repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43899/1/sovi...repository.uinjkt.ac.idauthor:...
TRANSCRIPT
PEMAKNAAN MAHASISWA UNIT KEGIATAN
MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TERHADAP POLEMIK UCAPAN SELAMAT
NATAL DI VIDEO USTADZ ABDUL SOMAD
DAN USTADZ ABDUL MUSTAQIM
Skripsi
Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Sovi Hizmi
NIM: 1113051000199
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
ii
i
ABSTRAK
Nama : Sovi Hizmi
NIM : 1113051000199
Pemaknaan Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Polemik
Ucapan Selamat Natal Di Video Ustadz Abdul Somad Dan
Ustadz Abdul Mustaqim
Perdebatan tentang boleh tidaknya memberi ucapan “Selamat
Natal” bagi ummat muslim setiap kali bulan Desember datang,
atau menjelang Natal 25 Desember, selalu menjadi perbincangan
yang bergema diberbagai ruang diskusi. Tak jarang, di media
sosial, masyarakat saling menjatuhkan dan mengeluarkan ujaran-
ujaran kasar, termasuk mengkafirkan sesama muslim. Disatu sisi,
perbedaan pendapat yang terjadi antar ulama menyebabkan
terbelahnya masyarakat dalam menanggapi tentang hukum
mengucapkan natal. Salah satu ulama yang berbeda pendapat dan
sedang viral di media sosial yaitu Ustadz Abdul Somad dengan
larangannya mengucapkan natal dengan ustadz yang menyanggah
isi ceramah Ustadz Abdul Somad yaitu Ustadz Abdul Mustaqim.
Berdasarkan konteks di atas, untuk mengetahui pemaknaan
Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta maka penulis memaparkan dengan pertanyaan
bagaimana pemaknaan khalayak terhadap tayangan ceramah di
youtube tentang kontroversi ucapan selamat natal?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemaknaan
khalayak dari Stuart Hall sebagai proses khalayak mengonsumsi
dan memproduksi makna dalam proses penerimaan atas konten
media massa yang dikonsumsinya. Dalam teori pemaknaan
khalayak, Stuart Hall membagi khalayak ke dalam tiga posisi
pembaca, yakni (1) dominan-hegemonik, (2) negosiasi, dan (3)
oposisional.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga kategori khalayak
dalam memaknai kontroversi ucapan Natal di media baru yaitu
dominan, hegemoni, dan oposisi, setiap Informan dalam memaknai
pesan yang diberikan dipengaruhi oleh latar belakang, pergaulan
serta pendidikan yang sudah ditanamkan di dalam keluarga.
Kata kunci: kontroversi, makna, mengonsumsi, memproduksi,
khalayak, pendidikan.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dengan judul Pemaknaan Mahasiswa
Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Polemik
Ucapan Selamat Natal Di Video Ustadz Abdul Somad
Dan Ustadz Abdul Mustaqim. Tujuan dari penulisan
skripsi ini adalah dalam rangka mendapatkan gelar sarjana
komunikasi sosial (S. Sos). sholawat beserta salam
senantiasa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga
akhir zaman.
Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas
dari campur tangan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang dengan
tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Arief
Subhan, M.A., Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak
Suparto, M. Ed., Ph. D., Wakil Dekan II Bidang
iii
Administrasi Umum, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, M.A.,
serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama, Bapak Dr. Suhaimi, M. Si.
3. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Bapak Drs. Masran M. Ag. dan Sekretaris
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu
Fita Fathurokhmah, M. Si.
4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Bintan Humaira, M. Si.
Terima kasih telah membimbing serta mengarahkan,
dan selalu bersedia menjadi teman diskusi bagi penulis
hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan, sosok
dosen yang mengispirasi dan tidak pernah lelah dalam
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Staf Tata Usaha dan Staf Perpustakan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Kepada seluruh keluarga besar UKM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama anggota UKM Bahasa-
FLAT, HIQMA, PSM, LDK dan Pramuka yang telah
bersedia menjadi informan. Penulis ucapkan terima
kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan
sehingga membantu penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
8. Kedua orang tua tercinta, Abah Bahri dan Alm. Ibu Siti
Nurjanah yang tidak pernah ragu dalam mendidik,
menasehati dan memberikan kasih dan sayangnya
kepada penulis. Terimakasih atas cinta dan doanya yang
selalu dipanjatkan setiap hari. Tak lupa, kakak-kakak
iv
yang ikhlas memberikan bantuan moril maupun materil
Ka Andi Subhan, Ce Ida Wahdah, Aa Kiki, Ce Lala, Ce
Lia, dan Ce Vina serta mendukung penulis untuk
meraih gelar sarjana. Semoga Allah selalu melindungi,
memberikan kesehatan dan panjang Umur.
9. Keluarga besar Bani Halim, terutama Om Nanang dan
Tante Qori atas bantuannya dalam menyelesaikan
skripsi penulis.
10. Keluarga besar UKM Bahasa FLAT yang telah menjadi
rumah kedua bagi penulis.
11. Teman-teman TREIZE yang sudah menjadi teman
organisasi, teman curhat, teman diskusi dan teman
yang akan selalu menjadi teman.
12. Rani Kusuma Dewi yang telah membantu penulis dan
tidak pernah ragu untuk menemani penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Orang yang selalu menjadi
vitamin bagi penulis saat merasa lelah dan putus asa
dalam pembuatan skripsi ini.
13. Teman-teman KPI angkatan 2013, KPI kelas E yang
telah menemani penulis ketika masa-masa perkuliahan.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan pihak-pihak yang telah
membantu, dan penulis berharap semoga skripsi ini bisa
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Ciputat, 28 Juni 2018
Sovi Hizmi
NIM. 111305100019
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ ii
DAFRTAR ISI ........................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 14
D. Metodologi Penelitian ................................................ 15
E. Tinjauan Pustaka ........................................................ 20
F. Sistematika Penulisan ................................................ 21
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Media
1. Media......................................................................23
2. Fungsi Media..........................................................29
3. Jenis-Jenis Media...................................................30
B. Media Baru (New Media)…. ...................................... 31
1. Perbedaan Media Baru dari Media Lama...............33
2. Perubahan Utama yang Berkaitan Dengan
Munculnya Media Baru..........................................34
3. Karakteristik Kunci Untuk Membedakan Media
Lama Dengan Media Baru Dari Perspektif
Pengguna................................................................34
C. Khalayak.....................................................................35
D. Teori Pemaknaan Khalayak........................................38
E. Kontroversi Mengucapkan Selamat Natal..................46
vi
BAB III GAMBARAN UMUM YOUTUBE DAN DESKRIPSI
OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah YouTube ....................................................... 50
B. Pendiri dan Manajemen ............................................. 52
C. Prestasi ....................................................................... 55
D. Produk ........................................................................ 57
E. Deskripsi Konten Ceramah Ustadz Abdul Somad .... 58
F. Deskripsi Konten Sanggahan Ustadz Abdul
Mustaqim.....................................................................59
BAB IV ANALISIS DATA
1. Isi Ceramah Ustadz Abdul Somad.............................. 61
2. Isi Ceramah Ustadz Abdul Mustaqim ........................ 62
A. Identitas Informan ....................................................... 64
B. Pengetahuan Tentang YouTube .................................. 66
C. Pemaknaan Terhadap Isi Ceramah Ustadz Abdul
Somad..........................................................................70
D. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul
Mustaqim Terhadap Ceramah Ustadz Abdul
Somad..........................................................................86
E. Pemahaman Tentang Toleransi..................................107
F. Pemaknaan Terhadap Tokoh yang Menyampaikan
Pesan.........................................................................121
G. Manfaat dan Kerugian Menonton YouTube.............131
BAB V PEMBAHASAN
1. Diskusi Hasil Penelitian........................................... 138
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................. 162
B. Saran ........................................................................ 164
DAFTAR PUSTAKA...............................................................166
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemahaman Tentang YouTube ................................ 138
Tabel 2 Pemaknaan Terhadap Isi Ceramah Ustadz Abdul
Somad ....................................................................... 141
Tabel 3 Pemaknaan terhadap Sanggahan Ustadz Abdul
Mustaqim Terhadap Isi Ceramahnya Ustadz Abdul
Somad ..................................................................... ..144
Tabel 4 Kategori Pemaknaan Khalayak terhadap Isi
Ceramahnya Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul
Mustaqim...................................................................156
Tabel 5 Pemahaman Tentang Toleransi ................................ 158
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Capture ceramah Ustadz Abdul Somad ............... 58
Gambar 1.2. Capture komentar penonton video ceramahnya
Ustadz Abdul Somad ............................................ 59
Gambar 2.1 Capture Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim ....... 59
Gambar 2.2 Capture komentar video Ustadz Abdul Mustaqim..60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, terutama karena pengaruh
banyaknya informasi dan interaksi antar masyarakat melalui
media sosial, begitu banyak hal dengan mudah menjadi
perdebatan panjang dan berulang. Salah satunya, perdebatan
tentang boleh tidaknya memberi ucapan “Selamat Natal” bagi
ummat muslim. Setiap kali bulan Desember datang, atau
menjelang Natal pada 25 Desember, perbincangan serupa
bergema diberbagai ruang diskusi. Tak jarang, di media sosial,
masyarakat saling menjatuhkan dan mengeluarkan kalimat-
kalimat kasar, termasuk mengkafirkan sesama muslim.
Diskusi boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal atau
ucapan selamat merayakan Natal oleh seorang muslim, kemudian
menjadi perbincangan dan kajian yang menarik. Karena pada
dasarnya, para ulama memang berbeda pendapat tentang hal ini.
Ada yang membolehkan dan ada juga ulama-ulama yang
mengharamkan mengucapkan selamat Natal, ada juga yang
bersikap lebih baik tidak dilakukan untuk menghindari
kebingungan. Polemik, umumnya makin menggelora karena
munculnya opinion leader di media massa yang menyampaikan
pendapatnya secara sendiri-sendiri. Tak ada kesepakatan, atau
2
bahkan kecenderungan untuk membiarkan perbedaan
pandangan mengalir tanpa perdebatan berulang.
Soal perbedaan pandangan, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pernah menerbitkan fatwa tentang Natal pada tahun 1981.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganjurkan umat Islam tak
mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal. Meski titik tekan
fatwa pada perayaan Natal bersama, MUI juga membahas secara
umum tentang batasan bermuamalah dengan non-muslim dan
hal-hal yang syubhat seputar Natal. Fatwa tersebut
dilatarbelakangi fenomena yang kerap terjadi sejak 1968 ketika
Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 1-2 Januari dan 21-22 Desember.
Lantaran perayaan Lebaran berdekatan dengan perayaan Natal,
banyak instansi menghelat acara perayaan Natal dan Halal
Bihalal secara bersamaan. Ceramah-ceramah keagamaan
dilakukan bergantian oleh ustadz, kemudian pendeta. Menurut
Jan S. Aritonang dalam sejarah perjumpaan Kristen dan Islam di
Indonesia, Hamka (KH Malik Karim Amrullah, ulama besar dan
mufassir Indonesia) mengecam kebiasaan itu dan menyebutnya
bukan toleransi namun memaksa kedua penganut Islam dan
Kristen menjadi munafik. Hamka juga menilai penganjur
perayaan bersama itu sebagai penganut sinkretisme.1
1 Annisa Mardiani, Sejarah Fatwa MUI Tentang Natal, 1981,” artikel diakses pada 24
Desember 2012 dari
https://www.kaskus.co.id/thread/50d83a920975b4692b0000a9/sejarah-fatwa-mui-
tentang-Natal-1981/4.
3
Komisi fatwa MUI yang saat itu diketuai KH Syukri merasa
perlu menerbitkan fatwa soal Natal agar umat Islam mendapat
petunjuk yang jelas tentang perayaan Natal. Harapannya agar
umat Islam tidak mencampuradukan akidah dan ibadahnya
dengan agama lain. Fatwa MUI pada tahun 1981 tentang
perayaan Natal bersama.
Hal yang diharamkan adalah bila umat Islam mengikuti
upacara Natal bersama bukan fatwa dalam mengharamkan
mengucapkan Natal. Din semasa menjabat sebagai ketua MUI
menegaskan tidak ada larangan umat Muslim mengucapkan
selamat Natal. Namun, bila masih ada umat Islam yang tidak
ingin memberikan ucapan tersebut juga harus dihargai. Din
tegaskan bahwa di dalam fatwa MUI mengucapkan selamat Natal
tidak pernah diharamkan.2
Nahdhatul Ulama (NU) dalam situs resminya berpandangan,
pada dasarnya mengucapkan Natal boleh karena hal itu hanya
bagian dari basa-basi (mujamalah dhariyah). Tidak ada
keyakinan rasa dalam hati dalam konteks ucapan ini. Bahkan,
mengucapkan tersebut menjadi bagian dari konsep tenggang
rasa.3
2 tempo.co. MUI Tak Haramkan Muslim Mengucapkan Natal, diakses pada 24
Desember 2014 dari https://nasional.tempo.co/read/630714/mui-tak-haramkan-
muslim-ucapkan-selamat-Natal. 3 Ulil, “Toleransi, Tenggangrasa dan Ucapan Selamat Natal,” artikel diakses pada 21
Desember 2013 dari http://www.nu.or.id/post/read/48857/toleransi-tenggangrasa-dan-
ucapan-selamat-Natal
4
Kajian boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal juga
marak terjadi di luar negeri. Lembaga fatwa Dar al Ifta Mesir
lewat pimpinannya saat itu, Syekh Ali Jum’ah, berpendapat,
ucapan Natal boleh ditujukan kepada kaum Nasrani. Komisi
Fatwa Lembaga Urusan Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab
memutuskan membolehkan hukum ucapan Natal. Alasannya
masih sama, bahwa ini adalah bentuk interkasi sosial antar
sesama. Ini seperti ditegaskan surah Al-Mumtahanah ayat 8.
Selain ulama-ulama yang membolehkan mengucapkan selamat
Natal, ada juga ulama-ulama luar dan dalam negeri yang
memiliki dalil berbeda sehingga mengharamkan mengucapkan
Natal. Di Kitab Ahl Adz-Dizmmah, Ibn Qayyim mengatakan
ucapan terhadap ritual kekufuran haram hukumnya, seperti
ucapan selamat atas hari raya dan puasa mereka. Sekalipun
pelakunya terhindar dari penyimpangan akidah, tetap saja
ucapannya dihukumi haram. Ada beberapa dalil Alquran, yaitu
surah Az-Zummar ayat 7 dan Ali Imran ayat 85.4
Ustadz Sigit Pranomo berpendapat bahwa memberi ucapan
selamat Natal sama saja dengan mengakui kebenaran agama
Kristen. Pemberian ucapan selamat Natal baik dengan lisan,
telepon, sms, email, ataupun pengiriman kartu berarti sudah
4 Repubilka, “Kontroversi Ucapan Selamat Natal,” artikel diakes pada 5 Februari
2018 dari
http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/12/20/ngthwz48-kontroversi-
ucapan-selamat-Natal.
5
memberikan pengakuan terhadap agama mereka dan rela dengan
prinsip-prinsip agama mereka.5
Khalid Basalamah seorang pendakwah yang berasal dari
Makassar, Sulawesi Selatan tegas melarang seorang muslim
mengucapkan selamat Natal kepada umat Nasrani. Menurutnya,
itu sama saja dengan mengakui bahwa Allah punya anak,
bagaimana bisa seseorang berani bahwa Tuhan memiliki anak.
Menurut Khalid Basalamah, orang-orang muslim yang
membolehkan mengucapkan selamat Natal, tidak memiliki ilmu
agama dan imannya masih sangat tipis. Pendapat yang tidak jauh
berbeda juga diutarakan oleh Zakir Naik. beliau salah satu
pendakwah yang juga pernah datang ke Indonesia. Zakir Naik
mengatakan ketika seseorang mengucapkan selamat Natal
kepada orang Kristen artinya setuju kalau Yesus a.s. dilahirkan
pada 25 Desember dan setuju Yesus a.s. adalah anak Tuhan yang
mana itu adalah syirik. Kenapa hal ini salah, karena umat Kristen
percaya bahwa Yesus a.s adalah anak Tuhan. apakah
mengucapkan selamat Natal itu salah?, “beliau katakan bahwa itu
adalah 100% salah.”6
Perbedaan pendapat yang terjadi antar ulama menyebabkan
terbelahnya masyarakat dalam menanggapi tentang hukum
5 Anjo Hadi, “Beri Ucapan Natal Haram Tapi Terima Bingkisan Natal Halal,” artikel
diakses pada 21 Desember 2013 dari https://www.kompasiana.com/anjohadi/beri-
ucapan-Natal-haram-tapi-terima-bingkisan-Natal-halal. 6Payung Islam, “Hukum Mengucakan Selamat Natal-Zakir Naik, Abdul Somad, dan
Khalid Basalamah,” Video diakses pada 3 Desember 2017 dari https://ru-
clip.com/video/hdncRGCoeAg/hukum-mengucapkan-selamat-Natal-zakir-naik-abdul-
somad-dan-khalid-basalamah.html.
6
mengucapkan selamat Natal. Ada yang tidak mempermasalahkan
dengan mengucapkan selamat Natal dan ada juga yang melarang
mengucapkan selamat Natal. Situs rapler.com, menyebut
fenomena ini sebagai debat tahunan bulan Desember.7 Dalam
berita di media ini, terlihat bagaimana para netizen kembali
berdebat panjang dan saling menjatuhkan.
Penelusuran penulis pada website chipstory.com, 8 ada
setidaknya 15 halaman kumpulan twit—termasuk kultwit—yang
membahas masalah ucapan selamat Natal. Chipstory atau
kumpulan twit ini, tentu tidak semuanya berisi pembahasan
tentang Natal. Sebagian berisi berita seputar toleransi di berbagai
negara, perayaan Natal bersama, atau konten-konten lain yang
beririsan dengan masalah Natal.
Terakhir, ketika banyak orang mengira tensi perdebatan
ucapan selamat Natal pada 2017 akan turun, polemik kembali
mencuat. Pemicunya, pernyataan ustadz yang sedang populer,
KH Abdul Somad, terkait dengan hukum mengucapkan selamat
Natal. Pendapat Somad, disampaikan melalui YouTube, dan
kemudian seperti yang sudah-sudah, menjadi bahan
perbincangan di media sosial lainnya. Menurut Somad, ketika
seseorang mengucapkan selamat Natal itu sama artinya dengan
mengucapkan: Selamat, Allah sudah melahirkan anak, Selamat,
7 https://www.rappler.com/indonesia/116888-perdebatan-selamat-Natal-haram
diakses Rabu, 21 Maret 2018, pukul 16.00 8 https://chirpstory.com/search?q=ucapan+selamat+Natal&t=q diakses Rabu, 21
Maret 2018, pukul 16.15
7
Tuhan sudah melahirkan anak pada 25 Desember. ‘’Ada tiga
konsekuensi mengucapkan Natal. Pertama, mengakui Tuhan
memiliki anak, yang kedua meyakini bahwa Isa lahir pada 25
Desember padahal Nabi Isa a.s lahir pada musim panas bulan Juli
dan yang ketiga, bahwa Nabi Isa a.s mati di palang salib ketiga-
tiganya ini dibantah oleh Alquran,’’ kata Abdul Somad.9
Isi ceramah dari Ustadz Abdul Somad ini menimbulkan
banyak tanggapan di media sosial seperti yang sudah terjadi
sebelumnya. Hal ini menyebabkan pengguna media terbelah.
Tapi salah satu jawaban argumentatif diberikan oleh Abdul
Mustaqim beliau adalah Ketua Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir di
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai bentuk sanggahan
terhadap isi ceramah Ustadz Abdul Somad. Menurut pendapat
beliau mengucapkan selamat Natal itu bukan persoalan akidah
tetapi itu persoalan muamalah. Prinsip dasar di dalam kawaid
fiqqiyah sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-asyifa
Wannadai ayat 5: prinsip dasar dalam persoalan muamalah
adalah diperbolehkan sampai adanya dalil yang jelas-jelas
mengharamkannya. Padahal tidak ditemukan satu hadis ataupun
ayat yang tegas menyatakan tidak boleh mengucapkan selamat
Natal buat non muslim. Bahkan menurut beliau ada beberapa
ulama yang mengatakan bahwa mengucapkan selamat Natal
kepada non muslim termasuk bagian dari akhlak yang baik,
9Hadits Tv, “Hukum Mengucapkan Hari Natal-Ustadz Abdul Somad Lc.,MA,” video
ini diakses dari https://ru-clip.com/video/ssWwHPud5x4/hukum-mengucapkan-hari-
Natal-ustadzz-abdul-somad-lc-ma.html.
8
menghargai keyakinan dan amaliah non muslim tidak sama
dengan membenarkan keyakinan mereka.10
Adu argumentasi melalui media baru seperti ini khas,
pemberi pesan memanfaatkan waktu dan ruang terbatas untuk
meyakinkan khalayak. Karena sifat pesan yang multitafsir,
fenomena ini menarik untuk dikaji. Wilayah pemaknaan, bisa
melebar tidak hanya tentang konten boleh tidaknya mengucapkan
selamat Natal. Tapi juga terkait dengan pengaruh yang
memberikan pesan (opinion leader) misalkan dipengaruhi citra,
popularitas, maupun afiliasinya. Opinion leader dibutuhkan
karena pendapat dan pengaruh mereka. Katz dan Lazarsfeld
(1955) menggambarkan seorang opinion leader sebagai “suatu
bentuk kepemimpinan yang nyaris tidak keliatan dan tidak
dikenali, pada tingkat orang-per-orang dalam kontak biasa,
akrab, maupun kontak sehari-hari”.11
Penyampaian pesan lewat YouTube, merupakan salah satu
model interaksi mutakhir dengan memanfaatkan internet. Kita
tahu, internet merupakan terobosan ummat manusia dalam
perkembangan teknologi informasi. Salah satu karakter khasnya,
bahwa pesan melalui media-media berbasis internet-khususnya
dalam kategori media sosial-diwakili oleh per orangan. Bukan
10 Suhei Heri, “Kritik Terhadap Ceramah Ustadz Abdul somad Atas Larangan
Mengucapkan Selamat Natal,” Video ini diakses pada 17 Januari 2018 dari https://ru-
clip.com/video/TWlmWXpK_JY/kritik-terhadap-ceramah-ustadz-abd-somad-atas-
larangan-mengucpakan-selamat-Natal.html 9. 11 Maulina Larasati, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Laboratorium Sosial
Politik Press, 2010), cet. Ke-1, hal. 75.
9
institusi sebagaimana media massa pada umumnya. Tapi
khayalak penerimanya adalah massa yang bersifat tersebar, luas
dan anonim. Bagaimanapun, di sini tetap terjadi proses
pertukaran makna.
Proses pertukaran pesan, dalam hal ini, meliputi seluruh
perilaku yang bermakna, baik yang disengaja maupun tidak
disengaja, sadar ataupun tidak sadar. Bila seseorang
memperhatikan perilaku seseorang lainnya dan memberinya
makna, maka pada saat itu telah terjadi komunikasi, terlepas dari
apakah perilaku itu disengaja ataupun tidak disengaja. Sebab
setiap perilaku manusia pada dasarnya memiliki potensi
komunikasi sehingga tidak mungkin bagi manusia untuk tidak
berkomunikasi.12 Media masa adalah aspek penting bagi proses
identifikasi nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat yang terus
berubah.13
Alat atau media komunikasi memang sudah jauh berubah
sejak kemunculan internet. Internet telah mampu mengatasi
ruang dan waktu dalam proses penyebaran informasi di dunia ini.
Apalagi internet kemudian diintegrasikan dengan media massa
lain seperti televisi, radio, dan media cetak, bahkan media massa
selain internet itu pada akhirnya membutuhkan internet sebagai
alat penyebaran informasi pula. Hal itu dapat terjadi karena
12 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2008), Cet. Ke-1, hal. 25-26. 13 Vivian, John, The Media Of Mass Communication (Jakarta: Prenada Media Group,
2008), hal. 7.
10
kemampuan manusia yang terus melakukan pengembangan,
eksplorasi, dan penelitian demi kemajuan di bidang teknologi
komunikasi massa. 14 Teknologi internet mengubah pola
penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat broadcast
media monolugue (satu kebanyakan audiens) ke social media
dialogue (banyak audiens ke banyak audiens). Media sosial
online turut mendukung terciptanya demokrasi informasi dan
ilmu pengetahuan yang mengubah perilaku audiens dari yang
sebelumnya pengkonsumsi konten beralih ke memproduksi
konten.
YouTube sebagai sebuah situs web video sharing (berbagi
video) populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton,
dan berbagi klip video secara gratis, umumnya video-video di
YouTube adalah klip musik (video klip), film, TV, serta video
buatan para penggunanya sendiri. YouTube sendiri memberi
banyak manfaat, diantaranya adalah untuk mencari film, melihat
musik, video terbaru, dan lain sebagainya. Tidak lepas dari itu
YouTube juga memiliki kekurangan misalnya kurang
penyaringan antara video yang mencerminkan citra negatif
karena untuk pengambilan dan menggugah dalam bentuk video
tidak ada batasan khusus jadi masyarakat dapat secara bebas
menggugah video dari YouTube.15
14 Nurudin, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015),
Cet. Ke-6, hal. 60. 15 Rudi Setiawan, “Kekuatan New Media Dalam Membentuk Budaya Populer di
Indonesia (Studi Tentang Menjadi Artis Dadakan Dalam Mengunggah Video Musik
di YouTube)”, Vol. 1, No. 2 (2013): h. 357.
11
Sebagai ruang media audio visual, konten YouTube
umumnya polisemis atau multitafsir. Terlebih ketika yang
disampaikan melalui media ini adalah juga materi yang selama
ini menjadi perdebatan. Di titik inilah, penelitian tentang
bagaimana khalayak memaknai kontroversi ucapan ‘’Selamat
Natal’’ dengan mengambil kasus pernyataan Ustadz Abdul
Somad dan penyanggahnya, Ustadz Abdul Mustaqim menjadi
penting.
Pernyataan Abdul Somad diunggah oleh Mustami’ Media
pada 25 Desember 2017. Hingga 21 Maret 2018, tayangan ini
diakses oleh 39.430 viewers. Sementara tayangan berjudul
‘’Kritik terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad atas Larangan
Mengucapkan Selamat Natal’’ diunggah oleh Suheri Heri dengan
jumlah pengunjung 2.004 pada tanggal yang sama.
Tak mudah menemukan peta argumen dalam perdebatan di
media massa dan media sosial umumnya terkait topik ini. Untuk
mendapatkan pelajaran lebih, diperlukan penelusuran lebih jauh
terkait bagaimana khalayak memaknai pernyataan ‘’Larangan
Mengucapkan Selamat Natal oleh Abdul Somad’’ dan
‘’Bantahannya oleh Abdul Mustaqim’’. Dalam studi komunikasi,
upaya penelusuran ini antara lain dapat dilakukan dengan analisis
resepsi.
Asusmi dasar dari analisis resepsi adalah konsep khalayak
aktif. Khalayak aktif adalah khalayak yang mempunyai otonomi
untuk memproduksi dan mereproduksi makna yang ada di dalam
12
tayangan sebuah film atau drama-drama seri yang ditontonnya,
dan juga cerita dalam novel yang dibacanya. Stuart Hall (1972)
menuliskan tentang teori ‘encoding dan decoding’ sebagai proses
khalayak mengonsumsi dan memproduksi makna dalam proses
penerimaan atas konten media massa yang dikonsumsinya.16
Menurut Barker, sejauh penonton berbagi kode budaya
dengan produsen/ pengode, mereka akan mendekode pesan di
dalam kerangka kerja yang sama. Namun ketika penonton
ditempatkan pada posisi sosial yang berbeda (misalnya, kelas dan
gender) dengan sumberdaya budaya yang berbeda, dia mampu
mendekode program dengan cara alternatif.17
Jadi, khalayak bisa saja memiliki pembacaan pilihan
(preferred reading) atau kode-kode kultural yang sama dengan
apa yang diinginkan oleh media sebagai encoder, namun juga
bisa terjadi hal sebaliknya. Oleh karena itu, Hall memetakan
penerimaan yang dilakukan khalayak ke dalam tiga posisi
pembacaan, yakni (1) Pembacaan dominan-hegemonik yakni
menerima “makna-makna yang lebih diinginkan”, (2)
Pembacaan yang dinegosiasikan yang mengakui legitimasi dari
yang hegemonik secara abstrak namun menciptakan aturan dan
adaptasinya sendiri di bawah situasi tertentu, dan (3) Pembacaan
yang oposisional, di mana orang tahu pembacaan yang
16 Rachman Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 161-162 17 Chris Barker, Cultural Studies, Teori dan Praktik (Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2006) cet.3., terj. Nurhadi, hal: 285
13
dimaksudkan oleh encoder namun menolaknya dan men-decode-
nya secara berlawanan18.
Subjek penelitian dikhususkan untuk mahasiswa UIN
Jakarta yang bergerak di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),
mengingat mahasiswa memiliki daya kritis dan nalar yang tinggi
serta kemampuan intelektual untuk meresap, menangkap dan
menyaring segala bentuk berita dan informasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pemaknaan mahasiswa UKM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menanggapi kontroversi
mengucapakan Natal di media online. Penelitian ini dikhususkan
hanya untuk UKM karena jenis UKM yang berbeda-beda dalam
pengembangan dan pendalaman kemampuan, ada yang bergerak
di bidang agama, bahasa, berita, alam dan lainnya, sehingga akan
berbeda juga dalam proses memaknai sebuah informasi.
Hal seperti ini akan sangat menarik untuk diuji bagaimana
mahasiswa UKM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
memaknai polemik dan kontroversi ucapan selamat Natal di
media online. Maka permasalahan yang ada dalam penelitian ini
adalah “Pemaknaan Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Terhadap Polemik Ucapan Selamat Natal Di Video Ustadz
Abdul Somad Dan Ustadz Abdul Mustaqim.”
18 Ibid
14
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah yang dapat dijadikan fokus penelitian penulis
yaitu “Bagaimana Pemaknaan Mahasiswa UKM Di
Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Terhadap kontroversi Ucapan Selamat Natal Di Video
Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul Mustaqim’’.
2. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pemaknaan mahsiswa UKM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap polemik ucapan selamat
natal di video Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul
Mustaqim?
b. Bagaimana posisi mahasiswa UKM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang mempunyai pemaknaan
dominan, negosiasi, atau oposisi terhadap polemik ucapan
selamat natal di video Ustadz Abdul Somad dan Ustadz
Abdul Mustaqim?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah di atas,
tujuan dari penelitian ini adalah:
15
a. untuk mengetahui bagaimana pemaknaan khalayak
terhadap polemik ucapan selamat natal di video
Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul Mustaqim.
b. Mengetahui tipe mahasiswa UKM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang mempunyai pemaknaan
dominan, negosiasi, atau oposisi.
2. Manfaat Penilitian
a. Akademis
Sebagai acuan dan tambahan referensi atau perbandingan
bagi studi dalam usaha mengembangkan keilmuan yang
sesuai dengan bidangnya, skripsi ini diharapkan dapat
menambah jumlah studi mengenai pemaknaan khalayak
terhadap polemik ucapan selamat natal di YouTube.
b. Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ialah untuk mengetahui
dan menganalisis bagaimana khalayak memaknai konten
ceramah di YouTube yang isinya berkaitan dengan
polemik mengucapkan selamat natal. Kemudian untuk
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S1)
pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk
menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan
16
kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh
para filsuf, peneliti maupun oleh para praktisi melalui model-
model tertentu. Model tersebut biasanya dengan paradigma.
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana
sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana
bagian-bagian berfungsi (perilaku yang ada di dalamnya ada
konteks khusus atau dimensi waktu).19
Penulis menggunakan paradigma konstruktivisme sebagai
pedoman proses pelaksanaan penelitian. Guba menyatakan
bahwa konstruktivisme menunjukan adanya realita dari hasil
konstruksi kemampuan berfikir seseorang. Artinya, sebuah
realita terbentuk melalui pikiran manusia yang hendak berfikir
mengenai realitas itu. Konstruktivisme bersifat tidak tetap atau
selalu berkembang. Ibaratnya konstruktivisme ialah fasilitator
yang menjembatani keragaman sikap dan pandangan pelaku
sosial. Tujuannya untuk menyusun kembali (rekonstruksi),
kemudian menjabarkan seluruh realita sosial melalui dialog
antara peneliti dan yang diteliti. 20 dengan paradigma ini,
peneliti ingin mengetahui bagaimana proses terbentuknya
pemaknaan dari para informan mengenai polemik ucapan
selamat natal di video Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul
Mustaqim.
19 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 49. 20 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta, PT
Bumi Aksara, 2013), hal. 48-49
17
2. Pendekatan Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif dan
representatif, maka penulis menggunakan penelitian kualitatif,
dengan metode deskriptif analisis. dimana penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahani fenomena
tentang apa yang dialamai oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai meteode alamiah.
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitain yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. dalam penelitian kualitatif,
metode yang biasa digunakan adalah wawancara, observasi,
dokumentasi, dan pemanfaatan dokumen.2122
Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan
kualitatif karena pendekatan kualitatif membahas secara
mendalam untuk lebih mengetahui fenomena-fenomena tentang
aspek kejiwaan, perilaku, sikap, tanggapan, opini, perasaan,
keinginan dan kemauan seseorang atau kelompok. Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui pemaknaan khalayak
atau mahasiswa UKM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), cet. Ke-25, h. 4-6. 22Parwito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LkiS, 2007), hal. 80.
18
terhadap polemik ucapan selamat natal di video Ustadz Abdul
Somad dan Ustadz Abdul Mustaqim.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa UKM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Sedangkan objek penelitiannya adalah
polemik ucapan selamat natal di video Ustadz Abdul Somad
dan Ustadz Abdul Mustaqim.
4. Unit Analisis
Pemilihan informan pada penelitian ini lebih berdasarkan
pada alasan dan pertimbangan tertentu (purposeful selection)
sesuai dengan tujuan penelitian. Sifat metode sampling pada
penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah purposive
sampling. Data dan informasi didapat dari orang-orang.22
5. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan
beberapa cara penelitian sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama
yang digunakan dalam penelitian ini. Yaitu dengan melakukan
pengamatan dan mencatat secara sistematis data-data yang
terdapat dalam video di YouTube tentang wacana kontroversi
mengucapkan selamat natal. Untuk menemukan dan
memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan yang
terdapat dalam video tersebut.
19
b. Dokumentasi
Penulis menghimpun data-data yang bersifat teoritis
berupa buku-buku, data dari dokumen yang berupa catatan
formal, journal dan sebagainya yang berkaitan dengan judul
penelitian.
c. Wawancara
Teknik wawancara adalah suatu teknik untuk mencari
data dengan menanyakan pertanyaan kepada sumber yang
dianggap tepat untuk memberikan informasi seputar
permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini penulis
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara
mendalam (depth interview) untuk mendapatkan informasi,
karena dengan wawancara mendalam penulis mampu
mengumpulkan deskripsi yang lebih mendalam dari para
informan tersebut.23
Adapun dalam penelitian ini sumber wawancara meliputi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan teknik deskriptif untuk
memperoleh hasil akhir dalam penelitian, yaitu dengan cara
menggambarkan ke dalam bentuk kalimat disertai kutipan-
kutipan data dan menganalisis data yang diperoleh dari
dokumentasi, wawancara, dan dari kumpulan dokumen-
dokumen yang didapat. Serta penulis melakukan penjelasan
secara naratif dengan kalimat-kalimat untuk memudahkan
23 Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hal. 83.
20
proses penelitian. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penilaian deskriptif analisis mempelajari masalah-
masalah dalam masyarakat, serta tata cara dalam masyarakat
dan situasi tertentu termasuk hubungan, kegiatan, sikap,
pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat serta fakta-fakta, sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki.24
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan
informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang
ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau
evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman
mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
yang akan datang.25
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan
menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah maka langkah awal
yang penulis tempuh adalah menelaah terlebih dahulu terhadap
skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul atau objek dan
subjek penelitian yang sama ataupun hampir sama dengan yang
penulis teliti. Ada beberapa hasil penelitian yang hampir sama
24 Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 55. 25 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 34-35.
21
dengan penelitian yang akan penulis jadikan bahan
perbandingan. Pertama, skripsi berjudul “Pemaknaan Khalayak
Golongan Bawah Pengguna Blackberry Terhadap Broadcast
Message (BM)”. Karya Nisa Sakina tahun 2012, mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Sarjana Ekstensi,
Universitas Indonesia. Skripsi ini mengkaji tentang bagaimana
khalayak memaknai suatu berita melalui Broadcst Massage di
Blackberry yang isinya berkaitan dengan pemberitaan yang
belum pasti kebenarannya.
Kedua, skripsi yang berjudul “Pemaknaan Remaja Terhadap
Lambang Pada Iklan Provider Seluler (Studi Pada Iklan Televisi
IM3 Versi Kamseupay)”. Karya Nur Annisa Hamid tahun 2012,
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program
Sarjana Ekstensi, Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas
tentang pemaknaan remaja terhadap lambang berupa warna,
tulisan, dan gambar dalam iklan televisi provider seluler.
Skripsi-skripsi yang menjadi rujukan memiliki perbedaan
tersendiri dengan skripsi penulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penulis adalah orang pertama yang mengangkat judul skripsi.
“Pemaknaan Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Polemik
Ucapan Selamat Natal Di Video Ustadz Abdul Somad Dan
Ustadz Abdul Mustaqim”.
F. Sistematika Penulisan
Secara sistematis skripsi ini, penulisannya dibagi menjadi
lima bab, yang terdiri dari beberapa sub, yaitu :
22
Bab I : Pendahuluan
Membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II : Kerangka Teoritis
Membahas secara sistematis teori maupun konsep-
konsep yang mendasari penelitian mengenai masalah yang
akan dianalisa. Konsep-konsep yang digunakan penelitian
yaitu pengertian media, media baru, khalayak, dan teori
pemaknaan khalayak.
Bab III : Gambaran Umum YouTube dan Deskripsi Konten
Ceramah Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul
Mustaqim
Pada bab ini membahas tentang sejarah YouTube, pendiri
dan manajemen, serta prestasi dan produk YouTube. Beserta
deskripsi konten dari ceramah Ustad Abdul Somad dan Ustad
Abdul Mustaqim.
Bab IV : Analisis Data
Berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan penulis
mengenai pemaknaan khalayak terhadap polemik ucapan
selmat natal di video Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul
Mustaqim.
Bab V : Pembahasan
Berisi uraian hasil penelitian.
Bab VI : Penutup
Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.
23
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Media
1. Media
Secara umum dipahami bahwa istilah “Media” mencakup
sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran (broadcasting)
dan sinema. Media akan diasumsikan bahwa “Media” merujuk
pada pelbagai institusi atau bisnis yang berkomunikasi dengan
para audiens, terutama dalam menyediakan pengisi waktu luang/
hiburan.26
Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat
komunikasi sebagaimana definisi yang selama ini diketahui
(Laughey, 2007; McQuail, 2003). Terkadang pengertian media
ini cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang masa karena
terlihat dari berbagai teori yang muncul dalam komunikasi
massa. Namun, semua definisi yang ada memiliki kecenderungan
yang sama bahwa ketika disebutkan kata “Media”, yang muncul
bersamaan dengan itu adalah sarana disertai dengan
teknologinya. Koran merupakan representasi dari media cetak,
sementara radio yang merupakan media audio dan televisi
sebagai media audio-visual merupakan representasi dari media
26 Graeme Burton, Media dan Budaya Populer (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 9-10.
24
elektronik, dan internet merupakan representasi dari media
online atau di dalam jaringan.
Medium (plural, media) adalah materi apapun, dimana
melaluinya, hal-hal lain dapat disampaikan. Seniman
menggunakan ‘medium’ (cairan transparan, jelas yang mampu
‘mengeluarkan’ zat warna) dalam melukis. Medium fisik adalah
medium yang mengakui untuk menyampaikan pesan di antara
dunia kehidupan dan dunia kematian (Scone, 2000). Media
komunikasi karena itu merupakan sarana apa saja yang
dengannya pesan bisa ditransmisikan. Berdasarkan atas proses
simbiosis manusia yang tanpa batas, apapun bisa dipakai untuk
menyampaikan pesan, dari seutas kawat dengan kaleng di
ujungnya ke dinding.
Dengan penggunaan umum, pemaknaan luas dari istilah ini
disempitkan untuk memfokuskan pada media ‘massa’ (alih-alih
telekomunikasi). Media merupakan industri konten yang
mencurah diri untuk meraih audiens populer dan pembaca dalam
media cetak (surat kabar, majalah, penerbitan populer), layar
(sinema, TV), dan aural (musik rekaman, radio) dalam jumlah
besar. Selama abad kedua puluh, media ‘massa’ ini memiliki
karakter tujuan yang cenderung tersentral satu-untuk-semua, isi
yang distandarkan, biaya kapital yang tinggi, dan inovasi
teknologi, juga tendensi ke arah reporter dan genre. Selain hasrat
mereka akan rating dan pencapaian, media ‘massa’ memiliki sifat
ambil-atau-tinggalkan-sama sekali kepada audiens (contoh,
25
audiens memilih diantara reporter produk jadi; audiens tidak
berpartisipasi secara langsung pada kreasi isi).27
Terlepas dari cara pandang melihat media dari bentuk dan
teknologinya, pengungkapan kata “Media” bisa dipahami
dengan melihat dari proses komunikasi itu sendiri (Meyrowitzs,
1999; Moores, 2005; Williams, 2003). Proses terjadinya
komunikasi memerlukan tiga hal, yaitu objek, organ, dan
medium. Saat menyaksikan sebuah program televisi, televisi
adalah objek dan mata adalah organ. Perantara antara televisi dan
mata adalah gambar atau visual. Contoh sederhana ini
membuktikan bahwa media merupakan wadah untuk membawa
pesan dari proses komunikasi.
Kesadaran akan kekuatan media ini pada kenyataannya
melihat bahwa media tidak lagi membawa konten semata, tetapi
juga membawa konteks di dalamnya. Ungkapan “the medium is
the message” yang dipopulerkan McLuhan (McLuhan & Fiore,
2001) setengah abad lalu membawa kesadaran awal bahwa
medium adalah pesan yang bisa mengubah pola komunikasi,
budaya komunikasi, sampai bahasa dalam komunikasi
antarmanusia.
Oleh karena itu, sangat penting sekiranya untuk melihat
pandangan Meyrowitz (1999) dalam upaya memahami kata
27 John Hartley, Communication, Cultural, & Media Studies (Yogyakarta: Jalasutra,
2010), cet. ke-1, h. 187.
26
“Medium” guna memahami bagaimana media beroperasi. Ada
tiga ungkapan untuk melihat medium.
Pertama, medium sebagai saluran (medium-as-
vessel/conduit). Seperti sebuah saluran air, pipa merupakan
sarana yang membawa air sesuai dengan alur yang disiapkan.
Medium adalah saluran yang membawa pesan atau dalam contoh
nyatanya suara adalah konten yang dibawa radio. Ketika orang
ingin mendengarkan siaran pertandingan bulu tangkis melalui
radio, diperlukan perangkat radio untuk menangkap sinyal dari
stasiun radio. Hanya dalam konteks ini, konten harus dimaknai
berbeda dengan bagaimana medium ini membawanya. Betul,
suara atau radio adalah pesan yang dibawa oleh perangkat radio,
namun yang menimbulkan reaksi adalah isi pesan (Meyrowitz,
1995, 1999: 45). Pendengar bisa berteriak, marah, atau menangis
bukan karena perangkat radionya, melainkan karena isi siaran
radio yang mengabarkan jalannya pertandingan. Artinya,
medium bisa beragam dan berbeda, begitu juga dengan konten
yang dibawanya. Akan tetapi, secara konten, ekspresi yang
muncul pada khalayak bukan karena perangkat, melainkan
karena isi pesan.
Kedua, medium adalah bahasa (medium-as-language).
Medium adalah bahasa itu sendiri. Ini bermakna bahwa media
memiliki sesuatu yang unik yang bisa mewakili ekspresi atau
mengandung suatu pesan (Meyrowitz, 1999: 46). Pengalaman
emosi yang muncul dengan perantara medium bisa jadi sama dan
27
bisa jadi berbeda antara si pembuat pesan dengan penerima
pesan. Memang dalam pengantar sebelumnya dikatakan bahwa
konten lebih diperhatikan dibanding alat yang membawa konten
tersebut, tetapi bagaimana konten itu dikreasikan tidak bisa
dilepaskan dari pengaruh alat. Sebuah babak cerita dalam
sinetron akan terlihat lebih dramatis jika secara audio visual
disajikan dengan latar tempat dan latar suara yang mendukung.
Sebuah pertandingan sepakbola yang dilaporkan oleh komentator
televisi akan lebih mengundang emosi jika melibatkan intonasi
dan pilihan kata yang tepat serta pengulangan adegan-adegan,
seperti memasukan bola ke gawang.28
Ketiga, medium sebagai lingkungan (medium-as-
environment). Maksudnya adalah media tidak bisa dipandang
pada teks semata, tetapi juga harus dilihat dalam konteks itu
sendiri. Dalam perspektif ini, Meyrowitz sampai pada
pertanyaan, bagaimana pemilihan konten dan gramatikal
membuat karakteristik medium menjadi berbeda antara satu
dengan medium lainnya, baik secara penampilan, psikologis
maupun sosiologis. Perspektif medium sebagai lingkungan ini
memuat beberapa kondisi, yakni:
a. Bagaimana bentuk informasi yang bisa atau tidak bisa
ditransmisikan oleh medium?
b. Bagaimana kecepatan dan tingkat komunikasinya?
28 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015) h. 4-5.
28
c. Bagaimana medium itu menyalurkan pesan, apakah
unidirectional, bidirectional, atau multidirectional?
d. Apakah interaksi komunikasinya simultan atau berurutan?
e. Bagaimana kebutuhun fisik untuk menggunakan media?
f. Apakah mempelajari serta menggunakan medium untuk
menghasilkan (code) dan menerima (decode) pesan relatif
mudah atau sulit? Apakah medium itu digunakan sekaligus
atau dalam kondisi tertentu saja?
Oleh karena itu, perspektif yang terakhir ini bisa dilihat dari
level mikro maupun level makro (Meyrowitz, 1999: 49). Level
mikro merujuk pada bagaimana pemilihan medium yang
dilakukan khalayak dalam melakukan interaksi atau dalam situasi
tertentu. Memilih antara Twitter dan Facebook dengan perangkat
media yang ada tentu memiliki konsekuensi yang berbeda.
Twitter sebagai sebuah media sosial dengan tipe microblogging
memberikan batasan jumlah huruf yang bisa diunggah di status
(wall) milik Facebook. Sementara level makro merujuk pada
bagaimana medium baru itu memberikan pengaruh kepada
interaksi dan struktur sosial secara umum29
Tiga perspektif Meyrowitz dalam melihat medium ini
memberikan gambaran bahwa medium bisa dilihat dari berbagai
macam aspek. Medium tidak hanya dilihat dari persoalan teknis
atau teknologi apa yang terkandung di dalamnya, apakah cetak,
audio, visual, analog, digital, dan sebagainya. Pada tahap
29 Ibid., h. 5.
29
selanjutnya, medium bisa mengandung nilai-nilai yang tidak
sekedar menjadi sarana dalam penyampaian pesan, tapi
memberikan pengaruh pada segi sosial, budaya, politik, bahkan
ekonomi. Melihat media tidak hanya sebatas dalam makna
(sense) perangkat teknologi sebagaimana yang terkandung dalam
penyebutan media, tetapi juga dimaknai secara historis,
teknologi, sosial, budaya, hingga politik (Downes & Miller,
1998; laughey, 2007; Lister, Dovey, Giddings, Kelly, & Grant,
2003; Williams, 2003; Winston, 1998).30
2. Fungsi Media
Satu di antara fungsi media yang paling mendasar yang
disediakan media adalah untuk memperluas kemampuan kita
memproduksi dan mendistribusi informasi dalam jarak yang
sangat jauh dalam ruang atau waktu, dari sumber aslinya.
Produksi informasi adalah penciptaan pesan dengan
menggunakan media komunikasi. sedangkan distribusi informasi
memiliki tiga komponen:
a. Pengirim. Memindahkan pesan.
b. Reproduksi dan penambahan. Menyalin, memperkuat atau
melipatgandakan pesan.
c. Menampilkan. Membuat pesan tersedia secara fisik begitu
mereka tiba di tempat tujuan.31
30Ibid., h. 6. 31 Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 206
30
3. Jenis-jenis media
Media komunikasi dapat mencakup segala bentuk
komunikasi, termasuk komunikasi tatap muka. Komunikasi tatap
muka yang diperluas oleh media di antaranya adalah mengobrol
dengan teman melalui telepon, menulis surat kepada saudara,
meniggalkan pesan di mesin penjawab, atau berinteraksi dengan
rekan atau teman melalui e-mail.
a. Media massa: Alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan
ke khalayak besar. Contoh: Televisi, surat kabar, majalah, dan
buku.
b. Media kelompok dan organisasi: Alat yang digunakan untuk
memperluas kemampuan komunikasi organisasi dan
kelompok. Contoh: Telepon, internet, interkom, sistem
paging, komputer.
c. Media interpersonal: Alat yang digunakan untuk memperluas
kemampuan komunikasi antar pribadi. Contoh: Surat, kartu
ucapan, e-mail, telepon.
d. Media intrapersonal: Alat yang digunakan untuk memperluas
kemampuan komunikasi dengan diri sendiri. Contoh: Tape
recorder, video rumah, asisten data pribadi (PDA), cermin,
dan buku harian.32
32 Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 207
31
B. Media Baru (New Media)
Media baru adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi
dalam berbagi ciri, kesamaan di mana selain baru dimungkinkan
dengan digitalisasi dan ketersediannya yang luas untuk
penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Sebagaimana kita
lihat ‘media baru’ sangat beragam dan tidak mudah didefinisikan,
tetapi kita tertarik media baru dan penerapannya yang dalam
berbagai wilayah memasuki ranah komunikasi massa atau secara
langsung/tidak langsung memiliki dampak terhadap media massa
‘tradisional’. Fokus perhatian terutama pada aktivitas kolektif
bersama yang berjudul ‘internet’, terutama pada penggunaan
publik, seperti berita daring, iklan, aplikasi penyiaran (termasuk
mengunduh musik, dan lain-lain), forum dan aktivitas diskusi,
World Wide Web (WWW), pencarian informasi, dan potensi
pembentukan komunitas tertentu. Kita tidak terlalu berfokus
dengan email pribadi, permainan game, dan beberapa layanan
pribadi lainnya di internet.
