bab ii landasan teori dan kerangka...

37
BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bisnis dan Perusahaan Pengertian perusahaan dan bisnis pernah dipaparkan oleh Raymond E. Glos dalam bukunya “Business, It’s Nature and Environment An Introduction”. Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan, atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan bisnis dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang terlibat didalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahana berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar Husein, 2007). Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Dalam kegiatan bisnis, dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik sebelum memasarkan produk. Orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai pengusaha.

Upload: hoangdung

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

9

BAB II

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Bisnis dan Perusahaan

Pengertian perusahaan dan bisnis pernah dipaparkan oleh Raymond E. Glos

dalam bukunya “Business, It’s Nature and Environment An Introduction”.

Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan

keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan, atau jasa yang

diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan

memberikan laba kepada para pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi.

Sedangkan bisnis dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan

oleh orang-orang yang terlibat didalam bidang perniagaan (produsen, pedagang,

konsumen, dan industri dimana perusahana berada) dalam rangka memperbaiki

standar serta kualitas hidup mereka (Umar Husein, 2007).

Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian bisnis lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena

perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Dalam kegiatan bisnis, dibutuhkan

kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan

tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik sebelum memasarkan

produk. Orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai

pengusaha.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

10

Studi Kelayakan Bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang

tidak hanya menganalisis layak atau tidak layaknya suatu bisnis dibangun, tetapi

juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan

yang maksimal untuk waktu yang ditentukan, misalnya rencana peluncuran

produk.

Kegiatan utama bisnis bisa dikategorikan kedalam kegiatan yang berbentuk

operasional rutin yang didasarkan pada suatu konsep pendayagunaan sistem yang

telah ada dilakukan secara terus menerus serta berulang-ulang. Akan tetapi

berbeda jika kegiatan yang dilakukan merupakan proses pembangunan dan

perluasan sistem, maka kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang berbentuk

proyek sehingga kegiatan lainnya yang belum ada dalam bisnis akan berlangsung

setelah adanya kegiatan berbentuk proyek ini dilakukan. Misalnya jika sebuah

perusahaan akan berdiri maka sistem dibangun terlebih dahulu oleh proyek, baru

kemudian dioperasionalkan secara rutin.

Motivasi utama dari kegiatan bisnis adalah laba (Umar Husein, 2007). Laba

didefiniskan sebagai perbedaan antara penghasilan dan biaya - biaya yang

dikeluarkan. Sehingga dalam bisnis para pengusaha harus dapat melayani para

pelanggan dengan cara menguntungkan untuk kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka panjang, selain juga harus mengetahui kesempatan-kesempatan

baru untuk memuaskan keinginan konsumen.

2.1.2 Konsep Komponen Bisnis

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa konsep bisnis terdiri dari empat konsep

komponen, yakni konsep pasar (P1), konsep perusahaan (P2), konsep persaingan

(P3), dan yang terakhir yaitu konsep perubahan (P4).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

11

Gambar 2.1 : Konsep Komponen Bisnis

Sumber : Umar Husein dalam “Studi Kelayan Bisnis”

Penjelasan mengenai Konsep Komponen Bisnis adalah transaksi - transaksi bisnis

dilakukan dipasar (P1) oleh perusahaan (P2) :

Pada hakikatnya, transaksi-transaki bisnis dilakukan di pasar (P1) oleh

perusahaan (P2). Transaksi-transaksi ini diharapkan terjadi dengan memuaskan

kedua belah pihak, yaitu produsen dan konsumen. Namun, proses antara P1 dan

P2 ternyata dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh persaingan

dan aspek eksternal lainnya (P3) baik secara positif maupun negatif. Selain itu,

ketiga kutub ini memiliki perubahan-perubahannya sendiri (P4), yang pada gambar

di atas berbentuk lingkaran-lingkaran, dimana secara langsung atau tidak langsung

juga akan mempengaruhi kelancaran bisnis perusahaan.

Konsep Pasar (P1)

Pasar di mana produk dari produsen ditawarkan pada konsumen potensialnya tidak

dapat dikendalikan oleh perusahaan, jadi hendaknya produsen mengetahui dengan

baik bagaimana menentukan pasar produsen yang diinginkan. Apakah itu dalam

P4 P3

P1 P4

P2 P4

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

12

bentuk monopoliy, oligopoly, pasar persaingan sempurna, dan seterusnya.

Produsen hendaknya juga mengetahui pasar konsumen yang ingin dimasuki,

misalnya pasar pemerintah, re-seller, industri, atau pasar konsumen. Selain itu,

perusahaan hendaknya menentukan kebijakan segmentasi pasar, target pasar,

serta positioning produk di pasarnya.

Konsep Perusahaan (P2)

Konsep perusahaan akan disebut sebagai konsep lingkungan internal

perusahaan. Elemen-elemen dari lingkungan internal perusahaan dapat dibagi atas

fungsionalnya, lingkungan perusahaan terbagi atas fungsional pemasaran, SDM,

keuangan, produksi / operasi, dan manajemen. Sedangkan, dari sisi tingkatan

manajemen dapat dibagi atas manajemen tingkat atas, menengah, dan tingkat

bawah.

Konsep Persaingan dan Eksternal Lain (P3)

Selain konsep lingkungan internal, konsep bisnis juga memiliki lingkungan

eksternal, yaitu kondisi-kondisi yang berada di luar perusahaan dan tidak dapat

dikendalikan perusahaan. Kondisi-kondisi ini meliputi kondisi politik, ekonomi,

sosial, teknologi, legal dan lingkungan hidup. Lingkungan eksternal yang lain

adalah lingkungan industri, yaitu suatu lingkungan dimana produk-produk

perusahaan berada dan terlibat dalam persaingan. Selain itu perusahaan-

perusahaan juga melakukan kerja sama agar produk-produk secara keseluruhan

tetap dapat bertahan dan terus berkembang.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

13

Konsep Perubahan (P4)

Dunia terus berubah begitu pula halnya dengan dunia bisnis. Lingkungan

bisnis, seperti situasi politik, ekonomi, dan seterusnya terus berubah. Demikian

pula, situasi pasar dimana produk dijual, misalnya sikap konsumen, perilaku

konsumen, serta daur hidup produk juga berubah. Aspek-aspek internal

perusahaan, seperti kondisi SDM di dalam perusahaan selalu berubah-ubah sikap

dan perilakunya, termasuk motivasi dan kepuasan mereka. Hendaknya,

perubahan-perubahan yang terjadi baik dari luar maupun dari dalam perusahaan

dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kelemahan-kelemahan serta ancaman-

ancaman yang ada dapat ditutup dengan kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang

yang dimilikinya.

