bab ii 2 kajian pustaka, kerangka pemikiran dan...

68
22 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini didasari oleh kerangka teori yang tepat untuk membuktikan kebenaran dalam penelitian ini, sehingga peneliti menyusun kerangka teori manajemen, sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Berbagai sumber (diolah kembali) BAB II

Upload: dinhdien

Post on 11-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

22

2

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian ini didasari oleh kerangka teori yang tepat untuk membuktikan

kebenaran dalam penelitian ini, sehingga peneliti menyusun kerangka teori

manajemen, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Berbagai sumber (diolah kembali)

BAB II

23

Grand theory dalam penelitian ini adalah manajemen stratejik, stratejik dapat

diartikan sebagai tindakan atau suatu rencana yang terdiri dari pola atau aturan

untuk penentuan keputusan yang terkait dengan kegiatan dan posisi perusahaan

dalam mencapai tujuan yang menitikberatkan kepada sumber daya yang dimiliki

sehingga perusahaan tersebut memiliki rencana yang terpusat pada tujuan dan

tindakan yang akan diambil dengan mengadaptasi lingkungan bisnis secara terus-

menerus. Menurut David (2013) manajemen stratejik adalah ilmu pengetahuan atau

seni dalam menyusun, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan antar

fungsional, untuk mewujudkan tujuan-tujuannya.

Pendapat Wheelen et.al., (2015) menjelaskan proses manajemen stratejik

merupakan sekumpulan tindakan manajerial dan keputusan yang diambil untuk

menentukan kinerja jangka panjang suatu organisasi yang dimulai dari proses

pengamatan lingkungan (baik eksternal maupun internal). Selanjutnya proses

manajemen strategi tersebut diikuti dengan formulasi strategi (perencanaan atau

strategi jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi dan kontrol, yang

terlihat pada Gambar 2.2.

24

Gambar 2.2 Model Manajemen Stratejik Sumber: Wheelen et. al. (2015:48)

Pada gambar 2.2 di atas menjelaskan bahwa manajemen stratejik merupakan

satu system terintegrasi yang terdiri dari berbagai komponen yang saling

berhubungan dan saling mempengaruhi. Manajemen stratejik tersebut bergerak

secara bersamaan/ serentak ketujuan yang sama, komponen pertama adalah analisis

situasi bisnis yang menyangkut kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang

kemudian diikuti oleh proses pengantisipasian peluang bisnis dan model dari objek

bisnis.

Manajemen stratejik dapat didefinisikan juga sebagai ilmu dan seni dalam

merumuskan, mengimplementasi, dan memonitor aktivitas antar fungsi dalam

organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi. Penyusunan strategi dimulai

dengan melakukan analisa terhadap faktor internal dan eksternal organisasi, dengan

tujuan untuk menilai apakah organisasi dalam posisi yang kuat (Strength) atau

25

lemah (Weaknesses). Penilaian tersebut berdasarkan kemampuan internal (aset,

modal, teknologi) yang dimiliki oleh perusahaan untuk meraih tujuan yang

diinginkan. Sedangkan analisis eksternal organisasi dilakukan untuk mengetahui

sebesar apa tantangan (Threat) yang harus dihadapi dan seberapa besar peluang

(Opportunity) yang dimiliki perusahaan untuk meraih tujuan perusahaan terhadap

lingkungan eksternalnya.

SWOT analysis dimanfaatkan untuk menganalisa kondisi lingkungan internal

dan eksternal organisasi dalam manajemen stratejik. Hasil dari analisis SWOT ini

menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui grand strategy,

business strategy atau strategi korporasi (corporate strategy), serta menentukan

tujuan jangka pendek atau tahunan (annual objective) yang ingin diraih dengan

strategi fungsi atau stratejik yang sudah ditargetkan pada divisi atau departemen.

Dua elemen penting adalah pertama, manajemen stratejik membutuhkan tiga tahap

yang berkesinambungan yakni menganalisis, mengambil keputusan, dan memulai

aksi. Kedua, pokok dari manajemen stratejik adalah menganalisa apakah

perusahaan memiliki kinerja yang unggul dibandingkan dengan perusahaan lain.

Ansoff (1965) menjelaskan bahwa manajemen stratejik adalah analisis yang

logis mengenai usaha perusahaan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan

baik yang berupa threats ataupun opportunities dalam aktivitas bisnisnya.

Manajemen stratejik dijelaskan pula sebagai suatu sistem yang didesain untuk dapat

membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang strategik, dan juga

membuat visi stratejik. Keputusan stratejik melibatkan penciptaan, perubahan, atau

pertahanan stratejik, baik dari hasil analisis eksternal dan internal.

26

Selanjutnya, Middle range theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah

manajemen kreatif. (Goller, 2017) menjelaskan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk menghasilkan solusi baru untuk suatu masalah. Secara spesifik

berbeda jauh, namun secara umum aktivitas yang dilakukan akan sama yaitu

membuat sesuatu yang berguna, bernilai, dan membentuk suatu ide. Goodman

(2013) menyatakan bahwa toleransi dalam kemampuan kreatif pada bisnis

membutuhkan perubahan kemampuan dan cara berfikir mengenai aktivitas

manajemen. Jika manajer berkomitmen untuk mempelajari teknik kreativitas, maka

respon kreatif harus diterima dan dibanggakan. Hal ini dapat berarti mengadaptasi

pendekatan baru dan mengembangkan relasi individu dan personal dengan

pegawainya.

Menurut Von Stamm (2008) kreativitas adalah berkenaan dengan sesuatu

yang baru yaitu berfikir secara lateral, membuat koneksi baru, dapat didorong

namun tidak dapat dipaksakan. Goller (2017) juga mengatakan bahwa menurut

leluhur kita, kreativitas adalah hal penting untuk bertahan hidup. Jika kita tidak

dapat memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah, maka kita tidak akan

bertahan hidup. Menghadapi permasalahan yang ada tiap hari untuk bertahan hidup

membuat kita menjadi inovatif, kunci untuk mencapainya adalah dengan

kemampuan untuk berimajinasi dan mencoba kemungkinan yang berbeda-beda.

Kreativitas adalah dasar untuk membangun inovasi, sehingga kreativitas dengan

adanya implementasi yang berhasil akan menghasilkan inovasi (Von Stamm, 2008).

Kreativitas inilah yang mendorong organisasi/perusahaan untuk melakukan

inovasi. Menurut Castells (1996), industri kreatif adalah penyebab dan konsekuensi

27

dari konvergensi baru pada budaya, ekonomi, seni, dan teknologi di tingkat lokal,

nasional, dan global dan pergeseran menuju mode produksi informasi, simbolis,

dan berbasis pengetahuan.

Dalam penelitian ini untuk tahap Applied theory merupakan teori yang berada

di skala yang lebih kecil/ mikro dan siap diterapkan dalam konseptualisasi.

Sehingga pendekatan teori yang digunakan adalah kreasi nilai, inovasi pemasaran,

keunikan sumber daya, strategi bersaing serta kinerja bisnis. Kelima variabel diatas

relevan dengan persoalan yang ada pada UMKM fesyen muslim online di Jawa

Barat yang memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produknya.

Kreasi Nilai

Menurut Kotler & Keller (2016) dalam menciptakan nilai pelanggan

perusahaan harus fokus pada pelanggan (customer benefit), kompetensi intinya

pada business domain, dan collaborative network-nya pada business partners.

Artinya suatu perusahaan dapat menciptakan nilai pelanggan apabila sudah cukup

memiliki kemampuan untuk selalu fokus memberikan benefit pada pelanggan,

memiliki kompetensi inti yang mumpuni, dan memiliki rekanan bisnis yang bagus

dalam jaringan kolaborasinya.

Untuk menciptakan nilai pelanggan yang superior, perusahaan harus

memandang dirinya sebagai penyedia solusi (problem solve) atau yaitu lebih dari

sekedar penjual produk atau layanan, namun juga perusahaan dapat melihat

permasalahan pelanggan melampaui produk dan layanan dengan pemahaman yang

lebih menyeluruh tentang berbagai kebutuhan dan keinginan para konsumen. Hal

28

ini mendorong perusahaan untuk menciptakan benefit yang memberi nilai tambah

dibandingkan kompetitor kepada para pelanggannya. Pihak pelaku bisnis harus

mampu memahami secara mendalam dan selalu mencoba untuk mengaplikasikan

penciptaan nilai bagi pelanggan dengan sebaik mungkin karena kunci keberhasilan

perusahaan saat ini dan masa depan terletak pada fungsi penciptaan nilai yang

superior bagi pelanggan.

Kotler & Keller (2016) juga menjelaskan mengenai penciptaan dan

penghantaran nilai dibagi menjadi tiga fase yaitu:

1. Choosing the value, dimana pemasar mensegmentasi pasar, memilih

target yang tepat, dan mengembangkan posisi nilai yang ditawarkan.

Formula segmentation, targeting, positioning (STP) merupakan

intisari dari pemasaran strategis.

2. Providing the value, yaitu mengidentifikasi fitur produk, harga, dan

distribusi, yang spesifik.

3. Communicating the value, melalui penggunaan internet, iklan, sales

force, dan berbagai alat komunikasi untuk memberitahukan dan

mempromosikan produk.

Selain itu, Kotler & Keller (2016) juga mengembangkan konsep Holistic

Marketing dengan penekanan bahwa posisi yang sangat penting bagi

keberlangsungan perusahaan adalah nilai pelanggan (customer value) harus

dimiliki, oleh karena itu harus selalu dipelihara dan diperbaharui secara dinamis.

29

Hal ini akan memberikan interaksi harmonis antara perusahaan (company),

pelanggan (customer), dan mitra kerja (collaborators).

Pemasaran secara holistik didasarkan kepada pengembangan, desain, dan

implementasi dari berbagai aspek; program marketing, proses dan aktivitas yang

luas dan saling bergantung. Pemasaran holistik memerlukan perspektif yang

terpadu dalam memahami berbagai persoalan yang berkaitan dengan pemasaran.

Oleh karena itu, pemasaran holistik mengenali dan menyesuaikan cakupan dan

kompleksitas dari berbagai aktivitas pemasaran. Holistic marketing memiliki empat

komponen luas yaitu: relationship marketing, integrated marketing, internal

marketing, dan performance marketing. Kotler & Keller (2016) memberikan

ilustrasi mengenai value creation dimana dalam kreasi nilai, fokusnya adalah para

pelanggan (customer focus), kompetensi inti pada business domain, serta

collaborative network pada business partners atau kemitraan bisnis. Dalam hal ini

suatu perusahaan dapat menciptakan nilai pelanggan apabila sudah mampu untuk

selalu fokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan, memiliki kompetensi inti

yang cukup mumpuni, dan memiliki partner-partner bisnis yang memiliki visi misi

yang sejalan dalam jaringan kolaborasinya. Hal-hal tersebut tergambar dalam

Gambar 2.3 berikut ini.

30

Gambar 2.3 A Holistic Marketing Framework Sumber: Kotler and Keller 2016:78

Holistic Marketing intinya menekankan bahwa nilai pelanggan (customer

value) memiliki posisi yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan oleh

karena itu harus selalu dipelihara dan diperbaharui secara dinamis. Untuk itu maka

perusahaan harus menciptakan tejadinya interaksi harmonis antara perusahaan

(company), pelanggan (customer), dan mitra kerja (collaborators).

Penelitian Ngo & O'Cass (2010) dikembangkan kerangka konseptual value

creation business (VCB), tulisannya merupakan review literature dari konsep

kreasi nilai. Kerangka modelnya dikemukakan bahwa logika pusat pengembangan

model VCB yang ditarget di sini adalah bahwa kreasi nilai harus perspektif kreasi

nilai serta menangkap pendekatan kontingensi untuk membangun teori. Perspektif

31

ini meliputi menciptakan nilai bagi pelanggan, nilai dalam penawaran dan nilai

dalam penggunaan.

Menurut Bowman & Ambrossini (2000) kreasi nilai berkaitan dengan inovasi

yang dapat meningkatkan manfaat bagi konsumen. Dari sisi konsumen kreasi nilai

berkaitan dengan peningkatan value yang dapat berdampak pada peningkatan

loyalitas konsumen. Hubbard & Beamish (2011) menambahkan bahwa nilai (value)

tercipta apabila pelanggan mendapatkan benefit dari pembelian suatu produk atau

jasa dengan kinerja sesuai yang harapan pelanggan.

Berdasarkan kajian pustaka, dimensi kreasi nilai yang digunakan pada

penelitian ini adalah kreasi nilai ditinjau dari sisi pihak perusahaan yaitu proses

penciptaan manfaat bagi pelanggan, domain bisnis, dan kemitraan bisnis. Hal ini

dilakukan atas pertimbangan bahwa ketiga dimensi kreasi nilai tersebut memiliki

kecocokan dengan kondisi unit analisis dalam penelitian ini, dimana ketiga dimensi

tersebut belum ada yang meneliti secara bersamaan.

Customer benefit secara implisit dikemukakan dalam Blecharz & Stverkova

(2011) bahwa perilaku semua entitas ekonomi termasuk individu, dipengaruhi oleh

perbandingan efek kegiatan ekonomi dan biaya yang berkaitan dengan kegiatan

tersebut. Efek yang timbul adalah manfaat individual yang muncul dari konsumsi

barang dan biaya yang terkait dengan pembelian dan penggunaan yang baik suatu

produk. Dalam teori ekonomi diasumsikan pemikiran rasional individu, yang

memaksimalkan keuntungan.

32

Selanjutnya Sidhu (2004) mengemukakan bahwa konsep domain bisnis

mengacu pada bagaimana sebuah organisasi menggambarkan batasan kompetitif.

Hal ini menggambarkan arena kompetitif perusahaan dalam hal pelanggan yang

ingin dilayani dan teknologi yang akan digunakan.

Berikut ini adalah beberapa telaah jurnal penelitian terdahulu terkait dengan

variabel kreasi nilai. Tulisan Nenonen & Storbacka (2010) bertujuan untuk

mengetahui model bisnis sebagai konseptualisasi yang lebih luas dari value co-

creation yang menangkap perubahan ini. Penelitian dilakukan melalui studi

literatur dan wawancara dengan manajer pada 12 perusahaan multinasional.

Penelitian tersebut memberikan gagasan tentang value co-creation yaitu fokus

kreasi nilai tidak lagi dianggap berada dalam batas-batas tegas tapi mulai dianggap

co-created antara berbagai pelaku dalam pasar jaringan.

Perkembangan ini menimbulkan tantangan manajerial utama yaitu

bagaimana perusahaan fokus mengelola jaringan value co-creation dan evolusi

kreasi. Untuk menghargai co-creation dalam jaringan, memerlukan perubahan yang

sesuai dalam konsep yang digunakan untuk menggambarkan dan mengelola kreasi

nilai. Zott & Amit (2008) menunjukkan bahwa model bisnis merupakan

konseptualisasi yang lebih luas dari value co-creation yang menangkap perubahan

model bisnis yang berorientasi eksternal.

