bab 2 landasan teori dan kerangka...

43
5 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Internet Extranet 2.1.1 Internet Internet merupakan kepanjangan dari Interconnection Networking, atau lebih sering disebut sebagai CyberSpace. Internet adalah suatu organisasi dari beribu ribu computer yang digabung dengan satu sumber (server), yang merupakan pusat dari penyimpanan data data yang akan disimpan atau yang akan disimpan. Menurut Turban et al. (2006,p6). Internet adalah bagian dari korporasi atau jaringan dari pemerintah yang menggunakan alat dari bagian internet, seperti web browser, dan internet protocol. 2.1.2 Extranet Extranet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan intranet dan internet dari berbagai tempat. Dan extranet juga bisa sebagai cara untuk melakukan akses kedalam perusahaan oleh berbagai pihak seperti supplier atau konsumen, yang pasti dengan sistem pengamanan yang telah disepakati, seperti dengan meminta id user dan password user bersangkutan untuk masuk kedalam data base perusahaan. Menurut Turban et al. (2006,p6). Extranet adalah sebuah jaringan yang menggunakan internet sebagai penyambung beberapa intranet. Intranet itu sendiri adalah jaringan internet yang berada hanya disuatu organisasi tanpa ada hubungannya keluar organisasi.

Upload: ngoanh

Post on 10-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

5

BAB 2

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Internet Extranet

2.1.1 Internet

Internet merupakan kepanjangan dari Interconnection Networking, atau lebih sering

disebut sebagai CyberSpace. Internet adalah suatu organisasi dari beribu ribu computer yang

digabung dengan satu sumber (server), yang merupakan pusat dari penyimpanan data data

yang akan disimpan atau yang akan disimpan.

Menurut Turban et al. (2006,p6). Internet adalah bagian dari korporasi atau jaringan

dari pemerintah yang menggunakan alat dari bagian internet, seperti web browser, dan

internet protocol.

2.1.2 Extranet

Extranet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan intranet dan internet dari

berbagai tempat. Dan extranet juga bisa sebagai cara untuk melakukan akses kedalam

perusahaan oleh berbagai pihak seperti supplier atau konsumen, yang pasti dengan sistem

pengamanan yang telah disepakati, seperti dengan meminta id user dan password user

bersangkutan untuk masuk kedalam data base perusahaan.

Menurut Turban et al. (2006,p6). Extranet adalah sebuah jaringan yang

menggunakan internet sebagai penyambung beberapa intranet. Intranet itu sendiri adalah

jaringan internet yang berada hanya disuatu organisasi tanpa ada hubungannya keluar

organisasi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

6

2.2 Pengertian Management Suplai Chain

2.2.1 Pengertian Manajemen

Stephen Robbins, (2004,p8), Istilah manajemen mengacu pada proses

mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Para manajer bertanggung jawab pula untuk mendesain sebuah struktur organisasi.

Fungsi ini kita sebut Pengorganisasian, fungsi ini mencakup proses menentukan mana tugas

yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaiamna tugas-tugas itu harus

dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkat mana keputusan-

keputusannya harus diambil.

Sebagaimana kita ketahui, setiap organisasi mencakup orang-orang, dan tugas

manahemen ialah mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang ini. Ini

merupakan fungsi memimpin. Apabila para manajer memotivasi bawahannya, mangarahkan

kegiatan-kegiatan orang-orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau

menyelesaikan pertentangan diantara anggota-anggota, mereka itu memimpin.

Fungsi manajemen terakhir yang dilakukan oleh para manajer adalah pengendalian.

Setelah sasarannya ditentukan (fungsi perencanaan), rencana itu dirumuskan (fungsi

perencanaan), pengaturan strukturnya ditentukan (fungsi organisasi), dan orang-orang

dipekerjakan, dilatih, dan diberi motivasi (fungsi manajemen),masih dapat terjadi kesalahan.

Untuk menjamin agar segala sesuatunya berjalan sebagaimana mestinya, para manajer

harus memantau kinerja. Kinerja aktual harus dipertimbangkan dengan sasaran-sasaran

yang telah ditentukan sebelumnya. Seandainya terdapat penyimpangan-penyimpangan

berarti mana saja, tugas manajemenlah untuk mengembalikan pekerjaan itu pada jalurnya.

Proses pemantauan, memperbandingkan, dan mengkoreksi inilah apa yang kami maksudkan

dengan fungsi pengendalian.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

7

David R. Fred, (2006,p.171-178) Manajemen adalah adalah suatu proses

mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk

mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Untuk itu, manajemen melaksanakan fungsi-

fungsi : perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, pemberian motivasi, pengelolaan staf,

dan pengendalian.

- Perencanaan, terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa

depan. Pekerjaan spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi

strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan.

- Pengorganisasian, pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang

menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik

mencakup desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang

pengendalian, kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan, dan analisis

pekerjaan.

- Pemberian Motivasi, pemotivasian melibatkan usaha yang diarahkan untuk

membentuk perilaku manusia. Topic spesifik mencakup kepemimpinan, komunikasi,

kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, penhayaan pekerjaan,

kepuasan kerja, pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan

moral manajerial.

- Pengelolahan Staf, aktivitas pengelolahan staf dipusatkan pada manajemen staf atau

sumber daya manusia. Termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan,

wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan

karyawan, tindakan afirmatif, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan

serikat kerja, penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan

hubungan masyarakat.

- Pengendalian/control, pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang

diarahkan untuk memastikan bahwa hasil actual konsisten dengan hasil yang

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

8

direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan,

kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi.

2.2.2 Pengertian Supply Chain Management

Berikut ini adalah beberapa pengertian Supply Chain Management:

1. Berdasarkan pendapat Turban et al. (2006, p279). ”Rantai pengadaan adalah

suatu jalur aliran bahan, informasi, uang, dan jasa dari penyedia bahan mentah

ke pabrik dan gudang hingga ke konsumen akhir dalam bentuk barang jadi /

produk”.

2. Berdasarkan pendapat Chopra dan Meindl, (2007, p19). Rantai pengadaan terdiri

dari semua bagian dari perusahaan maupun yang dari luar perusahaan baik

secara langsung atau tidak dan yang berhubungan terhadap rantai pengadaan

didalam perusahaan tersebut.

3. Berdasarkan pendapat Philip Kotler, saluran pemasaran adalah organisasi

organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat

produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

4. Berdasarkan pendapat Indrajit dan Djokopranoto, (2004,p11) Supply chain

(rantai pengadaan) adalah suatu sistem melalui mana suatu organisasi itu

menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini

juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling

berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama yaitu sebaik mungkin

menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Kata

penyaluran mungkin kurang tepat karena dalam istilah supply termasuk juga

proses perubahan barang tersebut jadi misalnya dari bahan mentah menjadi

barang jadi.

Supply Chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem jaringan dimana berbagai

organisasi saling bekerja sama membentuk sebuah mekanisme penyaluran barang produksi

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

9

dan jasa kepada para pelanggannya. Kata penyaluran disini mungkin kurang tepat, karena

dalam istilah supply termasuk juga proses perubahan barang tersebut menjadi produk jadi,

misalnya dari bahan mentah menjadi barang jadi. Konsep supply chain adalah juga konsep

baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan

intern masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititik beratkan pada pemecahan

secara intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat

sebagai masalah yang lebih luas, yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar

sampai barang jadi, yang dipakai konsumen akhir yang merupakan mata rantai penyediaan

barang. Dan supply chain bukan hanya membahas tentang pengusaha yang memproduksi

produk dan pemasok saja, akan tetapi juga membahas pengangkutan, penyimpanan,

pengecer, dan juga konsumen akhir yang menggunakan produk tersebut. Supply chain juga

dimaksudkan dalam setiap kinerja dalam menerima dan memenuhi keinganan konsumen.