2.1.3 Industri Manufaktur dan Jasa

2.1.3.1 Industri Manufaktur

Menurut Kotler (2000), Penawaran sebuah perusahaan kepada pasar

sasarannya biasanya mencakup beberapa jenis. Komponen jasa ini bisa

merupakan bagian kecil ataupun bagian utama atau pokok dari

keseluruhan penawaran tersebut. Pada kenyataannya, suatu penawaran

dapat bervariasi dari dua kutub ekstrem, yaitu murni berupa barang

manufaktur pada satu sisi dan jasa murni pada sisi lainnya. Berdasarkan

kriteria ini, penawaran sebuah perusahaan dapat dibedakan menjadi

lima kategori, yakni :

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

14

1. Produk fisik murni

Penawaran pada kategori ini semata-mata hanya berupa produk fisik

(contohnya, sepatu, pasta gigi, minuman ringan, tisu, dan sabun

cuci), tanpa ada jasa atau layanan yang menyertai produk tersebut.

2. Produk fisik dengan jasa pendukung

Pada kategori ini, penawaran terdiri atas suatu produk fisik yang

disertai dengan satu atau beberapa jasa atau layanan untuk

meningkatkan daya tarik pada konsumen. Sebagai contoh, dealer

mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas pembayaran kredit,

reparasi, penggantian suku cadang, dan seterusnya. Dalam kategori

ini, jasa dapat pula didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan bagi para pelanggan yang telah membeli produknya

(Clemente, 1992). Pakar pemasaran Theodore Levitt (1972)

mengamati bahwa semakin canggih teknologi sebuah produk generic

(misalnya: mobil, mesin fotocopy, kamera digital, telepon genggam,

dan komputer, semakin besar pula ketergantungan penjualannya

pada kualitas dan ketersediaan layanan pelanggan (customer

service) yang menyertainya, seperti ruang pajangan (showroom),

fasilitas pengantaran, pemelirahaan dan reparasi, bantuan aplikasi,

pelatihan operator, konsultan instalasi, dan pemenuhan garansi.

3. Produk hybrid

Penawaran pada kategori ini terdiri atas komponen barang dan jasa

yang kurang lebih sama besar porsinya. Contohnya adalah restoran

siap saji.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

15

4. Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor.

Penawaran pada kategori ini terdiri atas jasa pokok tertentu

bersama-sama dengan jasa tambahan (pelengkap) dan atau barang-

barang pendukung. Contohnya bisa dijumpai pada konteks jasa

penerbangan. Selama menempuh penerbangan menuju tempat

tujuan, ada sejumlah unsure produk fisik pelengkap yang terlibat,

seperti makanan dan minuman, majalah atau surat kabar yang

disediakan, videogame, radio, TV, dan lain-lain. Jasa seperti ini

memerlukan barang yang bersifat capital intensif (dalam hal ini

tentu saja pesawat) untuk realisasinya, namun penawaran utamanya

tetap berupa jasa.

5. Jasa murni

Penawaran pada kategori ini hampir seluruhnya berupa jasa,

contohnya jasa fisioterapi, konsultasi psikologi, jasa tukang pijat,

babysitter, dan lain-lain.

Kelima macam kategori produk ini bisa pula digambarkan secara

skematis dalam sebuah kontinum, sebagaimana tersaji dalam Gambar

2.2. dalam gambar tersebut, produk dibedakan berdasarkan elemen

tangible dan intangible. Garam, misalnya bisa dikatakan hamper 100%

berupa produk fisik. Sebaliknya, jasa professional merupakan bentuk

jasa murni. Di tengah-tengahnya terdapat restoran siap saji sebagai

bentuk produk yang memiliki komponen tangible dan intangible yang

kurang lebih sama.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

16

Gambar 2.2 : Kontinum Barang dan Jasa

Sumber : Lovelock, Patterson & Walker (2004)

2.1.3.2 Konsep dan Definisi Industri Jasa

Di Indonesia, penyerapan tenaga kerja di sektor jasa hampir

mencapai 40%, sama halnya dengan di RCC dan Thailand (Wirtz, 2000).

Sejumlah faktor diyakini berkontribusi pada pertumbuhan pesat dan

signifikansi peran sektor jasa, di antaranya (Lovelock, Paterson dan

Walker, 2004) ;

1. Internasionalisasi dan globalisasi, seperti “hollowing out effect”:

peningkatan perdagangan jasa, dan bertumbuhnya pelanggan

global. Dalam beberapa dekade terakhir perubahan pola

penyerapan tenaga kerja di negara industri, dari yang semula

berpusat pada sektor manufaktur ke sektor jasa. Pemanukfaturan

berteknologi rendah yang cenderung bersifat labor-intensif beralih

ke negara-negara yang tingkat upahnya relatif masih murah,

Intangible Dominant

Tangible Dominant

Seimbang

Garam Minuman ringan

Deterjen Rumah

MobilTailored suit

Restoran siap saji

HotelPenerbangan

Biro iklanTeater

DosenJasa Profesional

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

17

seperti Vietnam, RRC, Meksiko dan Indonesia. Sementara di

negara-negara industri, seperti Amerika, Australia, Jepang dan

Inggris, tuntutan terhadap tingkat keterampilan angkatan kerja

semakin meningkat dikarenakan pekerjaan - pekerjaan yang

tersedia di sektor manufaktur berteknologi tinggi cenderung

bersifat knowledge-intensive dan skill-intensive. Selain itu,

berbagai bentuk jasa baru juga bermunculan dalam rangka

merespon perubahan kebutuhan konsumen, baik individual

maupun organisasional. Perubahan pola penyerapan tenaga kerja

seperti ini disebut hollowing out effect.

2. Perubahan regulasi pemerintah, seperti deregulasi dan privatisasi

di sejumlah sektor usaha (seperti perbankan, transportasi,

telekomunikasi, dan layanan public), serta kesepakatan baru antar

negara dalam hal perdagangan jasa (General Agreement on Trade

in Services (GATS) ditandatangani oleh 110 negara pada tahun

1994).

3. Perubahan sosial, seperti meningkatnya ekspektasi pelanggan,

bertambahnya waktu luang, meningkatnya pendapatan disejumlah

negara, dan semakin banyaknya wanita yang masuk kedalam

angkatan kerja. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan di

berbagai negara dalam bertambahnya jumlah dual income

families, bermunculan pula global middle class dengan kebutuhan,

minat dan gaya hidup yang relative konvergen (Lovelock,

Patterson dan Walker, 2004). Implikasinya, permintaan terhadap

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

18

sejumlah jenis jasa ikut meningkat di antaranya jasa hiburan,

pariwisata, kesehatan, olahraga, dan restoran siap saji.