Di lain pihak, penelitian dari Lindman (2012) mengemukakan bahwa

perumusan strategi dalam kreasi nilai secara umum dianggap sebagai dasar kegiatan

pemasaran, hal ini karena nilai yang dirasakan oleh pelanggan sangat menentukan

33

pemasaran, perilaku pelanggan di masa depan menjadi bertanggung jawab untuk

pengiriman dan realisasi nilai pemasaran. Menurut Woodall (2003) nilai marketing

adalah sesuatu yang mengungkapkan bagaimana organisasi menghadapi pasar.

Mengingat bahwa ada yang berbeda dalam kegiatan kreasi nilai, yang

mempertimbangkan realisasi nilai yang membentuk dasar dari pendapatan produk

dan termasuk komponen seperti pemasaran, penjualan langsung atau manajemen

hubungan pelanggan (Bowman & Ambrosini, 2007).

Pralahad & Ramaswamy (2004) menjelaskan bahwa ada kebutuhan untuk

lebih fokus pada kecocokan pelanggan yang tepat dan nilai yang sesuai dalam

menciptakan kegiatan stratejik konvensional yang menekankan sumber daya

perusahaan dan ruang lingkup strategi. Hal tersebut berarti bahwa selama pelanggan

mendapatkan nilai dari tindakan pemasaran dan kegiatan yang dibuat menciptakan

dan memberikan nilai bagi pelanggan serta mendefinisikan cara di mana strategi

penciptaan suatu nilai akan dilaksanakan

Lindman (2012) juga berpendapat bahwa kreasi nilai semakin dianggap

sebagai inti untuk tetap kompetitif secara independen dalam ukuran perusahaan dan

karakteristik industri, praktek kreasi nilai pelanggan dan efektivitas pasar menjadi

topikal dalam hal pengelolaan kompetisi. Adapun temuan penelitian menunjukkan

bahwa perusahaan-perusahaan berkinerja tinggi menerapkan desain tinggi dan

kegiatan berkualitas tinggi yang lebih sering daripada perusahaan-perusahaan yang

kurang berhasil disamping yang menyesuaikan produk high-end. Perusahaan

berkinerja rendah pada gilirannya lebih sering mendasarkan kreasi nilai mereka

pada harga yang lebih rendah dan karakteristik produk dan informasi perusahaan.

34

Berdasarkan pemaparan konsep kreasi dan eksplorasi dari berbagai jurnal di

atas dapat dijelaskan melalui rekapitulasi pemaparan dari beberapa ahli tentang

konsep tersebut, yaitu:

Tabel 2.1 Rekapitulasi Pengertian Kreasi Nilai

No Nama Konsep

1 Browman

&Ambrosini (2000)

Kreasi nilai berkaitan dengan nilai kebaruan

yang dapat meningkatkan manfaat bagi

konsumen. Sedangkan dari sisi konsumen,

kreasi nilai berkaitan dengan peningkatan

value yang dapat berdampak pada peningkatan

loyalitas konsumen.

2 Prahalad &

Ramaswamy (2004)

Penciptaan nilai adalah suatu yang ditawarkan

perusahaan untuk mengalami transformasi

dengan terlibatnya pelanggan untuk bersama-

sama perusahaaan melakukan penciptaan nilai.

3 Hubbard &

Beamish (2011)

Nilai (value) tercipta jika pelanggan

mendapatkan benefit dari perolehan suatu

produk atau jasa dengan kinerja sesuai dengan

harapan pelanggan.

4 Hitt, Ireland,

Hoskisson (2015)

Perusahaan menggunakan sumber daya yang

dimilikinya untuk memproduksi produk atau

jasa yang akan menciptakan nilai bagi

pelanggan. Dimana nilai diukur dari

karakteristik kinerja produk dan atributnya dan

pelanggan bersedia untuk membayarnya.

5 Kotler & Keller

(2016)

Kreasi nilai berfokus pada, pelanggan

(customer focus), kompetensi fokus pada

business domain dan collaborative network

fokus pada business partner.

Konstruk:

Suatu proses berkaitan dengan penemuan atau perubahan yang baru

sebagai upaya untuk meningkatkan manfaat bagi pelanggan dan meningkatkan

value bagi perusahaan

Berdasarkan penelusuran konsep yang diperoleh dari analisis literartur, jurnal

terdahulu serta disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi, maka variabel

kreasi nilai dalam penelitian ini disusun ke dalam suatu konstruk yaitu suatu proses

35

berkaitan dengan pembaharuan sebagai upaya untuk meningkatkan manfaat bagi

pelanggan dan meningkatkan nilai bagi perusahaan. Penetapan konstruk tersebut

berdasarkan hasil observasi pada produsen industri keatif fesyen muslim online

khususnya UMKM yang sebagian besar belum memahami pentingnya penciptaan

nilai bagi pelanggannya yang akan berdampak pada perusahaannya.

Adapun dalam penentuan konstruk untuk dimensi dari variabel kreasi nilai

ini didasarkan pada komparasi dimensi berikut ini:

Tabel 2.2 Komparasi Dimensi Kreasi Nilai

No. Sumber Referensi dan Dimensi

1 Bowman & Ambrossini (2000)

Manfaat, nilai pelanggan, loyalitas konsumen

2 Prahalad & Ramaswamy (2004)

Transformasi pelanggan, transformasi perusahaan

3 Hubbard & Beamish (2011)

Manfaat, kinerja

4 Hitt, Ireland, Hoskisson (2015)

Karakteristik kinerja produk, atribut produk

5 Kotler & Keller (2016)

Customer focus, business domain, business partners

Dimensi Kreasi Nilai dalam penelitian ini:

Manfaat superior bagi pelanggan, domain bisnis, kemitraan bisnis

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dan telaahan jurnal pada uraian di atas

serta disesuaikan dengan unit analisis yang diteliti yaitu pelaku UMKM fesyen

muslim online, maka berikut ini dipaparkan konstruk dimensi dan indikator variabel

kreasi nilai, sebagai berikut:

36

Tabel 2.3 Indikator Dimensi Kreasi Nilai

Dimensi Indikator

Manfaat superior bagi

Pelanggan

1. Pengembangan produk baru

2. Kesesuaian manfaat produk dengan harapan

konsumen

3. Pemahaman terhadap keinginan pengembangan

produk

4. Kemudahan akses informasi tentang produk

5. Menciptakan updating dan kelengkapan informasi

tentang keunggulan produk yang ditawarkan

Domain Bisnis 1. Kemampuan membuat produk yang berbeda dengan

pesaing

2. Peningkatan ketepatan waktu pengiriman

3. Peningkatan pemahaman manajemen atas trend

produk di masa depan

4. Kemampuan dalam men-drive market melalui

strategi pemasaran yang tepat

Kemitraan Bisnis 1. Program kerelasian dalam meningkatkan kesetiaan/

loyalitas pelanggan

2. Pengembangan jaringan bisnis manajemen yang

handal dengan pihak yang kompeten

3. Kehandalan manajemen dalam melakukan

kerjasama dalam proses transaksi bisnis

4. Membangun relasi dengan rekanan bisnis dalam

memasarkan produk

Penyusunan konstruk dimensi dan indikator dari variabel kreasi nilai tersebut

didasarkan pada hasil analisis literatur serta disesuaikan dengan permasalahan yang

dihadapi oleh pelaku UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat khususnya yang

berkaitan dengan penciptaan produk yang unik yang berbeda dengan pesaingnya,

serta masih kurangnya pengembangan kerelasian atau kemitraan dengan pelanggan

maupun dengan pihak lain yang terkait misalnya pemasok.

37

Inovasi Pemasaran

Inovasi merupakan poin penting dalam keberhasilan dan kesuksesan untuk

usaha yang baru, perubahan pasar yang sangat dinamis dan cepat juga

memunculkan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus

dilakukan. Inovasi yang diciptakan terus-menerus merupakan suatu strenght bagi

para pengusaha dalam meraih sukses usahanya. Bentuk inovasi yang sering

dilakukan adalah inovasi dalam menciptakan bentuk produk baru dan memiliki

keunikan, teknik/cara yang berbeda dan baru, serta pendekatan baru dalam

promosikannya.

Pemasaran dari mulut ke mulut (WoM) media yang diterima adalah bentuk

periklanan tertua, paling sederhana dan sering yang paling efektif. Sebelum ada

papan reklame, iklan radio atau iklan surat kabar, orang berbagi pendapat mereka

tentang produk dan layanan melalui percakapan. Saat ini, dengan komunitas online

yang terbentuk di situs jejaring sosial, pemasaran dari mulut ke mulut menjadi lebih

penting.

Promosi konsumen terhadap produk tidak lagi harus dibatasi pada percakapan

satu lawan satu. Situs media sosial, blog, dan pernyataan secara online merupakan

media di mana orang dapat menyampaikan pikiran mereka dan menjangkau ribuan

orang sekaligus.

Perkataan dari mulut ke mulut adalah pemasaran media sosial, perusahaan

harus memahami kekuatan yang dimiliki konsumen terhadap jaringan sosial dan

pengaruh yang dapat mereka miliki terhadap pembelian barang dan jasa. Konsumen

38

jauh lebih mungkin untuk percaya saran dan pendapat rekan-rekan mereka atas

iklan yang datang langsung dari perusahaan. Orang-orang memperbincangkan

produk yang mereka suka dikarenakan mereka yakin mereka berkualitas tinggi, dan

mereka merasa perlu berbagi kepuasan dengan orang lain.

Persaingan yang ketat dalam dunia usaha saat ini tentunya sangat

membutuhkan kemampuan dan keahlian perusahaan dalam menangani berbagai

situasi yang menantang. Saat ini usaha atau bisnis membutuhkan sebanyak mungkin

informasi yang sangat akurat, cepat dan terpercaya. Banyak permasalahan dapat

diselesaikan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

Perkembangan bisnis yang semakin dinamis menuntut informasi dan data yang

lebih cepat dan akurat untuk mempertahankan pelanggan yang loyal, termasuk para

supplier, dan bahkan lebih jauh untuk menghadapi persaingan.

Menurut Drucker (1988) Inovasi adalah suatu tindakan yang menggunakan

sumber daya sebagai sebuah kekuatan dan kemampuan yang baru untuk

menciptakan kesejahteraan. Inovasi adalah salah satu usaha untuk menemukan

peluang melalui gagasan, tindakan maupun produk sehingga terjadi perubahan yang

bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Garcia & Calantone (2002) juga mendefinisikan inovasi kedalam beberapa

poin. Menurutnya, proses inovasi terdiri atas penciptaan yang digabungkan dengan

pembangunan teknologi untuk memperkenalkan hasil ciptaan tersebut pada

konsumen akhir dengan melalui proses adaptasi atau difusi. Kedua, proses inovasi

merupakan proses yang terus menerus berulang secara berkelanjutan, termasuk

39

pengenalan produk dengan inovasi terbaru, dan diikuti dengan pengenalan produk

inovasi hasil dari perbaikan.

Inovasi Pemasaran menurut Ellitan (2006) merupakan aktivitas dalam

berinovasi dan pengembangan pemasaran yang berhubungan dengan kinerja dan

menjadi hal penting dalam meningkatkan produktivitas dan persaingan yang global.

Inovasi pemasaran terdiri dari, mengkonstruksi, memilih dan mengembangkan atau

meningkatkan produk, melalui proses yang memanfaatkan teknologi. Dengan

menggunakan yang teknologi baru perusahaan mampu memecahkan masalah

persaingan secara efektif, seperti mengkonstruk dan mengenalkan secara komersil

atau menawarkan produk baru dengan mengaplikasikan proses produksi yang

inovatif.

Pemanfaatan teknologi dalam pemasaran memberikan imbas sebagai

pengarah kemampuan scientific, teknologi dan kemampuan manajerial perusahaan.

Bagi UMKM, pemanfaatan teknologi akan menjadi sangat penting, biasanya

UMKM bermula dari banyak ide namun secara financial tidak begitu kuat. UMKM

berbasis teknologi menurut (ACATE, 2008) memiliki konsep yaitu; penerapan dari

pengetahuan scientific (ilmiah) yang menggunakan teknik yang kompleks dan

bekerja menggunakan kemampuan teknis berkualifikasi tinggi. Perusahaan yang

mengadopsi teknologi dalam proses produksi termasuk perusahaan manufaktur

yang berperan sebagai perusahaan jasa akan memiliki kemampuan knowledge yang

kaya akan content (Valerio, 2006)

40

Menurut Hurley & Hult (2005) inovasi pemasaran adalah suatu mekanisme

adaptasi sebuah perusahaan terhadap lingkungan yang cepat berubah. Perusahaan

dituntut untuk dapat meng-create ide-ide dan gagasan yang baru, yang lebih fresh

dengan mencari cara pemasaran yang inovatif dan dapat memuaskan bagi

pelanggan.

Inovasi pemasaran adalah penerapan dari hasil cara pemasaran baru berupa

perubahan yang signifikan dalam membuat desain produk atau kemasan,

positioning produk, mempromosikan produk dan harga. Inovasi pemasaran

bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan lebih

baik, memperluas pasar, dan mengetahui posisi produk perusahaan dipasar dengan

tujuan untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan (Oslo Manual, 2005).

Yang membedakan inovasi pemasaran dibandingkan dengan perubahan lain dalam

instrument pemasaran suatu perusahaan adalah implementasi dari metode

pemasaran yang sebelumnya tidak digunakan oleh perusahaan.

Inovasi pemasaran meliputi perubahan signifikan dalam desain produk yang

merupakan konsep pemasaran baru, perubahan desain produk disini mengacu pada

perubahan dalam bentuk produk dan penampilan yang tidak mengubah produk

fungsional atau petunjuk karakteristik. Contoh inovasi pemasaran dalam desain

produk fesyen muslim adalah implementasi dari perubahan dalam desain yang

dapat memberikan model baru, trend dan memperluas daya tariknya. Inovasi dalam

desain produk juga dapat mencakup pengenalan signifikan perubahan bentuk,

penampilan, kemasan atau aksesoris produk fesyen muslim dalam rangka

menargetkan segmen baru pelanggan.

41

Metode pemasaran baru dalam penempatan produk terutama melibatkan

pengenalan saluran penjualan baru, saluran penjualan disini mengacu pada metode

yang digunakan untuk menjual barang dan jasa kepada pelanggan dan bukan

metode logistic (transportasi, penyimpanan dan penanganan produk) yang terkait

dengan efisiensi. Contoh inovasi pemasaran dalam penempatan produk adalah

pengantar untuk pertama kalinya sistem waralaba, penjualan langsung atau ritel

ekslusif, dan lisensi produk. Inovasi dalam produk penempatan juga dapat

melibatkan penggunaan konsep-konsep baru untuk presentasi produk.

