bab iv hasil pembahasan penelitian 4.1 profil anggota...

58
157 BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Anggota KoperasiPeternak Sumber: data penelitian, diolah, 2018. Manulang (1999), mengatakan adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat yang membedakan kedudukan laki-laki dan perempuan pada jenis kelamin yang berbeda. Perbedaan ini pada akhirnya melahirkan kedudukan dan peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat terlihat jelas pada diagram di atas di mana rata-rata jumlah anggota pria lebih tinggi yaitu 76% dari pada anggota wanita yang hanya 24%. Dalam kelompok anggota Koperasi Peternak, pria sebagai kepala rumah tangga biasanya yang terdaftar sebagai anggota koperasi, harus bekerja dan mencari penghidupan yang layak untuk memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya. Dengan bergabungnya dalam Koperasi Peternak yang banyak berurusan dengan pemeliharaan ternak, seperti: mencari pakan (menyabit rumput), memerah sapi, memandikan ternak, melakukan inseminasi, memelihara kandang, dan sebagainya, cenderung pekerjaan ini lebih sesuai untuk dilakukan oleh pria. Disamping Jenis Kelamin Wanita 24% Pria 76%

Upload: leminh

Post on 11-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

157

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Profil Anggota KoperasiPeternak

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Manulang (1999), mengatakan adanya stratifikasi sosial dalam

masyarakat yang membedakan kedudukan laki-laki dan perempuan pada jenis

kelamin yang berbeda. Perbedaan ini pada akhirnya melahirkan kedudukan dan

peran yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat.

Hal ini dapat terlihat jelas pada diagram di atas di mana rata-rata jumlah anggota

pria lebih tinggi yaitu 76% dari pada anggota wanita yang hanya 24%. Dalam

kelompok anggota Koperasi Peternak, pria sebagai kepala rumah tangga biasanya

yang terdaftar sebagai anggota koperasi, harus bekerja dan mencari penghidupan

yang layak untuk memenuhi kebutuhan kehidupan keluarganya. Dengan

bergabungnya dalam Koperasi Peternak yang banyak berurusan dengan

pemeliharaan ternak, seperti: mencari pakan (menyabit rumput), memerah sapi,

memandikan ternak, melakukan inseminasi, memelihara kandang, dan sebagainya,

cenderung pekerjaan ini lebih sesuai untuk dilakukan oleh pria. Disamping

Jenis Kelamin

Wanita

24%

Pria

76%

158

memelihara ternak, para anggota prian ini juga bertani. Dengan demikian maka

kecenderungannya, kelompok pria lebih banyak yang menjadi anggota dan

berpartisipasi dalam Koperasi Peternak. Anggota Koperasi Peternak perempuan,

kebanyakan merupakan ibu rumah-tangga isteri peternak yang melakukan

pekerjaan rumah-tangga mengurus keluarga dan membantu para suami

memelihara & memandikan ternak. Sebagian anggota Koperasi Peternak

perempuan bekerja sebagai karyawan administratif di kantor Koperasi maupun di

Tempat Pelayanan Koperasi (TPK), atau milk collecting point (MCP) sebagai

tempat layanan yang didekatkan dengan tempat tinggal anggota serta

memudahkan anggota untuk menjangkau dan melakukan transaksi dengan

Koperasi Peternak, yang tersebar di wilayah pemukimananggota.

Sebagian anggota Koperasi Peternak yang memiliki modal lebih, juga

mengolah produk-produk turunan susu, seperti: permen caramel, dodol susu, tahu

susu, kerupuk susu, dan cemilan makanan ringan lainnya.

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Usia

≥46

21%

20 –25

5% 26 –30

8%

41 –45

20%

31 –35

25%

36 –40

21%

159

Umur atau usia dijadikan indikator dalam menentukan produktif atau

tidaknya seseorang. Simanjuntak (1985), menyatakan bahwa angkatan kerja

digolongkan produktif apabila umurnya berkisar antara 15-55 tahun. Kisaran

umur 15-55 tahun dianggap usia yang produktif, karena dengan semakin tua umur

seseorang, khususnya bila lebih dari 55 tahun, maka kemampuan untuk bekerja

mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya juga semakin menurun (Sukirno,

1990).

Dari 210 orang anggota Koperasi Peternak yang menjadi unit analisis,

25% anggota Koperasi Peternak berusia antara 31-35 tahun . Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar anggota Koperasi Peternak berada pada usia yang produktif

untuk melakukan usaha dan merupakan modal utama dalam pengembangan usaha

anggota maupun usaha Koperasi Peternak kedepan.

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Tingkat pendidikan anggota Koperasi Peternak sangat berpengaruh

terhadap sikap dan kesediaan menerima (mengadopsi) atau mencoba inovasi baru.

Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (2003) bahwa suatu organisasi akan

berjalan dengan baik apabila didukung oleh anggota yang mempunyai pendidikan

Pendidikan

D1/D2/D3

2%

S1

4% S2

0%

SD

31% SMA

38% SMP

25%

160

dan pengetahuan yang luas serta keahlian dalam bidangnya. Dalam kaitannya

dengan kehidupan berkoperasi, tingkat pendidikan akan mempengaruhi orang

tersebut dalam pengambilan keputusan, keikutsertaan dalam kegiatan koperasi,

pemberian kritik dan saran serta berpengaruh terhadap penggunaan teknologi,

pencarian informasi serta hal-hal yang diharapkan dapat mengembangkan usaha

anggotanya maupun usaha koperasi secara keseluruhan. Sebagian besar anggota

koperasi peternak dalam penelitian ini berada pada tingkat pendidikan SMA

sebanyak 38%, lalu SD 31% dan 25% SMP. Anggota koperasi dengan pendidikan

yang lebih tinggi umumnya adalah anggota koperasi yang berusia lebih muda.

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Pada umumnya para anggota Koperasi Peternak belum pernah mengikuti

pendidikan non-formal (pelatihan). Hal ini ditunjukan dengan 70% anggota

Koperasi Peternak yang menjawab belum pernah, karena sebagian besar program

pelatihan yang pernah diadakan oleh Koperasi Peternak maupun Dinas terkait,

baru menjangkau untuk kalangan Manajer/ Pengelola/ Pengurus dan Pengawas

Koperasi saja. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi penyampaian informasi dan

pengetahuan pengelolaan usaha ternak sapi yang efektif kepada para anggota,

Mengikuti Pendidikan Non Formal (Pelatihan)

Pernah

30%

Belum Pernah

70%

161

Koperasi Peternak biasanya melakukan arahan dan penyuluhan langsung

di lapangan, saat pertemuan rutin kelompok anggota, juga saat anggota menyetor

(menyuplai) susu ke Milk Collecting Point (MCP) atau ke Tempat Pelayanan

Koperasi (TPK), melalui penyampaian informasi pada papan pengumuman atau

selebaran / brosur dan pada pertemuan-pertemuan kelompok yang secara rutin

dilaksanakan.

Gabungan Koperasi Susu seluruh Indonesia (GKSI) Daerah Jawa Barat

adalah Koperasi Sekunder yang merupakan gabungan dari Koperasi-koperasi

Primer Peternak Sapi (Perah) pendirinya. Sebagai Koperasi Sekunder, GKSI

beroperasi di tingkat (wilayah) Provinsi dan berada di ibu kota Provinsi. Untuk

wilayah Provinsi Jawa Barat, kantor dan pabrik susu milik GKSI terletak di

Bandung. GKSI Jawa Barat berdiri sejak tanggal 16 Februari 2000 dengan Badan

Hukum No. 36/BH/KWK-10/III/2000. Setelah adanya restrukturisasi GKSI,

kepada Koperasi-koperasi Primer Peternak Sapi (Perah) anggota GKSI di daerah,

diberikan otonomi dalam menjalankan organisasi, usaha dan pelayanan kepada

para anggota peternaknya secara mandiri.Terdapat 22 Koperasi Primer Peternak

Sapi (Perah), selanjutnya disebut Koperasi Peternak, yang menjadi anggota GKSI

Jawa Barat, yaitu sebagai berikut:

KPBS Pangalengan, Bandung Selatan: KPSBU Lembang, Bandung

Barat; KUD Puspa Mekar, Parongpong Bandung Barat; KUD Sarwa Mukti;

Cisarua Bandung Barat; KSU Mitra Jaya Mandiri, Ciwidey; KUD Sinar Jaya;

Ujung Berung Bandung; KUD Pasir Jambu; Bandung Selatan; KUD Giri Tani,

Cisarua Bogor; KPS Bogor; KUD Cipanas,Cianjur; KSU Tandang Sari, Tanjung

162

Sari Sumedang; KUD Bayongbong Garut; KUD Cisurupan,Garut: KUD Cilawu,

Garut; KPGS Cikajang, Garut; KSU Karya Nugraha,Kuningan KPSP

Saluyu,Kuningan KUD Gemah Ripah Sukaraja V , Sukabumi KUD

Makmur,Sukabumi KUD Bhakti, Sukabumi KUD Gemah Ripah Sukaraja V ,

Sukabumi KPS Gunung Gede,Sukabumi KUD Pageur Ageung, Tasikmalaya

Walaupun nama yang digunakan Koperasi bervariasi, seperti: yang

berawalan KP adalah singkatan dari Koperasi Peternak, KPS adalah singkatan

dari Koperasi Peternak Sapi, KSU adalah singkatan dari Koperasi Serba Usaha,

KUD adalah singkatan dari Koperasi Unit Desa, yang didalamnya memiliki unit

usaha Peternakan Sapi Perah. Dari ke-22 Koperasi (Primer) Peternakan yang

terdaftar, terdapat hanya 15 Koperasi (Primer) Peternak yang aktif. Paraanggota

peternak dari Koperasi aktif tersebut, terpilih dan digunakan sebagai unit analisis

di wilayah penelitian Jawa Barat.

Mengenal sekilas Susunan Pengurus dan Pengawas (Board of Directors

and Supervisors) GKSI Jawa Barat.

KetuaUmum : Drs. H. Dedi Setiadi, SP – KPSBULembang

Ketua Bidang Organisasi &

Kelembagaan

: H. Aun Gunawan, SE. - KPBSPangalengan

Ketua Bidang Pelayanan

&Usaha

: Roni Abdurahman Sopa - KUD

Bayongbong

Sekretaris : H. Unang Sudarma, SH., M.Si. –

KUD Makmur Sukabumi

Bendahara Pupung Purwana, SH – KSU Tandang Sari

Sumedang

Manajer Utama : Yusup Munawar

163

Pengawas

Ketua Anggota : Aan Supendi - KPS Cianjur Utara

H. Jajang Supirman – KUD Sarwa Mukti

Cisarua

Deskripsi Pasar GKSI:

Layanan Pra-Produksi yang difasilitasi oleh GKSI sebagai koperasi

Peternak sekunder,meliputi: pembesaran pedet, obat, peralatan produksi,

pengadaan bibit ternak, dan pengadaan pakan. Sapi perah para anggota peternak

menghasilkan susu, mengumpulkan serta mengirimkannya untuk dipasok ke

koperasi Peternakan mereka.

Layanan Pasca-Produksi : sebagian besar produksi susu Koperasi diserap

oleh Industri Pemrosesan /Pengolahan Susu terkemuka (leading Milk Processors

Industry) seperti: PT. Frisian Flag Indonesia, PT. Indolakto, PT. Ultra Jaya,. PT

Diamond Cold Storage, PT. Danone Dairy Indonesia, PT. Cisarua Mountain

Dairy, dan PT. Industri Susu Alam Murni (PT.ISAM) yang merupakan pabrik

pengolahan susu milik GKSI.

Sebagian koperasi Peternak yang cukup besar seperti: KPBS, KSPBU,

KPGS telah memiliki milk plant sendiri dan menjual langsung produk olahan

maupun susu segar / pasteurisasi dengan brand masing-masing.