4. Tren bisnis, seperti pengendoran standar asosiasi professional

(sejumlah asosiasi jasa profesional mulai mencabut larangan

terhadap aktivitas promosi dan periklanan, di antaranya profesi

akuntan, arsitek, dokter, pengacara, dan optometrist), penerapan

orientasi pemasaran oleh organisasi nirlaba, berkembangnya

outsourcing terhadap jasa-jasa non-inti (non-core services),

berkembangnya gerakan kualitas (Total Quality Management), dan

bertumbuhnya bisnis waralaba (franchising).

5. Kemajuan teknologi, seperti konvergensi komputer dan

telekomunikasi, miniaturisasi, digitalisasi, dan perangkat lunak

yang semakin canggih. Teknologi informasi berperan signifikan

dalam menunjang daya saing setiap organisasi, misalnya dalam

hal penciptaan atau penyempurnaan sistem penyampaian jasa

baru (contohnya, Internet banking, TV media, TV kabel, vending

machines, dan sebagainya), peningkatan keterlibatan pelanggan

dalam operasi jasa swalayan, pembentukan departemen layanan

pelanggan tersentralisasi (contohnya, pemanfaatan call centers

oleh perusahaan penerbangan, asuransi, telepon, dan lain-lain),

dan pengembangan database marketing yang akurat.

Sementara itu, Lovelock, Patterson dan Walker (2004)

mengemukakan perpektif “service” sebagai sebuah sistem. Dalam

perspektif ini, setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

19

terdiri atas dua komponen utama : (1) operasi jasa (service operations), di

mana masukan (input) diproses dan elemen-elemen produk jasa

diciptakan : dan (2) penyampaian jasa (service delivery), di mana elemen-

elemen produk jasa tersebut dirakit, dirampungkan dan disampaikan

kepada pelanggan (lihat gambar 2.3). sebagian dari system ini tampak

(visible) atau diketahui pelanggan (sering disebut pula front office atau

frontstage), sementara sebagian lainnya tidak tampak atau bahkan tidak

diketahui keberadaannya oleh pelanggan (back office atau backstage).

Gambar 2.3 : Sistem Penyampaian Jasa

Sumber : Lovelock, Patterson & Walker (2004)

Semakin maju sebuah negara semakin tidak didominasi oleh industri

manufaktur yang memproduksi barang akhir, berkembangnya industri

jasa yang mungkin lebih pesat dibandingkan industri manufaktur

dibanyak negara maju. Beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis

untuk bergerak kearah bisnis jasa (Umar Husein, 2007) antara lain :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

20

• Perubahan regulasi pemerintah

• Swastanisasi perusahaan-perusahaan pemerintah dan organisasi

nirlaba

• Komputerisasi dan inovasi teknologi

• Perkembangan waralaba (franchising)

• Ekspansi leasing dan bisnis persewaan

• Pertumbuhan pusat-pusat jada dalam perusahaan manufaktur

• Tekanan finansial terhadap organisasi-organsiasi publik dan nirlaba,

serta

• Internasionalisasi bisnis jasa.

Zeithhami dan Bitner (1996) mencoba merangkum banyak pendapat

para ahli tentang definisi jasa sebagai “Semua aktivitas ekonomi yang

output-nya bukanlah produk atau kontruksi fisik yang secara umum

konsumsi dari produksinya dilakukan pada waktu yang sama dan nilai

tambah yang diberikan dalam bentuk lainnya (seperti: kenyamanan,

liburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip adalah intingible

bagi pembeli pertamanya”.

Perkembangan bisnis jasa di masa yang akan datang akan memiliki

implikasi pada lingkungan bisnis jasa pada saat ini, antara lain :

a. Akan terjadi inovasi jasa, sebagai contoh; e-commerce

b. Semakin meningkatnya partisipasi konsumen terhadap jasa,

sebagai contoh; konsumen akan mencari informasi yang lebih

spesifik dan lengkap dengan menggunakan internet.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

21

c. Semakin meningkatnya kandungan jasa pada barang-barang,

misalnya adanya aktivitas (jasa) yang tidak diduga ditempat

rekreasi, atau pencarian informasi dengan menggunakan barang

yang memiliki tingkat kemudahan dan penggunaan (operasional)

yang lebih baik akan memiliki nilai tersendiri contohnya radio.

Jasa memiliki karakteristik antara lain : intangibilitas, keberagaman,

simultanitas akan produksi dan konsumsi jasa, serta kerentanan

(perishability). Intangibilitas (intangible) merupakan prinsip dari jasa,

konsekuensi dari sifat ini adalah bahwa : jasa tidak bisa dilihat, dicicipi

atau disentuh. Oleh karena itu, jasa tidak bisa disimpan, sehingga

fluktuasi permintaan jasa sulit untuk dikendalikan. Dan jasa tidak dapat

dipatenkan, akibat suatu konsep jasa akan mudah ditiru oleh

pesaingnya. Dan juga, jasa sulit dikomunikasikan kepada konsumen,

karena itu kualitas jasa sulit untuk dinilai oleh konsumen. Sehingga

penentuan pada harga jasa sulit dilakukan, ini dikarenakan biaya

pemrosesan jasa sulit dibedakan mana biaya tetapnya dan mana yang

termasuk biaya variabel.

Keberagaman pada penerapannya menyebabkan jasa sulit

distandarisasi sebagai kegiatan yang konsisten. Sebagai contoh, adanya

perbedaan keinginan konsumen menjadikan aktivitas dan kegiatan

dibidang jasa memiliki perbedaan dalam prakteknya dilapangan

meskipun dilakukan untuk suatu jasa yang sama.

Mengenai simutanistas produksi dan konsumsi, jasanya jasa akan

dimulai pada saat adanya permintaan konsumen, sehingga produksi dan

konsumsi dilakukan bersamaan setelah terjadinya kesepakatan antara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

22

konsumen dengan penyedia jasa. Sedangkan kerentanan (perishability)

merupakan sebuah timbal balik dari kegiatan jasa yang telah dilakukan,

ini dikarenakan jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi atau pun

dikembalikan. Sebagai contoh jika rambut yang sudah dicukur tidak akan

dapat dikembalikan kepada asalnya.

2.1.3.3. Bisnis Retail

Bisnis retail (ritel) mengalami perkembangan cukup besar, ditandai

dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai

membenahi diri menjadi bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis

riter modern yang baru. Pengelolaan ritel modern tentunya

membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai terutama

kebutuhan teknologi tinggi (high-tech).

