repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/kasyifah...repository.uinjkt.ac.idauthor:...

193
Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel pada Pembelajaran Matematika di SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Kasyifah Fikriyyah 11140170000055 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Konsep Pertidaksamaan

Nilai Mutlak Linear Satu Variabel pada Pembelajaran Matematika di SMA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Kasyifah Fikriyyah

11140170000055

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

i

ABSTRAK

Kasyifah Fikriyyah (NIM: 11140170000055). Desain Didaktis untuk Mengatasi

Learning Obstacle Konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu

Variabel pada Pembelajaran Matematika di SMA. Skripsi jurusan Pendidikan

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2019.

Penelitian ini bertjuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa pada

pertidaksamaan nilai mutlak dan mengatasinya dengan mengembangkan desain

didaktis pembelajaran. Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Falah

Cadas pada tahun pembelajaran 2018-2019. Penelitian menggunakan metode

Didactical Design Research (DDR) dalam tiga tahap, yaitu analisis prospektif,

metapedadidaktik, dan retrospektif. Hasil analisis prospektif menyatakan bahwa

64,44% dari 70 siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang ditemui

meliputi penggunaan definisi nilai mutlak, penentuan himpunan penyelesaian

pertidaksamaan nilai mutlak, dan pertidaksamaan linear satu variabel. Sedangkan

hasil analisis metapedadidaktik menunjukkan kesulitan pada tanda mutlak yang

sebelumnya tidak diprediksi sehingga diberikan antisipasi dengan memberitahukan

kepada siswa bahwa tanda tersebut merupakan tanda mutlak, sementara antisipasi

baru dalam mengatasi kesulitan terkait penyelesaian dari masalah bentuk |x|<a

sehingga diberikan solusi melalui pemberian contoh menggunakan sebuah bilangan.

Selanjutnya analisis retrospektif menghasilkan desain didaktis revisi yang meliputi

penambahan redaksi penugasan berupa keterkaitan dengan jarak yang ada pada garis

bilangan, dan perluasan prediksi respon berikut antsipasinya serta perluasan antisipasi

berupa pemberian contoh. Kesimpulan penelitian adalah desain didaktis yang

diberikan dapat mengatasi kesulitan siswa pada materi pertidaksamaan nilai mutlak

linear satu variabel.

Kata Kunci : Didactical Design Research (DDR), Desain Didaktis, Hambatan

Epistimologis, Pertidaksamaan Nilai Mutlak, Hypothetical Learning Trajectory

(HLT)

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

ii

ABSTRACT

Kasyifah Fikriyyah (NIM: 11140170000055). Didactic Design to Overcome

Obstacle Learning The Concept of the Inequality of Absolute Values of a Variable

Linear in Mathematics Learning in High School. Thesis majoring in Mathematics

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2019.

The purpose of this research is to identify student learning obstacles in inequalities of

absolute value and resolve them by developing didactic learning designs. The

research was conducted at the Aliyah Nurul Falah Cadas Madrasah in the academic

year 2018-2019. The research used the Didactical Design Research (DDR) method in

three stages, namely prospective, metapedadidactic, and retrospective analysis. The

results of prospective analysis state that 52.17% of 70 students got learning

obstacles. Learning obstacles encountered include the use of absolute value

definitions, the determination of the set of resolutions of absolute value inequalities,

and the linear one variable inequality. While the results of the metapedadidaktik

analysis show obstacles in absolute signs that were previously unpredictable so that

they are anticipated by notifying students that the sign is an absolute sign, while new

anticipation in overcoming obstacles related to the settlement of the problem form | x

| <a so that the solution is given a number. Furthermore, the retrospective analysis

resulted in the design of didactic revisions which included the addition of assignment

editors in the form of linkages with the distance in the number line, and the expansion

of predictions of the response and antiplation and expansion of anticipation in the

form of examples. The conclusion of the research is didactic design provided can

resolve student obstacles in inequality of absolute value.

Keywords: Didactical Design Research (DDR), Didactic Design, Epistemological

Barriers, Inequality of Absolute Value, Hypothetical Learning Trajectory (HLT)

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil‘alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt.

Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam nikmat khususnya

nikmat kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurah pada junjungan Nabi Muhammad Saw, beserta

keluarga, sahabat dan insya Allah kepada kita selaku umatnya.

Selama penulisan skrispi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun berkat doa, dukungan dan

dorongan serta keikhlasan hati dari berbagai pihak untuk terus memotivasi penulis,

penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Allah SWT. yang telah memberikan kesabaran yang besar dalam menghadapi

segala ujian dalam proses pembuatan skripsi dan memberikan kemudahan kepada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Zarkoni, M.Si dan Ubaediyah, S.Ag, selaku orang tua penulis yang selalu

memberikan dukungan dan doa serta selalu sabar dengan keluhan-keluhan

penulis.

3. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Dr. Kadir, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu meluangkan waktu

dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama

proses penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu diberkahi Allah SWT.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

iv

7. Ibu Dedek Kustiawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II selalu memberikan

bimbingan, arahan, perhatian dan motivasi selama proses penulisan skripsi ini.

Semoga Ibu selalu diberkahi Allah SWT.

8. Drs. Dindin Shobiruddin, M.Kom., selaku dosen pembimbing akademik semasa

kuliah yang selalu memberikan dukungan kepada mahasiswa yang dinaunginya.

9. Seluruh Dosen serta Staff Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dan bimbingan

selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada

penulis mendapat keberkahan dari Allah SWT.

10. Bapak Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru matematika Madrasah

Aliyah Nurul Falah Cadas yang telah menerima dan memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

11. Teman-teman dari masa SMP dan SMA, Ima, Nanda, Miskey, Cikong, Salsa,

Uplek, Baojet, Bani, Rifdah, yang selalu ada baik dalam suka maupun duka,

teman mencurahkan segala isi hati, dan sebagai malaikat penolong selama masa

perkuliahan.

12. Teman-teman arisan, Diwani, Fifi, Em, Kuni, Ulfah, Mae, Tyas, Novi yang

selalu menghibur di setiap bulannya.

13. Diwani dan Fifi, teman seperjuangan semprop, bimbingan skirpsi sampai sidang

skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan selama perkuliahan, Rifdah, Anis, Eka, Hania, dan

kawan-kawan lainnya Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2013 yang

selalu membantu penulis menjadi rekan belajar bersama dan sudah banyak

memberi kenangan manis bagi penulis selama masa perkuliahan.

15. Adik-adik angkatan 2015, dan 2016 Jurusan Pendidikan Matematika yang selalu

memberikan semangat dan energi positif kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya

dan memberikan perlindungan baik dunia mapun akhirat. Aamiin yaa robbal’alamin.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

v

Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan

skripsi ini. Kritik dan Saran dari siapapun yang membaca skripsi ini akan penulis

terima dengan hati yang lapang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi banyak orang khususnya bagi yang membacanya.

Jakarta, 7 Juli 2019

Penulis

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 5

C. Batasan Masalah................................................................................................. 6

D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 8

A. DESKRIPSI TEORITIK .................................................................................... 8

1. Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel (PtdNMLSV)................... 8

2. Hambatan Belajar (Learning Obstacle) ............................................................ 9

3. Desain Didaktis (Didactical Design) .............................................................. 10

4. Teori Belajar Pendukung................................................................................. 13

B. Kerangka Teori................................................................................................. 18

C. Hasil Penelitian Relevan .................................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 23

B. Metode Penelitian............................................................................................. 23

C. Subjek penelitian .............................................................................................. 26

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 26

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

vii

E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 28

A. Analisis Prospektif ........................................................................................... 28

1. Analisis Learning Obstacle pada Konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear

Satu Variabel (PtdNMLSV) ............................................................................ 29

a. Analisis Hambatan Siswa dalam Memahami dan Mengaplikasikan Definisi

Nilai Mutlak ................................................................................................ 31

b. Analisis Hambatan Siswa dalam Memahami Sifat-sifat yang ada pada

Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel ................................... 34

c. Analisis Hambatan Siswa dalam Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear

Satu Variabel yang Menjadi Salah Satu Prasyarat Nilai Mutlak. ............... 36

2. Repersonalisasi dan Rekontekstualisasi .......................................................... 40

3. Pengembangan Desain Didaktis ...................................................................... 45

B. Analisis Metapedadidaktik ............................................................................... 58

1. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Pertama ........................................ 58

2. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Kedua ........................................... 62

3. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Ketiga........................................... 66

C. Analisis Retrospektif ........................................................................................ 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 78

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 78

B. Saran ................................................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 81

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ..................................................... 23

Tabel 4.1 Persentase Hambatan pada Materi PTdNMSLV ........................................ 29

Tabel 4.2 Hypotetical Learning Trajectory Materi PTdNMLSV ............................... 53

Tabel 4.3 Perubahan Hypothetical Learning Trajectory ............................................. 74

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hasil UN SMA IPA .............................................................................. 1

Gambar 1.2 Hasil UN SMA IPS ............................................................................... 2

Gambar 2.1 Segitiga Didaktis Kansanen Yang Disempunakan Oleh Suryadi ....... 11

Gambar 3.1 Desain Penelitian DDR Pertidaksamaan Nilai Mutlak ....................... 24

Gambar. 4.1 Kesalahan Siswa dalam Memahami Bahwa Nilai Mutlak Harus Positif

............................................................................................................. 32

Gambar 4.2 Kesalahan Siswa yang Hanya Terfokus pada Satu Definisi Nilai

Mutlak ................................................................................................. 32

Gambar 4.3 Kesulitan Siswa Dalam Menggunakan Definisi Untuk Menyelesaikan

Masalah Pertidaksamaan Nilai Mutlak ............................................... 33

Gambar 4.4 Kesulitan Siswa Karena Hanya Menggunakan Satu Definisi Nilai

Mutlak ................................................................................................. 34

Gambar 4.5 Respon Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah a<|x|<b ...... 35

Gambar 4.6 Kesulitan Siswa Membedakan Penyelesaian Masalah untuk |x|<a dan

|x|>a ..................................................................................................... 36

Gambar 4.7 Kesulitan Siswa dalam Mengoperasikan bilangan bulat Soal Nomor 2

............................................................................................................. 37

Gambar 4.9 Kesalahan Siswa Karena Tidak Mengubah Tanda Saat Dikalikan

Dengan (-1) ......................................................................................... 38

Gambar 4.10 Kesalahan Siswa dalam Menggunakan Garis Bilangan ..................... 39

Gambar 4.12 Peta Konsep Nilai Mutlak Linear Satu Variabel pada Buku Teks

Sekolah di MAS Nurul Falah Cadas ................................................... 41

Gambar 4.13 Sajian Konsep Definisi Nilai Mutlak .................................................. 42

Gambar 4. 14 Alur Pembelajaran Pertidaksamaan Nilai Mutlak LSV ...................... 43

Gambar 4.15 Situasi Didaktis Awal Konsep Pertidaksamaan Linear Satu Variabel 46

Gambar 4.18 Situasi Awal untuk Menemukan Konsep Nilai Mutlak ...................... 48

Gambar 4.19 Situasi didaktis awal menemukan konsep definisi nilai mutlak ......... 49

Gambar 4.20 Penugasan Untuk Garis Bilangan........................................................ 49

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

x

Gambar 4.21 Situasi Didaktis Mengenal Notasi Nilai Mutlak ................................. 50

Gambar 4.22 Situasi awal Pertidaksamaan Nilai Mutlak ......................................... 51

Gambar 4.23 Situasi untuk Menemukan Cara Penyelesaian Bentuk |x|<a ............... 51

Gambar 4.24 Situasi Didaktis Untuk Menemukan Cara Penyelesaian |x|>a ............ 52

Gambar 4.25 Situasi untuk Menemukan Cara Penyelesaian a<|x|<b ....................... 52

Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan Siswa Melengkapi Penugasan Untuk Situasi 1 ......... 59

Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan Siswa Menyelesaikan Situasi 1 ................................. 60

Gambar 4.28 Hasil Kerja Siswa Mengerjakan Masalah 3 ........................................ 61

Gambar 4.30 Hasil Pekerjaan Siswa Membuat Sketsa Langkah Demi Langkah Pada

Garis Bilangan ..................................................................................... 63

Gambar 4.32 Hasil Pekerjaan Siswa Menyimpulkan Tabel pada Gambar 4.32 ....... 64

Gambar 4.33 Hasil Pekerjaan Siswa Menggunakan Tanda Nilai Mutlak................. 65

Gambar 4.34 Hasil Pekerjaan Siswa Untuk Pengenalan Nilai Mutlak ..................... 66

Gambar 4.35 Hasil Pekerjaan Siswa Untuk Masalah |x|<4....................................... 67

Gambar 4.36 Hasil Pekerjaan Siswa untuk |x|<a ...................................................... 68

Gambar 4.37 Hasil Pekerjaan Siswa Menyelesaikan |x|>a ....................................... 69

Gambar 4.38 Hasil Pekerjaan Siswa Untuk Masalah Bentuk a<|x|<b ...................... 70

Gambar 4.39 Hasil Pekerjaan Siswa Menyimpulkan Secara Keseluruhan ............... 71

Gambar 4.40 Desain Didaktis Awal Mengenal Penggunaan Tanda Harga Mutlak.. 72

Gambar 4.41 Desain Didaktis Revisi Mengenal Penggunaan Tanda Harga Mutlak 73

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Identifikasi Learning Obstacle .......................... 84

Lampiran 2 Penyelesaian Soal Identifikasi Learning Osbstacle Pertidaksamaan

Nilai Mutlak Linear Satu Variabel .................................................... 86

Lampiran 3 Rekaptulasi Penskoran Learning Obstacle Konsep PtdNMLSV ....... 89

Lampiran 4 Panduan Wawancara Identifikasi Learning Obstacle ....................... 93

Lampiran 5 Desain Pembelajarani ........................................................................ 95

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 113

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa ........................................................................ 122

Lampiran 8 Lembar Observasi Metapedadidaktik .............................................. 133

Lampiran 9 Desain Pembelajaran I (Revisi) ....................................................... 141

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa (Revisi) .......................................................... 155

Lampiran 11 Hasil Wawancara ............................................................................. 166

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ................................................................... 170

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan the queen of science atau ratu dari segala ilmu,

sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

mengembangkan daya pikir manusia1. Matematika juga merupakan ilmu yang

mendasari perkembangan teknologi modern. Perkembangan teknologi dalam

bidang informasi dan komunikasi dilandasi oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Mengingat pentingnya matematika dalam pengembangan informasi, teknologi

dan digital, maka mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa

pada beberapa jenjang pendidikan untuk membekali siswa dengan kemampuan

memahami konsep, berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerja sama dan kemampuan memecahkan masalah. Namun, di

Indonesia matematika merupakan mata pelajaran terendah di antara mata

pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Berikut gambaran statistik rata-rata

siswa pada ujian nasional tahun 20192.

Gambar 1.1

Hasil UN SMA IPA

1 Firmansyah, Pentingnya Matematika Dalam Kurikulum 2013, [online], tersedia di

http://www.sman1subang.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=32, diakses pada

tanggal 16 Juli 2018 2 Kemdikbud. Rekap hasil ujian Nasional (UN) Tingkat sekolah, diaksep pada Juni 2019,

puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/)

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

2

Gambar 1.2

Hasil UN SMA IPS

Data pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai UN Matematika

untuk SMA IPA hanya 39,112 sedangkah pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa

hasil UN mata pelajaran matematika di SMA IPS memiliki rata-rata 34,798.

Berdasarkan kedua grafik, matematika merupakan mata pelajaran yang

memperoleh rata-rata terendah dari mata pelajaran lain yang diujikan dalam ujian

nasional.

Data hasil UN yang menunjukkan rendahnya matematika di antara mata

pelajaran lain yang diujikan dalam ujian nasional kemungkinan dikarenakan

terjadinya hambatan belajar yang dialami siswa pada proses pembelajaran.

Menurut brosseau munculnya hambatan belajar disebabkan oleh tiga faktor yaitu

hambatan epistimologi (pengetahuan siswa yang terbatas), hambatan ontogenik

(kesiapan mental siswa), dan hambatan didaktis (pengajaran pendidik atau bahan

ajar)3. Penelitian ini hanya berfokus pada hambatan epistimologis yaitu kesulitan

yang paling banyak dialami siswa pada proses pembelajaran yang disebabkan

keterbatasan konteks yang diketahui siswa, sehingga saat siswa dihadapkan pada

konteks yang berbeda, siswa kesulitan dalam menyelesaikannya.

Nilai mutlak merupakan salah satu materi yang yang ditemukan memiliki

hambatan epistimologi. Salah satu bentuk hambatan epistimologis adalah

kurangnya pemahaman siswa mengenai definisi nilai mutlak. Menurut Brumfiel

3 G. Brousseau, Theory of Didactical Situation in Mathematic, (Drodrecht : Kluwer Academic

Publisher, 1997), h.86.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

3

konsep nilai mutlak yang biasanya disajikan dalam bentuk piece-wise di

matematika sekolah yaitu {

, dapat membuat siswa

kesulitan karena menggunakan lebih dari satu formula pada sebuah deskripsi

fungsi.4 Selanjutnya menurut Chiarugi dkk “Siswa mengalami kesulitan

menerapkan konsep tersebut ketika beralih dari domain bilangan ke domain

aljabar”.5

Berdasarkan temuan Almog dan Ilany dalam penelitiannya yang berjudul

“Absolute Value Inequalities: High School Students’ Solutions and

Misconceptions” terhadap 481 siswa di kelas X dan XI pada level intermediate

dan advanced di Israel, menyebutkan ada beberapa kesalahan yang dilakukan

siswa pada saat menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan nilai mutlak yang

diakibatkan oleh miskonsepsi siswa terhadap materi tersebut. Kesalahan yang

dimaksud cenderung pada beberapa hal berikut.6

a. Siswa membuat kesalahan yang berhubungan dengan ketidaktepatan

dalam menggunakan konektor logis, misalnya hanya menulis

dan tidak memberi konektor logis di antara ekspresi.

b. Menghilangkan dan mengabaikan tanda nilai mutlak, kemudian

menganggap nilai di dalam tanda mutlak selalu positif.

c. Menggeneralisasi dan melakukan analogi dari persamaan ke

pertidaksamaan secara berlebihan.

d. Menganggap bahwa solusi dari pertidaksamaan hanya berupa bilangan

bulat.

4 Rina Widyaningsih. Desain Didaktis Dengan Pendekatan Multi Representasi Pada Materi

Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu Variabel. Tesis

Universitas Pendidikan Indonesia, 2017, h. 1 5 Ivana Chiarugi, Grazia Fracassina and Fulvia Furinghetti, Learning Difficulties Behind The

Notion Of Absolute Value, jurnal Dept Mathematics - Univ.of Genoa (Italy), h. 2 6 Nava Almog dan Bat-Sheva Ilany, Absolute value inequalities: high school students’ solutions

and misconceptions, H. 353

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

4

e. Siswa gagal dalam membedakan positif dengan non-negatif dan

negative dengan non-positif.

f. Kesalahan dalam menggunakan domains pada garis bilangan.

g. Kesulitan dalam memecahkan pertidaksamaan yang solusinya adalah

“himpunan kosong”.

Pengembangan bahan ajar yang baik dan benar dapat mengatasi hambatan-

hambatan pada materi pertidaksamaan nilai mutlak yang telah dipaparkan. Dalam

pembuatan bahan ajar, guru memiliki peran yang sangat penting karena guru

mengetahui dimana letak kesulitan-kesulitan yang siswa hadapi dalam

mempelajari pertidaksamaan nilai mutlak. Bahan ajar yang dibuat guru sudah

seharusnya bukan bahan ajar konvensional yang mengajarkan siswa untuk

mencatat, menghapal, dan mengingat, jika seperti itu ada kemungkinan akan

terjadi learning obstacle. Pembuatan bahan ajar salah satunya dapat dilakukan

dengan penelitian desain didaktis dengan antisipasi respon siswa selama

pembelajaran dimana antisipasi tersebut berdasarkan kesulitan siswa yang telah

teridentifikasi sebelumnya.

Desain didaktis merupakan rancangan pembelajaran berupa bahan ajar yang

dikembangkan berdasarkan penelitian analisis kesulitan, miskonsepsi atau

learning obstacle yang telah ditemukan sebelumnya pada proses pembelajaran

matematika. Desaain didaktis dirancang dengan tujuan dapat mengurangi learning

obstacle yang telah ditemukan sebelumnya terutama pada epistemological

obstacle, sehingga siswa memahami konsep suatu materi dalam matematika

secara utuh. Bahan ajar desain didaktis dibuat melalui serangkaian situasi didaktis

beserta prediksi respon dan antisipasinya. Learning obstacle yang dialami siswa

diharapkan dapat dikurangi dengan menggunakan desain didaktis ini sehingga

tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai dengan sempurna.

Susunan rancangan pembelajaran pada pengembangan desain didaktis ini

dilakukan dalam tiga fase proses berpikir guru dalam konteks pembelajaran yaitu

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

5

sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran berlangsung, dan setelah

pembelajaran.7 Ketiga fase tersebut akan dijelaskan sebagi berikut.

1. Fase pertama, yaitu sebelum pembelajaran, guru menyusun kajian materi,

analisis materi dan identifikasi learning obstacle siswa.

2. Fase kedua yaitu saat pembelajaran berlangsung yang artinya

mengimplementasikan desain didaktis yang sudah dibuat pada fase

pertama.

3. Fase ketiga yaitu setelah pembelajaran, guru menganalisis alur

pembelajaran hipotetik dan hasil analisis dari fase kedua.

Berdasarkan dengan pemaparan di atas, penulis ingin mencoba untuk

melakukan penelitian dengan membuat desain pembelajaran untuk materi

pertidaksamaan nilai mutlak dimana pembelajaran berpusat pada siswa sehingga

pelajaran dapat lebih bermakna dan diserap oleh siswa. Judul dari penelitian

adalah “Desain Didaktis untuk Mengatasi Learning Obstacle Konsep

Pertidaksamaan Nilai Mutlak dari Bentuk Linear Satu Variabel pada

Pembelajaran Matematika di SMA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi

adalah sebagai berikut.

1. Siswa kesulitan menentukan hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu permasalahan dalam soal matematika.

2. Siswa kesulitan memahami definisi dari pertidaksamaan nilai mutlak.

3. Siswa kesulitan memahami konsep pertidaksamaan nilai mutlak.

4. Siswa kesulitan memecahkan soal pertidaksamaan nilai mutlak.

7 Didi Suryadi, Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian Dari Sudut Pandang Teori Belajar dan

Teori Didaktik, makalah pada Seminar Nasional di UNP, 9 Oktober 2010, H. 6

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

6

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, diperoleh

batasan masalah sebagai berikut.

1. Fokus materi pada penelitian ini adalah materi pertidaksamaan nilai

mutlak.

2. Penyusunan desain didaktis dalam pembelajaran matematika pada materi

pertidaksamaan nilai mutlak berdasarkan learning obstacle yang bersifat

epistemologis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,

maka rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut.

1. Bagaimana learning obstacle siswa, alur pembelajaran dan desain

didaktis pada konsep pertidaksamaan nilai mutlak?

2. Bagaimana respon siswa terhadap implementasi desain didaktis materi

pertidaksamaan nilai mutlak yang telah disusun?

3. Bagaimana desain didaktis hasil revisi sebagai perbaikan dari desain

didaktis yang telah diimplementasikan?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi learning obstacle yang terkait dengan konsep

pertidaksamaan nilai mutlak, menyusun alur pembelajaran, dan menyusun

desain didaktis terkait konsep pertidaksamaan nilai mutlak berdasarkan

learning obstacle yang terdeteksi.

2. Menganalisis respon siswa terhadap implementasi desain didaktis konsep

pertidaksamaan nilai mutlak yang telah disusun.

3. Menyusun desain didaktis revisi sebagai perbaikan dari desain didaktis

yang telah diimplementasikan.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

7

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu dalam memahami materi

pertidaksamaan nilai mutlak agar tidak terjadi kesalahan yang samadalam

pembelajaran matematika berikutnya.

2. Bagi guru matematika, penelitian ini diharapkan dapat menciptakan

pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa melalui penelitian desain

didaktis, khusunya pada pokok bahasan pertidaksamaan nilai mutlak.

3. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lanjutan terkait

pengembangan desain pembelajaran materi nilai mutlak ataupun

penelitian lain yang relevan.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. DESKRIPSI TEORITIK

1. Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel (PtdNMLSV)

Guna memberikan jaminan bahwa sesuatu nilainya selalu positif diberikan

suatu pengertian yang sering kita namakan harga mutlak atau nilai mutlak. Jadi,

harga mutlak atau nilai mutlak adalah suatu konsep dalam matematika yang

menyatakan selalu positif.8 Misalnya untuk jarak dan rentang waktu.

