bab 4 aspek pasar dan pemasaran

19
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) LAPORAN AKHIR Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis (Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi) 4- 1 4.1. Gambaran Umum Prospek Pasar Produk Kondisi iklim ekonomi yang relatif semakin membaik di Indonesia secara langsung maupun tak langsung memberikan inspirasi terhadap muculnya berbagai gagasangagasan untuk membuka kegiatan usaha/bisnis baru dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Pemprov Jambi dalam hal ini Gubernur sebagai kepala daerah mempunyai gagasan membuat sebuah Kawasan Bisnis di eks lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi. Didukung oleh kepemilikan asset lahan Pemda yang cukup luas dan Potensi perkembangan ekonomi Daerah Jambi dalam sektor pertambangan dan energi, industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pariwisata dan sektor lainnya memberikan kekuatan dalam mendukung direalisasikannya pembangunan Kawasan Bisnis tersebut. Pembangunan Kawasan Bisnis bertujuan menjadikan Kota Jambi sebagai salah satu daerah Pusat kegiatan bisnis yang terkemuka di Porvinsi Jambi, dan dengan adanya Kawasan Bisnis tersebut diharapkan akan membuka lapangan kerja baru bagi sebagian masyarakat Provinsi Jambi khususnya masyarakat kota, meningkatkan pemenuhan pelayanan kebutuhan akan akomodasi kegiatan sosial dan kegiatan bisnis bagi para koorporat, expatriat serta pengusaha- pengusaha yang berbisnis di Provinsi jambi dan tentunya dapat pula meningkatkan pendapatan daerah. Kawasan Bisnis yang berlokasi sekitar pusat kota dan kawasan cepat tumbuh di sisi jalan utama Kota Jambi merupakan lokasi yang strategis dimana pada kawasan tersebut kondisi lingkungan sangat mendukung bagi kegiatan suatu Kegiatan bisnisl, infrastruktur yang tersedia untuk mendukung pembangunan kawasan bisnis sudah cukup lengkap dan kemudahan dalam pencapaian ke lokasi dari berbagai pusat kegiatan di Kota Jambi sangat tinggi. BAB 4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Upload: onces

Post on 30-Nov-2015

156 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 1

4.1. Gambaran Umum Prospek Pasar Produk

Kondisi iklim ekonomi yang relatif semakin membaik di Indonesia secara

langsung maupun tak langsung memberikan inspirasi terhadap muculnya

berbagai gagasan–gagasan untuk membuka kegiatan usaha/bisnis baru dalam

berbagai sektor kegiatan ekonomi. Pemprov Jambi dalam hal ini Gubernur

sebagai kepala daerah mempunyai gagasan membuat sebuah Kawasan Bisnis

di eks lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi.

Didukung oleh kepemilikan asset lahan Pemda yang cukup luas dan Potensi

perkembangan ekonomi Daerah Jambi dalam sektor pertambangan dan energi,

industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pariwisata dan sektor lainnya

memberikan kekuatan dalam mendukung direalisasikannya pembangunan

Kawasan Bisnis tersebut.

Pembangunan Kawasan Bisnis bertujuan menjadikan Kota Jambi sebagai salah

satu daerah Pusat kegiatan bisnis yang terkemuka di Porvinsi Jambi, dan

dengan adanya Kawasan Bisnis tersebut diharapkan akan membuka lapangan

kerja baru bagi sebagian masyarakat Provinsi Jambi khususnya masyarakat

kota, meningkatkan pemenuhan pelayanan kebutuhan akan akomodasi kegiatan

sosial dan kegiatan bisnis bagi para koorporat, expatriat serta pengusaha-

pengusaha yang berbisnis di Provinsi jambi dan tentunya dapat pula

meningkatkan pendapatan daerah.

Kawasan Bisnis yang berlokasi sekitar pusat kota dan kawasan cepat tumbuh

di sisi jalan utama Kota Jambi merupakan lokasi yang strategis dimana pada

kawasan tersebut kondisi lingkungan sangat mendukung bagi kegiatan suatu

Kegiatan bisnisl, infrastruktur yang tersedia untuk mendukung pembangunan

kawasan bisnis sudah cukup lengkap dan kemudahan dalam pencapaian ke

lokasi dari berbagai pusat kegiatan di Kota Jambi sangat tinggi.

BAB

4ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 2: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 2

4.2. Produk

Kawasan Bisnis yang berlokasi di sekitar kawasan cepat tumbuh kota Jambi serta

berada di sisi jalan akses utama kota dalam studi ini di usulkan bernama Jambi

Bisnis Centre (JBC), nama ini diambil sesuai dengan kondisi lahan sekitar lokasi

yang merupakan daerah kegiatan perdagangan dan jasa. Sementara dengan

pemberian nama tersebut dari segi marketing diharapkan dapat menjadi brand yang

memiliki nilai jual yang tinggi.

