
Tingkat kemampuan membuat proses
produksi lebih efisien 43
3. Produk memiliki
ciri khas yang unik Tingkat keunikan produk 44
Mitra Bisnis
1. Kemampuan
meningkatkan dan
memperluas
hubungan bisnis
dengan pelanggan
Tingkat kemampuan untuk
meningkatkan dan memperluas
hubungan bisnis dengan pelanggan
45
2. Kemampuan
menghantarkan
produk secara lebih
efektif dan efisien
Tingkat kemampuan menghantarkan
produk secara lebih efektif dan efisien
3. Ketepatan waktu
memenuhi pesanan
Tingkat ketepatan waktu dalam
memenuhi pesanan pelanggan 46
115
Kinerja Pemasaran
Hasil pencapaian aktivitas usaha yang merupakan hasil penerapan strategi untuk meningkatkan
penjualan, keuntungan maupun pangsa pasar.
Dimensi Indikator Ukuran Item
Pertanyaan
Volume
Penjualan
1. Volume penjualan
saat ini Tingkat pertumbuhan volume penjualan 48
Laba 2. Pertumbuhan laba
saat ini
Tingkat pertumbuhan keuntungan
perusahaan 49
Pangsa Pasar
3. Pertumbuhan
pangsa pasar saat
ini
Tingkat pertumbuhan pangsa pasar 50
Cat: Skala ukur setiap variabel yang digunakan adalah skala ordinal
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data
Setelah pembahasan mengenai operasionalisasi variabel, pembahasan
selanjutnya adalah mengenai sumber data dan cara penentuan data atau informasi
yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan adalah data yang
bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk satuan angka yang menunjukkan
besaran variabel, maupun data yang bersifat kualitatif yang digunakan untuk
memahami fakta-fakta yang terdapat di balik data kuantitatif.
3.3.1 Sumber Data
Dengan mempertimbangkan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif-
verifikatif, maka sumber data/informasi yang diperlukan dalam penelitian ini
terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder:
a. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian langsung di
lapangan, yaitu data hasil wawancara dengan ketua asosiasi pengusaha rajut
di Binong Jati, pelaku usaha dan instansi yang terkait seperti disperindadag
serta data hasil penyebaran kuesioner pada UKM sentra rajut di Kota
Bandung.
116
b. Data Sekunder dalam penelitian ini bersumber dari individu/organisasi yang
disediakan oleh orang lain dengan cara lain dan tujuan lain yang digunakan
untuk menggali kondisi awal untuk fenomena penelitian. Dengan demikian
data sekunder yang digunakan berupa data seperti buku, majalah, maupun
informasi yang memiliki keterkaitan dengan topik pembahasan penelitian.
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara terdokumentasi. Data lain
yang diperoleh sumber eksternal melalui pencarian di website dan informasi
pemerintah seperti pusat statistik dan disperindag serta dinas KUKM kota
Bandung dan Jawa Barat.
3.3.2 Cara Penentuan Data
3.3.2.1 Penentuan Ukuran Data
Dalam penelitian ini, jumlah populasi industri rajut di Kota Bandung yang
aktif berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dan paguyuban Sentra Rajut Binong Jati terdiri dari 293 UKM dan sebanyak 19
UKM di Sentra Rajut Margasari. Total perusahaan di industri rajut sebesar 312
UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Teknik yang digunakan adalah sensus dimana seluruh populasi akan
diberikan kuesioner. Total yang menjadi unit analisis adalah sebesar 312
pengusaha rajut di kota Bandung, sedangkan unit observasi ataupun responden
dalam penelitian ini yaitu pengusaha UKM sentra rajut.
Namun demikian, dari 312 UKM sentra rajut tidak semuanya memiliki
kontinuitas dalam produksi yang tidak tergantung pada pesanan saja. Oleh karena
117
itu, UKM yang dapat dijadikan responden hanyalah UKM sentra rajut yang
memiliki kontinuitas produksi yaitu sebanyak 281 UKM. Dengan demikian dari
312 UKM sentra rajut hanya 281 UKM atau 90,06% yang diberikan kuesioner.
Sebanyak 31 UKM atau 9,94% tidak dapat dijadikan responden karena tidak
adanya kontinuitas produksi yang disebabkan karena hanya tergantung pada
pesanan saja.