Nilai mutlak suatu bilangan real x, dinyatakan oleh , didefinisikan

sebagai

jika

jika

Definisi dari dua pagar ini perlu dikaji secara seksama. Perhatikan bahwa

definisi ini tidak mengatakan bahwa karena nilai dari selalu tak

negatif.9

Pertidaksamaan nilai mutlak adalah suatu pertidaksamaan yang variabelnya

berada di dalam tanda mutlak. Jika , maka jarak antara dengan titik-asal

harus lebih kecil dari 3. Dengan perkataan lain, haruslah secara simultan lebih

kecil dari 3 dan lebih besar dari -3; yaitu . Sebaliknya, jika ,

maka jarak antara dengan titik asal haruslah paling sedikit 3. Ini dapat terjadi

jika atau . Ini merupakan kasus-kasus khusus dari pernyataan-

pernyataan umum berikut yang berlaku ketika .10

8 Yuliatun Aisyah, Matematika SMK/MAK Kelas X, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 25

9 Dale Varberg, Edwin J. Purcell dan Steven E. Rigdon, Kalkulus, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2010), h. 11-12 10

ibid

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

9

Adapun bentuk Pertidaksamaan nilai mutlak yang dibahas dalam desain

didaktis ini adalah PtdNM bentuk linear satu variable, meliputi

.

2. Hambatan Belajar (Learning Obstacle)

Dalam ruang hidup, siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai, didorong

oleh motif hidupnya sehingga ia berupaya melakukan sesuatu untuk mencapai

tujuan itu.11

Namun dalam mencapai sebuah tujuan dalam pendidikan masih

terdapat kesulitan yang dihadapi siswa dalam menjalankan pembelajaran di

kelas. Kesulitan – kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran disebabkan oleh

adanya hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran atau disebut sebagai

hambatan belajar (learning obstacles).

Menurut Brousseau terdapat tiga faktor learning obstacle, yaitu: 12

a. Hambatan ontogenik (ontogenic obstacle), yaitu kesiapan mental siswa.

Ketika pembelajaran yang diberikan dan tingkat berpikir siswa tidak

sejalan dapat memunculkan kesulitan dalam proses memahami suatu

materi. Jika level yang diterima siswa terlalu rendah maka siswa tidak

akan mengalami proses belajar yang sesungguhnya, sebaliknya jika level

yang diterima siswa terlalu tinggi, maka siswa akan mengalami kesulitan

sehingga menimbulkan hambatan belajar pada anak itu sendiri.

b. Hambatan epistimologi (epistemological obstacle), yaitu keterbatasan

konteks yang siswa ketahui saat proses pembelajaran. Dalam hal ini siswa

hanya menerima sebagian konsep, sehingga ketika dihadapkan pada

konteks yang berbeda siswa mengalami kesulitan dalam

menggunakannya.

11

Suyono dan Haryanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2012), h. 81 12

G. Brousseau, Theory of Didactical Situation in Mathematic, (Drodrecht : Kluwer

Academic Publisher, 1997), h.86.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

10

c. Hambatan didaktis (didactical obstacle), yaitu kesalahan pada proses

pembelajaran, baik kesalahan pada guru dalam menyampaikan materi

maupun kesalahan pada bahan ajar serta kurang telitinya siswa dalam

memahami sebuah konsep.

Hambatan-hambatan belajar yang telah dikemukakan di atas dapat diatasi

dengan dibuatnya antisipasi dalam desain pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan

dengan membuat rancangan desain didaktis. Rancangan desain didaktis dapat

memprediksi adanya learning obstacle yang mungkin muncul sehingga learning

obstacle tersebut dapat dikurangi melalui desain didaktis.

3. Desain Didaktis (Didactical Design)

Didaktik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari berbagai hal yang

dilakukan guru berkaitan dengan apa isi materi, bagaimana mempelajari dan

mengajarkannya, serta bagaimana mengembangkan sudut pandang terhadap isi

materi pelajaran yang diajarkan.13

Dalam pembelajaran di kelas seorang guru

harus menyiapkan sebuah bahan ajar yang baik untuk diimplementasikan pada

saat terjadinya proses belajar-mengajar di kelas. Selanjutnya pada konferensi

norma08 desain didaktis didefinisikan sebagai penelitian yang mencakup proses

perencanaan, penyampaian dan evaluasi pendidikan konkrit serta perbaikannya.14

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa desain didaktis adalah rancangan suatu

urutan pembelajaran dan lingkungan belajar yang terfokus pada suatu topik tertentu

yang dianalisis agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan mampu mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Kansanen terdapat dua hal penting dalam pembelajaran yaitu

hubungan antara siswa-materi dan hubungan antara guru-siswa. Kansanen

menggambarkan hubungan antara guru – siswa – materi sebagai sebuah segitiga

13

Didi Suryadi,dkk., MONOGRAF DIDACTICAL DESIGN RESEARCH (DDR), (Bandung:

RIZQI PRESS, 2016), h. 1 14

Michele Artigue, Didactical Design in Mathematics Education, Université Paris Diderot –

Paris 7, France, 2009, h. 1

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

11

didaktik yang memuat hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta

hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Namun ilustrasi segitiga

didaktik dari Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam

konteks pembelajaran.15

Pada segitiga didaktis Kansanen perlu ditambahkan suatu hubungan

antisipatif guru-materi yang selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis

dan Pedagogis (ADP) karena pada saat seorang guru merancang sebuah situasi

didaktis, guru perlu memikirkan prediksi respon siswa atas situasi tersebut serta

antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru. Antisipasi tersebut tidak

hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan tetapi juga hubungan guru-

siswa baik secara individu maupun kelompok atau kelas.16

Atas dasar hal

tersebut, maka sebagaimana diilustrasikan pada gambar segitiga didaktis

Kansanen yang dimodifikasi berikut ini

Gambar 2.1

Segitiga Didaktis Kansanen Yang Disempunakan Oleh Suryadi

Peran guru yang paling utama dalam konteks segitiga didaktis ini adalah

menciptakan suatu situasi didaktis (didactical situation) sehingga terjadi proses

belajar dalam diri siswa (learning stituation). Ini berarti bahwa seorang guru

selain perlu menguasai materi ajar, juga perlu memiliki pengetahuan lain yang

15

Didi Suryadi, Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran

Matematika, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika

STKIP Siliwangi Bandung, h. 4 16

Ibid, h. 5

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

12

terkait dengan siswa serta mampu menciptakan situasi didaktis yang dapat

mendorong proses belajar secara optimal. Dengan kata lain, seorang guru perlu

memiliki kemampuan untuk menciptakan relasi didaktis (didactical relation)

antara siswa dan materi ajar sehingga tercipta suatu situasi didaktis ideal bagi

siswa.17

Metapedadidaktik dapat diartikan sebagai kemampuan guru untuk: (1)

memandang komponen-komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu

ADP, HD, dan HP sebagai suatu kesatuan yang utuh, (2) mengembangkan

tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan

siswa, (3) mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat

tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan, (4) melakukan tindakan

didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju

pencapaian target pembelajaran.18

Pada hakekatnya metapedadidaktik merupakan strategi yang dapat

digunakan guru untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta mengaitkan proses

berpikir pada peristiwa sebelum pembelajaran (antisipasi didaktis dan

pedagogis), pengetahuan yang diperoleh pada peristiwa pembelajaran, dan hasil

refleksi pasca pembelajaran. Hal tersebut akan menjadi suatu strategi yang

sangat baik untuk melakukan pengembangan diri sehingga kualitas pembelajaran

dari waktu ke waktu senantiasa dapat ditingkatkan. Dengan kata lain,

metapedadidaktik pada dasarnya merupakan suatu strategi pengembangan diri

menuju guru matematika profesional.19

Mengingat bahwa proses berpikir guru terjadi dalam tiga fase yaitu

sebelum pembelajaran, saat pembelajaran dan sesudah pembelajaran, maka

ketiga proses tersebut sebenarnya dapat diformulasikan sebagai rangkaian

langkah untuk menghasilkan suatu desain didaktis baru. Dengan demikian,

17

Ibid 18

Ibid, h. 9 19

Ibid, h. 11

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

13

rangkaian aktivitas tersebut selanjutnya dapat diformulasikan sebagai Penelitian

Desain Didaktis atau Didactical Design Research (DDR).

Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1)

analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain

Didaktis Hipotetis termasuk ADP, (2) analisis metapedadidaktik, dan (3) analisis

retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis

dengan hasil analisis metapedadidaktik.20

Penelitian desain didaktis ini dilakukan untuk mengurangi hambatan

belajar yang ditemukan pada proses pembelajaran.

4. Teori Belajar Pendukung

Memahami teori tentang bagaimana orang belajar serta kemampuan

menerapkannya dalam pengajaran matematika merupakan persyaratan penting

untuk menciptakan proses pembelajaran efektif.21

Teori-teori belajar yang dapat

diterapkan dalam desain didaktis pada materi PtdNMLSV ini adalah sebagai

berikut.

a. Teori Belajar Bruner

Bruner mengungkapkan belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan

hasil yang paling baik.22

Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif

jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan susatu

aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-

contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi seumbernya.23

20

Ibid, h. 12 21

Didi Suryadi, Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian Dari Sudut Pandang Teori

Belajar dan Teori Didaktik, makalah pada Seminar Nasional di UNP, 9 Oktober

2010, h. 1 22

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 79 23

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011), h. 33-34

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

14

Ada tiga tahap penyajian dari Bruner, di antaranya sebagai berikut.24

1) Tahap enaktif

Seseorang mengatahui aspek kenyataan tanpa menggunakan

pikiran atau kata-kata. Cara ini terdiri atas penyajian kejadian-

kejadian masa lampau melalui respon-respon motorik.

2) Tahap ikonik

Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar yang mewakili

suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.

3) Tahap simbolis

Memerhatikan proposisi atau pernyataan daripada objek,

memberikan struktur hierarkis (tingkatan) pada konsep-konsep,

dan memerhatikan kemungkinan-kemungkinan dalam suatu cara

yang bersifat kombinasi.

Bruner pun juga mengungkapkan teorema atau dalil dalam mempelajari

konsep matematika, yaitu sebagai berikut25

:

1) Teorema Kontras-Variasi menyatakan bahwa pada pembelajaran

matematika sebaiknya diberikan contoh dan non-contoh kepada

siswa. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu memahami materi

secara baik serta siswa mampu membedakan mana yang termasuk

maupun yang tidak termasuk ke dalam konsep yang sedang

dipelajarinya tersebut.

2) Teorema Konektivitas menyatakan bahwa sebaiknya dalam proses

pembelajaran matematika ada keterkaitan antara konsep yang satu

dengan konsep lainnya.

3) Teorema Konstruksi menyatakan bahwa melakukan konstruksi

sendiri sebagai sebuah representasi dari konsep yang sedang

24

Ratna Wilis Dahar, Op.cit, h. 78 25

Karso dkk, Pendidikam Matematika I, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),

h. 1.15-1.17

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

15

dipelajarinya adalah cara terbaik dalam mempelajari sebuah

konsep.

4) Teorema Notasi menyatakan bahwa representasi dalam konsep

matematika jika di dalamnya digunakan notasi akan memudahkan

siswa dalam memahaminya. Notasi yang digunakan disini adalah

notasi yang sesuai dengan tingkat kognitif siswa.

Berdasarkan teorema-teorema yang telah dijelaskan, kesulitan dalam

memahami materi pertidaksamaan nilai mutlak dapat diatasi oleh teori

Brunner. Misalnya, untuk kesulitan memahami definisi nilai mutlak dapat

diatasi dengan pembelajaran menggunakan teorema konstruksi dan notasi.

b. Teori Belajar Ausubel

Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya

informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif seseorang.26

Faktor terpenting yang memengaruhi belajar

ialah apa yang telah diketahui siswa. Agar terjadi belajar bermakna, konsep

baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah

ada dalam struktur kognitif.27

Jadi, untuk menciptakan proses belajar yang

bermakna, guru perlu menciptakan pembelajaran dimana siswa tidak

kesulitan dalam menyerap dan mengaitkan informasi yang didapat dengan

pengetahuan kognitif yang telah dimiliki sebelumnya.

Kesulitan siswa dalam materi nilai mutlak pada operasi bilangan bulat,

aljabar dan penentuan himpunan penyelesaian dapat diatasi dengan

menggunakan teori belajar Ausubel yakni diberikan suatu pembelajaran yang

bermakna mengenai konsep pertidaksamaan linear satu variabel sehingga

siswa tidak akan kesulitan saat mengaplikasikan materi tersebut ke dalam

materi nilai mutlak.

26

Ratna Wilis Dahar, Op.cit, h. 95 27

ibid, h. 100

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

16

c. Teori Belajar Piaget

Teori belajar Piaget terkadang disebut teori konstruktivis atau

konsturktivisme yaitu perspektif teoritis yang menyatakan bahwa para

pembelajar mengonstruksi alih-alih menyerap pengetahuan berdasarkan

pengalaman-pengalaman mereka28

. Menurut Piaget, setiap individu

mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual29

sebagai berikut.

1) Sensori-motor (0-2 tahun)

Selama periode ini anak mengatur alamnya dengan indra (sensori)

dan tidakannya (motor).

2) Pra-operasional (2-7 tahun)

Anak pada tingkat pra-operasional tidak mempunyai kemampuan

untuk memecahkan masalah yang memerlukan berpikir reversible.

Selain itu anak-anak pada tingkat ini juga bersifat egosentris, yang

berarti anak itu mempunyai kesulitan untuk menerima pendapat

orang lain. Selanjutnya anak pra-operasional lebih memfokuskan

diri pada aspek statis tentang suatu peristiwa daripada transformasi

dari satu keadaan pada keadaan lain.

3) Operasional konkret (7-11 tahun)

Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Bila

menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan presepsi, anak

dalam priode ini memilih keputusan logis dan bukan keputusan

perseptual. Anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak,

seperti hipoteis dan proposisi verbal.

4) Operasional formal (>11 tahun)

Pada periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi

konkretnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks.

28

Jeanne Ellis Ormrod, Edisi Keenam Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008), h.41 29

Ratna Wilis Dahar, Op.cit, h. 136

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

17

Dalam terminologi Piaget, hal-hal yang dipelajari dan dapat dilakukan

anak-anak diorganisasikan sebagai skemata. Skemata merupakan kumpulan

tindakan dan pikiran yang serupa, yang digunakan secara berulang dalam

rangka merespons lingkungan. Piaget berpendapat bahwa ilmu pengetahuan

dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan

akomodasi sesuai denga skemata yang dimilikinya30

. Asimilasi adalah

proses merespons suatu peristiwa baru sesuai dengan skema yang sudah ada.

Sedangkan akomodasi merupakan proses merespons suatu peristiwa baru

dengan memodifikasi suatu skema yang telah ada atau dengan membentuk

suatu skema baru.31

d. Teori Vygotsky

Menurut Vygotsky, belajar dapat membangkitkan berbagai proses

mental tersimpan yang hanya bisa dioperasikan manakala seseorang

berinteraksi dengan orang dewasa atau berkolaborasi dengan sesama teman.

Pengembangan kemampuan yang diperoleh melalui proses belajar sendiri

(tanpa bantuan orang lain) pada saat melakukan pemecahan masalah disebut

sebagai actual development, sedangkan perkembangan yang terjadi sebagai

akibat adanya interaksi dengan guru atau siswa lain yang mempunyai

kemampuan lebih tinggi disebut potential development. Zone of proximal

development selanjutnya diartikan sebagai jarak antara actual development

dan potential development, yaitu proses yang mampu menjembatani siswa

pada tahapan belajar yang lebih tinggi.32

Menurut John dan Thornton33

, Vygotsky selanjutnya menjelaskan

bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat

berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara

30

Suyono, Op.cit, h. 86 31

Jeanne Ellis Ormrod, Loc.cit 32

Didi Suryadi, Semnas UNP. op.cit., h.2. 33

Ibid, h. 2

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

18

individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama terjadinya

proses interaksi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa, beberapa

kemampuan perlu dikembangkan yaitu: saling menghargai, menguji

kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi

pendapat yang berkembang.

Para ilmuwan telah banyak memikirkan jenis-jenis bantuan yang dapat

membantu anak-anak menyelesaikan berbagai tugas dan aktivitas yang

menantang. Scaffolding seringkali digunakan saat orang dewasa atau

individu yang lebih kompeten memberikan sejumlah bimbingan atau arahan

yang membantu anak melakukan tugas-tugas dalam zona perkembangan

proksimal mereka.34

Kesulitan pada materi pertidaksamaan nilai mutlak dapat diatasi

dengan diberikannya pembelajaran secara berkelompok. Saat masing-

masing siswa berdiskusi untuk menemukan konsep, semua siswa akan

memberikan pendapatnya sehingga proses berinteraksi tersebut

membangkitkan semangat siswa dalam menemukan konsep pertidaksamaan

nilai mutlak. Selain itu pemberian scaffolding dari guru juga dapat

membantu siswa yang kesulitan dalam memahami pertidaksamaan nilai

mutlak.

B. Kerangka Teori

Belajar matematika sangatlah dibutuhkan bagi kehidupan guna meningkatkan

kemampuan seseorang dalam berpikir logis, kreatif, kritis dan sistematis dalam

memecahkan masalah dalam kehidupan. Dengan demikian sudah seharusnya

dilakukan pembelajaran matematika yang baik sehingga kemampuan-kemampuan

yang diharapkan dapat dicapai. Namun, dalam pembelajaran matematika masih

ditemukan kesulitan-kesulitan berupa hambatan belajar atau biasa disebut learning

obstacle.

34

Jeanne Ellis Ormrod, Op.cit, h.63

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

19

Dalam mengurangi hambatan belajar proses pembelajaran di kelas harus

dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif siswa. Menurut Piaget

setiap individu memiliki tingkat perkembangan intelektual35

. Materi pertidaksamaan

nilai mutlak diajarkan pada anak kelas X yang rata-rata umurnya adalah 14-16 tahun.

Umur tersebut masuk ke dalam tingkat operasional konkret. Pada tingkat ini, anak

dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasi yang

lebih kompleks36

. Untuk memahami konsep dari pertidaksamaan nilai mutlak siswa

harus mengetahui dan memahami konsep-konsep dari materi materi sebelumnya

seperti aljabar serta persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Hubungan

pengetahuan sebelumnya (yang sudah ada di benak siswa) dengan pengetahuan baru

sangat berpengaruh pada proses pembelajaran pertidaksamaan nilai mutlak. Hal

tersebut sejalan dengan teori Piaget yang mengatakan bahwa anak-anak belajar

melalui dua proses yang saling melengkapi yaitu asimilasi (proses merespon suatu

peristiwa baru secara konsisten dengan rancangan yang telah dimiliki) dan

akomodasi (proses merespon suatu peristiwa baru dengan memodifikasi suatu

rancangan yang telah ada atau dengan membentuk suatu rancangan baru)37

.

Materi pertidaksamaan nilai mutlak adalah materi yang abstrak sehingga

untuk memperoleh pemahaman konsep tidak dapat dicapai hanya dengan menghapal

atau langsung diberikan informasi begitu saja, namun dapat dicapai dengan belajar

bermakna karena menurut Given terlibat dalam pengalaman yang bermakna

sepanjang hidup sangat penting terutama di awal masa remaja38

. Bagi Ausubel,

belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-

konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang39

.

Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil

35

Ratna Wilis Dahar, Op.cit, h. 136 36

Ibid, h. 139 37

Jeanne Ellis Ormrod, op.cit, h. 41. 38

Barbara K. Given, Brain-based Teaching, (Jakarta: Mizan Media Utama, 2002), h. 228. 39

Ratna Wilis Dahar, op.cit, h. 95

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

20

yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta

pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar

bermakna.40

Tiga tahapan dalam teori Bruner dapat membantu siswa dalam

memahami konsep pertidaksamaan nilai mutlak. Dimulai dari tahap enaktif yaitu

siswa diberikan sebuah masalah dalam bentuk cerita pada kehidupan sehari-hari, lalu

pada tahap ikonik siswa menggambarkan sebuah garis bilangan dari cerita yang telah

diberikan, dan pada tahap simbolik siswa dapat menuliskan simbol nilai mutlak.

Selain itu, teorema-teorema yang diungkapkan Bruner dalam proses pembelajaran

matematika juga dapat digunakan sebagai landasan sebuah pembelajaran dalam

menemukan konsep dari nilai mutlak.

Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu interaksi antara siswa-siswa dan guru-

siswa. Sebagaimana yang dikatakan Vygotsky, belajar dapat membangkitkan

berbagai proses mental tersimpan yang hanya bisa dioperasikan manakala seseorang

berinteraksi dengan orang dewasa atau berkolaborasi dengan sesama teman41

.

Interaksi tersebut dapat dirancang dalam sebuah pembelajaran kooperatif atau

belajar secara berkelompok di mana siswa membagi pengetahuannya masing-masing

kepada teman satu kelompoknya untuk memahami konsep materi pertidaksamaan

nilai mutlak. Sedangkan guru memiliki peran dalam menciptakan situasi didaktis

sehingga terjadi proses belajar yang optimal. Tidak hanya itu, guru juga berperan

dalam memberikan scaffolding kepada siswa.

Seperti yang dikatakan oleh Suryadi bahwa terdapat tiga proses berpikir guru

yaitu sebelum pembelajaran, saat pembelajaran dan setelah pembelajaran. Ketiga

proses tersebut jika dikaitkan dengan tahapan penelitian desain didaktis dapat

dijelaskan sebagai berikut. 42

1. Pada fase sebelum pembelajaran, guru menyusun kajian materi, analisis

materi dan identifikasi learning obstacle siswa. Materi ditentukan oleh guru

40

Ibid, h. 79. 41

Didi Suryadi, Semnas UNP. op.cit., h.2. 42

Ibid, h. 12

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

21

lalu dikaji soal-soal yang akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui

hubungan siswa dengan materi yang telah dipilih dan juga untuk

mengidentifikasi learning obstacle dengan menganalisis soal-soal tersebut

yang telah dijawab oleh siswa. Hasil dari identifikasi tersebut menjadi

landasan guru dalam membuat rancangan situasi didaktis beserta prediksi

respon dan antisipasinya.

2. Fase kedua yaitu saat pembelajaran berlangsung yang artinya

mengimplementasikan desain didaktis yang sudah dibuat pada fase pertama.

Fase ini dapat kita sebut sebagai analisis metapedadidaktik yaitu guru

menganalisis semua aktivitas siswa di dalam kelas.

3. Pada fase ketiga yaitu setelah pembelajaran, guru melakukan analisis

retrospektif yaitu membandingan rancangan dalam desain didaktis hipotetik

dan hasil dari analisis metapedadidaktik. Hal ini dilakukan guna memperoleh

informasi untuk revisi desain.

C. Hasil Penelitian Relevan

1. Almog dan Ilany dalam penelitiannya yang berjudul “Absolute Value

Inequalities: High School Students’ Solutions and Misconceptions” terhadap

481 siswa di kelas X dan XI pada level intermediate dan advanced di Israel,

menyebutkan ada beberapa kesalahan yang dilakukan siswa pada saat

menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan nilai mutlak yang diakibatkan oleh

miskonsepsi siswa terhadap materi tersebut. Kesalahan yang dimaksud

cenderung pada beberapa hal di antaranya43

siswa membuat kesalahan yang

berhubungan dengan ketidaktepatan dalam menggunakan konektor logis,

misalnya hanya menulis dan tidak memberi konektor logis di

antara ekspresi. menghilangkan dan mengabaikan tanda nilai mutlak,

kemudian menganggap nilai di dalam tanda mutlak selalu positif,

43

Nava Almog dan Bat-Sheva Ilany, Absolute value inequalities: high school students’

solutions and misconceptions, h. 353

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

22

menggeneralisasi dan melakukan analogi dari persamaan ke pertidaksamaan

secara berlebihan, menganggap bahwa solusi dari pertidaksamaan hanya

berupa bilangan bulat, siswa gagal dalam membedakan positif dengan non-

negatif dan negative dengan non-positif, kesalahan dalam menggunakan

domains pada garis bilangan, dan kesulitan dalam memecahkan

pertidaksamaan yang solusinya adalah “himpunan kosong”.

