bab 2 landasan teori dan kerangka...

46
6 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian kepemimpinan Berdasarkan pendapat Soekarso, et al (2010, p10), kepemimpinan (leadership) merupakan proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan lain, kekuatan yang memengaruhi prilaku orang lain kearah pencapain tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan Fiedler (Masmuh, 2010, p247) kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan memberikan pengarahan dan koordinasi kepada bawahan (anggota organisasi) dalam mencapai tujuan organisasi serta kesediaan untuk menjadi penanggung jawab utama dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya. Maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok sehingga dapat mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. 2.1.1.2 Jalur Kepemimpinan Menurut Soekarso, et al (2010, p20) menyatakan pada umumnya seseorang menjadi pemimpin melalui jalur kepemimpinan antara lain : a. Tradisional (warisan) artinya seseorang menjadi pemimpin karena warisan (keturunan) b. Kepribadian artinya seseorang menjadi pemimpin karena kekuatan pribadinya, baik karena kecakapannya maupun kekuatan fisiknya. c. Pengangkatan atasan artinya seseorang menjadi pemimpin karena diangkat oleh pihak atasannya, berdasarkan struktural organisasi.

Upload: vutuyen

Post on 28-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

6

BAB 2

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kepemimpinan

2.1.1.1 Pengertian kepemimpinan

Berdasarkan pendapat Soekarso, et al (2010, p10), kepemimpinan (leadership)

merupakan proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan

lain, kekuatan yang memengaruhi prilaku orang lain kearah pencapain tujuan tertentu.

Sedangkan berdasarkan Fiedler (Masmuh, 2010, p247) kepemimpinan didefinisikan sebagai

kemampuan memberikan pengarahan dan koordinasi kepada bawahan (anggota organisasi)

dalam mencapai tujuan organisasi serta kesediaan untuk menjadi penanggung jawab utama

dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan

tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok sehingga dapat mencapai

tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.

2.1.1.2 Jalur Kepemimpinan

Menurut Soekarso, et al (2010, p20) menyatakan pada umumnya seseorang menjadi

pemimpin melalui jalur kepemimpinan antara lain :

a. Tradisional (warisan) artinya seseorang menjadi pemimpin karena warisan

(keturunan)

b. Kepribadian artinya seseorang menjadi pemimpin karena kekuatan

pribadinya, baik karena kecakapannya maupun kekuatan fisiknya.

c. Pengangkatan atasan artinya seseorang menjadi pemimpin karena diangkat

oleh pihak atasannya, berdasarkan struktural organisasi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

7

d. Kepercayaan kelompok artinya seseorang menjadi pemimpin karena suatu

kepercayaan dari anggota kelompok/organisasi

e. Situasional artinya seseorang menjadi pemimpin karena suatu kesempatan

atau dukungan kondisi lingkungan.

f. Pemilihan artinya seseorang menjadi pemimpin berdasarkan hasil pemilihan

anggota.

Kemudian dalam suatu organisasi pemimpin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

sebagai berikut (Soekarso, et al , 2010, p21) yaitu ;

1. Pemimpin formal

Adalah pemimpin yang secara resmi diangkat dalam jabatan struktural

organisasi, dan kekuasaannya bersumber dari organisasi berupa kekuasaan

resmi/syah (legitimate power)

2. Pemimpin informal

Adalah pemimpin yang tidak resmi diangkat, tidak terlihat dalam struktural

organisasi, dan kekuasaannya bersumber dari pribadi (terindividu) misalnya

berupa kekuasaan ahli (expert power)

2.1.1.3 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

Berdasarkan pendapat Soekarso, et al (2010, pp22-23) agar kelompok atau

organisasi berjalan dengan efektif, maka seorang pemimpin harus melaksanakan dua fungsi

utama yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (ask related) atau pemecahan

masalah,mencakup penetapan struktur tugas, pemberian saran penyelesaian,

informasi, dan pendapat.

2. Fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok (group maintenance)

atau sosial, mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok atau

organisasi berjalan lebih baik atau efektif, persetujuan dengan kelompok lain,

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

8

penengahan perbedaan pendapat dan sebagainya. Dalam pada itu fungsi-fungsi

kepemimpinan dalam organisasi antara lain “Enam F” sebagai berikut :

a. Fungsi pengambilan keputusan (Decision making)

b. Fungsi pengarahan (Directing)

c. Fungsi pendelegasian (Delegation)

d. Fungsi pemberdayaan (Empowerment)

e. Fungsi fasilitasi (Facilitating)

f. Fungsi pengedalian (Controlling)

2.1.1.4 Tipologi Kepemimpinan

Dalam teori kepemimpinan sedikitnya terdapat enam tipologi kepemimpinan yang

dikenal dewasa ini, yaitu sebagai berikut (Soekarso, et al, 2010, pp24-26):

1. Tipe Otoriter

Adalah tipe pemimpin yang berbagai kegiatan yang akan dilakukan dan

penetapan keputusan ditentukan sendiri oleh pemimpin semata-mata.

2. Tipe Demokratis

Adalah tipe pemimpin yang berbagai kegiatan yang akan dilakukan dan

penetapan keputusan ditentukan bersama antara pemimpin dengan

bawahan.

3. Tipe Liberal

Adalah tipe pemimpin yang berbagai kegiatan dan penetapan keputusan

lebih banyak diserahkan pada bawahan.

4. Tipe Populis

Adalah tipe pemimpin yang mampu membangun rasa solidaritas pada

bawahan atau pengikutnya.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

9

5. Tipe Kharismatik

Adalah tipe pemimpin yang memiliki nilai ciri khas kepbribadian yang

istimewa atau wibawa yang tinggi sehingga sangat dikagumi dan

mempunyai pengaruh yang besar terhadap bawahan atau pengikutmya.

6. Tipe Kooperatif

Dimaksud sebagai kepemimpinan ciri khas Indonesia, yaitu kepemimpnan

yang memiliki jiwa pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk

membawa serta dan memimpin masyawakat lingkungannya kedalam

kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan

pancasila dan UUD 1945.

Dalam perkembangannya disamping enam tipologi tersebut, dikenal juga tiga tipologi

kepemimpinan lain sebagai berikut :

1. Tipe tertutup

Adalah tipe pemimpin yang tidak menginformasikan keadaan organisasi

kepada para bawahan atau pengikut walaupun dalam batas-batas tertentu.

2. Tipe Terbuka

Adalah tipe pemimpin yang menginformasikan keadaan organisasi kepada

para bawahan, sehingga bawahan dalam batas-batas tertentu mengetahui

keadaan organisasi.

3. Tipe Moderat

Adalah tipe pemimpin yang berorientasi pada iman, ilmu, amal, serta

berwawasan lingkungan dan visi masa depan.

2.1.1.5 Sumber Daya Kepemimpinan

Berdasarkan pendapat Soekarso, et al (2010, pp26-39) seseorang pemimpin hanya

dapat melakukan fungsi kepemimpinannya apabila memiliki kekuatan berupa suatu sumber

daya tertentu, seperti :

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

10

1. Pengaruh (Influence)

Kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial dalam hubungan

interpersonal. Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang

diinginkan.

2. Kekuasaan (Power)

Pemimpin hanya dapat melakukan fungsi kepemimpinannya apabila memiliki

suatu sumber daya tertentu, yaitu power. Dalam hal ini power berarti daya,

atau dalam teori kepemimpinan power adalah sebagai kekuasaan.

3. Legitimasi (Legitimacy)

Kepemimpinan memerlukan legitimasi agar posisi formal keberadaan

pemimpin dan kekuasaan mendapat pengakuan resmi dalam organisasi.

