repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/eva...repository.uinjkt.ac.idauthor:...

102
Analisis Kata Baku Bahasa Indonesia dalam Kamus At-Taufiq Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.) Oleh Eva Fauziah NIM: 1110024000017 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.

Upload: ngobao

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

Analisis Kata Baku Bahasa Indonesia

dalam Kamus At-Taufiq

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Oleh

Eva Fauziah

NIM: 1110024000017

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

Analisis Kata Baku Bahasa Indonesia

dalam Kamus At-Taufiq

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (S.S.)

Oleh

Eva Fauziah

NIM: 1110024000017

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

1.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

J.

Jakarta, 4 luli 2014

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

Analisis Kata Baku Bahasa Indonesiadalam Kamus At-Taufiq

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sastra (S.S.)

OlehEva Fauziah

NIM: 1110024000017

Pernbimbing I, Pembimbing II,

fT^ &r__ ro, oJ/ Saehudin, M.Ag. Karlina Helma#ta. M.Ae.

PROGRAM STUDI TARJAMAHFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1435 H.t20t4 M.

ilt

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul 'oAnalisis Kata Baku Bahasa Indonesia dalam Kamus At-

taufiq" yang ditulis oleh Eva Fauziah, NIM 1110024000017 telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada hari selasa, 22 Juli 2014 dan telah diperbaiki sesuai dengan saran dan

komentar Tim Penguji.

Jakarta,22 luli 20T4

TIM PENGUJI TTD

1. Dr. Akhmad Saehudin. iVI.Ag.(Ketua Sidang)

2. Dr. Moch Slzarif Hidayatullah. M.Hum.(Sekretaris Sidang)

3. Dr. Akhmad Saehudin. M.Ag.(Pembimbing I)

4. Karlina Helmanita. M.Ag.(Pembimbing II)

5. Drs. Ahmad Syatibi. M.Ag.(Penguji I)

6. Abdul Rosyid. M.A.(Penguji II)

(Tanggal: l9 * aB-tory

1

(Tanggal:

,,r1"'r;;;;u;,,11;,,

2.0"..^. *9'

't/a''

4t4.(Tanggal: /.

(Tanggal: l9- g-Z.ot,l )

IV

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

v

Teruntuk Kedua Orangtuaku:

Ayahanda H. Miharja dan Ibunda Hj. Roswati

Kakakku tersayang, Dafik Nurul Fitron S.Sos.I.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam

huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam

buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang

diterbitkan oleh CeQDa (Central for Quality Development and Assurance) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

ṯ ط ا

ẕ ظ b ب

‘ ع t ت

gh غ ts ث

f ؼ j ج

q ؽ h ح

k ؾ kh خ

l ؿ d د

m ـ dz ذ

n ف r ر

w و z ز

h ه s س

` ء sy ش

y ي s ص

ḏ ض

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

vii

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, yang

terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

A. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah ـ

i kasrah ـ

u ḏammah ـ

B. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

يـ ai a dan i

و ـ au a dan u

C. Vokal Pangjang

Ketentuan aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ىا

î i dengan topi di atas ىي

وـ ȗ u dengan topi di atas

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

viii

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengann

huruf, yaitu اؿ, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-

dîwân bukan ad-dîwân.

4. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda (--- ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah.

Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarûrah melainkan al-ḏarûrah,

demikian seterusnya.

5. Ta Marbûṯah

Jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal

yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti oleh kata sifat

(na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata

benda (ism), maka huruf tersebut dilihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat

contoh 3).

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

ix

No Kata Arab Alih Aksara

ṯarîqah طريقة 1

Al-jâmi’ah al-islâmiyyah اجلامعة اإلسالمية 2

Wahdat al-wujȗd وحدة الوجود 3

6. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa

Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal

nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,

jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan

huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau

kata sandangnya. (Contoh: Abȗ Hâmid al-Ghazâlî bukan Abȗ Hâmid Al-

Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(italic) atau dicetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis

dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksara. Demikian

seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun

akar katanya berasal dari Bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

x

Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak

Nȗr al-Dîn al-Rânîrî.

7. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas

kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-

ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاد

األجر ثػبت tsabata al-ajru

al-harakah al-‘asriyyah احلركة العصرية

asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد أف ال اله إال هللا

Maulânâ Malik al-Sâlih موالنا ملك الصالح

yu’atstsirukum Allâh يػؤثركم هللا

العقليةالمظاهر al-mazâhir al-‘aqliyyah

al-âyât al-kauniyyah اآليات الكونية

al-darȗrat tubîhu al-mahzȗrât الضرورة تبيح المحظورات

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

xi

ABSTRAK

EVA FAUZIAH Analisis Kata Baku Bahasa Indonesia dalam Kamus At-Taufiq

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan kata

baku dalam kamus At-Taufiq dan mengetahui sejauh mana pengetahuan

kebahasaan yang dilakukan oleh penerjemah dalam mencari kata untuk

diterjemahkan, khususnya penulisan kata dalam bahasa Indonesia dan

mengelompokkannya menjadi sebuah kalimat. Oleh karena itu, seorang

penerjemah harus mengetahui kaidah-kaidah penulisan dari bahasa sumber (Bsu)

maupun bahasa sasaran (Bsa). Metode yang digunakan penulis dalam mencari

data yang diperlukan adalah metode penelitian kualitatif-deskriptif, yaitu dengan

cara peneliti menjadi alat pengumpul data utama untuk mengungkapkan suatu

masalah. Kemudian peneliti juga menggunakan metode kepustakaan (library

research), yaitu dengan mengumpulkan data yang terkait dengan masalah yang

dianalisa untuk menghasilkan hasil penelitian yang akurat. Lalu peneliti

melakukan analisa terhadap permasalahan yang dibahas dengan mengumpulkan

kata tidak baku bahasa Indonesia kemudian dikaji secara mendalam dan memilih

kata tidak baku dalam kamus At-Taufiq dan menerangkan lebih jelas kata baku

yang sesuai dengan Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan dan Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI). Dari penelitian tersebut, dapat diketahui penggunaan

kata baku dalam kamus yang menjadi sebuah acuan seorang penerjemah dalam

menerjemahkan sebuah teks masih belum sempurna.

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

xii

PRAKATA

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari

lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada

peneliti untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasih-Nya,

serta dengan izin-Nya pula peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan

skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Univeristas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ini dapat peneliti selesaikan.

Solawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung, yang

baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk

mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan

umatnya di dunia dan di akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad ibn

Abdillah.

Alhamdulillah pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang peneliti hadapi,

baik itu berupa sifat malas, lalai dan sombong yang masih melekat kuat di dalam

diri peneliti. Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada

peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini dapat

terwujud karena banyaknya dukungan serta motivasi kepada peneliti.

Peneliti persembahkan segalanya kepada ayahanda H. Miharja dan kepada

ibunda tersayang Hj. Roswati yang telah melahirkan ananda, membesarkan dan

mendidik hingga ananda besar. Dan semoga gelar sarjana ini dapat

membahagiakan ayahanda dan ibunda tercinta. Kakakku, Dafik Nurul Fitron,

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

xiii

S.Sos.I. yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan inspirasi kepada

peneliti sehingga peneliti bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Akhmad

Saehudin, M.Ag. selaku pembimbing skripsi, dosen, Ketua Jurusan Tarjamah

serta Pembimbing Akademik dan Karlina Helmatita, M.A., selaku pembimbing

skripsi dan dosen, yang telah mengorbankan waktu di tengah kesibukannya untuk

membaca, mengoreksi dan memberikan motivasi. Berbagai arahan, petunjuk dan

bimbingan dari keduanya telah banyak membantu penulisan skripsi ini.

Terimakasih juga kepada Abdul Rosyid S.S., M.A. sebagai dosen pembimbing

ketiga bagi peneliti yang selalu memberikan arahan, motivasi, semangat, dan

membantu merapikan tulisan dalam skripsi ini.

Selanjutnya peneliti juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Komarudin

Hidayat, MA selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Oman

Faturrahman, M.Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Moch.

Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah. Ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. Ahmad Syatibi, M.Ag. dan Abdul

Rosyid, M.A. selaku penguji, yang telah meluangkan waktu untuk menguji

walaupun di akhir-akhir bulan Ramadan.

Serta tak lupa peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen

jurusan Tarjamah yang telah mendidik dan mengajarkan peneliti berbagai

pengetahuan ilmu bahasa, budaya, terjemah, dan segala ilmu dan pengetahuan

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

xiv

yang diberikan selama ini kepada peneliti. Semoga ilmu yang diberikan

bermanfaat bagi peneliti dan menjadi bekal dimasa depan tentunya, amin.

Terimakasih juga kepada karyawan Fakultas Adab dan Humaniora,

terutama kepada bapak Radi dan bang Muhadi yang telah memberikan semangat

kepada peneliti, juga membatu peneliti untuk meminjam buku-buku sebagai

referensi di perpustakaan fakultas.

Kepada teman-teman Jurusan tarjamah angkatan 2010 Nia, Umay, Nana,

Mutz, Novi, Ika, Asiah, Lili, Halimah, Nipeh, Ayu, Farhan, Olis, Akew, Fahmi,

Faat, Arif, Syarif, Agus, Ocid, Julponk, Uwes, Imam, Zamzam. Terlebih kepada

Lukman, teman yang telah meminjamkan kamusnya sebagai bahan utama skripsi

ini dari semester 5 dan Hani juga telah meminjamkan kamusnya untuk

penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas bantuan kerjasama teman-teman untuk

mengumpulkan referensi dan saling membantu untuk melengkapi referensi.

Peneliti juga berterima kasih kepada semua pihak yang kenal dengan

peneliti dalam perjumpaan yang singkat atau lama di alam ini, termasuk teman-

teman KKS Kompak di Cieterep Bogor dari fakultas FISIP, FIDKOM, Syariah,

Ushuludin dan Saintek, maaf tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu.

Harapan sepenuh hati semoga karya ilmiyah yang sangat sederhana ini

bisa bermanfaat bagi penerjemah khususnya bidang Leksikografi. Semoga karya

perdana ini menjadi semangat bagi peneliti dalam meningkatkan produktifitas

karya-karya selanjutnya yang lebih baik. Semoga masukan dan saran-saran dari

semua pihak dapat melengkapi skripsi ini, amin.

Jakarta, 4 Juli 2014

Eva Fauziah

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI....................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

PRAKATA......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................ 3

C. Tujuan penelitian ....................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

E. Metodologi Penelitian ................................................................................ 5

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 6

G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 7

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kata ........................................................................................................... 9

1. Hakikat Kata ....................................................................................... 9

2. Jenis Kata ........................................................................................... 10

3. Pembentukkan Kata ........................................................................... 24

4. Kata Baku ........................................................................................... 27

B. Kamus ...................................................................................................... 35

1. Definisi Kamus ................................................................................... 35

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

2. Fungsi Kamus ..................................................................................... 36

3. Macam-macam Kamus ....................................................................... 37

4. Jenis Kamus ....................................................................................... 38

5. Kriteria Kamus ................................................................................... 40

6. Klasifikasi Kamus Arab ..................................................................... 41

BAB III TENTANG KAMUS

A. Kamus At-Taufiq ..................................................................................... 43

1. Biografi KH. Taufiqul Hakim ........................................................... 43

2. Sinopsis Kamus At-Taufiq ................................................................. 45

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

A. Data .......................................................................................................... 49

B. Analisis Bentuk Bahasa Baku .................................................................. 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 79

B. Rekomendasi ............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

DAFTAR TABEL

1. Infleksi pada Verba Perfektif (Fi’il Ma:dhi:) ......................................... 19

2. Infleksi pada Verba Imperfektif (Fi’il Mudha:ri’) .................................. 19

3. Huruf Abjad ............................................................................................ 29

4. Abjad ( روحف الح (بحدية الح ........................................................................... 30

5. Tabel Data dalam Kamus At-Taufiq dari entri ا sampai ج ..................... 50

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amtsilati merupakan suatu metode pengajaran untuk membaca kitab

kuning. Berawal dari kitab-kitab Amtsilati, maka terbitlah kamus Amtsilati.

Kamus ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran Amtsilati yang berkuncikan

“Rumus” dan “Kamus”. Rumus merupakan kunci untuk membaca, sedangkan

kamus adalah kunci untuk memahami arti atau makna dari kata yang dibaca tadi,

yang pada gilirannya diharapkan untuk bisa menerjemahkan, mendalami, dan

mengamalkan dari apa yang dibaca.1

Kamus ini merupakan jembatan bagi pemula. Kata-kata dalam kamus At-

taufiq banyak digunakan dalam kitab kuning. Dari sekian banyak kosakata dalam

kamus ini banyak kata-kata terjemahan arti dalam bahasa Indonesia tidak

berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Ejaan yang

Disempurnakan yang disebut kata baku yang merupakan kata-kata yang menjadi

acuan dalam pemakaian bahasa.

Kamus sangat berkaitan dengan penerjemahan. Penerjemahan merupakan

peralihan dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Dalam mengalihkan

pesan dari satu bahasa ke bahasa lain, yang harus dilihat adalah isi.

Menerjemahkan juga menuntut adanya bakat serta pengetahuan mendalam tentang

bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa) yang akan diterjemahkan dan

menuntut penguasaan kosakata bahasa sasaan, rasa bahasa, susunan dan

1 Taufiqul Hakim, Kamus At-Taufiq Arab – Jawa – Indonsia (Bangsari: PP. Darul Falah, 2004), ii.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

2

strukturnya.2 Oleh karena itu, agar pengalihan suatu bahasa terjemahan tersebut

dapat dipahami dan dimengerti, maka harus diperhatikan bentuk bahasa

sasarannya.

Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis kata baku terhadap kata-

kata yang terdapat kamus At-Taufiq.

Contoh : يػيؤثري –آثىر artinya memilih, memulyakan, menghormati

mendahulukan.

Kedua kata tersebut termasuk verba (fiil), yaitu kata kerja. Kata bahasa

Arab dalam contoh di atas merupakan verba (fiil) yaitu fiil madhi dan fiil mudhari.

Dalam kata yang digaris bawahi di atas bentuk penulisannya salah. Dalam kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI), kita dapat menemukan kata tersebut dengan

mencari kata dasarnya. Kata dasar dari kata tersebut adalah „mulia‟ termasuk

adjektiva yang mempunyai arti „tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat),

tertinggi, terhormat‟.3 Agar menjadi verba kata mulia tersebut mengalami proses

morfologi dengan menambahkan imbuhan di depan dan di belakang kata tersebut.

Jadi penulisan arti kata bahasa Arab yang benar adalah „memuliakan‟. Bahasa

sumber yaitu bahasa Arab merupakan verba (fiil), oleh karena itu diterjemahkan

menjadi verba (fiil) juga dalam bahasa Indonesia.

Kata selalu berkembang setiap zaman. Pelafalan dan penulisan yang

berbeda menjadikan bentuk kata baku tidak sering dipersoalkan atau mungkin

2 Achmad Satori Ismail, Problematika Terjemah (Arab-Indonesia) (Jakarta: Adabia Press,

2011), h. 2. 3Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 936.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

3

memang dianggap tidak perlu diperhitungkan untuk keberhasilan pembakuan

bahasa tersebut.

Dalam kamus At-Taufiq, ternyata peneliti menemukan kata-kata yang

tidak menggunakan kata baku yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan atau tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk itu, penulis akan menganalisis pada kamus

tersebut melalui skripsi ini dengan judul “Analisis Kata Baku Bahasa Indonesia

dalam Kamus At-Taufiq”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Kamus At-Taufiq merupakan kamus yang digunakan untuk mencari

makna/arti kata dalam memahami dan mempelajari kitab kuning. Dalam

penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada kata-kata yang tidak

menggunakan kata baku dari entri ا sampai ج.

Sedangkan rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk kata baku bahasa Indonesia dalam terjemahan kamus At-

Taufiq?

2. Bagaimana penggunaan kata baku dalam kamus At-Taufiq?

C. Tujuan Penelitian

Tanpa tujuan yang jelas, penelitian akan sia-sia. Untuk itu, tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bentuk kata baku dalam terjemahan kamus At-Taufiq.

2. Mengetahui penggunaan kata baku dalam kamus At-Taufiq.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

4

3. Sebagai rekomendasi terhadap kamus At-Taufiq dalam pengenalan kata baku.

D. Manfaat Penelitian

Di samping untuk mengetahui kata baku terhadap kamus At-Taufiq,

penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi keilmuan

kepada mahasiswa Tarjamah. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai koreksi kata baku pada terjemahan Kamus At-Taufiq.

2. Menjadikan motifasi kepada mahasiswa Tarjamah agar dalam menerjemahkan,

memperhatikan faktor kata baku.

3. Seorang penerjemah bisa menggunakan kamus sesuai dengan teks yang akan

diterjemahkan.

4. Menambah wawasan dan khasanah keilmuan dalam bidang perkamusan.

E. Metodologi Penelitian

a. Metode Pembahasan

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif,

maksudnya adalah peneliti menjadi alat pengumpul data utama untuk

mengungkapkan suatu masalah. Dalam hal ini peneliti akan membahas tentang

kata baku dalam terjemahan kamus Arab-Indonesia. Kemudian, masalah

tersebut diklasifikasikan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian.

b. Sumber Data

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode kepustakaan

(library research), yaitu dengan mengumpulkan data yang terkait dengan

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

5

masalah yang dianalisa untuk menghasilkan hasil penelitian yang akurat.

Kemudian, agar hasil penelitian ini lebih maksimal, peneliti memakai sumber

data sekunder yang merujuk pada buku, internet, ensiklopedi, koran dan

kamus. Peneliti juga akan selalu konsultasi kepada ahli yang terkait dengan

masalah yang ada. Sumber data primer terkait dengan kamus, peneliti akan

merujuk kepada Abdul Chaer dalam bukunya “leksikologi dan leksikografi

Indonesia” dan Taufiqurrachman dalam bukunya “Leksikologi Bahasa Arab”,

terkait dengan kata baku bahasa Indonesia penulis merujuk “Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI)” dan Masnur Muslich dalam bukunya “Tata Bentuk

Bahasa Indonesia”, terkait dengan kata baku bahasa Arab penulis merujuk

kepada Eckehard Schulz dalam bukunya “Bahasa Arab Baku dan Modern”,

c. Data Analisis

Dalam metode penelitian ini, penulis menambahkan langkah-langkah

analisis agar dapat kejelasan yang akan dilakukan peneliti secara sistematis dan

bertahap. Adapun tahapan yang peneliti akan lakukan, sebagai berikut:

1. Mengumpulkan kata tidak baku bahasa Indonesia kemudian dikaji

secara mendalam dan memilih kata tidak baku dalam kamus At-Taufiq

kemudian disesuaikan dengan konteks pembahasan kata tersebut agar

mudah dimengerti oleh pembaca.

2. Menerangkan lebih jelas kata baku yang sesuai dengan Pedoman Ejaan

Yang Disempurnakan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

dalam menerjemahkan sebuah kata dengan menggunakan kamus At-

Taufiq.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

6

d. Teknik Penulisan

Secara teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

CeQDa (Central for Quality Development and Assurance) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis mencari buku yang ingin dikaji dalam skripsi, akhirnya

peneliti menjatuhkan pilihan pada kamus Arab-Indonesia yaitu Kamus At-Taufiq

dan Al-„Ashri. Skripsi ini juga terinspirasi dari skripsi sebelumnya yang berjudul

“Metode Amtsilati dalam Proses Penerjemahan: Studi Analisis Buku “Program

Pemula Membaca Kitab Kuning,” karya H. Taufiqul Hakim Jepara. Sebuah karya

mahasiswa jurusan tarjamah, yaitu Abdul Rosyid pada tahun 2007. Sebuah skripsi

yang membahas bagaimana proses penerjemahan dengan metode amtsilati.

Kamus At-Taufiq sebagai salah satu rujukan dalam penelitian ini merupakan buku

karya H. Taufiqul Hakim, kamus yang digunakan santri untuk menerjemahkan

kitab kuning.

Peneliti juga menemukan beberapa penelitian tentang kamus bahasa Arab-

Indonesia yang dilakukan oleh Urwatul Wustqo pada tahun 2004 yang berjudul

“Kamus dan Peranannya sebagai Alat Bantu Penerjemahan”, skripsi yang

dilakukan oleh Rumsari Marjatsari pada tahun 2010 yang berjudul “Analisis

Semantik Leksikal pada Padanan Arab-Indonesia dalam Kamus Al-Munawwir

dan Al-„Ashri” dan skripsi yang dilakukan oleh Syukron Nurul Fajri pada tahun

2011 yang berjudul “Akurasi Padanan Istilah Politik dan Ekonomi Arab-Indonesia

(Analisis Banding Semantik Leksikal Kamus Al-„Ashri dan Kamus Kontemporer

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

7

Arab-Indonesia Istilah Poloitik-Ekonomi). Namun, dari survey pustaka yang telah

dilakukan belum ada yang meneliti masalah kata baku dari kamus At-Taufiq dan

Al-„Ashri. Untuk itu, penulis ingin menyempurnakan dan memberi kontribusi

baru dalam ranah penerjemahan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam hal ini penulis akan memberikan penjelasan secara sistematika

dengan pandang masalah secara objektif, agar dapat dipahami dengan baik. Agar

penulis dapat terarah dan sistematis, langkah yang penulis tempuh adalah sebagai

berikut:

Bab I: Pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II: Kerangka teori. Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu yang terdiri dari masalah kata, hakikat kata, jenis kata,

pembentukkan kata, kata baku dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab, serta

penjelasan tentang kamus diantaranya definisi kamus, fungsi kamus, macam-

macam kamus, jenis kamus, kriteria kamus, dan klasifikasi kamus bahasa Arab.

Dengan kerangka teori tersebut penulis akan menjalankan penelitian dengan baik.

Bab III: Membahas tentang korpus penelitian ini yaitu kamus At-Taufiq.

Didalamnya terdapat sinopsis kamus, seluk-beluk kamus, kilasan mengenai kamus

tersebut, dan biografi penyusun kamus tersebut.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

8

Bab IV: Menjelaskan hasil temuan dan analisis kata baku pada kamus At-

Taufiq, bab ini adalah bab terpenting dalam penelitian ini karena pada bab inilah

pembahasan penelitian dilakukan.

Bab V: Penutup, berupa kesimpulan dan rekomendasi.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

9

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kata

1. Hakikat Kata

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang

merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat

digunakan dalam berbahasa.4 Kata sebagai satuan terkecil dalam sintaksis,

kata dapat menempati fungsi-fungsi sintaksis atau menjadi bagian dari

frasa. Kata adalah bagian kalimat yang merupakan kesatuan yang terkecil,

yang dapat berdiri sendiri dan mengandung suatu pengertian.5

Kata terbagi menjadi dua macam, yaitu kata penuh dan kata tugas.

Kata penuh adalah kata sebagai pengisi yang secara leksikal memiliki

makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologi,

merupakan kelas terbuka dan dapat berdiri sendiri sebagai satuan tuturan.

Sedangkan kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai

makna, tidak mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup dan

di dalam petuturan tidak dapat berdiri sendiri.6

4 Tim Penyusun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Surabaya: Citra Media Press, 2010), h.

633. 5 Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 100. 6 Ibid., h. 100.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

10

Contoh:

Kata penuh : مىسجده : tempat ibadah orang islam

Kata tugas : كى : dan/atau

Dalam contoh di atas, terlihat pada makna kata penuh dan kata tugas.

Tanpa disandingkan dengan kalimat, kata penuh bisa berdiri sendiri dan

mempunyai arti. Sedangkan kata tugas, jika tidak disandingkan dengan

kalimat, kata tersebut tidak mepunyai makna leksikal, jika disandingkan

dengan kalimat kata tersebut mempunyai makna dan hanya mempunyai

tugas sintaksis.

2. Jenis Kata

Dalam buku tata baku bahasa Indonesia, rombongan linguis bahasa

Indonesia-Bambang Kaswanti Purwo, Harimuri Kridalaksana, W.H.C.M.

Lalamentik, Samsuri, Surdyanto dkk mengelompokkan kata bahasa

Indonesia ke dalam delapan kelas, yaitu verba, nomina, pronomina,

numeralia, adjektiva, adverbia, dan kata tugas.

3.1 Verba

Verba terdiri dari: (a) fungsi sebagai (inti) predikat, (b) bermakna

dasar, perbuatan, proses, dan keadaan yang bukan sifat/kualitas, (c)

verba yang bermakna keadaan tidak bisa diprefiksi {ter-} „paling‟.

Dilihat dari bentuknya, verba dibedakan atas: (a) asal dan (b) turunan,

yang dibedakan lagi atas: (i) dasar bebas, afiks wajib, (ii) dasar bebas,

afiks manasuka, (iii) dasar terikat, (vi) reduplikasi, (v) majemuk. Di

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

11

samping itu, verba dibedakan lagi berdasarkan morfologi verba dan

semantisnya, serta perilaku sintaksisnya.7

3.2 Nomina

Dari segi semantisnya, nomina adalah kata yang mengacu pada

manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Sedangkan dari

segi sintaksisnya, bercirikan: (a) nomina cenderung menduduki fungsi

subjek, objek atau pelengkap, (b) tidak dapat diingkarkan dengan kata

tidak, melainkan dengan kata bukan, (c) umumnya secara langsung

atau tidak, nomina diikut oleh adjektiva dengan perantara kata yang.8

3.3 Pronomina

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina. Ada (a)

pronomina persona (aku, anda, mereka), (b) pronomina penunjuk ( ini,

itu, begini demikian), (c) pronomina penanya (apa, dari mana).

3.4 Numeralia

Numerlia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya

maujud dan konsep. Numeralia dibedakan menjadi tiga: (a) pokok

(enam, panca, tiga (orang), beribu, berbagai), (b) tingkat (pertama,

keempat), dan (c) pecahan (sepersepuluh, dua koma lima).9

7 Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesa Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 121. 8 Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h.

213. 9 Ibid, h. 122.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

12

3.5 Adjektiva

Adjektiva adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan

secara umum dapat bergbung dengan kata lebih dan sangat.10

Ciri-

cirinya dikenali sebagai berikut: (1) bisa diberi keterangan pembanding

lebih, kurang, paling; (2) dapat diberi keterangan penguat sangat,

sekali, benar, terlalu; (3) dapat diingkari dengan tidak; (4) dapat

diulang dengan {se-nya}, (5) pada kata tertentu berakhir dengan –er, -

(w)i, -iah, -if, -al, dan –ikan. Adjektiva ada dua, yaitu monomorfemis

dan polimorfemis terbagi lagi yaitu: pengafiksan, reduplikasi,

adjektiva + kata lain, dan adjektiva + adjektiva.11

3.6 Adverbia

Adverbia adalah kata yang dipakai untuk memerikan verba, ajektiva,

proposisi, atau adverbia lain.12

Dalam tataran frasa, adverbia adalah

kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain. Sedangkan

dalam tataran kalusa, adverbia menjelaskan fung-si-sungsi sintaksis.

Adjektiva ada dua, yaitu monomorfemis dan polimorfemis terbagi lagi

yaitu: pengulangan, pengulangan dan -an, pengulangan +se-nya, kata

dasar +se-nya, dan kata dasar -nya.13

10

Tim Penyusun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Surabaya: Citra Media Press, 2010), h.

10. 11

Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesa Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 122-123. 12

Harimurti Kridalaksana, Kamus linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.

2. 13

Ibid., h. 122-123.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

13

3.7 Kata Tugas

Di luar kata verba, nomina, adjektiva, numeralia, dan adverbia, ada

kata lagi yakni kata tugas. Kata ini hanya mempunyai makna

gramatikal. Di samping itu, hampir semua kata tugas tidak bisa

mengalami perubahan bentuk. Ada lima kelompok dalam kata tugas:

(1) preposisi (dari, di, sejak, semacam, sekitar, daripada, dari bawah),

(2) konjungsi (dan, atau, selagi, jika, agar, biarpun, seolah-olah, oleh

karena, hingga, bahwa, baik ... maupun, sesudah itu, dalam pada itu),

(3) interjeksi (bah, aduhai, astagfirullah, he, ha), (4) artikel (sang, sri,

hang, para, si, dang), dan (5) partikel (lah, kah, pun, tah).14

Dalam bahasa Arab, Ni‟mah membagi kelas kata dalam bahasa

Arab menjadi 3: (1) nomina (ism), (2) verba (fi’il), dan (3) partikel

(harf).15

1. Nomina (ism)

Nomina (ism) adalah kata yang menunjukkan makna benda secara

langsung tanpa membutuhkan bantuan dari kata atau lafal lainnya, dan

isim tidak terkait dengan waktu.16

Isim dalam bahasa arab sama

pengertiannya dengan kata benda dalam bahasa Indonesia. kategori ism

meliputi tiga unsur: nama, sifat, dan kata ganti.

14

Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesa Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 123. 15

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 62. 16

Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu (Yogyakarta: Diva Press, 2013), h.

16.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

14

Wright membagi nomina menjadi nomina primitif dan nomina

derivatif. Nomina primitif merupakan kata benda, seperti رىجيله (lelaki).

Nomina derivatif bisa berupa kata benda atau ajektifa, deverba yang

diderivasikan dari verba, seperti تػىقسيم dari kata قىسىمى (membagi), atau

denominatif yang diderivasikan dari nomina مىأىسىدىة (tempat yang

dipenuhi singa) dari kata أىسىده (singa).17

Ism mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan kata-kata

yang lain. Adapun ciri-ciri ism adalah sebagai berikut:

1. Terdapat huruf jar di depan kata. Contoh: أىذهىبي الى المىدرىسىة (Saya pergi ke sekolah.

2. Terdapat huruf Alif dan Lam (اؿ). Contoh: الرجيلي 3. Berharakat tanwin. Contoh: بيػ ره مىسج ده كى

4. Diawali oleh huruf nida‟ (huruf yang berfungsi memanggil).

Contoh: يىا ميىمدي 5. Mempunyai kalimat mubtada‟ dan khabar.

6. Mempunyai kalimat idhafah.18

Isim ditinjau dari jenisnya, yaitu: mudzakkar dan muannats.19

(maskulin) ميذىكر اسمه

(feminin) ميؤىنث

17

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 63. 18

Ulin Nuha, Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu (Yogyakarta: Diva Press, 2013), h.

17-18. 19

Akhmad Munawari, Belajar Cepat Tata Bahasa Arab (Yogyakarta: Nurma Media Idea,

2008), h. 1.A.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

15

Mudzakkar (nomina maskulin) tidak mempunyai tanda khusus.

Seperti: سلميي Sedangkan Muannats (nomina femini), menurut .امل

Haywood dan Nahmad, nomina yang dianggap feminin adalah (1)

nomina yang secara makna dianggap muannats, seperti أي / ibu; (2)

nomina yang berjenis muannast dilihat dari bentuknya yang biasanya

terdapat sufiks ة (ta:‟ marbuthah), seperti مىدرىسىةه/ sekolah; berakhiran -

اء – rahasia; berakhiran / نىوىل seperti , ا – dan ل , seperti أء / بػىيدى

gurun; atau disepakati sebagai kata berjenis muannats, seperti kata شىشه

/ matahari.20

Menurut Haywood dan Nahmad, Nomina dalam bahasa Arab

memiliki ciri jumlah. Jumlah dalam bahasa Arab ada tiga: tunggal

(mufrad), dual (mutsanna:) dan plural (jama‟). Bentuk Plural terbagi

menjadi tiga: maskulin teratur (jama‟ mudzakkar) feminin teratur

(jama‟ mu‟annatsa) netral-salin suara, yang dibentuk dari perubahan

internal kata, biasanya dengan perubahan prefiks dan sufiks (jama‟

taksi:r).21

20

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 67. 21

Ibid., h. 66.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

16

(tunggal) ميفرىد

/ميثػىن اسم تػىثنيىة (dual)

يذىكر السال (plural) جىىع (maskulin) جىىع امل

يؤىنث السال (feminin) جىىع امل

(prefiks dan sufiks) جىىع تىكسىي

Kata bentuk ميفرىد, yaitu: (1) Kata Shahih akhir dan munsharif,

kedudukan marfu‟ dengan dhammah, manshub dengan fathah, dan

majrur dengan kasrah, (2) Kata maqshur, (3) Kata manqus, dan (4) Kata

Ghairu Munsharif dan kata Mamdud.

Kata bentuk ميثػىن/ تػىثنيىة , yaitu: marfu‟ ditatsniyahkan dengan

menggunakan dan manshub atau majrur ditatsniyahkan dengan ,ف dan ا

menggunakan م dan ف.

Kata bentuk يذىكرالسال جىىع امل , yaitu: marfu‟ dengan menggunakan ك

dan ف, dan manshub atau majrur dengan menggunakan م dan ف.

Kata bentuk يؤىنث السال yaitu: marfu‟ ditandai dengan ,جىىع امل

harakat dhammah, dan manshub atau majrur ditandai dengan harakat

kasrah. Sufiksnya menggunakan .ت dan ا

Kata bentuk جىىع تىكسىي, yaitu: marfu ditandai dengan harakat

dhammah, manshub ditandai dengan harakat fathah, dan majrur

ditandai dengan harakat kasrah.22

22

Nurul Huda, Mudah belajar bahasa Arab (Jakarta: Amzah, 2012), h. 92-93.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

17

Nomina dilihat dari aspek ketentuan cakupan makna terbagi

menjadi dua macam, yaitu:

a. Indefinite/ نىكرىةه (tidak tertentu). Seperti: رىجيله lelaki, بػىيته rumah.

b. Definite/ مىعرفىةه (tertentu). Seperti: اىلمىسجدي masjid, ةي اىلىريدى

majalah.23

Dilihat dari distribusinya, nomina dapat menempati posisi sebagai

subjek, predikat, pelengkap, dan aposisi. Dilihat dari infleksinya,

nomina dapat dibubuhi tanda penunjuk jumlah, jenis, definitif, vokal

rangkap, dan preposisi.24

2. Verba (Fi’il)

Verba (Fi’il) adalah kata kerja yang menunjukkan arti pekerjaan,

atau peristwa yang terjadi pada waktu tertentu, baik di masa lampau,

sekarang, atau yang akan datang.25

Pengertian verba (fi’il) hampir

sama dengan istilah kata kerja dalam bahasa Indonesia. Fi’il (kata

kerja/verba) terdapat tiga macam, yaitu mâdhî, mudhâri‟, dan amar.

Ketiga bentuk tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Bentuk mâdhî, digunakan untuk mengungkapkan aktivitas

lampau (telah, sudah)

b. Bentuk mudhâri‟, digunakan untuk menyatakan aktivitas yang

sedang berlangsung atau yang akan datang

23

Nurul Huda, Mudah belajar bahasa Arab (Jakarta: Amzah, 2012), h. 70-71. 24

Syihabuddin, Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung: Humaniora,

2005), h. 53. 25

Ustadz Rusdianto, Tebas Bahasa Arab Secepat Kilat! (Yogyakarta: Diva Press, 2013),

h. 58.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

18

c. Bentuk amar, bentuk ini digunakan untuk menyatakan perintah

(imperatif) atau untuk membuat kalimah perintah.26

Berdasarkan bentuknya, verba dapat dibagi menjadi dua macam.

Pertama, verba asal, yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks. Contoh:

dan lain sebagainya. Kedua, verba turunan, yaitu رىجىعى, قػىرىأى, جىلىسى

verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, atau berupa

penggabungan paduan bentuk dasar.27

Cohtoh: يػىرجعي, يػىقرىأي, يىلسي. Berdasarkan segi sintaksis verba (fi’il) terbagi lagi menjadi infleksi

(al-Tashri:f al-Lughawi), dan derivasi (al-Tashri:f al-Ishthila:hi)

1. Infleksi (al-Tashri:f al-Lughawi)

Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seperti bahasa

Arab. berikut adalah pola infleksi dalam bahasa Arab:

a. Infleksi pada Verba Perfektif (Fi’il Ma:dhi:)

Infleksi pada Verba Perfektif bahasa Arab terjadi

apabila verba tersebut disandangi sufiks pronomina terikat

(dhami:r muttashil) yang berfungsi sebagai pemarkah

subjek (PS).28

26

Nurul Huda, Mudah belajar bahasa Arab (Jakarta: Amzah, 2012), h. 14. 27

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 68. 28

Ibid., h. 69.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

19

هو نىصىرى انتى نىصىرتى انا نىصىرتي

مها نىصىرىا انتما نىصىرتيىا حنن نىصىرنىا

هم نىصىريكا انتم نىصىرتي

هي نىصىرىت انت نىصىرت

مها نىصىرىتىا انتما نىصىرتيىا

هن نىصىرفى انت نىصىرتين

b. Infleksi pada Verba Imperfektif (Fi’il Mudha:ri’)

Infleksi pada Verba Perfektif bahasa Arab terjadi

apabila verba tersebut disandangi konfiks pronomina terikat

(dhami:r muttashil) yang berfungsi sebagai pemarkah

subjek (PS).29

هو يػىنصيري انتى تػىنصيري انا أىنصيري

مها يػىنصيرىاف انتما تػىنصيرىاف حنن نػىنصيري

هم يػىنصيريكافى انتم تػىنصيريكافى

هي تػىنصيري انت تػىنصيرينى

مها تػىنصيرىاف انتما تػىنصيرىاف

هن تػىنصيرفى انت تػىنصيرفى

29

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 69.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

20

1. Derivasi (al-Tashri:f al-Ishthila:hi)

Derivasi adalah proses pembentukan kata-kata batu, atau

dapat diartikan perubahan morfemis yang menghasilkan kata

dengan identitas morfemis yang lain. Contoh pada kata كىتىبى

„menulis‟, كىاتبه „penulis‟, مىكتىبه „meja‟. Kata كىتىبى

merupakan verba dan اتبه كى merupakan nomina. Keduanya

merupakan dua kelas kata yang berbeda, jadi hunbungan antara

keduanya adalah hubungan derivasi.30

Pola dalam derivasi dalam bahasa Arab yaitu: (1) derivasi

verba trikonsonantal takberimbuhan (Tsula:tsi Mujarrad), (2)

derivasi verba trikonsonantal (Tsula:tsi Mazi:d), (3) derivasi

verba Kuadrikonsonantal takberimbuhan (Ruba:’i: Mujarrad),

dan (4) verba kuadrikonsonantal derivatif (Ruba:’i: Mazi:d).

Berdasarkan objeknya fi‟il dibedaka menjadi dua bagian, yaitu

verba transitif (Fi’il Muta’addi:), dan verba intransitif (Fi’il La:zim).31

a. Verba transitif (Fi’il Muta’addi:)

Menurut Mattews, kontruksi transitif sebgai, “satu verba

yang berhubungan sedikitnya dengan dua nomina atau yang

sepadan, yang secara semantik memiliki karakteristik salah

satunya sebagai pelaku dan lainnya sebagai sasaran.32

Dalam

30

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 70. 31

Ustadz Rusdianto, Tebas Bahasa Arab Secepat Kilat! (Yogyakarta: Diva Press, 2013),

h. 78. 32

Ibid., h. 76.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

21

bahasa Arab verba trasitif disebut Fi’il Muta’addi:. Fi’il

Muta’addi: adalah kata kerja yang membutuhkan objek.33

Contoh:

زى .Muhammad makan roti : أىكىلى ميىمده اىليبػ

Lebanon mengurai secara lebih luas konsep verba transitif

dalam bahasa Arab dengan membaginya ke dalam lima bagian:

(1) verba yang langsung diikuti oleh objeknya, (2) verba yang

diikuti oleh a (hamzah yang diletakkan di depan verba) yang

berfungsi menjadikan verba sebagai transitif, (3) verba yang

menjadi transitif dengan cara mendobelkan (geminasi) huruf

kedua pada verba, (4) verba yang menjadi transitif dengan

bantuan preposisi, (5) verba yang menjadi transitif dengan

bantuan adverbia (yang menandakan tempat dan waktu.34

b. Verba intransitif (Fi’il La:zim).

Menurut Alwi dkk. verba intransitif adalah verba yang

tidak memiliki nomina dibelakangnya yang dapat berfungsi

sebagai subjek dalam kalimat pasif.35

Dalam bahasa Arab verba

intransiti fdisebut Fi’il La:zim. Fi’il La:zim adalah kata kerja

yang tidak memerlukan objek. Artinya, kata kerja tersebut

hanya membutuhkan sujek, sehingga dalam susunan

kalimatnya hanya terdiri atas subjek dan predikat.36

33

Ibid., h. 78 34

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 77-78. 35

Ibid., h. 80. 36

Ustadz Rusdianto, Tebas Bahasa Arab Secepat Kilat! (Yogyakarta: Diva Press, 2013),

h. 79.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

22

Contoh:

.Ahmad telah pergi : ذىهىبى أىحىدي

Kategori ini memiliki beberapa ciri khusus. Dilihat dari

distribusnya, verba dapat menempati posisi predikat dan

pelengkap dalam bahasa Indonesia. dilihat dari proses

infleksinya, verba dapat diubah untuk menujukkan waktu dan

aspek melalui proses afiksasi.37

Kata kerja dalam bahasa Indonesia juga mempunyai

kategori, yaitu: (1) berdasarkan bentuk, (2) berdasarkan banyak

kata yang mendampingi, (3) berdasarkan hubungan kata kerja

dan kata benda, dan (4) berdasarkan hubungan kata benda

dengan penddampingnya. Dalam contoh di atas termasuk kata

kerja berdasarkan hubungan kata kerja dan kata benda yaitu

kata kerja aktif.38

3. Partikel (Harf)

Menurut Syekh Al-Ghalayain, huruf adalah sesuatu yang

bisa menunjukkan makna (bermakna) jika bergandeng dengan

(kata atau kalimat) yang lainnya.39

Huruf adalah kata/kalimah

dalam bahasa Arab selain isim dan fi‟il.

37

Syihabuddin, Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung: Humaniora,

2005), h. 53. 38

Tim Lima Adi Sekawan, EYD Plus (Jakarta: Limas, 2011), h. 173. 39

Ustadz Rusdianto, Tebas Bahasa Arab Secepat Kilat! (Yogyakarta: Diva Press, 2013),

h. 21.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

23

Menurut Syaibah, harf terbagi menjadi tiga: (1) harf yang

mendampingi ism; (2) harf yang mendampingi fi‟il; (3) harf yang

mendampingi ism dan fi‟il.40

حيريكؼي الىر ك القىسىمي حيريكؼي إف كىاىخوىاتػيهىا سم اء حيريكؼي تىدخيلي عىلىى ال حيريكؼي الندىستثػنىاء حيريكؼي الىعية

حيريكؼي كىاكي املبتداىء اىليريكؼي حيريكؼي الىـي ال

حيريكؼي النصب الىزـ حيريكؼي /مىا حيريكؼي تىدخيلي عىلىى الفعل الى قىد /سىوؼى يي الس حيريكؼي العىطىف

سم كىالفعل حيريكؼي تىدخي لي عىلىى ال اـ ستفهى حيريكؼي اال

كىاكي الىاؿ الىـي القىسىم

Harf yang mendampingi ism biasanya berfungsi sebagai

preposisi ( حيريكؼي الىر); partikel vokatif (اء Harf yang .(حيريكؼي الندى

mendampingi fi‟il biasanya merupakan partikel akusatif ( حيريكؼي

40

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 83.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

24

Dan harf yang bisa .( حيريكؼي الىزـ ) partikel jusif ;(النصب

mendampingi ism dan fi‟il biasanya berupa konjungsi ( حيريكؼي

اـ ) partikel tanya ;(العىطىف ستفهى .dan lain sebagainya ;(حيريكؼي اال41

3. Pembentukkan Kata

Setiap bahasa memiliki bentuk yang berbeda-beda. Pembentukan kata

dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu dari dalam dan dari

luar. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar

kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui

unsur serapan.42

Bentuk-bentuk kata serapan itu ada empat macam, diantaranya:

(a) Kata diambil sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia

(b) Kata diambil dan disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia

(c) Kata diterjemahkan dan dipadankan istilah-istilah asing ke dalam

bahasa Indonesia

(d) Mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat

keuniversalannya

(e) Menyerap kata dari bahasa daerah.43

Selain kata serapan dalam pembentukan kata, kata juga mengalami

proses morfologis. Morfem berarti bentuk bahasa yang dapat dipisah-

pisah menjadi bagian yang lebih kecil sampai bentuk bahasa tersebut

41

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 83-84. 42

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h. 33. 43

Ibid., h. 34-36.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

25

tidak mempunyai makna. Menurut Al-Khuli morfem sebagai

“ashghar wahdah lughawiyyah mujarradah dza:t ma’nan (satuan

gramatikal terkecil, otonom, dan mempunyai makna).44

Morfem terbagi menjadi dua, yaitu morfem bebas dan morfem

terikat. Morfem bebas adalah morfem yang tidak tergantung pada

adanya morfem lain. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang

tidak dapat berdiri sendiri.45

Contoh : Memperbesar - Mem-perbesar - Per-besar

Jika kata besar dipotong lagi, maka be- dan –sar tidak mempunyai

makna. Begitupun dengan bahasa Arab terdapat morfem bebas dan

morfem terikat. Hanya saja kalau dalam bahasa Arab, satu kata bisa

terdiri dari satu atau lebih morfem terikat, contoh: يىكتيبػيوفى. kata يىكتيبػيوفى terdiri dari satu morfem bebas (كتب) dan dua morfem terikat (م dan

.( ف46

Dalam bahasa Arab, pembentukkan kata melalui akar kata.

Menurut Holes, Bahasa Arab memiliki prinsip akar dan pola. Secara

struktur dan semantik, leksikon bahasa Arab berkaitan dengan

akarnya. Akar-akar tersbut diderivasikan dengan menggandakan

radikal tengah, menambahkan vokal panjang di antara radikal,

44

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 60. 45

Ibid., h. 60-61. 46

Ibid., h. 61.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

26

menambahkan prefiks yang berupa konsonan, atau kombinasi dari

proses-proses tersebut.47

Akar adalah asal sebuah kata. Misal kata كىتىبى mempunyai asal

KTB ( ب -ت -ؾ ). Huruf-huruf akar kata tidak pernah gugur (hilang)

dalam bentuk kata apa pun. Kebanyakan mashdar, akar katanya terdiri

dari tiga huruf, walaupun ada yang terdiri dari empat huruf dan lima

huruf. Akar kata paling sedikit terdiri dari tiga huruf maka selebihnya

dianggap huruf tambahan (ziyadah). Huruf-huruf yang biasanya

menjadi imbuhan adalah 48.أ, ؿ, ت, ـ, ك, ف, م, ق, ا, س Dari

akar/asal kata nantinnya akan menghasilkan beberapa pola atau bentuk

kata, atau yang disebut juga dengan pola (wazn).

Pola (wazn) adalah bentuk kata yang mengalamai perkembangan

sehingga dari satu asal kata akan menghasilkan kata yang berbeda-

beda dengan makna yang tentunya berbeda pula dan inilah yang

diistilahkan dalam bahasa Arab dengan tashri:f (derivasi), yaitu

adanya proses pembentukan kata baru.49

Para ahli tata bahasa Arab memakai wazn (pola), yang terdiri atas

untuk W2 (konsonan wazn ع ,untuk W1 (konsonan wazn pertama) ؼ

kedua) dan ؿ untuk W3 (konsonan wazn ketiga). Fa, Ain, Lam

47

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 61. 48

Nurul Huda, Mudah belajar bahasa Arab (Jakarta: Amzah, 2012), h. 33. 49

Ibid., h. 62.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

27

tersebut dijasikan sebagai pengganti posisi atau wakil yang dapat

ditukar dengan tiap konsonan.50

4. Kata Baku

Kata baku adalah kata-kata yang menjadi acuan dalam pemakaian bahasa

karena kata baku tersebut sesuai dengan kaidah yang berlaku, pedoman ejaan

yang ditetapkan, serta memiliki karakteristik cendekia, kemantapan dinamis,

dan seragam.51

Kata baku akan menghasilkan bahasa baku bagi penuturnya.

Kata dalam bahasa Indonesia ada juga yang merupakan kata serapan dari

bahasa asing dan termasuk kata baku. Namun, penulisan dalam kata serapan

tidak jarang ditemukan kata tersebut tidak sesuai dengan pedoman ejaan yang

disempurnakan sehingga kata tersebut dikatakan tidak baku.

Usaha membakukan aspek bahasa Indonesia telah banyak dilakukan oleh

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Namun, sampai saat ini baru

dapat dibakukan masalah ejaan.52

Oleh karena itu, untuk mengetahui kata

baku dalam bahasa Indonesia dalam pemakaian tata tulis berbahasa Indonesia

seharusnya mengikuti kaidah ejaan yang berlaku.

Kata “ejaan” berasal dari kosakata bahasa Arab hija’ menjadi eja yang

mendapat akhiran –an. Huruf yang dieja disebut huruf hijaiyyah. Mengeja

adalah membaca huruf demi huruf. Ejaan adalah sistem tulis-menulis yang

dibakukan. Ejaan berarti pula lambang ujaran. Dengan kata lain, ejaan

50

Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern (Yogyakarta: LKiS, 2012), h. 44. 51

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika) (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 129. 52

Ibid, h. 129.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

28

adalah lambang dari bunyi bahasa.53

Misalnya fonem /a/ dilambangkan

dengan huruf a, jeda dilambangkan dengan koma (,), kesenyapan

dilambangkan dengan titik(.), dan sebagainya.

Pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi

umum. Menurut Mustakim, secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai

pelambang bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf yang sudah

disusun menjadi kata, frasa, atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti

keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa termasuk

pemisahan dan penggabungan yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda

baca.54

Ejaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ejaan fonetis adalah ejaan yang

berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa (fonem) dengan lambang atau

huruf. Hal itu dilakukan dengan mengukur dan mencatat dengan alat pengukur

bunyi bahasa. Dalam ejaan fonetis jumlah lambang yang diperlukan cukup

banyak dan ejaan fonemis adalah ejaan yang berusaha menyatakan setiap

fonem dengan satu lambang atau satu huruf. Dalam ejaan fonemis jumlah

lambang yang diperlukan tidak banyak. Dalam bahasa Indonesia, ejaan yang

dipakai ialah ejaan fonetis. Namun, masih terdapat beberapa fonem yang

dilambangkan dengan dua tanda.55

Hal-hal yang meliputi pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan, di antaranya:

53

Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan bahasa indonesia (Jakarta:

Uin Jakarta Press, 2007), h. 17. 54

Sugihastuti, Rona Bahasa dan Sastra Indonesia Tanggapan Penutur dan Pembacanya

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 141. 55

Tim Lima Adi Sekawan, EYD Plus (Jakarta: Limas, 2011), h. 1.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

29

1. Pemakaian Huruf

b. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri

atas huruf yang berikut. Nama setiap huruf disertakan

disebelahnya.56

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A a a J j je S s es

B b Be K k ka T t te

C c ce L l el U u u

D d de M m em V v fe

E e e N n en W w we

F f ef O o o X x eks

G g ge P p pe Y y ye

H h ha Q q ki Z z zet

I i i R r er

Abjad ( اىليريكؼي الىبىديةي) yang digunakan dalam bahasa Arab

terdiri dari 29 huruf yang berikut. 57

56

M. Arifin Ciptadi, EYD-Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan

(Bandung: Nusa Media, 2009), h. 1. 57

Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern (Yogyakarta: LKiS, 2012), h. 6.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

30

Nama

Huruf Transliterasi

Posisi

Berdiri

Sendiri

Nama

Huruf Transliterasi

Posisi

Berdiri

Sendiri

Alif ā ا Ṭā‟ ṭ ط

Bā‟ b ب Ẓā‟ ẓ ظ

Tā‟ t ت „Ayn „ ع

Thā‟ th ث Ghayn gh غ

Jῑm j ج Fā‟ f ؼ

Ḥā‟ ḥ ح Qāf q ؽ

Khā‟ kh خ Kāf k ؾ

Dāl d د Lām l ؿ

Dhāl dh ذ Mῑm m ـ

Rā‟ r ر Nūn n ف

Zāy z ز Ha‟ h ق

Sῑn s س Wāw w, ū ك

Shῑn sh ش Yā‟ y, ῑ م

Ṣād ṣ ص

Ḍād ḍ ض

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

31

c. Huruf Vokal

Menurut Matthews, konsep vokal dulunya berasal dari

Yunani dan Latin. Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan

dengan melibatkan pita-pita suara tanpa penyempitan atau

penutupan apa pun pada tempat pengartikulasian manapun.58

Untuk mendefinisikan bunyi diciptakanlah sebuah sistem tanda

bantu baca. Jika dicantumkan maka teksnya disebut teks

bervokalisasi ata ber-harakat.59

Huruf yang melambangkan vokal

dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o dan u.60

Pada umumnya teks-teks Arab adalah teks gundul,

Eckehard Schulz membagi tanda baca untuk vokal-vokal pendek

dalam bahasa arab sebagai berikut:

5. Fathah (Fatḥa)

Jika ada baris pendek miring ( ى ) di atas konsonan, maka setelah

konsonan tersebut dilafalkan “a” pendek:

ؼى ,ba بى fa, كى wa. Fathah yang diikuti Alif = ā panjang: مىا mā.

6. Kasroh (Kasra)

Jika ada baris pendek miring ( ) di atas konsonan, maka setelah

konsonan tersebut dilafalkan “i” pendek:

58

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 40-41. 59

Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern (Yogyakarta: LKiS, 2012), h. 4. 60

Tim Penyusun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Surabaya: Citra Media Press, 2010), h.

1.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

32

ؿ ,bi ب li, :mi. Kasroh yang diikuti Yā’ = ῑ panjang ـ بي كى

kabῑr.

7. Dlommah (Ḍamma)

Jika ada tanda dalam bentuk Wāw kecil ( ي ) di atas konsonan,

maka setelah konsonan tersebut dilafalkan “u” pendek:

كيم ,mudun ميديف kum, hum. Dlommah yang diikuti Wāw = ū هيم

panjang: .Nūn نػيوف

8. Sukun (Sukūn)

Jika ada bulatan kecil ( ) di atas konsonan, maka setelah

konsonan tersebut vokal tidak dilafalkan.

.min من ,nahnu حنىني ,tahta تىتى

9. Syaddah (Shadda)

Jika ada Sῑn kecil ( ) di atas konsonan, maka konsonan tersebut

dilafalkan dua kali. Fathah dan Dlommah dicantumkan di atas

Syaddah; Kasrah bisa dicantumkan di bawah syaddah atau di

bawah konsonan tersebut: ( )

,Shubbāk شيباؾه ـه ,taqaddum تػىقىد .mu‟allim ميعىلمه

10. Maddah (Madda)

Jika ada tanda kecil (~) di atas Alif (آ), maka “a” tersebut

dilafalkan panjang. اآلفى al-āna, القيرآفي al-qur‟ān.61

d. Huruf Konsonan

Konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan

mempergunakan artikulasi pada salah satu bagian alat-alat bicara.62

61

Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern (Yogyakarta: LKiS, 2012), h. 4. 62

Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 43.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

33

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia

terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,

x, y, dan z. Dalam bahasa Arab bunyi-bunyi dibedakan berdasarkan

tiga kriteria, yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara

artikulsi.63

1. Pita Suara dibedakan adanya bunyi bersuara (voiced sound atau

majhu:r) dan tidak bersuara (voiceless sound atau mahmu:s).

Menurut Bisry, bunyi takbersuara terdiri dari 13 bunyi, yaitu:

, ءھؼ, ث, ت, ط, س, ش, ص, ؾ, ؽ, خ, ح, begitupun dalam bunyi bersuara, menurut Bisry ada 15 bunyi,

yaitu:

ذ, ع, غك, ب, ـ, د, ض, ف, ؿ, ز, ر, ج, م, ظ, 2. Tempat Artikulasi

Menurut Bisry, tempat artikulasi bunyi bahasa dalam bahasa

terbagi menjadi 9, yaitu:

a. Bilabial (al-Ashwât al-Syafawiyah): ك, ـ, ب (p, b, m, w).

b. Labiodental (al-Ashwât al-Asnâniyyah al-Syafawiyyah): ؼ

(f)

c. Interdental (al-Ashwât bain al-Asnân): ث, ذ, ظ (ts, dz, z)

d. Laminoalveolar (al-Ashwât al-Asnâniyyah al-Litsawiyyah)

(t, t, d, d, s, n, l) ت, ط, د, ض, ؿ, ف:

e. Apicoalveolar (al-Ashwât al-Litsawiyyah): ر, س, ز, ص (r,

s, z, s)

63 Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik

Modern) (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 43.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

34

f. Palatal (al-Ashwât al-Hanaqiyyah): ش, ج, م (sy, j, y)

g. Velar (al-Ashwât al-Qashbah): خ, ؾ, غ (kh, gh, k)

h. Uvular (al-Ashwât al-Lahawiyyah): (q) ؽ

i. Glottal (al-Ashwât al-Hanjariyyah): ء, ح, ع (h).

3. Cara Artikulasi

Berdasarkan penelitian Bisyr, cara artikulasi bahasa Arab

terdapat beberapa macam bunyi, yaitu:

a. Stop (al-Waqafât; Hambat): ب, ت, ط, د, ض, ؽ, ؾ, ع (p, b, t, d, k, g)

b. Nasal (al-Ashwât al-Anfiyyah; Sengauan): ف, ـ (m, n)

c. Frikatif (al-Ashwât al-ihtikâkiyyah; Geseran): ,ؼ, ذ, ز

, عھس, ش, ص, غ, ؾ, ح, (s, sy, gh, k, s, x, h)

d. Affrikat (al-Ashwât al-Murakkabah; Paduan): ج (c, j)

e. Trill (al-Ashwât al-Tikrâriyyah; Getaran): ر (r) f. Lateral (al-Ashwât al-Jânibiyyah; Sampingan): ؿ (l)

g. Semiwofel ( Anshâf al-Haraka:t; Hampiran): ك, م (w, y)

e. Huruf Diftong

Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya pada saat

pengucapannya.64

Diftong merupakan gabungan bunyi dalam satu

suku kata.65

Dalam bahasa Indonesia, diftong dilambangkan

dengan ai, au, dan oi. Contoh: pandai, saudara, amboi. Dalam

bahasa Arab, diftong dilambangkan dengan Fathah yang diikuti ك

64

Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 52. 65

Ibid., h. 27.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

35

dan Sukun ( ) menandakan diftong au dan Fathah yang diikuti م

dan Sukun ( ) menandakan diftong ai.

f. Gabungan huruf konsonan

g. Pemenggalan kata

2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

3. Penulisan Kata

4. Penulisan Unsur Serapan

5. Pemakaian Tanda Baca

B. Kamus

1. Definisi Kamus

Kamus merupakan sebuah buku referensi yang memuat daftar kosakata

yang terdapat dalam sebuah bahasa, yang disusun secara alfabetis.

Harimurti Kridalaksana mendefinisikan kamus sebagai berikut: buku

referensi yang memuat daftar kata atau gabungan kata keterangan

mengenai berbagai segi maknanya dan penggunaannya dalam bahasa.66

Kata kamus dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Al-Mu‟jam atau

Al-Qamus. Pengertian kamus menurut Ahmad Abdul Ghafur Atthar

adalah :

ا هى يػ ان عى مى ي س ف تػى ا كى هى ح ر شى ب ةن نى ك ري ق مى ة غى الل ات دى رى ف مي ن م دو دى عى رى كبػى أى م ضي يى ابه تى ك .ع و ضي و مى ال ك أى اء جى ال ؼ ك ري ى حي لى ا عى م ا, إ اص ا خى بن ي ت ر تػى ةن بى تػ رى مي اد وى مى ال فى و كي تى ف ى أى لى عى

66

Harimurti kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT Gramedia, 2009), h. 107.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

36

Kamus adalah sebuah buku yang membuat sejumlah besar kosakata

bahasa yang disertai penjelasannya dan interpretsi atau penafsiran makna

dari kosakata tersebut yang semua isinya di susun dengan sistematika

tertentu, baik berdasarkan urutan huruf hijaiyah (lafal) atau tema (makna).

Sedangkan pengertian kamus menurut C.L. Barnhart adalah :

حو ر شى عى ا, مى ي ائ جى ا ه بن ي ت ر تػى ةن ادى عى بي ت رى , تػي اةو قى تػى ن مي اتو مى ل ى كى لى م عى و تى يى ابه تى ك حي ك ري الش كى ل ت ت يى ط ع أي اءه وى ا, سى بى ةو قى لى عى ات ل ذى رى خ أي اتو مى و لي ع مى ا كى هى يػ ان عى مى ل .لرى خ أي ةو غى لي ب ـ ا أى اتى ذى ة غى الل ب اتي مى و لي ع مى ال كى

Kamus adalah sebuah buku yang memuat kosakata pilihan yang

umumnya disusun berdasarkan urutan alfabet dengan disertai penjelasan

maknanya dan dilengkapi informasi lain yang berhubungan dengan

kosakata, baik penjelasan tersebut menggunakan bahasa yang sama

dengan kosakata yang ada maupun dengan bahasa yang lain.67

2. Fungsi Kamus

Kamus sebagai hasil akhir yang menghimpun semua kosakata yang

ada dalam suatu bahasa. Kamus berfungsi menampung konsep-konsep

budaya dari masyarakat atau bangsa penutur bahasa tersebut. selain

berfungsi sebagai wadah penghimpun konsep-konsep budaya kamus juga

memiliki fungsi-fungsi praktis, yaitu: (1) Mengetahui makna kata, (2)

67

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008), h.

131-132.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

37

Lafal kata, (3) Ejaan kata, (4) Penyukuan Kata, (5) Kebakuan Kata, dan

(6) Informasi lain.68

Dilihat dari aspek fungsional kamus sebagai buku yang bertujuan

menjelaskan makna kosakata, tugas sebuah kamus Arab harus mencakup

beberapa hal: (1) Menjelaskan Makna Kata, (2) Menjelaskan Artikulasi

Bahasa, (3) Menjelaskan huruf Hijaiyah, (4) Mencari Akar Kata, (5)

Memberi Informasi Morfologis dan Sintaksis, (6) Memberi Informasi

Penggunaan Kata, dan (7) Memberi informasi lainnya.69

3. Macam-macam Kamus

Kamus-kamus bahasa Arab yang beredar, sangat beragam tergantung

penyusunan kamus dan perwajahannya yang direlevansikan dengan

kebutuhan masyarakat.

Menurut Dr. Imel Ya‟qub, macam-macam kamus dibedakan menjadi 8

macam, yaitu: (1) Kamus Bahasa (Lughawi), (2) Kamus Terjemah , (3)

Kamus Tematik (Maudhu‟i), (4) Kamus Derivatif (Isytiqaqi), (5) Kamus

Evolutif (Tathawwuri), (6) Kamus Spesialis (Takhashshushi), (7) Kamus

Informatif (Dairah, Ma‟lamah) dan (8) Kamus Visual.70

68

Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) , h. 185. 69

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008), h. 144-

152. 70

Ibid., h. 152-160.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

38

Selain macam-macam kamus yang disebutkan diatas, Dr.

Taufiqurrahman menambahkan model kamus lainnya, yaitu: (1) Kamus

Buku (Mu‟jam Al-Kitab), (2) Kamus Digital dan (3) Kamus On-Line.71

4. Jenis Kamus

4.1.Berdasarkan Bahasa Sasaran

Jenis kamus dilihat dari penggunaan bahasa, dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu:

a. Kamus Ekabahasa (Uhadiyatul-Lughah)

Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata yang

dijelaskan dan penjelasan maknanya terdiri dari bahasa yang sama.

b. Kamus Dwibahasa (Tsunaiyatul-Lughah)

Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan dari

sebuah bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian

takrifnya dengan menggunakan bahasa yang lain. Disebut juga, kamus

terjemah.

c. Kamus Multi Bahasa (Mutaaddidatul-Lughah)

Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau

lebih.72

71

Ibid., h. 164-167. 72

Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) , h. 172-173.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

39

4.2.Berdasarkan Ukuran

Yang dimaksud dengan ukuran di sini adalah tebal-tipisnya sebuah

kamus. Tebal-tipisnya tentu berkaitan dengan banyaknya lema yang

disajikan dan informasi yang diberikan. Menurut Bo Sevensen, sebuah

kamus dilihat dari sisi bentuk atau ukurannya, dapat dibedakan

menjadi 3 macam, yaitu:

1. Kamus saku (Mu’jam Al-Jaib)

Kamus yang memuat kosakata antara 5.000 hingga 15.000

kata. Umumnya kamus saku didesain dengan bentuk mungil dan

disesuaikan dengan ukuran saku.

2. Kamus Ringkas (Mu’jam Al-Wajiz)

Kamus yang mengandung kata-kata kurang lebih 30.000 kata.

3. Kamus Sedang (Mu’jam Al-Wasith)

Kamus yang memuat kata antara 35.000 hingga 60.000

kata.

4. Kamus Besar (Mu’jam Al-Kabir)

Kamus yang mengandung kata lebih dari 60.000 kata.73

1.3.Berdasarkan Isi

Berdasarkan isinya dapat dibedakan adanya kamus umum dan

kamus khusus. Kamus-kamus yang berdasarkan isi diantaranya sebagai

73

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008), h.

173-174.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

40

berikut: (1) Kamus Lafal, (2) Kamus Ejaan, (3) Kamus Sinonim, (4)

Kamus Antonim, (5) Kamus Homonim, (6) Kamus Ungkapan/Idiom,

(7) Kamus Singkatan/Akronim, (8) Kamus Etimologi, dan (9) Kamus

Istilah.74

5. Kriteria Kamus

Tidak ada kamus yang lengkap, yang memuat seluruh arti kata yang ada

di masyarakat. Tetapi yang ada ialah kamus yang baik, yaitu kamus yang

memenuhi karakteristik kamus. Menurut Syihabuddin, paling tidak ada

empat syarat yang harus dipenuhi sebuah kamus agar menjadi kamus

ideal, kamus yang baik dan memenuhi kriteria sempurna. Keempat kriteria

tersebut adalah:

1. Kelengkapan

Beberapa kriteria kelengkapan kamus yang ideal, yaitu: (a) terdapat

simbol sederhana yang menerangkan cara pelafalan kata yang dijadikan

lema atau entri, (b) penyajian kata yang paling dasar kemudian diikuti

dengan kata bentukan lainnya mulai dari afiksasi yang paling sederhana

hingga yang paling kompleks, (c) pemakaian definisi yang baik dan

mudah, (d) penyajian ungkapan dan istilah yang frekuensi pemakaiannya

sangat tinggi, (e) penyajian informasi kebudayaan dan peradaban, dan (f)

penyajian kata pengantar berkenaan dengan khalayak sasaran kamus, cara

pemakaian kamus, kaidah-kaidah bahasa yang paling pokok.

74

Abdul Chaer, Leksikologi dan Leksikografi Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) , h. 202-205.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

41

2. Keringkasan

Mata manusia mampu menangkap sejumlah besar informasi sehingga

kadang-kadang otak tidak mampu merspon dan menganalisis seluruhnya.

Karena itu kamus yang baik ialah yang memfokuskan pembahasan dan

uraianya kepada hal-hal yang substansial.

3. Kecermatan

Kecermatan berkaitan erat dengan masalah objektifitas uraian di

dalam kamus. Untuk meraih objektifitas, biasanya kamus yang baik

dilengkapi dengan foto, gambar, ilustrasi dan contoh.

4. Kemudahan Penjelasan

Kamus yang baik hendaknya menyajikan informasi yang berkaitan

erat dengan topik yang disajikan sebagai lema. Di samping itu, informasi

hendaknya disuguhkan secara sederhana sehingga pembaca dapat

menangkap makna dengan mudah.75

6. Klasifikasi Kamus Bahasa Arab

Kamus di dunia Arab mengalami perkembangan yang relatif pesat. Hal

ini dapat dibuktikan dari banyaknya kamus yang sudah diproduksi,

mulai dari periode al-Khalil hingga dewasa ini. Emil Badi‟ Ya‟qub

mengklasifikasikan kamus yang ada menjadi delapan macam, yaitu

sebagai berikut:

75

Syihabuddin, Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung: Humaniora,

2005), h. 36-37.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

42

1. Al-Ma’ajim al-Lughawiyyah (Kamus Kebahasaan/linguistik),

memuat dan menjelaskan arti kosakata berikut derivasinya dengan

satu bahasa.

2. Ma’ajim al-Tarjamah (kamus terjemah) atau al-Ma‟ajim al-

Mujdawijah (Kamus Kedwibahasaan), memuat dan menjelaskan

arti kosakata dalam suatu bahasa dengan bahasa lain.

3. Al-Ma’ajim al-Mawdhu’iyyah (Kamus Tematik), memuat mufradat

berikut artinya yang disusun berdasarkan tema atau topik tertentu,

seperti manusia, hewan, burung, bangsa, dan sebagainya.

4. Al-Ma’ajim al-Isytiqaqiyah (Kamus Derivatif), yaitu kamus yang

memberikan penjelasan akar kata berikut derivasinya.

5. Al-Ma’ajim al-Tathawwuriyah (Kamus Perkembangan Kosakata),

yaitu kamus yang memuat tingkatan tertentu suatu bahasa dalam

kerangka kelompok kata tertentu dan dengan urutan tertentu pula.

6. Ma’ajim al-Takhashshush (Kamus Spesialisasi).

7. Dawa’ir al-Ma’arif (Ensiklopedi). “Kamus Besar” atau ensiklopedi

jenis ini lebih cenderung memuat definisi, pengetahuan dan

penjelasan yang lebih luas mengenai istilah, nama, tempat, dsb.

8. Al-Ma’ajim al-Mushawwarah (Kamus Bergambar).76

76

Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 278-279.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

43

BAB III

TENTANG KAMUS

Kamus merupakan sebuah buku referensi yang memuat daftar kosakata yang

terdapat dalam sebuah bahasa, yang disusun secara alfabetis disertai keterangan

bagaimana menggunakan kata itu.77

Kamus sangat diperlukan bagi siapa pun

untuk mencari makna kata bahasa. Terutama jika kita ingin

mengetahui/mempelajari bahasa asing. Peranan kamus sangat penting bagi

seorang penerjemah. Penerjemahan berarti pengalihan materi tekstual dari bahasa

sumber ke dalam bahasa target hingga dihasilkan kesepadanan.78

Pada bab III ini, penulis akan menelusuri seluk-beluk dan biografi penyusun

kamus At-Taufiq kamus Al-„Ashri.

A. Kamus At-Taufiq

1. Tentang KH. Taufiqul Hakim

Taufiqul Hakim dilahirkan pada 14 Juni 1975 di Sidorejo, Bangsri,

Jepara, Jawa Tengah. Anak dari pasangan Bapak Supar dan Ibu Hj.

Aminah. Ayah ibunya adalah seorang petani. Ia adalah anak bungsu dari

tujuh bersaudara. Dari tujuh bersaudara hanya dia yang berprofesi sebagai

seorang guru, dan saat ini dia dikenal sebagai kiyai. KH. Taufiqul Hakim

menikah dengan Hj. Faizatul Mahsunah binti Munawar dan memiliki anak

yang bernama M. Rizqi Al-Mubarok.79

77

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 44. 78

M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 20. 79

Taufiqul Amtsilati, Tawaran Revolusi Sistem Pendidikan Nasional (Profil Amtsilati &

Darul Falah) (Jepara: PP Darul Falah, 2004), h. 88.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

44

Taufiqul Hakim telah menyelesaikan pendidikannya di TK Lestari

Bangsari (1981), SDN 3/7 Bangsari (1987), MTs. WH. Bangsari (1990),

Din. Wustho Mathali‟ul Falah (PIM Kajen Pati Jateng) (1992), dan Aliyah

PIM (1995).80

Setelah lulus dari Kajen pada tahun 1995, KH. Taufiqul Hakim tidak

tahu akan kemana melanjutkan dan apa yang harus dikerjakan, mengingat

latar belakang ekonomi yang sangat lemah. Mulailah pada tahun 1996 ada

keponakannya yang ikut mondok bernama Shodiqin dan Nur dari Bondo.

Saat itulah yai81

bersama empat temannya82

mendirikan majlis ta‟lim

anak-anak kecil hampir mencapai 100 anak.

Merasa kurang dengan keilmuan yang yai miliki, kemudian yai

berguru thoriqoh di Pesantren KH. Salman Dahlawi. Selama 100 hari

hatam thoriqoh, yai pulang kampung. Hal yang menyedihkan saat itu,

majlis ta‟lim yang yai dirikan bersama teman-temannya telah bubar dan

hanya shodiqinlah yang kembali untuk belajar. Sampai tahun 2000 masih

tetap berjalan proses belajar-mengajar.

Secara tidak resmi Darul Falah ada sejak yai lulus dari Pesantren.

Secara resmi Darul Falah didaftarkan ke Notaris (Bapak H. Zainurrohman

SH. Jepara) tanggal 01 Mei 2002.83

80

Taufiqul Amtsilati, Tawaran Revolusi Sistem Pendidikan Nasional (Profil Amtsilati &

Darul Falah) (Jepara: PP Darul Falah, 2004), h. 88. 81

Sebutan/panggilan KH. Taufiqul Hakim dari anak didiknya. 82

Nama-nama 4 teman KH. Taufiqul Hakim, yaitu Saifuddin, Mahmuddin, Saiful Ulum

dan Zainal Abidin. 83

Ibid., h. 10.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

45

Suatu hari yai mendengar ada sistem belajar cepat baca Al-Qur‟an,

yaitu kitab Qiro‟ati. Terdorong dari kitab tersebut, yai ingin menulis yang

bisa digunakan untuk membaca yang tidak ada harokatnya. Karena banyak

orang sering mengatkan ilmu nahwu dan shorof itu ngelu dan alergi, maka

terbitlah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh. Mulai pada tanggal

27 Rajab, tahun 2001, yai mulai merenung dan menulis Amtsilati, dan

pada tanggal 27 Ramadlan selesailah penulisan Amtsilati dalam bentuk

tulisan tangan.84

Sampai sekarang selain yai sibuk mengajar dan mengisi pelatihan-

pelatihan Amtsilati di berbagai kota di Indonesia, yai tetap menulis. Di

antara karyanya adalah: (1) Program Pemula Membaca Kitab Kuning:

Amtsilati: 1-5; (2) Qaidati: Rumus dan Qaidah; (3) Shorfiyah: Metode

Praktis Memahami Sharaf dan I‟lal; (4) Tatimmah: Praktek Penerapan

Rumus 1-2; (5) Khulashah Alfiyah Ibnu Malik; (6) „Aqidati: Aqidah

Tauhid; (7) Syari‟ati: Fiqih; (8) Mukhtarul Hadits 1-7; (9) Muhadatsah;

(10) Kamus At-Taufiq dengan tebal 729 halaman; (11) Fiqih Muamalah 1-

2; (12) Fiqih Jinayat 1-2; (13) Fikih Taharah; (14) Fikih Munakahat 1-2;

(15) Fikih Ubudiyah 1-2; dan beberapa kitab lainnya.85

2. Sinopsis Kamus At-Taufiq

Identitas Kamus

Nama Kamus : At-Taufiq

Pengarang : H. Taufiqul Hakim

84

Taufiqul Hakim, Tawaran Revolusi Sistem Pendidikan Nasional (Profil Amtsilati &

Darul Falah) (Jepara: PP Darul Falah, 2004), h. 8. 85

Ibid., h. 87.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

46

Penerbit : Darul Falah

Kota Terbit : Jepara

Tahun Terbit : 2004

Halaman : 729 Halaman

Kamus At-Taufiq merupakan hasil karya H. Taufiqul Hakim pengasuh

pondok pesantren Darul Falah, Bangsri, Jepara. Kamus ini diperuntukkan

para santri untuk membantu mereka menguasai kitab kuning. Kamus ini

dimaknai dengan bahasa Jawa dan dilengkapi dengan bahasa Indonesia.

Kamus Arab-Jawa-Indonesia ini merupakan penemuan KH. Taufiqul

Hakim di bidang belajar membaca kitab bagi para santri sehingga kamus

ini dijuluki oleh KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) dengan julukan Kamus

Santri. Kamus ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran Amtsilati

(metode cara cepat membaca kitab kuning). Namun, bisa juga digunakan

oleh khalayak umum, terutama kalangan santri. Kamus ini berisikan kata-

kata yang banyak digunakan dalam kiab kuning.

Kata-kata dalam kamus ini diambil dari kata-kata yang ada dalam kitab

Fath Al-Mu’ien. Selain itu, dalam kamus ini terdapat istilah-istilah yang

ada dalam ilmu fiqih, seperti singkatan-singkatan ulama dalam istilah

fiqih, ع ش:Ali Syubromilsyi (Nuruddin abu Dilya‟ Ali bin Ali), kurun-

kurun ulama, اخللف¸السلف. Bentuk-bentuk shighat tar jih, الكجه :

Wajah yang paling shahih.

Penyusunan kamus ini menggunakan sistem lafal (Kamus Alfadz).

sistem lafal (Kamus Alfadz) adalah kamus yang kata-kata (item) di

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

47

dalamnya tersusun secara berurutan berdasarkan urutan lafal (indeks) dari

kosakata yang terhimpun, bukan melihat pada makna kata.86

Kata-kata

yang digunakan kamus ini inti sarinya banyak menngunakan kamus-kamus

besar seperti kamus Al-Munawwir. Kamus ini juga terdapat penjelasan

tentang shorof.

Pencarian kata atau lafadz dalam kamus At-Taufiq dengan menentukan

wazan kata yang dicari. Apabila ada huruf-huruf tambahan, maka dibuang

saja. Huruf tambahannya seperti: ينى, كفى , , اىته Misalnya . اىؿ, ين, اىف, قه

kata yang dicari adalah ظريكفاىلمينتى , maka huruf tambahan اىؿ dan كفى

dibuang, jadinya مينتىظري berwazan ميفتىعلي . Selain dengan menentukan

wazan, pencarian dalam kamus ini bisa dengan mencari fiil madhinya

terlebih dahulu. Misalnya kata yang dicari maka fiil madhinya , اىلميجتىمىعي

adalah اجتىمىعى dari wazan افػتػىعىلى .

Dalam penyusunan kamus ini, entri kamus tidak ditulis seperti kamus

lain yang menggunakan huruf hijaiyah saja. Walaupun susunan kamus ini

termasuk sistem lafal, namun penulisan entrinya menggunakan fa fiil dan

ain fiil. Jadi, kita pun dapat mencari kata dengan menentukan ain fiil.

Misalnya kita mencari kata قىاؿى , ain fiil dalam kata tersebut adalah ا (alif).

Jika ain fiil berupa alif, maka dicari yang ain fiilnya wawu atau ya pada

kolom ؽ ك atau ؽ م . Kita akan menemukan kata pada kolom قىاؿى : ؽ ك

ليولىةي : ؽ م artinya berkata, sedangkan di kolom يػىقيوؿي قػىوؿه قىاؿى يىقيلي قػىيػartinya tidur siang. Maka untuk penentuannya dengan melihat syiyakul

kalam.

86

Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 217.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

48

Kamus At-Taufiq ini juga menggunakan tanda-tanda untuk

mempermudah santri mencari kata, tanda-tandanya seperti:

- * : menunjukkan permulaan materi

- : contoh ا ب : kata yang fa fiilnya hamzah, an fiilnya ba

Kamus ini juga menggunakan singkatan-singkatan seperti: ج adalah

jamak taksir bermakna beberapa dan م adalah muannats (perempuan).87

87

Taufiqul Hakim, Kamus At-taufiq (Arab-Jawa-Indonesia) (Jepara: Darul Falah, 2004), h. IV.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

49

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA

A. Data

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan suatu lambang pemersatu bangsa dan bahasa

Indonesia sangat luas pengaruhnya dan sangat besar wibawanya. Bahasa

digunakan melalui ucapan atau tulisan untuk menyampaikan pesan agar

dapat dipahami dengan baik. Akan tetapi, bahasa ucapan (lisan) berbeda

dengan bahasa tulis. Namun, banyak pemakai bahasa yang belum bisa

membedakan hal tersebut. Banyak masyarakat Indonesia meggunakan

bahasa lisan dalam sebuah tulisan.

Kamus merupakan sebuah acuan bagi penerjemah untuk

menerjemahkan agar pesan tersampaikan. Namun, masih ada kamus yang

tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Bahasa bukan

diciptakan begitu saja oleh satu orang, namun bahasa itu ada karena

adanya sebuah kesepakatan diantara masyarakat (pengguna bahasa).

Dalam hal ini, peneliti menemukan sebuah kamus yang terjemahannya

belum sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pada buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah dan Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI).

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

50

Adapun data yang peneliti dapatkan dalam Kamus At-Taufiq dari entri ا sampai ج :

No Bahasa

Arab

Bahasa Indonesia Kata Tidak

Baku Kata Baku Keterangan Kata serapan

1

–آثر –ي ؤثر

اي ثار

Memilih,

memulyakan,

menghormati,

mendahulukan

orang lain

Memulyakan Memuliakan

- Penulisan kata dasar

yang salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 761

2

–تأث ر –ي تاث ر تأثر

Menerima resiko,

membekas,

berpengaruh

Resiko Risiko

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 959

3

الث ر )ج اآلثار :

سنة(Hadits (Sunnah,

hadits)

Hadis (Sunnah,

hadits) Hadis

- Pemakaian huruf yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 380

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata ح, د, ث.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

51

Dalam transliterasi

Arab, huruf ح (h), د (d), dan ث (ts).

4 اآلجل و

اآلجلة

Akherat, yang

ditunda,

ditangguhkan

Akherat Akhirat

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 20

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata ا, خ, ر, ة . Dalam transliterasi

Arab, huruf ا (tidak

ada), خ(kh), ر (r), dan

(h/t) ة

5

استأذن –

يستأذن –

استأذان

Meminta idzin Idzin Izin

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 447

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata أ, ذ, ن .

Dalam transliterasi

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

52

Arab, huruf أ (a), ذ (dz), dan ن (n).

6

الس : اصل

البناء Pondamen, dasar Pondamen Fondamen

- Penulisan kata yang

salah K

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 322

- Merujuk Kamus Kata-

kata Serapan Asing

dalam Bahasa Indonesia

halaman 113

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Belanda

7

الساس و

السس

Pondasi, dasar,

dasar yang

menguatkan

Pondasi Fondasi

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 319

- Merujuk Kamus Kata-

kata Serapan Asing

dalam Bahasa Indonesia

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Latin

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

53

halaman 113

8 المؤلفة

ق لوب هم

Orang yang

ditaklukkan

hatinya, orang

muallaf

Muallaf Mualaf

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk pada KBBI

Edisi Ketiga halaman

756

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata

ف ل, م, ؤ, ل, .

Dalam transliterasi

Arab huruf م (m), ؤ

(a), ل (l), ل (l), ف (f).

المؤمن 9Yang

mempercayai,

beriman

Mempercayai Memercayai

- Bertemunya morfem

afiks dengan salah satu

huruf k, t, s, p

menjadikan fonem

tersebut hilang

- Merujuk pada KBBI

Edisi Ketiga halaman

856

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

54

10

–اول –ي ؤول

تأويل

Menyamakan,

mena’wili Mena’wili Menakwili

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1126

- Dalam bahasa Indonesia,

fonem konsonan yang

mempunyai alofon yang

ada relevansinya ialah

konsonan /k/. Alofon

konsonan /k/ adalah

bunyi hamzah.

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata

.ت, أ, و, ي, ل -Dalam transliterasi

Arab huruf ت (t), أ .(l) ل ,(î) ي ,(w) و,(`)

11

المبحث )ج

مباحث(

Thema, inti

pembicaraan,

uraian

Thema Tema

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1164

Onta khurasan Onta Unta البخت 12- Penulisan kata yang

salah

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

55

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1248

13 الب ر :

الطاعة Kebenaran,

keta’atan Keta’atan Ketaatan

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1116

- Huruf ع termasuk

konsonan hambat farigal,

apabila masuk ke dalam

bahasa Indonesia

mengalami dua

perlakuan. Pertama bila

menduduiki posisi di

awal kata atau tengah

kata, maka konsonan

tersebut dihilangkan.

Kedua, bila di akhir suku

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata ط, ع, ة. Dalam transliterasi

Arab huruf ط (t), ع

(‘), dan ة (h/t).

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

56

kata, maka konsnan

tersebut diganti dnegan

huruf /k/.

14

بريسم ال Sutera Sutera Sutra : الري ر

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1112

15 بساط ختيار ال

Ikhtiyar yang

diumpamakan

tikar

Ikhtiyar Ikhtiar

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 420

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata

رإ, خ, ت, ي, ا, - . Dalam trasnliterasi

Arab huruf إ (a), خ

(kh), ت (t), ي (y), ا (tidak ada), ر (r).

البغى : 16 Aniaya, Kedhaliman Kezaliman - Penulisan kata yang - Kata ini merupakan

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

57

kedhaliman salah الظلم

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1279

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata ظ, ل, م. Dalam transliterasi

Arab huruf ظ (z), ل

(l), م (m).

17 اب ت هل

ال هللاBerdo’a dengan

sepenuh hati Berdo’a Berdoa

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 271

- Huruf termasuk

konsonan hambat farigal,

apabila masuk ke dalam

bahaa Indonesia

mengalami dua

perlakuan. Pertama bila

menduduiki posisi di

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata د, ع, ء. Dalam transliterasi

Arab huruf د (d), ع

(‘).

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

58

awal kata atau tengah

kata, maka konsonan

tersebut dihilangkan.

Kedua, bila di akhir suku

kata, maka konsnan

tersebut diganti dnegan

huruf /k/.

18 ائتمار :

تشاور

Konsultasi,

musyawarah,

konperensi

Konperensi Konferensi

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 586

Menterjemahkan Menterjemahkan Menerjemahkan ت رجم 19

- Bertemunya morfem

afiks dengan salah satu

huruf k, t, s, p

menjadikan fonem

tersebut hilang

- Merujuk KBBI Edisi

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

59

Ketiga halaman 1183

Penterjemah Penterjemah Penerjemah الت رجان 20

- Bertemunya morfem

afiks dengan salah satu

huruf k, t, s, p

menjadikan fonem

tersebut hilang

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1183

21

–تب ر -ي تجب ر

تب ر

Takabbur,

sombong,

memaksa

Takabbur Takabur

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 1123

- Kata ini merupakan

kata serapan dari

bahasa Arab, terdiri

dari kata

. ت, ك, ب, ب, ر -

Dalam transliterasi

Arab huruf ت (t), ك

(k), ب (b) ب (b), ر

(r).

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

60

Modernsiasi Modernsiasi Modernisasi تديدا 22

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 751

23

اجل و جلل

الرجل : عظمه

Memuliyakan,

menghormati,

mengagungkan

Memuliyakan Memuliakan

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 761

24

استجمر –

يستجمر –

استجمار

Istinja’ dengan

batu Istinja’ Istinja

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 446

25

الارة ج جارات :

امرأة الرجل

Isteri Isteri Istri

- Penulisan kata yang

salah

- Merujuk KBBI Edisi

Ketiga halaman 446

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

61

B. Analisis Bentuk Kata Baku

Di sini peneliti akan menganalisis bentuk kata baku dalam bahasa Arab

dan bahasa Indonesia dalam kamus At-Taufiq, dengan memilih kata yang

tidak menggunakan kata baku dari entri kemudian menganalisis ,ت sampai ا

kata tersebut. Adapun kata-kata yang sudah peneliti uraikan di atas dan dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu verba (fiil), nomina (ism), partikel (harf).

1. Verba

ايػثىاره –يػيؤثري –آثىر : Memilih, memulyakan, menghormati,

mendahulukan orang lain

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) االن افػعى –يػيفعلي –أىفػعىلى . Kata يػيؤثري –آثىر merupakan verba (fiil)

dalam bahasa Arab, sedangkan kata ايػثىاره adalah masdar. Kata آثىر adalah فعلي المىاضي dan kata يػيؤثري adalah فعلي الميضىارع. Kata tersebut

termasuk ke dalam tsulasi maziid, dengan tambahan hamzah qoth’i di

depannya. Salah satu arti katanya adalah memulyakan. Bentuk

penulisan dalam bahasa Indonesia yang benar adalah memuliakan.

Kata dasar dari memuliakan adalah mulia. Kata mulia termasuk

adjektiva. Jadi kata mulia mengalami proses morfologi, maka

ditambahkan morfem Me- dan –kan menjadi memuliakan. Di sini

terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam

bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah memilih, memuliakan, menghormati,

mendahulukan orang lain. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

62

(KBBI) kata mulia artinya „tinggi (tt kedudukan, pangkat, martabat),

tertinggi, terhormat‟.88

تىأىثر –يػىتىاىثػري –تىأىثػرى : Menerima resiko, membekas, berpengaruh

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) تػىفىعلن –يػىتػىفىعلي –تػىفىعلى . Kata يػىتىاىثػري –تىأىثػرى merupakan verba

(fiil) dalam bahasa Arab, sedangkan kata تىأىثر adalah masdar. Kata تىأىثػرى adalah فعلي المىاضي dan kata يػىتىاىثػري adalah فعلي الميضىارع. Kata تىأىثػرى tersebut termasuk ke dalam tsulasi maziid, dengan tambahan ta di

depannya dan penggandaan kaya ‘ain fiil. Salah satu arti katanya

adalah menerima resiko. Kata menerima adalah bentuk verba,

sedangkan kata resiko adalah nomina. Kata dasar dari menerima

adalah terima. Maksud dari menerima resiko adalah mendapatkan

suatu akibat. Tetapi dari kata tersebut penulisan resiko bukan seperti

itu, melaikan bentuk penulisan yang benar adalah risiko. Di sini

terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam

bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah menerima resiko, membekas,

berpengaruh. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) risiko

artinya akibat yang kurang menyenangkan dari suatu perbuatan atau

tindakan.89

Jadi maksud dari arti menerima resiko adalah mendapatkan

akibat yang kurang menyenangkan dengan lapang dada.

88

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2002), h. 761. 89

Ibid., h. 959.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

63

استأذىافي –يىستىأذفي –استىأذىفى : Meminta idzin

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) فعىاالن ست ا –فعلي يىستػى –عىلى استػىف . Kata يىستىأذفي –استىأذىفى

merupakan verba (fiil) dalam bahasa Arab, sedangkan kata استفعىاالن adalah masdar. Kata استىأذىفى adalah فعلي المىاضي dan kata يىستػىفعلي adalah فعلي الميضىارع. Kata tersebut termasuk ke dalam tsulasi maziid,

dengan tambahan hamzah washl, sin, ta. Arti katanya adalah meminta

idzin. Kata meminta adalah bentuk verba, sedangkan kata idzin adalah

nomina. Kata dasar dari meminta adalah minta. Maksud dari meminta

idzin adalah permohonan untuk diperbolehkan . Tetapi dari kata

tersebut penulisan idzin bukan seperti itu, melaikan bentuk penulisan

yang benar adalah izin. Di sini terlihat bahwa kata baku dalam bahasa

Arab benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan

dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah meminta izin. Meminta izin maksudnya

memohon agar diperbolehkan mengerjakan sesuatu. Di sini jelas

terlihat bahwa arti kata dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia

berhubungan dari sisi budaya dan maknanya.

تىأكيلي –يػيؤىكؿي –اىكؿى : Menyamakan, mena‟wili

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) تػىفعيلن –يػيفىعلي –فػىعلى . Kata يػيؤىكؿي –اىكؿى merupakan verba (fiil)

dalam bahasa Arab, sedangkan kata تىأكيلي adalah masdar. Kata اىكؿى adalah فعلي المىاضي dan kata يػيؤىكؿي adalah فعلي الميضىارع. Kata tersebut

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

64

termasuk ke dalam tsulasi maziid, dengan tambahan penggandaan kata

‘ain fiil. Salah satu arti katanya adalah mena’wili. Dalam bahasa

Indonesia, kata mena’wili adalah keterangan; penjelasan. Bentuk

penulisan kata mena’wili tidak sesuai dengan ejaan yang

disempurnakan. Kata petik („) sudah tidak digunakan dalam ejaan yang

disempurnakan, tetapi diganti dengan huruf k. Jadi penulisan yang

benar adalah menakwili. Kata dasar dari menakwili adalah takwil. Kata

takwil termasuk nomina. Kata takwil mengalami proses morfologi,

maka ditambahkan morfem Me- dan –i menjadi menakwili. Di sini

terlihat bahwa kata baku dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam

bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah menyamakan, mena‟wili. Dalam kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI) kata menyamakan artinya

membuat/menjadikan sama.90

Kata menakwili artinya menerangkan

maksud.

Menterjemahkan : تػىرجىمى

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) لى فػىعلى . Kata تػىرجىمى merupakan verba (fiil) dalam bahasa Arab dan

termasuk فعلي المىاضي. Kata tersebut termasuk ke dalam اىلربىاعي

Arti kata tersebut sudah benar, tetapi penulisannya masih .الميجىرد

salah. Apabila morfem afiks bertemu dengan huruf k, p, t, s maka

90

Tim Penyusun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Surabaya: Citra Media Press, 2010), h.

1126.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

65

fonem-fonem itu akan hilang. Asal kata menerjemahkan adalah

terjemah. Jadi, bentuk penulisan dalam bahasa Indonesia yang benar

adalah menerjemahkan. Arti kata tersebut adalah menerjemahkan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata menterjemahkan

artinya menyalin (memindahkan) suatu bahasa ke bahasa lain;

mengalihbahasakan.

بػري –تىىبػرى تىىبػري –يػىتىجى : Takabbur, sombong, memaksa

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) تػىفىعلن –يػىتػىفىعلي –تػىفىعلى . Kata بػري –تىىبػرى merupakan verba يػىتىجى

(fiil) dalam bahasa Arab, sedangkan kata تىىبػري adalah masdar. Kata تىىبػرى

adalah فعلي المىاضي dan kata بػري تىىبػري Kata .فعلي الميضىارع adalah يػىتىجى

tersebut termasuk ke dalam tsulasi maziid, dengan tambahan ta di

depannya dan penggandaan kaya ‘ain fiil. Salah satu arti katanya

adalah takabbur. Kata takabbur adalah bentuk adjektifa dan

merupakan kata serapan dari bahasa Arab yaitu تىكىب. Bentuk penulisan

takabbur bukan seperti itu, melaikan bentuk penulisan yang benar

adalah takabur. Arti kata tersebut adalah takabbur, sombong,

memaksa. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata takabur

artinya merasa diri mulia (hebat, pandai, dssb); angkuh;sombong.91

91

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 1123.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

66

,Memuliyakan, menghormati : اىجىل ك جىللى الرجيلى : عىظمىهي

mengagungkan

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) فػىعلى. Kata اىجىل merupakan verba (fiil) dalam bahasa Arab. Kata

tersebut termasuk ke dalam tsulasi maziid, dengan tambahan اىجىل

penggandaan kata ‘ain fiil. Salah satu arti katanya adalah

memuliyakan. Kata memuliyakan adalah bentuk verba. Kata dasar dari

memuliyakan adalah mulia. Namun, dalam arti tersebut penulisan

bentuk dasar adalah muliya. Jika kita lihat dalam KBBI, penulisannya

adalah mulia, jadi huruf y dalam kata tersebut dihilangkan. Di sini

terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam

bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya. Arti kata

tersebut adalah memuliyakan, menghormati, mengagungkan. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata mulia artinya „tinggi (tt

kedudukan, pangkat, martabat), tertinggi, terhormat‟.92

استجمىار –يىستىجمري –استىجمىرى : Istinja‟ dengan batu

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam pola

(wazn) استفعىاالن –يىستػىفعلي –استػىفعىلى . Kata يىستىأذفي –استىأذىفى

merupakan verba (fiil) dalam bahasa Arab, sedangkan kata استفعىاالن adalah masdar. Kata استىأذىفى adalah فعلي المىاضي dan kata يىستػىفعلي adalah فعلي الميضىارع. Kata tersebut termasuk ke dalam tsulasi maziid,

dengan tambahan hamzah washl, sin, ta. Arti katanya adalah

92

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 761.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

67

istinja’dengan baru. Kata istinja’ adalah bentuk verba. Penulisan

istinja’ tidak perlu menggunakan tanda petik („), karena dalam

pedoman ejaan yang disempurnakan tanda petik („) tidak digunakan

dan penulisan dalam KBBI adalah istinja. Di sini terlihat bahwa kata

baku dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia

perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah istinja dengan menggunakan batu. Istinja

adalah membersihkan dubur atau kemaluan setelah buang air besar

maupun kecil.93

Di sini jelas terlihat bahwa arti kata dalam bahasa

Arab dan bahasa Indonesia berhubungan dari sisi budaya dan

maknanya.

2. Nomina

Hadits (Sunnah, hadits) : اىالىثػىري )ج اآلثاري : سينة(

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata اىالىثػىري merupakan اىالسمي الميفرىدي yaitu ism yang

menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga االسمي المىعرفىةي, yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Kata اىالىثػىري mempunyai

bentuk jamak yaitu اآلثاري yang termasuk jamak taksir. Artinya adalah

Hadits (Sunnah, hadits). Bentuk penulisan kata hadits dan sunnah

tidak sesuai dengan ejaan yang disepurnakan. Memang dalam

translitersai huruf latin dari ث adalah tsa, tetapi dalam bentuk

penulisan bahasa Indonesia menjadi s dalam ejaan yang

93

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 446.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

68

disempurnakan. Jadi kata hadits seharusnya ditulis hadis. Di sini

terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam

bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah Hadits (Sunnah, hadits). Dalam kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI) kata hadis artinya sabda, perbuatan,

takrir (ketetapan) Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan atau

diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum

islam.94

akherat, yang ditunda, ditangguhkan :اىآلجلي ك اآلجلىةي

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata yaitu ism اىالسمي الميفرىدي merupakan اىآلجلي

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي , yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah akherat.

Bentuk penulisan kata akherat tidak sesuai dengan ejaan yang

disepurnakan. Walau sering diucapkan akherat tapi dalam

penulisannya bukan seperti itu. Jadi kata akherat seharusnya ditulis

akhirat. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar,

sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam

penulisannya.

Arti kata tersebut adalah akhirat. Kata akhirat merupakan kata

serapan dari bahasa arab, yaitu اىخيػرىةه. Dalam kamus besar bahasa

94

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 380.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

69

Indonesia (KBBI) kata akhirat artinya alam setelah kehidupan di

dunia; alam baka.95

pondamen, dasar : اىاليس : اىصلي البنىاء

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata سمي الميفرىدي merupakan اىاليس yaitu ism اىال

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي , yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah pondamen.

Kata pondamen adalah kata serapan dari bahasa Belanda. Bentuk

penulisan kata pondamen tidak sesuai dengan ejaan yang

disepurnakan. Walau sering diucapkan akherat tapi dalam

penulisannya bukan seperti itu. Jadi kata pondamen seharusnya ditulis

fondamen. Arti kata tersebut adalah pondamen. Kata pondamen

merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, yaitu fondamen yang

berarti alas; dasar.96

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata

fundamen artinya asa; dasar; hakikat.97

pondasi, dasar, dasar yang menguatkan : اىالىسىاسي ك االىسىسي

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

95

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 20. 96

J. S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:

Kompas, 2007), h. 113. 97

Ibid., h. 400.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

70

dalam ism (nomina). Kata yaitu ism اىالسمي الميفرىدي merupakan اىالىسىاسي

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي , yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah pondasi. Kata

pondasi adalah kata serapan dari bahasa Latin. Walau sering diucapkan

kata pondasi dengan huruf p, tetapi bentuk penulisan kata pondasi

tidak sesuai dengan ejaan yang disepurnakan. Jadi kata pondasi

seharusnya ditulis fondasi. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam

bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu

diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah fondasi. Kata fondasi merupakan kata

serapan dari bahasa Latin, yaitu fondasi yang berarti alat bangunan

yang dibuat demikian rupa kuatnya di bawah permukaan tanah tempat

berdiri bangunan di atasnya.98

Dalam kamus besar bahasa Indonesia

(KBBI) kata fondasi artinya dasar bangunan yang kuat, biasanya

terdapat di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan.99

Di sini jelas terlihat bahwa arti kata dalam bahasa Arab tersebut

adalah makna leksikal.