2. Penelitian Rina Widyaningsih yang berudul ”Desain Didaktis Dengan

Pendekatan Multi Representasi Pada Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan

Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu Variabel” menggunakan tiga prinsip

dalamdesain didaktik hipotetik. Pertama learning by doing bertujuan supaya

self-shapping yang terjadi akan membawa siswa pada penguasaan konsep.

Kedua, pengetahuan siswa sebelumnya dijadikan bahan utama dalam

perancangan desain untuk setiap pertemuan dengan tujuan siswa lebih mudah

mengkontruksi pengetahuan barunya. Ketiga, konteks masalah dunia nyata

yang digunakan dalam lesson design merupakan masalah yang dekat dengan

pengalaman dan kehidupan siswa sehari-hari supaya siswa menjadi tertarik

sehingga muncul rasa penasaran untuk memecahkan masalah. Implementasi

desain atau uji coba terbatas yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa

desain ini dapat digunakan untuk mengatasi beberapa learning obstacle yang

dimaksud.44

44

Rina Widyaningsih, Desain Didaktis Dengan Pendekatan Multi Representasi

Pada Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk

Linear Satu Variabel, h. 101

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul Falah Cadas khususnya

pada kelas X MIA tahun ajaran 2018/2019. Berikut adalah waktu pelaksanaan

kegiatan penelitian:

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Tanggal Kegiatan Penelitian

9-13 November 2018 Tes identifikasi learning obstacle dan wawancara siswa

19 Februari 2019 Implementasi desain pembelajaran pertidaksamaan linear

satu variabel

20 Februari 2019 Implementasi desain pembelajaran definisi nilai mutlak

21 Februari 2019 Implementasi desain pembelajaran pertidaksamaan nilai

mutlak linear satu variabel

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan suatu proses penemuan dan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data

visual dan naratif yang komprehensif untuk mendapatkan pemahaman tentang suatu

fenomena atau masalah yang menarik perhatian.45

Desain yang akan tercipta dari

metode kualitatif adalah desain yang bersifat umum, fleksibel dan berkembang serta

muncul dalam proses penelitian.46

Desain penelitian kualitatif tidak kaku dan dapat

diubah sesuai dengan perkembangan saat dilakukan di lapangan.

Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini berupa Penelitian Desain

Didaktis (Didactical Design Research). Penelitian Desain Didaktis terdiri dari tiga

45

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantifatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:

prenadamedia group, 2014), h. 330 46

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2015), h.23

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

24

tahapan, yaitu: (1) analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya

berupa Desain Didaktis Hipotesis dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP), (2)

analisis situasi didaktis-pedagogis atau analisis metapedidaktik, (3) analisis

retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis

dengan analisis metapedidaktik.47

Berikut merupakan gambar dari proses penelitian

desain didaktis

Gambar 3.1

Desain Penelitian DDR Pertidaksamaan Nilai Mutlak

47

Suratno, T. (2016). Didaktik dan Didactical Design Research. Dalam D. Suryadi, E.

Mulyana, T. Suratno, D.A.K Dewi, dan S.Y. Maudy (Eds.), Monograf Didactical Design Research.

Bandung: Rizki Press. Hal. 7

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

25

Berdasarkan gambar di atas, tahapan–tahapan yang dilaksanakan dari awal

penelitian, penelitian lanjutan sampai penyusunan laporan penelitian akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Analisis Situasi Didaktis Sebelum Pembelajaran (analisis

prospektif).

a. Menentukan pokok bahasan dalam matematika yang akan menjadi

bahan dalam penelitian, dalam penelitian ini mengenai pokok bahasan

Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel.

b. Menganalisis pokok bahasan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu

Variabel.

c. Repersonalisasi yaitu tahapan dimana peneliti melakukan analisis buku

paket matematika yang digunakan siswa dan bahan ajar yang

digunakan guru pada materi yang akan diteliti.

d. Rekontektualisasi yaitu peneliti mengumpulkan dan menganalisa

konsepsi siswa mengenai materi ajar yang akan diteliti. Hal ini

dilakukan dengan cara wawancara pada siswa dan observasi untuk

mencari tahu cara guru mengajar di kelas (pengamatan

metapedadidaktik) pada materi yang akan diteliti.

e. Mengembangkan instrumen tes, berupa Tes Kemampuan Responden

(TKR) menggunakan rumusan learning obstacles yang dialami siswa

berdasar hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.

f. Mengujikan TKR dan melakukan wawancara semi struktur kepada

siswa yang sebelumnya telah memperoleh materi mengenai

Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel dalam penelitian ini

yaitu kelas XI dan XII.

g. Menganalisis hasil TKR dan hasil wawancara untuk mengidentifikasi

learning obstacle konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu

Variabel.

h. Menyusun desain didaktis yang sesuai dengan learning obstacle

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

26

i. Membuat prediksi respon siswa yang mungkin muncul pada saat

desain didaktis diimlementasikan dan mempersiapkan antisipasi dari

repon yang muncul.

2. Tahap Analisis Metapedidaktis

a. Mengimplementasikan desain didaktis yang telah disusun

b. Menganalisis respon siswa dan antisipasi terhadap respon siswa saat

desain diimplementasikan

3. Tahap Analisis Retrosfektif

a. Melakukan revisi terhadap desain didaktis yang disusun berdasarkan

respon siswa

b. Menyusun laporan akhir penelitian

C. Subjek penelitian

Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah

siswa SMA yang telah mempelajari konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear

Satu Variabel untuk diberikan TKR awal, yakni siswa kelas XI dan kelas XII.

Subjek penelitian kelompok kedua adalah siswa yang akan diberikan pembelajaran

menggunakan desain didaktis konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu

Variabel yakni siswa kelas X.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini adalah melalui studi

literatur dan studi lapangan. Secara khusus, pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan TKR, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Wawancara dilakukan setelah melaksanakan TKR awal. Observasi dilakukan penulis

secara langsung selama pelaksanaan TKR, wawancara, dan implementasi desain

didaktis. Sedangkan dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, buku-buku, dan data lain yang relevan.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

27

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian desain didaktis dilakukan tiga tahapan penelitian, yaitu

analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, analisis metapedadidaktik, dan

analisis retrosfektif. Maka tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, yakni analisis hasil TKR

dan hasil wawancara untuk mengidentifikasi learning obstacle konsep

Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel. Setelah itu dilakukan

penyusunan suatu desain didaktis konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Linear Satu Variabel dalam analisis ini.

2. Analisis metapedadidaktis, yakni analisis situasi dan berbagai respon saat

desain didaktis konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu

Variabel diimplementasikan.

3. Analisis retrosfektif, yakni analisis hasil implemetasi desain didaktis awal

beserta respon – respon siswa yang muncul. Hasil dari analisis

retrosfektif berupa desain didaktis revisi.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

28

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian desain didaktis dilakukan dalam tiga tahapan analisis yang

diformulasikan berdasarkan tahap berpikir guru.48

Tahap pertama adalah melakukan

analisis prospektif yang dilakukan sebelum pembelajaran melalui proses

repersonalisasi dan rekontekstualisasi konsep yang mendasari dalam pengembangan

desain didaktis hipotesis berikut dengan antisipasi pedagogis (ADP). Tahap kedua

adalah analisis metapedadidaktik yang dilakukan saat pembelajaran. Tahap ketiga

adalah analisis retrospektif yang merefleksikan apa yang terjadi selama proses

pembelajaran yang kemudian dikaitkan dengan desain didatis hipotesis. Ketiga

tahapan tersebut merupakan langkah untuk mendapatkan desain didaktis empiric yang

dapat terus diperbaiki, dikembangkan dan disempurnakan.

A. Analisis Prospektif

Analisis prospektif merupakan analisis situasi didaktis yang dilakukan

sebelum pembelajaran dan terdiri dari tiga analisis yaitu analisis learning obstacle

pada konsep pertidaksamaan nilai mutlak yang memetakan dan menguraikan segala

hambatan epistimologis pada konsep pertidaksamaan nilai mutlak, analisis

repersonalisasi dan rekontekstualisasi dimana pada proses ini dilakukan pemaknaan

isi materi pelajaran serta konteks dari pertidaksamaan nilai mutlak dengan

mempertimbangkan learning obstacle serta learning trajectory siswa, dan analisis

ketiga yaitu pengembangan desain dari hasil analisis repersonalisasi dan

rekontekstualisasi. Wujud dari hasil analisis prospektif berupa desain didaktis

hipotesis yang terdiri dari Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dan Lembar Kerja

Siswa.

48

Didi Suryadi, “Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan Karakter Bangsa”, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 27 November 2010., h.3

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

1. Analisis Learning Obstacle pada Konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Linear Satu Variabel (PtdNMLSV)

Dalam membuat bahan ajar yang baik perlu dilakukan identifikasi learning

obstacle (Hambatan Belajar) yang dialami oleh siswa pada konsep yang akan

dipelajari dan pada penelitian ini konsep yang dipelajari adalah konsep

pertidaksamaan nilai mutlak. Learning obstacle yang telah diidentifikasi

kemudian dianalisis untuk bahan pertimbangan dalam mendesain bahan ajar agar

dapat mengatasi kesulitan siswa yang ditemukan setelah dianalisis dan bahan

ajar yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan siswa.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis learning obstacle dengan

langkah pertama memberikan tes kepada beberapa sekolah yaitu SMAN 5

Tangerang Selatan, MAS Nurul Falah Cadas. Siswa yang diberikan tes adalah

siswa yang telah mempelajari materi pertidaksamaan nilai mutlak. Soal tes yang

diberikan terdiri dari 2 soal yang mewakili seluruh konsep yang terkandung pada

pertidaksamaan nilai mutlak. Dari soal-soal tes yang telah diberikan kepada

siswa-siswa teridentifikasi berbagai macam learning obstacle seperti pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.1

Persentase Hambatan pada Materi PTdNMSLV (n=70)

Indikator No.

Soal

Hambatan yang Dialami Peserta

Didik

Presentase

hambatan

/sub

soal

/butir

soal

Memahami

konsep nilai

mutlak

1 Tidak tahu bahwa bilangan asli

merupakan bagian dari bilangan

real

14,29% 41,90%

Lupa bahwa nilai mutlak harus

bernilai positif

18,57%

Tidak memahami definisi nilai

mutlak dengan baik

57,14%

Hanya terfokus pada satu definisi 55,71%

Keliru dalam memahami soal 1f 40,00%

Tidak dapat menyimpulkan bahwa

|n| ≥ |m|, untuk setiap n bilangan

asli dan m bilangan bulat.

65,71%

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Menentukan

pertidaksamaan

nilai mutlak

linear satu

variabel

2 Tidak merubah tanda saat dikalikan

dengan (-)

92,86% 86,98%

Tidak dapat memengoperasikan

aljabar dengan benar

82,71%

Kesalahan dalam mengoperasikan

bilangan bulat

74,29%

Tidak dapat menggunakan definisi

untuk menyelesaikan sebuah

pertidaksamaan nilai mutlak

81,43%

Hanya menggunakan satu dari dua

definisi nilai mutlak yang ada

82,86%

Menyelesaikan masalah |x| > a

dengan menggunakan sifat dari |x|

< a

87,14%

Tidak dapat menggunakan garis

bilangan untuk menentukan

himpunan penyelesaian dengan

baik

98,57%

Tidak dapat menuliskan himpunan

penyelesaian dengan benar

91,43%

Tidak dapat mengerjakan soal

bentuk a < |x| < b

88,57%

Secara keseluruhan dapat dilihat pada table 4.1 bahwa rata-rata hambatan

belajar yang dialami siswa adalah pada soal nomor 1 sebesar 41,90% dan soal

nomor 2 sebesar 86,98%. Dari persentase yang didapat menunjukkan bahwa

masih ada beberapa siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan pada konsep

pertidaksamaan nilai mutlak. Tentunya hal ini perlu menjadi perhatian untuk

mencari penyebab hambatan tersebut dan menjadikannya dasar dan

pertimbangan dalam mengembangkan desain didaktis yang diharapkan dapat

mengatasi hambatan belajar yang dialami siswa tersebut.

Berdasarkan data hasil identifikasi learning obstacle dengan beberapa

subjek terpilih dapat dikelompokkan 3 tipe hambatan siswa pada konsep

pertidaksamaan nilai mutlak, antara lain:

1. Memahami definisi nilai mutlak

a. Kesulitan memahami bahwa nilai mutlak harus positif

b. Kesulitan menggunakan definisi nilai mutlak

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

c. Hanya terfokus pada satu definisi

d. Hanya menggunakan satu dari dua definisi nilai mutlak

2. Memahami teorema-teorema pada pertidaksamaan nilai mutlak

a. Tidak dapat mengerjakan soal bentuk a < |x| < b

b. Menyelesaikan masalah |x| > a dengan menggunakan sifat dari |x| < a

3. Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel yang menjadi salah

satu prasyarat nilai mutlak.

a. Kesulitan mengoperasikan bilangan bulat

b. Kesulitan mengoperasikan aljabar

c. Tidak mengubah tanda (<,>) saat dikalikan dengan (-)

d. Kesulitan menggunakan garis bilangan

a. Analisis Hambatan Siswa dalam Memahami dan Mengaplikasikan

Definisi Nilai Mutlak

Nilai mutlak mempunyai definisi yang harus dipahami siswa dengan

baik karena dalam menyelesaikan permasalahan nilai mutlak membutuhkan

definisi nilai mutlak. Namun beberapa siswa mengalami hambatan dalam

memahami nilai mutlak itu sendiri bagaimana dan definisinya. Kesulitan dan

kesalahan yang peneliti temukan antara lain siswa salah dalam memahami

bahwa nilai mutlak harus positif, kesalahan siswa yang hanya terfokus pada

satu definisi, siswa kesulitan menggunakan definisi nilai mutlak untuk

menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel, dan siswa

yang hanya menggunakan satu dari dua definisi pada permasalahan

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel.

Hambatan belajar yang ditemukan saat analisis learning obstacle

ditemukan dari salah satu siswa yang mengerjakan tes learning obstacle. Jadi

tidak semua siswa mengalami kesulitan-kesulitan yang akan dijelaskan di

bawah ini.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Berikut soal nomor 1 dan jawaban salah satu siswa yang menunjukkan

kekeliruan dalam memahami bahwa nilai mutlak harus positif.

Gambar. 4.1

Kesalahan Siswa dalam Memahami Bahwa Nilai Mutlak Harus Positif

Pada gambar di atas siwa terlihat sudah memahami bawa definisi nilai

mutlak ada dua yaitu jika x<0 maka –x dan x>0 maka x, namun untuk soal

nomor 1 bagian b, pernyataannya seharusnya bernilai salah karena semua

yang dimutlakkan nilainya harus positif dan pada soal tersebut dikatakan

maka x=-2 sedangkan jika -2 disubstitusi ke dalam |x| hasilnya pasti positif

bukan negatif. Siswa sebenarnya sudah mengetahui konsep dari definisi nilai

mutlak yang digunakan, akan tetapi siswa mengalami kesalahan memahami

bahwa nilai mutlak harus positif.

Berikut ini soal nomor 1 dan respon siswa yang melakukan kesalahan

dengan hanya terfokus pada satu definisi

Gambar 4.2

Kesalahan Siswa yang Hanya Terfokus pada Satu Definisi Nilai Mutlak

Pada soal nomor 1 bagian d jawaban seeharusnya adalah bernilai salah

karena ada nilai x yang memenuhi x=-b-a namun siswa hanya terfokus pada

pengoperasian untuk x>0 yaitu x+a=b maka x=b-a padahal ada nilai x=-b-a

untuk x<0. Hal ini terjadi dikarenakan siswa yang hanya terfokus dengan satu

definisi yaitu hanya untuk x>0 dan siswa tidak membaca pernyataan tersebut

mengatakan kata „hanya‟ untuk penyelsaisan |x+a|=b. Hal ini berdasarkan

pendapat Brumfiel yaitu konsep nilai mutlak yang biasanya disajikan dalam

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

bentuk piece-wise di matematika sekolah yaitu {

,

dapat membuat siswa kesulitan karena menggunakan lebih dari satu formula

pada sebuah deskripsi fungsi49

.

Berikut ini soal nomor 2 beserta jawaban siswa yang menunjukkan

kesulitan siswa dalam mengerjakan pertidaksamaan nilai mutlak dengan

menggunakan definisi.

Gambar 4.3

Kesulitan Siswa Dalam Menggunakan Definisi Untuk Menyelesaikan

Masalah Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Soal nomor 1 merupakan permasalahan dari pertidaksamaan nilai

mutlak satu variabel dimana siswa harus menggunakan definisi nilai mutlak

untuk menyelesaikannya atau menggunakan salah satu teorema dari nilai

mutlak yaitu jika |x|<a maka dapat diselesaikan dengan cara –a<x<a namun

pada gambar di atas terlihat siswa tidak menggunakan kedua cara yang sudah

dijelaskan.

49

Rina Widyaningsih. Desain Didaktis Dengan Pendekatan Multi Representasi Pada Materi

Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu Variabel. Tesis Universitas

Pendidikan Indonesia, 2017, h. 1

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Berikut kesalahan siswa yang hanya menggunakan satu dari dua definisi

untuk menyelesaikan masalah dari pertidaksamaan nilai mutlak satu variabel.

Gambar 4.4

Kesulitan Siswa Karena Hanya Menggunakan Satu Definisi Nilai Mutlak

Gambar di atas merupakan jawaban siswa yang menggunakan definisi

nilai mutlak. Terlihat siswa sudah bisa menggunakan definisi nilai mutlak

namun siswa hanya menggunakan satu dari dua yang tercantum pada definisi

yaitu untuk x>0 maka x dan tidak menggunakan untuk x<0 maka –x.

b. Analisis Hambatan Siswa dalam Memahami Sifat-sifat yang ada pada

Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel

Penyelesaian masalah pertidaksamaan nilai mutlak satu variabel dapat

diselaikan dengan menggunakan sifat-sifat atau teorema-teorema yang ada

pada nilai mutlak. Sifat-sifat tersebut meliputi:

a.) Jika |x|<a maka dapat diselesaikan dengan –a<x<a

b.) Jika |x|>a maka penyelesaiannya x<-a dan x>a

c.) Jika a<|x|<b maka penyelesaiannya b<x<a dan a<x<b atau |x|>a dan |x|<b

lalu menggunakan sifat (a) dan (b)

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Hambatan dalam memahami sifat-sifat tersebut disebabkan karena siswa

kesulitan membedakan penyelesaian masalah |x| > a dan |x| < a, serta tidak

dapat mengerjakan soal bentuk a < |x| < b. Berikut merupakan respon siswa

yang kesulitan menyelesaikan soal dalam bentuk a<|x|<b.

Gambar 4.5

Respon Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah a<|x|<b

Gambar 4.9 merupakan hasil jawaban siswa yang berusaha

menyelesaikan permasalahan nomor 2 bagian c dan d yang keduanya

berbentuk a<|x|<b. Berdasarkan gambar tersebut, siswa keliru menyelesaikan

permasalahan tersebut dengan menganggap bahwa soal tersebut menggunakan

penyelesaian –a<|x|<a terlihat saat siswa memberikan tanda (-) pada angka 2

di bagian c dan 4 pada bagian d. seharusnya

Berikut merupakan jawaban siswa untuk nomor 4 beserta kesulitan

siswa membedakan penyelesaian masalah untuk |x|<a dan |x|>a

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.6

Kesulitan Siswa Membedakan Penyelesaian Masalah untuk |x|<a dan |x|>a

Penyelesaian masalah nomor 2 bagian d di atas sudah benar dan siswa

terlihat bisa menyelesaikannya. Namun ada kesalahan yang ditemukan dari

jawabannya yaitu siswa ternyata mengalami kesalahan saat menyelesaikan

bagian untuk |x|>a. Siswa malah menggunakan penyelesaian untuk |x|<a.

dapat dilihat pada gambar di atas pada bagian kirinya. Hal ini dikarenakan

soal yang diberikan selalu soal dalam bentuk |x|<a sehingga siswa hanya

terpaku pada penyelesaian untuk |x|<a.

c. Analisis Hambatan Siswa dalam Menyelesaikan Pertidaksamaan

Linear Satu Variabel yang Menjadi Salah Satu Prasyarat Nilai

Mutlak.

Beberapa siswa mengalami hambatan dalam menyelesaikan

pertidaksamaan Linear Satu Variabel, hal tersebut disebabkan karena siswa

kesulitan mengoperasikan bilangan bulat, mengoperasikan aljabar, tidak

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

mengubah tanda (<,>) saat dikalikan dengan (-), Kesulitan menggunakan garis

bilangan, dan kesulitan menuliskan himpunan penyelesaian.

Berikut contoh soal nomor 2 bagian b beserta kesalahan siswa dalam

menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel saat mengoperasikan

bilangan bulat :

Gambar 4.7

Kesulitan Siswa dalam Mengoperasikan bilangan bulat Soal Nomor 2

Pada soal nomor 2 bagian b siswa benar dalam menggunakan sifat nilai

mutlak dalam menyelesaikan soal tersebut, namun ditemukan kekeliruan

dalam penghitungan pada bilangan bulatnya. Saat kedua ruas dikurangi 1

maka seharusnya menjadi -3 bukan -1 seperti yang tertera pada gambar.

Berikut ini contoh soal nomor 2 beserta kesalahan siswa dalam

menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel saat mengoperasikan

aljabar:

Gambar 4.8

Kesalahan Siswa dalam Mengoperasikan Aljabar

Pada gambar di atas terlihat siswa melakukan kesalahan dalam

menghitung x+2+x+-1 yang seharusnya menjadi 2x+1 namun pada jawaban

tersebut menjadi x-3, hal ini dikarenakan siswa keliru dalam mengopersaikan

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019
Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.10

Kesalahan Siswa dalam Menggunakan Garis Bilangan

Berdasarkan gambar di atas, ditemukan kekeliruan siswa dalam

menggambar garis bilangan. Pada gambar 4.11, penyelesaian untuk

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel sudah sangat benar, namun

saat menuangkannya pada garis bilangan siswa keliru dalam menentukan arah

daerahnya. Untuk x<-3/2 seharusnya arahnya ke kiri namun digambarkan ke

kanan dan untuk x>5/2 seharusnya arahnya ke kanan namun digambarkan

oleh siswa tersebut ke kiri. Kesalahan ini mengakibatkan siswa melakukan

kesalahan saat menuliskan himpunan penyelesaiannya.

Berikut jawaban siswa yang menunjukkan kesalahan saat menuliskan

himpunan penyelesaian.

Gambar 4. 11

Kesalahan Siswa dalam Menuliskan Himpunan Penyelesaian

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Berdasarkan yang ada pada gambar 4.12 dan yang sudah dijelaskan

yaitu kesalahan yang dilakukan siswa pada garis bilangan membuat siswa

salah pula dalam menuliskan himpunan penyelesaian padahal perhitungan

yang dilakukannya sudah sangat benar. Namun bukan hanya karena kesalahan

yang dilakukan saat menggambar garis bilangan, beberapa siswa bahkan tidak

menuliskan himpunan penyelesaian dengan atau tidak menggambar garis

bilangannya.

2. Repersonalisasi dan Rekontekstualisasi

Hal yang perlu dilakukan peneliti sebelum mengembangkan desain didaktis

adalah melakukan proses repersonalisasi dan rekontekstualisasi terlebih dahulu.

Proses repersonalisasi dilakukan dengan mengeksplorasi konsep pertidaksamaan

nilai mutlak dan pemetaan konsep yang akan disampaikan dengan

mempertimbangkan learning obstacle siswa. Lalu, untuk proses

rekontekstualisasi dilakukan dengan mengeksplorasi konteks yang digunakan

untuk memaknasi dan menghubungkan konsep yang akan dipelajari. Hal-hal yang

dipelajari pada proses repersonalisasi dan rekontekstualisasi akan menjadi bahan

yang berharga untuk memprediksi beragam kesulitan siswa dalam mempelajari

konsep pertidaksamaan nilai multak linear satu variabel.

Eksplorasi konsep pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel

dilakukan dengan menganalisis konsep pertidaksamaan nilai mutlak dari beberapa

sumber. Bahan yang dijadikan sebagai sumber adalah buku paket Matematika

Wajib untuk kelas X penerbit pusat kurikulum dan perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud. Buku paket tersebut sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di

sekolah yaitu kurikulum 2013 revisi 2017. Eksplorasi konsep dimulai dengan

menganalisis peta konsep yang disajikan oleh buku tersebut.

