bab iii metode penelitian 3.1. metode yang...

44
91 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakan Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Dengan metode penelitian yang tepat, pemecahan masalah akan tercapai dengan tepat dan akurat pula, sehingga mendukung fakta dalam mencapai kebenaran suatu ilmu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempeoleh diskripsi atau gambaran dari variabel yang diteliti, serta mengungkap keterkaitan antar variabelnya. Merujuk pada tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan rancangan penelitian konklusif. Menurut Malhotra (2013:108) penelitian konklusif bertujuan untuk menguji hipotesis dan mengetahui hubungan antar variabel. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Nazir, 2003). Menurut DIKTI (dalam Narbuko dan Achmadi, 2003) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan penelitian, digunakan dua jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran atau karakteristik dari suatu variabel. Rancangan penelitian deskriptif ini membutuhkan spesifikasi

Upload: nguyenphuc

Post on 11-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

91

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode yang Digunakan

Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan

peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang

diajukan. Dengan metode penelitian yang tepat, pemecahan masalah akan

tercapai dengan tepat dan akurat pula, sehingga mendukung fakta dalam

mencapai kebenaran suatu ilmu. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mempeoleh diskripsi atau gambaran dari variabel yang diteliti, serta

mengungkap keterkaitan antar variabelnya. Merujuk pada tujuan penelitian

tersebut, maka penelitian ini menggunakan rancangan penelitian konklusif.

Menurut Malhotra (2013:108) penelitian konklusif bertujuan untuk menguji

hipotesis dan mengetahui hubungan antar variabel. Variabel adalah konsep

yang mempunyai bermacam-macam nilai (Nazir, 2003). Menurut DIKTI

(dalam Narbuko dan Achmadi, 2003) variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian.

Dengan mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan penelitian,

digunakan dua jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dan penelitian

verifikatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu jenis

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran atau karakteristik dari

suatu variabel. Rancangan penelitian deskriptif ini membutuhkan spesifikasi

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

92

yang jelas mengenai siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana

(where),dan mengapa (Why) dan cara (Way) disebut juga (6 W’s) dari suatu

penelitian.

Sedangkan penelitian verifikatif (kausalitas) dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis

yang didasarkan pada data di lapangan. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode descriptive survey dan explanatory survey. Metode descriptive

survey merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh

deskripsi dari obyek yang diteliti. Sedangkan metode explanatory survey

merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik

variabel dengan meneliti sejumlah sampel. Data dikumpulkan dalam rentang

waktu one shoot-cross sectional, yaitu dilakukan dengan data yang hanya

sekali dikumpulkan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.

Menurut Malhotra (2013:108) yang dimaksud metode survey adalah

kuesioner terstruktur yang diberikan kepada responden untuk mendapatkan

informasi yang spesifik. Yang dimaksud dengan terstruktur penggunaan

kuesioner formal yang menyajikan pertanyaan dengan urutan yang ditetapkan

sebelumnya dan responden diminta untuk memilih serangkaian jawaban yang

telah ditentukan. Metode survey dilakukan untuk mengambil generalisasi dari

suatu pengamatan yang tidak mendalam, berbasis sampel. Menurut Creswell

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

93

(2009:44) mengatakan bahwa penelitian eksplanatori dapat dilakukan untuk

menguji hipotesis dengan menarik sampel secara acak dari suatu populasi.

Tahap selanjutnya penentuan unit analisis. Unit analisis menurut

Sekaran (2010:32) merujuk pada kumpulan data yang akan dianalisis. Dari

cara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

tersebut, peneliti dengan sendirinya akan memperoleh siapa dan apa yang

menjadi subyek penelitiannya. Unit analisis penelitian ini adalah koperasi aktif

yang berada di wilayah propinsi Jawa Barat. Unit pengamatan/observasi

dalam penelitian ini adalah manajemen koperasi aktif yang dapat diwakili

oleh pengurus , pengawas dan manager operasional yang berada di wilayah

propinsi Jawa Barat.

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran atau

deskripsi dari variabel yang diteliti serta mengungkap keterkaitan antar

variabelnya maka penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Pendekatan

analisis serta teknik solusi yang akan dipergunakan sebagai alat analisis di

dalam penelitian ini adalah dengan Structural Equation Modelling (SEM).

3.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dilakukan untuk memperoleh data dan

informasi dari variabel –variabel penelitian. Terdapat dua macam variabel

yang bersifat laten yaitu variable eksogeneous (bebas) dan variable

endogeneous (terikat). Penelitian ini mempunyai dua variable eksogeneous

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

94

(bebas) yang diberi lambang X yaitu, Budaya organisasi (X1) dan Komitmen

organisasional (X2). Sementara variable endogeneous yaitu Kinerja koperasi

(Z) dengan variable intervening yaitu Keunggulan Bersaing diberi symbol

(Y).

Secara umum, suatu variabel dapat dikatakan berfungsi sebagai

mediator bila menghubungkan sebab akibat antara independen dan dependen,

sedangkan moderator memodifikasi efek kausal. Sehingga berdasarkan uraian

di atas diduga bahwa faktor Budaya Organisasi (X1) dan Komitmen

organisasional (X2) adalah variabel yang diasumsikan dapat meningkatkan

Keunggulan Bersaing (Y) serta dampaknya pada Kinerja Koperasi (Z) di di

Wilayah Jawa Barat.

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

Budaya

Organisasi

Dalam pemilihan

pejabat koperasi

pengurus dan pe-

ngawas koperasi

harus obyektif ,

dihindari terjadi-

nya kolusi dan

nepotisme.

Kekeluargaan Pemilihan pengurus

dan pengawas koperasi

dilakukan secara

obyektif.

Ordinal 1

Pendidikan diperhati-

kan dalam pemilihan

pengurus, dan pengawas.

Ordinal 2

Kompetensi pengurus,

pengawas dan manajer

dipertimbangkan.

Ordinal 3

Merupakan cara

mempengaruhi dan

memotivasi orang

lain agar orang

tersebut mau ber-

kontribusi untuk

keberhasilan orga-

nisasi.

Gaya kepe-

mimpinan

Pengurus dan manajer

dalam melakukan pe-

kerjaan memberikan

pembinaan pada

karyawan.

Ordinal 4

Pengurus memberikan

motivasi, terhadap

karyawan .

Ordinal 5

Pengurus mengarah-

kan agar tidak terdapat

konflik kerja.

Ordinal 6

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

95

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

Perasaan keber-

samaan antar ang-

gota kelompok.

Tingginya kohesi-

vitas perasaan da-

lam kebersamaan

antar anggota ke-

ompok, berarti

tiap anggota da-

lam kelompok

saling berinteraksi

satu sama lain,

untuk mencapai

tujuan Moral adalah su-

asana bathiniah

seseorang yang

mempengaruhi

perilaku individu

dan perilaku orga-

nisasi, berupa pe-

rasaan senang, ber-

emangat atau tidak

bersemangat dalam

melakukan kerja.

Kohesivitas

kelompok

Moral karyawan

Pengurus mengarah-

kan adanya kekom-

pakan dalam bekerja.

Ordinal 7

Pengurus dan manajer

menekankan perlunya

saling berinteraksi

dalam tugas.

Ordinal 8

Pengurus dan manajer

menekankan penting-

nya saling bantu men-

capai tujuan

Ordinal 9

Pengurus dan manajer

memperhatikan moral

karyawan dalam

bekerja.

Ordinal 10

Pengurus menumbuhkan

perasaan senang dalam

mencapai kemajuan

organisasi.

Ordinal 11

Pengurus dan manajer

memperhatikan sema-

ngat karyawan dalam

pelaksanaan tugasnya.

Ordinal 12

Sebuah urutan pe-

kerjaan yang me-

libatkan beberapa

orang dalam satu

bagian yang ditata

untuk menjamin

adanya perlakuan

seragam terhadap

transaksi peru-

sahaan.