Berdasarkan analisa data dengan metode Structural Equation Modeling
(SEM), walaupun dibutuhkan jumlah sampel tidak kurang dari seratus responden,
akan tetapi semakin besar jumlah responden yang dilibatkan akan meningkatkan
keakuratan hasil (Hair et al., 2010:662). Sehingga bila target 200 responden atau
lebih dapat dipenuhi, maka diharapkan hasil yang diperoleh cukup akurat,
terutama untuk memenuhi persyaratan metodologis SEM dan analisis LISREL
dari keterwakilan populasi yang diteliti.
Untuk lebih jelasnya, pedoman ukuran sampel menggunakan permodelan
SEM adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Ukuran Sampel
100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation
Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah
parameter yang diestimasi
Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Ukuran sampel
adalah jumlah indikator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.
Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Misalnya jumlah
sampel lebih dari 2500 teknik estimasi ADF (Asymptotically Distribution Free Estimation.
Sumber: Ferdinand (2002)
118
Oleh karena itu ditetapkan ukuran sampel total responden 281 buah, hal ini
didasari karena hanya 281 pengusaha UKM di sentra rajut di Kota Bandung yang
memiliki kontinuitas produksi. Sementara 31 penguaha UKM sentra rajut tidak
dapat dijadikan responden karena hanya melakukan kegiatan produksi bila ada
pesanan saja.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah merupakan suatu cara atau prosedur
yang sistematis untuk memperolah data yang diperlukan. Pengumpulan data
tersebut dilakukan melalui kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan yang jawabannya telah
disediakan, sehingga responden hanya memilih salah satu dari lima alternative
jawaban. Data primer berupa pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan
Skala Likert (Likert Scale). Menurut Sekaran & Bougie (2016), skala likert
adalah suatu pengukuran atas kisaran sikap dari yang sangat positif sampai dengan
sangat negatif, yang didisain untuk membiarkan responden mengindikasikan
bagaimana secara kuat mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
konstruk secara hati-hati berkaitan dengan suatu objek. Setiap item diberi
peringkat berdasarkan metode Likert Scale Summated Rating dengan lima
alternatif jawaban: 1-2-3-4-5. Pilihan jawaban responden merupakan skor jawaban
dari item sehingga dapat membandingkan skor seorang responden dengan
distribusi skor-skor dari kelompok sampel yang telah ditentukan.
119
3.5 Pengujian Instrumen Penelitian
3.5.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsi ukurnya.
Dalam pengujian validitas, koefisien korelasi momen-produk pearson (p atau r)
digunakan sebagai batas valid atau tidaknya sebuah item. Jika skala kuesioner
terdiri dari item-item pertanyaan yang disusun mengikuti prinsip skala Likert
(Likert Summated Ratings), maka item dianggap valid jika koefisien hubungan
item tersebut dengan total keseluruhan item yang dinotasikan menjadi R harus
lebih besar dari atau sama dengan R dalam Tabel r (R≥r). Hasil pengujian dapat
dilihat pada tabel 3.4, 3.5, 3.6 dan tabel 3.7.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel Orientasi Pasar
Nomor Butir
Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan
OP 11 0,646 0.30 Valid
OP 12 0,636 0.30 Valid
OP 13 0,694 0.30 Valid
OP 14 0,653 0.30 Valid
OP 15 0,661 0.30 Valid
OP 21 0,690 0.30 Valid
OP 22 0,612 0.30 Valid
OP 23 0,711 0.30 Valid
OP 24 0,695 0.30 Valid
OP 31 0,639 0.30 Valid
OP 32 0,649 0.30 Valid
OP 33 0,642 0.30 Valid
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, 11 item menunjukkan bahwa item
pertanyaan variabel orientasi pasar yang digunakan sudah valid. Hal ini
ditunjukkan dengan indeks validitas yang melebihi taraf signifikan. Hal yang
sama ditunjukkan pada tabel 3.4 dimana 26 item pertanyaan variabel kapabilitas
120