Teknologi tinggi ini memungkinkan ritel membangun sistem

informasi canggih yang mendukung pengelolaan sistem persediaan yang

lebih efisien sehingga manajemen ritel mampu menyediakan berbagai

produk makana dan minuman yang selalu segar. Teknologi juga

memudahkan pelayanan, pemrosesan, serta pengantaran layanan yang

lebih cepat, teliti, dan memuaskan pelanggan. Selain itu, dengan

menggunakan sistem informasi, para peritel mampu mengatur

persediaan di gudang-gudang ritel, sehingga sistem pasokan dan

persediaan menjadi semakin terintegrasi terhadap berbagai kebutuhan

gerai atau toko ritel yang dimilikinya. Perubahan-perubahan yang paling

penting dibahas pada bagian ini, yaitu:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

23

(1) perbedaan yang mendasar dan terus berkembang dalam format ritel,

(2) meningkatkan konsentrasi industri,

(3) globalisasi, dan

(4) penggunaan berbagai cara untuk berinteraksi dengan konsumen.

Masing-masing format ritel menargetkan segmen pasar yang

berbeda dan menggambarkan tren atau kecenderungan terhadap

keanekaragaman barang dagangan yang semakin meningkat. Tiap jenis

ritel menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para konsumen bisa

berlangganan pada ritel yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan

yang berbeda.

Saat jumlah format ritel yang berbeda meningkat, jumlah pesaing

dalam tiap format akan cenderung menurun. Sedikit peritel nasional

yang mampu mendominasi kebanyakan format. Contohnya, PT. Matahari

Putra Prima yang memiliki departement store masuk dalam format ritel

berorientasi makanan dengan nama hypermart.

Faktor penentu cara interaksi tersebut adalah adanya kemajuan

teknologi maupun keberagaman jenis format ritel. Ritel dengan format

tanpa toko (non-store) akan lebih banyak mengoptimalkan kemajuan

teknologi informasi untuk berinteraksi dengan konsumen. Tidak semua

pe-ritel yakin telah melakukan upaya yang otimal dalam berinteraksi

dengan konsumen dengan hanya memilih satu cara. Sebagian besar pe-

ritel menggunakan kombinasi dari berbagai cara dalam berinteraksi

seperti dilakukan oleh Matahari Departement Store yang menggunakan

catalog / direct mail, e-mail, interaksi langsung didalam toko.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

24

Pe-ritel juga dapat berposisi sebagai perusahaan yang

menyimpan persediaan dengan ukuran lebih kecil. Fungsi utama ritel

adalah mempertahankan persediaan yang sudah ada, sehingga produk

akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya.

Ritel yang mengantar produk hingga dekat ke tempat konsumen,

menyediakan jasa yang memudahkan konsumen dalam membeli dan

menggunakan produk, maupun menawarkan kredit sehingga konsumen

dapat memiliki produk dengan segera dan membayar belakangan.

Pelanggan membutuhkan ritel karena tidak semua barang dijual dalam

keadaan lengkap.

Pembelian salah satu barang ke ritel tersebut akan menambah

nilai barang tersebut terhadap kebutuhan konsumen. Terdapat empat

unsur yang dapat digunakan ritel untuk memuaskan kebutuhan

pelanggan yang berguna untuk menggolongkan ritel, yaitu Jenis barang

yang dijual

1. Perbedaan dan keanekaragaman barang yang dijual

2. Tingkat layanan konsumen

3. Harga barang

Ritel dapat dibedakan berdasarkan jenis produk yang dijualnya.

Sebagai contoh ritel yang menjual produk olahraga biasanya toko

peralatan olahraga. Selain itu juga dapat dibagi menurut jenis olahraga

itu sendiri, seperti basket, golf, sepakbola, dan lain-lain.

Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan

yang cukup besar. Sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

25

manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya

pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel.

Investasi perusahaan ritel asing tetap berinvestasi ke Indonesia

dengan tiga cara yaitu :

• Pengaturan objek dalam perencanaan barang dagangan.

• Implikasi perencanaan dan pengelolaan keanekaragaman barang

dagangan terhadap kinerja keuangan dan kinerja operasional ritel.

Aspek bauran komunikasi dalam ritel meliputi hal-hal sebagai

berikut :

o Startegi komunikasi dalam mengembangkan merek dan

membangun kesetiaan pelanggan.

o Beberapa metode untuk berkomunikasi dengan pelanggan.

o Kerja sama komunikasi antara peritel dengan vendor atau

pemasok.

o Memilih media komunikasi, menentukan frekuensi, dan waktu

yang paling tepat dalam menjalankan aktivitas komunikasi

dengan pelanggan.

2.1.4 Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang

tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak sebuah bisnis dibangun, tetapi

juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan

yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. (Umar Husein, Studi Kelayakan

Bisnis, p8, 2007).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

26

2.1.4.1 Reviewer Studi Kelayakan Bisnis

Reviewer menggunakan analisa kelayakan ide bisnis adalah sebagai

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik persetujuan

ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan

direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya.

Adapun Pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan

bisnis adalah sebagai berikut :

• Pihak Investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki

kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta

jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya.

• Pihak Kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada

akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah

melakukan pengkajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat

sebelumnya.

• Pihak Manajemen Perusahaan, sebagai pihak yang memberikan

kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis

tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka

meningkatkan laba perusahaan.

• Pihak Pemerintah dan Masyarakat, ini disebabkan karena adanya

kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan

baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas

pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan.

• Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi, sebagai analisis manfaat yang

akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap

perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

27

mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (kebijakan

pemerintah), distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai

investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan

dan beban sosial.

2.1.4.2 Aspek Studi Kelayakan Bisnis

• Aspek Pasar

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan

pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dengan

kekuatan penawaran untuk membentuk suatu harga. Permintaan

dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen

yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat

harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut

permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasari pada

kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial.

Hukum permintaan mengatakan bahwa bila harga suatu

barang meningkat, maka kuantitas harga barang yang diminta akan

berkurang, begitu pula sebaliknya, bila harga barang yang diminta

menurun, maka kuantitas barang yang diminta menaik (asumsi cetris

paribus).

Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai kuantitas

barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat

harga ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : harga barang itu

sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi, dan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

28

tujuan-tujuan perusahaan. Bentuk pasar bisa dilihat dari sisi produsen

dan sisi konsumen. Dari sisi produsen, maka pasar dapat dibedakan

atas asas persaingan sempurna, persaingan monopolitik, oligopoli dan

monopoli. Dan dari sisi konsumen, pasar dibedakan atas empat bentuk

jenis pasar, yakni pasar konsumen, pasar industri, pasar penjualan

ulang kembali dan pasar pemerintah.