Secara umum, media baru telah disambut (juga oleh media
lama) dengan ketertarikan yang kuat, positif, dan bahkan
pengharapan serta perkiraan yang bersifat eforia, serta perkiraan
yang berlebihan mengenai signifikansi mereka (Rossler, 2001).
Ide mengenai dampak media baru melampaui kenyataanya, dan
32
bahkan saat ini penelitian mengenai hal ini masih belum terlalu
banyak kemajuan.33
Aspek paling mendasar dari teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) adalah fakta digitalisasi, proses dimana semua
teks (makna simbolik dalam bentuk yang telah direkam dan
dikodekan) dapat dikurangi menjadi kode biner dan dapat
mengalami proses produksi, distribusi, dan penyimpanan yang
sama. Konsekuensi potensial yang paling terkenal dari lembaga
media adalah konvergensi antara semua bentuk media dalam
kaitannya dengan pengaturan, distribusi, penerimaan, dan
regulasi mereka. Sebagaimana yang telah kita lihat, banyak
bentuk media massa yang bertahan, mempertahankan bentuk
identitas mereka, dan bahkan terus berkembang. Lembaga media
masa umum juga bertahan sebagai elemen penting dari
kehidupan sosial publik, barangkali dikuatkan karena posisinya
yang penting bagi politik dan perdagangan. ‘Media elektronik
baru’ dapat dilihat awalnya sebagai tambahan atas spektrum yang
sudah ada alih-alih sebagai pengganti. Dilain pihak, kita harus
mempertimbangkan bahwa digitalisasi dan konvergensi dapat
memiliki konsekuensi yang lebih revolusioner.34
Percobaan untuk mencirikan media baru, terutama
sebagaimana yang dilambangkan oleh internet. Secara lebih
singkat, Livingstone (1999: 65) menulis “apa yang baru
33Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.
148-149. 34 Ibid., h.150.
33
mengenai internet barangkali adalah kombinasi dari interaktivitas
dengan ciri yang inovatif bagi komunikasi massa—jenis konten
yang tidak terbatas, jangkauan khalayak, sifat global dari
komunkasi.” Pandangan ini menyarankan penambahan alih-alih
penggantian. Sebuah penilaian dibuat lima tahun sesudah ini oleh
Lievrouw (2004) menggarisbawahi pandangan umum bahwa
‘media baru telah menjadi ‘semakin umum’ (mainstream), rutin,
dan ‘banal’. Penelitian mengenai komunikasi politik membahas
mengenai ‘normalisasi’ internet yang berarti adaptasi internet
terhadap kebutuhan untuk bentuk mapan dari kampanye
(Vaccari, 2008).35
1. Perbedaan Media Baru dari Media Lama:
Internet menggabungkan radio, film, dan televisi dan
menyebarkannya melalui teknologi ‘tekan’ (push). Media
baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran
dengan (1) Memungkinkan terjadinya percakapan antar-
banyak pihak; (2) Memungkinkan penerimaan secara
simultan, perubahan dan penyebaran kembali objek-objek
budaya; (3) Menggangu tindakan komunikasi dari posisi
pentingnya, dari hubungan kewilayahan dari modernitas; (4)
Menyediakan kontak global secara instan; dan (5) Memasukan
subjek modern/akhir ke dalam mesin aparat yang berjaringan
(Poster, 1999: 15).
35 Ibid., h. 151.
34
2. Perubahan Utama yang Berkaitan Dengan Munculnya
Media Baru:
Digitalisasi dan konvergensi atas segala aspek media.
Interaktivitas dan konektivitas jaringan yang makin
meningkat.
Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima.
Adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak.
Munculnya beragam bentuk baru ‘pintu’ (gateway)
media.
Pemisahan dan pengaburan dari ‘lembaga media’.36
3. Karakteristik Kunci Untuk Membedakan Media Lama
Dengan Media Baru Dari Perspektif Pengguna:
Interaktivitas (interactivity) : Sebagaimana ditunjukan
oleh rasio respons atau inisiatif dari sudut pandang
pengguna terhadap ‘penawaran’ sumber atau
pengirim.
Kehadiran sosial (atau sosiabilitas) (social presence or
sociability): Dialami oleh pengguna, berarti kontak
personal dengan orang lain dapat dimunculkan oleh
pengguna media (Short dan kawan-kawan, 1976; Rice,
1993)
Kekayaan media (media richness): Jangkauan dimana
media dapat menjembatani kerangka referensi yang
36 Ibid., h. 153.
35
berbeda, mengurangi ambiguitas, memberikan lebih
banyak petunjuk, melibatkan lebih banyak indra, dan
lebih personal.
Otonimi (autonomy): Derajat di mana seorang
pengguna merasakan kendali atas konten dan
penggunaan, mandiri dari sumber.
Unsur bermain-main (playfulness): Kegunaan untuk
hiburan dan kesenangan, sebagai lawan dari sifat
fungsi dan alat.
Privasi (privacy): Berhubungan dengan kegunaan
media dan/atau konten tertentu.
Personalisasi (personalization): Derajat di mana
konten dan penggunaan menjadi personal dan unik.37
C. Khalayak
Dalam teori komunikasi massa atau kajian media, secara
sederhana kata “Khalayak” adalah orang atau sekelompok orang
sebagai penerima pesan. Apalagi kata khalayak itu diganti
dengan kata pendengar, pembaca, atau pemirsa, langsung
ataupun tidak setiap kata tersebut merujuk pada teknologi atau
jenis media yang diaksesnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, khalayak diartikan
sebagai kelompok tertentu di masyarakat yang menjadi sasaran
komunikasi. sementara Ross dan Nightingale (2003: 4-5) dalam
buku Media and Audiences New Perspectives memberikan
37 Ibid., h. 157.
36
beberapa alternatif dalam mengartikan khalayak. Menurut
mereka, khalayak memang merujuk pada kajian penyiaran awal
dan akses terhadap informasi. Arti itu berkembang sesuai dengan
kajian apa yang dipakai sebagai kacamata dalam memandang
term khalayak.
Dalam kajian media, khalayak seringkali digunakan untuk
menandakan masyarakat, baik dalam group maupun secara
individu. Pemakaiannya juga merujuk pada khalayak atau massa
yang mengakses berita televisi atau pembaca koran. Individu-
individu dalam masa ini pada dasarnya tidak memiliki ikatan satu
sama lain selain dari tujuan mereka dalam mengakses media.
Namun, kelompok atau group itu bisa dengan jumlah orang yang
terbatas dan tidak bersifat massa atau besar seperti group pemikat
karya sastra. Perspetif terhadap ruang dan waktu juga
memberikan konsep lain terhadap khalayak yang jauh lebih kecil
atau disebut dengan the micro groups. Internet telah menciptakan
ruang virtual di mana khalayak selaku individu bertemu dengan
individu lain dalam waktu bersamaan, tetapi tidak berada dalam
ruang atau lokasi yang sama.38
Media dan para pengiklan sekarang makin banyak
melakukan riset dan membagi khalayak massa menjadi target-
target tertentu yang lebih kecil dan didefinisikan secara lebih
jelas. Bagaimanapun, khalayak untuk produk pakaian dalam,
vitamin, dan minuman ringan sangatlah berlainan. Proses
38 Rulli Nasrullah, Op.Cit, h. 86.
37
segmentasi suatu khalayak yang berjumlah besar (misalnya,
khalayak pemirsa televisi) ke dalam kelompok-kelompok kecil
yang didefinisikan secara lebih sempit (misalnya, anak-anak
berusia 6 sampai 10 tahun, ibu rumah tangga berusia 25 sampai
40 tahun, atau remaja pria) dinamai denaasfikasi oleh kaum
akademisi dan segmentasi khalayak oleh kalangan industri ini
(Williams, 1989).39
Windahl dan Signitzer (1992: 166-167) mendefinisikan
khalayak (audience) menurut para peneliti komunikasi massa
sebagai individu yang dengan kesadarannya akan memilih media
dan pesan yang ingin diakses. Khalayak juga dapat didefinisikan
sesuai keinginan pengirim pesan (defined by the sender), sesuai
dengan keanggotaan audiensi itu (defined by the audience
member), dan tergantung pada media yang digunakan (defined by
media use). Misalnya, khalayak bisa didefinisikan sebagai target
pemasaran sebagaimana dijelaskan oleh McQuail (1987: 221).
Bahwa khalayak berpotensi menjadi konsumen terhadap medium
dan sebagai target dari pesan atau iklan perusahaan, yang pada
tahap selanjutnya diharapkan menjadi konsumen dari produk
yang diiklankan.
Adapun Hiebert (1985) menjelaskan pengertian khalayak
dan karakteristiknya, antara lain: (1) Khalayak cenderung berisi
individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan
39 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan: KARISMA
Publishing Group, 2011), h. 565.
38
dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka serta
pemilihan produk media berdasarkan seleksi kesadaran; (2)
Khalayak cenderung tersebar di beberapa wilayah sasaran; (3)
Khalyak bersifat heterogen, yakni berasal dan terdiri dari
berbagai lapisan dan kategori sosial; (4) Khalayak cenderung
anonim, tidak mengenal khalayak lainnya yang juga sama-sama
mengakses media; dan (5) Posisi khalayak pada dasarnya di
media massa secara dipisahkan dari komunikator/ sender.
Penjelasan ini membawa suatu kesimpulan bahwa di era media
massa atau media tradisional posisi khalayak ditempatkan
sekadar sebagai objek atau konsumen.40
D. Teori Pemaknaan Khalayak
Salah satu aktivitas yang dilakukan khalayak adalah
menginterpretasi apa yang mereka terima dari media massa.
Teori yang digunakan adalah teori pemaknaan atau cultural
studies dan pengaruhnya reception Theory. Cultural studies
adalah kajian interdisipliner (antar disiplin ilmu) dimana
persepktif-perspektif dari disiplin ilmu yang berbeda dipakai
untuk menjelaskan tentang budaya dan kekuasaan (culture and
power).41 Kajian budaya ini kaitannya dengan sikap, pendekatan,
dan kritik mengenai sebuah budaya karena fokusnya adalah pada
40 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-1, h. 55-56. 41 Rachman Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 1.
39
bagaimana suatu budaya dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan
dominan42. Culture studies ini menyediakan anggapan bahwa
studi dari proses budaya, terutama dalam budaya masa, adalah
penting, kompleks dan senantiasa saling berkaitan, baik secara
teorititis maupun politis.
Dalam culture studies, khalayak memiliki arti sangat
penting. Baik media maupun khalayak memiliki kekuatan yang
sama dan hubungan antara media dan khalayak inilah yang
menghasilkan makna dan membentuk suatu budaya (Straubhaar
& LaRose 2002:56).
Teori pemaknaan menyediakan cara-cara untuk memahami
teks media dengan memahami bagaimana teks tersebut dibaca
oleh khalayaknya. Teori ini berpendapat bahwa teks media tidak
memiliki makna di dalamnya. Hal ini sesuai dengan aksioma
dalam ilmu komunikasi yaitu word doesnt mean, people mean.
Makna tersebut berada di dalam khalayaknya. Sehingga makna
dibentuk dari interaksi antara teks dengan khalayaknya tersebut.
Jadi bisa dikatakan teks media yang ingin disampaikan oleh
sumber tidak memiliki makna sebelum ada interkasi dan
dimaknai oleh pembacanya.43
Teori ini berdiri pada asumsi bahwa setiap khalayak
mempunyai kemampuan untuk menginterpretasi berbagai hal
42 Rizki, Raden. 2015. Resepsi Laki-Laki urban Jakarta Terhadap Konsep Laki-Laki
Gentroseksual di Majalah FHM. Commline: Jurnal Ilmu Komunikasi IV, no. 1 : 2-3.
43 Mengutip dari Skripsi Tahun 2012 Milik Nisa Sakina Program Sarjana Ekstensi
Universitas Indonesia
40
yang mereka baca atau lihat di media massa. Makna dari suatu
pesan tidak tetap dikontruksikan oleh anggota-anggota khalayak.
Kontruksi ini terjadi melalui tindakan rutin interpretasi terhadap
teks. Tujuan utama cultural studies adalah mengekspos cara
ideologi dari kelompok yang berkuasa secara sengaja diulangi
dan juga bagaimana cara ideologi tersebut dapat ditolak
(Littlejohn, 2002:216:-218).
1. Analisis Resepsi khalayak
Analisis resepsi khalayak atau audiens memahami proses
pembuatan makna (making meaning process) yang dilakukan
oleh audiens ketika mengkonsumsi tayangan sinema atau
program seri di televisi atau media, misalnya, Analisis resepsi
digunakan untuk melihat dan memahami respon, penerimaan,
sikap, dan makna yang diproduksi atau dibentuk oleh penonton
atau pembaca majalah atau novel-novel romantis misalnya
terhadap konten dari karya literatur dan tulisan dalam majalah.
Asumsi dasar dari analisis resepsi adalah konsep khalayak
aktif. Khalayak aktif adalah khalayak yang mempunyai otonomi
untuk memproduksi dan mereproduksi makna yang ada di dalam
tayangan sebuah film atau drama-drama seri yang ditontonnya,
dan juga cerita dalam novel yang dibacanya. Stuart Hall (1972)
menuliskan tentang teori ‘Encoding dan decoding’ sebagai
proses khalayak mengonsumsi dan memproduksi makna dalam
41
proses penerimaan atas konten media massa yang
dikonsumsinya.44
2. Proses Encoding dan Decoding
Dipelopori oleh Birmingham University dan penelitian
Stuart Hall. Ada pendekatan lain dalam melihat khalayak, yakni
penciptaan makna, riset yang dilakukan oeh Hall pada 1973 dan
dipublikasikan dalam bentuk buku pada 1980 menunjukan bahwa
para peneliti khalayak media semestinya sudah mulai
memusatkan perhatian pada konteks sosial-politik dalam
produksi konten dan bagaimana konten media itu ditafsirkan.
Konsep Hall ini dikenal dengan Teori Encoding/Decoding (Hall,
1980: 128-138)45
Teori Stuart Hall (1972) tentang encoding/decoding
mendorong terjadinya interpretasi-interpretasi beragam dari teks
media selama proses produksi dan penerimaan (resepsi). Dengan
kata lain, Hall menyatakan bahwa makna tidak pernah pasti. Jika
kata bisa pasti oleh representasi, maka tidak akan ada pertukaran-
sehingga tidak ada strategi yang mengkonter atau interpretasi-
interpretasi yang berbeda.46
Dengan mengambil contoh tayangan dan penonton televisi,
Hall menegaskan bahwa pada kenyataannya khalayak berada
44 Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 161-162 45 Rulli Nasrullah. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) cet. Ke-1.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group cet. hal. 91-92. 46 Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 178.
42
dalam struktur pemaknaan terhadap kode-kode sebagaimana
sebuah siaran dari stasiun televisi yang dikodekan dan kode itu
diterjemahkan menjadi visual serta audio melalui perangkat
televisi. Begitu juga dengan proses pemaknaan oleh khalayak
aktif bahwa sebuah konten yang diperoleh dari media akan secara
terus-menerus dimaknai oleh khalayak tergantung dari konteks
sosial-politik yang ada di sekitar mereka.
Programme as
‘meaningfull’ discourse
encoding encoding
meaning meaning
structure 1 structure 2
framework of knowladge framework of knowladge
.................................. ...................................
relation of production relation of production
tecnical infrastructure tecnical infrastructure
sumber: Stuart Hall, “Encoding/Decoding.” Dalam Stuart Hall, Dorothy Hobson,
Andrew Love, and Paul Willis (eds.). 1980. Culture, Media, Language. London:
Hutchinson, hal. 128-138.
43
Momen produksi media dibingkai seluruhnya oleh makna-
makna dan ide-ide, praktik pengetahuan yang menyangkut
rutinitas produksi, secara historis mendefinisikan keahlian teknis,
ideologi profesinal, pengetahuan institusional, definisi dan
asumsi, asumsi tentang khalayak dan seterusnya membingkai
komposisi program melalui struktur produksi ini47. Yang menjadi
catatan penting di sini adalah setiap makna, baik dalam meaning
struktures 1 maupun meaning structures 2, sebagaimana
dijelaskan pada gambar Encoding dan Decoding dalam struktur
penyiaran, belum tentu memiliki kesamaan makna atau
keidentikan pesan antara yang sebelum dikodekan dengan
sesudah kode diuraikan. Bagi Hall, kode yang dihasilkan dari
proses encoding/decoding tidak secara simetri sama dan bisa jadi
akan selalu memiliki tingkat kesepemahaman juga tingkat
ketidaksepemahaman dalam proses komunikasi. Posisi simetris
maupun asimetris tergantung dari posisi personafikasi yang
terjadi antara encoding selaku produser dan decoding selaku
penerima (khalayak). Bahasa sederhananya, sebuah siaran
memiliki pengaruh pada saat ditransmisikan melalui gelombang
di mana ada banyak gangguan dan penciptaan makna memiliki
dasar yang juga bisa berbeda.48
47 John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (Yogyakarta & Bandung:
Jalasutra, 2007), cet. Ke-2, h. 12. 48 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-1, h. 92-93.
44
Apa yang diberitakan media masa selama perang teluk
menurut Stuart Hall adalah proses pembentukan wacana di mana
pesan yang disampaikan disandikan (encoded) melalui media,
kemudian diuraikan (decoded), diterima (internalized), dan
dilakukan (acted) oleh khalayak. Sementara ide-ide atau wacana
lainnya tidak pernah ditampilkan. Hall menyebut proses ini,
hegemonic encoding.
Segala pemberitaan media adalah mengenai kehebatan
senjata Amerika. Yang dilakukan media membentuk (frame)
dalam masyarakat tentang making the war. Masyarakat lantas
lupa pada morality tentang mencegah perang dan
mempertahankan kedamaian karena media membentuk pola pikir
masyarakat seolah tidak ada alternatif solusi selain perang. Hall
menyebut proses media ini sebagai ideological discourses of
constraint (wacana-wacana ideologi terbatas). Efek praktisnya
adalah membatasi range alternatif dan membuat pilihan lain itu
adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan.49
Hall menyebut kemungkinan the powerless dapat melawan
demgan kebal terhadap ideologi dominan dan menerjemahkan
pesan melalui cara yang lebih sesuai dengan kepentingan mereka.
Hall pada akhirnya mengidentifikasikan tiga posisi dari
proses encoding-decoding terkait dengan makna dan khalayak.
Pertama, yang disebut dengan posisi dominan-hegemoni
49 EM Griffin. 2012. A First Look At Communication Theory, Mc Graw Hill 8, h.
349.
45
(dominant-hegemonic position) di mana penonton yang
menerima program tayangan televisi secara penuh, menerima
begitu saja ideologi dominan dari program tanpa ada penolakan
atau ketidaksetujuan. Penonton juga menjelaskan kehidupan
mereka sendiri, perilaku, dan pengalaman sosial dalam ideologi
ini. Penonton seperti ini dikategorikan sebagai “operating inside
dominant code” (Hall, 1980: 136) atau beroperasi di dalam kode
dominan.
Kedua, yang disebut negosiasi (‘negotiated code’) yang
menjelaskan penonton yang mencampurkan interpretasinya
dengan pengalaman sosial tertentu mereka. Penonton yang
masuk dalam kategori ini bertindak adaptif dan oposisi terhadap
interpretasi pesan. Contoh dari kode yang ternegosiasikan bisa
berupa seorang pekerja yang dalam kondisi umum setuju dengan
pernyataan laporan berita bahwa kenaikan gaji menyebabkan
inflasi, walaupun pada saat yang sama menuntut haknya demi
memperjuangkan upah dan kondisi yang lebih baik.50
Ketiga, yang disebut dengan oposisi (‘oppositional code’),
adalah ketika penonton melawan atau berlawanan dengan
representasi yang ditawarkan dalam tayangan televisi dengan
cara berbeda dengan pembacaan yang telah ditawarkan (Hall:
138). Tipe ini mempunyai karakteristik yang didefinisikan oleh
frustasi daripada kenyamanan atau pleasure.51 ‘ini adalah kasus
50 John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (Yogyakarta & Bandung:
Jalasutra, 2007), cet. Ke-2, h. 16. 51 Rachman Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 178-179.
46
misalnya pemirsa yang mendengarkan sebuah perdebatan tentang
perlunya membatasi gaji namun “membaca” setiap sebutan
“kepentingan nasional” sebagai “kepentingan kelas”.52
E. Kontroversi Mengucapkan Selamat Natal
1. Pengertian Kontroversi
Pengertian kontroversi adalah suatu perdebatan,
pertentangan atau persengketaan berkepanjangan mengenai suatu
hal yang terjadi dalam masyarakat dan biasanya mengenai
pendapat atau sudut pandang.53 Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, definisi kontroversi adalah perdebatan,
persengketaan, atau pertentangan54. Sejak zaman dahulu hingga
zaman sekarang kontroversi merupakan hal yang lumrah terjadi.
Kepala manusia boleh sama hitam tetapi pemikirannya berbeda-
beda tergantung sudut pandang, latar belakang, dan lain
sebagainya. Perbedaan inilah yang melahirkan kontroversi di
masyarakat.
Apalagi pada zaman sekarang dimana setiap orang sangat
bebas berbicara dan berpendapat. Ada begitu banyak media
untuk mengungkapkan aspirasi seperti melalui internet. Situs-
situs media sosial menyediakan ruang seluas-luasnya bagi
seseorang untuk mengeluarkan pendapat dan menyebarkannya.
52 John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (Yogyakarta & Bandung:
Jalasutra, 2007), cet. Ke-2, h. 16 53 http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-kontroversi-dan-contohnya/, di
kutip 15 Februari 2018 54 https://kbbi.web.id/kontroversi, di kutip 15 Februari 2018
47
2. Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Para Ulama
Pada dasarnya setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk
berlaku kasih dan sayang terhadap sesama sehingga menciptakan
toleransi beragama. Hidup secara damai dengan seluruh makhluk
ciptaan Tuhan pesan mendasar dari setiap agama. Agama Islam
adalah agama “rahmatan lil al Alamin” maksudnya, melalui
seluruh ajaran yang ada di dalamnya senantiasa memberikan
kasih dan sayang bagi seluruh alam. Karenanya Islam sangat
menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi antar umat
beragama. Dengan demikian seorang Muslim adalah orang yang
menganut dan menebarkan perdamaian kepada seluruh umat
manusia. Para utusan Allah SWT., sejak Nabi Adam a.s. sampai
Nabi Muhammad saw., menganut agama Islam.
Tidak diragukan lagi bahwa Islam sangat menganjurkan
sikap toleransi, tolong menolong, hidup yang harmonis, dan
dinamis di antara umat manusia tanpa memandang agama, suku,
budaya, adat istiadat mereka. Kendatipun demikian toleransi
dalam pandangan Islam memiliki prinsip-prinsip dan batas-batas
yang harus dijaga agar tidak merusak akidah seorang muslim.
Umpamanya mengucapkan selamat Natal kepada kaum Nasrani
atau menghadiri perayaan ibadah mereka. Namun ada sebagian
ulama yang membolehkan pengucapan selamat Natal tersebut
misalnya M. Quraish Shihab dalam tafsir al-misbah
menerangkan bahwa Allah SWT., mengabadikan selamat Natal
pada surah Maryam ayat 33.
48
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari
aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali”.
Dalam konteks ucapan selamat Natal, menurut M. Quraish
Shihab bahwa kalaupun non-muslim memahami ucapan itu
sesuai dengan keyakinannya, maka biarlah demikian, karena
seorang muslim yang mengucapkannya memahami ucapannya
sesuai pula dengan keyakinannya. Pendapat ini tentu
menimbulkan kontroversi dengan kebanyakan ulama, karena
jelas terlihat bahwa kata Natal itu diartikan sebagai kelahiran
Yesus, sehingga tidak tepat memaksakan istilah kelahiran Yesus
dengan kelahiran Nabi Isa a.s.55
Lebih jauh lagi, Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa ayat
Alquran berikut mensyariatkan penyelengaraan hari raya dalam
surat Al-Hajj ayat 67:
“Bagi tiap-tiap umat Telah kami tetapkan syariat
tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-
kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat)
Ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu.
Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan
yang lurus”. (Al-Hajj: 67)
55 Daniel Prima, “Penafsiran Ucapan Selamat Natal dan Prinsip-Prinsip Toleransi
Beragama Dalam Tafsir Al-Misbah,” Analytica Islamica, no. 1 (2015): h. 2-3.
49
Sementara, dalam hari raya yang diselenggarakan kaum kafir
yang dominan adalah penyelenggaraan pesta hari raya itu sendiri
dari pada syariatnya.
Itulah yang menyimbolkan kekafiran mereka. Dengan
demikian, betapa beraninya kita mengucapkan Merry Cristmast
atau Happy New Year padahal Allah telah menjanjikan Neraka
jika melakukan hal itu. Dalam buku Ahkam Ahliz-Zimmah, Imam
Ibnu al-Qayyum al-Jauziyyah menguraikan bahwa hukum
memberikan ucapan selamat kepada kaum kafir adalah haram,
dan orang-orang yang mengucapkannya dapat dikategorikan
sebagai kafir. Di dalamnya tercakup juga larangan mengucapkan
selamat hari Natal lewat kartu-kartu ucapan atau lewat media
lainnya. Demikian juga, umat Islam tidak berhak menerima
ucapan selamat Natal atau menerima kartu ketika Idul Fitri tiba.56
Terlepas dari perbedaan pendapat antara para ulama, kita
sebagai umat muslim jangan lupa bahwa Islam sebagai rahmatan
bagi seluruh alam. Dengan perbedan pendapat para ulama tidak
membuat kita sebagai orang muslim tidak saling menjatuhkan
dan memusuhi satu sama lain. Menurut M. Qurasih Shihab adalah
suatu keharusan yang mampu memberikan rasa aman dan damai
bagi seluruh umat manusia, bahkan seluruh makhluk-Nya. Dan
mencakup segala aspek kehidupan.
56 Nashir Bin Ali Al Ghamidhi, Hari-Hari nasrani, (Jakarta: Gema Insani Press,
1995), h. 26-27.
50
BAB III
GAMBARAN UMUM YOUTUBE DAN DESKRIPSI OBJEK
PENELITIAN
A. Sejarah YouTube
YouTube adalah perusahaan yang mengumpulkan koleksi
user generated content, memuat ribuan film pendek dan episode
televisi, dan ratusan film full-length. Melayani lebih dari dua
miliar video per hari, telah menjadi pemimpin yang jelas dalam
berbagai video online. YouTube terutama memperoleh
pendapatan dengan mejual iklan pada halaman homepage dan
pencarian hasil-hasilnya, serta di dalam videonya. Situs ini
memungkinkan pengguna menggugah, menonton, dan berbagi
video. Perusahaan ini berkantor pusat di San Bruno, California.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2005 oleh Steve Chen
(mantan CTO) dan Chad Hurley (mantan CEO). YouTube hari
ini adalah anak perusahaan dari internet pencari raksasa Google.
Pada November 2006, YouTube, LLC dibeli oleh Google dengan
nilai US$1,65 miliar dan resmi beroperasi sebagai anak
perusahaan Google. Perusahaan YouTube berkantor pusat di San
Bruno, California, dan memakai teknologi Adobe Flash Video
dan HTML5 untuk menampilkan berbagai macam konten video
buatan pengguna, termasuk klip film, klip TV, dan video musik.
51
Selain itu ada pula konten amatir seperti blog video, video
orisinal pendek, dan video pendidikan.57
YouTube berawal sebagai sebuah perusahaan teknologi
rintisan yang didanai oleh investasi senlai $11,5 juta dari Sequoia
Capital antara November 2005 dan April 2006. Kantor pertama
YouTube terletak di atas sebuah pizzeria dan restoran Jepang di
San Mateo, California. Nama domain www.YouTube.com aktif
pada 14 Februari 2005 dan situs ini dikembangkan pada bulan-
bulan berikutnya.
Video pertama di YouTube berjudul Me at the zoo. Video ini
menampilkan pendiri pendamping Jawed Karim di San Diego
Zoo. Video ini diunggah pada tanggal 23 April 2005 dan masih
ada sampai sekarang di situs ini. YouTube menawarkan uji beta
pada Mei 2005, enam bulan sebelum peluncuran resmi pada
November 2005. Pertumbuhan situs ini meroket pada bulan Juli
2006, perusahaan ini mengumumkan bahwa lebih dari 65.000
video diunggah setiap harinya dan situs ini menerima 100 juta
kunjungan video per hari.58
Kebanyakan konten di YouTube diunggah oleh individu,
meskipun perusahaan-perusahaan media seperti CBS, BBC,
57 Asep Herman Suyanto, Wahyudi, “YouTube,” artikel diakses pada 27 Februari
2017 dari
https://www.google.co.id/sejarah+YouTube+www.jurnalcomputer.com&oq=sejarah+
YouTube+www.jurnalcomputer.com
58 Asep Herman Suyanto, Wahyudi, “YouTube,” artikel diakses pada 27 Februari
2017 dari
https://www.google.co.id/sejarah+YouTube+www.jurnalcomputer.com&oq=sejarah+
YouTube+www.jurnalcomputer.com
52
Vevo, Hulu, dan organisasi lain sudah mengunggah material
mereka ke situs ini sebagai bagian dari program kemitraan
YouTube. Pengguna tak terdaftar dapat menonton video,
sementara pengguna terdaftar dapat mengunggah video dalam
jumlah tak terbatas.
Pada November 2011, jejaring sosial Google terintegrasi
langsung dengan YouTube dan penjelajahan Web Chrome,
sehingga video-video YouTube bisa ditonton di Google. Bulan
Desember 2011, YouTube meluncurkan antar muka baru. Kanal
video ditampilkan di kolom tengah halaman utama, sama seperti
umpan berita situs-situs jejaring sosial. Pada saat yang sama,
versi baru logo YouTube dipasang dengan bayangan merah yang
lebih gelap. Inilah perubahan desain pertama mereka sejak
Oktober 2006.
B. Pendiri dan Manajemen
YouTube didirikan oleh Chad Hurley, Steve Chen, dan
Jawed Karim, yaitu sebelumnya merupakan karyawan pertama
PayPal. Harley belajar desain di Indiana University of
Pennsylvania, sementara Chen dan Karim belajar ilmu komputer
di University of Illinois at Urbana-champaign.
1. Chad Hurley
Chad Hurley yang memiliki nama panjang Chad Meredith
Hurley bermula sebagai seorang web desainer yang
berkebangsaan Amerika Serikat.Chad lahir pada tanggal 24 Juli
1977 di Birdsboro, Pennsylvnia, Amerika Serikat dan merupakan
53
putra dari pasangan Don dan Joann Hurley yang tumbuh bersama
kakaknya Heather dan adiknya Brent di Birdsboro. Sejak kecil,
Chad memang telah menunjukan bakat dan minatnya di dunia
seni. Namun kemudian dia beralih untuk menekuni media
elektronik dan komputer saat SMA.
Sekolah yang menjadi tempatnya untuk menyalurakan
minatnya adalah Twin Valley High School di Elverson yang juga
menjadi tempat mengajar anak berkebutuhan khusus bagi ibunya.
Chad juga terkenal sebagai seorang pelari yang menonjol untuk
Cross Country yang menjadi program di sekolahnya dengan
mendapatkan dua gelar PIAA state pada tahun 1992 dan 1994.
Dua gelar ini membuat dirinya diangkat sebagai wakil dari
program lintas lari alam di sekolahnya. Selain itu, dia juga
menjadi anggota Technology Student Association saat itu.
Lulus dari Twin Valley pada tahun 1995, Chad Hurley
kemudian melanjutkan studinya di Indiana University of
Pennsylvania. Empat tahun berlalu, akhirnya dia mendapatkan
gelar B.A. seni rupa murni pada tahun 1999. Karena sebelum
lulus Chad telah diterima bekerja di PayPal, sehingga dia
langsung pergi ke California untuk menunjukan bakat seninya
dalam merancang logo perusahaan tersebut. Dan hasilnya telah
menjadi logo resmi perusahaan hingga sekarang.
2. Steve Chen
Steven Shin Chen yang akrab dipanggil Steve Chen lahir
pada tanggal 18 Agustus 1978. Dilihat dari namanya saja, sudah
54
terlihat bahwa pria ini berasal dari keturunan Asia. Chen lahir dan
tumbuh di daerah Taipei, Taiwan selama 15 tahun dan bermigrasi
ke Amerika Serikat.
Kemudian dia melanjutkan sekolahnya dengan masuk ke
dalam sekolah menengah River Trails Middle School di Mount
Prospect, Illionis. Setelah itu berlanjut ke sekolah menengah John
Hersey High School di Arlington Height pada tahun pertama dan
masuk Illionis Mathematics and Sicience Academy untuk tiga
tahun terakhirnya
Setelah lulus, Chen masuk ke University of Illionis at
Urbana-Champaign untuk mengambil jurusan ilmu komputer,
tahun 2002, dia berhasil lulus kemudian bekerja sebagai
karyawan pertama di PayPal sebagai programmer.
3. Jawed Karim
Orang terakhir yang menjadi pendiri YouTube adalah Jawed
Karim. Pria keturunan Bangladesh-Jerman ini lahir di Merseburg,
Jerman Timur pada tanggal 28 Oktober 1979. Hanya setahun di
Merseburg, Karim menyebrangi tembok Berlin untuk menetap di
Neuss, Jerman Barat pada tahun 1980. Barulah saat dia berumur
13 tahun, Karim dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat.
Kepindahannya ke Amerika Serikat berselang dua tahun setelah
penyatuan kembali Jerman (German Reunification) yakni pada
tahun 1992.
Setelah berada di Amerika, yakni Karim langsung
meneruskan sekolah. Central High School di Minnesota adalah
55
sekolah pertamanya di Amerika. Setelah lulus, dia diterima di
University of Illionis at Urbana-Campaign di Illonis dengan
jurusan ilmu komputer. Meskipun belajar di tempat dan jurusan
yang sama dengan dengan Steve Chen, namun keduanya belum
pernah berkenalan. Sama halnya seperti Chad Hurley., karim juga
telah diterima menjadi salah satu karyawan pertama di PayPal.
Tahun 2004, akhirnya dia mendapatkan gelar Bachelor of
Science dan langsung melanjutkan kerjanya di PayPal.59
4. CEO YouTube
Susan Wojcicki adalah pemegang jabatan CEO YouTube
yang baru sejak periode Februari 2014. Susan Wojcicki
sebelumnya sudah memegang peranan penting di perusahaan
YouTube dengan menjabat sebagai Senior Vice President For
Adsand Commerce. Dedikasi dan loyalitas Susan pada
perusahaan YouTube akhirnya membawanya naik ke tingkat
pimpinan perusahaan tertinggi, menggantikan Salar Kamangar
yang telah menjabat sebagai CEO YouTube sejak tahun 2010.
C. Prestasi
YouTube tumbuh menjadi salah satu Web situs terpopuler di
dunia, dan menempati peringkat situs web yang paling populer di
urutan 10 di dunia hanya setahun setelah peluncuran. Dilaporkan
59 Asep Herman Suyanto, Wahyudi, “YouTube,” artikel diakses pada 27 Februari
2017 dari
https://www.google.co.id/sejarah+YouTube+www.jurnalcomputer.com&oq=sejarah+
YouTube+www.jurnalcomputer.com
56
100 juta klip dilihat setiap hari di YouTube, dengan tambahan
65.000 video baru diupload setiap 24 jam. Pendiri YouTube
Steve Chen telah terdaftar sebagai salah satu dari 15 ilmuwan
Asia To Watch oleh Majalah Scientist Asia pada tanggal 15 Mei
2011.
Namun, perkembangan yang berkelanjutan selalu mereka
lakukan tiap bulannya dengan pendanaan yang diberikan oleh
Sequioa Capital senilai $11,5 juta antara November 2005 dan
April 2006. Pertumbuhan situs ini dimulai pada bulan Juli 2006.
Lebih dari 65.000 video diunggah setiap harinya dan menerima
100 juta kunjungan video per hari merupakan pencapaian pada
bulan tersebut. Grafik pertumbuhan situs ini pun terus naik pada
bulan-bulan selanjutnya. Dan pada bulan Oktober 2006, Google,
Inc. resmi membeli YouTube senilai $1,65 miliar dalam bentuk
saham.
Chad Hurley yang menjabat CEO YouTube memperoleh
694.087 lembar saham ditambah 41.232 dalam bentuk trust
dengan nilai total mencapai lebih dari $345 juta. Sedangkan
Steven Chen memperoleh $326 juta dari 625.366 lembar plus
68.721. Karena pada saat itu Karim sudah tidak lagi di YouTube,
sehingga dia hanya mendapatkan 137.443 lembar saham dengan
nilai $64 juta. Sequioa Capital yang menjadi penanam modal
memperoleh 941.027 yang bernilai $442 juta.
Perkembangan situs YouTube yang pesat membuat situs ini
menjadi salah satu situs terbesar. Bahkan diperkirakan bahwa
57
pada tahun 2007 YouTube menyamai konsumsi broadband seisi
internet tahun 2000. Juni 2008, majalah Forbes dalam sebuah
artikelnya memperkirakan pendapatan YouTube tahun 2008
mencapai $ 200 juta dari penjualan iklan. Mei 2010, YouTube
dilaporkan melayani lebih dari dua miliar video per hari dan pada
tahun berikutnya Mei 2011 situs ini telah menerima lebih dari
tiga miliar kunjungan per hari. Dan data terakhir yang
didapatkan, pada Januari 2012 YouTube menyatakan bahwa
jumlah kunjungan di situs ini telah mencapai empat miliar per
hari.
D. Produk
Layanan fitur yang memungkinkan semua pengguna
YouTube dapat mengunggah video dengan batas durasi masing-
masing 15 menit. Pengguna yang memiliki jejak rekam baik
dengan mematuhi Panduan Komunitas YouTube diizinkan
mengunggah video berdurasi 12 jam, tetapi akunnya perlu
diverifikasi (biasanya melalui telepon genggam).
1. Pencarian
Pencarian, yang diberi tanda merah yaitu untuk menuliskan
video apa yang ingin lihat/download seperti animasi, music, film
dll. ketika di klik browser otomatis video-video akan muncul
begitu banyak.
2. Pengunggah Video
58
Pengunggah atau upload video yaitu tempat untuk
mengunggah video yang diinginkan, seperti video hasil karya
sendiri ataupun video lain.60
E. Deskripsi Isi Ceramah Ustadz Abdul Somad
Gambar 1.1
Capture ceramah Ustadz Abdul Somad
Sumber : Www. YouTube.com
Video yang di unggah oleh Mustami Media pada tanggal 25
Desember 2017 dengan judul “Hukum Mengucapkan Selamat
Natal dan Tahun Baru, Ustadz Abdul Somad Lc MA” tercatat
sebanyak 41. 741 orang yang sudah menonton konten tersebut.
Video tersebut berisi 180 komentar, hampir mayoritas komentar
setuju dengan konten yang diberikan oleh Ustadz Abdul Somad,
disisi lain ada komentar yang kurang setuju dengan ceramahnya
60 Asep Herman Suyanto, Wahyudi, “YouTube,” artikel diakses pada 27 Februari
2017 dari
https://www.google.co.id/sejarah+YouTube+www.jurnalcomputer.com&oq=sejarah+
YouTube+www.jurnalcomputer.com
59
Ustadz Abdul Somad, hal ini menyebabkan pro dan kontra
terkait dengan isi di dalam video tersebut.
Gambar 1.2
Capture komentar penonton video ceramahnya
Ustadz Abdul Somad
Sumber : Www. YouTube.com
F. Deskripsi Isi Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim
Gambar 2.1
Capture Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim
Sumber : Www. YouTube.com
60
Video yang diunggah pada tanggal 17 Januari 2018 oleh
Suheri Heri yang berjudul “Kritik Terhadap Ceramah Ustadz
Abdul Somad Atas Larangan Mengucapkan Selamat Natal sudah
ditonton sebanyak 2. 493 kali. Video ini merupakan kritik
akademik dari Ustadz Abdul Mustaqim terhadap kelemahan
argumentasi larangan mengucapkan selamat Natal dari
ceramahnya ustadz Abdul Somad. Video ini juga menimbulkan
pro dan kontra mengenai hukum mengucapkan Natal, hal ini bisa
dilihat dari komentar-komentar dari video tersebut.
Gambar 2. 2
Capture komentar video Ustadz Abdul Mustaqim
Sumber : Www. YouTube.com
Dari komentar-komentar tersebut menimbulkan pro dan kontra,
sebagian komentar mendukung terhadap konten ceramahnya Ustadz
Abdul Mustaqim, sebagian lagi menunjukan ketidaksetujuan dengan
mengatakan Ustadz Abdul Mustaqim adalah ustadz libera
61
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Isi Ceramah Ustadz Abdul Somad
Dalam video tersebut Ustadz Abdul Somad menyatakan
bahwa ketika seorang muslim mengucapkan selamat hari raya
Natal, maka orang tersebut sudah mengakui tiga hal. Pertama,
mengakui bahwa Isa adalah anak Tuhan. Kedua, mengakui
bahwa Isa lahir pada 25 Desember. Ketiga, mengakui bahwa Isa
mati dipalang salib. Padahal menurut Ustadz Abdul Somad,
ketiga hal ini dibantah oleh Alquran dan Hadis.
Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa pandangan Isa
adalah anak Tuhan dibantah oleh sebuah dalil Alquran, yaitu
“Kafirlah orang yang mengatakan bahwa Isa trinitas dan anak
Tuhan.” Ayat ini dirujuk dari (QS. Al-Maidah: 72) selain itu,
penjelasan Abdul Somad yang mengatakan bahwa mengucapkan
Natal berarti mengakui Isa lahir 25 Desember menurut riwayat
tidak dibenarkan. Menurut Ustadz Abdul Somad ketika Maryam
memegang Isa tidak ada makanan karena Isa lahir di tepian kota.
Allah akhirnya memberikan perintah untuk menggoncangkan
pangkal batang pohon kurma, lalu gugurlah buah kurma yang
mengkal. Menurut Ustadz Abdul Somad, buah kurma yang
mengkal ada pada bulan Juli-Agustus, bukan Desember. Ketika
Isa lahir, kambing-kambing sedang digembalakan di padang
rumput, sedangkan bulan Desember rumput tidak tumbuh karena
62
tertutup salju. Artinya secara riwayat tanggal 25 Desember sulit
dianggap sebagai hari kelahiran Isa, namun lebih melainkan
banyak digunakan untuk merayakan Dewa Mitrah atau Dewa
Matahari yang diambil oleh kaisar Konstantinopel. Kemudian
penjelasan Abdul Somad tentang Isa mati dipalang salib dibantah
oleh Alquran, (QS. An-Nisa: 157-158) sebagai berikut: “Mereka
tidak membunuhnya, mereka tidak menyalibnya tetapi ada orang
lain yang diserupakan wajahnya dengan Isa dan dia adalah Yudas
Isqarion. Yudas Iskarion merupakan murid Isa yang menjual
imannya dengan beberapa keping uang emas”.
2. Isi Ceramah Ustadz Abdul Mustaqim
Dalam video ini Ustadz Abdul Mustaqim ingin
memberikan sanggahan terhadap isi ceramahnya Ustadz Abdul
Somad yang melarang mengucapkan selamat Natal terhadap non
muslim. Pertama, menurut Ustadz Abdul Mustaqim,
mengucapkan selamat Natal bukan persoalan akidah, tetapi
berkaitan dengan muamalah. Prinsip dasar dalam muamalah di
kutip oleh Abdul Mustaqim merujuk pada Kwarid Fiqiyah
sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Asbah Wa Al-Nadzhori
karangan Imam Assujuti, yaitu prinsip dasar dalam persoalan
muamalah adalah diperbolehkan sampai adanya dalil yang benar-
benar mengharamkannya. Padahal menurut Abdul Mustaqim
tidak ada hadis ataupun ayat yang menyatakan dengan tegas
larangan mengucapkan selamat Natal.
63
Kedua, Ustadz Abdul Mustaqim juga membantah
ceramah Ustadz Abdul Somad yang mengatakan bahwa
mengucapkan Natal sama dengan mengakui Isa anak Tuhan.
Ustadz Abdul Mustaqim mencontohkan seandainya ada seorang
non muslim mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri itu tidak
berarti dia telah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Nabi Muhammad adalah Rasullullah. Ini artinya
mengucapkan selamat Natal tidak bisa dianalogikan atau
diqiyaskan dengan mengakui Isa anak Tuhan.
Ketiga, bagi Ustadz Abdul Mustaqim jika ada orang
bertanya tentang pernahkah Nabi Muhammad mengucapkan
selamat Natal, tidak ada hadis ataupun ayat yang menyatakan
peristiwa itu. Namun, menurut Ustadz Abdul Mustaqim,
Rasulullah memberikan jaminan keselamatan kepada orang yang
merayakan hari raya sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Keempat, dalam catatan Ustadz Abdul Mustaqim ada
beberapa ulama kontemporer yang membolehkan mengucapkan
hari raya Natal antara lain: Prof. Doktor Yusuf Al-Khalad, Prof.
Abu Sattar Fatahullah, dan Prof. Muhammad Said Kazuhri.
Semua ulama yang telah disebutkan tidak ada yang melarang
untuk mengucapkan selamat Natal kepada non muslim yang
merayakan, bahkan para ulama menyatakan bahwa mengucapkan
Natal termasuk akhlak yang baik.
Kelima, Ustadz Abdul Mustaqim menegaskan bahwa
menghargai keyakinan non muslim tidak sama dengan
64
membenarkan keyakinan mereka. Mengucapkan selamat Natal
adalah bentuk toleransi terhadap non muslim.
A. Identitas Informan
Informan 1: AS
AS merupakan mahasiswa UIN Jakarta berjenis kelamin
laki-laki yang berusia 22 tahun, semester 6, dan kuliah di Jurusan
Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuludin. Sekarang AS aktif
di UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Sejak SMA AS
sudah mengikuti organisasi Rohani Islam (ROHIS). Menurut AS
mengikuti UKM justru membantu perkuliahan karena bisa
berbagi ilmu dengan yang lain.
Informan 2: WH
WH merupakan mahasiswa semester 8 yang berusia 23
tahun, berjenis kelamin laki-laki yang sedang menempuh
pendidikan di UIN Jakarta dan memilih Jurusan Ilmu Alquran
dan Tafsir, Fakultas Ushuludin. Sekarang WH aktif berorganisasi
di UKM Himpunan Qori/Qoriah Mahasiswa (HIQMA). Saat ini
WH bertempat tinggal di Jalan Semanggi, Pesanggrahan.
Sementara alamat rumah WH di Kampung Sawah, RT 01/RW
06, Kelurahan Tanah Baru, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor.
Menurut WH kenapa ia memilih masuk UKM karena belajar
tidak hanya di kelas, perlu adanya pengembangan diri dan UKM
adalah tempat untuk perkembangan mahasiswa.
65
Informan 3: ZM
ZM merupakan perempuan berusia 19 tahun, semester 4.
kuliah di UIN Jakarta di Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi.
Selain sibuk dengan perkuliah ZM juga mengikuti organisasi
UKM Bahasa Foreign Language Asociation (FLAT) yang fokus
dalam mengembangkan bahasa asing, alasan ZM mengikuti
kegiatan UKM adalah untuk mencari kegiatan yang positif,
mengisi waktu untuk hal-hal yang produktif dan memiliki teman-
teman baru. Menurut ZM mengikuti kegiatan UKM ‘agak’
mengganggu karena kegiatan berlangsung hingga malam,
akhirnya ada beberapa tugas kuliah yang tidak dikerjakan karena
tertidur.
Informan 4: Y
Informan Y merupakan perempuan berusia 21 tahun,
semester 6 dan kuliah di Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Saat ini Y disibukkan dengan tugas
membuat proposal, salah-satu tugas kuliah untuk belajar
membuat skripsi. Informan Y juga mengikuti dua UKM yaitu
Pramuka dan Koperasi Mahasiswa (KOPMA). Menurut Y, UKM
menjadi tempat organisasi yang paling nyaman dibandingkan
dengan organisasi yang lain, karena mengembangkan skill dan
memiliki sistem yang berbeda.
