3.2 alat dan bahan penelitian 3.2.1 alat...

22
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi Proses dan Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran pada bulan Juli 2018 - Januari 2019. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Alat Penelitian No. Nama Alat Kegunaan Alat Spesifikasi 1. Timbangan digital Menimbang massa tomat (dalam bentuk segar hingga menjadi bubuk) Merk Fleco Kapasitas 2000 g 2. Timbangan analitik Menimbang zat yang membutuhkan ketelitian tinggi Merk The OHAUS Adventure Pro AV264; Ketelitian 0,001 g 3. Panci Wadah untuk merebus tomat segar agar mudah dalam proses pengupasan Bahan Stainless Stell; 4. Kompor Memanaskan tomat yang akan dikupas Merk Maspion S- 300 5. Pisau Membantu pengupasan buah serta pemisahan bagian-bagian tomat yang akan digunakan dan tidak digunakan dalam penelitian Bahan Stainless Stell; Ukuran Sedang 6. Pengejus Memisahkan ampas tomat dan jus Miyako JE- 607 Kapasitas 600 mL 11.000-22.000 rpm 220Vac, 50Hz, Daya 280 Watt 7. Temperatur Infra Merah Mengukur suhu pada saat pasterisasi ampas tomat Ketelitian 0,1 ºC 8. Plastik Menyimpan ampas tomat sebelum dibekukan dan menyimpan sampel bahan yang siap di uji Jenis Polyethylene (untuk ampas tomat) dan Polypropylene (untuk sampel uji) 9. Freezer Menyimpan dan membekukan ampas tomat Merk SHARP 10. Water Bath Membatu dalam proses thawing ampas tomat beku Merk Memmert

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

38 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi Proses

dan Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian,

Universitas Padjadjaran pada bulan Juli 2018 - Januari 2019.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat Penelitian

No. Nama Alat Kegunaan Alat Spesifikasi

1. Timbangan digital Menimbang massa tomat (dalam

bentuk segar hingga menjadi bubuk)

Merk Fleco

Kapasitas 2000 g

2. Timbangan analitik Menimbang zat yang membutuhkan

ketelitian tinggi

Merk The OHAUS

Adventure Pro

AV264;

Ketelitian 0,001 g

3. Panci

Wadah untuk merebus tomat segar

agar mudah dalam proses

pengupasan

Bahan Stainless

Stell;

4. Kompor Memanaskan tomat yang akan

dikupas

Merk Maspion S-

300

5. Pisau

Membantu pengupasan buah serta

pemisahan bagian-bagian tomat

yang akan digunakan dan tidak

digunakan dalam penelitian

Bahan Stainless Stell;

Ukuran Sedang

6. Pengejus Memisahkan ampas tomat dan jus

Miyako JE- 607

Kapasitas 600 mL

11.000-22.000 rpm

220Vac, 50Hz,

Daya 280 Watt

7. Temperatur Infra

Merah

Mengukur suhu pada saat pasterisasi

ampas tomat Ketelitian 0,1 ºC

8. Plastik

Menyimpan ampas tomat sebelum

dibekukan dan menyimpan sampel

bahan yang siap di uji

Jenis Polyethylene

(untuk ampas tomat)

dan Polypropylene

(untuk sampel uji)

9. Freezer Menyimpan dan membekukan

ampas tomat Merk SHARP

10. Water Bath Membatu dalam proses thawing

ampas tomat beku Merk Memmert

28

Tabel 3. Alat Penelitian (Lanjutan)

No. Nama Alat Kegunaan Alat Spesifikasi

11. Mixer Mencampur ampas telur dan putih

telur yang telah dikocok

Merk Phillips HR

1538

12. Oven Konveksi

Mengeringkan bubuk tomat dalam

penelitian pendahuluan, mengukur

kadar air dan kadar abu tomat

segar, ampas tomat, lembaran

kering dan bubuk tomat.

Merk Memmert;

Kapasitas 5 kg

13. Loyang

Wadah untuk pengeringan dengan

oven konveksi (pada penelitian

pendahuluan)

Ukuran 30 cm x 30

cm

14. Plastik Tahan

Panas

Lapisan alas untuk ampas tomat

pada loyang dan wadah kaca

selama pengeringan

Ukuran 30 cm x 30

cm

15. Cawan Alumunium Wadah untuk uji kadar air

Diameter atas 11

cm;

Diameter bawah 6,5

cm;

Tinggi 6 cm

16. Desikator

Tempat untuk menyimpan dan

mendinginkan bahan sesaat setelah

pengeringan

Diameter 40 cm;

Tinggi 40 cm

17. Oven Gelombang

Mikro

Mengeringkan bubuk tomat

dengan daya tertentu

Merk Sharp R-

222Y;

Daya maksimal 900

Watt

18. Wadah Kaca

Wadah bahan saat proses

pengeringan di dalam oven

gelombang mikro

Merk Pyrex uk;