Inovasi pemasaran dalam promosi produk melibatkan penggunaan konsep

baru untuk mempromosikan barang dan jasa perusahaan, contoh penggunaan

pertama dari media yang berbeda secara signifikan. Misalkan, penempatan produk

di film atau program TV ataupun penggunaan selebriti atau brand ambassador,

branding dan juga pengenalan sistem informasi pribadi. Sebagai contoh adalah

kartu member atau kartu keanggotaan untuk loyalitas.

Inovasi pemasaran dalam harga melibatkan penggunaan strategi harga baru

untuk memasarkan barang atau jasa dalam perusahaan. Misalkan diskon seasional,

diskon event special, ulang tahun, diskon umur, dan lain-lain.

Inovasi pemasaran adalah perubahan yang menciptakan dimensi baru

kinerja bisnis, seluruh organisasi/ perusahaan harus diatur oleh kinerja. Di sektor

sosial, seperti dalam bisnis dan pemerintahan maka kinerja yang baik adalah

sebagai tujuan akhir dari sebuah organisasi. Menurut Forrester (2010), Inovasi

dalam pemasaran bukan hanya sekadar beralih ke digital dan media sosial, tetapi

42

juga untuk mempersiapkan bagaimana perusahaannya akan berinteraksi dan terlibat

dengan konsumen dan pelanggan dimasa depan.

Tabel 2.4 Rekapitulasi Pengertian Inovasi Pemasaran

No Nama Konsep

1 Garcia &Calantone

(2003)

Inovasi pemasaran adalah kemampuan

perusahaan untuk menemukan permintaan yang

tersembunyi atau menciptakan permintaan yang

baru melalui manajemen pengembangan

produk, relasi pelanggan, dan rantai pasok

2 Hurley & Hult

(2005) Inovasi pemasaran adalah suatu mekanisme

adaptasi sebuah perusahaan terhadap

lingkungan yang dinamis. Perusahaan harus

menciptakan ide dan gagasan baru dan mencari

cara pemasaran yang inovatif serta meningkatan

pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan.

3 Ellitan (2006)

Aktivitas inovasi adalah aktivitas dalam

berinovasi dan mengembangkan pemasaran

yang dikaitkan dengan kinerja dalam

peningkatan produktivitas dan persaingan

global. Inovasi Pemasaran terdiri atas

penciptaan, pemilihan dan pengembangan atau

peningkatan produk, serta proses dan teknologi.

4 Chen (2006)

Inovasi pemasaran adalah program atau

teknologi pemasaran yang membuat perusahaan

mendapatkan informasi pelanggan lebih efektif

kemudian membebankan harga. Model

perdagangan baru yang mengurangi biaya

transaksi dengan model duopoly dinamis.

5 Forrester (2010) Inovasi dalam pemasaran bukan hanya sekadar

beralih ke digital dan media sosial, tetapi juga

untuk mempersiapkan bagaimana

perusahaannya akan berinteraksi dan terlibat

dengan konsumen dan pelanggan di masa

depan.

Konstruk:

Inovasi pemasaran adalah kemampuan perusahaan untuk meraup pasar yang

tersembunyi atau pasar yang baru sehingga meningkatkan penjualan perusahaan

43

(Shergill & Nargundkar, 2005) adalah peneliti yang ikut memulai penelitian

mengenai studi empiris terhadap inovasi pemasaran. Mereka memperluas

pandangan mengenai orientasi pasar dan kaitannya dengan kinerja yang telah secara

luas didiskusikan dan diterima di banyak literatur sebagai pembawa konstruk baru

di inovasi pemasaran. Mereka menyatakan bahwa inovasi pemasaran memiliki

hubungan dengan kinerja perusahaan karena nilai inovasi adalah yang membedakan

antara perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi dan rendah. Menggunakan data

dari German Community Innovation Survey 2007, (Schubert, 2010) menemukan

bahwa inovasi pemasaran mendukung inovasi produk dan proses pengurangan

biaya.

Geldes & Felzensztein (2012), menggunakan data dari Innovation Survey di

Chile pada 2010, menjelaskan bahwa ukuran perusahaan diantaranya penjualan,

tenaga kerja, rasio professional, teknisi dan ekspor juga akses pada sumber

informasi penyedia internal, klien, dan konsultan memiliki hubungan positif dengan

inovasi pemasaran. Penelitian Moreira, Silva, Simoes, & Sousa (2012) menjelaskan

faktor-faktor yang merangsang inovasi pemasaran dalam hal desain dan kemasan

produk dan jasa adalah kapasitas teknologi, aktivitas litbang, dan aktivitas

pemasaran. Di sisi lain, Wang (2015) menemukan bahwa perusahaan yang

melakukan inovasi pemasaran juga akan melakukan inovasi barang dan jasa dan

inovasi organisasi.

Inovasi mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan pemasaran dan

merupakan rangkaian dalam mencapai tujuan bisnis dikarenakan pemasaran

merupakan sistem atau proses yang dimulai dengan penelitian, perencanaan dan

44

penentuan. Dalam hal perencanaan inovasi berperan pada proses desain dan

pengembangan produk dengan menyempurnakan produk yang sudah ada. Dalam

hal penentuan inovasi berperan dalam memutuskan cara yang terbaik dan efesien

agar produk sampai kepada konsumen pada waktu yang tepat serta dapat

memuaskan dalam waktu yang relatif lama.

Berdasarkan hasil penelitian tentang inovasi pemasaran dapat disimpulkan

bahwa inovasi pemasaran membantu perusahaan untuk mendapatkan pasar yang

tersembunyi atau bahkan pasar yang baru sehingga dapat meningkatkan penjualan.

Adapun dalam penentuan konstruk untuk dimensi dari variabel inovasi pemasaran

ini didasarkan pada komparasi dimensi berikut ini:

Tabel 2.5 Komparasi Dimensi Inovasi Pemasaran

No. Sumber Referensi dan Dimensi

1 Garcia & Calatone (2003)

Produk, Relasi pelanggan, Rantai pasok

2 Hurley & Hult (2005)

Lingkungan dinamis, Pemikiran/Gagasan baru, pemingkatan pelayanan

3 Ellitan (2006)

Peningkatan Produk, Proses, Teknologi

4 Chen (2006)

Teknologi, Harga, Konsep Model Pemasaran baru

5 Forrester (2010)

Peralihan ke Online, Interaksi produsen dan Konsumen

Dimensi Inovasi Pemasaran dalam penelitian ini:

Produk, Konsep Pemasaran dan Teknologi Pemasaran

Usaha kecil dan mikro adalah agen-agen perubahan yang sebenarnya mampu

memajukan masyarakat dan dapat membawa inovasi dengan perubahan secara

terus-menerus serta perubahan kreatif. Perusahaan kecil dan mikro yang bermain

45

dengan teknologi tinggi (technological entrepreneurs/ technopreneurs) memiliki

peran yang penting dalam mengembangkan dan mengkomersialisasikan sebuah

bentuk teknologi yang dapat dipasarkan ke dalam pasar global. Usaha/bisnis yang

menggunakan teknologi sebagai strategi kunci dan menganggap teknologi sebagai

resources mereka dan digunakan sebagai technology advantage.

Menurut Chen-Ling & Lie (2006) dengan memanfaatkan digital-marketing,

proses memasarkan produk dan pelayanan kepada pelanggan, dan transaksi semua

pembayaran dapat dilakukan melalui halaman web, sehingga pengguna internet

marketing dapat dengan mudah mengakses informasi dimana saja dengan computer

atau device yang terhubung ke internet. Pengusaha yang memanfaatkan penerapan

Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat menjalankan bisnis dengan efisien

waktu dan biaya.

Teknologi, khususnya teknologi informasi memudahkan perusahaan dalam

melakukan kegiatannya dengan lebih cepat dan akurat. Penerapan teknologi

informasi yang efektif juga mengurangi biaya yang tidak terduga dan meningkatkan

fleksibilitas. ini akan membuat alur bisnis menjadi lebih terarah dan tersentralisasi.

Penerapan teknologi informasi dapat dilakukan pada semua jenis usaha dan

saat ini telah menjadi kebutuhan dasar baik bagi perusahaan kecil sampai dengan

perusahaan besar, bahkan toko retail dan online sekalipun. Sekarang adalah saatnya

setiap perusahaan mulai memanfaatkan teknologi informasi dalam usaha mereka

agar dapat tetap mampu bertahan dan siap bersaing dengan perusahaan yang lain.

46

Perusahaan di era informasi adalah masa perusahaan mengalami transformasi

yang revolusioner. Performa dan kinerja perusahaan tidak hanya dinilai dari sisi

keuangan dan aktiva saja, namun juga membahas segala hal, seperti cost leadership,

diferensiasi, dan focus. Masa informasi seperti saat ini, perusahaan harus lebih cepat

memenuhi keinginan konsumen. Untuk menghadapi tantangan, banyak perusahaan

mulai menggunakan jasa ahli untuk proses kerja maupun proses bisnis yang bukan

merupakan kompetensi utama atau kompetensi bisnisnya untuk memperbaiki

kinerja perusahaan. Dengan menyerahkan pengelolaan proses tersebut kepada

perusahaan lain sebagai partner kerja diharapkan tercipta sebuah proses dengan

kinerja optimal.

Berdasarkan hasil penelitian tentang inovasi pemasaran dapat disimpulkan

bahwa inovasi pemasaran yang digunakan perusahaan harus dilakukan penyesuaian

terhadap bisnis model eksistingnya agar dapat pemanfaatan yang optimal. Adapun

dalam penentuan konstruk untuk dimensi dari variabel inovasi pemasaran ini

didasarkan pada komparasi dimensi berikut ini:

Tabel 2.6 Konstruk dimensi dan indikator Inovasi Pemasaran

Dimensi Indikator

Produk 1. Menciptakan produk yang unik, berbeda dan

punya kelebihan

2. Mengutamakan kualitas produk yang prima

3. Melakukan promosi penjualan ketempat

strategis dan sesuai segmentasi

4. Melakukan pemasaran dengan media online dan

offline

5. Memanfaatkan riset pasar dalam menciptakan

produk baru yang sesuai dengan segmentasi

47

Dimensi Indikator

Konsep Pemasaran

1. Menyusun pesan pemasaran yang tepat dalam

mempromosikan produk

2. Mengenali daya Tarik konsumen dalam

pembelian

3. Menggunakan sosial media dalam promosi

4. Menggunakan sosial media dalam pemasaran

5. Memanfaatkan selebgram dalam memasarkan

produk

6. Memanfaatkan brand ambassador dalam

memasarkan produk

7. Menawarkan produk secara gratis untuk

mendapatkan testimoni

Teknologi Pemasaran 1. Memanfaatkan e-commerce dalam memasarkan

produk

2. Mendapatkan informasi tentang konsumen

melalui media digital (internet)

3. Efektif menggunakan media elektronik dalam

memasarkan produk

4. Lingkungan digital/ media sosial berpengaruh

terhadap aktivitas penjualan

5. Penggunaan smartphone berpengaruh terhadap

frekuensi pembelian dalam pemasaran

6. Produk yang ditawarkan secara online kepada

konsumen lebih efektif

7. Pemahaman perusahaan terhadap risiko sosial

akibat dampak dari review/ penilaian negatif

produk oleh konsumen

8. Penggunaan sosial media mendekatkan penjual

dengan konsumen secara psikologis melalui

interaksi online

9. Penggunaan sosial media berpengaruh terhadap

penjualan dalam pemasaran

10. Mampu bekerjasama dalam memasarkan produk

dengan memanfaatkan social influencer/ orang

yang memiliki pengaruh dalam masyarakat

48

Penyusunan konstruk dimensi dan indikator dari variabel inovasi pemasaran

tersebut didasarkan pada hasil analisis literatur serta disesuaikan dengan temuan

permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM fesyen muslim online di Jawa

Barat khususnya yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk meraup

pasar yang tersembunyi atau baru sehingga mampu meningkatkan penjualan

perusahaan, juga dengan hadirnya perkembangan teknologi digital dalam

pemasaran, UMKM fesyen muslim online harus mampu beradaptasi dan merubah

pola pemasaran yang konvensional.

Keunikan Sumber Daya

Secara konseptual sumber daya perusahaan dapat dikategorikan menjadi tiga

meliputi sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya organisasi (Hitt,

Ireland & Hoskisson, 2009). Berbeda dengan Affuah (2004) mengungkapkan

bahwa keunikan sumber daya adalah merupakan sekumpulan aset berbentuk aset

berwujud atau aset tidak berwujud. Aset berwujud diantaranya meliputi tanah,

sarana fisik, maupun peralatan, sedangkan aset tidak berwujud meliputi SDM

(Sumber Daya Manusia), reputasi perusahaan, dan penguasaan informasi dan

teknologi.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pemanfaat teknologi digital dapat

disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi digital yang digunakan perusahaan

harus dilakukan penyesuaian terhadap bisnis model eksistingnya agar dapat

pemanfaatan yang optimal. Keunikan atau kompetensi sumber daya dapat

diciptakan melalui tiga bentuk aset yakni meliputi:

49

1. Aset fisik yang terdiri dari tanah, peralatan, dan lokasi,

2. Aset SDM yang terdiri dari jumlah pegawai dan keahlian,

3. Aset organisasi yang meliputi budaya dan reputasi.

Hill & Jones (2004) berpendapat bahwa ada dua kategori sumber daya

perusahaan, yaitu: aset berwujud dan aset tidak berwujud. Sementara itu, Collis &

Montgomery (2005) mengemukakan tiga kategori sumber daya perusahaan industri

kreatif, yaitu: aset berwujud, aset tidak berwujud dan kapabilitas organisasi.

Kemudian Pearce & Robinson (2011) mengemukakan bahwa ada tiga sumber daya

dasar yang diperlukan oleh pihak perusahaan yakni aset berwujud, aset tidak

berwujud dan kapabilitas organisasi. Aset yang terlihat adalah yang paling mudah

diidentifikasi dan dapat ditemukan pada neraca suatu perusahaan, diantaranya yaitu

fasilitas produksi, bahan mentah, dan sumber daya finansial.

Wheelen & Hunger (2012) menyebutkan bahwa sumber daya adalah asset

organisasi yang menjadi bangunan dasar bagi organisasi, sumber daya terdiri dari

asset berwujud seperti pabrik, perlengkapan, finansial, dan sebagainya, asset

manusia yaitu jumlah pegawai, keterampilan pegawai dan motivasi pegawai, serta

asset tidak berwujud misalnya teknologi, hak cipta, paten, budaya dan reputasi.