66
Informan 5: NN
NN merupakan perempuan berusia 20 tahun. Sekarang
sedang menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
semester 6. NN berasal dari Sukabumi, Kebon Pedes. Saat ini NN
aktif di UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM). Alasan NN
memilih mengikuti UKM karena ingin menyalurkan hobi
bernyanyi. Menurut NN mengikuti kegiatan UKM tidak
mengganggu aktivitas kuliah, hanya mengganggu waktu
istirahat.
B. Pengetahuan Tentang YouTube
Dari kelima informan memiliki pemaknaan yang berbeda-
beda mengenai pengertian tentang YouTube, AS menjelaskan
bahwa YouTube adalah salah satu bagian dari media yang
memudahkan untuk menggali informasi dan salah satu bentuk
perkembangan zaman.
Sementara WH memberikan definisi yang tidak jauh berbeda
dengan AS, menurut WH YouTube merupakan jejaring sosial
untuk mengunggah video dengan berbagai macam konten. Media
sosial tidak hanya digunakan untuk menonton ataupun
mengirimkan sebuah konten, tapi bisa digunakan untuk berkreasi
dan berdakwah. Banyak ustadz-ustadz bahkan seniman yang
viral di YouTube.
67
Pendapat yang tidak berbeda jauh dikemukakan oleh ZM
yang cukup aktif menggunakan media sosial. Menurut ZM
YouTube adalah sebuah platform yang digunakan untuk
menyebarkan video, platform yang mempermudah orang-orang
untuk menggali informasi dan belajar.
Sedangkan Y merupakan seorang yang aktif menggunakan
media sosial. Media sosial yang digunakan adalah Instagram,
YouTube, Whatsapp dan lainnya. Menurut Y, YouTube
merupakan media sosial yang digunakan untuk menonton video
dan film, karena banyak ribuan video yang sesuai dengan selera
pengguna.
Informan NN kurang begitu aktif di media sosial. Menurut
NN YouTube adalah media sosial yang digunakan untuk melihat
dan mengirimkan sebuah video yang bisa dinikmati oleh orang
lain.
Sementara terkait dengan jenis video yang disukai, setiap
informan memiliki pilihannya masing-masing. Informan AS
mengungkapkan bahwa konten yang sering ditonton seperti siroh
nabawiyah, ceramah, dan komedi serta ustadz-ustadz yang
menyampaikan ceramah dengan diksi yang bagus seperti Ustadz
Adi Hidayat, Ustadz Abdul Somad, serta tokoh luar seperti Hasan
Albana dan Said Kutub.
Sedangkan konten kesukaan WH yang sering ditonton
biasanya tentang info terbaru, otomotif, seni musik Islami, qari-
qari, kisah-kisah inspiratif, dan ceramah. Sementara untuk
68
penceramah yang sering ditonton seperti Ustadz Abdul Somad,
Habib Rizieq, Jujun, dan Ustadz Arifin Ilham.
Sementara informan ZM lebih menyukai konten-konten
edukasi yang membantunya dalam pembelajaran. Sementara ZM
kurang tertarik dengan konten-konten ceramah. Sementara
Informan Y lebih menikmati konten-konten yang menghibur
seperti stand up comedy dan video musik. Sementara konten
kesukaan yang sering ditonton informan NN adalah anime, gosip,
dan sepakbola.
Sementara ketika ditanya sejak kapan mengenal YouTube
dan berapa jam menghabiskan waktu dalam sehari untuk
menonton YouTube setiap informan memiliki jawaban yang
berbeda-beda, informan AS mengenal YouTube sejak sekolah
menengah pertama (SMP). Dalam sehari informan bisa
menghabiskan tiga jam menonton YouTube dengan berbagai
jenis konten. Sedangkan Infroman WH Sejak kelas satu SMP
sudah mengenal YouTube dengan durasi waktu sehari bisa
menghabiskan dua sampai tiga jam.
Tidak jauh berbeda dengan WH, informan ZM sudah
mengenal YouTube sejak SMP, berbeda dengan informan di atas,
ZM tidak terlalu sering membuka YouTube. Kalaupun
menggunakan aplikasi tersebut, hanya menghabiskan waktu satu
jam dalam sehari.
Sedangkan informan Y mengenal YouTube pada saat akan
masuk perkuliahan, sedangkan menggunakan aplikasi YouTube
69
tidak menentu tergantung kebutuhan informan, bisa dua hari
sekali, tergantung ada informasi yang sedang ramai
diperbincangkan. Apabila dikalkulasikan, dalam sehari Y bisa
menghabiskan dua sampai tiga jam jika menggunakan kuota
internet pribadi akan tetapi jika menggunakan wi-fi bisa sehari
penuh.
Sementara sejak SMP informan NN sudah mengetahui
YouTube, tetapi belum menjadi pengguna aktif, untuk saat ini
informan NN termasuk pengguna yang sering menonton
YouTube.
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa setiap
informan menggunakan media sosial seperti Whatsapp,
Instagram, Facebook, Twitter, Line dan YouTube, walaupun
kurang terlalu aktif.
Sedangkan YouTube bukanlah hal yang asing bagi setiap
informan, menurut informan YouTube merupakan media sosial
yang digunakan untuk berbagi video, menonton video, media
belajar, dan merupakan media sosial yang menghubungkan
penggunanya dengan pengguna lain. Sementara untuk jenis
konten yang sering ditonton di YouTube setiap informan
memiliki ketertarikan yang berbeda-beda. Ada yang senang
menonton konten-konten ceramah, musik-musik Islami, dan ada
juga yang senang menonton anime, berita, stand up comedy, dan
konten-konten edukasi.
70
Kelima informan dalam menonton YouTube menghabiskan
waktu hampir satu sampai tiga jam dalam sehari dengan jenis
konten yang berbeda-beda. Menurut informan Y ketika
menggunakan kuota internet pribadi sehari satu sampai tiga jam,
sedangkan jika menggunakan wi-fi yang ada di kampus, Y bisa
menghabiskan waktu seharian penuh untuk menonton YouTube.
Sedangkan untuk mengenal YouTube hampir setiap informan
sudah mengenal YouTube sejak bangku Sekolah Menengah
Pertama (SMP), hanya informan Y yang mengenal YouTube
sebelum masuk dunia perkuliahan.
C. Pemaknaan Terhadap Isi Ceramah Ustadz Abdul Somad
Ketika informan AS ditanyai apakah mengetahui atau
mengenal Ustadz Abdul Somad, ia menjawab telah mengetahui
Ustadz Abdul Somad melalui YouTube dan sering menonton
kajiannya melalui aplikasi instagram, walaupun ia belum pernah
mendatangi kajiannya secara langsung.
Menurut AS, Ustadz Abdul Somad adalah ulama yang luar
biasa, tidak mudah menilai, mengkafirkan ataupun merendahkan
seseorang serta paham dengan konteks dan permasalahan yang
terjadi saat ini. Informan AS juga sudah pernah menonton
tayangan Ustadz Abdul Somad terkait dengan hukum
mengucapkan selamat Natal.
“Kenal, salah satunya dari YouTube. Tadi sempat
viralkan ternyata di cek, ternyata bagus juga
71
cermah-ceramahnya. kalau kajiannya sendiri
paling saya sering nonton livenya di IG sering,
kalau untuk langsung dateng ke kajiannya belum
pernah dan mudah-mudahan LDK sendiri insa
allah bakal ngehadirin beliau kesini. ini salah
satu ulama luar biasa ya, beliau itu ulama yang
kekinian. Dia bisa mengkontekskan apa yang ada
di sekarang, problematika-problematika yang
ada sekarang dan beliau juga salah satu ulama
yang menurut saya cukup bagus pemikirannya.
Tidak mudah mengkafirkan orang, tidak mudah
merendahkan orang. Itu luar biasa. Sudah nonton
ceramah ustadz Abdul Somad terkait larangan
mengucapkan Natal.”
Demikian pula dengan informan WH. WH mengenal Ustadz
Abdul Somad melalui aplikasi instagram, karena viral di media
sosial. Akhirnya WH sering menonton ceramah-ceramah Ustadz
Abdul Somad melalui media sosial sehingga sudah banyak
konten-konten ceramah yang sudah ditonton, seperti tentang
hukum berpacaran, fikih, agama, akhlak, bersikap terhadap
orang-orang kafir, dan kondisi Indonesia saat ini.
Menurut WH, Ustadz Abdul Somad bukanlah ustadz
sembarangan karena Ustadz Abdul Somad merupakan salah satu
lulusan universitas di Kairo dan memiliki pengetahuan yang luas.
Selain itu, beliau juga mendapatkan penghargaan tokoh inspiratif
72
pada tahun 2018 oleh surat kabar Republika. Sekalipun informan
sering menonton ceramah Ustadz Abdul Somad tetapi untuk
video yang membahas tentang hukum mengucapakan selamat
Natal, informan belum pernah menontonnya.
“Lewat berita, awalnya dari Instagram. Ustadz
Abdul Somad ini siapa ya, kan viral kemudian
semakin banyak beliau mengisi acara dimana-
mana, ada pamfletnya kan, jadi semakin
penasaran siapa sih beliau? kemudian lihatlah
viedo-videonya di YouTube seperti apa?.
terhitung lumayanlah sering, karena kan banyak
juga di Whatsapp dan Istagram itu yang bikin
histori juga tentang ceramah-ceramah beliau,
jadi sekarang emang bener viral gitu ketika di
YouTube dishare di IG dishare terus di Whatsapp,
di insta story dishare juga. ya tentang misalkan
ehmmm konten berpacaran, tentang fikih ya
tentang hukum-hukum, banyak sih tentang
keagaman kan misalkan seperti akhlak, kemudian
bagaimana kita bersikap kepada orang-orang
kafir, tentang kondidsi Indoneia saat ini. saya
rasa suka, karena saya melihat kenapa saya suka,
jadi sanad ilmunya jelas beliau, kalau tidak salah
Kairo juga dan punya gelar jugakan LCkan, nah
itu yang bikin saya oh. Bukan ustadz biasakan.
73
Sehingga beliau juga mendapat gelar tokoh
inspiratif tahun 2017 apa 2018 sepertinya.”
“kalau itu sih belum pernah nonton cuma pernah
juga denger dari ustadz-ustadz ketika ceramah.”
Sementara informan ZM belum mengenal Ustadz Abdul
Somad. Informan hanya mendengar dari orang lain serta hanya
mengetahui melalui aplikasi media sosial twitter karena salah
satu konten ceramah beliau menjadi viral yaitu tentang haramnya
membeli produk starbuck.
“Cuma denger-denger sih terus sekarang lagi hits
juga kan, lagi ngomongin kaya starbuck terus
orang masuk neraka gitukan. itu liat di Twitter tuh
kaya. itu tuh kaya starbuck, kenapa sih kaya rame
banget gitu starbuck iakan. ada seorang ustadz
gitukan bilang kalau misalnya minum starbuck,
beli produk starbuck terus masuk neraka gitu.”
Informan Y juga belum mengenal Ustadz Abdul Somad
ataupun menonton ceramahnya melalui media sosial. Informan Y
juga belum pernah menoton konten ceramah Ustadz Abdul
Somad tentang hukum mengucapkan selamat Natal.
“Ustadz Abdul Somad itu yang ini dong yang lucu-
lucu bukan sih, ia tau, tau yang gimana sih lucunya
coba deh diingetin lagi? untuk hukum-hukumnya
belum pernah, tapi pernah dengerlah.”
74
Berbeda dengan informan Y, informan NN pernah sekali
menonton Ustadz Abdul Somad melalui sebuah status yang
diunggah dalam salah satu aplikasi media sosial whatsapp.
“Itukan baru-baru ustadznya kan?, Belum.
sekelibat doang. heh? Di snap WA. ia, biasanya
orang-orang.”
Bagi informan AS setelah menonton video ceramah Ustadz
Abdul Somad mengenai sejarah Isa, menurutnya ditemukan
banyak versi apabila membicarakan sejarah Isa. Agama Kristen
menganggap bahwa Isa adalah anak Tuhan, sedangkan menurut
pandangan Islam, Isa adalah utusan Tuhan.
Dalam pandangan AS melalui ceramah Ustadz Abdul
Somad, AS mewajarkan jika ada yang berbeda pendapat.
Menurutnya mengucapkan selamat Natal berkaitan dengan etika.
Dalam konteksnya mengucapkan selamat Natal ada yang
membolehkan, akan tetapi ada juga yang melarang.
Mengucapkan selamat Natal termasuk tasabbuh yang berarti
mengikuti apa yang non muslim kerjakan, karena hal ini
berkaitan dengan akidah yang tidak bisa diubah-ubah lagi.
“Kalau kita tarik sejarah dari Natal sendiri
memang eee Isa itukan banyak versi memang, ada
yang menyatakan Isa itu sebagai anak dari Tuhan
ada juga berbagai macamlah, nanti sebenarnya
kalau misalkan kita teliti bahwasannya, kalau
misalkan kita tanya langung ke orang-orang
75
Kristen itu, Isa itu sebenarnya Tuhan atau kah
utusan, utusan Tuhan ituh. Nah inikan banyak
problematik. Kalau misalkan kita nontonnya
Ustadz Abdul Somad itu. Saya sepakat,, saya
sepakat bahwa ya apa yang beliau katakan itu
saya sepakat gituh dan wajar ketika memang ada
orang-orang yang tidak sependapat itu wajar,
udah lumarahnya seperti itu dan itu harus kita
hargai.”
Pada sisi lain, pendapat yang tidak jauh berbeda
diungkapkan oleh WH bahwa dalil yang disampaikan oleh
Ustadz Abdul Somad cukup jelas, disampaikan menggunakan
data, dan dari segi keilmuan beliau memang menguasai.
Menurut WH, seorang muslim tidak harus merayakan Natal
karena ketika ikut merayakan berarti rida terhadap agama
mereka. Ketika WH ditanya mengenai pernyataan “Kafirlah
orang yang mengakui Isa anak adalah Tuhan”, menurut WH
tergantung konteksnya, ada yang beranggapan kafir keluar dari
agama Islam dan ada yang beranggapan bahwa itu dosa yang bisa
membuat seseorang menjadi kafir.
Ketika WH ditanyai apakah mengucapkan selamat Natal
berkaitan dengan akidah, WH setuju dengan hal tersebut, karena
mengucapkan selamat Natal berkaitan dengan akidah agama lain.
Orang Nasrani pun tidak akan mau ketika disuruh mengucapkan
syahadat. Sekalipun mengucapkan selamat Natal dengan
76
syahadat berbeda dalam urgensinya, akan tetapi dua hal tersebut
sama dalam esensinya karena berkaitan dengan akidah.
“Menurut saya cukup jelas juga dalil yang
disampaikan kemudian beliau sampaikan dengan
data yang memang itu bener-bener ada
referensinya gitu jadi tidak asal ngomong dan
beliau memang dalam segi keilmuan memang
bagus gitu. Makanya tadi ketika beliau sampaikan
ada tiga dalilnya kan itu tiga sebabnya kan itu
memang ketika di telusuri, kalau kita ingin
menulusuri lebih jauh itu memang ada dalilnya
dalam Alquran dan ketika kenyataan Natal
dengan Islam itu memang sungguh kita sebagai
orang Islam tidak harus merayakan Natal, tadi
juga bilang kalau misalkan tadi kita merayakan
otomatis kita rida terhadap agamanyakan ‘lakum
dinukum waliadin’. ia, saya sepakat, seperti itu
jadi untuk masalah mengkafirkannya itu, kadang
ada orang yang menganggap kafir saling keluar,
apalagi yang kafirlah dalam bentuk itu dosa kafir
begitu. Jadi ada yang beranggapan langsung
kafir langsung kafir Islam, ada juga yang
beranggapn bahwa kafir itu, itu dosa kafir, seperti
itu”. “ia setuju, sangat setuju. Seperti misalkan
kita dari mereka minta kita mengucapkan selamat
77
Natal, kita gak mau nih karena itu berkaitan
dengan akidah kemudian ketika kita mereka coba
‘asalamualikum wr, wb’ wah mohon maaf ini
tidak bisa saya sebutkan, karena ini misalkan
syahadat: ashhaduallah illah haillahllah wa
ashhadu anna muhammadarrasullallah” mereka
bilang inikan hanya ucapan tapi dari ucapan
itulah, ketika orang sudah,, orang kafir misalkan
Nasrani, Yahudi membacakan syahadat dan
itukan syahadat masuk ke rukun Islam yang
pertama secara tidak langsung, kalau misalkan
dia disuruh membaca syahadat ya dia masuk
Islam begitupun kita mengucapan selamat Natal
emang itu ucapan tapi profesinya sama berkaitan
dengan akidah”.
Pendapat berbeda diberikan oleh informan ZM, sebelumnya
informan sering menonton ceramah ustadz-ustadz yang
mengharamkan mengucapkan selamat Natal, akan tetapi baru
mengetahui jika tahun baru masehi tidak ada hubungannya
dengan Isa Al-Masih. ZM mengetahui tentang hukum
mengucapkan selamat Natal melalui televisi walaupun hanya
sekilas dan banyak juga orang-orang yang membicarakan bahwa
mengucapkan selamat Natal hukumnya adalah haram.
“Sebenarnya udah sering denger tentang
78
ceramah-ceramah orang-orang apa, kaya ustadz-
ustadz sebelumnya yang ngomong kalau misalnya
Natal itu, pengucapan selamat hari Natal itu
kepada orang-orang Nasrani itu diharamkan jadi
ya biasa aja maksudnya ya karena udah pernah
dengar pandangan yang sama sebelumnya ya tapi
baru tau juga kalau misalnya ucapan tahun baru
apa sih, tahun baru masehi itu memang gak ada
hubungannya dengan dengan Isa Al-masih baru
tahu sih. gak sih itu kaya denger denger aja kaya
selewat-selewat selintas liat di tv gitu kan kaya ya
banyak sih, banyakan orang-orang yang kaya
ngomong gitu, jangan ngucapin hari atau jangan
mengucapkan hari selamat Natal gitukan karena
apa haram gitukan”.
Terkait isi ceramah Ustadz Abdul Somad, menurut ZM,
informan tidak berani memberikan label kafir kepada orang lain,
karena orang-orang hanya melihat orang lain dari bagian
permukaannya saja, jadi orang-orang tidak mengetahui apa yang
mereka pikirkan dan rasakan, serta yang bisa memberikan label
kafir hanya Tuhan.
Informan kurang setuju dengan Ustadz Abdul Somad, karena
informan dan keluarga sudah lama tinggal di lingkungan orang-
orang non muslim. Informan dan keluarga sudah saling
berdampingan, saling menghargai perayaan masing-masing.
79
Ketika orang non muslim sedang merayakan Natal mereka selalu
membuat kegiatan yang menimbulkan suara yang cukup
mengganggu dan hal itu tidak informan permasalahkan karena
ketika keluarga informan sedang mengadakan pengajian, orang-
orang non muslim yang sering kumpul sambil bermain musik
menunda sementara kegiatan tersebut.
Informan dan tetangga non muslim saling menghargai satu
sama lain. ZM juga mengaku sering mengucapkan selamat Natal
kepada non muslim begitu pun sebaliknya, mereka mengucapkan
selamat hari raya Idul Fitri ketika ZM dan keluarga sedang
merayakannya. Kadang orang non muslim juga ikut meminta
maaf karena mengetahui bahwa hari raya Idul Fitri merupakan
momen untuk saling memaafkan.
“Sebenarnya kalau misalnya saya gak pernah
berani untuk apa sih memberikan lebel gitu ya,
apa mengenai kafir atau gak gitu karena menurut
saya yang bisa ngasih lebel apakah seorang kafir
atau tidak ya yang di atas gitukan, saya sih gak
tau apakah bisa, apakah orang kaya gitu bisa jadi
kafir apa engga, kitakan ga, kitakan cuma bisa
ngelihat orang dari luarnya kan kita gak bisa
ngelihat dari dalamnya gimana, apa yang mereka
pikirkan gitukan. apa, ucapan Ustadz Abdul
Somad itu? Diharamkan kalau saya sendiri
sebenarnya kurang setuju yah sebenarnya, cerita
80
aja jadi saya tuh tinggal di lingkungan
lingkungan-lingkungan sekitar saya tu banyak
orang non muslim, ya kan banyak orang Kristen
jadi ketika Natal mereka tuh bakal bikin kaya
panggung gitu dan apa namanya ya berisiklah ya,
tapi kita juga saling menghargai gitu kalau
misalnya di rumah saya ada pengajian gitukan
mereka juga apa namanya biasa nyanyi-nyanyi
maksudnya kaya main gitar gitukan,, kaya nyanyi
di apa sih kaya warkop gitu mereka diem gitukan
jadi kaya gak ngumpul dulu malam itu ya. Kalau
misalnya saya jujur saya sering ko kaya ngucapin
selamat Natal gitukan, apa sih kaya tetangga-
tetangga saya gitukan kaya keluarga-keluarga
saya bukan, keluarga-keluarga saya kaya ayah
saya juga ya ngucapin gitu ke orang orang apa
sih,, orang-orang Nasrani itu dan ketika kita
berlebaran pun, ketika lebaran pun mereka juga
ini gitu apa namanya mereka jug kaya selamat
lebaran yah via, bahkan kaya apa sih ikutan minta
maaf gitu,, padahal kaya itukan apa sih sebagai
ajang aja gitu apa buat maaf-maafan.”
Berbeda dengan ZM, informan Y menyatakan sependapat
dengan pandangan Ustadz Abdul Somad terkait hukum
81
mengucapkan selamat Natal, karena hal tersebut memiliki esensi
yang sama dengan mengakui kepercayaan agama Kristen.
Informan merasa tidak memiliki kepentingan dan keperluan
untuk mengucapkan selamat Natal dan yang lainnya. Informan
juga tidak pernah melihat lembaga organisasi di UIN Jakarta
mengucapkan selamat Natal.
Secara pribadi, informan setuju dengan Ustadz Abdul
Somad. Isi ceramah Ustadz Abdul Somad sesuai dengan kisah-
kisah zaman dahulu bahwa Isa bukan anak Tuhan dan Isa tidak
mengalami kematian akan tetapi diangkat oleh Tuhan, sehingga
seseorang menjadi kafir apabila mengakui bahwa Isa adalah anak
Tuhan.
“Sepakat, karena kalau memang tadi dibilangnya
apa yah dibilangnya tunggu sebentar deh.
sebenarnya ada dua sih diakan mengucapkan yah
tadi bilang mengucapkan apa merayakan sih?,
bahwa kalau kita mengucapkan berarti sama aja
kaya mengakui nah mengakui”. “Kalau saya sih
sepakat, sepakat dengan yang ini karena dengan
Abdul Somad tadi, karena kan emang buat apa
juga gitukan ngucapin, ngucap gituan selamat
Natal. cuman di satu sisi memang ada gimana ya
ada beberapa kendala juga. Apakah menulis itu
di instagram suka ada tuh ya, kalau sampe
tanggal 25 selamat. nah iakan lewat status, nah
82
kalau yang, kalau dari pribadikan gak mungkin
lembaga organisasi juga biasanya gak pernah tuh
lihat ucapan selamat Natal gitukan paling
lembaga-lembaga yang di luar-luar aja yang
apah Natal-Natalan gitu. Kalau saya pribadi sih
setuju, iah dibantah”. kafir buat orang yang
mengucapkan atau mengakui Isa anak Tuhan,
ialah kafir dari kisahnya, kisah-kisah Islam kita
juga udah tahu bahwa si Isa ini bukan anak Tuhan
dan memang disitukan disebutkan kalau Isa itu
gak mati tapi diangkat oleh Tuhan dan ada orang
yang menyerupai, saya percaya dengan kisah-
kisah dulu yang pernah saya ceritain”.
Informan NN memiliki pandangan yang sama dengan isi
ceramah Ustadz Abdul Somad, karena Ustadz Abdul Somad
menggunakan landasan-landasan yang ada di dalam Alquran
seperti adab yang membolehkan seorang muslim berteman
dengan orang Kristen, namun di sisi lain tidak harus
mengucapkan hal-hal yang bertentangan dengan akidah.
Menurut informan segala bentuk ucapan bermula dari hati
dan di dalamnya terkandung esensi akidah, akan tetapi apabila
ucapan tersebut tidak mengandung sebuah niat untuk berpindah
kepercayaan ataupun mengakui kepercayaan orang yang
beragama Kristen, maka hal tersebut tidak menjadi masalah.
83
Walaupun mengucapkan selamat Natal ditinjau dari sudut
pandang agama dilarang, akan tetapi apabila ada seseorang yang
tidak mengetahui hukum, selama untuk bersilaturahmi, dan tidak
mengikuti perayaan Natal, maka hal tersebut tidak bermasalah.
Pada intinya, informan sependapat dengan larangan
mengucapkan selamat Natal ditinjau dari sudut pandang agama,
akan tetapi apabila ditinjau dari sudut pandang logika, maka
informan kurang sependapat karena hal tersebut hanya sebatas
ucapan.
“Apa sih, karena diakan ada landasan-landasan
apa sih yang surat-surat Alquran karena gitu sih
aku sih setuju karena emang,, soalnya kita emang
bisa temenan sama orang kristen tapi engga
seharusnya apa yang harusnya bilang harusnya
selamat ini-selamat ini soalnyakan emang ucapan
itu juga mengenai akidah gituh”. dari siapa ya,
cuma emang katanya gak boleh? kalau secara
pribadi,, ia sih gak boleh . Soalnya ya itu”. “Iya,
itu kaya merayakan juga hari Natal ibaratnya,
ngucapin juga. iah sepakat. ih ia berkaitan tau”.
“Iya ucapan, segala ucapankan datang dari hati,
dan hati itu juga termasuk akidah gak maksudnya
keyakinan kita tapi misalnya gimana ya kalau
misalnya dia gak niat buat apa sih pindah akidah
sih, menurut saya gak apa-apa. Gimana ya
84
dibilang”. “Secara agama gak boleh, tapi ya
kalau secara apa ya misalnya gak tau apa-apa
yah itu mah gak masalah yah selama kita-selama
kita engga gak inih,, gak niatnya-niatnya bukan
buat ngucapin dia buat Natal,, buat ikut
ngerayain tapi cuman sekedar apa ya namanya
menjalin apa silaturahmi kaya gtiu doang.
Ngucapin biasa biasa doang, tapi kalau melihat
dari konteks agama emang gak boleh tapi gimana
ya gimana keyakinan kita aja sih menurut
akumah. Iah. iya, kalau secara agama ya memang
iya sepakat. Tapi secara logika mah ya gimana ya
biasa aja gitu, orang ngucapin gitu doang gitu”
Dengan demikian Informan AS dan WH mengenal Ustadz
Abdul Somad melalui media sosial seperti instagram dan
YouTube karena ceramah yang dilakukan Ustadz Abdul Somad
menjadi viral di jagat dunia maya, sehingga mereka berdua
menonton ceramahnya.
Banyak konten-konten ceramah Ustadz Abdul Somad yang
telah kedua informan lihat di YouTube, walaupun keduanya
belum pernah datang ke kajian beliau secara langsung. Menurut
keduanya, ceramah Ustadz Abdul Somad lugas, tegas, ulama
kekinian, dan tidak mudah mengkafirkan seseorang, serta
memiliki wawasan yang luas karena bisa mengimbangi setiap
peserta yang hadir.
85
Sementara tiga informan lain belum terlalu mengenal Ustadz
Abdul Somad dan belum pernah melihat ceramah beliau secara
langsung maupun melalui media sosial seperti YouTube.
Terkait dengan isi ceramah Ustadz Abdul Somad mengenai
hukum mengucapkan selamat Natal, empat dari lima informan
cenderung sependapat dengan isi ceramah tersebut. AS sepakat
dengan yang diungkapkan oleh Ustadz Abdul Somad. Kemudian,
WH berpendapat bahwa mengucapkan selamat Natal berkaitan
dengan akidah, karena orang Nasrani pun tidak akan berkenan
ketika diperintahkan mengucapkan syahadat, karena hal ini juga
berkaitan dengan akidah. Informan Y juga setuju dengan
pandangan Ustadz Abdul Somad, mengenai ucapan selamat
Natal yang memiliki esensi yang sama dengan mengakui
kepercayaan agama Kristen.
NN setuju dengan Ustadz Abdul Somad, karena Ustadz
Abdul Somad menggunakan dalil-dalil yang sesuai dengan
Alquran dan hadis. Walaupun NN setuju dengan isi ceramah
Ustadz Abdul Somad, NN juga memiliki penafsiran yang lain
yaitu walaupun mengucapkan selamat Natal dilarang menurut
agama, akan tetapi apabila ada seseorang yang tidak mengetahui
hukum dan selama niatnya hanya untuk silaturahmi dan tidak
mengikuti perayaan mereka, menurut NN tidak ada masalah,
tergantung keyakinan saja. Bagi informan ZM, dia kurang setuju
dengan ceramah Ustadz Abdul Somad. Menurut ZM sekalipun
dia sudah mengucapkan selamat Natal bukan berarti dia
86
mempercayai Tuhannya orang Kristen. ZM merasa bahwa
mengucapkan selamat Natal tidak merubah akidahnya karena dia
masih tetap menjalankan salat dan Tuhannya masih tetap Allah
SWT.
D. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim
Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
Selanjutnya ketika ditanya sudah mengenal atau mengetahui
Ustadz Abdul Mustaqim setiap informan memiliki jawaban yang
tidak jauh berbeda, semua informan belum pernah mendengar
ataupun melihat video terkait dengan sanggahan beliau terhadap
ceramahnya Ustadz Abdul Somad.
Setelah semua informan menonton video ceramah Ustadz
Abdul Mustaqim terkait sanggahan terhadap isi ceramahnya
Ustadz Abdul Somad. Informan yang pertama AS sependapat
dengan isi ceramahnya, karena Ustadz Abdul Mustaqim
menggunakan usul fikih. Menurut informan hukum di dalam
Islam ada yang bersifat qath’i dan zhanni. Kalau qath’i
hukumnya sudah baku tidak bisa dirubah lagi sementara kalau
hukum zhanni masih bisa diinterpretasikan oleh para ulama.
Menurut informan Ustadz Abdul Mustaqim mengkaji
menggunakan usul fikih yang mengatakan bahwa mengucapkan
Natal berkaitan dengan muamalah, kalau misalkan konteksnya
mengucapakan selamat Natal untuk kemaslahatan dan kebaikan
hal itu bisa dilakukan, berarti jalan yang digunakan adalah
87
maslahah mursalah atau kemaslahatan umat. Menurut AS ketika
tidak ikut mengucapkan Natal seorang muslim dicibir dan diusir
dalam lingkungan yang mayoritas non muslim dan
keberadaannya kurang mendukung serta hanya dengan
mengucapkan selamat Natal kemaslahatan dan keamanan
seorang muslim terjamin maka hal itu bisa dilakukan, tetapi jika
sebaliknya keadaan seorang muslim berada dalam lingkungan
mayoritas muslim dan tidak dalam keadaan yang berbahaya jika
tidak ikut mengucapkan Natal maka hal itu tidak harus dilakukan.
“Setuju juga, misalnya beliau mengambil
lewat usul fiqh. gimana langsung ditanggepin?.”
“Kalau misalkan itu diambil usul fikih semuanya
dari misalkan Alquran itu kebanyakan
membicarakan tentang hukum, hukum itu ada
yang bersifatnya qath’i ada yang bersifatnya
zhanni. Meskipun sifatnya di Alquran itu
misalkan qath’i kalau misalkan ditarik lewat usul
fikih, lewat istimbat hukum pasti itu bisa zhanni,,
zhanni itu bisa diinterpretasikan oleh para ulama
para mustahiq itu bisa. Nah kalau misalkan qath’i
sudah mentok. kalau misalkan Alquran berbicara
seperti itu hukumnya seperti itu. Nah bisa jadi
kalau misalkan lewat usul fikih itu semuanya kita
bisa mengungkap, beliau tadi mengatakan bahwa
kalau misalkan diambil usul fikih, memang secara
88
umum, apa yah, secara saling menghargai itu
memang harus ada dan kalau misalkan kita
memang tujuannya lagi-lagi untuk menghargai
orang, saya katakan di awal tadi bahwa
menghargai orang itu bisa dengan lewat apa aja
gak mesti kita langsung mengucapkan Natal,
selamat hari Valentine gitu, dan satu hal lagi saya
katakan bahwa masing-masing ulama, kiyai itu
punya pandangan masing-masing, punya dalil
masing-masing dan juga kalau misalkan tadi kita
simak sama-sama beliau mengatakan bahwa
lewat usul fikih itu bisa di bisa di ya maksudnya
ya gak apa-apa gitu. Usul fikih itu membicarakan
tentang muamalah bener, membicarakan tentang
hukum dan tadi beliau mengatakan bukan
berkaitan dengan akidah tapi berkaitan dengan
muamalah. Kalau misalkan konteksnya itu untuk
kebaikan, untuk kemaslahatan itu bisa dilakukan.
kita berarti ngambilnya maslahah mursalah, kita
ngambilnya kemaslahatan umat,
maslahahummah. Kalau misalkan kita tidak
mengatakan selamat hari Natal, selamat hari
Valentine gitu misalkan akhirnya kita diusir di
kampung yang mayoritasnya misalkan non
muslim atau apa gitu, dicibir-cibir ini kan
89
maksudnya ini bisa dilakukan gitu. Jadi salah
satu fungsi dari usul fikih itu tadi ya seperti itu.
Bisa ditarik kesimpulannya bahwa yang bisa
dilakukan kalau misalkan kita memang
konteksnya kita keberadaannya kurang
mendukung kalau misalkan kita tidak mengatakan
selamat hari Natal justru lebih berbahaya dengan
kemaslahatan kita dan keamanan kita itu bisa
dilakukan”.
Menurut informan WH setiap orang pasti memiliki perspektif
yang berbeda, kalau WH melihat dari latar belakang orang yang
menyampaikan pesan. Secara akademis penjelasan Ustadz Abdul
Mustaqim ilmiah, sementara Ustadz Abdul Somad melihat dari
sisi sejarah lahirnya perayaan Natal agar orang muslim tidak asal
mengucapkan selamat Natal kepada non muslim ditambah
karakter orang-orang Islam masa kini yang rentan kebablasan
dalam memahami sebuah informasi. Bagi WH sekalipun tidak
ada hadis yang melarang dalam mengucapkan selamat Natal
bukan berarti hal itu menjadi jalan bagi seorang muslim untuk
bebas mengucapkan selamat Natal kepada non muslim karena
toleransi bisa menggunakan cara yang lain dengan tidak ikut
mengucapkan selamat Natal. Selain itu, disebutkan juga oleh
Ustadz Abdul Mustaqim dalil yang menyatakan bahwa orang
yang membenci kafir zimmi atau menyiksanya tidak akan
mencium aroma surga. Tetapi, menurut WH dalil tersebut tidak
90
berkaitan dengan perayaan Natal, karena dalil itu bentuk jaminan
untuk orang-orang kafir agar umat muslim tidak mengganggu
keberadaan mereka.
“Jadi berbagai perspektif dan landasan
pasti muncul berbeda-beda yah kemudian kita sih
melihat, kalau saya pribadi melihat dari latar
belakang orang ya, latar belakang ketika beliau
memaparkan pandangannya tadi itu kan, beliau
dosenkan, dosen ilmu tafsir kalau gak salah?.”
“Kemudian beliau berpandangan secara
akademis nah dari segi akademis ya itu memang
ilmiah dalam arti, ini loh secara akademis
pandangannya beginilah kemudian kalau
misalkan Ustadz Abdul Somad dia lebih ke akibat
yang disebabkan ketika orang-orang Islam itu
misalkan mengucapkan selamat Natal gitu, yang
ditakutkan karena orang-orang Islam masa kini,
jadi nanti kebablasan. Nah makanya mungkin
Ustadz Abdul Somad inikan dia lebih mempublik
itukan, publik figur jadi biar orang ini ayolah,
kita kalau memang mau toleransi, ada banyak
cara untuk bertoleransi, tidak harus dengan
mengucapkan selamat Natal. Kemudian tadi
disebutkan juga tadi ya memang tidak ada dalil
langsung hadis bahwa Rasul melarang kalau
91
misalkan kita tidak boleh toleransi dalam
mengucapkan selamat Natal, tidak ada gitukan,
kemudian tadi juga ada pandangan bahwasannya
disebutkan dalil bahwa orang yang membenci
kafir zimmi atau menyiksa atau menyakiti kafir
zimmi itu tidak akan mencium bau surga seperti
itu, masalahnya gak masuk juga untuk Natal ini
ya. Kalau itukan untuk jaminan keamanan untuk
orang-orang kafir ya. Bagi orang-orang kafir,
muamalahnya gitu dan ketika emang tadi
disebutkan termasuk akhlak yang baik dalam
berucapkan ucapan itu udah punya yang baik
salam. ‘assalamualaikum’. Nah itu dia kenapa
tidak ‘assalamualaikum’ saja atau
“assalamualaika” keselamatan bagi dia. Jadi
tadi kalau Ustadz Abdul Somad lebih kemelihat
kronologisnya hari Natal tersebut. Faktanya hari
Natal itu apa sih, tadikan disebutkan bahwa itu
berasal dari kaisar Romawi itu kan penyembah-
penyembah para dewa matahari kan kalau gak
salah.”
Sementara Informan ZM cenderung sependapat dengan isi
ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim. Menurut ZM, Ustadz
Abdul Mustaqim bisa memberikan argumentasi-argumentasi
yang kokoh mengenai diperbolehkannya mengucapkan selamat
92
Natal. Oleh karena itu, informan merasa dapat pencerahan serta
memiliki keyakinan dan paandangan yang sama dengan Ustadz
Abdul Mustaqim. Selain itu, Informan setuju dengan ucapan
Ustadz Abdul Mustaqim bahwa menghargai kepercayaan non
muslim tidak sama dengan mempercayai kepercayaan agamanya.
Menurut ZM setiap orang juga harus memiliki batasan tetapi
sekiranya hanya sebatas mengucapkan bukan sesuatu yang harus
diperdebatkan, kecuali ikut merayakan karena hal itu sudah
termasuk mencampuradukkan keyakinan.
“Kurang lebih setuju.” “Setuju, mungkin
karena menurut saya ustadz ini bisa memberikan
bukti-bukti, argumentasi-argumentasi yang kuat
yah mengenai diperbolehkannya mengucapkan
selamat Natal kepada non muslim. Mungkin
karena pandangan saya sebelumnya juga seperti
itu ya jadi merasa tecerahkan, saya setuju banget
ketika ustadz ini bilang kalau misalnya: kita
menghargai orang lain untuk beribadah sesuai
dengan agama mereka itu tidak sama gitu dengan
kita mempercayai agama itu gitukan,, iya, jadi
menghargai memberikan tempat gitu kan ya
agamamu agamamu gitukan agamaku ya
agamaku tapi kita juga apa perlu membatasi gitu
kan antara mana sih yang boleh kita lakukan dan
mana yang tidak kaya yang tadi dikasih contoh
93
itu ya kaya selamat Natal kan kita cuma ngasih
selamat doang, ngasih ucapan doangkan tapi kita
tidak ikut berNatalannya gitu. Nah ketika kita ikut
berNatalannya itu adalah sesuatu yang sangat
berbahaya karena berarti itu kita udah istilahnya
itu kaya apa sih mencampuradukan gitukan.”.
Sementara informan Y merasa pandangannya tidak berubah
setelah melihat video Ustadz Abdul Mustaqim dan tetap sepakat
dengan Ustadz Abdul Somad, Walaupun Ustadz Abdul
Mustaqim menguraikan bahwa mengucapkan Natal tidak sama
dengan mengakui Isa anak Tuhan dan membolehkan sekiranya
hanya sebatas mengucapkan Natal karena itu adalah bentuk
toleransi. Informan sependapat saat Ustadz Abdul Mustaqim
mengatakan bahwa Allah tidak melarang umatnya untuk berbuat
baik dan berlaku adil kepada non muslim yang tidak memerangi
agama orang muslim dan tidak mengusik seorang muslim dari
halaman kampungnya, sementara menurut Y kondisinya disini
tidak ada yang memerangi dan dalil terkait dengan toleransi tidak
berkaitan dengan kepercayaan beragama. Menurut Y silahkan
saja berbuat baik, saling tolong menolong dengan non muslim
tetapi kalau untuk mengucapkan selamat Natal berarti sama saja
dengan berpartisipasi dalam acara tersebut, karena hal itu sudah
termasuk ranah akidah dalam beragama.
“Hehehe gua gak berubah sama sekali,
tetep sepakat ama Ustadz Abdul Somad.”
94
“Karena gimana ya, yakan tadikan dia bilang
kalau nyebutin itu apa mengucapkan itu gak
termasuk dengan meyakini bahwa Nabi Isa itu
anaknya Tuhan atau engga dan lain-lain, terus
jugakan bilang kalau itu bentuk toleransi dan dia
juga bilangkan disini kalau tidak boleh ikut
berNatalan bersama apa, pokonya intinya tuh dia
bilang kalau kita tuh boleh ikut berNatalan, oh ia
ia tidak boleh mengucapkan, nah terus abis itu
kalau saya sih masih tetep sama Ustadz Abdul
Somad gitu. Karena kalau menurut saya tuh
toleransi itu ok emang bener nih disini dia bilang
tidak ‘mana sih bacaannya’ gak yang ini nih saya
sepakat yang ini “Allah tidak melarang kalian
berbuat baik dan berlaku adil kepada non muslim
yang tidak memerangi agama kalian dan tidak
mengusik kalian dari halaman kampung kalian”
nah oke saya sepakat dengan yang dikatakan ini
Al-mumtahanah ayat 8, tapikan disinikan yang
tidak memerangi, disini gak ada apa yah kan nah
ini kitab toleransi ini menurut saya itu gak ada
kaitannya sama agama. Oke berbuat baik
silahkan berbuat baik, kita mau ngasih apapun
atau apa ya silahkan berbuat baik, kita berteman,
kita segala macam tapi kalau udah di dalam
95
konteks mengucapkan atau kita udah ngomongin
soal agama itukan menurut saya masih sama aja
gitu itu berarti udah masuk ke ranah agama gitu
tetep aja jadi gak bisa tuh itu dibilang bagian dari
toleransi kalau menurut saya. Karena itu sudah
masuk ke dalam ranah agama ucapan-ucapan
dan segalanya merayakan, selebration. walaupun
itu hanya sekedar mengucapkan itu sama aja ikut
berpartisipasi meskipun hanya mengucapkan nah
tapi kalau seandainya mau baik, mau berbuat
baik ya silahkan, memang bener ko gak dilarang.
Kalau seandainya mau baik, ngasih makanan
atau apa kita ke mereka, membantu atau gimana
ya gak papa, tapi kalau untuk mengucapkan,
merayakan pokoknyalah sekedar mengucapkan
saja berarti kita ikut turut brepartisipasi gitu itu
kalau menurut saya. Kan kalau misalkan gak
mengucapkan sama sekali gak ikut
berpartisipasi”.
Sementara informan NN setuju dengan ceramahnya Ustadz
Abdul Mustaqim karena sesuai dengan logikanya informan,
karena Sebelumnya informan memiliki pengalaman mengikuti
latihan teater Jepang dengan orang-orang non muslim, ketika itu
seorang yang beragama non muslim sedang memberikan arahan
96
yang berbarengan dengan suara azan, tetapi Dia tidak langsung
melanjutkan pembicaraannya dan lebih memilih mendengarkan
azan hingga selesai, terkadang orang-orang muslim sering
mengabaikan azan dan lebih memilih melanjutkan aktivitasnya.
Jadi menurut NN itu juga termasuk bentuk toleransi terhadap
muslim sehingga membuat informan semakin meyakini bahwa
mengucapkan selamat Natal kepada non muslim adalah bentuk
toleransi.
“Masuk ke logika gua sih, ia gua mah sepakat”.
“ Gua mah sepakat hehe kesitu kenapa ya?”. “Iya,
jadi soalnya gini gua pernah latihan teater Jepang
gitukan, kan ada yang Kristen, ada yang Islam
jugakan, pas latihankan ada apa ya lagi ngomong
terus ada adzan terus yang ngomong itukan Kristen,
itu udah diem dulu dengerin dulu adzan, kan ini ya
bentuk toleransi menurut gua ya kan emang orang
Kristen, gua aja apa sih yaudah, orang Islam aja
kadang kalau kuliah ya udahlah lanjut-lanjut aja,
adzan-adzan, kuliah-kuliah gitukan. Dia itu diem
dulu dengerin gitu”.
Ketika informan ditanya mengenai tidak ada ayat ataupun
hadis yang melarang mengucapkan selamat Natal?, menurut
informan AS bahwa memang benar tidak ada hadis ataupun ayat
yang secara langsung melarang mengucapkan Natal, menurut
informan Ustadz Abdul Somad mengambil dalil hadis yang
97
tassabuh, kalau misalkan mengikuti tradisi dan mengucapkan
berarti sudah termasuk golongan mereka.
“Secara langsung gak ada”. “Iya kan tadi
itu kalau Ustadz Abdul Somad sendiri ngambil
dalil ya hadis yang tassabuh itu. Kalau misalkan
kita mengikuti tradisi ataupun mengucapkannya
saja itu kita sudah termasuk golongan mereka..
wallahhu a’llam”. “Sepakat ya dengan
pendapatnya beliau.
Bagi informan WH memang belum ditemukan ayat atau hadis
yang sepadan untuk melarang mengucapkan Natal. Kedua ustadz
tersebut memiliki pandangan yang kuat dalam berbagai sisi.
Ustadz Abdul Somad melihat dari sisi kronologisnya sementara
Ustadz Abdul Mustaqim dari konteks ucapannya.
“Belum ada, belum ketemu, hari Natal itu
peringatan apa sih, kan kelahiran Isa, sedangkan
secara kronologis atau terserah kita melihat data
dan sejarahnya apakah betul nabi Isa itu lahir
ketika 25 Desember, ketika hari Natal. Tadikan
udah disebutkan oleh Ustadz Abdul Somad ia kan,
bukan lahir tanggal segitu. Jadi emang masing-
masing punya argumen yang kuat dalam berbagai
sisi. Ketika Ustadz Abdul Somad seperti itu, Dia
melihat kronologis atau sejarahnya itu seperti ini
loh aslinya, makanya beliau sampe bilang ini
98
diharamkan. Mungkin kalau misalkan yang satu
lagi Ustadz Abdul Mustaqim, dia melhiat dari
konteks ucapnnya, begitu”.
Sementara seperti yang informan ZM alami bahwa
mengucapkan Natal sama sekali tidak merubah akidahnya dan
secara keseluruhan informan sepakat dengan isi ceramhnya
Ustadz Abdul Mustaqim.
“ Iya heeh, jadi yang saya alami
sendiripun kaya ketika saya mengucapkan
selamat Natal kepada orang lain ya saya
tidak merasakan adanya perubahan
akidah di dalam diri saya, jadi saya
setuju, iya sepakat”.
Informan Y Masih bimbang mengenai tidak adanya hadis
ataupun ayat yang secara langsung melarang mengucapkan
Natal, tapi tetap yakin dengan hukum yang melarang
mengucapkan Natal. ketika disinggung mengenai bahwa
mengucapkan Natal tidak berkitan dengan akidah, informan Y
merasa sekalipun Ustadz Abdul Mustaqim mengatakan bahwa
mengucapkan Natal bukan perkara akidah tapi muamalah tetap
tidak merubah pandangan informan. Menurut Y mengucapkan
Natal serupa dengan mengucapkan selamat ulang tahun kepada
orang lain, secara tidak langsung berarti orang itu telah ikut
berpartisipasi sama halnya dengan mengucapkan Natal. Di
99
samping itu ketika Y ditanya mengenai bahwa mengucapkan
Natal adalah bentuk toleransi? informan Y menolak, menurut
informan toleransi tidak berkaitan dengan selebrasi-selebrasi
keagamaan, dengan tidak ikut mengucapkan Natal pun bukan
berarti menutup seorang muslim untuk berbuat baik kepada non
muslim.
“Masih bimbang nih disitu, tetep aja gak ada
perubahan sama sekali walaupun memang beliau
mengatakan bahwa ini tuh bukan urusan akidah
tapi mengucapkan ini tuh udah termasuk bentuk
muamalah gitukan katanya. Tetep aja kalau
menurut saya meskipun memang mau dia bilang
akidah, muamalah. kita bermuamalah tapi itu
udah gimana yah kan kalau pemikiran gua nih
kalau seandainya, misalnya nih ulang tahun, ada
orang ulang tahun kita ngucapin selamat ulang
tahun berarti kan kita berpartisipasi meskipun
hanya sebuah mengucapkan, sama yang kaya tadi
Natal ini. Natal ini atau siapapun berartikan kita
ikut merayakan meskipun itu hanya sekedar
mengucapkan gitu kalau menurut saya. Jadi sama
aja mau dia bilang muamalah mau apa menurut
saya tetep ke sudut pandang Ustadz Abdul
Somad”. “Tetep toleransi itu gak ada kaitannya
sama selebration-selebration, tetep kalau mau
100
toleransi ya toleransi, tapi gak ada tuh yang
kaitan-kaitan mau ke agama-agama meskipun
sedikit gitu cuma ngucapin atau gimana. Tetep
kalau berbuat baik-berbuat baik aja. Toleransi
saya gitu.
Menurut infroman NN ketika ditanya apakah mengucapkan
Natal berkaitan dengan muamalah bukan dengan akidah?
Menurut informan sah-sah saja mengucapkan selamat Natal
dengan tidak selalu dikaitkan dengan akidah. Bukan berarti NN
mendukung terhadap kegiatan Natalan melainkan lebih ke
menghargai.