Peraturan dan

prosedur

Pengurus dan manajer

menjalankan aturan dan

prosedur sesuai dengan

struktur, maksud, dan

ruang lingkup kegiatan.

Ordinal 13

Pengurus dan manajer

menjalankan prosedur,

dalam pelaksanaan ha-

rus diterangkan oleh

seorang penanggung

jawab.

Ordinal 14

Prosedur harus dija-

lankan dengan meng-

gunakan acuan berupa

dokumen-dokumen

terkait oleh setiap kar-

yawan dan pengurus

Ordinal 15

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

96

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

Usaha seseorang

dengan mendaya-

gunakan pemiki-

ran, kemampuan

imajinasi, berba-

gai stimulan, dan

individu yang

mengelilinginya

dalam menghasil-

kan produk baru,

baik bagi dirinya

sendiri ataupun

lingkungannya.

Inovatif

Pengurus dan manajer

harus memiliki ciri

khas sendiri yang tidak

dimiliki ataupun ada

pada ide atau gagasan

yang sudah ada sebe-

lumnya dalam pengem-

bangan produk baru.

Ordinal 16

Pengurus dan manajer

harus memiliki ide baru

yang memang belum

pernah diungkapkan

atau pun dipublikasikan

sebelumnya oleh peru-

sahaan lain, dan pe-

ngembangan pening-

katan layanan.

Ordinal 17

Pengurus dan manajer

harus memiliki rencana

untuk mengembangkan

peningkatan layanan

sistem.

Ordinal 18

Berpandangan

masa depan adalah

kecenderungan

untuk berfikir

mengenai masa

depan dan sebagai

perhatian tentang

hasil dari tindakan

saat ini di masa

yang akan datang.

Berpandangan

ke depan

Manajemen koperasi

mengevaluasi hasil

yang telah dilakukan

dengan meningkatkan

kompetensi karyawan

Ordinal 19

Manajemen koperasi

diharapkan dapat me-

ngikuti trend usaha

yang terjadi.

Ordinal 20

Manajemen koperasi

berusaha mengguna-

kan layanan berbasis

teknologi.

Ordinal 21

Kemandirian ada-

lah suatu keadaan

dimana perusaha-

an bebas dari pe-

ngaruh atau teka-

nan pihak lain

yang tidak sesuai

dengan mekanis-

me perusahaan.

Kemandirian Pengurus koperasi me-

miliki kemampuan un-

tuk selalu berusaha ber-

inisiatif dlm segala hal.

Ordinal 22

Pengurus koperasi me-

miliki kemampuan me-

ngerjakan tugas yang

dipertanggungjawab-

kan

Ordinal 23

Manajemen harus me-

miliki kemampuan me-

Ordinal 24

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

97

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

ngatasi rintangan yang

dihadapinya dalam

mencapai kesuksesan

tugas.

Suatu proses,

yang dipengaruhi

oleh sumber daya

manusia dan sis-

tem teknologi

informasi, yang

dirancang untuk

membantu orga-

nisasi mencapai

suatu tujuan ter-

tentu.

Control

(Pengawasan)

Pengurus berperan pen-

ting untuk mencegah

dan menendeteksi peng

gelapan dan melindungi

sumber daya organisasi

baik yang berwujud ma-

upun tidak berwujud.

Ordinal 25

Pengawas berperan

melakukan pemerik-

saan dan penilaian atas

pelaksanaan kebijakan

yang dilakukan pe-

ngurus

Ordinal 26

Pengurus koperasi

berperan melakukan

pengawasan sistem

informasi akuntansi

dan keuangan lainnya

Ordinal 27

Komitmen

Organisa-

sional

Suatu kesetiaan

karyawan kepada

perusahaan

(organisasi).

Loyalitas Karyawan tetap berta-

han dalam organisasi.

mendukung program

koperasi.

Ordinal 28

Karyawan bersedia be-

kerja lembur untuk me-

nyelesaikan pekerjaan

Ordinal 29

Karyawan setia pada

organisasinya koperasi

yang sudah dipilih se-

bagai tempat kerja.

Ordinal 30

Mampu mengi-

dentifikasi per-

yataan tujuan

dengan rencana

penyelesaian ma-

salah.organisasi

dengan kerja sa-

ma dua orang atau

lebih, dari sistem

dan aktivitas or-

ganisasi yang di-

koordinasikan secara baik.

Identifikasi

dengan tujuan

Pengurus koperasi me-

lakukan kegiatan orga-

nisasi sesuai rencana.

Ordinal 31

Pengurus melakukan

kerjasama dalam pe-

ngembangan usaha dan

teknologi.

Ordinal 32

Pengurus melakukan

kerjasama dalam pen-

carian sumber daya

baru.

Ordinal 33

Merupakan se-

kumpulan prinsip

Nilai personal Pengurus berusaha

meningkatkan unsur

Ordinal 34

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

98

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

yang dipegang te-

guh oleh seseo-

rang dan diguna-

kan untuk men-

capai berbagai tu-

juan yang ingin

dicapai, dan da-

pat membantu se-

orang pemimpin

untuk memilih hal

mana yang baik

maupun buruk

bagi organisasi .

pertimbangan dalam

pelaksanaan tugasnya.

Pengurus memberikan

gagasan yang teguh un-

tuk kepentingan orga-

nisasi.

Ordinal 35

Pengurus menetapkan

target yang harus di-

capai oleh karyawan

Ordinal 36

Keterlibatan kerja

merupakan kea-

daan dimana para

manajer berkon-

sultasi dengan

karyawan mereka

dalam memecah-

kan masalah dan

dalam pengambil-

an keputusan se-

hingga mereka

bekerja sama se-

bagai sebuah tim.

Keterlibatan

organisasional

Pengurus memusatkan

perhatian pada keterli-

batan karyawan seba-

gai tim dalam bekerja.

Ordinal 37

Manajemen perhatian

pada tingkat kesepa-

katan dalam pekerjaan

dengan karyawan

Ordinal 38

Pengurus selalu men-

jaga dan mempertim-

bangkan masukan kar-

yawan sebagai info yg

berharga dalam peng-

ambilan keputusan

Ordinal 39

Biaya yang akan

terjadi dan mun-

cul pada karya-

wan.

Keinginan se-

cara emosional

Pengurus perhatian pa-

da biaya yang dikeluar-

kan kalau karyawan

meninggalkan koperasi

Ordinal 40

Pengurus perhatian pa-

da resiko yang ditang-

gung kalau karyawan

keluar dari koperasi.

Ordinal 41

Pengurus perhatian pa-

da kontinuitas dari pe-

kerjaan yang ditinggal.

Ordinal 42

Tanggung jawab

sendiri, dan ke-

mandirian dalam

memecahkan per-

masalahan organi-

sasi koperasi .

Kesadaran bila

meninggalkan

organisasi.

Pengurus bertanggung

jawab dalam mengatasi

kekurangan sumber

daya manusia koperasi.

Ordinal 43

Pengurus bertanggung

jawab dalam mengatasi

masalah yang muncul

dalam kegiatan usaha.

Ordinal 44

Karyawan harus bisa

mengatasi masalah

Ordinal 45

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

99

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

kerja dengan mandiri

Perasaan wajib

sebagai anggota /

pegawai untuk

tetap tinggal,

karena perasaan

hutang budi.

Wajib tetap

tinggal

Pengurus memusatkan

perhatian pada keterli-

batan karyawan untuk

tetap tinggal bekerja

pada koperasi.

Ordinal 46

Karyawan merasa me-

miliki kewajiban untuk

terus bertahan dalam

organisasi karena tang-

gung jawab moral.

Ordinal 47

Karyawan merasa un-

tuk terus bertahan da-

lam organisasi karena

merupakan keharusan.

Ordinal 48

Keunggulan

Bersaing

Terdapat tiga lan-

dasan strategi

yang dapat mem-

bantu organisasi

memperoleh ke-

unggulan bersaing

yaitu keunggulan

biaya, diferensia-

si, dan strategi fo-

kus. Biaya rendah

menekankan pada

upaya mempro-

duksi produk

standar dengan

biaya per unit

sangat rendah.