inovasi yang digunakan untuk mengukur sudah valid dimana indeks validitas
melebihi taraf signifikan.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kapabilitas Inovasi
Nomor Butir
Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan
KI11 0,666 0.30 Valid
KI12 0,697 0.30 Valid
KI13 0,745 0.30 Valid
KI21 0,662 0.30 Valid
KI22 0,694 0.30 Valid
KI23 0,629 0.30 Valid
KI24 0,640 0.30 Valid
KI25 0,658 0.30 Valid
KI26 0,678 0.30 Valid
KI27 0,666 0.30 Valid
KI28 0,638 0.30 Valid
KI31 0,650 0.30 Valid
KI32 0,644 0.30 Valid
KI33 0,523 0.30 Valid
KI34 0,618 0.30 Valid
KI41 0,655 0.30 Valid
KI42 0,622 0.30 Valid
KI43 0,621 0.30 Valid
KI51 0,616 0.30 Valid
KI52 0,590 0.30 Valid
KI53 0,735 0.30 Valid
KI54 0,712 0.30 Valid
KI61 0,596 0.30 Valid
KI62 0,562 0.30 Valid
KI63 0,652 0.30 Valid
KI64 0,710 0.30 Valid
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Penciptaan Nilai
Nomor Butir
Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan
PN11 0,673 0.30 Valid
PN12 0,696 0.30 Valid
PN13 0,677 0.30 Valid
PN21 0,628 0.30 Valid
PN22 0,664 0.30 Valid
PN23 0,608 0.30 Valid
PN31 0,594 0.30 Valid
PN32 0,707 0.30 Valid
PN33 0,584 0.30 Valid
121
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa 9 Item pertanyaan variabel penciptaan nilai
telah melebihi taraf signifikan, sehingga keseluruhan item pertanyaan yang
digunakan sudah valid. Begitu pula dengan variabel kinerja pemasaran pada tabel
3.6, dimana tiga item pertanyaan dianggap valid karena telah melebihi taraf
signifikan.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut
Nomor Butir
Pertanyaan Indeks Validitas (R) Titik Kritis Keterangan
PN11 0,630 0.30 0.43
PN12 0,672 0.30 0.35
PN13 0,790 0.30 0.12
3.5.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Selain alat ukur yang dipergunakan harus valid, alat ukur juga harus
memiliki kehandalan atau reliabilitas. Oleh karena itu, untuk menguji handal atau
tidaknya alat ukur dapat dilihat apakah alat ukur tersebut memberikan hasil yang
relative sama.
Dengan menggunakan pendekatan statistik, yaitu melalui koefisien
reliabilitas, jika koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara
keseluruhan pernyataan dinyatakan handal (reliable) sehingga cukup baik untuk
tujuan penelitian dasar (Kaplan-Saccuzzo, 1993;126). Berdasarkan hasil analisis
dengan menggunakan metode Cronbach Alphase bagaimana ditunjukkan pada
tabel 3.7 berikut.
122
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Kuesioner pada
Dimensi Koefisien Reliabilitas Nilai Kritis Keterangan
OP 1 0,8790 0,70 Reliabel
OP2 0, 8784 0,70 Reliabel
OP3 0,8594 0,70 Reliabel
KI 1 0,8770 0,70 Reliabel
KI 2 0, 8946 0,70 Reliabel
KI 3 0,8036 0,70 Reliabel
KI 4 0, 8118 0,70 Reliabel
KI 5 0, 8461 0,70 Reliabel
KI 6 0, 8327 0,70 Reliabel
PN 1 0,8847 0,70 Reliabel
PN 2 0,7582 0,70 Reliabel
PN 3 0,8361 0,70 Reliabel
KP 0,8741 0,70 Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dapat dilihat bahwa keseluruhan
dimensi dalam penelitian menunjukkan hasil yang melebihi nilai kritis. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan sudah handal (reliable).
3.6. Analisis dan Pengujian Hipotesis.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibagi atas dua bagian
yaitu : (1) Analisis Deskriptif dan (2) Analisis Verifikatif.
(1) Analisis deskriptif
Analisis deskriptif menggambar kondisi nyata setiap variabel dilapangan,
dan data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan,
melalui gambaran data dan tanggapan responden dapat diketahui bagaimana
tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang diteliti. Dalam
analisis deskriptif, setiap variabel dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori
hasil pengukuran, yaitu:
1. Sangat tidak baik/sangat tidak prioritas/sangat tidak penting
123
2. tidak baik,/tidak prioritas/ tidak penting
3. cukup baik,/ cukup prioritas/penting
4. baik, /prioritas/penting
5. sangat baik/sangat prioritas/prioritas.