Menanggapi perkataan Ustadz Abdul Mustaqim terkait
dengan yang mengucapkan Natal sama dengan mengakui Isa
anak Tuhan adalah logika yang Absurd? Informan NN bingung
dan lebih memilih berada ditengah-tengah dan tidak memihak
kepada siapapun. Menurut NN kalau orang yang fanatik terhadap
agamanya pasti akan melarang mengucapkan selamat Natal
sementara kalau misalkan orang yang memiliki pandangan
terbuka dalam beragama mungkin setuju dengan yang dikatakan
Ustadz Abdul Mustaqim.
“Hehehe ya sama jadi kalau menurut gua sih, sah-
sah aja gitu ngucapin selamat Natal itu kalau
selama itu ga niatin sama akidah kita gitu, gak
ngedukung bener-bener oh iya lu emang
Tuhannya ini, gak sih menurut guamah, bentuk
101
menghargai”. “Hehe, gua bingung nih kalau
melihat dari dua sisi, gua mah si kalau pribadi,
kalau jadi fanatik emang bener kalau orang
fanatik agama pasti gak boleh ngucapin ini, pasti
selama gak boleh, kalau misalnya orang-orang
yang berfikirnya apa ya terbuka kali ya, ‘liberal’
mungkin gak terlalu fanatisme. Aneh kan ya. Tapi
kalau gua mah ya kalau disebut aneh ya engga,
memiliki dua sisi, gua mah milih ditengah-tengah
aja maksudnya, gak disebut aneh.”
Saat ditanya mengenai pandangan ulama yang mengatakan
bahwa mengucapkan Natal termasuk akhlak yang baik? bagi
informan AS setiap ulama memiliki dalil yang berbeda-beda dan
bisa dipertanggungjawabkan. Justru menurut informan yang
harus dibangun adalah toleransi sesama muslim yang berbeda
pandangan.
“Lagi-lagi kan dia punya dalilnya masing-masing
dan kalau misalkan dia menyatakan dalil dan
dalilnya itu kuat kita gak usah sibuk dengan
mempermasalahkan itu, masing-masing punya
dalilnya. Ustadz Abdul Somad punya dalilnya, itu
punya dalilnya dan inilah indahnya Islam itu. kita
punya,, seharusnya kita harus bisa berinteraksi,
harus bisa saling. nah ini yang di maksud
toleransi ini seharusnya di sini antar uamat Islam
102
juga seharusnya harus dibangun lebih
toleransinya. Justru bukan kita uh toleransi itu
harus kaya gini,, kaya gini dan lawan apa non
muslim juga kita harus toleransi lebih. Justru dari
Islam sendiri dari antar muslim sendiri yang
seharusnya dibangun terlebih dahulu”.
Demikian halnya dengan WH, menurut informan masing-
masing ulama memiliki perbedaan latar belakang jadi akan
berbeda pula cara pandang dan pendapatnya, asalkan setiap
ulama yang berpandangan berbeda memiliki landasan yang kuat
dan tidak menyesatkan umat.
“Masing-masing ulama punya latar belakang,
masing-masing ulama punya cara beliau
berpendapat jadi ketika di latar belakang tersebut
maka ada pula cara-cara berpendapat dan cara
menyimpulkan juga. Ya kalau saya sih selama itu
dia punya dasar yang kuat ya silahkan seperti
itu”.
Bagi informan ZM itu adalah bentuk penghargaan dalam
memberikan tempat kepada orang lain yang berbeda
kepercayaan, karena Islam itu rahmatan lil’alamin, Islam itu
untuk semesta, dan Islam memberikan dampak untuk seluruh
makhluk semesta.
“Ya menurut saya itu bentuk menghargai apa
yang orang lain lakukan gitukan, memberikan
103
tempat untuk orang lain menjalankan ibadahnya
gitu, kita gak memerangi mereka gitukan
maksudnya Islam rahmatan lil’alamin, Islam tu
bukan orang Islam doang gitukan, buat semesta
gitu, maksudnya Islam tuh tidak memberikan apa
dampak buat orang Islam doang tapi gitu buat
orang di luar Islam juga”.
Sementara bagi informan Y agak aneh dengan ulama yang
mengatakan bahwa mengucapkan Natal adalah akhlak yang baik.
Menurut Y ulama yang mengatakan bahwa mengucapkan hari
raya non muslim adalah akhlak yang baik, mungkin karena beliau
juga ikut mengucapkan sehingga melegitimasi hukum tertentu
untuk mendukung ucapannya, padahal informan Y sendiri tidak
peduli dengan yang merayakan Natal.
“Tanggapannya?, kalau saya sih agak sedikit,
saya sih gak tau sebenarnya dia salah atau apa
cuman ya kitakan gak tau yah bener dan salahnya
tuh dimana, cuman kalau tanggapan saya pribadi
nih, pribadi ko stranger banget gitu yah ko aneh
aja”. “Karena kan dia bilang, mungkin karena
kebiasaan saya juga kali yah makanya saya
bilang dia stranger gitukan hehehe”. “Ya gini kan
kalau beliau mungkinkan bilang apanamanya itu
akhlak yang baik, akhlak yang mulia karena
beliau juga ikut mengucapkan tohkan sayakan
104
gak ngucapin, peduli aja engga gitu mungkin.
Makanya saya bilang ko stranger gitu sampe
ngomong kaya gitu, toh saya juga kalau ngeliat
orang Natalan agak oh Natalan oh ga sih. Ya
silahkan gitu, maksudanya saya aja yang denger
anak Ushuludin, padahalkan mereka
penelitiankan ya tapi kadang kalau denger anak
Ushuludin pergi ke gereja agak gimana gituh
tanda kutip ‘ih aneh banget begitu’ padahal
mereka mungkin penelitian kan bisa jadi”.
Berbeda dengan informan yang lain informan NN merasa
Bingung, bagi NN mengucapkan Natal tidak senantiasa dikaitkan
dengan kepercayaan tetapi lebih ke menghargai perbedaan antara
orang-orang yang berbeda agama.
“Gua bingung nih ka, misalkan menurut gua ya,
kita mikirnya menghargai gitu, jangan mikirnya
masalah agama gitu, ibaratnya gitu aja sih, orang
Kristen aja simple mikirnya iakan”.
Oleh sebab itu dari jawaban kelima informan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa setiap informan belum mengenal Ustadz
Abdul Mustaqim dan belum mengetahui isi ceramah beliau
terkait dengan sanggahan terhadap ceramahnya Ustadz Abdul
Somad.
105
Setelah melihat video ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim
terkait dengan sanggahan terhadap ceramah Ustadz Abdul
Somad, setiap informan memiliki alasannya masing-masing.
Menurut AS mengenai isi ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim
informan setuju, karena Ustadz Abdul Mustaqim menggunakan
hukum sesuai dengan usul fikih, kalau misalkan mengucapkan
selamat Natal untuk kemaslahatan dan kebaikan hal itu bisa
dilakukan. Sementara menurut WH perbedaan pandangan selalu
ada diantara dua kepala, WH lebih melihat latar belakang si
pemberi pesan, oleh sebab itu ada beberapa inti poin yang
dijelaskan oleh Ustadz Abdul Mustaqim yang informan tolak.
Bagi informan ZM beliau seperti mendapatkan pencerahan
dari Ustadz Abdul Mustaqim karena Ustadz Abdul Mustaqim
bisa memberikan landasan-landasan yang kuat mengenai hukum
mengucapkan selamat Natal. Sementara Y tetap sepakat dengan
Ustadz Abdul Somad, menurut Y toleransi yang dijelaskan oleh
Ustadz Abdul Mustaqim tidak berkaitan dengan agama, serorang
muslim masih bisa berbuat baik dengan tidak mengucapkan
selamat Natal seperti berbagi dengan non muslim. Sedangkan NN
merasa isi ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim sesuai dengan
logika informan, bagi NN mengucapkan selamat Natal bukan
berarti mengakui keyakinan non muslim tapi lebih ke menghargai
perbedaan agama.
Ketika ditanya mengenai tidak ada hadis ataupun ayat yang
melarang mengucapkan Natal dan mengakui Isa anak Tuhan
106
adalah logika yang absurd? menurut AS Ustadz Abdul Somad
menggunakan hadis yang tasabuh, kalau mengikuti dan
mengucapkan berarti sudah masuk dalam golongannya non
muslim, sementara menurut WH memang belum ada ayat dan
hadis mengenai pelarangan mengucapkan selamat Natal, bagi
WH kedua ustadz tersebut memiliki pandangan yang kuat
walaupun demikian, WH tetap setuju dengan pandangannya
Ustadz Abdul Somad. Demikian halnya Y masih bimbang
mengenai hal tersebut tapi masih tetap yakin dengan argumen
awal dan tetap sepakat dengan Ustadz Abdul Somad.
Sementara ZM sepakat dengan seluruh isi ceramahnya Ustadz
Abdul Mustaqim. Bagi NN ketika ditanya mengenai bahwa
mengucapkan selamat Natal bukan perkara akidah tapi
muamalah? Bagi NN boleh saja seseorang mengucapkan Natal
karena itu bagian dari penghargaan kepada orang yang berbeda
agama.
Sementara ketika ditanya mengenai ulama yang mengatakan
bahwa mengucapkan Natal adalah akhlak yang baik menurut AS
dan WH yang terpenting memiliki landasan yang kuat dan bisa
dipertanggung jawabkan. Bagi ZM itu adalah salah satu bentuk
penghargaan terhadap orang yang berbeda agama, sementara
informan Y menganggap ulama tersebut ingin mendukung
pendapatnya karena ikut mengucapkan selamat Natal. Sedangkan
informan NN lebih memilih tidak memihak kepada siapapun
karena hal terpenting menurut NN adalah menghargai perbedaan.
107
E. Pemahaman Tentang Toleransi
Sedangkan ketika ditanya apakah pernah mengucapkan
selamat Natal dan bagaimana pandangannya terhadap orang
muslim yang mengucapkan Natal masing-masing informan
memiliki jawaban yang berbeda.
Infroman AS belum pernah mengucapkan selamat Natal,
menurut informan jika ada seorang teman non muslim yang
menganggap bahwa teman muslimnya tidak memiliki solidaritas
jika tidak mengucapkan selamat Natal, maka setiap orang yang
berteman dengan orang non muslim harus bisa memberikan
pemahaman kepada mereka bahwa di ajaran orang Islam ada
larangan seorang muslim untuk tidak mengucapkan selamat
Natal kepada non muslim. Bagi informan bentuk solidaritas tidak
sama dengan ikut mengucapkan Natal bisa menggunakan cara
yang lain seperti: saling berbagi, membantu non muslim, dan
saling mendukung satu sama lain. Mengenai orang muslim yang
mengucapkan selamat Natal, menurut informan silahkan saja
seseorang mengucapkan selamat Natal jika faham ilmunya dan
tidak bersinggungan dengan akidah.
“Belum pernah sih menggucapkan Natal
dan kalau misalkan ada sahabat kita yang nonis
dan beliau mengatakan kamu ga solidar gitu. Kita
katakan dengan bahasa yang baik bahwasanya
diajaran kami ya seperti ini”. “nah kemungkinan
ini ada dua, bisa jadi orang tersebut belum tau
108
ilmunya, bisa jadi memang ketika dia sudah tau
ilmunya dan dia tau dalilnya its okey, itu terserah
dia kalau misalkan dia beranggapan oh sah-sah
saja tergantung niatnya. Lagi-lagi kita
tergantung mengkontekskannya. Kalau misalkan
kita mengkontekskannya mengucapkan itu adalah
bagian dari akidah ya menurut saya kalau
memang masalah akidah harus saklek kia”.
Tidak jauh berbeda dengan informan AS, Informan WH juga
belum pernah mengucapkan selamat Natal kepada non muslim
yang merayakan Natal. Menurut WH mengucapkan selamat
Natal adalah bentuk toleransi yang kebablasan, bagi WH sudah
sangat jelas, ketika seseorang mengucapkan selamat Natal secara
tidak langsung mempercayai bahwa Isa adalah anak Tuhan.
“Saya belum pernah, saya rasa itu
toleransi yang kebablasan. karena itu tadikan,
sudah jelas, ketika kita bilang selamat hari Natal
ya secara tidak langsung itu dari ucapan kita rida
terhadap agamanya dia, kita itu setuju dengan Isa
anak Tuhan. seperti itu sih”.
Sementara ZM berbeda pandangan dengan kedua informan
AS dan WH, Menurut informan ZM tidak ada salahnya seorang
muslim mengucapkan selamat Natal kepada non muslim karena
hal itu sesuai dengan yang informan alami dan saat ZM
109
mengucapkan selamat Natal hal itu tidak merubah kepercayaan
yang informan anut.
“Saya menganggapnya itu baik-baik aja,
bukan sebuah masalah, karena kalau pengalaman
diri saya sendiri, saya merasa tidak ada
perubahan akidah maksudnya tidak dengan saya
mengucapkan Natal kemudian saya percaya
bahwa apa namanya ya mengenai trinitas iu saya
gak percaya gitukan, saya tetep percaya ya Allah
tuhan saya gitukan, saya masih percaya masih
shalat gitu hehehehe. sepakat, hanya
mengucapkan sepakat”.
Sementara informan Y memiliki pendapat yang tidak jauh
berbeda dengan informan AS dan WH, walaupun secara pribadi
infroman Y belum pernah mengucapkan selamat Natal kepada
orang non muslim. Walaupun informan Y tidak sepakat dengan
mengucapakan selamat Natal tapi disisi lain Y juga tidak ingin
mengecam orang lain yang mengucapkan selamat Natal kepada
non muslim, informan menyadari hal itu menjadi pilihan setiap
orang, sekalipun ada kerabat yang ikut mengucapkan Natal
informan hanya akan mengingatkan dan tidak akan memaksakan
kehendak pribadinya.
“Kalau saya kan tadi sepakat tapi gak ngurus
maksudnya, gak terlalu apa yah mau ngecam
orang juga gitu loh, kalau saya sih sepakat atas
110
pendapat itu ustadz tersebut cuman kalau
seandainya ada orang lain yang mengucapkan itu
kalau deket ya itu ko saya bilang ko ngucapin ini
gitu, ya saya bilangin tapi kalau seandainya dia
orang jauh ya paling saya biarkan aja”
Sama halnya dengan informan Y, Informan NN juga belum
pernah mengucapkan selamat Natal karena belum memliliki
teman yang beragama Kristen. Menurut NN boleh saja
mengucapkan selamat Natal jika niatnya hanya untuk
menyambung silaturahmi dengan tidak mengikuti kegiatan
mereka seperti makan-makan ataupun mengikuti perayaan Natal.
“Belum pernah. engga punya temen orang
Kristen lah. belum kenal baru deket kenalan
Kristen sekarang-sekarang aja. ini menurut gua
doangkan, gak berdasarkan dalil, ia, ga apa-apa
sih gua mah. kata gua ya gimana tergantung
niatnya dia, kalau niatnya buat apa ya nyambung
silaturahmi, terus cuma ngucapin gak pake bener-
bener pake apaan ya. Pokoknya sesuai niat dia,
dia mau ngucapin selamat doang gak pake apa ya
landasan, pengen ngerayain gak apa-apa, tapi
kalau misalkan dia niatnya ikut ngerayain juga,
misalnya dia ikut juga makan-makan gitu. Ia
Natalan itu gak boleh”.
111
Sementara mengenai pengertian toleransi setiap informan
memiliki jawaban yang tidak jauh berbeda. menurut AS tolernasi
ialah tidak membatasi pergaulan dengan siapapun dan yang
paling penting tidak menyinggung perasaan satu sama lain. Tapi
disatu sisi informan tidak setuju dengan mengucapkan selamat
Natal terhadap non muslim termasuk toleransi, karena menurut
informan jika seorang muslim mengucapkan selamat Natal
berarti membantu siar dakwah orang non muslim dalam
menyebarakan agamanya.
“Kalau dari saya sendiri ya. Kalau
toleransi itu kita bisa melakukan apa aja, yang
terpenting tidak menyinggung si lawan
pembicara tersebut atau kawan kita tersebut
untuk toleransi. Kalau saya ya kurang setuju
kalau misalkan kita harus mengikuti
mengucapkan itu. Itu soalnya salah satu dakwah
mereka juga. Secara gak langsung kita
menyebarkan dakwah mereka”.
Jawaban dari WH hampir sama dengan informan AS, menurut
WH toleransi memilik batasan, etika bertoleransi hanya cukup
menghargai dan tidak mengganggu acara non muslim tanpa harus
mengucapakan selamat Natal.
“Nah sekarang masalah toleransi itu ada
batasannya sebenarnya, jadi kita harus tau
posisinya dulu, ketika selamat Natal itu kita
112
ucapkan untuk bilang toleransi, ya toleransi itu
gak hanya disitu, etika kita toleransi ya cukup kita
menghargai acara mereka dan tidak
mengganggunya itu caranya. Menurut saya
caranya kurang tepat kalau harus
mengucapkankan selamat Natal”.
Sedangkan bagi ZM toleransi adalah saling menghargai,
mempersilahkan perayaan non muslim, dan tidak melarang yang
mereka lakukan. Informan juga memberikan contoh seperti
bentuk peribadatan orang non muslim yang ditandai dengan
nyanyian dan sebagai orang yang berbeda kepercayaan tidak
merasa terganggu dengan tetap mempersilahkan kegiatan
tersebut tanpa harus melarang. Menurut ZM jangan melihat
sebuah perkara menggunakan ukuruan-ukuran dari sudut
pandang pribadi agar bisa saling memahami perbedaan satu sama
lain.
“Toleransi itu menurut saya ketika kita
bisa apa menghargai apa yang dilakukan orang
lain dengan tidak menilai dengan ukuran-ukuran
kita gitu. Maksudnya kaya mereka apa sih mereka
melakukan kaya nyanyi-nyanyi gitu gitukan ya,
yaudah gitu maksudnya kita sebagai orang yang
berbeda dengan mereka ya cukup ya udah gitu itu
urusan mereka, kalau misalnya urusan saya
bukan kaya gitukan, tapi saya tetep
113
mempersilahkan anda untuk melakukan itu
gitukan tidak melarang jugakan”.
Demikian halnya menurut Y toleransi beragama adalah
menghormati tanpa harus mengucapkan dan merayakan Natal.
Menurut informan mengucapkan sangat berkaitan dengan
akidah, jadi bukan sebuah keharusan untuk mengucapkan
selamat Natal kepada non muslim.
“Toleransi, menghormati, seperti gimana
ya ketika mereka punya acara, ya kita gak ngusik,
kalau seandainya itu udah termasuk toleransi
menurut informan”. “ itukan, gak juga itukan apa
yah, kalau mengucapkan dari kita yah, kalau
menurut saya sih lebih baik biarkan saja orang
yang si Natalan itu biarkan saja biar Natalan
sendiri kita diem aja udah cukup, karena kalau
saya sih lebih ke meskipun itu dibilang apalah
segala macam toleransilah, kalau saya mah
akidah sendiri ya karena ngapain gitu-gituan
orangkan”.
Jawaban singkat diberikan oleh informan NN, menurut NN
toleransi ialah menerima perbedaan dengan tidak
mencampuradukan keyakinan.
“Ee menerima perbedaan tapi tidak
mencampuradukan keyakinan”.
114
Sementara ketika ditanya mengenai tanggapan terhadap orang
Kristen yang mengucapkan hari raya orang Islam setiap informan
juga memiliki yang berbeda-beda? Bagi informan AS, informan
tidak tahu aturan yang berlaku bagi orang Kristen dalam
membatasi hubungan umatnya dengan orang yang berbeda
agama. Menurut AS mungkin ini menjadi cara agar umat muslim
juga ikut mengucapkan perayaan orang Kristen, bagi informan
itu adalah bentuk orang non muslim menarik simpati orang-orang
muslim.
“Itu wallahhua’llam, kalau misalkan
aturan yang ada di Kristen itu seperti apa, kalau
saya mengamati jadinya seperti ini, takutnya
ketika dia mengucapkan selamat hari raya Idul
Fitri terus kita juga misalkan, akhirnya ngerasa
gak enak ini kan salah satu strategi mereka juga
mungkin, wallahhua’llam”.
Sementara informan WH memiliki jawaban berbeda dengan
informan AS, bagi informan WH kalau ada orang Kristen yang
mengucapkan hari raya umat muslim berarti orang Kristen rida
terhadapa agama Islam, karena Islam adalah agama yang diridai
Allah SWT, berarti orang non muslim mendapatkan hidayah dan
terbuka hatinya agar masuk Islam.
“Bagi saya sebetulnya, ya dia itu berarti
mereka rida terhadap Islam, memang Islam
agama yang di ridai, jadi kalau saya
115
beranggapan bahwa ketika dia mengucapkan
selamat Idul Fitri berarti Dia mendapat hidayah,
jadi hidayah itukan bisa dimana saja ya termasuk
ketika kita merayakan hari besar, termasuk ketika
adzan berkumandang, termasuk ketika orang
Islam membaca Al-quran yang mendengar dan
hatinya itu bisa jadi pintu hidayah juga”. “Pintu
hidayah untuk Dia itu bisa masuk Islam”.
Sedangkan menurut informan ZM terkait dengan orang kristen
yang mengucapkan hari raya umat Islam adalah perilaku yang
baik bagi penganut agama Islam dan agama Kristen, ketika orang
non muslim mengucapkan selamat hari raya orang muslim berarti
tandanya orang non muslim membolehkan orang muslim untuk
merayakan kegiatan keagamaan.
“Menurut saya itu sesuatu hal baik. Ya
mereka mencoba mempersilahkan kita untuk
melakukan suatu perayaan gitukan mereka gak
melarang, mereka bahkan memberikan selamat
gitu, itu tandanya bahwa mereka
memperbolehkan kita untuk melakukan hal yang
sesuai dengan keyakinan kita”.
Tidak jauh berbeda dengan informan ZM, informan Y juga
tidak memasalahkan terhadap orang non muslim yang
mengucapkan hari raya orang muslim, mungkin mengucapkan
hari raya orang muslim salah satu pemahaman toleransi orang
116
non muslim, tapi menurut informan sikap toleransi cukup dengan
menghormati tidak harus ikut mengucapakan dan merayakan
kegiatan agama lain.
“Biasa aja, gak masalah”. “Bisa dikatakan
seperti itu sih sebenarnya cuman saya agak gini aja, kan
ada tuh dalam surat apa yah, saya nyebutin artinya aja
ya agamamu adalah agamamu, “Al-Kafirun” kan
agamaku agamaku. ya kalau seandainya mau toleransi
ya menghormati cukup gituloh, menurut saya gak usah
ikut-ikutan merayakan atau mengucapkan ya gitu kita
menghormati aja mereka lagi Natalan ya udah. toleransi,
menghormati”.
Jawaban tidak jauh berbeda juga diberikan oleh NN, informan
tidak mempersoalkan orang Kristen yang mengucapkan hari raya
umat muslim.
“Kan udah tadi, hehehehe iya gak apa-apa sih,
sah-sah aja”.
Sementara informan juga memiliki latar belakang
pendidikan agama dalam keluarga yang berbeda-beda?
Informan AS tidak memiliki keluarga yang berbeda agama dan
tumbuh dalam keluarga dan masyarakat yang mayoritas
Muhammadiyah. Terlepas dari perbedaan golongan dan
gerakan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan
lainnya, informan tidak mempersoalkan perbedaan itu karena
117
semua organisasi memiliki tujuan untuk menjaga dan
membangun Indonesia.
“Kalau keluarga saya dibesarkan dari
Muhammadiyah, kultur dari sebenarnya kalau
bukan keluarga sih tapi kalau masyarakat emang
kebanyakan Muhamaddiyah dan lagi-lagi kalau
keluarga mengatakan bahwa kita itu Islam ya
Islam. Maksudnya, terlepas nanti golongannya
seperti apa, gerakannya seperti apa itu
sebenarnya sama aja lagi-lagi Muhammadiyah,
NU, semuanya sama sebenarnya. Intinya ingin
memperbaiki negara kita Indonesia gitu”.
Sementara keluarga informan WH hampir semuanya dari
salafi serta memiliki keturunan alim ulama dan latar belakang
Nahdlatul Ulama (NU). informan dan keluaraga tumbuh dalam
lingkungan pondok pesantren sehingga informan tidak akan
terpengaruh jika ada yang menyisipkan paham-paham seperti
Ahmadiyah ataupun Wahabi.
“ Kalau keluarga sih, saya dari salafi
semua, NU lah semuanya. Basis pesantren juga,
ulama ahli sunnah waljamaah, jadi ketika ada
paham-paham wahabi, oh ini paham ahmadiyah,
jadi kita tau. Jadi kebetulan kakek dan paman
punya pesantren dan gusdurian dan ke atas pun
memang alhamdulillah keturunan dari alim
118
ulama jadi ya ketika ada hal yang berbau seperti
itu kita udah tau, udah jangan”.
Sementara di dalam keluarga informan ZM sendiri sudah
diajarkan oleh orang tua agar menjdi Islam yang moderat.
“Kalau ayah saya bilangnya sih eee
moderat ya yah apa namananya”. “hehehe engga
tau gua juga, jadi kaya moderat tuh engga garis
keras tapi engga juga apa sih, engga terlalu abai
gitu jadi ya di tengah-tengah gitu”.
Sedangkan informan Y mengaku tumbuh dalam keluarga yang
bergama Islam. Walaupun berada di lingkungan Nahdlatul
Ulama tapi orang tua informan apalagi ayah cara pandangnnya
lebih merujuk ke Muhammadiyah.
“ Oh itu maksudnya, kalau lingkungan,
lingkungan kita itu NU deh, tapi orang tua saya
ini sih gimana ya kan kalangan rumah saya NU
tapi orang tua saya tu yang laki-laki, orang tua
ayah itu lebih ke Muhammdiyah pemikirannya”.
Demikian pula dengan informan NN, menurut informan NN,
Dia dan keluarganya tidak mengikuti organisasi seperti Nahdlatul
Ulama ataupun Muhammadiyah tetapi dilihat dari budaya dan
tradisi keagamaan di kampungnya lebih merujuk ke Nahdlatul
Ulama. Di samping itu, informan menganggap lingkungan
kampungnya masih memahami paham-paham kolot yang masih
dipegang teguh oleh tokoh agama di sana seperti dilarangnya
119
menggunakan pengeras suara ketika mengadakan kegiatan
keagamaan dan perempuan dilarang beribadah di mesjid. Selain
itu, keterbukaan informasi di zaman sekarang tidak menjadi
jaminan semua tokoh agama di kampung informan menggunakan
alat komunikasi seperti handphone karena masih menganggap
banyak mendatangkan mudarat.
“Tapi NU kayanya, tapi Islamnya masih
primitif. primitif maksudnya kaya gini: gak boleh
pake speaker, cewek gak boleh ke mesjid gitu”.
“oh kalau maulidan yang gede, ia itumah
ngundang habib juga pake speaker, maksudnya
kalau yang biasa-biasa aja tapi beda itu
lingkungan gua doang. Lingkungan apa sih, kan
ada kampungnya ada banyakkan, ada kampung-
kampung tengah, kampung ini. Nah kampung di
guamah gitu, tapi kampung yang di tengahnya
biasa aja gitu pake speaker yah bedanya,
soalnya”. “gak, yang kiyai-kiyai biasanya, kiyai-
kiyai di gua tuh gak terlalu megang handphone
gak boleh giman ya, kan ini banyak mudorotnya,
kalau pegang hnadphone, megang hp”.
Dari semua informan hanya satu orang yang pernah
mengucapkan selamat Natal kepada non muslim, yaitu informan
ZM. Sementara tanggapan Mengenai orang muslim yang
mengucapkan selamat Natal, keempat informan yaitu AS, ZM, Y
120
dan NN tidak menjadi persoalan jika memahami ilmunya dan
yang terpenting tidak ikut merayakan apalagi mencampuradukan
keyakanian. Sementara bagi WH jika seorang muslim ikut
mengucapkan selamat Natal adalah bentuk toleransi yang
kebablasan.
Sedangkan terkait dengan jawaban mengenai pengertian
toleransi, setiap informan memiliki jawaban yang hampir sama,
Pengertian toleransi menurut AS ialah toleransi tidak membatasi
pergaulan dengan siapapun dan yang paling penting tidak
menyinggung perasaan satu sama lain, jawaban tidak jauh
berbeda diutarakan oleh informan WH dan Y, Menurut kedua
informan toleransi hanya cukup menghargai daengan tidak
mengganggu kegiatan orang Kristen dalam merayakan Natal.
Bagi ZM toleransi ialah saling menghargai perbedaan dengan
tidak menilai menggunakan kaca mata pribadi dan mencoba
untuk memahami pandangan orang lain terkait dengan perayaan
Natal. sementara menurut NN toleransi adalah menghargai
perbedaan dengan tidak mencampuradukkan kepercayaan
beragama.
Menanggapi orang non muslim yang mengucapkan perayaan
orang muslim, menurut informan ZM, Y, dan NN, ketiga
informan tidak memasalahkan hal demikian, justru hal tersebut
adalah bentuk pengakuan orang non muslim terhadap agama
yang dianut oleh orang muslim. Bagi AS hal seperti itu bisa saja
dijadikan strategi oleh orang non muslim agar orang muslim juga
121
ikut mengucapkan perayaan Natal, sementara menurut WH bisa
jadi ini bentuk keridaan orang non muslim terhadap agama Islam.
Mengenai latar belakang keluarga setiap informan, empat dari
lima informan berada di lingkungan yang mayoritas
masyarakatnya Nahdlatul Ulama (NU) hanya informan AS yang
berada di lingkungan Muhammadiyah. Dua dari lima informan,
ZM dan Y walaupun berada dilingkungan Nahdlatul Ulama tapi
untuk pemikiran dan tata cara ibadah di dalam keluarga lebih
seperti Muhammadiyyah. Di satu sisi sekalipun ketiga informan
ZM, Y, dan NN menyadari bahwa organisasi agama tersebar di
Indonesia adalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tetapi
ketiga informan merasa tidak terikat dengan organisasi manapun.
F. Pemaknaan Terhadap Tokoh yang Menyampaikan Pesan
Setiap informan memiliki jawaban yang berbeda terkait
dengan pandangan mengenai ulama yang menyampaikan pesan
agama. Informan AS mencoba untuk berfikir obyektif dengan
cara tidak langsung menerima ayat atau hadis yang dikeluarkan
oleh ulama. Misalkan dalilnya kuat, informan AS akan
menerima tetapi jika dalilnya lemah, informan akan tabayun
terlebih dahulu. Hal ini tampak dari kutipan pernyatan As
berikut:
“Subjektif gitu ya, lagi-lagikan kita sebagai kaum
intelektual mahasiswa yang berpendidikan dan
saya berusaha untuk menjadikan diri ya obyektif
gitu kalau misalkan ini memang dalilnya jelas,
122
dalilnya kuat ya pasti saya ambil kalau misalkan
dalilnya ya kayanya aga gimana gitu dan saya
coba crros-check dulu, saya tabayun dulu.
langsung misalkan kalau menyatakan haditsnya
saya cross-check kaya gini-gini gitu”.
Selain itu, informan WH memiliki pandangan yang berbeda.
Informan WH lebih melihat dari latar belakang keilmuan yang
menyampaikan pesan sehingga informan dapat menentukan dan
mengidentifikasi sanad keilmuannya. Semakin banyak jenis ilmu
yang dipelajari oleh Ulama tersebut, asumsinya semakin banyak
referensi keilmuannya. Dengan kata lain semakin kredibel latar
belakang keilmuannya, seorang ulama dianggap memiliki
kekayaan sudut pandang dalam menjelaskan persoalan.
Pandangan WH ini dapat dilihat dalam pernyataan berikut:
“Kalau saya melihat ke latar belakang, jadi ke
latar belakang itu kita bisa tentukan, bisa kita
lihat bergurunya kepada ini kepada ini jadi kita
tahu, ketika gurunya siapa, Misalkan gurunya
hanya bagian ulama NU terus gurunya hanya
Muhammadiyah itu kita lihat oh gurunya ternyata
di NU juga di Muhammadiyah juga terus tinggal
di salafi juga iya jadi disitu kita lihat ohh berarti
ini dia semakin banyak guru semakin banyak
referensi juga . semakin melihat bahwasanya
pandangan tuh gak cuma satu”.
123
Tidak jauh berbeda dengan jawaban WH, bagi informan ZM
latar belakang kelimuan juga sangat penting untuk mengukur
kadar keilmuan tokoh yang menyampaikan pesan. Dengan
adanya gelar atau keilmuan yang mendalam akan memengaruhi
informan dalam memercayai apa yg ulama sampaikan.
“Saya bakal bilang ia karena menurut saya ya itu
salah satu cara kita melihat istilahnya itu kaya
seberapa banyak gitukan yang dia tahu gitu kan,
dari kitakan gak mungkin kaya terlalu misalkan
kita pengen tau tingkat keilmuan dia kan gak
mungkin kaya apa sih ke kita harus ngobrol lama
dulakan. Maksudanya ga semenit dua menit
gitukan kita langsung kaya ohhh ini ternyata
orang ini kaya apa namanya kita bisa menilai
orang ini tuh punya ilmu yang banyak, tapi ya
dengan dengan adanya misalkan title gitukan
kaya gelar, gelar seperti itu menurut saya bisa
mempengarui saya dalam mempercayai apa yang
dikatakan orang tersebut gitu.”.
Informan Y memiliki pandangan yang berbeda dengan ketiga
informan di atas. Y tidak mempermasalahkan latar belakang
ataupun pendidikan pembawa pesan. Informan Y merasa bahwa
yang paling memengaruhi dirinya menerima pesan adalah nilai
yang dimiliki oleh dirinya sebagai pengaruh dari keluarga. Jika
isi pesan sesuai dengan nilai-nilai yang dimilikinya, Y akan
124
cenderung lebih mudah menerima. Dari awal sebelum menonton
ceramah kedua ustadz tersebut, informan sudah memiliki sikap
bahwa mengucapkan selamat Natal itu tidak dibolehkan secara
hukum agama. Sekalipun Ustadz Abdul Mustaqim menyebutkan
para ulama kontemporer yang membolehkan mengucapkan
selamat Natal, namun bagi Y hal itu tidak memengaruhi
sikapnya. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut:
“Gak sih saya kalau liat YouTube gak melihat
latar belakang dia terkenal, dia oke dia gitu
engga”. “jari kalau saya sih, mungkin saya
orangnya yang nurut kali yah jadi sekali masuk
nih satu data nih, misalkan dari zaman-zaman
dahulu tuh kan saya taunya kaya gini, nah ketika
dihadapkan kaya yang tadi tuh perubahan kan si
Ustadz Abdul Mustaqim itukan melakukan
perubahan gitu yah, punya pendapat yang
berbeda ya punya pendapat yang berbeda dengan
ka Abdul Somadkan. Nah kalau menurut saya
karena saya dari awalnya udah dikasih tau sama
yang Abdul Somad jadi meskipun Ustadz Abdul
Mustaqim nyebutin tuh doktor Yusuf Al-kholad
gitukan tetep gak berpengaruh karena mungkin
karena udah ke rekap data gitukan dari keluarga
sendiri jadi saya percaya dengan keluarga”.
125
Sementara informan NN juga memiliki pandangan yang sama
dengan Y, ketika melihat YouTube informan NN tidak
dipengaruhi oleh latar belakang si pembawa pesan, menurut
informan jangan melihat seseorang dari luarnya tapi lebih kepada
isi yang disampaikan, informan merasa banyak tontonan-
tontonan di luar Indonesia yang memberikan nilai-nilai positif.
“Egga, ya kita jangan liat luarnya dong, kita liat
isi amanatnya maksudnya isi pesannya tadi apa.
Misalkan kita liat filmkan, kita liat film gak
selamanya Indonesiakan ada baratnya orang
kristen gini-gini, kita ambil hikmahnya gitu, kaya
gua suka nonton anime gitukan ya kita ambil
hikmahnya, misalkan perjuangan naruto ketika
jadi ninja buat jadi ninja yang hebat gitu
ibaratnya tuh jangan lihat dia Kristen atau
engganya tapi liat sisi baiknya dianya gitu”.
Sementara menganai kenapa para ulama berbeda pendapat dan
kenapa isu tentang Natal selalu diperbincangkan apalagi di akhir
tahun setiap informan memiliki jawaban yang berbeda? informan
AS menganggap hal itu termasuk isu politik, kadang-kadang
orang ramai dengan masalah Natal dan juga valentine, harusnya
setiap orang bisa tahu batasan agama masing-masing dan tidak
saling mengganggu.
“Bisa jadi politik juga mungkin bisa, ini orang-
orang kadangkan geger dengan masalah
126
valentine geger dengan masalah Natal dan lagi-
lagi memang seharusnya apa ya agamaku ya
agamaku agamamu ya agamamu harusnya,
harusnya lebih kesitu sih ingin mengarahkannya,
jadi justru kita lebih apa ya geger ini Natal gak
boleh ini gak boleh, ,mengucapkan gak boleh,
macam-macamkan. Seharusnya kita lebih bisa
memposisikan diri ya dia agamanya dan itu untuk
agamanya dan ini agama kita dan dan untuk
agama kita.”
Sementara menurut informan WH perbedaan adalah rahmat
dan tidak mempermasalahkan ketika ada orang yang berbeda
pandangan selama dalilnya kuat dan bisa
dipertanggungjawabkan, sementara terkait dengan perayaan
Natal selalu ramai dibahas, menurut informan karena orang-
orang muslim sering lupa terhadap hukum mengucapkan selamat
Natal dan suka melakukan hal yang sama padahal sudah dilarang,
makanya harus diulas lagi.
“Perbedaan itukan rahmat ya, saya sih berfikir
seperti itu, ketika ada yang berbeda selama itu
dalilnya kuat, selama itu bisa
dipertanggungjawabkan, silahkan tidak saya
permasalahkan”, “karena memang melihat
orang-orang sekarang gini. Orang-orang sudah
tahu tapi suka lupa, jadi orang ya dia tahu tapi
127
mengapa masih melakukan sekarangkan banyak
orang seperti itu. Makanya diulas lagi, diulas lagi
diulas lagi”.
Sedangkan menurut ZM tergantung orang lebih memercayai
siapa, informan akan mencari argumentasi-argumentasi atau
bukti-bukti yang sesuai dengan kepercayaannya. Selama tidak
saling memerangi satu sama lain dan menghargai perbedaan
pendapat setiap orang bisa saling berdampingan.
“Iya, kalau tanggapan, kalau menurut saya
tergantung mereka ya maksudnya kaya kita kan
percaya akan apa yang ingin kita percayai, kita
otomatis mencari argumentasi-argumentasi,
bukti-bukti gitukan yang sesuai dengan apa yang
ingin kita percayai gitu ya. Menurut saya ya itu
gak masalahkan itu kepercayaan mereka dan ini
kepercayaan saya gitu. Maksudanya selama itu
tidak apa sih tidak memerangi satu sama lain. ya
jadi kaya apa namanya menurut saya Islam yang
saya tahu ya Islam seperti ini. Islam yang kamu
tau seperti itu, yaudah gitukan apa namanya
menurut anda dengan bukti-bukti anda dan saya
dengan bukti-bukti yang saya percayai itu ya,
yaudah gtu kita berdampingan aja gak perlu
saling berperang satu sama lain”.
128
Selain itu kenapa hari raya Natal selalu ramai diperbincangkan?
karena menurut ZM akhir tahun selalu menjadi momentum, banyak
orang yang bingung atau bimbang, ada yang ingin mengucapkan
selamat Natal tapi tahu bahwa aturan di agamanya melarang, jadi
menurut informan lebih baik ikuti kata hati sendiri.
“Ya akhir taun karena momentumnya yah apa
namanya kan tiap akhir tahun 25 Desember hari
Natal gitukan ya hangat-hangatnya pada saat itu,
karena banyak orang tuh bingung apakah saya
harus mengucapakan Natal atau ga gitukan
padahal, maksudnya saya ingin loh mengucapkan
Natal tapi ternyata agama saya tidak
memperbolehkan gitukan, ya kenapa isu itu
hangat ya karena momentumnya itu kan, tapi
kalau menurut saya sendiri ya, lakukan apa yang
menurut kita percayai aja. Kadang-kadang tuh
orang kaya bingung apa sih mungkin kaya orang-
orang yang ingin belajar agama lebih banyak
gitukan jadi mereka kaya terombang ambing gitu
gak sih, apa sih bingung mau mempercayai yang
mana gitu, kalau misalnya ya ikuti kata hati aja
gitu. Kan kalau misalnya itu yang saya bilang
kaya apakah dengan mengucapkan Natal kepada
orang lain merasa akidah berubah apa engga,
kalau saya sendiri gak merasa akidah saya
129
berbeda gitu ketika saya sebelum atau sesudah
mengucapkan Natal gitu”.
Sementara Y mewajarkan perbedaan pendapat para ulama
karena setiap orang memiliki pandangannya masing-masing, jadi
menurut Y kenapa perayaan Natal selalu menjadi pembahasan
hangat karena ada perbedaan pendapat tadi, seperti akidah dan
muamalah tadi makanya menimbulkan kontroversi.
“Ya wajar sih tohkan di otak satu orangkan gak
mungkin sama juga. Kan orang beda-beda, wajar
aja mereka beda, toh saya juga sama masnya
bedakan”. “kenapa ya kayanya kalau menurut
saya karena yang tadi tuh yang ada orang yang
merasa bahwa mengucapkan Natal itu bukan
sebuah agama itu tuh gak disamping agama,
termasuk muamalah tadi mungkin makanya ada
kontroversi atau segala macam tentang Natal”.
Sedangakan menurut informan NN karena memiliki kerangka
berfikir yang berbeda. Oleh Karena itu, tugas pemerintah
memberikan penjelasan terkait hukum-hukum yang memiliki dua
penafsiran sehingga tidak membuat masyarakat awam bingung
dengan perbedaan pendapat para ulama .
“Beda pikiranlah, kalau ulamanya bener-
bener berbeda pendapat sebenarnya bikin
bingung kitanya sih, maksudnya masyarakatnya
130
mau ngambil yang mana yang bener itu yang
mana, kan orang-orang kaya gua yang awam
gitukan. Sebenarnya gitu doang sih. Ya harusnya
ada keputusan yang dari pemerintah tuh yang
bener tuh yang mana gitu kejelasan gitu”. “ialah
orangkan beda kan banyak ulama tuh beda-beda
madzhabkan pasti banyak beda pikiran juga
tentang ini tentang apa sih, ia hukum-hukumnya”.
Dengan demikian mengenai pendapat terhadap tokoh yang
menyampaikan pesan. Setiap informan memilik jawabannya
masing-masing. informan AS akan tabayun terhadap informasi
yang kurang meyakinkan terkait pesan yang disampaikan.
Sementara informan WH dan ZM sangat memprioritaskan latar
belakang tokoh yang menyampaiakan pesan seperti pendidikan
serta gelar tokoh tersebut, menurut kedua informan latar belakang
pendidikan sangat penting karena itu menjadi ukuran mereka
untuk menerima pesan yang disampaikan, sementara Y dan NN
tidak terlalu mempermasalahkan terkait dengan latar belakang si
pembawa pesan yang terpenting adalah konten yang
disampaikan.
Sementara mengenai ulama yang berbeda pendapat semua
informan mewajarkan, karena hal seperti itu biasa terjadi
dikalangan para ulama, menurut para informan yang terpenting
adalah tidak menjadikan perbedaan menjadi dalang permusuhan
dan saling menjatuhkan.
131
Sedangkan mengenai tanggapan terkait dengan hukum
mengucapkan selamat Natal yang selalu menjadi perbincangan di
akhir tahun, menurut informan AS mungkin strategi politik agar
di dalam umat muslim berdebat satu sama lain. sementara
menurut WH karena banyak umat Islam yang sering melupakan
hukum-hukum mengucapkan selamat Natal jadi harus diulas lagi.
Bagi ZM hal ini menjadi momentum bagi orang-orang yang ingin
mengetahui hukum mengucapkan selamat Natal yang sesuai
dengan hati pribadi masing-masing, dan menurut Y dan NN
karena selalu ada perbedaan pendapat anatara para ulama
makanya selalu ramai diperbincangkan di akhir tahun.
G. Manfaat dan Kerugian Menonton YouTube
Mengenai manfaat dan kerugian YouTube setiap informan
memili jawaban yang tidak jauh berbeda. Bagi informan AS
YouTube memberikan banyak manfaat seperti menyediakan
banyak informasi positif serta konten-konten yang bisa dipelajari
untuk meningkatkan soft skill para pengguna. Sementara
kerugiannya seperti mengabaikan tugas-tugas kuliah karena
keasikan menonton tayangan di YouTube. Hal ini dikutip dari
pernyataan informan AS sebagai berikut:
“Manfaatnya? Banyak manfaatnya kita
bisa mendapatkan ilmu juga lebih banyak lagi
dan terkadang kalau saya nonton YouTube itu
kalau udah nyaman ya kadang sampe kebawa
tidur. Seharusnya saya jadwal misalkan belajar
132
atau murajaah misalkan akhirnya keasikan
dengan menonton YouTube bablas gitukan.”.
“tadi mudaratnya kaya gitu.”
Sementara manfaat YouTube bagi informan WH adalah
memberikan informasi dengan cepat, videonya dapat ditonton
berulang kali, dan menyediakan muatan yang diinginkan oleh
pengguna. Selain itu YouTube cocok dijadikan media dakwah
karena pengguna YouTube hampir seluruh masyarakat dunia.
Sementara kerugiannya adalah banyak berita yang memuat
konten hoax, muatan yang menyudutkan pihak tertentu sehingga
menimbulkan kebencian terhadap kelompok tertentu, dan berita
yang tidak layak dikonsumsi tetapi banyak pengguna yang
menyebarkan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi.
“Manfaat dari menonton YouTube yah
pertama kita lebih dapat informasi yang cepat,
kemudiankan kalau misalkan di televisikan itu
berita yang kadang kapan beritanya belum
disampaikan, tapi kalau di YouTubekan itu bisa di
ulang-ulang videonya, bisa dijadikan data juga
kalau di YouTubekan. Kemudiankan kalau
YouTube kita bebas mencari apa aja, bebas, apa
yang kita pengen bisa langsung ada itu, terus
manfaatnya juga ya berdakwah itukan banyak
caranya termasuk begitu juga dengan YouTube
bisa dimanfaatkan dengan cara berdakwah,
133
karena pemakai YouTube itukan seluruh
masyarakat dunia yah, jadi ketika kita isi konten
dakwah itu sangat luar biasa”. “kerugiannya,
ketika kita melihat video yang hoax ya kan ada
juga ya itu juga harus hati-hat., kemudiankan
kalau nama YouTube ada orang yang dia apa
namanya bikin berita yang menyudutkan orang
lain sehingga timbulah rasa kita benci sama
kelompok tertentu adakan yang begitu, kemudian
ya kalau YouTube itu mungkin ini gini semakin
kita misalkan melihat video atau berita yang
sebetulnya itu tuh gak harus ditonton tapi kita
tonton kemudian kita ngasih untung ke orang lain,
mungkin banyak melihatkan itu masuk tuh
viwerskan nah disitu.”
Sedangkan bagi informan ZM YouTube memiliki konten-
konten yang positif dan mengedukasi, seperti muatan yang sesuai
dengan kebutuhan informan untuk menambah referensi
perkuliahan. Sementara kerugiannya banyak muatan-muatan
yang tidak layak ditonton dan tidak memberikan manfaat bagi
penontonnya.
“Manfaatnya ya sebenarnya YouTube
banyak sekali konten-konten yang bermanfaat
gitu yang menambah ilmu gitukan, saya sendiri
suka nonton konten edukasi yang terkait dengan
134
mata kuliah saya gitukan dan untuk kerugian
banyak sih hal-hal yang yang gak penting lah
yang bisa di tonton di YouTube gitukan, kadang-
kadang kalau saya juga merasa kaya kita tuh
buang-buang waktu gitukan dengan nonton
YouTube hehehehe kadang-kadang tuh suka gak
berasa gitu. ko gua tiba-tiba udah tiga jam aja
nontonin kaya ini tuh gua nonton apa gitukan
kaya cuma rekreasi sementara doang gitukan
hehehe, kadang-kadang gak berfaedah gitu
karena kan kadang-kadang suka ini gua dari tadi
nonton tiga jam nontonin ginian tu apa ya gitukan
yang gua dapet gitu, gak dapet apa-apa”.
Sedangkan bagi informan Y YouTube memudahkan pengguna
mencari atau membagikan muatan tertentu dan informasi bisa
diakses secara cepat, sementara kerugiannya banyak muatan
negative yang bisa memengaruhi pengguna.
“Tau apa aja gitu, tentang banyak halkan,
karena pokoknya banyak hal deh apa yang kita
mau share, apa yang mau kita tau, kita tau tuh
tau secara cepet. Tapi kerugiannya ya itu tadi.
Kalau seandainya dia gak kuatkan bisa salah-
salah pengertian atau ngikut-ngikutin apa yah
yang tadi-tadi itukan. Kalau saya kan dalam hati
saya ustadz Abdul Somad tapikan kalau
135
seandainya percaya dengan Abdul Mustaqim
mungkin dia bisa terpengaruhkan mungkin dari
situ. Jadi kalau kerugiannya itu nonton tadi kita
belum tau mana yang bener mana yang engga
tapi udah dipercaya duluan”.