Berikut gambar peta konsep dari buku teks matematika yang telah

dieksplorasi:

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.12

Peta Konsep Nilai Mutlak Linear Satu Variabel pada Buku Teks Sekolah

di MAS Nurul Falah Cadas

Berdasarkan peta konsep di atas, cakupan konsep dalam buku paket

matematika tersebut cukup lengkap. Ketika analisis penyajian konsep pada buku

tersebut dilakukan, peneliti menemukan bahwa buku tersebut membahas konsep

nilai mutlak mulai dari masalah kontekstual. Masalah kontekstual tersebut dapat

menuntun siswa untuk dapat menemukan konsep konsep nilai mutlak. Berikut

gambar sajian konsep nilai mutlak.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.13

Sajian Konsep Definisi Nilai Mutlak

Berdasarkan hasil identifikasi learning obstacle, masih banyak siswa

yang kesulitan dalam menentukan penyelesaian dari sebuah pertidaksamaan

linear satu variabelnya. Dengan memposisisikan diri sebagai kelasX, peneliti

berpikir bahwa pertidaksamaan linear satu variabel akan dijadikan konsep

awal untuk memahami konsep dari pertidaksamaan nilai mutlak linear satu

variabel.

Berdasarkan hasil ekplorasi konsep yang telah dilakukan, dibuatlah alur

pembelajaran sebagai berikut:

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4. 14

Alur Pembelajaran Pertidaksamaan Nilai Mutlak LSV

Berdasarkan alur pembelajaran pertidaksamaan nilai mutlak linear satu

variabel yang telah dibentuk, konsep pertama yang dipelajari yaitu

pertidaksamaan linear satu variabel. Pembelajaran konsep PTdLSV ini

dimulai dengan masalah kontekstual yang dekat dengan siswa atau masalah

yang biasa ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada hal ini,

peneliti mengambil konteks “13 tahun ke atas”. Dari konteks yang diberikan

siswa akan mengingat pertidaksamaan linear satu variabel dalam kehidupan

sehari-hari. Setelah itu siswa diberikan lagi konteks “Wahid memiliki 5

kantong kelereng, masing-masing kantong isinya sama. Kakak memberi lagi

12 biji, ternyata banyak kelereng Beni sekarang lebih dari 70”. Dari konteks

tersebut siswa akan belajar menemukan bagaimana bentuk

pertidaksamaannya. Setelah itu siswa akan menyelesaikan pertidaksamaan

tersebut. Kemudian, setelah siswa paham betul dalam menyelesaikan

pertidaksamaan tersebut, maka selanjutnya siswa akan mempelajari langkah-

Eksplorasi konsep

PTdLSV melalui

pemodelan masalah

kontekstual

Definisi nilai

mutlak Tanda nilai mutlak

Sketsa garis

bilangan

Eksplorasi konsep

Nilai Mutlak melalui

pemodelan masalah

kontekstual

Cara menyelesaikan

PTdLSV

Penggunaan garis

bilangan

menentukan

himpunan

penyelesaian dari

PTdLSV

Menentukan cara

Penyelesaian untuk

|x|<a, |x|>a, dan

a<|x|<b

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

langkah menemukan himpunan penyelesaian dari sebuah pertidaksamaan

linear satu variabel.

Setelah siswa memahami konsep PTdLSV, selanjutnya siswa

mempelajari konsep nilai mutlak. Pada awal pengenalan konsep, siswa

diberikan sebuah gambar di mana terdapat tiga mobil yang menuju kea rah

pohon yang berada di antara ketiga pohon tersebut. Hal ini akan membawa

siswa bahwa jarak ke kiri atau ke kanan akan selalu bernilai positif. Setelah

itu, siswa akan menggambar sketsa dari sebuah redaksi yang sudah

dicantukan. Sketsa pada garis bilangan ini untuk membuat siswa paham

bahwasanya pada posisi di titik berapapun jika dihitung jarak dari nol, baik di

titik bilangan positif maupun negative, jarak akan bernilai positif. Kemudian

siswa akan mengenal tanda nilai mutlak dan menghubungkan pengetahuan

sebelumnya untuk menyelesaikan penugasan yang telah disediakan. Hal ini

untuk memahami bahwasanya konsep dari nilai mutlak menggunakan jarak, di

mana nilai mutlak tidak akan negatif. Siswa akan menyimpulkan definisi nilai

mutlak dari yang ia dapatkan secara keseluruhan.

Selanjutnya siswa akan memasuki konsep pertidaksamaan nilai mutlak

linear satu variabel. Pada beberapa buku sudah dijelaskan bahwasanya

terdapat beberapa bentuk pertidaksamaan dalam nilai mutlak yakni |x|<a,

|x|>a, dan a<|x|<b. Masing-masing pertidaksamaan tersebut memiliki cara

penyelesaiannya masing-masing. Pada konsep ini siswa akan menyelesaikan

pertidaksamaan-pertidaksamaan tersebut dimulai dari pertidaksamaan nilai

mutlak yang ada angka riilnya dengan menggunakan definisi nilai mutlak, hal

ini agar siswa tidak terlalu merasa kesulitan dalam menyelesaikannya. Setelah

itu siswa akan menyelesaikan pertidaksamaan-pertidaksamaan tersebut

mengikuti apa yang sudah dikerjakannya. Setelah itu siswa akan menemukan

cara-cara peyelesaiannya dari pertidaksamaan-pertidaksamaan yang sudah

disebutkan di atas. Hal ini dibuat seperti ini agar siswa menemukan sendiri

cara-cara penyelesaian dari bentuk-bentuk pertidaksamaan sehingga jika

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

menemukan soal pertidaksamaan nilai mutlak siswa akan lebih mudah

menyelesaikannya.

3. Pengembangan Desain Didaktis

Desain didaktis dapat dikembangkan berdasarkan learning obstacle yang

dan learning trajectory siswa. Selain itu, peneliti juga mempertimbangan teori-

teori belajar yang terkait dalam pembelajaran konsep pertidaksamaan nilai

mutlak. Tujuan dari pengembangan desain didaktis ini yaitu mengurangi learning

obstacle siswa pada konsep pertidaksamaan nilai mutlak.

Untuk mengurangi learning obstacle siswa pada konsep pertidaksamaan

niali mutlak linear satu variabel, peneliti mengembangkan 3 desain didaktis

masing-masing membahas pertidaksamaan linear satu variabel, definisi nilai

mutlak dan teorema-teorema pada pertidaksamaan nilai mutlak.

Dari ketiga desain didaktis ini, peneliti menggunakan teori Vygotsky, teori

Bruner, teori Piaget, dan teori Ausubel sebagai landasan. Untuk teori Vygotsky

digunakan pada setiap desain yang telah dibuat karena desain ini dirancang untuk

dikerjakan secara berkelompok, selain itu interaksi dari guru dalam membantu

siswa juga menggunakan landasan dari teori Vygotsky ini. Untuk teori Bruner,

Ausubel dan Piaget ada pada penjelasan tiap-tiap desain di bawah.

a. Desain Didaktis Pertidaksamaan linear satu variabel

Desain ini dikembangkan khususnya untuk mengatasi learning obstacle

siswa yang ditemukan peneliti yaitu kesulitan siswa menggunakan

pertidaksamaan linear satu variabel pada saat menyelesaikan soal nilai mutlak

diantaranya saat mengoperasikan bilangan bulat, mengoperasikan aljabar,

mengubah tanda saat dikalikan dengan -1, menggambar garis bilangan dan

menuliskan himpunan penyelesaian. Desain didaktis ini dibuat untuk

memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah nilai mutlak terutama pada

pertidaksamaan nilai mutlak. Untuk mengingatkan konsep dari

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

pertidaksamaan itu sendiri, guru memberikan situasi didaktis berikut sebagai

dasar bagi siswa dalam memahami konsep pertidaksamaan linear satu variabel

Gambar 4.15

Situasi Didaktis Awal Konsep Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Berdasarkan gambar di atas, guru memberikan situasi konkret yang

menunjang siswa untuk memahami konsep pertidaksamaan linear satu

variabel. Siswa diminta untuk mengamati kata 13 tahun kemudian menuliskan

maksud dari kata-kata tersebut. Kemungkinan jawaban siswa akan sejenis

hanya akan berbeda pada penggunaan kata-katanya. Selanjutnya siswa akan

diminta untuk menuliskan model matematika dari makna kata 13 tahun ke

atas. Dengan begitu siswa harus menentukan variabel dan menentukan bentuk

pertidaksamaan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan teori belajar Bruner

pada teorema konstruksi.

Desain ini bertujuan untuk mengingatkan siswa mengenai penggunaan

tanda pertidaksamaan yang benar jika dikaitkan dengan permasalahan

kontekstual. Selanjutnya diberikan situasi kedua yang masih mirip dengan

situasi 1 namun lebih kompleks

Gambar 4.16

Situasi 2 dalam desain didaktis pertidaksamaan linear satu variabel

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Berdasarkan situasi di atas, siswa diharapkan dapat membuat pemodelan

matematika yang benar karena hanya mengulang dan sedikit ditambahkan dari

situasi 1. Desain ini berdasarkan Teorema konstruksi pada teori Bruner yang

bertujuan agar siswa dapat menyusun dan merepresentasikan sendiri

pengetahuannya melalui situasi konkret. Desain ini juga berdasarkan teori

Piaget yaitu pada proses skemata dimana siswa mengidentifikasi situasi 2.

Setelah terbentuk model, siswa harus menyelesaikan pertidaksamaan yang

terbentuk dengan menggunakan pengetahuannya yang telah didapatkan saat

SMP dulu. Selanjutnya diberikan soal-soal pertidaksamaan linear satu

variabel yang harus dikerjakan oleh siswa untuk lebih mengingat dalam

operasi aljabar, opersai bilangan bulat, penggunaan garis bilangan dan

menuliskan Himpunan Penyelesaian.

Gambar 4.17

Soal-soal yang Memenuhi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

Pada soal-soal tersebut siswa akan mengingat bagaimana menyelesaikan

soal-soal tersebut dengan menggali pengetahuan yang telah didapatnya saat di

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

SMP. Desain ini berdasakan teori Piaget pada proses asimilasi karena siswa

menggunakan skema yang sudah didapatkan dalam menyelesaikan

permasalahan tersebut.

Kegiatan ini diakhiri dengan siswa diminta menyimpulkan langkah-

langkah dalam menentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan

linear satu variabel oleh guru. Desain ini sesuai dengan teori Ausubel

mengenai belajar bermakna dan teori Bruner pada teorema konstruksi.

Dengan desain ini siswa mengingat kembali konsep-konsep pada PTdSLV

dan siswa akan lebih mudah memahami dan menyelesaikan soal-soal nilai

mutlak karena siswa mengalami pembelajaran bermakna pada desain ini.

b. Desain didaktis definisi nilai mutlak

Desain ini dikembangkan khususnya untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam memahami definisi nilai mutlak. Kesulitan-kesulitan yang berkaitan

dengan definisi nilai mutlak telah dijelaskan di atas.

Sebagai apersepsi, guru memberikan situasi didaktis berikut sebagai dasar

bagi siswa dalam menemukan konsep dari definisi nilai mutlak:

Gambar 4.18

Situasi Awal untuk Menemukan Konsep Nilai Mutlak

Berdasarkan gambar di atas, disajikan gambar dimana ada 3 mobil yang

berlawanan arah akan menuju pohon. Siswa diminta untuk mengamati gambar

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

tersebut lalu menuangkan apa yang diamatinya ke dalam tabel. Guru

membimbing siswa untuk menemukan perbedaan arah setiap mobil ke pohon.

Hal ini berdasarkan teori Vygotsky yaitu guru berinteraksi dalam membantu

siswa.

Gambar 4.19

Situasi didaktis awal menemukan konsep definisi nilai mutlak

Gambar di atas merupakan situasi kedua untuk menemukan konsep nilai

mutlak. Dari masalah tersebut siswa ditugaskan untuk membuat sketsa

langkah-langkah pada masalah ke dalam garis bilangan. Untuk kelompok

yang mengalami kesulitan dalam membuat sketsa tersebut, guru membantu

dengan memberikan arahan untuk menarik garis demi garis. Penugasan

selanjutnya adalah siswa diminta untuk mengisi tabel berdasarkan dari sketsa

pada garis bilangan yang sudah digambar, tabelnya seperti di bawah ini

Gambar 4.20

Penugasan Untuk Garis Bilangan

Untuk mengisi kolom-kolom kosong pada tabel tersebut siswa hanya perlu

memahami maksud dari kata-kata setiap kolomnya. Desain dari situasi awal

sampai tabel ini berdasarkan teorema konstruksi Bruner yaitu saat siswa

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

menyusun dan merepresentasikan sendiri pengetahuannya melalui situasi

konkret yang ada pada situasi 1 dan 2 lalu menggambar garis bilangan

kemudian menyatakan ke dalam tabel. Teori Piaget pada proses skemata juga

digunakan yaitu pada saat siswa mengidentifikasi situasi 1 dan 2 sebagai dasar

dari pengetahuannya untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Tidak hanya mengisi kolom-kolom kosong pada tabel, siswa juga diminta

untuk mengidentifikasi hubungan antara kolom b dan c yang ada pada tabel

kemudian diminta untuk menuliskan hasil identifikasinya. Ini berdasarkan

teori meaningful learning pada teori Asusubel dimana siswa menggunakan

pengalamannya yang bermakna untuk menyimpulkan hasil identifikasinya.

Gambar 4.21

Situasi Didaktis Mengenal Notasi Nilai Mutlak

Gambar di atas merupakan desain yang dilandari dari teorema notasi

Bruner di mana siswa dikenalkan dengan notasi dari nilai mutlak sehingga

siswa memahami bagaimana menuliskan nilai mutlak itu sendiri dan siswa

dapat memahami bahwasanya suatu bilangan jika berada di dalam tanda

mutlak baik bilangan tersebut positif atau negatif maka hasilnya harus

bernilai positif. Pada akhir desain ini siswa diminta untuk memberikan

penjelasan mengenai definisi nilai mutlak dari situasi awal sampai pada situasi

yang ada pada gambar 4.22. hal ini berdasarkan teori Ausubel dimana siswa

menyimpulkan sendiri sehinggal pelajaran terasa bermakna dan tidak mudah

dilupakan.

c. Desain Didaktis Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Desain ini dikembangkan khususnya untuk mengatasi keulitan siswa

dalam menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel bentuk

|x|<a, |x|>a dan a<|x|<b. kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru bertanya

mengenai definisi nilai mutlak yang sudah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya. Pada desain ketiga ini terdapat 3 masalah di mana isinya serupa

hanya berbeda bentuk pertidaksamaannya dan teori yang dilandasi juga sama.

Pada masalah 1, siswa diberikan situasi seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.22

Situasi awal Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Masalah 1 pada desain didaktis ketiga yang dibuat oleh peneliti

merupakan sebuah masalah dari pertidaksamaan nilai mutlak bentuk |x|<a

dimana siswa diminta untuk menyelesaikannya dengan menggunakan definisi

nilai mutlak sebagaimana yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Hal ini berdasarkan teori Piaget yaitu pada proses Asimilasi dimana siswa

menggunakan skema awal yang telah didapatkan yaitu definisi nilai mutlak

untuk menyelesaikan masalah yang baru ditemuinya.

Selanjutnya dari masalah 1 siswa diminta untuk menyelesaikan

pertidaksamaan nilai mutlak bentuk |x|<a

Gambar 4.23

Situasi untuk Menemukan Cara Penyelesaian Bentuk |x|<a

Dari gambar 4. Siswa diminta untuk menemukan bagaimana penyelesaian

pertidaksamaan nilai mutlak bentuk |x|<a dengan cara yang sama pada

masalah 1. Hal ini agar siswa mengingat dengan baik karena menemukan

sendiri cara penyelesaian bentuk pertidaksamaan nilai mutlak tersebut.

Selanjutnya siswa diberikan masalah bentuk |x|>a

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.24

Situasi Didaktis Untuk Menemukan Cara Penyelesaian |x|>a

Masih sama dengan situasi awal. Namun pada situasi ini siswa diminta

untuk menemukan penyelesaian dari |x|>4. Landasan teorinya pun sama

dengan masalah 1 yaitu teori Piaget pada proses asimilisi dengan

menggunakan skema berupa definisi nilai mutlak untuk menemukan

penyelesaiannya. Setelah menemukan penyelesaian |x|>4, siswa diminta untuk

mencari penyelesaian dari |x|>a. Mengapa harus seperti ini? Karena terkadang

siswa kurang memahami jika langsung menggunakan variabel karena lebih

abstrak . oleh karena itu peneliti membuat desain seperti di atas agar siswa

lebih memahami ketika dibentuk ke dalam bentuk yang lebih kompleks.

Gambar 4.25

Situasi untuk Menemukan Cara Penyelesaian a<|x|<b

Seperti pada dua situasi sebelumnya, situasi ini berdasarkan teori Piaget

pada proses asimilasi. Namun proses ini bukan hanya menggunakan skema

dalam bentuk definisi nilai mutlak namun juga menggunakan penyelesaian

yang sudah dietemukan pada dua situasi sebelumnya. Situasi ini bisa dibentuk

menjadi |x| > a dan |x| < b atau jika menggunakan definisi nilai mutlak dapat

langsung mendapatkan b < x < a dan a < x < b. Jadi ada 2 cara dalam

menyelesaikan bentuk a<|x|<b ini. Teorema penguatan (konektivisme) dari

Bruner merupakan landasan untuk desain ini.

Di akhir siswa diminta untuk menyimpulkan bagaimana penyelesaian

bentuk pertidaksamaan-pertidaksamaan yang telah mereka temukan pada

desain ketiga itu. Siswa juga ditugaskan untuk menyelesaikan kuis pada

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

halaman paling belakang LKS-3. Hal ini untuk menguatkan penguasaan

konsep siswa pada pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel.

Desain didaktis yang telah dijelaskan di atas telah disimpulkan pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4.2

Hypotetical Learning Trajectory Materi PTdNMLSV

Pert Situasi Didaktis Penugasan Teori

I

Gambar di atas

merupakan poster

dari sebuah film.

1. Siswa diminta

menuliskan maksud

dari kata 13 tahun ke

atas

2. Siswa diminta

membuat model

matematika dari kata

13 tahun ke atas.

Teori Bruner

Teorema konstruksi yaitu

siswa mengkonstruksi

pengetahuannya dari

situasi konkret

Wahid memiliki 5

kantong kelereng,

masing-masing

kantong isinya sama.

Kakak memberi lagi

12 biji, ternyata

banyak kelereng Beni

sekarang lebih dari

70.

1. Siswa diminta untuk

membuat model

matematika yang

benar

2. Siswa diminta untuk

menentukan

himpunan

penyelesaian dari

model matematika

yang sudah

terbentuk

Teori Bruner

Dalam teori belajar yang

dikemukakan Bruner

terdapat Teorema

konstruksi, yaitu siswa

merepresentasikan

oengetahuannya melalui

situasi konkret.

Teori Piaget

Terjasi proses skemata

yaitu siswa

mengidentifikasi situasi 2

Diberikan soal-soal

yang berkaitan

Siswa diminta untuk

1. Mencari masing-

Teori Piaget

Terjasi proses asimilasi

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

dengan

pertidaksamaan linear

satu variabel

masing nilai x

2. Menggambar garis

bilangan

3. Menentukan

himpunan

penyelesaian

karena siswa

menggunakan skema

yang sudah didapatkan

sebelumnya untuk

menyelesaikan

penugasan yang

diberikan

Teori Bruner

Berdasarkan teorema

konstruksi, siswa

memahami konsep dari

pertidaksamaan linear

satu variabel

Teori Ausubel

Teori meaningful

learning yaitu saat siswa

mengerjakan persoalan

yang diberikan sehingga

hal tersebut akan diingat

II Diberikan sebuah

gambar

Siswa diminta untuk

menentukan arah dari

pohon ke mobil dan

masing-masing

jaraknya pada tabel

yang disajikan!

Teori Vygotsky

Guru membimbing siswa

untuk menemukan

perbedaan setiap mobil

ke pohon

Siswa melakukan

kegiatan berjalan 2

Siswa diminta untuk

1. Mengilustrasikan

Teori Bruner

Pada desain ini

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

langkah ke kanan, 3

langkah ke kiri, 2

langkah ke kiri, 5

langkah ke kanan, 7

langkah ke kiri, dan 1

langkah ke kanan.

kegiatan tersebut ke

dalam garis

bilangan

2. Menjawab

pertanyaan

“bagaimanakah

posisi siswa pada

garis bilangan dan

tentukan jarak

setiap perpindahan

langkah pertama

dan seterusnya jika

dilihat dari titik

nol!” yang disajikan

dalam sebuah dabel

digunakan teorema

konstruksi Bruner yaitu

saat siswa menyusun dan

merepresentasikan

sendiri pengetahuannya

melalui situasi yang

diberikan untuk

menggambarkannya ke

dalam garis bilangan

Teori Piaget

Proses skemata yaitu

pada saat siswa

mengidentifikasi situasi 1

dan 2 sebagai dasar

pengetahuannya untuk

mengisi tabel

Teori Ausubel

Pada desain ini siswa

mengalami proses

pembelajaran yang

bermakna karena siswa

melakukan sebuah

kegiatan menggambar

sehingga hal tersebut

akan mudah diingat

Setiap langkah pada

masalah 2

dilambangkan dengan

Siswa diminta untuk

menjawab

Ke kanan 2 langkah =

Teori Bruner

Desain ini berdasarkan

teorema notasi yaitu

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

| x |

│2│ = ...

Ke kiri 3 langkah =

│-3│ = ...

Ke kiri 2 langkah =

│-2│ = ...

Ke kanan 5 langkah =

│5│ = ...

Ke kiri 7 langkah =

│-7│ = ...

Ke kanan 1 langkah =

│1│ = ...

Banyak langkah

seluruhnya = │2│+│-

3│+│-

2│+│5│+│1│+│-4│=

.............................

siswa dikenalkan dengan

lambing dari nilai mutlak

sehingga siswa

memahami dengan baik

bahwasanya suatu

bilangan jika berada di

dalam tanda mutlak baik

bilangan tersebut positif

atau negatif maka

hasilnya harus bernilai

positif.

III Diberikan sebuah

pertidaksamaan

dan

Siswa diminta untuk

menentukan himpunan

penyelesaian dan

memberikan perbedaan

dari kedua

pertidaksamaan

tersebut

Teori Piaget

Proses asimilasi di mana

siswa menggunakan

skema awal yang telah

didapatkan yaitu definisi

nilai mutlak dan

pertidaksamaan linear

satu variabel untuk

menyelesaikan masalah

yang baru ditemuinya

Teori Ausubel

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Pada desain ini siswa

mengalami proses

pembelajaran yang

bermakna karena situasi

selanjutnya akan

menggunakan cara yang

sejenis dengan yang ada

di situasi ini

Diberikan |x| ≥ 4

untuk a ≥ 0, a ∈ R

Siswa diminta untuk

menentukan himpunan

penyelesaian dari

situasi di samping

Teori Piaget

pada proses asimilisi

dengan menggunakan

skema berupa definisi

nilai mutlak untuk

menemukan

penyelesaiannya

Diberikan sebuah

pertidaksamaan

Siswa diminta untuk

menyelesaikan

permasalahan di

samping

Teori Piaget

pada proses asimilasi

dengan menggunakan

skema berupa definisi

nilai mutlak untuk

menemukan

penyelesaiannya

Teori Bruner

Teorema penguatan

digunakan pada saat

siswa menemukan ada

dua cara penyelesaian

untuk masalah 3 yaitu

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

dibentuk menjadi |x| > a

dan |x| < b atau jika

menggunakan definisi

nilai mutlak dapat

langsung mendapatkan b

< x < a dan a < x < b

B. Analisis Metapedadidaktik

Analisis metapedadidaktik adalah analisis hasil dari observasi implementasi

desain didaktis yang telah disusun sebelumnya dimana sebelum desain didaktis

diimplementasikan, peneliti telah memprediksi kemungkinan-kemungkinan respon

siswa terhadap pembelajaran.

Proses implementasi desain didaktis dilaksanakan di MA Nurul Falah Cadas

tepatnya di kelas X MIA yang berjumlah 32 siswa. Desain didaktis ini dirancang

untuk 3 kali pertemuan. Deskripsi implementasi desain didaktis pada masing-masing

pertemuan akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Pertama

Implementasi desain didaktis pertama dilakukan pada tanggal 19 Februari

2019 di jam pelajaran ketiga dan keempat. Pembahasan konsep pada pertemuan

pertama yaitu mengenai materi prasyarat untuk nilai mutlak yaitu pertidaksamaan

linear satu variabel. Untuk mencapai pemahaman siswa pada konsep

pertidaksamaan linear satu variabel, konsep menghitung aljabar dan bilangan

bulat dipelajari terlebih dahulu.