Proyeksi permintaan dan penawaran produk dapat dilakukan

dengan melakukan estimasi total terhadap permintaan pasar, estimasi

wilayah permintaan pasar, estimasi penjualan aktual dan pangsa

pasar, serta peramalan permintaan pada saat yang akan datang.

Implikasi pada studi kelayakan bisnis biasanya terlibat pada tugas

analis yakni mampu menentukan rancangan produk atau jasa

(benchmark) yang akan dijual, mampu menentukan jenis pasar yang

akan dipilih, mampu melakukan antisipasi selanjutnya dalam

menentukan pergerakan permintaan konsumen dan juga penawaran

produsen yang diperoleh melalui informasi product life cycle (PLC),

dan terakhir dapat menentukan prediksi berbagai peluang dan

ancaman sekaligus kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan

pangsa pasar (market share).

• Aspek Internal Perusahaan

Jika pasar yang akan dituju tidak dapat ditentukan, maka

prospek kedepan-pun tidak jelas arahnya, dengan arti resiko

kegagalan bisnis menjadi besar. Segmentasi target posisi di pasar

dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain segmentasi

pasar, menetapkan pasar sasaran, serta menentukan posisi pasar.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

29

Sikap konsumen merupakan reaksi konsumen terhadap pasar yang

akan memberikan pengaruh dalam menilai efektivitas kegiatan

pemasaran, sedangkan perilaku konsumen merupakan tindakan

langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsikan serta menghabiskan

produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan tersebut. Kepuasan konsumen adalah tingkat

perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia

terima dengan harapannya.

Menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan

sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang

bertujuan merencanakan menentukan harga, hingga mempromosikan

dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan

kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.

Selanjutnya diperlukan manajemen dalam pemasaran dalam

pencapaian barang dan atau jasa yang sampai ke tangan konsumen

dengan melalui manajemen strategi terlebih dahulu sebelum kegiatan

dan pengelolaan lain dilakukan. Implikasi pada studi kelyakan bisnis

yakni informasi dalam menentukan seputar segmentasi, target, posisi

produk, strategi bersaing, program pemasaran dan market-share.

• Aspek Teknik dan Teknologi

Dengan tujuan adalah untuk meyakini apakah secara teknis

dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak

atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau

operasional secara rutin. Dalam hal masalah manajemen operasional,

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

30

ada tiga hal yang harus dihadapi oleh perusahaan, yakni masalah

penentuan posisi perusahaan, masalah desain, masalah opersional.

Selain itu, persoalan lain mengenai masalah proses dan

operasi akan bermunculan, maka untuk itu persoalan yang timbul

harus disesuaikan dan dikelompokkan sesuai dengan masalah

manajemen operasional yakni sebagai kelompok masalah posisi

perusahaan, kelompok masalah desain, dan kelompok masalah

operasional. Implikasi pada SKB akan memberikan informasi mengenai

pemilihan strategi produk, teknologi yang digunakan, kapasitas

produksi, penentuan letak dan layout secara geografis, dan

perencanaan dan kualitas produk serta operasional rutinnya.

• Aspek Manajemen

Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui

apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan,

dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat

dinyatakan layak atau tidak. Dalam pembangunan proyek bisnis dan

implementasinya dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan,

antara lain :

- Perencanaan ( Planning )

- Pengorganisasian ( Organizing )

- Pergerakan ( Actuating )

- Pengendalian ( Controlling )

• Aspek Sumber Daya Manusia

- Perencanaan SDM

- Analissi Pekerjaan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

31

- Rekrutmen, Seleksi, Orientasi

- Produktivitas

- Pelatihan dan Pengembangan

- Prestasi Kerja,

- Kompensasi,

- Perencanaan Karir,

- Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

- Pemberhentian,

• Aspek Keuangan

- Kebutuhan Dana dan Sumbernya

- Aliran Kas (Cash Flow)

- Biaya Modal (Cost of Capital)

- Inisial dan Operasional Aliran Kas

- Analisis kepekaan (Sensitivity Analysis)

- Penilaian dan Pemilihan Investasi

• Aspek Lingkungan

- Aspek Ekonomi

- Aspek Sosial

- Aspek Politik

- Aspek Budaya

Dalam lingkungan industri yakni mencakup :

- Ancaman Masuk Pendatang Baru

- Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

- Ancaman dari Produk Pengganti

- Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli (Buyers)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

32

- Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Suppliers)

- Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya

2.1.4.3. Resiko Bisnis

• Resiko pada Aspek Sumber Daya Manusia

- Resiko pada Para Eksekutif dan Pekerja Inti

- Resiko Menangani Karyawan

- Resiko dalam Hubungan Industri dan Perselisihan

- Stres dan Pelayanan

- Etika

• Resiko pada Aspek Keuangan

- Biaya produksi yang Berlebihan

- Biaya over-heads yang lebih tinggi

- Utang

- Pinjaman yang Berlebihan

• Resiko pada Aspek Pemasaran

- Masalah Kebijakan Pemerintah

- Masalah Perubahan Permintaan Pasar

- Masalah Perang Harga

- Pemalsuan

- Performa Produk yang Rendah

- Promosi yang Kurang Baik

- Masalah Merk

- Masalah Pengembangan Produk

- Masalah Distribusi

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

33

• Resiko pada Aspek Produksi / Operasi

- Masalah pemasok

- Kerusakan Kualitas Produk

- Minimalisasi Resiko Komputerisasi

• Resiko pada Aspek Sistem Informasi

- Nilai Data di Komputer

- Resiko Komputersisasi

- Minimalisasi Resiko Komputerisasi

- Menetapkan Kebijakan SISFO

2.1.5 Appreciative Inquiry

2.1.5.1 Sejarah Lahirnya Appreciative Inquiry

Sejarah Appreciative Inquiry (AI) berawal dari program doktoral

dalam bidang perilaku organiasi pada Case Western Reserve University

melalui kolaborasi antara David Cooperrider dan Suresh Srivasta pada tahun

1980. Sebagai mahasiswa program doktoral, David Cooperrider terlibat

dalam sebuah diagnosis konvensional atau sebuah analisis organisasi

mengenai “apa yang salah dengan sisi sumber daya manusia”. Pada saat

pengumpulan data, ia terkesan dengan tingkat kerjasama yang positif,

inovasi dan pengelolaan yang bersifat egaliter (egalitarian governance) yang

ia amati dalam organisasi.