Sementara menurut informan NN manfaat YouTube adalah
memberikan informasi terbaru dan membantu informan untuk
mengerti permasalahan sosial, sementara kerugiannya menurut
informan adalah sulit membedakan berita yang palsu dengan
berita yang benar serta banyak muatan-muatan yang kurang
mendidik untuk dinikmati anak di bawah umur.
“Manfaatnya ya menambah ilmu, terus
yang keduanya, menambah ilmu bisa apa sih
nambah jaringan sosial yang gitukan komunikasi,
biar biar terus update teknologi terus mengerti
permasalahan sosial aja”. “kerugiannya yaa
susah dibedain antara yang hoax dan benernya
gitu, sama mungkinkan YouTubekan gak bisa
disaring ya jaringannya jadi banyak film-film
yang kaya yang gak baik buat umur di bawah.
Dengan demikian mengenai manfaat dan kerugian YouTube
setiap informan memiliki jawaban yang tidak jauh berbeda.
Menurut AS manfaat YouTube adalah memberikan banyak ilmu
yang positif, sedangkan menurut WH manfaat YouTube adalah
mendapatkan informasi secara cepat, muatannya bisa ditonton
136
berulang kali serta bisa dijadikan media untuk berdakwah.
Sementara menurut ZM manfaat YouTube banyak memberikan
muatan-muatan yang mendidik serta banyak konten yang
mendukung materi perkuliah informan. Bagi Y manfaatnya
YouTube adalah membuat penggunanya mendapatkan informasi
secara cepat. Terakhir, menurut NN manfaat YouTube ialah
menambah ilmu, memperbanyak jaringan, dan selalu update
terhadap berita-berita baru
sementara mengenai kerugiannya setiap informan memiliki
sudut pandang yang tidak jauh berbeda, menurut setiap informan
banyak muatan-muatan yang tidak disaring oleh YouTube
sehingga muatan-muatan palsu dan yang tidak layak ditonton
anak dibawah umur masih banyak beredar di YouTube.
138
BAB V
PEMBAHASAN
1. Diskusi Hasil Penelitian
YouTube merupakan salah satu media sharing yang
memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari
dokumen (file), video, gambar, dan sebagainya. Menurut Saxena
di dalam bukunya Rulli Nasrullah YouTube adalah situs media
sosial yang memungkinkan anggota untuk menyimpan dan
berbagi gambar, podcast, dan video secara online. Kebanyakan
dari media sosial ini adalah gratis meskipun beberapa juga
mengenakan biaya keanggotaan, berdasarkan fitur dan layanan
yang mereka berikan.61
Sementara masing-masing informan memiliki makna
tersendiri terkait dengan penilaiannya terhadap YouTube.
Berikut tabel pemahaman informan terkait pandangannya
terhadap YouTube.
A. Pemahaman Informan Tentang YouTube
Tabel 1
Pemahaman Tentang YouTube
No Informan YouTube
61 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015) h. 44.
139
1 AS YouTube adalah bagian dari media yang memudahkan
untuk menggali informasi dan salah satu bentuk dari
perkembangan zaman.
2 WH YouTube merupakan jejaring sosial untuk mengupload
video, bermacam-macam muatan ada di YouTube, kecuali
yang mengandung konten negative sudah di blokir.
3 ZM YouTube adalah platform yang digunakan untuk
menyebarkan video dan mempermudah orang-orang
untuk belajar melalui audio dan visual.
4 Y YouTube merupakan tempat untuk menonton video-video,
film-film serta YouTube merupakan media yang unik
karena bisa menonton apa yang ingin ditonton, misalkan
melihat tayangan yang lucu-lucu, musik, dan trailer-trailer.
5 NN YouTube ialah media sosial yang digunakan untuk
berbagi video.
Elemen yang paling dominan menarik perhatian khalayak
adalah elemen video, elemen video merupakan komponen audio
dan visual dalam konten di YouTube. Elemen ini adalah elemen
yang dilihat oleh khalayak yang dapat menarik perhatian dari
khalayak, pada umumnya elemen video harus menarik perhatian
khalayak untuk dapat mengkomunikasikan ide, pesan, atau citra.
140
Beberapa elemen visual harus dikordinasikan dengan baik untuk
menciptakan pesan yang sukses.
Setiap informan menghabiskan durasi waktu untuk menonton
satu sampai dengan tiga jam dengan berbagai jenis muatan yang
berbeda-beda seperti ceramah, musik, bola, gosip, komedi, dan
yang berisi muatan-muatan yang mendidik. setiap informan
sudah mengenal YouTube sejak menginjak Sekolah Menengah
Pertama (SMP) walaupun tidak terlau aktif dalam segi
penggunaannya. Sementara menurut para informan menonton
YouTube selain memberikan manfaat seperti memberikan
pengetahuan yang baru, media untuk berdakwah, dan membantu
khalayak dalam metode pembelajaran dengan menggunakan
media audio dan visual. Selain memiliki nilai-nilai positif,
menurut para informan YouTube juga memberikan dampak
negatif terhadap para penggunanya seperti muatan yang
merugikan pihak tertentu, konten yang menimbulkan kebencian
terhadap pihak yang lain, khalayak yang tidak memiliki pendirian
yang kuat riskan terpapar konten negatif.
B. Pemaknaan terhadap isi ceramah ustadz Abdul Somad
dan Ustadz Abdul Mustaqim
Pemberian makna merupakan proses yang aktif. Makna
diciptakan dengan kerja sama di antara sumber dan penerima,
pembicara dan pendengar, penulis dan pembaca.62 Dalam pola
62 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan: KARISMA
Publishing Group, 2011), h. 140
141
aliran informasi ada yang disebut pemimpin pendapat, pemimpin
pendapat adalah orang yang melancarkan pembentukan dan
perubahan sikap dan membantu dalam pengambilan keputusan
informal. Mereka merupakan orang-orang yang mengikuti
persoalan dan dipercaya orang-orang lainnya untuk mengetahui
apa yang sebenarnya terjadi. Tabel di bawah adalah hasil
pemaknaan informan terhadap ceramahnya Ustadz Abdul
Somad.
Liebes dan Katz menyatakan bahwa menonton televisi atau
tayangan bukan hanya aktivitas pasif dimana penonton
terpengaruh dengan mudah oleh efek televisi. Menonton televisi
adalah proses yang aktif dan melibatkan pengalaman yang
bervariasi dengan latar belakang budaya yang dibawa oleh
individu ketika mereka menonton.63
Tabel 2
Pemaknaan Terhadap Isi Ceramah Ustadz Abdul Somad
No Informan Toleransi
1 AS Banyak versi kalau melihat sejarah Isa. Ada yang
mengatakan Isa anak Tuhan, padahal Isa itu utusan
Tuhan. Saya sepakat dengan yang dikatakan oleh
Ustadz Abdul Somad dan mewajarkan kalau ada
63 Rachman Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 176
142
yang berbeda pendapat.
2 WH Setuju dengan Ustadz Abdul Somad, tergantung
konteksnya, ada yang beranggapan kafir keluar dari
agama Islam dan ada yang beranggapan bahwa itu
dosa kafir. Setuju, karena mengucapkan selamat
Natal berkaitan dengan akidah, orang Nasrani pun
tidak akan mau ketika disuruh mengucapkan
syahadat. Sekalipun hanya mengucapkan tapi itu
berkaitan dengan akidah.
3 ZM Kurang setuju dengan Ustadz Abdul Somad. Saya
dan keluarga berada dilingkungan yang banyak
orang non-muslim, kita saling berdampingan, saling
menghargai perayaan masing-masing, jujur saya
sering mengucapkan Natal kepada mereka
begitupun sebaliknya mereka mengucapkan ketika
saya dan keluarga sedang merayakan hari raya.
Kadang mereka juga ikut meminta maaf karena
lebaran dijadikan ajang maaf-maafan.
4 Y Setuju dengan pandangan Ustadz Abdul Somad
terkait dengan hukum mengucapkan selamat Natal.
Kalau mengucapakan sama dengan mengakui
kepercayaan orang Kristen, sepakat dengan yang
dikatakan oleh Ustadz Abdul Somad. Untuk apa
143
juga mengucapakan selamat Natal dan yang
lainnya.
5 NN Setuju, karena Ustadz Abdul Somad menggunakan
landasan-landasan dalam Alquran, kita boleh
berteman dengan orang Kristen tapi tidak harus
mengucapkan karena hal itu berkaitan dengan
akidah.
Empat dari lima informan sependapat dengan pendapat Ustadz
Abdul Somad. Ke empat informan merasa bahwa ceramanya
Ustadz Abdul Somad jelas, sesuai dengan konteks yang terjadi
dan memahami audiens yang mengikuti ceramahnya beliau. Ke
empat informan setuju bahwa agama memang melarang seorang
muslim untuk mengucapkan perayaannya umat Nasrani
sekalipun ada larangan bukan berarti tidak bisa hidup
berdampingan. Menurut para informan setiap orang masih bisa
memberikan rasa aman kepada non muslim yang merayakan
dengan cara menjaga kerukunan dan tidak mengganggu kegiatan
orang yang berbeda agama. Sedangkan informan ZM tidak setuju
dengan Ustadz Abdul Somad, informan merasa bahwa
mengucapkan selamat Natal bukan berarti mengakui
kepercayaan orang Kristen tetapi lebih ke menghargai
perayaannya. Sementara walaupun infroman NN sepakat dengan
144
isi ceramahnya Ustadz Abdul Somad, informan memiliki tafsir
sendiri mengenai pendapatnya terhadap orang muslim yang
mengucapkan selamat Natal, menurut informan silahkan saja
mengucapkan selamat Natal jika niatnya untuk silaturahmi tanpa
ada unsur-unsur mengakui ketuhanan orang Kristen.
Tabel 3
Pemaknaan terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim
Terhadap Isi Ceramahnya Ustadz Abdul Somad
No Informan Toleransi
1 AS Setuju, karena beliau menggunakan usul fikih.
Menurut informan hukum ada yang besrifat
qathi dan zhanni. Kalau qathi sudah baku tidak
bisa di rubah lagi sementara kalau hukum
zhanni bisa diinterpretasikan oleh para ulama,
kalau misalkan konteksnya saling menghargai
yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa
menghargai non muslim bisa dengan cara yang
lain tidak harus turut mengucapkan perayaaan
mereka.
145
Menurut informan Ustadz Abdul Mustaqim
mengkaji menggunakan usul Fikih yang
mengatakan bahwa mengucapkan selamat
Natal berkaitan dengan muamalah kalau
misalkan konteksnya mengucapakan selamat
Natal untuk kemaslahatan dan kebaikan hal itu
bisa dilakukan berarti jalan yang digunakan
adalah maslahah mursalah atau kemaslahatan
umat. jika misalkan kita ketika tidak ikut
mengucapkan kita dicibir dan diusir dalam
lingkungan mayoritas non muslim dan
keberadaannya kurang mendukung dan
berbahaya dan jika mengucapkan untuk
kemaslahatan dan keamanan kita maka hal itu
bisa dilakukan.
146
2 WH Secara akademis penjelasan beliau ilmiah,
sementara Ustadz Abdul Somad melihat dari
kronologisnya, ia lebih melihat karakter orang-
orang Islam masa kini, takutnya kebablasan.
Toleranasi itu banyak caranya tidak harus
dengan mengucapkan selamat hari raya Natal.
Walaupun tidak ada hadis yang melarang
dalam mengucapkan selamat Natal, sementara
disebutkan juga oleh Ustadz Abdul Mustaqim
dalil bahwa orang yang membenci kafir
dzimmi atau menyiksa tidak akan mencium
aroma surga tapi dalil ini tidak berkitan dengan
Natal menurut saya, karena itu bentuk jaminan
untuk orang-orang kafir. Ustadz Abdul
Mustaqim juga mengatakan bahwa
mengucapakan itu salah satu akhlak yang baik,
kenapa tidak menggunakan “asalamualaikum”
atau “asalamualaika”. Jadi
Ustadz Abdul Somad melihat dari pandangan
sejarah kenapa ada hari Natal.
3 ZM Kurang lebih setuju. Ustadz tersebut bisa
memberikan argumentasi-argumentasi yang
kuat mengenai diperbolehkannya
mengucapkan selamat Natal. Karena memiliki
147
pandangan yang sama jadi merasa tercerahkan,
setuju dengan Ustadz Abdul Mustaqim.
4 Y Tidak berubah, tetap sepakat dengan Ustadz
Abdul Somad. Walaupun Ustadz Abdul
Mustaqim mengatakan bahwa mengucapakan
selamat Natal tidak sama dengan mengakui Isa
anak Tuhan dan boleh kalau mengatakan
karena itu salah satu bentuk toleransi tapi tetap
saya lebih setuju dengan Ustadz Abdul Somad.
Saya sepakat ketika Ustadz Abdul Mustaqim
mengatakan bahawa Allah tidak melarang
kalian berbuat baik dan berlaku adil kepada non
muslim yang tidak memerangi agama kalian
dan tidak mengusik kalian dari halaman
kampung kalian. Menurut saya toleransi tidak
berkaitan dengan agama. Silahakan saja
berbuat baik, saling berbagi dengan mereka,
atau memberikan bantuan pangan tapi kalau
untuk mengucapakan dan merayakan berarti
sama saja dengan berpartisipasi dalam acara
mereka.
148
5 NN Isi ceramahnya masuk dengan logika informan.
Jadi informan sepakat juga dengan Ustadz
Abdul Mustaqim. Ustadz Abdul Somad kurang
menyantumkan ayat Al-Quran, jadi kurang
tahu benar apa tidaknya. Menurut informan
sah-sah saja mengucapkan selamat Natal, tidak
harus dikaitkan dengan akidah sehingga kita
dianggap mendukung padahal esensinya lebih
ke menghargai.
Dari lima informan hanya AS, WH dan Y yang tetap
setuju dengan Ustadz Abdul Somad. menurut informan WH dan
Y kajian tentang ayat yang disampaikan oleh Ustadz Abdul
Mustaqim tidak berkaitan dengan masalah toleransi, ada banyak
cara dalam mengucapkan kebaikan yang digunakan di dalam
agama Islam seperti “assalamualaikum” atau “assamualaika”.
Sementara informan AS tidak sepenuhnya menerima semua
konten yang dijabarkan oleh Ustadz Abdul Mustaqim dengan
memberikan penjelasan yang berbeda terhadap dalil yang
disampaikan oleh Ustadz Abdul Mustaqim, menurut AS ada
beberapa dalil yang dijelaskan tetapi tidak memiliki hubungan
yang kuat dengan masalah hukum mengucapkan selamat Natal
terhadap non muslim. Menurut informan AS boleh saja seorang
muslim mengucapakan selamat Natal jika berada dalam
lingukangan yang minoritas sehingga menyebabkan muslim
149
tersebut dalam keadaan berbahaya kalau misalkan tidak
mengucapkan selamat Natal.
Sementara dua dari lima informan setuju dengan ustadz
Abdul Mustaqim, kedua informan ZM dan NN merasa
mendapatkan pengetahuan baru tentang hukum mengucapkan
selamat Natal yang sesuai dengan pemahaman yang informan
pahami tentang hukum boleh atau tidaknya mengucapkan
selamat Natal.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori
pemaknaan khalayak. Di mana teori pemaknaan khalayak
merupakan teori yang mempelajari tentang bagaimana khalayak
memaknai sebuah pesan yang ingin disampaikan. Hall
menganggap apa yang dibertikan media massa selama perang
teluk adalah proses pembentukan wacana dimana pesan yang
disampaikan disandikan (encoded) melalui media, kemudian
diuraikan (decoded), diterima (internalized), dan dilakukan oleh
khalayak. Sementara ide-ide atau wacana lainnya tidak pernah
ditampilkan Hall menyebut ini hegemonic encoding.
Segala yang diberitakan media adalah mengenai
kehebatan senjata Amerika Serikat. Yang dilakukan media
membentuk dalam masyarakat tentang membuat perang.
masyarakat lantas lupa pada moral tentang mencegah perang dan
mempertahankan perdamaian karena media membentuk pola
pikir masyarakat seolah tidak ada alternatif solusi selain perang.
Hall menyebut proses media ini sebagai ideological discourses
150
of constraint (wacana-wacana ideologi pembatas). efek
praktisnya adalah membatasi ragam alternatif dan membuat
pilihan lain itu adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan.64
Oleh sebab itu Hall menyebutkan the powerless dapat
melawan dengan kebal terhadap ideologi dominan dan
menerjemahkan pesan melalui cara yang lebih sesuai dengan
dengan kepentingan mereka. Hall menjelaskan tiga cara
bagaimana khalayak mengartikan sebuah pesan, yaitu: 65
Hegemoni dominan, Negosiasi, dan Oposisi.
Dijelaskan secara sederhana pemikiran Stuart Hall di atas
adalah khalayak yang berada dalam posisi dominan, ketika
khalayak tersebut menerima, berbagi, dan mengolah kembali
pesan yang dia terima. Namun ketika khalayak itu memiliki
penolakan pada penerimaanya atas pesan yang didapatnya dari
media, maka khalayak tersebut berada dalam posisi negosiasi. Di
mana khalayak itu memiliki pendapat sendiri terhadap pesan
yang diterimanya, baik itu positif atau negatif. Namun pada
posisi oposisi. Di mana khalayak tersebut akan menolak semua
pesan yang disampaikan tanpa ada pengecualian.
Dalam penelitian ini, hasil pemaknaan dari kelima
informan menunjukan bahwa mereka memiliki pemaknaan yang
berbeda-beda terkait ceramah Ustadz Abdul Somad mengenai
hukum mengucapkan selamat Natal. Informan dengan resepsi
64 EM Griffin. 2012. A First Look At Communication Theory, Mc Graw Hill 8, h. 349 65
Kristyan Gorton. Media Auiciences: Television, Meaning, and Emotion.
(Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd 22 George Square, 2009), h. 19.
151
dominan lebih mengarah kepada informan AS, WH, dan Y. AS
selain setuju dengan semua isi ceramahnya ustadz Abdul Somad,
informan AS menilai bahwa perayaan Natal adalah bentuk ritual
suci peribadatan orang Kristen dalam menyembah Tuhannya,
sehingga larangan mengucapkan selamat Natal bagi non muslim
adalah hal yang harus dipatuhi karena hal ini sudah berkaitan
dengan kepercayaan seseorang.
Tidak jauh berbeda dengan AS, informan WH lebih
melihat sikap dan perilaku manusia zaman sekarang yang rentan
kebablasan dalam bergama, jadi harus ada batasan perilaku
antara umat muslim dengan orang Kristen agar ketika non
muslim melakukan perayaan Natal orang muslim tidak larut dan
ikut merayakan. Dengan demikian informan WH menerima
semua isi ceramahanya Ustadz Abdul Somad.
Sementara Y juga sependapat dengan ceramahnya Ustadz
Abdul Somad. Informan Y menggangap bahwa ibadah adalah hal
yang privasi dan informan menganggap bahwa sekalipun hanya
mengucapkan selamat Natal itu sudah termasuk ikut
berkontribusi dalam perayaan Natal. Jawaban dari ketiga
informan sesuai dengan penjelasan posisi dominan-hegemoni di
mana dijelaskan bahwa penonton yang menerima program
tayangan televisi secara penuh, menerima begitu saja ideologi
dominan dari program tanpa ada penolakan atau tidaksetujuan.
Penonton juga menjelaskan kehidupan mereka sendiri, perilaku,
152
dan pengalaman sosial dalam ideologi ini.66
Informan dengan resepsi negosiasi adalah informan NN,
sekalipun informan setuju dengan poin-poin yang disampaikan
oleh Ustadz Abdul somad mengenai larangan mengucapkan
Natal kepada non muslim tetapi informan menganggap bahwa
mengucapkan selamat Natal tergantung kepada niat seorang
muslim yang mengucapkan selamat Natal. Jika hanya ingin
menjaga silaturahmi dan tidak mempercayai ketuhanannya apa
salahnya, asalkan tidak mencampuradukan akidah. pada jenis
pembaca ini, informan NN termasuk khalayak yang berada pada
posisi negosiasi karena termasuk khalayak yang tidak
sepenuhnya mengikuti bingkai media. Khalayak menyerap pesan
sesuai dengan pengalaman, nilai-nilai, atau faktor lain yang
diyakininya. Apabila pesan media selaras dengan, pengalaman,
nilai, atau apapun itu maka khalayak akan menerima pesan
tersebut. Apabila bertentangan maka khalayak kemungkinan
akan menolaknya.67
Sedangkan informan dengan resepsi oposisi adalah
informan ZM, informan sangat tidak setuju dengan penjelasan
Ustadz Abdul Somad mengenai hukum mengucapkan selamat
Natal. Karena hal itu bersebrangan dengan nilai-nilai yang
selama ini dibangun di dalam keluarga ZM. Informan tidak
66 John Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (Yogyakarta &
Bandung: Jalasutra, 2007), cet. Ke-2, h. 16. 67 Kristyan Gorton. Media Auiciences: Television, Meaning, and Emotion.
(Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd 22 George Square, 2009), h. 19.
153
menganggap bahwa dengan ikut mengucapkan selamat Natal
bukan berarti hal itu akan merubah kepercayaan informan, justru
hari raya masing-masing agama menjadi sebuah momentum
untuk saling mengakrabkan dan saling memahami satu sama lain
dalam hubungan beragama. Kunci kerukunan yang dibangun
oleh keluarga informan dengan tetangga yang non muslim adalah
tidak saling mencurigai satu sama lain, justru saling mengerti
bahwa setiap agama memiliki hari-hari suci dimana informan
yang sebagai seorang muslim harus menghargai hal itu, karena
merekapun sebagai non muslim menghargai hari raya yang
dilakukan informan dan keluarga. Seperti yang Hall jelaskan dan
dikaitkan dengan jawaban informan ZM maka informan berada
dalam posisi oposisi, yang dimaksud dengan posisi oposisi
adalah ketika penonton melawan atau berlawanan dengan
representasi yang ditawarkan dalam tayangan televisi dengan
cara berbeda dengan pembacaan yang telah ditawarkan.68
Sementara untuk pemaknaan terhadap isi ceramahnya
Ustadz Abdul Mustaqim terkait sanggahan terhadap
ceramahanya Ustadz Abdul Somad, setiap informan memiliki
pemaknaan yang berbeda pula. Infroman dengan resepsi
dominan hegemoni adalah informan ZM dan NN. Bagi informan
ZM ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim sesuai dengan
kepercayaan yang selama ini informan jalani. Oleh sebab itu, isi
68 Rachman Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 178-179.
154
ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim semakin memberikan
keyakinan terhadap aktivitas yang selama ini informan lakukan
terhadap non muslim. Sedangakan Informan NN merasa bahwa
ceramahanya Ustadz Abdul Mustaqim merupakan bentuk
persatuan antara logika berpikir informan dengan hukum agama
yang melarang mengucapkan selamat Natal yang awalnya
berbenturan. Pembacaan dari informan ZM dan NN dapat
dikategarokin bahwa informan berada dalam posisi dominan
hegemoni, karena kedua informan termasuk penonton yang
menerima program tayangan secara penuh, menerima begitu saja
ideologi dominan dari program tanpa ada penolakan atau
tidaksetujuan. Penonton juga menjelaskan kehidupan mereka
sendiri, perilaku, dan pengalaman sosial dalam ideologi ini.
Informan dengan resepsi negosiasi adalah informan AS.
Disatu sisi informan sepakat dengan penjelasan Ustadz Abdul
Mustaqim karena sesuai dengan usul fikih yang informan pahami
terkait hukum mengucapkan selamat Natal, tetapi ada dalil yang
di jelaskan oleh Ustadz Abdul Mustaqim tentang orang-orang
kafir yang kurang sesuai jika dihubungankan dengan hukum
mengucapkan selamat Natal menurut informan. Jawaban
informan AS menjelaskan bahwa informan tidak sepenuhnya
menerima pesan yang disampaikan oleh Ustadz Abdul
Mustaqim. Oleh sebab itu, pembacaan informan AS termasuk
kedalam posisi negosiasi yang mana dijelaskan oleh Hall
khalayak yang berada dalam posisi negosiasi adalah khalayak
155
yang tidak sepenuhnya mengikuti bingkai media. Khalayak
menyerap pesan sesuai dengan pengalaman, nilai-nilai, atau
faktor lain yang diyakininya. Apabila pesan media selaras
dengan, pengalaman, nilai, atau apapun itu maka khalayak akan
menerima pesan tersebut. Apabila bertentangan maka khalayak
kemungkinan akan menolaknya.
Sedangkan informan dengan resepsi oposisi adalah
informan WH dan Y, kedua informan tetap setuju dengan
larangan mengucapkan Natal bagi muslim. Kedua informan
menolak isi ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim dan
menganggap dalil-dalil yang dikeluarkan oleh Ustadz Abdul
Mustaqim tidak sesuai jika dihubungankan dengan kondisi
masyarakat muslim yang ada di Indonesia. kedua informan
menolak semua penejelasan Ustadz Abdul Mustaqim, ada nilai-
nilai yang sudah dibangun oleh kedua informan yang tidak
selaras dengan yang dikaji oleh Ustadz Abdul Mustaqim,
pembacaan jenis ini termasuk kedalam posisi oposisi, yang mana
Hall menjelaskan bahwa khalayak yang berada dalam posisi
oposisi adalah ketika penonton melawan atau berlawanan dengan
representasi yang ditawarkan dalam tayangan televisi dengan
cara berbeda dengan pembacaan yang telah ditawarkan.
156
Tabel 4
Kategori Pemaknaan Khalayak terhadap Isi Ceramahnya
Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Abdul Mustaqim
Informan Pemaknaan Terhadap Isi
Ceramah Ustadz Abdul
Somad
Pemaknaan Terhadap Isi
Ceramah Ustadz Abdul
Mustaqim
AS Dominan Negosiasi
WH Dominan Oposisi
ZM Oposisi Dominan
Y Dominan Oposisi
NN Negosiasi Dominan
Makna ada dalam diri manusia, makna tidak terletak pada
kata-kata, melainkan pada manusia. Kita meggunakan kata-kata
untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi
kata-kata ini tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan
makna yang kita maksudkan. Demikian pula, makna yang
didapat pendengar dari pesan-pesan kita akan sangat berbeda
dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi
157
adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi, di benak
pendengar, apa yang ada dalam benak kita. Reproduksi ini
hanyalah sebuah proses parsial dan selalu bisa salah. 69
berdasarkan hasil penelitian yang didapat, dalam penelitian ini,
penulis berhasil menemukan tiga kategori resepsi menurut Stuart
Hall, yaitu dominan, negosiasi, dan oposisi.
C. Pemahaman tentang Toleransi
Menurut W. J. S. Poerwadarminto dalam “Kamus Umum
Bahasa Indonesia” toleransi adalah sikap/sifat menenggang
berupa menghargai serta memperbolehkan suatu pendirian,
pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang
berbeda dengan pendirian sendiri.70 Adapun kaitannya dengan
agama, toleransi bergama adalah toleransi yang mencakup
masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang
berhubungan dengan ke-Tuhanan yang diyakininya.71 Berikut
tabel pemahaman informan tentang toleransi bergama.
69 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan: KARISMA
Publishing Group, 2011), h. 134 70 W. J. S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1986), h. 184. 71
Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2011), h. 13.
158
Tabel 5
Pemahaman Tentang Toleransi
No Informan Toleransi
1 AS Toleransi tidak membatasi pergaulan dengan
siapapun. Tapi disatu sisi tidak setuju dengan
mengucapakan Natal terhadap non muslim,
karena jika seseorang muslim mengucapkan
Natal berarti ikut membantu siar dakwah
mereka dalam menyebarakan agamanya.
2 WH Toleransi memiliki batasnya, etika
bertoleransi hanya cukup menghargai acara
mereka tidak harus ikut mengucapakan,
karena kalau seperti itu caranya kurang tepat.
Cukup menjaga kegiatan mereka.
3 ZM Toleransi adalah saling menghargai, jangan
melihat sebuah perkara menggunakan
ukuruan-ukuran kita, dan mempersilahkan
perayaan mereka dan tidak melarang yang
mereka lakukan.
159
4 Y Tolernasi adalah menghormati tanpa harus
mengucapkan dan merayakan, tidak
mengusik kegiatan mereka. Membiarkan
orang Natalan tanpa mengganggu dan diam
saja sudah cukup.
5 NN Tolernasi adalah menerima perbedaan dengan
tidak mencampuradukan keyakinan.
Setiap informan memiliki pandangannya masing-masing
terkait dengan toleransi. Hasil analisis menunjukan bahwa
pemahaman informan tentang toleransi kegaamanan sedikit
banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Para
informan dilahirkan dari keluarga yang beragama Islam serta
tidak memiliki kerabat atau saudara yang berbeda agama, hanya
informan ZM yang memiliki teman yang berbeda agama. Pada
dasarnya menurut para informan toleransi dalam beragama
adalah menghargai, menjaga, tanpa mengganggu kegiatan orang
Kristen dalam merayakan Natal. Pandangan yang berbeda hanya
dari segi mengucapakan, tiga dari informan yaitu AS, WH, dan
Y mengatakan bahwa menghargai non muslim tidak harus
dibarengi dengan ikut mengucapkan perayaan mereka, sementara
dua informan yaitu ZM dan NN merasa bahwa kalau hanya
sekedar mengucapkan tanpa ikut berpartisipasasi dalam kegiatan
160
mereka itu sah-sah saja yang penting tidak mencampuradukan
kepercayaan masing-masing.
Dari pendapat para informan dapat dipahami bahwa toleransi
antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat
yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati
dan menghargai manusia yang beragama lain. Dengan demikian
antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan
hidup.
D. Pemaknaan Terhadap Tokoh Yang Menyampaikan Pesan
pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan
nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud
sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol
yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau
organisasi pesan.72
Aspek penting lainnya dalam komunikasi adalah sumber
yang menyampaikan pesan. Sumber adalah pihak yang
berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,
perusahaan, atau bahkan suatu negara. 73 hasil analisis dari
wawancara informan adalah sebagian informan menilai bahwa
latar belakang dari sumber atau orang yang memberikan pesan
72
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 70 73
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 69
161
sangat penting untuk memengaruhi informan agar pesan yang
disampaiakan diterima, menurut sebagain informan latar
belakang sumber seperti pendidikan dan ilmu-imu yang dipejarai
dari guru-guru dapat mengukur kedalaman ilmu dari tokoh yang
menyampaikan pesan. Sementara menurut informan yang lain,
mereka tidak terlalu mempermasalhakan terhadap latar belakang
tokoh yang menyampaikan pesan yang terpenting adalah makna
dari pesan yang diberikan.
162
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang penulis dapatkan di dalam penelitian
ini, maka dapat disimpulkan bahwa setiap khalayak memiliki
pemaknaan yang berbeda terhadap konten ceramah Ustadz Abdul
Somad dan Ustadz Abdul Mustaqim di YouTube.
1. Pemaknaan informan terhadap muatan ceramah Ustadz Abdul
Somad dan sanggahan dari Ustadz Abdul Mustaqim di media
baru dibagi dalam tiga kategori: Dominan, negosiasi, dan
oposisi.
2. Informan dengan resepsi dominan terhadap isi ceramahnya
Ustadz Abdul Somad adalah informan AS, WH, dan Y. hal
tersebut dikarenakan setiap informan setuju dengan isi
ceramahnya Ustadz Abdul Somad, respon yang diberikan oleh
ketiga informan terkait dengan isi ceramahnya Ustadz Abdul
Somad cenderung positif. Hal ini juga dipengaruhi oleh
lingkungan setiap informan, karena setiap informan sudah
memiliki landasan di dalam keluarga untuk tidak
mengucapkan perayaan Natal terhadap non muslim.
3. Informan dengan resepsi negosiasi terhadap konten ceramhnya
Ustadz Abdul Somad adalah informan NN. Beliau tidak
sepenuhnya menerima semua isi ceramahnya Ustadz Abdul
Somad, Informan NN tidak mempermasalahkan terkait
163
dengan mengucapkan Natal terhadap non muslim asalkan
tidak mencampuradukan akidah.
4. Informan dengan resepsi oposisi terhadap ceramahnya Ustadz
Abdul Somad adalah informan ZM, apabila dilihat dari
tanggapan-tanggapannya selalu tidak setuju mengenai isi
ceramahnya Ustadz Abdul Somad. Pada kategori ini, bisa
dikatakan lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan
yang mempengaruhi informan. Seperti yang diketahui bahwa
lingkungan rumah informan memiliki tetangga yang non
muslim sehingga sedari kecil informan sudah bersinggungan
dengan orang non muslim dan sering mengucapkan selamat
hari raya Natal terhadap orang-orang Kristen.
5. Informan dengan resepsi dominan terhadap konten sanggahan
yang diberikan oleh Ustadz Abdul Mustaqim terhadap isi
ceramahnya Ustadz Abdul Somad adalah Informan ZM dan
NN, kedua informan setuju dengan muatan ceramah Ustadz
Abdul Mustaqim. sebelum melihat video ceramahnya, kedua
informan mengakui tidak terlalu paham mengenai syariat
beragama sehingga kurang memiliki landasan terkait dengan
hukum mengucapkan Natal tetapi setelah melihat isi
cermahnya Ustadz Abdul Mustaqim kedua informan merasa
mendapatkan pengetahuan yang jelas dan luas terkait dengan
hukum mengucapkan selamat Natal.
6. Informan dengan resepsi negosiasi adalah informan AS.
Informan setuju dengan penjelasan Ustadz Abdul Mustaqim
164
tapi disisi lain AS juga memiliki penjelasan tersendiri terkait
dengan isi ceramah yang diberikan oleh Ustadz Abdul
Mustaqim.
7. Sementara informan dengan resepsi oposisi adalah informan
WH dan Y. kedua informan tetap setuju dengan isi
ceramahnya Ustadz Abdul Somad dan menolak penjelasannya
Ustadz Abdul Mustaqim. Hal ini dipengaruhi oleh latar
belakang keluarga dan lingkungan kedua informan.
8. Tiga dari lima informan sepakat bahwa batasan toleransi hanya
sebatas saling berbagi dan tanpa mengganggu kegiatan Natal
tanpa harus mengucapkan sementara dua informan memaknai
toleransi dengan setuju mengucapkan selamat Natal terhadap
non muslim.
9. Terkait dengan tokoh yang menyampaikan pesan. Ketiga
informan beranggapan bahwa latar belakang yang
menyampaikan pesan sangat berpengaruh terhadap
kepercayaan mereka dalam menyerap informasi. Sementara
dua dari lima informan tidak terlalu mempermasalahkan
terhadap latar belakang si pembawa pesan dan lebih
menekankan terhadap isi yang diberikan.
B. Saran
1. Setiap khalayak yang melihat tayangan sebuah video di media
baru terutama YouTube agar lebih bijak dalam memaknai
kandungan makna pesan yang disampaikan, agar tidak keliru
165
dalam memaknai sehingga bisa menimbulkan kegaduhan.
2. Kepada praktisi media apalagi yang menyebarkan informasi
agar tidak salah dalam memberikan isi yang berupa video
ataupun berita agar tidak terjadi pro-kontra di masyarakat luas.
3. Kepada pemerintah ataupun lembaga yang mengawasi media
massa agar tidak kecolongan dalam mengawasi pemberitaan
yang menyebar di media massa.
4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tentang
penelitian sejenis tentang pemaknaan khalayak dalam
kontorversi ucapan Natal di media baru dan dalam penelitian
selanjutnya diharapkan menggunakan metode kuantitatif agar
data yang didapatkan lebih luas dan merata.
166
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah, Masykuri. 2011, Pluralisme Agama dan Kerukunan
dalam Keragaman. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, 2013, Komunikasi dan
Perilaku Manusia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Barker, Chris. 2006, Cultural Studies, Teori dan Praktik.
(terjemahan). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Burton, Graeme. 2012, Media dan Budaya Populer. Yogyakarta:
Jalasutra.
DeVito, A. Joseph. 2011, Komunikasi Antarmanusia. Tangerang
Selatan: KARISMA Publishing Group.
Gunawan, Imam. 2013, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan
Praktek. Jakarta, PT Bumi Aksara.
Hartley, John. 2010, Communication, Cultural, & Media
Studies. Yogyakarta: Jalasutra.
Ida, Rachman. 2014, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian
Budaya. Jakarta: Prenada Media Group.
Larasati, Maulina. 2010, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Laboratorium Sosial Politik Press.
167
Muhtadi, S, Asep. 2008, Komunikasi Politik Indonesia. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
McQuail, Denis . 2012, Teori Komunikasi Massa. Jakarta:
Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy. 2010, Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2015, Media Sosial: Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Nasrullah, Rulli. 2014, Teori dan Riset Media Siber
(Cybermedia). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Nazir, Moh. 2011, Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurudin, 2015, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Nashir Bin Ali Al Ghamidhi, 1995, Hari-Hari nasrani. Jakarta:
Gema Insani Press.
Rakhmat, Jalaludin. 1985, Metode Penelitian. Bandung: Remaja
Karya.
Storey, John. 2007, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop.
168
Yogyakarta & Bandung: Jalasutra.
Parwito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:
LkiS.
Richard West & Lynn H. Turner, 2008, Pengantar Teori
Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Vivian, John, 2008, The Media Of Mass Communication. Jakarta:
Prenada Media Group.
Jurnal
Rudi Setiawan, “Kekuatan New Media Dalam Membentuk
Budaya Populer di Indonesia (Studi Tentang Menjadi Artis
Dadakan Dalam Mengunggah Video Musik di YouTube)”, Vol.
1, No. 2 (2013): h. 357.
Daniel Prima, “Penafsiran Ucapan Selamat Natal dan Prinsip-
Prinsip Toleransi Beragama Dalam Tafsir Al-Misbah,” Analytica
Islamica, no. 1 (2015): h. 2-3.
EM Griffin. 2012. A First Look At Communication Theory, Mc
Graw Hill 8, h. 349.
Rizki, Raden. 2015. Resepsi Laki-Laki urban Jakarta Terhadap
Konsep Laki-Laki Gentroseksual di Majalah FHM. Commline:
Jurnal Ilmu Komunikasi IV, no. 1 : 2-3.
169
Skripsi
Skripsi Tahun 2012 Milik Nisa Sakina Program Sarjana Ekstensi
Universitas Indonesia
Website
https://www.kaskus.co.id.4.
https://nasional.tempo.com.
http://www.nu.or.id/.
http://www.republika.co.id.
https://www.kompasiana.coma
https://ru-clip.com.
https://www.rappler.com
https://chirpstory.com
http://www.definisimenurutparaahli.com/
https://kbbi.web.id/i
https://www.jurnalcomputer.com
http://kominfo.go.id
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Open Coding
Rumusan Transkip Wawancara 1
Subjek : Abdus Somad
Informan Nomor : 1
Topik : Kontroversi Ucapan Natal di Youtube
Hari-Tanggal : Rabu, 18 April 2018
Tempat : Student Center Lantai Tiga
Waktu : 19.14 WIB
Informasi Tambahan:
Situasi Wawancara : Wawancara dilakukan di Sekret UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Transkip Data
01. Latar Belakang Informan
02. Pengetahuan Youtube
03. Pemaknaan Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
04. Pemahaman Tentang Toleransi
05. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
06. Makna Terhadap Tokoh yang Menyampaikan Pesan
07. Manfaat dan Kerugian Menonton Youtub
Kode Hasil Wawancara Temuan
Section A
T: Sebelumnya atas nama siapa Mas?
01 J: Abdus Somad. Nama infoman Abdus Somad
T: Usianya berapa kira-kira?
01 J: 22 tahun. Usia informan 22 tahun
T: Semester berapa sekarang?
J: Semester 6 Semester 6
T: Jurusan/Fakultas?
01 J: Ilmu Quran dan Tafsir Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin
T:Masuk UKM apa?
01 J: LDK UKM LDK
T: Kenapa masuk UKM Mas?
01 J: Saya dari SMA sudah menjadi aktivis Rohis yah...materi Islam di
SMA.. Alhamdulillah..ingin melanjutkan aja gitu, estafet perjuangan
di SMA kaya gimana
Sejak SMA sudah mengikuti organisasi Rohis dan ingin
melanjutkan estafet perjuangan
T: Kalau selama masuk UKM apakah mengganggu waktu kuliah
engga?
01 J: Alhamdulillah justru kita ikut UKM itu banyak membantu
perkuliahan.. maknanya mungkin dari mahasiswa kebanyakan salah
ketika memang beranggapan UKM itu adalah penghambat dari
perkuliahan tersebut, padahal tidak. Kita bisa sharing-sharing.
Mengikuti UKM justru membantu perkuliahan karena
bisa berbagi ilmu dengan yang lain
T: Kalau menurut Mas sendiri pengertian Youtube itu apa?
Section B
02
07
J: Youtube? Kalau Youtube itu sesuatu bagian dari media juga ya salah
satu perkembangan zaman juga ya, ini memudahkan kita untuk
menggali informasi Juga..tapi di Youtube sendiri(02) memang ada
sebagai ya eee kemudharatannya dan juga.tergantung memang siapa
Youtube adalah bagian dari media yang memudahkan
untuk menggali informasi dan salah satu bentuk
perkembangan zaman
yang mengakses dan tujuan untuk apa. (07)
T: Oke. Kalau pendapat sendiri tentang Youtube tadi?
02 J: Kalau Youtube bagian dari media sih. Bisa untuk informasi dan lain-
lain
Bagian dari media dan menggali informasi
T: Konten apa yang sering ditonton di Youtube?
02 J: Saya lebih sering kaya ee nonton siroh, siroh Nabawiyah terus juga
e ceramah-ceramah terus kadang kalau untuk komedi-komedi, saya
sering nonton sule.
Siroh Nabawiyah, ceramah-ceramah dan komedi
T: Kalau untuk penceramah sendiri biasanya biasanya siapa aja?
02 J: Penceramah Adi Hidayat, Abdul Somad, bisa juga saya sering
nonton eee kalau yang dari luarnya itu saya suka dari pergerakannya
ini Hasan Albana terus juga Said Kutub. Bagus-bagus kata-katanya
Adi Hidayat, Abdul Somad, kalau tokoh luar seperti
Hasan Albana dan Said Kutub
T: Kira-kira kalau sehari itu bisa menyimpulkan engga berapa jam
nonton Youtube?
02 J: Sehari? Hmmm bisalah ya hampir di asrama itu ketika gak ada tugas
paling nonton Youtube ceramah dan juga yang lain-lainnya, sekitar
tiga jamlah. Kalau dikalkulasikan selama satu hari.
Sehari bisa menghabiskan waktu tiga jam dengan
berbagai jenis konten yang ditonton di Youtube
T: Sejak kapan Anda menonton Youtube? Kenal Youtube?
02 J: Hehehe SMP mungkin Mengenal Youtube sejak SMP
Section C T: Kalau Anda sendiri untuk mengenal Abdul Somad dari mana?
03 J: Dari....salah satunya dari Youtube. Tadi heeh.. sempat viralkan
ternyata di... di cek oh ternyata bagus juga ceramah-ceramahnya
Dari Youtube
T: Selain nonton di Youtube, pernah ikut nonton ceramah Abdul
Somad?
03 J: Kalau kajiannya sendiri paling saya eeee sering nonton live-nya di
IG sering, kalau untuk langsung datang ke kajiannya belum pernah dan
mudah-mudahan LDK sendiri Insaallah bakal ngehadirin beliau kesini
Sering nonton kajiannya di Instagram sementara kalau
untuk datang ke kajiannya secara langsung langsung
belum pernah.
T: Penilaian terhadap isi ceramah Ustadz Abdul Somad?
03 J: Ini salah satu ulama luar biasa ya, beliau itu ulama yang masa
kekinian. Dia bisa mengkontekskan apa yang ada di sekarang,
problematika-problematika yang ada sekarang dan beliau juga salah
satu ulama yang menurut saya cukup,,cukup bagus pemikirannya.
Tidak mudah mengkafirkan orang, tidak mudah merendahkan orang.
Itu luar biasa.
Ulama yang kekinian,tidak mudah menilai seseorang dan
paham dengan konteks dan permasalahan yang terjadi
sekarang.
T: Berarti kalau menonton ceramah untuk hukum mengucapkan
selamat Natal udah yah?
03 J: Udah Sudah
T: Saya mungkin ingin membedah dan minta tanggapan tentang
Ustadz Abdul Somad ini, ketika, kan di dalam isinya itu Abdul Somad,
beliau menyatakan bahwa ketika seseorang mengucapkan Natal beliau
tersebut ehhh mengakui tiga hal, iya kan. Katanya Isa anak Tuhan, Isa
lahir 25 Desember, dan Isa mati dipalang salib. Tanggapan Anda
sendiri terhadap isi ceramahnya?
03 J: Kalau kita tarik sejarah dari Natal sendiri memang eee Isa itukan
banyak versi memang, ada yang menyatakan Isa itu sebagai anak dari
Tuhan ada juga berbagai macamlah, nanti sebenarnya kalau misalkan
kita teliti bahwasannya, kalau misalkan kita tanya langung ke orang-
orang Kristen itu, Isa itu sebenarnya Tuhan ataukah utusan, utusan
Tuhan itu. Nah inikan banyak problematika. Kalau misalkan kita
nontonnya Ustadz Abdul Somad itu. Saya sepakat,,saya sepakat bahwa
ya apa yang beliau katakan itu saya sepakat gitu..dan wajar ketika
memang ada orang-orang yang tidak sependapat itu wajar, udah,,udah
lumrahnya seperti itu dan itu harus kita hargai
Banyak versi kalau melihat sejarah Isa. Ada yang
mengatakan Isa anak Tuhan, padahal Isa itu utusan Tuhan.
Saya sepakat dengan yang dikatakan oleh Ustadz Abdul
Somad dan mewajarkan kalau ada yang berbeda pendapat
T: Berarti Anda sepakat juga dengan beliau mengatakan bahwa
kafirlah orang yang mengatakan bahwa Isa itu trinitas dan anak Tuhan?
03 J: Eheehhehehh (tAnda menyepakati) Setuju
T: Tapi kalau misalkan mengucapkan Natal menurut Anda berkaitan
dengan akidah engga?
03 J: Ini ee kalau misalkan lagi-lagi problem etika yah ini lagi-lagi banyak
pendapat. Seseorang ketika memang mengatakan selamat Natal aja ada
yang membolehkan dan ada yang tidak tergantung memang niatnya.
Nah kalau saya sendiri memang ingin coba menengahi karena memang
lagi-lagi tergantung niat tapi kalau misalkan ada ulama atau ustadz
yang mengatakan bahwa kita aja mengatakan selamat, selamat Natal,
selamat Valentine itu termasuk tasabbuh berarti mengikuti apa yang
mereka kerjakan, apa yang mereka lakukan dan mungkin ini salah satu
syiar dari mereka juga supaya,,okelah kalau misalkan kita konteksnya
udah masalah akidah kita harus saklek. Kalau misalkan untuk
sosialisasi-sosialisasi hmmm apa berinteraksi itu menurut saya masih
sah-sah aja. Lagi-lagi tergantung kepada hati kita.
Menurut informan ini berkaitan dengan etika, dalam
konteksnya mengucapkan Natal ada yang membolehkan
ada juga yang melarang tergantung niatnya sendiri.
mengucapkan Natal sendiri termasuk tasabbuh
mengikuti.yang mereka kerjakan karena hal ini berkaitan
dengan akidah yang tidak bisa di rubah-rubah lagi.
T: Jadi sepakat bahwa Natal itu berkaitan dengan akidah mengucapkan
Natal?
03 J: Bisa, karena itu salah satu dakwah mereka juga. Sama halnya dengan
mengucapkan Valentine itu “Tasabbuh” mengikuti budaya-budaya
mereka.
Sepakat, ini termasuk dakwah mereka karena
mengucapkan Valentine sama dengan mengikuti budaya-
budaya mereka.
T: Oke,,eee pernah menyebarkan informasi atau ee pernah?
03 J: Belum pernah sih (03) dan kalau misalkan ada sahabat kita yang
mmm nonis dan beliau mengatakan huuu ente engga bisa misalkan
kamu engga solidar atau engga solider atau blabla gitu. Kita katakan
dengan bahasa yang baik bahwasanya diajaran kami ya seperti ini.
Kita, justru kita menghargai orang eee lawan apaya ee lawan
Belum pernah.
Bentuk solidaritas itu bukan berarti ikut mengucapkan
perayaan hari Natal tapi bisa dengan cara yang lain
misalkan dengan saling berbagi, membantu kegiatan
mereka dan saling mendukung satu sama lain
maksudnya bukan sesama muslim misalkan ada cara lain bukan justru
kita mengikuti ee apa yang mereka lakukan, apa yang mereka kerjakan
bukan masih banyak cara yang lain untuk bisa saling menghargai.
Salah satunya mungkin kita saling berbagi, saling apa istilahnya saling
mensupport kalau misalkan memang ada kegiatan bagus kita bantu
gitu dan masih bisa banyak kegiatan yang dilakukan.
Section D T: Pernah mengucapkan Natal?
O4 J: Belum Belum
T: Kalau tanggapan terhadap orang yang mengatakan Natal orang
Islam yang mengucapkan Natal menurut Anda sendiri?