Siswa diingatkan kembali mengenai konsep operasi aljabar dan bilangan

bulat yang telah diajari saat SMP. Kemudian, siswa dibagi menjadi 8 kelompok

yang heterogen, masing-masing kelompok mendapatkan lembar kerja yang telah

di desain. Sebelum siswa mulai mengisi lembar kerja, guru memberikan petunjuk

mengenai cara mengerjakan lembar kerja tersebut.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Pembelajaran mengenai konsep pertidaksamaan linear satu variabel dimulai

dengan situasi 1 yang mengilustrasikan konteks nyata tentang masalah

pertidaksamaan linear satu variabel. Siswa diminta mengamati situasi 1 dan

mengisi perintah yang terdapat pada lembar kerja

Gambar 4.26

Hasil Pekerjaan Siswa Melengkapi Penugasan Untuk Situasi 1

Pada situasi 1, siswa diminta untuk memahami maksud dari situasi tersebut

guna mengingat penggunaan tanda pertidaksamaan dari situasi yang konkret.

Peneliti telah membuat prediksi respon yang benar dan kesulitan yang akan

dihadapi dalam menyelesaikan dua penugasan serta antisipasinya. Untuk

penugasan yang pertama semua kelompok dapat menyelesaikan penugasan sesuai

dengan prediksi. Namun beberapa kelompok ada yang bertanya bagaimana

maksud dari penugasan kedua pada membuat model matematika, sesuai dengan

prediksi yang telah dibuat, maka guru mengantisipasinya dengan membantu siswa

memisalkan usia menjadi variabel. Setelah itu semua kelompok dapat menjawab

seperti pada gambar 4.

Pada situasi pertama ini peneliti menemukan bahwa siswa masih mengingat

keterkaitan pertidaksamaan linear pada kehidupan sehari-hari dengan jelas namun

masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menentukan variabel dari

masalah kontekstual.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.27

Hasil Pekerjaan Siswa Menyelesaikan Situasi 1

Tidak jauh berbeda dengan situasi 1, pada situasi 2 siswa diberikan masalah

yang lebih abstrak. Beberapa kelompok dapat menyelesaikan penugasan yang ada

sesuai dengan prediksi respon yang diharapkan. Namun, beberapa kelompok

melakukan kesalahan dalam membuat model matematika sesuai dengan prediksi

kesulitan yang telah dibuat, maka guru mengenatisipasinya dengan memberikan

pemisalan untuk masing-masing kantong. Setelah itu semua kelompok dapat

menyelesaikan penugasan tersebut dengan benar seperti pada gambar di atas.

Untuk penugasan kedua siswa diminta untuk menyelesaikan pertidaksamaan

yang telah dibentuk dengan baik. Hampir semua kelompok dapat mengerjakan

dengan baik namun ada beberapa kelompok yang masih melakukan kesalahan

dalam mengoperasikan aljabar, hal ini seperti temuan Herutomo dan Saputro

(2014) yang mengatakan bahwa kurangnya pemahaman prosedural dan

konseptual siswa dalam materi aljabar akan mengakibatkan kendaala bagi proses

belajar siswa51

. Karena kesalahan ini telah diprediksi oleh guru, maka guru

mengantisipasinya dengan mengingatkan siswa untuk memperbaiki kesalahan

51

Rezky Agung Herutomo, Analisis Kesalahan Dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII Pada

Materi Aljabar, Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 2, Juli 2014, h.135

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

tersebut dan memberitahu kepada siswa untuk mengingat kembali materi aljabar

saat SMP.

Gambar 4.28

Hasil Kerja Siswa Mengerjakan Masalah 3

Pada masalah 3, disajikan beberapa soal pertidaksamaan linear satu

variabel. Soal-soal ini diletakkan di dalam LKS-1 untuk membuat siswa lebih

mengingat cara penyelesaian sebuah pertidaksamaan linear satu variabel dan

juga menggunakan garis bilangan dengan benar serta menemukan himpunan

penyelesaiannya dari garis bilangan yang digunakan. Semua kelompok sudah

benar dalam menyelesaikan pertidaksamaan-pertidaksamaan tersebut, namun

beberapa kelompok masih ada yang keliru saat ada pertidaksamaan yang

harus dikalikan dengan (-), yang mereka lakukan hanya langsung

menghilangkan tanda (-) tanpa mengubah tanda dari pertidaksamaan. Hal ini

berdasarkan temuan Kroll (1986) bahwa siswa gagal mengubah arah tanda

pertidaksamaan saat mengalikan atau membaginya dengan angka negatif52

.

Oleh karena itu guru menegur kelompok yang melakukan kesalahan tersebut

52

Nava Almog dan Bat-Sheva Ilany, Loc.cit

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

untuk memperbaikinya. Dan teguran dari guru ini efektif untuk memperbaiki

respon kesalahan yang telah diperbuat.

Hampir semua kelompok mengalami kesulitan dalam menggunakan garis

bilangan yang sudah disediakan di bawah kolom. Untuk mengantisipasi

kesulitan tersebut, guru mengarahkan siswa untuk menstubtitusikan masing-

masing titik pada pertidaksamaanya. Kemudian mereka mencoba

menstubtitusikan setiap titik yang ada lalu menentukan arah panah pada garis

bilangan. Setelah itu seluruh siswa menuliskan himpunan penyelesaian sesuai

dengan apa yang tertera pada garis bilangannya masing-masing.

2. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Kedua

Implementasi desain didaktis pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal

20 Februari 2019 di jam pelajaran keempat dan kelima. Pembahasan konsep

pertemuan kedua yaitu mengenai definisi nilai mutlak linear satu variabel.

Pembelajaran diawali dengan guru meminta siswa untuk mengingat pelajaran

sebelumnya karena akan digunakan dalam mengerjakan soal yang berkaitan

dengan nilai mutlak kemudian diberikannya situasi awal berupa gambar di

mana di dalam gambar tersebut terdapat pohon dan tiga mobil.

Gambar 4.29

Hasil Kerja Siswa Menentukan Arah dan Jarak

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Kegiatan pertama yang dilakukan siswa adalah mengamati situasi

(masalah) 1 dan mengisi titik-titik yang ada pasa tabel. Pada situasi 1, untuk

penugasan tidak ada siswa kelompok yang ditemukan melakukan kesalahan

dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Pada situasi pertama peneliti tidak menemukan siswa yang kesulitan saat

menyelesaikan penugasan yang diberikan, artinya seluruh siswa dapat

menyelesaikan dengan baik dan benar penugasan tersebut.

Gambar 4.30

Hasil Pekerjaan Siswa Membuat Sketsa Langkah Demi Langkah Pada

Garis Bilangan

Pada situasi kedua, terdapat sebuah cerita dimana ada siswa yang

melakukan langkah demi langkah ke kanan dan ke kiri. Dari situasi tersebut

siswa diminta untuk membuat sketsa langkah demi langkah pada garis

bilangan yang sudah disediakan. Beberapa kelompok dapat menyelesaikan

sesuai dengan prediksi namun beberapa kelompok terlihat melakukan

kesalahan dan ada yang kebingungan bagaimana cara menuangkannya ke

dalam garis bilangan. Guru mengantisipasi kesulitan dan kebingungan

tersebut dengan memberi contoh dengan menarik garis dari langkah pertama

dan memberitahu untuk langkah selanjutnya hanya mengikuti instruksi dari

situasi 4. Kelompok-kelompok yang kesulitan tersebut mengikuti instruksi

guru.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.31

Hasil Pekerjaan Siswa Memahami Jarak Selalu Positif

Berdasarkan gambar di atas siswa diminta untuk mengisi tabel

beradasarkan dari apa yang mereka sudah gambar pada garis bilangan. Tidak

ada kelompok yang melakukan kesalahan saat mengisi kolom pada “posisi

garis bilangan”, namun beberapa kelompok ada yang masih menuliskan tanda

negatif pada kolom “jarak dari posisi nol”. Hal ini sesuai dengan prediksi

kesulitan yang telah diprediksi sebelumnya maka guru mengantisipasinya

dengan memberi pertanyaan, “jika kalian hitung jarak pada langkah pertama

dari titik nol, maka berapa jarak yang dilakukan?” semua siswa menjawab 2,

setelah itu semua kelompok dapat menjawab dengan benar.

Peneliti menemukan beberapa siswa masih merasa kesulitan dengan

penugasan yang diberikan yaitu mengisi titik-titik pada tabel untuk kolom

“posisi pada garis bilangan” dan “jarak dari posisi nol”. Namun kesulitan

tersebut dapat teratasi dengan antisipasi yang dilakukan guru.

Gambar 4.32

Hasil Pekerjaan Siswa Menyimpulkan Tabel pada Gambar 4.32

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Pada penugasan untuk memberi kesimpulan dari tabel yang sudah diisi

hampir semua kelompok menjawab dengan benar. Namun ada kelompok yang

memberikan kesimpulan yang salah sehingga guru mengantisipasinya dengan

memberikan clue (kata kunci) untuk menjawab hal tersebut dengan benar.

Peneliti menemukan bahwa siswa kesulitan dalam menuangkan maksud

dari tabel ke dalam sebuah kalimat kerena siswa hanya terfokus dengan tanda

pada saat ke bagian kolom jarak menjadi positif, padahal maksud dari desain

untuk bagian ini siswa akan menjawab “jarak bilangan dari titik nol pada garis

bilangan akan selalu bernilai positif”.

Gambar 4.33

Hasil Pekerjaan Siswa Menggunakan Tanda Nilai Mutlak

Ketika diberikan penugasan yang ada pada gambar 4.34, siswa merasa

kesulitan dengan tanda yang diberikan yaitu tanda harga mutlak (| |). Hal ini

merupakan kesulitan yang belum terprediksi sehingga guru memberikan

antisipasi yang dirasa efektif dengan memberitahu bahwa itu merupakan tanda

dari harga mutlak. Kemudian ditemukan kesulitan dalam menjawab titik-titik

untuk setiap langkah, ini sesuai prediksi. Dengan begitu guru

mengantisipasinya dengan membantu siswa mengandaikan langkah-langkah

tersebut menggunakan titik-titik pada garis bilangan dan seperti yang ada pada

tabel, siswa diminta menentukan jaraknya dari 0. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ciarugi dkk yang mengatakan untuk memahami gagasan tentang

tanda dari nilai mutlak perlu diperkaya dengan makna geometris (artinya,

garis nyata nilai absolut dari angka adalah jarak dari titik nol dengan angka

pada garis bilangan sebagai absis dari asal) fakta bahwa angka apa pun

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

menjadi positif melalui hasil nilai absolut lebih ditekankan dan lebih secara

eksplisit dirasakan oleh siswa53

.

Gambar 4.34

Hasil Pekerjaan Siswa Untuk Pengenalan Nilai Mutlak

Dari semua langkah tersebut siswa diminta untuk menjumlahkan total

langkah yang dilakukan dengan menggunakan tanda mutlak dan tidak ada

satupun kelompok yang kesulitan karena sudah memahami dari antisipasi

yang diberikan oleh guru pada penugasan gambar 4.34 Saat diminta

menyimpulkan untuk tanda dari harga mutlak pun semua kelompok tidak ada

yang merasa kesulitan menjawabnya.

Pada penugasan ini peneliti menemukan pada antisipasi yang sebelumnya

diberikan untuk mengenalkan tanda mutlak efektif karena pada penugasan ini

siswa tidak merasa merasa kesulitan untuk menyelesaikannya.

Setelah itu, siswa diminta untuk menyimpulkan secara keseluruhan.

Terdapat siswa yang masih kesulitan untuk memberikan kesimpulan secara

keseluruhan. Kesulitan tersebut sesuai dengan prediksi guru, sehingga guru

memberikan antisipasi dengan mengajak siswa kembali mengamati hasil

kegiatannya mulai dari tahap awal menggambar garis bilangan.

3. Implementasi Desain Didaktis Pertemuan Ketiga

Implementasi desain didaktis ketiga dilakukan pada hari berikutnya yaitu

tanggal 21 Februari 2019 di jam yang sama yaitu keempat dan kelima.

53

Ivana Chiarugi, Grazia Fracassina and Fulvia Furinghetti, Learning Difficulties Behind

The Notion Of Absolute, jurnal Dept Mathematics - Univ.of Genoa (Italy), h.1-2

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Pembahasan pertemuan ketiga yaitu mengenai cara-cara penyelesaian

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel berdasarkan bentuknya.

Sebelum melakukan pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan meminta

siswa menyebutkan definisi nilai mutlak yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan

pertidaksamaan dan nilai mutlak.

Gambar 4.35

Hasil Pekerjaan Siswa Untuk Masalah |x|<4

Pada awal kegiatan inti ini, siswa diminta untuk menemukan himpunan

penyelesaian dari |x|<4 dengan menggunakan definisi nilai mutlak yang sudah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kesulitan yang ditemukan sesuai

dengan yang sudah diprediksikan yaitu siswa kesulitan menggunakan definisi

nilai mutlak sehingga siswa keliru dalam mengaplikasikan definisi nilai

mutlak. Hal ini berdasarkan pendapat Wihelmi, Gadino dan Lacasta dalam

Almog yang mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan memahami

makna konsep "nilai mutlak" karena ada definisi berbeda yang dapat

digunakan untuk menjelaskannya, yang masing-masing mengharuskan siswa

memahami satu set definisi yang mendasarinya54

. Karena kesulitan ini sesuai

54

Nava Almog & Bat-Sheva Ilany, Op.cit, h. 349

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

dengan prediksi, guru mengantisipasinya dengan meminta siswa untuk

mengingat kembali bagaimana penggunaan definisi nilai mutlak pada sebuah

permasalahan nilai mutlak yang telah dipelajari sebelumnya. Namun ternyata

antisipasi ini tidak terlalu dipahami siswa maka guru meberikan antisipasi

baru yaitu dengan memberikan contoh menggunakan masalah yang sejenis

namun berbeda angka agar siswa lebih paham dalam menggunakan definisi

nilai mutlak dalam menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak.

Selain kesulitan yang sudah diprediksi yang muncul, ada kesulitan baru

yang muncul untuk penugasan ini yaitu pada saat siswa mengerjakan untuk

x<0. Pada penyelesaian ini seharusnya untuk x<0 akan menjadi –x<4

sehingga x>-4. Namun ada kelompok yang kesulitan untuk

menyelesaikannya. Hal ini berdasarkan pendapat Sink (1979) yang

mengatakan bahwa siswa kurang memahami dengan jelas definisi dari nilai

mutlak untuk x<055

. Oleh karena itu, guru memberikan antisipasi dengan

mengingatkan kembali kepada materi pada awal pertemuan yaitu

pertidaksamaan linear satu variabel.

Gambar 4.36

Hasil Pekerjaan Siswa untuk |x|<a

55

Stephen C. Sink, Understanding Absolute Value <0, Source: The Mathematics Teacher,

Vol. 72, No. 3 (MARCH 1979), pp. 191-195 Published by: National Council of Teachers of

Mathematics Stable URL: http://www.jstor.org/stable/27961585 , h. 193

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Berdasarkan gambar, siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan

|x|<a. Hal ini tentu sejenis dengan masalah 1 sehingga beberapa kelompok

tidak mengalami kesulitan namun ada beberapa kelompok yang mengalami

kesulitan karena penugasan ini tidak menggunakan angka melainkan dua

huruf. Hal ini seperti yang dikatakan Ciarugi dkk (1980) yaitu siswa juga

dapat mengalami kesulitan menerapkan konsep tersebut ketika beralih dari

domain bilangan ke domain aljabar56

. Karena kesulitan ini sudah diprediksi,

guru mengantisipasinya dengan memberitahu siswa bahwa cara

penyelesaiannya mengikuti penyelesaian masalah 1. Ditemukan kesulitan baru

saat mengerjakan masalah ini yaitu siswa malah terfokus dengan redaksi

untuk a>=0 sehingga siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikannya,

namun segera diantisipasi oleh guru dengan memberitahu bahwa hal tersebut

hanyalah sebuah redaksi yang menunjukkan a sebagai angka jika dalam

masalah 1, oleh karena itu a>= 0 karena a sebagai angka harus positif.

Gambar 4.37

Hasil Pekerjaan Siswa Menyelesaikan |x|>a

56

Ivana Chiarugi, Grazia Fracassina and Fulvia Furinghetti, Op.Cit, h. 2

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Pada masalah 2, siswa diminta untuk menyelesaikan pertidaksamaan

bentuk |x|>4. Karena tidak jauh berbeda dengan masalah 1, untuk masalah 2

ini siswa tidak merasa kesulitan dalam mengerjakannya, namun ada beberapa

kelompok yang melakukan kesalahan karena tidak teliti dalam

mengerjakannya.

Gambar 4.38

Hasil Pekerjaan Siswa Untuk Masalah Bentuk a<|x|<b

Bentuk dari pertidaksamaan pada masalah 3 ini sedikit membuat siswa

merasa kesulitan. Hal yang membuat siswa kesulitan karena bentuk

pertidaksamaannya yang berbeda dengan yang ada pada masalah 1 dan 2.

Pada masalah 3 ini terdapat bentuk pertidaksamaan pada masalah 1 dan

masalah 2 jika diubah menjadi |x|>a dan |x|<b. hanya satu kelompok yang

dapat mengerjakannya dengan benar. Guru memberikan antisipasi kepada

kelompok yang merasa kesulitan dengan memberitahu bahwa untuk

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

menyelesaikan masalah 3 tersebut sama seperti cara pengerjaan masalah 1 dan

2 hanya saja untuk masalah 3 terdapat dua tanda.

Untuk masalah 3 ini semua kelompok merasa kesulitan untuk menuliskan

himpunan penyelesaiannya karena ada yang menggunakan cara langsung

dengan definisi nilai mutlak ada juga yang diubah menjadi |x|>a dan |x|<b. hal

ini sesuai dengan prediksi sehingga guru mengantisipasinya dengan meminta

siswa menuangkan hasil dari penemuannya ke dalam garis bilangan sehingga

siswa dapat menentukan bagian mana saja yang merupakan himpunan

penyelesaiannya.

Gambar 4.39

Hasil Pekerjaan Siswa Menyimpulkan Secara Keseluruhan

Berdasarkan gambar di atas siswa hanya diminta untuk menyimpulkan apa

saja cara menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak. Terdapat siswa yang

masih kesulitan untuk memberikan kesimpulan secara keseluruhan. Kesulitan

tersebut sesuai dengan prediksi guru, sehingga guru memberikan antisipasi

dengan mengajak siswa kembali mengamati hasil kegiatannya.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

C. Analisis Retrospektif

Analisis retrospektif adalah tahap di mana peneliti menganalisis hasil

implementasi desain didaktis yang telah diberikan di kelas serta mengaitkan hasil

analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Hasil

analisis ini yaitu desain didaktis empiric yang merupakan revisi dari desain didaktis

awal.

Berdasarkan analisis metapedadidaktik terhadap implementasi desain didaktis I

yaitu mengenai pertidaksamaan linear satu variabel, secara keseluruhan berjalan

sesuai dengan prediksi. Seluruh antisipasi dari kesulitan siswa yang telah diprediksi

berjalan efektif sehingga kesulitan siswa teratasi dengan baik. Peneliti pun merasa

tidak perlu ada revisi untuk desain didaktis I ini.Pada analisis metapedadidaktik

terhadap implementasi desain didaktis II yaitu mengenai definisi nilai mutlak

sebagian besar berjalan sesuai dengan prediksi. Seluruh antisipasi dari kesulitan siswa

teratasi dengan baik. Namun terdapat kesulitan baru yang tidak terprediksi yaitu

siswa kesulitan dengan tanda yang diberikan yaitu tanda dari harga/nilai mutlak itu

sendiri. Dengan begitu guru langsung memberikan antisipasi dengan memberitahu

bahwasanya tanda tersebut merupakan tanda dari harga mutlak. Berdasarkan hal

tersebut desain didaktis II dimodifikasi dengan mempertimbangkan hal-hal berikut.

1. Munculnya kesulitan baru siswa yaitu siswa kesulitan dengan tanda yang

diberikan yaitu tanda dari harga/nilai mutlak itu sendiri. Pada desain awal

siswa diminta untuk mengisi titik-titik dari masing-masing nilai yang berada

pada tanda nilai mutlak kemudian dimodifikasi dengan penambahan redaksi

penugasan dalam LKS agar siswa lebih memahami penugasannya .

Gambar 4.40

Desain Didaktis Awal Mengenal Penggunaan Tanda Harga Mutlak

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Gambar 4.41

Desain Didaktis Revisi Mengenal Penggunaan Tanda Harga Mutlak

2. Memperluas prediksi dan antisipasi respon siswa agar tidak ada lagi kesulitan

baru yang tidak terprediksi dan semua kesulitan siswa dapat terantisipasi

dengan efektif.

Berdasarkan analisis metapedadidaktik terhadap implementasi desain didaktis

II yaitu mengenai cara-cara penyelesaian dari bentuk-bentuk pertidaksamaan nilai

mutlak linear satu variabel. Hampir seluruh kesulitan sesuai dengan prediksi,

namun ada satu antisipasi yang tidak efektif untuk mengatasi kesulitan siswa.

Ketika siswa kesulitan menggunakan definisi nilai mutlak untuk menyelesaikan

pertidaksamaan nilai mutlak, antisipasi yang telah direncanakan sebelumnya yaitu

guru mengingatkan siswa definisi nilai mutlak. Namun antisipasi ini kurang efektif

sehingga diberikan antisipasi baru yang efektif yaitu memberikan contoh

menggunakan masalah yang sejenis namun berbeda angka, berdasarkam penjelasan

tersebut siswa dapat menyelesaikan masalah pertidaksamaan nilai mutlak.

Kemudian terdapat datu kesulitan baru yang tidak terprediksi yaitu pada saat

siswa mengerjakan untuk x<0. Pada penyelesaian ini seharusnya untuk x<0 akan

menjadi –x<4 sehingga x>-4. Namun ada kelompok yang tidak mengubah tanda (<)

menjadi (>) saat dikalikan dengan minus. Kesulitan baru tersebut dapat diantisipasi

secara efektif dengan mengingatkan kembali kepada materi pada awal pertemuan

yaitu pertidaksamaan linear satu variabel. Berdasarkan hal tersebut, desain didaktis

III dimodifikasi dengan mempertimpangkan hal-hal berikut.

1. Munculnya kesulitan baru yaitu siswa tidak mengubah tanda (<) menjadi

(>) saat dikalikan dengan minus (-). Pada desain awal siswa diminta untuk

menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk |x|<a kemudian

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

dimodikasi dengan diberikannya pengingat tentang definisi nilai mutlak

dan pengingat untuk mengubah tanda < atau > saat dikalikan dengan

minus (-).

2. Memperluas prediksi dan antisipasi respon siswa agar tidak ada lagi

kesulitan baru yang tidak terprediksi dan semua kesulitan siswa dapat

terantisipasi dengan efektif.

Secara umum kerangka pada desain didaktis awal mengalami sedikit

perubahan dengan modifikasi seperti pemilihan penggunaan kosa kata agar siswa

lebih memahami penugasannya, penambahan redaksi dalam penugasan,

pengelolaan waktu pembelajaran, serta memperluas prediksi dan dan antisipasi

respon siswa agar tidak ada lagi kesulitan baru yang tidak terprediksi dan semua

kesulitan siswa dapat terantisipasi dengan efektif. Oleh karena itu, tindak lanjut dari

penelitian ini yaitu peneliti akan mempernaiki desain didaktis awal agar lebih

memudahkan siswa dalam memahami konsep nilai mutlak.

Berikut tabel rekapan perubahan Hypothetical Learning Trajectory:

Tabel 4.3

Perubahan Hypothetical Learning Trajectory

Hypothetical Learning Trajectory

(HLT)

Revision of HLT

Situasi Didaktis I

Siswa diminta mengemukakan

maksud dari

Pernyataan dari sebuah poster dari

film Spiderman yang bertuliskan “13

tahun ke atas”

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta untuk menuliskan

model matematika dari kata “13 tahun

ke atas”

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Situasi Didaktis 2

Siswa diminta untuk membuat

pertidaksamaan dari carita “Wahid

memiliki 5 kantong kelereng, masing-

masing kantong isinya sama. Kakak

memberi lagi 12 biji, ternyata banyak

kelereng Wahid sekarang lebih dari

70”

Tidak ada perubahan karena

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta menyelesaikan

pertidaksamaan yang sudah terbentuk

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta menemukan himpunan

penyelesaian dari masalah-masalah

pertidaksamaan linear satu varibael

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Situasi Didaktis 3

Siswa diminta menentukan arah dan

jarak tiga buah mobil dari pohon

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Situasi Didaktis 4

Siswa diminta untuk menggambar

sketsa pada garis bilangan dari

kegiatan Seorang siswa melakukan

kegiatan berjalan 2 langkah ke kanan,

3 langkah ke kiri, 2 langkah ke kiri, 5

langkah ke kanan, 7 langkah ke kiri

dan 1 langkah ke kanan.