4. Indiosinkratik kredit (Indiosyncracy credit)

Konsep indiosinkratik merupakan elemen penting dari analisa teori

pertukaran (exchange theory). Bagaimanapun pemimpin atau anggota dalam

menjalankan tugas mempunyai peran masing-masing sesuai dengan norma-

norma kelompok atau organisasi.

5. Wewenang (Authority)

Wewenang merupakan dasar hukum untuk mengambil tindakan yang

diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik.

6. Politik (Politic)

Dalam organisasi terdapat keterbatasan sumber daya , keanekaragaman

struktur, perbedaan kepentingan dan terjadi perubahan, maka agar

mendapat lebih berperan atau lebih berkuasa dalam organisasi diperlukan

tindakan-tindakan tertentu yaitu politik.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

11

2.1.1.6 Proses Kepemimpinan

Menurut pendapat Soekarso, et al (2010, p45) Proses kepemimpinan berawal dari

proses pola gaya pemimpin, selanjutnya menggalang kekuatan kekuasaan, memengaruhi

perilaku individu/kelompok, pemberdayaan sumber daya, dan berakhir pada pencapaian

tujuan.

sumber : Soekarso, et al, Teori Kepemimpinan (2010, p46)

Gambar 2.1 Model Skematis Proses Kepemimpinan

2.1.1.7 Keterampilan Seorang Pemimpin

Menurut Keith Davis (Masmuh, 2010, p247) mengatakan bahwa ada tiga keterampilan

yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yakni :

1. Keterampilan teknis (technical skill) menunjukkan bahwa seseorang memiliki

pengetahuan dan kemampuan dalam setiap jenis proses atau teknik.

2. Keterampilan insani (human skill) adalah kemampuan untuk bekerja dengan

orang lain secara efektif dan untuk membina kerja sama.

Gaya 1. Orientasi Tugas Pemimpin 2. Orientasi Orang

Mempengaruhi 1. Anggota Perilaku 2. Sumber daya Pemimpin Tujuan

Kekuatan 1. Pengaruh Pemimpin 2. Kekuasaan 3. Legitimasi 4. Indiosinkratik 5. Wewenang 6. Politik

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

12

3. Keterampilan konseptual (conceptual skill) yaitu kemampuan untuk berfikir

dalam istilah yang berkaitan dengan perencanaan jangka panjang, misalnya

kerangka kerja dan model

2.1.1.8 Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan pendapat Soekarso, et al (2010, p11) , gaya kepemimpinan adalah

perilaku atau tindakan pemimpin dalam mempengaruhi para anggota/pengikut serta

melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manejerial. Kemudian berdasarkan Masmuh (2010,

pp265), gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu perwujudan

tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.

2.1.1.9 Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan

Dalam teori kepemimpinan terdapat dua jenis gaya kepemimpinan yang utama, yaitu

(Soekarso, et al, 2010, pp44-45) :

1. Gaya berorientasi pada tugas (task oriented)

Adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan perhatiannya pada tugas,

yaitu penetapan dan menstruktur tugas. Dalam hal ini termasuk pembagian

kerja, penjadwalan, sistem prosedur, petunjuk pelaksanaan, dan sebagainya

yang kesemuanya mencakup penekanan aspek teknis atau penyelesaian

tugas pekerjaan.

2. Gaya berorientasi pada orang (people oriented)

Adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan perhatiaannya pada orang

yaitu hubungan antar pribadi. Dalam hal ini mencakup saling percaya.

Menghargai gagasan bawahan, membangun kerjasama, peka terhadap

kebutuhan dan kesejahteraan bawahan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

13

2.1.1.10 Dimensi Gaya Kepemimpinan

Ronald Lippit dan Ralp K. White dalam studinya berpendapat dan mengemukakan

adanya tiga gaya kepemimpinan (Soekarso, et al, 2010, pp100-101) :

1. ” Authoritarian” (otoriter), ”autocratic” (otokratis), ”dictatorial” (diktator).

Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan

dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.

Kepemimpinan gaya otoriter antara lain berciri :

- Wewenang mutlak berpusat pada pimpinan

- Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan

- Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

- Komunikasi langsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

- Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para

bawahannya dilakukan secara ketat

- Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan

- Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan,

atau pendapat

- Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif

- Lebih banyak kritik daripada pujian

- Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat

- Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat

- Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman

- Kasar dalam bertindak

- Kaku dalam bersikap

- Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

14

Apabila ditunjukkan dalam struktur organisasi, kepemimpinan gaya otoriter akan

nampak sebagai bagan di bawah ini:

Keterangan :

= pimpinan

= bawahan

= arah hubungan

sumber : Soekarso, et al, Teori Kepemimpinan (2010, p102)

Gambar 2.2 Gaya Otoriter dalam Struktur Organisasi

2. ”Democratic” (demokratis)

Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan

dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.

Kepemimpinan gaya demokratis antara lain berciri:

- Wewenang pimpinan tidak mutlak

- Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

- Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

- Kebijaksanaan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

- Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan

bawahan maupun antar sesama bawahan

- Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para

bawahan dilakukan secara wajar

- Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan

- Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan

atau pedapat

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

15

- Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan

daripada instruktif

- Pujian dan kritik seimbang

- Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas

kemampuan masing-masing

- Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar

- Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak

- Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati dan saling menghargai

- Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan

bawahan.

Apabila ditunjukkan dalam struktur organisasi, kepemimpinan gaya demokratis akan

nampak sebagai bagan di bawah ini:

sumber : Soekarso, et al, Teori Kepemimpinan (2010, p103)

Gambar 2.3 Gaya Demokratis dalam Struktur Organisasi

Keterangan :

= pimpinan

= bawahan

= arah hubungan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

16

3. ’’Laissez-faire” (kebebasan), ”free-rein” (bebas kendali), ”libertarian” (kebebasan)

Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar besedia bekerjasama untuk

mencapi tujuan yang telah ditentukan dengan cara berbagai kegiatan yang akan

dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.

Kepemimpinan gaya kebebasan antara lain berciri :

- Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan

- Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

- Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

- Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya

- Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau

kegiatan yang dilakukan para bawahan.

- Prakarsa selalu datang dari bawahan

- Hampir tiada pengarahan dari pimpinan

- Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

- Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok

- Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per orang

Apabila ditunjukkan dalam struktur organisasi, kepemimpinan gaya Laissez-faire akan

nampak sebagai bagan di bawah ini:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

17

sumber : Soekarso, et al, Teori Kepemimpinan (2010, p104)

Gambar 2.4 Gaya liberal dalam struktur organisasi

2.1.2 Komunikasi

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Bovee dan Thill (2007, p4), komunikasi adalah proses mengirimkan dan

menerima pesan-pesan. Kemudian menurut kelompok sarjana komunikasi yang memfokuskan

diri pada studi komunikasi antarmanusia yang dikutip oleh Dewi dalam bukunya yang berjudul

Komunikasi Bisnis (2007, p2) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran, proses

simbolik yang menghendaki orang-orang agar mengatur lingkungannya dengan membangun

hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan

tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lainnya untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau tingkah

laku baik secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media).

2.1.2.2 Komunikasi Organisasi

Berdasarkan pendapat Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Masmuh dalam

bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (2010, p5)

Keterangan :

= pemimpin

= bawahan

= arah hubungan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

18

mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

dalam organisasi yang kompleks.

Kemudian menurut Pace dan Faules (Masmuh, 2010, p5) mengklasifikasikan definisi

komunikasi organisasi menjadi dua, yakni definisi fungsional dan definisi interpretative.