04 J: Nah kemungkinan ini kemungkinan ada dua, bisa jadi orang tersebut
belum tau ilmunya, bisa jadi memang ketika dia sudah tau ilmunya dan
dia tau dalilnya its okey, itu terserah dia kalau misalkan dia
beranggapan oh sah-sah saja tergantung niatnya. Lagi-lagikan,, lagi-
lagi kita tergantung mengkontekskannya. Kalau misalkan kita
mengkontekskannya eee mengucapkan itu adalah bagian dari akidah
ya menurut saya kalau memang masalah akidah harus saklek kita.
Kalau faham ilmunya tidak masalah tapi kalau misalkan
kita mengkontekskannya bahwa mengucapkan adalah
bagian dari akidah menurut saya harus saklek.
T: Kalau ada saudara yang mengucapkan Natal ke orang gimana?
04 J: Kita ingetin Diingatkan
T: Kalau menurut Anda ketika orang mengucap Natal apa itu termasuk
salah satu toleransi?
04 J: Tadi sudah saya katakan ee bahwa toleransi itu banyak dilakukan
engga mesti kita. Justru kita tassabbuh itu tadi. kita ee mengikuti ee
tradisi-tradisi mereka, kita mengikuti, lagi-lagi tergantung
keyakinannya. Kalau misalkan berkeyakinan bahwa e niatnya saya
buat ini doang ko buat toleransi aja itu,, its not problem.
Tidak mempermasalahkan, kalau memang niatnya
menghargai, kecuali mengikuti kegiatan Natal.
T: Kalau toleransi menurut Mas sendiri apa?
04 J: Kalau dari saya sendiri ya. Kalau toleransi itu kita eee bisa
melakukan apa aja ter..ee..supaya apa ya yang terpenting tidak
menyinggung si lawan pembicara tersebut atau kawan kita tersebut
untuk toleransi. Kalau saya ya kurang setuju kalau misalkan kita harus
mengikuti mengucapkan itu. Itu soalnya salah satu dakwah mereka
juga. Secara engga langsung kita menyebarkan dakwah mereka
Menurut informan toleransi tidak membatasi pergaulan
dengan siapapun. Tapi disatu sisi informan tidak setuju
dengan mengucapkan Natal terhadap non muslim, karena
menurut informan itu salah satu siar dakwah mereka
dalam menyebarkan agamanya
T: Punya saudara atau keluarga yang berbeda agama?
04 J: Alhamdulillah engga Tidak memilik saudara yang berbeda agama.
T: Kalau Mas sendiri maksudnya, mohon maaf kalau boleh dijawab ya
silahkan. Latar belakang keluarganya seperti apa dari segi pendidikan
agamanya?
04 J:Kalau keluarga saya dibesarkan dari Muhammadiyah heeeh kultur
dari sebenarnya kalau bukan keluarga sih tapi kalau masyarakat emang
kebanyakan Muhamaddiyah dan lagi-lagi kalau keluarga mengatakan
bahwa kita itu Islam ya Islam. Maksudnya, terlepas nanti golongannya
seperti apa, gerakannya seperti apa itu sebenarnya sama aja lagi-lagi
Muhammadiyah, NU, ee semuanya sama sebenarnya. Intinya ingin
memperbaiki Negara kita Indonesia gitu
Informan tumbuh dalam masyarakat yang mayoritasnya
Muhammadiyah dan perbedaan itu bukan masalah karena
semua punya tujuan ingin memperbaiki Indonesia.
T: Kalau tanggapan Anda sendiri dengan orang Kristen yang berbeda
agama tapi dia mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri?
04 J: Itu wallah hua’llam, kalau misalkan aturan eee yang ada di Kristen
itu seperti apa, kalau misalkan sa,eee, kalau saya mengamati jadinya
seperti ini, takutnya ketika dia mengucapkan selamat hari raya Idul
Fitri terus kita juga misalkan, akhirnya ngerasa engga enak inikan
salah satu strategi mereka juga mungkin, wallah hu a’llam.
Dijadikan strategi oleh orang Kristen agar kita ikut
mengucapkan perayaan mereka.
T: Tapikan Anda sendiri mengatakan bahwa ketika kita mengucapkan
Natal kita eeee semacam membantu, berarti orang Kristen juga
membantu tidak kita misalkan ada orang yang mengatakan?
04 J: Lagi-lagikan ini misalkan apa ya,, eeh siasat juga mungkin ini
strategi mereka juga mungkin, wallah hu a’llam
Mungkin, termasuk strategi Non Muslim (Orang Kristen).
T: Selain Ustadz Abdul Somad pernah ga mencari ee apa ya semacam
ulama yang lain yang mengatakan mengucapkan Natal itu berbeda?
03 J: Eeee itu Felix Siau sama jawabannya sama Ustadz Abdul Somad Felix Siau
T: Kalau Adi Hidayat sendiri sama juga?
03 J: Kalau Adi Hidayat sendiri apa ya Adi hidayat hmmmm sama tapi
eee mengatakan dalil agak sedikit berbeda tapi intinya itu sama. kalau
engga salah hmm pointnya tetap melarang, soalnya itukan kaya
misalkan Abdul Somad, Salim Affilah, Felix Siau itu tuh masih satu
maksudnya satu pAndangan, satu pAndangan kaya hukum
mengucapkan Valentine terus Natal juga sama.
Adi Hidayat memiliki dalil yang agak sedikit berbeda
walaupun tujuannya sama
Section E T: Kalau untuk mengenal Abdul Mustaqim belum yah?
05 J: Belum Tidak
T: Mungkin kita bisa nonton dulu
T: Gimana mas tanggapannya?
05 J: Setuju juga, misalnya beliau mengambil lewat Usul Fiqh...gimana
langsung ditanggepin?
Setuju, karena beliau menggunakan Usul Fiqh
T: Iya
05 J: Kalau misalkan itu diambil Usul Fiqh semuanya dari misalkan eeee
Qur’an itu kebanyakan membicarakan tentang hukum, hukum itu ada
yang bersifatnya qath’i ada yang bersifatnya zhanni. Meskipun
sifatnya di Qur’an itu misalkan qath’i kalau misalkan kalau misalkan
ditarik lewat Usul Fiqh, lewat istimbat hukum pasti itu bisa zhanni,,
zhanni itu bisa di...bisa di interpretasikan oleh para ulama para
mustahiq itu bisa. Nah kalau misalkan qath’i itu qath’i sudah mentok
Hukum ada yang bersifat qath’i dan zhanni. Apabila
qath’i sudah baku tidak bisa dirubah lagi sementara
hukum zhanni bisa diinterpretasikan oleh para ulama.
Apabila contoh konteksnya mengucapkan selamat Natal
untuk kemaslahatan dan kebaikan hal itu bisa dilakukan.
kalau misalkan Al-Quran berbicara seperti itu ya,,ya hukumnya seperti
itu. Nah bisa jadi ee kalau misalkan lewat Usul Fiqh itu semuanya kita
bisa mengungkap..Nah beliau tadi mengatakan bahwa kalau misalkan
diambil Usul Fiqh, memang,,Memang secara umum, apa yah, secara
saling menghargai itu memang harus ada dan,,dan kalau misalkan kita
memang tujuannya lagi-lagi untuk menghargai orang, saya katakan di
awal tadi bahwa,,bahwa menghargai orang itu bisa dengan lewat apa
aja engga mesti kita langsung mengucapkan Natal, selamat hari Natal,
selamat hari Valentine gitu dan satu hal lagi saya katakan bahwa eee
masing-masing ulama, masing-eee masing Kiyai itu punya pAndangan
masing-masing, punya dalil masing-masing dan juga kalau misalkan
tadi kita ee kita simak sama-sama beliau mengatakan bahwa lewat
Usul Fiqh itu bisa di bisa di ya maksudnya ya engga apa-apa gitu. Usul
Fiqh itu membicarakan tentang muamalah bener, membicarakan
tentang hukum dan tadi beliau ee mengatakan bukan berkaitan dengan
akidah tapi berkaitan dengan mu,,muamalah. Kalau misalkan
konteksnya itu untuk kebaikan, untuk kemaslahatan itu bisa dilakukan.
Nih kita berarti ngambilnya maslahah mursalah, kita ngambilnya
kemaslahatan umat, maslahah ummah. Kalau misalkan kita dengan
kita tidak mengatakan eeee tidak mengatakan selamat hari Natal,
selamat hari Valentine gitu misalkan akhirnya kita diusir
dikampung,,dikampung yang mayoritasnya misalkan non muslim atau
apa gitu di,,dicibir-cibir ini kan maksudnya ini bisa dilakukan gitu. Jadi
salah satu eee salah satu fungsi dari Usul Fiqh itu tadi ya seperti itu.
Bisa ditarik kesimpulannya bahwa yang bisa dilakukan kalau misalkan
kita memang konteksnya kita keberadaannya kurang mendukung kalau
misalkan kita ee tidak mengatakan selamat hari Natal justru lebih
berbahaya dengan kemaslahatan kita dan keamanan kita itu bisa
dilakukan.
T: Oke tapi secara ini sepakat ya?
05 J: Sepakat. Setuju
T: Bagian dari muamalah juga ya?
05 J: Sepakat ya Setuju
T: Kalau menurut Mas sendiri apakah memang tidak ada hadits atau
ayat yang secara langsung?
05 J: Secara langsung, engga ada,,engga ada. Tidak ada hadits ataupun ayat yang secara langsung
melarang mengatakan Natal
T: Dia juga mengatakan bahwa ketika seseorang, inikan berlawanan
nih dengan Abdul Somad. Ketika seseorang mengucapkan Natal sama
dengan mengakui Isa anak Tuhan kata beliau logikanya absurd,
tanggapan Mas sendiri mengenai itu?
05 J: Ya kan tadi itu ee kalau Ustadz Abdul Somad sendiri ngambil dalil
ya hadits yang tassabuh itu. Kalau misalkan kita mengikuti tradisi
ataupun mengucapkannya saja itu kita sudah termasuk golongan
mereka.. Wallah hu a’llam.
Sesuai hadits tassabuh mengikuti tradisi dan
mengucapkan sudah termasuk golongan mereka.
T: Terkait ulama yang mengatakan selamat Natal?
05 J: Lagi-lagi kan dia punya dalilnya masing-masing dan kalau misalkan
nih selagi misalkan dia menyatakan dalil dan dalilnya itu kuat kita
engga usah,,engga usah sibuk dengan mempermasalahkan itu masing-
masing punya dalilnya. Ustadz Abdul Somadnya punya dalilnya, itu
punya dalilnya dan,,dan inilah indahnya Islam itu. kita punya eee
seharusnya,,,seharusnya kita harus bisa berinteraksi harus bisa saling
nah ini yang di maksud toleransi ini seharusnya di sini antar umat Islam
juga seharusnya harus dibangun lebih toleransinya lebih. Justru bukan
kita uh toleransi itu harus kaya gini,,kaya gini dan lawan apa non
Setiap ulama memiliki dalil yang berbeda-beda dan bisa
dipertanggungjawabkan. Seharusnya bentuk toleransi
ialah sesama muslim yang berbeda pAndangan.
muslim juga kita harus toleransi lebih. Justru dari Islam sendiri dari
antar muslim sendiri yang seharusnya dibangun terlebih dahulu.
Section F T: Oke oke oke kalau mas sendiri kalau misalkan menonton Youtube
nih apakah dipengaruhi oleh si pembawa pesan. Misalkan gini kaya
Abdul somadkan udah terkenal jadi misalkan ceramah-ceramah itu
langsung diterima misalkan?
06 J: Subjektif gitu ya, lagi-lagikan kita eee sebagai apa ya sebagai kaum
intelektual mahasiswa yang berpendidikan dan saya emmm berusaha
untuk ehmm menjadikan diri ya objektif gitu kalau misalkan ini
memang dalilnya jelas dalilnya kuat ya pasti saya ambil kalau misalkan
dalilnya ya ih kayanya aga gimana gitu dan ber saya coba cross chek
dulu saya tabayyun dulu langung misalkan kalau menyatakan uh
haditsnya blabla saya cross chek kaya gini-gini gitu
Sebagai mahasiswa yang berpendidikan mencoba untuk
obyektif dan konfirmasi terhadap ayat atau hadits yang
dikeluarkan oleh ulama tersebut.
T: Jadi tidak serta merta harus terkenal ya oke-oke mantap. Kalau
tanggapan mas sendiri kenapa isu mengucapkan Natal itu selalu rame
gitu diakhir tahun, kenapa itu?
06 J: Bisa jadi apa ya hhhmmm bisa jadi politik juga mungkin bisa, ini
orang-orang kadang kan eeee geger dengan masalah Valentine geger
dengan masalah Natal dan lagi-lagi memang Mas seharusnya apa ya
agamaku ya agamaku agamamu ya agamamu harusnya, harusnya lebih
kesitu sih ingin mengarahkannya jadi justru kita lebih apa ya geger ini
aaa Natal gak boleh ini gak boleh, ,mengucapkan gak boleh, macam-
macamkan. Seharusnya kita lebih bisa memposisikan diri ya dia
agamanya dan itu untuk agamanya dan ini agama kita dan dan untuk
agama kita
Mungkin politik, harusnya bisa tau batasan agama
masing-masing tidak saling menggagu.
Section G T: Manfaat dan kerugian menonton Youtube?
07 J: Manfaatnya? Banyak manfaatnya kita bisa mendapatkan eee ilmu Banyak, salah satunya Mendapatkan ilmu.
juga lebih banyak lagi dan terkadang kalau saya nonton Youtube itu
eee apa ya kalau udah nyaman ya kadang sampe kebawa tidur.
Seharusnya saya jadwal misalkan belajar atau eee murajaah misalkan
akhirnya keasikan dengan menonton Youtube bablas gitukan.
T: Mudharatnya?
07 J: Tadi mudharatnya kaya gitu Seperti yang dijelaskan di awal.
Open Coding
Rumusan Transkip Wawancara 2
Subjek :Windi Hamdani
Informan Nomor : 2
Topik : Kontroversi Ucapan Natal di Youtube
Hari-Tanggal : Senin, 30 Mei 2018
Tempat : Student Center Lantai Tiga
Waktu : 16.33 WIB
Informasi Tambahan:
Situasi Wawancara : Wawancara dilakukan di Student Center Lantai 3
Transkip Data
01. Latar Belakang Informan
02. Pengetahuan Youtube
03. Pemaknaan Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
04. Pemahaman Tentang Toleransi
05. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
06. Makna Terhadap Tokoh yang Menyampaikan Pesan
07. Manfaat dan Kerugian Menonton Youtube
Kode Hasil Wawancara Temuan
Section A
T: Oke, pertanyaan pertama, nama?
01 J: Windi Hamdani Windi Hamdani
T: Jurusan/Fakultas?
01 J: Ilmu Al-Quran dan Tafsir,eee Fakultas Ushuludhin Ilmu Al-Quran dan Tafsir/Fakultas Ushuludin
T: Usia,,,,Usia?
01 J: Usia 23 tahun Usia 23 tahun
T: Kalau alamat?
01 J: Alamat sekarang di ....apa jalan Semanggi, eeee Pesanggrahan. Alamat
asli di Kampung Sawah, RT 01/RW 06 , Kelurahan Tanah Baru,
Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Alamat tinggal di Jalan Pesanggrahan. Alamat rumah di
Kampung Sawah, RT 01/RW 06, Kelurahan Tanah Baru,
Kec. Bogor Utara, Kota Bogor
T: Untuk UKM sendiri, UKM apa?
01 J: UKM Hiqma ekhmmm UKM Hiqma
T: Kenapa masuk UKM Mas?
J: Kenapa masuk?
T: UKM Mas.
01 J: Karena belajar tidak hanya di kelas, jadi perlunya pengembangan diri.
Yaitu ialah tempatnya untuk perkembangan Mahasiswa
Belajar tidak hanya di kelas, perlu adanya pengembangan
diri dan UKM tempatnya untuk perkembangan
Mahasiswa
T: Eee UKM ngeganggu aktivitas kuliah engga?
01 J: Sebetulnya bagaimana kita pinter-pinternya mengatur jadwal sih,
begitu.
Bagaimana pintar mengatur jadwal
T: Jadi sebenernya engga ganggu?
01 J: Engga Tidak
T: Kalau untuk sekarang keganggu engga aktivitas kuliah?
01 J: Alhamdulillah sih engga yah. Karena kuliah juga sedikit sekarang, Alhamdulillah tidak mengganggu, jadwal kuliah untuk
Cuma tiga mata kuliah. semester ini hanya tiga mata kuliah
Section B T: Ok siap, eeee kenal media sosial?
02 J: Iya Iya
T: Apa aja kira-kira,,,punya media sosial apa aja?
02 J: Yayaya Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp. Facebook, Twitter, Instagram
T: Kalau untuk Youtube sendiri?
02 J: Youtube juga, saya termasuk juga punya dua akun Youtube. Menggunakan Youtube dan memiliki dua akun Youtube
T: Oh ok, apa eee menurut Mas Windi pengertian Youtube?
J: Youtube?
T: Heeh
J: Pengertiannya ya?
T: Iya
J: Ya dirimu
T: Apa?
J: Arti bahasa Indonesianya ya?
T: Iya, bebas aja silahkan, maksudnya tafsirnya tidak harus sama
dengan.....
02 J: Ya Youtube-kan merupakan jejaring sosial,, kita mengupload-upload
video yah, disitu juga yang mana videonya juga ya itukan, berbagai
macam konten semuanya ada di Youtube. Tapi sekarang ada
pembatasannya ketika ya nanti ada video yang mengandung,,eee,, porno-
porno sih udah di eee di blokir ehhh
Youtube merupakan jejaring sosial untuk mengupload
video, bermacam-macam konten ada di Youtube, kecuali
yang mengandung porno sudah di blokir.
T: Tapi pendapat tentang Youtube kira-kira gimana?
02 J: Ya sebetulnya kalau sosmed ya engga hanya Youtube, jadi bagaimana
kita memakainya, ketika memakai Youtube, kita gunakan untuk apa sih
Youtube? Kalau memang untuk kebaikan ya kita pasti bisa juga
berdakwah. Sekarangkan banyak tuh Ustadz-ustadz bahkan juga seni-seni
Media sosial tidak hanya Youtube, tergantung
menggunakannya, bisa digunakan untuk berdakwah juga.
Banyak Ustadz-ustadz bahkan seni musik yang viral di
Youtube
musik Islami yang sekarang viral di Youtube, seperti itu
T: Ok, kalau untuk nonton Youtube sering engga?
02 J: Ehhhm nonton Youtube terhitungnya ya engga sering sih, jarang. Jarang nonton Youtube
T: Kira-kira kalau sehari berapa?
J: Jamnya?
T: Iya, kalau dikalkulasikan sehari bisa sampe berapa jam?
02 J: Sehari mungkin bisa sampai yaaa, maksimal 2 sampai 3 jam sih paling,
paling liat info-info terbaru, video-video otomotif, dakwah?
Sehari bisa nonton dua sampai tiga jam, tontonannya
tentang info-info terbaru, otomotif dan dakwah
T: Konten apa selain tadi?
02 J: Tadi ya paling seni-seni musik Islami, kemudian ekhmm video kori-kori
dari Indonesia dan luar Indonesia kemudian dari otomotif terus juga
inspirasi-inspirasi, kisah inspirasi itu, juga liat ceramah dan berita masa
kinilah
Selain itu seni-seni musik Islami, kori-kori dari Indonesia
dan luar Negeri, kisah-kisah inspiratif, ceramah, dan
berita masa kini
T: Kalau ceramah-ceramah gimana?
J: Apanya nih
T: Pernah nonton ceramah di Youtube?
02 J: Pernah juga Pernah Menonton
T: Siapa?
02/03 J: Ya Ustadz Abdul Somad(03), Habib Rizieq, Kiai H. Jujun ekmm
kemudian ya Ustadz Arifin Ilham, banyaklah
Ceramah yang ditonton di Youtube seperti Ustadz Abdul
Somad, Habib Rizieq, Kiai H. Jujun dan Ustadz Arifin
T: Kalau untuk konten eee, sejak kapan Anda mengenal Youtube?
02 J: Sejak saya SMP Sejak SMP sudah mengenal Youtube
T: SMP?
J: Iya
T: Kelas berapa kira-kira?
02 J: kelas satu SMP udah mengenal Youtube Kelas satu SMP
Section C T: Berarti untuk ustadz Abdul Somad kenal? Udah kenal berarti?
03 J: Ustadz Abdul Somad, saya kenalnya baru-baru ini sih,eee tahun inilah Baru sekarang mengenal Ustadz Abdul Somad
T: Lewat?
03 J: Lewat berita, awh awalnya dari Instagram. Ustadz Abdul Somad ini
siapa ya, kan viral kemudian semakin banyak eee beliau mengisi acara
dimana—mana, ada pamfletnya kan ohhh jadi semakin penasaran siapa
sih beliau kemudian lihatlah video-videonya di Youtube seperti apa?
Dari Instagram yang viral dan ceramah dimana-mana, jadi
penasaran kemudian melihat ceramahnya di Youtube
T: Lewat Youtube?
J: Iya
T: Berarti sering nonton ceramah Ustadz Abdul Somad?
03 J: Terhitung lumayanlah sering, karena kan banyak juga di Whatsapp dan
Istagram itu yang bikin histori juga tentang ceramah-ceramah beliau, jadi
sekarang emang bener viral gitu ketika di Youtube di Share di IG di share
terus di whatsapp, lin instastory di share juga
Sering, ceramahnya viral tidak disalah satu platform
media saja tapi dari beberapa media sosial juga
T: Jadi memang membantu seseorang untuk berdakwah dan tau informasi
lebih cepat?
J: Iya
T: Judulnya apa kira-kira? ee konten apa diceramah Abdul Somad yang
pernah dilihat?
03 J: Kontennya banyak sih sebenarnya Konten ceramahnya banyak
T: Tentang apa aja
03 J: Ya tentang misalkan ehmmm konten berpacaran, tentang fikih ya
tentang hukum-hukum, banyak sih tentang keagaman kan misalkan seperti
akhlak, kemudian bagaimana kita bersikap kepada orang-orang kafir,
tentang kondisi Indonesia saat ini
Kontenya tentang hukum berpacaran, fikih, hukum-
hukum agama, akhlak dan bagaimana bersikap terhadap
orang-orang kafir dan kondisi Indonesia saat ini.
T: Anda berarti suka dengan ceramah-ceramah Ustadz Abdul Somad?
03 J: Saya rasa suka, karena saya melihat kenapa saya suka, jadi sanad
ilmunya jelas beliau
Saya suka karena sanad keilmuannya jelas
T: Jelas? Maksudnya jelas gimanan tuh?
03 J: Sanad ilmunyakan beliau, kalau tidak salah Kairo juga dan punya gelar
juga LC-kan , nah itu yang bikin saya oh. Bukan ustadz biasakan oh
sehingga bukan ustadz biasa engga bisa dijadikan. Sehingga beliau juga
mendapat gelar tokoh inspiratif tahun 2017 apa 2018 sepertinya
Bukan ustadz biasa, lulus di Kairo dan mendapatkan gelar
LC serta mendapatkan penghargaan tokoh inspiratif
tahun 2017 atau 2018
T: Dari Republika?
03 J: Iya Republika kalau engga salah, iya Republika itu Info didapat dari Republika
T: Eee penilaiannya terhadap ee isi ceramah Ustadz Abdul Somad?
03 J: Kalau saya setuju sih dengan apa yang beliau ucapkan, saya pro Saya setuju dengan ceramah beliau
T: Kira-kira yang menjadi keunikan Abdul Somad, apa kira-kira
dibanding dengan penceramah-penceramah lain yang menyebabkan Anda
suka dan
03 J: Beliau itu eee pe eh apa pemaparannya lugas, terus juga yang
disampaikan itu, audiens-audiens itu paham. Wah jadi berbagai kalangan
tuh bisa paham bahwasannya konteksnya juga lebih kena kehidupan
sehari-hari
Pemaparannya lugas, penyampaiannya jelas, walaupun
audiens dari berbagai kalangan tapi mereka paham dengan
yang disampaikan, konteksnya cocok dengan kehidupan
sehari-hari
T: Kalau untuk menonton konten ehhmm hukum mengucapkan selamat
Natal pernah nonton?
03 J: Kalau itu sih belum pernah nonton cuma pernah juga denger jadi ustadz-
ustadz ketika ceramah.
Belum pernah nonton, hanya mendengar ustadz-ustadz
ketika ceramah
T: Ok mungin sebelum kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya nonton dulu
kali yah
J: Nonton dulu ?
T: Iya
J: Silahkan
T: Ceramah tentang hukum mengucapkan selamat Natal
J: Boleh-boleh
T: Oke, jadi gimana pAndangannya terhadap konten ceramah Ustadz
Abdul Somad tentang Natal?
03 J: Menurut saya ekhmm, cukup jelas juga dalil yang disampaikan
kemudian beliau sampaikan dengan data yang memang itu bener-bener
ada referensinya gitu jadi tidak asal ngomong dan beliau memang eee
dalam segi keilmuan memang bagus gitu. Makanya tadi ketika beliau
sampaikan ada tiga dalilnya kan itu tiga sebabnya kan itu memang ketika
di telusuri, kalau kita ingin menelusuri lebih jauh itu memang ada dalilnya
dalam Al-Quran dan dan ketika kenyataan Natal dengan Islam itu
memang sungguh, kita sebagai orang Islam tidak harus merayakan Natal,
tadi juga bilang kalau misalkan tadi kita merayakan otomatis kita
ridho.terhadap agamanya Kan “Lakum dinukum waliadin”
Dalil yang disampaikan cukup jelas, disampaikan
menggunakan data, dari segi keilmuan beliau memang
bagus. Sebagai orang muslim tidak harus merayakan
Natal dan ketika merayakan berarti ridho terhadap agama
mereka
T: Berari sepakat dengan Ustadz Abdul Somad? Berarti sepakat dengan
statement beliau, kalau mengucapkan Natal mengakui tiga hal itu? Isa
anak Tuhan, Isa lahir 25 Desember?
03 J: Iya, saya sepakat, seperti itu Setuju dengan Ustadz Abdul Somad
T: Berarti saya juga mengutip tadi, saya dengar bahwa statement beliau
kafirlah orang yang mengatakan Isa trinitas sepakat engga?
03 J: Jadi untuk masalah mengkafirkannya itu, kadang ada orang yang
menganggap kafir wa saling keluar , apalagi yang ah,kafirlah dalam
bentuk itu dosa kafir begitu. Jadi ada yang beranggapan langsung kafir
langsung kafir Islam, ada juga yang beranggapan bahwa kafir itu,itu dosa
kafir,seperti itu.
Tergantung konteksnya, ada yang beranggapan kafir
keluar dari agama Islam dan ada yang beranggapan bahwa
itu dosa kafir
T: Berarti setuju kalau Natal itu berkaitan dengan aqidah?
03 J: Iya setuju, sangat setuju. Seperti hmmm misalkan kita dari mereka minta
kita mengucapkan selamat Natal, kita engga mau nih karena itu berkaitan
dengan akidah kemudian ketika kita mereka coba “Asslamualaikum wr,
Setuju, karena mengucapkan Natal berkaitan dengan
akidah, orang Nasranipun tidak akan mau ketika disuruh
mengucapkan syahadat. Sekalipun hanya mengucapkan
wb” wah mohon maaf ini tidak bisa saya sebutkan karena ini misalkan eee
oh ya syahadat Ashyhadu allaa ilaaha illallah wa ashyhadu anna
Muhammadar Rasuulullah” mereka bilang inikan hanya ucapan tapi dari
ucapan itulah, ketika orang sudah ,, orang kafir misalkan Nasrani, Yahudi
membacakan syahadat dan itukan syarat masuk ke rukun Islam yang
pertama secara tidak langsung, kalau misalkan dia disuruh membaca
syahadat ya dia masuk Islam begitupun kita mengucapkan selamat Natal
emang itu ucapan tapi profesinya sama berkaitan dengan akidah.
tapi itu berkaitan dengan akidah
T: Oke oke, berarti secara keseluruhan sepakat dengan Ustadz Abdul
Somad?
03 J: Iya setuju Iya, saya setuju
Section D T: Kalau berarti kalau pernah mengucapkan selamat Natal?
04 J: Saya belum pernah Belum pernah mengucapkan Natal
T: Kalau menyebarkan informasi tentang hukum mengucapkan Natal yang
dilakukan,,,,?
03 J: Pernah, ohh engga kalau bukan Abdul Somad, dulu,,,dulu banget pernah
ada yang ngeshare tentang ee Natal eee apa namanya di Whatsapp, udah
lama sih. Tapi kalau untuk yang sekarang belum.
Pernah melalaui Whatsapp tapi sudah lama
T: Tanggapan dengan orang yang, orang Islam yang mengucapkan Natal?
J: Tanggapan?
T: Terkait orang Islam yang mengucapkan Natal?
04 J: Saya rasa itu kebablasan ya, toleransi yang kebablasan Mengucapkan Natal adalah toleransi yang kebablasan
T: Kenapa kebablasan?
04 J: Karena itu tadikan, sudah jelas, kalau,, ketika kita bilang eee selamat
hari Natal ya eee ya secara tidak langsung itu dari ucapan kita ridho
terhadap agamanya dia, kita itu setuju dengan Isa anak Tuhan,, seperti itu
. seperti itu sih..
Sudah sangat jelas, ketika seseorang mengucapkan Natal
secara tidak langsung mempercayai bahwa Isa anak
Tuhan
T: Bukannya mengucapkan Natal ke non muslim itu salah satu bentuk
toleransi beragama?
04 J: Nah sekarang masalah toleransi itu ada batasannya sebenarnya , jadi kita
harus tau eee posisinya dulu, ketika selamat Natal itu kita ucapkan untuk
bilang toleransi ya toleransi itu engga hanya disitu, etika kita toleransi ya
cukup kita menghargai acara mereka dan tidak mengganggunya itu
caranya. Menurut saya caranya kurang tepat kalau harus mengucapkan
selamat Natal.
Toleransi ada batasnya, etika bertoleransi hanya cukup
menghargai acara mereka tidak harus mengucapkan,
karena kalau seperti itu caranya kurang tepat
T: Tidak harus mengucapkan?
J: Iya
04 T: Yang penting menjaga ?
J: Iya itu Menjaga
T: Punya keluarga atau saudara yang berbeda agama?
04 J: Engga punya Tidak memiliki saudara yang berbeda agama
T: Kalau untuk kepercayaan yang dianut keluarga apa kira-kira?
J: Maksudnya?
T: Maksudnya organisasi apa itu atau misalkan?
04 J: Kalau keluarga sih, saya dari Salafi semua, NU-lah semuanya. Basis
pesantren juga, ulama Ahli Sunnah Waljamaah, jadi ketika ada paham-
paham yang , ah ini kayanya paham wahabi, oh ini paham ahmadiyah, jadi
kita tau. Jadi kebetulan kakek dan paman punya pesantren dan gusdurian
dan ke atas pun memang Alhamdulillah keturunan dari alim ulama jadi
ya ketika ada hal yang berbau seperti itu kita udah tau, udah jangan.
Keluarga dari Salafi semua, Ahli Sunnah Waljamaah,
keturunan alim ulama.keluarga memiliki pesantren dan
gusdurian jadi kalau ada paham wahabi sudah tau
T: Keluarga yang lain pernah ada yang mengucapkan Natal?
04 J: Engga ada Tidak ada
T: Kalau ada?
04 J: Sampai saat ini belum ada, engga mungkin sih, engga mungkin sih Tidak mungkin, karena sudah memiliki lAndasan
karena sudah punya lAndasan. keilmuan
T: Kalau terkait dengan non muslim tapi mengucapkan selamat Idul Fitri,
tanggapannya gimana?
04 J: Ekhmmm ya bagi saya sebetulnya,,,apa ya,,ya dia itu berarti mereka
ridho terhadap Islam, memang Islam agama yang di ridhoi jadi kalau, saya
beranggapan bahwa ketika dia mengucapkan selamat Idul Fitri berarti dia
mendapat hidayah, jadi hidayah itukan bisa dimana saja ya termasuk
ketika kita merayakan hari besar, termasuk ketika adzan berkumAndang,
termasuk ketika orang Islam membaca Al-Quran yang mendengar dan
hatinya itu bisa jadi pintu hidayah juga.
Berarti mereka ridho terhadap agama Islam, karena Islam
adalah agama yang diridhoi Allah SWT, berarti beliau
mendapatkan hidayah.
T: Hidayah maksudnya untuk apa nih?
04 J: Pintu hidayah untuk dia itu bisa masuk Islam Pintu hidayah agar Non Muslim masuk Islam
T: Masuk Islam?
J: Gitu
T: Tapi kalau mengucapkan Idul Fitri apakah dia sama dengan mengakui
kepercayaan kita?
04 J: Tidak eee kalau Idul Fitrikan kita bandingkan dengan hari Natal, isi dari
hari Natal itu apa..tadi kalau Idul fitrikan hari dimana orang Islam itu
kembali fitrah bersih ya kesitu
Tidak, kalau dibandingkan dengan hari Natal, Idul Fitri
hari manusia kembali fitrah
T: Kalau untuk referensi sendiri tokoh yang sering ditonton selain Ustadz
Abdul Somad?
03 J: Oh kalau untuk di sosmed yah selain Ustadz Abdul Somad ya, saya
paling Ustadz Jujun, Jujun Junaedi
Ustadz Jujun Junaedi
T: Tentang Natal juga pembahasannya?
03 J: Pernah, terus Habib Rizieq terus Ustadz Almarhum Jefri Al-Buqhori
terus kemudian ustadz yang baru-baru sekarang belum liat juga, cuma
kebanyakan saya dengarnya langsung dari ustadz penceramah-
Habib Rizieq, Ustadz Almarhum Jefri Al-Buqhori,
kebanyakan langsung mendengar ceramah-ceramah di
lokasi pengajian yang didatangi.
penceramah, jadi ketika ngaji dimana-mana ya beliau menjelaskan jadi
saya langsung dengar, itu sih,, dari dulu yang saya pegang dari sekarang
Section E T: Ada salah satu eeee ustadz juga nah dia itu membantah ceremahnya
Ustadz Abdul Somad nah beliau itu bernama Ustadz Abdul Mustaqim
J: Mustaqim?
T: Heeh kenal?
05 J: Belum, belum liat saya, ada videonya ada? Belum mengenal Ustadz Abdul Mustaqim
T: Ada , oke berarti kita tonton dulu ya ?
J: Oke
T: Oke Mas Windi jadi gimana setelah menonton, pAndangan Anda
terkait menonton konten Ustadz Abdul Mustaqim?
05 J: Jadi berbagai perspektif eee dan lAndasan dan panutan pasti muncul
berbeda-beda yah kemudian kita sih melihat,,,,kalau saya pribadi melihat
dari latar belakang orang ya, latar belakang ketika beliau eee memaparkan
pAndangannya tadi itu kan, beliau dosenkan dosen ilmu tafsir kalau engga
salah?
Perspektif dan berbeda pAndangan pasti ada, kalau saya
melihat dari latar belakang.
T: Ya dosen filsafat
J: Filsafat apa Ilmu Tafsir ?
T: Ya di Fakultas Ushuludhin
05 J: Kemudian beliau berpAndangan secara akademis nah dari segi
akademis ya itu memang ilmiah dalam arti,, ini loh secara akademis
pAndangannya beginilah kemudian kalau misalkan Ustadz Abdul Somad
dia lebih ke eeee ekhm akibat yang disebabkan ketika orang-orang itu,,
orang Islam itu misalkan mengucapkan selamat Natal-selamat Natal gitu
yang ditakutkan karena eee orang-orang Islam masa kini, jadi nanti
kebablasan. Nah makanya mungkin Ustadz Abdul Somad inikan dia lebih
eee mempublik itukan, publik figur jadi biar orang ini ayolah,(05) kita
Secara akademis penjelasan beliau ilmiah, sementara
Ustadz Abdul Somad melihat dari kronologisnya, ia lebih
melihat karakter orang-orang Islam masa kini, takutnya
kebablasan.
Toleransi itu banyak caranya tidak harus dengan
mengucapkan selamat hari raya Natal. Walaupun tidak
ada hadits yang melarang dalam mengucapkan Natal,
disebutkan juga dalil bahwa orang yang membenci kafir
kalau memang mau toleransi, ada banyak cara untuk bertoleransi, tidak
harus dengan mengucapkan selamat Natal. (03)Kemudian tadi disebutkan
juga tadi ya memang tidak ada dalil langsung eee hadits bahwa Rasul
melarang kalau misalkan kita tidak boleh toleransi dalam mengucapkan
selamat Natal, tidak ada gitukan, kemudian tadi juga ada pAndangan
bahwasanya ekkhm eee disebutkan dalil bahwa orang yang membenci
kafir zimmi atau menyiksa atau menyakiti kafir zimmi itu tidak akan eee
mencium bau surga seperti itu masanya engga masuk juga ke untuk Natal
ini ya. Kalau itukan untuk jaminan keamanan untuk orang-orang kafir ya.
Pembagi orang-orang kafir,,muamalahnya gitu dan ketika emang tadi
disebutkan termasuk akhlak yang baik dalam berucap kan ucapan itu udah
punya yang baik salam. “Assalamualaikum”. Nah itu dia kenapa tidak
”Assalamualaikum” saja atau Assalamualaika keselamatan bagi dia. Jadi
tadi kalau Ustadz Abdul Somad lebih kemelihat kronologisnya hari Natal
itu tersebut. Faktanya hari Natal itu apa sih, tadikan disebutkan bahwa itu
berasal dari Kaisar Romawi itu kan penyembah-penyembah para Dewa
Matahari kan kalau engga salah
Zimmi atau menyiksa tidak akan mencium aroma surga
tapi tidak berkaitan dengan Natal menurut saya, karena itu
bentuk jaminan untuk orang-orang kafir. Ustadz Abdul
Mustaqim juga mengatakan bahwa mengucapkan itu salah
satu akhlak yang baik, kenapa tidak menggunakan
“Assalamualaikum” atau “Assalamualaika”. Jadi Ustadz
Abdul Somad melihat dari pAndangan sejarah kenapa ada
hari Natal.
T: Dewa Mitrah
J: Iya Dewa Mitrah
T: Oke, beliau juga mengatakan Ustadz Abdul Mustaqim bahwa Natal itu
bukan perkara akidah tapi muamalah pAndangan Anda gimana?
05 J: Muamalah itu mungkin dalam ketika kita bertemu, berpapasan, ketika
kita melihatnya gitukan, ketika kita dalam ruangan itu, tapi ketika kita
dalam pelaksanaannya, ritualnya,,ritualnya itukan dalam akidah mereka
juga ritual Natal juga sih, ada ritual Natalnya engga sih, nah itu termasuk
kesitu. Coba ketika misalkan orang non muslim Idul Fitri, ya dia memang
mengucapkan selamat Idul Fitri, dia mau engga sampai ikut Idul Fitri, kan
Mungkin muamalah itu kaitannya dengan bersosialisasi
dengan mereka, tetapi dalam pelaksanaan dan ritualnya itu
ranah akidah. ketika ada orang yang non muslim
mengatakan selamat hari raya Idul Fitri tapi belum tentu
dia sampai ingin ikut merayakan.
engga.
T: Kalau hanya sebatas mengucapkan?
05/03 J: Nah itu dia balik lagi ke tadi selama di agama Islam itu ada ucapan yang
lebih baik kenapa engga dipake,(05) kalau saya sih tetap berpendapat
bahwa toleransi itukan tidak harus juga mengucapkan selamat Natal(03)
Kalau ada ucapan yang lebih baik kenapa tidak digunakan,
toleransi tidak harus ikut mengucapkan Natal
T: Berarti sepakat juga bahwa tidak ada hadits ataupun Al-Quran yang
mengatakan mengucapkan Natal itu haram?
J: Heeh
T: Sepakat tidak ada?
05 J: Belum ada, belum ketemu Belum ada dan belum ketemu
T: Oke, nah dulu juga, saya mengutip, maksudnya biar,,biar sama gitu
dengan yang ditonton. Akidah mengucapkan Natal sama dengan
mengakui Isa anak Tuhan atau adalah logika yang absurd kata Ustadz
Abdul Mustaqim. Menurut Anda sendiri?
04 J: Hari Natal itu peringatan apa sih, kan kelahiran Isa,,yah... sedangkan
secara,,,secara kronologis atau terserah kita melihat data dan sejarahnya
apakah betul Nabi Isa itu lahir ketika 25 Desember, ketika hari Natal.
Tadikan udah disebutkan oleh Ustadz Abdul Somad ia kan,kan bukan lahir
tanggal segitu. Jadi emang masing-masing punya argumen yang kuat tapi
dalam berbagai sisi. Ketika Ustadz Abdul Somad seperti itu dia melihat
kronologis atau sejarahnya itu seperti ini loh aslinya, makanya beliau
sampai bilang ini diharamkan. Mungkin kalau misalkan yang satu lagi
ustadz Abdul Mustaqim, dia melihat dari konteks ucapannya,, begitu
Mereka memiliki pAndangan yang kuat dalam berbagai
sisi. Ustadz Abdul Somad melihat dari sisi kronologisnya,
kalau Ustadz Abdul Mustaqim dari kontek ucapannya.
T: Oke, kalau Ente sendiri ada disisi yang mana?
05 J: Sisi Abdul Somad Lebih setuju dengan Ustadz Abdul Somad
T: Menghargai keyakinan amaliah non muslim tidak sama dengan
membenarkan keyakinan mereka ,,salah satu kalimat beliau gimana
sepakat dengan itu?
J: Menghargai tidak?
T: Menghargai keyakinan non muslim tidak sama dengan membenarkan
keyakinan mereka, maksudnya ia gimana?
05 J: Menghargai,, sebetulnya kalau misalkan kita menghargai itu bagus
sebetulnya, itulah baru namanya toleransi.. cumankan ketika kita
menghargai caranya kita seperti apa, tadi itu caranya gimana,
menghargainya itu seperti apa. Apakah dengan mengucapkan ketika kita
menghargai kita harus mengucapkan Natal,,nah itu balik lagi kesitu
Menghargai adalah toleransi yang bagus, tergantung sikap
menghargainya seperti apa.
T: Beliau mengatakan bahwa mengucapkan Natal itu bentuk penghargaan
dan toleransi terhadap non muslim,,Anda?
05 J: Saya,,,ya kalau saya sih cukup kita menghargai ya dia tidak
mengganggu acara mereka
Cukup menghargai dan tidak mengganggu kegiatan
mereka
T: Itulah bentuk toleransi menurut Anda?
J: Iya itu
T: Selain itu mungkin ada?
05 J: Ada juga ketika misalkan acara Natal ya, kita itu tadi, kita saling
menjaga, tidak mengganggu, seperti itu
Ketika mereka merayakan Natal, tidak mengganggu dan
saling menjaga
T: Oke ee saya juga mengutip lagi bahwa menurut beliau dalih fanatisme
beragama bukan jadi alasan tidak bisa toleransi dan menghargai keyakinan
orang lain tapi juga dengan dalih toleransi antar umat beragama tidak tidak
mencampur adukan antara akidah dan ibadah,,sepakat dengan itu?
J: Coba ulangi,,ulangi
T: Dalih fanatisme beragama, mungkin bisa dibaca biar
05 J: Betul, ya saya sepakat juga. Tapi ada beberapa poin yang engga sepakat Sepakat tapi ada beberapa poin yang kurang sepakat
T: Pernah engga ngebahas tentang hukum mengucapkan Natal dengan
orang lain?
J: Apa?
T: Pernah engga ngebahas hukum mengucapkan Natal dengan orang lain?
05 J: Ya pernah sih sebatas diskusi di,,,di mahad dulu, dua tahun lalu kalau
engga salah dengan teman sekamar, iya kita sih,,sama berbeda pendapat
juga,, ada yang bilang engga apa-apa bahkan ada yang bilang mubah
katanya, boleh ada yang haram ada yang bilang engga boleh itulah
emang... pernah sih pernah buka diskusi dikit.
Pernah, hanya sebatas diskusi dengan teman. Masing-
masing memilik pAndangan yang berbeda-beda, ada yang
membolehkan ada yang melarang dan ada yang
mengatakan hukumnya mubah.
T: Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan ulama yang berbeda yang
mengatakan bahwa mengucapkan Natal itu adalah akhlak yang baik?
05 J: Masing-masing ulama punya latar belakang, masing-masing ulama
punya cara beliau berpendapat jadi ketika dilatar belakang tersebut maka
ada pula cara-cara berpendapat dan menyimpulkan cara menyimpulkan
juga. Ya kalau saya sih selama itu dia punya dasar yang kuat ya silahkan
seperti itu.
Masing-masing ulama memiliki latar belakang jadi akan
berbeda cara pAndang dan pendapat. Kalau memiliki
lAndasan yang kuat silahkan
T: Apakah Anda setuju dengan Ustadz Abdul Mustaqim?
05 J: Ada beberapa poin yang setuju cuman untuk tetep ehh dalam
mengucapkan selamat Natal saya tetep tidak setuju yah
Ada beberapa poin yang setuju, untuk mengucapkan Natal
saya tetap tidak setuju.
Section F T: Oke, jadi ada yang setuju ada yang tidak, kalau untuk menerima pesan
sendiri ketika Anda nonton di Youtube apakah,,apakah Anda dipengaruhi
oleh latar belakang si pembawa pesan ?
J: Maksudnya?
T: Misalkan ketika Anda menonton karena Anda tahu bahwa misalkan
Kiyai ini adalah pondok pesantrennya ini jadi Anda misalkan langsung
percaya apa gimana gitu kecuali misalkan ada lagi yang menyampaikan
pesan tapi Anda tidak tau latar belakangnya ?
06 J: Kalau saya melihat ke latar belakang, jadi ke latar belakang itu kita bisa
tentukan, bisa kita lihat ohh bergurunya kepada ini kepada ini jadi kita
Dari latar belakang kita bisa menentukan,
mengidentifikasi sanad keilmuannya. Semakin banyak
tahu,ketika gurunya siapa,gurunya siapakan. Misalkan gurunya hanya eee
bagian ulama NU terus gurunya hanya Muhammadiyah itu kita lihat oh
gurunya ternyata di NU juga di Muhammadiyah juga terus tinggal disalafi
juga iya jadi disitu kita lihat ohh berarti ini dia semakin banyak guru
semakin banyak referensi juga. semakin melihat bahwasanya pAndangan
tuh engga cuma satu
guru semakin banyak referensi keilmuannya. Jadi bisa
memiliki tidak hanya satu sudut pAndang
T: Oke, bagaimana tanggapan terkait ulama-ulama yang berbeda pendapat
apalagi di Indonesia?
06 J: Perbedaan itukan rahmat ya, saya sih berpikir seperti itu, ketika ada
yang berbeda selama itu dalilnya kuat, selama itu bisa
dipertanggungjawabkan, silahkan tidak saya permasalahkan
Perbedaan adalah rahmat, selama ada yang berbeda tapi
dalilnya kuat dan bisa dipertanggungjawabkan tidak harus
dipermasalahkan
T: Kalau menurut Mas sendiri kenapa isu mengucapkan Natal itu selalu
ramai gitu, tiap tahun padahal sudah ada dalil-dalil sebelumnya gitu?
06 J: Karena memang melihat ee orang-orang . sekarang gini, kita. Orang-
orang sudah tahu tapi suka lupa, jadi orang ya dia tahu tapi mengapa masih
melakukan sekarangkan banyak orang seperti itu. Makanya diulas lagi,
diulas lagi diulas lagi.
Orang-orang yang sering lupa, makanya harus diulas lagi
Section G T: Oke ini pertanyaan terakhir, manfaat dan kerugian menonton Youtube?
07 J: Manfaat dari menonton Youtube yah pertama kita lebih dapat informasi
yang cepat, kemudiankan kalau misalkan di televisikan itu berita yang
kadang kapan beritanya belum disampaikan, tapi kalau di Youtubekan itu
bisa di ulang-ulang videonya, bisa dijadikan data juga kalau di
Youtubekan. Kemudiankan kalau Youtube kita bebas mencari apa aja,
bebas, apa yang kita pengen bisa langsung ada itu, terus manfaatnya juga
ya berdakwah itukan banyak caranya termasuk begitu juga dengan
Youtube bisa dimanfaatkan dengan cara berdakwah, karena pemakai
Youtube itukan seluruh masyarakat dunia yah jadi ketika kita isi konten
Mendapatkan informasi dengan cepat, videonya bisa
ditonton berulang kali. Bisa mencari konten yang kita
inginkan dan menjadi media untuk berdakwah karena
pengguna Youtube hampir seluruh masyarakat dunia
dakwah itu sangat luar biasa.
T: Kerugiannya?
07 J: Kerugiannya,,,ekhmm ketika kita melihat video yang eee hoax ya kan
ada juga ya itu juga harus,,harus hati-hati, kemudiankan kalau nama
Youtube ada orang yang mmm dia apa namanya bikin berita yang
menyudutkan orang lain sehingga timbulah rasa ah kita benci sama
kelompok tertentu adakan yang begitu, kemudian ya kalau Youtube itu
mungkin ini gini semakin, kita misalkan melihat ehh video atau berita
yang sebetulnya itu tuh engga harus ditonton tapi kita tonton kemudian
kita ngasih untung ke orang lain, mungkin banyak melihatkan itu masuk
tuh ,,viewers kan nah disitu
Menonton berita yang kontennya hoax, berita-berita yang
menyudutkan pihak tertentu sehingga menimbulkan
kebencian terhadap kelompok tertentu,. Menonton berita
yang tidak layak dikonsumsi dan membagikannya ke yang
lain
T: Oke, mungkin itu pertanyaan terakhir, saya mengucapkan terimakasih
atas waktunya. Maaf sudah mengganggu.