Pada saat ini di Kota Jambi dapat dikatakan belum ada kawasan bisnis seperti apa

yang akan dikembangkan dilokasi lahan eks Dinas Peternakan Provinsi yaitu Pusat

Kawasan Bisnis, dimana dalam satu lokasi terdapat beberapa kegiatan seperti

Komersial Area, Hotel, Perkantor, Convention Hall, dan Publik Area. Dengan

demikian fungsi dari kawasan ini adalah sebagai fasilitas yang dapat digunakan

masyarakat umum sebagai fasilitas berekreasi, penginapan dan berbisnis.

Luas lahan pada area lahan eks Dinas Peternakan Provinsi untuk pengembangan

Kawasan Bisnis yaitu 7,2 ha. Adapun fasilitas-fasilitas yang direncanakan terdapat

di Kawasan Bisnis,

yaitu :

1. Publik Area

2. Convention Hall

3. Komersial Area (shopping Centre/Mall)

4. Hotel/Condotel

5. Office Building

4.3. Permintaan

Indikator Makro Ekonomi Nasional

Stabilitas ekonomi makro dapat ditinjau dari dua faktor, yaitu faktor eksternal dan

faktor internal yang saling berkaitan. Faktor internal bertujuan mengendalikan

tingkat laju inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan guna menanggulangi

pengangguran. Sedangkan faktor eksternal untuk memelihara keseimbangan

neraca pembayaran luar negeri serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap

mata uang asing.

Pada faktor internal, Perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2011

Page 3: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 3

secara umum menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan

BPS di 66 kota pada Oktober 2011 terjadi deflasi 0,12 persen, atau terjadi

penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,89 pada September 2011

menjadi 128,74 pada Oktober 2011. Laju inflasi tahun kalender (Januari–Oktober)

2011 sebesar 2,85 persen dan laju inflasi year on year (Oktober 2011 terhadap

Oktober 2010) sebesar 4,42 persen.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya

indeks pada kelompok bahan makanan 0,35 persen; kelompok sandang 1,26

persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,41 persen.

Sedangkan inflasi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau 0,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,20

persen; kelompok kesehatan 0,26 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga 0,30 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2011 antara

lain: emas perhiasan, ikan segar, telur ayam ras, tarif angkutan udara, daging ayam

ras, tarif angkutan antar kota, kentang, bawang merah, minyak goreng, daging sapi,

ikan diawetkan, bawang putih, kelapa, dan tarif kereta api.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah : beras, cabai

merah, bayam, cabai rawit, rokok kretek filter, jeruk, rokok kretek, batu bata/batu

tela, tarif kontrak rumah, tarif sewa rumah, uang kuliah akademi/perguruan tinggi,

dan bensin.

Kelompok komoditi yang pada Oktober 2011 memberikan sumbangan/andil deflasi,

yaitu : kelompok bahan makanan 0,08 persen; kelompok sandang 0,10 persen dan

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,07 persen. Sedangkan

kelompok komoditi yang memberikan sumbangan/andil inflasi adalah: kelompok

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; kelompok perumahan,

air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen dan

kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02 persen.

Page 4: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 4

Tabel 4.1 Laju Inflasi Gabungan 66 Kota Oktober 2011, Tahun Kalender 2011dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2007=100)

Gambar 4.1 Perkembangan IHK 66 Kota (2007=100),Oktober 2011-Oktober 2011

Page 5: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 5

Tabel 4.2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional(2007=100) Oktober 2011 (persen)

Gambar 4.2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional(2007=100) OKtober 2011

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2011 mengalami deflasi 0,35 persen atau

terjadi penurunan indeks dari 149,97 pada September 2011 menjadi 149,45 pada

Oktober 2011. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, 8

diantaranya mengalami deflasi sedangkan 3 subkelompok mengalami inflasi.

Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan

hasil-hasilnya 1,83 persen dan terendah subkelompok bahan makananan lainnya

0,10 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok

bumbu-bumbuan 2,99 persen; padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 1,17 persen

dan subkelompok buah-buahan 0,34 persen.

Page 6: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 6

Kelompok ini pada Oktober 2011 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,08

persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: ikan

segar 0,07 persen; telur ayam ras 0,04 persen; daging ayam ras 0,03 persen;

kentang, bawang merah dan minyak goring masing-masing 0,02 persen; daging

sapi, ikan diawetkan, bawang putih dan kelapa masing-masing 0,01 persen.

Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain:

beras 0,08 persen; cabai merah 0,06 persen; bayam dan cabai rawit masing-masing

0,02 persen dan jeruk 0,01 persen.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada Oktober 2011

mengalami inflasi 0,26 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 137,25 pada

September 2011 menjadi 137,61 pada Oktober 2011. Subkelompok-subkelompok

yang mengalami inflasi pada Oktober 2011 yaitu: subkelompok makanan jadi 0,15

persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,10 persen dan subkelompok

tembakau dan minuman beralkohol 0,66 persen. Kelompok ini pada Oktober 2011

secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu: rokok kretek filter

0,02 persen dan rokok kretek 0,01 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar pada Oktober 2011

mengalami inflasi sebesar 0,20 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,08

pada September 2011 menjadi 123,33 pada Oktober 2011. Subkelompok-

subkelompok yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi pada Oktober 2011,

yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal 0,36 persen; subkelompok perlengkapan

rumahtangga 0,10 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,13

persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air pada bulan ini

mengalami deflasi 0,05 persen. Pada Oktober 2011 kelompok pengeluaran ini

secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen.

Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah batu bata/batu

tela, tarif kontrak rumah dan tarif sewa rumah masing-masing 0,01 persen.

Kelompok sandang pada Oktober 2011 mengalami deflasi 1,26 persen, atau terjadi

penurunan indeks dari 135,96 pada September 2011 menjadi 134,25 pada Oktober

2011. Subkelompok yang mengalami deflasi pada Oktober 2011 adalah

subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya 3,42 persen. Sedangkan

subkelompok yang mengalami inflasi, yaitu: subkelompok sandang laki-laki 0,34

persen; subkelompok sandang wanita 0,14 persen dan subkelompok sandang anak-

anak 0,35 persen. Secara keseluruhan kelompok sandang pada Oktober 2011

Page 7: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 7

memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,10 persen. Komoditas yang dominan

memberikan sumbangan deflasi adalah emas perhiasan 0,11 persen.

Kelompok kesehatan pada Oktober 2011 mengalami inflasi 0,26 persen, atau terjadi

kenaikan indeks dari 120,07 pada September 2011 menjadi 120,38 pada Oktober

2011. Pada Oktober 2011 seluruh subkelompok dalam kelompok ini mengalami

inflasi, yaitu: subkelompok jasa kesehatan 0,22 persen; subkelompok obat-obatan

0,24 persen; subkelompok jasa perawatan jasmani 0,83 persen dan subkelompok

perawatan jasmani dan kosmetika 0,19 persen. Kelompok ini pada Oktober 2011

secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen.

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Oktober 2011 mengalami inflasi

0,30 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 123,43 pada September 2011

menjadi 123,80 pada Oktober 2011. Subkelompok-subkelompok yang mengalami

inflasi pada Oktober 2011, yaitu : subkelompok pendidikan 0,55 persen;

subkelompok kursus-kursus/pelatihan 0,04 persen; subkelompok

perlengkapan/peralatan pendidikan 0,04 persen; subkelompok rekreasi 0,02 persen

dan subkelompok olahraga 0,29 persen.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Oktober 2011 memberikan sumbangan

inflasi terhadap inflasi nasional sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan

memberikan sumbangan inflasi adalah uang kuliah akademi/perguruan tinggi 0,01

persen. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Oktober 2011

mengalami deflasi 0,41 persen atau terjadi penurunan indeks dari 108,29 pada

September 2011 menjadi 107,85 pada Oktober 2011. Subkelompok yang

mengalami deflasi, yaitu: subkelompok transpor 0,64 persen dan subkelompok

komunikasi dan pengiriman 0,10 persen. Sedangkan sub kelompok yang

mengalami inflasi adalah kelompok sarana dan penunjang transpor 0,41 persen.

Sementara itu subkelompok jasa keuangan pada bulan ini relatif stabil. Secara

keseluruhan kelompok ini pada Oktober 2011 memberikan sumbangan deflasi 0,07

persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah tarif

angkutan udara 0,04 persen, tarif angkutan antar kota 0,03 persen dan tarif kereta

api 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan

inflasi adalah bensin 0,01 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari–Oktober)

2011 sebesar 2,85 persen dan laju inflasi year on year (Oktober 2011 terhadap

Oktober 2010) sebesar 4,42 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama

tahun kalender 2009 dan 2010 masing-masing 2,48 persen dan 5,35 persen.

Sedangkan laju inflasi year on year untuk Oktober 2009 terhadap Oktober 2008 dan

Page 8: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 8

Oktober 2010 terhadap Oktober 2009 masing-masing sebesar 2,57 persen dan 5,67

persen.

Tabel 4.2 Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year, Tahun 2009-2011

Gambar 4.3 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari-Oktober) 2009-2011

Gambar 4.4 Perbandingan Inflasi Year On Year, 2009-2011

Page 9: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 9

Pergerakan nilai tukar rupiah hingga 25 November 2011 tampak mengalami kondisi

yang melemah dengan cukup signifikan. Pergerakan rupiah sepanjang minggu

tampak masih volatil dan cenderung mengalami penurunan setelah isu mengenai

perekonomian di Eropa kembali menimpa pasar. Melemahnya rupiah selama satu

mingu ini terjadi akibat arus modal yang keluar dari pasar saham Indonesia akibat

minat resiko yang melemah beberapa hari terakhir mendorong nilai tukar tukar

rupiah terpukul. Melemahnya nilai tukar dalam negeri dikarenakan masih kuatnya

sentimen negatif dari eksternal.