Sementara itu kapabilitas merujuk pada keberdayaan perusahaan untuk

memanfaatkan sumber daya, seperti proses bisnis dan rutinitas yang mengelola

interaksi diantara sumber daya untuk mengubah input menjadi output. Sedangkan

kompetensi adalah koordinasi dan integrasi lintas fungsi dari kapabilitas dan

mengukur apakah suatu sumber daya yang dimiliki sebelumnya, atau dengan

50

sumber daya yang dimiliki pesaing utama dan industri secara keseluruhan. Adapun

rekapitulasi dari seluruh pengertian diatas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.7 Rekapitulasi Pengertian Keunikan Sumber Daya

No Nama Konsep

1 Hill & Jones (2004)

Berpendapat tentang dua kategori sumber

daya perusahaan yaitu: aset berwujud dan aset

tidak berwujud

2 Collis &

Montgomery (2005)

Kategori sumber daya perusahaan tinggi yaitu

aset berwujud, aset tidak berwujud dan

kapabilitas organisasi

3 Cravens & Piercy

(2009)

Keunikan suatu sumber daya merupakan

sekumpulan aspek kompleks yang terdiri atas

proses organisasi, akumulasi pengetahuan dan

keahlian, aktivitas yang terkoordinasi dan

pemanfaatan aset.

4 Pearce & Robinson

(2011)

Perusahaan mempunyai sumber daya yang

unik yang terdiri dari aset berwujud, aset

tidak berwujud, serta kapabilitas organisasi

untuk mengelola aset -aset nya

5 Wheelen & Hunger

(2012)

Berpendapat bahwa suatu sumber daya dapat

dipandang sebagai asset, competency process,

skill dan knowledge yang dikendalikan

Konstruk:

Keunikan sumberdaya merupakan suatu kekayaan (assets), competency

process, keahlian (skill) dan pngetahuan (knowledge) yang dapat dikendalikan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang keunikan sumberdaya dapat dijelaskan

bahwa keunikan sumberdaya merupakan suatu kekayaan (asset), competency

process, keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang dapat dikendalikan.

Adapun dalam penentuan konstruk untuk dimensi dari variabel keunikan sumber

daya ini didasarkan pada komparasi dimensi berikut ini:

51

Tabel 2.8 Komparasi Dimensi Keunikan Sumber Daya

No. Sumber Referensi dan Dimensi

1 Hill & Jones (2004)

Aset berwujud, Aset tidak berwujud

2 Collis & Montgomery (2005)

Aset berwujud, Aset tidak berwujud, kapabilitas organisasi

3

Cravens & Piercy (2009)

Proses organisasi, akumulasi pengetahuan dan keahlian, aktivitas yang

terkoordinasi, Pemanfaatan asset

4 Pearce & Robinson (2011)

Aset berwujud, Aset tidak berwujud, Kapabilitas Organisasi

5 Wheelen & Hunger (2012)

Aset fisik, Aset SDM, Aset Organisasi

Dimensi Keunikan Sumber Daya dalam penelitian ini:

Asset Berwujud, Asset Tidak Berwujud, Kapabilitas Organisasi

Berdasarkan proses metode deduktif dan induktif, yakni penelusuran konsep

keunikan sumber daya yang ada dalam beberapa literatur serta didukung oleh proses

diskusi dengan para pengusaha industri kreatif fesyen dan para pakar dibidang

tersebut maka diperoleh konstruksi dari variabel keunikan sumber daya seperti di

atas. Adapun indikator dari masing-masing dimensi tersebut adalah sebagai berikut;

asset berwujud, asset tidak berwujud dan kapabilitas organisasi.

Tabel 2.9 Konstruk Dimensi dan Indikator Keunikan Sumber Daya

Dimensi Indikator

Aset Berwujud 1. Melakukan pengembangan fasilitas alat

produksi

2. Melakukan peningkatan kualitas bahan baku

3. Melakukan pengembangan sarana dan prasarana

yang memadai

52

Dimensi Indikator

4. Melakukan perluasan jaringan melalui

penambahan outlet/ showroom

5. Melakukan perluasan pemasaran melalui

pengembangan teknologi

Aset Tidak Berwujud

1. Mengembangkan citra perusahaan

2. Mengembangkan pusat informasi tentang profil

bisnis

3. Meningkatkan keahlian pegawai

4. Peningkatan kualitas merek produk

5. Peningkatan dan pengembangan proses bisnis

Kapabilitas Organisasi 1. Pengembangan karier pegawai

2. Peningkatan budaya kerja

3. Pengembangan program pendidikan dan

pelatihan bagi karyawan

Penyusunan konstruk dimensi dan Indikator dari variabel keunikan sumber

daya tersebut berdasarkan pada hasil penelusuran literatur serta disesuaikan dengan

permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM fesyen muslim online di Jawa

Barat khususnya yang berkaitan dengan suatu kekayaan (assets), competency

process, keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang dapat dikendalikan.

UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat juga perlu untuk melakukan

standarisasi dan pengembangan pendidikan dan pelatihan karyawan.

Strategi Bersaing

Persaingan bisnis yang semakin ketat, membuat para pelaku bisnis atau

perusahaan berusaha menemukan strategi dan metode yang unggul untuk

53

menghadapi persaingan di global, agar bisa mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan nya.

Pemilihan konsep dan model bisnis yang digunakan oleh para pelaku

bisnis/perusahaan harus dapat menggabungkan faktor internal terutama resources

atau sumber daya, juga struktur industri tersebut secara eksternal. Kemudian

perusahaan membuat analisis struktur industri dari faktor eksternal dan

memanfaatkan seluruh aspek sumber daya internal (resources) dengan menciptakan

berbagai keunggulan, dan membuat strategi yang bisa mencapai tujuan tersebut.

Strategi adalah langkah perencanaan yang lebih sistematis dan terukur dengan

melihat perbedaan dan keunikan produk atau jasa yang dihasilkan dan juga

kemampuan dari sumber daya manusia.

Pearce & Robinson (2015) mengungkapkan konsep generic strategy dari

Michael Porter sebagai ide inti mengenai bagaimana suatu perusahaan dapat

bersaing dengan cara terbaik dalam pasarnya. Strategi jangka panjang berasal dari

usaha perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing berdasarkan pada tiga

strategi generik yaitu berjuang untuk mendapatkan keseluruhan low-cost

leadership, berjuang untuk menciptakan pasar produk unik bagi berbagai kelompok

konsumen melalui diferensiasi, serta berjuang untuk mendapatkan perhatian khusus

dari satu atau beberapa kelompok konsumen atau pembeli tunggal, baik disebabkan

oleh harga jual maupun produk diferensiasi.

Pearce & Robinson (2015) mengevaluasi speed-based strategies sebagai

suatu keunggulan bersaing yang merupakan strategi bisnis yang dibangun dalam

54

hal kemampuan fungsional dan kegiatan yang memungkinkan perusahaan untuk

lebih cepat dari pesaing utamanya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara

langsung maupun tidak langsung, definisi strategi adalah pola alokasi sumber daya

yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya

(Barney, 1997). Pengertian yang lain dari strategi menurut Grant (1995) adalah

rencana untuk penggunaan sumber daya untuk menciptakan suatu posisi

menguntungkan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.

Menurut Porter (1985) terdapat dua jenis dasar competitive advantage yang

dimiliki oleh perusahaan yaitu low cost dan differentiation. Berdasarkan kedua hal

tersebut terdapat tiga strategi generik untuk bisa mencapai hasil yang lebih baik dari

rata-rata di dalam suatu industri. Ketiga strategi generik itu terdiri dari: cost

leadership, differentiation dan focus. Ditambah dengan dua variasi dari strategi

fokus lainnya yaitu: cost focus dan differentiation focus.

Pengembangan strategi bersaing ditujukan untuk membangun keunggulan

bersaing, seperti yang diungkapkan oleh Hubbard & Beamish (2011) yang

menyatakan bahwa strategi bersaing adalah bagaimana organisasi mengetahui

posisi bisnisnya sehingga dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan industri

sejenis lainnya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Wheelen &

Hunger (2012) yang menyatakan bahwa strategi bersaing memfokuskan pada

pengembangan posisi kompetisi unit bisnis baik yang bergerak dalam bidang

barang dan jasa. Selanjutnya Ireland, Hoskisson & Hitt (2009) mengungkapkan

bahwa strategi bersaing merupakan integrasi dan kordinasi dalam melakukan

55

perancangan komitmen dan tindakan untuk memenangkan persaingan dalam pasar

yang bersifat spesifik.

Dari beberapa konsep strategi bersaing di atas terungkap bahwa pada intinya

strategi bersaing adalah merupakan seperangkat tatanan rencana yang sistematis

dalam memposisikan produk di pasar yang relatif lebih unggul bila dibandingkan

dengan produk pesaing dengan harga yang lebih kompetitif, serta mampu secara

lebih cepat mengadaptasi kondisi lingkungan bisnis. Dimensi yang digunakan

dalam melakukan pengukuran strategi bersaing adalah pada umumnya

menggunakan konsep Porter, yakni berupa penyusunan strategi kepemimpinan

biaya, diferensiasi dan strategi fokus. Strategi bersaing dapat dicapai dengan

menjalankan beberapa strategi generik yang berdasarkan pada biaya dan

diferensiasi seperti tampak pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Generic Strategies

M. E. Porter, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior

Performance (New York: The Free Press, 1985). Telah diolah kembali.

56

Keterangan:

Cost Leadership (Keunggulan Biaya)

a) Suatu Perusahaan berusaha menjadi produsen dengan biaya yang

rendah dalam memproduksi hasil usahanya.

b) Keuntungan dapat diperoleh dengan memposisikan diri sama antara

perusahaan dengan pesaing baik harga dan perolehan keuntungan

yang lebih besar atau dengan membangun volume melalui harga di

bawah pesaing.

c) Agar berhasil, maka perusahaan harus menjadi produsen dengan

biaya operasional lebih rendah dengan perusahaan lain.

Differentiation (Diferensiasi)

a) Perusahaan berusaha menjadi berbeda dan memiliki keunikan

dengan memiliki beberapa nilai lebih bagi pelanggan.

b) Perusahaan yang mampu mengelola dan memelihara perbedaan

akan memperoleh kinerja di atas rata-rata apabila harga premium

yang ditetapkan tidak melampaui biaya tambahan yang

dikeluarkan untuk memperoleh keunikan.

c) Berbeda dengan strategi cost leadership, untuk industri yang

memiliki banyak item/atribut yang dianggap penting oleh para

pembeli, bisa saja perusahaan dapat memiliki lebih dari satu

strategi diferensiasi agar berhasil mencapai tujuannya.

Differentiation Focus (Fokus Diferensiasi)

a) Menjadi berbeda melalui dimensi nilai dalam suatu pasar

sasaran yang khas.

b) Perusahaan menggunakan strategi ini untuk mengetahui dan

mengidentifikasi pesaing yang kinerjanya di bawah

(memberikan nilai kurang).

Cost Focus (Fokus Biaya)

a) Perusahaan menciptakan keunggulan harga dalam pasar sasaran misalnya dengan cara menyediakan program biaya rendah dalam segmen tertentu.

b) Perusahaan yang menggunakan strategi ini seringkali mencari

pesaing yang kinerjanya di atas rata-rata untuk memberikan

manfaat dan biaya tinggi yang ingin dimiliki oleh segmen.

57

Dalam menyusun strategi diferensiasi atau differentiation, perusahaan

berusaha untuk membuat perbedaan dengan perusahaan lain yang sejenis di dalam

industri yang sama. Perbedaan tersebut dapat berupa jasa atau barang yang dijual,

sistem, metode pemasaran atau faktor-faktor lainnya, sehingga dengan perbedaan

yang diterapkan memiliki nilai manfaat atau valuable bagi pelanggan (Porter,

1985). Sehingga memungkinkan dalam sebuah industri memiliki beberapa rencana

strategi differensiasi untuk masing-masing atribut untuk memberikan nilai tambah

bagi pelanggan.

Dengan menciptakan produk yang unik, perusahaan memiliki peluang untuk

memasarkan produk dengan harga premium. Tentunya untuk bisa menghasilkan

barang dengan harga premium perusahaan harus melakukan riset dan uji biaya

kesesuaian produk yang memiliki keunikan. strategi ini tentu saja memerlukan

biaya dari perusahaan.

Perusahaan yang memilih strategi ini harus mampu mengelola biayanya lebih

rendah atau tidak jauh dengan biaya yang dikeluarkan competitornya, pengurangan

biaya dapat dilakukan pada bagian lain yang tidak memengaruhi faktor diferensiasi

yang dipilihnya. Differentiation tidak hanya dilihat secara umum tetapi

differentiation bersumber dari aktifitas yang spesifik yang dilakukan oleh

perusahaan, yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen (Porter, 1985).

Porter (1985) juga memberikan beberapa arahan dalam memilih strategi

differentiation, diantaranya:

1. Menjaga inti dari keunikan.

58

2. Membuat perbedaan biaya sebagai cara bersaing.

3. Mengubah cara atau untuk lebih unik.

4. Mengkonfigurasi ulang rantai nilai menjadi lebih unik.

Selain itu Porter (1985) juga memberikan arahan yang dapat dijadikan

strategi differentiation oleh perusahaan agar berkesinambungan atau sustainable.

diantaranya:

1. Membatasi Sumber keunikan yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam

industri.

2. Membuat perbedaan dalam menciptakan daya saing.

3. Memiliki beberapa sumber dari keunikan.

4. Membuat perbedaan pada produk atau jasa perusahaan, juga membuat

switching cost atau biaya pindah yang lebih tinggi bagi konsumen.

Secara definisi, fokus diferensiasi bertujuan untuk menambah nilai lebih atau

keunikan produk yang ditawarkan kepada konsumen. In differentiation focus a firm

seeks differentiation in its target segment. Differentiation focus exploits the special

needs of buyers in certain segment. Adapun rekapitulasi dari seluruh pengertian ini

terangkum pada tabel 2.10 berikut:

Tabel 2.10 Rekapitulasi Pengertian Strategi Bersaing

No Nama Konsep

1 Hubbard &

Beamish (2011)

Strategi bersaing adalah suatu organisasi

memposisikan dirinya lebih kompetitif

daripada kompetitor di industri yang sama.

2 Thompson et al.

(2014)

Strategi bersaing adalah sebuah strategi pada

tingkat bisnis tunggal untuk mengembangkan

kinerja atau keunggulan daya saing dalam satu

lini bisnis

3 Hitt, Ireland, &

Hokisson (2015)

Strategi bersaing adalah seperangkat

komitmen dan tindakan sinergi yang

digunakan perusahaan untuk mencapai

keunggulan daya saing dengan memanfaatkan

59

No Nama Konsep

kompetensi inti dalam suatu pasar produk

tertentu

4 Porter dalam

Wheelen et al.

(2015)

Strategi bersaing memiliki fokus untuk

peningkatan posisi persaingan suatu produk

dari suatu unit bisnis atau perusahaan dalam

industri tertentu

5 Pearce & Robinson

(2015)

Setiap penyusunan perusahaan harus berasal

dari rencana perusahaan untuk mencapai

keunggulan kompetitif.

