bab iii metode penelitian 3.1 tempat dan waktu...

12
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara. Tahapan Bulan Feb-Mar Apr-Mei Juni-Juli Ags-Sep Okt-Nov Persiapan RMUP Persiapan UP Seminar UP Pengumpulan Data Persiapan Kolokium Seminar Kolokium Komprehensif 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study) dengan satuan kasusnya berupa pembudidaya ikan koi kelompok Padasuka Koi dan pemasaran koi di Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara. Studi kasus adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mempertimbangkan, menerangkan atau menginterprestaikan suatu kasus dalam konteks secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar (Salim 2000). Objek yang diteliti dalam penilitian ini adalah kelompok pembudidaya Padasuka Koi dan lembaga-lembaga pemasaran ikan koi di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara. 3.3 Jenis Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Data primer yang berupa data hasil pengisian kuesioner yang diisi oleh responden dari pembudidaya, pedagang besar, pedagang pengecer, dan konsumen akhir.

Upload: haanh

Post on 27-Jun-2019

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di

kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang

Utara.

Tahapan BulanFeb-Mar Apr-Mei Juni-Juli Ags-Sep Okt-Nov

Persiapan RMUPPersiapan UPSeminar UPPengumpulan DataPersiapan KolokiumSeminar KolokiumKomprehensif

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

(case study) dengan satuan kasusnya berupa pembudidaya ikan koi kelompok

Padasuka Koi dan pemasaran koi di Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara.

Studi kasus adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mempertimbangkan,

menerangkan atau menginterprestaikan suatu kasus dalam konteks secara natural

tanpa adanya intervensi dari pihak luar (Salim 2000). Objek yang diteliti dalam

penilitian ini adalah kelompok pembudidaya Padasuka Koi dan lembaga-lembaga

pemasaran ikan koi di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka

Kecamatan Sumedang Utara.

3.3 Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data primer yang berupa data hasil pengisian kuesioner yang diisi oleh

responden dari pembudidaya, pedagang besar, pedagang pengecer, dan

konsumen akhir.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

20

2. Data sekunder merupakan data pelengkap yang didapat dari berbagai pihak

yang terkait dengan penelitian ini di antaranya data-data statistik,

perkembangan pemasaran dan data pendukung yang relevan dari instansi atau

dinas yang berhubungan dengan pemasaran ikan hias.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan, yaitu:

1. Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas kelompok

pembudidaya Padasuka Koi terutama yang terkait dengan kegiatan pemasaran.

2. Wawancara : melakukan wawancara dengan ketua kelompok, anggota, tim

marketing kelompok pembudidaya Padasuka Koi.

3. Studi Pendahuluan : mendatangi kelompok pembudidaya Padasuka Koi,

melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan ketua kelompok.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

Snowball Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya

kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, dipilih satu atau dua orang,

tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang

diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan

melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,

sehingga jumlah sampel semakin banyak (Sugiyono 2009).

3.6 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Sebelum melaksanakan penelitian maka dijelaskan terlebih dahulu definisi

serta variabel yang akan dilaksanakan dilapangan nanti, guna melengkapi dan

menguji data yang diperlukan dalam penelitian. Diantaranya operasionalisasi

variabel dijelaskan sebagai berikut.

1) Pemasaran adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik

dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi

pemasaran (Sudiyono 2002).

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

21

2) Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan

terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan

atau dikonsumsi.

3) Efisiensi pemasaran adalah seberapa baik sistem pemasaran dapat

memperlihatkan apa yang diharapkan konsumen dan pelaku pemasaran (Khols

dalam Widyatmoko 2007). Beberapa syarat yang dapat digunakan sebagai ukuran

efisiensi pemasaran yaitu:

a) Keuntungan pemasaran

b) Harga yang diterima konsumen

c) Tersedianya fasilitas fisik pemasaran

d) Kompetensi pasar yang sehat

4) Marjin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir

dengan harga yang diterima, diukuru dalam Rupiah per ekor.

5) Pendapatan adalah pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang

ditransfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu

tertentu.

6) Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output

atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh

perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.

7) Margin share adalah besarnya keuntungan yang diterima lembaga pemasaran

sebagai imbalan atas pemasran yang dikeluarkan.

8) Market share adalah proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan

penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri.

9) Struktur pasar merupakan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk

pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya

perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri

dan peranan iklan dalam kegiatan industri. Dibagi kedalam berberapa bagian

yaitu:

a) Pasar persaingan sempurna adalah jenis pasar dengan jumlah penjual dan

pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogen.

b) Pasar persaingan tidak sempurna

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

22

10) Strategi pengembangan adalah alat bantu untuk menentukan strategi

pertumbuhan bisnis.