Tabel 4.4 Vakulta Asing Fri, 25 Nov 2011

Valuta Asing Kurs Tengah +/- (%) Kurs Jual Kurs Beli

USD (USDollar)

9175.00 50.00 0.55% 9300.00 9050.00

SGD(SingaporeDollar)

6980.00-

15.45-

0.22%7088.00 6872.00

HKD(HongkongDollar)

1176.80 6.15 0.53% 1193.80 1159.80

JPY (JapanYen)

118.57 0.23 0.19% 120.80 116.35

EUR (EropaEuro)

12176.20-

57.25-

0.47%12360.70 11991.70

DKK (KronaDenmark)

1641.90 -8.25-

0.50%1673.45 1610.35

SEK (KronaSwedia)

1317.65-

13.30-

1.00%1341.70 1293.60

CHF (SwissFranc)

9919.15-

36.15-

0.36%10070.15 9768.15

GBP (InggrisPoundsterling)

14196.75-

15.75-

0.11%14408.25 13985.25

AUD(AustralianDollar)

8887.05-

34.50-

0.39%9027.05 8747.05

NZD (NewZealandDollar)

6788.85 -5.75-

0.08%6908.85 6668.85

Sumber Berita : klikbca.com | put these on your site : marquee | tabel | lainnya : komoditi |indeks saham | spot forex

Page 10: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 10

Bank Indonesia menilai fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut masih aman, tetapi

diakui melemahnya rupiah itu terus diwaspadai. Untuk menjaga kestabilan nilai

tukar Rupiah atas Dolar AS itu misalnya, BI mulai tanggal 2 Januari 2012 akan

memberlakukan kebijakan pengamanan dalam Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan

Dana Utang Luar Negeri (DULN) diluar kebijakan intervensi lain yang sudah

dilakukan selama ini. Kebijakan DHE adalah mewajibkan pengusaha memasukkan

hasil devisa ekspornya ke perbankan yang beroperasi di dalam negeri. Sementara

DULN adalah mewajibkan pengusaha yang meminjam atau mendapatkan dana

pinjaman dari luar negeri juga harus menyimpan uangnya di perbankan dalam

negeri, bukan di bank luar negeri seperti yang sering terjadi selama ini. Dua

kebijakan itu bertujuan menjaga pasokan valas di dalam negeri dan pencegahan

pelarian dana ke luar negeri.

Data Bank Indonesia, menunjukkan hingga pekan keempat November 2011,

cadangan devisa tercatat US$ 112 miliar, turun US$ 2 miliar dibanding per akhir

Oktober 2011 sebesar US$ 113,96 miliar. Namun, jumlah cadangan devisa itu lebih

dari cukup untuk menghadapi krisis. Sebagian penurunan cadangan devisa itu

disebabkan intervensi BI terhadap rupiah di pasar. Posisi akhir November 2011

cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$ 111,316 miliar. BI harus bersusah

payah dalam mengelola derasnya aliran modal yang masuk alias capital inflow.

Pasalnya volume inflow yang cukup besar membuat bank sentral harus

mengeluarkan berbagai bauran kebijakan dan intervensi untuk meredam gejolak

nilai tukar rupiah terutama menggunakan cadangan devisa.

Berikut data cadangan devisa RI sejak Januari 2011 :

Januari 2011 : US$ 95,3 milliar

Februari 2011 : US$ 97 miliar.

Maret 2011 : US$ 105,7 miliar.

April 2011 : US$ 116,5 miliar.

Mei 2011 : US$ 118 miliar.

Juni 2011 : US$ 119,65 miliar.

Juli 2011 : US$ 122,7 miliar

Agustus 2011 : US$ 124,5 miliar

September 2011 : US$ 114,5 miliar

Oktober 2011 : US$ 114 miliar.

November 2011 : US$ 111 miliar

Sumber : (detik.finance)

Page 11: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 11

Pemerintah Indonesia siap menggunakan seluruh instrumen yang dimilikinya

termasuk cadangan devisa untuk meredam kepanikan pasar akibat gejolak

ekonomi. Cadangan devisa akan digunakan untuk kebutuhan pembayaran utang

luar negeri dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Pemerintah juga siap mencari sumber

dana tambahan lain yang dipakai untuk menjaga stabilitas fiskal bila kondisi

perekonomian semakin memburuk. Pemerintah pun siap menjalankan paket

kebijakan stimulus fiskal seperti saat menghadapi krisis tahun 2008-2009 lalu.