Ukuran 25 x 25 x 10

cm3

19. Grinder

Menggiling lembaran kering

campuran ampas tomat dan putih

telur setelah pengeringan

Merk KLAZ;

Kapasitas 60 g

20. Ayakan Tyler Mengayak bubuk tomat agar halus

dan seragam

Ukuran 50 mesh

dan pan

21. Ro-Tap Mesin penggetar ayakan Merk Tyler RX-29

22. Spektrofotometer

Menguji atau mengukur warna

tomat segar, campuran ampas

tomat dan putih telur, lembaran

kering tomat dan bubuk tomat

Color Flex EZ

23. Tanur Listrik Membakar sampel yang akan diuji

kadar abu

Temperatur

maksimum 600ºC

24. Cawan Porselen Wadah untuk uji kadar abu Diameter 3 cm

25. Alat sentrifugasi Memisahkan campuran padat

dengan air.

Eppendorf

centrifuge 5810

26. Labu erlenmeyer Menyimpan filtrat tomat yang

akan dititrasi.

Pyrex 250 ml, Pyrex

100 ml, Herma 100

ml, Boro 100 ml

27. Spatula Mengambil sampel bubuk tomat

28. Beaker glass Membuat larutan amilum 1%,

membuat larutan bubuk tomat Pyrex, 100 ml

29. Buret gelap Menyimpan larutan I2 Pyrex, 50 ml

29

Tabel 3. Alat Penelitian (Lanjutan)

No. Nama Alat Kegunaan Alat Spesifikasi

30. Magnetic hot plate

strirrer

Melarutkan amilum ke dalam

aquades

31. Corong Memisahkan filtrat tomat. Herma, 75 mm

32. Labu ukur Membuat larutan bubuk tomat

sampai tanda batas Pyrex, 250 ml

33. Pipet volume Mengambil sampel larutan tomat,

dan amilum.

Pyrex 25 ml, pyrex

2 ml

34. Bulb pipet Mengambil sampel larutan

35. Gelas ukur Mengukur aquades, foam density,

dan bulk density

Herma 25 ml, pyrex

10 ml

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan baku yang digunakan pada penelitian adalah buah tomat varietas apel

yang dipanen pada umur 75 hari, memiliki warna merah segar sekitar 70%, lingkar

permukaan 14-21 cm dan secara fisiologis maupun mekanis tidak mengalami

kerusakan yang berasal dari PT. Momenta Agrikultura dan petani di daerah

Cibodas, Lembang. Bagian tomat yang digunakan untuk pembuatan bubuk tomat

ini adalah bagian ampas tomat hasil pengejusan dengan kecepatan putar pengejus

antara 11.000-22.000 rpm. Bahan lain yang digunakan pada penelitian ini adalah

telur segar, pada penelitian yang digunakan hanya bagian putih telur yang

dipisahkan secara manual. Putih telur yang digunakan sekitar 26,7- 28,5 gram dari

setiap telurnya.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode eksperimen

laboratorium dengan analisis deskriptif, analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan

hasil penelitian untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan. Faktor dalam penelitian ini yaitu daya pada oven gelombang mikro.

Faktor daya terdiri dari tiga taraf yaitu: 30%, 50% dan 70% dengan tiga kali

ulangan. Penambahan putih telur dengan konsentrasi 15% sebagai zat pembusa.

3.4 Parameter Penelitian

Parameter dalam pengeringan pembusaan dengan menggunakan oven

gelombang mikro ini meliputi:

1. Rendemen parsial pengeringan

30

2. Rendemen total pengeringan

3. Kadar air awal

4. Kadar air akhir

5. Kadar abu

6. Warna

7. Total perbedaan warna (TCD)

8. Bulk density bubuk tomat

9. Indeks penyerapan air bubuk tomat

10. Kandungan vitamin C.

3.5 Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tujuh tahapan yaitu persiapan bahan baku,

pencampuran ampas tomat dengan bahan pembusa, pengeringan ampas tomat

dengan oven gelombang mikro, penggilingan bubuk amapas tomat dengan grinder,

pengayakan, analisis mutu, dan analisis data. Diagram alir tahapan penelitian

disajikan lengkap pada Gambar 6.

Mulai

Tomat

Sortasi

Tomat lolos

Pencucian

Penimbangan

A

Gambar 6. Diagram Proses Pengeringan Pembusaan Berbantu Oven

Gelombang Mikro

Tomat tidak lolos

Air Air hasil cucian

Tahap 1

Persiapan Bahan Baku

31

A

Blansing

Penghilangan kulit

Pengirisan

Penghilangan biji pertama

Pengejusan

Penyaringan

Ampas tomat

Pasteurisasi T = 65ºC, t = 30 menit

Pembekuan T= -16ºC

Thawing

Penghilangan biji kedua

Ampas tomat tanpa biji

Pencampuran

Campuran ampas dan busa putih telur

B

Gambar 6. Diagram Proses Pengeringan Pembusaan Berbantu Oven

Gelombang Mikro (Lanjutan)