3.7 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian

yang berusaha mencari gambaran/ilustrasi (profil/performance) dari suatu benda

atau aktivitas manusia untuk kemudian dibuat generalisasi. Aktivitas yang

dimaksud adalah kegiatan distribusi dan pemasaran ikan koi di kelompok

pembudidaya Padasuka Koi. Analisis kualitatif bertujuan untuk menganalisis

saluran pemasaran dan struktur pasar melalui wawancara dan pengisisan

kuesioner. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis margin

pemasaran, analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya

(R/C),analisis Margin Share, dan Market Share.

3.8 Efisiensi Pemasaran

3.8.1 Analisis Pendapatan Usaha

Konsep analisis pendapatan usaha pendapatan adalah sebagai berikut

(Lipsey RG, et al 1995) :

π = TR – TC

Dengan kriteria usaha sebagai berikut :

Penerimaan total >biaya total :usaha menguntungkan

Penerimaan total = biaya total :usaha tidak untung dan tidakrugi (impas)

Penerimaan total <biaya total :usaha merugikan

3.8.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh

dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan (Sugiarto dkk

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

23

2005). Secara matematis imbangan penerimaan dan biaya dapat dirumuskan

sebagai berikut :

=

=

Dengan kriteria usaha :

Bila R/C >1 maka usaha menguntungkan

Bila R/C = 1 maka usaha berada pada titik impas

Bila R/C <1 maka usaha merugikan

3.8.3 Analisis Margin Share

Analisis margin share atau rasio keuntungan dan biaya pemasaran

merupakan besarnya keuntungan yang diterima lembaga pemasaran sebagai

imbalan atas pemasaran yang dikeluarkan. Rasio keuntungan dan biaya setiap

lembaga pemasaran dirumuskan sebagai berikut :

Margin share (%) = ( )x 100%

Keterangan :

Ki = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp/ekor)

Bi = Biaya pemasaran ke-i (Rp/ekor)

3.8.4 Analisis Market Share

Analisis market share merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap

keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri.

Tingkat market share ditujukan dan dinyatakan dalam angka persentase. Atas

dasar angka tersebut dapat diketahui kedudukan perusahaan dan kedudukan

pesaing-pesaingnya di pasar. Sehingga sering kali tingkat market share dapat

digunakan sebagai pedoman atau standar keberhasilan pemasaran perusahaan

dalam kedudukannya dengan pesaing-pesaingnya (Kotler 2002). Menentukan

besarnya market share secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

24

Ms = ( ) x 100%

Keterangan :

Ms = Market Share

Hp = Jumlah produksi di lembaga pemasaran

Ht = Jumlah produksi total

3.8.5 Analisis Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran ikan koi kelompok Padasuka Koi di Desa Padasuka

Kecamatan Sumedang Utara ditelusuri secara kedepan (forward). Penelusuran

kedepan (forward) dimulai dari pembudidaya ikan mas koi kelompok Padasuka

Koi kekonsumen akhir, alur pemasaran tersebut akan dapat menggambarkan pola

saluran pemasaran (Gambar 3).

Gambar 3. Pola Pemasaran Ikan koi

3.9 Analisis Struktur Pasar

Analisis struktur pasar ikan mas koi kelompok pembudidaya Padasuka Koi

dapat dilihat dengan mengidentifikasikan banyaknya jumlah penjual dan pembeli

yang terlibat, keadaan atau jenis produk, syarat masuk-keluar pasar dan mudah

tidaknya mendapat informasi pasar. Struktur pasar akan menentukan pasar yang

dihadapi oleh lembaga pemasaran, apakah struktur pasar tersebut cenderung

mendekati persaingan sempurna atau persaingan tidak sempurna. Analisis ini

disajikan secara deskriptif.

Konsumen LangsungAgen ikan Hias

Pedagang Konsumen Langsung

Kelompok Padasuka Koi

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

25

3.10 Analisis SWOT

Strategi pengembangan disusun melalui analisis SWOT. Analisis SWOT

adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan (Rangkuti 1997). Analisis SWOT membandingkan antara faktor

eksternal peluang (ooportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

Kuadran 3 Kuadran 1

mendukung strategi mendukung strategi

turn around agresif

Kuadran 4 Kuadran 2

mendukung strategi mendukung strategi

defensif diversifikasi

Gambar 4. Diagram Analisis SWOT (Rangkuti 2006 dalam Renofati 2009)

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

stratifikasi diversifikasi (produk/pasar).