Konsep Bisnis GKSI Jawa Barat:

Saat ini penguasaan key technology dan inovasi sudah menjadi

keniscayaan. Beberapa teknologi kunci seperti: Inseminasi Buatan Genetik Sapi

Perah, Pengolahan Hijauan Makanan Ternak, penanganan Kesehatan Hewan

164

(keswan), Sistem Informasi Sapi Perah, dan Management Supporting Business

sebagai unit usaha penyangga di Koperasi, telah dikembangkan dan diterapkan

pada Koperasi Peternak sapi perah anggota GKSI Jawa Barat. Disamping itu,

GKSI Jawa Barat memberikan pula layanan terintegrasi, yang berupa:

Pengadaan bahan baku makanan ternak ; sarana teknis untuk koperasi

persusuan; permodalan (melalui unit usaha jasa SimpanPinjam); pengelolaan data

kualitasproduksi dan Manajemen Sumber Daya Manusia AgribisnisPersusuan.

4.2 Program Anggota, Partisipasi Anggota Dan Keterkaitan Usaha

Anggota Dengan Usaha Koperasi Terhadap Inovasi Bisnis Anggota

Untuk Meningkatkan Kinerja Anggota Koperasi Peternak Di

JawaBarat

4.2.1 Program Anggota pada Koperasi Peternak di JawaBarat

Data menunjukan sebagian besar anggota menjawab “4” dengan jawaban

sbb:

Tabel 4.1

Skor Jawaban Anggota Terhadap Item-item Pernyataan Pada

Variabel Program Anggota

Program Anggota

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Program Anggota

(1) Program Kerja

Program kerja dan program usaha

anggota koperasi sesuai dengan

program koperasi dan dirasakan

bermanfaat oleh anggota koperasi

62

121

1

19

7

842

Program kerja dan program usaha

anggota koperasi sesuai dengan

program kerja dan bidang usaha

koperasi yang ditetapkan, sesuai

dengan usulan dan usaha anggota

57

116

12

2

23

812

Program kerja dan program usaha

anggota koperasi sudah tercapai

dengan baik oleh anggota

55

48

74

27

6

749

Rata-rata skor Program Kerja 801

165

Program Anggota

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Program Anggota

(2) Program Usaha

Produk yang anggota butuhkan

sesuai dengan produk yang

disediakan oleh koperasi

78

113

0

0

19

861

Program kegiatan penyuluhan dan

pendidikan secara rutin

dilaksanakan untukpengembangan

usaha anggota koperasi

43

134

14

18

1

830

Anggota Koperasi selalu menerima sosialisasi Program Kerja Koperasi

126 64 1 19 0 927

Anggota koperasi mengerjakan

aktivitas yang sesuai dengan target

program kerja dan program usaha

yang akan dicapai

78

110

1

0

21

854

Terdapat koordinasi antara Manajer

dengan Anggota koperasi dalam

penentuan program kerja terkait dan

jadwal pelaksanaannya

66

118

6

19

1

859

Rata-rata skor Kebijakan 866,2

Bidang Usaha anggota

Anggota memiliki keinginan kuat

untuk berhasil dalam menjalankan usaha karena terkait dengan bidang usaha koperasi

40

53

99

11

7

738

Jumlah macam bidang usaha anggota Koperasi dalam 3tahun terakhir mengalami peningkatan.

51 64 59 30 6 754

Anggota koperasi memperoleh

fasilitas dengan tersedianyabidang usaha yang sesuai kebutuhan.

55 59 80 10 6 777

Rata-rata skor Bidang Usaha 756,3

Total

711 1000 347 155 97 9003 (711x5)

= 3555

(1000x

4)=

4000

(347x3)

= 1041

(155x2)

= 310

(97x1)

= 97

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Pada variabel program anggota dengan jumlah 11 item pernyataan,

diperoleh total skor sebesar 9003, dengan rentang skor setiap kategori ditentukan

sebagai berikut:

166

Rentang Skor Kategori 210x11x5– 210x11x15

11550 2310

18 5

Dengan demikian, sehingga:

Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Cukup Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

2310 4158 6006 7854 9702 11550

Melalui jumlah skor dapat diketahui bahwa tanggapan anggota Koperasi

mengenai program anggota termasuk dalam kategori “sesuai”. Hal ini bermakna

bahwa antara program usaha yang diusulkan anggota yang merupakan aspirasi

kebutuhan anggota dengan program kerja, kebijakan, keputusan Manajemen

Koperasi maupun program /bidang usaha yang ditawarkan / difasilitasi oleh

Koperasi sebagai implementasi output program, sudah sesuai. Dengan demikian

anggota merasa bahwa Koperasi sebagai wadah formal dan payung usaha anggota,

dapat memfasilitasi pengembangan maupun keberlanjutan usaha anggota secara

keseluruhan. Disisi lain, anggotapun memiliki program kerja dan program usaha

yang sesuai dengan program yang ditawarkan oleh koperasi, sehingga “fit” atau

terjadi kesesuaian.

Demikian pula dengan kebijakan yang memperoleh skor jawaban

terbesar, bermakna bahwa kebijakan dan keputusan manajemen Koperasi sesuai

9003

167

dengan kepentingan maupun aspirasi yang diusulkan oleh pihak anggota koperasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hanel (1995) bahwa tugas dan tanggung

jawab Pengurus Koperasi adalah menyusun kebijakan yang konsisten dengan

tujuan koperasi yang bersumber dari aspirasi para anggota dan diputuskan dalam

rapat Anggota, serta membuat rencana strategis jangka panjang.

Dalam hal Bidang Usaha, tanggapan anggota juga menyatakan

kesesuaiannya, dari 210 orang (99 orang menyatakan sesuai, 53 lebih banyak

sesuai, dan 40 orang menyatakan sangat sesuai). Hal ini bermakna bahwa program

usaha yang dibutuhkan anggota koperasi dapat diakomodasi oleh pengurus/

manajemen koperasi menjadi bidang usaha yang dibuka oleh Koperasi, yang

sesuai dengan bidang usaha anggota sebagai peternak sapi perah (produsen susu

sapi).

Sebaran jawaban anggota atas item pernyataan program anggota sbb:.

Tabel 4.2

Sebaran Jawaban Anggota terhadap Item Pernyataan tentang Program

Anggota

No. Pernyataan Jawaban Anggota J

umlah 5 4 3 2 1

1

Program Kerja dan Program Usaha

anggota Koperasi sesuai dengan

Program Koperasi dan dirasakan bermanfaat oleh anggota koperasi

62 121 1 19 7 210

29,5% 57,6% 0,5% 9,0% 3,3% 100,0%

2

Program Kerja dan program Usaha

anggota Koperasi sesuai dengan

Program Kerja dan bidang Usaha

Koperasi yang ditetapkan, sesuai dengan usulan dan usaha anggota

57 116 12 2 23 210

27,1%

55,2%

5,7%

1,0%

11,0%

100,0%

3 Program Kerja dan Program Usaha

anggota Koperasi sudah tercapai dengan baik oleh anggota

55 48 74 27 6 210

26,2% 22,9% 35,2% 12,9% 2,9% 100,0%

4 Produk yang anggota butuhkan sesuai dengan produk yang disediakan oleh koperasi

78 113 0 0 19 210

37,1% 53,8% 0,0% 0,0% 9,0% 100,0%

168

No. Pernyataan Jawaban Anggota J

umlah 5 4 3 2 1

5

Program kegiatan penyuluhan dan

pendidikan secara rutin

dilaksanakan untukpengembangan usaha anggota Koperasi

43 134 14 18 1 210

20,5% 63,8% 6,7% 8,6% 0,5% 100,0%

6 Anggota Koperasi selalu menerima sosialisasi Program Kerja

Koperasi

126 64 1 19 0 210

60,0% 30,5% 0,5% 9,0% 0,0% 100,0%

7

Anggota koperasi mengerjakan

aktivitas yang sesuai dengan target

program kerja dan program usaha yang akan dicapai

78 110 1 0 21 210

37,1% 52,4% 0,5% 0,0% 10,0% 100,0%

8

Terdapat koordinasi antara Manajer

dengan Anggota koperasi dalam

penentuan program kerja terkait dan jadwal pelaksanaannya

66 118 6 19 1 210

31,4% 56,2% 2,9% 9,0% 0,5% 100,0%

9

Anggota memiliki keinginan kuat

untuk berhasil dalam menjalankan

usaha karena terkait dengan bidang usaha koperasi

40 53 99 11 7 210

19,0% 25,2% 47,1% 5,2% 3,3% 100,0%

10 Jumlah macam bidang usaha anggota Koperasi dalam 3 tahun

terakhir mengalami peningkatan.

51 64 59 30 6 210

24,3% 30,5% 28,1% 14,3% 2,9% 100,0%

11 Anggota koperasi memperoleh

fasilitas dengan tersedianyabidang usaha yang sesuai kebutuhan.

55 59 80 10 6 210

26,2% 28,1% 38,1% 4,8% 2,9% 100,0%

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Pada seluruh Koperasi Peternak Sapi Perah yang para anggotanya

menjadi unit analisis di wilayah penelitian, secara umum terdapat program

anggota, bidang usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi, dan keputusan /

kebijakan Manajemen Koperasi Peternak yang memfasilitasinya. Program

anggota Koperasi ditemukan seluruhnya (100% embedded ) sesuai dengan bidang

usaha dan program Koperasi yang bersumber dari aspirasi kebutuhan para anggota

koperasi Peternak , sebagai berikut:

Bidang Manajemen Usaha anggota koperasi, meliputi:

1) Program Kerja AnggotaKoperasi:

Menetapkan rencana program kerja dan target usaha anggotakoperasi.

Menyesuaikan aktifitas program kerja anggota koperasi dengan aturan

Standard Operating Procedure (SOP) Koperasi Peternak.

169

Menyesuaikan pelaksanaan sistem penerimaan dan pembayaran susu dengan

menggunakan satuan kilogram (Kg) dalam penyetoran susu ke Tempat

Pelayanan Koperasi (TPK) atau Milk Collecting Point(MCP).

Meningkatkan hubungan kerjasama dan koordinasi dengan pihak internal

dan eksternal,dengan:

Anggota lain yang tergabung dalam Kelompok anggota pada Koperasi

Peternak.

Koperasi Peternak dan Balai Veteriner Subang (dalam penanganan

gangguan penyakit hewan).

Menitipkan produk olahan susu di rest area dan cafetaria, untuk sarana

promosi produk Koperasi maupun produk olahan rumah-tangga anggota

sendiri.

Menghadiri pertemuan rutin Kelompok Anggota peternak yang biasa

diadakan dalam jadwal yang bervariasi, minimal 2 bulan sekali, yang diisi

dan diantaranya membahas tentang rencana program kerja, yang terkait

dengan: Dasar-dasar Perkoperasian, Kewirausahaan, Manajemen Keuangan,

Manajemen Pemasaran, Administrasi dan Pelaporan, Produktifitas

Mengikuti pelatihan Potong Kuku Ternak (hooftrimming)

Mengikuti Program Kesehatan Anggota Peternak yang difasilitasi oleh

Koperasi Peternak.

2) Program Usaha anggota,meliputi:

Melaksanakan Sanitasi Pemerahan susu dan memeliharasarananya.

Produksi Susu (yang disetorkan ke Koperasi Peternak untuk kemudian

170

diolah menjadi produk susu Pasteurisasi kemasan bantal, kemasan

botol atau kemasan gelas (cup), oleh KoperasiPeternak.

Sebagian anggota Peternak membuat aneka produk olahan

berbasissusu (menjadi permen caramel, tahu, kerupuk, dodol, dan noga

susu).

Melaksanakan Program Perguliran dan Pembibitan Sapi (Rearing &

BreedingProgram)

Budidaya Sapi Perah (Good Farming Practice),

Manajemen Usaha Sapi Perah, dll.