Yang mempercayai, beriman اىلميؤمني

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata yaitu ism اىالسمي الميفرىدي merupakan اىلميؤمني

98

J. S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:

Kompas, 2007), h. 113. 99

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h, 319.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

71

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي , yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang

mempercayai. Bentuk penulisan kata mempercayai tidak sesuai

dengan ejaan yang disepurnakan. Karena, kata asal dari mempercayai

adalah percaya, kata percaya tersebut mengalami proses morfologi

dengan terdapatnya morfem me- dan –i. Jadi kata mempercayai

seharusnya ditulis memercayai. Di sini terlihat bahwa bentuk kata

dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu

diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah Yang mempercayai, beriman. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata memercayai artinya

menganggap benar atau nyata; mengakui benar atau nyata.100

Kata

beriman artinya mempunyai iman (ketetapan hati); mempunyai

keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.101

Di sini

jelas terlihat bahwa semua arti kata dalam bahasa Arab tersebut adalah

makna leksikal.

) thema, inti pembicaraan, uraian : اىلمىبحىثي )ج مىبىاحثي

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata yaitu ism اىالسمي الميفرىدي merupakan اىلمىبحىثي

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي ,

100

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 856. 101

Ibid., h. 526.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

72

yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang thema.

Bentuk penulisan kata thema tidak sesuai dengan ejaan yang

disepurnakan. Karena, setelah huruf t tidak perlu ditambah dengan

huruf h dalam bahasa Indonesia. Jadi kata thema seharusnya ditulis

tema. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar,

sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam

penulisannya. Arti kata tersebut adalah tema. Dalam kamus besar

bahasa Indonesia (KBBI) kata tema artinya pokok pikiran; dasar

cerita.102

Di sini jelas terlihat bahwa semua arti kata dalam bahasa

Arab tersebut adalah makna leksikal.

onta : اىلبيختي

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata yaitu ism اىالسمي الميفرىدي merupakan اىلبيختي

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي , yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang onta.

Bentuk penulisan kata onta tidak sesuai dengan ejaan yang

disepurnakan. Walau banyak masyarakat yang menyebut hewan

tersebut dengan diawali huruf o menjadi onta, tetapi tidak seperti yang

kita dengar penulisannya menggunakan huruf o melainkan dengan

huruf u. Jadi kata onta seharusnya ditulis unta. Di sini terlihat bahwa

102

Tim Penyusun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Surabaya: Citra Media Press, 2010), h.

1164.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

73

bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa

Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah onta. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia kaa unta artinya binatang berkuku belah, berleher panjang,

dan punggungnya berpunuk, ada yang berpunuk satu; ada juga yang

berpunuk dua; dipakai sebagai binatang pengangkut, hidup di tanah

Arab, Afrika Utara, Asia Tengah, dsb.103

Di sini jelas terlihat bahwa

semua arti kata dalam bahasa Arab tersebut adalah makna leksikal.

بريسمي : اىلىريػري sutera : اىال

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata بريسمي اىال / اىلىريػري merupakan اىالسمي الميفرىدي yaitu ism yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga

Dua kata .اؿ yaitu ism yang di awali dengan huruf ,االسمي المىعرفىةي

tersebut bersinonim yang sama-sama mempunyai arti sutera. Bentuk

penulisan kata sutera tidak sesuai dengan ejaan yang disepurnakan.

Walau banyak masyarakat yang mengatakan kain sutera dengan

menggunakan huruf e ditengah-tengah, tetapi dalam bentuk penulisan

tidak seperti itu. dalam KBBI penulisan kata sutera tidak

menggunakan huruf e, melainkan penulisannya itu seperti sutra. Di

sini terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan

dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

103

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 1248.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

74

Arti kata tersebut adalah sutra. Kata sutra artinya benang halus dan

lembut yang berasal dari kepompong ulat sutra.104

اىلطاعةي اىلبػير : : kebenaran, keta‟atan

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata yaitu ism yang اىالسمي الميفرىدي merupakan اىلبػير : اىلطاعةي

menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga االسمي المىعرفىةي, yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Salah satu artinya adalah

yang keta‟atan. Bentuk penulisan kata keta’atan tidak sesuai dengan

ejaan yang disepurnakan disempurnakan tanda pertik („) tidak

digunakan lagi untuk menunjukkan huruf ‘ain pada bahasa Arab.

Tetapi tanda petik („) diganti dengan huruf k. Namun, dalah hal ini

tidak perlu diganti dengan huruf k, maka dibuang saja tanda petik („)

tersebut. Jadi bentuk penulisan yang benar adalah ketaatan. Di sini

terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam

bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah ketaatan. Ketaatan artinya kepatuhan;

kesalehan; kesetiaan.105

Di sini jelas terlihat bahwa semua arti kata

dalam bahasa Arab tersebut adalah makna leksikal.

104

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 1112. 105

Ibid., h. 1116.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

75

aniaya, kedhaliman : اىلبىغى : اىلظليمي

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata اىلبىغى / اىلظليمي merupakan الميفرىدي اىالسمي yaitu

ism yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga االسمي

Artinya adalah yang .اؿ yaitu ism yang di awali dengan huruf ,المىعرفىةي

kedhaliman. Bentuk penulisan kata kedhaliman tidak sesuai dengan

ejaan yang disepurnakan. Seharusnya penulisannya itu adalah

kezaliman. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab

benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam

penulisannya.

Arti kata tersebut adalah kezaliman. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia kezaliman artinya kebengisan, kekejaman, ketidakadilan.106

Di sini jelas terlihat bahwa semua arti kata dalam bahasa Arab

tersebut adalah makna leksikal.

penterjemah : اىلتػرجيىافي

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke

dalam ism (nomina). Kata اىلتػرجيىافي merupakan سمي الميفرىدي yaitu ism اىال

yang menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga المىعرفىةي االسمي , yaitu ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang

penterjemah. Bentuk penulisan kata penterjemah tidak sesuai dengan

106

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 1279.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

76

ejaan yang disepurnakan. Apabila morfem afiks bertemu dengan huruf

k, p, t, s maka fonem-fonem itu akan hilang. Seharusnya penulisannya

itu adalah penerjemah. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam

bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu

diperhatikan dalam penulisannya.

Arti kata tersebut adalah penerjemah. Dalam kamus bahasa

Indonesia penerjemah artinya orang yang mengalihbahasakan; juru

terjemah.107

Orang yang ditaklukkan hatinya, orang muallaf : اىلميؤىلفىةي قػيليوبػيهيم

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata اىلميؤىلفىةي merupakan اىالسمي الميفرىدي yaitu ism yang

menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga االسمي المىعرفىةي, yaitu

ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang muallaf.

Bentuk penulisan kata muallaf tidak sesuai dengan ejaan yang

disepurnakan disempurnakan. Kata muallaf merupakan kata serapan

dari bahasa Arab yaitu ميؤىلفه. Huruf ؿ dalam kata tersebut ada dua,

namun dalam bahasa Arab apabila ada huruf ganda dalam kata maka

satu huruf tersebut hilang dan diubah huruf vokal syaddah ( ). Jika

dalam penulisan transliterasi ditulis muallaf, tulisan tersebut mengikuti

kata aslinya yaitu bahasa Arab, namun penulisan dalam bahasa

Indonesia sesuai dengan KBBI adalah mualaf. Jadi bentuk penulisan

yang benar adalah mualaf. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam

107

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 1183.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

77

bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu

diperhatikan dalam penulisannya. Mualaf artinya orang yang baru

masuk islam; orang yang imannya belum kukuh karena baru masuk

islam.108

ختيىار Ikhtiyar yang diumpamakan tikar : بسىاطي ال

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata ختيىار ال merupakan اىالسمي الميفرىدي yaitu ism yang

menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga االسمي المىعرفىةي, yaitu

ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang ikhtiyar.

Bentuk penulisan kata ikhtiyar tidak sesuai dengan ejaan yang

disepurnakan disempurnakan. Kata ikhtiyar merupakan kata serapan

dari bahasa Arab yaitu اختيىار. Jika dalam penulisan transliterasi ditulis

ikhtiyar, tulisan tersebut mengikuti kata aslinya yaitu bahasa Arab,

namun penulisan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan KBBI adalah

ikhtiar. Jadi bentuk penulisan yang benar adalah ikhtiar. Di sini terlihat

bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar, sedangkan dalam bahasa

Indonesia perlu diperhatikan dalam penulisannya. ikhtiar artinya syarat

untuk mencapai maksud; daya upaya.109

108

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 756. 109

Ibid., h. 420.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

78

Isteri : اىلىارىةه ج جىارىاته : امرىأىةي الرجيل

Dalam kata di atas, kata bahasa Arab termasuk ke dalam ism

(nomina). Kata اىلىارىةه merupakan اىالسمي الميفرىدي yaitu ism yang

menunjukkan arti tunggal (satu) dan termasuk juga االسمي المىعرفىةي, yaitu

ism yang di awali dengan huruf اؿ. Artinya adalah yang isteri. Bentuk

penulisan kata isteri tidak sesuai dengan ejaan yang disepurnakan

disempurnakan dan KBBI. Jadi bentuk penulisan yang benar adalah

istri. Di sini terlihat bahwa bentuk kata dalam bahasa Arab benar,

sedangkan dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan dalam

penulisannya. Istri artinya wanita yang telah menikah atau yang

bersuami; wanita yang dinikahi.110

Di sini jelas terlihat bahwa semua

arti kata dalam bahasa Arab tersebut adalah makna leksikal.

110

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 446.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

79

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap tingkat kata baku dalam

kamus at-Taufiq, peneliti menemukan bentuk kata yang tidak sesuai

dengan kaidah yang berlaku di Indonesia yaitu yang sesuai dengan

pedoman ejaan yang disempurnakan. Banyak bentuk penulisan kata dalam

kamus at-taufiq terpengaruh dalam bahasa lisan, karena saat peneliti

melakukan penelitian banyak ditemukan bentuk kata yang tidak sesuai

dengan pedoman ejaan yang disempurnakan. Bentuk kata setiap bahasa

mempengaruhi kebakuan suatu bahasa. Kata baku sebagai sebuah

dasar/acuan sebagai pembentukan bahasa yang dipakai oleh penuturnya.

Pembentukan kata tidak hanya dari kata yang sudah ada, melainkan kata

baku juga dapat terjadi melalu pengaruh bahasa lain, yang disebut kata

serapan. Dalam kamus at-taufiq ini, peneliti menemukan beberapa kata

serapan, tetapi bentuk kata serapan tersebut tidak sesuai dengan penulisan

kata dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan pedoman ejaan yang

disempurnakan dan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI).

Penggunaan kata baku dalam kamus At-Taufiq masih sedikit dan

kata tersebut masih terpengaruh dari bahasa lisan. Hanya sedikit pula kata

terjemahan menggunakan kata sesuai dengan pedoman ejaan yang

disempurnakan. Kata baku sangat penting dalam pencapaian bahasa yang

baik dan benar. Dengan kata baku, bahasa yang disampaikan akan sesuai

dengan kaidah-kaidah dalam bahasa baik secara lisan maupun tulisan.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

80

Tidak mudah bagi seorang penyusun kamus menyusun/mengelompokkan

kata-kata dengan bentuk penulisan yang benar dari sekian banyak kata

dalam kamus tersebut. Terkadang ada kata yang benar dalam bentuk

penulisannya. Namun, ada juga yang salah dalam penulisannya, entah

dalam hal huruf yang kurang, atau memang penyusun tidak melihat

kembali tata bentuk suatu bahasa tersebut.

B. Rekomendasi

Peneliti menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka

peneliti berharap penelitian tentang kata baku bahasa Arab dan bahasa

Indonesia dalam kamus At-Taufiq bisa dilanjutkan kembali oleh peneliti

berikutnya. Pada penelitian ini, peneliti hanya menganalisis bentuk kata

baku. Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan analisis semantik

leksikal. Oleh karena itu, Untuk melengkapi kekurangan dalam skripsi ini

peneliti menyarankan kepada pembaca agar penelitian ini perlu diteliti

lebih lanjut.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

2003.

Al Farizi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2011.

Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Multi Karya Grafika. 1998.

Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. 2010.

Chaer, Abdul. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta:

2006.

Ciptadi, M. Arifin. EYD-Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan. Bandung: Nusa Media. 2009.

Gani, Ramlan A. dan Z.A, Mahmudah Fitriyah. Pembinaan Bahasa Indonesia.

Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.

Hakim, Taufiqul. Kamus At-taufiq (Arab-Jawa-Indonesia). Jepara: Darul Falah.

2004.

Hakim, Taufiqul. Tawaran Revolusi Sistem Pendidikan Nasional (Profil Amtsilati

& Darul Falah). Jepara: PP Darul Falah. 2004.

Hidayatullah, Moch. Syarif dan Abdullah. Pengantar Linguistik Bahasa Arab

(Klasik Modern). Jakarta: UIN Sharif Hidayatullah Yakarta. 2010.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

Huda, Nurul. Mudah belajar bahasa Arab. Jakarta: Amzah. 2012.

Ismail, Achmad Satori. Problematika Terjemah (Arab-Indonesia). Jakarta: Adabia

Press. 2011.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2009.

Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa. 2009.

Moeliono, Anton. M. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. 1988.

Munawar, Akhmad. Belajar Cepat Tata Bahasa Arab. Yogyakarta: Nurma Media

Idea. 2008.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta:

Pustaka Progressif. 1984.

Nuha, Ulin. Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu. Yogyakarta: Diva Press. 2013.

Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung:

Refika Aditama. 2007.

Rusdianto, Ustadz. Tebas Bahasa Arab Secepat Kilat!. Yogyakarta: Diva Press.

2013.

Schulz, Eckehard. Bahasa Arab Baku dan Modern. Yogyakarta: LkiS. 2012.

Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. 2009.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

Sudarsa, Caca. Materi bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1992.

Sugihastuti. Rona Bahasa dan Sastra Indonesia tanggapan Penutur dan

Pembacanya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005.

Syihabuddin. Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek). Bandung:

Humaniora. 2005.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung:

Angkasa. 1992.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

2009.

Taufiqurrochman. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: Uin-Malang Press. 2008.

Tim Penyusun Ejaan Yang Disempurnakan Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah. Surabay: Media Press. 2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Tim Lima Adi Sekawan. EYD Plus. Jakarta: Limas. 2011.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32211/1/Eva...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Eva FauziahPublish Year: 2016

Widada, R.H dan Prayogi Icuk. Kamus Saku Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

2010.