repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/khairini...

283
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN COMPUTER GAME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP TEORI KINETIK GAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh KHAIRINI LUTFI NIM 1112016300065 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: vanbao

Post on 08-May-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN

COMPUTER GAME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH SISWA PADA KONSEP TEORI KINETIK GAS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

KHAIRINI LUTFI

NIM 1112016300065

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

i

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

ii

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

iii

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

iv

ABSTRAK

KHAIRINI LUTFI 1112016300065. Pengaruh Model Pembelajaran TGT

Berbantuan Computer Game Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa pada Konsep Teori Kinetik Gas. Skripsi Program Studi Pendidikan

Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran TGT

Berbantuan Computer Game Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

pada Konsep Teori Kinetik Gas. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 di

MAN 4 Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat dua sampel, yaitu kelas XI MIA 6

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 5 sebagai kelas kontrol. Metode

penelitian yang digunkan adalah quasi experiment dengan desain penelitian Non-

equvialen control group design. Teknik penentuan sampel yang digunakan

purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal

uraian (essay) dan instrumen nontes berupa angket. Analisis uji hipotesis

menggunakan uji Mann-Whitney dan uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran TGT berbantuan computer game terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa pada konsep teori kinetik gas dengan nilai signifikasi

lebih kecil dari nilai taraf signifikansi (0,009 < 0,05). Selain itu, pada hasil uji

N-gain peningkatan indikator kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas

eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas konrol. Sementara, hasil angket

respon siswa menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model TGT

berbantuan computer game dalam kategori baik dengan persentase 68,79.

Kata Kunci: Model Pembelajaran TGT, computer game, Kemampuan

Pemecahan Masalah, Teori Kinetik Gas.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

v

ABSTRACT

KHAIRINI LUTFI 1112016300065. The Effect of The TGT Learning Model

Assisted by Computer Games on Students' Problem Solving Ability In Kinetic

Theory of Gases Concept. Skripsi of Physics Education Program Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training State Islamic University of Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2018.

This research aims to determine the effect of the TGT Learning Model Assisted by

Computer Games to the student problem solving ability in the kinetic theory of

gases concept. The study was conducted in May 2018 at MAN 4 Jakarta. In this

research, there were two samples, the XI MIA 6 class as the experiment class and

the XI MIA 5 class as the control class. The research method used is quasi

experiment with Non-equvialen control group design. The sampling technique

used was purposive sampling. The instruments used were test instruments in the

form of essay questions and non-test instruments in the form of questionnaires.

The analysis of hypothesis testing using the Mann-Whitney test and the t test

showed that there was an effect of the computer-assisted TGT learning model on

students' problem solving ability in the kinetic theory of gases concept with a

significance value smaller than the significance level (0.009 <0.05). In

addition, the results of the N-gain test increased the indicator of problem solving

ability of students in the experiment class was superior to the control class.

Meanwhile, the results of student questionnaire responses indicate that learning

uses a computer game-assisted TGT model in the good category with a

percentage of 68.79.

Keywords: The TGT Learning Model, Computer Game, Problem Solving

Ability, Kinetic Theory of Gases.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta atas ridho-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model TGT

Berbantuan Computer Game Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Pada Konsep Teori Kinetik Gas”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dalam penelitian serta penulisan skripsi ini. Secara khusus,

apresiasi dan ucapan terima kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dwi Nanto, Ph. D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

sebagai dosen pembimbing.

3. Ibu Diah Mulhayatiah M.Pd. selaku dosen yang telah memberikan waktu,

tenaga, pikiran, dan motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ibu Ai Nurlaela M.Si dan Bapak Taufiq Al Farizi M.PFis selaku dosen

penguji.

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

7. Bapak Drs. Ismail L.C selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 (MAN 4)

Jakarta beserta jajarannya.

8. Ibu Eneng Hernawati M.Pd dan Bapak M. Belya sebagai guru bidang studi

fisika Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta yang telah memberikan izin

penelitian dan membimbing selama penelitian berlangsung.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

vii

9. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi MAN 4 Jakarta khususnya XI

MIA 5 dan XI MIA 6 yang telah memberikan bantuan selama penelitian

berlangsung.

10. Keluarga tercinta Ayahanda Mukhirin, Ibunda Tati Nuryati, Adik Hijriyani

Madani, Teh Shopi, serta semua keluarga yang selalu mendoakan dan

mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-

cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua beserta keluarga.

11. Teman-teman seperjuangan pendidikan fisika angkatan 2012 yang telah

menjadi keluarga, sahabat, pendorong semangat, teman belajar bersama, yang

senantiasa selalu mendo‟akan dan memotivasi, serta bersama-sama mengukir

cerita indah selama di kampus maupun di luar kampus.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini baik dengan do‟a maupun tenaga.

Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis dengan balasan yang terbaik. Aamiin ya Rabbal‟alamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata

penulis ucapkan terima kasih; semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Indetifikasi Masalah ..................................................................................... 5

C. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5

D. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS ................................................................................................ 7

A. Kajian Teoritis ............................................................................................. 7

1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ............................. 7

2. Media Pembelajaran..................................................................................... 9

3. Computer Game ........................................................................................... 13

4. Kemampuan Pemecahan Masalah ............................................................... 14

5. Teori Kinetik Gas ......................................................................................... 19

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 32

D. Pengajuan Hipotesis ..................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 34

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

ix

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 34

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................... 34

C. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 35

D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 38

E. Populasi dan Sampel .................................................................................... 38

F. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 39

H. Instrumen Penelitian .................................................................................... 39

1. Instrumen Tes............................................................................................... 39

2. Instrumen Nontes ......................................................................................... 43

I. Kalibrasi Instrumen Penelitian ..................................................................... 42

1. Uji Validitas ................................................................................................. 42

2. Uji Reliabilitas ............................................................................................. 43

3. Taraf Kesukaran ........................................................................................... 44

4. Daya Pembeda ............................................................................................. 45

J. Teknik Analisis Data.................................................................................... 47

1. Uji Prasyarat Hipotesis .............................................................................. 47

2. Uji Hipotesis .............................................................................................. 48

3. Uji N-Gain ................................................................................................. 50

4. Analisis Data Nontes ................................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 53

A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 53

1. Kondisi Awal Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sebelum

Pemberian Perlakuan ................................................................................... 53

2. Hasil Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .............................. 55

3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa................ 57

4. Hasil Uji N-Gain .......................................................................................... 60

5. Hasil Uji Prasyarat Analisis ......................................................................... 62

6. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 63

7. Analisis Data Angket ................................................................................... 65

B. Pembahasan.................................................................................................. 65

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 71

A. Kesimpulan .................................................................................................. 71

B. Saran ............................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 73

LAMPIRAN

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gas ideal dalam tabung silinder (piston) ................................................ 19

Gambar 2.2 Dua wadah yang identic (sama) ............................................................. 22

Gambar 2.3 Model gas menurut teori kinetik gas ...................................................... 24

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 33

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ..................................................................... 37

Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah siswa

awal kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................................... 53

Gambar 4.2 Diagram distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah siswa

akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................................... 55

Gambar 4.3 Diagram hasil pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah

siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.................................. 59

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian........................................................................................ 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ....................... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa.................................................................. 41

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Nontes (Angket Respon Siswa)........................... 41

Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi .................................. 43

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .............................................................. 43

Tabel 3.7 Kategori Reliabilitas .................................................................................. 44

Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran .................................................................. 45

Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran ......................................................................... 45

Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda ...................................................................... 46

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes .................................................. 46

Tabel 3.12 Kategori N-Gain ....................................................................................... 50

Tabel 3.13 Kategori Skala Likert ............................................................................... 51

Tabel 3.14 kriteria Persentase Angket ....................................................................... 52

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................... 54

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................... 56

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Skor Pretest dan Posttest .............................................. 57

Tabel 4.4 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................ 58

Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 60

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .................................................................................................... 62

Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol.................................................................................... 63

Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Eksperimen .............................................................................................. 64

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

xiii

Tabel 4. 10 Hasil Angket Respon Siswa .................................................................... 65

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ...................................... 78

1. Angket Wawancara Guru ................................................................. 79

2. RPP Kelas Eksperimen..................................................................... 80

3. RPP Kelas Kontrol ........................................................................... 124

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ................................................ 160

1. Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................................... 161

2. Instrumen Tes ................................................................................... 162

3. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ............................................ 199

4. Instrumen Tes Penelitian .................................................................. 200

5. Kisi-kisi Angket Respon Siswa ........................................................ 219

6. Angket Respon Siswa....................................................................... 220

7. Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes ........................................... 222

8. Lembar Uji Validasi Ahli Media ...................................................... 223

9. Lembar Uji Validasi Ahli Materi ..................................................... 226

LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN ..................................... .. 227

1. Hasil Pretest ..................................................................................... 228

2. Hasil Posttest .................................................................................... 230

3. UJi Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ..................................... 232

4. UJi Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ............................. 234

5. UJi Normalitas Data Postest Kelas Kontrol ..................................... 237

6. UJi Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ............................ 239

7. Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................. 242

8. Uji Hipotesis Data Pretest ................................................................ 243

9. Uji Hipotesis Data Posttest .............................................................. 244

10. Data Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ............... 245

11. Rekapitulasi Kemampuan Pemecahan Masalah ............................... 249

12. Uji N-Gain ........................................................................................ 250

13. Data Hasil Angket Respon Siswa..................................................... 253

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

xv

Lampiran D Surat-surat Penelitian ................................................................. 255

1. Surat izin penelitian .......................................................................... 256

2. Surat keterangan penelitian .............................................................. 257

Lampiran E Lain-lain ....................................................................................... 258

1. PrintScreen Computer Game .......................................................... 259

2. Lembar Uji Referensi ....................................................................... 260

3. Biodata Penulis ................................................................................. 267

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 dipandang sebagai wahana dalam pengembangan

keterampilan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking skills (HOTS) para

siswa. Selain menjadi tuntutan dalam kurikulum 2013, HOTS sangat penting

dalam pembelajaran matematika karena menjadi fokus utama tujuan pembelajaran

matematika.1 Pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi diharapkan

mampu membuat siswa belajar lebih mendalam sehingga dapat lebih mudah

memahami dan menyelesaikan masalah.