Jus Tomat

Kulit

Biji

Biji

Busa putih telur 15% (b/b)

Tahap 1

Persiapan Bahan Baku

Tahap 2

Pencampuran ampas

tomat dengan bahan

pembusa

32

B

Pengeringan dengan daya 30%, 50% dan 70% (KA 7%)

Lembaran kering ampas tomat

Penggilingan dengan grinder

Pengayakan (mesh 50)

Bubuk ampas tomat kasar

Bubuk ampas tomat halus

Analisis mutu:

1. Perhitungan rendemen parsial dan total pembuatan bubuk ampas tomat

2. Pengukuran laju pengeringan

3. Perhitungan efisiensi pengeringan oven gelombang mikro

4. Pengukuran parameter warna (L*, a*,b, Chroma dan Hue) dan

perhitungan TCD pada setiap tahapan penelitian

5. Pengukuran kadar air

6. Pengukuran kadar abu

7. Pengukuran foam density

8. Pengukuran bulk density

9. Pengukuran indeks penyerapan air

10. Pengukuran kadar Vitamin C

Analisis data menggunakan metode deskriptif

Selesai

Gambar 6. Diagram Proses Pengeringan Pembusaan Berbantu Oven Gelombang

Mikro (Lanjutan)

Tahap 3

Proses Pengeringan

Tahap 4

Proses Penggilingan

Tahap 5

Proses Pengayakan

Tah

ap 6

Anal

isis

mutu

Tahap 7

Analisis data

33

3.5.1 Persiapan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan yaitu buah tomat varietas apel yang telah

matang, memiliki warna merah segar, lingkar permukaan 14-21 cm dan secara

fisiologis maupun mekanis tidak mengalami kerusakan. Persiapan bahan baku

meliputi sortasi, pencucian tomat, penimbangan, blansing, pemipilan kulit tomat,

pengirisan dan pemisahan biji pertama, pengejusan, pasteurisasi, penyimpanan

dalam freezer atau ruang dingin, thawing, dan penghilangan biji kedua (Qadri dan

Srivastava, 2014). Tahapan persiapan bahan baku yang akan digunakan dalam

pengeringan pembusaan ampas tomat berbantu oven gelombang mikro sebagai

berikut:

a. Sortasi tomat dilakukan dengan memisahkan tomat berdasarkan kondisi

tomat yang diinginkan yakni memiliki warna merah segar sekitar 70%,

lingkar permukaan 14-21 cm dan secara fisiologis maupun mekanis

tidak mengalami kerusakan. Tomat yang lolos akan dilanjutkan pada

proses pembersihan, sedangkan tomat yang tidak lolos akan disisihkan.

b. Proses pembersihan tomat dilakukan dengan mencuci tomat segar

dengan air mengalir untuk membersihkan kotoran yang menempel pada

kulit tomat.

c. Penimbangan tomat, penimbangan dilakukan pada awal proses, setelah

pengupasan dan pemisahan biji, dan sebelum proses pembuatan bubuk

tomat.

d. Proses blansing yang digunakan pada penelitian ini adalah blansing

rebus. Proses blansing dilakukan ketika air telah mencapai suhu ±100ºC,

lalu kompor dimatikan, setelah itu tomat dimasukan satu persatu dan

didiamkan pada air selama satu menit dan ditiriskan. Tomat yang telah

ditiriskan langsung dimasukkan ke dalam air dingin. Proses blansing

dapat mempermudah proses penghilangan kulit tomat karena pengaruh

proses blansing yang dapat melunturkan jaringan.

e. Proses pengupasan kulit tomat dilakukan setelah proses blansing,

dengan memipil kulit tomat menggunakan pisau, proses blansing

34

membuat kulit tomat merekah sehingga proses pemipilan berlangsung

mudah

f. Proses pengirisan dan pemisahan biji dilakukan dengan terlebih dahulu

mengiris tomat lalu biji dipisahkan bagian lainnya. Pengirisan tomat

tersebut dilakukan menggunakan pisau.

g. Tomat yang telah bebas biji dimasukkan ke dalam pengejus untuk

dipisahkan antara ampas dan jusnya tomat. Tujuan dilakukannya proses

pengejusan adalah untuk memperluas bidang permukaan pengeringan

sehingga proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat karena

dengan proses ini dinding sel yang mengandung berbagai zat akan

terpecah sehingga bidang penetrasi uap panas dari udara pengering akan

lebih luas.

h. Ampas tomat yang didapatkan dipasteurisasi dengan pemanasan pada

65ºC selama 30 menit (Mahapatra dan Lan, 1999), setelah itu

dimasukkan ke dalam plastik polyetilen dan disimpan di dalam freezer

dengan suhu minus 16ºC.

i. Proses thawing dilakukan dengan mencelupkan bungkusan ampas tomat

beku ke dalam wadah dengan temperatur hangat lalu dilakukan proses

pemisahan biji kedua karena pada proses sebelumnya biji-biji tersebut

masih dapat ditemukan pada ampas tomat.