Konstruk:

Upaya pengembangan bisnis agar dapat memposisikan diri lebih unggul

dari kompetitor pada industri yang sama

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi bersaing dapat disimpulkan

bahwa strategi bersaing adalah upaya pengembangan bisnis agar dapat

memposisikan diri untuk menjadi lebih unggul daripada pesaing pada industri yang

sama. Adapun dalam penentuan konstruk untuk dimensi dari variabel strategi

bersaing ini didasarkan pada komparasi dimensi berikut ini:

Tabel 2.11 Komparasi Dimensi Strategi Bersaing

No. Sumber Referensi dan Dimensi

1 Hubbard & Beamish (2011)

Cost leadership strategy, Differentiation Strategy

2

Thompson et al (2014)

Low-cost provider strategy, board differentiation strategy, focused low

cost strategy, focus differentiation strategy, best cost provider strategy

3

Hitt, Ireland, Hoskisson (2015)

Cost leadership, Differentiation, Focused cost leadership, focused

differentiation, Integrated cost leadership/ differentiation

4 Porter dalam Wheelen (2015)

Cost leadership, Differentiation, Focus

5 Pearce & Robinson (2015)

Low cost leadership, Differentiation, Focus

Dimensi Strategi Bersaing dalam penelitian ini:

Cost leadership, Differentiation, Focus

60

Berdasarkan penelusuran konsep strategi bersaing yang ada dalam analisis

literatur serta diperkuat oleh proses diskusi dengan para pengusaha industri kreatif

fesyen dan para pakar di bidang tersebut, maka diperoleh konstruk dan indikator

dari variabel strategi bersaing seperti di atas, adapun indikator dari masing-masing

dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan biaya

2. Differensiasi

3. Fokus

Tabel 2.12 Konstruk dimensi dan indikator Strategi Bersaing

Dimensi Indikator

Kepemimpinan Biaya 1. Penentuan biaya operasional yang efisien

2. Penentukan harga yang lebih kompetitif dari

pesaing

3. Penyebaran informasi perusahaan terkait

pelanggan, produk, saluran distribusi dan

sejenisnya yang tepat waktu, dapat dipahami dan

kredibel

4. Meminimalisir biaya promosi dengan

menggunakan media digital (internet)

5. Mengefektifkan saluran distribusi penjualan

dengan memanfaatkan penggunaan media digital

(online)

Diferensiasi

1. Kemampuan perusahaan dalam melakukan inovasi

dalam desain

2. Kemampuan perusahaan dalam melakukan inovasi

terhadap kualitas produk

3. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan

keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh

perusahaan lain

61

Dimensi Indikator

4. Kemampuan perusahaan dalam mengembangkan

beragam variasi produk dibanding perusahaan lain

yang sejenis

5. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan

kemudahan bagi pelanggan dalam mendapatkan

pelayanan

6. Kemampuan perusahaan dalam melakukan

implementasi teknologi terkini

Fokus

1. Kecepatan dalam mengantisipasi tuntutan pasar

dalam pemasaran produk

2. Kecepatan dalam mengadaptasi teknologi terbaru

3. Kecepatan dalam memenuhi permintaaan sesuai

dengan dengan harapan pelanggan

Penyusuan konstruk dimensi dan indikator dari variabel strategi bersaing

didasarkan pada hasil analisis literatur serta disesuaikan dengan permasalahan yang

dihadapi oleh pelaku industri kreatif fesyen di Jawa Barat khususnya yang berkaitan

keunggulan perusahaan dibandingkan dengan kompetitor pada industri yang sama

juga masalah penentuan biaya operasional yang belum efisien dan mempersingkat

distribusi juga mengantisipasi tuntutan pasar akan kualitas produk. Indikator fokus

dibuat untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam kemampuan bersaing, sehingga

dapat menentukan strategi bersaing yang dipilih oleh perusahaan, mengetahui

kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi teknologi baru untuk dapat bersaing,

juga mengetahui keinginan konsumen. Perusahaan berusaha untuk memenuhi

harapan agar konsumen merasa lebih puas dibandingkan dengan perusahaan yang

lain.

62

Kinerja Bisnis

Analisis pengukuran kinerja korporasi berbeda dengan kinerja bisnis,

pengukuran kinerja korporasi menekankan pada aspek portofolio bisnis, (Hubbard

& Beamish, 2011). Sedangkan menurut Wheelen & Hunger (2012) bahwa kinerja

bisnis dapat diukur dari pangsa pasar, penjualan dan profitabilitas. Sementara

menurut Best (2009), kinerja bisnis adalah output atau hasil dari penerapan segala

aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan bisnis, kinerja bisnis indikatornya

adalah pertumbuhan penjualan dan profitabilitas.

Cooke & Davis (2002), mengatakan keberhasilan perusahaan dapat

dibedakan dari pengukuran efisiensi dan efektifitas. Efisiensi berkaitan dengan

manajemen yang baik yang tercermin dari keberhasilan jadual, anggaran, dan

spesifikasi sedangkan efektifitas berkaitan dengan efektifitas pengguna. Masih

menurut Cooke & Davis success criteria adalah ukuran yang digunakan untuk

menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan, sedangkan critical success

factor adalah input pada sistem manajemen yang berpengaruh secara langsung

maupun tidak langsung pada kesuksesan perusahaan.

Abduh (2007) membagi indikator kinerja pada tingkat industri, perusahaan

dan tingkat proyek yang dapat dikategorikan pada beberapa aspek diantaranya,

aspek biaya, waktu, kualitas, produktivitas, keselamatan kerja dan lingkungan

kerja.

Berdasarkan pada seluruh pendapat para peneliti tersebut, maka kinerja bisnis

didefinisikan sebagai hasil akhir dari aktivitas dalam menilai kinerja dengan

63

menggunakan tujuan-tujuan yang dirumuskan dalam perumusan stratejik sebagai

proses manajemen stratejik. Adapun rekapitulasi dari seluruh pengertian diatas

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.13 Rekapitulasi Pengertian Kinerja Bisnis

No Nama Konsep

1 Cooke-Davies

(2002)

Kinerja bisnis yang berhasil, dapat dibedakan

dari pengukuran efisiensi dan efektifitas.

Efisensi berkaitan dengan manajemen yang baik

yang tercemin dari ketepatan jadwal, anggaran

dan spesifikasi. Sedangkan efektifitas berkaitan

dengan kepuasan pengguna.

2 Abduh (2007) Kinerja diukur dengan mengkategorikan aspek

(Biaya, waktu, kualitas, produktifitas dan

lingkungan)

3 Best (2009) Kinerja bisnis adalah output atau hasil dari

implementasi/penerapan segala aktivitas yang

berhubungan dengan kegiatan bisnis, kinerja

bisnis. Indikatornya adalah pertumbuhan

penjualan dan profitabilitas.

4 Hubbard &

Beamish (2011)

Pengukuran kinerja bisnis melalui kinerja

pemasaran penjualan, pertumbuhan pasar dan

pangsa pasar

5 Wheelen (2015) Kinerja merupakan hasil akhir dari suatu

aktivitas, dalam menilai kinerja, digunakan

tujuan-tujuan yang telah dirumuskan pada

penyusunan strategi sebagai bagian dari proses

manajemen stratejik yang berkaitan dengan

profitabilitas, pangsa pasar, pengurangan harga. Konstruk :

Analisis kinerja bisnis melalui kinerja pemasaran dapat dihitung, diantaranya

dengan Volume Penjualan, Tingkat Profitabilitas dan Pangsa Pasar

Berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja bisnis dapat disimpulkan bahwa

kinerja bisnis ditunjukan dengan adanya perubahan kondisi market dan keuangan

perusahaan. Adapun dalam penentuan konstruk untuk dimensi dari variabel kinerja

bisnis ini didasarkan pada komparasi dimensi berikut ini:

64

Tabel 2.14 Komparasi Dimensi Kinerja Bisnis

No. Sumber Referensi dan Dimensi

1 Cooke Davies (2002)

Efisiensi waktu, anggaran dan spesifikasi, efektifitas, kepuasan

pelanggan

2 Abduh (2007)

Biaya, waktu, kualitas, produktivitas, lingkungan

3 Best (2009)

Pertumbuhan penjualan, profitabilitas

4 Hubbard & Beamish (2011)

Penjualan, pertumbuhan pasar, pangsa pasar

5 Wheelen (2015)

Profitabilitas, Pangsa pasar, pengurangan harga

Dimensi Kinerja Bisnis dalam penelitian ini:

Volume Penjualan, Tingkat Profitabilitas, Pangsa Pasar

Berdasarkan penelusuran dan analisis terhadap konsep kinerja bisnis yang

terdapat dalam beberapa referensi serta didukung oleh beberapa teori, diskusi

dengan para pelaku fesyen dan para pakar dibidang tersebut diperoleh konstruk dan

indikator dari variable kinerja bisnis seperti diatas. Adapun indikator dari masing-

masing dimensi tersebut, yaitu:

1. Volume Penjualan

2. Tingkat Profitabilitas

3. Pangsa Pasar

65

Tabel 2.15 Konstruk Dimensi dan Indikator Kinerja Bisnis

Dimensi Indikator

Volume Penjualan 1. Pencapaian target volume penjualan tahun

tertentu.

2. Pertumbuhan penjualan sesuai target tahun

tertentu.

Tingkat Profitabiltas

1. Pencapaian target laba dalam periode waktu

tertentu.

2. Peningkatan pertumbuhan laba dalam periode

waktu tertentu

Pangsa Pasar

1. Pencapaian target penjualan pada pangsa pasar di

Jawa Barat.

2. Pencapaian target penjualan pada pangsa pasar di

Indonesia.

Penyusunan konstruk dimensi dan indikator dari variabel kinerja bisnis

didasarkan pada hasil analisis literatur dan disesuaikan dengan temuan

permasalahan yang dihadapi oleh pelaku industri kreatif fesyen di Jawa Barat

khususnya yang berkaitan dengan belum optimalnya pencapaian target penjualan,

pemahaman konsep bisnis untuk dapat siap bersaing juga pemahaman perencanaan

bisnis yang strategis.

2.2 Posisi Penelitian

Dalam tabel berikut ini, terungkap rekapitulasi penelitian sebelumnya yang

bersumber dari berbagai jurnal internasional sebagai rujukan dari penelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya dengan topik disertasi yang sedang disusun.

66

Tabel 2.16 Posisi Penelitian

No. Penulis & Judul Variabel Metode

Penelitian Hasil

Persamaan &

Perbedaan

Kreasi Nilai

1

1

Ali Alawneh and

Ezz Hattab (2009)

An Empirical Study

of sources Affecting

E-business value

creation in

Jordanian Banking

Service.

Hubungan kreasi

nilai &

strategi bersaing,

Technology

Organization

Environment

(TOE) framework.

Deskriptif dan

inferensial-

regresi

multiple/e-

business

industry sektor

perbankan di

Jordania.

Kesiapan teknologi

memiliki pengaruh

signifikan terkuat pada

e-bisnis di bank.

Ukuran bank,

IT/Strategi keselarasan

bisnis, dan

ketersediaan

pendapatan dari online

memiliki pengaruh

yang signifikan pada

nilai e-bisnis dibank,

sementara sumber daya

keuangan, komitmen

dan kecukupan

professional IT tidak

memberikan kontribusi

signifikan terhadap e-

business.

Fokus pada kreasi

nilai dan strategi

bisnis.

Kreasi nilai

terhadap

performansi bisnis.

2

2

Martello, Barroso, &

Cepeda (2013)

Developing an

integrated vision of

costumer value

Kreasi Nilai Study literatur,

model interaksi

customer value

creation.

Kombinasi spesifik

kemampuan organisasi

dapat meningkatkan

nilai pelanggan

Studi mengenai

interaksi orientasi

pasar, manajemen

pengetahuan, dan

manajemen relasi

pelanggan terhadap

kreasi nilai

3

3

Nielsen &

Montemari (2012)

The role of human

resources in

business model

performance: the

case of network‐based companies

Kreasi nilai dan

kinerja bisnis

Semi-Structure

Interview.

Network based

business model.

Terdapat peran sumber

daya manusia dalam

proses kreasi nilai dari

suatu model bisnis

berbasis jaringan

Membahas

mengenai kreasi

nilai dan kinerja

bisnis

4

4

Marvin B.

Lieberman (2014)

Measuring Value

Creation and Its

Distribution Among

Stakeholders of the

Firm

Kreasi Nilai, dan

kinerja bisnis

Study literature

menggunakan

data historis

pada GM &

Toyota.

Konsep penciptaan

nilai sangat penting

bagi bidang

manajemen strategis,

dan periset menaruh

perhatian besar pada

perolehan nilai oleh

pemangku kepentingan

internal dan eksternal.

Namun, ada sedikit

perkembangan metode

Fokus terhadap

hubungan RBV,

kreasi nilai,

appropriation, dan

stakeholders

terhadap

produktifitas

67

kuantitatif untuk

mewakili secara luas

penciptaan dan

distribusi nilai

ekonomi di tingkat

perusahaan.

5

5

Antonio Argandoña

(2011)

Stakeholder Theory

and Value Creation

Kreasi Nilai dan

Stakeholder

Survey on

stakeholder

value

Kreasi nilai di

perusahaan bukan

hanya satu jenis, tapi

beberapa, untuk

menemukan cara yang

lebih baik,

menciptakan nilai

ekonomi dan non-

ekonomi dengan cara

yang berkelanjutan,

sehingga semua

pemangku

kepentingan, yang

membantu

menciptakan nilai

tersebut, juga berbagi

dalam kenikmatan,

meskipun dalam cara

yang berbeda dan

berubah seiring waktu,

sehingga optimal

ekonomi (kriteria

efisiensi) terjamin dan

manajemen

ditingkatkan.

Fokus terhadap

pengembangan

hubungan

stakeholder dan

kreasi nilai

Inovasi Pemasaran

1

1

Medrano-Sáez

(2012)

Marketing

Innovation as an

Opportunity in a

Situation of

Uncertainty: The

Spanish Case

Inovasi pemasaran,

strategi bersaing

dan kinerja bisnis

Technological

innovation

panel &

diproses

menggunakan

logit

Perusahaan yang

berupaya melakukan

litbang cenderung

melakukan inovasi

pemasaran.

Ukuran perusahaan

berpengaruh positif

terhadap kemampuan

inovasi pemasaran.

Perusahaan manufaktur

biasanya berinovasi

pada desain dan

kemasan produk dan

perusahaan jasa

menangani strategi

inovasi mengenai

penempatan produk,

layanan, dan harga.

Ekspor memiliki

hubungan langsung

dengan inovasi

pemasaran.

Membahas

hubungan inovasi

pemasaran terhadap

strategi bersaing

dan kinerja bisnis

2

2

Geldes dan

Felzensztein (2012)

Inovasi pemasaran

dan akses informasi

Deskriptif dan

inferensial-

regresi

multiple/e-

business

industry sector

agribisnis

Relasi positif antara

ukuran perusahaan dan

inovasi di sektor

agribisnis.