Definisi fungsional komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan

diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

Sedangkan definisi interpretative komunikasi organisasi cenderung menekankan pada

kegiatan penanganan-pesan yang terkandung dalam suatu “batas organisasi” (organizational

boundary). Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran

pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakkan bagian dar suatu organisasi tertentu

(Pace dan Faules, 2006, 31)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan berbagai pesan di dalam organisasi, baik di dalam kelompok formal

maupun informal.

2.1.2.3 Proses Komunikasi

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi bila didukung unsur-unsur komunikasi

dan komunikasi memerlukan proses. Pembahasan mengenai proses komunikasi akan

dijelaskan melalui beberapa model komunikasi di bawah ini : (Dewi, 2007, p3)

Aritoteles dalam bukunya Rhetorica yang dikutip oleh Dewi (2007, pp3-4)) berpendapat

bahwa setiap komunikasi terdiri atas 3 unsur penting yaitu,

1. Pembicara, yakni sumber komunikasi atau orang yang menyampaikan pesan

2. Apa yang dibicarakan

3. Penerima, yaitu orang yang menerima pesan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

19

Sumber : Cangara yang dikutip Dewi dalam bukunya Komunikasi Bisnis (2007, p4)

Gambar 2.5 Model Komunikasi Aritoteles

Dalam model komunikasi David K Berlo unsur-unsur utama komunikasi terdiri atas SMCR

yang dikutip oleh Dewi (2007, p4) yakni :

a. Source (sumber atau pengirim)

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim

informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok misalnya partai,

oragnisasi atau lembaga. Sumber sering disebut komunikator, source,

sender, atau encoder.

b. Message (pesan atau informasi)

Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau

propaganda) yang disampaikan pengirim kepada penerima, pesan dapat

disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan

sering juga disebut message, content, atau information.

c. Channel (saluran atau media)

Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik.

Media yg dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima.

d. Receiver (penerima),

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirimkan oleh

pengirim. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau kelompok. Penerima

merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena menjadi

sasaran dalam suatu komunikasi.

pesan penerima sumber

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

20

Disamping itu, terdapat 3 unsur lain (Dewi, pp4-5) yakni :

a. Feedback (tanggapan balik)

Umpan balik atau tanggapan balik merupakan respon atau reaksi yang

diberikan oleh penerima. Dalam hal pesan belum sampai kepada penerima,

tanggapan balik dapat pula berasal dari media. Umpan balik bisa berupa

data, pendapat, komentar atau saran.

b. Efek samping

Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yg dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima

pesan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior).

c. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yg dapat memengaruhi

jalannya komunikasi. Lingkungan dapat berupa :

‐ Lingkungan fisik (misalnya letak geografis dan jarak)

‐ Lingkungan sosial budaya ( misalnya bahasa, adat istiadat, dan

status sosial)

‐ Lingkungan psikologis (pertimbangan kejiwaan)

‐ Dimensi waktu (misalnya musim, pagi/siang/malam)

Setiap unsur tersebut saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan

penting dalam membangun proses komunikasi (Dewi, 2007, p6)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

21

Sumber: Cangara yang dikutip Dewi dalam bukunya Komunikasi Bisnis (2007, p4)

Gambar 2.6 Model Komunikasi Berlo

Kemudian Bovee dan Thill dalam bukunya Business Communication Today

menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut (Dewi, 2007, p6)

Sumber : Haryani 2001 yang dikutip Dewi dalam bukunya Komunikasi Bisnis (2007, p6)

Gambar 2.7 Model Komunikasi Bovee dan Thill

Proses komunikasi tersebut terdiri dari 4 (lima) tahap kegiatan yakni,

1. Pengirim memiliki ide/gagasan

Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran seseorang

(pengirim) dan kemudian ingin menyampaikan kepada orang lain (penerima)

sumber pesan Saluran dan media

Penerima efek

Umpan balik

2. ide berubah menjadi pesan

1.pengirim mempunyai ide/gagasan

5.penerima bereaksi dan

mengirim umpan balik

4.penerima mendapat

pesan

3.pesan disampaikan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

22

2. Ide diubah menjadi pesan

Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah dimengerti orang

lain. Agar dapat dimengerti atau diterima dengan baik, ide/ gagasan yang

ada dalam pikiran diubah menjadi pesan.

3. Pemindahan pesan

Setelah ide /gagasan diubah menjadi pesan. Tahap selanjutnya adalah

memindahkan pesan kepada penerima melalui berbagai bentuk komunikasi

(verbal, nonverbal, lisan, atau tertulis) dan media komunikasi (tatap muka,

telepon, surat, laporan dan lain sebagainya)

4. Penerima menerima pesan

Penerima mengartikan atau menginterpretasikan pesan yg diterima

5. Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik

Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan memberi sinyal

(misalnya mengangguk, tersenyum atau secara tertulis) umpan balik adalah tanggapan dari

penerima pesan dan merupakan elemen kunci dalam rantai komunikasi.

2.1.2.4 Penggolongan Komunikasi dalam Organisasi

Menurut pendapat Masmuh (2010, pp8-22) ada lima penggolongan komunikasi

dalam organisasi yang biasa dipakai, yaitu :

1. Komunikasi Lisan dan Tertulis

Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah bentuk pesan yang akan

disampaikan. Banyak orang menyukai komunikasi lisan karena situasi keakraban

yang ditimbulkannya, sedangkan orang lain berpendapat bahwa kecermatan dan

ketepatan biasanya lebih berhasil dicapai melalui komunikasi lisan maupun tertulis,

biasanya pada kesempatan atau saat yang berbeda dengan maksud untuk

meningkatkan kemungkinan pemahaman atas pesan-pesan yang dikirimkan. Pada

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

23

umumnya pesan-pesan lisan lebih mudah dan cepat dikirimkan, dan biasanya lebih

murah dibandingkan pesan-pesan yang disampaikan secara tertulis.

2. Komunikasi verbal dan non verbal

Menurut Masmuh (2010, p9) jika dua orang berinteraksi, maka informasi mengenai

perasaan dan gagasan-gagasan dan ide-ide yang timbul akan dikomunikasikan.

Informasi mengenai perasaan seseorang dikemukakan secara lisan melalui apa yang

dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Arti dari kata atau kalimat diperjelas

melalui tinggi rendahnya nada suara, perubahan nada suara, keras tidaknya suara,

dan kapan komunikator berbicara. Perasaan seseorang juga dapat dinyatakan

melalui berbagai isyarat-isyarat atau signal-signal nonverbal dalam percakapan tatap

muka langsung, perasaan, keadaan jiwa, atau suasana hati seseorang dinyatakan

melalui gerakan isyarat (gesture), ekspresi wajah, posisi dan gerakan badan, postur,

kontak fisik, kontak pandangan mata, dan stimulasi nonverbal lain yang sama

pentingnya dengan kata-kata yang diucapkan.

3. Komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping

Penggolongan komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping (lateral) ini didasarkan

pada arah aliran pesan-pesan dan informasi di dalam suatu organisasi. Untuk

memperoleh pengertian yang lebih mendalam, maka berikut ini akan diuraikan ketiga

jenis komunikasi tersebut sebagai barikut (Masmuh, 2010, pp10-14);

a. Komunikasi ke bawah

Aliran informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari tingkatan

manajemen puncak ke manajemen menengah , manajemen yang lebih

rendah, dan akhirnnya sampai pada karyawan operasional. Komunikasi ke

bawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika manajemen hanya ingin

menyampaikan informasi faktual dan nonkontroversial (tidak menjadi pokok

pertentangan), dan tujuannya hanya semata-mata memberikan informasi,

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

24

bukan membujuk ( persuasive). Komunikasi ke bawah mempunyai fungsi

pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi, dan evaluasi. Pertemuan tatap

muka langsung, pembicaraan lewat telepone, memo dan instruksi tertulis

merupakan media atau saluran yang banyak digunakan dalam komunikasi ke

bawah

b. Komunikasi ke atas

Aliran komunikasi ke atas dari hirarki wewenang yang lebih rendah ke yang

lebih tinggi biasanya mengalir di sepanjang rantai komando. Fungsi

utamanya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan,

keputusan, dan peaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih

rendah. Komunikasi ke atas dapar berupa laporan prestasi kerja

(performance report), saran-saran dan rekomendasi, usulan anggaran,

pendapat atau opini, keluhan, permohonan bantuan, atau instruksi.

c. Komunikasi ke samping

Komunikasi ke samping (lateral communication) terjadi antara dua pejabat

atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama

(komunikasi horizontal) atau antara orang atau pihak pada tingkatan yang

berbeda yang tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya

(komunikasi diagonal). Media komunikasiyang banyak digunakan dalam

komunikasi ke samping ini adalah pertemuan tatap muka langsung (panitia

dan konferensi), pembicaraan lewat telepon, memo tertulis, perintah kerja

dalam bentuk surat tugas, dan formulir pernohonan (requisation form).

4. Komunikasi formal dan informal

Komunikasi dalam organisasi juga dapat digolongkan menjadi komunikasi formal dan

komunikasi informal (Masmuh, 2010, pp15-19)

a. Komuniksi formal

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

25

Komunikasi formal terjadi di antara karyawan melalui garis kewenangan yang

telah ditetapkan oleh manajemen. Komunikasi formal juga menetapkan saluran

dimana komunikasi ke atas berlangsung, misalnya bawahan dapat didorong

untuk menyatakan ide-ide, sikap, dan perasaan mereka sendiri, pekerjaan

mereka, kebijaksanaan perusahaan, dan masalah-masalah sejenis yang

melibatkan mereka. Menurut Miftah Thoha yang dikutip masmuh (2010, p16)

proses komunikasi struktur formal pada hakekatnya dapat dibedakan atas tiga

dimensi sebagai berikut :

‐ Dimensi vertikal, adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas ke bawah

dan sebaliknya dari bawah ke atas.

‐ Dimensi horizontal, yakni pengiriman dan penerimaan berita atau informasi yang

dilakukan antara berbagai pejabat yang mempunyai kedudukan sama. Tujuan

dari komunikasi ini untuk melakukan koordinasi. Komunikasi yang berdimensi

horizontal ini sebagian dapat dilakukan dengan tertlis dan sebagian lain

dilakukan secara lisan.

‐ Dimensi luar organisasi, dimensi komunikasi ini timbul sebagai akibat dari

kenyataan bahwa suatu organisasi tidak bisa hidup sendirian. Karena itu

organisasi membutuhkan berbicara atau berkomunikasi dengan pihak luar yang

berada dalam lingkungannya tersebut.

b. Komunikasi informal

Komunikasi informal terjadi di antara karyawan dalam suatu organisasi yang

dapat berinteraksi secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan

fungsi jabatan mereka. Biasanya komunikasi informal dilakukan melalui tatap

muka langsung dan pembicaraan lewat telepon. Komunikasi informal terjadi

sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk bergaul (sosialisasi) dan

keinginan untuk menyampaikan informasi yang dipunyainya dan dianggap tidak

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

26

dipunyai oleh rekan sekerjanya. Dengan mempelajari komunikasi informal dapat

dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam organisasi formal guna mendukung

komunikasi dan pencapaian tujuan organisasi. Fungsi utama dari komunikasi

informal adalah memelihara hubungan sosial seperti persahabatan dan kelompok

informal dan penyebaran informasi yang bersifat pribadi, gosip, dan desas-

desus. Di samping itu, komunikasi informal dapat bersifat hubungan penugasan

atau kedinasan (task related).

5. Komunikasi satu arah dan dua arah

a. Komunikasi satu arah

Jenis komunikasi satu arah ini menghiangkan kesempatan untuk memperoleh

penjelasan dan konfirmasi. Jenis komunikasi ini hanya menekankan

penyampaian pesan. Komunikasi satu arah mempunyai keuntungan dan

kerugian. Jenis komunikasi satu arah cepat penyampaiannya, dan menghemat

waktu dan biaya. Pengirim pesan merasa puas karena tidak adanya kesempatan

bagi komunikan untuk mempertanyakan informasi yang dikirimkan sehingga

dapat melindungi atau menutupi kelalaian dan kesalahan yang mungkin

dilakukannya. Namun komunikasi searah ini sangat tidak memuaskan penerima

pesan yang tidak mempunyai kesempatan untuk memperoleh penjelasan atas

pesan yang dikirimkan. Penerima pesan dibiarkan dalam keadaan ketidakjelasan,

yang dalam kebanyakan kasus dihilangkan dengan cara menerima pesan

tersebut begitu saja.

b. Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah mempunyai suatu sistem umpan-balik yang terpasang tetap

(built-in system of feed back) di dalamnya yang memungkinkan komunikator dapat

memperoleh umpan-balik pesan yang disampaikan. Jenis komunikasi ini menjamin

informasi dan penjelasan lebih lanjut akan diberikan dan tersedia setiap saat jika

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

27

dibutuhkan. Kerugian komunikasi dua arah adalah lambat, memakan banyak waktu,

dan ada kemungkinan kuranng efisien karena dapat memberikan kepuasan yang

berlebihan kepada penerima pesan yang mempunyai kesempatan untuk memahami

pesan yang dikirimkan sepenuhnya.

2.1.2.5 Saluran dan Media Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Dewi (2007, pp23-24) jika ditinjau dari sudut formalitas, saluran komunikasi

dalam organisasi terdiri atas :

1. Saluran komunikasi formal

Saluran formal merupakan saluran komunikasi resmi yang mengikuti rantai komando

dalam struktur organisasi. Saluran itu pada umumnya bisa diketahui dari struktur

organisasi suatu peusahaan.

2. Saluran komunikasi informal

Bagan informasi menunjukkan bagaimana seharusnya informasi mengalir dalam

organisasi atau peusahaan. Namun pada kenyataanya, sebagian besar organisasi

juga memiliki saluran komunikasi informal di samping komunikasi formal. Komunikasi

informal mengabaikan hierarki organisasi. Komunikasi informal itu sering disebut

desas-desus, rumor, atau selentingan.

Kemudian menurut Masmuh (2010, pp23-35) saluran dan media komunikasi dalam

organisasi adalah sebagai berikut :

a. Saluran dan media komunikasi tertulis

Berdasarkan arah aliran informasinya, saluran dan media komunikasi tertulis

dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: saluran dan media komunikasi ke bawah

tertulis, ke atas tertulis dan ke samping tertulis.

1. Saluran dan media komunikasi ke bawah tertulis, seperti deskripsi jabatan

dan pedoman prosedur kerja, buku pedoman (handbook), majalah dan

bulentin perusahaan, memo dan instruksi tertulis, papan pengumuman dan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

28

poster, laporan tahunan yang dipublikasikan, surat yang dimasukkan dalam

amplop gaji atau upah, dan surat yang dikirimkan langsung ke rumah

karyawan

2. Saluran dan media komunikasi ke atas tertulis, seperti kotak saran, program

saran (suggestion program), grievance procedure, survei semangat kerja

dan sikap karyawan, dan mekanisme penyusunan anggaran.