Kategorisasi variabel penelitian dilakukan baik untuk setiap responden,
setiap item, maupun seluruh item variabel. Khusus untuk responden, setiap
kategori dihitung frekwensi dan proporsinya serta disusun distribusinya. maka
dilakukan pengkategorisasian menjadi lima kategori berdasarkan skor rata-rata
untuk setiap indikator dan dimensi sebagai berikut :
1. Menghitung jarak atau rentang
Rentang = Nilai maksimum – nilai minimum
= 5 – 1 = 0,8
2. Menghitung interval kelas
Interval kelas = Rentang = 0,8
5
3. Menentukan kategorisasi
Tabel 3.8
Nilai Kategorisasi Nilai Kategorisasi
1 – 1,7 Sangat tidak baik/penting/prioritas
1,8 – 2,5 Tidak baik/penting/prioritas
2,6 – 3,3 Cukup baik/penting./prioritas
3,4 – 4,1 Baik/penting/prioritas
4,2 – 5 Sangat baik/penting/prioritas
Setelah analisis deskriptif dilakukan, sesuai dengan rumusan masalah dan
hipotesis dilanjutkan dengan uji statistik deskriptif dengan uji satu pihak sebagai
berikut:
124
- Orientasi Pasar UKM sentra rajut sudah baik, kapabilitas inovasi UKM
sentra rajut sudah baik, penciptaan nilai UKM sentra rajut sudah
tinggi,dan kinerja pemasaran UKM sentra rajut sudah tinggi
H0 : µ ≤ 3,39
Orientasi pasar UKM sentra rajut tidak baik, kapabilitas inovasi
UKM sentra rajut tidak baik, penciptaan nilai UKM sentra rajut
masih rendah, dan kinerja pemasaran UKM sentra rajut masih
rendah.
H1 : µ > 3,39
Orientasi pasar UKM sentra rajut sudah baik, kapabilitas inovasi
UKM sentra rajut sudah baik, penciptaan nilai UKM sentra rajut
sudah tinggi, dan kinerja pemasaran UKM sentra rajut sudah
tinggi.
Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan membandingkan
nilai t-hitung dan t-tabel dengan kriteria uji tolak H0. Jika nilai t-hitung lebih besar
dari t-tabel pada tingkat signifikansi seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel Skor rata-
rata Selisih t-hitung t-tabel Keterangan
Variabel
Penelitian
Jumlah skor
rata-rata
Selisih
skor
rata-rata
dengan
3,39
Nilai
t-hitung
1,967 Signifikan
atau tidak
signifikan
(2). Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif dalam penelitian ini menggunakan model persamaan
structural (Structural Equation Modeling/SEM). Analisis ini dilakukan
menggunakan program Lisrel 8.7.
Model ini terdiri dari dua tahap yaitu persamaan pengukuran dan persamaan
structural. Hubungan antara indikator dengan variabel latennya merupakan
125
persamaan pengukuran sedangkan hubungan antara variabel laten dikenal
sebagai persamaan struktural (Hair et al., 2010).
Dengan Structural Equation Modelling (SEM) peneliti dapat (1)
menganalisis hubungan pengukuran (measurement equation) antara variabel
indikator dengan variabel lainnya, hubungan antara variabel laten dikenal
dengan persamaan structural (structural equation) yang secara bersama-sama
melibatkan kekeliruan pengukuran; (2) menganalisis hubungan dua arah
(reciprocal). Dalam Structural Equation Modelling (SEM) dikenal variabel
laten eksogen (independent laten variabel) dan variabel laten endogen
(dependent latent variabel). SEM merupakan perpaduan antara antara analisis
jalur dan analisis faktorial, dapat diketahui besarnya hubungan dan pengaruh
langsung dan tidak langsung dari masing-masing variabel yang diteliti dan
besarnya koefisien pengaruh dari varibel eksogen ke variabel endogen
dinyatakan oleh koefisien determinan.
Setelah model berbasis teori dikembangkan pada langkah pertama,
maka model tersebut disajikan dalam sebuah diagram untuk dapat diestimasi
dengan menggunakan Program Lisrel 8.7 seperti terlihat pada operasional
variabel.