Relasi positif antara

akses terhadap

Menganalisis

karakter dan faktor

penentu inovasi

pemasaran pada

sektor agribisnis

68

Latin American

firms competing in

the global economy

informasi dan inovasi

pemasaran

3

3

Naidoo (2015)

An Analysis of the

Push and Pull

Motives for Choosing

Mauritius as the

Wedding Destination

Inovasi pemasaran

dan strategi

bersaing dan

kinerja bisnis

Mixed method

dengan data

primer

menggunakan

kuesioner

kepada para

turis yang

berkunjung ke

Mauritus

sebanyak 200

purposive

sampling atas

17 pertanyaan.

Perusahaan manufaktur

China dapat bertahan

karena

mengembangkan

keunggulan daya saing.

Inovasi pemasaran

mengarah pada

pengembangan strategi

bersaing.

Kemampuan inovasi

meningkat ketika

perusahaan

berorientasi kompetisi

dan memiliki

kemampuan

interfungsional.

Membahas

mengenai hubungan

antara inovasi

pemasaran dan

strategi bersaing

dan kinerja bisnis

4

4

Shergill dan

Narfundkar (2005)

Market Orientation,

Marketing

Innovation as

Performance

Drivers

Inovasi pasar &

kinerja bisnis

Random

sampling yang

dianalisa

menggunakan

CRM atas

kuesioner yang

ditujukan

kepada

responden di

India.

Orientasi pasar dan

kinerja saling

berhubungan.

Inovasi pemasaran

yang radikal hanya

memberikan efek

parsial pada kinerja

perusahaan

Membahas

pengaruh inovasi

pasar terhadap

kinerja bisnis

5

5

Camisón dan Villar-

López (2011)

Non-technical

innovation:

Organizational

memory and

learning capabilities

as antecedent

factors with effects

on sustained

competitive

advantage

Pengaruh inovasi

pemasaran terhadap

strategi bersaing

Structural

Equation

Model atas

sampling 159

responden

dianalisa

menggunakan

PLS.

Kemampuan daya

ingat dan belajar

organisasi sangat

penting dalam inovasi

organisasi dan

pemasaran, dan

keduanya

mempengaruhi secara

positif terhadap

keunggulan daya saing.

Menganalisa

kemampuan

organisasi pada

inovasi non-teknis

dan efeknya pada

keunggulan daya

saing.

1

6

Peter S.H. Leeflang

(2014)

Challenges and

solutions for

marketing in a

digital era

Teknologi digital

dan pemasaran

Sampling

sebanyak 777

eksekutif

sebagai

responden di

analisa

menggunakan

metode

kualitatif

dengan diskusi

panel.

Pemanfaatan teknologi

digital sangat

berpengaruh terhadap

performa marketing

perusahaan. Dengan

adanya perubahan

budaya, teknologi

digital memiliki peran

penting dalam

meningkatkan

performa perusahaan

Menganalisis

penggunaan

teknologi digital

khusus dalam

bidang marketing.

69

2

7

Adel Ben Youssef

(2008)

The Impact of ICT

on Student

Performance in

Higher Education:

Direct Effects,

Indirect Effects and

Organisational

Change

Penggunaan

teknologi digital

dalam

hubungannya

dengan kinerja

Review study

atas

penggunaan

teknologi ICT

dalam bidang

pendidikan

tinggi.

Penggunaan teknologi

ICT dalam industri

pendidikan memiliki

dampak yang

signifikan terhadap

pemerataan

pemahaman di

kalangan akademisi.

Namun demikian hal

tersebut harus

didukung oleh adanya

perubahaan dalam

organisasi sehingga

struktur organisasi

dapat mendukung

pemanfaatan teknologi

di dalam

organisasinya.

Penggunaan

teknologi digital

dalam hubungannya

dengan kinerja

3

8

G Finger (2007)

Digital convergence

and its economic

implications

Penggunaan

teknologi digital

Kajian

literature atas

penggunaan

teknologi

digital dengan

perekonomian.

Keberagaman

teknologi ICT di dalam

suatu industri

memberikan dampak

yang positif terhadap

perkonomian. Namun

demikian masih

terdapat masalah-

masalah yang harus

diperhatikan yaitu

masalah keamanan

data.

Penggunaan

teknologi digital

dalam hubungannya

dengan ekonomi

4

9

Jennifer Olson

(2011)

An Analysis of e-

Learning Impacts &

Best Practices in

Developing

Countries

Penggunaan

teknologi

Study kasus &

best practice in

developing

countries

Penggunaan teknologi

dalam industri

pendidikan pada

negara berkembang

memiliki hasil yang

sangat baik

dikarenakan budaya

masyarakatnya yang

sudah terbiasa dengan

penggunaan teknologi

digital. Hal tersebut

berdampak pada

tingkat pengetahuan

masyarakatnya pun

yang semakin

meningkat.

Penggunaan

teknologi dalam

meningkatkan

indikator ekonomi

5

10

Agustine Eva M.S.

(2007)

Persepsi

Penggunaan

Aplikasi Internet

Untuk Pemasaran

Penggunaan ICT

dalam bidang

pemasaran

Metode analisa

deskriptif

kualitatif

dengan teknik

sampling

purposive

sampling.

Penerapan aplikasi

internet melalui

fasilitas e-commerce

memberikan alternatif

media pemasaran

produk bagi para

Fokus terhadap

penggunaan ICT

dalam bidang

pemasaran

70

Produk Usaha Kecil

Menengah

pelaku Usaha Kecil

Menengah (UKM).

Keunikan Sumber Daya

1

1

Encep Sopandi

(2017)

Analisis Keunikan

Sumberdaya dan

Strategi Keunggulan

Bersaing Produk

Kreatif Bambu

(Studi Pada Saung

Angklung Udjo

Bandung Jawa

Barat)

Keunikan sumber

daya &

daya saing

perusahaan

Deskriftif

kualitatif

dengan studi

kasus. Teknik

pengumpulan

data melalui

observasi dan

wawancara.

Kepemilikan terhadap

keunikan sumber daya

merupakan suatu

competitive advantage

yang sulit untuk

dimiliki oleh organisasi

lain. Oleh karena itu

keunikan sumber daya

sendiri dapat menjadi

senjata agar dapat

bersaing dan

memenangkan

kompetisi

Membahas

keunikan sumber

daya sebagai daya

saing perusahaan

2

2

Matthew Carlson

(2010)

Integrated Resource

Management and

Planning

Keunikan sumber

daya dan performa

perusahaan

Economic

modeling

Pentingnya planning

and managing resource

di dalam perusahaan

merupakan suatu

strategi yang kuat

dalam meningkatkan

performa perusahaan.

Namun demikian

penerapan IRM dalam

perusahaan biasanya

memiliki jeda waktu

dikarenakan adanya

masalah kebijakan.

Membahas sumber

daya sebagai salah

pembuatan strategi

3

3

Joyce W. Nderitu

(2016)

Strategies for

Sustainable

Competitive

Advantage in

Christian

Universities in

Nairobi, Kenya

Keunikan sumber

daya & pembuatan

strategi

Studi kasus di

universitas

Kristen Kenya

Universitas dapat

memanfaatkan

berbagai cara untuk

mendapatkan

keunggulan kompetitif,

misalnya melalui

inovasi, pembedaan,

dan penambahan nilai

unik bagi mahasiswa

akan memastikan

bahwa universitas

memiliki keunggulan

kompetitif. Seiring

perubahan pasar,

pesaing menduplikat

keuntungan yang

berhasil. Universitas

harus menetapkan

keunggulan kompetitif,

dan pada saat yang

sama

mempertahankannya.

Program yang

ditawarkan perlu

dianalisis secara terus-

menerus agar tetap

mengikuti situasi pasar

saat ini. Strategi

pengurangan biaya

bukanlah strategi yang

kuat dan tidak dapat

berkelanjutan untuk

Penggunaan

variabel keunikan

sumber daya dalam

pembuatan strategi

71

membantu Universitas

meraih keunggulan

kompetitif.

4

4

Rifat Kamasak

(2013)

The Contribution of

Tangible and

Intangible

Resources, and

Capabilities to A

Firm’s Profitability

and Market

Performance:

Empirical Evidence

from Turkey

Keunikan sumber

daya & profitability

Mixed method

research

dengan

komponen

kualitatif pada

interview &

studi literature

serta komponen

kuantitatif pada

uji hipotesis.

Sumber daya dalam

isolasi umumnya tidak

dapat menyebabkan

kinerja perusahaan. Ini

adalah interaksi

sumber daya dan

kemampuan yang

kompleks bersamaan

dengan mekanisme

lainnya (misalnya

Proses manajerial,

bisnis dan TI)

memainkan peran

mediasi dan / atau

moderasi dalam

interaksi yang

menghasilkan kinerja.

Oleh karena itu,

interaksi kemampuan

sumber daya yang

kompleks ini mengarah

pada kinerja

perusahaan seperti

kotak hitam

terselubung dan yang

diketahui mengenai

proses ini sangat

terbatas.

Penggunaan

tangible dan

intangible resource

sebagai dimensi

dari keunikan

sumber daya

Fokus terhadap

profitability dan

performa pasar dari

variabel keunikan

sumber daya

5

5

John O. Okpara

(2013)

Exploring the

Effects of Intangible

Resources on

Competitive

Advantage and

Performance of

Listed Firms in

Nigeria

Keunikan sumber

daya

Metode

kuantitatif

menggunakan

regresi dan

korelasi

Pengelolaan dan

pemilikan

keterampilan

manajerial dan talenta

merupakan

kemampuan kunci bagi

perusahaan yang

bercita-cita untuk

mencapai keunggulan

kompetitif yang

berkelanjutan dan

memberikan kinerja

yang superior.

Sumber daya tidak

berwujud, terutama

reputasi, budaya,

pengetahuan, dan

manajemen merupakan

pendorong utama

kinerja dan keunggulan

kompetitif.

Reputasi, budaya,

pengetahuan, dan

peran manajemen

memiliki efek langsung

dan tidak langsung

terhadap kinerja dan

keunggulan kompetitif.

Penggunaan

tangible dan

intangible resource

sebagai dimensi

dari keunikan

sumber daya.

Pembahasan fokus

terhadap daya saing

suatu organisasi

72

Strategi Bersaing

1

1

Tanuraharjo (2015)

The Effects of

Forces Driving

Industry

Competition and

Distinctive

Capabilities on the

Competitive

Strategy and Its

Implication on

Business

Performance of

Minimarket Network

in Indonesia

Strategi bersaing &

kinerja bisnis

Metode

kuantitatif

cross-sectional

Terdapat efek simultan

dari tekanan yang

mendorong kompetisi

perusahaan dan

keunikan sumber daya

pada kinerja bisnis

melalui strategi

bersaing

Membahas

hubungan strategi

bersaing dan

kinerja bisnis

2

2

Yan (2010)

The Chinese path to

individualization

Strategi bersaing &

kinerja bisnis

Menggunakan

metode survey

dengan

kuisioner.

Strategi bersaing

penting untuk

mencapai keunggulan

daya saing yang

mempengaruhi kinerja

bisnis. Terdapat

hubungan negative

antara tekanan

kompetisi terhadap

kinerja bisnis

Membahas

hubungan strategi

bersaing dan

kinerja bisnis

3

3

Helms et al. (1997)

Linking strategic

practices and

organizational

performance to

Porter's generic

strategies

Strategi bersaing &

kinerja bisnis

Kuesioner dan

sampling

Diferensiasi dan

inovasi tanpa

memperhatikan

efisiensi adalah tidak

baik. Strategi

kepemimpinan biaya

dan meningkatkan

pangsa pasar dengan

cara menurunkan harga

adalah kontraproduktif.

Kompetisi dengan

strategi kepemimpinan

biaya tanpa diferensiasi

memiliki keterbatasan.

Fokus pada strategi

bersaing dengan

dimensi

kepemimpinan

biaya dan

diferensiasi dan

pengaruhnya

terhadap kinerja

bisnis.

4

4

Qi et al. (2011)

Disruptive IT

Business Strategies

for Competitive

Advantage

Strategi bersaing

dan kinerja bisnis

Menggunakan

variabel rantai

pasok dan

melihat

pengaruhnya

terhadap

kinerja bisnis.

Memberikan pedoman

untuk praktisi rantai

pasok dalam memilih

strategi rantai pasok

yang tepat untuk

mendukung strategi

bersaing dalam

lingkungan yang

beragam.

Membahas

hubungan strategi

bersaing dan

kinerja bisnis

5

5

Kurniawan et al.

(2016)

The Influence Of

Business

Partnership And

Competitive

Strategi bersaing

dan kinerja bisnis

Menggunakan

metode cross-

sectional.

Terdapat pengaruh

kemitraan dan strategi

bersaing pada kinerja

bisnis secara simultan

maupun parsial.

Pengaruh strategi

bersaing lebih dominan

Membahas

pengaruh kemitraan

pada kinerja bisnis.

73

Strategy On

Business

Performance Of

Recreation Park

Services Industry In

West Java,

Indonesia

dalam meningkatkan

kinerja bisnis.

Kinerja Bisnis

1 Cosmin Octavian

DOBRIN, et al

(2012)

The Concept of

Performance in

Business

Organizations –

Case Study on the

Employee

Performance in

Romanian Business

Organizations

Kinerja bisnis Study kasus

secara historis

selama may-sep

2012 pada

2(dua) badan

usaha di

Rumani.

Penggunaan variabel

environment dan sosial

perlu untuk dimasukan

ke dalam variabel

kinerja perusahaan

dikarenakan kedua

variabel tersebut

memiliki dampak

terhadap kinerja

perusahaan dalam

jangka waktu panjang

Fokus pada

penggunaan

variabel

environment dan

sosial kedalam

kinerja bisnis

2 Sorinel Căpuşneanu,

et al (2012)

New Performance

Measurement

Kinerja bisnis Penggunaan

market

commitment

model dalam

penelitian

Kinerja bisnis

seharusnya memiliki

dimensi yang lebih

luas bila dibandingkan

dengan dimensi yang

sudah ada saat ini.

Framework (CERISE)

yang ditawarkan pada

penelitian ini dapat

mencakup lebih

banyak variabel dalam

mengukur kinerja

perusahaan.

Pengukuran kinerja

bisnis dalam tujuan

untuk membangun

strategi

3 Ebrahim

Mohammed Al-

Matari (2014)

The Measurements

of Firm

Performance’s

Dimensions

Kinerja bisnis Penggunaan

ROA dan ROE

dalam

mengukur

kinerja bisnis

ROA dan ROE

merupakan dimensi

keuangan yang

memiliki proposi

paling besar terhadap

kinerja bisnis suatu

perusahaan

Pengukuran

dimensi-dimensi

keuangan terhadap

hubungannya

dengan kinerja

bisnis

4 Andreas Rauch

(2009)

Entrepreneurial

Orientation and

Business

Performance: An

Assessment of Past

Research and

Suggestions for The

Future

Kinerja bisnis Meta analysis

dengan

menggunakan

pendekatan

kualitatif untuk

peneliaan

budaya

kewirausahaan.