Suresh Srivastva, pembimbing Cooperrider lebih mendalami masalah

ini. karena pengaruh dari tulisan Schwetzer yang berjudul “reverence for

life”, Cooperrider memperoleh izin dari Dr.William Kiser, Direktur The

Cleveland Clinic, untuk memfokuskan diri secara penuh pada sebuah analisis

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

34

life-centric terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingginya

efektivitas fungsi klinik pada saat klinik tersebut berada dalam kondisi

terbaiknya. The Cleveland Clinic menjadi klinik besar pertama dimana

sebuah keputusan yang diambil secara sadar untuk menggunakan sebuah

metode penyelidikan (inquiry) yang berfokus pada faktor-faktor yang

memberi hidup (live giving factors) membentuk dasar untuk sebuah analisis

organisasi. Istilah “Appreciative Inquiry” pertama kali ditulis dalam sebuah

analisis dalam bentuk footnote dalam laporan umpan balik dengan judul

“Emergent Themes oleh David Cooperrider dan Suresh Srivasta untuk Dewan

Gubernur Cleveland Clinic.

Bersama Suresh Srivasta, pada tahun 1987 Cooperrider

mempublikasikan “Appreciative Inquiry in Organization Life”. Ini kali pertama

terminologi Al mencuat dalam sebuah publikasi profesional. Kebanyakan dari

artikelnya menjelaskan bahwa Al merupakan peralihan dari theory of change

yang berdasarkan kekurangan berubah menjadi sebuah positive dari theory

life-centric. Organisasi, menurut Cooperrider dan Suresh Srivasta, bukan

merupakan sekumpulan masalah untuk dipecahkan, tetapi merupakan pusat

kapasitas manusia yang tidak terhingga, tidak dapat diprediksi, hal yang

tidak diketahui atau sebuah misteri kehidupan.

Pada tahun 1990, Suresh Srivasta, Ron Fry dan David Cooperrider

yang tergabung dalam tim SIGMA bekerja sama dengan Romania’s Health

Care System pasca jatuhnya rejim komunis, untuk membuat sebuah model

yang bertujuan menjelaskan konsep Al yang sederhana. Ini merupakan awal

dari model 4-D yang menjelaskan cycle dari Al sebagai “Discovery, Dream,

Design dan Destiny”. Pada tahun yang sama juga, David Cooperrider dan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

35

Suresh Srivasta mempubliksikan buku “Appreciative Management and

Leadership: The Power of Positive Thought and Action in Organizations”

yang berisikan penelitian terhadap kekuatan citra yang positif dan sebuah

artikelnya yang berjudul: ”Positive Image: Positive Action

Pada tahun 1996, Sue Annis Hammond mempubliksikan buku

dengan judul “The Thin Book of Appreciative inquiry”, yang memperkenalkan

dasar-dasar Al sebagai filosopi dan metodologi perubahan. Sementara pada

tahun 1999, sebuah buku dipublikasi oleh David Cooperrider, Peter

Sorensen, Diana Whitney dan Therese Yaeger dengan judul “Appreciative

Inquiry: Toward a Positive Theory of Human Organization and Change”.

Pada tahun yang sama buku berjudul “Lacating the Energy for Change: An

Introduction to Appreciative Inquiry” dipublikasikan juga dan ditulis oleh

Dr.Charles Elliot, seorang Dekan dari Trinity Hall, Cambridge.

Dan pada akhirnya, Peter Sorensen dari Benedictine University pada

tahun 2000 membuat suatu argumen bahwa Al adalah lebih dari sekedar

metode, Al merupakan sebuah paradigma baru mengenai perubahan yang

unik yang diciptakan untuk menghadapi tantangan abad 21.

2.1.5.2. Definisi Appreciative Inquiry

Appreciative Inquiry (AI) adalah pendekatan yang bersifat social

construction dalam pengembangan organisasi yang diperkenalkan oleh

Cooperrider & Srivasta (1987) sebagai suatu bentuk action research. Sebagai

sebuah produk paradigma sosio-rasionalis (socio-rationalist paradigm), Al

dibangun di atas teori yang dikemukakan oleh Lewin (1951) yang

menyatakan bahwa eksistensi sosial diatur oleh interpretasi kita terhadap

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

36

lingkungan, dan juga berdasarkan gagasan yang dikemukakan oleh Gergen

(1982, 1994) mengenai realitas yang dikonstruksi secara sosial (socially-

contructed reality).

Perumpamaan yang dapat mengilustrasikan perbedaan mendasar

antara pendekatan pemecahan masalah (problem solving) dengan Al adalah

gambaran sebuah gelas yang terisi air setengah dari ukurannya, yang dapat

dilihat baik “setengah terisi” ataupun “setengah kosong”. Perbedaan-

perbedaan tersebut dapat dilihat dari komparasi antara pendekatan “problem

solving” dan “appreciative inquiry”.

Perkembangan Al sebagai alternatif dari pendekatan pemecahan

masalah dapat membuka cakrawala baru dan mengungkap kemungkinan-

kemungkinan yang sebelumnya kurang mendapat perhatian atau terabaikan.

Cara untuk memahami AI adalah mempertimbangkan makna dua

kata yang terkandung dalam istilah ini. kekuatan AI, bagaimana pun adalah

kedua suku katanya yang bekerja bersama. Apresiasi mengacu pada

tindakan mengakui dan menghargai apa yang telah dimiliki dan dilakukan di

masa lalu, apakah itu “kekuatan”, “kesuksesan”, aset, maupun potensi.

Inquiry berarti tindakan eksplorasi dan penemuan. Tindakan ini menyiratkan

penyelidikan tentang kemungkinan-kemungkinan baru, dimana pada saat ini

berada pada tahap tidak mengetahui atau memahami.

Appreciation berarti pengakuan dan nilai tambah. Apresiasi atas

penghargaan berhubungan dengan pengakuan. Dengan nilai, dan dengan

rasa terima kasih. Kata “menghargai” adalah sebuah kata kerja yang

memiliki makna ganda. Kata ini mengacu pada tindakan mengakui dan

tindakan meningkatkan nilai. Definisi ini mencakup:

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

37

• Tindakan mengakui apa yang terbaik dari orang-orang atau dunia di

sekitar kita.

• Untuk merasakan hal-hal tersebut, yang memberi hidup, kesehatan,

vitalitas, dan keunggulan dalam sistem manusia yang hidup.

• Menyatakan kekuatan, sukses, aset, dan potensi masa lalu dan masa kini

• Menambah nilai

• Menganggap hal-hal yang menjadi sumber hidup (kesehatan, vitalitas,

keunggulan) ke dalam sistem yang hidup.

Tentu saja, organisasi, bisnis, dan komunitas dapat mengambil

manfaat dari apresiasi yang lebih besar. Di seluruh dunia orang haus akan

penghargaan. Mereka ingin bekerja dengan kemampuan yang sungguh-

sungguh untuk pekerjaan yang bernilai.