Open Coding
Rumusan Transkip Wawancara 3
Subjek : Zlavia Melia Nur Islami
Informan Nomor : 3
Topik : Kontroversi Ucapan Natal di Youtube
Hari-Tanggal : Senin, 30 Mei 2018
Tempat : Basement Fakultas Syariah
Waktu : 19.17 WIB
Informasi Tambahan:
Situasi Wawancara : Wawancara dilakukan dengan santai dan dalam lingkungan yang nyaman tanpa gangguan.
Transkip Data
01. Latar Belakang Informan
02. Pengetahuan Youtube
03. Pemaknaan Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
04. Pemahaman Tentang Toleransi
05. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
06. Makna Terhadap Tokoh yang Menyampaikan Pesan
07. Manfaat dan Kerugian Menonton Youtube
Kode Hasil Wawancara Temuan
Section A
T: Eee oke, eee atas nama siapa?
01 J: Eee atas nama Zlavia Melia Nur Islami Nama Zlavia Melia Nur Islami
T: Usia,,,usia?
01 J: Usia 19 tahun Usia 19 tahun
T: Hobi,,hobi?
01 J: eee hobinya maen laptop, baca-baca Hobi Main laptop dan baca
T: Jurusan/fakultas?
01 J: Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi
T: Kesibukan ngampus ngapain?
01 J: Kesibukan kampus ya kuliah terus FLAT,
belajar,,belajar bahasa
Kesibukan dikampus Kuliah, FLAT, dan belajar bahasa
T: Selain itu engga ada?
J: Engga
T: Ok, UKM apa?
01 J: UKM Bahasa FLAT Anggota UKM Bahasa FLAT
T: Kenapa masuk UKM?
01 J: Oh kenapa masuk UKM? Eee mencari kegiatan yang
positif ya, yang bisa mengisi waktu untuk eee hal-hal yang
produktif, positif terus bertemu dengan teman-teman baru
dari kampus 1
Masuk UKM untuk mencari kegiatan yang positif, mengisi
waktu untuk hal-hal yang produktif/positif dan memiliki
teman-teman baru
T: Apakah masuk UKM mengganggu aktivitas
perkuliahan?
01 J: Eeeee agak mengganggu agak yah karena kadang-
kadang tuh pulangnya tuh malam, malam banget bisa
sampai jam 1, jam 2 terus eee tiba-tiba bangun kesiangan
Masuk UKM agak mengganggu karena kegiatan sampai
malam, akhirnya ada beberapa tugas kuliah yang tidak
dikerjakan karena ketiduran.
gitukan, terus lupa kalau hari itu ada PR atau engga lupa
kalau hari itu ada ujian jadi belajarnya mendadak ya itu
agak-agak mempengaruhi.
Section B T: Oke eee Anda aktif di media sosial?
02 J: Media sosial eeee cukup aktif, eee ya gak terlalu aktif
juga sih tapi pake media sosial
Cukup aktif di media sosial
T: Apa?
02 J: eee Instagram, Twitter Instagram Twitter
T:Terus?
02 J: Facebook gak terlalu,, udah gak terlalu Facebook jarang digunakan
T: Follow dong akun twitter gua
J: Oke,,oke siap hehehehe
T: Oke kalau Youtube?
02 J: Eee Youtube,, Youtube biasanya cuma buat nontonin
kaya tep X, tep X jarang sih untuk
Youtube hanya digunakan untuk nonton tep X
T: Tep X apaan?
02 J: Jadi hehehe itu loh yang apa eee kaya semacam orang-
orang menyampaikan tentang ide-ide mereka yang
mungkin mengubah dunia gitukan
Tentang orang-orang yang memiliki ide untuk merubah dunia
T: Berat sekali tontonannya, ok kalau menurut Anda
sendiri apa pengertian Youtube?
J: Pengertian Youtube?
T: Iya
02 J: Ehhh suatu platform dimana orang-orang bisa
menyebarkan video
Youtube adalah platform yang digunakan untuk menyebarkan
video
T: Oke,,pendapatnya tentang Youtube?
J: Pendapat tentang Youtube?
T: Iya
02 J: Ohhh, pendapat tentang Youtube yahhh sebuah apa
yah,,, teknologi, platform yang bagus karena eee
mempermudah eee orang-orang dengan dengan apa
sih,,,,dengan mungkin kaya yang belajarnya lewat visual.
Gitukan jadi yang bisa melihat banyak warna gitu.
Platform yang bagus, karena mempermudah orang-orang
untuk belajar lewat visual
T: Sering nonton Youtube?
02 J: Emmm sering engga terlalu sering sih,, biasa aja Menonton Youtube tidak terlalu sering
T: Kalau dikalkulasikan sehari bisa berapa jam?
02 J: Eeee sehari paling sejam Sehari dalam menonton Youtube sekitar satu jam
T: Sejam?
J: Sejam kurang lah,,kalau tergantung niatan
T: Ok sedikit sekali ya
J: Iya hehehe
T: Konten apa yang sering ditonton di Youtube oh udah
tadi yah, selain itu selain itu maksudnya?
02 J: Iya konten-konten eeee hehehe iya kan lebih suka
konten-konten edukasi sih
Lebih memilih konten-konten edukasi
T: Semacam?
02 J: Belajar kaya eee kaya ya eee tentang orang-orang yang
menyampaikan ide mereka. Kalau engga tentang kadang-
kadang juga dengerin musik ya di Youtube, musik-musik
video gitukan terus, tapi lebih sering tuh eee kalau belajar
sih eee lewat Youtube
Orang-orang yang menyampaikan ide-ide mereka, terkadang
melihat video musik, tapi lebih digunakan untuk belajar
T: Belum pernah berarti konten-konten ceramah?
02 J: Ceramah emmm engga pernah Belum pernah menonton konten tentang ceramah
T: Ok, sejak kapan Anda mengenal Youtube?
02 J: Emmm udah lama banget yah dari kel,,,dari SMP,, dari
pertama kali pegang laptop saya sudah mengenal
Youtube, itu pas SMP
Semenjak memiliki laptop sudah mengenal Youtube
T: SMP udah mengenal Youtube?
02 J: Dari SMPlah iya SMP
Section C T: Oke eeee sebelumnya sudah mengenal Ustadz Abdul
Somad?
03 J: Eeeee Cuma denger-denger sih terus sekarang lagi hits
juga kan, lagi ngomongin kaya Starbucks terus orang
masuk neraka gitukan
Pernah dengar dari orang lain tentang Ustadz Abdul Somad,
sekarang lagi hitz karena berbicara tentang Starbucks
T: Dari mana dengarnya,, informasinya?
03 J: Itu liat di Twitter tuh kaya Twitter
T: Twitter?
03 J: Itu tuh heeh kaya Starbucks, kenapa sih kaya rame
banget gitu Starbucks iyakan. Ada seorang ustadz gitukan
bilang kalau misalnya minum Starbucks, beli produk
Starbucks terus masuk neraka gitu
Ada seorang ustadz yang mengatakan bahwa membeli produk
Starbucks akan masuk neraka
T: Oke kenalnya dari Twitter yah bukan media sosial yang
lain berarti yah?
03/02 J: Iya dari Twitter(02) Tahu tentang Ustadz Abdul Somad melalui Twitter
T: Berarti kemungkinan nonton ceramah Ustad Abdul
Somad belum pernah?
03 J: Belum Belum pernah
T: Di Youtube di TV?
J: Belum
T: Berarti bisa nonton dulu yah
J: Oh bisa boleh
T: Oke jadi gimana setelah Anda melihat video ceramah
Ustadz Abdul Somad tentang Natal?
03 J: Eeee sebenarnya udah sering dengar tentang ceramah-
ceramah eee orang-orang apa, kaya ustadz-ustadz
sebelumnya yang ngomong kalau misalnya Natal itu,
pengucapan selamat hari Natal itu kepada eeee orang-
orang Nasrani itu diharamkan jadi yyya biasa aja
maksudnya yyya karena udah pernah dengar pAndangan
yang sama sebelumnya yaya tapi baru tau juga kalau
misalnya eee ucapan eee tahun baru apa sih, tahun baru
masehi itu memang gak ada hubungannya dengan dengan
Isa Al-masih baru tahu sih
Sering nonton ceramah-ceramah ustadz-ustadz sebelumnya
yang menyampaikan hukum mengucapkan Natal itu haram,
tapi baru tahu kalau Natal berhubungan tidak ada
hubungannya dengan Isa Al-masih.
T: Dikasih tau dari siapa? Tadi katanya, pal engga, masih
ingat engga namanya?
J: Apa? Ustadz Abdul Somad?
T: Maksudnyakan tadi pernah,,,
03 J: Engga sih itu kaya dengar dengar,,dengar-dengar aja
kaya selewat-selewat selintas liat di tv gitu kan kaya ya
eee banyak sih, banyakan orang-orang yang kaya
ngomong gitu, jangan ngucapin hari atau jangan
mengucapkan hari selamat Natal gitukan karena apa
haram blabala gitukan
Tahu tentang hukum mengucapkan Natal melalui televisi
walaupun mendengarkannya hanya selewatan, banyak juga
orang-oang berbicara bahwa mengucapkan Natal hukumnya
haram
T: Oke, jadi gimana apakah Anda sepakat bahwa orang
yang mengatakan Isa trinitas itu kafir?
J: Mengucapkan, apa eee percaya pada trinitas itu ?
T: Iya
03 J: Eeee sebenarnya kalau misalnya eee engga eh saya Saya tidak berani memberikan label kafir kepada orang lain,
engga pernah berani untuk apa sih memberikan lebel gitu
ya, apa mengenai kafir atau gak gitu karena eeee apa sih
menurut saya yang bisa ngasih lebel apakah,,apakah
seorang kafir atau tidak ya yang di atas gitukan, saya sih
engga tau apakah bisa,,,apakah orang kaya gitu bisa jadi
kafir apa engga, kitakan engga,,kitakan Cuma bisa
ngelihat orang dari luarnya kan kita engga bisa ngelihat
dari dalamnya gimana, apa yang mereka pikirkan gitukan.
karena kita hanya melihat orang lain dari luarnya saja, tidak
tahu apa yang mereka pikiran dan rasakan yang bisa
memberikan label kafir hanya Tuhan
T: Jadi apakah Anda setuju dengan,,,,ucapan Ustadz
Abdul somad?
03 J: Apa, ucapan Ustadz Abdul Somad itu? Diharamkan
eeee kalau saya sendiri sebenarnya kurang setuju yah
sebenarnya eee, cerita aja jadi eee saya tuh tinggal
dilingkungan ee lingkungan-lingkungan sekitar saya tu ee
banyak orang non muslim, yakan banyak orang Kristen
jadi ketika Natal mereka tuh bakal bikin kaya panggung
gitu dan apa namnya ya berisiklah ya, tapi kita juga saling
menghargai gitu kalau misalnya di rumah saya ada
pengajian gitukan mereka juga apa namanya biasa
nyanyi-nyanyi maksudnya kaya main gitar gitukan,, kaya
nyanyi blabla di apa sih kaya warkop gitu mereka diem
gitukan jadi kaya gak ngumpul dulu malam itu ya. Kalau
misalnya saya jujur saya sering ko kaya ngucapin selamat
Natal gitukan eeee apa sih kaya tetangga-tetangga saya
gitukan kaya keluarga-keluarga saya aa bukan,,,,keluarga-
keluarga saya kaya ayah saya juga ya ngucapin gitu ke
orang orang apa sih,,orang-orang Nasrani itu dan ketika
kita berlebaranpun, ketika lebaran pun mereka juga ini
Kurang setuju dengan Ustadz Abdul Somad. Saya dan
keluarga berada dilingkungan yang banyak orang non-
muslim, kita saling berdampingan, saling menghargai
perayaan masing-masing, jujur saya sering mengucapkan
Natal kepada mereka begitupun sebaliknya mereka
mengucapkan ketika saya dan keluarga sedang merayakan
hari raya. Kadang mereka juga ikut meminta maaf karena
dijadikan ajang maaf-maafan.
gitu apa namanya mereka jug kaya selamat lebaran yah
iya,,iya gini gini,,, bahkan kaya ee apa sih ikutan minta
maaf gitu ,,padahal kaya hehehe itukan apa sih sebagai
ajang aja gitu apa buat maaf-maafan
T: Jadi berarti sering saling tuker mengucapkan selamat
hari raya?
03 J: Iya Iya
T: Apa setiap tahun?
03 J: Kalau setiap tahun gak juga sih cuma saya inget ko, kita
pernah ngomong iya selamat Natal gitu ya,,semoga
berbahagia gitukan
Tidak setiap tahun
T: Ngucapin selamat Natal, orang tua juga sama pernah
ngucapin Natal?
03 J: Saya sebenarnya kurang ini sih apa eee namanya ee
kurang bisa memastikan apakah orang tua saya pernah
bilang gitu atau engga tapi maksudnya kaya ketika saya
bilang ke orang lain orang tua saya kaya fine-fine aja gitu
Saya kurang tau orang tua saya ikut mengucapkan atau tidak,
tapi ketika saya mengucapkan Natal mereka baik-baik saja
T: Orang tua gak bermasalah?
03 J: Engga bermasalah Tidak ada masalah
T: Terus menurut beliau juga bahwa mengucapkan Natal
itu berkaitan dengan akidah?
03 J: Iya heeh kalau menurut saya sih saya kurang setuju
gimana yah saya mengakui bahwa keilmuan keagamaan
saya ya belum terlalu tinggikan seperti beliau tapi ohh
saya merasa dengan saya mengucapkan Natal saya tidak
merasa ada perubahan akidah dalam diri saya gitu,
makanya saya percaya kalau misalkan Tuhan saya Allah
Saya juga kurang setuju, saya mengakui bahwa keilmuan
agama yang saya miliki tidak terlalu tinggi seperti beliau.
Dengan saya ikut mengucapkan saya merasa akidah saya
baik-baik saja, masih tetap shalat, masih percaya sama Allah.
Saya juga hanya sebatas mengucapkan tidak ikut merayakan
atau nyanyi bareng mereka karena ini momen bahagia mereka
ko,,saya masih melakukan shalat gitukan saya masih eee
apa menurut saya ketika saya mengucapkan Natal bukan
berarti saya apa ikut perayaan mereka gitukan, ikut-ikut
apa sih kaya nyanyi-nyanyi bareng mereka gitu saya
engga gitu,Cuma ngucapin doang gitu kan Cuma kaya
mengucapkan selamat gitukan ini hari raya ini maksudnya
hari perayaan kalian gitukan hari berbahagia ya,,selamat
aja menurut saya tidak merubah apa sih kepercayaan saya
gitukan terhadap agama saya gitu, terhadap Tuhan saya
gitu
Section D T: Oke, jadi pandangan Zlavia sendiri terkait dengan
orang Islam yang eee mengucapkan selamat Natal?
04 J: Ya eee saya menganggapnya itu baik-baik aja Ketika ada orang muslim yang mengucapkan Natal saya
menganggap hal itu baik-baik saja
T: Bukan sebuah masalah ya?
J: Eee bukan sebuah masalah karena, kalau pengalaman
diri saya sendiri, saya merasa tidak ada perubahan akidah
maksudnya tidak dengan saya mengucapkan Natal
kemudian saya percaya bahwa apa namanya ya mengenai
trinitas itu saya engga percaya gitukan, saya tetep percaya
ya Allah Tuhan saya gitukan, saya masih percaya masih
shalat gitu hehehehe
Sesuai dengan yang saya alami, hal itu tidak merubah
kepercayaan yang saya anut. Ketika saya mengucapkan
bukan berarti saya juga mengakui Tuhan mereka, saya masih
shalat.
T: Oke,,oke jadi sepakat bahwa mengatakan Natal itu
salah satu bentuk toleransi orang beragama?
04 J: Eee sepakat, hanya mengucapkan sepakat. Sepakat hanya sebatas mengucapkan
T: Toleransi menurut Zlav sendiri itu apa?
04 J: Toleransi itu eee menurut saya ketika kita eee bisa apa Toleransi adalah saling menghargai, jangan melihat sebuah
namanya eee menghargai apa yang dilakukan orang lain
dengan tidak menilai apa sih tidak meng,,, apa siih menilai
dengan ukuran-ukuran kita gitu. Maksudnya kaya eee
mereka apa sih mereka melakukan kaya nyanyi-nyanyi
gitu gitukan ya, ee yaudah gitu maksudnya kita sebagai
orang yang berbeda dengan mereka ya cukup ya udah gitu
itu urusan mereka kalau misalnya urusan saya bukan kaya
gitukan, tapi saya tetep mempersilahkan Anda untuk
melakukan itu gitukan tidak melarang jugakan.
perkara menggunakan ukuruan-ukuran kita, mempersilahkan
perayaan mereka dan tidak melarang yang mereka lakukan
T: Punya saudara atau keluarga yang non
muslim,,,berbeda?
04 J: Eee engga punya Tidak punya
T: Keturunannya Islam semua?
J: Iya saya belum, maksudnya walaupun ada saya engga
tau sih saya belum pernah ketemu hahahaha, maksudnya
saya, saya belum pernah ketemu yang non muslim
Tidak ada yang non muslim di keluarga besar
T: Oke, kalau untuk kepercayaan yang di anut keluarga
sendiri? Maksudnya kalangan apa sih kalau boleh di kasih
tau
J: Islam.
T: Islamkan banyak dari, maksudnya warnanya apa dah
04 J: Kalau Ayah saya bilangnya sih eee moderat ya yah apa
namanya
Orang tua mengatakan keluarga kita Islam moderat
T: Apa tuh?
04 J: Hhehehe engga tau gua juga, jadi kaya moderat tuh
engga garis keras tapi engga juga apa sih, engga terlalu
abai gitu jadi ya di tengah-tengah gitu
Posisinya ditengah-tengah
T: NU, Muhammadiyah tau?
04 J: Eee NU, Muhammadiyah kayanya eee setahu saya sih
ee ke Muhammadiyah tapi kadang-kadang saya juga
ngerasa kita rada-rada NU yah hahaha
Muhammadiyah walaupun terkadang saya merasa NU
T: Hehehe jadi belang-belang
J: Hehehe engga tau saya juga Saya juga kurang tahu
04 J: Kaya apa eeee kalau misal lebaran kadang ikut
Muhammadiyah terus kadang-kadang eee tapi apa
namanya kaya bacaan iftitah saya tuh kaya NU gitukan
Kalau lebaran ikut Muhmmadiyah, kalau baca iftitah seperti
NU
T: Shalat subuh mungkin baca Qunut?
04 J: Eee apa namanya kadang-kadang engga baca hehehehe
tergantung sih kalau misalnya eeh shalat subuh berjamaah
terus ee itunya qunut yaudah kita ikut qunutkan kalau
misalnya engga ya kita engga tapi di keluarga saya engga
sih kayanya
Kadang-kadanng, kalau berjamaah yang menggunakan kunut
ikut baca kunut, kalau keluarga sendiri tidak menggunakan
kunut
T: Pernah di pondok pesantren, maksudnya pernah
mengenal ilmu agama?
04 J: Ehh engga pernah di pesantren Tidak pernah
T: Engga pernah
J: Oke
T: Tanggapan Zlavia terkait orang non muslim tapi
mengucapkan selamat idul fitri, gimana?
04 J: Iya,, menurut saya itu sesuatu hal baik. Ya mereka
mencoba apa ya eee apa sih mempersilahkan kita gitu
untuk,,untuk melakukan eee melakukan suatu eee suatu
hal apa namanya suatu perayaan gitukan mereka engga
melarang mereka bahkan mereka memberikan selamat
Menurut saya itu adalah hal yang baik, ketika mereka
mengucapkan selamat itu tAndanya mereka memperbolehkan
kita merayakan yang sesuai dengan kepercayaan yang kita
anut
gitu itu tAndanya bahwa eee mereka ya tidak apa sih eee
mereka eee memperbolehkan kita untuk apa sih
mempersilahkan kita gitu untuk melakukan eee suatu ee
memper untuk melakukan hal yang sesuai dengan
keyakinan kita.
T: Oke, pernah nyari rujukan yang lain engga terkait
dengan hukum mengucapkan Natal? Apa sebenarnya
engga peduli gitu?
04 J: Hehehe kalau rujukan untuk mengucapkan Natal
sebenarnya eeee kalau saya untuk nyari sendiri yah lebih
ke pernah engga ya,lupa sih. Tapi dulu pernah sih kayanya
pas SMA karena pernah apa namanya kaya booming
gitukan engga boleh ngucapin Natal, engga boleh
ngucapin Natal tapi saya setiap nanya Ayah saya kalau
misalnya apa,, “Pah boleh engga sih ngucapin Natal?”
gitukan terus eee apa namanya ee sama Ayah saya
diperbolehkan aja gitu
Belum pernah untuk mencari rujukan yang lain, sejak di
booming di SMA, saya langsung bertanya kepada Ayah dan
diperbolehkan.
T: Jadi rujukannya Ayah sendiri ya?
04 J: Eh hehehehe iya maksudnya kata Ayah saya juga
selama itu engga merasa agama kamu atau gak merasa itu
merusak akidah kamu kenapa,,iya kan iya Ayah saya juga
ngomong kaya gitu jadi kaya eee kamu abis ngucapin
Natal rasanya kaya gimana? iya kan ditanyain gitu ya
heheh saya biasa-biasa aja gitu ya cuma gua senang
melihat dia temen gitu istilahnya
Menurut Ayah saya, jika hal itu tidak merusak agama dan
akidah kenapa tidak.
T: Saling menyebar kebahagian yah?
J: Iya
Section E T: Okeh, ada salah satu ustadz yang semacam berbeda
pendapat, menyanggahlah ceramahnya Ustadz Abdul
Somad nah ustadz itu bernama Abdul Mustaqim kenal?
05 J: Engga, gak pernah denger malah Belum pernah dengar tentang Ustadz Abdul Mustaqim
T: Engga pernah kenal, oke bisa langsung tonton aja ya
J: Oke,, siap
T: Agak lama, gua harap Zlav menikmatinya videonya,
mau gak mau sih hehehe
T: Oke, jadi bagaimana Zlavia penilaiannya setelah
melihat eeee isi ceramah Ustadz Abdul Mustaqim
05 J: Eeee kurang lebih setuju Kurang lebih setuju
T: Kenapa setuju?
05 J: Setuju, mungkin eee karena menurut saya ustadz ini
bisa memberikan eee apa ya, bukti-bukti argumentasi-
argumentasi yang kuat yah eee mengenai eee
diperbolehkannya eee mengucapkan eee hari eee
mengucapkan selamat Natal kepada,,,kepada eee non
muslim. Mugkin karena pAndangan saya sebelumnya
juga seperti itu ya jadi hehehe jadi ehehe mereasa
tecerahkan lah karena eeee saya setuju banget ketika
ustadz ini bilang kalau misalnya: kita
menghargai,,,,menghargai orang lain untuk beribadah
sesuai dengan agama mereka itu tidak sama gitu dengan
eee tidak sama eee dengan apa tadi ee tidak sama dengan
kita mempercayai agama itu gitukan ,,,iya, jadi
menghargai memberikan tempat gitu kan ya agamamu
agamamu gitukan agamaku ya agamaku tapi eeee kita
Ustadz tersebut bisa memberikan argumentasi-argumentasi
yang kuat mengenai diperbolehkannya mengucapkan Natal.
Karena memiliki pAndangan yang sama jadi merasa
tercerahkan, setuju banget sama Ustadz Abdul Mustaqim.
Saya setuju dengan ucapan beliau bahwa menghargai
kepercayaan non muslim tidak sama dengan mempercayai
kepercayaan agamanya. Kita juga harus memiliki batasasan
kalau hanya sebatas mengucapkan apa salahnya kecuali kita
iktu merayakan itu yang berbahaya karena
mencampuradukan.
juga apa eee perlu membatasi gitu kan antara mana sih
yang boleh kita lakukan dan mana yang tidak kaya yang
tadi dikasih contoh itu ya kaya selamat Natal kan kita
cuma ngasih selamat doang, ngasih ucapan doangkan tapi
kita tidak ikut ber-Natalannya gitu. Nah ketika kita ikut
ber-Natalannya itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya
karena berarti itu kita udah eee istilahnya itu kaya eee
mmmm apa sih mencampuradukan gitukan.
T: Oke, jadi eeee beliau mengatakan bahwa mengucapkan
Natal bukan perkara akidah ya tau tapi muamalah?
05 J: Ya muamalah, sepakat juga karena,,, Sepakat juga
T: Tau muamalah?
J: Engga tau hehehhe
T: Itu aturan-aturan Tuhan
05 J: Iya heeh, jadi yang saya alami sendiripun kaya ehhh
ketika saya mengucapkan selamat Natal kepada orang lain
ya saya tidak merasakan adanya perubahan akidah di
dalam diri saya jadi eee ya saya setuju
Seperti yang saya alami bahwa mengucapkan Natal sama
sekali tidak merubah akidah diri saya
T: Setuju dengan kalimat bahwa mengucapkan Natal
adalah bentuk penghargaan dan toleransi kepada non
muslim?
05 J: Eee setuju Setuju
T: Oke,,oke tanggapan Anda terkait ulama yang
mengatakan bahwa mengucapkan Natal itu adalah akhlak
yang baik?
J: Akhlak yang baik hehehe
T: Ya mengucapkan Natal adalah salah satu akhlak yang
baik
05 J: Ya menurut saya itu bentuk menghargai apa yang orang
lain lakukan gitukan, memberikan tempat untuk orang lain
menjalankan ibadahnya gitu, kita gak memerangi mereka
gitukan maksudnya Islam Rahmatan lil Alamin Islam tu
bukan orang Islam doang gitukan,,iya.
Itu adalah bentuk penghargaan dan memberikan tempat
kepada orang lain, karena Islam itu Rahmatan lil Alamin
T: Terus buat siapa?
05 J: Ya buat semesta gitu, maksudnya Islam tuh tidak
memberikan apa dampak buat orang Islam doang tapi gitu
buat orang di luar Islam juga
Untuk semesta, Islam tidak memberikan dampak hanya untuk
Islam saja tapi di luar Islam juga
T: Jadi secara keseluruhan Anda setuju dengan Ustadz
Abdul Mustaqim?
J: Eee iya Setuju
Section F T: Oke, saya ingin bertanya tentang apakah ketika
menerima pesan Anda tuh dipengaruhi oleh si pembuat
pesan, misalkan dari segi latar belakangnya, terus
misalkan dari segi apa ya semacam jabatannya ataukah
seperti itu
06 J: Eeee saya bakal bilang iya karena menurut saya ya eee
ya itu salah satu cara kita melihat istilahnya itu kaya
seberapa banyak gitukan yang dia tahu gitu kan dari
kitakan gak mungkin kaya terlalu misalkan kita pengen
tau tingkat keilmuan dia kan gak mungkin kaya apa sih ke
kita harus ngobrol lama dulukan. Maksudnya engga
semenit dua menit gitukan kita langsung kaya ohhh ini
ternyata orang ini kaya apa namanya kita bisa menilai
orang ini tuh punya ilmu yang banyak tapi ya dengan
Latar belakang itu penting untuk mengukur keilmuan tokoh
yang menyampaikan pesan. Dengan adanya gelar atau
keilmuan yang mendalam akan mempengaruhi saya dalam
mempercayai apa yg dia katakan.
dengan adanya misalkan title gitukan kaya gelar, gelar
seperti itu menurut saya eeee bisa mempengaruhi saya ee
dalam,,dalam,,dalam mempercayai apa yang dikatakan
orang tersebut gitu,,gitukan.
T: Oke siap, ee tanggapan terkait ulama-ulama yang
berbeda pendapat terhadap sebuah aturan terutama Natal
gimana?
06 J: Iya, kalau tanggapan, kalau eee saya menurut saya eee
ya itu tergantung mmmm mereka ya maksudnya kaya kita
kan percaya akan eee apa yang ingin kita percayai gitu kan
ya kita otomatis ee kita juga mencari argumentasi-
argumentasi, bukti-bukti gitukan yang sesuai dengan,,
dengan apa sih dengan apa yang ingin kita percayai gitu
ya. Menurut saya ya itu engga masalahkan itu
kepercayaan mereka dan ini kepercayaan saya gitu.
Maksudnya ya selama apa namanya eee selama itu kalau
menurut saya selama itu apa ya selama itu tidak apa sih
tidak,,tidak,, maksudnya tidak memerangi satu sama lain
ya jadi kaya ya apa namanya menurut saya aya apa eee
Islam yang saya tahu ya Islam seperti ini. Islam yang
kamu tau seperti itu, yaudah gitukan apa namanya eee
menurut Anda,,, menurut Anda eee dengan bukti-bukti
Anda dan saya dengan bukti-bukti yang saya percayai itu
ya, yaudah gitu kita berdampingan aja gak perlu saling
berperang satu sama lain.
Tergantung orang lebih mempercayai siapa, saya akan
mencari argumentasi-argumentasi atau bukti-bukti yang
sesuai dengan kepercayaan saya. Selama tidak saling
memerangi satu sama lain dan menghargai perbedaan
pendapat dan saling berdampingan
T: Oke, kalau menurut Zlavia sendiri kenapa isu
mengucapkan Natal itu selalau hangat diperbincangkan
setiap akhir tahun padahal maksudnya eee ulama-ulama
yang berpendapat tentang Natal itu selalu ada gitu, apa
lagi kemunculan Ustadz Abdul Somad ini?
06 J: Ya, akhir tahun karena momentumnya yah apa namanya
kan tiap akhir tahun 25 Desember hari Natal gitukan ya
hangat-hangatnya pada saat itu, karena banyak ooo orang
tuh bingung apakah saya harus mengucapkan Natal atau
engga gitukan padahal, maksudnya saya ingin loh
mengucapkan Natal tapi ternyata agama saya tidak
memperbolehkan bla-bla gitukan eeeh ya kenapa isu itu
hangat ya karena momentumnya itu kan, tapi kalau
menurut saya sendiri ya, lakukan apa yang menurut kita
percayai aja saling. Kadang-kadang tuh orang kaya
bingung apa sih mungkin kaya orang-orang yang ingin
belajar agama lebih banyak gitukan jadi mereka kaya
terombang-ambing gitu gak sih, apa sih bingung mau
mempercayai yang mana gitu, kalau misalnya ya ikuti
kata hati aja gitu. Kan kalau misalnya itu yang saya bilang
kaya eee apakah dengan mengucapkan Natal kepada
orang lain merasa akidah berubah apa engga, kalau saya
sendiri engga merasa akidah saya berbeda gitu ketika saya
sebelum atau sesudah mengucapkan Natal gitu
Karena akhir tahun menjadi momentum, banyak orang yang
bingung atau bimbang, ada yang ingin mengucapkan Natal
tapi dilarang oleh agamanya. Kalau menurut saya sendiri ikuti
kata hati saja.
Section G T: Oke, pertanyaan terakhir.
J: Siap
T: Manfaat dan kerugian Youtube menurut Zlavia?
J: Manfaat?
T: Dan kerugian menonton Youtube
07 J: Oh oke oh manfaatnya ya sebenarnya Youtube banyak Banyak manfaatnya ada banyak konten-konten yang positif
sekali yah konten-konten yang bermanfaat gitu ya yang
menambah ilmu gitukan, saya sendiri suka nonton-nonton
eee konten edukasi yang terkait dengan mata kuliah saya
gitukan dan untuk eee untuk kerugian untuk apa ya hal-
hal, banyak sih hal-hal yang kaya apa sih yang engga
penting lah ya yang bisa di tonton di Youtube gitukan ,
kan kadang-kadang kalau saya juga merasa kaya kita tuh
buang-buang waktu gitukan dengan nonton Youtube
hehehehe yaiya tuh kadang-kadang tuh suka engga berasa
gitu loh ko gua tiba-tiba udah tiga jam aja nontonin kaya
ini tuh gua nonton apa gitukan kaya cuma rekreasi
sementara doang gitukan hehehe kadang-kadang engga
apa sih engga ada ya, ia engga berfaedah gitu karena kan
kadang-kadang suka ini gua dari tadi nonton,,nonton tiga
jam nontonin ginian tu apa ya gitukan yang gua dapet gitu,
engga dapet apa-apa
dan mengedukasi, ada juga konten yang terkait dengan mata
kuliah saya
Banyak konten-konten yang tidak penting untuk di tonton,
kadang-kadang nonton Youtube membuat jadi lupa waktu
padahal tontonannya kurang bermanfaat seperti tidak
mendapatkan apa-apa.
T: Mungkin salah tontonan
J: Hehehehe
Open Coding
Rumusan Transkip Wawancara 4
Subjek : Yasmin
Informan Nomor : 4
Topik : Kontroversi Ucapan Natal di Youtube
Hari-Tanggal : Senin, 30 Mei 2018
Tempat : Basement Fakultas Syariah
Waktu : 20.48 WIB
Informasi Tambahan:
Situasi Wawancara : Wawancara dilakukan dengan santai dan dalam lingkungan yang nyaman tanpa gangguan.
Transkip Data
01. Latar Belakang Informan
02. Pengetahuan Youtube
03. Pemaknaan Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
04. Pemahaman Tentang Toleransi
05. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mutsaqim Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
06. Makna Terhadap Tokoh yang Menyampaikan Pesan
07. Manfaat dan Kerugian Menonton Youtube
Kode Hasil Wawancara Temuan
Section A
T: Atas nama siapa?
01 J: Atas nama Yasmin Nama Yasmin
T: Hanya Yasmin
01 J: Ya Yasmin
T: Usia berapa kira-kira?
01 J: Eh kalau usia 21 tahun sekarang Usia 21 tahun
T: Tua ya
01 J: Gak sih
T: Jurusan/Fakultas?
01 J: Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Tarbiyah
T: Kesibukan kuliah apa nih?
01 J: Kuliah ya, UKM termasuk ga? aktivitas kuliah aja ohhhh Kuliah, apakah kesibukan UKM juga
T: Aktivitas kuliah
01 J: Kalau aktivitas kuliah lagi sibuk-sibuknya ngerjain tugas yang pasti ya,
terus selain ngerjain tugas lagi nyusun proposal, proposal yang ini
Sibuk dengan tugas dan tugas membuat
proposal
T: Buat?
01 J: Skripsi gitu, proposal skripsi gitu cuman buat ngajuin skripsinya tapi
tugas kuliah iya tugas kuliah ya itu salah satu goalsnya
Salah satu tugas kuliah untuk belajar
membuat skripsi
T: Oke siap, UKM mana?
01 J: Kalau UKM termasuk dua UKM sih, Pramuka sama KOPMA Mengikuti dua UKM Pramuka dan KOPMA
T: Fokusnya dimana?
01 J: Fokusnya nih? Eee KOPMA-lah KOPMA Di KOPMA
T: Pramuka juga tetep?
01 J: Iya tetep Tetap
K: Belum dikeluarin?
01 J: Belum di kick,,kick ko Belum
K: Kenapa masuk UKM ampe dua begitu?
01 J: Eee masuk UKM kenapa yah, kan awalnyakan ikut HMJ ya, ada jugalah
organisasi lain selain UKM tapi eee pernah ikut organisasi-organisasi lain
dan saya ngerasa kalau UKM itu eeee tempat organisasi ternyaman itu selain
nampung skill ya kan beda gitu, pokoknya mereka tuh sistemnya
organisasinya beda, yang HMJ sama yang UKM itu beda makanya nyoba-
nyoba asal nyoba pas semester satu nyangkut di UKM makanya nyamannya
di UKM.
UKM menjadi tempat organisasi yang paling
nyaman dibandingkan dengan organisasi
yang lain, karena mengembangkan skill dan
memiliki sistem yang berbeda
T: Aktivitas UKM mengganggu kuliah engga?
01 J: Hmmmm sebenarnya sih ada yang ganggu cuma tergantung waktunya aja
sih, kalau seAndainya kita bisa ngatur waktunya insaallah kegiatan UKM
engga bakal ganggu, paling tuh kalau yang ganggu tuh kalau seAndainya
ada acara-acara yang memang mengharuskan kita engga masuk kuliah nah
paling itu
Tergantung mengatur waktunya, paling yang
menggangu kalau ada acara yang memang
mengharuskan tidak masuk kuliah.
T: Tapi kalau nilai aman ya
01 J: Nilai Alhamdulillah aman Nilai aman
Section B T: Aktif di media sosial?
02 J: Aktif Aktif di media sosial
T: Apa aja tuh?
02 J: Tapi aktifnya kalau dalam hal apa nih, kita upload-upload atau liat-liat
aktifnya
Aktif dalam mengupload atau hanya sebatas
melihat
T: Ee bebaslah minimal punya akun media sosial, berselancar di media
sosialnya
02 J: Oh iya, berselancar kok di media sosial Aktif di media sosial
K: Ok, apa aja kira-kira media sosialnya?
02 J: Alhamdulillah punya berbagai macam media sosial yah, coba-coba Menggunakan berbagai media sosial tapi
banyak cuman kalau yang aktif nih masih sekarang di pake nih dan sering
upload-upload dan sering liat-liat berinteraksi masih si media sosial itu
kalau untuk yang aktif dan sering digunakan
hanya beberapa untuk upload dan
berinteraksi dengan pengguna yang lain
T: Nettijen yang lain yah
02 J: Hahaha, sosial itu Instagram yang pasti, Instagram, Youtube masih buka-
buka Youtube tapi ya mungkin eee gak terlalu sering, gak sesering
Instagram-kan eee, apa lagi ya?
Media sosial yang digunakan Instagram,
Youtube tidak terlalu sering.
T: Whatsapp?
02 J: Whatsapp iya pak, itu mah setiap harikan, pake Whatsapp nah kalau yang
masalah media sosial yang kaya Line terus Twitter, Facebook itu sesekali
doang hmm bukanya tapi sekali doang dan itu gak meranah banyak nyari-
nyari
Whatsaap hampir setiap hari digunakan,
Line, Facebook, dan Twitter hanya sesekali
T: Oke, Youtube ya berarti selain Instagram, Youtube juga yah?
02 J: Iya Iya
T: Mungkin kita langsung spesifik aja, menurut Yasmin sendiri Youtube itu
apa sih pengertian Youtube itu?
02 J: Oh menurut saya yah ee Youtube itu tempat kita melihat video-video,
film-film, unik dan tapi unik ini sesuai apa yang kita mau itu ngeliatnya.
Misalnya nih saya kalau di Youtube itu suka ngeliat ya paling yang lucu-
lucu, musik-musikan ada, trailer—trailer kalau saya mau nonton ya paling
kaya gitu-gitu aja sih
Youtube menjadi tempat untuk menonton
video-video, film-film. Sangat unik karena
bisa menonton apa yang ingin ditonton,
misalkan saya suka tayangan yang lucu-lucu,
musik, dan trailer-trailer.
T: Seberapa sering nonton Youtube, dalam seharilah misalkan?
02 J: Ini sih buka Youtube-nya random engga bisa dihitung perhari karena
kadang-kadang nih kalau saya pengen buka Youtube ya asal buka misalnya
dua hari sekali, atau bisa terjadi ketika saya nonton. Atau engga ketika ada
yang booming nih, booming coba aja liat di Youtube kalau saya mau saya
liatin atau engga tergantung Wi-Fi kalau seAndainya saya dapat Wi-Fi pasti
Tergantung kebutuhan, tidak setiap hari
menonton, tergantung ada informasi yang
sedang viral kecuali ada Wi-Fi pasti buka
Youtube
saya buka Youtube ataupun engga gitu hehehe
T: Oke,,oke kalau dikalkulasikan, kalau misalkan Anda nonton Youtube
jarangkan tapi Anda sering nonton berapa kira-kira kalau sering nonton
sehari maksudnya dikalkulasikan berapa jam?
02 J: Kalau sehari, misalnya ya sehari paling dua jam, tiga jamlah nah itu kalau
pake kuota kita sendiri nah kalau Wi-Fi lebih gak taulah unlimited bisa kalau
keasikan terus-terusan itu bisa gak bisa kerasa, kalau ternyata udah dari pagi
eh dari malam sampe pagi gitu hehe itu kalau Wi-Fi
Kalau dikalkulisakan sehari bisa
menghabiskan dua sampai tiga jam kalau
menggunakan kuota sendiri tapi kalau
menggunakan Wi-Fi bisa sampai seharian
T: Sejak kapan menggunakan Youtube?
J: Eh
T: Tau Youtube?
02 J: Sejak kapan yah, entar dulu SMP engga, SMA, mungkin sekitar SMA-lah
SMA eh entar proses SMA ke SMP lah
T: SMA ke SMP? SMP ke SMA
02 J: Ih SMA ke kuliah, nah itukan udah akhir-akhir bangetkan tuh, nah itu
proses-proses, proses SMA mau ke kuliahan tuh
Akhir-akhir SMA ketika proses masuk
bangku perkuliahan
T: Kontenya Youtube tadi selain liat yang lucu-lucuan apa lagi?
02 J: Apa ya apaan Raditya itu saya sering liat Raditya, Stand Up-Stand Up
atau apa tuh suka ngeliatain, selain itu paling video-video ee apa tuh
namanya apa ya? Apa sih video-video aduh, video klip itu musik-musik
astaga, iya video klip musik
Konten yang suka ditonton Raditya Dika,
Stand Up, dan video klip musik
T: Video klip musik apa tuh, barat atau Korea?
02 J: Baratlah pastinya, Korea juga pernah sih tapi lebih sering ke barat Barat, Korea juga pernah walaupun jarang
T Siapa favorit artisnya Bruno Mars, Taylor Swift?
02 J: Engga, engga ada favorit sih yang bagus aja, yang bagus tuh tonton Tidak ada favorit, kualitasnya bagus yang
ditonton
T: Oke, kalau untuk konten tentang Natal sendiri pernah?
02 J: Emmm Natal yah, seingat saya sih belum kayanya Belum pernah
T: Belum pernah? Atau engga pernah mengikuti kontroversi Natal misalkan
di media sosial yang lain selain itu?
02 J: Belum juga heeh. Kalau untuk nonton sendiri Ketika nonton sendiri belum pernah
T: Kalau nonton video ceramah?
J: Kalau nonton filmkan suka ada tuh Natalan, kalau film Natal mah suka,
itumah kartun
Paling tayangan Natal yang di film
T: Oh tapi kalau nonton kontroversi ucapan Natal?
J: Oh tidak, belum
02 T: Belum pernah? Belum pernah
J: Ya belum
T: Kiai siapapun, ulama siapapun?
02 J: Tidak tahu, tidak tahu hehehe Tidak tahu
Section C T: Oke, berarti belum mengenal Ustadz Abdul Somad?
03 J: Oh, Ustadz Abdul Somad itu yang ini dong yang lucu-lucu bukan sih Ustadz Abdul Somad yang lucu bukan?
T: Iya dia penceramah
03 J: Yang penceramah lucu gitukan? Penceramah yang lucu
T: Iya tau?
J: Bener gak sih?
T: Iya bener, dia sering menyelipkan lucu-lucuan
J: Iya tau, tau yang gimana sih lucunya coba deh diingetin lagi?
T: Aduh lupa juga saya
03 J: Ih gimana dah hehehehe Gimana sih
T: Tapi belum pernah berarti melihat ee mengucapkan Natal itu hukum-
hukumnya gitu
03 J: Untuk hukum-hukumnya belum pernah, tapi pernah dengerlah Tahu, walaupun belum tahu tentang hukum-
hukum yang disampaikan di dalam videonya
T: Dari?
03 J: Dari Ibu, kalau misalnya nih ya misalnya nih lagi kumpul keluarga
gitukan, engga boleh tau ya kita lagi sering-seringlah, cerita-cerita gitulah
ya langsung tuh bilang apa, Natal-Natalan gitu dosa atau menyerupailah
happy birthday lah gitu itu pernah, kalau dikasih tau kaya gitu tapi untuk
pengen tau lebih lanjutnya belum pernah jadi belum pernah liat video-video
apapun
Larangan mengucapkan selamat Natal
dikasih tahu oleh orang tua dan belum pernah
mencari info dari sumber yang lain
T: Oke berarti kenal Abdul Somadnya juga cuma dari orang-orang gitu
belum pernah melihat secara langsung?
03 J: Oh kalau di TV pernah sekali tapikan gak pernah merhatikan banget Hanya sekali di TV
T: Oh di TV juga yah, emang engga hobi juga yah
03 J: Iya emang gak hobi juga nonton-nonton gituan Kurang tertarik dengan konten ceramah
T: Oh hehehe ok gak masalah ya
J: hehehehe
T: Sekarang gimana kalau misalkan nonton ceramah Abdul Somad dulu
terkait dengan hukum mengucapkan Natal?
03 J: Oh boleh Boleh
T: Boleh
J: Iyalah
T: Lima menit yah
J: Berapa jam tuh ?
T: Lima menit doang
J: Oh lima menit doang
T: Engga lama
J: Ih kirain lama, nonton-nonton ceramah biasanya lama
T: Kalau dua jam ngantuk juga
J: Makanya itu itu saya males nonton ceramah, lama hehehe
T: Oke jadi gimana setelah nonton video Ustadz Abdul Somad pandangan
Yasmin?
03 J: Menyetujui sih Setuju dengan pandangan Ustadz Abdul
Somad terkait dengan hukum mengucapkan
Natal
T: Sepakat?
J: Sepakat
T: Bahwa mengucapkan Natal itu haram?
03 J: Heeh sepakat Sepakat
T: Kenapa sepakat?
J: Karena kalau memang tadi dibilangnya apa yah dibilangnya tunggu
sebentar deh,
T: Engga apa-apa nih gua ngtranskip juga
03 J: Sebenarnya ada dua sih diakan mengucapkan yahh tadi bilang
mengucapkan apa merayakan sih?
Merayakan atau mengucapkan?
T: Mengucapkan
J: Mengucapkan kan
T: Iya, mngucapkan
03 J: Bahwa kalau kita mengucapkan berarti sama aja kaya mengakui nah
mengakui. Kalau saya sih sepakat, sepakat dengan yang ini karena dengan
Abdul Somad tadi karena kan emang buat apa juga gitukan ngucapin,
ngucap gituan selamat Natal blabla cuman disatu sisi memang ada gimana
ya ada beberapa kendala juga. Apakah menulis itu di Instagram suka ada tuh
ya, kalau sampe tanggal 25 selamat
Kalau mengucapkan sama dengan mengakui
kepercayaan Kristen, sepakat dengan yang
dikatakan oleh Abdul Somad. Untuk apa juga
mengucapkan Natal dan yang lainnya
T: Mengucapkan Natal lewat status
03 J: Nah iyakan lewat status, nah kalau yang, kalau dari pribadikan engga
mungkin lembaga organisasi juga biasanya engga pernah tuh lihat ucapan
Tidak pernah lihat lembaga organisasi
mengucapkan selamat Natal selaian lembaga-
selamat Natal hehe gitukan paling lembaga-lembaga yang di luar-luar aja
yang apah Natal-Natalan gitu. Kalau saya pribadi sih setuju
lembaga dari luar, secara pribadi saya setuju
dengan Ustadz Abdul Somad
T: Setuju, berarti Anda setuju juga dengan ketika seseorang mengucapkan
Natal tadi, mengakui tiga hal, Isa anak Tuhan iya gitukan, Isa lahir 25
Desember, dan Isa mati di palang salib, padahal itu dibantah semuakan
dalam kitab suci Al-Quran
03 J: Iya iya dibantah Iya, semua itu dibantah
T: Oke, beliau juga, saya juga mengutip kafirlah orang yang mengatakan Isa
itu trinitas dan anak Tuhan, sepakat engga dengan hal itu?
03 J: Heeh, kafir buat orang yang mengucapkan atau mengakui Isa anak Tuhan,
ialah kafir dari kisahnya, kisah-kisah Islam kita juga udah tahu bahwa si Isa
ini bukan anak tuhan dan memang disitukan disebutkan kalau Isa itu gak
mati tapi diangkat oleh tuhan dan ada orang yang menyerupai, saya percaya
dengan kisah-kisah dulu yang pernah saya ceritain
Sesuai dengan kisah-kisah bahwa Isa bukan
anak Tuhan dan Isa tidak mengalami
kematian tapi diangkat oleh Tuhan, jadi kafir
orang yang mengakui kalau Isa anak Tuhan
T: Oke,, eee jadi secara keseluruhan Anda sepakat dengan apa yang
dikatakan Ustadz Abdul Somad?
03 J: Sepakat yah Sepakat dengan pendapat Ustadz Abdul
Somad
T: Pernah mengucapkan selamat Natal tapi?
03 J: Engga Belum pernah
T: Sama sekali
J: Sama sekali
Section D T: Belum pernah, kalau penilaian terhadap orang yang mengucapkan Natal?
04 J: Kalau saya sih, kalau pribadi yah, kalau saya kan tadi sepakat tapi engga
ngurus maksudnya, engga terlalu apa yah mau ngecam orang juga gitu loh,
kalau saya sih sepakat atas pendapat itu ustadz tersebut cuman kalau
seandainya ada orang lain yang mengucapkan itu kalau deket ya itu ko saya
Walaupun saya tidak sepakat dengan
mengucapakan Natal disisi lain saya juga
tidak ingin mengecam pendapat orang lain,
seandainya dalam lingkungan tedekat ada
bilang ko ngucapin ini gitu ya saya bilangin tapi kalau seandainya dia orang
jauh ya paling saya biarkan aja
yang mengucapkan akan saya kasih tau.
T: Oke, eee terus punya keluarga atau saudara yang berbeda agama?