BERBAGAI

PELUANG

KELEMAHAN

INTERNAL

KEKUATAN

EKSTERNAL

BERBAGAI

ANCAMAN

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

26

Kuadran 3 : Perusahaaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

lain pihak, menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi

perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga

dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Rangkuti (2006) dalam Renofati (2009), dalam pembuatan analisis

SWOT dibutuhkan analisis terhadap faktor internal dan eksternal. Analisis

internal dan eksternal ini dapat dilakukan dengan menggunakan matriks IFE dan

EFE dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks IFE digunakan untuk

mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan utama

perusahaan terhadap fungsi-fungsi bisnisnya, sedangkan matriks EFE

memungkinkan perencana strategi untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

seperti : Ekonomi, politik, sosial, teknologi dan kondisi persaingan. Penyusunan

matriks IFE dan EFE dilakukan dengan menyusun seluruh kekuatan dan

kelemahan pada matriks IFE dan peluang dan ancaman pada matriks EFE.

Menurut Kinnear dan Taylor (1991), penentuan bobot dilakukan dengan

menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan penilaian terhadap

bobot di setiap faktor internal dan eksternal. Dalam penentuan bobot digunakan

skala 1,2,3 yang dimanfaatkan untuk pengisian kolom, sebagai berikut:

1 = Apabila indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Apabila indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = Apabila indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bobot pada tiap variabel didapatkan dengan menetapkan nilai pada tiap

variabel terhadap jumlah keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus, yaitu:

= ∑ Keterangan:

=bobot variabel ke−i =nilai variabel ke−i

= 1,2,3,….n n = jumlah variabel

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

27

Penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal dapat dilihat pada

Tabel 2 dan Tabel 3 ( Kinear dan Taylor, 1991 dalam Renofati, 2009).

Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis internalFaktor strategis internal A B C ….. TotalIndikator AIndikator BIndikator C….Total

Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategis eksternalFaktor strategis eksternal

A B C ….. Total

Indikator AIndikator BIndikator C….Total

Pemberian rating untuk tiap-tiap faktor diberikan skala mulai dari 4

(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap kondisi usaha perikanan tangkap (Rangkuti, 2006).

Skala peringkat yang digunakan untuk matriks IFE, antara lain:

1 = sangat lemah 3 = kuat2 = lemah 4 = sangat kuat

Sedangkan skala peringkat yang digunakan untuk matriks EFE, antara lain:

1 = rendah 3 = tinggi2 = sedang 4 = sangat tinggi

Nilai dari bobot dan rating dikalikan pada tiap-tiap faktor dan hasil dari

perkalian tersebut dijumlahkan secara vertikal agar mendapatkan total skor

pembobotan. Hasil dari pembobotan dan rating dapat ditampilkan dalam bentuk

Tabel 4 dan Tabel 5 (David, 2003 dalam Renofati, 2009).

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

28

Tabel 4. Matriks Internal Factor EvaluationFaktor strategis Internal

Bobot Rating Skor

Kekuatan :1.2...Kelemahan :1.2...

Total

Tabel 5. Matriks External Factor EvaluationFaktor strategis Eksternal

Bobot Rating Skor

Kekuatan :1.2...Kelemahan :1.2...

Total

Menurut David (2003) dalam Renofati (2009) , seberapa banyak faktor yang

dimasukkan dalam matriks IFE dan EFE, jumlah nilai terbobot dapat berkisar 1,0

yang rendah sampai dengan 4,0 yang tertinggi, dan 2,5 sebagai rata-rata. Total

nilai rata-rata terbobot yang jauh di bawah 2,5 merupakan ciri organisasi yang

lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2,5 menunjukkan

posisi internal yang kuat. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor

strategis adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

29

kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan

alternatif strategis.

1) Strategi SO (strength-opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran suatu perikanan budidaya, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

2) Strategi ST (strength-threat)

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

untuk mengatasi ancaman.

3) Strategi WO (weakness-opportunity)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4) Strategi WT (weakness-threat)

Kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan

yang ada serta menghindari ancaman. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Strength Weakness Opportunities Threats

Eksternal Internal Kekuatan ( strength ) Kelemahan ( weakness )Peluang ( opportunities) Strategi SO: Ciptakan

strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Ancaman ( threats ) Strategi ST: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Berdasarkan empat set kemungkinan strategi di atas, dapat dikaitkan tiap-

tiap faktor internal dan eksternal, sehingga dapat dilihat peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi oleh suatu perusahaan yang dapat dikaitkan dengan

kelemahan dan kekuatan internalnya. Model perumusan strategi berdasarkan

Nurani (2008) dalam Renofati (2009) dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090032_3_6176.pdf · menggunakan metode “Paired Comparison” yang memberikan

30

Gambar 5. Model Perumusan Strategi

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE yang

diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y.

Matriks IE dapat disusun berdasarkan total nilai yang dibobot tersebut. Pada

sumbu-x matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari nilai 1,00 sampai 1,99 yang

menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang;

sedangkan nilai 3,0 sampai dengan 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada

sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah;

nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap

tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Matriks Internal Eksternal (IE)

Perumusan Pernyataan Misi

Analisis Internal

Analisis Eksternal

MengembangkanAlternatifStrategi

Alternatifstrategi