HOTS merupakan aspek yang sangat penting untuk dikembangkan dalam

pembelajaran karena dalam menyelesaikan permasalahan nyata (yang tidak rutin)

siswa memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan kreatif. Tujuan

pembelajaran yang mengembangkan HOTS adalah untuk membekali siswa

terampil memberi alasan dan membuat keputusan. Pentingnya HOTS dalam

pembelajaran juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Murray yang menyebutkan

bahwa ketika siswa menggunakan HOTS maka siswa memutuskan apa yang harus

dipercayai dan apa yang harus dilakukan, menciptakan ide-ide baru, membuat

prediksi dan memecahkan masalah nonrutin.2 Krathwohl mengungkapkan bahwa

dalam taksonomi Bloom terdapat tiga dimensi proses kognitif yang masuk sebagai

indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOT (Higher Order Thinking),

meliputi: analyze (menganalisis), evaluate (mengevaluasi), dan create

(mengkreasi).3 Muara dari pola berpikir tingkat tinggi adalah mampu

1Sumaryanta, Penilaian HOTS Dalam Pembelajaran Matematika, Indonesian Digital

Journal of Mathematics and Education Volume 8 Nomor 8 Tahun 2018, h. 509. 2 Edi Susanto dan Heri Retnawati, Perangkat Pembelajaran Matematika Bercirikan PBL

Untuk Mengembangkan HOTS Siswa SMA, Jurnal Riset Pendidikan Matematika Volume 3 -

Number 2, November 2016, h.190. 3 Lewy, dkk., Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi

Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Palembang,

Jurnal Pendidikan Matematika (online) Vol.3, No.2, 2009, h. 16.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

2

menyelesaikan masalah, sehingga siswa sangat diharapkan memiliki kemampuan

pemecahan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang sangat

penting dimiliki oleh siswa. Siswa harus memiliki kemampuan pemecahan

masalah agar siswa memiliki kemampuan dalam berpikir, bernalar, memprediksi,

dan mencari solusi dari masalah yang diberikan. Kemampuan pemecahan masalah

menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai oleh siswa

karena pemecahan masalah dianggap sebagai jantung dalam pembelajaran

matematika. Pembelajaran matematika tidak akan pernah terlepas dalam

pembelajaran fisika. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan masalah juga sangat

diperlukan dalam pembelajaran fisika. Melalui pemecahan masalah siswa akan

belajar untuk menyusun strategi yang sesuai untuk menyelesaikan permasalahan

yang mereka hadapi khususnya dalam pembelajaran fisika.

Faktanya, kemampuan pelajar Indonesia masih di tahap “lower” (ingatan,

hafalan). Hal ini terlihat bagaimana Indonesia mendapat hasil dalam Program

Penilaian Pelajar Internasional (PISA). Menurut PISA 2015, skor sains Indonesia

403, matematika 386, dan literasi 297. Sains berada di urutan 62, matematika 63,

sedangkan literasi 64. Berdasarkan total 70 negara yang disurvei PISA, artinya

Indonesia selalu masuk urutan 10 besar terbawah.4 Indonesia juga belum

mencapai hasil yang membanggakan dalam survei Kecenderungan Pembelajaran

Matematika dan Sains Internasional (TIMSS). Dalam TIMSS 2015 perolehan poin

Indonesia untuk bidang sains sebesar 387 dan menempati urutan ke 45 dari 48

negara. Sedangkan untuk skor matematika Indonesia meraih poin 397 dan berada

di posisi 45 dari 50 negara.5 Berdasarkan hasil survey di atas, maka masih ada

banyak hal yang harus ditingkatkan bangsa Indonesia dan yang terpenting adalah

bagaimana kita melakukan tindak lanjut berdasarkan diagnosa yang dihasilkan

4 OECD, PISA 2015 Result in Focus, (OECD: Better Policies for Better Lives, 2016), h. 4

5 Rahmawati, Hasil TIMSS 2015 Trend in International Mathematics and Science Study

Diagnosa untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan Capaian, (Kemdikbud, 2016), h. 2

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

3

dari survey diagnostik PISA tersebut. Hal ini artinya siswa Indonesia harus

dibiasakan dengan soal-soal kemampuan berpikir tinggi (HOT).6

Tuntutan dari kurikulum tidak hanya dalam pengembangan HOTS, tetapi

juga menuntut pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dimana

siswa harus lebih aktif dibandingkan guru dalam menemukan konsep dan

melakukan proses pembelajaran. Satu diantara upaya guru untuk menciptakan

pembelajaran dengan komunikasi multi arah, meningkatkan aktivitas,

meningkatkan penguasaan konsep, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif,

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan prestasi

belajar siswa adalah dengan memilih dan menggunakan pendekatan serta model

pembelajaran yang relevan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi salah satu sekolah, yaitu

MAN 4 Jakarta diperoleh informasi bahwa hasil belajar fisika masih rendah.

Siswa merasa bahwa fisika sulit karena kebanyakan siswa masih menghafal

rumus-rumus fisika sehingga membuat mereka sulit dalam mengerjakan soal-soal

fisika. Selain itu, kemampuan pemecahan masalah siswa juga masih rendah. Hal

ini diketahui dari sulitnya siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh

gurunya maupun yang terdapat dalam buku pegangannya. Siswa merasa kesulitan

dalam memecahkan masalah pada soal ketika soal mengalami sedikit perubahan

dari yang diketahui dan yang ditanya pada soal tersebut, sebagaimana yang

dikatakan gurunya bahwa siswa masih kesulitan untuk mengaplikasikan rumus

yang harus digunakan. Selain itu, antusias siswa dalam pembelajaran di kelas pun

masih sangat kurang. Hal ini terlihat bagaimana siswa tidak aktif, hanya menjadi

pendengar, bahkan tidak memperhatikan. 7

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka model

pembelajaran yang mampu menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan

menggunakan model TGT (Teams Games Tournament). Hal ini berdasarkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh S Baswendro, A Suyitno dan M

6 Nizam, Ringkasan Hasil-hasil Asesmen Belajar Dari Hasil UN, PISA, TIMSS, INAP,

(Kemdikbud, 2016), h. 20 7 Wawancara dengan Ibu Eneng, M.Pd, tanggal 28 Desember 2016, pukul : 13.20 WIB di

MAN 4 Jakarta

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

4

Kharis dengan judul penelitian Keefektifan Model TGT dengan Pendekatan

Scientific Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Lingkaran yang menyimpulkan

bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran menggunakan

model TGT dengan pendekatan scientific berbantuan CD pembelajaran lebih baik

daripada kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran

menggunakan model ekspositori.8

TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

model pembelajaran yang mampu menciptakan keterlibatan siswa secara aktif,

pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat belajar (student centered).

Model pembelajaran ini menitikberatkan pada pengelompokan siswa dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan struktur

kelompok bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah

interaksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi multi arah. Dengan

penerapan pembelajaran kooperatif, akan terjalin komunikasi antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic

comunication).9

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa untuk membuat keterlibatan

siswa secara aktif, membuat siswa tertarik dengan fisika, dan mampu

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah dengan menerapkan model

pembelajaran TGT. Penggunaan game yang peneliti gunakan pada penelitian ini

adalah computer game. Computer game ini digunakan karena mengingat sudah

berkembang pesatnya teknologi di zaman ini. Selain itu, computer game memiliki

kelebihan visualisasi yang bagus. Sehingga dengan penggunaan model TGT

dengan berbantuan computer games akan membuat suasana belajar di kelas

menyenangkan. Maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul

8 Baswendro Singgih, Amin Suyitno, dan Muhammad Kharis, Keefektifan Model TGT

Dengan Pendekatan Scientific Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Lingkaran, Unnes Journal of Mathematics

Education, Vol 4 No 3, 2015. 9 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 202-203.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

5

Pengaruh Model Pembelajaran TGT Berbantuan Computer Game Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Konsep Teori Kinetik Gas.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah

yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Siswa tidak terbiasa dengan soal tingkat tinggi

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah

3. Siswa tidak antusias dan masih pasif dalam pembelajaran

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

rumusan masalah yang merupakan masalah pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

berbantuan computer game terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

pada konsep teori kinetik gas ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diberi

perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan berbantuan computer game ?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dengan berbantuan computer game yang digunakan

dalam pembelajaran fisika pada konsep teori kinetik gas ?