Pengalaman tahun 2008-2009 menjadi pembelajaran paling berharga untuk

menentukan arah kebijakan pemerintah tahun ini.

4.4. Penawaran

Pemerintah Provinsi Jambi kini sedang mempersiapkan berbagai upaya untuk

proses peningkatan perkembangan ekonomi serta sosial secara bertahap. Salah

satu gagasan dari Pembangunan Kawasan Bisnis Jambi adalah dengan membuka

lebih banyak sarana dan prasarana akomodasi bisnis, kegiatan sosial dan rekreasi,

sehingga diharapkan dapat membantu proses pertumbuhan ekonomi wilayah Kota

Jambi secara khusus dan Provinsi Jambi pada umumnya secara berkelanjutan.

Diharapkan dengan terbangunnya Kawasan Bisnis Kota Jambi, pertumbuhan

ekonomi regional akan menjadi berkembang dan memicu bertumbuhnya sektor-

sektor perekonomian baru sehingga dapat mendorong terciptanya multiplier effects

di bidang perekonomian pada masa mendatang.

4.5. Permintaan dan Penawaran

Dalam membantu proses pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi secara khusus dan

Provinsi Jambi pada umumnya secara berkelanjutan, proyek pembangunan

Kawasan Bisnis diperkirakan memiliki ke cenderungan mengalami kenaikan

permintaan terhadap penawaran yang diajukan, hal ini diyakini dengan

pertimbangan konsep pengembangan kawasan sebagai pusat pelayanan kegiatan

sosial masyarakat dan bisnis dengan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang

berbeda dari kawasan bisnis lainnya yang ada saat ini di Kota Jambi.

4.6. Analisa Peluang

Pada umumnya setiap produk sejak pertama kali diperkenalkan di tengah-tengah

masyarakat, akan melalui daur hidup (product life cycle). Tahap-tahap tersebut

Page 12: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 12

adalah pengenalan, pertumbuhan, kejenuhan dan penurunan. Pada tahapan sektor

ini, tentunya sebuah pengembangan kawasan yang didalamnya terdiri dari Hotel,

Bangunan komersial dan perkantora yang baik akan terus berkembang dengan

berbagai inovasi yang dikeluarkan sebagai usaha untuk menjawab berbagai

tantangan ekonomi yang secara tidak langsung dihadapi oleh masyarakat.

Dalam masa pengenalan belum banyak konsumen yang menaruh terhadap produk,

dalam hal ini sebagai salah satu dari beberapa kegiatan komersial dan bisnis yang

terdapat di Kota Jambi n nantinya akan dipromosikan secara luas sampai ke taraf

regional dan nasional untuk akhirnya dapat menjangkau semua masyarakat di

Provinsi Jambi. Saat ini, ada beberapa Hotel dan Bangunan Komersial di Kota

Jambi yang tentunya menjadi kompetitor maupun relasi bagi Kawasan Bisnis Kota

Jambi ini, diantaranya :

Tabel 4.5 Beberapa Hotel Berbintang Di Kota Jambi

No. Hotel Luas Lokasi

SistemKepemilikan

ruang(Sewa/Hak

milik)

SistemPerparkiran

(KelolaPemda &Agent)

JumlahLantai

Bangunan

1 Hotel Grand(Bintang 3)

± 15.000 m2Jl. Pattimura No. 28

SipinHak Milik

KelolaSendiri

2 Hotel Abadi Suite(Bintang 4)

± 85.000 m2Jl. Prof. HMO. Bafadhal

No.111, JambiHak Milik

KelolaSendiri

13

3 Novita Hotel(Bintang 4)

± 10.000 m2Jalam Gatot Subroto

No.44 JambiHak Milik

KelolaSendiri

11

4 Ratu Hotel &Resort

± 25.000 m2Jl. Selamet Riyadi No.

24 JambiPemda

KelolaSendiri

2

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tahun 2012

Tabel 4.6 Beberapa Komersial Area (Pusat Perbelanjaan) Di Kota Jambi

No.KawasanKomersialEksisting

Luas LokasiSistem

KepemilikanKios

SistemPerparkiran

JumlahLantai

Bangunan

1 Jamtos ± 41900 m2Jl. Kapten A.Bakaruddin No. 88Sipin, Jambi

Sewa Agent 3

2Ramayana /W.T.C

± 46.133 m2 Jl. Sultan thaha Jambi Sewa Agent 4

3 Trona ± 45.760 m2Jl. Jend. SudirmanJambi

SewaKelolaSendiri

3

4PasarTradisionalAngso Duo

± 50.000 m2 Jl. Sultan thaha Jambi Sewa Pemda 1

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tahun 2012

Page 13: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 13

Berdasarkan data-data di atas, secara umum klasifikasi hotel dan kawasan

komersial tersebut berada dalam kelompok hotel bintang 4 dan cenderung

berkonsentrasi di koridor jaringan kota dan hanya kegiatan tunggal dalam satu

kawasan. Dengan konsep yang ditawarkan Kawasan Bisnis Kota Jambi sebagai

kawasan kegiatan terpada dimana pelayanan secara multi service, baik untuk

kegiatan sosial, penginapan, rekreasi and business maka Kawasan Bisnis Kota

Jambi ini memiliki peluang untuk berkompetisi dengan kawasan komersial lainnya

terutama dalam meraih pangsa pasar di Kota Jambi.