126
Gambar 3.1
Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi terhadap
Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut melalui Penciptaan Nilai
1
X1.5
X1.6
OP2
X1.1
X1.2
OP1
X1.7
X1.8
1
X1.3
X1.4
X1.9
X1.10
X1.11 OP3
X1.12
2
X2.3
X2.4
X2.1
X2.2 KI1
X2.5
X2.6
KI2
2
Y1.4 Y1.5
1
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.6
PI2
2X2.9
X2.12
X2.7
X2.8
X2.13
X2.14
KI3
PI1
Y2.1
Y2.2
Y2.3
X2.15
2
11
1
1.2
X2.18
X2.16
X2.17 KI4
X2.11
X2.10
X2.19
X2.20
X2.21
KI5
X2.22
X2.23
X2.24
X2.25
KI6
X2.26
Y1.7 Y1.8 Y1.9
PI3
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39 40 41 42 43 44 45 46 47
48
49
50
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
2 3 4 5 67 8
9
10
11
12
1.1
1.2
2.2
2.1
2.1
2
3
4
5
6
7
8
9
12 3
127
Tabel 3.10
Keterangan Persamaan Struktur Penelitian
Simbol Keterangan Simbol
Ksi
Eta
Lambda
Gamma
Delta
Epsilon
Zeta
Variabel laten eksogen orientasi pasar
Variabel laten eksogen kapabilitas inovasi
Variabel laten endogen dan eksogen penciptaan nilai
Variabel laten endogen kinerja pemasaran
X1.1 – X1.12 Indikator dari orientasi pasar
X2.1 – X2.26 Indikatorr dari kapabilitas inovasi
Y1.1 – Y1.9 Indikator dari penciptaan nilai
Y2.1 – Y2.3 Indikator dari kinerja pemasaran
Koefisien hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya
Kekeliruan model pengukuran dimensi
Koefisien pengaruh orientasi pasar terhadap penciptaan nilai
Koefisien pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran
Koefisien pengaruh kapabilitas inovasi terhadap penciptaan nilai
Koefisien pengaruh kapabilitas inovasi terhadap kinerja pemasaran
Koefisien pengaruh penciptaan nilai terhadap kinerja pemasaran
Varians error model structural
- Persamaan model struktural dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
Model struktural 1:
η1 = γ1.1ξ1 + γ1.2ξ2 + 1
Model Struktural 2:
η 2 = γ1.2ξ1 + γ2.2ξ2 + .η1+ 2
128
- Persamaan model pengukuran dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai
berikut :
Tabel 3.11
Persamaan Model Pengukuran
Persamaan Model
Pengukuran
Orientasi Pasar
(X1)
Persamaan Model
Pengukuran
Kapabilitas
Inovasi (X2)
Persamaan Model
Pengukuran Penciptaan
Nilai (Y1)
Persamaan Model
Pengukuran Kinerja
Pemasaran UKM
sentra rajut (Y2)
X1.1 = l1 ξ1 + d1 X2.1 = l13 ξ2 + d13 Y1.1 = l39 h1+ e1 Y2.1 = l48 h2+ e10
X1.2 = l2 ξ1 + d2 X2.2 = l14 ξ2 + d14 Y1.2 = l40 h1+ e2 Y2.2 = l49 h2+ e11
X1.3 = l3 ξ1 + d3 X2.3 = l15 ξ2 + d15 Y1.3 = l41 h1+ e3 Y2.3 = l50 h2+ e12
X1.4 = l4 ξ1 + d4 X2.4 = l16 ξ2 + d16 Y1.4 = l42 h1+ e4
X1.5 = l5 ξ1 + d5 X2.5 = l17 ξ2 + d17 Y1.5 = l43 h1+ e5
X1.6 = l6 ξ1 + d6 X2.6 = l18 ξ2 + d18 Y1.6 = l44 h1+ e6
X1.7 = l7 ξ1 + d7 X2.7 = l19 ξ2 + d19 Y1.7 = l45 h1+ e7
X1.8 = l8 ξ1 + d8 X2.8 = l20 ξ2 + d20 Y1.8 = l46 h1+ e8
X1.9 = l9 ξ1 + d9 X2.9 = l21 ξ2 + d21 Y1.9 = l47 h1+ e9
X1.10 = l10 ξ1 + d10 X2.10 = l22 ξ2 + d22 PI1 = b1 h1 + z3.1
X1.11 = l11 ξ1 + d11 X2.11 = l23 ξ2 + d23 PI2 = b2 h1 + z3.2
X1.12 = l12 ξ1 + d12 X2.12 = l24 ξ2 + d24 PI3 = b3 h1 + z3.2
OP1 = g1 x1 + z1.1 X2.13 = l25 ξ2 + d25
OP2 = g2 x1 + z1.2 X2.14 = l26 ξ2 + d26
OP3 = g3 x1 + z1.2 X2.15 = l27 ξ2 + d27
X2.16 = l28 ξ2 + d28
X2.17 = l29 ξ2 + d29
X2.18 = l30 ξ2 + d30
X2.19 = l31 ξ2 + d31
X2.20 = l32 ξ2 + d32
X2.21 = l33 ξ2 + d33
X2.22 = l34 ξ2 + d34
X2.23 = l35 ξ2 + d35
X2.24 = l36 ξ2 + d36
X2.25 = l37 ξ2 + d37
X2.26 = l38 ξ2 + d38
KI1 = g4 x2 + z2.1
KI2 = g5 x2 + z2.2
KI3 = g6 x2 + z2.3
KI4 = g7 x2 + z2.4
KI5 = g8 x2 + z2.5
KI6 = g9 x2 + z2.6
129
3.6.1. Uji Kesesuaian Model
Disamping pengujian secara individual, SEM juga menguji model yang
diusulkan secara keseluruhan, yaitu melalui uji kesesuaian model. Suatu model
dikatakan fit atau sesuai dengan data apabila matriks covarian sampel tidak
berbeda dengan estimasi matriks kovarian populasi yang dihasilkan (Hair et.al,
2010) Rumusan hipotesis statistik uji kesesuaian model dalam SEM adalah :