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam, serta tidak

terjadi penyimpangan terhadap apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya

penelitian, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian. Peneliti membatasi

ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Langkah pemecahan masalah yang digunakan adalah berdasarkan prinsip

Polya, dimana tahapan menjawab soal terdiri dari memahami masalah,

merancang sebuah rencana, melaksanakan rencana, dan melihat kembali.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

6

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan materi pelajaran yang digunakan

pada penelitian ini adalah teori kinetik gas.

3. Penelitian ini hanya melakukan penilaian pada domain kognitif (KI-3),

tanpa melibatkan penilaian pada domain spiritual (KI-1), sikap (K-2), dan

psikomotor (KI-4). Hal ini karena tes kemampuan pemecahan masalah

hanya dapat diukur melalui jenis penilaian kognitif.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan berbantuan computer game terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa pada konsep teori kinetik gas.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:

1. Memberikan informasi penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan

computer game.

2. Memberikan gambaran tentang kemampuan pemecahan masalah siswa

melalui model pembelajaran TGT berbantuan computer game.

3. Memberikan bahan pertimbangan dalam penggunaan model pembelajaran

TGT berbantuan computer game dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) atau pertandingan permainan tim,

merupakan satu diantara tipe model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan

oleh David De Vries dan Keith Edward. Pembelajaran kooperatif merupakan

sebuah model pembelajaran dimana kegiatan belajar dilakukan secara

berkelompok, belajar bersama sebagai sebuah tim (kelompok).10

Pada model ini, siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain

untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.11

Menurut Saco (2006),

pada model TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain

untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Pada Model

pembelajaran kooperatif tipe TGT ini menempatkan siswa dalam kelompok-

kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang berbeda.12

Secara umum, model pembelajaran kooperatif tipe TGT sama dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement

Divisions). Satu hal yang membedakan TGT dengan STAD adalah bahwa TGT

menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis serta sistem skor

kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka

dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti

mereka.13

10 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Penerbit

Nusa Media, 2010), h.13 11 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,

dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum

Tematik Integratif/TKI), (Jakarta: PT Prenamedia Group, 2014), h. 131 12 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 224 13

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Penerbit

Nusa Media, 2010), h.163

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

8

Model pembelajaran TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata

pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu social, maupun bahasa baik dari jenjang

pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Model pembelajaran TGT ini pun

sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam

dengan satu jawaban benar dan dapat pula diadaptasi untuk digunakan dengan

tujuan yang dirumuskan kurang tajam dengan penilaian yang bersifat terbuka,

misalnya esai atau kinerja.14

Model pembelajaran TGT dibagi menjadi beberapa tahap pembelajaran,

yaitu15

:

a. Presentasi kelas

Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang seringkali dilakukan

dimana pelajaran di pimpin oleh guru, tetapi hal ini juga bisa dimasukkan

presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa

hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT.

Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar

memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan

sangat membantu mereka mengerjakan permainan dan skor permainan mereka

menentukan skor tim mereka.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis. Fungsi utama dari

tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan permainan dengan baik.

c. Game

Game terdiri atas pertanyaaan-pertanyaan denga konten relevan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi

14 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,

dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum

Tematik Integratif/TKI), (Jakarta: PT Prenamedia Group, 2014), h. 132 15 Robert E. Slavin, op.cit., h.166

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

9

kelas dan pelaksanaan kerja tim. Permainan dalam hal ini dapat berupa permainan

yang mudah dan banyak dikenal.

d. Tournament

Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya

berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit setelah guru memberikan

presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar

kegiatan.

e. Penghargaan (Rewards)

Penghargaan diberikan berdasarkan pada rerata point yang telah

diperoleh dari permainan. Tim yang memperoleh nilai atau skor tertinggi adalah

tim yang menjadi pemenang.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Di era konseptual seperti sekarang ini, media sudah menjadi kebutuhan

bagi manusia dalam memenuhi keingintahuan terhadap suatu informasi. Media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari

komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan atau orang

yang menerima pesan.16

Media menjadi kebutuhan yang umum pada setiap

bidang, satu diantaranya adalah bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan yang

sudah sangat mengenal teknologi menjadikannya hal yang biasa jika dalam setiap

aktivitas menjalankan kegiatannya menggunakan media. Hal ini tak luput di

dalam kegiatan proses belajar mengajar. Media ini dianggap menjadi alat bantu

dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Kata media itu sendiri sebenarnya berasal dari Bahasa Latin, yaitu

medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „pengantar‟, atau „perantara‟.

Sementara itu, media dalam bahasa Arab disebu „wasail‟ bentuk jamak dari

„wasilah‟ yang merupakan sinonim dari al-wasth yang artinya juga „tengah‟. Kata

„tengah‟ itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, yang mengantarkan,

16

Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2016), h. 4

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

10

menghubungkan, atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya, atau

disebut juga „perantara‟ atau „pengantar‟ atau „penghubung‟.17

Gerlach dan Ely

(1971) mengatakan bahwa secara garis besar media adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dengan demikian, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam

proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal.18

Berdasarkan pengertian di atas, maka sesuatu dikatakan media apabila

memiliki fungsi sebagai pengantar untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Akan tetapi, apabila media tersebut membawa pesan atau informasi yang

mengandung maksud pengajaran atau bertujuan instruksional maka media tersebut

disebut media pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, khususnya proses

pembelajaran, peranan media pada saat ini tidak hanya digunakan sebagai alat

bantu, tetapi media sudah memiliki posisi yang cukup penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga

tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efisien dan efektif.19

Menurut Gagne dan Briggs, media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran, misalnya adalah buku, film, gambar, komputer, dan lain-lain.20

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan komponen integral dari system

pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai proses komunikasi tidak akan bisa

17

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung

Persada (GP) Press, 2010), h. 6 18

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3 19

Yudhi Munadi, op.cit.h. 7-8. 20

Azhar Arsyad, op.cit. h. 4

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

11

berlangsung secara optimal tanpa media. Dalam proses pembelajaran, media

memiliki fungsi utama sebagai alat bantu yang membawa informasi dari sumber

(guru) menuju penerima (siswa).21

Menurut Hamalik (1986) pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta

membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.22

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat

dalam media tersebut harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental

maupun dalam bentuk aktivitas nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.23

Menurut Kemp & Dayton media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama

apabila media itu digunakan untuk perorangan atau kelompok, yaitu:24

1) Memotivasi minat atau tindakan

2) Menyajikan informasi

3) Memberi instruksi

Menurut pendapat lainnya, fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:25

1) Fungsi sebagai sumber belajar

2) Fungsi semantik, yaitu fungsi media dalam menambah perbendaharaan kata

(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak

didik (tidak verbalistik.

3) Fungsi manipulatif, yaitu fungsi media dalam mengatasi batas-batas ruang

dan waktu serta dalam mengatasi keterbatasan inderawi.

4) Fungsi psikologis, terdiri dari:

a. Fungsi atensi, yaitu fungsi media dalam meningkatkan perhatian siswa

terhadap materi ajar.

b. Fungsi afektif, yaitu fungsi media dalam menggugah perasaan, emosi, dan

tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

21

Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2016), h. 7-8 22

Azhar Arsyad, op.cit. h. 15 23

Ibid, h. 21 24

Ibid, h. 19 25

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung

Persada (GP) Press, 2010), h. 36

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

12

c. Fungsi kognitif, yaitu fungsi media dalam memperkaya dan memperluan

alam pikiran kognitif siswa mealui bentuk-bentuk representasi yang mewakili

objek-objek yang dihadapi, baik berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa.

d. Fungsi imajinatif, yaitu fungsi media dalam meningkatkan dan

mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi merupakan proses menciptakan

objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris.

e. Fungsi motivasi, yaitu fungsi media dalam membangkitkan minat belajar.

5) Fungsi sosio-kultural, yaitu fungsi media dalam mengatasi hambatan sosio-

kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.

Penggunaan media dalam bidang pendidikan ini memiliki banyak dampak

positif khususnya dalam kegiatan proses pembelajaran. Menurut Encyclopedia of

Educational Research manfaat media pendidikan sebagai berikut:26

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha

sendiri di kalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan

membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam

proses belajar siswa, yaitu sebagai berikut:27

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar.

26

Azhar Arsyad, op.cit. h. 25 27

Ibid, h. 24

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

13

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunkasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

3. Computer Game

Kata computer dan game merupakan bahasa asing yang dimana dalam

bahasa Indonesia computer berarti komputer sementara game berarti adalah

permainan. Dengan demikian, computer game merupakan permainan komputer.

Komputer menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat elektronik otomatis

yang dapat menghitung atau mengolah data secara cermat menurut yang

diinstruksikan, dan memberikan hasil pengolahan, serta dapat menjalankan sistem

multimedia (film, musik, televisi, faksimile, dan sebagainya), biasanya terdiri atas

unit pemasukan, unit pengeluaran, unit penyimpanan, serta unit pengontrolan.