3.5.2 Pencampuran Ampas Tomat Dengan Bahan Pembusa

Ampas tomat yang dihasilkan setelah proses pemisahan biji kedua

selanjutnya ditambahkan bahan pembusa berupa busa putih telur. Pembuatan busa

putih telur dilakukan dengan mengocok putih telur menggunakan mixer selama 5

menit pada level 5 atau maksimum. Putih telur yang digunakan yaitu dengan

konsentrasi 15% (b/b) dari ampas tomat. Campuran ampas tomat dan busa putih

telur dikocok menggunakan mixer selama 15 menit pada kecepatan maksimum.

3.5.3 Pengeringan Ampas Tomat dengan Oven Gelombang Mikro

Prosedur pengeringan ampas tomat untuk menghasilkan bubuk tomat

dilakukan berdasarkan metode Qadri dan Srivastava (2014) sebagai berikut:

35

a. Menyiapkan wadah kaca tahan panas dengan alas datar berukuran 25 x

25 x 10 cm3 dan melapisi wadah kaca tersebut dengan plastik tahan

panas.

b. Memasukkan campuran ampas tomat dan busa putih telur ke dalam

wadah kaca dengan ketebalan ±1 mm secara merata.

c. Menimbang campuran ampas tomat dan busa putih telur.

d. Memasukkan wadah kaca ke dalam oven gelombang mikro dengan daya

yang digunakan sesuai dengan perlakuan pada penelitian ini yaitu 30%,

50% dan 70%.

e. Campuran ampas tomat dan busa putih telur dikeringkan hingga

mencapai kadar air sekitar 7% (bk) yang diperkirakan berat dari wadah

kaca tidak akan berubah.

f. Lembaran tomat kering tersebut dilepaskan dari plastik tahan panas

untuk masuk ke dalam proses selanjutnya.

3.5.4 Penggilingan

Lembaran kering ampas tomat yang telah kering dilepaskan dari kertas

tahan panas dan disimpan di dalam desikator untuk didinginkan. Lembaran kering

tersebut digiling dengan menggunakan grinder selama 2 menit sehingga diperoleh

bentuk bubuk tomat.

3.5.5 Pengayakan

Bubuk atomat hasil penggilingan selanjutnya diayak dengan menggunakan

ayakan Tyler berukuran mesh 50 yang bertujuan untuk menyeragamkan ukuran

butiran. Bubuk tomat hasil pengayakan ditimbang dan dimasukkan ke dalam

kemasan untuk proses pengujian.

3.5.6 Analisis Mutu

Analisis mutu yang dihasilkan yang meliputi rendemen parsial dan total

pembuatan bubuk tomat, laju pengeringan, efisiensi pengeringan oven gelombang

mikro, warna, total perbedaan warna (TCD), kadar air dan kadar abu bahan segar,

36

ampas, campuran ampas tomat dan putih telur serta bubuk tomat, foam density, bulk

density, indeks penyerapan air, dan kandungan Vitamin C.

3.5.7 Analisis Data

Bubuk tomat yang dihasilkan dari proses pengeringan pembusaan dengan

menggunakan oven gelombang mikro kemudian dianalisis. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui hasil analisis mutu berupa kadar air, kadar abu dan warna bubuk tomat

yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan standar bubuk tomat yang beredar di

pasaran yang dikeluarkan oleh Foodchem International Corporation. Data yang

diperoleh kemudian akan diolah menggunakan metode deskriptif.

3.6 Prosedur Analisis

3.6.1 Rendemen Bubuk Tomat

a. Rendemen Parsial Pembuatan Bubuk Tomat

Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan bubuk tomat yaitu

pemisahan kulit dan biji, pembuatan jus tomat untuk diambil ampasnya,

pasteurisasi, thawing dan penghilangan biji kedua, pengondisian bahan

sebelum pengeringan, pengeringan, penggilingan dan pengayakan.

Rendemen parsial dari pengolahan pembuatan bubuk tomat dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan-persamaan pada Lampiran 2. Contoh

persamaan yang digunakan dalam perhitungan rendemen parsial adalah

sebagai berikut:

Rendemen pemisahan kulit dan biji (%) = Mb

Ma×100%...........(1)

.

.

.

Rendemen pengayakan (%) = Mj

Mi×100%...........(2)

Dimana:

Ma = massa tomat segar (gram)

37

Mb = massa tomat tanpa kulit dan biji (gram)

Mi = massa tomat bubuk tomat hasil penggilingan (gram)

Mj = massa bubuk tomat hasil pengayakan (gram)

b. Rendemen Total Bubuk Tomat

Rendemen total bubuk tomat dihitung berdasarkan massa bubuk tomat

yang dihasilkan dengan massa awal tomat segar. Rendemen total dinyatakan

dalam satuan persen. Nilai rendemen total bubuk tomat dapat dihitung

menggunakan Persamaan (3).