3. Saluran dan media komunikasi ke samping tertulis, mekanisme penyusunan

anggaran di atas dapat juga digunakan sebagai saluran dan media

komunikasi ke samping tertulis. Sedangkan media komunikasi lain adalah

memo antar departemen.

b. Saluran dan media komunikasi lisan

Banyak organisasi modern telah memanfaatkan pemakaian komunikasi lisan atau

tatap muka langsung secara luas seperti halnya komunikasi tertulis di depan.

Saluran dan media komunikasi lisan digolongkan sebagai berikut :

1. Saluran dan media komunikasi ke bawah lisan, seperti pembicaraan lewat

telepon, komunikasi tatap muka antara bawahan dan atasan, dan tugas

kepanitiaan.

2. Saluran dan media komunikasi ke atas lisan, seperti wawancara pemutusan

hubungan kerja, dan kebijaksanaan pintu terbuka.

3. Saluran dan media komunikasi ke samping lisan, seperti pembicaraan lewat

telepon, panitia dan koferensi di samping merupakan saluran dan media

komunikasi ke bawah dan ke atas lisan tetapi juga dapat berfungsi sebagai

saluran dan media komunikasi ke samping lisan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

29

2.1.2.6 Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Dewi (2007, p17) hambatan komunikasi dalam organisasi adalah sebagai

berikut :

1. Kelebihan beban informas dan pesan yang bersaing

Perkembanga teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi

meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Hal itu bisa berakibat pada

adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau

pemberian respon yang tidak akurat.

2. Penyaringan yang tidak tepat

Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain di dalam organisasi, biasanya

terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan. Bisa

jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah

dipotong atau dibuang.

3. Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi

yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya manajemen. Gaya

manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian

pula saluran yang terlalu banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau

horisontal dalam sebuah organisasi.

Menurut Cangara yang dikutip Dewi dalam bukunya Komunikasi Bisnis (2007, pp17-

18) hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam gangguan dan rintangan

yaitu:

1. Gangguan teknis, misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan telepon,

kerusakan pada alat komunikasi dan lain-lain.

2. Gangguan semantik merupakan gangguan yang disebabkan karena kesalahan pada

bahasa yang digunakan. Misalnya, kata-kata yang terlalu banyak memakai jargon

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

30

asing, penggunaan bahasa yang berbeda, dan penggunaan struktur bahasa yang

tidak sebagaimana mestinya.

3. Gangguan psikologis merupakan rintangan yang terjadi karena adanya persoalan

dalam diri individu. Misalnya, rasa curiga, situasi berduka, atau gangguan kejiwaan

4. Rintangan fisik atau organik merupakan rintangan karena letak geografis. Misalnya

jarak yang jauh sehingga sulit dicapai alat transprtasi dan komunikasi.

5. Rintangan status merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan status sosial

dan senioritas. Misalnya antara raja dengan rakyat, antara atasan dan bawahan atau

antara dosen dengan mahasiswa.

6. Rintangan kerangka pikir merupakan rintangan yang terjadi karena adanya

perbedaan pola pikir. Perbedaan pola pikir bisa disebabkan karena pengalaman dan

latar belakang pendidikan yang berbeda.

7. Rintangan budaya merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan norma,

kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut.

2.1.2.7 Cara Mengatasi Hambatan dan Memperbaiki Komunikasi

Menurut Bovee dan Thill yang dikutip oleh Dewi (2007, pp18-19) cara mengatasi

hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi efektifitas adalah :

1. Memelihara iklim komunikasi terbuka

Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi, dan kebiasaan. Komunikasi

terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah

umpan balik

2. Bertekat memegang teguh etika berkomunikasi

Etika merupakan prinsip-prinsip yang mengatur seseorang untuk bersikap atau

membawa diri. Orang yang tidak etis biasanya egois dan tidak peduli salah atau

benar, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

31

3. Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya

Maju berkembangnya teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya

interaksi antarbudaya, baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional.

Memahami latar belakang, pengetahuan, kepribadian, dan persepsi antarbudaya

akan membantu mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi karena perbedaan

budaya.

4. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima.

Menggunakan pendekatan yang bepusat pada penerima berarti tetap mengingat

penerima ketika sedang berkomunikasi

5. Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk memperoleh

dan membagi informasi.

6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat

dilakukan dengan cara :

‐ Memahami penerima pesan

‐ Menyesuaikan pesan dan menghubungkan gagasan

‐ Mengembangkan dan menhubungkan gagasan

‐ Mengurangi jumlah pesan

‐ Memilih saluran atau media yang tepat

‐ Meningkatkan keterampilan berkomunikasi

2.1.2.8 Komunikasi yang Efektif

Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang

pihak lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi secara

efektif akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi. Komunikasi yang efektif

akan membantu mengantisipasi masalah-masalah, membuat keputusan yang tepat,

mengoordinasikan aliran kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan berbagai

hubungan (Dewi, 2007, p14).

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

32

Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu komunikator, pesan dan

komunikan. Dengan demikian, apabila diurut dari proses komunikasi, maka faktor-faktor

yang memengaruhi komunikasi yang efektif adalah (Dewi, 2007, p15) :

1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator

Kredibilitas komunikator menunjukan bahwa pesan yag disampaikannya dianggap

benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator akan

menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap

sesuai keinginan komunikator.

2. Kemampuan pesan untuk mebangkitkan tanggapan

Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabia memenuhi kondisi

berikut:

‐ Menarik perhatian

Agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format baik, pilihan kata yang

tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.

‐ Menggunakan lambang atau bahasa yang dipahami komunikan

‐ Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan

Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan untuk

memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil

keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik dan mental

mampu menerima pesan.

2.1.2.9 Karakteristik Komunikasi yang Efektif

Menurut Bovee dan Thill (2007, p7) dokumen bisnis yang efektif mengandung lima

ciri utama. Yaitu

1. Sediakan informasi yang praktis

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

33

Berilah para penerima pesan informasi yang berguna, apakah informasi ini untuk

membantu mereka melakukan tindakan yang diinginkan atau untuk memahami

kebijakan baru perusahaan.

2. Berikan fakta bukan kesan

Gunakan kalimat konkret, detail yang spesifik, dan informasi yang jelas,

menyakinkan, akurat, dan etis. Bahkan ketika suatu opini dibutuhkan, sajikan bukti

yang menyakinkan untuk mendukung kesimpulan anda

3. Perjelas dan padatkan informasi

Berikan pokok-pokok informasi yang paling penting daripada memberikan semua

informasi pada pembaca. Sebagian besar pebisnis profesional menemukan diri

mereka berada pada serbuan banjir data dan informasi. Pesan-pesan yang jelas dan

ringkas lebih efektif daripada yang tidak.

4. Nyatakan tanggung jawab dengan tepat

Tulislah pesan-pesan yang menghaslkan respon spesifik dari penerima tertentu.

Nyatakan secara jelas apa yang anda harapkan dari para penerima atau apa yang

dapat anda lakukan untuk mereka

5. Bujuk orang lain dan tawarkan rekomendasi

Tunjukkan pada para pembaca anda secara tepat bagaimana mereka akan mendapat

manfaat dengan memberikan respon aau pesan anda sesuai dengan cara yang anda

inginkan.

2.1.2.10 Kepuasan Komunikasi Organisasi

Menurut Redding yang dikutip oleh Masmuh (2010, pp47-51), yang dimaksud

kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan

mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Kepuasan dalam pengertian ini

menunjukkan kepada bagaimana baiknya informasi yang tersedia memenuhi persyaratan

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

34

permintaan anggota organisasi akan tuntutan bagi informasi, dari siapa datangnya, cara

disebarluaskan, bagaimana diterima, diproses dan apa respon orang yang menerima.