Strategi

keunggulan

biaya

Pengurus menjalankan

efiensi biaya pada ak-

tivitas operasional yang

dilakukan.

Ordinal 49

Pengurus dan manajer

koperasi menjalankan

efisiensi dalam pela-

yanan produk-poduk

koperasi.

Ordinal 50

Pengurus dan manajer

koperasi mengusaha-

kan agar produk kope-

rasi, mempunyai daya

tawar untuk mampu

bersaing.

Ordinal 51

Strategi ini men-

dorong perusa-

haan untuk sang-

gup menemukan

keunikan tersen-

diri dalam pasar.

Strategi

Diferensiasi

Pengurus melakukan

kebijakan harga jual

produk koperasi murah

Ordinal 52

Pengurus koperasi

menciptakan keunikan

produk yang ditawar-

kan pada konsumen

Ordinal 53

Pengurus koperasi me-

mberikan kecepatan

layanan prima bagi

pelanggan

Ordinal 54

Pengurus koperasi

menjaga saluran

distribusi.

Ordinal 55

Membangun ke-

unggulan bersaing

dengan segmen

Strategi fokus Pengurus memfokus-

kan pada satu jenis

produk atau serumpun

Ordinal 56

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

100

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

yang lebih sempit.

Melayani konsu-

men yang jumlah-

nya relatif kecil.

produk pada usahanya.

Pengurus memfokus-

kan pada segmen pasar

sasaran

Ordinal 57

Pengurus menjaga ke-

tersedian barang de-

ngan cermat

Ordinal 58

Kinerja Menggunakan

ukuran finansial

sebagai suatu

ringkasan penting

kinerja manajerial

dan bisnis. Peng-

ukuran kinerja ke-

uangan akan me-

nunjukan apakah

perencanaan dan

pelaksanaan stra-

tegi memberikan

perbaikan yang

mendasar bagi

keuntungan peru-

sahaan.

Perspektif

keuangan

Orientasi pada return

on investment (ROI)

Ordinal 59

Orientasi pada Net

profit margin (NPM)

Ordinal 60

Orientasi pada return

on total asset (ROA)

Ordinal 61

Memiliki dua ke-

lompok penguku-

ran, yaitu: custo-

mer core measu-

rement dan custo-

mer value prepo-

sitions.

Perspektif

pelanggan

Pangsa pasar Ordinal 62

Retensi pelanggan Ordinal 63

Tambahan pelanggan Ordinal 64

Kepuasan pelanggan Ordinal 65

Memiliki tujuan

dan ukuran yang

diterjemahkan

dari strategi dan

ditujukan untuk

memenuhi hara-

pan para peme-

gang saham serta

pelanggan.

Proses bisnis

internal

Pertumbuhan

dan

Pembelajaran

Orientasi pada proses

inovasi

Ordinal 66

Orientasi pada proses

operasi

Ordinal 67

Orientasi pada layanan

purna jual

Ordinal 68

Persentase penurunan

kesalahan

Ordinal 69

Kemampuan karyawan

meningkat yang dise-

babkan kepuasan yang

diterima dan dinikmati

oleh para karyawan.

Ordinal 70

Kemampuan sistem in-

formasi, motivasi, pem-

berian wewenang, dan

kesejajaran

Ordinal 71

Peningkatan produktivitas Ordinal 72

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

101

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No.

karyawan setelah dilaku-

kan pelatihan dan penga-

rahan serta kursus, atau

lainnya yang sejenis.

3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data

3.3.1 Sumber Data.

Penelitian ini akan menggunakan sumber data dan informasi yang

diperoleh dari dua sumber yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung di

lapangan, yaitu data diambil langsung yang meliputi pengaruh Budaya

organisasi dan Komitmen organisasional terhadap Strategi bersaing serta

dampaknya pada kinerja Koperasi di Wilayah Jawa Barat.

2.Data sekunder yaitu data yang telah tersedia serta dikumpulkan dan

telah diolah, yang diperoleh dari Koperasi, Dinas koperasi dan KUKM, baik

pusat ataupun wilayah Jawa Barat dan instnsi lainnya yang terkait dengan

penelitian ini. Jenis dan sumber data yang digunakan serta dikumpulkan,

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

1.Penggunaan Skala Linkert.

Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah digunakan untuk mengu-

kur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

102

harus menggambarkan, mendukung pernyataan digunakan jawaban yang

dipilih. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolok ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan.

Tabel 3.2

Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif

No Keterangan Skor Positif Skor Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu-ragu 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber: (Sugiono,2010:94)

Selanjutnya untuk jenis dan sumber pengumpulan data yang

digunakan meliputi data primer dan data sekunder yang diperoleh dari

berbagai sumber yang dinyatakan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.3. Jenis dan Sumber Data No Jenis Data Sumber Data Primer/Sekunder

1 Jumlah Koperasi di Indonesia Kementerian Koperasi

dan KUKM

Sekunder

2 Jumlah Koperasi di Wilayah

Propinsi Jawa Barat

Kementerian Koperasi

dan KUKM

Sekunder

3 Gambaran Kinerja Koperasi

di Wilayah Propinsi Jawa

Barat.

Koperasi-koperasi di

Propinsi Jawa Barat

Primer & sekunder

4 Jumlah Koperasi aktif dan

Non Aktif diwilayah Propinsi

Jawa Barat

Kementerian koperasi

dan KUKM di Jawa

Barat

Primer & sekunder

Adapun untuk sumber data yang digunakan serta dikumpulkan, yaitu

diperoleh dari jumlah koperasi aktif di Jawa Barat pada tahun 2013.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

103

3.3.2 Populasi

Menurut Malhotra (2010:371) populasi adalah gabungan seluruh

elemen yang memiliki serangkaian karakteristik sama. Berdasarkan

pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-

koperasi yang aktif di wilayah Propinsi Jawa Barat yang meliputi 26 kota

dan kabupaten, ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.4. Koperasi di Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten Dan Kota

NO. KOTA /

KABUPATEN

KOPERASI

AKTIF (unit)

KOPERASI TIDAK

AKTIF (unit)

JUMLAH

(unit)

Propinsi JABAR 15.130 10.122 25.252 1 Kab.Purwakarta 343 451 794 2 Kab.Sumedang 457 110 567 3 Kab.Subang 159 797 956 4 Kab. Sukabumi 384 1439 1823 5 Kab. Indramayu 172 817 989 6 Kab.Bandung 766 704 1470 7 Kab.Cianjur 321 1051 1372 8 Kab.Kuningan 391 132 523 9 Kab.Cirebon 570 82 652 10 Kota Banjar 67 92 159 11 Kab.Tasikmalaya 354 338 692 12 Kab. Majalengka 259 391 650 13 Kabupaten Ciamis 527 330 857 14 Kabupaten Garut 892 431 1.323 15 Kabupaten Karawang 933 470 1.403 16 Kabupaten Bekasi 687 89 776 17 Kota Cimahi 241 123 364 18 Kota Cirebon 200 157 357 19 Kab. Bandung Barat 327 281 608 20 Kota Bogor 287 482 769 21 Kota Bandung 1.880 572 2.452 22 Kota Bekasi 719 176 895 23 Kota Depok 346 585 931 24 Kota Tasikmalaya 328 158 486 25 Kota Sukabumi* 384 1439 1.823 26 Kab.Pangandaran* 527 330 857

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Prop. Jawa Barat (data diolah) ; * Masih gabung

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

104

Berdasarkan pada tabel 3.4 diatas dapat diketahui bahwa jumlah koperasi

yang aktif adalah sebesar 15.130 unit, dan koperasi yang tidak aktif sebesar 10.122

unit di propinsi Jawa Barat. Dalam penarikan sampel digunakan koperasi yang

masih aktif dalam propinsi tersebut yang meliputi koperasi di wilayah kabupaten

dan kota dengan jumlah sebesar 15.130 unit koperasi yang aktif. Pertimbangannya

adalah hanya koperasi yang masih aktif yang masih bisa mencapai keunggulan

bersaing dan menghasilkan kinerja koperasi. Oleh sebab itu maka yang dijadikan

sampel adalah koperasi yang aktif. Adapun untuk sumber data yang digunakan

serta dikumpulkan, yaitu jumlah koperasi primer yang ada di wilayah propinsi

Jawa Barat.