Rendemen total (%)= massa bubuk tomat setelah pengayakan (g)

massa awal tomat segar (g) ×100%(3)

3.6.2 Laju Pengeringan Bubuk Tomat

Cara menentukan laju pengeringan dengan menggunakan oven gelombang

mikro adalah sebagai berikut:

1. Menimbang wadah kaca kosong yang sebelumya sudah dilakukan

penstabilan massa dengan pemanasan dalam oven dan pendinginan di

dalam desikator.

2. Memasukan campuran ampas tomat dengan busa putih telur ke dalam

wadah kaca.

3. Menimbang massa wadah kaca setelah diisi campuran ampas tomat dan

busa putih telur.

4. Memasukkan ke dalam oven gelombang mikro dengan pengaturan daya

yang disesuaikan.

5. Massa dari wadah dicek pertama kali pada menit kelima, lalu

penimbangan wadah dilanjutkan setiap selang satu menit. Membuka

oven gelombang mikro, mengeluarkan dan menimbang wadah

dilakukan dengan cepat lalu wadah dikembalikan ke dalam oven

gelombang mikro dan proses pengeringan dilanjutkan hingga mencapai

kadar air yang diinginkan.

38

6. Menghitung perubahan kadar air bahan pada setiap interval waktu

hingga diperoleh bahan dengan kadar air maksimal 7% dengan

menggunakan Persamaan (4).

∆Kabk = m0− mt

mp x 100% ………………..………………………..….(4)

Dimana:

∆Kabk = perubahan kadar air basis kering (%)

m0 = massa campuran ampas tomat dan busa putih telur kering awal

(gram)

mt = massa lembaran kering ampas tomat pada menit ke t (gram)

mp = massa padatan (gram)

7. Menghitung laju pengeringan bubuk tomat dengan menggunakan

Persamaan (5).

LP = m0−m𝑡

tkumulatif.......................................................................................(5)

Dimana:

LP = laju pengeringan (gram/menit)

t = waktu kumulatif (menit)

3.6.3 Daya Teoritis Oven Gelombang Mikro

Konsumsi daya akan berberkaitan dengan konsumsi energi listrik yang

digunakan. Daya teoritis yang digunakan dalam penelitian merupakan jumlah

energi sensibel persatuan waktu. Daya teoritis dapat dihitung menggunakan

Persamaan (6).

P = Qtotal

t……………………………………………………………...…..(6)

39

Dimana:

P = Daya dari oven gelombang mikro (Watt)

Qtotal = Energi listrik yang digunakan pada waktu tertentu (Joule)

t = Lama waktu oven gelombang mikro dioperasikan (detik)

3.6.4 Efisiensi Pengeringan Oven Gelombang Mikro

Efisiensi pengeringan oven gelombang mikro memiliki tujuan untuk

mengetahui seberapa efektif pengeringan bubuk tomat menggunakan oven

gelombang mikro, untuk mengetahui efisiensi pengeringan dapat diukur dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan yang akan dikeringkan.

2. Mengukur suhu awal (Ti) pada bahan.

3. Mengatur daya oven gelombang mikro yang diinginkan untuk

mengeringkan bahan.

4. Memasukkan bahan ke dalam oven gelombang mikro untuk

dikeringkan.

5. Mengeluarkan bahan dari dalam oven gelombang mikro dan mengukur

suhu bahan yang baru keluar dari oven gelombang mikro (Ta).

6. Menghitung energi sensibel pada ampas tomat serta ampas tomat

dengan pembusaan menggunakan Persamaan (7).

Qs tomat = mampas tomat x Cptomat x (Ta – Ti)…………….………………..(7)

Dimana:

Qs tomat = Energi sensibel yang ditransfer pada ampas tomat (J)

Mampas tomat = Massa ampas tomat yang dikeringkan (kg)

Cptomat = Kalor spesifik tomat (J/kgºC)

Ta = Temperatur akhir setelah ampas dikeringkan (ºC)

Ti = Temperatur awal sebelum ampas dikeringkan (ºC)

7. Menghitung massa air yang teruapkan dengan menggunakan Persamaan

(12).

40

𝑥1

𝑦1 =

𝑥2

𝑦2 …………………………………………………………………........(8)

x1 = massa awal ampas tomat (kg) x kadar air awal ampas tomat (%)

100%………..(9)

x1 = massa air awal pada ampas tomat (kg)

y1 = massa awal ampas tomat (kg) - x1 (kg) …………………………...(10)

y1 = massa padatan ampas tomat (kg) = y2

Kadar air akhir ampas tomat (%) = x2

y2 x 100%

x2 = 𝑦2(kg) ×Kadar air akhir ampas tomat (%)

100 % …………………….…………...(11)

x2 = massa air pada ampas tomat setelah dikeringkan (kg)

∆x = x1 (kg) - x2 (kg) = massa air yang teruapkan (kg) ……………...(12)

8. Menghitung energi sensibel pada air yang teruapkan dengan Persamaan

(13).