Setiap bagian yang berhubungan saling terkait akan tetapi bagian bagian tersebut tidak

memiliki batasan untuk produk baru yang sedang dikembangkan, bagian pemasaran, bagian

operasional, distribusi, keuangan, dan customer service.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

10

Gambar 2.1

Bagan rantai pengadaan yang sederhana

Sumber : Electronic Commerce – A managerial perspective ( Turban et al. 2006, p 280 )

“Masa depan itu sekarang” tutur sejumlah pakar teknologi informasi (TI) dan

manajemen pada akhir abad lalu. Revolusi dibidang TI telah mengubah lanskap bisnis secara

drastis. Menurut Profesor Eli Snir, perubahan kemampuan mentransmisikan secara instan

yang berkelanjutan dari TI telah mengubah lingkungan komunikasi.

Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan terhadap data.

Ini terkait dengan hukum Moore, yang menyebutkan kemampuan penyimpanan data dalam

chip komputer yang akan berlipat dua dalam setiap delapanbelas bulan.

Kemajuan TI yang berkonvergensi dengan teknologi komunikasi merupakan pemicu

utama munculnya beragam fenomena baru dalam bisnis. Kini, sulit membedakan

Amazon.com sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis eceran atau toko buku.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

11

Kenapa? Karena Amazon.com tidak memiliki toko dan gudang secara fisik, dan sebenarnya

juga hanya memiliki sedikit sekali daftar inventori.

Yang sebenarnya dimiliki adalah informasi dalam jumlah sangat besar, terutama

menyangkut profil pelanggan dan apa saja yang telah dibeli oleh mereka. Amazon.com

dengan cerdik mengolah informasi tesebut daripada sekedar menyimpannya di gudang yang

pengap dan berdebu. Informasi yang diolah digunakan untuk meyakinkan pelanggannya

yang telah memiliki pengalaman berbelanja online. Secara proaktif Amazon.com

merekomendasikan buku ke pelanggannya berdasarkan informasi pembelian sebelumnya. Ini

diperoleh dari profil pelanggan sehingga dapat melihat tren belanjanya.

Bisa dikatakan, Amazon.com merupakan usaha yang bisnis intinya adalah informasi.

Keuntungan kompetitif utamanya berasal dari kecanggihan sistem informasi yang

diimplementasikannya. Perusahaan ini secara dramatis mengubah lanskap bisnis karena

pemahamannya mengenai basisdata, sistem operasional, dan situs yang menyatukannya

dengan pelanggan, pemasok dan mitrabisnis.

Cara yang sama digunakan juga oleh sejumlah perusahaan “tradisional” untuk

memperoleh keuntungan kompetitif dari pengolahan informasi yang dimilikinya. Wal-Mart,

salah satu raksasa bisnis eceran, mengumpulkan informasi penjualan dari tiap outlet-nya

berdasarkan jadwal harian. Informasi itu dikonsolidasikan ke dalam datawarehouse, dan

disediakan bagi pemasoknya. Berdasarkan informasi itu, pemasok secara proaktif menyetok

ulang (restock) barang-barang yang akan dijual. Wal-Mart telah menemukan aturan baru

manajemen pengadaan (procurement management). Hasilnya, pengurangan biaya sekaligus

peningkatan efisiensi. Ini membuatnya bisa menawarkan barang dengan harga lebih murah

setiap hari.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

12

Gambar 2.2

Supply Chain Management

Sumber : Konsep Management Supply Chain (Indrajit dan Djokopranoto, 2004)

Perusahaan-perusahaan yang berhasil membangun supply chain dapat melakukan

lompatan ke depan dibanding kompetitornya, yang tidak melihat secara optimis proses

pengadaan logistik, mulai dari suplai material hingga pengirimannya ke pelanggan. Dwight

Klappich, peneliti dari META Group, mengungkapkan bahwa kecepatan merupakan salah satu

dari empat persoalan strategis dalam revolusi SCM. Efek dari kecepatan yang paling utama

adalah memotong rentang waktu dari sekedar gagasan yang hadir dipusat hingga kehadiran

produk secara fisik di pasar. Kecepatan saja tidak cukup, karena kekuatan informasi terletak

pada adanya konsistensi dari kebijakan yang bagus dan kecepatan dalam memutuskan

sebuah kebijakan. Tidak heran bila semua perusahaan besar di dunia telah menerapkan

eSCM (electronic supply chain management) jauh sebelum pergantian abad lalu.

Kecenderungan yang terjadi, termasuk di Indonesia, penerapannya bermula dari

perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan semacam ini memiliki banyak pemasok yang

mungkin saja tersebar secara geografis. Namun dengan memanfaatkan ICT (information and

communication technology), persoalan geografis dan perbedaan waktu tidak menjadi isu

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

13

besar. Di Indonesia, perusahaan besar sekelas Toyota Astra Motor, Federal Motor, Indofood

telah menerapkan eSCM dari awal pertumbuhan perusahaan mereka.

2.2.3 Keuntungan Supply Chain Management

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari Supply Chain Management, Indrajit dan

Djokopranoto, 2004,p4.

a. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara:

1. Invetory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar

antara 30%-40%.

2. Sedangkan biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost) berkisar

antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan.

3. Oleh karena itu, usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan

penimbun barang didalam gudang agar biaya dapat ditekan sedikit mungkin.

b. Menjamin kelancaran barang

1. Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal,

supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada final

customer.

2. Jadi, rangkaian perjalanan bahan baku sampai menjadi barang jadi dan

diterima pemakai/pelanggan merupakan rantai yang perlu dikelolah dengan

baik.

c. Menjamin mutu

1. Mutu barang jadi (finished products) ditentukan tidak hanya oleh proses

produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu

keamanannya pengirimannya.

2. Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang

harus dikelola dengan baik.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

14

2.2.4 Pelaku Dari Supply Chain Management

Menurut Chopra dan Meindl, (2007, p20) menyatakan persyaratan dalam supply

chain dapat berarti hanya ada satu pelaku yang dihubungakan dalam setiap bagian supply

chain. Dalam proses yang sebenarnya perushaan produsen dapat memiliki bahan baku dari

beberapa pemasok dan juga dapat memasok produk ke berbagai distributor. Maka

kebanyakan supply chain adalah sebuah jaringan. Hal ini dapat dilihat dari gambar 2.3.

Gambar 2.3

Supply Chain Stages

Sumber : Chopra dan Meindl (2007, p20)

Dimana dalam hubungan ini ada beberapa pemain utama yang merupakan

perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu:

1. Component / Raw material supplier.

2. Manufacturers.

3. Wholesalers / Distribution.

4. Retaileers.

5. Customers.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

15

1. Chain 1 : Supplier

Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan

pertama, dimana rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam

bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan,

subbasemblies, suku cadang dan sebagianya. Sumber pertama ini dinamakan

suppliers. Dalam arti yang murni, ini termasuk juga supplier’s suppliers atau sub-

suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Inilah mata rantai pertama.

2. Chain 1-2 : Supplier – Manufacture

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacture atau plants atau

assembler atau fabricator atau bentuk yang melakukan pekerjaan membuat,

menfabrikasi, mengassembling, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang

(finishing ). Sebut saja bentuk yang bermacam-macam tadi sebagai manufacturer.

Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan

penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi

yang berada dipihak supplier, manufacture, dan tempat transit merupakan target

penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih dapat

diperoleh dari inventory carrying cost dimata rantai ini.

3. Chain 1-2-3 : Supplier – Manufacture – Distribution

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacture sudah mulai harus disalurkan

kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang ke

pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan biasanya ini ditempuh oleh

sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke

gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pada

waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada

retailers atau pengecer.

4. Chain 1-2-4 : Supplier – Manufacture – Distribution – Retail Outlets

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

16

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat menyewa

dari pihak lain. Gudang ini digunakan sebagai tempat menimbun barang sebelum

disalurkan kepada pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk

memperoleh penghematan dalam bentuk inventories atau biaya gudang, dengan cara

melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture

maupun toko pengecer (retail outlets ). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung

menjual barang hasil produksinya kepada pelanggan, namun secara relatif jumlahnya

tidak banyak dan kebanyakkan menggunakan pola seperti diatas.

5. Chain 1-2-3-4-5 : Supplier – Manufacture – Distribution – Retail Outlets

Dari rak-raknya, pengecer atau retails ini menawarkan barang kepada para pelanggan

atau pengguna atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlets adalah toko,

warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, mal, club stores dan

sebagainya, pokoknya dimana pembeli akhir melakukan pembelian. Walaupun secara

fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada

satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlets tadi) ke real

customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata

rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba

dipemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang dan jasa yang dimaksud.

2.2.5 Model Supply Chain

Dari penjelasan mengenai pelaku supply chain tersebut dapat dikembangkan suatu

model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari

pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu

dengan yang lain. Model supply chain yang dikembangkan dengan cukup baik pada tahun

1994 oleh A.T. Kearney seperti tertera dan dapat dilihat pada gambar 2.4.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

17

Gambar 2.4

Model Supply Chain

Sumber : Konsep Management Supply Chain (Indrajit dan Djokopranoto, 2004, p8).

Dalam ilustrasi tersebut, suppliers’ suppliers telah dimasukkan untuk menunjukkan

hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama

mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada

pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah

menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat antara jaringan atau

mata rantai tersebut dan pergerakkan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan

kepuasan maksimal. (Indrajit dan Djokopranoto, 2002, p8-9).

2.2.6 Melihat Proses Supply Chain

Supply chain menyediakan proses dan alur yang diambil serta langkah-langkah yang

berbeda dan ada 2 cara mengkombinasikannya untuk melihat hasil dari Supply Chain, yakni:

1. Cycle View: proses Supply Chain yang membagi perputaran, dimana masing-masing

dilakukan antara 2 langkah dari Supply Chain.

2. Push/Pull View: proses Supply Chain yang dibagi dalam dua kategori depending

apakah mereka melakukan mengeksekusi tanggapan ke pesanan pelanggan atau

mengantisipasi pesanan pelanggan. Proses Pull dimulai dari pesanan pelanggan,

sedangkan proses Push dimulai dari mengantisipasi pesanan pelanggan.

Supplier’ supplier

Customers

Company

Customers End User

Suppliers

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

18

Perputaran dalam melihat proses Supply Chain pada gambar 2.5, semua proses

Supply Chain dapat merusak ke bawah yang ditunjukkan dalam empat proses perputar, yaitu

:

- Customer Order Cycle / Perputaran Pesanan Pelanggan

- Replenishment Cycle / Perputaran Perlengkapan

- Manufacturing Cycle / Perputaran Produksi

- Procurement Cycle / Perputaran Persediaan

Setiap terjadinya perputaran terdapat di antara 2 langkah dari Supply Chain.

Demikian hasil lima langkah itu terdapat pada empat proses perputaran Supply Chain. Tidak

semua Supply Chain memiliki keempat proses perputaran tersebut. Contohnya, Supply Chain

grosir pada persediaan barang jadi akhir pada retail dan tempat terjadinya pemesanan

kembali dengan distributor mungkin memiliki empat proses perputaran Supply Chain. Dell,

dalam kontrak, penjualan pribadi ke pelanggan, dalam menyampaikan ke retailer dan

distributor.

Setiap perputaran memiliki enam subproses yang ditunjukkan pada gambar 2.6.

setiap perputaran dimulai dari pemasaran produk oleh supplier ke pelanggan. Pesanan

pembeli diterima langsung oleh supplier. Supplier menyediakan pesanan, dimana itu diterima

dari pesanan pelanggan. Pembeli mungkin dapat mengembalikan beberapa dari produk

tersebut atau mendaur ulang bahan lainnya kepada supplier atau pihak ketiga. Kemudian

perputaran pada aktivitas dimulai kembali lagi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

19

Gambar 2.5

Supply Chain Process Cycle

Sumber : Supply Chain Management, Chopra dan Meindl, 2007, p.27

Tergantung pada transaksi pada pertanyaan, subproses pada gambar 2.6 berlaku

pada pendekatan perputaran. Ketika pelanggan berbelanja secara online di Amazon, mereka

merupakan bagian dari perputaran pesanan pelanggan – dengan pelanggan sebagai pembeli

dan Amazon sebagai supplier. Dalam kontrak, Amazon memesan buku dari distributor untuk

pemesanan kembali persediaan, merupakan bagian dari perputaran perlengkapan- dengan

Amazon sebagai pembeli dan distributor sebagai supplier.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

20

Tanpa setiap perputaran, tercapainya pembeli dalam menjamin produk tersebut

tersedia dan memiliki nilai ekonomis dari skala dalam pemesanan. Supplier menetapkan

pada perkiraan pesanan pelanggan dan mengurangi biaya untuk setiap pesanan. Kemudian

supplier bekerja untuk mengisi pesanan tepat waktu dan meningkatkan efisiensi dan akurasi

pada proses pengisian kembali pesanan. Pembeli bekerja untuk mengurangi biaya dalam

proses penerimaan. Membalikkan alur dengan mengatur pengurangan biaya dan menemukan

sasaran.

Gambar 2.6

Subproses pada setiap Perputaran Supply Chain

Sumber : Supply Chain Management, Chopra dan Meindl, 2007, p.27

Sebenarnya setiap perputaran memiliki subproses yang sama, diantaranya sebagian

kecil perbedaan penting diantara perputaran. Pada perputaran pesanan pelanggan,

permintaan merupakan eksternal ke supply chain dan ketidakpastian. Didalam semua

perputaran yang lain, menggantikan pesanan adalah ketidakpastian tetapi dapat menjadi

awal project dalam mengikuti aturan dari bagian supply chain. Untuk contohnya, didalam

perputaran perlengkapan, tekanan supplier untuk industri otomotif dapat diperkirakan

kejenuhan permintaan dengan tepat pada sekali jadwal produksi pada industry. Perbedaan

kedua perputaran yang berlainnan berhubungan dengan skala pada saat memesan. Dimana

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

21

pelanggan membeli sebuah mobil, dealer melakukan pemesan mobil yang banyak dalam satu

waktu dari pengusaha industri dan industry itu sendiri, dalam pengembalian, pesanan dalam

jumlah yang banyak dari supplier. Dimana kita berpindah dari pelanggan ke supplier,

penurunan pesanan secara individu dan ukuran dengan beragam pengurangan pesanan.

Dengan begitu, pembagian informasi dan aturan operasi berlainnan dengan langkah supply

chain menjadi lebih penting dimana kita bergerak jauh dari pelanggan akhir.

Melihat perputaran dari supply chain sangat berguna ketika mempertimbangkan

keputusan operasionalnya karena menjelaskan secara jelas untuk setiap aturan dari supply

chain. Untuk lebih jelasnya lagi dalam mendiskripsikan proses dari supply chain dalam

melihat kekuatan desain supply chain untuk mempertimbangkan pemenuhan infrastruktur

dalam mendukung proses tersebut. Melihat perputaran sangat berguna, untuk contohnya,

ketika melakukan pengaturan sistem informasi ke pendukung operasional supply chain.

2.2.7 Pengertian Upstream Supply Chain Management

Beberapa pengertian dari Upstream Supply Chain Management adalah:

Berdasarkan pendapat Turban et al. (2006,p280) Rantai pengadaan tingkat hulu

termaksud kegiatan / aktivitas dari perusahaan pengelolah dengan pemasoknya. Dan

bagaimana mereka terhubung dengan para pemasoknya, hubungan kerjasama pamasok

dapat diperluas ke sebelah kiri dalam beberapa bagian dan dari beberapa cara ke bahan

baku. Didalam rantai pengadaan tingkat hulu menyebutkan aktivitas / kegiatan pentingnya

adalah akuisisi.

Berdasarkan pendapat Indrajit dan Djokopranoto, 2004, p.27. Upstream Supply

Chain Management adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu /

supplier.

Jadi Upstream Supply Chain Management itu adalah sebuah struktur pengadaan

barang dari pihak supplier kepada sebuah perusahaan atau lebih dikenal sebagai distributor

awal. Pada rantai pengadaan ini pihak distributor mengadakan kerja sama berdasarkan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

22

perjanjian perjanjian terhadap supplier nya, sehingga pihak distributor dapat lebih nyaman

dalam menjual barang barang yang dikirim oleh supplier karena adanya perjanjian pengikat

kerjasama tersebut.

2.2.8 Pengertian Downstream Supply Chain Management

Berdasarkan pendapat Turban et al. (2006, p280). Rantai pengadaan hilir termaksud

didalam segala aktivitas termaksud didalam pengiriman produk / barang jadi kepada

konsumen akhir. Didalam rantai pengadaan hilir, perhatiannya ditujukan pada distribusi,

pergudangan, transportasi, dan pemberian layanan setelah penjualan dilakukan. Rantai

pengadaan pada perusahaan dan mengikuti / membarengi rantai nilai meliputi deretan

berbagai proses bisnis yang menciptakan beberapa harga dengan mengirimkan produk atau

jasa kepada konsumen untuk digunakan.

Berdasarkan pendapat Indrajit dan Djokopranoto, 2004, p.27. Downstream Supply

Chain Management adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hilir /

wholesaler, reatiler

2.2.9 Pengertian Internal dan Eksternal Supply Chain Management

Berdasarkan pendapat Turban et al. (2006, p280). Didalam bagian dari rantai

pengadaan termaksud semua hal yang terjadi didalam proses rumah produksi yang biasa

digunakan untuk mengubah bahan bahan dari pemasok kedalam susunan penghasilan

barang jadi. Hal tersebut meluas dari waktu bahan baku masuk kedalam proses hingga ke

waktu menjadi barang jadi yang siap disalurkan keluar perusahaan. Didalam bagian rantai

pengadaan, lebih banyak mencakup produksi, pegurusan, dan pemeliharaan barang dan

mesin. Aktivitas didalam bagian dalam rantai pengadaan mereferensikan / merujuk ke dalam

rantai nilai. Objektivitas utama dari rantai nilai adalah untuk menambah nilainya sepanjang

proses rantai pengadaan dalam bagaimana kita mendeskripsikan/ menggambarkan sebagai

bagaian dalam dari bisnis e-commerce.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

23

2.2.10 Empat Jenjang Intergrated Supply Chain

Menurut Indrajit dan Djokopranoto, (2002, p24-27). Supply Chain pada hakikatnya

adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan hilir

(downstream), dalam proses dari kegiatan yang berbeda yang menghasilkan nilai yang

terwujud dalam barang dan jasa ditangan pelanggan terakhir.

Konsep dan kecenderungan supply chain ini jelas akan mempengaruhi konsep dan

kegiatan logistik. Dahulu, hubungan dengan supplier (upstream) dan hubungan dengan

wholesaler, retailer (downstream) dianggap sebagai hubungan antar pihak yang berlainan

kepentingannya dan bahkan berlawanan sehingga kurang ada kerjasama yang erat.

Konsep supply chain yang relatif baru tersebut sebetulnya tidak sepenuhnya baru

karena konsep itu merupakan perpanjangan dari konsep logistik. Hanya manajemen logistik

lebih terfokus pada pengaturan aliran barang didalam suatu perusahaan, sedangkan

manajemen supply chain menganggap internal integration tidaklah cukup. Integrasi harus

dicapai sampai dengan yang paling hilir. Oleh karena itu, supply chain terfokus pada

pengaturan aliran barang antar perusahaan yang terkait, dari hulu sampai ke hilir bahkan

sampai ke pelanggan akhir. Dalam pengembangan manajemen supply chain terjadi empat

jenjang atau empat tahap seperi digambarkan di gambar 2.4 dapat dilihat semacam evolusi

sejak tahap 1 sampai tahap 4.

Tahap 1

Dalam tahap 1, ada semacam kesendirian dan ketidak saling tergantungan fungsi,

misalnya antara fungsi produksi dan fungsi logistik. Mereka menjalankan program-program

sendiri yang terlepas satu sama lain (incomplete isolation). Contohnya adalah bagian

produksi yang hanya memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu yang

telah ditetapkan dalam waktu yang sudah ditetapkan dan sama sekali tidak mau ikut

memikirkan juga penumpukkan inventory dan penggunaan ruangan gedung.

Tahap 2

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

24

Dalam tahap 2, perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya integrasi

perencanaan walaupun dalam bidang yang masih terbatas, yaitu antara fungsi internal yang

paling berdekatan, misalnya produksi dengan inventory control, purchasing dengan inventory

control dan sebagainya (functional integration).

Tahap 3

Tahap selanjutnya yang logis diteruskan, yakni tahap 3 adalah perencanaan dan

pengawasan atas semua fungsi yang terkait dalam satu perusahaan ( internal intergration).

Tahap 4

Tahap 4 menggambarkan tahap sebenarnya dari supply chain integration, yaitu

integrasi total dalam konsep, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan (manajemen) yang

telah dicapai dalam tahap 3 dan diteruskan ke upstream, yaitu supplier dan downstream,

sampai ke pelanggan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

25

Gambar 2.7

Empat Jenjang Integrated Supply Chain

Sumber: Konsep Manajemen Supply Chain ( Indrajit dan Djokopranoto, 2002, p26)

2.3 E-Business

2.3.1 Pengertian E-Business

Beberapa pengertian E-Business adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pendapat Turban et al. (2006, p4). E Business refers to a boarder

definition of EC, not just the buying and selling of goods and services, but also

servicing customers, collaborating with business partners, conducting e – learning,

and conducting electronic transactions within an organization.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

26

2. Berdasarkan pendapat McKay dan Marshall, ( 2004 ), e business is the use of the

internet and other information technologies to support commerce and improve

business performance.

3. Berdasarkan pendapat Laudon et al. (2002,p24). “E-Business is the use of internet

and other digital technology for organizational communication and coordination and

the management of the firm”.

2.3.2 Manfaat E-Business Bagi Organisasi, Konsumen dan Masyarakat Luas

Berikut ini beberapa manfaat e-Business yang dikelompokkan ke dalam tiga tipe,

yaitu bagi organisasi, konsumen, dan masyarakat luas. (Turban et al. 2006, p25-27).

1. Bagi Organisasi

a. Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga

perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik

dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang nilai paling cocok.

b. Menekan biaya menyusun, memproses dan mendistribusikan, menyimpan dan

mengakses informasi berbasis kertas (paper based information).

c. Perbaikkan Supply Chain. Ketidakefisienan supply chain seperti jumlah

persediaan yang berlebihan dan keterlambatan pengiriman, dapat dikurangi

dengan E-Commerce. Untuk contohnya melalui sebagai pengganti gedung

otomatis untuk order delear showroom, industry otomotif mengantisipasi untuk

menyimpan puluhan miliar dollar setiap tahunnya hanya dari pengurangan

persediaan.

d. Memperpanjang waktu: 24 jam/7hari/365hari. Bisnis ini selalu buka yakni melalui

Web, dengan tidak terjadi kelebihan waktu atau mengeluarkan biaya lebih.

e. Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi.

Contoh : www.dogtoys.com, www.cattoys.com dan lain-lain.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

27

f. Menekan biaya sediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen

rantai nilai bertipe “pull” yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan

menggunakan pemanafakturan Just In Time (JIT).

g. Memungkinkan perusahaan untuk menerapkan mass customization terhadap

produk dan jasanya.

h. Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa.

i. Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis.

j. Menekan biaya telekomunikasi.

k. Manfaat-manfaat lainnya, seperti citra yang lebih baik, layanan pelanggan lebih

bagus, proses yang lebih sederhana, mitra bisnis baru, waktu siklus dan

pengiriman lebih singkat, akses terhadap informasi yang lebih luas, biaya

transportasi yang lebih murah dan fleksibilitas yang lebih tinggi.