4.2.2 Partisipasi Anggota pada Koperasi Peternak di JawaBarat

Hasil data lapangan mengungkapkan bahwa anggota memiliki

kesempatan yang penuh untuk berpartisipasi dan merasakan adanya manfaat dari

partisipasinya pada koperasi. Tanggapan Anggota mengenai partisipasi dalam

permodalan koperasi juga menunjukkan dominasi setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa anggota memiliki kemampuan untuk melakukan partisipasinya, dalam

memenuhi simpanan wajib, pokok, sukarela yang kemudian berakumulasi

menjadi modal koperasi. Anggota juga memiliki kemampuan sumber daya untuk

melakukan transaksi (sesuai fungsi keanggotaannya: sebagai supplier, debitur,

kreditur, konsumen, penggunajasa /layanan) pada Koperasi Peternak-nya.

Dari 210 anggota Koperasi yang mengembalikan kuesioner diperoleh

jawaban mengenai Partisipasi anggota sebagai berikut:

171

Tabel 4.3

Skor Jawaban Anggota Terhadap Item Pernyataan Pada Variabel

Partisipasi Anggota

Partisipasi Anggota

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Manfaat

Anggota membeli kebutuhan

pokok dikoperasi

64 119 4 18 5 849

Anggota memiliki kesempatan yang

penuh untuk berpartisipasi dalam

memanfaatkan usaha dan kegiatan

Koperasi

53

131

5

16

5

841

Rata-rata skor Manfaat 845

Permodalan

Anggota mempunyai kemampuan

untuk berpartisipasi dalam bentuk pemupukan simpanan: wajib, pokok dan sukarela

47

134

7

2

20

816

Anggota mempunyai kemampuan

sumber daya untuk melakukan

transaksi (sesuai fungsi keanggotaan) pada koperasi

48

136

5

4

17

824

Rata-rata skor Permodalan 820

Pengambilan Keputusan

Anggota mempunyai keluangan waktu

untuk dapat berpartisipasi dalam

setiap rapat dan berbagai Program

usaha dan kegiatan

koperasi

81

110

0

0

19

864

Total

293 630 21 40 66 4194 (

293x5)

=

1465

(

630x4)

=

2520

(

21x3)

=

63

(

40x2)

=

80

(

66x1)

=

66

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Untuk variabel Partisipasi Anggota diperoleh total skor 4194, dengan

rentang skor:

Rentang Skor Kategori 210x5x5– 210x5x15

5250 1050

840

5

172

Dengan demikian, panjang interval untuk setiap kategori adalah 840 dan

diperoleh rentang :

Sangat

Tidak Baik

Tidak

Baik

Cukup

Baik

Baik Sangat

Baik

1050 1890 2730 3570 4410 5250

Melalui jumlah skor tanggapan anggota mengenai Partisipasi Anggota

termasuk dalam kategori “baik” dengan:

Tabel 4.4

Sebaran Jawaban Anggota terhadap Item-item Pernyataan tentang

Partisipasi Anggota

No. Pernyataan Jawaban Anggota Jumlah

5 4 3 2 1

1

Anggota membeli kebutuhan pokok di koperasi

64 119 4 18 5 210

30,5% 56,7% 1,9% 8,6% 2,4% 100,0%

2

Anggota memiliki kesempatan

yang penuh untuk Berpartisipasi

dalam memanfaatkan program

usaha dan layanan Koperasi

53 131 5 16 5 210

25,2%

62,4%

2,4%

7,6%

2,4%

100,0%

3

Anggota mempunyai

kemampuan untuk berpartisipasi

dalam bentuk pemupukan

simpanan: wajib, pokok dan

sukarela

47 134 7 2 20 210

22,4%

63,8%

3,3%

1,0%

9,5%

100,0%

4

Anggota mempunyai

kemampuan sumber daya untuk

melakukan transaksi (sesuai

fungsi keanggotaan) pada koperasi

48 136 5 4 17 210

22,9%

64,8%

2,4%

1,9%

8,1%

100,0%

5

Anggota mempunyai keluangan

waktu untuk dapat berpartisipasi

dalam setiap rapat dan berbagai

kegiatan Program usaha dan

kegiatan koperasi

81 110 0 0 19 210

38,6%

52,4%

0,0%

0,0%

9,0%

100,0%

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

4194

173

4.2.3 Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi pada Koperasi

Peternak di JawaBarat

Hasil data lapangan diperoleh :

Tabel 4.5

Skor Jawaban Anggota Terhadap Item Pernyataan Pada Variabel

Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi

Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Keterkaitan Usaha

Adanya keterkaitan antara usaha anggota dengan usaha koperasi

80 110 0 20 0 880

Dalam pengelolaan usaha, anggota

membuat evaluasi rencana kerja dan

rencana anggaran belanja

43

138

7

2

20

812

Rata-rata skor Keterkaitan Usaha 846

Kontrak Usaha (antara Anggota dengan Koperasi Peternak)

Ditetapkannya ‘Kontrak Usaha’ antara

anggota dengan Koperasi serta

peraturan-peraturan yang jelas dengan

periode berlakunya, dandisesuaikan secara berkala

55

122

9

2

22

816

Orientasi hasil selalu ditekankan oleh manajer/ Pengelola koperasi

61 60 50 16 23 750

Rata-rata skor Kontrak Usaha 783

Total

239 430 66 40 65 3258 (

239x5)

=

1195

(

430x4)

=

1720

(

66x3)

=

198

(

40x2)

=

80

(

65x1)

=

65

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Untuk variabel Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi

diperoleh total skor sebesar 3258 dengan:

210x4x5– 210x4x1Rentang Skor Kategori

5

4200 840

672

5

174

Dengan demikian diperoleh rentang :

Sangat

Tidak Baik

Tidak

Baik

Cukup

Baik

Baik Sangat

Baik

840 1512 2184 2856 3528 4200

Dari jumlah skor tanggapan diketahui termasuk dalam kategori “baik”

dengan sebaran jawaban:

Tabel 4.6

Sebaran Jawaban Anggota koperasi terhadap Item Pernyataan

tentang Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi

No. Pernyataan Jawaban Anggota J

umlah 5 4 3 2 1

1 Adanya keterkaitan antara

usaha anggota dengan usaha koperasi

8

0

1

10

0 2

0

0 2

10

38,1%

52,4%

0,0%

9,5%

0,0%

100,0%

2

Dalam pengelolaan usaha, anggota

membuat evaluasi rencana

kerja dan rencana anggaran belanja

43

138

7 2 20

210

2

0,5%

6

5,7%

3

,3%

1

,0%

9

,5%

1

00,0%

3

Ditetapkannya ‘Kontrak

Usaha’ antara anggota dengan

Koperasi serta peraturan-peraturan

yang jelas dengan periodeberlakunya,

dan disesuaikan secara berkala

5

5

1

22

9 2 2

2

2

10

2

6,2%

5

8,1%

4

,3%

1

,0%

1

0,5%

1

00,0%

4 Orientasi hasil selalu

ditekankan oleh manajer/ Pengelola

koperasi

61

60

50

16

23

210

29,0%

28,6%

23,8%

7,6%

11,0%

100,0%

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

3258

175

4.2.4 Inovasi Bisnis Anggota pada Koperasi Peternak di Jawa Barat

Dengan sebagian besar yang menjawab “4” terhadap pernyataan-

pernyataan tentang Inovasi Bisnis Anggota Koperasi, maka diperoleh jawaban

sbb:

Tabel 4.7

Skor Jawaban Anggota Terhadap Item Pernyataan Pada Variabel Inovasi

Bisnis Anggota Koperasi Inovasi Bisnis Anggota Koperasi

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Inovasi Produk Anggota Koperasi

Anggota berupaya membuat

produk/ layanan yang lebih

memudahkan bagikonsumen

76 59 47 24 4 809

Semua pihak didorong untuk

menciptakan inovasi baik produk

koperasi maupun produk usaha

anggota sendiri

51

79

30

29

21

740

Berusaha mengembangkan

produk baru yang lebih inovatif 39 77 49 13 32 708

Anggota berupaya membuat produk baru

dengan ide dasar produk lama sehingga

produknya berbeda dari pesaing

61

75

43

6

25

771

Anggota berupaya memperhatikan

perubahan yang akan terjadi, khususnya

yang terkait dengan persainganusaha

yang dijalankan

53

89

28

29

11

774

Rata-rata skor Inovasi Produk Anggota Koperasi 760,4

Inovasi Proses

Anggota senantiasa mengevaluasi

dirimemperbaiki proses bisnis

usaharumah-tangganya

71

64

41

6

28

774

Anggota berupaya melakukan

inovasi dalam proses, manajemen

maupun layanan

49

73

49

25

14

748

Anggota berupaya untuk

melayani pembeli dengan lebih baik

dibandingkan pesaing

48

67

66

24

5

759

Anggota berupaya

mempersiapkan hal-hal baru

sebelum orang lainmelakukannya

52

52

57

27

22

715

Anggota melakukan berbagai

upaya perbaikan proses guna terciptanya

inovasi

91

94

3

18

4

880

Rata-rata skor Inovasi Proses 775,2

Inovasi Pemasaran

Anggota dapat meredesain nteraksi

pelanggan pada seluruh simpul kontak

dan kesempatan kontak

61

75

43

6

25

771

176

Inovasi Bisnis Anggota Koperasi

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Anggota dapat meredefinisikan

bagaimana ia

memperoleh pendapatan atau

menciptakan aliran pendapatan

baru yang inovatif

61

70

29

35

15

757

Rata-rata skor Inovasi Pemasaran 764

Inovasi Manajemen

Anggota berupaya memikirkan hal-

hal baru yang mungkin dilakukannya

untuk

mengembangkan dan

mempertahankan kinerja usaha

rumah-tangganya

61

70

29

35

15

757

Anggota berupaya

memperkirakan kondisi masa depan,

khususnya yang terkait dengan

persaingan usahayang

dijalankan

68

81

26

22

13

799

Anggota melakukan inovasi pada strategi bisnis tertentu

45 70 27 19 49 673

Anggota melakukan

perubahan terhadap tatakelola

usaha rumah-tangganya

79

81

20

9

21

818

Anggota senantiasa melakukan

upaya efisiensi dalam mengelola

usaha rumah-tangga

62

53

42

31

22

732

Rata-rata skor Inovasi Manajmen 755,8

Total

906 1084 557 317 286 11457 (

906x5)

=

4530

(1084x4)

= 4336

(

557x3)

=

1671

(

317x2)

=

634

(

286x1)

=

286

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

Pada variabel Inovasi Bisnis Anggota dengan jumlah item pernyataan 15

butir dan jumlah responden 210 orang, diperoleh total skor sebesar 11.457, maka

210x15x5– 210x15x1Rentang Skor Kategori

5

15750 3150

2520

5

177

11457

Panjang interval untuk setiap kategori 2520 dan dari jumlah skor

tanggapan Inovasi Bisnis Anggota diperoleh :

Sangat

Tidak Baik

Tidak

Baik

Cukup

Baik

Baik Sangat

Baik

3150 5670 8190 10710 13230 15750

Jumlah skor tanggapan anggota, termasuk dalam kategori “baik” dengan

sebaran sebagai berikut:

Tabel 4.8

Sebaran Jawaban Anggota terhadap Item Pernyataan tentang Inovasi Bisnis

Anggota Koperasi

No. Pernyataan Jawaban Anggota Jumlah

5 4 3 2 1

1 Anggota berupaya membuat

produk/ layanan yang lebih

memudahkan bagi konsumen

76 59 47 24 4 210

36,2% 28,1% 22,4% 11,4% 1,9% 100,0%

2

Semua pihak didorong untuk

menciptakan inovasi, baik produk

koperasi maupun produk usaha

anggota sendiri

51 79 30 29 21 210

24,3% 37,6% 14,3% 13,8% 10,0% 100,0%

3 Anggota berupaya

mengembangkan produk baru yang

lebih inovatif

39 77 49 13 32 210

18,6% 36,7% 23,3% 6,2% 15,2% 100,0%

4

Anggota berupaya membuat produk baru dengan ide dasar produk

lama sehingga produknya berbeda dari

pesaing

61 75 43 6 25 210

29,0% 35,7% 20,5% 2,9% 11,9% 100,0%

5

Anggota berupaya memperhatikan

perubahan yang akan terjadi,

khususnya yang terkait dengan persaingan usaha yang dijalankan

53 89 28 29 11 210

25,2% 42,4% 13,3% 13,8% 5,2% 100,0%

6 Anggota senantiasa mengevaluasi

diri memperbaiki proses bisnis

usaharumah-tangganya

71 64 41 6 28 210

3

3,8%

3

0,5%

1

9,5%

2

,9%

1

3,3%

1

00,0%

178

No. Pernyataan Jawaban Anggota J

umlah 5 4 3 2 1

7 Anggota berupaya melakukan inovasi dalam proses, manajemen

maupun layanan

49 73 49 25 14 210

23,3% 34,8% 23,3% 11,9% 6,7% 100,0%

8 Anggota berupaya untuk melayani

pembeli dengan lebih baik dibandingkan pesaing

48 67 66 24 5 210

22,9% 31,9% 31,4% 11,4% 2,4% 100,0%

9 Anggota berupaya mempersiapkan hal-hal baru sebelum orang lain melakukannya

52 52 57 27 22 210

24,8% 24,8% 27,1% 12,9% 10,5% 100,0%

10 Anggota melakukan berbagai

upaya perbaikan gunaterciptanya inovasi

91 94 3 18 4 210

43,3% 44,8% 1,4% 8,6% 1,9% 100,0%

11

Anggota memikirkan hal-hal baru

yang mungkin dilakukannya untuk

mengembangkan dan mempertahankan kinerja usahanya

61 70 29 35 15 210

29,0% 33,3% 13,8% 16,7% 7,1% 100,0%

12

Anggota berupaya memperkirakan

kondisi masa depan, khususnya yang

terkait dengan persaingan usaha yang di jalankan

68 81 26 22 13 210

32,4% 38,6% 12,4% 10,5% 6,2% 100,0%

13 Melakukan inovasi pada strategi

bisnis tertentu 45 70 27 19 49 210

21,4% 33,3% 12,9% 9,0% 23,3% 100,0%

14 Anggota melakukan perubahan terhadap tata kelola usaha

rumah-tangganya

79 81 20 9 21 210

37,6% 38,6% 9,5% 4,3% 10,0% 100,0%

15 Anggota senantiasa melakukan

upaya efisiensi dalammengelola usaha anggota

62 53 42 31 22 210

29,5% 25,2% 20,0% 14,8% 10,5% 100,0%

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

4.2.5 Kinerja Anggota Koperasi pada Koperasi Peternak di JawaBarat

Dari 210 anggota Koperasi yang mengembalikan kuesioner, data

lapangan menunjukan sebagian besar jawaban “4” atas pernyataan tentang Kinerja

Anggota Koperasi.

179

Tabel 4.9

Skor Jawaban Anggota Terhadap Item-item Pernyataan Pada

Variabel Kinerja Anggota Koperasi

Kinerja Anggota Koperasi

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

Perencanaan Strategis

Visi/ misi/ tujuan Koperasi selalu disosialisasikan kepada anggota Koperasi

84 96 2 9 19 847

Dalam mengelola usaha, anggota membuat evaluasi rencana usaha dan rencana anggaran belanja

48 126 13 20 3 826

Anggota memahami sasaran usahanya

54 135 0 19 2 850

Anggota melaksanakan evaluasi atas

capaian kinerja (IKK atau sasaran)

yang telah ditetapkan oleh Koperasi

89

102

0

2

17

874

Anggota membuat uraian tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang

jelas dari setiap personil dalam usaha rumah-tanggnya

56

126

6

18

4

842

Agar relevan dg kebutuhan anggota,

seluruh anggota dan pengurus serta

pihak yang relevan selalu dilibatkan

dalam pengambilan keputusan dan penetapan Program koperasi

70

119

1

1

19

850

Anggota mengadakan pertemuan

kelompok secara rutin /berkala untuk curah gagasan

72 116 0 2 20 848

Anggota selalu menghadiri RAT

koperasi yang dilaksanakan tepat waktu

48 126 13 20 3 826

Diselenggarakan gugus kendali mutu

baik dalam usaha koperasi maupun

rumah-tangga anggota koperasi guna

mengokohkan kerjasama tim dan

pengendalian mutu

54

135

0

19

2

850

Dalam menjalankan manajemen

usaha, anggota koperasi

berkonsultasi juga pada Pengurus Koperasi

89

102

0

2

17

874

Dalam menjalankan fungsi sebagai

pemilik Koperasi peternak, anggota

koperasi berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan pada Rapat

Anggota Tahunan

56

126

6

18

4

842

Anggota mematuhi dan

menjalankan Sistem danProsedur dengan baik

70 119 1 1 19 850

Anggota bekerjasama dengan Koperasi dalam melakukan

82 73 35 19 1 846

180

Kinerja Anggota Koperasi

Indikator 5 4 3 2 1 Skor

pengawasan internal atau sistem penjaminan mutu produk

Rata-rata skor Sasaran dan Tujuan Usaha Anggota 484

Fokus Usaha Anggota

Anggota melakukan strategi bisnis dengan fokus pada usaha dan

fokus biaya

50 65 59 19 17 742

Dalam upaya mencapai keberhasilan

usaha rumah-tangga, Pengurus

koperasi lebih fokus dan

memonitorperkembangan usaha anggota

49

69

54

37

1

758

Dalam mencapai efektivitas

organisasi, Pengurus koperasi

lebih fokus kepada kepentingan anggota

48

126

13

20

3

826

Anggota melakukan strategi bisnis yang fokus padakelompok pelanggan

54 135 0 19 2 850

Anggota berupaya mempelajari dan

memahami kebutuhan pelanggan

89 102 0 2 17 874

Anggota memperhatikan perkembangan usaha pesaing

56 126 6 18 4 842

Rata-rata skor Fokus Usaha Anggota 815,3

Sistem Perbaikan Berkelanjutan

Anggota senantiasa melakukan perbaikan produktivitas kerja, proses bisnis dan usaha

70 119 1 1 19 850

Anggota melakukan penghematan biaya produksi

103 67 20 1 19 864

Rata-rata skor Sistem Perbaikan Berkelanjutan 857

Kemitraan

Anggota Koperasi mengalami

pertumbuhan jumlah mitrausaha dalam 3 tahun terakhir

97 74 16 21 2 873

Anggota Koperasi selalu mengisi

kegiatan kerja sama dengan pihak

internal maupun eksternal KoperasiPeternak

49

71

79

4

7

781

Rata-rata skor Kemitraan 827

Total

1537 2455 325 292 221 19285 (1537x5)

= 7685 (2455x4) = 9820

(325x3) = 975

(292x2) = 584

(221x1) = 221

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

181

Pada variabel Kinerja Anggota Koperasi dengan jumlah item pernyataan

23 butir diperoleh total skor sebesar 19285, dengan rentang skor :

210x23x5– 210x23x1Rentang Skor Kategori

5

24150 4830

3864

5

Panjang interval untuk setiap kategori 3864 dengan rentang :

Sangat

Tidak Baik

Tidak

Baik

Cukup

Baik

Baik Sangat

Baik

4830 8694 12558 16422 20286 24150

Melalui jumlah skor tanggapan pertanyaan dapat diketahui bahwa

Kinerja Anggota Koperasi termasuk dalam kategori “baik” dengan sebaran item

jawaban sbb:

Tabel 4.10

Sebaran Jawaban Anggota terhadap Item-item Pernyataan tentang

Kinerja Anggota Koperasi N

o.

Pernyataan Jawaban Anggota J

umlah 5 4 3 2 1

1 Visi/ misi/ tujuan Koperasi selalu disosialisasikan kepada anggota Koperasi

84 96 2 9 19 210

40,0% 45,7% 1,0% 4,3% 9,0% 100,0%

2 Dalam mengelola usaha, anggota

Koperasi membuat evaluasirencana usaha dan rencana anggaran belanja

48 126 13 20 3 210

22,9% 60,0% 6,2% 9,5% 1,4% 100,0%

3 Anggota memahami sasaran usahanya 54 135 0 19 2 210

25,7% 64,3% 0,0% 9,0% 1,0% 100,0%

4 Anggota melaksanakan evaluasi atas

capaian kinerja (IKK atau sasaran) yang telah ditetapkan oleh Koperasi

89 102 0 2 17 210

42,4% 48,6% 0,0% 1,0% 8,1% 100,0%

5

Anggota membuat uraian tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang jelas

dari setiap personil dalam usaha rumah-tangganya

56 126 6 18 4 210

2

6,7%

6

0,0%

2

,9%

8

,6%

1

,9%

1

00,0%

19285

182

No. Pernyataan Jawaban Anggota J

umlah 5 4 3 2 1

6

Agar relevan dengan kebutuhan anggota,

seluruh anggota dan pengurus serta pihak

yang relevan selalu dilibatkan dalam

pengambilan keputusan dan penetapan

Program koperasi.

70 119 1 1 19 210

33,3%

56,7%

0,5%

0,5%

9,0%

100,0%

7 Anggota mengadakan pertemuan

kelompok secara rutin /berkalauntuk curah gagasan

72 116 0 2 20 210

34,3% 55,2% 0,0% 1,0% 9,5% 100,0%

8 Anggota

koperasi waktu

selalu

yang

menghadiri

dilaksanakan

RAT tepat

48 126 13 20 3 210

22,9% 60,0% 6,2% 9,5% 1,4% 100,0%

9

Diselenggarakan gugus kendali mutu

baik dalam usaha koperasi maupun

rumah-tangga anggota koperasi guna

mengokohkan kerjasama tim dan

pengendalian mutu

54 135 0 19 2 210

25,7%

64,3%

0,0%

9,0%

1,0%

100,0%

10 Dalam menjalankan manajemen usaha,

anggota koperasi berkonsultasi juga pada Pengurus Koperasi

89 102 0 2 17 210

42,4% 48,6% 0,0% 1,0% 8,1% 100,0%

11

Dalam menjalankan fungsi sebagai

pemilik Koperasi peternak, anggota

koperasi berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan pada Rapat

Anggota Tahunan

56 126 6 18 4 210

26,7%

60,0%

2,9%

8,6%

1,9%

100,0%

12 Anggota mematuhi dan menjalankan

Sistem dan Prosedur dengan baik 70 119 1 1 19 210

33,3% 56,7% 0,5% 0,5% 9,0% 100,0%

13 Anggota bekerjasama dengan Koperasi dalam melakukan pengawasan internal

atau sistem penjaminan mutu produk

82 73 35 19 1 210

39,0% 34,8% 16,7% 9,0% 0,5% 100,0%

14 Anggota melakukan strategi bisnis dengan fokus pada usaha dan fokus biaya

50 65 59 19 17 210

23,8% 31,0% 28,1% 9,0% 8,1% 100,0%

15

Dalam upaya mencapai keberhasilan

usaha rumah-tangga , Pengurus koperasi

lebih fokus dan memonitor perkembangan

usaha anggota

49 69 54 37 1 210

23,3%

32,9%

25,7%

17,6%

0,5%

100,0%

16 Dalam mencapai efektivitas organisasi, Pengurus koperasi lebih fokus kepada kepentingan anggota

48 126 13 20 3 210

22,9% 60,0% 6,2% 9,5% 1,4% 100,0%

17 Anggota melakukan strategi bisnis yang

fokus pada kelompokpelanggan 54 135 0 19 2 210

25,7% 64,3% 0,0% 9,0% 1,0% 100,0%

18 Anggota berupaya mempelajari dan

memahami kebutuhan pelanggan 89 102 0 2 17 210

42,4% 48,6% 0,0% 1,0% 8,1% 100,0%

19 Anggota memperhatikan perkembangan

usahapesaing 56 126 6 18 4 210

26,7% 60,0% 2,9% 8,6% 1,9% 100,0%

20 Anggota senantiasa melakukan perbaikan

produktivitas kerja,proses bisnis dan

usaha

70 119 1 1 19 210

33,3% 56,7% 0,5% 0,5% 9,0% 100,0%

21 Anggota melakukan penghematan

biaya produksi

103 67 20 1 19 210

49,0% 31,9% 9,5% 0,5% 9,0% 100,0%

22 Koperasi mengalami pertumbuhan jumlah mitra usaha dalam 3 tahun

terakhir

97 74 16 21 2 210

46,2% 35,2% 7,6% 10,0% 1,0% 100,0%

183

No. Pernyataan Jawaban Anggota Jumlah

5 4 3 2 1

23

Anggota Koperasi selalu mengisi kegiatan

kerja sama dengan pihak internal maupun

eksternal Koperasi Peternak

49 71 79 4 7 210

23,3% 33,8% 37,6% 1,9% 3,3% 100,0%

Sumber: data penelitian, diolah, 2018.