Qs air yang teruapkan = m air yang teruapkan x Cpair x (Ta-Ti)……………..……(13)

Dimana:

Qs air yang teruapkan = Energi sensibel air yang yang dikeluarkan bahan (J)

m air yang teruapkan = Massa air yang teruapkan (kg)

Cpair = Kalor spesifik air (J/kgK)

9. Menghitung daya disipasi oven gelombang mikro menggunakan

Persamaan (14).

PD = 55,61 x 10-14 E2 f’ ε’ tan δ…………………………......………..(14)

Dimana:

PD = daya disipasi oven gelombang mikro (J/scm3)

41

E = electrical field strength

= Tegangan (Volt)

lebar ampas yang dikeringkan (cm)

f’ = frekuensi oven gelombang mikro (Hz)

ε’ = relative dielectric constant tomat merah

= 58,07 (Gaikwad, 2016)

tan δ = loss tangent tomat merah = 0,2 (Gaikwad, 2016)

10. Menghitung efisiensi yang didapat dengan menggunakan Persamaan

(15).

η =

(Qsair yang teruapkan + Qtomat)J

t (s) ×Volume ampas (cm3)

PD (J/s x 1/cm3) x 100%..............................................(15)

3.6.5 Pengukuran Warna

Pengukuran warna dilakukan untuk mengukur warna tomat dalam keadaan

segar, campuran ampas dan putih telur, lembaran kering ampas tomat, dan bubuk

tomat hasil pengayakan. Penentuan warna dilakukan dengan alat ukur color

analyzer (Hunterlab ColorFlex EZ). Prosedur pengukuran warna menggunakan

ColorFlex EZ adalah sebagai berikut :

1. Mengaktifkan komputer dengan menekan tombol power pada bagian

atas CPU.

2. Mengaktifkan alat spektrofotometer dengan menekan tombol GO pada

bagian kanan bawah alat.

3. Membuka program Spektra Magic NX pada desktop.

4. Melakukan pengaturan dengan mengklik kanan mouse pada bidang

kerja, lalu memilih komponen-komponen yang dibutuhkan pada

pengukuran seperti nilai L*, a*, b*, Chroma dan Hue.

5. Memulai pengukuran sampel dengan terlebih dahulu mengalibrasikan

alat dengan melakukan zero calibration dan white calibration sesuai

perintah program yang muncul pada desktop menggunakan black glass

42

dan white glass, lalu setelah itu alat siap untuk langsung menempatkan

sampel.

6. Menyiapkan sampel berupa campuran bahan awal (ampas dan putih

telur), lembaran kering ampas tomat dan bubuk tomat, bahan-bahan

tersebut ditempatkan ke dalam kuvet.

7. Menempatkan sampel pada alat, lalu alat akan menembakkan cahaya

pada sampel.

8. Mengisi identitas sampel lalu tekan OK.

9. Mengolah data yang diperoleh.

Prinsip kerja dari ColorFlex EZ adalah dengan membaca notasi yang terdiri

dari nilai L*, a*, b*, Chroma (C) dan Hue (H). Nilai warna yang diukur adalah

sebagai berikut:

1. Nilai L0*, a0*, dan b0* = nilai warna L*, a*, dan b* tomat segar.

2. Nilai La*, aa*, dan ba* = nilai warna L*, a*, dan b* ampas dan

campuran ampas tomat dan putih telur.

3. Nilai Lk*, ak*, dan bk* = nilai warna L*, a*, dan b* lembaran ampas

kering tomat.

4. Nilai Ls*, as*, dan bs* = nilai warna L*, a*, dan b* bubuk tomat.

5. Menghitung perbedaan warna yang dihasilkan antara tomat segar

dengan ampas dan campuran ampas tomat dan putih telur, warna ampas

dan campuran ampas tomat dan putih telur dengan lembaran kering

ampas tomat serta perbedaan warna antara lembaran ampas tomat kering

dengan bubuk tomat yang dihasilkan. Perbedaan nilai warna tersebut

didapatkan dari persamaan-persamaan pada Lampiran 11. Contoh

persamaan untuk perhitungan perbedaan warna adalah sebagai berikut

ini:

∆Lx* = L0* - La*………………………………………………...….(16)

∆ax* = a0* - aa*……….……….…………………………….….…..(17)

∆bx* = b0* - ba*……….………………………………..………......(18)

43

.

.

.

∆bz* = bk* - bs*….………………………………………..…….….(19)

Dimana:

∆Lx* = selisih nilai L* tomat segar dengan ampas atau campuran ampas

tomat dan putih telur

∆ax* = selisih nilai a* tomat segar dengan ampas atau campuran ampas

tomat dan putih telur

∆bx* = selisih nilai b* tomat segar dengan ampas atau campuran ampas

tomat dan putih telur

∆bz* = selisih nilai b lembaran kering ampas tomat dengan bubuk tomat

6. Menghitung nilai TCD total berdasarkan nilai L*, a*, dan b* yang

diperoleh dari hasil pembacaan spektrofotometer ColorFlex EZ seperti

pada Persamaan (34). TCD1 untuk perubahan warna tomat segar

menjadi ampas atau campuran ampas dan putih telur, TCD2 untuk

ampas atau campuran ampas tomat dan putih telur dengan lembaran

kering tomat, dan TCD3 untuk lembaran kering ampas tomat dan bubuk

tomat.