H0 : Tidak ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks
kovarians populasi
Ha : Ada perbedaan antara matriks kovarians sampel dengan matriks kovarian
populasi
Untuk menguji kecocokan model digunakan indeks kesesuaian (goodness
of fit). Adapun kriteria atau indeks-indeks goodness of fit yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.12
Indeks-Indeks Kesesuaian
Indeks-Indeks Kesesesuaian Nilai yang direkomendasikan
2 (Chi-square statistik)
2 (df)
P-Value > 0,05
NFI > 0,90
RMSEA < 0,05
Sumber : Hair et al., (1998: 659)
Jika nilai atau parameter yang diestimasi memenuhi ukuran ketetapan
model (Goodness Of Fit) atau memenuhi nilai yang telah direkomendasikan,
maka dapat disimpulkan bahwa model signifikan dan mempunyai pengaruh.
Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh variabel orientasi pasar dan
kapabilitas inovasi terhadap penciptaan nilai dan kinerja pemasaran, serta variabel
130
penciptaan nilai terhadap kinerja pemasaran secara keseluruhan digunakan nilai
koefesien determinasi (R2).
Langkah selanjutnya dalam evaluasi model setelah kesesuaian model diuji
adalah menilai reliabilitas indikator. Ada dua buah ukuran reliabilitas yang
digunakan yaitu : Construct Reliability dan Variance Extracted. Construct
Reliability adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator
sebuah konstruk, yang menunjukkan sampai dimana derajat masing-masing
indikator mengindikasikan sebuah konstruk/ faktor laten. Construct Reliability (C-
R) diperoleh melalui rumus :
2
2
( standardized loading)Construct Reliability =
( standardized loading) j
Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat
diterima adalah C-R 0,7
Ukuran reliabilitas kedua adalah Variance Extracted (V-E) yang
menunjukkan jumlah varians indikator-indikator yang diekstraksi dari laten
variabel. Nilai Variance Extracted (V-E) yang tinggi menunjukkan bahwa
indikator-indikator yang digunakan telah mewakili laten variabel secara baik.
Variance Extracted (V-E) diperoleh melalui rumus :
2
2
(standardized loading)Variance Extracted =
(standardized loading) j
Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang
direkomendasikan adalah V-E 0,5.
131
3.6.2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis statistik adalah untuk menguji bagaimana pengaruh
orientasi pasar (X1), kapabilitas inovasi (X2), terhadap penciptaan nilai (Y1) dan
dampaknya terhadap kinerja pemasaran (Y2)
Berdasarkan paradigma dan hipotesis dari penelitian ini, maka masing-
masing variabel dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis secara
empiris dengan menggunakan alat analisis Structural Equation Modelling (SEM)
melalui penggunaan software Lisrel Version 8.70. Pengujian masing-masing
hipotesis mulai dari hipotesis-2 hingga hipotesis-5 dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
- Uji Hipotesis II: Orientasi Pasar, dan Kapabilitas Inovasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut
baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui Penciptaan
Nilai
Untuk menguji hipotesis II dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : 2.i & 2.1 = 0
Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut secara langsung
dan tidak langsung melalui penciptaan nilai.
Ha : 2.i & 2.1
0
Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran UKM sentra rajut secara langsung dan tidak
langsung melalui penciptaan nilai.
H0 : 1.1 2.1
= 0
Secara tidak langsung melalui penciptaan nilai, orientasi pasar
tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut
di Kota Bandung.
Ha : 1.1 2.1
0
Secara langsung melalui penciptaan nilai , orientasi pasar tidak
berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut di
Kota Bandung.
132
H0 : 1.2 2.1
= 0
Secara tidak langsung melalui penciptaan nilai, kapabilitas
inovasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM
sentra rajut di Kota Bandung.