3.3.3. Metode Penarikan Sampel

Mengingat yang di observasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi

primer yang masih aktif maka dalam menentukan sampel penelitian dilakukan

dengan teknik purposive cluster proporsional sampling.

Purposive sample (sampel bertujuan) dilakukan dengan cara mengambil

subyek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tehnik ini biasanya dilakukan

karena beberapa pertimbangan, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga

dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Dengan

memperhatikan syarat - syarat yang harus dipenuhi yaitu pengambilan sampel

harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang meru-

pakan ciri-ciri pokok populasi. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-

benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang ter-

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

105

dapat pada populasi (key subjects). Penentuan karakteristik populasi dilakukan

dengan cermat di dalam studi pendahuluan (Arikunto, Suharsimi 1998:117).

Setelah menentukan teknik dan metode pengambilan sampel, maka

langkah berikutnya adalah menentukan jumlah dan ukuran sampel yang dapat

mewakili populasi dalam penelitian. Kelloway (1998: 354) menyatakan bahwa

untuk menentukan ukuran sampel yang representatif dari suatu populasi dalam

jumlah yang besar, digunakan model persamaan struktural yang paling sedikit

mengambil 200 pengamatan.

Dari jumlah sampel agar dapat memenuhi pada perhitungan dengan

menggunakan SEM untuk koperasi yang terpilih tersebut, agar setiap daerah

kabupaten dan kota mempunyai perwakilan koperasi yang aktif sebagai

responden maka dihitung dengan menggunakan rumus alokasi sebanding

(proportional allocations) sehingga dapat diperoleh jumlah responden wakil

dari setiap kota dan kabupaten di wilayah propinsi Jawa Barat. Adapun

pengambilan jumlah sampel mengikuti formula Slovin sebagai berikut:

Ukuran sampel adalah bagian dari populasi. A sample is a subset of

population (Sekaran, 2006: 123). Untuk mendapatkan jumlah sampel dalam

populasi digunakan rumus Slovin (Suliyanto, 2006:100). Ukuran sampel

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 1. 2

dN

Nn

Keterangan : n = Ukuran sampel ; N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan ; 1 = Angka konstan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

106

Dengan menggunakan rumus diatas, populasi sebesar 15.130 dan

presisi yang diterapkan 5 %, maka ukuran sampel penelitian ini adalah:

1)05,0(130.15

130.152

n = 389

Dari jumlah sampel 389 agar dapat memenuhi pada perhitungan dengan

menggunakan SEM koperasi yang terpilih tersebut agar setiap daerah kabupaten dan

kota mempunyai perwakilan koperasi yang aktif sebagai responden maka dihitung

dengan menggunakan rumus alokasi sebanding (proportional allocations) sehingga

dapat diperoleh jumlah responden wakil dari setiap kota dan kabupaten di propinsi

Jawa Barat. Adapun besarnya sampel yang diambil dapat ditunjukkan dalam tabel

berikut ini.

Tabel 3.5. Data Sampel Koperasi

NO KOTA/KABUPATEN JUMLAH SAMPEL ( unit)

1. Kabupaten Purwakarta 11

2. Kabupaten Sumedang 15

3. Kabupaten Subang 6

4. Kabupaten Sukabumi 13

5. Kabupaten Indramayu 6

6. Kabupaten Bandung 26

7. Kabupaten Cianjur 10

8. Kabupaten.Kuningan 13

9. Kabupaten Cirebon 18

10. Kota Banjar 2

11. Kabupaten Tasikmalaya 11

12. Kabupaten Majalengka 8

13. Kabupaten Ciamis 17

14. Kabupaten Garut 30

15. Kabupaten Karawang 31

16. Kabupaten Bekasi 23

17. Kota Cirebon 6

18. Kabupaten Bandung Barat 13

19. Kota Cimahi 8

20. Kota Bogor 8

21. Kota Bandung 51

22. Kota Bekasi 23

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

107

NO KOTA/KABUPATEN JUMLAH SAMPEL ( unit)

23. Kota Depok 11

24. Kota Tasikmalaya 12

25. Kota Sukabumi* 13

26. Kab.Pangandaran* 4

Total 389

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Prop. Jawa Barat *Masih gabung

Perhitungan untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

Sampel kabupaten Purwakarta adalah sebesar: ( 343/13.569) x 389 = 11 unit. Begitu

seterusnya dalam menentukan perhitungan jumlah sampel sampai dengan 26 kabu-

paten dan kota yang ada di propinsi Jawa Barat semua dihitung dan selanjutnnya

diperoleh angka total sampel sebesar 389 unit.

3.4. Tehnik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen

kuesioner. Menurut Sekaran (2000: 204), instrumen atau skala pengukuran selalu

mengandung kesalahan (errors) dalam pengukuran. Peneliti perlu menilai “

goodness” dari skala pengukuran tersebut, dua pengujian instrumen yang dilakukan

yaitu uji validitas yang selanjutnya diikuti uji reliabilitas.

3.4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum data hasil kuesioner penelitian dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur penelitian untuk membukti-

kan apakah alat ukur yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan keandalan

(reliability) untuk mengukur apa yang seharusnya menjadi fungsi ukurnya, yaitu

untuk menguji apakah kuesioner telah mengukur secara cermat dan tepat apa yang

ingin diukur pada penelitian ini.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

108

3.4.1.1 Uji Validitas (Test of Validity)

Uji validitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan dari suatu untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini uji validitas instrumen.

Pengujian ini untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat digunakan

kuesioner dilakukan dengan menggunakan alat uji korelasi. Pengujian validitas

dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total. Tehnik analisis

yang digunakan adalah koefisien Rank Spearman yang merupakan analisis korelasi

yang berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya

hubungan suatu variabel dengan variabel lain yang memiliki skala pengukuran data

ordinal. Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

2222 )( 1

YYYnXXn

YXXYnrs

Keterangan: rs = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item

ΣX = jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = jumlah skor dalam distribusi Y

ΣX2

= jumlah kuadrat masing-masing skor X

ΣY2

= jumlah kuadrat masing-masing skor Y,

n = banyaknya

responden

Hasil perhitungan uji validitas ditentukan dengan kriteria yang digunakan

adalah item valid berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Valid

tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai

koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya, dan apabila koefisien

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

109

korelasinya > 0,30 (Azwar Saefudin, 1997: 158) maka pernyataan tersebut dinyatakan

valid, sedangkan jika koefisien korelasinya < 0,30 menunjukkan bahwa data tersebut

tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya. Dalam penelitian uji

validitas dilakukan dengan menggunakan program diujikan kepada 389 responden.