Hal yang banyak memberikan sumbangan kepada kepuasan dalam organisasi

belumlah diidentifikasi semuanya tetapi pekerjaan Osmo Wiio, Down dan Hazen dan

Beckstrom menyarankan beberapa dimensi. Mereka menyusun suatu angket untuk

mengukur 10 dari faktor kepuasan komunikasi organisasi karyawan dalam organisasi.

Kepuasan dengan komuniksi muncul dari kombinasi faktor-faktor berikut:

a. Kepuasan dengan pekerjaan. Ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan

pembayaran, keuntungan, naik pangkat pekerjaan itu sendiri

b. Kepuasan dengan ketepatan informasi. Faktor ini mencakup tentang tingkat

kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan

administrative dan staf, rencana masa datang dan penampilan pribadi

c. Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan.

Faktor ini mencakup hal-hal sebgai tempat dimana komunikasi seharusnya

disempurnakan, pemberitahuan mengenai perubahan untk tujuan penyempurnaan

dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan.

d. Kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi. Faktor ini

mencakup melalui mana komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup

peralatan, bulentin, memo, materi tulisan.

e. Kepuasan dengan kualitas media. Faktor inimencakup berapa baiknya mutu tulisan,

nilai informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang.

f. Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja. Faktor ini mencakup komunikasi

horizontal, informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan

medapatkan informasi teman sekerja.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

35

g. Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai kesatuan. Faktor

ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi, dukungan atau

bantuan dari organisasi dan informasi dari organisasi.

2.1.2.11 Dimensi Komunikasi Organisasi

5 dimensi beserta indikator dari komunikasi organisasi adalah sebagai berikut (Pace

dan Faules, 2006, pp497-498) :

Tabel 2.1 Tabel Dimensi dan indikator komunikasi organisasi

Dimensi komunikasi organisasi Indikator komunikasi organisasi

1. Kualitas media Persepsi anggota organisasi mengenai

seberapa jauh penerbitan, petunjuk tertulis,

laporan dan media lainnya :

a. Menarik untuk dibaca

b. Tepat

c. Efisien

d. Dapat dipercaya

2. Aksesibilitas informasi Persepsi anggota organisasi mengenai

seberapa jauh informasi tersedia bagi

anggota organisasi, dari berbagai sumber

dalam organisasi, yaitu :

a. Atasan langsung

b. Atasan yang lebih tinggi

c. Kelompok

d. Bawahan

e. Dokumen penerbitan

f. Obrolan lisan

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

36

3. Penyebaran informasi Persepsi anggota organisasi mengenai:

a. Penyebaran informasi dalam struktur

organisasi

b. Penyebaran informasi yang

penting/khusus

c. Penyebaran informasi terkini

4. Beban informasi Persepsi anggota organisasi mengenai

seberapa jauh mereka merasa bahwa

mereka menerima informasi lebih banyak

atau kurang daripada yang dapat mereka

tangani atau yang mereka perlukan agar

berfungsi secara efektif

a. Kecukupan informasi

b. Kekurangan informasi

c. Kelebihan informasi

d. Kelewatan informasi/terisolasi

5. Ketepatan pesan Persepsi anggota organisasi mengenai

berapa bit informasi yang mereka ketahui

tentang suatu pesan tertentu dibandingkan

dengan jumlah bit informasi sesungguhnya

didalam pesan tersebut dan distorsi

Sumber : Pace dan Faules (2006, pp497-498)

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

37

2.1.3 Kepuasan Kerja Karyawan

2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang

menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang

mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbins, 2003, p78) dalam bukunya Wibowo

”Manajemen Kinerja” (2007, p299). Menurut Rivai dan Sagala (2009, p856) kepuasan kerja

merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau

tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Kemudian menurut Luthans (2006, p243)

kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan

mereka memberikan hal yang dinilai penting.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu yang

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, atau sikap positif karyawan

terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

2.1.3.2 Teori Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang

lebih puas terhadap pekerjaanya daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan

tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Di antara teori kepuasan kerja

adalah Two-factor theory dan value theory (Wibowo, 2007, pp300-301).

1. Two-Factor Theory. Teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa kepuasan

dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda,

yaitu motivators dan Hygiene factors.

2. Value Theory. Menurut konsep teori ini, kepuasan kerja terjadi pada tingkat di

mana hasil pekerjaan diterima individu seperti yang diharapkan. Semakin banyak

orang menerima hasil, akan semakin puas. Semakin sedikit mereka menerima

hasil, akan kurang puas.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

38

Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009, pp856-857) teori tentang

kepuasan kerja yang cukup dikenal ada 3 teori yaitu :

1. Teori ketidaksesuaian (Discrepancy theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih

antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.

Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan,

maka orang akan menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat

discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang positif. Kepuasan kerja

seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan

didapatkan dengan apan yang dicapai.

2. Teori keadilan (Equity theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak

puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam suatu

situasi, khususnya situasi kerja.

3. Teori dua faktor (two factor theory)

Menurut teori ni kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan

hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap perkerjaan itu

bukan suatu variabel yang kontinu.

2.1.3.3 Dimensi Kepuasan kerja

Kemudian dalam Journal The Winner edisi volume 1, nomor 1, september

2000 ,Moh. As’ad, menyimpulkan bahwa ada enam factor yang mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan, yaitu (Hary, pp23-24):

a. Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan

Factor ini sangat mendukung dalam timbulnya kepuasan dalam diri seseorang

karyawan, sebab dengan diberikannya beban pekerjaan yang berlebihan maka

karyawan akan menjadi cepat bosan dan jenuh didalam mengerjakan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

39

pekerjaannya. Sehingga karyawan pun menjadi merasa tidak puas yang pada

akhirnya perusahaan jadi tidak tercapai.

b. Faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja

Maksudnya adalah lingkungan kerja atau tempat kerja dimana karyawan

tersebut melaksanakan tugasnya. Lingkungan kerja disini juga meliputi parkir,

tempat ibadah, kantin, ventilasi ruangan, penyinaran ruangan, dan sebagainya.

Bila semua hal tersebut dapat terpenuhi dengan baik, maka kepuasan kerja

dapat terwujud.

c. Faktor teman sekerja

Teman sekerja yang baik adalah teman kerja yang dapat diajak bekerjasama,

bertanggung jawab, dan mempunyai rasa solidaritas yang tinggi antar sesama

teman sekerja.

d. Fakor pengawasan

Kepuasan kerja karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan

yang baik dari pimpinan kepada bawahanya, sehingga karyawan akan merasa

bahwa dirinya merupakan bagian yang terpenting didalam organisasi kerjanya.

Pengawasan yang diberikan kepada bawahanya bisa diberikan oleh seorang

supervisor yang dapat dipandang sebagai figur seorang ayah sekaligus seorang

atasan.

e. Faktor promosi

Apabila karyawan bekerja dengan lebih rajin dan disiplin, maka karyawan

tersebut memperoleh hak untuk mendapat promosi jabatan yang lebih baik lagi

dari jabatan sebelumnya. Hal ini sangat perlu untuk seorang atasan agar tercipta

kepuasan kerja pada karyawan.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

40

f. Faktor upah

Upah bukanlah satu-satunya ukuran dalam menimbulkan kepuasan diri

karyawan, belum tentu menimbulkan rasa puas pada dirinya, bahkan bisa saja

yang terjadi justru sebaliknya.