4.3. Pengaruh Program Anggota, Partisipasi Anggota, dan Keterkaitan

Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap KinerjaAnggota

Koperasi melalui Inovasi BisnisAnggota

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah pengaruh program anggota,

partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi

terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi bisnis anggota. Hubungan

kausalitas (pengaruh) program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi

bisnis anggota ditunjukkan gambar 4.4 :

184

Gambar 4.1

Pengaruh Program Anggota, Partisipasi Anggota, dan Keterkaitan

Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap Kinerja Anggota Koperasi

melalui Inovasi Bisnis Anggota

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,938 dapat diketahui pengaruh program anggota,

partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi

terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi bisnis anggota memiliki nilai

terbesar, yaitu 93,8%. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi pengaruh program

anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha

koperasi terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi bisnis anggota dengan

hasil uji:

0.401 0.357 0.606

Y1 Y2 Y3

0.802

0.379 X1.1 0.281

0.012 X1.2

0.788

0.994

0.617

KP ((XX11))

P IBIBA((YY))

0.533 R2==0.719 R2 0,71

9

0.619 X1.3 0.154 Z1 0.032 0.062

0.194 X2.1 0.398 0.853

0.984

0.937 Z2 0.122

0.898

0.177 X2.2 0.907 PA (X2) 0.091

0.105

KAK(Z) R2=0.938 0.927

0.647

Z3 0.141

0.887 0.213 X2.3

Z4 0.581

0.281 X3.1 0.848 KU

(X3) 0.152 X3.2 0.921

0.628 0.774

0.526

185

H0: γ123;2 = 0 : Program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi

bisnis anggota;

H1: γ123;2 ≠ 0 : Program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi berpengaruh signifikan

terhadap terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi

bisnisanggota.

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai r-square pengaruh

program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan

usaha koperasi terhadap terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi bisnis

anggota adalah 0,938, sehingga nilai Fhitung :

Dengan perolehan nilai Fhitung sebesar 775,363 dan α

= 0,05 serta derajat kebebasan v1 = 4 dan v2 = 205 (n-(k+1)), maka

diperoleh Ftabel 2,416. Oleh karena nilai Fhitung> Ftabel (775,363 > 2,416) maka

H0ditolak, artinya program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

terhadap kinerja anggota koperasi melalui inovasi bisnis anggota.

n

186

Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa pengaruh program anggota,

partisipasi anggota, keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi secara

bersama-sama atau terintegrasi melalui inovasi bisnis anggota, adalah sangat

signifikan (93,8%) terhadap kinerja anggota koperasi, walaupun masih terdapat

sebagian kecil anggota koperasi peternak yang kinerjanya belum optimal.

Uraian di atas menggambarkan terdapat pengaruh program anggota, yang

melibatkan partisipasi anggota baik secara mental maupun emosional, didukung

oleh adanya keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasinya, efektif

menghasilkan inovasi bisnis anggota yang berdampak positif dan signifikan

terhadap kinerja anggota koperasi, secara simultan sebersar 93,8% dan 6,2%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Disamping itu program anggota,

partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi melalui

inovasi bisnis anggota berpengaruh signifikaan dan positif terhadap kinerja

anggota koperasi, hal ini menunjukan bahwa semakin baik program anggota,

partisipasi anggota, keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi dan inovasi

bisnis anggota, maka semakin baik kinerja yang dicapai anggota koperasi.

Semangat untuk melakukan inovasi juga sejalan dengan hasil penelitian

Krishan K.Taimni (2000), bahwa trend di era global saat ini, perlu diterjemahkan

ke dalam pendekatan praktis dan rencana tindakan. Hal yang pasti bagi

manajemen koperasi untuk menghadapi tantangan yang dihadapi adalah dengan

melakukan inovasi, berpikir untuk mencari jalan yang lebih baik dalam

memberikan layanan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang akan

membantu membangun kekuatan yang berdaya saing dalam pasar persaingan.

187

Dengan kata lain, anggota koperasi hendaknya lebih berorientasi pada

kewirausahaan dalam berpikir, dalam melakukan pendekatan, dan dalam

mengambil keputusan untuk berinvestasi, untuk sebesar-besar kemanfa’atan

koperasi bagi para anggotanya.

Hal ini didukung pula oleh hasil penelitian Newstrom W John and Keith

Davis (1997;233) bahwa untuk mencapai kinerja yang diharapkan dalam

keadaan yang dipengaruhi oleh suatu situasi tertentu, memotivasi partisipasi

anggota perlu didesain melaui program anggota yang partisipatif. Anggota

perlu dilibatkan baik secara mental maupun emosional sehingga termotivasi

partisipasinya, dan mendorong tercapainya berupa: output yang lebih tinggi,

layanan yang lebih baik, kreatifitas, dan inovasi, sebagai outcome bagi

organisasi (dalam konteks ini adalah organisasi koperasi). Sedangkan bagi

pihak karyawan, (dalam konteks koperasi Peternak ini dapat dianggap

sebagai outcome untuk kepentingan anggota selaku karyawan / mitra), dan

menghasilkan: penerimaan, kepercayaan diri, tingkat stress yang lebih rendah

serta rasa puas atau kepuasan para anggotakoperasi.

4 . 4 Pengaruh Program Anggota, Partisipasi Anggota, dan Keterkaitan

Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap Inovasi Bisnis

Anggota

Hipotesis ke-2 yang akan diuji adalah pengaruh program anggota,

partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi

terhadap inovasi bisnis anggota. hubungan kausalitas (pengaruh) program

anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha

188

koperasi terhadap inovasi bisnis anggota, pada gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.2

Pengaruh Program Anggota, Partisipasi Anggota, dan Keterkaitan

Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap Inovasi Bisnis Anggota

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,719 dapat diketahui pengaruh program anggota,

partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi

terhadap inovasi bisnis anggota sebesar 71,9%. selanjutnya dilakukanuji

signifikansi pengaruh program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi terhadap inovasi bisnis anggota. Berikut hasil

ujinya:

H0: γ123 = 0 : Program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap inovasi bisnisanggota;

H1: γ123 ≠ 0 : Program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi berpengaruh signifikan terhadap

inovasi bisnisanggota.

0.379 0.401 0.357 0.606

0.012

0.788

0.994

0.617

KP ((XX11))

P

Y1 Y2 Y3

0.619 X1.3 0.533

0.802

0.194 X2.1 0.898

0.177 0.907 PA

(X2) 0.398 IBIBA(Y(Y))

RR22==00,.771199 0.887

0.213 X2.3

0.526 0.281

0.281 X3.1 0.848

0.152 X3.2 0.921

KU

(X3)

X2.2

X1.2

X1.1

0.628 0.774

189

zzzBerdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai r-square

pengaruh program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota

dengan usaha koperasi terhadap inovasi bisnis anggota 0,719, sehingga nilai

Fhitung dapat dihitung :

Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 175,699. Denganα

= 0,05 serta derajat kebebasan v1 = 3 dan v2 = 206 (n-(k+1)), maka di

dapat Ftabel 2,649. Oleh karena nilai Fhitung> Ftabel (175,699 > 2,649) maka

H0ditolak, artinya program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

inovasi bisnis anggota.

Dengan memperoleh hasil uji pengaruh program anggota, partisipasi

anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi terhadap inovasi

bisnis anggota sebesar 71,9%, hal ini bermakna bahwa inovasi bisnis anggota

dipengaruhi oleh program usaha dan program kerja anggota, partisipasi anggota

dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi secara bersama-sama,

sedangkan 28,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hasil uji

menemukan bahwa program anggota, partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

n

190

inovasi bisnis anggota yang menunjukan bahwa semakin baik program anggota,

partisipasi anggota, dan keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi, maka

semakin baik pula inovasi bisnis yang anggotacapai.

Inovasi yang telah dilakukan anggota Koperasi Peternak, meliputi:

inovasi produk, inovasi proses, inovasi Pemasaran dan inovasi Manajemen, yang

terbilang masih sederhana. Dari hasil penelitian di lapangan, diketahui pula bahwa

niovasi tersebut lebih efektif dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok

anggota.

- Inovasi produk, berupa: aneka produk makanan ringan olahan, yang

berbasis susu.

- Inovasi proses: adopsi proses yang lebih baik dalam melakukan manajemen

usaha peternakan sapi perah, teknik budidaya sapi perah, teknik

pemeliharaan kesehatan hewan, pembibitan dan pemeliharaan sapi,

pengolahanhijauan ternak dll sebagaimana yangdifasilitasi dan diarahkan

oleh Manajemen Koperasi Peternak

- Inovasi Manajemen usaha: anggota melakukan pencatatan dan pembukuan

sederhana, penetapan program rencana kerja dan rencana usaha peternakan

sapiperah.

- Inovasi Pemasaran: di luar pasokan susu segar secara rutin ke Koperasi

Peternak, anggota menitipkan produk olahan berbasis susu, hasil usaha

rumah-tangga anggota ke rest area serta cafetaria milik Koperasi Peternak

dan ke tempat-tempat penjualan produk oleh-olehlainnya.

191

4 . 5 Pengaruh Program Anggota terhadap Inovasi BisnisAnggota

Hipotesis ke-3 yang akan diuji adalah pengaruh program anggota

terhadap inovasi bisnis anggota. Hubungan kausalitas (pengaruh) program

anggota terhadap inovasi bisnis anggota diilustrasikan pada gambar 4.6

memperoleh nilai koefisien jalur 0,533 dengan R2 =0,284.

Gambar 4.3

Pengaruh Program Anggota terhadap Inovasi Bisnis Anggota

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,284 dapat diketahui program anggota yang

terdiri dari program anggota, memberikan pengaruh secara langsung terhadap

inovasi bisnis anggota sebesar 28,4%. Ini berarti bahwa program anggota

memberikan pengaruh 28,4% terhadap inovasi bisnis anggota jika tak ada variabel

lain yang diteliti. Dari hasil uji signifikansi pengaruh parsial program anggota

terhadap inovasi bisnis anggota, diperoleh:

H0.γ1.1 = 0 : Program anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi

bisnisanggota

H1.γ1.1 ≠ 0 : Program anggota berpengaruh signifikan terhadap inovasi bisnis

anggota

0.401 0.357 0.606

Y1 Y3

0.802

0.379 0.716

0.012

0.788

0.994

0.617

KPP

(X(X11)) 0.533

IIBBA(Y(Y))

RR22==00.2,28484

0.619 X1.3

X1.2

X1.1

Y2

0.628 0.774

192

Tabel 4.11

Uji Signifikansi Pengaruh Program Anggota terhadap Inovasi Bisnis

Anggota

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,533 7,030 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Hasil uji menunjukkan nilai koefisien jalur 0,533 dengan nilai thitung

7,030 dan nilai t-statistik (7,030) lebih besar dari ttabel (1,971), maka disimpulkan

bahwa program anggota berpengaruh positif dan signifikan, secara parsial

terhadap Inovasi BisnisAnggota.

Sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa dengan dukungan program

berupa Output Program, keputusan dan kebijakan Manajemen Koperasi yang

sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan anggota, mendorong potensi anggota

dengan kelompoknya untuk melakukan inovasi, dengan mencari cara terbaik (best

practice) untuk menjadi solusi atas permasalahan dalam pengelolaan usaha

anggota maupun bidang usaha yang difasilitasi oleh Koperasi. Maka dapat

disimpulkan bahwa program anggota berpengaruh terhadap inovasi bisnis

anggota. Nilai koefisien jalur 0,533 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu

satuan tingkat program anggota mampu meningkatkan inovasi bisnis anggota

0,533.

Disamping itu, menurut hasil penelitian Sutaryo Salim (2002), dengan

menyadari bahwa Program layanan Koperasi yang berkualitas baik bagi para

anggotanya, merupakan asset yang berharga bagi Koperasi untuk mencapai

kinerja yang diharapkan bahkan keunggulan bersaing Koperasi, dalam upaya

menciptakan nilai (value) kesejahteraan bagi anggota. Asset kualitas layanan

193

dapat berupa Tangible Asset yaitu wujud / fisik tempat, atau sarana lain yang

menyenangkan, dapat pula Intangible Asset berupa sikap atau motivasi Pengurus

dan Pengelola Koperasi yang dapat memberikan rasa puas kepada para anggota,

misalnya karena bersikap penuh perhatian (interest) pada kepentingan dan

kebutuhan anggota, bersikap ramah, dan santun dalam memberikan layanan.

Terlebih karena sebagian besar Pengurus Koperasi adalah orang Jawa Barat yang

memiliki sifat silih asih, asah, asuh terhadap anggota. Menurut Kaplan dan Norton

(2001) “..intangible asset have become the major sources of competitive

advantage..” bermakna bahwa asset tak berwujud ini (dapat) menjadi sumber

utama keunggulan bersaing. Rasa puas anggota yang timbul karena program dan

kualitas layanan koperasi yang sesuai dengan harapan para anggota itulah, yang

kemudian diharapkan menjadi sumber bagi penguatan inovasi bisnis anggota.

Program anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi

bisnis anggota, berarti bahwa semakin baik program anggota yang merupakan

wujud dari kebutuhan dan kepentingan anggota yang berhasil difasilitasi oleh

koperasi, maka inovasi bisnis anggota juga akan meningkat.

4 . 6 Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Inovasi BisnisAnggota

Hipotesis ke-4 yang diuji yaitu pengaruh partisipasi anggota terhadap

inovasi bisnis anggota. Hubungan kausalitas (pengaruh) Partisipasi anggota

terhadap inovasi bisnis anggota ditunjukkan pada gambar 4.7 memperoleh nilai

koefisien jalur 0,398 dengan R2 =0,158.

194

Gambar 4.4

Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Inovasi Bisnis Anggota

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,158 dapat diketahui Partisipasi Anggota

memberikan pengaruh secara langsung terhadap Inovasi Bisnis Anggota sebesar

15,8%. Ini berarti bahwa Partisipasi Anggota memberikan pengaruh 15,8%

terhadap Inovasi Bisnis Anggota jika tak ada variabel lain yang dianalisis. Dari uji

signifikansi pengaruh parsial Partisipasi Anggota terhadap Inovasi Bisnis Anggota

diperoleh:

H0.γ2.1 = 0 : Partisipasi Anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap Inovasi

Bisnis Anggota

H1.γ2.1 ≠ 0 : Partisipasi Anggota berpengaruh signifikan terhadap Inovasi Bisnis

Anggota

Tabel 4.12

Uji Signifikansi Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Inovasi Bisnis

Anggota

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,398 6,652 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Nilai koefisien jalur hasil uji 0,398 dengan nilai thitung sebesar 6,652 dan

nilai t-statistik (6,652) lebih besar dari ttabel (1,971) menunjukkan bahwa

0.401 0.357 0.606

Y1 Y3

0.802

0.194 X2.1 0.842

0.177

0.898

0.907 PA

(X2) 0.398 R2IB (Y)

8

IBA(Y)

R =0.158 2 =0,15

0.887 0.213 X2.3

X2.2

Y2

0.628 0.774

195

Partisipasi Anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap Inovasi Bisnis

Anggota. Maknanya bahwa pada setiap satu satuan tingkat kenaikan partisipasi

anggota koperasi, akan meningkatkan inovasi bisnis anggota sebesar0,398.

Walaupun menurut hasil perhitungan analisis statistik, kontribusi

partisipasi anggota secara parsial kecil (karena inovasi yang telah dicapai,

sebagian besar adalah hasil kerja kelompok anggota), namun ternyata memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap Inovasi Bisnis anggota dan positif dampaknya

terhadap kinerja anggota koperasi. Untuk memotivasi kehadiran anggota dalam

pertemuan dan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan di Koperasi, khususnya

untuk kehadiran anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, pada beberapa Koperasi

besar seperti: Koperasi KPBS, KPGS, KSPBU, diberikan doorprize. Dengan

demikian, perlu kiranya bagi Manajemen Koperasi untuk mencari strategi yang

tepat dan efektif untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi para anggota

sehingga dapat lebih besar berkontribusi pada inovasi bisnis dan kinerja usaha

anggota Koperasi beserta kelompoknya yang akan berdampak lebih signifikan

pada kinerja Koperasi Peternak secara keseluruhan.

Partisipasi anggota berpengaruh positif dan signifikan atas inovasi bisnis

anggota hal mana berarti bahwa semakin baik partisipasi anggota koperasi, maka

inovasi bisnis anggota juga akan meningkat.

4 . 7 Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap

Inovasi BisnisAnggota

Hipotesis ke-5 yang akan diuji adalah pengaruh keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi terhadap inovasi bisnis anggota. Hubungan

196

kausalitas (pengaruh) keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi terhadap

inovasi bisnis anggota tampak pada gambar 4.8 memperoleh nilai koefisien jalur

0,526 dengan R2 = 0,277.

Gambar 4.5

Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap

Inovasi Bisnis Anggota

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,277 dapat diketahui keterkaitan usaha anggota

dengan usaha koperasi memberikan pengaruh secara langsung terhadap inovasi

bisnis anggota sebesar 27,7%. Ini berarti bahwa keterkaitan usaha anggota dengan

usaha koperasi memberikan pengaruh 27,7% terhadap inovasi bisnis anggota jika

tak ada variabel lain yang diteliti. Kemudian diuji signifikansi pengaruh parsial

keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi terhadap inovasi bisnis anggota,

dengan hasil uji :

H0: γ3.1 = 0 : Keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap inovasi bisnisanggota

H1: γ3.1 ≠ 0 : Keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi berpengaruh

signifikan terhadap inovasi bisnisanggota

0.401 0.357 0.606

Y1 Y3

0.802

0.281 X 3 .1 0.723 0 .8 4 8 K U

(X3) 0.526 IBIAB((YY))

R =0,277 R = 0.2 77 2 2

0.152 0.921 X 3 .2

Y 2

0 .6 2 8 0 .7 7 4

197

Tabel 4.13

Uji Signifikansi Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan

Usaha Koperasi terhadap Inovasi Bisnis Anggota

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,526 7,830 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Hasil uji hipotesis nilai koefisien jalur 0,526 dengan nilai thitung sebesar

7,830 dan nilai t-statistik (7,830) lebih besar dari ttabel (1,971) maka dapat

disimpulkan bahwa keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap inovasi bisnisanggota.

Dapat dikatakan bahwa seluruh bidang usaha yang ditawarkan /

disediakan / difasilitasi oleh Koperasi Peternak, umumnya sudah sesuai dan

memenuhi kepentingan dan kebutuhan para anggota peternak, yaitu:

- Waserda (sembako dan ritel kebutuhan rumah-tangga)

- Hijauan Makanan Ternak (pembibitanIndigovera)

- Pengolahan Pakan Konsentrat kualitasSNI

- Kesehatan Hewan dan pembibitan, pembesaran sapi (BreedingProgram)

- Kesehatan Anggota Peternak

- Pengolahan Susu (produk susu segar, susu cair pasteurisasi kemasan botol,

kemasan bantal,yoghurt.

- KPBS, KPGS dan KSPBU: susu cup kemasan gelas, serta aneka produk

turunan susu yang sudah dikenal (permen caramel, tahu, kerupuk, dodol,

yoghurt. Pada KPBS bahkan sudah dapat memproduksi: keju mozarella,

whip cream, danmentega.

198

- Loket pembayaranListrik

- Perdagangan umum : sapronak, teh (KUD Pasirjambu) , cengkeh (Koperasi

Sarwa Mukti), dan Kredit Candak Kulak(KCK).

- Gula pasir, Pupuk, dan Sayur-mayur (KUD Bayongbong,Garut).

Bahkan Koperasi KPBS (di Pangalengan) sudah memilik unit Usaha

Penunjang berupa:

- Unit usaha PT.BPR Bandung Kidul (Cabang Cibeureum dan Pangalengan)

untuk memberikan fasilitas Simpan Pinjam dan meningkatkan layanan akses

keuangan kepada anggota (menurunkan suku bunga kredit modal kerja

maupun investasi, khusus bagi kredit anggota) dan layanan bagi non-

anggota sebagai nasabah umum.

- Membangun rest area dan cafetaria, untuk sarana promosi dan pemasaran

produk-produkKPBS.

- Pengembangan Distributor (bekerjasama dengan Hotel, Restoran, Cafetaria)

untuk menjual produk-produk KPBS secaralangsung.

- Mengembangkan inovasi dan produk baru Koperasi berupa: keju

mozzarella, cream cheese, whip cream, dan butter untuk wilayah Batam,

Bali, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah dan JawaTimur.

- Inovasi jasa: Klinik Kesehatan Ma Ageung dengan penyediaan fasilitas:

Laboratorium dan rawat inap (sudah memenuhi standar ISO9001:2008).

- Agro wisata (daerah Lembang, Ciwidey dansekitarnya)

- Asuransi ternak dan anggota Koperasipeternak,

- Kendaraan (untuk distribusi susu dan makanan ternak), dan

199

- PT.UPBS berupa pembibitan 4.000 ekor sapi dalam satu kawasan / koloni,

kerjasama KPBS dengan PT.Ultra Jaya,Padalarang.

KPSBU Jawa Barat (di Lembang) memiliki Unit Usaha :

- Produk olahan Susu, Yoghurt merk Fresh Time (kemasanbotol)

- Pabrik pakan modern

KUD Pasir Jambu:

- Unit Usaha Otonom Perkebunan Teh Rakyat dan Pengolahan Teh Hijau

(GreenTea)

Bidang / unit usaha yang berhasil difasilitasi Koperasi benar-benar sama

dengan kepentingan dan kebutuhan usaha anggota Koperasi. Dari hasil analisis

pengujian juga diketahui bahwa keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi

memberikan pengaruh langsung sebesar 27,7% terhadap inovasi bisnis anggota.

Hasil uji signifikansi pengaruh keterkaitan usaha anggota dengan usaha

koperasi terhadap inovasi bisnis anggota menunjukkan positif dan signifikan. Hal

ini bermakna bahwa semakin terkait usaha anggota dengan usaha koperasi, maka

inovasi bisnis anggota yang semakin baik.

4 . 8 Pengaruh Program Anggota terhadap Kinerja AnggotaKoperasi

Hipotesis ke-6 yang akan diuji adalah pengaruh program anggota

terhadap kinerja anggota koperasi. hubungan kausalitas (pengaruh) program

anggota terhadap kinerja anggota koperasi diperlihatkan pada gambar 4.9

memperoleh nilai koefisien jalur 0,853 dengan R2 = 0,728.