Inquiry berarti tindakan eksplorasi dan penemuan. Tindakan ini

menyiratkan penyelidikan tentang kemungkinan-kemungkinan baru, dimana

pada saat ini berada pada tahap tidak mengetahui atau memahami.

Kata menyelidiki adalah sebuah kata kerja yang berarti :

• Menanyakan pertanyaan

• Mempelajari

• Mencari, mengekplorasi, menyelidiki ke dalam, atau menginvestigasi.

Sedangkan Inquiry adalah sebuah proses belajar bagi organisasi

seperti halnya individual. Yakni tindakan menyelidiki memerlukan rasa ingin

tahu yang tulus dan keterbukaan terhadap kemungkinan baru, arah baru,

dan pengertian baru. Jadi, dapat ditekankan bahwa Appreciative Inquiry

adalah sebuah pendekatan dalam pengembangan organisasi yang

menawarkan kepada kita seluruh proses dan potensi untuk secara positif

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

38

mengeksplorasi, secara kolektif membayangkan (berimajinsi), secara

kolaboratif merancang, dan secara bersama-sama berkomitmen untuk

melangkah ke masa depan.

AI melibatkan orang-orang dari seluruh sistem dalam pembaharuan,

perubahan, dan kinerja yang lebih terfokus. Ide dasarnya dalah memperkuat

hal-hal yang menjadi kelebihan organisasi daripada mencoba memperbaiki

apa yang masih menjadi kekurangan. Manfaat yang sudah terbukti dari

pendekatan ini adalah keandalannya dalam mengakui kontribusi yang telah

diberikan oleh masing-masing individu dalam organisasi, yang menghasilkan

kepercayaan dan kemajuan organisasi. Kerena metode ini menciptakan

sesuatu yang bermakna dan bermanfaat dengan mengisahkan cerita nyata

yang sukses dan melewati batas-batas aktivitas sosial dan industri, Al disukai

banyak manajer.

The Jakarta Consulting Group dalam buku Appreciative Inquiry,

Application in Change Performance and Talent Management (2008)

menggambarkan bahwa Al dapat diterapkan di berbagai sisi kehidupan,

misalnya :

• Dialog dengan orang lain.

• Mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu

• Melibatkan seluruh komunitas dan organisasi dalam perubahan

• Membangun sebuah visi bagi masa depan yang dapat dimiliki dengan

semua orang serta membantu penerapannya.

• Perencanaan strategis

• Perbaikan pendidikan

• Riset aksi

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

39

• Evaluasi

• Menitoring dan manajemen kinerja

• Perubahan budaya dalam transformasi

• Pelatihan kepemimpinan

• Pengembangan komunitas

• Pelayanan/kepuasan pelanggan

2.1.5.3 Appreciative Inquiry Sebagai Filosofi dan Metode Perubahan

Gagasan yang bergulir mengenai “lebih bagus memperkuat yang

menjadi kelebihan daripada mencoba memperbaiki apa yang menjadi

kekurangan” inilah yang menjadi landasan pola pikir Appreciative Inquiry

(AI), yang acap dilakukan dalam perubahan organisasi untuk menyongsong

masa depan yang lebih baik.

Pendekatan penyelesaian masalah melihat suatu fakta sebagai suatu

masalah yang harus diperbaiki tanpa menghubungkannya dengan tujuan

dari suatu organisasi atau visi dalam tataran yang lebih tinggi. Kondisi

tersebut diatas dapat membuat seseorang atau organisasi merasa lemah,

merasa malu, merasa kurang, merasa bersalah dan tidak membuat

kebanggaan apapun atas kerja yang telah dilakukannya. Saling menyalahkan

adalah dampak yang akan timbul, baik antar individu maupun antar bagian

atau unit kerja. Pencarian solusi yang dilakukan adalah hanya sebatas

kepada fakta yang negatif atau masalah tersebut dan tidak merefleksikan

mengenai tujuan dasar atau visi yang akan diraih.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

40

2.1.5.4 Prinsip dan Asumsi Appreciative Inquiry

Terdapat serangkaian asumsi yang melandasi AI, yaitu : Dalam

setiap komunitas, organisasi dan kelompok ada hal-hal yang berfungsi

dengan baik.

• Apa yang menjadi fokus kita akan menjadi kenyataan

• Realitas diciptakan pada suatu saat, dan ada banyak kenyataan yang

terjadi.

• Tindakan menanyakan pertanyaan dari sebuah organisasi atau

kelompok mempengaruhi kelompok dalam beberapa hal tertentu.

• Jika kita membawa sebagian masa lalu kita ke masa depan, yang

harus kita bawa adalah bagian dari masa lalu kita yang terbaik.

• Adalah penting untuk menghargai perbedaan.

Sampai saat ini, prinsip-prinsip AI telah berkembang, dari

sebelumnya dikenal dengan lima prinsip menjadi delapan prinsip.

1. Constructionist Principle : Pemikiran dan kata-kata menciptakan dunia.

Bahasa yang kita gunakan membentuk realitas kita. Words are tools to a

hammer everything is a nail! AI sebagai sebuah metodologi untuk

melaksanakan eprubahan didasarkan pada kekuatan kata-kata untuk

menciptakan dunia. Budaya organisasi tercermin dalam nilai, keyakinan,

serta aturan-aturan informal dan pengharapan yang memandu

kehidupan organisasi dan terbentuk melalui pemikiran dan percakapan

manusia. Constructionist Principle menempatkan komunikasi dan bahasa

manusia pada pusat pengorganisasian manusia dan perubahan. Ia

menyatakan bahwa makna dibuat dalam percakapan, realitas diciptakan

dalam komunikasi, dan pengetahuan diperoleh melalui interaksi sosial.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

41

Intinya, ia menyatakan bahwa pengetahuan adalah realitas yang

subyektif. Menurut Constructionist Principle, kekuatan bahasa bukanlah

sebagai sebuah alat individu namun lebih sebagai sarana dimana

komunitas menciptakan pengetahuan dan membuat makna.

Pengetahuan yang dianggap baik, benar, dan bermakna adalah sebuah

kesepakatan sosial yang luas yang tercipta diantara orang-orang melalui

komunikasi.

2. Simultaneity Principle : Penyelidikan menghasilkan perubahan.

melakukan serangkaian pertanyaan dapat mempengaruhi keluaran

dalam berbagai cara. Realitas diciptakan dalam suatu waktu dan

terdapat banyak realitas. Perubahan terjadi pada saat kita mengajukan

pertanyaan. Penyelidikan dan perubahan bersifat simultan, penyelidikan

adalah intervensi dan mungkin merupakan cara yang paling efektif untuk

transformasi.