2. Bagi Konsumen

a. Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi lainnya setiap

saat (24 jam sehari) dan dari hampir semua lokasi.

b. Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada pelanggan.

c. Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk dan jasa yang lebih

murah, karena konsumen bisa berbelanja ditempat banyak dan melakukan

perbandingan secara cepat.

d. Dalam beberapa kasus, terutama produk yang terdigitalisasi, e-Business

memungkinkan pengiriman produk secara cepat dan real time.

e. Memungkinkan pelanggan memperoleh informasi relevan dan rinci dalam satuan

detik.

f. Memungkinkan pelanggan untuk berpartisipasi dalam lelang virtual.

g. Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam

electronics communities / forum dan saling bertukar gagasan serta pengalaman.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

28

h. Memfasilitasi kompetisi yang mengarah pada diskon substansial bagi pelanggan.

3. Bagi Masyarakat Luas

a. Memungkinkan lebih banyak orang bekerja di rumah dan lebih jarang berpergian

untuk berbelanja sehingga kemacetan dan polusi udara bisa berkurang.

b. Memungkinkan beberapa jenis barang dijual dengan harga yang lebih murah

sehingga bisa terjangkau oleh orang yang memiliki dana terbatas.

c. Memungkinkan masyarakat di negara berkembang dan kawasan yang jauh untuk

menikmati produk dan jasa yang relatif langkah ditempat tinggalnya dan

kemungkinan untuk belajar jarak jauh lewat e-university.

d. Memfasilitasi penyampaian jasa publik, seperti layanan kesehatan, pendidikan

dan distribusi layanan sosial pemerintah secara lebih murah dan/atau

berkualitas.

2.3.3 Peranan E-Business dan Supply Chain

Berdasarkan pendapat Chopra dan Meindl, 2007, p.35. Transaksi supply chain yang

melibatkan e-business adalah termasuk akses dari informasi, produk dan uang. Sebagai

contoh, dibawah ini adalah semua transaksi yang dapat dilaksanakan dengan e-Business :

1. Menyediakan informasi produk untuk berpartisipasi sepanjang supply chain.

2. Menempatkan pesanan terhadap supplier.

3. Mengijinkan pelanggan untuk menempatkan pesanan.

4. Mengijinkan pelanggan untuk melacak pesanan.

5. Memenuhi dan mengirimkan pesanan ke pelanggan.

6. Menerima pembayaran dari pelanggan.

Transaksi ini secara lebih jelas bukanlah hal baru yang muncul untuk keberadaan e-

business. Bahwa transaksi-transaksi tersebut adalah hal-hal tradisional yang biasa

ditampilkan oleh bisnis sejak dulu. E-Business dapat meningkatkan transaksi ini dengan

memperbolehkan transaksi-transaksi ini untuk mengambil tempat melalui internet dimana

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

29

mereka dapat sering dilakukan secara lebih efisien dan dengan tingkat yang lebih tinggi

terhadap keresponsifan. Sebagai contoh, perusahaan penjualan melalui surat, seperti

Lands Ends telah menggunakan katalog untuk memberitahukan informasi produk untuk

pelanggan selama bertahun-tahun. E-Business dapat memperbolehkan Lands Ends untuk

menerbitkan katalog mereka secara online, mengijinkan pelanggan akses yang lebih cepat

terhadap produk terbaru (peningkatan keresponsifan vs menunggu katalog baru lewat

surat) secara virtual tidak ada biaya terhadap Lands Ends (peningkatan efisiensi vs

mencetak dan mengirimkan jutaan katalog).

Sekarang ini, internet memainkan peran yang penting terhadap supply chain dan

perusahaan menggunakan internet untuk menghubungkan sejumlah besar dari transaksi

didalam supply chain. Contohnya, Dell memperlihatkan semua informasi produknya melalui

internet, jadi pelanggan dapat mengindentifikasikan semua pilihan yang tersedia untuk PC

yang mereka inginkan untuk dibeli bersama dengan harga dari konfigurasi yang mereka pilih.

Dell juga memberikan permintaan dan informasi persediaan secara online kepada supplier-

nya.

Pada dasarnya, e-Business akan memperbolehkan bisnis untuk menciptakan nilai

yang berarti untuk masa yang akan datang. Nilai e-Business akan bervariasi tergantung pada

industri dan tahap dalam supply chain pada suatu perusahaan yang terlibat. Perusahaan

yang sukses adalah mereka yang dapat merakit implementasi bisnis mereka untuk

mendukung area-area dimana nilai maksimum dapat diperoleh. Tujuannya adalah untuk

menyediakan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan oleh para eksekutif untuk

mengindentifikasikan dimana nilai-nilai tidak berguna dan bagaimana nilai tersebut dapat

diperoleh setelah mempertimbangkan usaha-usaha yang dilibatkan dalam e-business.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

30

2.4 e-Supply Chain Management

2.4.1 Pengertian e-Supply Chain Management

Menurut Turban, et al. 2006, p279, e-SCM adalah kolaborasi yang menggunakan

internet untuk meningkatkan aktivitas operasi supply chain seperti halnya manajemen supply

chain. e-SCM adalah suatu optimisasi proses bisnis didalam tiap-tiap sudut perluasan

perusahaan yang dimulai dari pemasok sampai kepada customer.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto, (2004,p11). Pada dasarnya e-SCM merupakan

suatu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan internet dan

teknologinya untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang

berhubungan dengan sistem pemasokan bahan-bahan atau sumber daya-sumber daya yang

dibutuhkan dalam proses produksi (sisi supply).

2.4.2 Elemen dan Unsur Infrastruktur e-SCM

Menurut Turban et al. (2006, p282), berikut ini adalah elemen-elemen dan unsur-

unsur infrastruktur e-SCM yang paling utama:

• Ekstranet

Tujuan utama ekstranet adalah mendukung komunikasi dan kerja sama atau

kolaborasi interorganisasional.

• Intranet

Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk kerja sama atau kolaborasi dan

komunikasi.

• Gateway perusahaan

Ini menyediakan pintu gerbang untuk kerja sama atau kolaborasi internal dan

eksternal, komunikasi, dan pencarian informasi.

• Alur kerja sistem dan perkakas

Ini adalah sistem yang mengatur alur informasi didalam organisasi.

• Groupware dan perkakas kolaboratif lain

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

31

Sejumlah besar perkakas memudahkan kerja sama atau kolaborasi antara dua

pihak dan anggota kecil seperti halnya dengan kelompok besar. Berbagai

perkakas, sebagian secara bersama-sama dikenal sebagai groupware, yang

tersedia untuk tujuan kerja sama atau kolaborasi.

2.4.3 Konsep e-Supply Chain

Menurut Indrajit dan Djokopranoto, (2004, p.154-158). Perkembangan ilmu sistem

dan teknologi informasi yang sedemikian cepat memberikan dampak yang cukup signifikan

terhadap beberapa prinsip atau konsep manajemen yang diketahui selama ini. Contohnya

adalah teknologi internet yang memberikan banyak tawaran-tawaran baru pada

implementasi konsep manajemen supply chain (Supply Chain Management). Kehadiran

paradigma “e” yang ditandai dengan Istilah-istilah semacam e-Procurement, e-Customers, e-

Inventory, dan lain-lain tidak hanya berarti dilibatkannya teknologi elektronik maupun digital

didalam rantai proses pengadaan, penciptaan, dan pendistribusian produk atau pun jasa,

tetapi dampak terhadap diimplementasikannya teknologi tersebut secara langsung maupun

tidak langsung mendatangkan berbagai pergeseran paradigma atau prinsip-prinsip

manajamen yang kerap dikenal.

Biasanya seseorang yang membutuhkan sesuatu akan pergi ke toko atau

supermarket untuk mendapatkannya. Hanya ada dua kondisi yang dihadapi konsumen saat

itu, yaitu menemukan yang diinginkannya atau tidak. Jika tidak, yang bersangkutan akan

dihadapkan pada dua pilihan, mencari ke toko lain atau melakukan pemesanan ditoko itu.