Sedangkan, permainan adalah hal bermain; perbuatan bermain.28

Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan

dan pelatihan. Komputer yang berperan sebagai pembantu tambahan dalam

belajar yang pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran,

latihan, atau keduanya dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI

mendukung pembelajaran dan pelatihan, tetapi bukanlah penyampai utama materi

pelajaran.29

Pemrograman CAI memiliki beberapa model, satu diantaranya adalah

pemrograman CAI model games. Program CAI model games atau permainan

merupakan program pembelajaran menggunakan bantuan teknologi komputer

28

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 585 dan 697. 29

Azhar Arsyad, op.cit., h. 96

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

14

yang lebih menekankan pada penyajian bentuk-bentuk permainan dengan muatan

bahan pelajaran di dalamnya. Model games membuat peserta didik terlibat dalam

situasi menang atau kalah dimana pada model ini meminta peserta didik mampu

mempraktikkan kemampuan untuk mengetahui atau dalam proses perkembangan.

Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran yang

menyenangkan” karena peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk

dan aturan permainan dalam konteks pembelajaran yang sering disebut dengan

Instructional Games. 30

Adapun tahapan pembelajaran dengan bantuan computer model games

adalah sebagai berikut:31

1. Presentation of Information (Penyajian informasi)

2. Playing Instructional Games (Mulai permainan pembelajaran)

3. Judging of Responses (Penilaian Respons)

4. Providing Feedback About Responses (Pemberian balikan Respons)

5. Remediation (Pengulangan)

6. Check score (Melihat nilai)

7. Exit (Keluar)

4. Kemampuan Pemecahan Masalah

Manusia tidak lepas dari masalah dalam kehidupannya. Masalah adalah

situasi di mana individu ingin melakukan sesuatu tetapi tidak tahu tindakan yang

diperlukan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Bell (1981) memberikan

definisi masalah sebagai: “a situation is a problem for a person if he or she aware

of its existence, recognize that it requires action, wants of needs to act and does

so, and its not immediately able to resolve the problem.” Suatu situasi dikatakan

masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi tersebut, mengakui

bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan dan tidak segera dapat

30

Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

h. 191-193 31 Ibid, h. 195

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

15

menyelesaikannya.32

Karena dalam hidupnya manusia menemui masalah, maka

manusia harus memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah tersebut.

Kemampuan (ability) menurut Gibson (1966) merupakan kapasitas

individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.33

sementara itu, Anderson (2009) mengemukakan bahwa pemecahan masalah

merupakan keterampilan hidup yang melibatkan proses menganalisis, manfsirkan,

menalar, memprediksi, mengevaluasi, dan merefleksikan.34

Dengan demikian,

kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan atau kapasitas individu

untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ke dalam situasi

baru yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi.

Polya (1973) mendefinisikan kemampuan pemecahan masalah sebagai

berikut:35

Solving problems is a practical skill like, let us say, swimming. Trying to

solve problems, you have to observe and to imitate what other people do

when solving problems, and, finally, you learn to do problem by doing

them.

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa menyelesaikan masalah merupakan

kemampuan praktik dimana dalam menyelesaikan masalah seseorang harus

mengobservasi dan menirukan apa yang orang lain lakukan ketika menyelesaikan

masalah tersebut.

Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas yang dilakukan

manusia dalam menjalani kehidupannya. Demikian halnya dalam proses

pembelajaran, khusunya pada bidang fisika. Pemecahan masalah sering dianggap

sebagai kunci dari proses pembelajaran khususnya pada ranah sains dan

matematika. Pembelajaran fisika tidak lepas dari memecahkan suatu masalah

32 Syaharuddin dalam tesisnya yang berjudul Deskripsi Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Dalam Hubungannya Dengan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 4 Binamu Kabupaten Jeneponto, Universitas Negeri Makassar,

2016, h. 23. 33 Wida Susanti dalam skripsinya yang berjudul Deskripsi Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Ditinjau dari Kecemasan Belajar Siswa SMAN 1 Banyumas, Universitas

Muhammadiyah Purwokerto, 2017, h.6. 34 Himmatul Ulya, Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Bermotivasi Belajar

Tinggi Berdasarkan Ideal Problem Solving, Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 1 Print

ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X (Januari-Juni 2016), h. 91. 35 G. Polya, How To Solve It, (New Jersey : Princeton University Press, 1973), h. 4.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

16

karena pembelajaran fisika erat kaitannya dengan matematika. Sehingga dalam

memecahkan masalah yang ditemui dalam pembelajaran fisika dibutuhkan

kemampuan pemecahan masalah. Sulitnya siswa memperoleh hasil yang

memuaskan pada bidang fisika dipengaruhi oleh rendahnya kemampuan

pemecahan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses berpikir tingkat

tinggi sehingga diperlukan langkah-langkah khusus dalam memecahkan masalah.

Aspek kemampuan pemecahan masalah dapat diukur dengan mengacu pada

tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya, yaitu: 1) memahami masalah, 2)

merencanakan penyelesaian masalah, 3) menyelesaikan masalah, dan 4)

mengevaluasi hasil. Berikut akan dipaparkan empat langkah dalam menemukan

solusi pemecahan masalah, yaitu36

:

1) Memahami Masalah (Understanding the problem)

Pemahaman terhadap masalah yang akan diselesaikan memungkinkan

siswa untuk dapat menyelesaikan masalah dengan benar. Untuk bisa

menyelesaikan masalah dalam pembelajaran fisika, siswa harus bisa memahami

masalah atau mengenali masalah tersebut. Tidak hanya memahami masalah, siswa

juga harus memiliki keinginan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal

pertama yang diperlukan dalam memahami masalah adalah bahwa pernyataan

secara verbal dari masalah tersebut harus dipahami. Kemudian, siswa harus dapat

menunjukkan bagian-bagian utama dari masalah, seperti halnya apa saja data yang

dapat ditemukan dalam masalah serta apa yang tidak diketahui (ditanyakan), dan

seperti apa kondisi dari masalah tersebut. Siswa harus mempertimbangkan bagian-

bagian utama dari masalah dengan penuh perhatian, berulang kali, dan dari

berbagai sisi. Jika terdapat sebuah gambar yang berhubungan dengan masalah,

maka siswa harus menggambarkannya dan menunjukkan data dan apa yang tidak

diketahui (ditanya). Jika diperlukan untuk memberikan nama pada objek dalam

masalah, maka siswa harus memperkenalkan notasi yang sesuai; memperhatikan

pada pemilihan tanda yang sesuai, siswa berkewajiban mempertimbangkan tanda

yang harus dipilih untuk objek. Dengan kata lain, dalam memahami masalah

36 G. Polya, Op.cit., h. 5-15.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

17

untuk mencapai penyelesaian masalah kita dapat menentukan apa yang diketahui,

ditanyakan, dan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2) Merencanakan Penyelesaian Masalah (Devising a plan)

Suatu kenyataan bahwa pencapaian utama dalam pemecahan suatu

masalah adalah untuk memahami gagasan atau ide dalam suatu rencana.

Kemampuan dalam merencanakan penyelesaian masalah bergantung pada

pengetahuan dan pengalaman seseorang yang diperoleh sebelumnya dalam

menyelesaikan masalah. Tidak cukup jika hanya sekedar banyak mengingat untuk

mendapatkan gagasan atau ide yang bagus, tetapi tidak pula mendapatkan ide atau

gagasan yang bagus tanpa mengingat kembali beberapa fakta atau pengetahuan

sebelumnya yang berkaita. Jika dianalogikan, adalah seperti halnya jika hanya

mengumpulkan suatu material atau bahan bangunan maka itu saja tidak akan

cukup untuk membangun sebuah bangunan, dan tidak akan bisa membuat

bangunan tanpa mengumpulkan bahan atau material yang dibutuhkan. Begitupula

dalam memecahkan suatu masalah. Material atau bahan-bahan yang diperlukan

dalam memecahkan masalah matematika adalah beberapa bagian yang relevan

atau berkaitan terhadap pengetahuan matematika yang diperoleh atau dengan

memperoleh sebuah teori yang sudah terbukti. Dengan demikian, suatu rencana

yang disusun dalam memecahkan masalah berisi cara atau metode yang akan

digunakan untuk menyelesaikan masalah.

3) Menyelesaikan Masalah Sesuai Rencana (Carrying out the plan)

Setelah rencana penyelesaian dibuat maka langkah selanjutnya adalah

melakukan penyelesaian berdasarkan metode atau cara yang telah direncanakan.

Menyelesaikan masalah berdasarkan rencana yang sudah ditulis sangatlah mudah

dan yang dibutuhkan adalah kesabaran. Rencana memberikan langkah umum dan

langkah selanjutnya adalah harus memasukkan data yang kita miliki ke dalam

rencana dengan memastikan bahwa langkahnya sesuai dan bisa diuji secara

menyeluruh satu persatu atau selangkah demi selangkah dengan sabra sampai

semuanya jelas tanpa ada kesalahan yang masih mungkin terjadi. Hal yang

menjadi fokus utama dalam menyelesaikan masalah sesuai rencana adalah bahwa

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

18

siswa dengan yakin menyelesaikan masalah tersebut secara bertahap atau

selangkah demi selangkah sesuai rencana yang telah dibuat.

4) Melakukan Pengecekan Kembali (Looking Back)

Langkah terakhir adalah melakukan pengecekan kembali. Pengecekan

pada langkah-langakah penyelesaian masalah dapat membantu untuk

meminimalisir kesalahan yang tidak perlu sehingga mendapat solusi yang benar.

Pengecekan kembali terhadap suatu penyelesaian dapat berupa 1) mengecek

kembali hasilnya, 2) menginterpretasikan jawaban yang telah diperoleh, atau 3)

mencoba cara lain untuk memperoleh jawaban.