Ha : 1.2 2.1
0
Secara langsung melalui penciptaan nilai, kapabilitas inovasi
tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut
di Kota Bandung.
Hipotesis ini diuji melalui statistic dengan mengikuti distribusi F-snedecor dengan
derajat bebas V1=k dan V2=n-k-1
Rumus Fhitung yang digunakan:
Untuk masing-masing signifikannya, maka harus membandingkan antara hasil
Fhitung dengan Ftabel. Bila Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha
diterima.
133
Gambar 3.2
Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi terhadap
Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut melalui Penciptaan Nilai
Pengujian Hipotesis II dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah bila
nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel
orientasi pasar dan kapabilitas inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pemasaran. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata 0,05 maka
Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar dan kapabilitas inovasi melalui
134
penciptaan nilai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran
UKM sentra rajut.
- Uji Hipotesis III: Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Penciptaan Nilai di sentra industri rajut
di Kota Bandung
Untuk menguji hipotesis III dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut :
H0 : Semua 1.i = 0
i = 1,2
Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi secara simultan tidak
berpengaruh terhadap penciptaan nilai pada UKM sentra rajut
di Kota Bandung.
Ha : Ada 1.i 0
i = 1,2
Orientasi pasar dan kapabilitas inovasi secara simultan
berpengaruh terhadap penciptaan nilai pada UKM sentra rajut
di Kota Bandung.
Hipotesis ini diuji melalui statistic dengan mengikuti distribusi F-snedecor dengan
derajat bebas V1=k dan V2=n-k-1
Rumus Fhitung yang digunakan:
Untuk masing-masing signifikannya, maka harus membandingkan antara hasil
Fhitung dengan Ftabel. Bila Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha
diterima.
Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh orientasi pasar dan Kapabilitas
Inovasi terhadap penciptaan nilai digambarkan sebagai berikut:
135
Gambar 3.3
Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar
dan Kapabilitas Inovasi secara simultan terhadap Penciptaan Nilai
Pengujian Hipotesis III dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah
bila nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel
Orientasi pasar dan Kapabilitas Inovasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penciptaan nilai. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata
0,05 maka Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar dan kapabilitas inovasi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penciptaan nilai.
- Uji Hipotesis IV: Orientasi Pasar dan Kapabilitas Inovasi berpengaruh
positif secara parsial terhadap Penciptaan Nilai di UKM sentra rajut di
Kota Bandung
Untuk menguji hipotesis IV dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut:
1
X1.5
X1.6
OP2
X1.1
X1.2
OP1
X1.7
X1.8
1
X1.3
X1.4
X1.9
X1.10
X1.11 OP3
X1.12
2
X2.3
X2.4
X2.1
X2.2 KI1
X2.5
X2.6
KI2
X2.9
X2.12
X2.7
X2.8
X2.13
X2.14
KI3
X2.15
1
1
1.2
X2.18
X2.16
X2.17 KI4
X2.11
X2.10
X2.19
X2.20
X2.21
KI5
X2.22
X2.23
X2.24
X2.25
KI6
X2.26
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
1.1
1.2
2
3
4
5
6
7
8
9
Y1.1
PI1 Y1.2
Y1.3
Y1.4
PI2 Y1.5
Y1.6
Y1.7
PI3 Y1.8
Y1.9
1 2
1
3
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
136
1) Orientasi Pasar berpengaruh positif secara parsial terhadap Penciptaan
Nilai
H0 : 1.1 ≤ 0 Orientasi pasar secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap
penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Ha : 1.1 < 0 Orientasi pasar secara parsial berpengaruh positif terhadap
penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh Orientasi Pasar secara parsial
terhadap Penciptaan Nilai adalah sebagai berikut:
Gambar 3.4
Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar secara parsial terhadap Penciptaan
Nilai
2) Kapabilitas Inovasi berpengaruh positif secara parsial terhadap
Penciptaan Nilai
H0 : 1.2 ≤ 0 Kapabilitas inovasi secara parsial tidak berpengaruh positif
terhadap penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota
Bandung.
Ha : 1.2 > 0 Kapabilitas inovasi secara parsial berpengaruh positif terhadap
penciptaan nilai pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh Kapabilitas Inovasi secara
parsial terhadap Penciptaan Nilai adalah sebagai berikut:
137
Gambar 3.5
Diagram Jalur Pengaruh Kapabilitas Inovasi secara parsial terhadap
Penciptaan Nilai
Pengujian Hipotesis IV dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah
bila nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel
orientasi pasar dan kapabilitas inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pemasaran. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata 0,05 maka
Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar dan kapabilitas inovasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut.