Kinerja bisnis pada

suatu perusahaan akan

meningkat seiring

dengan tumbuhnya

budaya kewirausahaan

di kalangan pegawai

perusahaan.

Fokus terhadap

hubungan budaya

kewirausahaan

dengan kinerja

bisnis

5 Skokan Karel (2013)

Strategic Planning

and Business

Performance of

Kinerja bisnis Metode

kuantitatif

dengan

Pearson’s chi-

Perusahaan yang lebih

besar selalu lebih

memperhatikan

manajemen strategi

yang lebih terperinci

Fokus

membandingkan

kinerja perusahaan

sesuai dengan

74

Micro, Small and

Medium-Sized

Enterprises

squared test of

goodness of fit

dibandingkan dengan

perusahan yang lebih

kecil.

Perusahaan yang

melakukan penyiapan

dokumen strategis

singkat, parsial, singkat

terbukti hanya 40%

dari parameter kinerja

yang diamati

menunjukkan hasil

yang lebih baik

daripada perusahaan

tanpa rencana bisnis

tertulis, sehingga perlu

menempatkan dampak

pada perencanaan

strategis yang tepat di

semua area bisnis yang

signifikan.

ukuran

perusahaannya

Kreasi Nilai dan Strategi Bersaing

1

1

Lindmann How do SMEs bond to their retailers through value creation? 2013

Kreasi nilai dan

strategi bersaing

Data

dikumpulkan

melalui mail

survey terhadap

150 tenaga

penjual

Pada kepuasan

pelanggan pemasok,

faktor hubungan

pelanggan menjelaskan

perbedaan terbesar

antara pemasok.

Loyalitas pelanggan

pada gilirannya

menyiratkan

pergeseran ke arah

faktor produk

/pengiriman/harga,

menunjukkan bahwa

dalam jangka panjang

nilai yang dirasakan

dari toko penjualan

tunduk pada strategi

produk pemasok dan

daya saing harga

Persamaan:

Unit analisis 150

penjual

Perbedaan:

kreasi nilai,

kekuatan pasar

2

2

Robeiro dan Love Value creation through an e-business strategy: implication for SMEs in construction 2003

Kreasi nilai dan

strategi bersaing

Menggunakan

dua studi kasus

Penerapan strategi e-

bisnis dapat digunakan

untuk menciptakan

nilai seluruh rantai

pasokan dalam

konstruksi

Persamaan:

Meneliti mengenai

kreasi nilai dan

strategi bisnis

Perbedaan:

Berbeda metode

penelitian, serta

komposisi variabel

3

3

Lee dan Ho Strategy For Value Creation And Appropriation In A Global Contex 2003

Kreasi nilai dan

strategi bersaing

Studi literatur Transformasi

kebijakan dan strategi

harus mengarah kepada

menciptakan dan

menangkap nilai yang

lebih tinggi dalam

jaringan inovasi global.

Persamaan:

Meneliti mengenai

kreasi nilai dan

strategi bisnis

Perbedaan:

Berbeda metode

penelitian, serta

komposisi variabel

75

Kreasi Nilai dan Kinerja Bisnis

1

1

1

1

Matanda dan Ndubisi Market orientation, supplier perceived value and business performance of SMEs in a Sub- Saharan African Nation 2009

Kreasi nilai dan

kinerja bisnis

Berupa survey

terhadap 244

pemasok

produk segar

Penciptaan nilai

pemasok yang

dirasakan

menunjukkan efek

mediasi pada hubungan

antara orientasi pasar

dan kinerja bisnis

Persamaan:

Kreasi nilai, kinerja

bisnis.

Perbedaan:

Pada komposisi

variabel penelitian

yang berbeda

dengan disertasi ini

2

2

Sindhuja Performance and Value Creation: Family Managed Business Versus Non-Family Managed Business 2009

Kreasi nilai dan

kinerja bisnis

Studi literatur Dengan dikelola secara

profesional bisnis non-

keluarga dapat

menciptakan nilai bagi

pemegang saham

Persamaan:

Kreasi nilai, kinerja

Perbedaan:

Pada komposisi

variabel penelitian

yang berbeda

dengan disertasi ini

3

3

Breunig & Hydle Remote control: measuring performance for value creation and governance of globally distributed knowledge work 2011

Kreasi nilai dan

kinerja bisnis

Berupa studi

kasus empiris

pada

perusahaan jasa

di Norwegia,

China.

Penciptaan nilai jangka

panjang terkait dengan

praktek kerja

layanan.

Persamaan:

Kreasi nilai, kinerja

Perbedaan:

Pada komposisi

variabel penelitian

yang berbeda

dengan disertasi ini

4

4

4

Rodgers Vision-to-value creation: A balanced fit strategic dynamic capabilities process, 2010

Kreasi nilai dan

kinerja bisnis

Berupa studi

kualitatif/pende

katan analitis di

perusahaan

S&P 500.

Kesenjangan kinerja

dapat dijelaskan oleh

tujuh variabel

organisasi yang fokus

pada seluruh

organisasi, yaitu terdiri

dari visi, misi, nilai-

nilai inti, tujuan,

strategi, fleksibilitas

organisasi dan risiko

.

Persamaan:

Kreasi nilai, kinerja

Perbedaan:

Pada komposisi

variabel penelitian

yang berbeda

dengan disertasi ini

Inovasi Pemasaran dan Strategi Bersaing

1 Sukhvir & Markeset Delepment of a framework for industrial service innovation management and coordination 2008

Inovasi pemasaran

dan strategi

bersaing

Manajemen inovasi

Survey

terhadap

perusahaan

minyak dan gas

di Norwegia

Kebutuhan dianggap

sebagai driver proses

inovasi yang paling

penting, umpan balik

dari pelanggan adalah

kegiatan paling penting

untuk mendorong

inovasi layanan

sementara

pengembalian investasi

adalah faktor penting

dalam pengambilan

keputusan dalam

mengevaluasi

kelayakan inovasi.

Karyawan adalah

sumber yang paling

penting dari ide-ide

Persamaan:

Mengkaji

keterkaitan antara

inovasi layanan dan

inovasi strategis.

Perbedaan:

Metode penelitian,

variable penelitian

keseluruhan dan

bidang industri

yang ditelitinya.

76

inovasi. Selanjutnya,

interaksi antara

perusahaan yang

berbeda serta

keterlibatan pelanggan,

karyawan dan pemasok

dalam proses inovasi

menjadi semakin

penting.

2 Chenhll, Kallunki, Silvova Exploring the relationships between strategy, innovation and management control system: The roles of social networking, organic innovative culture and formal control. 2011

Inovasi, Sistem

pengendalian

manajemen,

strategi

Survey

terhadap

perusahaan di

Rusia

Ditujukkan bahwa

jejaring sosial memiliki

effect pada inovasi

secara tidak langsung

melalui koneksi

dengan budaya inovatif

organik.

Persamaan:

Mengkaji

keterkaitan antara

kemitraan bisnis

dengan inovasi

Perbedaan:

Metode penelitian,

variable penelitian

keseluruhan, dan

bidang industri

yang ditelitinya.

Inovasi Pemasaran dan Kinerja Bisnis

1

1

Zawislak, Alves, TelloGamarra, Barbieux, & Reichert Influences of the internal capabilities of firms on their innovation performance: A case study investigation in brazil 2013

Kapabilitas

internal,

kinerja

inovasi

Survey

terhadap

perusahaan di

Brazil

Ditemukan bahwa

meskipun

kemampuan teknologi

dari

suatu perusahaan

merupakan

komponen penting

dalam

proses inovasi, hal itu

tidak cukup dalam

menjelaskan

bagaimana

suatu perusahaan

mengubah

penemuan internal

menjadi

transaksi pasar dan

inovasi.

Untuk bertahan,

seluruh

perusahaan harus

menemukan

tingkat terendah dari

masing- masing

kapabilitas,

namun kinerja inovatif

perusahaan didasarkan

pada salah satu

diantaranya

Persamaan:

mengkaji

keterkaitan

antara Aset

Perusahan

dengan Inovasi

Strategis

Perbedaan: metode

penelitian,

variabel penelitian

keseluruhan, dan

bidang

industri yang

ditelitinya

1

2

Al-bahussin & El-garaihy The Impact of Human Resource Management Practices, Organisation- al Culture,

Keunikan Sumber

Daya,

Manajemen

Inovasi,

Kinerja Bisnis,

Survey

terhadap

perusahaan di

Arab

Manajemen sumber

daya manusia

meningkatkan basis

pengetahuan

setiap individu sumber

daya

manusia. Dengan

didukung oleh

Persamaan:

mengkaji

keterkaitan antara

Aset Perusahaan

dengan

Inovasi Strategis

77

Organisation- al Innovation and Knowledge Management on Organisa- tional Perfomance in Large Saudi Organisa- tions: Structural Equation Modeling With Conceptual Framework. 2013

Manajemen

Pengetahuan

manajemen

pengetahuan dan

inovasi,

maka kinerja

perusahaan dapat

meningkat.

Perbedaan: metode

penelitian,

variabel penelitian

keseluruhan,

dan bidang industri

yang ditelitinya

3

3

3

Yayha The effect of unique resource, innovation management and partnership on business performance at digital creative industry in Indonesia 2013

Keunikan sumber

daya, manajemen

inovasi, kemitraan,

kinerja bisnis

Survei terhadap

perusahaan

kreatif digital di

Indonesia

Manajemen inovasi

berkaitan dengan

kemitraan

Persamaan:

mengkaji

keterkaitan

antara Kemitraan

Bisnis dengan

inovasi

Perbedaan:

metode penelitian,

variabel penelitian

keseluruhan, dan

bidang industri

yang ditelitinya

4

4

Moghaddam et al. Mediating Role Of Innovation & Market- Orientation In The Relationship Between Knowledge Management & Financial Performance: A Case Study Of Small & Enterpreneur Business 2013

Manajemen

inovasi,

daya tarik pasar,

Manajemen

pengetahuan,

kinerja bisnis

Survei terhadap

UMKM di Iran

Ditemukan

peningkatan kinerja

keuangan dari

hubungan

positif yang signifikan

antara inovasi,

orientasi pasar dan

manajemen

pengetahuan.

Persamaan:

mengkaji

keterkaitan

antara inovasi

dengan valuasi

bisnis

Perbedaan: metode

penelitian, variabel

penelitian

keseluruhan,

dan bidang industri

yang ditelitinya

5

5

Barnes & Hinton Reconceptualising e-business performance measure-ment using an innovation adoption framework 2012

Kinerja bisnis,

Manajemen inovasi

Perusahaan

e-bisnis

Dilihat dari sudut

pandang

inovasi teknologi,

ditemukan pemahaman

baru dan potensi

baru yang layak

untuk dilakukan

penyelidikan

lebih lanjut

Persamaan:

mengkaji

keterkaitan

antara manajemen

inovasi dengan

valuasi bisnis

Perbedaan: metode

penelitian,

variabel penelitian

keseluruhan,

dan bidang industri

yang ditelitinya

Keunikan Sumberdaya dan Strategi Bersaing

1

1

Seong Young Kim

Influence of Firm and Partner

Keunikan sumber

daya dan strategi

bersaing

Perusahaan

automotive

Mutualisme atau

kondisi saling

menguntungkan antara

Persamaan:

Sumberdaya,

kinerja.

78

Resources on Firm Performance in the Alliance Portfolio

2014

sumber daya jaringan

antara perusahaan

dan mitranya,

kompatibilitas sumber

yang mendasari,

termasuk

sumber daya fisik dan

R & D, strategi, status,

dan teknologi

yang saling

melengkapi memiliki

hubungan positif

dengan kinerja

ekonomi

perusahaan dalam

aliansi portofolio

Perbedaan:

Berbeda unit

analisis dan

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini

2

2

Hsu Effects of Competitive Strategy, Knowledge Management and E-Business Adoption on Performance 2012

Keunikan sumber

daya dan strategi

bersaing

e-

business

(bisnis online)

Penggunaan strategi

diferensiasi,

kemampuan yang lebih

besar dari

manajemen

pengetahuan dan

tingkat yang lebih

tinggi dari adopsi e-

bisnis,

menyebabkan kinerja

organisasi yang lebih

tinggi di pasar

Persamaan:

Strategi bisnis,

kinerja bisnis.

Perbedaan:

Unit analisis, pada

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini.

3

3

Cater & Cater (In)tangible resources as antecedents of a company's competitive advantage and performance 2009

Keunikan

Sumberdaya dan

Strategi Bersaing

Bisnis

jasa di Slovenia

Keuntungan

diferensiasi positif

dipengaruhi oleh

sumber

daya keuangan dan

seluruh tiga komponen

modal intelektual

Persamaan:

Sumber daya

berwujud, sumber

daya tidak

berwujud,

keunggulan

kompetitif, kinerja

perusahaan

Perbedaan:

Unit analisis,

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini

4

4

4

4

Karami et al The Influence of HR Practices on Business Strategy and Firm Performance: The Case of Banking Industry in Iran 2015

Keunikan sumber

daya dan strategi

bersaing

Berupa

survey pada

bank swasta

di kota Iran,

Tabriz

Ada hubungan yang erat antara strategi bisnis dan praktik SDM; praktik SDM memiliki efek positif pada kinerja perusahaan; strategi bisnis memiliki efek positif pada kinerja organisasi, dan juga ada hubungan positif antara praktik SDM terpadu dan strategi bisnis dan kinerja perusahaan.

Persamaan:

Sumber daya,

strategi bisnis,

kinerja perusahaan

Perbedaan:

Unit analisis,

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini.

79

Keunikan Sumberdaya dan Kinerja Bisnis

1

1

1

Elragal and Al -Serafi The Effect of ERP System Implementation on Business Performance: An Exploratory Case-Study 2011

Keunikan sumber

daya dan kinerja

bisnis

Berupa studi

kasus di

perusahaan

ChemCo Egypt,

Mesir.

Terdapat kontribusi

positif dari Enterprise

Resource Planning

(ERP) terhadap kinerja

bisnis.

Persamaan:

Kinerja bisnis,

sumberdaya.

Perbedaan:

Unit analisis,

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini.

3

2

Hafeez, Shariff, Lazim Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm Resources, SME Branding and Firm’s Performance: Is Innovation the Missing Link? 2012

Keunikan sumber

daya dan kinerja

bisnis

Berupa studi

literatur

Inovasi memediasi

hubungan antara

orientasi

enterprenerial, sumber

daya perusahaan,

Branding UKM dan

kinerja perusahaan.

Persamaan:

Kinerja bisnis,

sumberdaya.