Berdasarkan tahapan pemecahan masalah oleh Polya, maka indikator

pemecahan masalah adalah sebagai berikut37

:

Tahap Pemecahan Masalah oleh Polya Indikator

Memahami Masalah Siswa mampu menuliskan/menyebutkan

informasi-informasi yang diberikan dari

pertanyaan yang diajukan.

Merencanakan Pemecahan Masalah Siswa memiliki rencana pemecahan

masalah dengan membuat model

matematika dan memilih suatu strategi

untuk menyelesaikan masalah yang

diberikan.

Melakukan Rencana Pemecahan

Masalah

Siswa mampu menyelesaikan masalah

dengan strategi yang ia gunakan dengan

hasil yang benar.

Memeriksa Kembali Pemecahan Siswa mampu memeriksa kebenaran

hasil atau jawaban.

37 Syaharuddin dalam tesisnya yang berjudul Deskripsi Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Dalam Hubungannya Dengan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 4 Binamu Kabupaten Jeneponto, Universitas Negeri Makassar,

2016, h. 42-43. http://eprints.unm.ac.id/4405/1/SYAHARUDDIN.pdf.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

19

5. Teori Kinetik Gas

1) Konsep Mol dan Massa Molekul

Gas adalah kumpulan molekul-molekul yang bergerak di dalam suatu

ruang dan saling bertumbukan. Tumbukan antar molekul ini mengakibatkan

terjadinya perubahan besaran fisis pada molekul-molekul yang saling

bertumbukan. Dalam fisika, jumlah gas pada volume tertentu biasanya dinyatakan

dalam satuan mol yang dinotasikan dengan n. Satu mol gas menyatakan jumlah

banyaknya partikel gas yang besarnya 6,022 x 1023

molekul. Bilangan 6,022 x

1023

dinamakan bilangan Avogadro dan dinotasikan dengan NA. Jumlah mol (n)

gas berkaitan dengan massa unsur (m) yang hubungannya dinyatakan dengan

persamaan

(2.1)

Dengan Mr (atau ada pula yang menulisnya M) adalah massa molar/ massa

molekul/ massa molekul reatif suatu unsur gas dan biasanya dinyatakan dalam

satuan gram per mol (gr/mol).38

2) Hukum-Hukum Gas Ideal

Gambar 2.1 Gas ideal dalam tabung silinder (piston)

Suatu gas ideal yang terkurung dalam suatu tabung wadah silinder yang

volumenya dapat diubah-ubah dengan menggerakkan piston ke atas dan ke bawah

(Gambar 2.1). Wadah silinder tersebut dianggap tidak bocor sehingga massa atau

banyak mol gas itu tetap konstan di dalamnya.39

Persamaan keadaan gas ideal

38

Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, Fisika 2 untuk SMA Kelas XI Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam, (Bogor: Quadra,2014), h. 173. 39 Ibid., h. 173.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

20

dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu, a) suhu gas dijaga tetap atau konstan

sementara tekanan dan volume berubah yang disebut hukum Boyle; b) tekanan

gas dijaga tetap sementara volume dan suhu gas berubah yang disebut hukum

Charles; c) volume gas dijaga tetap dan tekanan gas serta suhu berubah yang

disebut hukum Gay Lussac.

a) Hukum Boyle

Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa pada beberapa gas volumenya

berbanding terbalik terhadap tekanan yang diberikan ketika suhunya konstan.

Secara matematis, pernyataan di atas dinyatakan sebagai berikut:

P

(2.2)

(tetap) (2.3)

(2.4)

Keterangan:

P = Tekanan (Pa tau N/m2)

V = Volume (m3)

Hasil ini ditemukan secara eksperimen oleh Robert Boyle (1627-1691)

pada tahun 1666, sehingga disebut hukum Boyle.

b) Hukum Charles

“Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor)

dijaga tetap, volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.” Pernyataan ini

secara matematis dinyatakan sebagai:

T (2.5)

(tetap) (2.6)

=

(2.7)

Keterangan:

V = volume gas (m3)

T = suhu gas (Kelvin atau toC + 273)

Persamaan di atas dinyatakan pertama kali oleh Jacques Charles (1747 –

1823), dan disebut hukum Charles.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

21

c) Hukum Gay Lussac

“Jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor)

dijaga tetap, tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.”

Pernyataan di atas secara matematisdinyatakan sebagai:

P T (2.8)

(tetap) (2.9)

=

(2.10)

Keterangan:

P = tekanan gas (Pa)

T = suhu gas (Kelvin atau toC + 273)

Persamaan di atas dinyatakan pertama kali oleh Joseph Gay Lussac (1778

– 1805), dan disebut hukum Gay Lussac.

d) Hukum Boyle – Gay Lussac

Hukum gas dari Boyle, Charles, dan Gay-Lussac didapat dengan bantuan

teknik yang sangat berguna di sains. Hukum-hukum ini sekarang dapat

digabungkan menjadi satu hubungan yang lebih umum antara tekanan, volume,

dan suhu berturut-turut dijaga konstan. Secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut:40

(tetap) (2.11)

=

(2.12)

Persamaan di atas dikenal dengan persamaan Boyle – Gay Lussac.

Persamaan ini melibatkan tiga variabel utama gas, yaitu: tekanan (P), volume (V),

dan suhu mutlak (T), sehingga persamaan ini dikenal dengan sebagai persamaan

keadaan gas untuk keadaan gas yang jumlah molnya tetap (massanya tetap).

40 Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima, (PT Gelora Aksara Pratama), h. 465.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

22

3) Persamaan Gas Ideal

Gambar 2.2 Dua wadah yang identik (sama)

Jika terdapat dua wadah yang masing-masing berisi gas yang sama

dengan jumlah gas yang sama serta suhu yang sama, maka kedua wadah tersebut

mempunyai volume V yang dapat dinyatakan oleh persamaan (2.11). kedua wadah

tersebut jika digabungkan akan mendapatkan dua kali volume gas pada tekanan P

yang sama dan dengan suhu T yang sama. Dengan demikian, persamaan (2.11)

akan didapatkan nilai C harus bertambah dua kali lipat, sehingga C sebanding

dengan jumlah gas dan dapat ditulis sebagai:

(2.13)

dengan N adalah jumlah molekul gas dan dan k adalah konstanta Boltzman yang

nilainya sama untuk tiap jenis atau jumlah gas dalam eksperimen yaitu sebesar

. Maka persamaan (2.11) menjadi

(2.14)

Satu mol gas ideal adalah banyaknya jumlah gas ideal yang mengandung

atom-atom atau molekul sejumlah bilangan Avogadro. Ilmuwan Itali Amedo

Avogadro (1776-1856) menyatakan bahwa volume gas yang sama pada tekanan

dan temperatur yang sama berisi molekul yang jumlahnya sama. Pernyataan ini

disebut sebagai hipotesa Avogadro. Hipotesa ini konsisten dengan kenyataan

bahwa R sama untuk semua gas.41

Jumlah molekul dalam satu mol dikenal dengan sebutan Bilangan

Avogadro NA dengan nilai sebesar

molekul/mol

41

Ibid., h. 466.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

23

Jumlah mol n dalam suatu sampel dari sembarang zat adalah sama

dengan perbandingan jumlah molekul N dalam sampel tersebut dengan jumlah

molekul NA dalam 1 mol

(2.15)

Dengan demikian, suatu zat yang memiliki n mol, maka jumlah

molekulnya adalah

(2.16)

Persamaan (2.14) menjadi

(2.17)

(2.18)

dengan

(2.19)

Lambang R adalah suatu lambang konstanta yang disebut konstanta gas,

yang memiliki nilai yang sama untuk semua gas.

R adalah tetapan umum gas yang bergantung satuan-satuan yang digunakan jika:

a) R = 8314 J/kmol K digunakan jika tetapan P dalam Pa atau N/m2, V dalam m

3,

n dalam kmol, dan T dalam kelvin (K), dan R = 8,314 J/mol K jika n dalam

mol.

b) R = 0,0821 L atm/mol K digunakan jika P dalam atm, V dalam liter (L), n

dalam mol, dan T dalam K.

c) Konversi-konversi yang mungkin diperlukan

1 L = 10-3

m3 atau 1 m

3 = 1000 L

1 atm = 1 x 105 Pa

1 atm = 76 cm Hg

d) Jika gas dinyatakan dalam keadaan standar atau keadaan normal atau keadaan

STP (Standard Temperature Pressure) adalah keadaan tekanan gas P = 1 atm =

1,013 x 105 Pa dan suhu gas t = 0

oC atau T = 273 K

Persamaan (2.18) disebut sebagai persamaan gas ideal. Persamaan (2.18)

cukup berguna untuk menggambarkan sifat-sifat gas nyata.42

Persamaan keadaan

42 Ibid., h. 463

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

24

gas ideal dapat dinyatakan dalam besaran massa jenis gas (kerapatan gas) .

Massa 1 mol dinamakan massa molar M (atau ada yang menuliskan Mr). Massa

molar 12

C adalah 12 g/mol atau 12x10-3

kg/mol. Massa n mol gas diberikan oleh

(2.20)

Massa jenis gas (kerapatan gas) ideal adalah

=

=

=

(2.21)

Keterangan:

P = tekanan gas (Pa atau N/m2); (atm = 1,013 x 10

5 Pa)

V = volume gas (m3 atau liter (L))

T = suhu gas (Kelvin atau oC)

n = banyak mol gas (mol)

m = massa gas (kg atau g)

M = massa molekul (kg/kmol atau g/mol)

= massa jenis gas (kg/m3 atau g/cm

3)

R = tetapan umum gas (8314 J/kmol K atau 0,0821 L atm/mol K)

4) Tekanan dan Energi Kinetik Gas

Gambar 2.3 Model gas menurut teori kinetik gas

Besaran tekanan dan suhu dapat dipahami dengan meninjau gerak dari

atom-atom atau molekul-molekul dalam suatu wadah tertutup (sifat mikroskopik)

suatu gas seperti pada gambar 2.3. Model mikroskopis dari gas ideal

menunjukkan bahwa tekanan yang dinyatakan oleh gas pada dinding wadah

merupakan akibat dari tumbukan molekul gas dengan dinding. Teori kinetik gas

didasarkan pada beberapa asumsi gas ideal, yaitu sebagai berikut43

:

a) Gas ideal dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah

antarmolekul jauh lebih besar daripada ukurannya.

43 Marthen Kanginan, Fisika: untuk SMA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006). h.293-294

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

25

b) Molekul-molekul memenuhi hokum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan

mereka mereka bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.

c) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain serta

dengan dinding wadahnya.

d) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang

berlangsung sangat singkat.

e) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul

adalah identik.

Jika gas tersebut berada di ruangan tertutup, molekul-molekulnya akan

menumbuk dinding ruangan dengan kecepatan tertentu. Tekanan gas di dalam

sebuah ruangan tertutup sama dengan tekanan gas pada dindingnya akibat

ditumbuk molekul gas. Gaya tumbukan yang merupakan laju momentum terhadap

dinding inilah yang memberikan tekanan gas dan menyebabkan adanya energi

kinetik gas. Besarnya tekanan dapat ditentukan dalam persamaan berikut:

maka

(2.22)

Persamaan keadaan gas ideal dibuat berdasarkan fakta-fakta

eksperimental mengenai sifat mikroskopis gas. Persamaan 2.22 dibandingkan

dengan persamaan keadaan untuk gas ideal (persamaan 2.14) yaitu ;

sisi kanan dari kedua persamaan ini disetarakan sehingga diperoleh energi kinetik

rata-rata suatu gas adalah sebagai berikut

maka

(2.23)

5) Kelajuan Efektif Gas

Kelajuan efektif vRMS (RMS = root mean square) adalah akar dari rata-

rata kuadrat kelajuan (

√ (2.24)

Mengingat bahwa

maka persamaan dapat

ditulis menjadi:

kT

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

26

(2.25)

Karena

dan

, maka persamaannya menjadi:

(2.26)

Mengingat bahwa massa jenis

maka persamaan tekanan gas dan

kecepatan efektifnya dapat ditulis menjadi:

maka,

(2.27)

keterangan :

vrms= kecepatan efektif partikel

T = suhu gas (K)

m = massa partikel (kg)

k = 1,38 . 10-23

J/K

Persamaan di atas adalah rumus fisika untuk menentukan kecepatan

efektif gas ideal.

6) Teorema Ekipartisi Energi

Teorema ekipartisi energi menyatakan bahwa

Setiap derajat kebebasan menyumbangkan sejumlah

kepada

energi sistem, dimana derajat kebebasan yang mungkin, selain yang

berhubungan dengan translasi muncul dari rotasi dan getaran

molekul.

Menurut teorema ekipartisi energi, energi kinetik rata-rata per molekul

gas secara umum dirumuskan dalam persamaan berikut:

(

) (2.28)

7) Energi Dalam dan Derajat Kebebasan Molekul Gas

Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung

banyak sekali molekul. Tiap mlekul gas memiliki energi kinetik rata-rata

(

). Energi yang dimiliki oleh partikel gas ada tiga bentuk, yaitu translasi,

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

27

rotasi, dan vibrasi. Gas diatomik (misalnya O2, H2), selain bergerak translasi, juga

bergerak rotasi dan vibrasi. Gerak translasi mempunyai 3 derajat kebebasan.

Gerak rotasi mempunyai 2 derajat kebebasan. Gerak vibrasi mempunyai 2 derajat

kebebasan. Jadi, untuk gas diatomik tiap partikelnya berbeda-beda.

Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya

adalah :

Ek =

kT (2.30)

Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi

kinetiknya adalah :

Ek =

kT (2.31)

Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak rotasi,

dan gerak vibrasi. Energi kinetiknya adalah :

Ek =

kT (2.32)

Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik

seluruhmolekul gas yang terdapat di dalam wadah tertutup. Jika ada sejumlah N

molekul gas dalam wadah, energi dalam gas U merupakan hasil N dengan energi

kinetik tiap molekul, .

U = N = N (

) = (

) (2.33)

Untuk gas monoatomik,

U = N = 3N (

) =

(2.34)

Untuk gas diatomik,

U = N = 5N (

) =

(2.35)

Keterangan:

U = energi dalam (Joule)

N = jumlah molekul

Ek = energi kinetik (Joule)

T = suhu (K)

n = besar mol gas

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

28

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran TGT Berbantuan Computer Game Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Konsep Teori Kinetik Gas” adalah

sebagai berikut:

1. Emay Aenu Rohmah dan Wahyudin dalam jurnalnya berjudul Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Berbantuan Media Game Online Terhadap Pemahaman Konsep dan

Penalaran Matematis Siswa, memberikan informasi bahwa pembelajaran

kooperatif tipe TGT berbantuan media game online dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa.44

2. Ibrahim dan Nur Hidayati dalam jurnalnya berjudul Pengaruh Model

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan

Awal Siswa SMA Negeri 1 Seyegan, memberikan informasi bahwa 1)

model pembelajaran Teams Games Tournament berpengaruh meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan tidak terdapat

perbedaan secara signifikan antara siswa berkemampuan awal matematika

(tinggi, sedang, dan rendah) 2) model pembelajaran Teams Games

Tournament berpengaruh lebih baik dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika dibandingkan model pembelajaran

konvensional, 3) tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model

pembelajaran dan kemampuan awal matematika dalam pencapaian

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.45

3. Suji, dkk. dalam jurnalnya berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan

44 Emay Aenu Rohmah dan Wahyudin, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Game Online Terhadap Pemahaman Konsep

dan Penalaran Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 8. No.2 Juli 2016 ISSN 2085-1243,

h. 126-143 45 Ibrahim dan Nur Hidayati, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari

Kemampuan Awal Siswa SMA Negeri 1 Seyegan, Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2., September 2014

ISSN : 2086-7719, h. 115-136

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

29

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Segitiga,

memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa antara kelas yang diberikan model

pembelajaran Teams Games Tournament dengan kelas yang diberikan

pembelajaran konvensional pada materi segitiga dan aktivitas siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament tergolong

aktif, serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika tergolong

positif terhadap penerapan model Teams Games Tournament pada materi

segitiga.46

4. I Kt. Agus Budiastawa Putra, dkk dalam jurnalnya berjudul Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa

Kelas IV di Gugus VIII Kecamatan Kubutambahan, memberikan informasi

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament dan

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional dimana siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran Teams Games Tournament lebih baik dari siswa yang

mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional.47

5. Elsa Nopita Sitorusa dan Edy Surya dalam jurnalnya berjudul The Influence

of Teams Games Tournament Cooperative Learning Model on Students‟

Creativity Learning Mathematics, memberikan informasi bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament mempengaruhi

kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika.48

46 Suji, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi

Segitiga, Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017 p-

ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443, h. 63-71 47 I Kt. Agus Budiastawa Putra, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV di Gugus VIII Kecamatan Kubutambahan,

e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun:

2014. 48

Elsa Nopita Sitorusa dan EdySurya, The Influence of Teams Games Tournament

Cooperative Learning Model on Students‟ Creativity Learning Mathematics, International Journal

of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR)(2017) Volume 34, No 1, h. 16-24

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

30

6. Nuryadi dan Rosmayati dalam jurnalnya berjudul The Effect Of Cooperative

Learning Model Type Teams Games Tournament (TGT) On Learning

Motivation And The Ability Of Mathematical Problem Solving At SMPN 1

Wates, memberikan informasi bahwa model pembelajaran TGT memberikan

efek yang terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran

TGT dengan model pembelajaran konvensional terhadap motivasi belajar

dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.49

7. Rita S Situmorang dan Sahyar dalam jurnalnya berjudul The Effect Of

Cooperative Learning Model Type Teams Games Tournament (TGT) On

Student Achievement On Heat And Temperature Topic In Class X SMAN 1

Berastagi At Academic Year 2012/2013, memberikan informasi bahwa hasil

belajar siswa di kelas Teams Games Tournament lebih baik dari kelas Direct

Instruction.50

8. Hendra Yunanda, dkk. dalam jurnalnya yang berjudul Effects of

Cooperative Learning Model Type Games Teams Tournament (TGT) and

Entry Behavior Student to Learning Competence Class XI IPA Senior High

School 1 Lengayang, memberikan informasi bahwa kompetensi belajar

kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang pada kelas model

pembelajaran kooperatif TGT lebih baik daripada siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.51

9. Abdus Salam, dkk. dalam jurnalnya yang berjudul Effects of using Teams

Games Tournaments (TGT) Cooperative Technique for Learning

Mathematics in Secondary Schools of Bangladesh, memberikan informasi

49 Nuryadi dan Rosmayati, The Effect Of Cooperative Learning Model Type Teams

Games Tournament (TGT) On Learning Motivation And The Ability Of Mathematical Problem

Solving At SMPN 1 Wates, Journal of Mathematics Education, 2(1) May 2016 Department of

Mathematics Education, UMP Purwokerto, website: http://alphamath.ump.ac.id Indonesia ISSN

2477-409X 50 Rita S Situmorang dan Sahyar, The Effect Of Cooperative Learning Model Type

Teams Games Tournament (TGT) On Student Achievement On Heat And Temperature Topic In

Class X SMAN 1 Berastagi At Academic Year 2012/2013, Jurnal Inpafi Vol. 3, No. 1 Tahun 2015,

h. 170-178 51 Hendra Yunanda, dkk., Effects of Cooperative Learning Model Type Games Teams

Tournament (TGT) and Entry Behavior Student to Learning Competence Class XI IPA Senior

High School 1 LengayangInternational, Journal of Progressive Sciences and Technologies

(IJPSAT) Vol. 6 No. 2 January 2018 ISSN: 2509-0119, h. 329-339

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

31

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa

dimana hasil belajar siswa kelas TGT lebih baik disbanding dengan siswa

kelas konvensional.52

10. Nadrah, dkk. dalam jurnalnya yang berjudul The Effect of Cooperative

Learning Model of Teams Games Tournament (TGT) and Students‟

Motivation toward Physics Learning Outcome, memberikan informasi

bahwa hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif TGT lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran konvensional serta terdapat efek

interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi terhadap

hasil belajar fisika siswa.53

11. Anggun C. Pardosi dan Wesly Hutabarat dalam jurnalnya yang berjudul

Implementing Problem Based Learning Integrated With Cooperative

Learning Teams Games Tournament In Improving Students‟ Achievement In

Teaching Colloidal System, memberikan informasi bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan prestasi siswa yang diajarkan oleh model

pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi dengan tim permainan

kooperatif turnamen dibandingkan dengan model pembelajaran berbasis

masalah dimana prestasi siswa yang diajarkan oleh model pembelajaran

berbasis masalah yang terintegrasi dengan permainan tim kooperatif

turnamen adalah signifikan lebih tinggi daripada prestasi siswa yang

diajarkan oleh model pembelajaran berbasis masalah.54

52 Abdus Salam, dkk., Effects of using Teams Games Tournaments (TGT) Cooperative

Technique for Learning Mathematics in Secondary Schools of Bangladesh, Malaysian Online

Journal of Educational Technology Volume 3, Issue 3, (2015) www.mojet.net. 53 Nadrah, dkk., The Effect of Cooperative Learning Model of Teams Games

Tournament (TGT) and Students‟ Motivation toward Physics Learning Outcome, International

Education Studies; Vol. 10, No. 2; 2017 Published by Canadian Center of Science and Education,

ISSN 1913-9020 E-ISSN 1913-9039. 54 Anggun C. Pardosi dan Wesly Hutabarat, Implementing Problem Based Learning

Integrated With Cooperative Learning Teams Games Tournament In Improving Students‟

Achievement In Teaching Colloidal System, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1):

59 -64, 2015 ISSN 0852-0151.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

32

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang di dalamnya mengkaji

fenomena alam serta pembuktian dengan berbagai rumus matematis.

Pembelajaran fisika tidak akan terlepas dari pembelajaran matematis. Di dalam

pembelajaran matematika itu sendiri terdapat tujuan pembelajaran dimana satu

diantaranya adalah mampu memecahkan masalah. Dengan demikian, untuk dapat

menguasai pembelajaran fisika sangat diperlukan kemampuan dalam memecahkan

masalah.

Siswa memerlukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah. Jika dalam pembelajaran fisika sebelumnya yang

menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu model pembelajaran yang

biasa digunakan oleh guru di kelas tidak memberikan peningkatan terhadap

kemampuan pemecahan masalah, maka diperlukan penerapan model

pembelajaran yang lain. Satu diantara upaya yang bisa dilakukan adalah dengan

menggunakan model pembelajaran yang efektif dan aktif. Model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dirasa mampu untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Model pembelajaran TGT melibatkan siswa dalam bekerja secara

berkelompok dimana anggota kelompok bersifat heterogen, artinya beragam

kemampuan dan jenis kelamin. Ciri khas dari pembelajaran yang menggunakan

model TGT adalah bahwa di akhir materi pembelajaran terdapat tournament antar

kelompok dimana dalam tournament ini siswa dihadapkan pada suatu masalah dan

untuk menyelesaikannya menjadi tanggung jawab dari masing-masing anggota

untuk memenangkan kelompoknya. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif

dalam proses pembelajaran dan pembelajaran akan menjadi lebih bermakna

karena siswa bersama-sama saling membantu dalam menyelesaikan masalah

sehingga akan membantu setiap siswa dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

33

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Model

pembelajaran TGT berbantuan computer game berpengaruh terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa”

Fisika sangat erat kaitannya dengan matematika

Dibutuhkan kemampuan pemecahan masalah dalam

pembelajaran fisika

Model pembelajaran yang biasa digunakan guru tidak

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Penggunaan Model Pembelajaran TGT dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa

Siswa menjadi lebih terbiasa dan lebih mudah memahami

masalah yang tersaji dalam pembelajaran fisika

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah sehingga hasil

belajar siswa meningkat

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Waktu

penelitian pada pembelajaran semester genap bulan Mei tahun ajaran 2016/2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperiment. Metode ini juga biasa dikenal dengan istilah eksperimen semu.

Metode quasi eksperiment adalah metode yang memiliki kelompok kontrol namun

tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.55

Penggunaan metode ini dipilih karena

berkenaan dengan pengontrolan variabel, dimana kelas yang dijadikan objek

penelitian sulit dikontrol dari variabel-variabel lain yang tidak diukur dalam

penelitian ini.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-

equivalent control group design. Desain penelitian ini merupakan desain

penelitian dimana keputusan pengambilan kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random.56

Dalam desain ini pembelajaran

dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang tidak dipilih secara acak. Kelompok eksperimen merupakan kelas

yang menggunakan model pembelajaran TGT dengan berbantuan computer game

dan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diterapkan variabel yang

diteliti.

Dalam desain ini, kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes

yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedangkan

kelompok kontrol diberi perlakuan konvensional. Setelah kedua kelompok

55

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R &

D). (Bandung: ALFABETA, 2007), h. 77. 56

Ibid., h. 79.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

35

mendapatkan perlakuan, keduanya dites dengan tes yang sama sebagai tes terakhir

(post test). Hasil kedua tes akhir tersebut diperbandingkan (diuji perbedaannya),

demikian juga antara hasil tes awal terhadap tes akhir pada masing-masing

kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir serta

antara tes awal terhadap tes akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan

pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Berikut adalah Tabel 3.1 yang

merupakan ilustrasi desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen T1 O1 T2

Kontrol T1 O2 T2

Keterangan:

T1 = Pretest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sebelum diberikan perlakuan.

T2 = Posttest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sesudah diberikan perlakuan.

O1 = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran fisika

dengan menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan computer

game.

O2 = perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran fisika tanpa

menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan computer game atau

dengan konvensional.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai topik utama dalam

penelitian dan melakukan telaah kompetensi yang ingin dicapai pada mata

pelajaran fisika.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

36

b. Melakukan observasi awal baik melalui studi pustaka maupun kunjungan ke

beberapa sekolah untuk menemukan data pendukung dari masalah yang

dipilih.

c. Mendesain eksperimen yang akan diujikan, yang sesuai untuk

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

d. Membuat computer game sebagai alat bantu pembelajaran, menyusun

perangkat pembelajaran seperti RPP, instrumen tes berupa tes essai yang

mengukur kemampuan pemecahan masalah, dan instrumen nontes berupa

angket respon siswa.

e. Melakukan validasi computer game kepada ahli dan kemudian

memperbaikinya jika diperlukan.

f. Melakukan uji coba instrumen tes ke sekolah tempat penelitian dan kemudian

menganalisisnya dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya beda untuk dapat mengukur kemampuan pemecahan

masalah yang sebenarnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelakanaan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan pemecahan

masalah siswa sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar dan kemudian

menganalisis hasil pretest tersebut.

b. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan

kelas eksperimen berdasarkan hasil pretest.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol.

Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

berbantuan computer game, sedangkan pembelajaran di kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional yang biasa digunakan oleh

gurunya.

d. Memberikan test akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah pembelajaran selesai.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut:

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

37

a. Menganalisis data hasil posttest dan membandingkannya dengan hasil pretest

serta melakukan uji hipotesis penelitian.

b. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh.

c. Memberikan kritik dan saran terhadap kekurangan dalam pelaksanaan

penelitian.