200

0.272

0.379 X1.1 0.984

0.012 X1.2

0.788

0.994

0.617

KPP

((XX11))

0.937

0.853 KAK(Z) R2=0.728

0.619 X1.3

0.927

0.647

Gambar 4.6

Pengaruh Program Anggota terhadap Kinerja Anggota Koperasi

Z

1 0

.032

Z2

0

.122

Z3

0

.141

Z4

0

.581

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,728 dapat diketahui program anggota

memberikan pengaruh secara langsung terhadap kinerja anggota koperasi sebesar

72,8%. ini berarti bahwa program anggota memberikan pengaruh 72,8% terhadap

kinerja anggota koperasi dan 27,2 % dipengaruhi oleh variabel lain. Setelah diuji

signifikansi pengaruh parsial program anggota terhadap kinerja anggota koperasi,

kemudian diperoleh:

H0: γ1.2 = 0 : Program anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

anggota koperasi

H1: γ1.2 ≠ 0 : Program anggota berpengaruh signifikan terhadap kinerja anggota

koperasi

Tabel 4.14

Uji Signifikansi Pengaruh Program Anggota terhadap Kinerja

Anggota Koperasi

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,853 9,871 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

201

Mengacu pada hasil uji hipotesis nampak bahwa nilai koefisien jalur

0,853 dan nilai thitung sebesar 9,871, dengan nilai t-statistik (9,871) lebih besar dari

ttabel (1,971), maka teruji bahwa program anggota memberikan pengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja Anggota Koperasi. Sebaik apa pun suatu Program

bila tidak dilaksanakan, hanya akan menjadi konsep yang tidak mempunyai arti,

oleh karena itu partisipasi anggota menjadi kunci keberhasilan kinerja dan usaha

anggota serta kinerjaKoperasinya.

Disamping usaha yang ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)

oleh para anggota, Koperasi Peternak Sapi Perah juga sering mendapat program

pembangunan yang menjadi unggulan program Pemerintah, seperti yang saat ini

sedang disosialisasikan, yaitu Program “SIWAB” yaitu (Sapi Induk Wajib

Bunting). Hal ini memotivasi anggota bersama kelompok usaha rumah-tangganya

dibawah bimbingan dan pembinaan dari Dinas/ Instansi terkait, untuk secara

efektif mencapai target-target yang telah ditetapkan, yang juga menjadi program

kerja dan program usaha anggota peternak.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa program anggota memberikan

pengaruh secara langsung yang terbesar terhadap kinerja anggota koperasi, yaitu

sebesar 72,8%. Demikian pula dari nilai koefisien jalur, menunjukkan bahwa

program anggota berpengaruh positif dan signifikan atas kinerja anggota koperasi,

hal ini bermakna bahwa semakin baik program usaha dan program kerja anggota

maka semakin baik kinerja anggota koperasi dan akan tercapai.

202

0.992

0.194 X2.1 0.984

0.898

0.177 PA

(X2)

0.937

0.091 KAK(Z) R2=0.008

0.213

X2.2 0.907

0.887 X2.3

0.927

0.647

4 . 9 Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Kinerja AnggotaKoperasi

Hipotesis ke-7 yang akan diuji adalah pengaruh partisipasi anggota

terhadap kinerja anggota koperasi. Hubungan kausalitas (pengaruh) partisipasi

anggota terhadap kinerja anggota koperasi, dapat dilihat pada gambar 4.1 dengan

memperoleh nilai koefisien jalur 0,091 dengan R2 = 0,008.

Gambar 4.7

Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Kinerja Anggota Koperasi

Z1

0.032

Z2

0

.122

Z3

0

.141

Z4

0

.581

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,008 dapat diketahui partisipasi anggota

memberikan pengaruh secara langsung terhadap kinerja anggota koperasi sebesar

0,8%. Ini berarti bahwa partisipasi anggota memberikan pengaruh 0,8% terhadap

Kinerja Anggota Koperasi jika tak ada variabel lain yang diteliti, lalu dilakukan

uji signifikansi pengaruh parsial partisipasi anggota terhadap kinerja anggota

koperasi, dengan hasil uji signifikansi sbb:

H0: γ2.2 = 0 : Partisipasi Anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

AnggotaKoperasi

H1: γ2.2 ≠ 0: Partisipasi Anggota berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

AnggotaKoperasi

203

Tabel 4.15

Uji Signifikansi Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Kinerja Anggota

Koperasi

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,091 2,570 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Hasil uji hipotesis menemukan nilai koefisien jalur 0,398 dan nilai thitung

2,570. Nilai t-statistik diperoleh (2,570) lebih besar dari ttabel (1,971), maka

berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Anggota berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja Anggota Koperasi.

Hampir seluruh anggota mempersepsikan keliru terhadap partisipasi yang

dianggapnya hanya terbatas pada kehadiran dalam Rapat Anggota Tahunan, atau

pertemuan rutin berupa penyuluhan, pengembangan dan kegiatan-kegiatan formal

lain yang diselenggarakan oleh koperasi Peternak, sehingga score tanggapannya

kecil. Padahal sesungguhnya partisipasi itu merupakan seluruh keikut-sertaan

anggota dalam setiap kegiatan usaha maupun program kerja anggota sendiri dan

program usaha serta program kerja Koperasi sebagai organisasi dan wadah usaha

bersama milik anggota, secara keseluruhan. Bahkan menyetorkan susu yang

dilakukan anggota 2 kali setiap hari, itu pun termasuk ke dalam pengertian

partisipasi anggota. Sebaik apa pun suatu Program bila tidak dilaksanakan melalui

partisipasi, hanya akan menjadi konsep yang tidak mempunyai arti. Partisipasi

anggota menjadi kunci keberhasilan kinerja anggota koperasi itu sendiri dan

kinerja Koperasi Peternak secara keseluruhan.

204

0.989

0.984

0.281 X3.1 0.848 KU (X3)

0.937

0.105 KAK(Z) R2=0.011

0.152 X3.2 0.921 0.927

0.647

Walaupun hasil pengujian menunjukkan bahwa partisipasi anggota hanya

memberikan pengaruh parsial, langsung sebesar 0,8% saja terhadap kinerja

anggota koperasi, namun pengaruh partisipasi anggota terhadap kinerja anggota

koperasi, positif dan signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin aktif

anggota berpartisipasi, maka kinerja anggota koperasi semakin baik pula.

4 . 10 Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi

terhadap Kinerja AnggotaKoperasi

Hipotesis ke-8 yang akan diuji adalah pengaruh keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi terhadap kinerja anggota koperasi. hubungan

kausalitas (pengaruh) keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi terhadap

kinerja anggota koperasi digambarkan pada gambar 4.11 memperoleh nilai

koefisien jalur 0,105 dengan R2 = 0,011.

Gambar 4.8

Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi

terhadap Kinerja Anggota Koperasi

Z1

0.032

Z2

0

.122

Z3

0

.141

Z4

0

.581

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,011 dapat diketahui keterkaitan usaha anggota

dengan usaha koperasi memberikan pengaruh secara langsung terhadap kinerja

anggota koperasi sebesar 1,1%.

205

Tabel 4.16

Uji Signifikansi Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha

Koperasi terhadap Kinerja Anggota Koperasi

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,105 2,415 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Menilik hasil uji hipotesis tentang nilai koefisien jalur 0,105 dan nilai

thitung 2,415 serta nilai t-statistik yang diperoleh (2,415) lebih besar dari ttabel

(1,971), maka berdasar pada hasil uji dapat dikemukakan bahwa keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja anggotakoperasi.

Bila memperhatikan hasil analisis Statistik tentang pengaruh keterkaitan

usaha anggota dengan usaha koperasi yang memberikan pengaruh hanya sebesar

1,1% saja terhadap kinerja anggota koperasi, namun ternyata dengan sebesar itu

pun pengaruhnya signifikan, apalagi bila lebih besar nilainya, tentu pengaruhnya

lebih signifikan lagi, maka tentu potensi kinerja anggota koperasi yang dicapainya

pun akan lebih besar lagi.

Untuk meraih kinerja yang baik, ternyata tidak hanya cukup dengan

keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasinya saja, menurut Krishan

K.Taimni, lingkungan persaingan baru akan menuntut perushaan memberikan

layanan yang berkualitas prima, memperoleh sumber daya dari pasar terbuka,

dapat menutupi biaya operasional dari kegiatan usahanya, serta dapat bersaing

sejajar dengan perusahaan lain dalam pasar persaingan.

206

0.401 0.357 0.606

Y1 Y2 Y3

0.802 0.976

IB(Y) 0.154 KAK(Z) R2=0.024 0.927

0.647

0.984

0.937

0.628 0.774

Keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi berpengaruh positif

dan signifikan pada kinerja anggota koperasi, berarti bahwa semakin baik

keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi, maka kinerja anggota juga

akanmeningkat.

4 . 11 Pengaruh Inovasi Bisnis Anggota terhadap Kinerja AnggotaKoperasi

Hipotesis ke-9 yang akan diuji adalah pengaruh Inovasi Bisnis Anggota

terhadap Kinerja Anggota Koperasi. Hubungan kausalitas (pengaruh) Inovasi

Bisnis Anggota terhadap Kinerja Anggota Koperasi, diilustrasikan pada gambar

memperoleh nilai koefisien jalur 0,154 dengan R2 =0,024.

Gambar 4.9

Pengaruh Inovasi Bisnis Anggota terhadap Kinerja Anggota Koperasi

Z

1 0

.032

Z2

0

.122

Z3

0

.141

Z4

0

.581

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Berdasarkan nilai R2 = 0,024 dapat diketahui Inovasi Bisnis Anggota

memberikan pengaruh secara langsung terhadap Kinerja Anggota Koperasi

sebesar 2,4%. Ini berarti bahwa Inovasi Bisnis Anggota memberikan pengaruh

2,4% terhadap Kinerja Anggota Koperasi bila tak ada variabel lain yang diteliti.

Kemudian dilakukan uji signifikansi pengaruh parsial Inovasi Bisnis Anggota

207

terhadap Kinerja Anggota Koperasi. Di bawah ini, hasil uji signifikansi dari

hipotesis statistik tersebut, sebagaiberikut:

H0: β1.2 = 0 : Inovasi Bisnis Anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja AnggotaKoperasi

H1: β1.2 ≠ 0 : Inovasi Bisnis Anggota berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Anggota Koperasi

Tabel 4.17

Uji Signifikansi Pengaruh Inovasi Bisnis Anggota terhadap Kinerja Anggota

Koefesien Jalur thitung ttabel Kesimpulan

0,154 2,316 1,971 Signifikan

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

Mengacu pada hasil uji hipotesis, data menunjukkan bahwa diperoleh

nilai koefisien jalur 0,154 dengan besaran thitung senilai 2,316, nilai t-statistik

(2,316) lebih besar dari ttabel (1,971), maka dapat disimpulkan bahwa Inovasi

Bisnis Anggota memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Anggota Koperasi, berarti semakin baik inovasi bisnis anggota, maka kinerja

anggota Koperasinya pun semakin meningkat. Berdasarkan nilai R2 menunjukkan

bahwa Inovasi Bisnis Anggota memberikan pengaruh 2,4% terhadap Kinerja

Anggota Koperasi. Kondisi tersebut disebabkan oleh persepsi sebagian besar

anggota mengenai inovasi bisnis dalam usaha rumah-tangganya, tidak terlepas

dari pengaruh inovasi bisnis yang dilakukan oleh kelompok anggota. Anggota

merasa bahwa capaian inovasi itu juga merupakan capaian kerja kelompok,

walaupun hasilnya belum optimal karena baru terbatas pada tingkat adopsi

inovasi, sedangkan capaian inovasi produk dan pemasaran, inovasi proses dan

208

inovasi manajemen, banyak dilakukan oleh Koperasi Peternak.

Menurut Septi Nur Wulan Mulatmi dkk (2017) menemukan bahwa

adopsi inovasi adalah upaya peningkatan produktivitas usaha, karena dapat

meningkatkan mutu dan jumlah produk yangdapat memberikan nilai lebih pada

pendapatan dan kemajuan usaha. Begitu pula dalam usaha sapi perah, anggota

peternak hendaknya dapat melaksanakan adopsi inovasi yang sudah terbukti

secara empiris mengoptimalkan produktivitas ternak. Strategi untuk meningkatkan

adopsi inovasi yang tepat, diperlukan untuk meningkatkan faktor kekuatan juga

peluang serta menekan aspek yang menjadi kelemahan dan ancaman yang

dihadapi oleh anggota peternak sapi perah, dengan demikian tujuan usaha rumah-

tangga anggota dan usaha Koperasi Peternak dapat terwujud.