1).Variabel Budaya Organisasi

Variabel Budaya Organisasi terdiri atas 27 item kuesioner. Hasil pengolahan uji

validitas mengunakan pendekatan uji korelasi corrected item-total correlations untuk

masing-masing item variabel Budaya Organisasi ditampilkan tabel berikut:

Tabel 3.6 Hasil Nilai korelasi (corrected item-total correlation)

Variabel Budaya Organisasi

Item

Kuesioner

Corrected Item-

Total Correlations

Nilai

Kritis Keterangan

X.1 0.648 0,3 Valid X.2 0.599 0,3 Valid X.3 0.627 0,3 Valid X.4 0.673 0,3 Valid X.5 0.619 0,3 Valid X.6 0.580 0,3 Valid X.7 0.459 0,3 Valid X.8 0.609 0,3 Valid X.9 0.705 0,3 Valid

X.10 0.601 0,3 Valid X.11 0.598 0,3 Valid X.12 0.553 0,3 Valid X.13 0.729 0,3 Valid X.14 0.440 0,3 Valid X.15 0.480 0,3 Valid X.16 0.548 0,3 Valid X.17 0.573 0,3 Valid X.18 0.541 0,3 Valid X.19 0.573 0,3 Valid X.20 0.572 0,3 Valid X.21 0.570 0,3 Valid X.22 0.533 0,3 Valid X.23 0.593 0,3 Valid

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

110

Item

Kuesioner

Corrected Item-

Total Correlations

Nilai

Kritis Keterangan

X.24 0.393 0,3 Valid X.25 0.570 0,3 Valid X.26 0.606 0,3 Valid X.27 0.434 0,3 Valid

Sumber : Lampiran Hasil Output SPSS

Hasil pada tabel 3.6 di atas menunjukkan nilai korelasi untuk seluruh item

kuesioner yang digunakan dalam variabel Budaya Organisasi yang diperoleh sudah

diatas 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel Budaya

Organisasi yang digunakan valid.

2).Variabel Komitmen organisasional

Variabel Komitmen organisasional terdiri atas 21 item kuesioner. Hasil

pengolahan uji validitas mengunakan pendekatan uji korelasi corrected item-total

correlations untuk masing-masing item variabel Komitmen organisasional

ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.7.

Hasil Nilai korelasi (corrected item-total correlation)

Variabel Komitmen Organisasional

Item Kuesioner Nilai korelasi Nilai Kritis

Keterangan

X.28 0.493 0,3 Valid

X.29 0.540 0,3 Valid

X.30 0.492 0,3 Valid

X.31 0.390 0,3 Valid

X.32 0.370 0,3 Valid

X.33 0.595 0,3 Valid

X.34 0.434 0,3 Valid

X.35 0.494 0,3 Valid

X.36 0.382 0,3 Valid

X.37 0.453 0,3 Valid

X.38 0.625 0,3 Valid

X.39 0.615 0,3 Valid

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

111

Item Kuesioner Nilai korelasi Nilai Kritis

Keterangan

X.40 0.553 0,3 Valid

X.41 0.553 0,3 Valid

X.42 0.582 0,3 Valid

X.43 0.485 0,3 Valid

X.44 0.545 0,3 Valid

X.45 0.504 0,3 Valid

X.46 0.550 0,3 Valid

X.47 0.571 0,3 Valid

X.48 0.595 0,3 Valid Sumber : Lampiran Hasil Output SPSS

Hasil pada tabel di atas menunjukkan nilai korelasi untuk seluruh item

kuesioner yang digunakan dalam variabel Komitmen organisasional yang diperoleh

sudah diatas 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel Komitmen

organisasional yang digunakan valid.

3). Variabel Keunggulan Bersaing

Variabel Keunggulan Bersaing terdiri atas 10 item kuesioner. Hasil pengolahan uji

validitas mengunakan pendekatan uji korelasi corrected item-total correlations untuk

masing-masing item variabel Keunggulan Bersaing ditampilkan seperti terlihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 3.8. Hasil Nilai korelasi (corrected item-total correlation)

Variabel Keunggulan Bersaing

Item Kuesioner Nilai korelasi Nilai Kritis

Keterangan

Y.49 0.695 0,3 Valid

Y.50 0.646 0,3 Valid

Y.51 0.576 0,3 Valid

Y.52 0.595 0,3 Valid

Y.53 0.549 0,3 Valid

Y.54 0.550 0,3 Valid

Y.55 0.528 0,3 Valid

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

112

Item Kuesioner Nilai korelasi Nilai Kritis

Keterangan

Y.56 0.548 0,3 Valid

Y.57 0.625 0,3 Valid

Y.58 0.628 0,3 Valid Sumber : Lampiran Hasil Output SPSS

Hasil pada tabel 3.8 di atas menunjukkan nilai korelasi untuk seluruh item

kuesioner yang digunakan dalam variabel Keunggulan Bersaing yang diperoleh

sudah diatas 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel

Keunggulan Bersaing yang digunakan valid.

4).Variabel Kinerja koperasi

Variabel Kinerja koperasi terdiri atas 14 item kuesioner. Hasil pengolahan uji

validitas mengunakan pendekatan uji korelasi corrected item-total correlations untuk

masing-masing item variabel Kinerja koperasi ditampilkan seperti terlihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.9.

Hasil Nilai Korelasi Variabel Kinerja

Item Kuesioner Nilai korelasi Nilai Kritis

Keterangan

Z.59 0.695 0,3 Valid

Z.60 0.646 0,3 Valid

Z.61 0.576 0,3 Valid

Z.62 0.595 0,3 Valid

Z.63 0.549 0,3 Valid

Z.64 0.550 0,3 Valid

Z.65 0.528 0,3 Valid

Z.66 0.548 0,3 Valid

Z.67 0.625 0,3 Valid

Z.68 0.628 0,3 Valid

Z.69 0.628 0,3 Valid

Z.70 0.628 0,3 Valid

Z.71 0.628 0,3 Valid

Z.72 0.628 0,3 Valid Sumber : Lampiran Hasil Output SPSS

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

113

Hasil dari tabel di atas menunjukkan nilai korelasi untuk seluruh item

kuesioner yang digunakan dalam variabel Kinerja koperasi yang diperoleh sudah

diatas 0,3 sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel Kinerja koperasi

yang digunakan valid.

3.4.1.2. Uji Reliabilitas ( Test of Reliability)

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemantapan , ketetapan dan ho-

mogenitas dari daftar pertanyaan. Keandalan yang rendah mencerminkan ketidak-

konsistenan respon dalam jawaban. Mengingat penyebaran kuesioner dilakukan satu

kali, maka metode yang dilakukan adalah Cronbach Alpha dengan rumus :

2

21

1

1 11 s

s

k

kr

Keterangan:

1r mean kuadrat antara subyek (Cronbach Alpha )

2

1S = mean kuadrat kesalahan

2

1S varians total ; k= banyaknya item yang diuji

Nilai koefisien reliabilitas besarnya dalam kisaran antara 0 - 1 , semakin

tinggi nilainya maka reliabilitasnya semakin besar. Apabila koefisien Cronbach

Alpha r1 ≥ 0,7 maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel (Johnson &

Christensen, 2012: 277).

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

114

3.5 . Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1.Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis ini diterapkan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang

diteliti dari hasil kuesioner. Analisa deskriptif dalam penelitian desertasi dilakukan

melalui analisis terhadap angket tertutup yang digunakan untuk mengumpulkan data

tentang koperasi yang dijadikan sampling. Analisis yang digunakan adalah: 1).

Distribusi frekuensi dan statistik rata-rata. 2) Menggunakan skore.

Untuk menguji hipotesis nomer 1 sampai dengan hipotesis nomer 7

menggunakan pengujian statistik yang digambarkan dalam suatu alur hubungan

antara variabel dimana dalam kerangka akan terlihat hubungannya tersebut

merupakan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling).

3.5.1.1 Pengertian Structural Equation Modeling (SEM)

Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat statistik yang dipergu-nakan

untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat

diselesaikan oleh persamaan regresi linier. SEM dapat juga dianggap sebagai

gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor. SEM dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan

juga pengaruh timbal balik (recursive). SEM berbasis pada analisis covarians

sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

115

linear. Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan

SEM dengan Analysis Moment of Structure (AMOS) atau LISREL.

3.5.1.2 Kelebihan dalam menggunakan Struktural Equation Modelling

Struktural Equation Modelling (SEM) mampu menyelesaikan model yang

rumit yang sering muncul dalam dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain.

Model yang akan diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat,

karena SEM tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan model kausalitas imaginer.

SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model teoretis

yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam. Metode lain yang tidak

memerlukan telaah teori adalah Partial Least Square (PLS), sebuah metode alternatif

yang berdasarkan variance.