- Uji Hipotesis V: Orientasi Pasar, Kapabilitas Inovasi dan Penciptaan Nilai
berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja Pemasaran UKM
sentra rajut di Kota Bandung
Untuk menguji hipotesis V dilakukan melalui hipotesis statistik sebagai berikut:
138
1) Orientasi Pasar berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja
Pemasaran UKM sentra rajut
H0 : 2.1 ≤ 0 Orientasi pasar tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Ha : 2.1 > 0 Orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran
pada UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh orientasi pasar terhadap
kinerja pemasaran UKM sentra rajut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.6
Diagram Jalur Pengaruh Orientasi Pasar secara parsial terhadap Kinerja
Pemasaran UKM sentra rajut
2) Kapabilitas Inovasi berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja
Pemasaran UKM sentra rajut
H0 : 22 ≤ 0 Kapabilitas inovasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Ha : 2.2 0 Kapabilitas inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja
pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.
139
Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh kapabilitas inovasi terhadap
kinerja pemasaran UKM sentra rajut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.7
Diagram Jalur Pengaruh Kapabilitas Inovasi secara parsial terhadap
Kinerja Pemasaran UKM sentra rajut
3) Penciptaan Nilai berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja
Pemasaran UKM sentra rajut
H0 : 2.1≤ 0 Penciptaan nilai tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
pemasaran UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Ha : 2.1 > 0 Penciptaan nilai berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran
UKM sentra rajut di Kota Bandung.
Diagram jalur yang menunjukkan adanya pengaruh penciptaan nilai terhadap
kinerja pemasaran UKM sentra rajut adalah sebagai berikut:
140
Gambar 3.8
Diagram Jalur Pengaruh Penciptaan Nilai terhadap Kinerja Pemasaran
UKM sentra rajut
Pengujian Hipotesis V dilakukan dengan uji t. Kriteria keputusan adalah
bila nilai t-hitung > t- kritis, pada taraf nyata 0,05, maka Ho di tolak, artinya variabel
orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemasaran
UKM sentra rajut. Sebaliknya bila nilai t-hitung < t-kritis, pada taraf nyata 0,05 maka
Ho diterima, artinya variabel orientasi pasar tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut.
3.6.3 Uji Efek Mediasi
Dengan adanya variabel intervening dalam menjelaskan pengaruh orientasi
pasar (X1) terhadap kinerja pemasaran UKM sentra rajut (Y2) melalui penciptaan
nilai (Y1), serta menguji pengaruh kapabilitas inovasi (X2) terhadap kinerja
pemasaran UKM sentra rajut (Y2) melalui penciptaan nilai (Y1), maka perlu
dilakukan pengujian intervening.
Y1.1
PI1Y1.2
Y1.3
Y1.4
PI2Y1.5
Y1.6
Y1.7
PI3Y1.8
Y1.9
12
1
3
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2
Y2.1
Y2.2
Y2.3
48
49
50
10
11
12
2.1
141
Secara umum, efek mediasi atau intervening menunjukkan hubungan
antara konstruk eksogen dan endogen melalui variabel penghubung atau variabel
antara. Menurut Baron & Kenny (1986) dalam Ghozali (2009), suatu variabel
disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan
antara variabel predictor (independen) dan variabel criterion (dependen).
Preacher & Hayes (2008) mengembangkan metode Variance Accounted
For (VAF) serta bootstrapping dalam distribusi pengaruh tidak langsung yang
dipandang lebih sesuai karena tidak memerlukan asumsi apapun tentang distribusi
variabel sehingga dapat diaplikasikan pada ukuran sampel kecil. Prosedur
pengujian efek mediasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Hair et al., (2013)
Gambar 3.9
Prosedur Uji Efek Mediasi
142
Bila telah diketahui terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, maka variabel
mediasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan penghitungan rumus di atas, maka efek mediasi dapat ditentukan
dengan kategori sebagai berikut:
1. Nilai VAF lebih dari 80% maka terdapat efek mediasi penuh (full
mediation).
2. Nilai VAF berada di angka 20% - 80% maka terdapat efek mediasi
parsial/sebagian (partial mediation)
3. Nilai VAF kurang dari 20% maka dapat disimpulkan bahwa hampir tidak
terdapat efek mediasi.