Tabel 4.18

Adopsi Inovasi di tingkat Anggota Peternak sapi perah

(innovations addopted by dairy farmers)

Macam inovasi (kinds of innovations)

Jumlah (number of

farmers)

(%)

Jerami amoniasi (ammoniated rice straw) 21 7,78

Jerami fermentasi (fermented rice straw) 86 31,85

Pakan konsentrat (feed concentrates) 261 96,67

Pakan jadi (complete feed) 22 8,15

Lumbung pakan ternak (barns fodder) 53 19,63

Pemilihan benih unggul (selection of seeds sown pastures) 70 25,93

Inseminasi buatan (artificial insemination) 263 97,41

Pemilihan bibit ternak unggul (selection of seed eminent

livestock)

80 29,63

Biogas 194 71,85

Pembuatan kompos (compost) 86 31,85

Pencatatan (recording) 79 29,26

Teknik perkandangan yang baik (good stall system) 72 26,67

Mesin perah (milking machine) 120 44,44

Mesin pencacah (chopper machine) 134 49,63

Sumber: Septi Nur Wulan dkk, 2016

209

Inovasi bisnis anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja anggota koperasi, hal ini bermakna bahwa semakin baik inovasi bisnis

anggota, maka kinerja anggota koperasinya pun semakin meningkat.

Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis

No Hipotesis Koefisien

jalur

t- Hitung t- Tabel Nilai R2 Kesimpulan

1 Pengaruh Program terhadap

Inovasi Bisnis Anggota

0,533 7,030 1,971 28,4% positif dan

signifikan

2 Pengaruh Partisipasi

Anggota terhadap Inovasi

Bisnis Anggota

0,398 6,652 1,971 15,8% positif dan

signifikan

3 Pengaruh Keterkaitan Usaha

Anggota dengan Usaha

Koperasi terhadap Inovasi

Bisnis Anggota

0,526 7,830 1,971 27,7% positif dan

signifikan

4 Pengaruh Program terhadap

Kinerja Anggota Koperasi

0,853 9,871 1,971 72,8% positif dan

signifikan

5 Pengaruh Partisipasi

Anggota terhadap Kinerja

Anggota Koperasi

0,091 2,570 1,971 0,8% positif dan

signifikan

6 Pengaruh Keterkaitan Usaha

Anggota dengan Usaha

Koperasi terhadap Kinerja

Anggota Koperasi

0,105 2,415 1,971 1,1% positif dan

signifikan

7 Pengaruh Inovasi Bisnis

Anggota terhadap Kinerja

Anggota Koperasi

0,154 2,316 1,971 2,4% positif dan

signifikan

8 Pengaruh Program,

Partisipasi Anggota, dan

Keterkaitan Usaha Anggota

dengan Usaha Koperasi

terhadap Inovasi Bisnis

Anggota

- - - 71,9% positif dan

signifikan

9 Pengaruh Program,

Partisipasi Anggota, dan

Keterkaitan Usaha Anggota

dengan Usaha Koperasi

terhadap Kinerja Anggota

Koperasi melalui Inovasi

Bisnis Anggota.

- - - 93,8% positif dan

signifikan

Sumber: penelitian, diolah, 2018

210

Secara umum dapat dikatakan bahwa walaupun dihadapkan pada banyak

tantangan, kinerja para anggota koperasi Peternak sapi perah di wilayah penelitian

Jawa Barat sudah baik, karena didukung oleh program usaha dan program kerja

anggota yang sudah terintegrasi dengan program usaha dan program kerja

koperasi Peternakan. Partisipasi anggota koperasi baik dalam penyertaan modal,

pengambilan keputusan maupun transaksi prasarana produksi dengan koperasi dan

kegiatan penunjang lainnya, dalam kategori baik. Keterkaitan usaha anggota

dengan usaha koperasi, juga baik, secara bersama-sama berpengaruh melalui

inovasi bisnis anggota koperasi yang juga sudah baik, sehingga berhasil

membangun kinerja anggota koperasi yang sangat baik, dengan keseluruhan

pengaruh senilai93,8%.

Terdapatnya pengaruh program usaha dan program kerja anggota

koperasi yang saling mendukung dengan program usaha dan program kerja

Koperasi, dirasakan sangat bermanfa’at oleh para anggota koperasi Peternak,

partsipasi anggota yang tinggi dalam melaksanakan program, keterkaitan usaha

anggota dan usaha koperasi yang sudah terintegrasi dengan baik, telah berhasil

memberikan pengaruh sebesar 71,9% terhadap inovasi bisnis anggota.

Pengaruh program usaha dan program kerja anggota koperasi terhadap

inovasi bisnis anggota yang difasilitasi dengan baik oleh koperasi Peternak

sehingga memungkinkan anggota untuk mencapai kinerja yang sulit dilakukan

secara individu oleh upaya anggota pribadi, yaitu dengan dimilikinya tempat milk

collecting point (MCP), armada transportasi yang memadai serta mesin

pengolahan (pasteurisasi) susu hasil produksipara anggota secara bersama-sama

211

dalam wadah Koperasi, dirasakan sangat membantu anggota dalam menghasilkan

produk susu yang berkualitas dan inovasi makanan olahannya, sesuai dengan

rencana. Pengaruh program secara langsung terhadap inovasi bisnis anggota

diperoleh sebesar 28,4%.

Pengaruh partisipasi anggota secara langsung terhadap inovasi bisnis

anggota, diperoleh sebesar 15,8%. Pengaruh ini lebih kecil dari pengaruh program

anggota terhadap inovasi bisnis anggota, maupun pengaruh keterkaitan usaha

anggota dengan usaha koperasi terhadap inovasi bisnis anggota, karena anggota

merasa bahwa partisipasinya untuk menciptakan inovasi bisnis anggota,

merupakan hasil kerja dan partisipasi kelompok anggota, bukan hasil kerja

individual. Anggota koperasi Peternak sudah merasa memiliki koperasi sebagai

sarana usahanya, terbukti dengan keaktifan anggota berpartisipasi untuk

mensukseskan program usaha dan program kerjanya sendiri maupun dalam

keikut-sertaan anggota dalam berbagai kegiatan dan transaksi dengan koperasi,

seperti dalam pemupukan modal, pengambilan keputusan dalam rapat anggota

maupun partisipasi dalam memanfaatkan program dan bidang usaha yang

ditawarkan/ difasilitasi oleh koperasi Peternak kepada para anggotanya.

Terdapat pengaruh keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi

terhadap inovasi bisnis anggota sebesar 27,7%. Oleh karena bidang usaha rumah-

tangga anggota dengan bidang usaha koperasi relevan, maka anggota tidak

kesulitan dalam menjual hasil produksi dan inovasi produk olahan berbasis susu-

nya, karena ada koperasi Peternak yang senantiasa siap menampung hasil produk

para anggota.

212

Para anggota koperasi merasa termotivasi untuk senantiasa menetapkan

program usaha dan program kerja anggota yang terintegrasi dengan program

usaha dan program kerja koperasi Peternak, sehingga memudahkan anggota untuk

mencapai kinerjanya. Pengaruh langsung Program anggota Koperasi terhadap

kinerja anggota diperoleh sebesar 72,8% yang bermakna bahwa peningkatan satu

satuan program usaha dan program kerja anggota, dapat meningkatkan 72,8%

capaian kinerja anggota yang lebihbaik.

Anggota menyadari bahwa untuk mencapai kinerja anggota koperasi

Peternak yang baik, disamping partisipasi anggota sendiri, juga diperlukan hal lain

seperti kerjasama kelompok, koordinasi dengan pihak internal koperasi maupun

kolaborasi dengan pihak-pihak eksternal yang mendukung. Pengaruh partisipasi

anggota terhadap kinerja anggota secara parsial, diperoleh sebesar 0,8% bermakna

bahwa satu satuan partisipasi anggota, dapat meningkatkan sebesar 0,8% kinerja

anggota koperasi Peternak.

Pengaruh keterkaitan usaha rumah-tangga anggota dengan usaha koperasi

secara parsial terhadap kinerja anggota koperasi diperoleh sebesar 1,1%. Hal ini

bermakna, bahwa semakin terkait usaha yang terintegrasi antara usaha rumah-

tangga anggota dengan usaha koperasinya, maka kinerja anggota koperasi

Peternak akan semakinbaik.

Pengaruh inovasi bisnis anggota secara parsial terhadap kinerja anggota

koperasi Peternak diperoleh sebesar 2,4%, bermakna bahwa inovasi yang

dilakukan anggota koperasi yang telah dicapai selama ini walaupun masih terbatas

pada inovasi kelompok anggota, sehingga pengaruhnya terhadap kinerja anggota

213

koperasi Peternak juga tergantung dari capaian kinerja pada kelompoknya. Yang

penting adalah motivasi anggota untuk terus melakukan inovasi (walaupun dalam

tahap adopsi inovasi) namun karena anggota mengetahui bahwa dengan

berinovasi, anggota akan memperoleh nilai tambah yang lebih baik, dengan

berkoperasi anggota dapat mencapai kinerja usaha yang tidak dapat dicapai bila

dilakukan oleh anggota koperasi Peternak sendiri, secara individual.

4.12 Novelty Penelitian

Dari pemaparan di atas, terdapat beberapa novelty dalam penelitian ini,

yakni:

1) Model yang dihasilkan pada penelitian ini dilakukan secara komprehensif

dengan menggunakan beberapa konsep secara terpadu yakni: Program

anggota, partisipasi anggota, keterkaitan usaha anggota dengan usaha

koperasi, inovasi bisnis anggota dan kinerja anggotakoperasi.

2) Penggunaan variabel: Program anggota, keterkaitan usaha anggota dengan

usaha koperasi, inovasi bisnis anggota, dan kinerja anggota koperasi pada

model ini merupakan hal yang baru, karena para peneliti terdahulu belum

menggunakan variabel ini dalam penelitian mereka. Konsekuensinya

peneliti menemui kendala dalam menemukan penelitian terdahulu mengenai

hubungan dan keterkaitan / hubungan antar variabel tersebut serta

pengaruhnya pada kinerja anggota Koperasi, namun inilah yang menguatkan

penelitian ini karena belum pernah dikajisebelumnya.

3) Pengukuran kinerja pada penelitian terdahulu umumnya mengukur kinerja

koperasi sebagai lembaga usaha secaraorganisasional, sedangkan penilitian

214

ini menilai kinerja anggota secara individual, sehingga dalam kriteria pengukuran

kinerjanya juga berbeda.

Dari hasil pengujian hipotesis, dan terinspirasi oleh model Gabrijela

Leskovar-Spacapan dan Majda Bastic (2007) mengenai model inovasi yang

membentuk kinerja anggota koperasi, maka dihasilkan model yang

menggambarkan hubungan yang saling mempengaruhi antara program anggota,

partisipasi anggota, keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi, dan inovasi

bisnis anggota terhadap kinerja anggota koperasi.

Penjelasan keterkaitan antar ke-5 variabel berikut dapat diilustrasikan

dalam bentuk model yang disebut Model Inovasi yang Membentuk Kinerja

Anggota Koperasi.

Gambar 4.10

Model Inovasi Bisnis Anggota yang Membentuk Kinerja Anggota Koperasi.

Sumber: data penelitian, diolah, 2018

PARTISIPASI

ANGGOTA

INOVASI

BISNIS

ANGGOTA

KETERKAITAN

USAHA ANGGOTA

DENGAN USAHA

KOPERASI

KINERJA

ANGGOTA

KOPERASI

PROGRAM

ANGGOTA