4.7. Persaingan

4.7.1 Benchmarking

Rencananya kawasan yang akan di kembangkan ini memiliki fasilitas utama yang

menunjang dalam berekreasi, aktivitas sosial dan berbisnis seperti convention hall,

hotel, perkantoran dengan daya tampung maksimal sebesar 2000 orang, ruang

pertemuan yang dapat digunakan untuk kepentingan baik umum maupun khusus.

Lokasinya yang terletak dekat kawasan tumbuh dan berkembang.

4.7.2 Analisa Benchmarking

Sebagaimana telah ketahui Bahwa di Kota Jambi telah tersedia beberapa fasilitas

Hotel maupun kawasan komersial yang berdasarkan pengamatan berklasifikasi

hotel bintang 4 dan bersifat bangunan tunggal dalam satu kawasan. Oleh karena itu

sebagai pemain baru kita harus memiliki segmen, target, dan posisi yang kuat.

Namun karena rencana hotel yang akan dibangun adalah hotel dengan konsep

kondotel klasifikasi bintang 5, bangunan perkantoran dengan konsep modern,

ruang pameran (convention Hall) dan komersial area dalam satu kawasan terpadu

maka dari segi persaingan tentunya belum ada pesaing yang sama-sama

berkualifikasi sebagaimana usulan konsep di Kawasan Bisnis Kota Jambi ini.

Berdasarkan Benchmarking terhadap lokasi-lokasi kegiatan hotel dan kawasan

komersial yang ada di Kota Jambi, tentunya Konsep pengembangan Kawasan

Bisnis yang akan di kembangkan akan memiliki kelebihan di bandingkan lokasi-

lokasi lainnya.

Page 14: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 14

4.7.3 Harga Penentuan

Harga pada Hotel dan sewa ruang pada kawasan komersial yang terjadi saat ini

dapat dikatakan sangat bersaing, oleh karena itu penentuan tarif sewa kamar dan

ruang komersial yang diusulkan pada Kawasan Bisnis Kota Jambi haruslah di

sesuaikan dengan kondisi pasar yang ada di kota Jambi secara umum.

Tabel 4.7 Harga Sewa Ruang Komersial Area (Pusat Perbelanjaan) Di Kota

Jambi

No.KawasanKomersialEksisting

Harga Sewa/jual Kios JumlahTenant/

Pedaganglantai 1

/m2/bulanlantai 2 /m2 /

bulanlantai 3 / m2 /

bulanLantai 4 / m2 /

bulan

1 JamtosRp. 400.000 -Rp. 500.000

Rp. 300.000 -Rp. 400.000

Rp. 200.000 -Rp. 300.000

250

2Ramayana /W.T.C

Rp. 400.000 -Rp. 500.000

Rp. 300.000 -Rp. 400.000

Rp. 200.000 -Rp. 300.000

Rp. 200.000 -Rp. 300.000

400

3 TronaRp. 400.000 -Rp. 500.000

Rp. 300.000 -Rp. 400.000

Rp. 200.000 -Rp. 300.000

150

4PasarTradisionalAngso Duo

Retribusi Rp. 34.000,- m2/bulan 1500

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tahun 2012

Tabel 4.8 Harga Sewa Kamar Hotel Di Kota Jambi

No. Hotel

Harga Sewa Kamar HotelJumlahKamarStandart Superior Deluxe

JuniorSuite

Royal Suite

1Hotel Grand(Bintang 3)

Rp. 335.750 Rp. 387.048 Rp. 443.615 Rp. 664.17372

2Hotel AbadiSuite (Bintang 4)

Rp. 797.521 Rp. 996.694 Rp. 1.218.182 Rp. 1.661.157 Rp. 6.479.339124

3Novita Hotel(Bintang 4)