04 J:Eemmm engga punya, Islam semua Keluarga Islam semua
T: Kepercayaan yang dianut keluarga, gak maksudnya ada warna apa gitu
04 J: Islam dong, oh warna apa nih maksudnya?
T: Misalkan lingkungannya Muhammadiyah atau ada?
04 J: Oh itu maksudnya, kalau lingkungan, lingkungan kita itu NU deh Lingkungan rumah NU
T: NU?
J: Heeh
T: Tau darimana kalau NU?
04 J: Kan perbedaanyakan katanya tahlilan gitu, saya ngeliatnya dari situ NU
kayanya hehehe
Karena sering mengadakan tahlilan
T: Jangan-jangan NU juga engga tau
J: Tau, tau eh entar dulu deh
T: Maksudnya?
J; Ciri khas NU?
T: Iya, ehh
04 J: Tapi orang tua saya ini sih eee gimana ya kan kalangan rumah saya NU
tapi orang tua saya tu yang laki-laki, orang tua Ayah itu lebih ke
Muhammadiyah pemikirannya
Walaupun lingkungan NU tapi orang tua
apalagi Ayah pemikirannya lebih ke
Muhammadiyah
T: Oh gitu. Bukankah mengucapkan Natal itu salahs atu bentuk toleransi
beragama?
04 J: Bisa dikatakan seperti itu sih sebenarnya cuman saya agak gini aja, kan
ada tuh ee dalam surat apa yah, saya nyebutin artinya aja ya agamamu
adalah agamamu, Al-kafirun kan agamaku agamaku ya kalau seandainya
mau toleransi ya menghormati cukup gituloh menurut saya gak usah ikut-
Mungkin seperti itu, tapi cukup dengan
menghormati dalam toleransi saja sudah
cukup tidak harus mengucapkan dan ikut
merayakan karena agamamu-agamu dan
ikutan merayakan atau mengucapkan ya gitu kita menghormati aja mereka
lagi Natalan ya udah
agamku-agamaku
T: Emang apa pemahaman toleransi menurut Yasmin?
04 J: Toleransi, menghormati Toleransi adalah menghormati tanpa harus
mengucapkan dan merayakan
T: Menghormati itu yang seperti apa maksudnya?
04 J: Seperti gimana ya ketika mereka punya acara, ya kita engga ngusik, kalau
seandainya itu udah termasuk toleransi menurut Yasmin
Tidak mengusik kegiatan mereka
T: Mengucapkan mengusik apa bukankah itu menghargai?
04 J: Itukan, gak juga itukan apa yah, kalau mengucapkan dari kita yah, kalau
menurut saya sih lebih baik biarkan saja orang yang si Natalan itu biarkan
saja biar Natalan sendiri kita diem aja udah cukup, karena emmm gimana
yah kalau saya sih lebih ke meskipun itu dibilang apalah segala macam
toleransilah, kalau saya mah inian ama akidah sendiri ya karena ngapain
gitu-gituan orangkan
Membiarkan orang Natalan tanpa
mengganggu dan diam saja sudah cukup. Ini
masalah akidah, kenapa harus melakukan hal
seperti itu
T: Iya,,iya kalau ada orang non muslim ngucapin selamat Idul Fitri gimana
pandangan?
04 J: Biasa aja, heeh engga masalah Biasa aja dengan orang non muslim yang
mengatakan hari raya orang muslim
T: Pernah, maksudnya
J: diselamatin Idul Fitri gitu?
T: Iya
04 J: Pernah, pernah soalnya tetangga tuh ada yang Kristen, dibelakang rumah Pernah diberikan ucapan selamat Idul Fitri,
ada tetangga yang berbeda agama
T: Terus gimana?
J: Ya dia yang ngucapin Idul Fitri ya engga apa-apa silahkan aja yang
penting
Silahkan saja, tidak menjadi masalah
T: Tapi tidak ada istilahnya balas budi gitu ngucapin balik pas Natal?
04 J: Natal? engga iyaa, keluarga kita gitu Keluarga kita tidak melakukan hal itu
T: Pernah tersinggung engga mungkin?
04 J: Engga Tidak
T: Engga tau juga kali yah
04 J: Iya kali dan kayanya engga tersinggung juga sih kan mereka Natalan
engga, udah apayah istilahnya mereka Natalan Natalan sendiri engga
dirumah
Tidak tersinggung, karena mereka juga
Natalan di rumah masing-masing
T: Selain dari orang tua tadi yang melarang Natal, pernah engga sih cari
rujukan lain?
04 J: Engga Tidak
T: Engga juga, baru tadi berarti ?
04 J: Iya, baru tadi Iya, baru tau tadi
T: Oke,oke
J: Hehehe
Section E T: Mungkin sekarang ee ada salah satu ustadz juga yang menyangkal
perkataanya Ustadz Abdul Somad, namanya, kenal Ustadz Abdul
Mustaqim?
05 J: Engga Tidak tahu tentang Ustadz Abdul Mustaqim
T: Oke, mungkin sebelum itu, nonton dulu yah?
J: Oke
T: Berarti sekarang sudah tahu Abdul Mustaqim?
05 J: Udah Sudah tahu
T: Dari mana?
J: Dari itu tadi ditunjukin
T: Siap, gimana pandangannya setelah mendengar ceramahnya Ustadz
Abdul Mustaqim?
05 J: Engga berubah Tidak berubah
T: Kenapa? Kenapa engga berubah?
05 J: Hehehe gua engga berubah sama sekali, tetep sepakat ama Ustadz Abdul
Somad
Tidak berubah, tetap sepakat dengan Ustadz
Abdul Somad
T: kenapa gak berubah?
05 J: Karena gimana ya, yakan tadikan dia bilang eee kelau nyebutin itu apa
mengucapkan itu engga termasuk dengan an apa bahwa apa meyakini
bahwa Nabi Isa itu anaknya Tuhan atau engga dan lain-lain, terus jugakan
bilang kalau itu bentuk toleransi dan dia juga bilangkan disini eee apa yah
dia tu bilang kalau tidak boleh ikut ber-Natalan bersama apa,, pokonya
intinya tuh dia bilang kalau kita tuh boleh ikut ber-Natalan, oh iya iya tidak
boleh mengucapkan, nah terus abis itu kalau saya sih masih tetep sama
Ustadz Abdul Somad gitu. (05)karena menurut saya kalau kan toleran kan
kalau menurut saya tuh toleransi itu ok emang bener nih disini dia bilang
eeee tidak ‘mana sih bacaannya’ engga-engga yang ini nih saya sepakat
yang ini Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil kepada
non muslim yang tidak memerangi agama kalian dan tidak mengusik kalian
dari halaman kampung kalian,, nah oke saya sepakat dengan yang dikatakan
ini Al-Mumtahanah ayat 8 tapikan disinikan yang tidak memerangi, kan
disini engga ada apa yah kan nah ini kitab toleransi ini menurut saya itu
engga ada kaitannya sama agama.(03) Oke berbuat baik silahkan berbuat
baik, kita mau ngasih apapun atau apa ya silahkan berbuat baik, kita
berteman, kita segala macam tapi kalau udah di dalam konteks
mengucapkan atau kita udah ngomongin soal agama itukan menurut saya
masih sama aja gitu itu berarti udah masuk ke ranah agama gitu tetep aja
jadi gak bisa tuh itu dibilang bagian dari toleransi kalau menurut saya.
Karena itu sudah masuk ke dalam ranah agama ucapan-ucapan dan
Walaupun beliau mengatakan bahwa
mengucapkan Natal tidak sama dengan
mengakui Isa anak Tuhan dan boleh kalau
mengatakan karena itu salah satu bentuk
toleransi tapi tetep saya lebih setuju dengan
Ustadz Abdul Somad. Saya sepakat ketika
beliau mengatakan bahwa Allah tidak
melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil
kepada non muslim yang tidak memerangi
agama kalian dan tidak mengusik kalian dari
halaman kampung kalian. Menurut saya
toleransi tidak berkaitan dengan agama.
Silahkan saja berbuat baik, saling berbagi
dengan mereka, atau memberikan makanan
itu tidak masalah tapi kalau untuk
mengucapkan dan merayakan berarti sama
saja dengan berpartisipasi dalam acara
mereka.
segalanya merayakan, celebration blabla walaupun itu hanya sekedar
mengucapkan itu sama aja ikut berpartisipasi meskipun hanya mengucapkan
nah tapi kalau seandainya mau baik, mau berbuat baik ya silahkan, memang
bener ko engga dilarang. Kalau seandainya mau baik-baik ke ngasih
makanan atau apa kita ke mereka, membantu atau gimana ya engga papa,
tapi kalau untuk mengucapkan, merayakan pokoknyalah sekedar
mengucapkan saja berarti kita ikut turut berpartisipasi gitu itu kalau menurut
saya. Kan kalau misalkan engga mengucapkan sama sekali engga ikut
berpartisipasi.
T: Beliau mengatakan bahwa mengucapkan Natal itu tidak berkaitan dengan
akidah tapi muamalah, muamalah itukan hukum-hukum Allah, mengatur
umat manusia, gimana tanggapannya?
05 J: Eee tetep aja engga ada perubahan sama sekali walaupun memang beliau
mengatakan bahwa ini tuh bukan urusan akidah tapi mengucapkan ini tuh
udah ter apa termasuk bentuk muamalah gitukan katanya. Tetep aja kalau
menurut saya meskipun memang eee mau dia bilang akidah, muamalah, kita
kita bermuamalah tapi itu udah gimana yah kan kalau eeee pemikiran gua
nih kalau seandainya, misalnya nih ulang tahun, ada orang ulang tahun kita
ngucapin selamat ulang tahun berarti kan kita berpartisipasi meskipun hanya
sebuah mengucapkan, sama yang kaya tadi Natal ini. Natal ini atau siapapun
berartikan kita ikut merayakan meskipun itu hanya sekedar mengucapkan
gitu kalau menurut saya. Jadi sama aja mau dia bilang muamalah mau apa
menurut saya tetep ke sudut pandang Ustadz Abdul Somad.
Sekalipun beliau mengatakan bahwa
mengucapkan Natal bukan perkara akidah
tapi muamalah tetap tidak merubah
pandangan saya. Seperti seseorang
mengucapkan selamat ulang tahun kepada
orang lain berarti orang itu telah ikut
berpartisipasi sama halnya dengan Natal tadi
T: Iya,walaupun tidak ada Hadits atau ayat pun yang sebenarnya melarang?
05 J: Masih bimbang nih disitu, iya tetep Masih bimbang, tapi tetap yakin
T: Jadi tanggapan Anda terkait ulama yang mengatakan bahwa
mengucapkan Natal itu termasuk akhlak yang baik?
J: Tanggapannya?, kalau saya sih agak sedikit saya sih engga tau sebenarnya
dia salah atau apa cuman ya kitakan engga tau yah bener dan salahnya tuh
dimana cuman kalau tanggapan saya pribadi nih, pribadi ko stranger banget
gitu yah ko aneh gitu aneh aja
Terlepas dari salah dan benar tapi menurut
saya sedikit aneh dengan ulama yang
mengatakan demikian.
T: Kenapa aneh?
05 J: Karena kan dia bilang, mungkin karena kebiasaan saya juga kali yah
makanya saya bilang dia stranger gitukan hehehe
Mungkin karena kebiasaan, makanya saya
bilang aneh.
T: Kebiasaan apa?
05 J: Ya gini kan kalau diakan mungkin eee beliau mungkinkan bilang apa
namanya itu akhlak yang baik, akhlak yang mulia karena beliau juga ikut
mengucapkan tohkan sayakan engga ngucapin, peduli aja engga gitu
mungkin, makanya saya bilang ko stranger gitu sampe ngomong kaya gitu,
toh saya juga kalau ngeliat orang Natalan agak oh Natalan oh engga sih.
Yaya silahkan gitu, maksudnya saya aja yang denger anak Ushuludhin per,
padahalkan mereka penelitiankan ya tapi kadang kalau denger anak
Ushuludin pergi ke gereja agak gimana gituh tanda kutip “Ih aneh banget
gitu” padahal mereka mungkin penelitian kan bisa jadi.
Beliau mengatakan demikian, mungkin
karena beliau juga ikut mengucapkan,
padahal saya sendiri tidak peduli dengan
yang merayakan Natal. Melihat mahasiswa
Ushuludin pergi ke gereja menurut saya itu
aneh sekalipun hanya sebuah penelitian.
T: Menurut beliau bahwa mengucapkan Natal itu adalah bentuk
penghargaan, bentuk toleransi terhadap non muslim sepakat engga?
05 J: Iya, iya, engga. Tidak sepakat
T: Kenapa?
05/03 J: Tetep toleransi itu engga ada kaitannya sama celebration-celebration,
(05) tetep-tetep kalau mau toleransi ya toleransi, tapi engga ada tuh yang
kaitan-kaitan mau ke agama-agama meskipun sedikit gitu cuma ngucapin
atau gimana. Tetep kalau berbuat baik-berbuat baik aja. Toleransi saya
gitu.(03)
Toleransi tidak berkaitan dengan celebration-
celebration dan agama, berbuat baik tanpa
harus ikut mengucapkan
T: Jadi apakah Anda setuju dengan Ustadz Abdul Mustaqim?
05 J: Tidak Tidak
T: Tidak?
J: Iya hehehehe
Section F T: Oke, eeee pertanyaan yang selanjutnya
J: Oke
T: Apakah Anda ketika menerima pesan dari tontonan Youtube itu
dipengaruhi oleh si pembawa pesan engga? Misalkan karena dia sudah
terkenal atau karena dia lulus apa atau misalkan latar belakangnya gitu?
06 J: Hmmm,he,eee engga sih saya kalau liat Youtube engga melihat latar
belakang dia terkenal, dia oke dia gitu engga.
Ketika melihat Youtube tidak
mempermasalahkan si pembawa pesan
T: Melihatnya dari apa berarti?
06 J: Eee dari kalau saya sih, mungkin saya orangnya yang nurut kali yah jadi
sekali masuk nih,,,sekali masuk apa ya,, satu data nih,, data sekali masuk
misalkan dari jaman-jaman dahulu tuh kan saya taunya kaya gini, nah ketika
dihadapkan kaya yang tadi tuh perubahan kan si Ustadz Abdul Mustaqim
itukan melakukan perubahan gitu yah sama apa,, meng apasih namanya,,
me punya pendapat yang berbeda ya punya pendapat yang berbeda dengan
ka Abdul Somadkan. Nah kalau menurut saya karena saya dari awalnya
udah di kasih tau sama yang Abdul Somad jadi meskipun pa,,pa, Ustadz
Abdul Mustaqim nyebutin tuh doktor Yusuf alkolad Yusuf bla bla bla
gitukan tetep gak berpengaruh karena mungkin karena udah ke rekap data
gitukan dari keluarga sendiri jadi saya percaya dengan keluarga.
Mungkin saya orangnya nurut kali, karena
sudah terekam dari saran orang tua dulu
makanya tergantung tonton yang pertama kali
dilihat, seperti videonya Ustadz Abdul
Somad dan Abdul Mustaqim tadi, dari awal
sebelum melihat ceramah kedua ustadz
tersebut saya sudah kurang setuju dengan
membolehkan mengucapkan Natal.
Sekalipun Ustadz Abdul Mutaqim
menyebutkan para ulama yang membolehkan
seperti Doktor Yusuf dan lainnya
T: Oke,,oke jadi bagaimana tanggapan Yasmin sendiri terkait ulama-ulama
yang berbeda pendapat?
06 J: Ya wajar sih tohkan di otak satu orangkan gak mungkin sama juga. Kan
orang beda-beda, wajar aja mereka beda, toh saya juga sama Masnya
bedakan
Setiap orang memiliki pandangannya
masing-masing jadi mewajarkan
T: Kenapa isu-isu Natal itu selalu rame diperbincangkan apalagi di akhir
tahun gitukan, padahal ulama-ulama yang berpendapat sejak dulu tuh sudah
banyak, kenapa selalu rame diperbincangkan?
06 J: Hmmmm kenapa ya eh kayanya ini deh. Kalau menurut saya karena yang
tadi tuh yang eeee ada orang yang merasa bahwa mengucapkan Natal itu
bukan sebuah yang apa ya sebuah agama itu tuh engga disamping agama,
termasuk muamalah tadi mungkin makanya ada kontroversi atau segala
macam tentang Natal.
Karena ada perbedaan pendapat tadi, seperi
akidah dan muamalah tadi makanya
menimbulkan kontroversi
T: Oke, pertanyaan terakhir
J: Yap
Section G T: Apa manfaat dan kerugian nonton Youtube? Menurut Anda?
07 J: Oh, manfaatnya yah? Kalau manfaat kita cepet tahu Cepet mengetahui informasi
T: Tau apa?
07 J: Tau apa aja gitu, tentang banyak halkan, karena pokoknya banyak hal deh
apa yang kita mau share, apa yang mau kita tau, itu kita tau tuh tau secara
cepet. Tapi kerugiannya ya itu tadi. Kalau seandainya dia engga kuatkan
bisa salah-salah pengertian atau ngikut-ngikutin apa yah yang tadi-tadi
itukan. Kalau saya kan dalam hati saya Ustadz Abdul Somad tapikan kalau
seandainya percaya dengan Abdul Mustaqim mungkin dia bisa
terpengaruhkan mungkin dari situ. Jadi kalau kerugiannya itu nonton tadi
kita belum tau mana yang bener mana yang engga tapi udah dipercaya
duluan.
Mengetahui apa yang ingin diketahui,
mendapatkan informasi dengan cepat
sementara kerugiannya jika ada orang yang
tidak memiliki pendirian yang kuat bisa
terdoktrinisasi dan akhirnya hanya ikutan-
ikutan.
T:Tapi kalau nonton kaya gitu pernah konfirmasi gak sih, kaya misalkan liat
nonton apa gitu, pernah konfirmasi kaya yang lain untuk Youtube?
J: Te temen, pernah.
T: Atau Bapak, orang tua
07 J: Oh pernah, kalau ke temen pernah entar, entar. Kaya masalah BPOM apa Pernah
tuh yang makanan Jepang eh Korea, makanan Korea yang udah halal
“Mujigey”, mujigey.
T: Yah gua engga tau lagi
J: Yah engga tau ya
J: Nah itukan awalnya kan kalau dari temen udah sertifikasi halal katanya
nah saya udah ngeliat juga kalau itu sertifikasi halal. Nah terus habis itu
bilang jugakan ke temen-temen ini bener engga sih halal,, ‘bener kok-bener
kok’, nah saya juga nanya ke orang tua ‘bener engga sih halal’ ya emang
sertifikasi halal tapikan belum tau nanti di apa yah itu pemeriksaan awal
gitukan, belum tau nanti kesananya emang bener halal apa dia di awal
doang. Nah itu dia ya, mungkin perlu pembuktian apakah bener itu halal,
apakah gimana gitu. Mungkin untuk berjaga-jaga ya.
Lebih baik konfirmasi terlebih dahulu untuk
berjaga-jaga agar tidak salah informasi yang
dikonsumsi
T: Berarti kalau misalkan ada informasi yang masih simpang siur konfirmasi
yah tidak langsung ditelan bulat-bulat yah
J: Iya,,,iya
T: Oke mungkin itu pertanyaan terakhir, terima kasih waktunya Yasmin
J: Iya sama-sama, makasih juga kakak
T: Thank you sudah berbagi informasi dengan saya
Open Coding
Rumusan Transkip Wawancara 5
Subjek : Nadia Nur Aulia Pertiwi
Informan Nomor : 5
Topik : Kontroversi Ucapan Natal di Youtube
Hari-Tanggal : Senin, 07 Mei 2018
Tempat : Ex Fakultas Adab dan Humaniora
Waktu : 21.38 WIB
Informasi Tambahan :
Situasi Wawancara : Wawancara dilakukan dengan kondisi yang agak ramai tapi tetap berjalan dengan santai
Transkip Data
01. Latar Belakang Informan
02. Pengetahuan Youtube
03. Pemaknaan Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
04. Pemahaman Tentang Toleransi
05. Pemaknaan Terhadap Sanggahan Ustadz Abdul Mustaqim Terhadap Ceramah Ustadz Abdul Somad
06. Makna Terhadap Tokoh yang Menyampaikan Pesan
07. Manfaat dan Kerugian Menonton Youtube
Kode Hasil Wawancara Temuan
Section A
T: Atas nama siapa?
01 J: Nadia Nur Aulia Pertiwi Nama Nadia Nur Aulia Pertiwi
T: Apa?
01 J: Nama aslikan? hehe
T: Iya namanya?
01 J: Namanya Nadia Nur Aulia Pertiwi
T: Usia berapa tahun?
01 J: Eee mau sekarang 20 tahun bentar lagi 21 Usia 20 tahun
T: Asal?
01 J: Sukabumi Asal Sukabumi
T: Sukabuminya daerah mana?
01 J: Eeee Kebon Pedes Kebon Pedes
T: Oke, Jurusan/Fakultas?
01 J: Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah
T: Eeee anak UKM?
01 J: Iya Iya anak UKM
T: Oke UKM mana?
01 J: UKM mana nih, UKM PSM UKM PSM
T: PSM tuh apa?
01 J: PSM tuh itu paduan suara mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa
T: Kenapa masuk PSM?
01 J: Eeee karena ingin menyalurkan hobi ajah, hobi
nyanyi gitu
Ingin menyalurkan hobi bernyanyi
T: Oke, hobi nyanyi, berarti suaranya bagus yah?
01 J: Iya,iya
T: Apakah aktivitas UKM itu mengganggu aktivitas
kuliah?
01 J: Kalau dijujurin mah ya ialah mengganggu Mengganggu
T: Kenapa mengganggu?
01 J: Eh engga mengganggu akivitas kuliah tapi
mengganggu istirahat lebih tepatnya
Tidak mengganggu aktivitas kuliah, tepatnya mengganggu waktu istirahat
T: Oh mengganggu istirahat, kenapa masih mau?
01 J: Karena ya ada daya tariknya lah Memiliki daya tarik
Section B T: Oh gitu yah. Oke, Nadia aktif di media sosial?
02 J: Eee gak terlalu sih Kurang aktif
T: Engga terlalu, tapi menggunakan media sosial
J: Iya, menggunakan Menggunakan
T: Apa tuh?
02 J: WA, FB, IG dikit-dikit, Youtube udah Whatsapp, Facebook, Instagram, dan Youtube
T: Oke Youtube, Twitter engga main?
02 J: Engga, engga aktif Tidak aktif
T: Oke, hmm kalau,, oke langsung spesifik eee nonton
Youtube sering berarti?
02 J: Sering tapi hehehe yah sering Sering
T: Sering, jadi menurut Nadia pengertian Youtube itu
apa?
02 J: Eeee media sosial yang diperuntukan buat video Youtube media sosial yang digunakan untuk berbagi video
T: Oke, buat share video yah
02 J: Heeh, iya
T: Oke eeeee, konten apa aja yang sering ditonton di
Youtube?
J: Ee heehehe, serius?
T: Iya engga papa, jawab aja
J: Bohong atau jujur?
T: Jujurlah kan kita forum resmi nih
02 J: Oke inih, sebenernya kaya lagu, lebih ke lagu-lagu,
lebih ke anime, berita mah paling sedikit-sedikit sih
berita,, gosip
Jenis konten yang suka di lihat di Youtube lagu, anime, berita walaupun
hanya sedikit, gosip, dan bola
T: Gosip, lagu, selain itu?
J: Bola,, bola
T: Bola,, suka bola juga. Apa timnya?
J: Iya, ah engga mau, apanya ih
T: Tim kesayangannya apa? Nonton bolakan
02 J: Iya, kenegaraan aja Jerman Jerman
T: Jerman oke, eee sejak kapan kenal Youtube itu?
02 J: Sejak SMP kayanya udah tahu Sejak SMP sudah tahu Youtube
T: SMP udah tahu
02 J: Ialah udah tahu,, tahu dong, tahu doang tapi belum
make gitu
Hanya mengetahui tapi belum menggunakan
T: Kalau konten-konten ceramah pernah engga
nonton?
02 J: Pernah sekali Pernah menonton ceramah sekali
T: Siapa aja tuh eee konten,, maksudnya ceramah
siapa?
03 J: Eeee hehe siapa ya ustadz Misalnya Abdul Somad
gitu ya?
Misalkan seperti Ustadz Abdul Somad?
T: Pernah engga?
03 J: Pernah tapi tidak keseluruhan gitu paling apa yang Tidak menonton seluruh isi ceramahnya, hanya mengambil poin-poin
tertentu misalnya ada amanat-amanatnya doang gitu
engga seluruhnya ditonton
besarnya
Section C T: Ada yang kenal ustadz yang ada di Indonesia yang
terkenal?
03 J: Ada Ada
T: Siapa?
03 J: Ini yang di Trans TV, siapa sih? Sering ceramah di Trans TV
T: Aduh, ustadz yang kurus itu ya? Aduh saya juga
lupa
03 J: Hehehe lupa namanya Kurang tau namanya
T: Kalau untuk ini Nadia, eee mengikuti kontroversi
ucapan Natal pernah engga? Maksudnya di media
sosial kenapa misalkan orang mengharamkan Natal
pernah engga?
03 J: Belum pernah Belum pernah
T: Suaranya mungkin agak keras aja ya
J: Oh iya engga pernah
T: Berarti kenal Ustadz Abdul Somad?
J: Itukan baru-baru ustadznya kan?
T: Iya, belum kenal berarti?
03 J: Belum Belum mengenal Ustadz Abdul Somad
T: Nonton video ceramahnya juga belum?
03 J: Eee sekelibat doang Hanya tahu sekilas saja
T: Di apa medianya?
02 J: Heh? Di snap WA Di Whatsapp
T: Oh di WA
J: Iya, biasanya orang-orang
T: Di Youtube? TV di rumah?
03 J: Belum, engga ada TV kan di kosan Belum
T: Oh yayaya,, berarti ini ya belum nonton konten
yang video ceramahnya Ustadz Abdul Somad yah.
Oke mungkin sebelum dilanjutkan kita nonton dulu
video ceramahnya.
J: Belum iya, kedengaran engga?
T: Kedengeran
T: Sudah kenal berarti sama Ustadz Abdul Somad?
03 J: Iya udah kenal Iya, sudah kenal
T: Gimana tanggapannya terhadap isi ceramahnya
tadi?
J: Eee apanya?
T: Ee tanggapan, pembawaannya?
03 J: Bagus Bagus dalam membawakan isi ceramahnya
T: Bagus. Eee mengenai tentang isi ceramahnya
gimana? Apakah Nadia sepakat dengan yang beliau
katakan?
03 J: Eee apa sih, karena diakan ada landasan-landasan
apa sih yang surat-surat Al-Quran karena gitu sih aku
sih setuju karena emang,, soalnya kita emang bisa
temenan sama orang Kristen tapi engga seharusnya
apa yang ,,apa sih,, apa yang harusnya bilang harusnya
selamat ini-selamat ini soalnyakan emang ucapan itu
juga mengenai akidah gituh.
Setuju, karena beliau menggunakan landasan-landasan dalam Al-Quran,
kita boleh berteman dengan orang Kristen tapi tidak harus mengucapkan
karena hal itu berkaitan dengan akidah
T: Tapi sebelumnya, sebelum Nadia liat Ustadz Abdul
Somad udah punya landasan belum sebelumnya?
Tentang hukum mengucapkan Natal dari siapa gitu?
03 J: Eeee dari siapa ya, cuma emang katanya engga
boleh?
Belum, tapi katanya tidak dibolehkan
T: Oh tapi kalau secara pribadi,, secara pribadi sama
juga?
03 J: Kalau secara pribadi hehe,, iya sih engga boleh .
Soalnya ya itu
Secara pribadi juga tidak boleh
T: Oke, jadi sepakat dengan apa yang Ustadz Abdul
Somad katakan juga berarti, bahwa ketika
mengucapkan Natal itu mengakui tiga hal yah: Isa
anak Tuhan iyakan, Isa lahir 25 Desember, dan Isa
mati di palang salib?
03 J: Iya, itu kaya merayakan juga hari Natal ibaratnya,
ngucapin juga
Iya, karena seperti mengikuti perayaan Natal dengan mengucapkan
T: Sepakat berarti? Sepakat engga dengan yang Ustadz
Abdul Somad katakan?
03 J: Iya sepakat Sepakat dengan Ustadz Abdul somad
T: Terus kata Nadia mengucapkan Natal itu berkaitan
dengan akidah?
03 J: Hehehe ih iya berkaitan tau Berkaitan
T: Kenapa berkaitan?
03 J: Iya ucapan, segala ucapankan datang dari hati, dan
hati itu, hati itu juga termasuk akidah engga
maksudnya keyakinan kita tapi misalnya gimana ya
kalau misalnya dia engga niat buat apa sih pindah
Segala bentuk ucapan datangnya dari hati, hati itu termasuk akidah. Tapi
kalau misalkan tidak berniat pindah akidah menurut saya hal itu bukan
masalah
akidah sih, menurut saya engga apa-apa. Gimana ya
dibilang
T: Gimana-gimana? silahkan, gua ngasih waktu buat
berfikir gimana?
03 J: Hehehe eeee secara agama engga boleh, tapi ya
kalau secara apa ya misalnya engga tau apa-apa yah
itu mah engga masalah yah selama kita-selama kita
engga engga inih,, engga niatnya-niatnya bukan buat
eee ngucapin dia buat Natal,,buat ikut ngerayain tapi
cuman sekedar eee meng apa ya namanya menjalin
apa silaturahmi kaya gitu doang. Ngucapin biasa biasa
doang, tapi kalau melihat dari konteks agama emang
engga boleh tapi gimana ya gimana keyakinan kita aja
sih menurut aku mah.
Secara agama memang dilarang, tapi kalau ada orang yang tidak
mengetahui hukumnya selama niatnya hanya untuk silaturahmi dan tidak
mengikuti perayaan mereka, menurut aku tidak masalah. Tergantung
keyakinannya saja
T: Gimana keyakinan yah?
J: Iya
T: Jadi gimana berarti secara keseluruhan eee isi
ceramahnya sepakat tentang hukum mengucapkan
Natal?
03 J: Iya, kalau secara agama ya memang ia sepakat. Tapi
secara logika mah ya gimana ya biasa aja gitu, orang
ngucapin gitu doang gitu
Secara agama saya sepakat, tapi kalau secara logika biasa saja, orang
hanya mengucapkan
Section D T: Oke,oke siap hehe pernah engga nyebarin Natal
haram belum pernah?
04 J: Belum pernah Belum pernah
T: Oke, Nadia pernah ngucapin Natal?
04 J: Engga Belum pernah mengucapkan Natal
T: Oke belum pernah
04 J: Engga punya temen orang Kristenlah Tidak memiliki teman beragama Kristen
T: Oke, atau pernah ada engga orang Kristen ngucapin
selamat Idul Fitri gitu ke Nadia? Ada engga?
04 J: Belum kenal baru deket kenalan Kristen sekarang-
sekarang aja
Belum kenal, baru sekarang kenal dengan orang Kristen
T: Tapi bagaimana kalau ada orang Islam yang
mengucapkan Natal? Pandangan Nadia gimana?
J: Pandangan hehee
T: Iya, kalau ada orang Islam nih temenlah atau
siapapun ngucapin Natal?
04 J: Ini menurut gua doangkan, engga berdasarkan dalil Tidak harus menggunakan dalilkan
T: Iya, menurut Nadia aja, engga harus berdasarkan
kitab
04 J: Iya, engga apa-apa sih gua mah, Tidak masalah kalau menurut saya jika ada orang muslim yang
mengucapkan Natal.
T: Kenapa engga apa-apa?
04 J: Kata gua ya gimana tergantung niatnya dia, kalau
niatnya buat apa ya nyambung silaturahmi, terus cuma
ngucapin,,cuma ngucapin apa ya,, engga pake bener-
bener pake apaan ya. Pokoknya sesuai niat dia, dia
mau ngucapin selamat doang engga pake apa ya
landasan, pengen ngerayain engga apa-apa, tapi kalau
misalkan dia niatnya ikut ngerayaain juga, misalnya
dia ikut juga makan-makan gitu. Iya Natalan,,Natalan
itu engga boleh
Tergantung niatnya, kalau misalkan hanya ingin menyambung silaturahmi
tanpa ada niatan yang lain silahkan tapi kalau misalkan sambil ikut
merayakan dan makan-makan itu baru tidak boleh
T: Punya saudara, keluarga Kristen?
04 J: Engga, Islam semua Islam semua
T: Engga punya?
J: Engga, hehe
T: Tapi menurut Nadia apakah itu salah satu bentuk
toleransi? Ketika ada orang muslim mengucapkan
selamat Natal ke non muslim?
J: Ee toleransi?
T: Iya
04 J: Kalau menurut gua mah iya sih Iya, itu bentuk toleransi
T: Kan, kenapa-kenapa menurut Nadia itu toleransi?
04 J: Tukan, gua engga ngerti agama soalnya Tidak paham soal agama
T: Engga, maksudnya ini toleransinya bukan ngerti
agamanya gimana?
J: Heeh
T: Iya kenapa itu tadi bisa disebut toleransi ketika ada
yang mengucapkan Natal, orang Islam?
04 J: Karena banyak orang-orang Kristen juga suka
ngomong ngucapin inikan selamat Idul Adha gitukan,
ya kaya mengucapin selamat itu ya hanya
menghormati doang ibarat kata, ibarat orang
menghormati orang Islam itu semua juga gitu, orang
Islam yang menghormati orang Kristen maksudnya
ngucapin gitu.
Karena ada orang Kristen yang ikut mengucapkan selamat hari raya Idul
Adha karena itu salah satu bentuk menghormati perbedaan, sama halnya
dengan orang Islam yang mengucapkan kepada orang Kristen
T: Oke berarti, makna toleransi menurut Nadia apa?
J: Toleransi hehehe
T: Iya, toleransi menurut Nadia?
04 J: Ya menerima perbedaan Menerima perbedaan
T: Menerima perbedaan, terus ada lagi engga selain
itu?
04 J: Ee menerima perbedaan tapi tidak
mencampuradukan keyakinan
Tolernasi adalah meneriama perbedaan dengan tidak mencampuradukan
keyakinan
T: Oke, menerima perbedaan tapi tidak
mencampuradukan yah,, kalau lingkungan keluarga di
rumah sendiri apa?
J: Apa sih, apa?
T: Mazhabnya misalkan atau lingkungannya?
04 J: Gua, ini banget masih primitif gitu Islamnya Lingkungan rumah masih primitif Islamnya
T: Apa tuh, tapi kenal Muhammadiyah, NU kaya gitu,
tahu?
J: Tapi NU kayanya, primitif maksudnya kaya gini:
engga boleh pake speaker, cewek engga boleh ke
Mesjid gitu
Sepertinya NU, primitf maksudnya dilarang menggunakan speaker dan
perempuan tidak diperbolehkan ke mesjid
T: Oh, kaya gitu kepercayaan yang di rumah
04 J: Iya, gak boleh shalat Idul Adha, maksudnya di
Mesjid
Perempuan dilarang halat Idul Adha di Mesjid
T: Cewek? Idul Adha gak boleh di Mesjid?
04 J: Engga boleh, yaudah pokoknya ceweknya dirumah
aja
Perempuan shalat di rumah
T: Cowok boleh di Mesjid ?
J: Ialah cowok mah
T: Selain itu hukum-hukumnya ada lagi engga sih,
selain tadi: cewek gak boleh ke Mesjid, ada lagi
engga?
J: Hukum-hukumnya?
J: Iya tadi, kaya hukum-hukum dikampungkan tadi
kaya cewek engga boleh ke Mesjid, engga pake
speaker ada lagi engga yang lain?
J: Hukum dalam hal apanya? Contohnya?
T: Iyakan tadikan, kan kata lukan tadi primitif, engga
boleh ke Mesjidkan, engga boleh pake speaker,
maksud gua ada lagi engga larangan-larangan yang
lain?
04 J: Heeeh, engga ada kayanya, pokoknya adzan apapun
engga boleh pake speaker.
Sepertinya tidak ada, pokoknya kegiatan apapun tidak boleh menggunakan
speaker
T: Engga ada yah, kalau mau Maulidan ngerayain
engga?
04 J: Maulidan ngerayain Maulidan merayakan dengan tidak menggunakan speaker
T: Tapi engga pake speaker? Ngundang Kiyai tapi?
J: Engga, ngundang
T: Engga pake speaker juga, terus kalau forumnya
banyak?
04 J: Oh kalau Maulidan yang gede, eee iya itumah
ngundang habib juga pake spekaer, maksudnya kalau
yang biasa-biasa aja tapi beda itu lingkungan gua
doang. Lingkungan apa sih, kan ada kampungnya ada
banyakan, ada kampung-kampung tengah, kampung
ini. Nah kampung di guamah gitu, tapi kampung yang
di tengahnya biasa aja gitu pake speaker yah bedanya,
soalnya
Aturan yang sepert itu hanya ada di wilayah saya, kalau misalkan
dikampung sebelah diperbolehkan menggunakan speaker
T: Oke, pake speaker, ada tokoh tertentu yang
melarang?
J: Iya ada, ada pondok disitu, eh pesantren gitu dah
T: Oh ada, maksudnya kaya semacam ada tokoh
agama disana yang melarang itu?
04 J: Iya, kalau dia banyak, banyak tokoh agamanya gitu Dilarang oleh tokoh agama disana
T: Tapi menurut Nadia aneh engga sih larangan kaya
gitu?
04 J: Aneh Aneh
T: Anehnya kenapa?
04 J: Oh iya, engga boleh pake handphone gitu Tidak boleh menggunakan handphone
T: Engga boleh pake handphone juga?
04 J: Engga, yang Kiyai-Kiyai biasanya, Kiyai-Kiyai di
gua tuh engga terlalu megang handphone engga boleh
gimana ya.
Kiyai-Kiyai di daerah saya tidak menggunakan handphone
T: tau engga alesannya?
04 J: Kan ini banyak mudharatnya, kalau pegang
handphone, megang hp
Menggunakan handphone Banyak mudharatnya
T: Kata Kiyainya gitu ya?
J: Iya
T: Tapi menurut Nadia itu aneh, aturan-aturan kaya
gitu?
J: Anehlah
T: Pernah engga, melanggar. Ada engga orang-orang
maksudnya di keluarga sendiri mempertanyakan gitu?
04 J: Engga boleh hehehe Tidak boleh
T: Engga boleh juga?
04 J: Ya takutlah, gimana ya ya menghormati
ustadznya,,ustadznya itu
Takut sekaligus menghormati ustadznya
T: Tapi orang tua pernah engga, kaya Bapak oh iya gua
juga aneh?
04 J: Engga sih mereka mah, menurut aku aja sih gitu Orang tua tidak mempermasalahkan, itu menurut saya saja
T: Sepakat yah oke, oke, kita kembali ke topik,
tanggapan Nadia kalau misalkan ada orang non
muslim mengucapkan Idul Fitri, gimana tuh?
04 J: Kan udah tadi, hehehehe iya engga apa-apa sih, sah-
sah aja
Tidak masalah, sah-sah saja
T: Oh udah tadi ya hehehehe
T: Sekali lagi, jadi belum pernah nyari padanan hukum
dari Kiyai lain terkait dengan hukum ucapan Natal?
J: Tentang Natal?
T: Iya, maksudnya ada Kiyai lain berbeda pendapat
gitu?
04 J: Belum deh kayanya Belum
Section E T: Jadi disini ada salah satu Kiyai oh dosenlah lebih
tepatnya UIN Bandung yang kaya semacam berbeda
pendapat dengan Ustadz Abdul Somad, oke dia juga
lewat video Youtube juga menjelaskannya, kita tonton
dulu, nanti seperti biasa minta pendapatnya lagi, ini
videonya sembilan menit
05 J: Iya,,iya, gua baca ini aja engga apa-apa yah
T: Sambil nonton soalnya ini kewajiban
T: Berarti sekarang udah kenal sama Ustadz Abdul
Mustaqim?
05 J: Heeh, udah-udah Sudah
T: Oke,oke jadi gimana pandangan Nadia terkait
J: Tentang isi ceramah dia?
T: Iya
05 J: Masuk ke logika gua sih Isi ceramahnya masuk dengan logika saya.
T: Masuk?
05 J: Iya, gua baca ko sama semua ya Saya baca sama semua
T: Jadi, gimana sepakat dengan apa yang dia katakan?
05 J: Iya, iya gua mah sepakat Sepakat juga
T: Tapi kalau terkait dengan Ustadz Abdul Somad
gimana berbeda gitu?
05 J: Setuju, terkait Ustadz Abdul Somad, kurangnya itu
kurang nyantumin ayat Al-Qurannya gitu, jadi guanya
tu engga tau bener atau engganya.
Ustadz Abdul Somad kurang nyantumin ayat Al-Quran, jadi kurang tau
benar apa tidaknya
T: Nah beliau juga mengatakan bahwa mengucapkan
Natal itu bukan perkara akidah tapi muamalah,
maksudnya ayat-ayat hukum-hukum Allah lah,
gimana pendapat Nadia?
05 J: Hehehe ya sama jadi kalau menurut gua sih, sah-sah
aja gitu ngucapin selamat Natal itu kalau selama itu
engga niatin sama akidah kita gitu,engga ngedukung
bener-bener oh iya lu emang Tuhannya ini-ini, engga
sih menurut guamah,, bentuk menghargai.
Sah-sah saja mengucapkan selamat Natal, tidak harus dikaitkan dengan
akidah. Bukan berarti kita mendukung tapi lebih ke menghargai
T: Oke, gua kutip lagi ya, beliau juga akidah
mengucapkan Natal sama dengan mengakui Isa anak
Tuhan adalah logika yang aneh, absurd gitu menurut
Nadia?
05 J: Hehe, gua bingung nih kalau melihat dari dua sisi,
gua mah si kalau pribadi, kalau jadi Fanatis emang
Saya bingung kalau melihat dua sisi, kalau orang yang Fanatik terhadap
agama pasti akan melarang, kalau misalkan orang yang tidak begitu
bener kalau orang Fanatis agama pasti engga boleh
engga boleh ngucapin ini, pasti selama engga boleh-
engga boleh, kalau misalnya orang-orang yang
berfikirnya apa ya terbuka kali ya, liberal, mungkin
engga terlalu Fanatisme. Aneh kan ya. Tapi kalau gua
mah ya kalau disebut aneh ya engga, memiliki dua sisi,
gua mah milih ditengah-tengah aja maksudnya, engga
disebut aneh.
Fanatik mungkin biasa aja, kalau saya lebih memilih berada di tengah-
tengah
T: Oke,oke jadi secara keseluruhan sepakat juga
dengan Ustadz Abdul Mustaqim tentang isi
ceramahnya?
05 J: Gua mah sepakat hehe kesitu kenapa ya? Saya lebih sepakat terhadap isi ceramahnya Ustadz Abdul Mustaqim
T: sepakat kesitu
05 J: Iya, jadi soalnya gini gua pernah latihan teater
Jepang gitukan gitu-gitu, kan ada yang Kristen, ada
yang Islam jugakan, nah pas apa ya, pas latihankan ada
apa ya lagi ngomong terus ada adzan terus yang
ngomong itukan Kristen, itu udah diem dulu ya diem
dulu dengerin dulu adzan, kan ini ya bentuk toleransi
menurut gua ya kan emang orang Kristen, gua aja apa
sih yaudah, orang Islam aja kadang kalau kuliah ya
udahlah lanjut-lanjut aja, adzan-adzan,,kuliah-kuliah
gitukan. Dia itu diem dulu dengerin gitu
Jadi saya pernah ikut latihan teater Jepang dengan orang non muslim,
ketika sedang latihan pelatih sedang berbicara berbarengan dengan suara
adzan, dia langsung diam dan mendengarkan adzan, itu bentuk toleransi
juga menurut saya. Kita saja terkadang pas kuliah dan mendengar suara
adzan dilanjut saja tidak mendengarkan suara adzan dulu.
T: Jadi ada hikmahnya gitu ya dari pertemuan itu ya?
J: Iya hehehe
T: Berarti sepakat nih dengan Ustadz Abdul
Mustaqim?
05 J: Kalau gua mah sih, iya. Iya, sepakat
T: Hehehe nah ada lagi kata ulama kalau misalkan
mengucapkan Natal itu adalah akhlak yang baik, ada
ulama yang mengatakan itu diisi ceramahnya, menurut
Nadia gimana?
05 J: Akhlak yang baik?
T: Iya tentang ulama yang mengatakan Natal itu
adalah akhlak yang baik?
05 J: Gua bingung nih ka, misalkan menurut gua ya, eee
iya, kita mikirnya menghargai gitu, jangan mikirnya
masalah agama gitu, ibaratnya gitu aja sih, orang
Kristen aja simple mikirnya iyakan
Bingung, berfikirnya jangan berkaitan dengan agama tapi lebih ke
menghargai. orang Kristen aja simple mikirnya
T: Sama yah berarti, hehehe oke
T: Mengucapkan Natal adalah bentuk penghargaan
dan bentuk toleransi, terhadap non muslim sepakat?
05 J: Ialah hehe kan tadi gua udah bilang kaya gitu Sepakat, kan tadi saya sudah bilang seperti itu
T:Oke siap ya, pertanyaan terakhir ya,
J: Heeh
Section F T: Apakah ketika Nadia menerima tontonan atau
menerima pesan itu dipengaruhi si pembawa pesan
engga? Misalkan latar belakangnya nih?
06 J: Engga Tidak
T: Kenapa engga ?
06 J: Ya kita jangan liat luarnya dong, kita liat isi
amanatnya maksudnya isi pesannya tadi apa. Misalkan
kita liat film kan kita liat film engga selamanya
Indonesiakan ada baratnya orang Kristen gini-gini,
Jangan melihat luarnya tapi lebih kepada isi yang disampaikan, banyak
tontonan-tontonan di luar Indonesia yang memberikan nilai yang positif
kita ambil hikmahnya gitu, kaya gua suka nonton
anime gitukan ya kita ambil hikmahnya, misalkan
perjuangan misalnya perjuangan Naruto misalkan
ketika jadi ninja buat jadi ninja yang hebat gitu
ibaratnya tuh jangan lihat dia Kristen atau engganya
tapi liat sisi baiknya dianya gitu
T: Oke, isi pesannya berarti ya, tanggapan Nadia,
kenapa ulama-ulama itu berbeda pendapat?
06 J: Beda pikiranlah Berbeda pemikiran
T: Karena beda pikiran, baik engga menurut Nadia itu
buat kesejahteraan Indonesia?
06 J: Hmmm sebenarnya,,,kalau ulamanya bener-bener
berbeda pendapat sebenarnya bikin bingung kitanya
sih, maksudnya masyarakatnya mau ngambil yang
mana yang bener itu yang mana, kan orang-orang kaya
gua yang awam gitukan. Sebenarnya gitu doang sih.
Ya harusnya ada keputusan yang apa sih dari
pemerintah tuh yang apa sih yang bener tuh yang mana
gitu kejelasan gitu.
Kalau misalkan ulama memiliki perbedaan pendapat mungkin akan
membuat masyarakat bingung harus memilih yang mana, harusnya
pemerintah memberikan penjelasan terkait hukum-hukumnya
T: Kan ada MUI
06 J: Iya harus dijelasin kejelasan mengucapkan selamat
ulang tahun ee mengucapkan Natal itu emang boleh
atau engganya tuh, pokoknya dia tuh di apa yah
dijelasn gitu di fixin gitu
Harus dijelaskan hukum mengucapkan Natal
T: Kenapa menurut Nadia isu mengucapkan Natal ini
selalu ramai diperbincangkan, apa lagi diakhir tahun?
06 J: Ialah orang, kan beda kan banyak ulama tuh beda- Karena setiap ulama memilik madzhab yang berbeda, dan menimbulkan
beda madzhabkan pasti banyak-banyak beda pikiran
juga tentang ini tentang apa sih, ia hukum-hukumnya.
hukum-hukum yang berbeda juga
T: Mewajarkan berarti?
06 J: Wajar menurut Nadia Wajar
Section G T: Oh ini pertanyaan terakhir, apa manfaat dan
kerugian menonton Youtube menurut Nadia?
Manfaatnya dulu deh
07 J: Manfaatnya ya menambah ilmu, terus yang
keduanya, eee menambah ilmu bisa apa sih nambah
jaringan sosial yang gitukan komunikasi, biar terus
apa sih, teknologi, biar terus update teknologi terus
mengerti permasalahan sosial aja.
Manfaat Youtube menambah ilmu, memperluas jaringan media sosial,
update dan mengerti permasalahan sosial
T: Kerugiannya?
07 J: Kerugiannya ya susah dibedain antara yang hoax
dan benernya gitu, sama mungkinkan Youtubekan
engga bisa disaring ya jaringannya jadi banyak film-
film yang kaya yang engga baik buat umur dibawah
Kerugiannya susah membedakan berita palsu dan berita benar dan banyak
konten-konten yang tidak baik untuk anak di bawah umur
T: Iya tau gua, tontonan yang eea hehe
J: Lu ngerti banget yang gituan hehehehe
T: Kalau menurut, ada engga pesan buat pengguna
media sosial menurut Nadia?
07 J: Pinter-pinter, bijak-bijak memilah dan memilih
konten yang bener-bener manfaat buat kita.
Harus bijak dalam memilih dan memilah konten yang akan ditonton
T: Oke terakhir, terima kasih Nadia atas pendapatnya
J: Sama-sama hehe
T: kurang lebih saya mohon maaf