Tidak ada perubahan karena LKS,

prediksi dan antisipasi terlaksana

dengan baik

Siswa diminta mengisi tabel di mana

terdapat kolom untuk posisi pada garis

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

bilangan dan jarak dari titik nol terlaksana dengan baik

Siswa diminta menyimpulkan apa

yang didapatnya dari tabel di atas

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Situasi Didaktis 5

Siswa diminta untuk mengisi titik-titik

untuk langkah-langkah yang

dilambangkan dengan tanda mutlak

Penambahan redaksi dan perluasan

prediksi serta antisipasinya

Siswa diminta menghitung jumlah dari

banyaknya langkah tersebut

Tidak ada perubahan/

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta menyimpulkan maksud

dari tanda mutlak tersebut

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta menyimpulkan definisi

nilai mutlak linear satu variabel

berdasarkan dari apa yang

didapatkannya

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Situasi Didaktis 6

Siswa diminta menyelesaikan masalah

|x|<4

Perluasan prediksi dan antisipasi

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta untuk menyelesaikan

masalah seperti di atas namun dalam

bentuk |x|<a, a>=0

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Situasi Didaktis 7

Siswa diminta menyelesaikan masalah

|x|>4

Perluasan prediksi dan antisipasi

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

Siswa diminta untuk menyelesaikan

masalah seperti di atas namun dalam

bentuk |x|>a, a>=0

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Situasi Didaktis 8

Siswa diminta menyelesaikan masalah

3<|x|<5

Perluasan prediksi dan antisipasi

Siswa diminta untuk menyelesaikan

masalah seperti di atas namun dalam

bentuk a<|x|<b, a>=0

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Siswa diminta menyimpulkan secara

keseluruhan apa yang didapatnya pada

pertemuan kali ini.

Tidak ada perubahan

LKS, prediksi dan antisipasi

terlaksana dengan baik

Dari tabel di atas terlihat bahwa bahan ajar yang dibuat peneliti setelah

diimplementasikan cukup efektif karena hampir semua prediksi dan antisipasinya ada

saat implementasi. Hal ini berdasarkan penelitian Widyaningsih (2017) yang berjudul

Desain Didaktis Dengan Pendekatan Multi Representasi Pada Materi Persamaan Dan

Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu Variabel.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian dan pembahasannya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis prospektif merupakan analisis sebelum pembelajaran yang terdiri dari

analisis learning obstacle, repersonalisasi dan rekontekstualisasi serta

pengembangan desain didaktis awal.

a. Learning Obstacle yang teridentifikasi pada materi pertidaksamaan nilai

mutlak terbagi menjadi tiga tipe, yaitu: Learning Obstacle pada konsep

definisi nilai mutlak meliputi kesulitan memahami bahwa nilai mutlak harus

positif, menggunakan definisi nilai mutlak, siswa hanya terfokus pada satu

definisi x>0, dan siswa hanya menggunakan satu dari dua definisi nilai mutlak

yaitu untuk x>0. Learning Obstacle pada pertidaksamaan nilai mutlak linear

satu variabel meliputi siswa tidak dapat mengerjakan soal bentuk a < |x| < b

dan beberapa siswa menyelesaikan masalah bentuk |x| > a dengan

menggunakan sifat dari |x| < a. Learning Obstacle pada konsep

pertidaksamaan linear satu variabel meliputi kesulitan mengoperasikan

bilangan bulat, mengoperasikan aljabar, tidak mengubah tanda (<,>) saat

dikalikan dengan (-), dan menggunakan garis bilangan.

b. Analisis repersonalisasi dan rekontekstualisasi menghasilkan alur belajar

konsep pertidaksamaan linear satu variabel melalui masalah kontekstual,

menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel,

konsep nilai mutlak melalui masalah kontekstual, menemukan definisi nilai

mutlak dan menentukan cara penyelesaian pertidaksamaan |x|<a, |x|>a, dan

a<|x|<b.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

79

c. Alur belajar dikembangkan menjadi desain didaktis berupa Hypotetical

Learning Trajectory (HLT) berisi situasi didaktis dengan penugasan. Situasi

didaktis pertama berisi poster film Spiderman yang di dalamnya terdapat

tulisan “13 tahun ke atas” dengan penugasan memberikan pengertian poster

dan membuat bentuk pertidaksamaan, situasi kedua berisi masalah

kontekstual dengan penugasan membuat dan menyelesaikan pertidaksamaan.

Situasi ketiga diberikan gambar tiga mobil dan pohon dengan penugasan

menentukan arah dan jarak mobil terhadap pohon, situasi keempat adalah

masalah kontekstual dengan penugasan membuat sketsa, meletakkan posisi

dan jarak dari titik nol pada garis bilangan ke dalam tabel, dan menjelaskan isi

tabel tersebut. Situasi kelima pengenalan tanda mutlak dengan penugasan

menentukan hasil dari bilangan yang berada di dalam tanda mutlak dan

memberi pengertian tanda tersebut. Situasi keenam, ketujuh, dan kedelapan

meliputi pemberian pertidaksamaan nilai mutlak |x|<a, |x|>a, dan a<|x|<b.

Sedangkan penugasannya menyelesaikan dan membuat himpunan

penyelesainnya.

2. Hasil analisis metapedadidaktik diperoleh bahwa desain didaktis efektif untuk

mengatasi kesulitan siswa dalam konsep pertidaksamaan nilai mutlak linear satu

variabel. Respon siswa saat implementasi desain didaktis sebagian besar sesuai

dengan prediksi. Namun, pada situasi kelima, siswa kesulitan dengan tanda

mutlak sehingga diberikan antisipasi dengan memberitahukan kepada siswa

bahwa tanda tersebut merupakan tanda mutlak. Selanjutnya antisipasi yang tidak

efektif muncul dalam mengatasi kesulitan terkait menentukan penyelesaian dari

masalah bentuk |x|<a, dan solusinya melalui pemberian contoh menggunakan

sebuah bilangan.

3. Analisis resrospektif menghasilkan desain didaktis revisi yang meliputi: (1)

penambahan redaksi penugasan pada situasi kelima berupa keterkaitan dengan

jarak yang ada pada garis bilangan, dan perluasan prediksi respon serta

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

80

antsipasinya; (2) perluasan antisipasi pada penugasan untuk situasi keenam

berupa pemberian contoh.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran

terkait pembelajaran desain materi nilai mutlak khususnya materi pertidaksamaan

nilai mutlak, yaitu:

1. Desain didaktis yang telah disusun dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai

alternatif desain pembelajaran yang dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel.

2. Dalam penyusunan desain didaktis disarankan untuk memperhitungkan waktu

pembelajaran di sekolah.

3. Dalam penyusunan desain didaktis disarankan untuk memperhatikan tingkat

kemampuan siswa terutama pada materi prasyarat yaitu pertidaksamaan linear

satu variabel.

4. Oleh karena terdapatnya learning obstacle pada bagian operasi aljabar dan

pertidaksamaan linear satu variabel, alangkah baiknya dibuat desain didaktis

untuk mengurangi learning obstacle pada materi tersebut.

5. Desain didaktis ini dapat terus dikembangkan dengan perbaikan dan penelitian,

sehingga memperoleh hasil penelitian dan desain pembelajaran yang lebih baik.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

81

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Yuliatun. Matematika SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Almog, Nava dan Ilany, Bat-Sheva. Absolute value inequalities: high school

students’ solutions and misconceptions. Springer Science+Business Media

B.V. 2012.

Artigue, Michele. Didactical Design in Mathematics Education. Université Paris

Diderot – Paris 7, France, 2009.

Brousseau, G. Theory of Didactical Situation in Mathematic, (Drodrecht : Kluwer

Academic Publisher, 1997), h.86.

Chiarugi, VALUE Ivana dan Fracassina, Grazia dan Furinghetti, Fulvia. Learning

Difficulties Behind The Notion Of Absolute. Jurnal Dept Mathematics -

Univ.of Genoa (Italy).

Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga,

2011.

Firmansyah. Pentingnya Matematika Dalam Kurikulum 2013. [online], tersedia di

http://www.sman1subang.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=32, diakses

pada tangga 16 Juli 2018

Given, Barbara K. Brain-based Teaching. Jakarta: Mizan Media Utama, 2002.

Hendriana, Heris dan Soemarmo, Utari. Penilaian Pembelajaran Matematika.

Bandung: PT Refika Aditama, 2014.

Herutomo, Rezky Agung. Analisis Kesalahan Dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII

Pada Materi Aljabar, Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran,

Vol. 1 No. 2, Juli 2014

Karso dkk. Pendidikam Matematika I. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2014.

Kemdikbud. Rekap hasil ujian Nasional (UN) Tingkat sekolah, diaksep pada Juni

2019,(puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/)

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

82

Kroll, R. Metacognitive analysis of the difficulties caused by intervening factors in

the solution of inequalities, 1986, Doctoral dissertation, Georgia State

University, Atlanta, Georgia

Ormrod, Jeanne Ellis. Edisi Keenam Psikologi Pendidikan Membantu Siswa

Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008.

Rohimah, Siti Maryam. Analisis Learning Obstacles pada Materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Jurnal Universitas Pasundan 2017.

Sink, Stephen C. Understanding Absolute Value <0, Source: The Mathematics

Teacher, Vol. 72, No. 3 (MARCH 1979), pp. 191-195 Published by: National

Council of Teachers of Mathematics Stable URL:

http://www.jstor.org/stable/27961585 .

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.

Suryadi, Didi. Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan

Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

Suryadi, Didi dkk. Monograf Didactical Design Research. Bandung: Rizki Press,

2016.

Suryadi, Didi. Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian Dari Sudut Pandang

Teori Belajar dan Teori Didaktik. makalah pada Seminar Nasional di UNP, 9

Oktober 2010.

Suryadi, Didi dan Sulistiawati. Desain Didaktis Penalaran Matematis untuk

Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMP pada Luas dan Volume Limas.

Kreano Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 2015.

Suyono dan Haryanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Varberg, Dale dan Purcell, Edwin J. dan Rigdon, Steven E. Kalkulus. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2010.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

83

Widyaningsih, Rina. Desain Didaktis Dengan Pendekatan Multi Representasi Pada

Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu

Variabel. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia, 2017.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantifatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: prenadamedia group, 2014.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

84

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN IDENTIFIKASI LEARNING OBSTACLE

PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK LINEAR SATU VARIABEL

Kompetensi Dasar Prediksi Hambatan Epistimologis Indikator Soal Soal Nomor

soal

3.1 Menginterpretasi

persamaan dan

pertidaksamaan nilai

mutlak dari bentuk linear

satu variable dengan

persamaan dan

pertidaksamaan linear

Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan persamaan dan

pertidaksamaan dari

bentuk linear satu variable

1. Siswa keliru menentukan kebenaran

dan ketidakbenaran dari pernyataan.

2. Siswa kesulitan dalam memberikan

alasan mengenai pernyataan-

pernyataan (konseptual)

3. Siswa keliru dalam memahami definisi

nilai mutlak (konseptual)

Menentukan kebenaran

dari pernyataan-

pernyataan mengenai

nilai mutlak

Manakah pernyataan berikut ini yang

merupakan pernyataan bernilai benar? Berikan

alasanmu.

a. |k| = k, untuk setiap k bilangan asli.

b. Jika |x| = –2, maka x = –2.

c. Jika 2t – 2 > 0, maka |2t – 2| = 2t – 2.

d. Jika |x + a| = b, dengan a, b, x bilangan real,

maka nilai x yang memenuhi hanya x = b – a.

e. Untuk setiap x bilangan real, berlaku bahwa

|x| ≥ 0.

f. Tidak terdapat bilangan real x, sehingga |x| <

–8.

g. |n| ≥ |m|, untuk setiap n bilangan asli dan m

bilangan bulat.

1

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

85

1. Siswa kesulitan mengoperasikan

bentuk aljabar (konseptual)

2. Siswa lupa untuk menggunakan

definisi nilai mutlak dalam

menyelesaikan pertidaksamaan nilai

mutlak (konseptual)

3. Siswa mengkuadratkan

pertidaksamaan nilai mutlak yang

tersedia (konseptual)

4. Siswa kesulitan menentukan

himpunan penyelesaiannya

(konseptual)

Menentukan himpunan

penyelesaian dari

pertidaksamaan nilai

mutlak

Tentukan himpunan penyelesaian dari

pertidaksamaan berikut.

a.

b.

c. |

|

d.

2

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

86

Lampiran 2

PENYELESAIAN SOAL IDENTIFIKASI LEARNING OSBSTACLE

PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK LINEAR SATU VARIABEL

1. Pernyataan-pernyataan

a. |k| = k , untuk setiap k bilangan asli

→ Oleh karena himpunan bilangan asli adalah {1, 2, 3, ...} dimana

setiap elemennya > 0, maka pernyataan bernilai benar.

b. Jika |x| = -2 , maka x = -2.

→ Oleh karena |x| ≥ 0, maka soal sudah salah. Dengan demikian,

pernyataannya pun salah.

c. Jika 2t - 2 > 0 , maka |2t - 2| = 2t - 2.

→ Pernyataan bernilai benar karena sesuai dengan definisi nilai

mutlak.

d. Jika |x + a| = b, dengan a, b, x bilangan real, maka nilai x yang

memenuhi hanya x = b - a.

→ jika x + a ≥ 0 maka x + a = b atau x = b - a

→ jika x + a < 0, maka x + a = -b atau x = -b - a

→ berdasarkan uraian di atas, pernyataan bernilai salah

e. Untuk setiap x bilangan real, berlaku bahwa |x| ≥ 0

→ Benar, karena nilai mutlak itu pasti lebih dari atau sama dengan nol

f. Tidak terdapat bilangan real x, sehingga |x| < –8

→ Benar, karena nilai mutlak selalu positif tidak mungkin kurang dari

negatif

g. |n| ≥ |m|, untuk setiap n bilangan asli dan m bilangan bulat

→ Salah, karena ada bilangan asli n=1 dan bilangan bulat m=2 tetapi

n<m

2. Himpunan penyelesaian

a.

Untuk

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

87

Untuk

{

∈ }

b.

Untuk

Untuk

{

}

c. |

|

Untuk

Untuk

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

88

{ ∈ }

d.

Untuk

Untuk

{ |

∈ }

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

89

Lampiran 3

REKAPTULASI PENSKORAN LEARNING OBSTACLE KONSEP PtdNMLSV

Responden

Nomor Soal Banyak

Hambatan

Resp

1 2

i Ii iii Iv v Vi i ii iii Iv v vi vii viii ix

R1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10

R2 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 7

R3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 7

R4 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 7

R5 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R7 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R8 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R9 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9

R10 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R11 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9

R12 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R13 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R14 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R15 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R16 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

R17 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10

R18 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10

R19 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11

R20 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12

R21 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

90

R22 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 9

R23 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6

R24 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 7

R25 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 6

R26 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 8

R27 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 8

R28 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 8

R29 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 8

R30 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R31 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R32 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R33 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R34 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R35 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R36 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R37 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R38 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R39 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R40 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R41 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R42 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

R43 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R44 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

R45 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R46 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R47 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R48 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

91

R49 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R50 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R51 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R52 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R53 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R54 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R55 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R56 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

R57 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R58 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R59 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R60 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R61 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R62 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R63 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R64 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R65 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R66 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R67 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

R68 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R69 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

R70 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Jumlah

Anak Yang

Mengalami

Hambatan

10 13 40 39 28 46 65 60 52 57 58 61 69 64 62

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

92

Persentase

Tiap

Hambatan

14.29

%

18.57

%

57.14

%

55.71

%

40.00

%

65.71

%

92.86

%

85.71

%

74.29

%

81.43

%

82.86

%

87.14

%

98.57

%

91.43

%

88.57

%

Persenatase

Hambatan

Tiap Soal

41.90% 86.98% 64.44%

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

93

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

94

Guru Matematika

1. Bagaimana kendala bapak/ibu saat mengajar konsep pertidaksamaan nilai mutlak di

kelas?

2. Bagaimana karakteristik peserta didik saat pembelajaran?

3. Menurut pengalaman bapak/ibu saat mengajarkan materi pertidaksamaan nilai mutlak,

kesulitan apa saja yang dialami siswa saat belajar konsep berikut :

a. Definisi nilai mutlak

b. Model matematika

c. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak

4. Metode apa yang bapak/ibu gunakan saat mengajarkan konsep pertidaksamaan nilai

mutlak?

5. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan saat mengajarkan konsep pertidaksamaan nilai

mutlak?

Peserta didik

1. Bagaimana pendapatmu mengenai soal tes yang telah diberikan tadi? Apakah mudah,

sedang, atau sulit? Apa alasannya?

2. Kesulitan apa yang kamu alami saat belajar konsep berikut :

a. Definisi nilai mutlak

b. Model matematika

c. Himpunan penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak

3. Konsep apa saja yang kamu gunakan saat menyelesaikan setiap soal yang telah

diberikan tadi?

4. Menurutmu bagaimana cara guru menjelaskan konsep pertidaksamaan nilai mutlak di

kelas? Apakah penjelasannya sudah jelas? Bila belum, konsep apa yang belum jelas?

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

95

Lampiran 5

DESAIN PEMBELAJARAN I

Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dari bentuk linear satu variabel

Indikator :

3.1.1 Mengingat kembali materi pertidaksamaan linear satu variabel

3.1.2 Menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear satu variabel

Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis

Mungkin suatu hari anda pernah

lewat depan gedung bioskop, di situ

anda bisa melihat poster atau

gambar film yang akan diputar

seperti pada gambar disamping

siswa diminta menjawab

pertanyaan

1. Apa makna dari kata 13 tahun

ke atas?

2. Apa yang dapat kamu buat dari

makna 13 tahun ke atas

tersebut?

Respon yang diharapkan

Siswa akan menjawab

1. Usia penonton yang harus di

atas 13 tahun

2. Pertidaksamaan linear yaitu

jika usia dimisalkan dengan u

maka

Kemungkinan kesulitan

Siswa kesulitan dalam membuat

model matematika

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dalam

memisalkan usia menjadi sebuah

variabel

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

96

Wahid memiliki 5 kantong

kelereng, masing-masing kantong

isinya sama. Kakak memberi lagi

15 biji, ternyata banyak kelereng

Beni sekarang lebih dari 70.

Siswa diminta menjawab beberapa

permintaan

1. Bila banyak kelereng Beni tiap

kantong adalah x biji,

bagaimanakah langkah awal

yang harus dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan

tersebut?

2. Carilah himpunan

penyelesaiannya dari langkah

awal yang kamu pilih!

Respon yang diharapkan:

Siswa akan menjawab

1. 5x + 15 > 70

2. 5x + 15 > 70

5x > 70-15

5x > 55

x > 11

Kemungkinan kesulitan:

1. Siswa bingung dalam membuat

model matematika dari

informasi yang sudah ada

2. Siswa lupa cara menyelesaikan

pertidaksamaan linear satu

variabel

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

1. Guru memberikan scaffolding

berupa pemisalan

2. Guru mminta siswa untuk

mengingat kembali materi

pertidaksamaan yang sudah

dipelajari saat SMP

Diberikan soal-soal yang berkaitan

dengan pertidaksamaan linear satu

variabel

Siswa diminta untuk

Mencari masing-masing nilai x,

Menggambar garis bilangan,

Menentukan himpunan

penyelesaian

Respon yang diharapkan:

siswa dapat mencari masing-

masing nilai x, menggambar garis

bilangannya kemudian menuliskan

himpunan penyelesaiannya

Kemungkinan kesulitan

Antisipasi kemungkinan

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

97

1. Saat mengalikan dengan (-)

tanda tidak berubah

2. Kesulitan dalam menentukan

arah pada garis bilangan

3. Siswa tidak dapat menuliskan

himpunan penyelesaian

kesulitan:

1. Guru menegur kesalahan tersebut

dan meminta siswa untuk

memperbaikinya

2. Guru mengarahkan siswa untuk

mensubtitusikan masing-masing

titik

3. Guru memberikan pengarahan

dalam menentukan himpunan

penyelesaian

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

98

DESAIN PEMBELAJARAN II

Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dari bentuk linear satu variabel

Indikator :

3.1.3 Menjelaskan definisi nilai mutlak

3.1.4 Menemukan konsep nilai mutlak

Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis

Diberikan sebuah gambar

Siswa diminta untuk menentukan arah

dari pohon ke mobil dan masing-

masing jaraknya pada tabel yang

disajikan!

Respon yang diharapkan:

Siswa dapat menjawab

Kemungkinan kesulitan:

Siswa kesulitan membaca arah dan

jarak dari gambar

Jarak

antara

mobil dan

pohon

Arah dari

pohon ke

mobil

Jarak

(m)

Mobil A Kiri 3

Mobil B Kanan 2

Mobil C Kanan 5

Guru membantu siswa dengan

memberikan arahan dalam

membaca gambar yang diberikan

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

99

Siswa melakukan kegiatan berjalan

2 langkah ke kanan, 3 langkah ke

kiri, 2 langkah ke kiri, 5 langkah ke

kanan, 7 langkah ke kiri, dan 1

langkah ke kanan.

Siswa diminta untuk

4. Mengilustrasikan kegiatan tersebut

ke dalam garis bilangan

5. Menjawab pertanyaan

“bagaimanakah posisi siswa pada

garis bilangan dan tentukan jarak

setiap perpindahan langkah

pertama dan seterusnya jika dilihat

dari titik nol!”

Respon yang diharapkan

1. Siswa menggambarkan ilustrasi

langkah-langkah menggunakan

garis bilangan

2. Siswa akan menjawab pada tabel

Gerakan Posisi pada

garis

bilangan

Jarak

dari

posisi nol

(0)

a b c

Pertama 2 2

Kedua -1 1

Ketiga -3 3

Keempat 2 2

Kelima -5 5

Keenam -4 4

Kemungkinan kesulitan

1. Siswa kesulitan membuat ilustrasi

langkah demi langkah pada garis

bilangan

2. Siswa tetap menuuliskan nilai

negative di bagian c

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Siswa dibantu guru dengan

diarahkan dalam menarik garis

demi garis dengan menggunakan

penggaris

Diberikan sebuah pertanyaan Siswa diminta menyimpulkan maksud

dari bagian a dan b pada tabel

Respon yang diharapkan

Siswa dapat menyimpulkan

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

100

jarak memiliki nilai yang selalu positif

meskipun berada pada titik negatif di

garis bilangan

Kemungkinan kesulitan

Siswa tidak mampu menyimpulkan

bagian a dan b pada tabel

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dengan

memberikan clue

setiap langkah pada masalah 2

dilambangkan dengan | x |

Siswa diminta untuk menjawab

Ke kanan 2 langkah = │2│ = ...

Ke kiri 3 langkah = │-3│ = ...

Ke kiri 2 langkah = │-2│ = ...

Ke kanan 5 langkah = │5│ = ...

Ke kiri 7 langkah = │-7│ = ...

Ke kanan 1 langkah = │1│ = ...

Banyak langkah seluruhnya =

│2│+│-3│+│-2│+│5│+│1│+│-

4│= .............................

Respon yang diharapkan

Ke kanan 2 langkah = │2│= 2

Ke kiri 3 langkah =│-3│= 3

Ke kiri 2 langkah =│-2│= 2

Ke kanan 5 langkah = │5│= 5

Ke kiri 7 langkah = │-7│= 7

Ke kanan 1 langkah =│-1│= 1

Banyak langkah seluruhnya=

│2│+│-3│+│-2│+│5│+│-

7│+│1│= 20

Prediksi kesalahan siswa

Tidak memutlakkan yang bernilai

negatif

Ke kanan 2 langkah = │2│= 2

Ke kiri 3 langkah =│-3│= -3

Ke kiri 2 langkah =│-2│= -2

Ke kanan 5 langkah = │5│= 5

Ke kiri 7 langkah = │-7│= -7

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

1. Guru membantu siswa dengan

mengandaikan bilangan yang

bernilai negatif itu adalah

angka pada garis bilangan dan

seperti yang ada pada tabel,

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

101

Ke kanan 1 langkah =│-1│= -1

Banyak langkah seluruhnya=

│2│+│-3│+│-2│+│5│+│1│+│-

4│= -1

siswa diminta menentukan

jaraknya dari garis nol

2. Guru membantu siswa dengan

memberitahu bahwa setiap

bilangan yang dimutlakkan

harus positif

Siswa diminta untuk memberikan

kesimpulan dari apa yang sudah

didapatkan dari masalah-masalah yang

sudah diselesaikan

Respon yang diharapkan:

Nilai mutlak suatu bilangan adalah

jarak antara suatu bilangan dengan

titik nol pada garis bilangan real.