Tentu saja pilihan yang ada sangat tergantung dengan jenis barang, lokasi penjualan, harga

produk, tipe pelayanan, dan lain sebagainya. Tetapi situasi yang diperlihatkan disini adalah

bahwa si penjual “berani” mengatakan bahwa barang yang dicari konsumen tidak ada, dan

terserah konsumen untuk bertindak. Si penjual tidak perlu khawatir akan ”kehilangan”

seorang konsumen karena yang bersangkutan tahu persis bahwa sangat sulit mendapatkan

toko dengan barang dan harga yang ditawarkannya. Situasi ini akan sangat berbeda dalam

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

32

bisnis di dunia maya. Jika konsumen tidak mendapatkan produk yang diinginkannya dari

penjual, maka tersedia ribuan bahkan jutaan pilihan situs (perusahaan) yang siap

mengirimkan produk tersebut langsung ke kediaman konsumen. Bahkan diantara ribuan

penjual tersebut si konsumen dapat memilih harga produk yang termurah, dengan kualitas

terbaik, dan dikirimkan dengan kurir tercepat. Belum lagi tambahantambahan fasilitas yang

ditawarkan semacam kredit ringan atau bahkan gratis dengan perjanjian tertentu.

Yang terjadi disini adalah perubahan konsep berdagang dari pendekatan

“push”(memaksa) dari pihak penjual menjadi “pull” (meminta) dari pihak pembeli. Namun

harap diperhatikan, bahwa tidak semua aspek dapat dilakukan di dunia maya.

Perdagangan yang seratus persen dapat dilakukan di dunia maya adalah untuk produk-

produk yang telah dapat didigitalkan, seperti misalnya yang berbentuk teks/dokumen,

gambar, suara, atau video. Untuk produk-produk lain, tetap saja terjadi kombinasi aktivitas

antara dunia nyata dan dunia maya. Setidak-tidaknya ada tiga aliran penting didalam e-

Supply chain ini:

• Aliran Produk secara fisik;

• Aliran Uang sebagai bukti pembayaran; dan

• Aliran Informasi yang berkaitan dengan aktivitas jual-beli.

Terhadap ketiga aliran tersebut, ada 5 (lima) aspek yang perlu dipersiapkan oleh

perusahaan, terutama ditinjau dari segi pengembangan modul-modul pada arsitektur sistem

dan teknologi informasi korporat, yaitu masing-masing: Consumer Management, Catalogue

Management, Order Management, Delivery Management, dan Inventory Management.

Kelima hal ini merupakan proses kunci untuk memenuhi standar “efulfillment” yang berawal

dari pemesanan produk sampai dengan diterimanya produk oleh konsumen (Gambar 2.8).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

33

Gambar 2.8

Konsep E-Supply Chain Management

Sumber : Indrajit dan Djokopranoto (2004, p.154-158)

dapat pula dinikmati oleh calon pembeli. Jelas terlihat disini, bahwa tujuan dari modul

Catalogue Management adalah untuk menyediakan segenap informasi yang dibutuhkan calon

konsumen maupun pelanggan terhadap berbagai produk dan jasa yang ditawarkan

perusahaan. Prinsip yang harus dipegang teguh oleh perusahaan adalah suatu kenyataan

bahwa didalam dunia maya, calon pembeli tidak dapat secara langsung melihat kondisi fisik

sebuah produk, sehingga dibutuhkan suatu cara atau mekanisme untuk melakukannya.

Merepresentasikan katalog dan “show room” merupakan dua hal yang harus dipikirkan oleh

perusahaan di dunia maya. Seperti halnya pada Consumer Management, hanya dibutuhkan

aliran informasi pada modul ini, tidak terkait aliran produk maupun aliran uang (kecuali untuk

produk “sample”).

• Order Management

Setelah konsumen dapat berinteraksi dengan perusahaan dan mengenali beragam

produk dan jasa yang ditawarkan, maka tibalah saatnya untuk melakukan pemesanan

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

34

(order). Ada dua aliran entiti yang harus dicermati dalam modul ini, yaitu aliran informasi dan

aliran keuangan. Transaksi jual-beli didalam dunia maya pun memerlukan dokumentasi

sebagai prasyarat terjadinya interaksi yang sah secara hukum. Perbedaannya dengan dunia

nyata adalah bahwa yang dipergunakan adalah dokumen elektronik, bukan yang berbasis

kertas (paper based documents). Setidak-tidaknya ada dua jenis dokumen yang harus

diperhatikan disini, yaitu kontrak jual beli dan bon atau kwitansi pembayaran. Disinilah

kompleksitas jual-beli mulai tampak, karena berbeda dengan di dunia nyata dimana

konsumen dapat segera memperoleh barang pada saat pembayaran dilakukan, di dunia

maya kerap hal sebaliknya berlaku. Perusahaan harus yakin dahulu pembayaran telah

diterima oleh konsumen, barulah yang bersangkutan akan memberikan produknya. Dengan

kata lain, hal pertama yang harus diurus oleh modul ini adalah aliran uang dari pihak pembeli

(konsumen) ke penjual (perusahaan). Seperti diketahui bersama, sangat banyak ragam

pembayaran elektronik yang telah diterapkan, seperti kartu kredit, kartu debet, transfer

bank, cek elektronik, uang elektronik, dan lain-lain. Inti dari aktivitas pembayaran secara

digital adalah pada proses autorisasi dan autentifikasi. Setelah rangkaian permasalahan

keuangan selesai (terjadinya aliran uang dari pihak pembeli ke penjual), barulah dokumen-

dokumen berisi informasi sehubungan dengan transaksi yang ada diberikan oleh pihak

penjual ke pembeli melalui medium elektronik (internet).

• Delivery Management

Setelah pemesanan dilakukan terhadap produk dan administrasi pembayaran telah

dilakukan dengan baik, langkah selanjutnya adalah pengiriman produk yang dibeli ke pihak

konsumen. Untuk barang-barang digital, pengiriman dapat dilakukan melalui mekanisme

semacam email, download, ftp, dan lain sebagainya. Namun untuk barang-barang berbentuk

fisik, dibutuhkan aktivitas pengiriman produk oleh kurir. Jelas pada

proses ini terjadi aliran produk dari pemilik, yang dalam hal ini adalah perusahaan, ke

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

35

pihak pembeli (konsumen). Adapun informasi yang diperlukan sehubungan dengan proses ini

adalah berbagai hal yang berkaitan dengan proses pengiriman barang, seperti tanggal

produk diambil, kurir yang dipercayakan untuk mengirimkan produk, tipe pengemasan

(packaging), durasi pengiriman, dan lain sebagainya.

• Inventory Management

Berdasarkan janji yang dibuat pada bagian pemesanan (Order Management) dan

pengiriman (Delivery Management), perusahaan harus mengatur pengambilannya di gudang

sehingga target tersebut dapat terpenuhi. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa modul

Inventory Management harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat membantu

perusahaan dalam proses pemenuhan target kontrak jual-beli yang telah dibuat. Inti dari

pengelolaan inventori adalah terletak pada dua hal, yaitu kapan (waktu) pengambilan produk

dari gudang harus dilakuan dan berapa banyak (kuantitas) produk yang harus diambil,

dengan memperhatikan berbagai kendala semacam lead time, biaya gudang, opportunity

loss, dan lain sebagainya. Secara umum terlihat bahwa kelima modul diatas harus saling

terintegrasi satu dengan yang lainnya didalam sebuah rangkaian e-Supply Chain. Orientasi

rangkaian proses ini adalah pemenuhan kebutuhan konsumen sesuai dengan yang

diinginkannya, yang dinyatakan secara eksplisit pada kontrak atau transaksi jual-beli yang

dibuat bersama. Tanpa adanya sebuah sistem terpadu yang mengintegrasikan ketiga aliran

entiti dalam lima proses e-Supply Chain akan meningkatkan resiko tidak terpenuhinya janji

yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak konsumen, yang tidak saja akan berakibat

menurunnya kepuasan konsumen (atau kehilangan konsumen), namun dapat berdampak

lebih jauh yaitu terjadinya tuntutan hukum dengan dalih pelanggaran janji jual-beli yang

dapat bermuara pada ganti rugi yang tidak sedikit.