2.1.3.4 Respons terhadap Ketidakpuasan Kerja

Dalam suatu organisasi di mana sebagaian terbesar pekerjaanya memperoleh

kepuasan kerja, tidak tertutup kemungkinan sebagian kecil di antaranya merasakan

ketidakpuasan. Ketidakpuasana pekerja dapat ditunjukan dalam sejumlah cara. Robbins

(2003, p32) menunjukan empat tanggapan yang berbeda satu sama lain dalam dimensi

konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan penjelasan sebagai berikut (wibowo, 2007,

pp314-315).

1. Exit

Ketidakpuasan ditunjukan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan

organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri.

2. Voice

Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk

memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan

masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.

3. Loyalty

Ketidakpuasan ditunjukan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu

kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan berbicara bagi organisasi

dihadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen

melakukan hal yang benar.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

41

4. Neglect

Ketidakpuasan ditunjukan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi

semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis,

mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan.

2.1.3.5 Cara untuk Meningkatkan Kepuasan

Beberapa cara yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja

karyawannya berdasarkan Greenberg dan Baron (2003, p159):

1. Make jobs fun

Orang akan lebih puas dengan pekerjaan yang mereka nikmati daripada yang

membosankan. Walaupun beberapa pekerjaan memang bersifat membosankan,

tetap ada cara untuk menyuntikkan beberapa level keasyikan ke dalam hampir setiap

pekerjaan. Teknik-teknik kreatif yang telah diterapkan misalnya mengoper buket

bunga dari meja satu orang ke yang lainnya setiap setengah jam dan mengambil

gambar lucu orang lain ketika sedang bekerja lalu memasukkannya ke papan buletin.

2. Pay people fairly

Ketika orang merasa bahwa mereka dibayar atau diberi imbalan secara adil, maka

kepuasan kerja mereka cenderung akan meningkat.

3. Match people to jobs that fit their interests

Semakin orang merasa bahwa mereka mampu memenuhi kesenangan atau minat

mereka saat bekerja, semakin mereka akan mendapatkan kepuasan dari pekerjaan

tersebut.

4. Avoid boring, repetitive jobs

Orang jauh lebih merasa puas terhadap pekerjaan yang memungkinkan mereka

untuk mencapai keberhasilan dengan memiliki kontrol secara bebas tentang

bagaimana mereka melakukan tugas-tugas mereka.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

42

2.1.4 Kinerja Karyawan

2.1.4.1 Pengertian Manajemen Kinerja

Berdasarkan pendapat Wibowo (2007, pp4-7), menjelaskan bahwa Manajemen

kinerja adalah manjemen tentang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang

efektif. Manjemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer,

dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola

untuk memeperoleh sukses. Dalam sistem manajemen kinerja yang dikutip oleh Mathis dan

Jackson (2006, p.377) terdiri atas proses untuk mengidentifikasi, mendorong, mengukur,

mengevaluasi, meningkatkan dan memberikan penghargaan atas kinerja karyawan.

Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja adalah suatu proses manajemen

yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan kinerja karyawan.

2.1.4.2 Proses Manajemen Kinerja

Berdasarkan pendapat Cushway (2002, p89-107) ada 4 langkah pokok dalam

pengenalan terhadap proses manajemen kinerja yang luas:

1. Merencanakan kinerja

Seperti halnya mengenali proses- proses yang lain, pertama-tama kita harus jelas

tentang alasan utama mengenalkan manajemen kinerja, juga harusmemiliki

pandangan yang jelas tentang apa yang diharapkan akan diperoleh. Harus ada

komitmen yang kuat dari atasan dalam memperkenalkan proses ini, karena tanpa

adanya komitmen ini akan sulit untuk mendapatkan bantuan dari tingkatan yang

lebih rendah, dan sumber yang tersedia untuk mencapai hasil akan tidak mencukupi.

Tahap berikutnya dalam merancang proses manajemen kinerja adalah menetapkan

tujuan. Tujuan ini dikembangkan dari arah dan strategi organisasi secara

keseluruhan dan dari pernyataan yang mengandung maksud dan tujuan organisasi

yang akan diperbaiki secara bertahap dan mengalir kebawah sampai dalam bentuk

target individual. Hal ini dikenal dengan nama pendekatan dari atas ke bawah.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

43

Alternatif nya adalah pendekatan dari bawah ke atas. Seperti namanya, maka

prioritas dan target ditentukan oleh organisasi yang lebih rendah. Dalam beberapa

hal seperti tidak logis, karena bertentangan dengan teori, yaitu keberadaan suatu

pekerjaan adalah untuk maksud tertentu dan maksud tersebut ditentukan oleh

manajemen organisasi. Jika pertimbangan diberikan untuk penentuan target

individual, maka harus diingat bahwa individu-individu tersebut mempunyai tujuan

yang tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan saja. Sebenarnya prioritas mereka

lebih pada hal-hal seperti prospek ada tidaknya promosi, upah, jati diri, cuti, gaya

hidup, hubungannya dengan rekan sekerja dan atasan.

2. Mengelola kinerja

Bila tujuan kinerja sudah ditetapkan, dan rencana tindakan telah disetujui, langkah

berikutnya dalam proses manajemen kinerja adalah memastikan bahwa rencana

tersebut dilaksanakan, dan hasil yang ditentukan dapat tercapai.

3. Meninjau kinerja

Peninjauan kinerja merupakan bagian dari proses pengaturan kinerja. Namun,

dengan melihat pertimbangan khusus yang dapat diterapkanpada aspek proses,

maka akan lebih mudah dalam proses pemeriksaan sebagai bagian yang terpisah.

Penilaian kinerja, biasanya terjadi pada saat wawancara yang diadakan beberapa

waktu antara karyawan dengan para manajernya. Seringkali hasil dari wawancara

tersebut berpengaruh langsung pada pelatihan, dan pengembangan.

4. Memberi imbalan

Imbalan kinerja merupakan bagian dari proses manajemen kinerja yang mencoba

memberikan karyawan semacamimbalan atas pencapaian targetnya. Seringkali apa

yang dicari oleh pekerja adalah pengakuan atas kinerja yang telah

dilakukannya.hanya saja ketika uang yang menjadi ukuran, maka imbalan kinerja

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

44

akan menjadi suatu masalah yang rumit, dan penekanan masalah tersebut terdapat

pada aspek finansial.

2.1.4.3 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari pengertian performance. Adapula yang memberikan pegertian

performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai

makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses

pekerjaan secara langsung (Wibowo, 2007, p7). Mathis dan Jackson (2006, p.378)

berpendapat bahwa kinerja (performance) pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau

tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja Karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan

meliputi elemen yaitu kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil,

kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah perilaku yang ditunjukkan sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

2.1.4.3.1 Kinerja Individu

Kinerja individu yang dikutip oleh Payaman (2005, p10), adalah kemampuan dan

keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor:

Kemampuan dan keterampilan kerja; motivasi dan etos kerja.

Kinerja setiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan,

yaitu kompetensi orang yang bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

45

Sumber : Payaman, Manajemen dan Evaluasi Kinerja (2005, p14)

Gambar 2.8 Model Kinerja Individual

Model Kinerja Individu menurut Payaman dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:

kompetensi individu, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.

2.1.4.4 Elemen Kinerja Karyawan

Menurut Mathis dan Jakson (2006, p378), kinerja karyawan yang umum untuk

kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut :

‐ Kuantitas dari hasil

‐ Kualitas dari hasil

‐ Ketepatan waktu dari hasil

‐ Kehadiran

‐ Kemampuan bekerja sama

Dimensi lain dari kinerja di luar beberapa yang umum ini dapat diterapkan pada

berbagai pekerjaan. Kriteria pekerjaan (job criteria) atau dimensi yang spesifik dari kinerja

pekerjaan akan mengidentifikasikan elemen yang paling penting dalam pekerjaan tersebut.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

46

2.1.4.5 Peningkatan Kinerja

Payaman (2005, p19) menjelaskan bahwa pembinaan kinerja dimaksudkan untuk

meningkatkan kinerja setiap individu, kelompok atau unit kerja, serta meningkatkan kinerja

perusahaan setinggi mungkin. Peningkatan dapat dilakukan antara lain dengan:

1. Mendorong pekerja memahami uraian tugas dan uraian jabatannya, serta memahami

tanggung jawabnya

2. Mendorong pekerja memahami sasaran yang harus dicapai

3. Membantu pekerja memahami bagaimana melakukan pekerjaan dengan

menggunakan alat-alat kerja yang sesuai

4. Memberdayakan pekerjaan melalui bimbingan, penyuluhan, pendidikan, dan

pelatihan.

5. Menumbuhkan motivasi dan etos kerja

6. Menciptakan iklim kerja yang kondusif

2.1.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Baihaqi (2002) dengan judul “Pengaruh

Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi

sebagai Variabel Intervening” ditemukan bahwa Gaya kepemimpinan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Gaya kepemimpinan menjadi

faktor penting yang memengaruhi perilaku kerja seperti kepuasan, kinerja dan

turn over karyawan. Gaya kepemimpinan secara langsung memengaruhi kepuasan

kerja melalui kecermatannya dalam menciptakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang

menarik, pelimpahan tanggung jawab serta penerapan peraturan dengan baik. Maka dari

itu, pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan kepuasan

karyawan terhadap pekerjaannya. Di dalam penelitian ini juga ditemukan gaya

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pemimpin

sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi diharapkan mampu mengontrol

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

47

perilaku-perilaku kerja dan mengarahkannya pada peningkatan produktivitas dan kinerja

karyawan.

Hubungan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja juga telah dibuktikan oleh

penelitian Hayati dan Sari yang berjudul “Keterampilan Kepemimpinan Pengusaha Industri

Skala Kecil” dalam jurnal ekonomi dan bisnis Indonesia Vol. 22, no 2, 2007, 197-214.

Ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kepuasan karyawan terhadap kinerja

karyawan, hasil ini menunjukkan bahwa baik atau tidaknya kepuasan karyawan pada

industri skala kecil akan meningkatkan atau menurunkan kinerja karyawan.

Di dalam penelitian Kusumawati (2008) yang berjudul “Analisis Pengaruh Budaya

Organisasi dan Gaya kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja untuk Meningkatkan Kinerja

Karyawan” ditemukan bahwa gaya kepemimpinan secara positif dan signifikan berpengaruh

terhadap kinerja baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan kerja.

Dan di dalam penelitian Baharun, Sawai, dan Rathakrishnan yang berjudul

“Hubungan antara Komunikasi dalam Organisasi dengan Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan

Komitmen Kerja” ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan di antara

komunikasi dengan kepuasan kerja. Selain itu didalam buku Masmuh (2010, p50)

mengatakan ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa komunikasi organisasi

itu berkorelasi dengan tingkat kepuasan kerja, misalnya saja hasil studi Schuler dan Blank

mengatakan bahwa ada hubungan yang positif antara ketepatan komunikasi yang

berkenaan dengan tugas komunikasi kemanusiaan, dan komunikasi pembaruan dengan

kepuasan kerja dan hasil yang dicapai oleh pekerja. Di dalam penelitian Rendy (2009) yang

berjudul “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan pada PT Equity Security Indonesia” ditemuka bahwa variabel komunikasi

organisasi sangat dominan untuk memengaruhi kinerja karyawan dan pengaruhnya

signifikan.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

48

Pengaruh variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi terhadap kepuasan kerja

juga telah dibuktikan oleh penelitian Sulastri (2008) yang berjudul “Pengaruh Komunikasi

dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Roti Tiga Dara di

Sidhoharjo Wonogiri ”ditemukan bahwa baik secara individu maupun bersama-sama

variabel komunikasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan.

Hubungan antara kepuasan kerja terhadap kinerja juga telah dibuktikan oleh Gibson

(2000, p110) dalam bukunya Wibowo (2007, p307), secara jelas menggambarkan adanya

hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan

kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif. Di

sisi lain dapat pula terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja

sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan. Sementara itu Vecchio

cenderung mengikuti pandangan bahwa kinerja secara tidak langsung menyebabkan

kepuasan. Kinerja akan menerima reward, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Kepuasan akan

diperoleh melalui penilaian pekerja terhadap reward yang diterima. Apabila pekerja merasa

bahwa pemberian penghargaan tersebut adil, akan membuat kepuasan kerja meningkat.

Namun, apabila terjadi sebaliknya akan menyebabkan ketidakpuasan kerja.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

49

sumber : Wibowo, Manajemen Kinerja (2007, p308)

Gambar 2.9 Kinerja Menyebabkan Kepuasan

Kemudian Hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan juga telah

dibuktikan oleh penelitian Sulianti yang berjudul “Pengaruh Komitmen Organisasi dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera

Utara” ditemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

2.2. Kerangka Pemikiran

Salah satu faktor yang mendukung CV. Surya Lampung agar dapat mencapai tujuan

perusahaan adalah kebutuhan akan gaya kepemimpinan yang baik: otoriter, demokratis,

Laissez-faire. Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka seorang pemimpin harus dapat

menciptakan komunikasi orgasisasi yang efektif, dimana dimensi dari komunikasi organisasi

meliputi, kualitas media, aksesbiilitas informasi, penyebaran informasi, beban informasi, dan

ketepatan pesan. Kedua variabel tersebut dicari apakah saling mempengaruhi.

Variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi secara individual maupun

simultan diasumsikan mempengaruhi variabel kepuasan kerja karyawan, faktor kepuasan

kerja karyawan meliputi pekerjaan, kondisi kerja, teman sekerja, pengawasan, promosi dan

upah. Kemudian ketiga variabel tersebut dicari apakah berdampak pada variabel kinerja

Kinerja

Reward intrinsik

Reward ekstrinsik

Penilaian penghargaan dirasa adil

Kepuasan

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

50

karyawan yang meliputi kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil,

kehadiran, serta kemampuan bekerja sama baik secara individual maupun simultan

Berdasarkan teori-teori yang ada maka dapat dirumuskan suatu model kerangka

pemikiran yang akan digunakan pada penelitian ini, yaitu adalah sebagai berikut:

Sumber : penulis

Gaya

Kepemimpinan (X1)

Komunikasi Organisasi

(X2)

Kepuasan

Kerja (Y)

Kinerja karyawan

(Z)

Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00473-mn 2.pdf... yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan ... penanggung jawab

51

Keterangan:

= Pengaruh secara simultan

= Pengaruh secara individual

= Hubungan (korelasi) antar variabel

2.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian, hipotesis yang

diuji dalam penelitian ini adalah:

Untuk T-1

Ho = Gaya kepemimpinan (X1), dan Komunikasi Organisasi (x2) tidak memiliki kontribusi

yang signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja (Y) Karyawan pada CV.

Surya Lampung.

Ha = Gaya Kepemimpinan (X1),dan Komunikasi Organisasi (x2) memiliki kontribusi yang

signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja (Y) Karyawan pada CV. Surya

Lampung

Untuk T-2

Ho = Gaya Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2), serta Kepuasan Kerja (Y)

karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja

Karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung

Ha = Gaya Kepemimpinan (X1), Komunikasi Organisasi (X2), serta Kepuasan Kerja (Y)

Karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja

Karyawan (Z) pada CV. Surya Lampung