Sehingga Definisi dari nilai mutlak

adalah:

{

Kemungkinan kesulitan:

Siswa tidak bisa menjawab maksud

dari titik-titik yang ada

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru memberikan scaffolding

dengan mengingatkan mengenai

konsep yang sebelumnya

dipelajari dengan menggunakan

alat peraga yang sudah disiapkan

sebelumnya

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

102

DESAIN PEMBELAJARAN III

Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dari bentuk linear satu variabel

Indikator :

3.1.5 Menjelaskan sifat-sifat nilai mutlak

3.1.6 Menyelesaikan masalah pertidaksamaan nilai mutlak

Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis

Diberikan sebuah pertidaksamaan

dan

Siswa diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dan

memberikan perbedaan dari kedua

pertidaksamaan tersebut

Respon yang diharapkan:

Untuk , siswa akan

menjawab

Jika maka

sehingga

Jika maka

Garis bilangan:

Maka HP dari pertidaksamaan

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

103

tersebut adalah { }

Dan untuk iswa akan

menjawab

Jika maka

sehingga

Jika maka

Garis bilangan

Maka HP dari adalah

{ ∈ }

Kemungkinan kesulitan:

1. Siswa lupa menggunakan

definisi nilai mutlak

2. Siswa keliru dalam

mengaplikasikan definisi nilai

mutlak terhadap masalah

pertidaksamaan nilai mutlak

seperti pada masalah 1

3. Siswa keliru menentukan

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru meminta siswa untuk

membuka kembali materi dari

definisi nilai mutlak yang sudah

dipelajari sebelumnya dan

mengarahkan siswa

mengaplikasikan definisi nilai

mutlak untuk menyelesaikan

masalah peetidaksamaan nilai

mutlak tersebut

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

104

himpunan penyelesaian

diberikan |x| ≤ a untuk a ≥ 0, a ∈ R Siswa diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari situasi

di samping

Jawaban yang diharapkan

Siswa akan menjawab

untuk x ≥ 0, maka |x| = x

sehingga

untuk x < 0, maka |x| = –x

sehingga atau

Dengan demikian, penyelesaian

dari |x| ≤ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

adalah dan atau

sering dituliskan dengan

.

Jadi, menyelesaikan |x| ≤ a setara

dengan menyelesaikan

.

Kemungkinan kesulitan

siswa sulit menggunakan definisi

yang sudah dipelajari ke dalam

bentuk pertidaksamaan yang tidak

menggunakan angka

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dalam

menggunakan definisi

Diberikan |x| ≥ a untuk a ≥ 0, a ∈ R Siswa diminta untuk menentukan Respon yang diharapkan:

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

105

himpunan penyelesaian dari situasi

di samping

jika kita misalkan sebagai |x| ≥ a

untuk a ≥ 0, a ∈ R

Dengan menggunakan Definisi

1.1,

maka

untuk x ≥ 0, maka |x| = x

sehingga x ≥ a

untuk x < 0, maka |x| = –x

sehingga - x ≥ a atau x ≤ -a

kemungkinan kesulitan:

1. siswa sulit menggunakan

definisi yang sudah dipelajari ke

dalam bentuk pertidaksamaan

yang tidak menggunakan angka

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dengan

memberi pemisalan

Diberikan sebuah pertidaksamaan

Siswa diminta untuk menyelesaikan

permasalahan di samping

Respon yang diharapkan

Siswa akan menjawab

Dengan menggunakan Definisi

1.1,

maka

untuk x ≥ 0, maka |x| = x

sehingga

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

106

untuk x < 0, maka |x| = –x

sehingga menjadi

dapat diubah

menjadi

kemngkinan kesulitan:

siswa kesulitan dengan 2 tanda

pada satu pertidaksamaan.

Siswa kesulitan menuliskan

himpunan penyelesaian

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru memberitahu bahwa untuk

menyelesaikan masalah tersebut

sama seperti cara pengerjaan

masalah sebelumnya hanya saja

untuk masalah ini terdapat dua

tanda.

Kesimpulan

Siswa diminta untuk membuat

kesimpulan dari apa yang telah

didapatnya

Respon yang diharapkan:

Siswa akan menjawab

Dari dua kasus di atas dapat

disimpulkan bahwa sifat dari

pertidaksamaan nilai mutlak

adalah

1. Jika |x| ≤ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

maka

2. Jika |x| ≥ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

107

maka x ≥ a atau x ≤ -a

3. Jika untuk a ≥ 0, a

∈ R maka atau

Kemungkinan kesulitan:

Siswa kesulitan dalam

menyimpulkan sifat-sifar

pertidaksamaan nilai mutlak

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru memberi scaffolding dengan

memberi arahan kepada siswa

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

108

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP I)

Nama Sekolah : MAS Nurul Falah Cadas

Mata Pelajaran : Matematika Wajib

Kelas/ Semester : X/1

Materi Pokok : Nilai Mutlak

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 3 (Pengetahuan) :

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan

kompleks dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian pada bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah.

KI 4 (Keterampilan) :

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu

variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu varibel

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

109

C. Indikator

3.1.1 Mengingat kembali materi pertidaksamaan linear satu variabel

3.1.2 Menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear satu variabel

D. Tujuan Pembelajaran

Memahami konsep dari pertidaksamaan linear satu variabel sebagai prasyarat

dari nilai mutlak

Menggunakan konsep pertidaksamaan linear satu variabel pada materi nilai

mutlak.

E. Materi Pembelajaran

Konsep pertidaksamaan linear satu variabel

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Guru mengkondisikan keadaan kelas

Guru memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4

siswa yang heterogen

Guru membagikan LKS kepada masing-masing

kelompok

Guru melakukan apersepsi dengan memberitahukan

kepada siswa mengenai pertidaksamaan linear satu

variabel merupakan materi prasyarat untuk materi

5 menit

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

110

nilai mutlak.

Kegiatan Inti

Siswa diminta mengamati masalah 1 yang termuat

dalam LKS

Siswa berdiskusi dan menuliskan maksud dari kata-

kata 13 tahun ke atas yang tertera pada gambar

Siswa membuat model matematika dari kata-kata 13

tahun ke atas tersebut

Guru membahas masalah 1 dan jawaban yang tepat

untuk setiap pertanyaan

Siswa diminta untuk mengamati masalah 2 yang

termuat setelah masalah 1

Masing-masing kelompok berdiskusi dan membuat

model matematika dari apa yang tertulis di masalah 2

Siswa mencari penyelesaian dari model matematika

yang terbentuk

Masalah 2 dibahas dengan satu kelompok diminta

maju oleh guru untuk mempresentasikan hasil

diskusinya pada masalah 2

Guru memberikan jawaban yang benar dan

menambahkan yang kurang

Siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal pada

masalah 3

Siswa berdiskusi untuk menyelesaikannya

Masing-masing kelompok maju untuk menuliskan

jawabannya di papan tulis sesuai dengan nomor

kelompoknya

Guru mengoreksi jawaban yang ada di papan tulis dan

memberikan arahan bagi yang kurang benar

80 menit

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

111

LKS dikumpulkan

Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya

Guru memberi latihan kepada siswa dikerjakan setiap

siswa secara individu di buku tulis masing-masing

Kegiatan

Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai

pertidaksamaan linear satu variabel dan langkah-

langkah mencari penyelesaian pertidaksamaan linear

satu variabel

Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

berikutnya

Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri

pelajaran dengan berdo‟a

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

5 menit

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian: Pengamatan dan tes tertulis

2. Prosedur penilaian:

No. Nilai Indikator Teknik penilaian Waktu

1. Sikap

spriritual

Berdoa sebelum dan

sesudah pelajaran

dimulai.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran

2. Sikap sosial 1. Aktif bertanya dalam

pembelajaran.

2. Bekerjasama

dalamkegiatan

kelompok.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran dan

saat diskusi

3. Pengetahuan 3.1.1 Mengingat kembali

materi pertidaksamaan

linear satu variabel

Tes tertulis Penyelesaian

tugas individu

dan kelompok

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

112

3.1.2 Menyelesaikan

masalah pertidaksamaan

linear satu variabel

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP II)

Nama Sekolah : MAS Nurul Falah Cadas

Mata Pelajaran : Matematika Wajib

Kelas/ Semester : X/1

Materi Pokok : Nilai Mutlak

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 3 (Pengetahuan) :

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan

kompleks dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian pada bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah.

KI 4 (Keterampilan) :

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu

variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu varibel

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

114

C. Indikator

3.1.3 Menjelaskan definisi nilai mutlak

3.1.4 Menemukan konsep nilai mutlak

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan konsep dari nilai mutlak

Siswa dapat menggunakan konsep nilai mutlak untuk menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan nilai mutlak.

E. Materi Pembelajaran

Pengertian nilai mutlak

Konsep nilai mutlak

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Guru mengkondisikan keadaan kelas

Guru memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4

siswa yang heterogen

Guru membagikan LKS kepada masing-masing

kelompok

Guru melakukan apersepsi dengan memberitahukan

kepada siswa mengenai nilai mutlak pada kehidupan

sehari-hari

5 menit

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

115

Kegiatan Inti

Siswa diminta mengamati masalah 1 yang termuat

dalam LKS

Siswa berdiskusi dan menuliskan jawabannya pada

titik-titik yang tersedia di tabel berdasarkan gambar

pada masalah 1

Siswa diminta mengamati masalah 2 yang termuat

dalam LKS

Siswa berdiskusi dan melakukan perintah pada LKS

yaitu melangkah beberapa langkah ke kanan dan ke

kiri

Siswa diminta untuk membuat sketsa dari langkah-

langkah yang dilakukan sebelumnya pada garis

bilangan yang sudah disiapkan

Diberikan sebuah tabel seperti di bawah ini dan siswa

diminta untuk mengisi titik-titik sesuai dari yang telah

digambarkan pada garis bilangan

Gerakan Posisi pada

garis bilangan

Jarak dari

posisi nol (0)

1 2 3

Pertama ....... ......

Kedua ....... ......

Ketiga ....... ......

Keempat ........ ......

Kelima ....... ......

Keenam ........ ......

Siswa diminta menyimpulkan yang didapatnya dari

tabel di atas

80 menit

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

116

Siswa diminta untuk memutlakkan setiap langkah

yang dilakukan

Ke kanan 2 langkah = │2│ = ...

Ke kiri 3 langkah = │-3│ = ...

Ke kiri 2 langkah = │-2│ = ...

Ke kanan 5 langkah = │5│ = ...

Ke kiri 7 langkah = │-7│ = ...

Ke kanan 1 langkah = │1│ = ...

Banyak langkah seluruhnya = │2│+│-3│+│-

2│+│5│+│1│+│-4│= .............................

Guru meminta siswa untuk menyimpulkan dari

masalah 1 dan masalah 2

Guru membantu siswa yang kesulitan dengan

memberikan scaffolding

Siswa diminta untuk menyimpulkan keseluruhan yang

telah dikerjakan dan menuliskan definisi dari nilai

mutlak

Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan

mempresentasikan apa yang telah didapatkan dari

mengerjakan LKS

Guru menyimpulkan kembali dan menambahkan

mengenai definisi nilai mutlak dengan menggunakan

alat peraga garis bilangan

Terdapat beberapa soal untuk dikerjakan perkelompok

Siswa dibolehkan bertanya saat mengerjakan soal-soal

tersebut kepada guru

Kelompok yang sudah selesai mengerjakan boleh

mengumpulkan LKS dan mendapatkan hadiah

Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

117

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian: Pengamatan dan tes tertulis

2. Prosedur penilaian:

No. Nilai Indikator Teknik penilaian Waktu

1. Sikap

spriritual

Berdoa sebelum

dan

sesudah pelajaran

dimulai.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran

2. Sikap sosial 1. Aktif bertanya

dalam

pembelajaran.

2. Bekerjasama

dalam kegiatan

kelompok.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran dan

saat diskusi

3. Pengetahuan 3.1.3 Menjelaskan

definisi nilai

mutlak

3.1.4 Menemukan

konsep nilai mutlak

Tes tertulis Penyelesaian

tugas individu

dan kelompok

pertidaksamaan linear satu variabel dan langkah-

langkah mencari penyelesaian pertidaksamaan linear

satu variabel

Guru memberi latihan kepada siswa dikerjakan setiap

siswa secara individu di buku tulis masing-masing

Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

berikutnya

Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri

pelajaran dengan berdo‟a

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

118

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP III)

Nama Sekolah : MAS Nurul Falah Cadas

Mata Pelajaran : Matematika Wajib

Kelas/ Semester : X/1

Materi Pokok : Nilai Mutlak

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 3 (Pengetahuan) :

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan

kompleks dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian pada bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah.

KI 4 (Keterampilan) :

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak linear satu

variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan

pertidaksamaan nilai mutlak linear satu varibel

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

119

C. Indikator

3.1.5 Menjelaskan sifat-sifat nilai mutlak

3.1.6 Menyelesaikan masalah pertidaksamaan nilai mutlak

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyusun pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel.

Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan nilai

mutlak linear satu variabel

Siswa dapat menggunakan konsep pertidaksamaan untuk menentukan

penyelesaian permasalahan nilai mutlak.

E. Materi Pembelajaran

Pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel

Sifat-sifat pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru memberikan salam pembuka dan berdoa untuk

memulai pembelajaran

Guru mengkondisikan keadaan kelas

Guru memeriksa kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

Guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2

siswa yang heterogen

Guru membagikan LKS kepada masing-masing

kelompok

Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa

5 menit

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

120

mengingat kembali konsep mengenai definisi mutlak

Kegiatan Inti

Siswa diminta mengamati situasi 1 yang termuat

dalam LKS

Siswa berdiskusi dan menuliskan jawabannya dengan

menggunakan definisi nilai mutlak

Guru membahas dan memberikan pengarahan bagi

yang belum benar

Siswa mengamati masalah 2

Karena masalah 2 sejenis dengan masalah 1, siswa

diminta teliti dalam mengerjakan oleh guru supaya

tidak hanya menyalin jawaban masalah 1

Siswa diminta menyimpulkan sifat-sifat

pertidaksamaan nilai mutlak dari masalah 1 dan

masalah 2

Guru mengingatkan siswa untuk mengubah tanda saat

dikalikan dengan (-1)

Guru menunjuk masing-masing perwakilan kelompok

untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya di

depan kelas

Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya

Guru memberi latihan kepada siswa dikerjakan setiap

siswa secara individu di buku tulis masing-masing

35 menit

Kegiatan

Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai sifat-

sifat pertidaksamaan nilai mutlak linear satu variabel

dan cara mengaplikasikan sifat-sifat ke dalam soal

Guru meminta siswa untuk mempelajari materi dari

awal hingga hari ini untuk persiapan ulangan harian

Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri

4 Me

nit

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

121

pelajaran dengan berdo‟a

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian: Pengamatan dan tes tertulis

2. Prosedur penilaian:

No. Nilai Indikator Teknik

penilaian

Waktu

1. Sikap

spriritual

Berdoa sebelum dan

sesudah pelajaran

dimulai.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran

2. Sikap sosial 1. Aktif bertanya dalam

pembelajaran.

2. Bekerjasama dalam

kegiatan kelompok.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran

dan saat diskusi

3. Pengetahuan 3.1.5 Menjelaskan sifat-

sifat nilai mutlak

3.1.6 Menyelesaikan

masalah pertidaksamaan

nilai mutlak

Tes tertulis Penyelesaian

tugas individu

dan kelompok

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

122

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

123

Bagaimanakah model matematika dari makna 13 tahun ke atas tersebut?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Wahid memiliki 5 kantong kelereng, masing-masing kantong isinya sama. Kakak

memberi lagi 12 biji, ternyata banyak kelereng Wahid sekarang lebih dari 70.

Bila banyak kelereng Wahid tiap kantong adalah x biji, bagaimanakah model

matematika yang terbentuk?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Carilah himpunan penyelesaian dari model matematika yang telah kamu buat!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tentukan nilai x dan gambarlah Daerah Himpunan Penyelesaian

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

1)

0

Situasi 2

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

124

2)

3)

4)

0

0

0

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

125

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

126

Apabila kegiatan siswa pada masalah 1 dituangkan ke dalam garis bilangan,

bagaimanakah gambar yang terbentuk?

Isilah tabel di bawah ini!

Gerakan Posisi pada garis bilangan Jarak dari posisi nol (0)

a B C

Pertama ....... ......

Kedua ....... ......

Ketiga ....... ......

Keempat ........ ......

Kelima ........ .......

Keenam ........ .......

Apa yang dapat Anda simpulkan dari kolom b dan c?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Jika setiap langkah kita lambangkan dengan | x | (harga mutlak x), maka isilah

titik-titik di bawah ini

Ke kanan 2 langkah = │2│ = ... Ke kiri 3 langkah = │-3│ = ...

Situasi 5

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

127

Ke kiri 2 langkah = │-2│ = ... Ke kanan 5 langkah = │5 │ = ...

Ke kiri 1 langkah = │-7│ = ... Ke kanan1 langkah = │1│ = ...

Banyak langkah seluruhnya=│2│+│-3│+│-2│+│5│+│-7│+│1│=…………………….

Dari kedua masalah di atas apa yang kalian dapatkan?

.............................................................................................................................

...........................................................................................................................

Nilai mutlak suatu bilangan adalah…………… antara suatu bilangan dengan

.................. pada garis bilangan real.

Sehingga Definisi dari nilai mutlak adalah:

x ∈

{

Dengan menggunakan definisi di atas, kerjakan soal di bawah ini!

1.

Jika ……………………..

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

…………………..…………..

Jika……………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

128

KUIS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1) Jika |x| = 5, maka x = ... dan x = ...

2) Dengan menggunakan definisi nilai mutlak, tentukan nilai:

a) |x - 2| untuk x bilangan real.

b) |-2x + 5 | untuk x bilangan real.

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

129

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

130

Diberikan sebuah pertidaksamaan, dan kamu diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan teresebut dengan menggunakan definisi

dari nilai mutlak

Dari situasi 7, jika kita misalkan sebagai |x| ≥ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

Dengan menggunakan Definisi 1.1, bagaimanakah penyelesaiannya?

Diberikan sebuah pertidaksamaan, dan kamu diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan teresebut dengan menggunakan definisi

dari nilai mutlak

Situasi 7

Situasi 8

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

131

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

132

Latihan

1.

2.

3. |

|

4.

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

133

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK

PERTEMUAN KE- I

Hari, Tanggal: Selasa, 19 Februari 2019

Penugasan Prediksi Respon Ada/ Tidak

Antisipasi Didaktis Pedagogis Efektif/

Tidak

Solusi

siswa diminta menjawab

pertanyaan

1. Apa makna dari kata

13 tahun ke atas?

2. Apa yang dapat kamu

buat dari makna 13

tahun ke atas tersebut?

Kemungkinan kesulitan

Siswa kesulitan dalam membuat

model matematika

Kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru membantu siswa dalam

memisalkan usia menjadi sebuah

variabel

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Siswa diminta menjawab

beberapa permintaan

1. Bila banyak kelereng

Beni tiap kantong

adalah x biji,

bagaimanakah langkah

awal yang harus

Kemungkinan kesulitan:

1. Siswa bingung dalam

membuat model matematika

dari informasi yang sudah

ada

2. Siswa lupa cara

menyelesaikan

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

1. Guru memberikan

scaffolding berupa pemisalan

2. Guru mminta siswa untuk

mengingat kembali materi

pertidaksamaan yang sudah

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

134

dilakukan untuk

menyelesaikan

permasalahan tersebut?

2. Carilah himpunan

penyelesaiannya dari

langkah awal yang

kamu pilih!

pertidaksamaan linear satu

variabel

Kesulitan baru: -

dipelajari saat SMP

Siswa diminta untuk

- Mencari masing-masing

nilai x

- menggambar garis

bilangan

- Menentukan himpunan

penyelesaian

Kemungkinan kesulitan

- Saat mengalikan dengan (-)

tanda tidak berubah

- Kesulitan dalam menentukan

arah pada garis bilangan

- Siswa tidak dapat menuliskan

himpunan penyelesaian

Kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

- Guru menegur kesalahan

tersebut dan meminta siswa

untuk memperbaikinya

- Guru mengarahkan siswa

untuk mensubtitusikan masing-

masing titik

- Guru memberikan pengarahan

dalam menentukan himpunan

penyelesaian

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

135

LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK

PERTEMUAN KE- II

Hari, Tanggal: Rabu, 20 Februari 2019

Penugasan Prediksi Respon Ada/ Tidak

Antisipasi Didaktis Pedagogis Efektif/

Tidak

Solusi

Siswa diminta untuk

menentukan arah dari

pohon ke mobil dan

masing-masing jaraknya

pada tabel yang disajikan!

Kemungkinan kesulitan:

Siswa kesulitan membaca arah

dan jarak dari gambar

Kesulitan baru:-

Prediksi

respon tidak

muncul saat

pembelajaran

Guru membantu siswa dengan

memberikan arahan dalam

membaca gambar yang

diberikan

- -------

Siswa diminta untuk

- Mengilustrasikan

kegiatan tersebut ke

dalam garis bilangan

- Menjawab pertanyaan

“bagaimanakah posisi

siswa pada garis

bilangan dan tentukan

jarak setiap perpindahan

langkah pertama dan

seterusnya jika dilihat

dari titik nol!”

Kemungkinan kesulitan

- Siswa kesulitan membuat

ilustrasi langkah demi

langkah pada garis bilangan

- Siswa tetap menuuliskan nilai

negatif di bagian c

Kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Siswa dibantu guru dengan

diarahkan dalam menarik garis

demi garis dengan

menggunakan penggaris

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

136

Siswa diminta

menyimpulkan maksud

dari bagian a dan b pada

tabel

Kemungkinan kesulitan

Siswa tidak mampu

menyimpulkan bagian a dan b

pada tabel

Kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru membantu siswa dengan

memberikan clue

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Siswa diminta untuk

menjawab

Jika setiap langkah kita

lambangkan dengan | x |

(harga mutlak x), maka

isilah titik-titik di bawah

ini

Ke kanan 2 langkah =

│2│ = ...

Ke kiri 3 langkah = │-

3│ = ...

Ke kiri 2 langkah = │-

2│ = ...

Ke kanan 5 langkah =

│5│ = ...

Ke kiri 7 langkah = │-

7│ = ...

Ke kanan 1 langkah =

│1│ = ...