TCD1 = √(∆L𝑥∗)2 + (∆a𝑥

∗)2 + (∆b𝑥∗)2……………………….(20)

TCD2 = √(∆L𝑦∗)

2+ (∆a𝑦

∗)2

+ (∆b𝑦∗)

2……………………....(21)

TCD3 = √(∆L𝑧∗)2 + (∆a𝑧

∗)2 + (∆b𝑧∗)2…………………..…....(22)

TCD total =TCD1+ TCD2+TCD3 ……………………………………..………..……..(23)

Tabel 4 digunakan setelah mendapatkan perbedaan warna yang terjadi

selama proses pengeringan pembusaan dengan menggunakan oven

gelombang mikro untuk menentukan nilai dari skala perbedaan warna

(TCD) yang terjadi.

44

Tabel 4. Ukuran Skala Perbedaan Nilai TCD

Nilai TCD Perbedaan

˂ 0,5 Kurang jelas (race)

0,5 – 1,5 Sedikit atau tipis (slight)

1,5 – 3,0 Agak terlihat (noticeable)

3,0 – 6,0 Terlihat (apprediable)

6,0 – 12,0 Banyak (much)

˃ 12,0 Sangat banyak (very much)

(Sumber : Widyasanti, 2010)

7. Menyesuaikan nilai Hue (H) dengan kisaran warna kromatisitas pada

Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Hue dan Daerah Kisaran Warna Kromatis

Nilai Hue Daerah Kisaran Warna Kromatis

342 - 18 Red Purple (RP)

18 -54 Red (R)

54 – 90 Yellow Red (YR)

90 – 126 Yellow (Y)

126 – 162 Yellow Green (YG)

162 - 198 Green (G)

198 - 234 Blue Green (BG)

234 - 279 Blue (B)

279 - 306 Blue Purple (BP)

306 - 342 Purple (P)

(Sumber : Widyasanti, 2010)

3.6.6 Foam Density (Abbasid an Azizpour, 2016)

Foam density merupakan massa foam per satuan volume. Foam density

dapat pula menyatakan kecepatan pengeringan. Semakin kecil nilai foam density

maka akan memperbesar luas permukaan kontak antara bahan dengan udara

pengering sehingga akan mempercepat proses evaporasi. Menghitung nilai foam

density dari campuran ampas tomat dengan putih telur adalah dengan menuangkan

sebanyak 25 ml campuran tersebut ke dalam silinder ukur 25 ml. Nilai foam density

dihitung dengan menggunakan Persamaan (24).

Foam density (gram/cm3) = berat 𝑓𝑜𝑎𝑚 (gram)

volume 𝑓𝑜𝑎𝑚 (cm3)……...……..….………...(24)

45

3.6.7 Bulk Density (Rohmah, 2012)

Sebanyak 10 gram sampel bubuk tomat dimasukan ke dalam gelas ukur 25

mL. Lalu bagian bawah gelas ukur ditepuk-tepuk beberapa kali hingga diperoleh

berat konstan. Volume bubuk tomat dilihat pada skala gelas ukur. Bulk density

dihitung dengan membagi berat bubuk tomat dengan volumenya seperti pada

Persamaan (25).

Bulk density (gram/cm3) = massa sampel bubuk (gram)

volume bubuk (cm3)………………........(25)

3.6.8 Kadar Air (AOAC, 1984)

Prinsip dari pengukuran kadar air dengan metode oven adalah dengan cara

mengeluarkan air dari bahan dengan bantuan energi panas dan didasarkan atas

massa yang hilang. Pengukuran kadar air ini dilakukan pada tomat dalam keadaan

ampas segar, lembaran, dan bubuk tomat. Tahapan dari pengukuran kadar air adalah

sebagai berikut:

1. Memanaskan cawan kosong pada temperatur 100-105ºC selama 30

menit di dalam oven.

2. Mengeluarkan cawan yang telah dipanaskan dari dalam oven lalu

memasukkan cawan ke dalam desikator untuk didinginkan selama 10-

20 menit.

3. Menimbang cawan sehingga didapatkan massa cawan kering (a).

4. Menimbang sampel sebanyak ± 5 gram (b).

5. Memasukkan sampel ke dalam cawan yang telah diketahui massanya,

lalu cawan berisi sampel tersebut ditimbang untuk mengetahui massa.

6. Cawan berisi sampel dikeringkan di dalam oven selama minimal 3 jam

pada suhu 100-105ºC.

7. Sampel dalam cawan tersebut didinginkan dalam desikator setelah itu

ditimbang kembali beratnya (c). Tahapan ini dilakukan dengan 3 kali

pengulangan atau lebih hingga dicapai berat konstan. Nilai kadar air

dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (26) dan Persamaan

(27).

46

Kadar air (% basis basah) = b−(c−a)

b x 100%.....................................(26)

Kadar air (% basis kering) = b−(c−a)

(c−a) x 100%....................................(27)

Dimana: a = Massa cawan kering (gram)

b = Massa sampel awal (gram)

c = Massa cawan dan sampel kering konstan (gram)

3.6.9 Kadar Abu (AOAC,1984)

Pengukuran kadar abu pada bubuk tomat yang dihasilkan menggunakan

metode pengabuan kering. Kadar abu berhubungan dengan kandungan mineral

yang terkandung dalam suatu bahan, kemurnian, dan kebersihan suatu bahan yang

dihasilkan. Tahapan dalam pengukuran kadar abu pada tomat segar, ampas dan

campuran ampas tomat dan putih telur, dan bubuk tomat yang dihasilkan adalah

sebagai berikut:

1. Memanaskan cawan porselen kosong pada temperature 100-105ºC

selama 15-30 menit di dalam oven.

2. Mengeluarkan cawan porselen yang telah dipanaskan dari dalam oven

lalu memasukkan cawan ke dalam desikator untuk didinginkan selama

10-30 menit.

3. Menimbang cawan porselen kosong sehingga didapatkan massa cawan

porselen kering.

4. Menimbang sampel sebanyak ± 5 gram memasukan dalam cawan

porselen yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya lalu

menimbang massa bubuk tomat dan cawan porselen tersebut.

5. Membakar cawan porselen berisi sampel di dalam tanur listrik dengan

temperatur 0º hingga maksimal 600ºC selama 3 jam atau hingga

pengabuan sempurna, lalu sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit agar

oksigen dapat masuk.

6. Mendinginkan cawan berisi sampel kering (abu) di dalam desikator

selama ± 30 menit.

47

7. Menimbang massa cawan berisi sampel abu dan menghitung kadar abu

dari sampel tersebut. Nilai kadar abu dapat dihitung dengan

menggunakan Persamaan (28).

Kadar Abu (%) = A−B

C x 100%...........................................................(28)

Dimana : A = cawan porselen + sampel abu (gram)

B = cawan porselen kosong (gram)

C = massa awal sampel (gram)

3.6.10 Indeks Penyerapan Air (Muchtadi dkk,1988)

Menurut Muchtadi dkk (1988) Indeks Penyerapan Air (IPA) dapat dihitung

dengan menggunakan Persamaan (29) melalui beberapa tahapan. Sehingga untuk

mengetahui nilai IPA pada semua perlakuan bubuk tomat yang dihasilkan dapat

mengikuti tahapan sebagai berikut:

1. Sebanyak 1 gram sampel bubuk tomat (A) dimasukkan ke dalam tabung

sentrifus, setelah itu ditambah 10 ml aquades dan diaduk dengan

menggunakan vibrator sampai semua bahan terdispersi secara merata.

2. Tabung selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm pada

suhu ruang selama 15 menit.

3. Supernatan yang diperoleh dituang secara hati-hati ke dalam wadah lain,

sedangkan tabung sentrifus beserta residunya dipanaskan dalam oven.

4. Tabung diletakkan dalam oven yang diatur pada suhu 50ºC selama 25

menit.

5. Tabung residu ditimbang untuk menentukan berat air yang terserap (B).

6. Nilai IPA dihitung menggunakan Persamaan (29).

IPA (%) = berat awal (A)

berat air yang terserap (B) x 100%……….……..……….(29)

48

3.6.11 Kandungan Vitamin C Metode Titrasi Iodimetri (Sudarmadji dkk,

1996)

Salah satu prosedur untuk menentukan kandungan vitamin C dalam suatu

bahan adalah dengan menggunakan percobaan titrasi iodometri dengan prosedur

sebagai berikut:

1. Menimbang 10 gram tomat bubuk.

2. Memasukkan ke dalam labu ukur 250 mL dan menambahkan aquades

sampai tanda batas.

3. Menyaring dengan corong menggunakan kertas saring untuk

memisahkan filtratnya.

4. Mengambil 25 mL filtrat dengan pipet volume dan memasukkannya

dalam erlenmeyer 100 mL.

5. Memasukkan 2 mL larutan amylum 1%.

6. Sampel dititrasi dengan larutan iodium 0,01 N. 1 ml Iodium 0,01 N

setara dengan 0.88 mg asam askorbat.

7. Menghitung nilai kadar vitamin C dengan menggunakan Persamaan

(30).

Kadar Vitamin C bb (mg/g) = V I2x Fp x

I20,01 N

x 0,88

m ............................(30)

Dimana:

VI2 = volume larutan I2 titrasi (ml)

Fp = faktor pengenceran

I2 = normalitas I2 hasil pembuatan

m = massa sampel (gram)