Rp. 700.000 Rp. 800.000 Rp. 1.050.000 Rp. 1.150.000110

4Ratu Hotel &Resort

Rp. 484.000 Rp. 444.500 Rp. 574.750 Rp. 998.25076

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tahun 2012

4.8. Promosi

Sebagai Kawasan Bisnis baru perlu mengadakan promosi agar target pasar yang

dituju tercapai yaitu masyarakat umum, agar masyarakat umum yang ingin

berusaha/kantor, berdagang, berbelanja, berekreasi menginap dan beraktivitas

sosial lainnya dapat menerima keberadaan Kawasan Bisnis Kota Jambi yang akan

dikembangkan. Promosi-promosi yang akan kami lakukan diantaranya, menjadikan

Page 15: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 15

Kawasan Bisnis Kota Jambi lebih dikenal oleh berbagai kalangan di Provinsi Jambi

maupun daerah lainnya di Indonesia dan dari segi harga dapat terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat penggunal. Dengan demikian, maka setiap harinya

wisatawan akan banyak yang datang ke lokasi ini. Semakin banyaknya konsumnen

menggunakan fasilitas yang ditawarkan dan semakin banyak konsumen yang

datang tentu saja akan ikut mempengaruhi bertambahnya pendapatan kegiatan di

kawasan tersebut. Selain itu, keunggulan di kawasan yaitu mempunyai fungsi

pelayanan terpadu pada satu lokasi yang tidak dimiliki kawasan-kawan lain yang

ada di Kota Jambi. Promosi lainnya adalah memasang iklan melalui media cetak

maupun media maya untuk menjadikan Kawasan Bisnis Kota Jambi dikenal sebagai

salah satu kawasan berkelas nasional maupun intenasional yang megah.

4.9. Strategi Pemasaran

4.9.1 Fasilitas

Fasilitas yang di tawarkan berbeda dibandingkan kawasan lainnya sehingga

memungkinkan akan banyak konsumen dan pengunjung yang membeli, menyewa

serta datang dari wilayah Provinsi Jambi maupun Luar Jambi baik nasional maupun

Luar Negeri. Dalam kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas rekreasi,

kegiatan sosial dan fasilitas penunjang kegiatan perkantoran, perdagangan dan

penginapan. Untuk menambah kenyaman pengunjung dan pengguna kawasan

bisnis dibuat pula taman-taman di dalam maupun di luar bangunan dengan nuansa

lingkungan yang asri.

4.9.2 Place (Tempat)

Lokasi yang terletak di kawasan cepat tumbuh dan disisi akses utama kota jambi,

membuat kawasan ini mudah dicapai dari bebagai penjuru Kota Jambi, sangat di

kenal oleh hampir seluruh warga Kota Jambi merupakan kelebihan utama.

4.9.3 Promosi & Pemasaran

Kawasan Bisnis Kota Jambi merupakan pemain baru dari pesaing-pesaing lainnya

yang telah memulai usaha hotel di Kota Jambi. Hal ini merupakan suatu tantangan

untuk memperkenalkan konsep pengembangan Kawasan Bisnis baik tenant-tenant

dari perusahaan besar, perusahaan perkantoran baik dalam dan luar negeri,

Page 16: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 16

wisatawan yang menyukai bepergian wisata agar mereka ingin mencoba dan puas

dengan fasilitas yang ditawarkan di Kawasan ini maupun kepada kalang koorporat,

perusahaan industry dan para pengusaha lainnya yang tertarik berbisnis/investasi di

Kota Jambi. Untuk itu, Kawasan Bisnis ini perlu mencari suatu alternatif untuk

mempromosikan dirinya ke masyarakat. Media promosi yang dilakukan adalah

berupa:

a. Promosi Bulanan

Penyebaran brosur-brosur di keramaian

Pemasangan spanduk dan poster-poster di tempat-tempat strategis yang

sering dilewati banyak orang

Mempromosikan diri melalui iklan radio setempat selama 10 hari setiap bulan.

Per bulannya, promosi dijadwalkan ditaruh setiap tanggal 1-5 dan 26-30

Promosi melalui media cetak berupa tabloid, buletin, atau koran terutama

media cetak seperti Koran Kompas atau Koran Seputar Indonesia selama 14

hari. Per bulannya, promosi dijadwalkan ditaruh setiap tanggal 1-7 dan 24-30

Promosi potongan 5% untuk 1 day package setiap weekend minggu kedua

dan ketiga

Promosi potongan 10% untuk 2 day packages setiap weekend minggu kedua

dan ketiga

Promosi potongan 25% untuk fasilitas additional item seperti lunch dinner,

setiap weekend minggu kesatu dan keempat

Promosi potongan 10% untuk fasilitas sewa penginapan dan ruang

perkantoran setiap weekend minggu kesatu dan keempat

Disediakannya acara-acara hiburan lainnya

b. Promosi Tahunan

Mendatangkam artis setiap hari jadi kawasan setiap tahunnya pada awal

bulan pendirian

Pemasangan spanduk dan poster-poster ekstra di tempat-tempat strategis

yang sering dilewati banyak orang, bandara dan sebagainya

Page 17: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 17

Mempromosikan diri melalui iklan radio setempat ekstra selama 20 hari

sebelum acara dimulai. Dijadwalkan selama 30 hari penuh sebelum acara

dilakukan promosi radio

Promosi melalui media cetak berupa tabloid, buletin, atau koran terutama

media cetak seperti Koran Kompas atau Koran Seputar Indonesia ekstra dua

hari.