2.4.4 Kunci Sukses E-Supply Chain Management

Ada beberapa dasar yang harus diperhatikan sebuah e-Supply Chain Management di

perusahaan agar sukses:

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

36

1. Melihat bahwa hakekat informasi dalam hal ini harus merupakan pengganti atau

substitusi dari keberadaan inventori (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka

memperlakukan informasi harus sama persis dengan melakukan manajemen inventori.

Jika didalam inventori permasalah utama yang dihadapi adalah ‘kapan pemesanan

barang harus dilakukan’ dan ‘seberapa banyak barang yang harus dilakukan’ dengan

memperhatikan unsur-unsur semacam lead time, total cost, dan service level, maka

didalam manajemen informasi harus pula diperhatikan hal-hal terkait dengan ‘kapan

informasi relevan harus dimiliki’ dan ‘seberapa detail informasi’ yang harus

direpresentasikan. Dengan kata lain, prinsip cheaper-better-faster berlaku pula dalam

manajemen informasi.

2. Dari ketiga unsur tersebut (biaya, kecepatan, dan kualitas), persaingan sesungguhnya

terletak pada kecepatan dan ketepatan informasi. Informasi yang mengalir dari mitra

usaha ke perusahaan dan sebaliknya harus sedemikian rupa sehingga benar-benar

memberikan suatu manfaat yang signifikan terhadap proses penciptaan dan penyebaran

produk atau jasa (menciptakan value). Karena setiap pengambilan keputusan akan

berdasarkan informasi tersebut, maka keberadaannya harus tepat waktu dan relevan

dengan saat pengambilan keputusan. Dua hal yang harus diperhatikan dalam kaitan ini,

yaitu aspek on-line dan real-time. Aspek on-line berhubungan dengan keharusan adanya

koneksi komunikasi (hubungan) yang tidak terputus selama 24 jam sehari dan 7 hari

seminggu antar perusahaan yang bekerja sama. Sementara aspek realtime berhubungan

dengan durasi perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain yang sedemikian

cepat sehingga mendekati nol detik. Jika aspek on-line menjamin adanya hubungan

terintegrasi antara semua pihak yang terkait, aspek real-time menjamin bahwa informasi

yang dipergunakan untuk mengambil keputusan adalah yang paling mutakhir (up-to-

date).

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

37

3. Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan asset

stratejik perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada hal

yang lebih penting dari pada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus selalu

dijaga keberadaannya. Tanpa adanya kedua unsur tersebut, mustahil kerjasama yang

dilakukan akan menghasilkan suatu kinerja yang saling menguntungkan (win-win).

4. Integrasi Supply Chain yang ketat. Didalam E-Supply Chain memiliki keunggulan dari

intergrasi yang ketat, diantaranya dengan perusahaan dan lain halnya dalam

memperluas perusahaan dimulai dari supplier, rekan dagang, penyedia logistic dan

saluran distribusi.

Menurut Turban et al. (2006, p281). Kesuksesan e-SCM ditentukan oleh :

• Kemampuan dari semua mitra supply chain untuk memandang mitra kerja sama

atau kolaborasi sebagai unsur strategis. Pengintegrasian yang ketat dan

kepercayaan diantara mitra perdagangan yang menghasilkan kecepatan dan

ketangkasan.

• Jarak pengelihatan informasi sepanjang keseluruhan supply chain. Informasi

tentang inventaris pada berbagai segmen yang menyangkut rantai, permintaan

produk, penyerahan waktu, dan informasi relevan lainnya harus kelihatan oleh

semua anggota menyangkut supply chain disetiap waktu. Oleh karena itu,

informasi harus diatur dengan baik, dengan kebijakan, tegas, dan pemantauan

setiap harinya.

• Kecepatan, biaya, kualitas, dan pelayanan pelanggan. Ini adalah ukuran dari

supply chain. Sebagai konsekuensi, perusahaan harus dengan jelas

menggambarkan pengukuran untuk masing-masing ukuran ini bersama-sama

dengan tingkat ukuran yang akan dicapai. Tingkatan target harus berbagi

kepada mitra bisnis.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

38

• Mengintegrasikan supply chain dengan ketat. Suatu e-supply chain akan

bermanfaat bagi pengintegrasian yang lebih ketat didalam suatu perusahaan dan

diperluas ke seberang perusahaan dengan menyusun suppliers, mitra dagang,

penyedia jasa, dan saluran distribusi.

Menurut Turban et al. (2006, p281) Konsep atau kegiatan dari e-Supply Chain

Management yang baik, biasanya memiliki 5 (lima) buah komponen yang saling mendukung,

yaitu masing-masing:

1. Supply Chain Replenishment – adalah proses yang berkaitan dengan bagaimana para

pemasok saling bekerja sama untuk menyediakan produk-produk atau bahan-bahan

yang dibutuhkan oleh perusahaan sedemikian rupa sehingga memenuhi target

permintaan dan service level yang dicanangkan.

2. Collaborative Planning – adalah proses yang memfokuskan diri pada aktivitas

perencanaan yang berkaitan dengan operasi, produksi, inventori, dan distribusi

sehingga keseluruhan perusahaan yang bekerja-sama mengetahui obyektivitasnya

masing-masing sehingga untuk mencegah adanya konflik yang dapat bermuara pada

tidak tercapainya kebutuhan pelanggan.

3. Collaborative Product Development – adalah proses yang berkaitan dengan aktivitas

penciptaan produk atau jasa yang membutuhkan kerja-sama antara berbagai mitra

bisnis tersebut dengan perusahaan, sehingga kualitas produk dan/atau jasa dapat

terpenuhi sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati.

4. E-Procurement – pada dasarnya adalah manifestasi baru dari proses pengadaan

konvensional, dimana dalam aktivitas ini teknologi internet dan prinsip-prinsip e-

business benar-benar diterapkan secara sungguh-sungguh.

5. E-Logistics – sama seperti e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan

aktivitas manajemen pergudangan dan transportasi.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

39

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 2.9

Kerangka Pemikiran

2.6 Metodologi Penelitian

2.6.1 Jenis dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dipergunakan oleh penulis dalam menyelesaikan

skrispsi ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif yang menggunakan pendekatan

E - Supply Chain Management

Downstream Supply Chain

Wawancara

Kuesioner kepada konsumen mengenai E-SCM pada PT.MULTI SARANA PRIMA NUSANTARA

Pengolahan Data

Hasil Pengolahan Data

Perancangan e-SCM dari sisi Downstream

Kesimpulan

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

40

studi kasus. Data-data yang digunakan berupa data primer yang didapat langsung dari

perusahaan itu sendiri yaitu gambaran umum perusahaan, sistem pelayanan yang sedang

digunakan, dan lain-lain. Selain itu data primer juga didapat melalui hasil wawancara penulis

dengan perusahaan, serta data sekunder diperoleh melalui kepustakaan dengan melihat,

membaca serta mencatat buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi.

2.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan (Library Research)

dan penelitian lapangan (Field Research), yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan membaca,

mengumpulkan data, mencatat, mempelajari teks book dan buku-buku

pelengkap atau referensi, seperti: jurnal, majalah, media cetak lainnya di

perpustakaan atau tempat lainnya.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu dengan

mengunjungi perusahaan, dalam hal ini PT.MULTI SARANA PRIMA NUSANTARA,

sehingga kebutuhan akan data pokok untuk penyusunan skripsi dapat terpenuhi.