Langkah pertama: Pengembangan Model Teoritis

Langkah pertama dalam SEM adalah melakukan identifikasi secara teoretis

terhadap permasalahan penelitian. Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan

hubungan antara variabel-variabel yang akan dihipotesiskan harus didukung oleh

justifikasi teori yang kuat. Hal ini dikarenakan SEM adalah untuk mengkonfirmasikan

apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak.

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

116

Jadi SEM tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis kausalitas imaginer.

Langkah ini mutlak harus dilakukan dan setiap hubungan yang akan digambarkan

dalam langkah lebih lanjut harus mempunyai dukungan teori yang kuat.

Langkah kedua: Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)

Langkah kedua adalah menggambarkan kerangka penelitian dalam sebuah

diagram alur (path diagram). Kesepakatan yang ada dalam penggambaran diagram

alur telah dikembangkan oleh Linier Structural Relationship (LISREL). LISREL

digunakan untuk menganalisis model Structural Equation Model (SEM) sehingga

tinggal menggunakannya saja.

Langkah Ketiga: Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural dan

Model Pengukuran

Langkah ketiga adalah mengkonversikan diagram alur ke dalam

persamaan, baik persamaan struktural maupun persamaan model pengukuran.

Sebenarnya langkah ini telah dilakukan secara otomatis oleh program SEM yang

tersedia (menggunakan LISREL).

Langkah Keempat: Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang

Diusulkan

Jenis matrik input yang dimasukkan adalah data input berupa matrik varian

atau kovarian atau matrik korelasi. Data mentah observasi akan diubah secara

otomatis oleh program menjadi matriks kovarian atau matriks korelasi. Matriks

kovarian mempunyai kelebihan dibandingkan matriks korelasi dalam memberikan

validitas perbandingan antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

117

Namun matriks kovarian lebih rumit karena nilai koefisien harus di interpretasikan

atas dasar unit pengukuran konstruk. Estimasi model yang diusulkan adalah

tergantung dari jumlah sampel penelitian, dengan kriteria sebagai berikut (Ferdinand,

2006:47):

Antara 100 – 200 : Maksimum Likelihood (ML)

Antara 200 – 500 : Maksimum Likelihood atau Generalized Least Square (GLS)

Antara 500 – 2500 : Unweighted Least Square (ULS) atau Scale Free Least Square

(SLS)

Di atas 2500 : Asymptotically Distribution Free (ADF)

Rentang di atas hanya merupakan acuan saja dan bukan merupakan ketentuan. Bila

ukuran sampel di bawah 500 tetapi asumsi normalitas tidak terpenuhi bisa saja

menggunakan ULS atau SLS.

Langkah Kelima: Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi

Beberapa masalah identifikasi yang sering muncul sehingga model tidak layak di

antaranya adalah sebagai berikut:

a).Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien.

Standard error yang besar menunjukkan adanya ketidaklayakan model

b).Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan.

c).Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.

d).Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat

(misal ≥ 0,9)

Langkah Keenam: Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

118

1. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik; 2). Uji Reliabilitas; 3). Asumsi-asumsi SEM:

a. Ukuran Sampel. Disarankan lebih dari 100 atau minimal 5 kali jumlah observasi.

b. Normalitas. Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada

skewness dan kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58. Normalitas multivariate

dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan, dan mempunyai nilai batas +

2,58.

c. Outliers. Outliers multivariate dilihat pada mahalanobis distance dan asumsi

outliers multivariate terpenuhi jika nilai mahalanobis d-squared tertinggi di

bawah nilai kritis. Nilai kritis sebenarnya adalah nilai chi-square pada degree of

freedom sebesar jumlah sampel pada taraf signifikansi sebesar 0,001.

d. Multicollinearity. Multikolinearitas dilihat pada determinant matriks . Linier

Structural Relationship (LISREL). LISREL digunakan untuk menganalisis model

Structural Equation Model (SEM). Nilai yang terlalu kecil menandakan adanya

multikolinearitas atau singularitas.

Langkah Ketujuh: Menginterpretasikan Hasil Pengujian dan Modifikasi Model

Peneliti dapat melakukan modifikasi model untuk memperbaiki model yang

telah disusun, dengan sebuah catatan penting, yaitu bahwa setiap perubahan model

harus didukung oleh justifikasi teori yang kuat. Tidak boleh ada modifikasi model

tanpa adanya dukungan teori yang kuat. Modifikasi model dapat dilakukan dengan

menambahkan anak panah antar konstruk (juga bisa merupakan penambahan

hipotesis) atau penambahan dua anak panah antara indikator, yang juga harus

didukung dengan teori yang kuat.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

119

Selanjutnya untuk penggunaan distribusi frekuensi dan statistik rata-rata yaitu:

1.Distribusi Frekuensi dan Statistik Rata-rata.

Statistik distribusi frekuensi bertujuan untuk menggambarkan distribusi

frekuensi dari jawaban responden atas variabel yang diteliti. Ferdinand (2014: 34).

Pada prinsipnya adalah menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris

dan kolom yang berisi distribusi frekuensi jawaban responden untuk variabel budaya

organisasi, komitmen organisasional, keunggulan bersaing dan kinerja. Statistik rata-

rata digunakan untuk menggambarkan rata-rata nilai , standar deviasi, nilai minimum

dan maksimum data primer yang diperoleh dari lapangan berkaitan dengan, variabel

dan dimensi penelitian. Hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik

untuk memudahkan interpretasi hasil.

2. Menggunakan skor

Menurut Sugiyono (2012:94) untuk mencari skor dilakukan dengan menggunakan

rumus berikut:

Mencari Nilai Skor

Perhitungan Skor

Nilai Skor Maksimum/Tertinggi : 5 x 72 x 389= 140.040

Nilai Skor Minimum/Terendah : 1x 72 x 389= 28.008

Skor Maksimum-Skor MinimumRentang Skor Kategori =

jumlah kategori

Nilai Skor Tertinggi = skor tertinggi x Jumlah butir item x Jumlah responden

Nilai Skor Terendah = Skor terendah x Jumlah butir item x Jumlah responden

responden rererespondenrespondenresponden

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

120

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dibuat kategori skor sebagai berikut :

Rentang skore (140.040-28.008)/5= 22.406, dapat dinyatakan dalam prosentase

yang dicari dengan rumus: (22.406 /140.040 x 100%= 16% )

Sehingga dapat dibuat kategori skor sebagai berikut :

Tabel 3.11.

Kategori Rata-Rata Skor Tanggapan Responden

Skor Tanggapan Kategori % Rata-rata

20 – 36 1,00 - 1,80 Sangat Rendah/ Sangat Lemah/Sangat Tidak Baik

36,01 – 52 1,81 - 2,60 Rendah/Lemah/TidakBaik

52,01 – 68 2,61 - 3,40 Sedang/Cukup/Cukup Baik

68,01 – 84 3,41 - 4,20 Tinggi /Kuat/ Baik

84,01 - 100 4,21 - 5,00 Sangat Tinggi / Sangat Kuat /Sangat Baik

Sumber: Data penelitian diolah

Dalam mengelompokkan kategori nilai dari masing-masing indikator yang

digunakan dalam penelitian ini, skore dinyatakan berdasarkan pada tabel 3.11 , yang

artinya apabila nilai rata-rata skore memperoleh nilai tertentu, maka akan

diklasifikasikan berdasarkan lima tingkatan yaitu Sangat rendah, Rendah, Sedang ,

Tinggi , atau Sangat Tinggi. Demikian juga bila diperoleh nilai tertentu dapat

dikategorikan dengan Sangat tidak baik, Tidak baik , Cukup, Baik, atau sangat Baik.

Berarti masing-masing indikator tersebut akan mengindikasikan hasil tanggapan

responden terhadap masing-masing variabelnya yang digunakan dalam penelitian ini.