Promosi potongan 20% untuk berbagai fasilitas saat hari HUT Kawasan

Perencanaan

4.10. Analisa SWOT

Identifikasi SWOT pada suatu pryek perlu dilakukan agar dapat menentukan strategi

proyek berdasarkan analisis SWOT tersebut. Dalam analisis SWOT kita dapat

menilai faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan

suatu proyek pada lokasi tertentu. Faktor yang menjadi keunggulan harus dapat

dioptimalkan, sedangkan faktor yang menjadi kelemahan harus dapat diatasi

dieliminasi agar tidak memberikan pengaruh buruk. Analisa SWOT akan di

gambarkan melalui tabel berikut ini.

Tabel 4.9 Analisa Strength (S)

No. Strengh (S) Weight (%) Score WxS

1 Konsep PengembanganKawasan Belum ada pesaing

20 4 0,8

2 Memiliki Beberapa FasilitasRekreasi yang menarik

15 4 0,6

3 Memiliki Lokasi yang mudahdi jangkau dan beradadikawasan Pusat CepatTumbuh

10 3 0,3

4 Lingkungan yang nyamandan bebas dari polusi

15 3 0,45

5 Bentuk Bangunan yangMenarik

20 4 0,8

6 Harga sewa ruang usaha,kamar hotel yang relatifterjangkau dan bersaing

10 3 0,3

7 Konsep Convention Hail danArea Publik yang menarik

10 3 0,3

Total 100 3,65

Page 18: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 18

Tabel 4.10 Analisa Weakness (W)

No. Weakness (W) Weight (%) Score WxS

1 Biaya Konstruksi Relatifmahal

25 3 0,75

2 Lokasi Kawasan bukanobyek wisata

25 3 0,75

3 Kondisi Lalu-lintas di sekitarlokasi sangat padat padajam sibuk

25 3 0,75

4 Kegiatan di sekitar lokasihanya kegiatanperdagangan

25 3 0,75

Total 100 3

STRENGTH - WEAKNESS 0,65

Tabel 4.11 Analisa Opportunity (O)

No. Opportunity (O) Weight (%) Score WxS

1Provinsi Jambi memilikipotesi sumber daya alamyang sangat potensial

35 4 1,4

2

Pemerintah daerahmempunyai semangat untukmendukung kegiatanKawasan Bisnis

30 4 1,2

3

Meningkatnya kalangankoorporat, pengusaha daninvestor asing yang tertarikke Kota Jambi

35 4 1,4

Total 100 4

Tabel 4.12 Analisa Threate (T)

No. Threate (T) Weight (%) Score WxS

1 Daya Jangkau Masyarakatterhadap KebutuhanKawasan Bisnis

30 3,5 1.05

2 Masuknya PengembangBesar Ke Kota Jambi

40 3,5 1,40

3 Kondisi ekonomi makro yangkurang stabil

30 3,5 1,05

Total 100 3,5

OPPORTUNITY-THREATS 0, 5

Secara grafik hasil analisa SWOT di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 19: Bab 4 Aspek Pasar Dan Pemasaran

PEMERINTAH PROVINSI JAMBIDINAS PEKERJAAN UMUM (PU)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Feasibility Study Kawasan Bisnis(Lokasi Eks Lahan Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

4- 19

Gambar 4.5 Analisis SWOT

Melihat pengembangan Kawasan Bisnis Kota Jambi sebagai sebuah produk yang

baru akan dibuat. Yang harus dapat meyakinkan masyarakat perlu diputuskan

strategi-strategi guna menjangkau pasar-pasar yang menjadi target kami.

Berdasarkan grafik Cartesius dapat dilihat bahwa strategi dominan yang akan

digunakan dalam proyek Kawasan Bisnis ini adalah kuadran S-O dan strategi yang

akan ditempuh adalah :

1. Merealisasikan fasilitas-fasilitas penunjang yang lengkap untuk kegiatan

rekreasi, kegiatan sosial, kegiatan perkantoran, penginapan dan lainnya.

2. Mengundang kalangan pengusaha terkenal dari daerah maupun nasional dalam

pembukaan pertama kawasan bisnis ini.

3. Memberikan promosi kepada masyarakat umum bahwa Kawasan Bisnis ini

memiliki harga yang terjangkau dan bukan hanya sebagai tempat komersial saja

tapi mendukung pula pelayanan untuk menginap, pameran, rekreasi, perkantoran

dan berbisnis.

4. Menjadikan Kawasan Bisnis Kota Jambi sebagai tempat persinggahan

wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

5. Menjaga kelestarian lingkungan sekitar.