Teknik pengumpulan data tersebut adalah dengan cara sebagai berikut:

• Wawancara (Interview)

Penulis melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Wawancara

dilakukan langsung dengan pemilik perusahaan dan staf atau karyawan

PT.MULTI SARANA PRIMA NUSANTARA. Pengamatan langsung (Observasi)

Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan setiap hari yang berkaitan dengan penyusunan

skripsi.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

41

• Daftar pertanyaan (Kuesioner)

Penulis menyiapkan sejumlah pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan

pembahasan masalah dan memberikan kepada karyawan PT.MULTI SARANA

PRIMA NUSANTARA sehingga penulis memperoleh data secara rinci dan

sistematis.

2.6.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran

Definisi operasional merupakan penjelasan pengertian dari teoritis variabel, sehingga

dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai

tujuan tertentu. Variabel – variabel yang diteliti dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 4

variabel yang didalamnya terdapat 12 parameter. Untuk lebih jelasnya variabel – variabel

tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.1 :

Tabel 2.1

Variabel-Variabel

Variabel Parameter

Kualitas Produk mainan dan game yang up to date / sesuai

perkembangan jaman.

Produk mainan dan game berkualitas baik (lokal dan import).

Produk mainan dan game yang dijual bervariasi.

Jaminan /garansi produk game selama 1 Bulan.

Waktu Waktu pengiriman barang tepat waktu.

Waktu pelayanan terhadap konsumen cepat.

Penyediaan barang tepat waktu.

Biaya Harga yang disesuaikan dengan kualitas barang.

Biaya pengiriman yang disesuaikan.

Pemberian diskon bagi konsumen.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

42

Aset Pemanfaatan teknologi dan peralatan secara tepat.

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia secara optimal.

Jalinan kerjasama yang baik dengan rekan bisnis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen

pengumpulan data dari responden. Kuesioner diukur melalui skala likert.

2.6.4 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, (2005, p.86) dalam bukunya yang berjudul ”Metode Penelitian

Bisnis”, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti

yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

- Sangat Baik / Berhasil 4

- Baik / Berhasil 3

- Tidak Baik / Tidak Berhasil 2

- Sangat Tidak Baik / Sangat Tidak Berhasil 1

Pengujian tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir

dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Teknik yang digunakan untuk

menentukan validitas item adalah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and

Service Solution) dalam menganalisis data. Bila nilai pada Corrected Item – Total Correlation

– nya lebih besar dari nilai r-tabel maka alat tersebut valid.

Dalam penelitian terdapat dua bagian yang diteliti yaitu : pelaksanaan SCM pada

PT.MULTI SARANA PRIMA NUSANTARA dan keberhasilan faktor-faktor dalam pelaksanaan

SCM tersebut. Pada kedua bagian tersebut digunakan variabel X yang merupakan tingkat

pelaksanaan perusahaan dan variabel Y yang merupakan tingkat keberhasilan.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

43

Adapun rumus yang digunakan adalah :

Xi

Tki = -------------- x 100%

Yi

Dimana : Tki = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian pelaksanaan

Yi = Skor penilaian keberhasilan

Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi skor tingkat pelaksanaan dan sumbu

tegak (Y) akan diisi skor penilaian keberhasilan. Dan untuk menghitung rata-rata variabel

tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

ΣXi

X = -------------- x 100%

n

ΣYi

Y = -------------- x 100%

n

Dimana : X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan

Y = Skor rata-rata tingkat keberhasilan

n = Jumlah responden

Untuk menghitung rata-rata dari skor rata-rata tingkat pelaksanaan dan tingkat

keberhasilan faktor-faktor pelaksanaan Supply Chain Management digunakan rumus :

N N

ΣI = 1 Xi ΣI = 1 Yi

X = ---------------- Y = ----------------

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

44

K K

Dimana : X = Merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan

Y = Merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat keberhasilan

K = Banyaknya indikator yang dapat mempengaruhi pelaksanaan SCM di PT.MULTI

SARANA PRIMA NUSANTARA, dalam penelitian K = 12.

Menurut Husein Umar,et al (2003). Diagram kartesius merupakan alat analisis yang

digunakan untuk menentukan strategi peningkatan pelayanan dengan melihat hubungan

kinerja atau tingkat pelaksanaan pelayanan yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan

kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan. Diagram yang digunakan dalam penelitian adalah

diagram Kartesius, dimana diagram ini merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat

bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus yang masing-masing

bagian terdapat satu indikator atau lebih, atau bahkan tidak terdapat indikator sama sekali,

adapun gambar diagram kartesius dapat dilihat pada gambar 2.10 :

Keberhasilan

Y A B

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

Y C D

Tingkatkan Prestasi Berlebihan

X X Pelaksanaan

Gambar 2.10

Diagram Kartesius

Sumber: Husein Umar (2003, p.38)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

45

Keterangan :

- Kuadaran A = menjelaskan bahwa keberhasilan suatu variabel adalah lebih tinggi

dari tingkat pelaksanaan, sehingga perusahaan harus meningkatkan kinerjanya agar

lebih optimal.

- Kuadran B = menjelaskan bahwa pelaksanaan dan keberhasilan pada suatu variabel

berada pada tingkat tinggi dan sesuai, sehingga perusahaan cukup mempertahankan

kinerja variabel tersebut.

- Kuadaran C = menjelaskan bahwa pelaksanaan dan keberhasilan pada suatu variabel

barada pada tingkat rendah sehingga perusahaan perlu melakukan perbaikkan.

- Kuadaran D = menjelaskan bahwa pelaksanaan perusahaan berada pada tingkat

tinggi, tetapi keberhasilan akan kinerja dari variabel tersebut hanya rendah, sehingga

perusahaan perlu mengurangi variabel tersebut agar dapat mengefisiensikan sumber

daya perusahaan.

2.6.5 Analisis Porter

Persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan ( five

competitive force ) yang berpengaruh terhadap struktur ekonomi dalam industri. Model

Porter membantu perusahaan mengidentifikasikan ancaman dalam perusahaan dan

membantu perusahaan dalam menyiapkan rencana strategi perusahaan. Lima elemen

kekuatan persaingan dalam industri menurut Michael E. Porter ( Whiteley 2000, p26 – p29 )

adalah sebagai berikut :

• Ancaman pendatang baru ( Threat of new entrants )

Ada tujuh sumber utama rintangan masuk bagi pendatang baru yaitu skala

ekonomi, biaya beralih pemasok, akses ke saluran industri, biaya tidak

menguntungkan terlepas dari skala ekonomi, kebijakan pemerintah, kebutuhan

modal, dan diferensiasi produk.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

46

• Ancaman barang pengganti ( Threat of substitution )

Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi potensial dari

suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu

segmen. Perusahaan harus mengamati secara dekat tren harga substitusi, harga dan

laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun.

• Daya tawar pembeli ( Bargaining power of buyer )

Daya tawar pembeli kuat jika sejumlah besar hasil industri, hambatan keluar

tinggi, produk pemasok standar, dan perusahaan yang terlibat dalam persaingan

memiliki strategi yang beragam.

• Daya tawar pemasok ( Bargaining power of suppliers )

Daya tawr pemasok kuat jika di dominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar,

produk substitusi yang baik tidak tersedia bagi pembeli, pembeli bukan konsumen

penting bagi pemasok, dan produk pemasok penting bagi pembeli.

• Persaingan antar perusahaan yang sejenis dalam industri

Suatu segmen manjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak,

kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih tidak menarik jika segmen tersebut stabil

atau menurun, jika penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam jumlah yang

besar, jika biaya tetap tinggi, jika penghalang keluar besar, atau jika pesaing

memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal dalam segmen tersebut.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00733-mn bab 2.pdf · Peningkatan kecepatan pemrosesan memungkinkan analisis dilakukan

47

Berikut ini disajikan lima elemen kekuatan persaingan Michael E. Porter dalam bentuk

gambar :

Gambar 2.11

Lima elemen kekuatan persaingan

Sumber : David Whiteley, e-commerce : Strategy, technology and application, McGraw Hill,2000,p27