Perbedaan:

Metode penelitian,

komposisi variabel

penelitian

3

3

Inmyxai dan Takahashi Firm resources and business performance in the Lao PDRr: Implications for SMEs in the LDC context 2009

Keunikan sumber

daya dan kinerja

bisnis

Berupa survei

dasar usaha

pada tahun

2005 dari

Badan

Kerjasama

Teknik Jerman

(GTZ).

Sumber daya manusia,

sumber daya berwujud,

sumber daya tidak

berwujud, dan

sumber daya nyata

nyata memiliki dampak

positif pada kinerja

perusahaan.

Persamaan:

Sumber daya,

kinerja bisnis.

Perbedaan:

Unit analisis,

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini.

4

4

García-Pérez-de-Lema et al. Strategy, competitive factors and performance in small and medium enterprise (SMEs) 2012

Keunikan sumber

daya dan kinerja

bisnis

Berupa empiris

terhadap 1170

UKM Spanyol.

Faktor sumber daya

manusia berperan

dalam pengendalian

manajemen dan kinerja

Persamaan:

Sumber daya,

kinerja

Perbedaan:

Unit analisis dan

komposisi variabel

penelitian yang

berbeda dengan

disertasi ini

2.3 State of the Art

Penelitian ini berbeda dengan penelitian–penelitian sebelumnya dan orisinil,

yaitu fokus pada hasil dari pelaksanaan kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan

sumber daya dalam upaya meningkatkan strategi bersaing dan kinerja bisnis pada

80

UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat. Setelah melakukan analisis terhadap

penelitian-penelitian terdahulu baik di dalam maupun di luar negeri melalui

penelusuran jurnal penelitian. Hasil penelusuran menunjukan bahwa penelitian

dengan model ini belum pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Pada

penelitian terdahulu belum pernah dilakukan penelitian yang meneliti secara

bersama-sama hubungan diantara lima variabel: kreasi nilai, inovasi pemasaran,

keunikan sumber daya, strategi bersaing dan kinerja bisnis di UMKM fesyen

muslim online Jawa Barat. Selain itu dimensi dan indikator yang digunakan untuk

mengukur masing-masing variable tidak ada yang persis sama dengan penelitian

terdahulu, yaitu variabel inovasi pemasaran dengan indikator produk, konsep

pemasaran dan teknologi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Proposional Random Sampling, dengan jumlah sampel 295

responden pemilik UMKM fesyen muslim di Jawa Barat. Sehingga demikian

penelitian ini memiliki orisinalitas yang tinggi dibandingkan dengan penelitian-

penelitian terdahulu.

State of the art dari penelitian ini adalah menghasilkan model yang bertumpu

pada hasil peningkatan strategi bersaing UMKM fesyen muslim online untuk

peningkatan ekonomi kreatif di Jawa Barat, sehingga topik penelitian ini belum

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dengan demikian penelitian ini

memiliki orisinalitas yang tinggi.

Nilai keunggulan penelitian ini terdapat pada unit analisisnya yaitu UMKM

fesyen muslim online di Jawa Barat dengan unit pengamatan pemilik/pelaku

UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat, sehingga diharapkan dari model

81

penelitian ini diperoleh novelty yang dapat menjadi suatu model stratejik untuk

meningkatkan kinerja bisnis UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

2.4 Kerangka Pemikiran

2.4.1 Hubungan Kreasi Nilai dengan Strategi Bersaing

Pada tahun 1985, seorang professor Harvard Business School, Michael

Porter, menulis tentang keunggulan daya saing, Porter menjelaskan mengenai

strategi bersaing, dalam hal ini adalah strategi generik yang merupakan cara utama

perusahaan untuk mencapai keunggulan daya saing. Terdapat 3 strategi yaitu

strategi untuk mencapai biaya paling rendah, diferensiasi, dan fokus.

Konsep nilai pelanggan menjadi semakin menonjol sebagai faktor strategis

yang penting dalam mencapai keunggulan daya saing (Mele, 2007). Dalam

kenyataannya, pelanggan membeli produk karena produk tersebut memiliki nilai

dan memberikan kepuasan. Peteraf & Barney (2003) mengklaim bahwa perusahaan

memiliki keunggulan daya saing apabila dapat menciptakan nilai ekonomis yang

lebih daripada pesaingnya dalam pasar yang sama. Barney (2008) mendefinisikan

keunggulan daya saing adalah kemampuan untuk menciptakan nilai ekonomis yang

lebih daripada yang diberikan pesaing. Penelitian Wu (2010) menjelaskan bahwa

keunggulan daya saing adalah kreasi nilai, menangkap nilai, dan menjaga nilai.

Keunggulan daya saing dalam sebuah perusahaan perlu direncanakan dengan baik,

sehingga diperlukan strategi untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh antara kreasi

nilai terhadap strategi bersaing yang diskemakan di bawah ini:

82

Gambar 2.5 Hubungan Kreasi Nilai dengan Strategi Bersaing

2.4.2 Hubungan Inovasi Pemasaran dengan Strategi Bersaing

Inovasi merupakan salah satu faktor yang menentukan strategi bersaing,

penelitian Kaliappen & Hilman (2014) menjelaskan mengenai dampak inovasi

pelayanan terhadap strategi diferensiasi dan kinerja bisnis. Edgett et al., (1992), dan

Brown & Eisenhardt (1995) mengemukakan bahwa saat ini, inovasi memiliki peran

utama dalam kinerja perusahaan. Naidoo (2010) menyatakan bahwa orientasi pasar

merangsang adopsi inovasi pemasaran sehingga meningkatkan keunggulan daya

saing perusahaan dan membantu perusahaan bertahan dalam krisis. Untuk

pembuktian, Naidoo (2010) mengembangkan model konseptual yang

menghubungkan orientasi pasar, inovasi pasar, strategi bersaing, kinerja

perusahaan dan menemukan bahwa inovasi pemasaran mempengaruhi strategi

bersaing dan membantu perusahaan bertahan dalam krisis dengan meningkatkan

kinerja perusahaan.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh antara inovasi

pemasaran terhadap strategi bersaing yang diskemakan di bawah ini:

Gambar 2.6 Hubungan Inovasi Pemasaran dengan Strategi Bersaing

Kreasi Nilai Strategi Bersaing

Inovasi Pemasaran Strategi Bersaing

83

2.4.3 Hubungan Keunikan Sumber Daya dengan Strategi Bersaing

Porter (1985), Christensen & Fahey (1984), dan Kay (1995) menjelaskan

bahwa kata keunggulan daya saing secara konvensional dideskripsikan dalam

kaitannya dengan sumber daya dan atribut yang digunakan suatu organisasi

sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik dibanding pesaing dalam industri

yang sama atau pasar yang sama (Chaharbaghi & Lynch, 1999). Kemudian Barney

(1986), Peteraf (1993), dan Teece et al., (1997) menambahkan bahwa keunggulan

daya saing perusahaan diturunkan dari karakteristik sumber daya yang berbeda-

beda, langka, dan sulit untuk ditiru. Sehingga hal ini menjadi sumber daya yang

unik dan memiliki pengaruh terhadap strategi bersaing.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh antara

keunikan sumber daya terhadap strategi bersaing yang diskemakan di bawah ini:

Gambar 2.7 Hubungan Keunikan Sumber Daya dengan Strategi Bersaing

2.4.4 Hubungan Strategi Bersaing dengan Kinerja Bisnis

Wheelen & Hunger (2012) menyatakan bahwa mengukur kinerja bisnis dapat

dilakukan dengan mengetahui penjualan, menentukan pangsa pasar, dan

menghitung profitabilitas. Hubbard & Beamish (2011) kemudian berargumentasi

bahwa kinerja bisnis dapat dinilai dari aspek pemasaran dan melalui kinerja

keuangan perusahaan. Mengukur kinerja bisnis melalui kinerja pemasaran dapat

Keunikan Sumber Daya Strategi Bersaing

84

diukur melalui penjualan, pertumbuhan pasar, dan pangsa pasar, sedangkan dari

sudut pandang keuangan, dapat dihitung melalui ROI, pendapatan, perputaran asset,

dan pengurangan biaya secara signifikan.

Strategi bersaing merupakan hal yang penting untuk mencapai keunggulan

daya saing. Hasil penelitian Tanuraharjo (2015) menyebutkan bahwa terdapat efek

simultan dari tekanan yang mendorong kompetisi dalam industri dan keunikan

kapabilitas pada kinerja bisnis melalui strategi bersaing, namun keunikan

kapabilitas memiliki pengaruh yang kuat terhadap strategi bersaing. Selain itu

penelitian Yan (2010) menyatakan bahwa strategi bersaing merupakan faktor

penentu utama kinerja bisnis.

Dengan demikian, terdapat pengaruh antara strategi bersaing terhadap kinerja

bisnis yang diskemakan di bawah ini:

Gambar 2.8 Hubungan Strategi Bersaing dengan Kinerja Bisnis

2.4.5 Hubungan Kreasi Nilai dengan Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing

Penelitian Matanda & Ndubisi (2009) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

orientasi pelanggan dalam meningkatkan penciptaan nilai pemasok, penciptaan

nilai pemasok yang dirasakan menunjukkan efek mediasi terhadap hubungan antara

orientasi pasar dan kinerja bisnis. Sindhuja (2009) kemudian melanjutkan bahwa

dalam terdapat pengaruh kreasi nilai terhadap kinerja bisnis pada perusahaan yang

Strategi Bersaing Kinerja Bisnis

85

dikelola keluarga dan non-keluarga. Penelitian Suryana (2015) yang dilakukan pada

industri jasa kurir di Indonesia mengatakan bahwa kreasi nilai berpengaruh

terhadap kinerja bisnis.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh antara kreasi

nilai terhadap strategi bersaing yang diskemakan di bawah ini:

Gambar 2.9 Hubungan Kreasi Nilai dengan Kinerja Bisnis melalui Strategi

Bersaing

2.4.6 Hubungan Inovasi Pemasaran dengan Kinerja Bisnis melalui Strategi

Bersaing

Naidoo (2010) menyatakan bahwa orientasi pasar merangsang adopsi inovasi

pemasaran sehingga meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan dan

membantu perusahaan bertahan dalam krisis. Penelitian Kaliappen & Hilman

(2014) menjelaskan mengenai dampak inovasi pemasaran terhadap strategi

diferensiasi dan kinerja bisnis. Edgett et al., (1992), dan Brown & Eisenhardt

(1995) mengemukakan bahwa saat ini inovasi memiliki peran utama dalam kinerja

perusahaan.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat hubungan antara

inovasi pemasaran dan kinerja bisnis yang diskemakan di bawah ini:

Kreasi Nilai Kinerja Bisnis Strategi Bersaing

86

Gambar 2.10 Hubungan Inovasi Pemasaran dengan Kinerja Bisnis melalui

Strategi Bersaing

2.4.7 Hubungan Keunikan Sumber Daya dengan Kinerja Bisnis melalui

Strategi Bersaing

Porter (1985) Christensen & Fahey (1984) dan Kay (1995) menjelaskan

bahwa kata “keunggulan daya saing” secara konvensional dideskripsikan dalam

kaitannya dengan sumber daya dan atribut yang digunakan suatu organisasi

sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik dibanding pesaing dalam industri

yang sama atau pasar yang sama. Chaharbaghi & Lynch (1999) Inmyxai &

Takahashi (2009) menerapkan konsep Resource Based View pada perusahaan di

Laos untuk menjelaskan adanya pengaruh sumber daya perusahaan terhadap kinerja

bisnis.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh antara

keunikan sumber daya terhadap kinerja bisnis yang diskemakan di bawah ini:

Gambar 2.11 Hubungan Keunikan Sumber Daya dengan Kinerja Bisnis

melalui Strategi Bersaing.

Inovasi Pemasaran

Keunikan Sumber Daya Kinerja Bisnis

Strategi Bersaing Kinerja Bisnis

Strategi Bersaing

87

2.4.8 Hubungan Kreasi Nilai, Inovasi Pemasaran, Keunikan Sumber Daya,

terhadap Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing.

Dess & Davis (1982) Hambrick (1983) Nayyar (1993) Parker & Helms

(1992) Porter (1985) dan Reitsperger (1993) menyatakan bahwa strategi efisiensi

dalam kepemimpinan biaya dan diferensiasi secara umum berbeda, oleh karena itu

untuk kinerja bisnis yang tinggi maka salah satu strategi tersebut dapat diadopsi

namun bukan kedua-duanya. Namun di sisi lain, penelitian Buzzell & Gale (1987),

Buzzell & Wiersema (1981) Gupta (1995) Hall (1983) Hill (1988) Jones & Butler

(1988) Miller & Friesen (1986) Murray (1988) Phillips (1983) Slocum (1994)

White (1986) dan Wright (1987) menyatakan bahwa kedua strategi tersebut harus

dilakukan bersama-sama atau secara serentak. Peningkatan dan inovasi produk

mendorong diferensiasi perusahaan, kualitas produk yang baik akan meningkatkan

permintaan pasar serta tingginya permintaan pasar menyebabkan perusahaan

mendapatkan pangsa pasar yang besar sehingga dapat mengurangi biaya produksi

melalui economic scale/scope. Dengan kata lain, diferensiasi mempengaruhi

profitabilitas secara tidak langsung melalui efek positif pada pangsa pasar.

Gambar 2.12 Hubungan Kreasi Nilai, Inovasi Pemasaran Keunikan Sumber

Daya dengan Kinerja Bisnis melalui Strategi Bersaing.

Kreasi Nilai,

Inovasi Pemasaran,

Keunikan Sumber Daya

Kinerja Bisnis Strategi Bersaing

88

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka penelitian ini menekankan

pada strategi bersaing dengan variabel kreasi nilai, inovasi pemasaran, keunikan

sumber daya, terhadap kinerja bisnis dari UMKM fesyen muslim online di Jawa

Barat. Berikut bagan paradigma penelitian ini:

Gambar 2.13 Bagan Paradigma Penelitian

2.5 Hipotesis

Berdasarkan analisis hubungan antar variabel di atas, maka hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh kreasi nilai terhadap strategi bersaing UMKM fesyen

muslim online di Jawa Barat.

2. Terdapat pengaruh inovasi pemasaran terhadap strategi bersaing UMKM

fesyen muslim online di Jawa Barat.

89

3. Terdapat pengaruh keunikan sumber daya terhadap strategi bersaing

UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat.

4. Terdapat pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja bisnis UMKM fesyen

muslim online di Jawa Barat.

5. Terdapat pengaruh kreasi nilai terhadap kinerja bisnis melalui strategi

bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat

6. Terdapat pengaruh inovasi pemasaran terhadap kinerja bisnis melalui

strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat

7. Terdapat pengaruh keunikan sumber daya terhadap kinerja bisnis melalui

strategi bersaing UMKM fesyen muslim online di Jawa Barat

8. Terdapat pengaruh kreasi nilai, inovasi pemasaran, dan keunikan sumber

daya terhadap kinerja bisnis melalui strategi bersaing UMKM fesyen

muslim online di Jawa Barat.