Kemungkinan kesulitan

Tidak memutlakkan yang

bernilai negatif

Ke kanan 2 langkah = │2│= 2

Ke kiri 3 langkah =│-3│= -3

Ke kiri 2 langkah =│-2│= -2

Ke kanan 5 langkah = │5│= 5

Ke kiri 7 langkah = │-7│= -7

Ke kanan 1 langkah =│-1│= -1

Banyak langkah seluruhnya=

│2│+│-3│+│-

2│+│5│+│1│+│-4│= -1

Kesulitan baru: siswa kesulitan

dalam memahami redaksi yang

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Muncul

kesulitan

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

- Guru membantu siswa dengan

mengandaikan bilangan yang

bernilai negatif itu adalah

angka pada garis bilangan dan

seperti yang ada pada tabel,

siswa diminta menentukan

jaraknya dari garis nol

- Guru membantu siswa dengan

memberitahu bahwa setiap

bilangan yang dimutlakkan

harus positif

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Guru membantu

siswa dengan

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

137

Banyak langkah

seluruhnya = │2│+│-

3│+│-2│+│5│+│1│+│-

4│= .............................

berisi nilai mutlak yang

sebelumnya

tidak

dipredisi

mengenalkan tanda

mutlak

Siswa diminta untuk

memberikan kesimpulan

dari apa yang sudah

didapatkan dari masalah-

masalah yang sudah

diselesaikan

Kemungkinan kesulitan:

Siswa tidak bisa menjawab

maksud dari titik-titik yang ada

Prediksi

respon

muncul

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru memberikan scaffolding

dengan mengingatkan mengenai

konsep yang sebelumnya

dipelajari dengan menggunakan

alat peraga yang sudah

disiapkan sebelumnya

Efektif

karena

antisipasi

yang

dibuat

solutif

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

138

LEMBAR OBSERVASI METAPEDADIDAKTIK

PERTEMUAN KE- III

Hari, Tanggal: Kamis, 21 Februari 2019

Penugasan Prediksi Respon Ada/ Tidak Antisipasi Didaktis

Pedagogis

Efektif/

Tidak

Solusi

Siswa diminta untuk

menentukan himpunan

penyelesaian dan

memberikan perbedaan

dari kedua

pertidaksamaan tersebut

Kemungkinan kesulitan:

- Siswa lupa menggunakan

definisi nilai mutlak

- Siswa keliru dalam

mengaplikasikan definisi

nilai mutlak terhadap

masalah pertidaksamaan

nilai mutlak seperti pada

masalah 1

- Siswa keliru menentukan

himpunan penyelesaian

Kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru meminta siswa untuk

membuka kembali materi dari

definisi nilai mutlak yang

sudah dipelajari sebelumnya

dan mengarahkan siswa

mengaplikasikan definisi nilai

mutlak untuk menyelesaikan

masalah peetidaksamaan nilai

mutlak tersebut

tidak efektif

karena siswa

masih merasa

kesulitan

dalam

menyelesaikan

penugasan ini

Guru membantu

siswa dengan

memberikan salah

satu contoh

pertidaksamaan nilai

mutlak dengan angka

lain

Siswa diminta untuk

menentukan himpunan

penyelesaian dari situasi

Kemungkinan kesulitan

siswa sulit menggunakan

definisi yang sudah dipelajari

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru membantu siswa dalam

menggunakan definisi

Efektif karena

antisipasi

yang dibuat

solutif

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

139

di samping ke dalam bentuk

pertidaksamaan yang tidak

menggunakan angka

keslitan baru: -

Siswa diminta untuk

menentukan himpunan

penyelesaian dari situasi

di samping

Kemungkinan kesulitan:

siswa sulit menggunakan

definisi yang sudah dipelajari

ke dalam bentuk

pertidaksamaan yang tidak

menggunakan angka saat

mengerjakan bagian untuk x

< 0, maka |x| = –x sehingga

- x ≥ a atau x ≥ -a tanda tidak

berubah

kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru membantu siswa dengan

memberi pemisalan

Efektif

Siswa diminta untuk

menyelesaikan

permasalahan

kemungkinan kesulitan:

siswa kesulitan dengan 2

tanda pada satu

pertidaksamaan.

Siswa kesulitan

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Guru memberikan bantuan

dengan memberitahu

bahwa untuk

menyelesaikan masalah 3

tersebut sama seperti cara

Efektif karena

antisipasi

yang dibuat

solutif

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

140

menuliskan himpunan

penyelesaian

pengerjaan masalah 1 dan 2

hanya saja untuk masalah 3

terdapat dua tanda.

guru mengarahkan siswa

untuk menuangkan hasil

dari penemuannya ke

dalam garis bilangan

terlebih dahulu

Siswa diminta untuk

membuat kesimpulan

dari apa yang telah

didapatnya

Kemungkinan kesulitan:

Siswa kesulitan dalam

menyimpulkan sifat-sifat

pertidaksamaan nilai mutlak

Kesulitan baru: -

Prediksi

respon

muncul saat

pembelajaran

Antisipasi kemungkinan

kesulitan:

Guru memberi scaffolding

dengan memberi arahan

kepada siswa

Efektif karena

antisipasi

yang dibuat

solutif

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

141

Lampiran 9

DESAIN PEMBELAJARAN I (Revisi)

Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dari bentuk linear satu variabel

Indikator :

3.1.1 Mengingat kembali materi pertidaksamaan linear dan kuadrat satu variabel

3.1.2 Menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear dan kuadrat satu variabel

Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis

Mungkin suatu hari anda pernah

lewat depan gedung bioskop, di situ

anda bisa melihat poster atau

gambar film yang akan diputar

seperti pada gambar disamping

siswa diminta menjawab

pertanyaan

- Apa makna dari kata 13 tahun ke

atas?

- Apa yang dapat kamu buat dari

makna 13 tahun ke atas tersebut?

Respon yang diharapkan

Siswa akan menjawab

- Usia penonton yang harus di atas

13 tahun

- Pertidaksamaan linear yaitu jika

usia dimisalkan dengan u maka

Kemungkinan kesulitan

Siswa kesulitan dalam membuat

model matematika

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dalam

memisalkan usia menjadi sebuah

variabel

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

142

Wahid memiliki 5 kantong

kelereng, masing-masing kantong

isinya sama. Kakak memberi lagi

15 biji, ternyata banyak kelereng

Beni sekarang lebih dari 70.

Siswa diminta menjawab beberapa

permintaan

3. Bila banyak kelereng Beni tiap

kantong adalah x biji,

bagaimanakah langkah awal

yang harus dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan

tersebut?

4. Carilah himpunan

penyelesaiannya dari langkah

awal yang kamu pilih!

Respon yang diharapkan:

Siswa akan menjawab

3. 5x + 15 > 70

4. 5x + 15 > 70

5x > 70-15

5x > 55

x > 11

Kemungkinan kesulitan:

- Siswa bingung dalam membuat

model matematika dari informasi

yang sudah ada

- Siswa lupa cara menyelesaikan

pertidaksamaan linear satu

variabel

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

- Guru memberikan scaffolding

berupa pemisalan

- Guru mminta siswa untuk

mengingat kembali materi

pertidaksamaan yang sudah

dipelajari saat SMP

Diberikan soal-soal yang berkaitan

dengan pertidaksamaan linear satu

variabel

Siswa diminta untuk

- Mencari masing-masing nilai x

- Menggambar garis bilangan

- Menentukan himpunan

penyelesaian

Respon yang diharapkan:

siswa dapat mencari masing-

masing nilai x, menggambar garis

bilangannya kemudian menuliskan

himpunan penyelesaiannya

Kemungkinan kesulitan

Antisipasi kemungkinan

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

143

- Saat mengalikan dengan (-)

tanda tidak berubah

- Kesulitan dalam menentukan

arah pada garis bilangan

- Siswa tidak dapat menuliskan

himpunan penyelesaian

kesulitan:

- Guru menegur kesalahan tersebut

dan meminta siswa untuk

memperbaikinya

- Guru mengarahkan siswa untuk

mensubtitusikan masing-masing

titik

- Guru memberikan pengarahan

dalam menentukan himpunan

penyelesaian

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

144

DESAIN PEMBELAJARAN II (Revisi)

Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dari bentuk linear satu variabel

Indikator :

3.1.3 Menjelaskan definisi nilai mutlak

3.1.4 Menemukan konsep nilai mutlak

Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis

Diberikan sebuah gambar

Siswa diminta untuk menentukan arah

dari pohon ke mobil dan masing-

masing jaraknya pada tabel yang

disajikan!

Respon yang diharapkan:

Siswa dapat menjawab

Kemungkinan kesulitan:

Siswa kesulitan membaca arah dan

jarak dari gambar

Jarak

antara

mobil dan

pohon

Arah dari

pohon ke

mobil

Jarak

(m)

Mobil A Kiri 3

Mobil B Kanan 2

Mobil C Kanan 5

Guru membantu siswa dengan

memberikan arahan dalam

membaca gambar yang diberikan

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

145

Siswa melakukan kegiatan berjalan

2 langkah ke kanan, 3 langkah ke

kiri, 2 langkah ke kiri, 5 langkah ke

kanan, 7 langkah ke kiri, dan 1

langkah ke kanan.

- Siswa diminta untuk

mengilustrasikan kegiatan tersebut

ke dalam garis bilangan

- Menjawab pertanyaan

“bagaimanakah posisi siswa pada

garis bilangan dan tentukan jarak

setiap perpindahan langkah pertama

dan seterusnya jika dilihat dari titik

nol!”

Respon yang diharapkan

- Siswa menggambarkan ilustrasi

langkah-langkah menggunakan

garis bilangan

- Siswa akan menjawab pada tabel

Gerakan Posisi pada

garis

bilangan

Jarak

dari

posisi nol

(0)

A B c

Pertama 2 2

Kedua -1 1

Ketiga -3 3

Keempat 2 2

Kelima -5 5

Keenam -4 4

Kemungkinan kesulitan

Siswa kesulitan membuat ilustrasi

langkah demi langkah pada garis

bilangan dan siswa tetap

menuuliskan nilai negative di bagian

c

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Siswa dibantu guru dengan

diarahkan dalam menarik garis

demi garis dengan menggunakan

penggaris

Diberikan sebuah pertanyaan Siswa diminta menyimpulkan maksud

dari bagian a dan b pada tabel

Respon yang diharapkan

Siswa dapat menyimpulkan

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

146

jarak memiliki nilai yang selalu positif

meskipun berada pada titik negatif di

garis bilangan

Kemungkinan kesulitan

Siswa tidak mampu menyimpulkan

bagian a dan b pada tabel

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dengan

memberikan clue

setiap langkah pada masalah 2

dilambangkan dengan | x |

Siswa diminta untuk menjawab

Ke kanan 2 langkah = │2│ = ...

Ke kiri 3 langkah = │-3│ = ...

Ke kiri 2 langkah = │-2│ = ...

Ke kanan 5 langkah = │5│ = ...

Ke kiri 7 langkah = │-7│ = ...

Ke kanan 1 langkah = │1│ = ...

Banyak langkah seluruhnya =

│2│+│-3│+│-2│+│5│+│1│+│-

4│= .............................

Respon yang diharapkan

Ke kanan 2 langkah = │2│= 2

Ke kiri 3 langkah =│-3│= 3

Ke kiri 2 langkah =│-2│= 2

Ke kanan 5 langkah = │5│= 5

Ke kiri 7 langkah = │-7│= 7

Ke kanan 1 langkah =│-1│= 1

Banyak langkah seluruhnya=

│2│+│-3│+│-2│+│5│+│-

7│+│1│= 20

Prediksi kesalahan siswa

1. Tidak memahami tanda yang

diberikan

2. Tidak memutlakkan yang bernilai

negatif

Ke kanan 2 langkah = │2│= 2

Ke kiri 3 langkah =│-3│= -3

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

3. Sebelumnya guru telah

memberitahukan tanda yang

diberikan merupakan tanda

dari nilai mutlak

4. Guru membantu siswa dengan

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

147

Ke kiri 2 langkah =│-2│= -2

Ke kanan 5 langkah = │5│= 5

Ke kiri 7 langkah = │-7│= -7

Ke kanan 1 langkah =│-1│= -1

Banyak langkah seluruhnya=

│2│+│-3│+│-2│+│5│+│1│+│-

4│= -1

mengandaikan bilangan yang

bernilai negatif itu adalah

angka pada garis bilangan dan

seperti yang ada pada tabel,

siswa diminta menentukan

jaraknya dari garis nol

5. Guru membantu siswa dengan

memberitahu bahwa setiap

bilangan yang dimutlakkan

harus positif

Siswa diminta untuk memberikan

kesimpulan dari apa yang sudah

didapatkan dari masalah-masalah yang

sudah diselesaikan

Respon yang diharapkan:

Nilai mutlak suatu bilangan adalah

jarak antara suatu bilangan dengan

titik nol pada garis bilangan real.

Sehingga Definisi dari nilai mutlak

adalah:

{

Kemungkinan kesulitan:

Siswa tidak bisa menjawab maksud

dari titik-titik yang ada

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru memberikan scaffolding

dengan mengingatkan mengenai

konsep yang sebelumnya

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

148

dipelajari dengan menggunakan

alat peraga yang sudah disiapkan

sebelumnya

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

149

DESAIN PEMBELAJARAN III (Revisi)

Kompetensi Dasar :

3.1 Menginterpretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan

pertidaksamaan linear Aljabar lainnya

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dari bentuk linear satu variabel

Indikator :

3.1.5 Menjelaskan sifat-sifat nilai mutlak

3.1.6 Menyelesaikan masalah pertidaksamaan nilai mutlak

Situasi Didaktis Penugasan Prediksi Respon Antisipasi Didaktis Pedagogis

Diberikan sebuah pertidaksamaan

dan

Siswa diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dan

memberikan perbedaan dari kedua

pertidaksamaan tersebut

Respon yang diharapkan:

Untuk , siswa akan

menjawab

Jika maka

sehingga

Jika maka

Garis bilangan:

Maka HP dari pertidaksamaan

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

150

tersebut adalah { }

Dan untuk iswa akan

menjawab

Jika maka

sehingga

Jika maka

Garis bilangan

Maka HP dari adalah

{ ∈ }

Kemungkinan kesulitan:

Siswa lupa menggunakan definisi

nilai mutlak, siswa keliru dalam

mengaplikasikan definisi nilai

mutlak terhadap masalah

pertidaksamaan nilai mutlak

seperti pada masalah 1, siswa

keliru menentukan himpunan

penyelesaian

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru meminta siswa untuk

membuka kembali materi dari

definisi nilai mutlak yang sudah

dipelajari sebelumnya dan

mengarahkan siswa

mengaplikasikan definisi nilai

mutlak untuk menyelesaikan

masalah peetidaksamaan nilai

mutlak tersebut

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

151

Guru juga memberikan contoh

dengan menggunakan bilangan lain

diberikan |x| ≤ a untuk a ≥ 0, a ∈ R Siswa diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari situasi

di samping

Jawaban yang diharapkan

Siswa akan menjawab

untuk x ≥ 0, maka |x| = x

sehingga

untuk x < 0, maka |x| = –x

sehingga atau

Dengan demikian, penyelesaian

dari |x| ≤ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

adalah dan atau

sering dituliskan dengan

.

Jadi, menyelesaikan |x| ≤ a setara

dengan menyelesaikan

.

Kemungkinan kesulitan

siswa sulit menggunakan definisi

yang sudah dipelajari ke dalam

bentuk pertidaksamaan yang tidak

menggunakan angka

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dalam

menggunakan definisi

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

152

Diberikan |x| ≥ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

Siswa diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari situasi

di samping

Respon yang diharapkan:

jika kita misalkan sebagai |x| ≥ a

untuk a ≥ 0, a ∈ R

Dengan menggunakan Definisi

1.1,

maka

untuk x ≥ 0, maka |x| = x

sehingga x ≥ a

untuk x < 0, maka |x| = –x

sehingga - x ≥ a atau x ≤ -a

kemungkinan kesulitan:

Siswa sulit menggunakan definisi

yang sudah dipelajari ke dalam

bentuk pertidaksamaan yang tidak

menggunakan angka

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru membantu siswa dengan

memberi pemisalan

Diberikan sebuah pertidaksamaan

Siswa diminta untuk menyelesaikan

permasalahan di samping

Respon yang diharapkan

Siswa akan menjawab

Dengan menggunakan Definisi

1.1,

maka

untuk x ≥ 0, maka |x| = x

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

153

sehingga

untuk x < 0, maka |x| = –x

sehingga menjadi

dapat diubah

menjadi

kemngkinan kesulitan:

siswa kesulitan dengan 2 tanda

pada satu pertidaksamaan.

Siswa kesulitan menuliskan

himpunan penyelesaian

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru memberitahu bahwa untuk

menyelesaikan masalah tersebut

sama seperti cara pengerjaan

masalah sebelumnya hanya saja

untuk masalah ini terdapat dua

tanda.

Kesimpulan

Siswa diminta untuk membuat

kesimpulan dari apa yang telah

didapatnya

Respon yang diharapkan:

Siswa akan menjawab

Dari dua kasus di atas dapat

disimpulkan bahwa sifat dari

pertidaksamaan nilai mutlak

adalah

- Jika |x| ≤ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

maka

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

154

- Jika |x| ≥ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

maka x ≥ a atau x ≤ -a

- Jika untuk a ≥ 0, a ∈

R maka atau

Kemungkinan kesulitan:

Siswa kesulitan dalam

menyimpulkan sifat-sifar

pertidaksamaan nilai mutlak

Antisipasi kemungkinan kesulitan:

Guru memberi scaffolding dengan

memberi arahan kepada siswa

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

155

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

156

Bagaimanakah model matematika dari makna 13 tahun ke atas tersebut?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Wahid memiliki 5 kantong kelereng, masing-masing kantong isinya sama. Kakak

memberi lagi 12 biji, ternyata banyak kelereng Wahid sekarang lebih dari 70.

Bila banyak kelereng Wahid tiap kantong adalah x biji, bagaimanakah model

matematika yang terbentuk?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Carilah himpunan penyelesaian dari model matematika yang telah kamu buat!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tentukan nilai x dan gambarlah Daerah Himpunan Penyelesaian

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

1.

0

Situasi 2

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

157

2.

3.

4.

0

0

0

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

158

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

159

Apabila kegiatan siswa pada masalah 1 dituangkan ke dalam garis bilangan,

bagaimanakah gambar yang terbentuk?

Isilah tabel di bawah ini!

Gerakan Posisi pada garis bilangan Jarak dari posisi nol (0)

A B C

Pertama ....... ......

Kedua ....... ......

Ketiga ....... ......

Keempat ........ ......

Kelima ........ .......

Keenam ........ .......

Apa yang dapat Anda simpulkan dari kolom b dan c?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Jika setiap langkah kita lambangkan dengan | x | (harga mutlak x), maka isilah

titik-titik di bawah ini jika dikaitkan dengan konsep jarak seperti yang sudah

kalian kerjakan di atas.

Situasi 5

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

160

Ke kanan 2 langkah = │2│ = ... Ke kiri 3 langkah = │-3│ = ...

Ke kiri 2 langkah = │-2│ = ... Ke kanan 5 langkah = │5 │ = ...

Ke kiri 1 langkah = │-7│ = ... Ke kanan1 langkah = │1│ = ...

Banyak langkah seluruhnya=│2│+│-3│+│-2│+│5│+│-7│+│1│=…………………….

Dari kedua masalah di atas apa yang kalian dapatkan?

.............................................................................................................................

...........................................................................................................................

Nilai mutlak suatu bilangan adalah…………… antara suatu bilangan dengan

.................. pada garis bilangan real.

Sehingga Definisi dari nilai mutlak adalah:

x ∈

{

Dengan menggunakan definisi di atas, kerjakan soal di bawah ini!

a.

Jika ……………………..

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

…………………..…………..

Jika……………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

………………………………

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

161

KUIS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1) Jika |x| = 5, maka x = ... dan x = ...

2) Dengan menggunakan definisi nilai mutlak, tentukan nilai:

a. |x - 2| untuk x bilangan real.

b. |-2x + 5 | untuk x bilangan real.

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

162

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

163

Diberikan sebuah pertidaksamaan, dan kamu diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan teresebut dengan menggunakan definisi

dari nilai mutlak

Dari situasi 7, jika kita misalkan sebagai |x| ≥ a untuk a ≥ 0, a ∈ R

Dengan menggunakan Definisi 1.1, bagaimanakah penyelesaiannya?

Diberikan sebuah pertidaksamaan, dan kamu diminta untuk menentukan

himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan teresebut dengan menggunakan definisi

dari nilai mutlak

Situasi 7

Situasi 8

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

164

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

165

Latihan

1.

2.

3. |

|

4.

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

166

Lampiran 11

HASIL WAWANCARA SISWA

Peneliti : Menurutmu bagaimana soal tes yang kaka kasih? Mudah, sedang,

atau sulit?

Siswa : Lumayan kak, karena itu materinya bisa dibilang baru diajarin jadi

masih nempel diotak udah ga asing.

Peneliti : Oh berarti mudah ya? Nah aku mau tanya nih untuk nomor 1 bagian

d kamu kan jawabnya begini ya, bisa tolong jelaskan?

Siswa : Oh itu kan kalo x+a=b biar jadi x samadengan a nya tinggal pindahin

aja kak jadinya bener x=b-a

Peneliti : Oke benar seperti itu tapi itu kan ada kata hanya sedangkan untuk

nilai mutlak itu ada 2 kemungkinan loh

Siswa : Oh iya kak bener aku lupa ga cari kalo yang di dalam mutlaknya

diminusin

Peneliti : Nah itu. Kalo yang bagian g bisa jelasin ke aku maksud jawaban

kamu?

Siswa : Iya menurut aku itu bilangan asli pasti lebih besar dari bilangan bulat

karena bilangan bulat kan ada yang negatif.

Peneliti : Tapi coba deh kalo bilangan bulatnya -7 terus bilangan aslinya 4 nah

kalo dua2nya dimutlakkan hasilnya gimana?

Siswa : Oh iyaya bakal gedean yg -7 kalo dimutlakkan.

Peneliti : Iya begitu. Sekarang aku mau tanya jawaban kamu yang nomor 2.

Menurut kamu yang bagian ini jawaban kamu sudah benar?

Siswa : Sudah kak

Peneliti : Coba deh kamu liat bagian ini (menunjuk jawaban siswa). Ini kan

kalo dibagi sama minus harusnya tandanya gimana?

Siswa : Oh iya harusnya tandanya berubah jadi >= ya kak

Peneliti : Iya betul. Kalo yang nomor 2 bagian c dan d gimana ?

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

167

Siswa : Aku ngerasaa ada yang kurang sih kak soalnya pas ngerjain itu yang

penting dapet jawaban dan dulu juga gapernah dikasih soal yang ada

dua tanda kaya gitu kak.

Peneliti : Nah itu sebenernya kamu udah benar jawabnya tapi yang kamu

kerjakan itu hanya untuk kemungkinan x>=0. Jadi kamu kurang

ngerjain untuk yang x<0

Siswa : Oh pantesan aja aku ngerasa ada yang kurang.

Peneliti : iyaa. Nah kalo menurut kamu kesulitan apa saja yang ada pada

materi nilai mutlak?

Siswa : Itusih kak kadang suka kurang teliti sama operasi yang huruf-

hurufnya itu sama definisi yang x<0 itu sering lupa kak hehe.

Peneliti :Sip. Menurutmu bagaimana cara guru menjelaskan konsep nilai

mutlak di keals? Apakah penjelasannya sudah jeals?

Siswa : Jelasin langsung di depan kelas. cukup jelas kak

Peneliti :Oh gitu. Menurut kamu gimana sih harusnya cara ngajar guru biar

siswanya gampang paham?

Siswa : Jelasin step by step nya kak, terus kalau ada rumusnya, rumusnya

ditulis. Selama ini sih guru matematika disekolah kalau ngejelasin

jelas-jeals aja kak, Cuma kalau ulangan kadang suka lebih susah dari

contohnya

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

168

HASIL WAWANCARA GURU

Peneliti : Apa kendala yang ibu alami saat mengajar pertidaksamaan nilai

mutlak?

Guru : Hampir sebagian besar di kelas itu anak-anaknya belum menguasi

operasi aljabar jadi saat mengerjakan masalah nilai mutlak mereka

melakukan kesalahan di bagian operasinya

Peneliti : Bagaimana karakteristik siswa saat ibu mengajar materi ini, apakah

aktif atau pasif bu?

Guru : Aktif ko anak-anak yang merasa belum paham selalu bertanya ke

saya, paling kalo yang pemalu gitu biasanya tanya temen sebangkunya.

Peneliti : Kesulitan apa yang dialami siswa dalam konsep pertidaksamaan nilai

mutlak?

Guru : Definisi nilai mutlak masih kesulitan untuk dipahami karena

merupakan materi yang lumayan abstrak dan juga untuk sifat-sifat dari

nilai mutlak masih belum sesuai menggunakannya dalam

menyelesaikan soal-soal.

Peneliti : Kemudian, dalam mempelajari materi inisumber belajarnya dari buku

pegangan siswa saja atau ibu pake buku dari sumber lain

Guru : Sumbernya sih bukan dari pegangan anak saja,jadi ada beberpa

sumber lain yang dipakai

Peneliti : Bagaimana cara ibu mengajar materi ini, apakah individual, atau

kelompok, atau dengan presentasi kah?

Guru : Kalo saya sih biasanya saya jelasin gitu metode ceramah terus dikasih

tuga boleh kerjain sama teman sebangkunya.

Peneliti : Menurut ibu bagaimana cara yang fektif untuk mengatasi kesulitan

siswa pada materi ini ?

Guru : Sebetulnya untuk mengurangi beban mereka, jadi caranya yang sudah

paham kita bagi bagi. Dalam satu kelompok ada yang bisa, jadi dia bisa

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

169

membantu teman temannya yang belum paham. Nah selain itu guru

juga mengingatkan mereka dengan materi prasyarat untuk materi ini.

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

170

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

171

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

172

Page 188: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

173

Page 189: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

174

Page 190: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

175

Page 191: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

176

Page 192: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

177

Page 193: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46461/1/KASYIFAH...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Kasyifah FikriyyahPublish Year: 2019

178