3. Poetic Principle : Organisasi, seperti hasil karya seni, adalah sumber

pembelajaran, inspirasi, dan interpretasi yang tak berujung. Seperti hasil

karya besar sastra dan puisi, organisasi dapat diceritakan dan

diinterpretasi berulang kali, melalui setiap kerangka referensi dan topik

penyelidikan. Pilihan mengenai apa yang dipelajari hanya tergantung

kepada kita. Kita dapat mempelajari hampir setiap topik yang berkaitan

dengan pengorganisasian manusia kepuasan atau ketidakpuasan

pelanggan, konflik lintas fungsional atau kerjasama, frustrasi karyawan

atau kenyamanan kerja. Salah satu cara yang paling kuat agar topik

yang kita fokuskan mempengaruhi dunia adalah melalui metafora yang

kita pilih untuk menggambarkan pengorganisasian manusia. Kita

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

42

mengatakan, misalnya, bahwa organisasi seperti mesin, ekosistem alami,

keluarga, medan pertempuran, atau network. Setiap metafora, sebagai

sebuah analog bagi pengorganisasian, secara cepat menstimulasi

seperangkat gambaran yang hidup.

4. Anticipatory Principle : Citra mempengaruhi tindakan. Apa yang kita

fokuskan menjadi realitas. Human system bergerak sesuai dengan

arahan terhadap citra masa depan. Citra yang positif membimbing ke

arah tindakan yang positif juga. Kita menciptakan dunia yang kita beri

perhatian. Keberadaan organisasi sebagian disebabkan oleh orang-orang

terbenam ke dalam dan berbagi gambaran dan proyeksi masa depan.

Ada beberapa hasil studi yang isinya menyimpulkan bahwa apa yang kita

fokuskan akan menentukan apa yang akan kita dapati, baik ini melalui

pengaruh pihak lain yang kuat (seperti atasan, guru, orang tua),

ataupun melalui pikiran kita sendiri yang memusatkan perhatian pada

peristiwa atau kejadian tertentu, isu tertentu, atau kompetensi tertentu.

Kesuksesan dan kegagalan bergantung, sebagian, kepada gambaran

masa depan yang kita bangun. Gambaran yang berdasarkan atas

ketakutan dapat menciptakan kepanikan yang meluas. Sebaliknya, jelas,

gambaran yang memotivasi dapat memobilisasi tindakan yang

berpengaruh, positif, dan kolektif. Prinsip ini juga menyertakan gagasan

atau ide bahwa inquiry dan change adalah dua hal yang tidak

terpisahkan. Citra adalah penjelasan potensi yang bersifat sensory rich,

elaborasi kemungkinan dan penjelasan mengenai hal-hal yang tidak

diketahui. Sementara beragam gambaran dilukiskan secara visual, dan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

43

bahkan sementara sebagian dijelaskan dalam bentuk visi, gambaran

adalah cerita yang disampaikan oleh kita sendiri mengenai diri sendiri.

5. Positive Principle : Kekuatan yang difokuskan pada hal-hal yang positif

telah dititikberatkan dalam banyak bidang relevansi dalam prinsip ini

diilustrasikan dalam sebuah artikel mengenai personal change. Dalam

membangun pemahaman mengapa pasien yang baru pulih dari operasi

jantung gagal mengubah gaya hidup yang diperlukan, ditemukan bahwa

perubahan pribadi yang akan bertahan lebih lama harus disertai dengan

pendekatan yang bersifat emosional disamping dengan pendekatan yang

rasional. Lebih jauh, pendekatan emosional ini harus dilandasi emosi

yang bersifat positif, bukan negatif. Orang akan kurang atau bahkan

tidak termotivasi dengan adanya ketakutan akan kematian dibandingkan

dengan adanya harapan untuk mendapatkan hidup yang sehat dan

bahagia. Satu emosi, ketakutan akan kematian, akan memicu

penghindaran terhadap perubahan ke arah yang lebih baik dan

cenderung untuk terjebak kembali pada perilaku yang lama yang tidak

sehat. Pertanyaan positif menghasilkan perubahan positif. Momentum

perubahan mensyaratkan pengaruh positif dan ikatan sosial dalam skala

besar. Pertanyaan positif menghasilkan hal-hal yang terbaik dari orang-

orang, menginspirasi tindakan positif, dan menciptakan peluang untuk

masa depan yang positif. Pertanyaan positif menghasilkan antusiasme

dan mengembangkan perubahan positif dalam sistem manusia.

6. The Wholeness Principle : Keutuhan menghasilkan yang terbaik bagi

orang-orang dan organisasi. Kumpulan para stakeholder bersama-sama

dalam sebuah forum kelompok besar yang menstimulasi kreativitas dan

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

44

membangun kapasitas kolektif. Keutuhan muncul manakala orang-orang

mampu untuk mendengarkan, menyaksikan, dan memahami pandangan,

perspektif, dan interprestasi yang berbeda dari suatu peristiwa.

Wholeness Principle mengarahkan peserta untuk berfokus pada higher

ground daripada common ground. Pengalaman keutuhan dan

penyembuhan bukan timbul dari ditemukannya hal-hal yang memiliki

kesamaan, tetapi dalam kemampuan memahami, menerima, dan

menikmati perbedaan.

7. The Enactment principle : Bertindak “seolah-olah” adalah self fulfilling.

Untuk benar-benar membuat sebuah perubahan, kita harus “menjadi

perubahan yang ingin kita lihat”. Perubahan yang positif terjadi bila

proses yang digunakan untuk perubahan adalah sebuah model yang

hidup dari masa depan yang ideal.

8. The Free Choice Power : Pilihan bebas membebaskan kekuatan. Orang-

orang akan menjadi lebih baik dan akan lebih memiliki komitmen bila

mereka diberi kebebasan untuk memilih tentang bagaimana mereka

memberi kontribusi dan apa yang dapat mereka berikan sebagai

kontribusi. Memperlakukan orang layaknya sukarelawan dengan

kebebasan untuk memilih cara berkontribusi sesuai dengan yang

diinginkan membebaskan power baik organisasi maupun personal.

Kebebasan memilih menghasilkan antusiasme dan komitmen bagi

organisasi dan mendorong kinerja yang lebih baik. prinsip ini

mengajarkan kepada kita untuk secara konsisten menciptakan peluang

untuk memilih, memberikan opsi kepada orang lain, dan mendorong

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00356-MN Bab 2.pdf · Sebagai contoh, dealer mobil menawarkan jasa pengantaran, fasilitas

45

mereka untuk memilih pekerjaan sesuai dengan intuisi, minat, kekuatan,

dan panggilan hati nurani.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran yang akan diimplementasikan dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran