1jj/1/p;s -...

146
/1JJ/1/P;S ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PRODUKSI TEPUNG TERIGU (PT.lndofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills, JakartaUtara) Ahmad Rosyidi JlJRUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIANI AGRffiISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: lycong

Post on 29-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

/1JJ/1/P;S

ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PRODUKSITEPUNG TERIGU

(PT.lndofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills, JakartaUtara)

Ahmad Rosyidi

JlJRUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIANI AGRffiISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

EFEKTIVITAS PENANGANAN PRODUKSITEPUNG TERIGU

(pT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills. Jakarta Utara)

Oleh:AHMAD ROSYIDI

100092020252

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanianpada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIANI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGILRISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 3: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Pengesahan Ujian

Skripsi yang berjudul: "Analisis Efektivitas Penanganan Produksi Tepung Terigu(di PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Jakarta Utara,Tanjung Priok)", telah di uji dan dinyatakan lulus clalam sidang munaqosahFakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, pada hari Jum'at tanggal 7 Juli 2006. Skripsiini telah diterima sebagaisalah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S I) pada JUlUsanSosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.

Penguji I,

Mengetahui,

Dekan,1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sisf NIP. 150317956 tl--

Jakarta, November 2006

Penguji 2,

Ir. Junaidi, M.Si

Ketua JUlUsan,Sosial Ekonomi PertanianIAgribisnis

,-.

~V~Ir. Mudatsir Najamuddin, MMANIP I ~() 117 Q~R

Page 4: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF lIIDAYATULLAlI JAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:Nama Ahmad RosyidiN[~ 100092020252Prq,'ram Studi Sosial Ekonomi Pertanianl AgribisnisJudul skripsi Analisis Efektivitas Penanganan Produksi Tepung Terigu

(Di : PT.Indofood Sukses ~akmur Tbk. Bogasari Flour~i1ls Tanjung Priok, Jakarta Utara)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar SmjanaPertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanianl Agribisnis, Fakultas Sains danTeknologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Juli 2006~enyetujui,

Dosen Pel1lbil1lbing

Pembimbing 1,

Ir. Nun

Pembimbing 2,

If. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si

~engetahui,

Dekan,

.DI~ .• ~No:pialris'vah Jaya Putra, M.Sis956 <t:J

Ketua Jurusan,Sosial Ekonomi PertanianIAgribisnis

~If. ~udatsir Najamuddin, ~~ANIP. 150317958

Page 5: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR­

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DlAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, November 2006

Ahmad Rosyidi[00092020252

Page 6: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

RIWAYATIDDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada hari senin tanggal 10 Maret 1980.

Penulis merupakan anak ke empat dari tiga bersaudara, dari pasangan Tubagus

Mas'ud dan Ratu Rumsiah.

Adapun tingkat pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Taman Harapan

(1993), kemuctian melanjutkan ke SMP N 65 Metro Sunter Kencana Raya (1996),

danmenyelesaikan Sekolah Tingkat Atas di SMU N 15 Sunter Agung (1999).

Untuk memperdalam ilmu agama penulis belajar di sebuah pondok pesantren

Salaffiyall (AI-Fallah) di Serallg Ballten pada Tahun 1999 - 2000.

Diterimanya sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Tahun 2000, dengan Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian! Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi yang rnerupakan angkatan

pertama. Ketika duduk di semester III penulis memutuskan untuk cuti kuliah dan

bekerja sebagai operator kontrak di PT. Yamaha Motor Manufaktur Indonesia dari

Tahun 2002-2003.

Page 7: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

RINGKASAN

AHMAD ROSYIDI, Analisis Efektivitas Penanganan Produksi Tepung Terigu,di PT.ISM Bogasari Flour Mills. Jakarta. (Di bawah bimbingan NUNUKADIARNI dan LILIS IMAMAH leRnAYATI)

Penelitian dilakukan dengan tujuan, mengetahui penanganan prosesproduksi serta hasil produksi yang ditargetkan tanpa ada perubahan kualitasterhadap produk. Pada penanga'lan produksi perusahaan menginginkan agarpemanfaatan sumber daya menjadi optimal dengan biaya minimum. Datadianalisis dengan Program Linier dengan alat bantu komputerisasi progran1LINDO sebagai pencarian nilai optimal, sedangkan model lain yang digunakanyaitu peramalan produksi guna memprediksi saat produksi sekarang atau dimasayang akan datang dengan kapasitas yang sudah ditentukall.

Hasil peramalan produksi berdasarkan data-data masa lalu yang diolahmenggunakan Time Series, yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005 sebesar1.471.561,44 Ton dan Tahun 2006 sebesar 1.531.078,63 Ton. Tepung terigumerupakan produk yang cenderung naik/ turun sehingga mengalami tingkatproduksi yang musiman. Seperti Tahun 2003 produksi berkurang sebesar296.590,67 Ton kemudian produksi bertambah saat Tahun 2004 sebesm'583.551,27 Ton. Melihat perkembangan Trend prodnksi maka pengukuranperiode bulanan di hitung dengan mencari rata-rata indeks musiman yaitu data2003 dan 2004 dari Januari sampai Desember yang menghasilkan nilai peramalanproduksi bulan Juni, Juli, dan Agustus 2005 rata-rata 29.118,19 Ton (CK),1.635,61 Ton (Fsa Flour), 2.567,01 Ton (SB), 5.099,66 Ton (KB), 4.340,12 Ton(KE), 14.776,84 Ton (LM), 17.209,69 Ton (Pyg), 1.162,55 Ton (MP), 257,59 Ton(TM), dan 13.734,15 Ton (SH). Data tersebut digtmakan untuk produksiselanjutnya guna mencapai produk yang sesuai permintam1 dan spesifikasi darimasing-masing produk. Berdasarkan peramalan didapatkan standar kesalahandengan hasil sebesar ± 3 (n = 99,9%) dan nilai Mean Absolute Deviation (MAD)belianda positif itu artinya nilai perarnalan yang dhnaksudkan lebih kecildibanding dengan nilai aktual. Semakin besar nilai deviasi yang didapatkan makatingkat penyimpangan akan semakin kecil, sebaliknya semakin kedl nilai deviasimaka tingkat penyimpangan semakin besar.

Jumlah produksi disesuaikan dengan jenis gandum yaitu dengan ekstraksitepung sebesar 0,76%, kapasitas mesin rata-rata sekitar 31,1 Ton! Jam, dankelancaranjalannya aliran zat additive (67 ppm). Aliran produk di set-up denganketentuan batas pengendalian kualitas yaitu setiap tingkat keluaran produk rata­rata. tepung dihasilkan sebesar 23,6 Ton! Jam setelah mengalami prosespembersihan, conditioning, dan penggilingan. Pengendalian produksi dilakukandengan tindakan korektif setelah outputs yang diliasilkan sesuai dengan target danpetel1,canaan yaitu menganalisis proses produksi apakah sesuai atau tidak.

Dari 10 ienis merk teounlZ terilZU dianaJi~i~ h"rc1~~~rbl1 11"'110"'l1l1oliol1

Page 8: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

tingkat kesalahan dalam analisis (standar deviasi rata·'rata ± 0,022) dan untukgandum sampel sekitar 84,85 g dengan standar dl!Viasi rata-rata ± 0,037.Pengambilan sampel diambil pada tiap dua Jam sekali yaitu sampel gandum dantepung terigu. Pada pemanfatan mesin produksi guna mencapai produk yangsesuai, diperoleh batas pengendalian kualitas terutama bahan baku gandum yaitulUltuk batas bawah (LCL) sebesar 0,88% dan batas atas DCL sebesar 10,9%.gandum yang akan diproses dirata-ratakan dari hasil pengolahan kualitas sebesar5,98% dan 5,79%, itu artinya kesesuaian dari masing-masing gandum akankualitas sudah memenuhi syarat, bahwa penerimaan produk dapat diterima yangmana persentase kualitas di bawah batas pengendalian DCL dan di atas LCL.Sedangkan batas pengendalian kualitas tepung terigu dalam proses produksisebesar 7,73% (DCL) dan 2,62% LCL dengan proporsi standar deviasi 0,0128.Produk yang dihasilkan setelah mangalami proses pengamatan sebesar 5,21 % dan5,15%. Masing-masing merk tepung yang dihasilkan sudah bisa diterima, daripengawasan kualitas sesuai dengan spesifikasi produk karena tidak melewati bataspengendalian kualitas. Penggunaan sumber daya saat produksi mencapai hasilyang efektif, dengan kata lain setiap tingkat keluaran produk berdasarkanstandardisasi kapasitas dan kualitas.

Proses produksi dilakukan pada bulan Juni, Juli, dan Agustus gunamencari solusi optimtIDl setelah menganalisis jenis merk tepung terigu dangandum. Nilai produksi optimal yang dihasilkan 89720 Ton yang diantaranyaadalah 1037 Ton (CK), 26273 Ton (Fsa F), 91 Ton (SB), 182 Ton (KB), 155 Ton(KE), 526 Ton (LM), 613 Ton (Pyg), 41 Ton (MP), 60312 Ton (TM), dan 489Ton (SH) dengan biaya minimum Rp 89,95 milyar sedangkan produksi aktualsebesar 108.351,48 Ton dari biaya keseluruhan adalahRp 158,4 milyar. Hasiloptimal berdasarkan kendala-kendala yang ada dari alokasi sumber daya yangdimanfaatkan seperti gandum, air, listrik, kapasitas penampungan tepung, Jamkerja, dan kapasitas Mill. Pencapaian target produksi sudah tepat pada sasaranyaitu jumlah produksi lebih besar dari permintaan akan tepung terigu.Berdasarkan hal tersebut, maka pada saat produksi perulintaan mengalamipenambahan.

Pencapaian nilai optimal memberikan manfimt buat pemsahaan daripemakaian sumber daya sampai fungsi tujuan sehingga efektivitas penangananproduksi dapat dilihat berdasarkan nilai-nilai optimal dan pengamatan terhadapproduk.

Ketidaksesuaian produk dapat ditemukan dalam proses, setelah proses,pada proses berikutnya, saat audit dan dapat juga ditemukan oleh pelanggan.Ketidaksesuain tersebut perlu di follow-up dengan titldakan perbaikan danpencegahan dengan mencatat kesalahan, mengunlpulkan data pendukung/ catatanselama proses, dan menuliskan penyebab yang memungkinkan terjadinya masalahsaat proses berlangsung.

Page 9: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, karena atas kanmia-Nya skripsi 1m

dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Skripsi yang merupakan

syarat kelulusan sebagai sarjana Pertanian di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanianl

Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi dengan judul "Analisis Efektivitas Penanganan

Produksi Tepung Terigu" yang dilaksanakan di PT.lndofood Sukses Makmur

Tbk. Bogasari Flour Mills, Jakarta Utara). Skripsi ini mengupas masalah

mengenai banyaknya konsumen yang mengkonsumsi terigu di Indonesia serta

persaingan yang begitu ketat mengharuskan perusahaan membuat sistem

penanganan dalam produksi secara efekiif guna menghasilkan produk yang

berkualitas dan keunggulan dalam bersaing.

Penulis ingin menyampaikan penghonnatan dan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, serta

do'a selama dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu.

I. Ibu Ir. Nunuk Adiarni, MM selaku pembimbing pertama dan !bu Ir.Lilis

Imamah Ichdayati, M.Si selaku pembimbing kedua serta Bpk Prof. DR. Aki

Baihaki, Msc yang telah bersedia memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalamannya serta mengarahkan penulis dalam bentuk lisan maupun

tulisan.

2. Bpk Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA selaku ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian dan Bpk Drs. Acep Muhib, MMA selaku sekretaris Jurusan.

Page 10: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3. Bpk DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatulJah Jakarta.

4. Ibu Santi selaku bagian Public & Relation Bpk Bobby Ariyanto selaku

Manajer Mill Produksi serta pembimbing dalam penelitian, Bpk Budi, Bpk

Edi, Bpk Haryo, Bpk Firman serta para staf lainnya PT.ISM Bogasari Flc,ur

Mills yang telah banyak membantu baik dari segi data maupun infonnasi.

5. Kedua Orang Tua saya, Tubagus Mas'ud dan Ratu RumsJah serta keluarga

tercinta yang memberikan do'a restu dan dukungan selama ini.

6. Ibu Rizki, Ibu Eni, Ibu Bintan, Bpk Gunawan, Staf Fakultas, Akademik,

Jurusan, JIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas bantuannya.

7. Bpk Wisnu, Bpk Alex dan para staf dari Instansi APTINDO

8. Sahabat-sahabat sepe~juangan angkatan 2000-2001 A & B serta semuanya

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terima kasih dari penulis kepada yang mendukung dalam

pel1yelesaian skripsi, baik dari segi ilmu maupun materi. Penulis berharap skripsi

ini dapat mencapai sasarannya, bermanfaat, dan berguna bagi perusahaan dalam

menangani produksi, meskipun masih banyak kekurangan dan keterbatasan di

bagian pembahasan.

Jakarta, November 2006

Page 11: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

DAFTARISI

Balaman

HALAMAN JUDUL. .LEMBAR PENGESAHAN. 11

KATA PENGANTAR................................................................. III

DAFTAR ISI..................... vDAFTAR TABEL...................................................................... Vlll

DAFTAR GAMBAR.................................................................. IX

DAFTARLAMPIRAN................................................................ X

BAB I PENDAHULUAN... I1.1 LataI' Belakang.................................... I1.2 Perumusan Masalah.............................. 41.3 Tujuan Penelitian................................. 61.4 Kegllnaan Penelitian...................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 72.1 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................. 7

2.1.1 Tepllng Terigll....................................................... 72.1.1.1 Bahan Balm Tepllng Terigll................................. 102.1.1.2 Klasifikasi Tepllng Terigll serta Kegllnaannya........... 12

2.1.2 Prodllksi... 132.1.2.1 Penanganan Proses Prodlllcsi yang Terus-menerus...... 142.1.2.2 Penanganan Proses Prodlllcsi yang Terplltlls-plltuS...... 14

2.1.3 Standardisasi Kapasitas Produlcsi................................. IS2.1.4 Standardisasi Kualitas Produk.................................... 152.1.5 Sistem Produksi.................. 172.1.6 Penanganan Basil Produksi........................................ 172.1.7 Peramalan Produksi... 182.1.8 Pengertian Optimalisasi. ... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 19

2.2 Penelitian Terdahulll...................................................... 202.3 Alur Peinikiran Deskriptif................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN................................................. 243.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 243.2 Jenis dan Sumber Data.................................................... 243.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data......... 25

3.3.1 Teknik Peramalan/ Prakiraan Produksi... 263.3.2 Program Linier...................................................... 273.3.3 Analisis Time Series... 303.3.4 Pengendalian Sifat-sifat Produle (P-Chmt)...................... 3111 'i Pp_nf"t~n:::ln TTkll1":::ln A11" rhm 4rlrJith,p ':;')

Page 12: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN '" 364.1 Sejarah dan Perkembangan Pemsahaan '" 364.2 Letak Geografis............................................................ 384.3 Stmktur Organisasi Perusahaan.......................................... 404.4 KetenagakeIjaan........................................................ .... 444.5 Sarana dan Prasarana...................................................... 454.6 Visi, Misi, dan Kebijakan................................................ 464.7 Aktivitas Produksi............ 48

4.7.1 Jenis Alat Proses Produksi......................................... 484.7.2 Penanganan Gandum................................................ 514.7.3 Penanganan Proses Produksi... 534.7.4 Penanganan I-Iasil Produksi Tepung Terigu , 584.7.5 Penyimpanan Tepung Terigu dalam Gudang..................... 59

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................ 615.1 Perencanaan dan Target Produksi. 615.2 Jenis Proses Produksi Tepung Terigu................................ 635.3 Penyesuaian Produksi Tepung Terigu.................................. 64

5.3.1 Penetapan Kapasitas Produksi , 655.3.1.1 Penggunaan Peramalan Produksi. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 665.3.1.2 Hasil Peramalan Produksi................................... 675.3 .1.3 Pengendalian Produksi. .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71

5.3.2 Penetapan Kualitas Produk... 735.3.2.1 PemeriksaanAtribut Tepung Terigu...................... 735.3.2.2 Pengambilan Sampe!........................................ 76

5.4 Penetapan Fungsi Tujuan................................................ 835.5 Kendala-Kendala Proses Produksi. . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 86

5.5.1 Kendala Bahan Baku Gandum.................................... 865.5.2 Kendala Jam Kelja Mesin Untuk Produksi........... 895.5.3 Kendala PCl11anfaatan Listrik..................................... 905.5.4 Kendala Tersedianya Air. 915.5.5 Kendala Kapasitas Mill Produksi... 945.5.6 Kendala Tempat Penal11pungan Tepung......................... 95

5.6 Optimalisasi Proses Produksi Tepung TeriglL......................... 975.6.1 Pemakaian SUl11ber Daya Optima!................................ 99

5.6.1.1 Pemakaian Bahan Baku Gandum Optima!............... 995.6.1.2 Pemakaian Jam Kelja Optima!...... 1015.6.1.3 Pemakaian SUl11ber Energi Listrik Optima!............... 1025.6.1.4 Pemakaian Air Optima!..................................... 1035.6.1.5 Pemanfaatan Kapasitas Mill Produksi Optimal.......... 1045.6.1.6 Pemanfaatan Penampungan Tepung Terigu Optimal.... 105

5.6.2 Analisis Sensitivitas............................. 1065.6.2.1 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisiell Fungsi Tujuan...... 1065.6.2.2 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisiell Kendala............ 108

Page 13: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

5.6.4 Analisis Dual.................................................... III5.7 Efektivitas Produksi............................... 114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................... 1166.1 Kesimpulan................................................................. 1166.2 Saran......................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA................................................................. 119LAMPIRAN...... 120

Page 14: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

DAFTAR TABEL

Halaman

I. Volume dan Impor Gandum Tahunh 2000 - 2004 .2. Spesifikasi Produk Tepung Terigu ." '( .. B'" G dJ. r ompos1s1 1J 1 an urn .4. Particle Size Index Gandum .5. Merk Tepung Terigu sebagai Variabel Keputusan .6. Total Produksi t\ktual Tahun 2000 - 2004 .7. HasH Rata-rata Penyimpangan Produksi Aktua!.. .8. Pengamatan Merk Tepung Terigu dengan Standar Ptmolakan

Produk 5% ..9. Pengamatan Bahan Baku Gandum dengan Standar Penolakan

Produk 5% .10. HasH Olahan POM For Windows Nilai Batas Pengendalian

Kualitas Gandum .11. Hasil Olahan POM For Windows Nilai Batas Pengendalian

Kualitas Tepung Terigu .12. Koefisien Rata-rata Biaya Produksi ..13. Ketersediaan Pemakaian Gandum Keras dan Gandum Lunak

sesuai dengan Tepung yang Dihasilkan .14. Pemakaian Jenis Gandum Berdasarkan Tepung yang Dihasilkan ..15. Jam Kerja Mesin Produksi dan Jenis Tepung Periode 2005 .16. Rata-rata Pemakaiall Listrik setiap Kwh/ Ton .17. Koefisien Pemakaian Air Sesuai Jenis Tepung ..IS. Total Pemakaian Air Berdasarkan Jumlah Gandum ya.ng Digiling ..19. Kapasitas Mesin dengan Hasil Produksi .20. Kapasitas Penampungan Tepung .21. Optimalisasi Produksi Tepung Terigu .22. Optimalisasi Pemakaian Gandum Keras dan Gandum Lunak .23. Rata-rata Pemanfaatan Jam Kerja Mesin Optima!. .24. Rata-rata Pemakaian Listrik Optima!.. .25. Rata-rata Pemakaian Air Optima!. ..26. Rata-rata Pemanfaatan Kapasitas Mill Optima!. .27. Rata-rata Pemanfaatan Penampungan Tepung Optima!. ..28. Analisis Sensitivitas Biaya Produksi Tepung Terigu .29. Analisis Sensitivitas Kendala Aktif.. .30. Analisis Rata-rata Penyimpangan Rata-rata Produksi Aktual

dan Optimal .31. Pemakaiall Sumber Daya Berlebih .32. Pemakaian Sumber Daya Langka .'J'J 'T'...... .f. ... l Dn+......of..... 0: ....""" D.·..... ,.lnl'r"; tI t1n-.t;Jl rl-Qn A lrtl1!ll

3910II626667

76

76

79

8184

878889919293949698100101102104105106107109

110I II1121 1it

Page 15: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

DAFTAR GAMBAR

Halaman

I. Prosentase Penggunaan Tepung Terigu Nasional.............................. 4

2. Pangsa Pasar Industri Tepung Terigu Tahun 2002...... 5

3. Sistem Produksi..................................................................... 17

4. Alur Pemikiran Deskriptif.......................... .............•................ 23

5. Kerangka Pemikiran Operasional..................... 35

6. Ileta Letak PT.ISM Bogasari Flour Mills....................................... 39

7. Layout Proses Produksi Tepung Terigu.................. 41

8. Pengendalian Sistem Produksi....... 72

9. Diagram Multiple Sampling... . 75

10. Batas Pengendalian Kualitas Gandum......................................... 79

11. Batas Pengendalian Kualitas Tepung Terigu.................................. 81

Page 16: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi PT.ISM Bogasari Flour Mills Jakarta. 113

2. Data Produksi Tepung Terigu Talmn 2000-2004...... 114

3. Data Produksi Tepung Terigu Tahun 2003.... 115

4. Data Produksi Tapung Terigu Talmn 2004 :......... 116

5. Hasil Peramalan Produksi Tepung Terigu Periode Tahun 2005............... 117

6. Hasil Olahan Program POM For Windows Peramalan Produksi 118

7. Rata-rata Produksi Aktual dan Rata-rata ProduksiBerdasarkan Peramalan Talmn 2005.............................................. 119

8. Pengendalian Kualitas Tepung Terigu BerdasarkanKetetapan SNI, Tahun 1995........................................................ 120

9. Model Matematik dalarn Mencari Solusi Optimum..... 121

10. Hasil Olahan Linier Programing dalam Mencapai Produksi Optinlal... . . .. 122

Page 17: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BABI

PENOAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk olahan gandum yang paling dikenal dan banyak dikonsumsi oleh

masyarakat luas adalah tepung terigu yang merupakan salah satu ballan pangan

pengganti beras. Kebutuhan tepung terigu sebagai bah,m pangan mulai disadari

sejak Tahun 1950-an, karena pada saat itu tepung terigu herperan mengatasi krisis

beras dan sejak saat itu tepung terigu secara rutin dibutuhkan masyarakat sebagai

pengganti beras. Tepung terigu dapat diolah menjadi makanan yang ringan dan

bergizi tinggi seperti roti, mie basahl mie kering, biskuit dan lain sebagainya.

Pengolahan tepung terigu di Indonesia belum memiliki telmologi yang

manlpu memproduksi tepung terigu, maka dari itu seluruh kebutuhan tepung

terigu di impor dari luar negeri. Lama kelamaan disadari bahwa tepung terigu di

pelabuhan Indonesia yang dibeii dari negara asing sering mengalami penurunan

kualitas, seperti berkutu, berbau apek akibat waktu perjalanan yang terlalu lama.

Sehingga kondisi dan kandungan gizi tepung terigu menjadi berkurang dal1 tidak

optimal. Dengan mempertimbangkan hal tersebut pemerintah memutuskan

memproduksi tepung terigu dengan ballan baku gandum diperoleh dati luar

negeri.

Pemerintah menunjuk BULOG sebagai importir tunggal atas gandum dan

operasi disttibusinya, kemudian menangani disttibusi tepung terigu diseluruh

Indonesia. Karena BULOG tida~ memiliki fasilitas penggilingan gandum meniadi

Page 18: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

tepung terigu, maim tugas tersebut diaIihkan kepada PT"Bogasari Flour Mills yang

merupakan perusallaan swasta dan PT.Berdikari yang merupakan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN). Selain memiliki fasilitas penggilingan gandum yang

canggih, Bogasari juga memilik i berbagai fasilitas penunjang teknik baik untuk

kepentingan sendiri maupun umum antara lain Laboratorium, Dermaga, Milling

Training Center, dan Bogasari Baking School.

Selama Bogasari melayani kebutuhan pangan masyarakat Indonesia sejak

Tahun 1971 tela1l meluncurkan tiga merek tepung terigUllya yaitu: Cakra Kembar,

Kunci Biru, dan Segitiga Biru. Ketiga jenis produk ini di.gunakan secara Inns olch

industri mie, roti, biskuit, baik yang bcrskala bc~ar dan keeil serta rUlnah tangga.

Bagasari juga menghasilkan produk sampingan (by product) berupa bran, pollard,

untuk industri makanan temak dan tepung industri Ulltuk industri kayu lapis

(Bogasari News, 2005).

Penanganan produksi tepung terigu sangat terkaitdenganketersediaan

input dan pasar. Dalam penanganan produksi hendaknya dipermtungkan dengan

matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak mengafami kelebihml pasokan

atau kelebihan permintaan. Inputs yang terdiri dari gandum, lllodal,air,Iistrik,

mcsin, dan penampungan tcpung dalanl penggunaannya Jebih mcngarahkepada

optimasi. Sehingga hasil yang dicapai dapat efektif scsuai dcngan kualitas produk,

jenis produk, serta jumla1l produksi.

Pelaksanaan proses produksi dalam agroindustri didasarkan pada rencana

produksi yang tela1l dibuat. Pada ta1lap ini inputs yang telah direncanakan dall

Page 19: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

disediakan sesuai dengan jadwal, jumlah dan jenis, serta urutan yang telah

direncanakan untuk menghasilkan outputs produksi (Gurnbira, 2001 :55).

Dengan kecepatan manajemen yang efektif dalam menangani produksi,

maka tingkat ekspor tepung terigu ke negara-negara asing mulai meningkat antara

lain ke Jepang, Singapura, Thailand, Myanmar, Hongkong, dan Maladewa.

Hingga Oktober 2004, total volume ekspor tepung terigu ke Jepang sudah

meilcapai 5.539 Ton dengan Ililai transaksi 2.485.903 dolar US. Jumlah ini

mellunjukkan penillgkatan lainnya 100% lebih dibanding Tahun 2003 yang hanya

mellcapai 2.024 Ton. Tepung terigu yang diekspor ke manca negara merupakal1

peringkat tertinggi secara rata-rata masih diduduki jenis terigu berprotein tinggi

yakni antara 300-700 Ton perbillannya dan terigu berprotein rendah mencapai

volume ekspor tertillggi pada Agustus 2004 sekitar 950 Ton.

Dengan meningkatnya ekspor tepung terigu Indonesia berakibat pada

kebutuhan bahan baku yang masih menggunakan bahan irnpor. Hal itu merupakan

pengurangan devisa negara yang cukup besar seperti terlihat pada Tabel berikut.

Tabel 1. Volume dan Impor Gandum Indonesia, Tahun 2000 - f004

. Ur'aianTabun Volume Impor (Ton) Nilaii Impor (US $000)

2000 4.069.000 572.589.6802001 3.677.000 516.544.9602002 3.984.000 567.879.3602003 4.500.000 650.565.0002004 4.400.000 636.108.000

Sumber: DITJENTanamanPangan, 2004

Volume impor ini akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan

penduduk dan besamya kOnSlUl1si terilru setian Tahun. R:>t~-mt" lu,"on~o; t~n..nn

Page 20: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

terigu sebagai bahan paugau dapat dignnakau untnk pembuatan mie kering

berkisar 8%, mie instau berkisar 20%, biskuit! snacks berkisar 10%, Roti! kue

berkisar 20%, mie basah dau industri keeil berkisar 32%. BesaulYa konsumsi

tepung terigu dapat di lihat pada Gambar berikut.

M ie Kering8%

Roti & Kue20%

Rumah/Tangga

10%

"'-' IS uit!"'-- Snacks

10%

M ie Basah~ & Industri

Kecil32%

Sumber : APTINDO, 2004

Gambar I. Prosentase Penggnnaau Tepung Terigu Nasional

Berdasarkau Survey Sosial Ekonomi Nasional (8USENUS) Tahun 2003

bahwa konsumsi terigu lebih besar di perkotaau bila diblmdingkan di pedesaaan,

hal ini mungkin disebabkau kondisi perekonomiau di p,~rkotaau lebih baik dau

kesadarau akau gizi semakin tinggi. Sedaugkau konsumsi beras maupun jagung

lebih besar dipedesaau (Direktorat Jenderal Bina Produksi Tauaman Paugau,

2(04).

1.2 Perumusan Masalab

Tepung terigu banyak digunakan di industri skala keeil maupun besar, hal

ini membuktikau bahwa pasar tepung terigu akau terns m,~ningkat seiring dengau

Page 21: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

dilakukan sesuai prosedur perusahaan, untuk menghasilkan produk terbaik serta

meningkalkan keunggulan kompetiti£ Mengingat produksi tepung terigu sangat

tcrkait dengan ketersediaan inputs dan pasar.

Pasar yang dimiliki oleh industri tepung terigu diantaranya Panganmas

berkisar 4%, Sriboga 6%, Berdikari 8% dan perusahaan perorangan melalui

produk impor dalam memperoleh tepung terigu berkisar 10%. Kekuatan pasar

tepung terigu dari masing-masing industri dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Panganmas4%

Sriboga6%

Berdikari8%

Sumber : APTINDO, 2004

Import10%

\ Bogasari72%

Gambar 2. Pangsa Pasar Industri Tepung Terigu Nasiollal Tal1Ull 2002

Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahall utama di dalam

pellelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

I, Bagaimana penanganan produksi tepung terigu di PT.ISM Bogasari Flour

Mills dalam memenuhi produk yang ditargetkan.

2. Bagaimana mencapai hasil jumlah produksi yang ditargetkan dengan

kendala yang dimiliki.

Page 22: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

1.3 Tujuan Penelitian

T~juan dan kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan

perumusan masalah di atas adalah.

1. Mengetahui penanganan produksi PT.ISM Bogasari Flour Mills Tbk.

dalam mencapai hasil produk yang ditargetkan.

2. Menganalisis jumlah produksi tepung terigu yang ditargetkan berdasarkan

kendala yang dimiliki.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bergu1la bagi perusahaan sebagai

masukan dalam peningkatan proses produksi yang lebih baik lagi terutama pada

penanganan produksi yang efektif dalam nieminimumkan biaya produksi

perusahaan yang antara lain adalah bahan baku, air, dan Iistrik. Selain itu

penelitian ini juga bemlanfaat sebagai kegiatafi akadeinis dan penulis sendiri

untuk mengembangkan pengetahuan yang akan diapIikasikan serta sebagai

implementasi pencrapan teori yang didapatkan dibangkukuliah.

Page 23: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keranglm Pemikiran Teoritis

2.1.1 Tepung Terigu

. Tepung terigu merupakan salah satu usaha komoditi yang prospektif yang

banyak digunakan oleh usaha kecil menengah dan induslri besar yakni sebagai

ballan dasar pembuatan makanan. Tepung terigu yang dihasilkan dari olahan

gandum memiliki standardisasi produk yang cukup dikenaI oleh masyarakat luas,

dengan jenio yang berbeda-beda dan ukuran serta kualitas tepung. Jenisnya

terdapat tiga bagian yaitu tepung terigu berprotein tinggi, sedang, dan rendah.

(Bogasari Milling Training Center, 2005).

Pengawasan kualitas terhadap tepung terigu dilakukan di PT.Bogasari oleh

pihak Laboratorium dengan melakukan analisis sebagai berikut.

I. Moisture (kadar air)

Kadar air tepung terigu maksimal sebesar 14,5%. P,enetapan kadar air pada

tepung terigu dilakukan dengan menggunakall alat Rapid Moisture Tester pada

suhu BOoC selmna 8-10 menit.

2. Protein

Pen1etapan kadar protein tepung terigu diukur menggunakan alat Kieltec­

Tecator, y.mg dianalisis dalam bentuk smnpel dari Mill oleh Laboratorium.

Kandungan protein dalmn tepung alltara 3% - 13% yang terdiri dari 21 asam

Page 24: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3. Ash (kadar abu)

Analisis kadar abu pada tepung terigu maksimal 0,6% (basis kering)

dilakukan dengan alat Tanur. Teplmg sebanyak 3-4 gram diabukan dalam tanur

bertemperatur 600l>C selama 6 jam.

4. Maltose

Analisis maltose dilakukan untuk mengukur aktivitas enzim ()(-anlilase dan

enzim ~-amilase. Maltose merupakan makanan bagi ragi UJlltuk pembuatan roti,

dengan ukuran maltose tepung 1,8% - 2,8%.

5. Amylograph

Analisis ini mengukur konsistensi atau kekentalan larutan tepung yang

dipanaskan pada suhu yang semakin meningkat.

6. Farinograph

Analisis farinograph bertujuan untuk mengetahui ketahanan adonan

terhadap pengadukan. Analisis ini digunakan untuk menganalisa sifat-sifat fisik

adonan, yaitu stability, waktu pengembangan, tolerance, dan penyerapan air p".da

tcpung.

7. Ekstensograph

Analisis ini bertujuan mengetahui kekuatan adonan terhadap daya regang

setelah adonan disimpan dalam waktu tertentu.

8. Alveograph

Bertujuan untuk mengukur kualitas gluten terhadap kekuatan dan daya

regang adonan.~ .."

Page 25: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

9. Gluten

Analisis gluten diIakukan dengan cara menambahkan larutangaram pada

tepung sambil diIakukan pengadukan. Pada sast pengadukan gluten akan

terbentuk, sedangkan bagian lain terutama pati akan ikut terbuang bersama dengan

larutan garam. Gluten berfungsi dalam mempererat gas sehingga roti menJadi kuat

dan berkembang.

10. Warna

Kemurnian tepung terigu mellliliki pengaruh pada warna d,:ngan alat yang

digunakan untuk menganalisa adalah Minolta Color. HasiI analisis berupa NiIai L,

warna putih dan hitam; NiIai A, warna Illerah dan hijau; dan Nilai B, wama

kuning dan biru. Warna Illerupakan parameter dalam kualitas tepung, yakni

tepung dengan kadar abu tinggi mempunyai warna gelap sedangkan tepung

dengan kadar abu rendah mempunyai warna lebih putih.

Berdasarkan analisis kualitas yang ditetapkan maka terbentuk spesifikasi

produk tepung terigu, yang ada pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2. Spesifikasi Produk Tepung Terigu

Sumber: Mlllmg Trammg Center, Bogasan 2005

SPESIFIKASI PRODUK

Janis ProdukKadar Air Pl'Otein Kadar Abu Gluten

(%) (%) (%) (%)Cakra Kembar Elllas Max 14,5 Min 14 Max 0,55 Min 32

Cakra Kembar Max 14,5 Min 13 Max 0,6 Min 31Segitiga Biru Max 14 10,5-11,5 Max 0,6 Min 25

Piramida Max 14 Min 10 Max 0,6 24-25Kunci Elllas 13,5 8 Max 0,6 10-22Kunci Biru 13,5 8-9 Max 0,6 20-22__

Lencana Merah Max 14 Min 9 Max 0,7 20-22FsaFlour Max 14,5 Min 12,5 Max 0,45 Min 30 I. . .. .

Page 26: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

2.1.1.1 Bahan Baku Tcpung Tcrigu

Gandum merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tepung terigu

yang apabila diamati berbentuk oval dengan panjang 5-8 mm dan berdiameter 2,5-

4,5 mm. Manfaat gandum sebagai bahan baku pangan sangat beraganl terutama

dalam menghasilkan diversifikasi pangan seperti mie, roti, biskuit,. macaroni dll

(Bogasari Milling Training Center, 2002).

Biji gandum dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

I. Endosperm, Menyecliakan makanan lmtuk tanaman baru (ketika embrio

mulai twnbuh) dan bagian endosperm merupakan sumber tepoog.

2. Bran, Berfungsi ootuk melindoogi Gandum

3. Germ, Merupakan tempat tumbuh ootuk menghasilkan tanaman bam

(embrio).

Secara umum ukuran jenis gandum yang mel1gandoog Kadar air, protein,

lemak, karbohidrat, kadar abu, dan gula melniliki ukuran bcrbeda yaitu tertera

pada Tabel di bawah ini.

Tabel3. Komposisi Biji Gandum (Endosperm, Germ, dan Bran)

Sumber : MIllmg Trammg Center, Bogasarl 2005

Kandungan Biji Bal!lan Biil GandumGaudum EudosDcrm (%) Gcrm (%)1 Bran (%)

Kadar Air 14 11,7 13,2Protein 9,6 28,5 14,4Lemak 1,4 10,4 4,7

Karbohidrat 74,1 44,5 60,8Abu 0,7 4,5 6,3Gula 1,1 16,2 4,6

..

Page 27: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Untukjenis-jenis gandum terdiri dari.

a. Hard wheat, Merupakan gandum keras yang berprotein tinggi dan daya serap

air tinggi dapat dijadikau bahan pangan pembuat roti dan mie.

b. Soft Wheat, Merupakan gandum lunak yang berprotein rel1dah dan day:! serap

air rendal1 sangat cocok untuk membuat cookies dan produk yang crispy

c. Durum Wheat, jenis gandum yang digunakan sebagai bahan baku pembuat

pasta yang memiliki protein berkisar 6-20%.

Sebelum gandum mengalami proses screening dan juga proses milling

maka perlu identifikasi terhadap gandum tersebut, yaitu yangdinahlakan Particle

Size Index (PSI) dengan tujuan mengetahui tingkat kekerasan gandum. Di bawall

ini merupakan ciri-ciri gandum.

Tabel 4. Particle Size Index Gandum

PARTICLE SIZE INDEX IPSI Conditioned Moistnre Category Wheat Class(%) (%) of Gread

<II-II 16,5 VervHard APH, AH, ASW, APW,12 - 16 16,0 Hard APH, AH, ASW,APW16 - 19 IS,S Medium Hard AH,ASW,APW20 - 23 15,0 Medium Soft ASW, Noodle24 - 29 14,5 Soft ASW, Noodle, Soft

> 30 - 30 14,0 VerY Soft SoftSumber : Milling Training Center, 2005

Adapun untuk negara-negara penghasil gandum adalah Australia

(Australian Prime Hard (APH), Australian Hard (AH), Australian Premimn White

(APW), Australian Standard White (ASW)), Amerika Serilcat (Hard White Winter

(HWW), Soft White Winter (SWW), North Spring (NS)), Canada (Canada

Western Red Winter (CWRW), Canada Western Red Spring (CWRS)), Argentina

Wheat (Agw), Saudi Arabia, Perands, China, dan India.

Page 28: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

2.1.1.2 Klasifikasi Tepung Terigu serta Kegunaannya

Dilihat berbagai kebutuhan konsumen, ada beberapa jenis tepung terigu

yang diproduksi oleh PT.ISM Bogasari Flour Mills. Dari jenis tepung terigu

mempunyai protein yang berbeda-beda serta kegunaannya dalam proses

pembuatan makanan. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis tcpung

terigu beserta kegunaannya (Hendri, 2003:56).

I. Tepung Terigu Merek "Cakra Kembar Mas"

Tepung terigu Cakra Kembar Mas merupakan tepung te:rigu premium yang

dihasilkan dari penggilingan 100% gandum keras. Jenis ini mel11iIiki kandungan

protein sebesar 14% yang cocok untuk membuat roti karena memiliki kandungan

protein yang tinggi dan akan membuat roti cepat mengembang dengan baik.

2. Tepung Terigu Merek "Cakra Kembar, Fsa"

Tepung terigu Cakra Kembar merupakan tepung keras ylmg dihasilkan

dari penggilingan gandum keras dengan kandwlgan protein sebesar 13%. Tepung

ini mempunyai sifat gluten yang ulet dan kuat. Oleh karella itu cocok untnk

digwlakan untuk pembuatan roti beragi seperti roti halus (tawar), mie halus, kue-

kue kering dan lain-lain.

3. Tepung Terigu Merek "Segitiga Biru"

Tepung terigu Segitiga Biru merupakan tepung medium yang dihasilkan

dari penggilingan campuran gandum lunak dim keras sehingga dihasilkan tepullg

dengan kadar protein antara 10-12,5%. Tepung ini digunakan Imtuk membuat roti,

cake, mie, dan biskuit, karena tepung ini mempunyai sifat gluten yang sedal1g.

Page 29: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

4. Tepung Terigu Merek "Kunei Biru"

Tepung terigu Kunci Biru merupakan tepung lunak yang dihasilkan dari

penggilingan 100% gandum lunak. Kadar protein dari tepung ini berkisar antara

8,5- I 0%, sehingga tepung ini memiliki sifat gluten yang kurang bailc. Tepung ini

baik untuk membuat eake, biskuit, wafer, dan kue-kue kering lainnya.

5. Tepung Terigu Merek "Piramida"

Tepung terigu jenis ini mengandung 10% protein dIm dapat digunakan

untuk membuat mie basah danjenis kue-kue basah.

6. Tepung Terigu Merek "Leneana Merah"

Tepung ini dengan kandungan protein 9%, tepung il1i digunakan untuk

membuat kue dan aneka goreng-gorengan agar menjadi renyah dan tidak

menyerap banyak mil1yak.

2.1.2 Produksi

Seeara unlum produksi diartikan sebagai suatu kegiat:ill atau proses yang

mentransformasikan masukan (inputs) menjadi hasil kduaran (outputs). Dalanl

arti sempit pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang

menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan

industri dan suku eadang atau spare part dan komponen (Assauri, 2004: 11).

Proses produksi/ operasi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan menggunakan peralatan, sehingga masukan/ inputs dapat diolah menjadi

keluaran, yang akhimya dapat dijual kepada pelanggan untuk memperoieh hasil

Page 30: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

keuntungan yang diharapkan. Proses adalah cara, metode, dan teknik bagaimana

sesungguhnya sumber-sumber daya yang dimiliki diuball untuk memperoleh hasil.

Pada bagian produksi dalam memperoleh produk jadi sistem penanganan

yang efektif sangat penting guna menghasilkan produk berkualitas. Dalarn

pelaksanaan produksi sistem penanganan terdapat dua bagian lmtuk menghasilkan

produk yaitu penanganan proses produksi yang terus-menerus dan Peniinganan

proses produksi yang terputus-putus.

2.1.2.1 Penanganan proses prodnliSi yang terns-menerns

Pada sistem penanganan proses ini menggunakan mesin-mesin untuk

dipersiapkan (set up) dalarn memproduksi dalam jangka waktu yang panjang/

lama tanpa mengalarni perubahan, maka dalarn hal ini prosesnya terus-menerus

selarna jenis produk yang sarna dikerjakan. Proses ini digunalcan perusahaan

dalarn menghasilkan produk pasar (masyarakat) (Assauri, 2004:75).

2.1.2.2 Penanganan proses prodnliSi yang terpntns-pntns

Merupakan kegiatan daIarn menggunakan mesin-mesin wltuk dipersiapkan

(set up) dalarn memprodtL(si dalarn jangka waktu yang pendek dan kemudian

diubah atau di set up kembali untuk memproduksi produk lain. Pada proses ini

digunakan dalanl menghasilkan produk sarnping yaitu hasH dari olahan tepung

terigu seperti makanan untuk temak dan bahan tepung untuk industri kayu lapis

(Assauri,2004:75).

Page 31: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

2.1.3 Standardisasi Kapasitas Produksi

Standardisasi adalah proses penentuan spesifikasi lukuran, bentuk, dan

karakteristik-karakteristik lain-lain pada barang-barang yang dibuat. Sedangkan

kapasitas adalah suatu tingkat keluaran dalam priode iertentu dan merupakan

kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode wakiu itu (Handoko,

2000:47). Jadi standardisasi kapasitas produksi adalah menciptakan suatu barang

pada tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai ":Iasaran"

pengoperasian bagi manajemen.

Standardisasi kapasitas produksi digunakan dalam perusahaan, guna

menghindari kekurangan serta kelebihan pada pemakaian sumber daya seperti

gandum, air, Iistrik dan lain sebagainya. Dalam arti ini standardisasi kapasitas

sebagai penetapan batasan-batasan produksi atas jadwal yang ditentukan untuk

produksi.

2.1.4 Standardisasi Kualitas Produk

Kualitas merupakan tanggung jawab produksi dan operasi yangpenting

dan harns di dukung oleh organisasi secara keseluruhan. Keputusan tentang

kualitas harns dapat menjamin bahwa kualitas tetap dijaga dan dibangun pada

seluruh tingkat produksi dan operasi, dengan cara standar harns dibuat dan produk

berupa barang atau jasa yang dihasilkan harns diperiksa (inspection) hasil mutu!

kualitasnya (Assauri, 2004:17).

Produk yang telah dihasilkan dari produksi harus m<:menuhi standar

kualitas, kegiatan implementasi yang berjalan dengan basis hari ke hari adalall

Page 32: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

inspekvi (pemeriksaan). Produk dan jasa hams selalu diperiksa agar sesuai dengan

standar-standar yang telah ditetapkan dan agar satuan barang yang rusak dapat

disingkirkan.

Berdasarkan ISO 8402 (Quality Vocabulary) kualitas didefinisikan sebagai

totalitas dari karakteristik suatn produk yang menunjang kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas sering kali

diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfttction) atau konformansi

terhadap kebutuhan atau persyaratan (confOrmance to the requirements) (Vincent,

2003:5).

Penanganan produk lebih diutamakan dalam melakukan pemeriksaan

(inspeksi) dengan efektif karena keistimew1an atan keunggulan produk dapat

diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan, memperhatikan aspek internal, dan

aspek eksternal yang merupakan pengukura~ performansi kualitas dalam

mencapai tujuan. Aspek internal yang meIipnti tingkat kecacatan produk sehingga

harus mengulang kembali proses tersebut dan tidak sesuai standar produk,

sedangkan aspek eksternal meliputi kepuasan pelanggan, pangsa pasar dan lain-

lain. Pelanggan adalah orang yang menggunakan produk apabila pelanggan puas

maka mereka akan bicara kepada banyak orang dan hal ini akan memberikan nilai

tambah dan pertnmbuhan kepada perusahaan. Kepuasan pelarlggan dapat dicapai

apabila perusahaan memberikan produk dan pelayanan se:suai dengan yang

dipersyaratkan pelanggan.

Page 33: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

2.1.5 Sistem Produksi

Unsur-unsur sistem produksi yaitu masukan, pentransformasian, dan

keluaran. Sedangkan produksi dan operasi sebenarnya merupakan suatu sistem

untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan dan akan

dikonsumsi oleh anggota masyarakat.

Sistem merupakan SLatu rangkaian unsur-lU1Sur yang saling terkait dan

tergantung serta saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, ylmg

kcscluruhannya mcrupakan suatu kcsatuan bagi pclaksanaan kegiatan bagi

pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan sistem produksi adalah suatu

keterkaitan yang berbeda-beda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam

pentransformasian masukan menjadi keluaran (Assauri, 2004:26).

Dalam komponen masukan dari suatu sistem produk seperti terIihat dalam",

gambar di bawah ini.

Masukan* Bahan Baku Transformasi Keluaran* Tenaga Kerja* Mesin Proses Konversi Barang atau Jasa* Modal• Energi ..'

t Informasi Umpan Balik

GambaI' 3. Sistem ProduksiSumber: (Assauri, 2006:26)

2.1.6 Penanganan Hasit Produksi

Penanganan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu

upaya-upaya atau cara untuk mencapai tujuan atau untuk menghasilkan

kellntunl:>:an vanl:>: maksimal (Assauri. 2004:85).

Page 34: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Pada penanganan produksi tepung terigu yang meliputi kegiatan

mengangkut, mengangkat, dan memindahkan suatubarang dengan mengglmakan

beberapa peralatan untuk mempercepat proses produksi seperti Conveyor adalah

alat untuk memindahkan barang pada dua titik dengan arah horizontal atau

vertikal, Truck/ mobil alat yang digunakan untuk mengirim :barang kebeberapa

tempat distributor, dari satu lokasi ke setiap lokasi lain, dan forklift yang

berfungsi mengangkut atau memindahkan barang.

2.1.7 Pcramalan PJ'oduksi

Peramalan merupakan ilmu dalam mCll1prediksikan ·kejndian yang

mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Dalanl duniausaha dan ekonomi,

istilah prakiraan atau peramalan dipergunakan dalam beberapa bentuk istilah lain

seperti estimasi, prediksi, dan proyeksi. Pengertian praldraan adalah penggunaan

data atau informasi untuk menentukan kejadian pada mas!! depan dalam bentuk

perhitungan atau prakiraan dari data yang lalu dan infoffi1asi yang lainl1yauntuk

penentuan terlebih dahulu (Assauri, 2004:33).

Umunmya untuk menentukan atau merencanakan jUllHahhasiIyangakan

diproduksi sangat ditentukan oleh jurnlah atau bes!lmya permil1taanakan ptoduk

tersebut. Oleh karena itu perusahaan selalu menlperkirakan atau l11eramalkan

jurnlall permintaan dari produknya.

Peramalan dikelompokkan oleh horison waktu m!lsa depan yang

mendasarinya tiga kategori yang bermanfaat yaitu (Render, 2001 :46).

Page 35: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

I. Peramalan jangka pendek, dengan rentang waktunya mencapai satn tahun,

tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan jangka pendek digunakan

untuk merencaukan pembelian, penjadwalan keIja, jumlah tenaga keIja,

penugasan dan tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah, biasanya berjangka tiga bulan hingga tiga tahun

peramalan ini sangat bermanfaat dalam perencanaan penjualan, penganggaran

produksi, kas, dan menganalisis berbagai rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang, rentang waktunya biasanya ti.ga tahun atau Iebih

digunakan dalam merencanakan produk bam, pengeluaran modal, lokasi

fasilitas, dan penelitian serta pengembangan.

Peramalan jangka menengah dan jangka panjang mempunyai ciri yang

membedakan keduanya dari peramalan jangka pendek. Peramalan jangka

menengah dan jangka panjang berhubungan dengan perencanaan produk: pabrik,

dan proses. Peramalan terscbut diterapkan dalam memperoleh kapasitas produksi

yang dapat mencapai sasaran serta memenuhi pennintaan sesuai peren canaan

produksi. Sedangkan peramalan jangka pendek digunakan oIeh perusahaan

dengan rentang waktn satn tahun atau kurang. Penerapan peramalan jangka

pendek biasanya Iebih akurat karena jarak waktn disesuaikan kondisi atau kedaan

yang se!:?enamya.

2.1.8 Pengertian Optimalisasi

Optimalisasi adalah pencarian nilai-nilai optimum (Maksimum/ Minimum)

dalam mencapai hasil terbaik dari suatn masalah dengan keterbatasan sumber

Page 36: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

daya. Nilai optimal sebagai pemecahan masalah yang dilakukan perusahaan dalam

produksi, apakah memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya

dengan hasil persamaan Z atau fungsi tujuan non negatif, maksudnya solusi

optimum telah dicapai (Mulyono, 2002: 14).

Umwnnya penghitungan optimalisasi menggunakan Linier Programing

(LP), yang dapat menentukan solusi dari berbagai penm:salahan produksi.

Sebutan linier mengartikan hubungan antara faktor-IUktor yarlg bersifat linier atau

konstan sebagai contoh, pemakaian ballan baku dalam hitungan ton per jam.

Semakin banyak jumlah ballan baku yang dihabiskan maka total ekstraksi dari

bahan baku tersebut sema1dn besar. Linearitas dapat juga berarti semakin

bertambahnya sesuatu, semaldn berkurangnya sesuatu yang lain.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdalmlu terdapat jenis komoditas tepung terigu yang

berorientasi kepada optimalisasi produksi di PT. ISM Bogasari Flour Mills, akan

tetapi mengenai efektivitas penanganan prodnksi belum ditemukan. Penelitian iill

sebagai bahan acuan yang merupal(an referensi lmtuk penyusunan/ penelitian

skripsi, maka dari beberapa penelitian terdahulu diambiJ yang ada kaitarmya

dengan efektivitas penanganan produksi tepung terigu.

Pertama hasil penelitian Hendri (2003), tentang "Optimalisasi Produksi

Tepung Terigu" yang menjelaskan penggunaan sumber daya produksi secara

optimal, serta menganalisis rencana-rencana produksi berdasarkarl perencanaan

jumlah permintaan. Adapun kegunaan dan tujuan pel1elitian ini melihat aktivitas

Page 37: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

produksi secara optimal. Jumlah produksi optimal tergantung pada laba! unit yang

dihasilkan dari jenis produk tersebut, persediaan sumcer daya, besamya

permintaan, dan prodnk samping yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam

analisis optimal produksi yaitu program LINDO sebagai pencarian solusi

optimum terhadap sumber daya yang dimiliki, sehingga dipl~roleh nilai produksi

optimal pada bulan Oktober sebesar 142.785,12 mt, November sebesar

142.785,17 mt, dan Desember sebesar 130.233,6 mt. Sedangkan untuk jumlah

pennintaan produk tepung terigu digunakall metode peramaltm pelljualan dellgan

metode deret berkala ARlMA Box-Jenkins, diperoleh p(Jrkiraan permintaan

minimum bulan Oktober sebesar 76.385,53 mt dan permintaan maksimum sebesar

179.263,08 mt, permintaan minimum bulan November sebesar 69.528,93 int dan

permintaan maksimum sebesar 182.975,49 mt, serta permilltaan minimum bul!lll

Desember sebesar 69.499,8 mt dan permintaan maksimum sebesar 188.985,83 rot.

Selama perusahaan melakukan kegiat!lll produksi dan pelljualan produk tepllug

terigu diperoleh keuntung!lll sebesar Rp 213.311.100.000,00 yang diola11

berdasarkan program LINDO.

Annytha (2004), dal!lln penelitiarmya mengenai "Pendekatan Struktur­

Perilaku Kinerja pada lndustri Tepung Terigu di Indonesia Pasca Penghapusan

Monopoli BULOG". Setelah dihapuskarmya monopoli dalanl industri dan tata

niaga tepullg terigu adalah dikeluarkarmya Undang-Undang (UU) No. 5/ tahun

1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat pada

t!lllggal 5 Maret 1999. Judul skripsi tersebut bertujuan untuk memberikan

gambaran struktur dan kinelja tepung terigu serta mengetahui persaing!lll yang

Page 38: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

dihadapi dengan melihat bagaimana stmktur industri tepung terigu di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam mengolah data dengan metode analisis deskriptif

untuk memperoleh perkembangan pasar tepung terigu dan kinerja. Hal pertama

yang perlu diketahui adalah perkembangan produk impor yang dikonsumsi dalam

negeri. Sejak deregulasi tahun 1998 dimana monopoli BULOG telah dihapuskan.

Pada industri tepung terigu, Bogasari memperoleh angka penjualan tertinggi pada

setiap tahunnya, urutan ke 2, 3, dan 4 tidak berubah setiap tahunnya yaitu

Berdikari, Sriboga, dan Pangan Mas. Namun sejak tahun 1999 ururan ini digeser

oleh produk impor.

Persaingan yang terjadi dalam industri tepung terigu memang telah dibuka

lebar oleh pemerintah, sehingga tidak ada ketentuan-ketentuan legal yang sulit

dipenuhi oleh pesaing potensial untuk masuk dalam industri inL Untuk

menghadapi persaingan maka produsen lokal melakukan berbagai strategi dan

inovasi pengembangan produk. Inovasi produk dan merek yang dilakukan

produsen yaitll memproduksi tepung terigu daIam berbagai spesifikasi dengan

kegunaan yang berbeda-beda.

2.3 Alur Pemikiran Deskriptif

Penangal1an produksi yang dianlbil dari beberapa teori, dengan mjuan

memperoleh solusi optimum dalam menangani produksi tepung terigu dan

memiliki penyesuaian kualitas produk dari hasH proses. Adapul1 teori berdasarkan

pola pikir deskriptif terdiri dari visi, misi perusahaan, proses produksi yang

terbagi dua bagian proses produksi terus-menerus dan terputus-putus, pemeriksaan

Page 39: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

(inspeksi), standardisasi kapasitas prodnksi, standardisasil kualitas prodnk,

peralaman produksi, optimalisasi prodnksi, dan efektivitas produksi. Berikut alur

pemikirasn desiaiptif.

Visi, Misi, dan KebijakanPerusahaan ..

Surnber daya Yangdimiliki :* Bahan Baku

I * Kapasitas Mesin..

Proses Prodnksi I* Energi* Teknologi

Penanganan Proses Penanganan ProsesProdnksi Prodnksi

Terus-menerus Terputns-putns

I Inspeksi I

Standardisasi KapasitasF'rodnksi

Standardisasi KualitasProdnk

I Perarr alan Prodnksi I

Optimalisasi Prodnksi

I Efektivitas I

Page 40: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BABm

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pcnelitian

Penelitian dilakukan di PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour

Mills yang terietak di jaJan Raya Cilincing Jakarta Utara, Ta.njung; Priok.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) karena PT.ISM Bogasari

Flour Mills merupakan produsen terbesar di Indonesia yang mefuiliki sertifikat

ISO 9002 dari SOS dan Sucofindo sebagai pengaJman atas mutu.

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai denganOktober

Tahw1 2005. Waktu tersebut digunakan un!uk memperoleh data dan keterangan

dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian.

3.2 Jenis dan Sumbel' Data

Dalam pelaksanaan penelitian diperIukan data-data yang akurat imtuk

membahas dan menganalisis penanganan produksi tepung terigu.Data untuk

penelitian adaJaI1 data primer dan data sekunder.

Teknik dalam pengwnpulan data dilakukan, pertmna dengan cara

observasi dan wawancara sebagai data primer. Observasi diperoleh dengan

melakukan pengamatan Iangsw1g seperti melihat proses produksi tepung terigu,

penanganan gandwn, Om1 penm1gm1m1 tepw1g terigu. Sedangkm1 wawancara

dilakukm1 dengan mengajukm1 pertanyaan kepada manajer pabrik dan k31yawan

perusal1am1 seperti karakteristik jenis gm1dum, jenis tepung terigu, proses

Page 41: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan sepel'd jumlah silo, jumlah mesin,

fungsi mesin, yang erat kaitaIll1ya dengan produksi, bahan pustaka, maupun data

daI'i instansi terkait.

Jenis data yang dibutuhkaIl dalaIn penelitian adalah sebagai berikut: Data

kualitatif yaitu tentang gaInbaran ummn perusahaan yang meliputi :icjarah

perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, KetenagakerjaaIl, Sarana dan

prasarana, Data kuantitatif yaitu tentang volume Pmduksi pada tiap periode

tertentu, jmnlah bahan baku yang digunakan dalam penanganan proses produksi,

dan standardisasi kapasitas produksi serta kualitas produk yang memiliki nilai

satuan angka,

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Dat'1 yang didapat diolah dan dianalisis seCaI'a kualitatif dan kuantitatif.

Pengolahan data secara kualitatif yang meliputi gaInbaran pemsahaan, fasiJitas

produksi, serta proses produksi yang dilakukan secara deskriptif yaitu dengan

memberikan gaInbaran penelitian berdasarkan teoril pustaka yang berkenaap.

dengan vaI'iabel yang diteliti. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh disajikan

dalaITI bentu!< TabeJ berdasarkan aktivitas produksi.

Model penelitian yang lain untuk menganalisis seCaI'a kuantitatif dilakuklill

dengan menggunakan teknik peranlalan, prograIn linier, dan meraInalkaIl dengan

menggmlakaIl garis Trend (Time Series), Tujuan model tersebut guna

menganalisis efektivitas penanganan produksi yang diaInbil dari data triwuIan

2005 dan data produksi Tahunan yaitu Tahun 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004,

Page 42: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3.3.1 Tclmik Peramalan atan Praldraan Produksi

Teknik atau cara yang dapat digunakan untllk melakukan prakiraan atm

peramalan produksi yaitu metode deret waktu (Time Series) yang menunjukkan

perkembangan data produksi dari beberapa waktu yang lalu untuk menyusun

pralciraan produksi pada saat sekarang atau yang akan datang (Assallri, 2004:36).

Analisis deret waktu dinyatakan sebagai berikut.

Y=f(x) (l)

Dimana :

y= Jumlah Produksi

X= Waldu yaitu tahun, bulan atau triwulan

Triwulan ini berbentuk hubungan linier atau non linier, yang dapat

dinyatakan sebagai.

y= a+ bx (2)

Dimana:

a dan b adalah konstanta

y= Jumlah Produksi

X=Waktu

n= Jumlah priode tertentu

Dengan metode kuadrat terkecil maka nilai a dan b dapat diketahui, yaitu.

- -a=y-bx

L xy - (L XL y /11b = ~,...:..--;;--.:.=.:~~-=-:-­

Lx 2 -(Lx)2/ 1I

Page 43: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3.3.2 l'rogram Lillicr (LP)

Program linier merupakan salah satu teknik operation risearch yang

diglmakan paling luas dan diketahui dellgan baik serta merupakan metode

matematik dalan1 mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

tujuan tunggal seperti mema.~simurnkan keuntungan atau meminimurnkan biaya

(Mulyono,2002:13).