3.5.2 Analisis Verifikatif Variabel Penelitian

Pengujian hipótesis dalam penelitian ini akan menggunakan análisis model

persamaan struktural atau umumnya disebut dengan Structural Equation Modelling

(SEM). SEM merupakan suatu tehnik statistik yang digunakan untuk menguji

serangkaian hubungan antara beberapa variabel. Secara lebih jelas (Jogiyanto

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

121

2011:49 ) dan Latan Hengky (2012:4) mengemukakan bahwa model persamaan

struktural adalah tehnik multivariat yang menggabungkan regresi berganda dan

analisa faktor untuk mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan yang saling

terkait secara bersama-sama. Model persamaan struktural terdiri dari dua komponen

yaitu (1) Model kausalitas struktural dan (2) Model pengukuran.

Model struktural merupakan model path yang menghubungkan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Model pengukuran memungkinkan peneliti untuk

menggunakan beberapa dimensi atau indikator untuk satu variabel bebas atau terikat.

Kelebihan tehnik análisis SEM bila dibandingkan dengan tehnik análisis data

multivariate dependensi lainnya, yaitu sebagai berikut: (1) SEM merupakan

kombinasi secara kompak dua metode analisis data multivariat, yaitu análisis

konfirmatori (faktor) dan análisis jalur. (2) SEM mampu mengevaluasi kualitas data .

khsusnya berkenaan dengan masalah reliabilitas pengukuran variabel laten yang

diteliti. (3) SEM mampu menganalisis model pengukuran dan model struktural

secara simultan. Menurut Cooper & Schindler (2006:626) tahapan dalam pengerjaan

SEM adalah sebagai berikut: 1). Spesifikasi model, 2). Estimasi, 3).Uji kecocokan, 4).

Respesifikasi, 5). Interpretasi.

Model pengukuran dilakukan untuk menjelaskan struktur dari sebuah konsep,

konstruk atau faktor, berupa kuat atau tidaknya sebuah konstruk laten dalam

penelitian ini ditentukan oleh dimensi-dimensi yang membentuk faktor (konstruk),

sehingga análisis yang digunakan menggunakan Confirmatory Factor Analysis yaitu

mengkonfirmasi dimensi yang digunakan dengan berbasis teori terlebih dahulu

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

122

(secara a priori) mempunyai ciri yang sama dan mampu menjelaskan konstruk yang

dibangun atau tidak.

Model Pengukuran

SEM di mulai dengan memspesifikasi model penelitian yang akan diestimasi.

Spesifikasi model penelitian, yang merepresentasikan permasalahan yang diteliti

adalah penting dalam SEM. Spesifikasi model dilakukan terhadap model pengukuran

dan model struktural. Pada model pengukuran ini dilakukan 2 (dua) kali pengujian

untuk melihat signifikansi nilai faktor loading, dari confirmatory factor analysis

untuk melihat apakah dimensi yang digunakan tersebut mempunyai kebermaknaan

yang cukup dalam menjelaskan konstruk laten, adapun 2 kriteria tersebut Ferdinand

(2014 :8):

a.Apakah nilai λ memiliki nilai ≥ + 0,5. Bila kriteria ini tidak dipenuhi, maka

dapat disimpulkan dimensi tidaklah merupakan anggota yang dapat menjelaskan

konstruk laten yang dibentuk atau dimensi yang diobservasi tidak berdimensi sama

dengan variabel lainnya untuk menjelaskan sebuah variabel laten. Hal yang sama bila

nilai yang terbentuk negatif misal -0,6.

b.Apakah koefisien nilai lambda yang diperoleh (dalam software AMOS disebut

regression weight) adalah signifikan tidak sama dengan nol. Signifikan diuji dengan

rumus: CR = Estimated / stándar error estimasi ≥ 2

Bila CR atau critical ratio ≥ 2 maka dapat disimpulkan koefisien faktor loading yang

dihasilkan signifikan , atau dimensi yang di observasi secara signifikan merupakan

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

123

dimensi dari variabel laten yang dibentuk. Pada penelitian ini, variabel laten eksogen

terdiri dari budaya organisasi dan komitmen organisasional, terdapat 1 variabel

intervening yaitu keunggulan bersaing, sedangkan keseluruhan variabel-variabel

tersebut mempengaruhi variabel laten endogen yaitu kinerja baik secara langsung

maupun tidak langsung. Spesifikasi model pengukuran masing-masing variabel

adalah sebagai berikut.

3.5.3 . Model Pengukuran Variabel

a.Model Pengukuran Variabel Eksogen

Variabel eksogen yang akan dilakukan pengukuran adalah budaya organisasi

dan komitmen organisasinal yang dinyatakan dalam gambar di bawah ini.

Budaya Organisasi

Gambar 3.1

Model Pengukuran Budaya Organisasi

x1.1

1.3

X1.3

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

X1.6

X1.7

X1.5

1.7

Budaya

Organasisasi

e 2

e 1

e 3

e 4

e 5

e 6 88

e 7

X1.8

X1.9

e 8

e 9

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

124

Komitmen organisasional

Gambar 3.2.

Model Pengukuran Komitmen organisasional

b. Model Pengukuran Variabel Endogen

Variabel endogen yang akan dilakukan pengukuran adalah keunggulan bersaing dan

kinerja yang dinyatakan dalam gambar di bawah ini.

Keunggulan Bersaing

Gambar 3.3.

Model Pengukuran Keunggulan Bersaing

X2.2

X2.2

1.3

X1.3

X2.1

X2.5

X2.7

Komitmen

Organisasi-

onal

X2.3

X2.6

Y1.1 Y1.2

.2

Y1.3

.3

e1 e2 e3

e1

e 2

X2.4

e 3

Keunggula

n

Bersaing

e 4

e 5

555555

45

e 7 88

e 6

88

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

125

Kinerja

Gambar 3.4. Model Pengukuran Kinerja

3.5.4. Pengujian hipotesis penelitian

Pada uji hipotesis penelitian ini menguji kausalitas hubungan antar konstruk

yang dibangun dengan melakukan uji t dan uji F untuk melihat signifikansi

koefisien regresi yang dihasilkan oleh berbagai hubungan kausalitas dalam model.

Hipotesis 1:

Terdapat pengaruh dari Budaya Organisasi terhadap Keunggulan Bersaing.

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keunggulan

Bersaing.

H1: β1≠ 0 Terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keunggulan

Bersaing

Z1 e1

Kinerja e2

e3

e 4

Z2

Z3

Z4

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

126

Budaya Organisasi Terhadap Keunggulan Bersaing

Gambar 3.5.

Diagram Struktural Hipotesis 1

Pengujian hipotesis secara parsial, digunakan uji hipotesis sebagai berikut:

)ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Hipotesis 2:

Terdapat pengaruh dari Komitmen organisasional terhadap Keunggulan Bersaing.

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh Komitmen organisasional terhadap

Keunggulan Bersaing

H1: β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh Komitmen organisasional terhadap Keunggulan

Bersaing

Pengujian hipotesis ini digunakan uji hipotesis sebagai berikut:

)ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

X1.3

X1.4

X1.5

X1.6

Budaya Organisisi

X1.8

x1.1

1.3

X1.3

X1.2

X1.7

e 1

e 3

e 7

e8

e 4

e5

e 6 88

e 2

Z3

Keunggula

n

Bersaing

Z2

Z1 e1

e2

e3

X1.9 e9 eee

8 e8

Page 37: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

127

b. Komitmen Organisasional Terhadap Keunggulan Bersaing

Gambar 3.6

Diagram Struktural Hipotesis 2

Hipotesis 3 . Terdapat pengaruh dari Budaya Organisasi terhadap

Kinerja

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β3 = 0 Tidak terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

H1: β3≠ 0 Terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Pengujian hipotesis ini digunakan uji hipotesis sebagai berikut: )ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Ho tidak dapat diterima jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel pada

taraf signifikan α.

X2.2

X2.2

1.3

X1.3

X2.1

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

X2.7

Komitmen

Organisasi-

onal

e1

e 3

e2

e 4

e 5

e 6

e 7 88

Keunggu-

lan

Bersaing Z2

Z1

Z3

e1

e2

e3

Page 38: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

128

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Gambar 3.7.

Diagram Struktural Hipotesis 3

Hipotesis 4: Terdapat pengaruh dari Komitmen organisasional terhadap

Kinerja

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β4 = 0 Tidak terdapat pengaruh Komitmen organisasional terhadap

Kinerja

H1: β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh Komitmen organisasional terhadap Kinerja

Pengujian hipotesis ini digunakan uji hipotesis sebagai berikut:

)ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Ho tidak dapat diterima jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel pada taraf

signifikan α.

X1.2

X1.5

X1.7

e 5

e8

X1.9 e9

Kinerja

Z1

Z3

e2

e11

1

e3

e4

x1.1

1.3

X1.3

X1.3

X1.6

X1.8

e1 1

e334

e 3

e 6 88

e 7

Z2

Z4

X1.4 Budaya

Organi-

sasi

e 4

e2

1

1

e

Page 39: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

129

Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja

Gambar 3.8

Diagram Struktural Hipotesis 4

Hipotesis 5: Terdapat pengaruh dari Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Koperasi

Terdapat pengaruh dari Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β5 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari Keunggulan Bersaing terhadap

Kinerja

H1: β5 ≠ 0 Terdapat pengaruh dari Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Pengujian hipotesis ini digunakan uji hipotesis sebagai berikut:

Statistik uji yang digunakan:

)ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Ho tidak dapat diterima jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel pada taraf

signifikan α.

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

X2.7

Komit-

men

Orgnisasi-

onal e4

e5

e6

e 7 88

X2.2

X2.2

1.3

X1.3

X2.1 e1

e3

e2

2

Kinerja Z2

Z1

Z3 e

e

e

e

3

e1

e2

e4 Z4 e

e

e

e

3

e3

Page 40: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

130

Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja

Gambar 3.9

Diagram Struktural Hipotesis 5

Statistik uji yang digunakan:

)ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Ho tidak dapat diterima jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel pada taraf

signifikan α.

Hipotesis 6 . Terdapat pengaruh dari Budaya Organisasi melalui Keunggulan

Bersaing terhadap Kinerja

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β6 = 0 Tidak terdapat pengaruh Budaya Organisasi melalui keunggulan

bersaing terhadap Kinerja

H1: β6≠ 0 Terdapat pengaruh Budaya Organisasi melalui keunggulan bersaing

terhadap Kinerja

Pengujian hipotesis ini digunakan uji hipotesis sebagai berikut: )ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Ho tidak dapat diterima jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel pada

taraf signifikan α.

Keunggulan

Bersaing

gulan

Bersain

g

Kinerja

Y31

Y33

Z1

z2

Z3

e1

e3

e1

e2

e3

e4

Y32

Z4

e2

Page 41: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

131

Budaya Organisasi melalui Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Gambar 3.10

Diagram Struktural Hipotesis 6

Hipotesis 7 . Terdapat pengaruh dari Komitmen Organisasional melalui

Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Ho: β7 = 0 Tidak terdapat pengaruh Komitmen Organisasional melalui

keunggulan bersaing terhadap Kinerja

H1: β7≠ 0 Terdapat pengaruh Komitmen Organisasional melalui keunggulan

bersaing terhadap Kinerja.

x1.1

1.3

X1.3

X1.2

X1.3

X1.4

X1.5

X1.6

X1.7

X1.8

Budaya Organisisi

e 2

e 1

e3

e 4

e 5

e 6 88

e 7

e8

X1.9 e9

Kinerja Keunggula

n Bersaing

Page 42: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

132

Komitmen Organisasional melalui Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja

Gambar 3.11

Diagram Struktural Hipotesis 7

3.6. Rancangan Pemecahan Masalah

Pada penelitian ini akan dibuat perancangan pemecahan masalah yang

menggambarkan bagaimana perancangan pemecahan masalah dari awal sampai akhir

penelitian. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan meliputi:

3.6.1. Perumusan Tujuan

Perumusan tujuan penelitian ini merupakan pencerminan arah yang ingin

dicapai, sehingga tidak menyimpang dari tujuan awal yang ditetapkan. Sesuai

identifikasi masalah dan tujuan penelitian ini, maka tujuan pemecahan masalah ini

adalah untuk menjawab apa yang harus dilakukan pihak manajemen koperasi melalui

variabel-variabel penelitian untuk memperoleh keunggulan bersaing dan kinerja

koperasi di wilayah propinsi Jawa Barat.

Keunggu-

lan

Bersaing

X2.2

X2.2

1.3

X1.3

X2.1

X2.3

X2.4

X2.5

X2.6

X2.7

Komit-

men

Orgnisasi-

onal

e1

e 3

e2

e4

e5

e6

e7 88

Kinerja

Page 43: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

133

3.6.2. Pemetaan Keunggulan Bersaing.

Dalam tahap ini akan dilakukan identifikasi terhadap variabel solusi

berdasarkan hasil analisis. Adapun kondisi alternative hasilnya meliputi:

a. Variabel Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional berpengaruh

terhadap keunggulan bersaing koperasi di wilayah propinsi Jawa Barat.

Tabel 3.6.

Tabel Alternatif Kondisi untuk Variabel Solusi Pengaruh Variabel Terhadap

Keunggulan Bersaing

Kondisi

Alternatif

Fokus Variabel Solusi

Yang diambil dalam

Keunggulan bersaing

Budaya Organisasi Komitmen

Organisasional

Signifikan Signifikan Alternatif 1.1 Kedua variabel diekplorasi

lebih lanjut

Signifikan Tidak Signifikan Alternatif 1.2 Budaya organisasi di

eksplorasi lebih lanjut

Tidak Signifikan Signifikan Alternatif 1.3 Komitmen organisasional di

eksplorasi lebih lanjut

Tidak Signifikan Tidak Signifikan Harus diteliti ulang

latar belakang hing-

ga hal ini terjadi.

b. Variabel Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasional berpengaruh

terhadap Kinerja koperasi di wilayah propinsi Jawa Barat.

Tabel 3.7.

Alternatif Kondisi untuk Variabel Solusi Pengaruh Variabel Terhadap Keunggulan

Bersaing

Kondisi Alternatif Fokus Variabel Solusi

Yang diambil dalam

Keunggulan bersaing

Budaya Organisasi Komitmen

Organisasional

Signifikan Signifikan Alternatif 2.1 Kedua variabel diekplorasi

lebih lanjut

Signifikan Tidak Signifikan Alternatif 2.2 Budaya organisasi di

eksplorasi lebih lanjut

Tidak Signifikan Signifikan Alternatif 2.3 Komitmen organisasional

di eksplorasi lebih lanjut

Tidak Signifikan Tidak Signifikan Harus diteliti ulang

latar belakang hing-

ga hal ini terjadi

Page 44: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang Digunakanmedia.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120130130030_3_7938.pdfcara mengungkap unit analisis data dengan menetapkan kriteria responden

134

Fokus variabel yang signifikan akan menjadi landasan dalam pengembangan

Keunggulan bersaing untuk mencapai tujuan pemecahan masalah . Peta Keunggulan

bersaing dimulai dari penentuan variabel solusi, kemudian disusun operasionalisasi

variabel solusi atau memerinci indikator variabel solusi sehingga menjadi dimensi

dan indikator atau saran yang konkrit.

3.7 Operasionalisasi Strategi.

Setelah peta keunggulan bersaing disusun, maka dalam tahap operasionalisasi

dilakukan efektivitas tiap saran yang diajukan dengan melibatkan manajemen

koperasi di wilayah propinsi Jawa Barat tersebut.

3.7.1 Rencana Tindakan.

Berdasarkan pemetaan keunggulan bersaing dan operasionalisasi akan di

dapat rencana tindakan (action plan) sebagai berikut:

Tabel 3.8.

Rencana Tindakan

Saran yang dia-

jukan

Penanggung jawab Waktu Tersedia Sumber daya yang

diperlukan