Metode LP sebagai penentuan efektivitas penangallan produksi yang

optimal dalam permasalahan meminimumkan biaya sesuai informasi dad manager

perusahaan. Perhitullgan LP melalui perhitullgan ulang (iteration) dimana

langkah-Iangkah perhitungan yang sarna diulang berkali-kali sebelum solusi

optimum dicapai. Langkah dalarn menentukan nilai optimum dengan cara

membentuk LP yang kemudian diubah dalam bentuk Tabel untuk mempermudah

perhitungan.

Nilai optimal dipenuhi dengan informasi-informasi, termasuk nilai

optimum variabel-variabel seperti.

1. Solusi optimum

2. Keadaan sumber daya

3. Kepekaan solusi optimum terhadap perubahan tersedi:mya sumber daya,

koefisien fungsi tujuan, dan konsumsi swnber daya oleh setiap kegiatan.

Pengolahan data menggunakan komputer dengan dibantu program

LINDO, yang diolah dalarn metode matematik LP meliputi variabel keputusan,

fungsi tujuan, dan sistem kendala.

Page 44: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

a. Variabel Keputusan

Variabel keputusan merupakan jenis produk yang ditentukan oleh

pemsabaan sebagai variabel yang menguraikan secara lengkap keputusan yang

akan dibuat.

Dimana:

XI = Jenis Produk I

X2 = Jenis Produk 2

X3 = Jenis Produk 3 dst.

b. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan mempakan langkab perusabaan dalam menetapkan tujuan

untuk meminimumkan biaya penanganan produksi tepw1g terigu yang dilakukan.

Dimana:

MinimU111kan Z= alxl + a2x2

al adalab nilai produk pertama

a2 adalab nilai produk ke dua

Xl adalah Jumlab produk I

X2 adalab Jumlab Produk 2

c. Sistem Kendala

Kendala-kendala yang ada pada penanganan produksi tepung terigu seperti

penggunaan baban baku, Penggunaan air, listrik, Jam kerja, dan kapasitas mesin .

Dimana:

alxl + a2x22:Y

Page 45: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Y Merupakan besar penggunaan baban baku, , Penggullaan air, listrik, Jam

kerja, dan kapasitas mesill, sedangkan untuk simbol ~ menandakan babwa

perusahaan memprioritaskan pellggunaan sumbel' daya yang dimiliki agar

meminimlm1kan biaya dan paneapaian target produksi.

d. Analisis Dual

Analisis dual merupak!m parameter dalam melihat perubaban pada biaya

yang diukur dengan pemakaian sumber daya. Sehinggga perusabaan dapat

mengetabui sumber daya mana yang sebagai kendala aktif yaitu kendala ya'1g

membatasi nilai tungsi tujuan.

Nilai dual atau harga bayangan (Shadow Price) menunjukkan perubaban

yang teljadi pada fungsi tujuan apabila slilllber daya berubab sebesar satu satuan.

Sedangkan jika nilai surplus> 0 dan nilai dual = 0 maka sumber daya tersebut

sebagai sumber daya berlebih, begitu juga sebaliknya.

e. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas ditujukan untuk mengetabui sejauh mana jawaban

optimal tersebut dapat diterapkan apabila terjadi perubahan dalam parameter yang

memb!mgun model.

f. Analisis Penyimpangan

Analisis penyimpangan dilakukan setelab diperoleh hasil pemeeaban

optimal. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan model. pemeeahan ya'lg

diperoleh dengan pereneanaan produksi aktual yang dilakukan perusabaan.

Page 46: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3.3.3 Analisis Time Series

Data berkala (Time Series) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke

waktu, untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiat,m (perkembangan

produksi, jumlah produksi, jumlah procluk clan lain sebagainya). Analisis clata

berkala memungkinkan clapat cliketahui perkembangan produksi tepung terigu

climasa yang akan datang atau saat ini dengan pengaruh beberapa variabel yang

ada kaitannya. Pada metoje ini sebagai analisis penanganan produksi tepung

menggunakan komponen gerakan Trend jangka panjang dan variasi musim dalam

clata (Supranto, 2000:121).

Gerakan Trend jangka panjang yaitu suatu gerakan yang menunjllkkan

arah perkembangan secara umllm (kecenclerungan menaik/ menurun), dengan

demikian penanganan yang digunakan dalam produksi terlihat lebih efektif dan

mengllkur sejauh mana penanganan yang dilakukan oleh jjerusahaan terhadap

jllmlah produksi serta kualitas produk.

Untuk mernpermuclah penghitungan peramalan produksi Tahun 2005 pada

Trend jangka panjang bulan Juni, Juli, dan Agustus dilakukan dua priode untuk

setiap indeks bulanan dengan variasi musim dalam data Tahlill 2003 dan 2004,

yang mana untuk melihat bulan-bulan saat produksi ketika mengalami penurunan

atau peningkatan. Model tersebut digunakan setelah peramalan Tahunan

diperoleh, kemudian menganalisis peramalan priode bulanan pada variasi musim

(Render, 2001:61).

Page 47: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3.3.4 Pengendalian Sifat-sifat Produk (P-Chart)

Bagan pengawasan/ pengendalian untuk sifat-sifat barallg (kadang-kadang

disebut P-Chart) didasarkan atas proporsi (persenlase) produk-produk yang

ditolak oleh perusahaan. Sampel yang diteIima atau ditolak dari keseluruhan

kumpulan produk jadi atas dasar jumlah cacat, dalam sampel biasanya lebih

merupakan pemeriksaan sifat-sifat barang (alribuls) (Handoko., 2000:446). Untuk

menyusun suatu bagan pengawasan sifat-sililt barang dengan tujuan mengetahui

batasan-batasan kualitas di bentuk suatu Diagram Multiple Smnpling.

Dalam kasus ini batasan-batasan pengawasan menggunakan standar

deviasi (0) atau "slandar error" yang mana diketahui analisis penyimpangan dari

jumlah pengamatan yang diterima berdasarkan stand,tr kualitas. Pengamatan yang

dilakukan pada gandum dan tepung terigu dianalisis oleh pihalc Laboratorium

dengan penuh peltimbangan dan dibantu dengan metode penghitungan Chi

Kuadrad (X Tabel) dalam menentukan standar penolakan (Sugiyono, 2002:226).

Untuk mencari standar penyimpangan yang belurn diketahui diformulasikan

sebagai berikut (Supranto, 2000:38).

(Y = '-,=,Lc.....;(>-.X_-_X--,)c--2

V n - I

Dimana;

0' = Standar Deviasi

X = Data Pengamatan

x = Rata-rata Pengamatan

Page 48: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Sebagai penetapan besarnya sampel yang diterapk,m pada kegiatan

inspeksi, maka dapat diformulasikan sebagai berikut (Handoko, 2000:438).

n=[iN

Dimana:

n = Besarnyal ukuran sampel

N = Keseluruhan kumpulan produk

3.3.5 Penetapan Ukuran Air dan Additive

Penambahan air pada gandum guna mempennudah proses penggilingan

serta memberikan kadar air tepung sesuai dengan spesifikasi produk. Tingkat

keluaran air di sel-up secara otomatis dengan sistem komputerisasi program Logic

Control, sedangkan untuk manual dapat difonnulasikan sebagai berkut.

M 1-M2l-hO = ------------ X Q

100-M2Dimana:

Ml = Kadar Air Awal (%)

M2 = Kadar Air pada Gandum (%)

Q = Kapasitas Produksi/ Jam (Toni Janl)

H20 = Berat air yang ditambahkan (Liter/ Jam)

Penambahan Additive pada tepung sebagai pencampuran zat vitamin yang

dilakukan oleh bagian Quality Conlrol yang sesuai dengan spesifikasi produk

tepung terigu. Tingkat keluaran additive diformualsikan sebagai berikut.

AxBxCAddilive=

Page 49: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Dimana:

A = Kapasitas Bl 31.1 Toni Jam

B = Ekstraksi Tepung Terigu 76% (0,76)

C = Aliran Additive 170 (PPM)

3.4 Kerangka Pemikiran Operasional

Berdasarkan permasalahan mengenai penanganan proclnksi tepung terigu,

dalam penelitian ini beltujuan untnk memecahkan masalah penyesuaian produk

dan target produksi dengan kendala yang dimiliki. Hal ini kegiatan produksi

dihadapkan pada keterbatasan sumber daya serta meningkatnya jumlah

permintaan. Pemsahaan dalam mengolah gandum menjadi tepllng terigu membuat

batasan-batasan proses penanganan produksi gwla tidak teJjadikelebihan

pemakaian sunlber daya dan penambahan biaya sehingga penyesuaian produksi

tepung terigu dapat teratasi. Penanganan produksi tepung terigu tersebut dapllt

digunakan dengan metode Linier Programing, Peramalan Prodnksi, dan P-Chart.

Linier programing menentukan jumlah sumber daya yangdigunakan

dengan biaya yang dibutuhkan dalam per Ton, memberik;m soIusi optimum

terhadap pemsahaan yang akan meminimumkanbiaya. Peramalan produksi

melihat jumlah produksi yang akan datang di Tahun 2005 guna mengantisipasi

kelebihan persediaan dan permintaan, sedangkan P-Chart menentukan batasan­

batasan pengendaJian proses prodnksi guna prodnksi tepung tcrigu sesuai..dengan

spesifikasi produk.

Page 50: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Visi, Misi, dan Kebijakan PerusahaaanInput: * Tujuan Perusahaan

* Target Perusahaan* Pengembangan SDM* Strategi Perusahaan

-1 Terus-menerus

-4 Terputus-putus

Standar KebijakanPotensi Perusahaan

Penanganan Proses ProduksiInput: *Jumlah Gandum

* Jumlah Tepung Terigu* Kapasitas Mesin* Tenaga Kerja

[ 1 ]

[2 I

Metode Program LinierPeramalan Produksi

Staudar Proses ProduksiPerkembangan Produksi

Efektivitas Produksi

3

Page 51: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

[ 3]

[ 4 ]

Standardism:i Kapasitas ProduksiInput: * Jumlah Produk

* Kegunaan Produk* Mesin yang digunakan* Waktu yang digunakan

Perarnalan Produksi

Standar ProduksiVolume Produksi

Standardisasi Kualitas ProdukInput: * JurnIah Sampel Produk

*Kegunaan Produk*Mesin yang digunakan* Waktu yang digunakan'--- -,-- 1

ISO 9002, Diagram Multiple ISampling, P-Chart

[ 5 I

JMencapai Standar MutuMemperkecil Tingkat Kerusakan/ Cacat

Efektivitas Produksi

Gambar 5. Keranl!ka Pemikiran Onerasional

Page 52: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BABIV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills secara notarial

didirikan pada tanggal 7 Agustus 1970 dengan kegiatan utama pcrusahaan

mengglah gandum menjadi tepung terigu dan setelah masa konstruksi selama satu

Tahun pabrik Jakarta mulai beroperasi secara komersial tanggal 29 Nopember

1971 yang terietak didaerah Cilincing Jakarta Utara. Persetujuan pendirian pabrik

dikeluarkan DiJjen Perindustrian melalui surat No. 46I/ Bina! V/1970.

Perusahaan ini disepakati berada dibawall naungan Badan Urusan Logistik

(BULOO) yang bertindak sebagai importir gandUl11 dan distributor tepUhg terigu.

Tujuan dari monopoli BULOG illi untuk melljamill kelallgsungan pasokan terigu

dan melljaga stabilitas harga. Akan tetapi BULOG mel11iliki kelel11ahan karena

,idak mempunyai fasilitas penggilingan, sehingga BULOG menunjuk PT. ISM

Bogasari Flour Mills sebagai pengolah gandurn menjadi teptmg terigu.

Seiring meningkatnya permintaan tepung terigu dalam negeri Bogasari

mendirikan pabrik tepung terigu yang terletak di JI. Nilaln No 16 di kawasan

pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang mulai bcroperasi pada tanggalIO Juli

1972. Untuk mendukung kegiatan produksi dan efisiensi biaya Bogasari

mendirikan pabrik kantong terigu yang berada dalam tanggung jawab Divisi

Tekstil.yang mulai beroperasi pada bulan Januari 1977 di da<lrahCiteureup Bogor.

r,1Ja~ Pahrik vanQ" dimiliki + R h::l V::lno- c1iol1nnK::mlllltnk nl'nthllc.;;:i m~li,nll

Page 53: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

menghasilkan kantung terigu sekitar 9.000.000 per bulan. Kantung terigu Inl

digunakan oleh kedua pabrik tepung di Jakarta dan Surabaya.

Sebagai perusahaan yang di tunjuk pemerintah untuk memproduksi tepung

terigu maka Bogasari merasa berkewajiban memberikan pengetahuan mengenai

penggunaan tcpung terigu yang baik dan benar. Untuk itu tahun 1981 dibuka

Bogasari Baktng School di Jakarta. Dengan kegiatan mengadakan kursus-kursus

gratis kepada pihak-pihak yang memerlukan.

Pada tanggal 30 Juni 1995 Bogasari Flour Mills Division diakuisisi oleh

PT.lndofood Sukses Makmur, perusahaan yang 51% sahamnya dimiliki oleh

PT.Indocement Tunggal Prakarsa, selm1iutnya nama Bogasari disebut

PT.Il}dofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills smnpai saat ini. Sebagai

organisasi terbesar Bogasari berpedoman pada konsep mutu terpadu berlandaskan

filIsafilh" Kesafuan, Kesejahferaan, dan Keselarasan" scrla pcIayanan yang

mcmuaskan kcpada semua pclanggan.

. Berdasarkan Kepprcs No.l91 19981 tanggal 21 Januari 1998 tcntang

pcmbcbasan pcmbclian gandum dan pcnjualan tcpung tcrigu, monopoli BULOG

lcrhadap industri lepung dihapuskan. Peraturan tcrsebut mengubah pm'adigma

bisnis dan slruklur induslri lcpung Bogasari yaitu adanya kcbcbasan I11cngalur

pcmbclian gandum, penjualan tepung tcrigu, dan manjemen pcrusahaan menjadi

terbuka. Kondisi tersebut menjadi tuntutan bagi Bogasmi untuk meningkatkan

mutu produk, sehingga dapat bersaing dengan produsen-produsen terigu yang lain

dan menjadikan Bogasari scbagai global player.

Page 54: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Melihat perkembangan produksi tepung terigu sampai saat ini

menggambarkan tingkat produktivitas masih mengalami naik dan turun, meskipun

tenologi yang digunakan sudah menunjukkan kecepatan dalam proses. Perubahan

pasar, kemajuan teknologi, dan faktor SDM akan mendptakan kecenderungan

pada hasil produksi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan

dalam mengembangkan teknologi khususnya pada proses produksi memberikan

nilai lebih dari outputs yang dihasilkan begitu juga pengetahuan mengenai

penggunaan teknologi tersebut akan megurangi biaya produksi.

Kegiatan produksi jika tidak ada inovasi terhadap produk maka teIjadi

penurunan produksi hal ini disebabkan banyak konsumen yang betalih kepada

produk lain (produk barn) yang diciptakan oleh banyak perusahaan deng!lll harga

yang murah (Handoko, 2000:34).

4.2 Lctak Gcografis

Bogasari memiliki dua pabrik tepung terigu yakni di JJ.Cilincing Raya

No.1 Tanjung Priok dengan luas pabrik adalah ± 41 ha dan dapat ll1empennudah

untuk distribusi dan proses produksi. Kantor pusat Bogasari beralamat di Wisma

Indocement JJ. Jendral Sudinnan Kav 70-71 lantai 17/18.

Pabrik yang kedua di Surabaya Tanjung Perak dengan luas ± 13,9 ha yang

memiliki ka.pasitas produksi 5.500 Ton gandurn/ had dengan ekstraksi tepung

yang dihasilkan 4.070 Ton (74%) dan 1.430 Ton untuk pl'oduk samping (26%)..

dengan tempat penggilingan yang berjumlall 8 Mill (Mill A-H).

Page 55: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

PT.fSM Bogasan

FI~~~t~~IISJJI. Cilincing Raya No.

t Tanjung Priok

PT.ISM BognsariFlour Mills

Pintu 1

Jl Mambo

, >,

~akung Cilincing Raya

-

11. Cilincing Itaya

J1. Yos Sudarso Seppas

JI. EngganoTerusnn

JI. Gunung S~ah:':ri~A~n~CO~I =..."..-'=------~

Page 56: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Tata letak proses produksi yang dekat dengan pelabuhan dapat

memperlancar jalur distribusi. Hal ini perlu penanganan lebih efektif atas produk­

produk untuk dikirim kepada konsumen. Seperti peletakkan barang-barang yang

sudah jadi sesuai jenis dan ukuran, serta pernanfaatan mesin pada saat tidak

melakukan proses yaitu dengan cara perawatanJ pemeliharaan. Layout gedung

pada fasilitas gedung untuk penempatall produk juga dilengkapi peralatan

pengatur suhu dan kelembaban udara, sehingga dapat menjamin kualitas produk

ml'lnjadi terbaik.

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan efisiensi operas!

perusahaan dalam jangka panjang seperti hal kapasitas, proses, serta mutu kerja

(Render, 2001 :272). Layout pabrik tepung terigu disajikan pada Gambar 7.

4.3 Struktor Organisasi

PT ISM Bogasari Flour Mills menghasilkan tiga macam produk yaitu

tepung terigu, pasta, dan produk samping. Dalam menjalankan bisnisnya

dikendalik~m oleh Deputy Chief Operating Officer merupakan pimpinan tertinggi

Bogasari yang membawahi empat Senior Vice President (SVP), yaitu SVP

Commercial, SVP Mam!facturing, SVP Human Resources dan SVP Finance.

Setiap Senior Vice President membawahi Vice President dan manajer

pabdk untuk menjamin kelangsungan produksi. Struktur organisasi selengkapllya

dapat dilihat pada Lampiran I.

Page 57: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

~bogasari MILLING FOR NON MfLLlNGIlJUJNG11t\lNINGCFNi1E PERSON

PACKJNGBV

PRODUCT

FPS8V

PRODUCT

PELLIT

SILO

PF1.LETIlJNG

OFFALllfN

~ HAMMERMILL

FINlSJIER

FWDR

SILO

ADDrn

FEEDE~V II ~~~!I'"

MILLING

PROCESS

DAMPENING!

7,;':J

'I~M~~~J~G B~,:h~\~rt'f

f'VYY-fr

~ U~~:::~G MILLING PROCESS

SEPARATOR+TRR

INDENTEDCYLINDERSEPARATO

R I

RAWWHEATBIN

Gambar 7, Proses Produksi Tepung Terigu

Page 58: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Di bawah ini adalah uraian tugas dari manajer dan bagian divisi lainnya.

L Operation Division

Divisi ini merupakan bagian yang bertanggung jawab atas operasi

penylmpanan gandum di Silo, proces milling, dan packing, bagian ini dibagi

menjadi dua Departement yaitu:

.. a. Milling Department, bertanggung jawab atas kelancaran proses

produksi sesuai Rencana dan Target Produksi (RTP).

b. Flour Silo dan Bulk Packing Department, bertanggung jawab atas

penyimpanan tepung sementara sebelum di kelnas, dalam Silo khusus

tepung terigu dan pengemasan dalam bentuk karung maupun curah.

2. Quality and Product Planning and Development Division

Divisi ini bertanggung jawab untuk pengendalian kualitas dan pengawasan

terhadap produk-produk yang diproduksi. Selain itu juga oagian yang

mengeluarkan penetapan kualitas dari semua produk-produk Bogasari Flour Mills.

3. Departement Teknik

Divisi ini bertanggung jawab dalam masalall teknik pada proses produksi,

dan departemen ini terdiri dari:

a. Power Station, bertanggungjawab terhadap hal-hal yang berhubUllgan

dengan kelistrikan pabrik mengenai 1ingkat kl~kuatan. atau tegangan

listrik, agar proses produksi berjalan dengan lancar.

b. Electrical, bertanggung jawab menjamin kelangsUllgan keIja dengan

kondisi yang baik dan mempersiapakan semua peralatanlistrik jika

Page 59: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

4. Flour Department

Divisi ini merupakan departemen yang bertugas mulai dari pembongkaran

gandum di Dermaga sampai pada penyimpanan produk yang sudah dikemas.

Departemen ini terdiri dari:

a. Shipping, bertanggung jawab membol1gkar gandum dari Kapal ul1tuk

disimpan dalam Silo menurut jel1is, jumlah, kondisi sirkulasi, dan

posisi bahan baku baik dalam Silo pellet maupun Silo gandum.

b. Baking School dan Quality Control, bertlmggtmg jawab untuk

memberikan ketrampilan kepada masyarakat tentang pembuatal1 roti

dari tepung terigu dan bertanggung jawab dalam pengawasan mutu

produk.

5. Personalia Department

Divisi ini merupakan departemen yang bertahggung jawab dalam hal

sumber daya manusia, departemen il1i terdiri dari:

a. Personalia, bertanggung jawab dalamhal peneatatankehadirlln,gaji,

dan rekruitment katyawan.

b. Canteen and Cleaning, bertanggung jaWab alas tersediariya makanari

dan minuman pekerja dan tamu serta bertanggllng jawab terhadap

keberhasilan kantor.

Dengan pembagian departemel1 dalanl tugas· dan aktivitas· pernbentukal1

8unlber Daya Manusia (8DM) diperlukal1 perubahan yang lebih baik. Kemajuan

organisasi didukung berdasarkan pengetahuan yarlg dinliliki tenaga kelja, dengan

Page 60: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

kata lain pemahaman-pemahaman dalam bekeIja periu ditegaskan disetiap

organisasi atau departemen perusahaan secara luas.

Sumber daya manusia merupakan sumbangan y.mg sangat penting bagi

Organisasi yang dibentuk perusahaan dan akan lebih berkembang apabila di

dorong oleh perubahan normatif dan prilaku padfl manusia itu sendiri, sehingga

menjadikan pencapaian tujuan yang tepat pada sasanm dan target produksi

(Render, 2001 :230).

4.4 Ketenagakerjaan

Produksi tepung terigu di PT.ISM Bogasari Flour Mills berlangsung secara

terus-menerus seIama 24 Jam. Jam kerja bagi operator produksi, teknisi, dan

miller dibagi dalam tiga shift, yang setiap shiftnya bekeIja selama delapanjam.

Pernbagianjam kerja per shift sebagai berikut.

Shift I : Pukul 08.00 - 16.00 WIB

Shift 2 : Pukul 16.00 - 24.00 WIB

Shift 3 : Puku124.00 - 08.00 WlB

Bagi kaIyawan staf kantor dan non karyawan Jam kerja dilftur hari Senin

sampai dengan Jumat yang dimulai pada pukul 08.00 - 17.00 WIB (dengan satu

JaIn istirahat). Total keseluruhan jumlah tenaga kelja yang digunakan saat ini ±

5000 orang dengan pendidikan SMU, SI, dan S2 terdiri dari 900 tenaga kerja

bagian Mill produksi, 180 tenaga kerja bagian pengemasan, 180 tenaga kelja

bagian Wheat Silo, daIl 3740 bagian Public Relation dan y,mg lainnya. Sedangkan

Page 61: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

upah tenaga keJja selama satu bulan sesuai Upah Minimum Propinsi (UMP) rata­

rata ± Rp 875.000,00/ bulan.

Seluruh karyawan PT.ISM Bogasari Flour Mills menjadi organisasi

pekerja yang terdaftar di Departemen Tenaga Kerja No.286/ DD/ DPHKI 74 pacta

tanggal 30 Juni 1980 di bawah sektor RTMM (Rokok, Tembakau, Makanan,

Minuman) yang telah ditandatangani pada tanggal 9 Oktober 1993 dan terdaftar di

Departemen Tenaga KeJja Il1/ pdf/ KKB/ XI 93 pada tanggal 4 Nopember 1993.

4.5 Saranlll dan Prasllrana

PT.ISM Bogasari Flour Mills mempunyai beberapa fasilitas penunjang

yang dapat digunakan untuk Produksi, Distribusi, dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia seperti.

I. Mill, yang berjumlah 15 buah untuk daerah Jakarta dan 8 buah Mill untuk

daerah Surabaya, yang berfimgsi untuk mengolah gandum menjadi tepung

terigu, pasta, dan produk samping.

2. Dermaga, yaitu tempat bersandarnya kapal ketika membawa biji gandum

dari maneanegara sertH pemindahan gandum ke Silo.

3. Baking School, yaitll sarana lIntuk pendidikan yang bertl~juan

menyelenggarakan kursus-kursus gratis kepada pihak Usaha Kecil

Menengah (UKM) serta anggota masyarakat.

4. Milling Training Center, yaitll sebagai lempal perpllstakaan bllkll-bukll

mengenai produksi tepung terigu serta pe1atihan bagi karyawan.

Page 62: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

5. Laboratorium, yaitu tempat melakukan penelilian terhadap biji gandum,

tepung terigu, dan produk samping untuk melihat mutu prodllk serta

meneliti pengembangan produk lain.

6. Gudang Tepung Terigll, berfungsi lIntuk menymlpan lepung terigu dan

produk samping yang sudah dikemas dengan kapasitas 1,3 juta kantung.

Gudang gandllm, sebagai penyimpan biji gandum dari Kapal.

Fasilitas yang dimiliki ditangani langsung oleh masing-masing departemen

gllna meningkatkan ke~ja sama yang baik dan kedisiplinan dalam bekelja.

Pemeliharaan fasilitas merupakan tanggllng jawab tenaga kerja sebagai penggllna

dari pemanfaatan fasilitas. Apabila terjadi .kendala pada pekeljaan dan fasilitas

yang digunakan tidak dapat difungsikan oIeh tenaga kerja tersebut maka dapat

menghambat kelancaran dalam bekeIja. Pengetahuan mengenm penggunaan

fasilitas perlu dimiliki oleh setiap tenaga kerja.

Menurut Smith (dalam Render, 2001:232) spesialisasi tenaga ke~ja

bermanfaat bagi organisasi gum mengurangl waktu yang terbuang,

pengembangan ketrampilan dan cara cepat dalam menyelesaikan pekerjaan.

Dengan kata lain pemanfaatan fasilitas dapat digunakan sesuai keahlian dari setiap

peke~jaan.

4.6 Visi, Misi, dan Kebijalmn

Dalam mencapai tujuan suatu organisasi, yang dapat meningkatkan kinerja

jangka panjang, Bogasari menetapkan Visi, Misi, dan Kebijakan perusahaan. Visi,

Page 63: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

yang dikedepankan oleh perusahaan yaitu "menjadi Industri pangan berbasis

produk pertanian dan jasa terkait yang bertara!dunia".

Misi Bogasari terdiri dari tiga point, yaitu 1) merancang dan melaksanakan

program-program pelatihan dan pengembangan yang dapat menghasilkan SDM

yang handa!. 2) memproduksi, mendistribusi, menjual baban pangan, dan pakan

berbasis pertanian yang bernilai tambah, guna meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan, dan para pemegang

saham. 3) menciptakan suatu "Kebudayaan Belajar" mulai dari tingkat operator

hingga manajemen puncak, serta mendukung pengembangan dan pemeliharaan

sistem dan budaya di Bogasari.

Kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen merupakan limgkah untuk

pencapaian perencanaan produksi yaitu:

I. Mengembangkan dan menerapkan konsep Total Quality Management

(TQM).

2. Mengurangi tingkat kesalahan atau kerusakan disaat bekerja dan

mengubah hari esok untuk lebih baik dari hari ini.

3. Membangun sikap kerja diseluruh jajaran karyawan untuk senantiasa

menc8ri metode perbaikan di setiap proses kerja.

Melalui pendekatan kebijakan, maka secara konsisten dapat menghasilkan

produk yang bermutu dan senantiasa berupaya memperkeeil penyimpangan pada

semua produk serta menyediakan pelayanan terbaik untuk semua pelanggan.

Kebijakan yang dibuat diberlakukan bagi setiap tenaga kerja, sehingga tidak

merugikan bagian lain. Setiap kebijakan diimplementasikan keseluruh tenaga

Page 64: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

kerj:;t sesuai prosedur perusahaan seperti produk yang memenulli standar kualitas,

prilaku yang baik, dan berdisiplin dalam bekerja.

Visi, Misi dan Kebijakan merupakan bagian dari perencanaan strategi,

sebagaimalla dinyatakan Hariadi (2003:11), bahwa visi dan misiperusahaan

sebagai alat memotivasi dan membangun komitmell karyawan untuk ll1enjalahkan

setiap rencana perusahaan, sedangkan kebijakan sebagai petulljuk dalam

menjalank[ill strategi.

4.7 Aktivitas Produksi

4.7.1 Jenis Alat Proses Prodnksi

I. Worm/ Screw Conveyor

Merupakan alat transfer produk secara horizontal dellgan menggunakan

Blade! Screw sebagai alat pemindah produk. Kapasitas transfer bisa mencapai 50

Ton/ Jam dengan putaran poros yang digerakan oleh motor antara 60 rpm sampai

130 rpm.

2:' Chain Conveyor

Merupakan alat transfer produk secara horizontal clengml menggunakan

Chain (rantai) sebagai alat pemindah produk. Kapasitas tran.~fer cukup besar

sampai 200 Toni Jmn dengan jarak sekitar 30 m sampai 50 m. kecepatan rantai

dalam memutar produk 0,5 m/ detik sampai 1,0 m/ detik.

3. Belt Conveyor

Merupakan alat transfer produk secara horizontal dengan memakai Belt

Page 65: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

4. Sistem Blowing Pneumatic Conveying

MelUpakan alat yang digunakan untuk meniup atau bisa disebut "tekanan

posittf' yang bersifat mendorong produk. Prinsip kerja alat ini yaitu produk

masuk ke pipa melalui Airlock, kemudian bereampur dengan udara yang ditiupkan

oleh Blower menuju Cyclone dan kemudian dipisahkan dari udara, sehingga

produk akan jatuh ke Airlock menuju outlet produk, dan mengalir ke Filter untuk

penyaringan.

5. Bucket Elevator

Alat untuk mentransfer produk seeara vertikal dengan menggunakan

mangkok-mangkok (Bucket) sebagai alat pemindah produk. Mangkok tersebut

terpasang pada Belt yang berputar pada arah vertikal. Kapasitas transfer bisa

meneapai 1000 Ton/ Jam dengan keeepatan 1,8 meter/ detik sampai 3,5 meter/

detik.

6. Separator

Separator merupakan pembersih gandum yang pnnSlp ke(janya

berdasarkan perbedaan ukuran. Cara kerja Separator adalah gandum diayak untuk

memisahkan impurities yang kasar. Umumnya Separator mempunyai dua lapisan

yaitu lapisan ayakan kasar (coarse sieve) yang memisahkan offal berukuran lebih

besar dari gandum terIetak dibagian atas, biasanya berbentuk oval dengan ukuran

25 mm (4 - 4,5) mm dan Lapisan ayakan halus (sand sieve) yang memisahkan

offal berukuran kecil dari gandum terletak dibagian bawah, berbentuk segitiga

dengan ukuran 2,5 mm - 3 mm.

Page 66: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

7. Flow Regulator

Flow Regulator adalah alat yang berf.mgsi mengatur dan mengukur

kajJasitas aliran gandum secara berat selain itn juga mempakan alat pencanlpur

dna beberapa macam gandum sesuai grist yang akan digiling atau di conditioning.

8. Magnetic Separator

Magnetic Separator mempakan mesin pembersih gandum yang bekeIja

memakai prinsip sifat magnet. Juga berfungsi sebagai pelindung bagi mesin-mesin

yang lain karena dapat mengantisipasi magnet terbawa dalsm proses produksi dan

memsak mesin.

9. Scourer

Scourer berfungsi untuk membersihkan gandum dm-i kotoran yang masih

menempel pada permukaan gandum dengan cara menggosok/ memoles (scouring)

gandum pada pe,rmukaan ayakan.

10. Dampener

Mesin ini berfungsi untnk mencampurkan aIr ke dalam gandum,

Dampener terdiri atas seperangkat alat pemberi air yaitu Magnetic Valve untl.lk

membuka dan menutup kran air, Control Valve untuk mengatur jumlah air, dan

Flow Meter untuk mengukur junllah air yang dikeluarkan.

ll. Plansifier

Plansifier berfungsi sebagai pemisah produk berdasal'kan granulasi dengaIl

prinsip keIja pengayak, menyaring, dan memisaI1kan produk daI'i mesin

penggilinglill yang terdiri atas beberapa tingkat proses. Setiap mesin Plansifier

memnunvai delanan bagian nengavakan yang terbuat daI:i nilon dan masing-

Page 67: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

masing terdiri atas 24 - 28 tingkat ayakan untuk setiap hasil dari proses

penggilingan.

12. Purifier

Purifier berfungsi sebagai pembersih dan pemisah bran dari semolina dan

middling sehingga dihasilkan ekstraksi teplmg maksimal dengan kadar abu

rendah. Prinsip kerja alat ini adalah semolina akan terpisah dengan adanya efek

getaran, aspirasi udara, dan bergeraknya produk sepanjang ayakan, terhisap dan

terpisfllmya produk berdasarkan berat jenis.

13. Bran Finisher

Bran Finisher berfungsi untuk memisahkan bran dad sisa-sisa endosperm

yang masih melekat dan memperbanyak tepung yang dihasilkan.

4.7.2 Penanganan Gandum

Produksi dimulai dari gandum yang dikirim dari mancanegara, dengan

menggunakan Kapal pengangkut gandum yang terdiri dari tiga Kapal (Kapal 2,4,

dan 5). Setiap Kapabya terdapat lima Palka dengan kapasitas total ± 30.000­

50.000 Ton. Penanganan gandum meliputi: Penyedotan" Penyimpanan, dan

Pengiriman.

1. Penyedotan

Penyedotan dilakukan menggunakan mesin Neuro dengan alat bantu

transportasi yaitu Belt Conveyor (horizontal), Bucket Elevator (vertikal), dan

Chain Conveyor, selanjutnya disimpan kedalam dua Silo yaitu Silo A dan B

(Gambar 7). Silo A dengan jumlah 60 Silo dengan berkapasitas 2.800 Toni Silo

Page 68: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

dan SUo B berjumlah 80 Silo dengan kapasitas 2.700 Toni Silo. Silo tersebut

berbentuk Cyilinder yang diatasnya terdapat Slide Gate yang dapat membuka dan

menutup secara otomatis berikut pengaturan kapasitas gandum ke dalam Silo.

2. Penyimpanan

Gandum yang diterima dari kapal masih dalam keadaan kotor tercampur

dengall banyak insect (serallgga), impurities (material), daulli batallg gandum,

batu, dan pasir. Sebagai pengaman agar kualitas gandum tetap terjaga maka proses

penyimpanan dilakukan sebagai berikut.

a. Pumigasi yaitu, ciengan cara pemberian gas pada bahan-bahan hasil

pertal1ian yang di timbun dalam gudang (Silo) lllltuk membunuh hamal

kuman.

b. Spraying yaitu, w1tuk membulluh hama dengan cara menyemprotkan

cairall insektisida pada dinding gudal1g dan bahan yang rusak.

c. Foging yaitu, pellgasapan dellgal1 menggunakan minyak campural1

yang dimasukan ke dalam tabung kemudian dikeluarkan berbentuk

asap.

3. Pengiriman

Pengiriman gandum dari tempat penyimpanal1 galldwTI (Silo) ke tempat

penggilingal1 gandum (Mill) sesuai dengan rencana dan target produksi. SebelmTI

dikirim terlebih dalmlu membuka Slide Gate di Silo serta mengatur kapasitas

gal1dum dengal1 melihat Belt Weigher (timbangal1), dan pastikan gal1dum mengalir

dengal1 lancar ke Hopper. Hopper sebagai penamptmg gal1dtill1 yang berkapasitas

sekitar 120-160 Toni Jam. Setelah ditimbal11l kemmlinn rlikirim k,. S:"nnpnfnp

Page 69: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

untuk dibersihkan dan selanjutnya Chain Conveyor membawa gandum secara

horisontal dan diangkut l11elalui Bucket Elevator menuju Mill.

4.7.3 Penanganan Proses Produksi

Penanganan proses produksi diawali dengan melakukan proces screening

dan proces milling. Proces screening yaitu proses pembersihari gandum yang di

transfer dari Wheat Silo ke Mill meliputi proses pre cleaning, first cleaning,

second cleaninr" conditioning dan tampering. Sedangkan proces milling yaitu

proses penggilingan gandunl· untuk menghasilkan tepung dengan kualitas dan

kuantitas yang sesuai dengan standar Illutu yang suda11 ditetapkan.

1. Pembersihan Gandum Pertama dan kedull

Merupakan pembersihan gandrun mulaidari Raw Wheat Bin (RWB)

sampai ke proses penambahan air (dampening) dan pengkondisian (conditioning).

Gandum yang dikeluarkan dan RWB yang digerakkan oleh motor elektrik

l11elewati Flow Regulator. Flow Regulatormempakll11 alat yangberfungsi

mengatur dan mengukur kapasitas aliran gandumberdasa.rkan berat berikut

pencampuran gandul11 sesuai grist yang akan digilil1g, a.gar l11enghasilkml teplmg

terigu sesuai merk dan standar mutll.

Setela11 dari Flow Regulator gandum melewati Screw Conveyor, dan

Bucket Elevator (pengangkllt gandum) kemlldian melewati Magnetic Separator

dimana offal (kotoran) mengandllng besi/ logam akan ditarik sehingga tidak

terbawa bersmna gandum ke tempat penmnpungan (Hopper). Proses selanjlltnya

Page 70: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

diproses berikutnya, Splitter di Mill membagi gandum rnenjadi tiga bagian seuai

dengan jumlah Separator untuk memisahkan Impurities yang ukurannya lebih

besar/ lebih keeiI dari gandum. Setelah keluar dari Separator melalui Chain

Conveyor gandum akan masuk ke alat Tarara Classifier yang kemudian membagi

gandum berdasarkan ukuran. Gandum berat akan menl1ju Dry Stoner sekitar ±

60% dan gandlrm ringan akan menuju Carter Day sekitar ± 40%.

.. Dry Stoner berfungsi untuk memisahkan gandrun dari batu-batuan, dan

Carter Day berfungsi untuk memisahkan dari partikel lain seperti Barley. daun.

dan material bulat seperti gandum peeah. Gandl'm yang keluar dari Carter Day

akan masuk ke mesin Scourer yang berfungsi untuk membersihkan' gandum dari

kotoran yang masih menempeI pada pelmukaan gandum dengan eara menggosok/

memoles gandum pada permukaan ayakan. Selanjutnya gandum masuk ke l'arara

Classifier yang berfungsi untuk membersihkan debu dan kulit yang masih

menempel pada gandum melalui hisapan udara aspirasi. Gandum bersih yang

keluar dari Dry Stoner dan Tarara Classifier akan bereampur lagi kemudian

masuk ke penimbangan untuk mengetahui jumlal1 gandum yang akan diproses

pada first dampening. Dengan alat bantu Bucket Elevator gandum selanjutnya di

angkut ke atas yang masuk pada mesin Dampener untuk proses penambahan air,

agar gandum mendapat kadar air sesuai grist gandum tersebut, disini gandum di

mixing untuk meratakan peneampuran air setelah itu mengalami proces

conditioning yaitu menyimpan gandum di Raw Wheat Bin sesuai waktu yang

diinginkan.

Page 71: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Kegunaan pembersihan kedua merupakan pembersihan tingkat akhir yang

dilakukan sebelum gandum digiling. Gandnm yang tdah mengalami proces

conditioning merupakan gandum bersih yang siap untuk digiling. Tetapi sebelum;"

digiIing, gandum tersebut harus diproses pada tahap tampering agar air menyerap

pada gandum. Setelah mengalami pembersihan, tampering, dan penimbangan

maka dilakukan pengiriman pada proces milling (penggilingan).

2. Proces Dampening dan Tampering (Conditioning)

Pengertian dampening adalah dari kata "dampen" artinya membasahi,

sedangkan Dampener yaitu mesin yang berfungsi untuk mencampurkan sejumlah

air ke dalam gandum, untuk menambah kadar air,gandllffisehingga bisa

didapatkan kemampuan menggiling yang baik. Penambahan air di Mill sebanyak

dua kali dengan penanlbahan air peliama sekitar 65%-85% dan penarnbahan' air

kedua sekitar 20%-45%. Air yang ditambahkml pada dasarnya sesuai kapasitas

gandum yang masuk kedalam Dampener dankadar airpada gandlml tel"sebut.

Standar normal kadar air pada gandum keras sekitar 14,5%-16% dan untuk

gandum lunak sekitar 13,5%-14,5% keadaan gandum setelah di conditioning.

Proces conditioning adalah proses lanjutan daridtJmpening agar air yang

ditmnbahkan dapat terserap oleh gandlID1 setara merata. Conditioning terjadi

dalam tampering bin dengan kapasitas 500 - 800 Ton. Karena terdapat dua jeriis

gmldum maka waktu ymlg dibutuhkan pada proces tamperingberbeda,untuk

gandum keras memerlukan waktu panjang untuk penyera.pml air sekitar 24 - 48

Jam dan gandum lunak sekitar 16 - 24 Jmn. Kadar ajr gandumdi tentukaIl

Page 72: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3. Pencampuran Gandum

Pencampuran beberapa jenis gandum merupakan suatu cam yang

dipergunakan untuk menghasilkan tepung terigu yang sesuai dengan standar

produk yang telah ditetapkan yaitu kadar air, protein, kadar abu, gluten, .granulasi

dU. Gandum yang dikeluarkan dari Raw Wheat Bin (RWB) sesuai dengan grist

atau pencampuran gandum dan Rate Per Menit (RPM) yang ditetapkan. Pada

pencampuran ini akan di mixing (diaduk) secara merata yang kemudian dialirkan

ke mesin-mesin pembersihan.

4. Milling Proces

Prinsip utama dari milling proces adalah memisahkan endosperm dad

bran, dan germ serta mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung. Dengan

Sistem Pneumatic yang digunakan dapat menghasilkan ekstraksi tepung sekitar

76% dan produk samping berupa bran dan pollard sekitar 24 %. Pada proses

milling kctika gandum masuk kedalam Roller di'Jagi menjadi tiga bagian yaitu

proses break. proses reduksi, dan proses purifikasi.

a. Proces Break

Secara umum proscs ini dilakukan lima tingkat break artinya perputaran

gandum di giling sebanyak lima kali sampai menghasilkan produk. Break peliama

(B1) yaitu, gandum bersih akan dibuka dan dipecahkan oleh Roller bergigi yang

kemudian dibantu alat Pneumatic Conveying untuk mentransfer produk yang

mengalir disepanjang pipa secara vertikal dan di handle oleh Airlock Syclone yang

berfungsi mengeluarkan udara dan mengirim produk dengan otomatis ke

Plansifier untuk oroses oengavakan. Second break merunakan memecahkan bran

Page 73: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

yang banyak mengandung endosperm dengan Fluted Roller (B2) kemudian

dengan Pneumatic kearah Plansifter dan diayak kembali hingga mendapatkan

tepung yang lebih banyak. Pada third break bran akan dipecahkan dengan Fluted

Roller (B3), fourth break dengan Fluted Roller (B4), dan fifth .break dengan

Fluted Roller (BS). Setelah gandum melalui proses break selanjutnya ke Sifting

proses yaitu mesin pengayak berbentuk lemari yang memiliki lima pintu dengan

ukuran ayakan berbeda yang berjumlah 24 -28 ayakan. Ukuran mata ayakan ±

751-1 sedangkan hasil tepung terdapat pada Lampiran 8.

b. Proses Purifikasi

Proses Purifikasi merupakan proses pembersihan semolina dan middling

dari bran sehingga endosperm menjadi mumi tanpa adartyabran. Proses ini

menggunakan mesin Purifier untuk mendapatkan tepung berkualitas. Setelah

gandum digiling menjadi tepung maka ditambahkanfoOd additive (jenis Vitamin)

oleh p!hak Quality Control sesuai ukuran kapasitas y~mgditetapkan. Setelah

penambah~m additive kemudian tepung menggunakan Screw Conveyor masuk

pac1a mesin Rebolt Sifter untuk dipisahkan dari benc1a asing dan ke Weigher agar

ditimbang sebagai pengaturan kapasitas tepung ke Flour Silo.

c. Proses Reduksi

Proses reduksi merupakan cara tmtuk mereduksiendosperm menjadi

tepung dengan alat menggunakan Smooth Roll. Proses reduksi terbagi menjac1i

liga bagian yaitu 1) Sizing proces, mengubah semolina menjadi middling dan

tepung. 2) Middling proces mengubah middling menjadi tepungdan 3) Tailing

proces, mereduksi middling yang bercampur dengan bran fuenjadi tepung.

Page 74: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

4.7.4 Penanganan HasH Produksi Tepung Terigu

Tepung Terigu yang telah dihasilkan akan di transfer melalui Flour After

Mill (FAM) ke Flour Silo yang kemudian dikemas dalam bentuk kemasan karung

berukoran 25 Kg dan dalam bentuk corah, selain itu kemasan tepung wltuk 2 Kg,

I Kg, dan Yz Kg dari Mill langsung dikirim ke gudang BSBP dan di trans.fer ke

Consumer Pack. Dari masing-masing 15 Mill, tepung yang melewati FAM dibagi

menjadi 4 line yaitu line E dengan kapasitas penampungan 40 Toni Jam, line F 80

Toni Jam, line G dan H masing-masing berkapasitas 180 Toni Jam.

1. Pengemas:m 2S kg dan Cnrah

Proses pengemasan ini diterima dari Flour Silo yang di transfer dari FAM

dengan menggunakan Blowing Pneumatic System dan Feeding Conveyor. Feeding

Conveyor berfungsi wltuk mengisi tepung ke Flour Silo rnelalui Slide Gate yang

dapat membuka dan menutup secara otomatis. Setiap Silo dapat menampung

tepung sekitar 186 Ton (fulV dengan jumlah sekitar 56 Silo yang masing-masing

di bagi 4 group dan 4 line.

Pengemasan dilakukan dengan mesin Carousel yang berjumlah 28 mesin,

dimana setiap mesinnya terdapat 5 Carousel berputar. Tepung dimasukan

kedalam karung ukoran 25 Kg selanjutnya dilakukan proses penjahitan dengan

kecepatan 3,5-4,0 detik/ kantung atau ± 900-1000 kantwlg/ Jam. Bogasari juga

melayani pe,ngiriman tepung dalam bentuk corah yaitu dengan menggunakan Bulk

Truck dengan kapasitas 750 Ton yang langsung dikirim ke industri besar rnaupun

keci!.

Page 75: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

2. Pcngcmasan Tcpnng Tcrigu 2 Kg, 1 Kg, dan Y, Kg

Kemasan tepung terigu ukuran tersebut dalam. bentuk kantong plastik

Polypr.opylene yang dikemas oleh bagian Consumer Pack. Tepung ini diperoleh

dari Mill ke Silo BSBP yang terdiri dari 24 Silo, setiap kapasitas Silo Ilya 80 Ton

(fiJll), yang kemudian dialirkan oleh Screw Conveyor mentlju Rebolt Sifter dan ke

Screw Conveyor berikutnya diarahkan pada mesin Packer untuk dikemas.

4.7.5 Pcnyimpanan Tcpung Terigu dalam Gudang

Tepung terigu yang sudah dikemas disimpan dalam. gudang yang nantinya

akan didistribusikan ke Depo-depo atau di ekspor. JuniIan penyil1lpmlan tepung

terigu terdiri dari 12 gudang yaitu Silo AB,CD, EF, GH, I, JK,dan L yaitu

sembilan gudllilg flour (ukuran 25 Kg), duagudangp:roduksamping (bran,

pollard, dan Pellet ukuran 25 Kg), dan satu gudmlg ekspor. Khusus tepung terigu

ukuran 2 Kg, 1 Kg, dan Y2 Kg terdapat duagudang untuk Consumer Pack yaitu

gudang FPSM.

Untuk mempermudah pengangkutan maka setiap produk yangsudah

dikemas diletakkan di atas pallet-pallet yang kapasitasnya sekitar 50-75 karitung/

pallet dllil penampungan gudang tersebut ± 1,3 juta karitung (keadaari full). Pallet

untuk Consumer Pack berjumlah ± 1.280 buah, sedmlgkan untuk Flour Pack

36.000 pallet. Hal ini dapat mempercepatproses pe:ngirimanke seluruh

pelmggan.

Meskipun pengaturan mesin berdasm'kan tingkatkelulltllil (outputs) ke

Page 76: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

kelebihan tingkat keluaran pada saat dilakukan penambahan bahan, vitamin dan

air. Dengan demikian saat produksi berjalan perlu clilakukan tindakan korektif

dimana hasil keluaran dianalisis untuk melihat kesalahan-kesalahan dalam proses

mesin. Umpan balik perlu di koreksi sebelum produk siap dikirim ke bagian

pengemasan dan ke konsumen. Produk di periksa di Lahoratorium dan di Mill

berdasarkan ketentuan kualitas.

Setiap pengolahan produk yang menggunakan sistem automatisasi (sistem

feed back) dapat merasakan, menemukal1, dan mel1gorekBi kesalahal1-kesalahan

yang timbul pada waktu barang-barang diproses atau dibuat pada mesil1 tersebut

(Assauri,2004:81).

Page 77: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BABV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perencanaan dan Target Produl(si

Perencanaan dan target produksi dibuat sesuai dengan peramalan

berdasal'kan pennintaan saat ini atau dimasa yang akan datang. Hasil pengolahan

data produksi yang diramalkan, sebelumnya dibuat oleh bagian Product Planning

Industrial and Control (PPIC) kemudian diserahkan pada setiap Mill, Wheat Silo,

Consumer Pack, Flour Silo, dan F10ur Pack satu minggu sekali atau satu bulan

sekali. Perencanaan perusahaan yang sudah dibuat berisi laporan berupa jumlah

gandum berikut pencampuran (Grist) supaya seimbang dengan tepung yang

dihasilkan, kandungan kadar air gandum, waktu pelaksanaan produksi, dan target

produksi.

Penetapan produksi sering kali mengalami perubahan yang menyebabkan

perigaturan tingkat keluaran produk tidak seimbang. Perubahan ini disebabkan

adanya permintaan dari konsllmen yang tidak dikonfinnasi terlebih dahllill oleh

bagian pemasaran ke bagian produksi, berdasarkan jumlah atau jenis produk yang

di minta. Bagian PPIC merllpakan pembllat keplltllsan telltang jllmlah prodllksi

yang ditargetkan. Perencanaan hi tidak dapat dibuat pada proses jangka panjang

karena selalu mengalami fluktuasi pennintaan produk.

Hal yang perIu dipertimbangkan daIam perencanaan demi tercapainya

efektivitas produksi adaIah I) Mengukur tingkat keIuaran sesuai standar kapasitas

Page 78: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

listrik. 2) Standar kualitas produk sesuai pengendalian kualitas (quality guide),,-

perusahaan. Untuk mempermudah pembuatan pereneanaan dalanl l11enyusun

peramalan produksi diperlukan data produksibeberapa waktu yang lalu yaitu

Tahun (2000, 2001, 2002, 2003, 2004) untuk l11enyusun produksi Tahun 2005,

sehingga produk dapat disesuaikan dengan data produksi yang sudah di siapkan.

Dalam pereneanaan untuk memperoleh nilai target produksi dan

penyesuaian produk yang dihasilkan, digunakan 10 merk tepung terigu sebagai

variabel keputusan dari hasiI produksi.

Tabel5. Merk Tepung Terigu sebagai VariabelKeputusan

No MerkTcDung Simbol MatcmatikI Cakra Kel11bar Xl2 Fsa Flour X23 Segitiga Biru X34 Kunci Biru X45 Kunei Emas X56 Leneana Merah X67 Payung X78 Medium Protein X89 Tai Mahal X910 Segitiga Hijau X10

Sumber: Data primer, MIl! Produksl 2005

Mematuhi prosedur yang dibuat berdasarkan pereneanaan dengan

meninjau ulang hasil peramalan, dapat mengurangi pemakaian sumber daya yang

akan digunakan dan menghasilkan outputs sesuai target dengan spesifikasi

produk. Pereneanaan yang sudah digariskan, difokuskan kepada tujuan yang

menjadi prioritas utama dalam mempertimbangkan jumlah kapasitas produksi,

yakrii biaya produksi dapat lebih ekonomis serta seluruh kegiatan produksi akan

terprogram sesuai sasaran yang akan dieapai.

Page 79: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Menurut Render (2001:188), penentuan kapasitas produksi dimasa

mendatang merupakan prosedur yang rumit, mengingat sebagian besar

berdasarkan permintaan dimasa mendatang. Kapasitas dan jadwal produksi dapat

diramalkan sesuai produk yang diminta, sehingga tidak teIjadinya penyimpangan

dalaill produksi serta ketidaksesuaian produk.

5.2 Jenis Proses Produl{si Tepung Terigu

Sebagai produk utama, produksi tepung terigu memiliki pasar yang cukup

luas, oIeh karena ItU dilakukan proses produksi terus-menerus untuk memenuhi

kebutuhan pasar. Pada proses ini tiap Mill diklasifikasikan illltuk melakukan

produksi yang terdiri dari Mill AB dengan kapasitas menggiling gandum 41,7

Toni Jam dan ekstraksi tepoog dihasilkan 31,7 Toni Jam; Mill C 37,5 Ton! Jam

gandum dan 28,5 Ton! Jam tepung; Mill E 18,8 Toni Jam dan 14,3 Ton! Jam

tepung; Mill FG 45,8 Ton! Jam gandum dan 34,8 Toni Jam tepoog; Mill KL 66,7

Ton! Jam gandum dan 50,7 Toni Jam tepung; dan Mill MNO 125 Ton! Jam

gandum dan 95 Ton! Jam tepung. Apabila seluruh mesin Mill dijalankan untuk

produksi, akan memperoleh nilai tepoog terigu sebesar 330,98 Ton! Jam atau

7.943,52 Ton! 24 Jam, kondisi mesin dalam keadaan stabil dan setelall mengalami

proses conditioning pada gandmn.

Proses produksi tidak selamal1ya dilakukan terus-mel1erus, tetapi ootuk

mel1capai spesifikasi produk kegiatan produksi terhenti yaitu adanya proses

conditioning dan kegiatan maintenance. Proses tersebut dinamakaiI proses

produksi terputus-putus, yang bertujuan untuk menyesuaikan produk serta

Page 80: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

pencegahan dari kerusakan mesin. Jadwal kegiatan conditioning dan maintenance

disegmentasikan dari 14 unit Mill, yang tidak semuanya mesin dihentikan akibat

adanya kegiatan tersebut, tetapi ada Mill yang bekel)ja melakukan produksi.

Mengingat produk tepung terigu sebagai ballan pangan yang banyak dibutuhkan

pasar maka produksi tepung terigu tidak bisa dihentikan.

Mesin proses produksi tepung terigu dinamakan automation, yaitu seJuruh

mesin yang sudah di set-up dijalankan untuk menghasilkan tepung terigu yang

besar, sesuai tingkat keluaran setiap mesin (Toni Jam), mesin-mesin dikontrol

menggunakan teknologi komputerisasi, sehingga produk yang berpindah dari satu

m",sin ke mesin berikutnya tidak menyita waktu lama dan biaya pemindahan dapat

ditekan lebih rendah. Sebelum produksi dilakukan, operator yang bertanggung

jawab terhadap mesin terlebih dahulu melakukan pemeriksaan, guna menghindari

penurunan produksi akibat satu mesin rusak.

Menurut Assauri (2004:81), pemindallan bahan dalam proses dari satu

mesin ke mesin berikutnya secara otomatis yang bersifat selektif. Tetapi apabila

salall satu mesin rusak menyebabkan seluruh mesin yang memiliki satu kesatuan

tidal~ dapat beroperasi.

5.3 Penyesuaian Produksi Tcpung Tcrigu

Tepung terigu yang dihasilkan PT.ISM Bogasari Flour Mills sesum

pen:yaratan SNI 01.3751.20001 Revisi Tal1Un 1995 (Lmnpiran 8). Ketentuan SNI

mengenai kualitas berdasarkan komitmen bersarla di dalanl mengembangkan

perusahaan yang berkesinanlbungan.

Page 81: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Ketentuan kualitas selalu mengalami masalah dalarn produksi yang nilai

standar kualitas tidak sesuai, seperti kelebihan! kekurangan air, zat additive, dan

waktu conditioning gandurn. Tindakan korektif ini terhadap produksi dilakukan

Iebih efektif guna mencegall timbuInya masalah tersebut. Kondisi yang sering

timbul seperti memperbaiki mesin-mesin yang mengalarni masalah dan mengatur

tingkat keluaran produk dari mesin sesuai standar. Pernanfaatan surnber daya

seperti mesin dan tenaga kerja yang memiliki satu kesatulm hendaknya mengukur

tingkat walctu produksi dalarn merubah inputs menjadi outputs. Hal ini perIu

dikcordinasikan kepadaseluruh tenaga kerja untuk memEthami produk dari mulai

gandurn dibersihkan sarnpai ke pengemasan guna mempercepat jalannya proses

produksi, seperti penetapan produksi, standar kualitas produk, dan batas

pengendalilm proses produksi dalarn menghasilkan produk dU.

Menurut Assauri (2004:125), salah satu fungsi dalarn mencapai tujuan

perusahaan yaitu dengan melakukan perencanaan dan pengawasall produksi yang

merupakan kegiatan pengordillasian dari bagian-bagian yang ada dalarn

melakukan proses produksi dengan menentukan pene1apan-penetapan standar

produksi.

5.3.1 Penetapan Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perurintaan yang direncanakan,

tetapi selalu mengalami perubahan dalarn jumlah produksi, meskipun teknologi

yang digunakan sudah menunjukkan kemarnpuan dalanl proses. Adapun faktor

van!! utarna saat merubah inputs dan outputs dengan memperhatikan fungsi mesill

Page 82: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

dan waktu proses yang ditetapkan untuk produksi, yaitu dengan kapasitas mesin

rata-rata 746,43 Toni 24 Janl atau 31,1 Toni Jal11 per Mill (TabeI19). Penyesuaian

produksi dapat menggunakan perainalan dan juga model pengendaliankualitas (P-

Chart), yang sebagai penetapan kualitas/ jumlah produksi.

5.3.1.1 Pcnggunaan Pcramalan Produksi

Peramalan dalam metode Time Series dapat menentukan jumlah produksi

selanjutnya yang sesuai dengan jenis produk, didasarkan pada permintaan saat ini

atau dimasa yang akan datang, tanpa mempertimbangkan pemakaian sumber daya.

Berdasarkan data periode masa lalu perusal1aan il1lgin menyusun produksi

Tal1un 2005 dan 2006 atas dasar peramalan. Sesuai data produksi tallunan yang

diperoleh berdasarkanjenis tepung dari Tal1un 2000 - 2004 dalanl Ton (Tabel 6).

Pada hasil peranlalan tidak dapat diketal1ui seluruh sumber daya yang digunakan

atau.. dihabiskan, tetapi yang dapat ditentukan adalal1. jumlal1 produksi dan

kebutuhan sumber daya.

Tabel6. Total Produksi Aktnal Tal1un 2000 - 2004

NoMerkTepung Periode TahunaJ1l dalam Ton (X) & (Y)

Terign 2000 2001 2002 2003 20041 Cakra Kembar 461.404,00 444.935,45 454.497,92 399.049,86 384.668,132 Fsa Flour 160,00 265,03 368,65 456,42 61.690,623 Segitiga Bim 346.123,00 294.705,69 3,95.797,29 33.471,12 172.131,624 Kunci Biru 41.057,00 48.555,47 51.759,44 25.037,22 107.968,865 Kunci Emas 265,00 11.854,46 19.431,58 20.641,20 83.654,196 Lencana Merah 378.499,00 433.523,05 404.077,68 231.600,02 326.857,697 Payung - - 9.652,98 246.669,16 403.386,698 Medium Protein 1.538,00 842,25 1.259,05 1.160,79 47.007,119 Taj Mahal 15,00 146,03 85,70 76,86 ·22.596,43

10 Segitiga Hijau - - - 82.176,97 13.929,55Total 1.229.061,00 1.234.827,43 1.336.930,29 1.040.339,62 1.623.890,89

- -. -~"'- ~- . ... ~' ......

Page 83: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Berdasarkan hasil data masa lalu diperoleh nilai total produksi untuk

Tahun 2005 sckitar 1.471.561,44 Ton dan Tahun 2006 sekitar 1.531.078,63 Ton

(Lampiran 2).

Pada Tahun 2003 produksi berkurang sebanyak 296.590,67 Ton kemudian

produksi bertambah saat Tahun 2004 sebesar 583.551,27 Ton. Berkurangnya

produksi disebabkan oleh banyaknya impor tepung terigu yang direalisasikan

perusahaan perorangan. Pada kenyataanya hasil nilai produksi aktual berbeda atas

dasar peramalan (Tabel 7).

Tabel 7. Basil Rata-rata Penyimpangan Produksi Aktual

Surnber: Data sekunder, PPIC 2005 (Data diolah)

Keterangan: + Prakiraan produksi melebihi nilai aktual

NoMerkTepung Rata - rata Produksi (Ton)

Terigu Peramalan Aktnal Penyimpallgan

1 Cakra Kembar 29.118,19 26.296,89 +2.821,30

2 Fsa Flour 1.635,61 57,03 + 1.578,58

3 Segitiga Biro 2.567,01 29.446,15 26.879,14

4 Kunci Biro 5.099,66 4.671,98 +427,68

5 Kunci Emas 4.340,12 870,03 + 3.470,096 Lencana Mefall 14.776,84 30.328,17 15.551,337 Pavung 17.209,69 2.821,53 +J4.388,168 Medium Protein 1.162,55 3.714,74 2.552,199 Tai Malia! 257,59 6,2:5 +251,3410 Segitiga Hiiau 13.734,15 10.138,72 + 3.595,43

Total 89.901,41 108.351,48 18.450,07.

5.3.1.2 Basil Peramalan Produksi

Dari Tabel 7 di atas merktepung terigu Cakni Ke111bardira111alkan

prod'.lksi sekitar 29.118,19 Ton tetapi pada kenyamanyaproduksi yangdihasilkan

Page 84: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

yang mana hasil peramalan melebihi nilai aktuaI. Penyirnpangan poduksi terjadi

bila ada perubahan permintaan aktual yang jadwal produksinya dibuat

berdasarkan permintaan saat ini atau satu minggu sebelum produksi dilakukan.

Sedangkan peramalan dibuat berkisar setahun sebelumnya atau triwulan, tanpa

mempertimbangkan pemakaian sumber daya yang digunakan. Pada jenis tepung

terigu peramalan yang melebihi produksi aktuaI yaitu Cakra Kembar, Fsa Flour,

Kunci Biro, Kunci Emas, Payung, Taj MahaI, dan Segitiga Hijau. Sedangkan

produksi aktuaI yang melebihi nilai peramalan yaitu Segitiga Biru, Lencana

Merah, dan Medium Protein.

. Produksi yang sudah ditetapkan dapat dilakukan penggilingan yaitu

dengan pencampuran beberapa jenis gandum guna mendapatkan spesifIkasi

produk. Campuran gandum sesuai grist yang ditetapkan yaitu Cakra Kembar

dengan type gandum CWRS 13 (20%), CWHW (20%),APH 13 (40%), dan CPS

(20%) yang masing-masing merupakan gandum keras., Dalam pencampuran

gandum diatur oleh Flow Regulator saat gandum keluar dari Raw Wheat Bin

(RWB) secara otomatis dan diaIirkan ke mesin-mesin. Karena gandum keras

merliliki kadar air yang sedikit maka perlu penambahan air dan dikondisikan

dalam jangka waktu rata-rata 36 Jam, setelah itu barn dapat digiling. Kandungan

air daIam bahan pangan dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa

makanan.

Aktivitas produksi dilakukan oleh tenaga keIja rata-rata tiap Mill

berjumlah 60 orang yang dibagi daIam tiga shift. Secara perhitungan, satu orang

Page 85: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

tepung 1,19 Toni Jam, sehingga waktu yang dibutuhkan saat produksi berdasarkan

peramalan lmtuk Cakra Kembar 1234 Jam atau dengan kata lain satu bulan 21

hari, Fsa Flour 69 Jam, Segitiga Biru 109 Jam, Kunci Biru 216 Jam, Kunci Emas

184 Jam, Lencana Merah 626 Janl, Payung 729 Jam, Medium Protein 49 Jam, Taj

lvlahal 10 Jam, dan Segitiga Hijau 582 Jam (Tabel 15). Waktu yang dibutuhkan

belum telmasuk pengkondisian gandum yaitu proses penambahan air dalam

memperoleh kadar air yang sesuai produk.

Penambahan air berdasarkan rumus diperoleh dallilll Liter/ Ton/ Jam yaitu

CK 149,8 Literl Jam, Fsa Flour 208,5 Liter/ Jam, 181,3 Liter/ Jam, KB 180 Liter/

Jam, KE 152,3 Liter/ Jam, LM 124,4 Liter/ Jam, Paywlg 144 Liter/ Jam, MP 89,5

Liter/ Jam, TM 81,7 Liter/ Jam, dan SH 150,6 Liter/ jam (Tabel 17). Kemudian

dikondisik1ill dalam jangka waktu rata-rata gandum lunak 20 Jam dan gandum

keras 36 Jam dalam tampering Bin. Apabila di sesuaikan dengan jumlah produksi,

total kebutuhan air yang dihabiskan sebesar 184.853,2 Liter (CK), 14.386,5 Liter

(Fsa), 19.761,7 Liter (SB), 38.944,8 Liter (KB), 28.023,2 Liter (KE), 77.874,4

Liter (LM), 104.976 Liter (Pyg), 4.385,5 Liter (MP), 817 Liter (TM), dan

87.649,2 Liter (SH). Proses produksi berdasarkan produk yang direncanakan

setelah mengalami penambahan 'lir, conditioning, melakukan analisis gandum

berdasarkan sample (300 g) yang dianlbil dari mesin Hammer Mill dan kemudian

dilakukan penggilingan.

Air yang ditambahkan scsuai dengan produk yang akan dihasilkan dan

waktu. conditioning sesuai dengan type gandwn, jika terjadi kelebihan air dapat

merubah kualitas oroduk serta memnerbanvak hron v"no rlih",ilk"n tl'>t"ni nntnk

Page 86: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

tepung lebih sedikit dihasilkan. Conditioning jangan sampai melewati batas waktu

yang ditentukan, karena akan menyebabkan gandum rusak atau kelembaban

dalam bin dapat merusak bin itu sendiri.

Setelall gandum digiling menjadi tepung maka ditambahkanfood additive

(jenis vitamin) oleh pihak Quality Control sesuai ukuran kapasitas yang

ditetapkan. Aliran additive berdasarkan rumus (Bab 3).

Tingkat aliran additive dari food additive freder disesuaikan dengan

perhitungan yang sudal1 ditetapkan dengan tujuan produk yang dihasilkan sesuai

dengan quantitas dan kualitas. Jadi produksi tepung terigu dalam penyesuaian

produk yaitu dengan memimbahkan vitamin yang keluar dari mesin Feeder

dengan aliran additive 67 PPM.

Nilai yang sudal1 ditetapkan untuk melakukan produksi baik penamballan

air, gandum yang dibutuhkan, waktu produksi, serta penambal1aIl vitanlin,

dilakukan pengawasan mesin setiap dua Jam sekali, gtma melihat keseimbangan

setiap aliran gandum, tepung, dan additive, sehingga iProduk yang dihasilkan

sesuai dengan kualitas.

Berdasarkan olahan program POM For Windows peramalan produksi

(pada Iampiran 6), didapatkan standar kesalahan dengan hasil sebesar ± 3 (a =

99,9%) dan nilai Mean Absolute Deviation (MAD) bertanda positif. Hal itu berarti

nilai peramalan produksi tepwlg terigu lebih kedl dibanding dengan nilai aktual.

Semakin besar nilai deviasi yang didapatkan rraka tingkat penyimpangan akan

semakin keeil, sebaliknya semakin kecil nilai deviasi maka tingkat penyimpangan

semakin besar. Hal ini dipengaruhi oIeh beberapa faktor seperti kapasitas mesin,

Page 87: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

ketersediaan gandum, waktu conditioning, jumlah tenaga kerja, ketersediaan air,

dan stabilnya energi listrik serta aliran transfer tepung atau gandum ke mesin­

mesin berikutnya. Faktor tersebnt dapat juga mempengaruhi hasil produk sesuai

dengan merk tepung terigu.

Nilai MAD tersebut sesuai dengan pendapat Handoko (2000:292),

penghitungan pengukuran kesalahan peramalan yaitu dellgan membandillgkan

hasil perll1intaan aktual dan mellelltukan ukuran kesalahan peramalan dengan

ll1elihat Mean Absolute Deviation (MAD).

5.3.1.3 Pengendalian Produksi

Pengendalian adalah suatu rangkaian sistell1/ atau cara untuk menjaga agar

produk yang dihasilkan selalu dalam kondisi baik dan terhindar dari kerusakan

atau penurunan kualitas akibat dari proses ataupun penanganannya. Untuk itu

pengimdalian dilakukan dalam ll1enghasilkan tepung saat produksi dengan melihat

parameter proses seperti memperhatikan mesin Magnet Separator, yang berfungsi

mcnarik benda asing seperti material, logam dan pasir guna ll1engantisipasi

terjadinya Icerusakan pada mesin tersebut yang menyebabkan semua offal terbawa

Ice mesill berikutnya dan tingIcat keluaran produk dalam Ton/ Jam.

Sistem pengolahan produk secara otoll1atis, memungkinkan dalam

penanganan produksi dapat menetapkan kualitas lebill efe,ktif. Ketelltuan kualitas

produk berupa pengambilan sampel ± 300-500 g dimasukkan ke dalall1 plastik

yang akan dianalisis. Penerimaan dan penolakan atas kualitas produk dengan

penuh pertimbangan yang diputuskan oIeh bagian Laboratorium.

Page 88: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Sistem produksi adalah sebagai kendali produk untuk memperbaiki produk

yang kurang dari spesifikasi yang ditetapkan dln sebagai tindakan korektif

terhadap merk tepung terigu. Sistem produksi tepung terigu tertera pada gambar

berikut.

MnsuknnTindnknn

L.pc_.roo-;i,k"-,n ~ Pro,e, =t ~PcngukUC Kcluamn~

Pcr;nlnh ::l Kelenmgt\l\Membuat keputlls~

Gambar 8. Pengendalian Sistem ProduksiSumber: (Harding, 1984:128)

M~'sukan dapat juga disebut sebagai modal produksi yang terdiri dari

mesin, bahan baku, tenaga kerja, listrik, dan air. Sebelum produksi perbaikan

dilakukan tindakan terhadap mesin-mesin untuk membersihkan dari tepung atau

gandum yang masih tersisa dengan menggunakan angin. Tindakan ini dilakukan

setelah selesainya proses penggilingan tepung terigu, guna menghindari

pencampuran dengan merk tepung yang akan diproduksi selanjutnya. Mengganti

Spare Part mesin yang tidak dapat berfungsi lagi, agar produk dapat dialirkan

dengan lancar sesuai dengan hasil dari pamanfaatan mesin. Setelah kondisi

seluruh mesin stabil, maka tindakan korektif dilakukan dari hasil proses, apakah

sesuai dengan kapasitas atau tidak, yang kemudian diukur kecepatan aliran

produk, penyesuaian penambahan air pada gandum, penyesuaian aliran additive

67 PPM yang berdasarkan rumus dan peramalan, setelah itu hasil produk di

anal isis sesuai ketetapan kualitas.

Penanganan produk dilakukan sesuai dengan batas pengendalian proses,

Page 89: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Adapun hasil olahan dengan standar penolakan yang ditentukan berkisar 5% (IX=

0,05) dan penerimaan berkisar 95% (IX = 0,95) yaitu pengamatan bahan baku

gandum dan tepung terigu. Sedangkan standar penyimpangan rata-rata tepung

terigu (IJ = 0,022) (Tabel 8) dan gandum (IJ = 0,037) (Tabel 9).

5.3.2 Penetapan Kualitas Produk

5.3.2.1 Pemeriksaau Atributl Karakteristik Tepung Terigu

Pemeriksaaan atribut! Karakteristik tepung terigu dapat digunakan metode

kuantitaif dalam melihat pembatasan pengendalian produk (P-Chart) dan metode

kualitatif yaitu menggambarkan analisis produk dari hasil Laboratorium, untuk

dapat menentukan apakah produk akan diterima atau ditolak dengan alat bantu

skema Diagram Multiple Sampling (GambaI' 9). Ketentuan kualitas produk bempa

pengambilan sampel ± 300-500 g dimasukkan ke dalam plastik yang akan

dianalisis.

Pada Diagram Multiple Sampling angka-angka penetapan kualitas (pada

Lampiran 8 dan Bab II), dilihat menggunakan peralatan seperti Spatola. Grains

Moisture Meter. Packer Test. Flour Moisture Meter ctIl. Fungsi dari masing­

masing alat tersebut adalah:

I. Spatola: alat yang berfungsi untuk mengetes tingkat mutu tepung, yaitu

dengan cara menambahkan air raksa, apabila terdapat banyak bintik bim

maka tepung tersebut dikatakan berkualitas, sebaliknya jika tidak terdapat

bintik birul dalam jumlah sedikit maka tepung tersebut tidak berkualitas.

Page 90: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

289,83 gr Tepung Terigu

Syarat MutJ Kadar air,Protein, Kadar abu, Gluten

Kurang dari standarmutu yang ditetapkan

A1at yang digunakan: Spatola, Grainsmoisture, Packer test, dan Gewon

~\

Sesuai denganspesifikasi produk

Jika tepung tidak dapat digunakan lagil msakbesa.. maka di to!ak, tetapi bila bisa digunakanl

kerusakan keel! maka tepung di terima

IDi Terima I

Tidak bolehada

1Sesuai SNI

pengendalianmutu

18

PencampuranVitamin berlebihakan ditolak jika

tidak bisadikendalikan dan

bila bisadialihkan pada

merk tepung laindengan penuhpertimbanganmaka diterima

Input: Benda asing,Insect (serangga)

~Tidak dapat diputuskan

Input: Vitamt (B 1, B2), Zatbesi, Seng, Asam Folat

Ada

Tidak sesuai

IDi Tolak I

Page 91: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

epKeadaan:

Pihak laboratonumyang memberikan

nilai terhadap mutuproduk

IPerubahan kualitas, warna kuning,

bau apek, rasa tidak enak

BentukBauRasaWarna

: Serbuk: Nonnal: Nonnal: Putih (khos tengu)

\Keadaan tidak berubah

\Sl~suai

SNi

\

Se8uai SNI

Berdasarkan jenistepung Highprotein,Low

Protein, Mediumprotein

Laboratonum

t

1

1Farinograph,

Ekstensoghrap,dan Granulasi

Laboratorium

Cemaran logam:Timbal, raksa,

Tembaga, Cemaranarsen

Cemaran Mikroba:Angka lempeng total,

E.Coli, Kapang

/Angka tidak

sesuai

Angka tidaksesuai

I

!Kurang! lebih

dan angka yangditetapkan

Page 92: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Tabel 8. Pengamatan Merk Tepung Terigu dengan Standar Penolakan Prodllk 5% (C< '" 0.05)

k Tepung .Pengamatan - Rasil Proses

Kadar Air Protein Kadar Abu Gluten X v (X-x) (X - X)2 StDev Z BatasAtas Batas Bawahrerigu "(%) (%) (%) (%) (%) (%)

'a Kembar 14,.5 13,0 0,6 31 0,59 0,15 0,44 0,20 0,026 17,05 5,21 5,15,a Flour 14,5 12,5 0,45 30 0,57 0,14 0,43 0,19 0,025 17,24 5,21 5,15itlga Blm 14,0 11,0 0,6 25 0,51 0,13 0,38 0,14 0,022 17,25 5,21 5,15nci Biru 13,5 8,5 0,6 21 0,44 0,11 0,33 0,11 0,019 17,21 5,20 5,16t1ci Emas 13,5 8,0 0,6 16 0,38 0,10 0,29 0,08 0,017 16,81 5,20 5,16ena Merah 14,0 9,0 0,7 21 0,45 0,11 0,34 0,11 0,020 16,76 5,21 5,15'ayung 13,5 7,0 0,5 21 0,42 0,11 0,32 0,10 0,019 16,58 5,20 5,16urn Protein 14,0 12,0 0,55 26 0,53 0,13 0,39 0,16 0,024 16,42 5,21 5,15j Mahal 14,5 13,0 0,5 31 0,59 0,15 0,44 0,20 0,026 17,02 5,21 5,15tlga Hljau 14,0 10,0 0,6 28 0,53 0,13 0,39 0,16 0,024 16,44 5,21 5,15Total 140 104 5,7 250 5,00 1,25 3,75 1,43 0,222 168,77 52,07 51,5lta-rata 14,0 10,4 0,57 25 0,50 0,12 0,37 0,14 0,022 16,88 5,21 5,15

Snmber: Laboratorium Bogasari Flour Mills, 2005 (Data diolah)

Tabel 9. Pengamatan Bahan Baku Gandum dengan Standar Penolakan Produk 5% (C< '" 0.05)

Kandun"an I l'ellga!llatan I ,. I - I - I -, .r I I. . .'~'. "'.' . ..",.~ --',~. ,. ..... .•..._. .;andum Normal Endosperm (%) Germ (%) Bran (%)

A X \A - "} \A - "} ~( lJPV Z

Kadar Air 14 1l,7 13,2 0,39 0,13 0,26 0,067 0,028 9,26Protein 9,6 28,5 14,4 0,53 0,18 0,35 0,123 0,038 9,21

Kadar Abu 0,7 4,5 6,3 0,12 0,04 0,08 0,006 0,004 19,17

Lemak 1,4 10.4 4,7 0,17 0,06 0,11 0,012 0,012 9,17

Karbohidrat 74,1 44,5 60,8 1,79 0,60 1,20 1,430 0,131 9,13Gula 1,1 4,5 4,6 0,10 0,03 0,07 0,005 0,008 8,50Total 100,9 104,1 104 3,09 1,03 2,06 1,64 0,221 64,44

Rata';'rata 16,82 17,35 17,33 0,52 0,17 0,34 0,27 0,037 10,74

Sumber: Laboratorium Rogasari Flour Mills, 2005 (Data diolah)

Page 93: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

3. Packer Test: Alat pengukur granulasi pada tepung terigu

4. Flow' Moisture Meter (Gewon): Alat pengukur tepung untuk mengetahui

pencampuran dari merk tepung yang lain! tidak, dibantu dengan ayakan.

Setelah selesai dari pemeriksaan atribut tepung terigu hasil analisis dicatat

seSUaI kualitas produk, yang kemudian siap didistribusikan. Apabila terdapat

kekurangan dari penambahan zat vitamin atau hasil proses produksi kurang sesuai,

jumlah produk di pertimbangkan untuk diterima dan ditolak. Diterima, produk

bisa dialihkan pada merk tepung terigu lainnya atau tingkat kerusakan sangat kecil

yang masih bisa diproses ulang. Ditolak, pencampuran vitamin berlebih tidak

sesuai standar atau tingkat kerusakan produk sangat besar yang sulit di perbaiki.

Kapasitas efektif adalah kapasitas yang dapat diharapkan perusahaan

untuk menghasilkan berbagai produk, dengan metode penjadwalan, cara

pemeliharaan, dan standar balitas tertentu. Kapasitas yang dijadwalkan

berdasarkan permintaan akan memperlancar dalam proses dan sesuai kualitas

yang distandardisasikan (Render, 2001: 188).

5.3.2.2 I'cngambilan Sam pel

Sampel diambil dari keseluruhan Mill, Wheat Silo, dan kemasan tepung

terigu yang akan dianalisis oleh bagian Laboratorium. Sebagai penetapan

besamya sampel yaitu sekitar 84,85 g dari keseluruhan kumpulan merkgandum

yang diolah rata-rata selama tiga bulan 3.600,00 g denganjumlah 12jenis gandul1l

yaitu terdiri dari gandum keras (CWHW, APH 13, CWRS 13, CWRS 13,5, AGW

Page 94: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

AES) (Tabel 14). Sedangkan untuk tepung terigu sekitar 289,83 g dari kumpulan

produk tepung sebesar 42.000,00 g yang berjumlah 10 jenis tepung disaat

produksi Tahun 2005.

1,. Sampel Bahan Baku Gandum

Jenis gandum yang telah diambil dalam sampel kel11udian dilakukan

pengamatan kualitas berdasarkan pengolahan POM ror Windows. penghitungan

pengendalian kualitas tertera pada Tabel 10. Basil analisis pengamatan kualitas

gandum yang di dalamnya mengandung kadar air, protein, kadarabu, lemak,

karbohidrat, dan gula, diolah l11enggunakan penghitungan chi kuadrad sampel

diperoleh rata-rata 17,17 % atau dengan nilai bn sekitar 0,17 yang merupakan

nilai ketetapan kualitas. Langkah selanjutnya dapat diketahui tingkat kesalahan

dalam analisis (satandar deviasi ± 0,037) tertera pada Tabel 9, membantu

menentukan batas toleransi kesalahan proses produksi. Penetapan standar deviasi

dihasilkan dari penghitungan atribut atau karakteristik bahan baku yang dianalisis

dengan a 5% (x Tabel), diperoleh proporsi standar deviasi sebesar 0,0256.

Sebagai batas toleransi penolakan produk dan rata-rata kerusakan sebesar 0,0589

(5,89%) (Tabel 10), artinya dari jumlah sal11pel 84,85 g diperkirakan rata-rata dari

hasil proses ± 5,89% (5 g) produk yang rusak dan produk diterima sebesar 79,85 g

(94,11%).

Perusahaan saat melakukan produksi mempertimbangkan kema111pUan

mesin yang dimiliki, guna menghasilkan kualitas produk. Pertimbangan dilakukan

Page 95: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

F:raction Defective

Tabel 10. Hasil Olahan POM For Windows Nilai Batas Pengendalian Kualitas Gandum

No Type Gandum Number of Defects Fractlon Defective 95% (1.96 sigma)

I CWHW 5 0,0589 Total Defects 60g

" APR13 5 0,0589 Total Units Sampled 1.018,20 gk I

3 CWRS13 5 0,0589 Defect Rate (pbar) 0,0589

4 CWRS 13.5 5 0,0589 Std De'.' ofPropoItions 0,02565 AGWHard 5 0,0589

6 NS 5 0,0589 UCL (Upper Control Limit) 0,10907 CPS 5 0,0589 CL (Center Line) 0,05898 WW 5 0,0589 LCL (Lower Control Limit) 0,00889 Canadian Feed 5 0,0589

10 ASW 5 0,0589

II SWW 5 0,0589

12 AES 5 0,0589

Sumber: Render, 2005:128 (Data diolah)

Batas Pengendalian Kualitas Gandum95% (1.96 sigma) Control Chart

1091 DeL

:1 :: ~ ~ ~ :' :::: :' ::~I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12

Sa....'"Tlple

Gambar 10. Batas Pengendalian Kualitas Gandum.Sumber: Render, 2001: 129 (Data diolah)

Page 96: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

atas. Bagan pengendalian kualitas dapat menentukan sfat-si:fat produk yang tidak

memenuhi syarat dengan melihat batas-batas kesalahan dalam proses.

Berbagai sampel yang diterima sebagai pembatas pengendalian proses

dalam penyesuaian pengolahan gandum yaitu dengan menggunakan teknologi

didapatkan untuk Upper Control Limit (UCL) sebesar 10,9'% dan Lower Control

Limit (LCL) seb;::sar 0,88% (Tabel 10). Gandum yang akan di proses,menjadi

tepung terigu dirata-ratakan, dari hasil pengolahan kualitas sebesar 5,98% dan

5,79%, itu artinya kesesuaian gandum akan kualitas sudah memenuhi syarat,

bahwa penerimaan produk dapat diterima yang mana persentase kualitas gandum

di bawah bata! pengendalian UCL dan di atas LCL. Proses produksi selanjutnya

dapat dilakukan berdasarkan nilai batas pengendalian dengan memperhatikan

kondisi mesin dalam keadaan stabil guna mencegah produk afkir/ rusak. Pembatas

pengendalian pada gandum tertera pada Gambar 10.

2. Sampel Tepung Terigu

Tepung terigu berdasarkan pengendalian kualitas disajikan pada Gambar

11 dengan pengamatan yang dilakukan untuk mencari proporsi kerusakan

terhadap produk.

.. Pengamatan yang dianalisis terhadap tepung terigu dihasilkan rata-rata

nilai proporsi standar deviasi atau batas tingkat persentase kerusakan dalam

proses produksi sebesar ± 0,0128. Rata-rata teplll1g terigll dari jllmlah sampe!

289,83 g diperkirakan kerusakan dari hasil proses saat anal isis sebesar ct 0,0518

Page 97: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Fraction Defective

Tabel II. Hasil Olahan POM For Windows Nilai Batas Pengendalian Kualitas Tepung Terigu

No Merk TepulIgTerigu Number of Defects Fraction Defective 95% (1.96 sigma)

1 Cakra Kembar IS 0,0518 Total Defects 150 g

2 Fsa Flour 15 0,0518 Total Units Sampled 2898,3 g

3 Segitiga Biru 15 0,0518 Defect Rate (pbar) 0.0518

4 Kunci Biru IS 0,0518 Std Dev OfProportions 0,013

5 Kunci Emas IS 0,0518

6 Leneana Merah 15 0,0518 UCL (Upper Control limit) 0,0773

7 Payung IS 0,0518 CL (Center line) 0,0518

8 Medium Protein IS 0,0518 LCL (Lower Control Limit) 0,0262

9 Taj Mahal IS 0,0518

10 Segitiga Hijau IS 0,0518

Sumber: Render, 2005: 128 (Data diolah)

Pengendalian Kualitas Tepung Terigu- 95% (1. 96 sigma) Control Cfiart

.0773f-1---------------------=r-------.__.-.-.-I I I I I ! ! ! ! I

I 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Somple

Gambar II. Batas Pengendalian Kualitas TeplIng TeriguSlImber: Render, 2001: 129 (Data diolah)

UCL

It,liean

LCL

Page 98: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

kemsakan diperoleh dari tingkat kesalahan produk sebesar a = 5% (x Tabel)

sebagai derajat bebas (df= N-l) ± 16,88.

Pembatasan pengendalian produk dihasilkan dari analisis jumlah produk

yang msak yaitu didapatkan pembatas proses pengendalian atas (VCL) sebesar

7,73% dan batas bawah (LCL) sebesar 2,62% (Tabel 11). Proses produksi tepung

terigu yang dihasilkan masing-masing sesuai dengan spesifikasi yaitu.

0,0518 + (0,022 x 0,0128) = 0,05208 "" 5,21%

0,0518 - (0,022 x 0,0128) = 0,05151"" 5,15%

Batas tingkat kesalahan dalam proses berkisar antara 5,21% dan 5,15%

(Tabe! 8), hasil proses di bawah nilai UPL dan eli atas LCL artinya penanganan

produksi untuk mencapai kualitas tepung terigu sudah memenuhi syarat dan dapat

diterima, karena tidak menyimpang dari batas pengendalian. Batas tersebut

merupakan dari hasil kegiatan saat proses produksi. Peny,esuaian produk tepung

terigu untuk produksi selanjutnya dapat dilakukan dengan batas pengendalian

proses yang ditetapkan dengan memperhatikan setiap jalannya mesin.

Bagan pengendalian kualitas dapat menentukan sfat-sifat produk yang

tidak memenuhi syarat dengan melihat batas-batas kesalahan dalam proses.

Apabila hasil proses melewati garis pengendalian yaitu VCL dan LCL maka

produk dikatakan tidak sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, hasil produk harus

benida pacta titik tengah diantara VCL dan LCL.

Menurut Handoko (2001 :447), bagan-bagan pengendalian menunjukkan

batasan pengendalian atas dan bawah yang memberikan prestasi bagus guna

Page 99: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

melihat produk rusak yang lolos dalam proses dan memperlancar pekerjaan sesllai

dengan ketetapan kualitas.

5.4 Penetapan Fungsi Tujuan

Perusahaan menetapkan tujuan dalam produksi yang diprioritaskan yaitu

meminimumkan biaya produksi yang dialokasikan ke biaya bahan baku, biaya

Iistrik, dan biaya air.

FlIngsi tujuan terbentllk dalam model matematik dengan meminimllmkan

biaya yang akan dicapai atau dioptimalkan. Pengalokasian biaya yaitu seperti

bahan baku gandllm di impor dan luar negeri dengan biaya ~;atu Ton gandum

berdasarkan laporan APTINDO Tahun 2004 yaitu US $ 145/ Ton yang apabila

dirupiahkan sebesar Rp 1.450.000,00/ Ton. Sedangkan biaya air sesuai dengan

keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 138/ 2005 tanggal 20 Januari 2005

perusahaan Bogasari merupakan golongan pelallggan IV B dengall tarif sebesar

Rp 9.750,00/ M3 atau dengan kata lain sebesar Rp 9,75/ Liter. Biaya air yang

dibutuhkan untuk pengolahan gandum menjadi tepung terigu setiap Liter per Ton.

Untuk penggunaan listrik berdasarkan Keppres Tahun 2005 untuk

kalallgan perusahaan, Bogasari termasuk golongan B10k 3 dengan tarif Rp 495/

Kwh. Pada saat maintenance dan tampering produksi tidak sepenuhnya dilakllkan,

sehingga penggunaan listrik tiap bulannya berbeda-beda. Pemberhentian produksi

disebabkan adanya perawatan/ pemeliharaall mesill, dan waktu pengkolldisian

galldl!tn.

Page 100: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Pada proses produksi menggunakan jumlah tenaga kerja rata-rata tiap Mill

20 pekeIjaJ shift, tenaga kerja diharapkan mampu menyelesaikan pekeIjaan yang

optimal artinya setiap waktu yang digunakan se!"ma 24 Jam yang di bagi tiga

shift dapat mencapai target produksi sesuai dengan syarat pengendalian kualitas.

Melalui perhitungan matematik untuk satu orang tenaga kerja rata-rata mampu

menggiling gandum 1,56 Toni Jam dengan tepung yang dihasilkan rata-rata 1,19

Toni Jam dengan kapasitas Mill dari 14 unit rata-rata 31,1 Toni Jam. Nilai

koefisien biaya dari masing-masing variabel dapat di lihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Koefisien Rata-rata Biaya Procluksi

NoMerkTepung Biaya ProdullSiI Ton (Rp) Total Biaya

Terigu Gandum Listrik Air Produksi

1 Cakra Kembar 1.450.000 27.225 1.461 1.478.6862 Fsa Flour 1.450.000 27.225 2.033 986.1723 Segitiga Bim 1.450.000 27.225 1.768 1.478.9934 Kunci Bim 1.450.000 27.n5 1.758 1.478.9835 Knnci Emas 1.450.000 27.225 1.485 1.478.7106 Lencana Merah 1.450.000 27.225 1.213 1.478.4387 Pavnng 1.450.000 27.225 1.404 1.478.629

.' 8 Medium Protein 1.450.000 27.225 873 985.3999 Tai mahal 1.450.000 27.225 797 958.34810 Segitiga Hiiau 1.450.000 27.225 1.468 1.478.693

Total 4.500.000 272.250 14.258 14.786.508Sumber: Data sekunder, APTINDO 2003 (Data dlOlah)

Berdasarkan total biaya produksi pada Tabel 12 menentukan nilai optimal

proses produksi dengan model matematik yaitu.

Fungsi Tujuan Minimumkan Z =

1.478.686XI + 986.l72X2 + 1.478.993X3 + 1.478.983X4 + 1.478.71OX5 +

1.478.438X6 + 1.478.629X7 + 985.399X8 + 985.348X9 + 1.478.693XI0

Fungsi tujuan yang dibuat persamaan Z merupakan biaya minimum dari

Page 101: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

tiga bulan setiap jenis produk, sedangkan Xl merupakan banyaknya biaya produk

yang diproduksi rata-rata per bulan dengan biaya produksi per Ton.

Pada per.canan solusi optimum sebagai fungsi tujuan, dibatasi oleh

berbagai kendala dengan melihat aktivitas proses produksi sehingga dapat

ditentukan keterbatasan-keterbatasan pemanfaatan sumber daya yang digunakan.

Kendala dibentuk dalam model matematik dengan nilai koefisien sisi kiri

diperoleh dari masing-masing jenis produk dalam hitungan per Ton, sedangkan

sisi kanan pada ketersediaan sumber daya.

Dalam produksi faktor utama tercapainya tujuan bagaimana tenaga kerja

menangani pemanfaatan sumber daya untuk menghasilkan outputs. Dengan

demikian pentingnya pengetahuan atau pemahaman tentang produksi tidak sebatas

pada manajer atau pimpinan melainkan seluruh tenaga ke~ja. Tenaga kerja trampil

dapat mengetahui ketetapan ukuran kualitas, sehingga menghasilkan outputs

berdasarkan ekspektasi perusahaan. Apabila terjadi ketidaksesuaian terhadap

produk selama proses be~jalan, dicatat l11engenai kesalahan yang dilakukan oleh

setiap tenaga ke~ja guna perbaikan produksi selanjutnya.

Menurllt Vincent (2003: 126), setiap produksi yang dihasilkan dillkur

tingkat kualitas atall kuantitas baik dalal11 bentuk data l11aupun dalal11 catatan guna

tecapainya tujuan. Dengan del11ikian dari tlljuan yang tidak tercapai dapat

dilakukan pengamatan ulang dalam proses produksi untuk langkah kedepan yang

lebih baik.

Page 102: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

5.5 Kendala - Kendala Produksi

Kendala pada produksi merupakan bagian dari fungsi tujuan dalam

menggunakan sumber daya dengan memperkecil biaya yang dikeluarkan meliputi

minimisasi biaya listrik, biaya air, biaya bahan baku, p,~manfaatan penampungan

tepung, Jam keIja mesin dan kapasitas Mill.

5.5.1 Kendala Bahan Baku Gandum

Gandum yang terdapat pada gudang (Wheat Silo) apabila dibutuhkan

kadang terjadi kekosongan, hal ini disebabkan keterlambatan pengiriman yang di

impor dari luar negeri. Pennintaan akan merk tepung te~rigu selalu dialokasikan

pada merk tepur.g yang lain dan memakai gandum yang tcrsedia untuk melakukan

produksi.

Dalam model matematik kendala ketersediaan gandum dihubungkan

dengan seluruh pemakaian gandum tersedia dan setiap gandum yang digunakan

berdasarkan satu Ton tepung terigu yang dihasilkan dengan ekstraksi 76%,

sehingga akan diperoleh nilai gandum sebesar 1,32 Ton. Hal ini berlaku pada

grist atau campuran gandum agar menghasilkan tepung yang diharapkan,

misalkan pada merk tepung Segitiga Biru yang tllenggunakan gandutll type CPS

(20%), WW, (25%), dan ASW (55%). Maka untuk nilai kendala adalah 0,59

gandum kcras dan 0,72 gandum lunak (Tabel 14).

Berdasarkan perencanaan pemakaian gandutll dlsesuaikan jenis merk

tepung yang akan digiling. Data tersebut terdapat di Tabel 1~ hf'rilmt >TIf'nMnn;

Page 103: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Tabel 13. Ketersediaaan Pemakaian Gandum Keras dan Gandum Lunak SesuaiJenis Tepung yang Dihasilkan (Ton)

NoType Gandum Jumlab

NoType Gandum Jumlab

Keras Gandum Lunak Gandum

1 CWHW 7.968,62 1 ASW 8.718,792 APH13 19.891,18 2 SWW 2.013,023 CWRS 13 509,29 3 AES 22.281,734 CWRS 13.5 15.588,205 AGW Hard 11.665,93

~ NS 9.216,797 CPS 8.338,218 WW 7.170,079 Canadian Feed 4.929,51

'----Total 85.277,80 Total 33.013,54

Sumber: Data sekunder. Mill Produksl 2005 (Data dlOlah)

Berdasarkan Tabel 13 di atas proses pencampuran gandum yang akan

dipakai diatur oleh mesin penggerak produk (Flow Regulator), yang digerakkan

oleh motor listrik sesuai tingkat keluaran dari Bin dan merk tepung terigu yang

akan digiling.

.. Kendala-kendala yang ditimbulkan dari bahan baku gandum merupakan

bagian fungsi tujuan untuk pencapaian solusi optimum, yaitu dilihat dari

kebutuhan gandum yang akan digi:ing dalam satt,an Ton untuk menghasilkan satu

Ton tepung terigu. Berdasarkan data Laboratorium ekstraksi gandum rata-rata

76%"untuk menghasilkan tepung terigu. Sehingga diperoleh pemakaian jenis

gandum lunak dan gandum keras berdasarkan pencampuran untuk menghasilkan

satu merk tepung terigu, seperti merk tepung terigu Segitiga Biru menggunakan

gandum lunak 55% dibagi dengan ekstraksi tepung (0,76) diperoleh nilai sebesar

0,72 Ton gandum lunak dan gandum keras 45% atau 0,59 Ton. Adapun jenis

pemakaian gandum disajikan pada Tabel 14 berikut.

Page 104: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

...Tabel 14, Pemakaian Jenis Gandum Berdasarkan Tepllng yang Dihasilkan

NoMerkTepung Type Gandum Grist Type Gandum Grist Gandum Gandum

Terigu Kerns (%) Luuak (%) KeJ'as/Ton Lunak/Tou

CWRS 13 20 - -1

Cakra CWI-IW 201,32Kembar APH 13 40 -

CPS 20

-' NS 60 - -2 FsaFlour APH 13 30 1,32 -

WW 10

Segitiga CPS 20 ASW 553 Bim WW 25 0,59 0,72

Kunci ww 40 SWW 304 Biru Canadian Feed 30 0,92 0,39

5 Kunci Emas WW 60 AES 40 0,79 0,53

6Lencana AGWHard 60 AES 25Merab Canadian Feed 15 0,98 0,33

7 PayungCWRS 13 35 ASW 30

0,92NS 35 0,39

CWRS 13 20 AES 408

MediumCWHW 20 0,79 0,53ProteinAPH 13 20

Taj MahalCWRS 13 60 ASW 20

9 AES 20 0,79 0,53

10 Segitiga Hijau APHI3 20 AES 80 0,26 1,05Sumber: Data sekunder, Mill Produksl 2005 (Data dIOlah)

Dari Tabel 13 dan 14 di atas terbentuk model matematik untuk bahan baku

gandum yang digunakan yaitu gandum keras dan gandum lunak sebagai berikut.

Kendala Gandum Lunak

Xl + X2 + 0,nX3 + 0,39X4 + 0,53X5 + 0,33X6 + 0,39X7 + 0,53X8 + 0,53X9 +

1,05XlO 2: 33.013,54

Kendala Gandum Keras

1,32Xl + 1,32X2 + 0,59X3 + 0,92X4 + 0,79 X5 + 0,98X6 + 0,92 X7 + 0,79X8 +

0,79X9 + 0,26XlO 2: 85.277,80

Nilai kendala yang terbentuk berdasarkan jumlah tepung yang dihasilkan

Page 105: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

mencapai produksi optimal dan memperkecil biaya procluksi, yang mana nilai X

sebagai jumlah produksi optimal.

5.5.2 Kendlala Jam Kerja Mesin untuk Produksi

Dalam operasional mesin dibutuhkan waktu sekitar delapan Jam per shift

dengan jumlah tenaga kerja rata-rata tiap Mill membutuhkan 20 orang! shift. Pada

tingkat produksi optimum, waktu Jam keIja mesin yang digunakan oleh satu

tena.ga kerja dapat menghasilkan 1,19 Toni Jam tepung terigu dengan jumlah

gandum yang dibutuhkan ],56 Toni Jam. Jam kerja mesin berdasarkan metode

peramalan tercantum pada Tabel I5 berikut.

Tabel 15. Jam Kerja Mesin Produksi dan Jenis Tepung Periode 2005

NoMerkTepung Jam I{erja

Terigu MesinI Cakra Kembar 1.2342 Fsa Flour 693 Seuitiua Bim 1094 Kunci Bim 2165 Kunci Emas 1846 Lencana Merah 6267 Pavunu 7298 Meditun Protein 499 Tai Maha] to10 Segitiga Hijau 582

Total 3.808Sumber: PPIC Bogasari Flour Mills, 2005 (Data diolah).

Dari produksi optimal dapat dilihat Jam kerja berlebih atau tidak

berdasarkan nilai surplus Jam kerja (Lampiran ]0). Pemakaian Jam kel:ja tersebut

diharapkan tidak mneghabiskan sumber daya yang dimiliki tetapi dapat

memberikan produksi yang optimal (X).

Page 106: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Dalam model matematik kendala ketersediaan Jam kerja yang merupakan

nilai sisi kanan (Tabel 15) dikalikan dengan prodl.lksi yang dihasilkan dalam Ton/

Jam oleh setiap satu orang tenaga kerja sebagai nilai koefisien sisi kiri sebagai

berihit.

1,19XI2: 1234

I,19X2 2: 69

1,19X32: 109

l,19X4 2: 216

1,19X52: 184

1,19X6 2: 626

1,19X7 2: 729

I, 19X8 2: 49

1,19X92: 10

1,19XIO 2: 582

5.5.3 Kendala pemanfaatan Listrik

Pemakaian listrik digunakan sebagai kelancaran produksi yang merniliki

pengaruh cukup besar terhadap aktivitas yang ada di setiap departemen

perusahaan. Selama proses produksi aliran listrik dapat terhenti pada waktll

dilakllkan perawatan/ pemeliharaan mesin dan pengkondisian gandllm, waktll

tersebut justru menyebabkan keterlambatan pengiriman tepung terigll melailli

Flour Afier Milling (FAM) ke bagian pengemasan tepung.

Jumlah rata-rata 55 Kwh/ Ton merupakan pemakaian listrik normal pada

seLma merk tepung terigu yang digunakan saat produksi yaitu tidak terjadinya

hamhatan dalam nroduksi Sumher enemi listrik .sehaem; kennala nana aktivitas

Page 107: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

produksi, oleh karena itu saat produksi dilihat jumlah pemakaian listrik setiap

jenis produk guna mencapai produksi optimal (X).

Tabel 16. Rata-rata pemakaian Listrik Setiap Kwh/ Ton

NoMerkTepung Rata-rata Rata-rata Jam Total Pemakaian

Teril!u Kwh/Ton Keria Mesin Listrik (Kwh)1 Calera Kembar 55 1.234 67.8702 Fsa Flour 55 69 3.7953 Segitiga Biru 55 109 5.9954 Kunei Biru 55 216 11.8805 Kunei Emas 55 184 10.1206 Len~ana Merah 55 626 34.4307 Payunll, 55 729 40.0958 Medium Protein 55 49 2.6959 Taj Maha1 55 10 55010 SeJ',itiga Hijau 55 582 32.010

Total 550 3.808 209.440Sumber: Data sekunder, Mill Produksl 2005 ( Data dlOlah)

Listrik sesungguhnya sumber energi yang berfungsi menjalankan mesin-

mesin dalam mengolah gandum menjadi tepung terigu. Selama produksi listrik

diperoleh rata-rata dalam Ton/ jam untuk menghasilkan outputs. Sehingga

dengan nilai sisi kanan diperoleh dari hasil perkalian antara Jam kerja mesin

dengan rara-rata pemakaian listrik.

Model matematik yang terbentuk dari Tabe! 16 dengan pemakaian setiap

Kwh/ Ton dihubungkan pada ketersediaan listrik adalah sebagai berikut.

55Xl -I- 55X2 -I- 55X3 -I- 55X4 -I- 55X5 -I- 55X6 -I- 55X7 -I- 55X8 -I- 55X9 -I- 55XlO

2': 209.440,00

5.5.4 Kendala Tersedianya Air

Pada kendala ini koefisien yang dibentuk merupakanjumlah air yang perlu

Page 108: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

per jam. Koefisien kadar air pada tepung dengan cara rnenambahkan nilai yang

hi lang saat rnelakukan test terhadap kadar air gandum, menggunakan alat

Moisture Test. Hasil yang diperoleh rata-rata 2% kadar air yang hilang akibat

penguapan normal, kemudian ditambahkan pada kadar air tepung sesuai yang

dibutuhkan. Hasil penjumlahan kadar air normal pada tiap merk tepung terigu

dicantumkan pada Tabel 17

Tabel 17. Koefisien Pemakaian P.ir Sesuai Jenis tepung

Merk TepungKadar Air Jenis

Kadar AirJumlah Air

Dibutuhlmn AwalTerigu (%) Gandum

("!o)Liter/ Jam/ Ton

CWRS 13 12,40Cakra 16,5

CWHW 13,40 149,8Kembar APH 13 10,50

CPS 12,80NS 11,50

Fsa Flour 16,5 APH13 10,50 208,5WW 9,50

SegitigaCPS 12,80

16,0 WW 9,50 181,3Biro

ASW 10,20

KlmciSWW 9,05

Biro15,5 WW 9,50 180,3

Canadian Feed 12,45

Klmci Emas 15,5AES 12,80

152,3WW 9,50

LencanaAGWHard 12,25

Merah16,0 Canadian Feed 12,45 124,4

AES 12,80CWRS 13 12,40

Payung 15,5 ASW 10,20 144NS 11,50

.. CWRS 13 12,40

Medium Protein 14,8CWHW 13,40

89,5APH 13 10,50AES 12,80CWRS 13,5 12,40

Taj Mahal 14,8 ASW 10,20 81,7AES 12,80

,

CWHW 13,40Segitiga

16,0APH 13 10,50

150,6Hijau ASW 10,20

Page 109: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Tujuan penambahan air ini (Tabel 17) agar gandum mudah digiling saat

produksi yang terus-menerus dan menyesuaikan kadar air normal sesuai merk

tepung terigu. Kadar air nonnal pada merk tepung Cakra Kembar berkisar 14,5%,

Fsa Flour 14,5%, Segitiga Biru 14%, Kunci Biru 13,5%, Kunci Emas 13,5%,

Lencana Merah 14%, Payung 13,5%, Medium Protein 12,8%, Taj Mahal 12,8%,

dan Segitiga Hijau 14%.

.' Kebutuhan air yang dih;tung merupakan sebagai sumbel' daya terbatas,

yang mana setiap pemakaian air dalam Liter/ Ton diharapkan dapat mencapai

produksi optimal (X). Perbedaan pemakaian jumlah air disebabkan oleh

kandungan kadar air pada gandum dan jenis tepung yang akan diproduksi.

Total air yang digunakan pada tiap merk tepung terigu sama dengan

jumlah air yang dibutuhkan dikalikan dengan jumlah Jam kerja mesin sebesar

561.671,5 Liter(TabeI18).

Tabel 18. Total Pemakaian Air Berdasarkan Jumlah Gandum yang Digiling

NoMerkTepung Rata-rata Jam Kewja Total Air

Teril!u Liter/ Toni Jam Meshll (Liter)1 Cakra Kembar 149,8 1.234 184.853,202 Fsa Flour 208,50 69 14.386,503 Segitiga Bini 181,30 109 19.761,704 Kunci Biru 180,30 216 38.944,805 Kunei Emas 152,30 184 28.023,206 Lencana Merah 124,40 626 77.874,407 Payung 144,00 729 104.976,008 Medium Protein 89,50 49 4.385,509 Taj Mallal 81,70 10 817,0010 Segitiga Hiiau 150,60 582 87.649,20

Total 1.462,40 3.808 561.671,50Sumber: Data sekunder, Mil/ Produksl 2005 (Data dlOlah)

Dalam kendala pemakaian air pada Tabel 17 dan 18 terbentuk model

Page 110: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

149,8Xl + 208,5X2 + 181,3X3 + 180,3X4 + 152,3X5 + 124,4X6 + 144X7 +

89,5X8 + 81,7X9 + 150,6XlO 2: 561.671,5

5.5.5 Kendala Kapasitas Mesin Mill Prodnksi

Mesin produksi dalam menangani gandl'm menjadi tepung terigu terdiri

dari 14 Mill dengan kapasitas yang berbeda-beda. Pada kendala kapasitas mesin

rata-rata sebesar 31,1 Toni jam (TabeI 19), untuk nilai sisi kanan dikalikan dengan

total Jam kerja mesin, sehingga menghasilkan nilai total sisi kanan sebesar

118,428,8 Toni Jam. Dari standar kapasitas mesin yakni 31,1 Toni jam gandum

menjadi tepung terigu sebanyak 23,6 Toni jam, tetapi jumlah teplmg terign

tersebut tidak mencapai target. Oleh karena itu persediaan tepung perlu

diiingkatkan untuk memenuhi permintaan yaitu dengan menggunakan Jam lembur

dalam produksL Pembentukan kendala kapasitas mesin dalam model matematik

dengan tujuan melihat pencapaian solusi optimum dan hasil pemanfataan

kapasitas mesin. Pada nilai kendala tersebut akan diperoleh produksi optimal (X)

berikut nilai surplus dari pemanfaatan kapasitas mesin.

Tabel 19. Kapasitas Mesin dengan Hasil Procluksi (Ton)

Mill Ka"usitas Mcsin KaJlasitas Mcsin TCJlung yang DihasilkanToni 24 Jam Toni Jam (I~kstraksi76%)

AS 1.000 41,70 31,69C 900 37,50 28,50E 450 18,80 14,29

FG LlOO 45,80 34,81HIJ 2.400 100,00 76,00KL 1.600 66,70 50,69

MNO 3.000 125,00 95,00Total 10.450 435,50 330,98

~~I~ata 746,3 31,1 23,6- " --- .

Page 111: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Sedangkan pada kendala nilai koefisien diperoleh satu Ton tepung yang

dihasilkan dengan ekstraksi 76% sehingga gandum yang akan digiling untuk satu

Ton tepung terigu sebesar 1,32 Ton. Kendala kapasitas Mill pada mesin yang

terLentuk dalam model matematik yaitu.

1,32XI -I- 1,32X2 -I- 1,32X3 -I- 1,32X4 -I- 1,32X5 -I- 1,32X6 -I- 1,32X7 -I- 1,32X8 -I­

I ,32X9 -I- I ,32Xl 0:::: 118.428,8

Pemanfaatan sumber daya disesuaikan dengan standar pemakaian dan

kapasitas yang kemudian dibentuk dalam model matematik, diolah menggunakan

Linier Programing berdasarkan fungsi tujuan. Analisis kendala bennanfaat untuk

mencegah kelebihan serta kekurangan dalam pemakaian sum ber daya. Untuk itu

perusahaan lebih efektif pada kendala-kendala yang menyebabkan turunnya

produksi dengan mempertimbangkan setiap sumber daya yang tersedia digunakan

untuk produksi agar lebih intensif dalam pengawasan dan pemeriksaan.

Menurut Mulyono (2002:57-58), pengolahan Linier Programing dapat

diketahui mana sumber daya langka dan s\Uuber daya berlebih, sehingga

pemanfaatan sumber daya memiliki pembatas penggunaan dalam produksi agar

biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan efektivitas produksi tercapai.

5.5.6 Kendala Tempat Penampungan Tepung (Flour Si'lo dan BSBP)

Jumlah Silo penampungan tepung sekitar 56 Silo untuk ukuran kemasan 25

Kg yang tiap Silo menampung 186 Ton yang dikirim dari 14 Mil! (A . 0).

Kapasitas transfer dari Mi!! ke Flour Silo terdapat 4 line yaitu line E, F, G, dan H.

Page 112: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

dapat menampung tepung terigu dengan keterbatasan jwnlah Silo. Sehingga

terjadi pengurangan dalam stock packing. Adapun Silo yang tersedia dengan

kapasitas penampungan dapat dilihat pada Tabel 20 eli bawah ini.

Tabel 20. Kapasitas Penampungan Tepung

No Jenis SiloLine Transfer

JalurKapasitas

TotalTon/Jam Ton/Silo

1 SiloAO-14) 40 E 186 26042 Silo B (I - 14) 80 F 186 26043 Silo C (l - 14) 185 G 186 26044 Silo D (1- 14) 180 H 186 2604

Total 485 10.416Rata-rata 121,25 2.G\}4

Sumber: Data pnmer, Silo Department 2005 (Data dIOlah)

Silo penampungan tepung selalu dibersihkan agar tidak tercampur merk

tepung yang lain dengan menggunakan selang angin, sisa··sisa tepung tersebut di

pindahkan pada Silo 14 yang mempakan penampungan tepung terakhir. Apabila

ingin inelakukan kcmasan, maka dua kamng tepung dipisahkan untuk mencegah

tercampumya merk tepung yang lain dan di simpan pada Silo 14 kemudian di

proses kembali dengan ditambahkan zat additive sesuai merk tepung terigu.

Kendala penampungan tepung dalam model matematik merupakan bagian

dari fungsi tujuan yaitu.

Kendala Penampungan Flour Silo

121,25XI + 121,25X2 + 121,25X3 + 121,25X4 + 121,25X5 + 121,25X6 +

121,25X7 + 121,25X8 + 121,25X9 + 121,25XIO ~ 10.416

Kelldala Penampungan Silo BSBP

60XI + 60X2 + 60X3 + 60X4 + 60X5 + 60X6 + 60X7 + 60X8 + 60X9 + 60XIO

> 1.920

Page 113: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

.' Dari Tabel 20 untukjalur E sekitar 40 Toni Jam" 80 Toni Jam jalur F, 185

Toni Jam untuk jalur G dan 180 Toni Jam untuk jalur H. Sedangkan ukuran

kemasan I Kg, 2 Kg, dan Yz Kg dikirim melalui Silo BSBP yang terdapat 24 Silo

dengan kapasitas 80 Ton (full) tiap Silo, Silo BSBP menggunakan dua line

transfer yaitu line E dan F sehingga diperoleh nilai rata-nata transfer 60 Ton. Silo

BSBP dengan total 1920 Ton yang dikalikan dengan jumlah Silo (24) dan Total

per Silo (80 Ton). Karena permintaan yang semakin meningkat mengharuskan

produksi lebih ditingkatkan jumlahnya.

Penampungan tepung yang di transfer dari Mill sebagai kendala, dilihat

keterlambatan dalam pengiriman akibl1t teljadinya kemli'.mpetan dan macet pada

pipa transfer alau mesin dan juga.dapat teJjadi kepenuhan pada penampungan.

Hal ini dapat menyebabkan target produksi tidak tercapal. Transfer tepung dalam

Toni Jam ke penampungan diharapkan membentuk nilai optimum (X), dengan

melihat sumber daya yang dimanfaatkan.

5.6 Optimalisasi Proses Produksi T'lpung Terigu

Permasalahan pada proses produksi yang sering terjadi menghamskan

perusahaan untuk mencari solusi guna mencapai tujuan yang optimal. Solusi

terhaik dalam memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan Program

Linier sebuah fungsi pencariannilai-nilai optimum. Dari pengolahan nilai

optimum yang dihasilkan dipengaruhi dan dibatasi oleh berbagai kendala sesuai

model matematik dari pengolahan Linier Programing maka didapatkan niJai

Page 114: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

poduksi optimal yang merupakan penggunaan sumber daya seminimal mungkin

dengan hasil yang maksimum.

Tabel 21. Optimalisasi Produksi Tepung Terigu (Ton)

MerkTepung Total Rata-rataTeneu Produksi Optim:~1

Cakra Kembar . 1.037Fsa Flour 26.273

Segitiga Biru 92Kunci Biru 182KUllCi Emas I~~

Lencana Merah 526Pavung 61:>

Medium Protein 4/Tljj Maha1 60.312

Segitiga Hijau 489Total 89.720

Sumber: PPIC Bogasan, 2005 (Data dlOlah)

Adapun masing-masing total biaya yang diminirnumkan sampai produk

akhir bulan Juni, Juli, dan Agustus rata-rata sebesar ± Rp 89.951.420.000,00

(Lampiran 10) yang menghasilkan produksi rata-rata yaitu 1037 Ton (CK), 26273

Ton (Fsa F), 91 Ton (SB), 182 Ton (KB), 155 Ton (KE), 526 Ton (LM), 613 Ton

(Pyg), 41 Ton (MP), 60312 Ton (TM), dan 489 Ton (SH) (Tabel 21). Pada

produksi optimal terdapat merk tepung yang mengalami kenaikan yang besar

yaitu Fsa Flour dan Taj Mahal yang mana diiringi dengan naiknya jam kerja

mesin serta llaiknya biaya produksi. Sedangkan untuk rnerk tepung terigu lain

tidak mengalami perubahan terhadap Jam kerja mesin.

Kelebihan-kelebihan yang terjadi kemungkinan disebabkan serIng

terjadinya kemampetan/ macet pada pipa transfer tepung, aus pada mesin, dan

kelebihan atau kekurangan air serta matinya listrik.

Page 115: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Analisis optimal mempresentasikan sumber daya berIebih dalam produksi

seperti pada listrik, air, Flour Silo, dan Silo BSBP dari ketersediaan sumber daya.

Untlik itu perusahaan perIu membatasi kendala tersebut dengan pemakaian yang

lebih efisien yaitu melakukan pengendalian produksi seperti memperbaiki mesin

rusak, memberikan pengetahuan lebih tentang penanganan produksi kepada

tenaga kerja dan memeriksa tingkat keluaran produk, guna mencegah kelangkaan

sumber daya yang menyebabkan turunnya produksi serta kenaikan biaya.

5.6.1 Pemakaian Sumber Daya yang Optimal

Jenis sumber daya dalam kelancaran proses produksi yang merupakan

masukan (inputs) yang kemudian ditransformasikan mefljadi keluaran (outputs)

yaitu bahan baku gandum, terdiri dari dua jenis gandum keras dan gandum lunak.

Jam kelja mesin yang digunakan oleh tenaga kerja, dan kapasitas Mill. Sumber

energi untuk menjalankan mesin dan pembersihan gandum yaitu listrik dan air.

Dari keseluruhan inputs tersebut dijadikan sebagai masalah kendala guna

pencapaian nilai produksi optimal, Sedangkan fungsi tqjuan optimal diperoleh

dari modal produksi yang digunakan. Untuk mengetahui jenis produk yang

digunakan berdasarkan total sumber daya yang dipakai dapat dilihat pada

Lampiran 10.

5.6.1.1 Pemakaian Bahan Baku Gandum Optimal

Analisis Kesediaan Gandum berdasarkan nilai optimal dari jenis gandum

Page 116: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

ini terlihat pada nilai surplus gandum sarna dengan nol, Sedangkan untuk gandum

lunak pada titik optimal sebesar 54,62% yang bertambah sebesar 27.428,46 Ton

dari pemakaian gandum.

Tepung terigu yang dihasilbn dalam satu Ton berdasarkan pencampuran

gandum yang digunakan yaitu gandum keras dan gandum lunak. Adanya

keterbatasan kesediaan gandum diperoleh nilai optimal dari olahan Linier

Programing sebagai berikut lTabel 22).

Tab~122. Optimalisasi Pemakaian Gandum Keras dan Gandum Lunak (Ton)

Merk Tepllng Prodllksi Gandlllll Gandlllll Gandlllll Gandlllll TotalNo Keras Lllnak GandllmTerigll Optimal Keras Ootilllal

LllnakOotimaI (Ton)

1 Cakra Kembar 1.037 1,32 1.368,84 ° ° 1.368,842 Em Flour 26.273 1,32 34.680,36 ° ° 34.680,363 Segitiga Biru 92 0,59 54,28 0,72 66,24 120,524 Kunci Biru 182 0,92 167,44 0,39 70,98 238,425 KunciEmas 155 0,79 122,45 0,53 82,15 204,606 Lencana Merall 526 0,98 515,48 0,33 173,58 689,067 Payung 613 0,92 563,96 0,39 239,07 803,038 Medium Protein 41 0,79 32,39 0,53 21,73 54,129 Taj MOOal 60.312 0,79 47.646,48 0,53 31.965,36 79.611,8410 S"gitiga Hiiau 489 0,26 127,14 1,05 513,45 640,59

Total 89.720 85.278,82 33.132,56 118.411,38Sumber: Data sekunder, Mtll Produksl 2005 (Data dlOlah)

Nilai-nilai surplus gandum sarna dengan nol dapat dikatakan sebagai

kendala aktif yang merupakan kepekaan terhaclap peningkatan produksi dari

pemanfaatan gandum sepenuhnya (100%).

Nilai optimal gandum keras diperoleh sebesar ± 85.278,80 Ton sedangkan

gandum lunak dari nilai surplus sebesar 27.428,46 yang ditambahkan dengan

Current RHS sebesar 33.013,54 maka c1iperoleh nilai optimal ± 60.442 Ton

IT o.::lIrnnir~n 1n\ K pcplnnlh::tn n:lr1 np:mnk:tinn ontima1i!\asi sUJnber dava QandmTI

Page 117: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

5.6.1.2 Pemakaian Jam Kerja Optimal

Penambahan Jam keIja mesin terdapat nilai surplus (kendala pasif) seperti

Taj Mahal sebesar 71.761 Jam, dan merk tepung terigu Fsa Flour sebesar 31.196

Jam. Pada tingkat optimal kedua merk tersebut sebesar 71.771 Jam (TM) dan

31.265 Jam (Fsa). Pemanfaatan Jam kerja mesin optimal berkisar 0,01% dan

0,22% (Lampiran 10) yang merupakan pemanfaatan terendah dari sumber daya

yang lain. Sedangkan untuk kendala aktif yang memiIiki kepekaan terhadap

tingkat produksi yaitu merk tepung terigu Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci

Bim, Kunci Emas, Lencana Merah, Payung, Medium Protein dan Segitiga Hijau.

Pada kendala aktif pemanfaatan Jam kerja mesin habis terpakai sepenuhnya

(100%) yang merupakan pemanfaatan terbesar pada tingkat produksi.

Pemanfaatan Jam kerja optimal untuk produksi tepung terigu dapat di

lihat pada Tabel 23 berikut.

Tabel 23. Rata-rata Pemanfaatan Jam Kerja Mesin Optimal

NoMerkTepung Produksi HasH Tepung Total Pemanfaatan

Terigu Optimal TonI Jam! Orang Jam Kerja

--!..- Cakra Kembar 1.037 1,19 1.234

--L Fsa Flour 26.273 1,19 31.2653 Seuitiua Biro 92 1,19 1094 Kunci Biro 182 1,19 2175 KunciEmas 155 1,19 1846 Lencana Merah 526 1,19 6267 Pavunu 613 1,19 7298 Medium Protein 41 1,19 499 Taj Mahal 60.312 1,19 71.77110 Seuitiua Hiiau 489 1,19 582

Total 89.720 106.766,80Sumber: Data sekunder, Mill Produksl 2005 (Data dlOlah)

Page 118: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Jam kerja dapat dikatakan sebagai sumber daya langka, untuk itu perlu

pembatas dalam penggunaan Jam kerja yang dihubungkan dengan mesin yaitu

dengan membatasi bahan ketika dimasukan kedalam mesin untuk mencegah

teljadinya kerusakan mesin dan menambah Jam keIja.

5.6.1.3 Pemakaian Sumber Energi Listrik Optimal

Sumber energi listrik dengan rata-rata! Ton dalam menghasilkan satu Ton

tepung terigu sekitar 55 Kwh/ Ton, pada pemakaian listrik optimal sebesar ±

4.934.600,50 Kwh memberikan tingkat produksi yang optimal sebesar 89.720 Ton

yang dihasilkan, dengan ketersediaan sumber energi listrik sebesar 209.440 Kwh

Pada pemakaian listrik mengalami penambahan sebesar 4.725.093,50 Kwh

(Lampiran 10). Sumber daya listrik sebagai sumber daya berlebih dalam

pemakaian disajikan dalam Tabel 24 berikut.

Tabel 24. Rata-rata Pemakaian Listrik Optimal

NoMerk Tellung Produksi Rata-rata Total PemalUlian

Terigu Optimal (Ton) Kwh/Ton Listrik (Kwh)

I Cakra Kembar 1.037 55 57.0352 Fsa Flour 26.273 55 1.445.0153 Segitiga Biru 92 55 5.0604 Kunci Bim 182 55 10.0105 Kunci Emas 155 55 8.5256 Lencana Merah 526 55 28.9307 Payung 613 55 33.7158 Medium Protein 41 55 2.2559 Taj Mahal 60.312 55 3.3 17. 16010 Segitiga Hijau 489 55 26.895

Total 89.720 550 4.934.600Sumber: Data sekunder, MIll Produksl 2005 (DatadlOlah)

Listrik yang mengalami penambahan dalam hitungan Kwh disebabkan

Page 119: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

memberikan nilai tambah yaitu merk tepung terigu Fsa Flour sebesar 26,273 Ton

dan Taj Mahal sebesar 60,312 Ton, Sedangkan merk tepung terigu lainnya tidak

mengalami penambahanjam kerja,

Untuk menjaga keseimbangan dalam produksi maka setiap pemakaian

sumber daya listrik memperhatikan proses mesin saat mengolah produk baik pada

waktu pembersihan gandum, penambahan zat additive dan proses pengmman

produk ke tempat penampungan,

5.6.1.4 Pemakaian Air Optimal

Dari Tabel 25 Pemakaian air rata-rata tiap bulannya sebesar 1.462,40

Liter/ Ton, Pada tingkat optimalisasi air sebesar 5,17% (± 10,864,873,50 Liter),

dengan Jumlah telsedianya air 561.671,50 Liter yang mengalami kenaikan sebesar

± 9,741.302,5 Liter saat produksi. Sumber daya air yang terpakai mengalami

penambahan atau surplus, jika persediaan air ditambahkan dalam pencampuran

gandum tidak merllbah pada tingkat prodllksi dan biaya, melainkan pada kadar air

tepllng yang mana dalam nilai dual sama dengan noL

Air mcrupakan sumber day'a berlebih hal ini dapat terjadi pada mesm

Dampener yang berfungsi sebagai pencampuran gandumdenganair. Pengeluaran

air yang tidak stabil dapat menyebabkan kadar air tepung menjadi ber1ebih dan

tidak sesuai dengan kualitas, Pemakaian air berlebih terjadi pada merk tepung Fsa

Flour dengan produksi 26,273 Ton dan Taj Mahalpada produksi sebesar

60.312 Ton (Tabe125),

Page 120: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Tabel 25. Rata-rata Pemakaian Air Optimal

NoMerl{ Tepung Produksi Rata·rata Total Pemakaian

Terigu Optimal Literl Toni Jam Air (Liter)I Cakra Kembar 1.037 149,S 155.342,602 Fsa Flour 26.273 208,5 5.477.920,503 Segitiga Biru 92 181,3 16.679,604 KlU1Ci Bim 182 180,3 32.814,605 KunciEmas 155 152,3 23.606,506 Len<;ana Merah 526 124,4 65.434,407 Paynng 613 144,0 88.272,008 Medium Protein 41 89,5 3.669,509 Taj Mahal 60.312 81,7 4.927.490.4010 Segitiga Hiiau 489 150,6 73.643,40

Total 89.720 1.462,40 10.864.873,50Sumber: Data sekunder, Mdl Produksl 2005 (Data dlOlah)

5.6.1.5 Pemanfaatan Kapasitas Mill Produksi

Tingkat persentase optimal pada kapasitas Mill yang dinilai sebagai tingkat

optimum sebesar rata-rata 100% dengan pemanfaatan sumber daya terpakai

sepenuhnya sebesar ± I 18.430,80 Ton (Tabel 26). Pada pemanfaatan kapasitas

Mill merupakan kendala aktif yang peka terhadap peningkatan produksi, sebab

dengan nilai surplus sama dengan nol yang mampu mentransfer tepung melalui

empat line (line E, F, G, dan H) ke Flour Silo dan BSBP.

Pemanfaatan terbesar pada kapasitas Mill yaitu pada merk tepung Fsa

Flour dan Taj Mahal, yang mana disebabkan adanya penambahan Jam kerja

mesin, listrik, dan penambahan air. Kapasitas Millmerupakan sumbangan terbesar

dari tingkat produksi yang mencapai 100% optimal. Tetapi sebagai kendala aktif

yaitu sewaktu-waktu dapat menurunkan produksi jika pemanfaatannya tidak

diperhatikan saat proses. Seperti tingkat keluaran produk, kapasitas berlebih,

Page 121: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Tabel 26. Rata-rata Pemanfaatan Kapasitas Mill Optimal

MerkTepung ProduksiRata-rata Total Pemanfaatan

No Gandum Giling Kapasitas MillTerigu Optimal

Ton/Jam (Ton)1 Cakra Kembar 1.037 1,32 1.3692 Fsa Flour 26.273 1,32 34.6803 Segitiga Biru 92 1,32 12]4 Kunei Biru 182 1,32 2405 Kunei Emas 155 1,32 2056 Leneana Merab 526 1,32 6947 Payung 613 1,32 809-8 Medium Protein 4] 1,32 549 Taj Mahal 60.312 1,32 79.612]0 Segitiga Hijau 489 ],32 645

Total 89.720 118.430Sumber: Data pl'lmer, Mii/ Produksl 2005 (Data dlOlah)

5.6.1.6 Pemanfaatan Penampungan Tepung Terigu Optimal

Pada tingkat optimal pemanfaatan penampungan tepung Flour Silo

(25 Kg) dari hasil nilai surplus untuk produksi sebesar± 10.867.987 Ton dari

kapasitas penampungan tepung sebagai nilai sisi Kanan yang selisihnya adalah

sebesar 10.857.571 Ton yang nilai optimal dipersentasekan 0,10%. Sedangkan

untuk Silo BSBP dengan selisih 5.379.287,5 Ton yang merupakan pemanfaatan

sumber daya berlebih dan pemanfaatan sumber daya optimal sebesar 0,04% atau

dengan kala lain sebesar 5.383.200 Ton (Lampiran 10). Nilai tersebut dikatakan

masih rendah pada tingkat optimal yaitu berkisar 0, I0% dan 0,04%.

Penampungan tepung terdiri dari 2 tempat yaitu Flour Silo untuk kemasan

25 Kg dan BSBP untuk kemasan I, 2, dan Y:z Kg. Pada Kendala penampungan

tepung terdapat nilai surplus artinya kendala pasif dengan kata lain tepung yang di

• ~ 1 • "1

Page 122: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

pada Jam kerja, listrik, dan air tidak berlebih maka untuk penampungan tepung

tidak tel:jadi kepenuhan/ kelebihan. pengukuran optimalisasi disajikan dalam

Tabel 27 berikut.

Tabel 27. Rata-rata Pemanfaatan Penampungan Tepung Optimal

Merk Tepnng Prodnksi Flour Silo TotalSilo BSBP Total

No Penampnngall PellampnnganTerign Optimal Toni Jam Teunlll! (Ton) TOIlI Jam Teunlll! (Ton)I Cakra Kembar 1.037 121,5 125.995,50 60 62.220,002 Fsa Flour 26.273 121,5 3.192.169,50 60 1.576.380,003 Segitiga Biru 92 121,5 11.178,00 60 5.520,004 Kunei Biru 182 121,5 22.113,00 60 10.920,005 Kunei Emas 155 121,5 18.832,50 60 9.300,006 Leneana Merah 526 121,5 63.909,00 60 31.560,007 Payung 613 121,5 74.479,50 60 36.780,008 Medium Protein 41 121,5 4.981,50 60 2.460,009 Taj Mahal 60.312 121,5 7.327.908,00 60 3.618.720,0010 Segitiga Bijau 489 121,5 59.413,50 60 29.340,00

Total 89.720 121,5 10.900.980,00 60 5.383.200,00Sumber: Data przmer, Silo Department 2005 (Data dwlah).

5.6.2 Analisis Scnsitivitas

Analisis Sensitivitas merupakan parameter model Linier Programing

dalam mengamati pengaruh perubahan parameter terhadap solusi optimum yang

terdiri dari dua parameter yaitu pemakaian sumbcr daya dan biaya produksi dalam

satuan ton yang dikeluarkan. Melalui analisis sensitivitas guna mengevaluasi

pengaruh perubahan dari fungsi tujuan dan perubahan kendala.

5.6.2.1 Analisis Scnsitivitas Nilai Kocfisicn Fungsi Tujuan

Dalam solusi optimal diketahui batas bawah dan batas atas yang mana

produksi optimal apakah biaya dinaikkan atau diturunkan, sehingga menunjukkan

Page 123: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

inputs yang tersedia seperti bahan baku, listrik, dan air, yang membuat nilai batas

bawah tersebut menjadi turun. Tingkat produksi yang dapat menyebabkan

terjadinya penurunan biaya pada batas bawah akan rnengurangi pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki, tujuan tersebut untuk memberi keseimbangan antara

persediaan sumber daya dan modal produksi. Sedangkan infinity (tak terhingga)

terjadi pada batas atas yang mengalami kenaikan biaya yang produksi mencapai

optirr,tal dalam memenuhi pennintaan, iljfinity tersebut dapat disebabkan oleh:

1. Pemakaian sumber daya yang berlebih seperti gandull1 lunak, Iistrik, air,

penampungan tepung, dan Jam kerja mesin.

2. Seliap Penall1bahan satu unit sUll1ber daya mengakibatkan kenaikan palla

biaya.

Sebagai fungsi tujuan produksi dapat di lihat pada Tabel 28 berikut.

Tabel 28. Analisis Sensitivitas Biaya Produksi Tepung Terigu

MerkTepung Variabel Biaya ProdullSi Perubahan Pada Biava (Rp)Terigu Per Ton (Rp) Batas Atas Batas Bawah

Cakra Kembar Xl 1.478.686 INFINITY 492.514,00Fsa Flour X2 986.172 492.514,00 854,00

Segitiga Biru X3 1.478.993 INFIt-llTY 493.955,94Kunci Biru X4 1.478.983 INFINITY 493.432,91KunciEmas X5 1.478.710 INFINITY 493.361,97

Lencana Merah X6 1.478.438 INFINITY 492.794,63Pavung X7 1.478.629 INFINITY 493.078.88

Medium Protein X8 985.399 INFINITY 51,00Taj Mahal X9 985.348 51,00 395.139,03

Segitiga Hijau XIO 1.478.693 INFINITY 494.169,00SUll1ber: nata sekunder, APTINDO 2005 (Data dlOlah)

Produksi optimal yang mengalami kenaikan tidak terlalu besar yaitu pada

merk tepung terigu Fsa Flour (Rp 492.5 14,00) dan Taj IAahal (Rp 51,00) yang

Page 124: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Sedangkan pada merle tepung lain biaya naik tidak terbntas dengan asumsi bahwa

penambahan sumber daya berlebih terjadi untuk mencapai proeluksi optimal.

5.6.2.2 Analisis Scnsitivitas Nilai Kocfisicn Kcndala

Pembatasan anal isis sensitivitas pada kenelala aktif dengan nilai surplus

sama dengan nol yang berarti sebagai sumber daya langka adalall kendala bahan

baku gandum keras, kenelala kapasitas Mill, dan keIlelala Jam keIja Il1csin.

Perubahan yang te~jadi saat produksi apakah mcngalami kenaikan atau penurunan

terhadap biaya eli !ihat pada kendala aktif yang merupakanlcepekaan dalanl

pencapaian proeluksi optimal.

Kapasitas Mill mengalami peningkatan 19,6% clanpenurunan sebesar

26,99% yang mempcngaruhi turunnya biaya sebesar Rp 745.545,3Iatau dengan

kata lain nilai dual negatif sekitar -745.545,31. Perubahan jugaterjaeli paela

gandum keras mengalami kenaikkan sebesar 37,48% dan turun 16,29% yang

mempengaruhi terhaelap turunnya biaya sebesar Rp1.554,n (Lampiran 10).

Kendala-kendala aktif merupakan kenelala pembatas yang sewaktucwaktu peka

terl'adap perubahan biaya elan juga produksi, sehingga perusahaanmemperhatikan

saat jalaIlnya produksi elalam menggunakan sUl1lber daya yangdimiliki guM

mencari sumber elaya yang perlu dinaikkan dan diturunkan dalanipencapaian

solusi optimum.

Kenelala aldif yang mengalami kenaikan cukup besar yaltu Jam kerja

mesin merk tepung terigu Calera Kembar, Segitiga Biru, Ktlnci Biru,Kunci Emas,

Page 125: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

100%. Dalam hal ini Jam ketja mesin berpengaruh terhadap perubahan biaya yang

jika dinaikkan atau diturunkan Jam kelja mesin saat produksi, biaya turun sebesar

RP 413.877,31 pada tingkat produksi optimal 1037 Ton dengan persediaan Jam

kelja mesin 1234 Jam pada merk tepung terigu Cakra Kembar, 92 Ton dengan

biaya turun sebesar Rp 415.089,03 dan Jam kelja mcsin 109 Jam untuk merk

Segitiga Biru, 182 Ton dengan biaya turun sebesar Rp 414.649,50 dan Jam kelja

mesin 216 Jam untuk merk Kunci Biru, 155 Ton dengan biaya turun sebesar

Rp 414.589,91 dan Jam kerja mesin 184 Jam untuk merk Kunci Emas, 526 Ton

dengan biaya turun sebesar Rp 414.113,13 dan Jam kClja mesin 626 Jam untuk

merk Lencana Merah, 613 Ton dengan biaya turun s"besar Rp 414.352,00 dan

Jam kelja mesin 729 Jam untuk merk Payung, 41 Ton clengan biaya turun sebesar

Rp 42,86 dan Jam kerja mesin 49 Jam untuk merk Medium Protein, 489 Ton

dengan biaya turun sebesar Rp 415.268,06 dan Jam kerja mesin 582 Jam untuk

merk Segitiga Hijau (Lampiran 10). Perincian kenclala aktif clisajikan pada

Tabel 29 berikut.

Tabel 29. Analisis Sensitivitas Kendala Aktif

KClldala Aktif CIIITCllt RHS Pcrscntasc Batas PcrubahallKCllahmll (%) PCllllrnnall (%)

Gandlllll Kcrns 85.277,80 Ton 37,48 16,29Kaoasitas Mill I 18.428,80 Ton 19.6 26,99Jam Keria XI 1.234,00 Jam INFINITY 100Jam Keria X3 109,00 Jam INFINITY 100Jam KerjaX4 216,00 Jam INFINITY 100Jam Kerja X5 184,00 Jam INFINITY 100Jam Keria X6 626,00 Jam INFINITY 100Jam Ketja X7 729,00 Jam INFINITY 100Jam Keria X8 49,00 Jam INFINITY 100Jam Keria X I0 582,00 Jam INFINITY " 100

Page 126: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Dari Tabel 29 di atas merupakan sumber daya yang memiliki pengaruh/

peka terhadap produksi, dari persediaan sumber daya yang habis terpakai yang

mencapai titik optimum mengurangi biaya produksi seperti gandum keras, Jam

kelja mesin, dan kapasitas Mill. Sedangkan gandum lunak, air, dan listrik sebagai

target dalam meminimumkan biaya tidak ten:apai, karena biaya sepenuhnya

digunakan untuk produksi optimal atau nilai dual sama dengan nol, sebaliknya

gandumlunak, air dan listrik mengalami penambahan/ pemakaian sumber daya.

5.6.3 Analisis Penyimpangan Prodnksi Optimal dengan Produksi Aktual

Melihat nilai optimal yang melebihi produksi yaitu merk tepung terigu Fsa

Flour dan Taj Mahal. Analisis penyimpangan tersebut diukur berdasarkan kendala

sumber daya dan fungsi tujuan. Analisis penyimpangan terdapat di Tabel 30.

Tabel 30. Analisis Penyimpangan Rata-rata Produksi Aktual dan Optimal (Ton)

Mcrlt T'!.J2.IlJIl.! Tcril.!11 Pl'Odllltsi Ontimal Prodlll<si Aktllal Pcnvimnanl.!allCakra Kcmbar 1.037 26.296,89 25.259,89

Fsa Flour 26.273 57,03 + 26.215,97Scgi§'a Bil'll 92 29.446,15 29.354,15Klinci Bini 182 4.671,98 4.489,98KlIllei Emas 155 870,03 715,03

Lencai13 Mcrah 526 30.328,17 29.802,17I'avung 613 2.821,53 2.208,53

Medium Protein 41 3.714,74 3.673,74Taj Mahal 60.312 6,25 + 60.305,75

Segitiga Hijau 489 10.138,72 9.649,72Total •89.720 108.351,49 18.631,48

Sumber: Data sekunder, PPIC 2005 (Data dlOlah)

(+) Nilai Optimal Melebihi Produksi

Dari Tabel 30 di atas produksi optimal yang merupakan pencapaian target

Page 127: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Penghitungan ini sudah mencapai sasaran dari jumlah produksi yang clihasilkan,

yang mana rata-rata procluksi aktual lebih besar dari rata-rata produksi optimal

dengan pcrschtase penyimpangan aktual yang tergolong renclah berkisar 17,2%

dan parameter penyimpangan optimal 20,8%.

5.6.4 Analisis Dual

Ana'isis dual Illerupakan ketelitian dalam Illclihat pengaruh biaya yang

dlkeluarkan dari jumlah pelllakaian sumber daya. Apabila nilai dual terdapat tanda

positif (+) maim dikatakan bahwa pemakaian sUlllber daya lllengalall1i kenaikan

biaya, sebaliknya apabila terclapat tancla negatif (-) maka biaya yang clikeluarkan

ll1engalam i penurunan clan juga apabila nilai dual sama clengan nol (0) berarti

pemakaian sumber daya tidak mempengaruhi naik/ turunnya biaya.

Tabel 31. Pemakaian SUll1ber Daya Bcrlebih

.Jcnis Snmbcr DayaKctCl'scdiaan snrp~ Optimal

NilaiSumhcr Daya Dual

Galldllill Lunak 33.013,00 Ton 27.428,46 Ton 60.441,46 Ton 0I,istrik 209.440,00 Kwh 4.725.093,5 Kwh 4.934.533,50 Kwh 0Air. 561.671,50 Liter 10.302.974 Liter 10.864.645,50 Liter 01'10111' Silo I0.416,t iO TOil 10.867.987 Ton 10.878.403,00 Ton 0Silo IlSIlI' 1.920,00 '1'011 5.381.207,5 Ton 5.383.127,50 '1'011 0Jam Kcria Fsa Flour (,9,00 .Jam 31.195,9.Jam 31.264,90 jam 0.Jam Kcria Tai Mahal 10,00 .Jam 71.761,45.Jam 71. 771,45 .Jam 0

Sumber: Dala sekunder, Mdt Produksl 2005 (Data dlOlah)

Dari Tabel 31 di atas mcnunjukkan setiap penall1bahan sUll1ber claya tidak

ll1empengaruhi naik/ turunnya biaya procluksi, yang mana masing-masing

merupakan sumber daya berlebih atau terclapat nilai surplus. Untuk ganclum lunak

bcrtambah sebesar 27.428,46 Ton, listrik 4.725.093 Kwh, air 10.302.974 Liter,

Page 128: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Fsa Flour sebesar 31.195,90 Jam, Jam kerja merk tepung Taj Mahal sebesar

71.761,45 Jam Hal ini disebabkan sering terjadinya kerusakan pada mesin dan

kemacetan pada line transfer. Apabila tidak teljadi problem dari satu mesin ke

mesin berikutnya yang membuat produksi menjadi lancar, maka biaya yang

dikeluarkan dapat ditekan dan sumber daya yang digunakan sesuai dengan target

produksi yang tidak mengalami kelebihan sumber daya yang dihabiskan. Pada

Tabel 32 di bawah ini merupakan sumber daya langka yang tcrdapat nilai surplus

sama dengan nol dan nilai dual bertanda negatif dari ketersediaan sumber claya

habis terpakai.

Pada jenis sumbcr daya langka tidak l11engalami penal11bahan, dil11ana

l11asing-l11asing penggunaan sumber daya perlu penanganan yang efektif guna

proses procluksi selanjutnya tidak mcngalami hambatan atau tidak mengalami

kelangkaan.

Tabcl 32. PCl11akaian Sumber Daya Langka

Jeuis SUllIber DayaKetersediau

Surplus Optilllal Nilai Dual.. SUllIber DayaGandllm Keras 85.277,80 Ton 0 85.277,80 Ton - 1.554,72Kapasitas Mill I 18.428,80 Ton 0 I 18.428,80 Ton - 745.545,3 I.lam Kerja Cakra Kembar 1.234.1am 0 1,234 Jam - 4 I3.877,31Jam Kerja Segitiga Biru 109,00 Jam 0 109 Jam - 415.089,03Jam Kerja Klinei Birll 2l6Jam 0 216Jam - 414.649,50Jam Kerja Klinei Emas 184 Jam 0 184 Jam - 414.589,91Jam Ke~ia Lencalla Mcrah 626 Jam 0 626 Jam -414.113,13.Ianl"Kel:ia Payllng 729 Jam 0 729 Jam - 4 14.352,00Jam Kerja Medillm Protein 49 .lam 0 49 Jam - 42,86.lam Kel:ja Segitiga Hijall 582 Jam 0 582 Jam - 4 I5.268,06

Sumber: Data sekunder, Mtll Produksl 2005 ( Data dlOlah)

Pada kendala aktif pcmakaian habis terpakai sepenuhnya (100%) dengan

nilai dual hertanda negatif vnnp meno-nlnmi nenllrlm:ln hi:-1V}1 <:;:f>:1"l:ln npl11::ll1fnflbn

Page 129: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

sumber daya yaitu gandum keras dengan nilai sebesar -1.554,72 atau dengan kata

lain biaya menurun sebesar Rp 1.554,72 kapasitas Mill sebesar -745.545,31

(Rp 745.545,31) dan Jam kelja mesin yang habis dipakai mengalami penurunan

biaya sebesar -413.877,31 atau Rp 413.877,31 untuk merk tepung Cakra Kembar,

-415.089,03 (Rp 415.089,03) merk Segitiga Biru, -414.649,50 (Rp 414.649,50)

merk Kunci Biru, -414.689,91 (Rp 414.689,91) merk Kunci Emas, -414.113,13

(Rp 414.113,13) merk Lencana Merah, -414.352,00 (Rp 414.352,00) merk

Payung, -42,86 (Rp 42,86) merk Medium Protein, dan untuk merk tepung segitiga

Hijau -415.268,06 (Rp 415.268,06), (Lampirall10).

Pemakaian Jam kerja mesin yang berlebih menyebabkan penambahan

sumber daya seperti penampungan tepung, listrik, dan air. Pada proses produksi

tidak lancarnya aliran tepung atau gandum, mati listrik, jan kerusakan mesin

dapatjuga terjadi penambahan Jam kerja mesin.

Berdasar!can anal isis kepekaan dalam peningkatan produksi di pengaruhi

oleh sllmber c1aya ganclum keras, kapasitas Mill, clan jam ketja mesin dengan kata

lain sebagai sllmber daya langka yaitu dengan mlai surplus sama c1engan nol.

Dalam penanganan sumber c1aya yang suclah c1itetapkan saat proses lebih

c1itekankan kepacla kualitas produk bukan kepada hasil, tujuannya agar produk

yang sarnpai ke tangan konsumen jauh c1ari kecacatan atau kerusakan produk.

Umpan balik yang didapat dari konsumen merupakan tindakall korektif saat ingin

melakukan produksi selanjutnya yang lebih bailc

Menurut Assauri (2004:29), bahwa pentransformasian inputs menjadi

n1Jtn1Jt.f o:::m:::tf m?mhp.riknn kp:llnfnl1cmn l1f':rn'=:nh:1:::l11 VBna ::tkhirnv:::l nrnc1nk l::lrli

Page 130: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

dapat dijual kepada pelanggan, Dengan pencapaian optimasi yang dibentuk

kedalam model matematik dapat menyelesaikan masalah sumber daya dan

pengambilan keputusan yang efektif l1ntuk prodl1ksi.

5.7 Efektivitas Produl{si

Pencapaian tujuan dalam meminimumkan biaya dari pemakaian sumber

daya yang tersedia sudah mencapai optimal artinya setiap penambahan satu unit

untuk meningkatkan produksi, tidak mempengaruhi biaya yang besar atau dengan

kata lain nilai dual sama dengan nol. Efektivitas produksi sudah tercapai dilihat

dari target produksi dan pemakaian sumber daya yang sudah optimal. Di bawah

ini disaj ikan biaya produksi optimal dan biaya produksi aktual

Tabel 33. Total Rata-rata Biaya Produksi Optimal dan Aktual

MerkTepuug Biaya Biaya Produksi (Rp)No Produk~i/Ton Penyimpangan

TerignfRo) Optimal Aktual

I Cakra Kembar 1.478.686 1.533.397.382 38.884.843.087 37.351.445.7052 Fsa Flour 986.172 25.909.696.956 56.241.389 + 25.853.455.5673 Segitiga Biru 1.478.993 136.067.356 43.550.649.727 43.414.582.3714 Kunei Bini 1.478.983 269.174.906 6.909.778.996 6.640.604.0905 Kunci Emas 1.478.710 229.200.050 1.286.522.061 1.057.322.0116 Lencana Merah 1.478.438 777.658.388 44.838.318.998 44.060.660.6107 Payung 1.478.629 906.399.577 4.171.996.082 3.265.596.5058 Medium Protein 985.399 40.401.359 3.660.501.081 3.620.099.7229 Taj Mahal 985.348 59.428.308.576 6.158.425 + 59.422.150.15110 Segitiga Hijau 1.478.693 723.080.877 14.992.054.293 14.268.973.416

Total 13.308.051 89.953.385.427 158.357.064.140 68.403.678.713

Sumber: Data sekunder, AfTINDO 2005 (Data dlOlah)

(+) Biaya Optimal Melebihi Biaya Produksi Aktual

Nilai rata-rata biaya produksi optimal Rp 89.95 l11ilyar dan untuk biaya

rata-rata produksi aktual sebesar Rp 158,4 milyar, Pada perbandingan tersebut

Page 131: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

tepat pada sasaran denganjumlah produksi optimal sebesar 89.720 Ton (TabeI20)

yang dipengaruhi oleh kendala aktif yaitu peka terhadap naiknya tingkat produksi

seperti gandum keras, kapasitas Mill, dan Jam kelja mesin.

Kendala tersebut dengan nilai surplus sama dengan nol dari sumber daya

yang tersedia habis terpakai dan nilai dual sama dengan -1.554,72 (gandum

keras), -745.545,31 (kapasitas Mill), clan Jmn kelja mesin yang acla pacla Lampiran

10. Kenclala aktif tidak mempengaruhi naik/ turun biaya procluksi.

., Berclasarkan procluksi optimal terclapat sumbel' claya yang perlu cliukur

produktivitas serta kualitas secm'a efektif yaitu pemanfaatan clalal11 penggunaan

sUl11ber daya ganclum sebagai sUl11ber claya langka, yang ganclul11 tersebut di impor

dari luar negeri clengan harga yang tinggi. Jika tidak clilakukan analisis

pemanfaatan gandnm l11aka kemungkinan biaya yang dikeluarkan menjacli lebih

besm', tujuan tersebut mencegah terjadinya kelangkaan pacla gandum. Begitu juga

pacla sumber daya yang lain kebutuhan akan proclukBi clisesuaikan dengan

pennintaan serta memperhatikml tingkat keluaran pacla mesin disaat procluksi,

guna menyesuaikan spesifikasi produk.

Menurut Hancloko (200 I: 131), clalam proses produksi guna menghasilkan

outputs terbaik perlu melakukan seleksi proses yang tercliri clari tenaga kerja,

modal, bahan baku, teknologi, pasar, clan ketrampilan manajemen. Bagian seleksi

proses merupakml hal-hal ymlg perlu pertimbmlgan dalam pengambilan keputusan

saat produksi, agar biaya yang dikeluarkan lebih rendah dan mencapai sasarml

produksi.

Page 132: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

BABVI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai efektivitas penanganan produksi

tepung terigu, penulis menarik kesimpulan dari 10 variabel keputusan yang

merupakan outputs atau produk akhir yang mengalami proses secara terus­

menerus dan terputus-putus.

I. Variabel keputusan terdiri dad 10 j ems merk tepung terigu dianalisis

dengan mengambil sampel tiap Mill sekitar 289,93 g dihasilkan standar

deviasi rata-rata ± 0,022 dan Ulltuk gandum sekitar 84,85 g dengan

standar deviasi rata-rata ± 0,037. PengamlJiIan sampel diambil pada tiap

dua Jam sekali yaitu sampel gandum dan tepung terigu. Pada pemanfaatan

mesin produksi guna mencapai produk yang sesuai, diperoleh baths

pengendalian kualitas. terutama bahan baku gartelumyaitu untuk batas

bawah (LCL) sebesar 0.88% dan batas atas UCL sebesarIO,9%. Gandum

yang akan diproses dirata-ratakan dari hasil pengolahan kualitas sebesar

5,98% dan 5,79%, itu artinya kesesuaian gandmn akan kualitas sudah

memenuhi syarat, bahwa penerimaan produk dapat diterima yang mana

persentasc kualitas di bawah batas pengendalian UCLdan eli atas LCL.

Sedangkan batas pengendalian kualitas tepung terigu dalam proses

produksi sebesar 7,73% (UCL) dan 2,62% LCL denganproporSl standar

deviasi 0,0128. Produk yang dihasilkan seteIah mangalami proses

Page 133: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

pengamatan sebesar 5,21% dan 5,15% dari masing-masing merk tepung

yang bisa diterima, dari pengawasan kualitas sudah sesuai dengan

spesifikasi produk karena tidak melewati batas pengendalian kualitas,

2. Nilai produksi optimal yang dihasilkan 89.720 Ton yang diantaranya

adalah 1037 Ton (CK), 26273 Ton (Fsa F), 91 Ton (SB), 182 Ton (KE),

ISS Ton (KE), 526 Ton (LM), 613 Ton (Pyg), 41 Ton (MP), 60312 Ton

(TM), dan 489 Ton (SH) dengan biaya minimum Rp 89,95 milyar

seclangkan procluksi aktual sebesar 108.351,48 Ton dari biaya keseluruhan

adalah Rp 158,4 milyar. Hasil optimal berdasarkan kendala-kendala yang

ada dari alokasi sumber daya yang dimill1faatkan sepelii ganclum, air,

listrik, kapasitas penampungan tepUllg, Jam ke~ja, clan kapasitas Mill.

Pencapaian target procluksi suclah tepat pacla sasaran yaitu jumlah

procluksi lebih bcsar c1ari pcrmintaan tcpung terigu. Berdasarkan hal

tersebut bahwa pada saat procluksi permintaill1 mengalami penambahan.

Pencapaian nilai optimal memberikan manfaat buat perusahaan c1ari

pemakaian sllmber c1aya sampai fungsi tujuan sehingga efektivitas penanganan

produksi dapat c1ilihat berdasarkan nilai-nilai optimal dan pengamatan terhaclap

procluk.

6.2 Saran

Penelitian mengenai efektivitas penanganan produksi yang c1ilaksanakan di

PT.ISM Bogasari Flour Mills, penulis memberikan beberapa saran yang mungkin

dapat bel1TIill1faat bagi perusahaill1 yaitu sebagai berikut.

Page 134: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

I. Pemanfaatan sumber daya penting dalam pelaksanaan produksi dan

pembalasan pengaruh sumber daya, yang dapal meningkatkan produksi

diperhalikan lebih efektif saat proses dilakukan guna menghindari

kerusakanJ cacat terhadap produk yang dihasilkan dan menambah biaya

produksi. Adapun jenis sumbel' daya yang peka atau memiliki pengaruh

cukup besar adalah bahan baku gandum, air, mesin dan listrik. Target

dapal tercapai apabila lidak menyimpang dari ketentuan dalam produksi,

seperti penambahan air, pencampuran gandum, dan penambahan zat

additive (vilamin).

2. Ketirlaksesuaian procluk c1apat c1ilemukan c1alalll proses, selelah proscs,

pacla proses berikutnya, saal audit clan c1apat juga c1itemukan oleh

pelanggan. Keticlaksesuain tersebut perlu di follow-up dengan tinclakan

perbaikan clan pencegahan agar masalah tersebut lidak muncul kembali.

Untuk itl! tindakan koreklif terhadap proses, c1ilakukan setiap outputs

c1ihasilkan sesuai produk dengan Illencatat kesalahan, mengumpulkan c1ata

pendukung/ catatan sciaIIIa proses, clan menlliiskan penyebab yang

Illelllllngkinkan terjadinya masalah saat proses berIangsung. Dalalll proses

perIu c1iinlerpretasikan oleh manqjer kepacla seJuruh operator procluksi

guna ticlak terulang kesalahan yang membuat procluk rusak atau

menyimpang c1ari ketentuan kualitas.

Page 135: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

DAFTARPUSTAKA

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO). Laporan. Jakarta April2003-2004

Ass?\uri, Sofyan. Manqjemen Produksi dan Operasi., Ed Revisi (Jakarta: FEUI,2004)

Alistair, Annytha. Analisis Pendekatan Struktur-Prilaku-Kinely'a pada IndustriTepung Terigu di Indonesia Pasca Penghapusan Monopoli BULOG(Skripsi). Bogor. Institut Pertanian Bogor, Fakultas Ekonomi danManajemen, 2004

Bogasari News. 18 Maret 2005: 6hlm. http://www.bogasari.eom.PkI09.57 AM

Bogasari Milling Training Center. Milling For Non Milling Personnel.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan. Direktorat Serelia. LaporanKhusus Pengembangan Gandum di Indonesia. Jakarta, 2004 - 2005

Gumbira, Said. Manqjemen Agribisnis., Cet Pertama. (Jakarta: Ghalia Indonesia.Agustus 2001)

Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen., Cet Pertama. (Malang: Bayumedia,Oktober 2003)

Handoko, I-Iani. Dasar-Dasar Manajemen Produhi dan Operasi., Ed ke-l(Yogyakarta: BPFE, 2000)

Wijaya, I-Iendri. Optimalisasi Produksi Tepung Terigu (Skripsi). Bogor. InstitutPertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2003

Mulyono, Sri. Riset Operas!., Ed Pertama (Jakarta: FEUl, 2002)

Dajlil, Naehrowi. Teknik Pengambilan Keputusan., Ed Pertama (Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004)

Render, Barry. Prinsip - Prinsip Manajemen Operasi., Ed Pertama (Jakarta:Salemba Empat, 2001)

Supranto. Metode Ramalan Kuantitati{, Ed ke-4 (Jakarta: Rineka Citra, 2000)

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis., Ed ke-4 (Bandung: Alfabeta, 2002)

Page 136: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

ur Organisasi PT,lndofood Sukses Makmur T~k. Bogasari Flour Milis Jakarta

Deputy CliefOperating OfficerI

Senior Vice President Semor Vice Presidett Senior Vice Presidert Senior Vice P1csidemCO!llIl'.ereial Humln ResourteS Fimnce Manufacturing

I II i I

ce PresideIt Vice Presidtft Vice Presidett Vice Pres:idett Vice Presill-m Vice Presidenl: Vice Presidert Vice President Vice Presidelil Vice President Vice Presickl1W.ml<eting Customer lnfematioml HR ~!lregelrent 1'eDp~ Comptroller Treaswer l"fOlJllllion Operntion Technical Suppcrt QuaJi~ &Pro<:

P.elatiQil Trede& & OJjanizltion Technology Plaming &DeylOOuslrialsaJes AdniJis""tion Dev

GMamger Mareger M,reger !>1anager M2nager M2nager Mareger Mareger M2nager Y.amger

PrixIlIct CR Regi~1 Flour Export General ~on ,_lal Treasury Syistem Mlling Mairtemnce- ProductionGroup I &Grains Affairs: Development Acrouming OperetiOlll Development P1anrung&

Tmding ImtnlOl)' Control

Manager Mamger Manager Mamger Manager Mereger Mamger Mare,,"" M,reger Mamger l'.1anagerSME CRRegion By Product PefSOrlileJ Trai,;ng h!lregelrent !'lIre""i", Information Flour Silo Produttion Product

Relation n Sales A_on Managemert AcCOUliirg TedlllO!ogy & Facility Developrrern. &Budge! Operation Bulk Packing

I

mR~M~ I W.areger Manager Mamger Manag"',J Mamger Mamger Mamger

•.••. ~mIriaI... . .• CR Region • ..lOOusIDai.Seeuri~, Safety People Bussiress Tax ConJiact Database & BleJXli~ AUfOlOOtion Qu,li~

Sales .- .- - ill - .- SalesFire ~~de I Development Sislem &Ucenses Security Silo Bulk & Assu,-aoce &

ControlI I

P3:kning ! I rQualiiy Controi IL.--,:< , , , ! I ! I

Ma~oer Manager Manager Ma~oer MamgerCRRegion 'ulli", Silo l\.1atenal RawMaleriaJ

IV Trailing Stores LogisticsCeilter

ManagerCRRegion

V

l'v1.ana"oerConsumer

Product

Page 137: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

iran 2. Data Produksi Tepung Terigu Tahun 2000 - 2004

MerkTepung Periode Tahunan da1am Metrik Ton (X) & (Y)Total

Terigu 2000 2001 2002 2003 2004

Cakra Kembar 461.404,00 444.935,45 454.497,97- 399.049,86 384.668,13 2.144.555Fsa Flour 160,00 265,03 368,65 456,42 61.690,62 62.941

Segitiga Bim 346.123,00 294.705,69 395.797,29 33.471,12 172.131,62 1.242.229Kunci Bim 41.057,00 48.555,47 51.759,44 25.037,22 107.968,86 274.378Kunci Emas 265,00 11.854,46 19.431,58 20.641,20 83.654,19 135.846

Lencana Merah 378.499,00 433.523,05 404.077,68 231.600,02 326.857,69 1.774.557Payung 0 0 9.652,98 246.669,16 403.386,69 659.709

Medh,m Protein 1.538,00 842,25 1.259,05 1.160,79 47.007,1l 51.807Taj Mahal 15,00 146,03 85,70 76,86 22.596,43 22.920

Segitiga Bijau 0 0 0 82.176,97 13.929,55 96.107

Total 1.229.061,00 1.234.827,43 1.336.930,29 1.040.339,62 1.623.890,89 6.465.049

Sumber: PPIC Bogasari Flour Mills, 2005 (Data diolah)

MerkTepungPerumusan

Basil Perhitungan Hasil PeramalanTerigu b a 2005 2006

Cakra Kembar 6.433.666,08 (199.357,33) (19.935,73) 488.718,27 369.103,87 349.168,14FsaFlour 188.822,16 123.252,63 12.325,26 (24.387.65) 49.563,93 61.889,20

Segitiga Biru 3.726.686,16 (609.217,33) (60.921,73) 43L~}2!94 65.680,54 4.758,81Kunei Biru 823.133,97 110.305,47 11.030,55 21.783,96 87.967,24 98.997,79Kunei Emas 407.539,29 175.565,12 17.556,5 I (25.500,25) 79.838,82 97.395,33

Lencana Merah 5.323.672,32 (305.205,65) (30.520,:>6) 446.473,18 263.349,79 232.829,23

Payung 1.979.126,49 1.053.442,54 105.344,25 (184.091,00) 447.974,53 553.318,78

Medium Protein 155.421,60 91.256,76 9.125,68 (17.015,59) 37.738,47 46.864,14

Taj Mahal 68.760,06 45.093,69 4.509,37 (8.944,10) 18.112,11 22.621,48

Segitiga Hijau 288.319,56 110.036,07 11.003,61 (13.789,52) 52.232,13 63.235,73

Total 19.395.147,69 595.171,97 59.517,20 1.114.458,26 1.471.561,44 1.531.078,63

Sumber: PPIC Bogasari Flour Mills, 2005 (Data diolah)

Page 138: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

iran 3. Data Produksi Tepung Tengu Tahun 2003

;lerk Tepung Produksi Periode Tahun 2003 dalam Metrik TonTerigu Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustu, September Oktober

:akra Kembar 90.466,32 78.113,47 20.124,69 11.656,40 1.243,68 2.367.90 21.520.18 30.369.03 33.422,67 29.765,31

Fsa Flour 16,77 20,04 79,00 53,98 8,54 21,34 17,2 36,77 90,56 41,99

Segitiga Biru 9.675,04 2.401,33 678,85 465,32 788,33 776,54 1.555,62 419,36 2.996,54 3.469,82

Kunei Biro 2.743,01 4.670,59 3.056,75 1.478,50 983,64 845,67 2.544,87 2.926,13 859,32 1.008,53

Kunei Emas 2.359,70 2.415,63 813,46 732,1 652,49 1.569,73 532,15 349,65 2.687,30 1.340,08

eneana Merah 37.000,46 3.450,04 5.465,55 11.365,25 7.400,88 9.510,75 7.465,72 20.432,20 2.003,87 4.568,21

Payung 62.125,51 14.697,35 23.645,04 27.928,83 16.377,91 10.433,10 15.788,37 13.965,44 42.322,46 6.035,68

edium Protein 98,78 125,63 56,3 60,21 146,23 89,29 79,43 29,31 80,21 78,25

Taj Mahal 0 0 3,2 5,63 0 8,1 6,89 15,08 3,25 17,24

egitiga Hijau 2.679,80 5.32] ,34 3.204,16 0 0 34.690,02 21.045,37 9.465,86 0 799,87

Total 207.165,39 111,215,42 57.127.00 53.746,22 27.601,70 60.312,44 70.555,80 78.008,83 84.466,18 47.124,98

lopember Desember Total

25.678,64 54.321,57 399.049,86

29,77 40,46 456,42

3.460,04 6.784,33 33.471,12

1.451,31 2.468,90 25.03722

3.996,00 3.192,91 20.641,201"-; li\O '1 C" 106.836,74 231.600,02.v.,vv,.J.J

5.980,07 7.369,40 246.669,16

59,76 257,39 1.160,79

13,35 4.12 . 76,86

2,100,95 2,869,60 82.176,97

58,870,24 184,145,42 1.040,339,62

Sumber: PPIC Bogasari Flour lvfills. 2005 (Data diolah)

Page 139: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

iran 4. Data Produksi Tepung Terigu Tahun 2004

Merk Tepung Produksi PriodeTahuu 2004 dalam Metrik Ton "

Terigu Januari Februari Maret April Mei Juni JuB Agustus September Oktober

Cakra Kembar 26.872,23 9.015,57 17.243,62 77.215,00 68.062,33 28.737,05 24.749,05 53.813,47 12.293,48 24.331,89

Fsa Flour 0 18,43 66,78 55.875,00 0 2.230,15 1.234,60 586,73 525,50 447,20

Segitiga Biro 26.634,48 29.043,31 27.474,54 13.901,00 16.329,80 211,90 19.032,63 1.228,73 2.959,36 2.612,89

Kunei Biro 2.945,40 2.891,52 9.210,10 56.215,00 7.361,50 3.708,46 4.290,29 5.056,45 6.266,07 5.332,73

Kunci Emas 2.864,33 2.183,28 2.714,45 54.088,00 2.561,12 4.460,25 1.918,52 3.125,15 3.1 12,73 3.282,87

Leneana Merah 15.545,93 17.836,34 11.178,95 175.725,00 14.841,15 17.707,58 13.585,37 2.686,30 472,98 18.788,84

Payung 22.552,80 32.871,53 34.541,80 218.950,00 24.109,98 798,20 11.704,53 12.291,85 17.934,30 859.10

Medium Protein 107,50 129,00 150,50 38.300,00 1.322,20 1.215,45 767,83 1.082,80 1.155,93 593,35. Taj Mabal 5,83 9,72 15,74 20.496,00 356,74 - 792,30 136,87 128,55 301,60

Segitiga Hijau 0 0 0 0 0 0 0 3.290,68 1.976,08 2.698,74

Total 97.528,50 93.998,70 102.596,48 710.765,00 134.944,82 59.069,04 78.075,12 83.299,03 46.824,98 59.249,21

Nopember Desember Total

17.163,62 25.170,82 384.668,13

510,9 195,33 61.690,62

1.582,11 31.120,87 172.131,62

2.786,79 1.904,55 107.968,86

1.366,82 1976.67' Q'2.c:..t:1l. 1.AVJ.v.J'"t,17

12.012,01 26.477,24 326.857,69

16.718,10 10.054,50 403.386,69

1.323,65 858,9 47.007,11

113,98 239,1 22.596,43

3.448,70 2.515.35 13.929,55

57.Q26,68 100.513,33 1.623.890,89

;umber: PPIC Bogasari Flour lviills, 2005 (Data diolah)

Page 140: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

ran 5. Hasil Peramalan Produksi Tepung Terigu Periode Tahun 2005

1erk Tepung Hasil Peramalan Produksi dalam Variasi Musim Bulanan Tabun 2005 .

Terigu Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

:akra Kembar 53.212,47 ~9.371,08 16.917,26 40.293,84 31.373,8~ 28.297,95 20.915,89 38.140,73 20.608,30 24.606,92

Fsa Flour 12,39 28,91 111,52 43.046,27 8,26 3.465,34 962,~7 479,12 474,99 375,86

>egitiga ~iru 11.543,~5 9.994,39 8.948,97 4.564,80 5.440,34 629,44 6.546,16 525,44 1.893,79 1.932,10

Kunei Biro 3.635,98 4.838,20 7.843,75 36.894,93 5.336,68 5.827,83 4.369,04 5.102,10 4.559,64 4.053,82

<unci Emas 3.779,04 3.326,62 2.554,84 39.673,24 2.328,63 8.729,04 1.776,41 2.514,92 4.198,19 3.346,58

mcanaMerah 23.635,62 9.568,37 7.483,52 84.118,23 10.007,28 24.469,56 9.458,64 10.402,31 1.119,24 10.512,04

Payung 57.378,07 ~2.216,83 39.421,76 167.243,82 27.438,44 15.231,13 18.628,27 17.769,66 40.803,01 4.666,40

'dium Protein 157,24 194,98 157,24 29.263,04 1.119,57 1.990,70 647,84 849,12 943,46 512,61

Taj Mohal 4,53 7,55 15,09 16.371,84 285,27 . 13,58 638,45 120,75 105,65 255,08

,gitiga Hijau 1.070,76 2.124,11 1.279,69 0 0 27.704,79 8.405,02 5.092,63 787,83 1.397,21

rotaI 154.429,46 101.671,03 84.733,64 461.470,01 83.338,50 116.359,40 72.348,09 80.996,78 75.494,10 51.658,63

'Iopember Desember Total

19.377,95 35.987,63 369.103,87

417,16 18i,73 49.563,93

1.603,70 12.052,38 65.675,07

2.712,32 2.800,29 87.974,57

3.878,84 3.739.12 '70QACA,..,, /.U""1'J.'1" 1

12.640,78 59.933,96 263.349,53

15.380,46 11.796,66 447.974,53

1.056,68 852,26 . 37.744,76. -101,13 194,71 18.113,62

2.215,51 2.150,22 52.227,78

-59.384,53 129.688,96 1.471.573,13

Imber: PPIC Bogasari Flour Mills, 2005 (Data diolah)

Page 141: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Lampiran 6. Hasi! Olahan Program POMFor Windows Peramalan Produksi

~O",. ... ,·- ...o ---0---

Forecasts

trend linierMethod: Trend Analysis (regress over time) Dala

x

, ---'

2001 2002 2003 2004 2005

Time(x)

Measure Value Future Period ForecastEnor Measures 6 1471561Bias (Mellil Enor) 0 7 1531079MAD (Mean Absolute Deviation) 124,874.95 8 1590596MSE (Mean Squared Error) 29,461,030,912 9 1650113Standard Error (denom=n-2=3) 221,589.08 10 1709630Regression line 11 1769147Demand(y) - 1114458 12 1828665+ 59,517.1875 * Time(x) 13 1888182

Statistics 14 1947699COlTelation coefficient 0.4403 15 2007216Coefficient of detennination (1'''2) 0.1939 16 2066733

17 212625118 2185768

Sumber: PPIC Bogasal'l Flour MIlls, 2005 (Data dlOlah)

Demand Time~A2 x*y Forecast Error IErrorl En'orA 2

(v) (x)2001 1229061 I I 1229061 1173976 550855 55085.5 3.03E+092002.. 1234827 2 4 2469655 1233493 1334.75 1334.75 17815582003 1336930 3 9 4010791 1293010 439205 43920.5 1.93E+092004 1040340 4 16 4161359 1352527 -312187 312187.4 9.75£+102005 1623891 5 25 8119455 1412044 211846.6 211846.6 4.49E+I0TOTALS 6465050 15 55 2.00E+07 0 624374.8 1.47E+ IIAVERAGE 1293010 3 0 124875 2.95E+l0Next period

1471561 (Bias) (MAD) (MSE)forecastIntercept 1114458 Std err 221589.1Slope 59517.19 .

Page 142: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Lampimn 7. Rata-rata Pmduksi AktuaI dan Rata-rata l~roduksi

Ilcrdasmrlmn Pcramalan Bulan .Juni, .Juli, dan Agustus, 2005

NoMerkTepung Peramalan Produksi (Ton)

Rata - rataTCI'igu Juni Juli Agustus

1 Cakra Kembar 28.297,96 20.915,89 38.140,73 29.118,19

2 Fsa Flour 3.465,34 962,37 479,12 1.635,61

3 Segitiga Biru 629,44 6.546,16 525,44 2.567,01

_. 4 Kunci Biru 5.827,83 4.369,04 5.102,10 5.099,66-5 Kunei Emas 8.729,04 1.776,41 2.514,92 4.340,12

6 Lencana Merah 24.469,56 9.458,64 10.402,31 14.776,84

7 Payung 15.231,13 18.628,27 17.769,66 17.209,69

8 Merlium Protein 1.990,70 647,84 849,12 1.162,55

9 Taj Mahal 13,58 638,45 .120,75 257,59

10 Segitiga /-lijau 27.704,79 8.405,02 5.092,63 13.734,15_.-

Total 116.359,37 72.348,09 80.996,78 89.901,41Sumber: PPlC Bogsan Flour MIlls, 2005 (Data dlOlah)

NoMerk Tepllng ProdullSi Aktual (Ton)

Rata - rataTerigu JUlli Jnli Agustus

1 Cakra Kembar 28.J 73,57 25.377,66 25.339,45 26.296,89

2 Fsa Flour 164,15 6,95 0 57,03

3 Segitiga Biru 27.446,46 32.122,48 28.769,50 29.446,15

4 KUllci Biru 5.248,33 3.0J4,92 5.752,69 4.671,98

5 KUllci Emas 1.552,55 545,8 511,73 870,03

6 LCllcalla Merah 21,63 36.238,70 54.724,18 30.328,17

7 Payullg 6.962,53 1.454,55 47,5 2.821,53

8 Medium Protein 0 10.630,98 513,23 3.714,74

9 Taj Mahal 9,J2 0 9,62 6,25

10 Segitiga /-lijau 7.312,63 9.137,80 13.965,73 JO.138,72

Total 76.890,97 118.529,84 129.633,63 108.351,48

Sumber: PPIC Bogasan Flour MIlls, 2005 (Data dlOlah)

Page 143: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Lampiran 8. Pengendalian Kualitas Produk Tepung Terigu BerdasarkanKetetapan SNI, Tahun 1995

Jenis ProdukVkuran Analisis Parameter Low Medium High

Protein Protein ProteinKadar Air (%) J2,5 - 13,00 13,0-13,5 13,0-13,5

Protein ("/0) 7,0 -7,5 min 10 min 13

Kadar Abu (%) Mak~ 0,50 maks 0,50 maks 0,50

Moltase (%) 17 -19 19 -2,35 21-24L Nilai 92,0-93,0 91,S-92,S 99,S-91,S

Minolta Color A Nilai 0,05 ... 0,00 0,10 - 0,15 0,15-0,20B Nilai 7,0 ... 8,5 8,0 ... 9,5 8,0-10,0

Gluten Kadar Gluten ("/0) 19,0"-22,0 " Min 28 min 34Penyerapan air (%) 55,0-- 58,0 60,0-63,0 63,5 -66,0

Farinograph Perkembangan Waktll (Menit) I -- 5 2-8 S-1OStabil (Menit) roaks 8,0 min 10 min 20Perpanjangan (em) maks 16 min 18 min 18

Ekstensograph Tinggi Maksimnm (BU) maks 380 min SOO min6S0

Area maks 70 90-100 130 -160Granulasi Tepung yang dilewatil melalui min 80 min 80 min 80

Sumber : Mill Produksl, 2005

No Jenis Vji Satuan P,ersyaratanKeadaan:Bentuk . SerbllkHalus

I Bau NorinalRasa - NormalWarna - Putih(Y..has Teri!!U)

2Benda Asing . - Tidak E:olehadaSeranilga - Tidak Boleh ada

3 Kehalusam, 1010s ayakan ~ 212 % (db) Min 954 Air % (db) Min 14,SS Abu % (db) MaksO,66 Protein (N x 75) % (db) Min 7,07 Keasaman mgKOH Maks SOl 100 g8 Failing Number detik Min 3009 Zat Besi (fe) mg/kg Min SO10 Seng (Zn) rog/Kg Min 3011 VitBI mg/kg Min2,S

Cemaran Logam :

12Timbal (pb) mg/kg Maks 1,0Raksa (Hg) mg/kg Maks O,OSTembaga(eu) m;;; kg Maks 10Cemaran Mikroba :

13Angka Lempeng Total Kolonil g Maks 10'E.Coli APM/g Maks 10Kaoang Kolonil g Maks 10'

Page 144: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Lampiran 9. Model Matematik dalam lVIeneari Solusi Optimum

Fungsi Tujuan

Min Z = 1.478.686xl -I- 986.172x2 -I- 1.478.993x3 -I- 1.478.983x4 -I- 1.478.7IOx5-1­1.478.438x6 -I- 1.478.629x7 -I- 985.399x8 -I- 985.348x9 -I- 1.478.693xlO

Fungsi Kendala

Pemalmian Bahan BaIrn GandumGandum Ltmak) xl -I- x2 -I- 0,72x3 -I- 0,39x4 -I- 0,53x5 -I- 0,33x6 -I- 0,39 x7 -I- 0,53x8-I- 0,53x9 -I- 1,05xl0 >= 33.013,54GaJ1dum Keras) 1,32 xl -I- 1,32x2 -I- 0,59x3 -I- 0,92x4 -I- 0,79x5 -I- 0,98x6 -I- 0,92x7-I- 0,79x8 -I- 0,79x9 -I- 0,26xl0 >= 85.277,80

Pemalmian ListrikListrik) 55xl -I- 55x2 -I- 55x3 -I- 55x4 -I- 55x5 -I- 55x6 -I- 55x7 -I- 55x8 -I- 55x9 -I­

55x1O >= 209.440

Pemakaian AirAir) 149,8xl -I- 208,5x2 -I- 181,3x3 -I- 180,3x4 -I- 152,3x5 -I- 124,4x6 -I- 144x7 -I­

89,5x8 -I- 81,7x9 -I- 150,6xlO >= 561.671,5

Ketersediaan Penampungan Tepung TeriguSilo Flour) 121,25x1 -I- 121,25x2 -I- 121,25x3 -I- 121,25x4 -I- 121,25x5 -I- 121,25x6-I- 121,25x7 -I- 121,25x8 -I- 121,25x9 -I- 121,25xlO >= 10.416Silo BSBP) 60xl -I- 60x2 -I- 60x3 -I- 60x4 -I- 60x5 -I- 60x6 -I- 60x7 -I- 60x8 -I- 60x9-1­60xl0>= 1.920

Ketersediaan Kapasitas MillKapasitas Mill) 1,32xl -I- 1,32x2 -I- 1,32x3 -I- 1,32x4 -I- 1,32x5 -I- 1,32x6 -I- 1,32x7-1­1,32x8 -I- 1,32x9 -I- 1,32 xlO >= 118.428,8

.~etersediaan Jam Kerja Mesinjam KeIja) 1,19xl >= 1234Jam Kerja) 1,19x2 >= 69Jam Kerja) 1,19x3 >= 109Jam KeIja) 1,19x4>=216Jam KeIja) 1,19x5 >= 184Jarri'i(erja) 1,19x6 >= 626Jam Kerja) 1,19x7 >= 729Jam KeIja) 1,19x8 >= 49Jam Kerja) 1,19x9 >= 10Jam Kerja) 1,19xl0 >= 582

END

Page 145: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

Lampiran 10. Hasil Olahan Linier Programing dalarnt Mencapai ProduksiOptimal

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 10

OBJECTIVE FUNCTION VALUE

1) 0.8995142E+ll

VARIABLE

XlX2X3

"X4X5X6X7X8X9

XIO

ROW

Gandum Lunak)Gandum Keras)Listrik)Air)Silo Four)Silo BSBP)Kapasitas Mill)Jam Ke~ja)

Jam Ke~ja)

Jam Kerja)Jam KeIja)Jam KeIja).Tam Kerja)Jam Kerja)Jam KeIja)Jam Kerja)Jam Kelja)

VALUE

1036.97473126273.029297

91.596642181.512604154.621841526.050415612.605042

41.17647260312.144531

489.075623

SLACK OR SURPLUS

27428.4550780.000000

4725093.50000010302974.00000010867987.0000005381207.500000

0.0000000.000000

31195.9042970.0000000.0000000.0000000.0000000.0000000.000000

71761.4531250.000000

REDUCED COST

0.0000000.0000000.0000000.0000000.0000000.0000000.0000000.0000000.0000000.000000

DUAL PRICES

0.000000-1554.717041

0.0000000.0000000.0000000.000000

-745545.312500-413877.312500

0.000000-415089.031250-414649.500000-414589.906250-414113.125000-414352.000000

-42.8571430.000000

-415268.062500

NO. .ITERATIONS = 10

Page 146: 1JJ/1/P;S - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16497/1/AHMAD...1 a"":",,,~.Sains dan Teknologi DR. ... yang diperoleh nilai produksi Tahun 2005

RANGES IN WIDCH THE BASIS IS UNCHANGED:

OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLECOEF INCREASE DECREASE

Xl 1478686.000000 INFINITY 492514.000000X2 986172.000000 492514.000000 824.000061X3 1478993.000000 INFINITY 493955.937500X4 1478983.000000 INFINITY 493432.906250X5 1478710.000000 INFINITY 493361.968750X6 1478438.000000 INFINITY 492794.625000X7 1478629.000000 INFINITY 493078.875000X8 985399.000000 INFINITY 51.000000X9 985348.000000 51.000000 395139.031250X10 1478693.000000 INFINITY 494169.000000

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLERHS ll\fCREASE DECREASE

Gandum Lunak) 33013.539062 27428.455078 INFINITYGandum Keras) 85277.796875 31960.982422 13893.973633Listrik) 209440.000(100 4725093.500000 INFINITYAir) 561671.500000 10302974.000000 INFINITYSilo Flour) 10416.000000 10867937.000000 INFINITYSilo BSBP) 1920.000000 5381207.500000 INFINITYKapasitas Mill) 118428.796875 23215.248047 31960.982422Jam Kerja) 1234.000000 31195.904297 1233.999878Jam Kerja) 69.000000 31195.904297 INFINITYJam Kerja) 109.000000 52100.781250 109.000000Jam Kerja) 216.000000 95083.921875 216.000000Jam Kerja) 184.000000 71761.453125 183.999985Jam Kerja) 626.000000 87020.156250 626.000000Jam Kerja) 729.000000 95083.921875 729.000000Jam Kerja) 49.000000 71761.453125 49.000000JarnKerja) 10.000000 71761.453125 INFINITYJam Kerja) 582.000000 35880.726562 582.000000