Prosedur dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Tahap Akhir

Menganalisis hasil penelitian dan melakukan uji hipotesis

Penarikan kesimpulan penelitian

Memberikan Kritik dan saran

Tahap Pelaksanaan

Pretest Mengelompokkan subjek penelitian

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran TGT

berbantuan computer game

Posttest

Tahap Persiapan

Merumuskan Masalah

Melakukan Observasi

Mendesain Eksperimen

Membuat computer

game, instrumen tes dan nontes,

RPP

Melakukan validasi

computer game,

intrumen tes

Melakukan uji coba

intrumen tes dan

menganalisis-nya

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

38

D. Variable Penelitian

Menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk siswa dan kemudian ditarik kesimpulannya.57

Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

X = variabel bebas (independent), yaitu model pembelajaran TGT berbantuan

computer game

Y = variabel terikat (dependent), yaitu kemampuan pemecahan masalah.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek.58

Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.59

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi pada

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di MAN 4 Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

suatu populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul mewakili (representatif) populasi tersebut.60

Dengan demikian,

sampel pada penelitian ini yaitu XI IPA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI

IPA 5 sebagai kelas kontrol.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel

57 Ibid., h. 38. 58

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 173. 59

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2006), Cet. 9, h. 55. 60 Ibid., h. 56.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

39

dengan pertimbangan tertentu.61

Berdasarkan pengertian tersebut, alasan

penggunaan teknik purposive sampling pada penelitian ini dikarenakan kelas yang

dijadikan sampel merupakan kelas yang masih belum mempelajari materi yang

dipilih peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah-langkah

peneliti untuk mendapatkan data penelitian dimana peneliti harus menggunakan

teknik dan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yang

dibutuhkan, apakah data berbentuk kualitati atau kuantitatif.62

Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui tes dan nontes. Tes pada

penelitian ini berupa tes uraian yang digunakan untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah siswa, sedangkan nontes berupa angket respon siswa yang

digunakan untuk mengetahui bagaimana respon siswa selama pembelajaran

menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan computer game. Tes

dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest (tes awal) yang diberikan kepada kedua

kelas sebelum diberi perlakuan khusus dan posttest (tes akhir) yang diberikan

kepada kedua kelas setelah diberi perlakuan khusus, sedangkan nontes diberikan

di akhir pembelajaran.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam ataupun sosial yang diukur.63

Instrumen penelitian yang

digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen tes dan nontes.

1. Instrumen Tes (Soal Kemampuan Pemecahan Masalah)

Instrumen tes pada penelitian ini merupakan soal kemampuan pemecahan

masalah berupa pertanyaan berbentuk essai yang digunakan untuk mengetahui

penguasaan kemampuan pemecahan masalah siswa. Jenis kemampuan pemecahan

61 Ibid., h. 81. 62

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi, 2013), Cet.

5, h. 181. 63 Sugiyono, op. cit., h. 102.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

40

masalah yang diukur pada penelitian ini yaitu kemampuan pemecahan masalah

yang merujuk berdasarkan Polya, dimana kemampuan pemecahan masalah

berdasarkan Polya meliputi memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan

rencana, dan memeriksa kembali. Soal yang diberikan merupakan soal yang telah

diujicobakan, serta diuji validitas dan reliabilitasnya agar diperoleh soal yang

benar-benar dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Kisi-kisi

dari butir soal kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 3.2 di

bawah ini.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Sub Konsep Indikator Soal Ranah Kognitif Jumlah

Soal C3 C4

Hukum-Hukum

Gas Ideal

Menganalisis hubungan

volume, tekanan, dan

suhu

2, 7**, 9* 1, 3, 4*,

6*

10 Menganalisis

persamaan umum gas

ideal

5, 8, 13*

Gas Ideal dan

Energi Kinetik

Molekul

Menganalisis energi

kinetik

20* 17

8

Menentukan kelajuan

efektif gas

18, 19** 10*, 11*,

12*

Menganalisis hubungan

tekanan dengan massa

molekul gas

16*

Energi Dalam

Gas

Menentukan

banyaknya jumlah mol

gas jika diketahui

energy dalam gas

tersebut

14*

2

Menentukan volume

tabung suatu gas jika

diketahui energi dalam

suatu gas

15

Jumlah 10 10 20

Persentase 50% 50% 100%

Keterangan: * soal yang valid

** soal valid yang tidak dipakai

Soal dan jawaban instrumen dapat dilihat pada lampiran.

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

41

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket respon siswa. Angket respon siswa ini digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer game. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale,

dimana siswa menjawab pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),

Cukup (C), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

terhadap suatu kejadian.64

Kisi-kisi pernyataan dalam angket ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Indikator Angket

Model Pembelajaran TGT

Berbantuan Computer Game Jumlah

Soal Positif Negatif

1 Desain computer game 1,3 2,4 4

2

Pembelajaran fisika dengan belajar

menggunakan model pembelajaran

TGT berbantuan computer game.

5,6,9,12,14 7,8,10,11,13 10

Jumlah Soal 7 7 14

Lembar angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran

Pengujian kelayakan nontes (angket) dilakukan dengan pertimbangan para

ahli. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat terlihat pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Uji Validasi Instrumen Nontes (Angket Respon Siswa)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1 Pengembangan indikator dari

setiap tahap pembelajaran

2 Perwakilan semua tahap

pembelajaran oleh indikator yang

dikembangkan

3 Penilaian terhadap tiap-tiap

indikator

64

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: ALFABETA, 2013), h. 93.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

42

4 Pemilihan kata dan kalimat dalam

pengembangan indikator

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa

yang digunakan

Saran:

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

I. Kalibrasi Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi

kriteria kelayakan. Oleh karena itu, dilakukanlah uji kalibrasi instrumen terlebih

dahulu sebelum digunakan untuk memenuhi kelayakan tersebut. Adapun kalibrasi

yang digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji daya

pembeda, dan uji taraf kesukaran.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat.65

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.66

Dengan demikian, uji

validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana ketepatan instrumen sebagai alat

ukur melakukan fungsinya.

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah uji product

moment. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:67

∑ (∑ (∑

√{ ∑ (∑ }{ ∑ (∑ } (3.1)

Keterangan:

= angka indeks korelasi atau koefisien korelasi

65

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ed. revisi, (Jakarta:

PT Rineka Cipta. 2010), h. 211. 66

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA. 2006), h.267. 67 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 213.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

43

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.5 di bawah ini:68

Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Data rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba instrumen dapat dilihat

pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Keterangan

Jumlah Soal 20

Jumlah Siswa 40

Nomor Soal Valid 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20

Jumlah Soal Valid 12

Persentase 60%

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas, pada penelitian ini jumlah soal yang

diujicobakan adalah 20 soal dan diujicobakan kepada 40 siswa. Setelah uji coba,

didapatkan soal yang valid berjumlah 12.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen dapat

cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan

68 Sugiyono, op. cit., h. 216.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

44

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.69

Pada penelitian ini, rumus yang

digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus Alpha. Pengujian reliabilitas dengan

rumus Alpha dilakukan karena jenis data yang digunakan adalah soal bentuk

uraian/essay yang skormya bukan 1-0. Berikut rumusnya:70

(

)(

) (3.2)

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butuir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varians butir

= varians total

Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.7

berikut:

Tabel 3.7 Kategori Reliabilitas

Rentang Nilai r11 Kategori

0,70 ≤ r11 < 1,00 Tinggi

0,50 ≤ r11 < 0,70 Sedang

0,00 ≤ r11 < 5,00 Rendah

Hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai rtabel,

jika r11 > rtabel maka instrumen reliable tapi jika r11 < rtabel maka instrumen tidak

reliable. Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen yang diujicobakan,

diperoleh nilai reliabilitas tes kemampuan pemecahan masalah sebesar 0,67 dan

0,94. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliable dan dalam kategori

“sedang” serta “tinggi”. Pengolahan hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat

dilihat pada lampiran.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran atau perhitungan tingkat kesukaran soal adalah

pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki

69

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 221. 70 Ibid., h. 239

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

45

tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal

tersebut baik.71

Dengan demikian, dikatakan baik jika soal tes tidak terlalu sukar

dan tidak terlalu mudah.

Penentuan kriteria derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada

Tabel 3.8 berikut ini:72

Tabel 3. 8 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel

3.9 berikut ini:

Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kriteria Soal Jumlah Soal Presentase

Mudah 1 9%

Sedang 11 91%

Sukar 0 0%

Jumlah 12 100%

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah suatu pengukuran untuk mengukur sejauh mana

butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi

dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan

kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin

mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang sudah

menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai

kompetensi.73

Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk

uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata (mean), yaitu antara rata-rata

dari kelompok bawah untuk tiap-tiap soal. Rumusnya adalah sebagai berikut:74

71 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2009), h. 266. 72

Ibid., h. 210 73

Ibid., h. 273 74 Ibid., h. 277-278

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

46

(

√(∑

( )

(3.3)

Keterangan:

= rata-rata dari kelompok atas

= rata-rata dari kelompok bawah

∑ = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

∑ = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

n = 27% x N

N = jumlah peserta didik

Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.10 berikut ini:

Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut :

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes

Kategori Soal Jumlah Soal Persentase

Buruk sekali 0 0%

Buruk 1 9%

Cukup 11 91%

Baik 0 0%

Baik sekali 0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 3.10, terlihat bahwa dari 20 soal yang diuji cobakan

terdapat 9% dikatagorikan buruk dan 91% dikatagorikan cukup.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

47

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasayarat Hipotesis

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang telah diubah dalam

bentuk skor perlu dilakukan uji prasyarat hipotesis untuk memeriksa keabsahan

sampel, yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan

ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan.75

Uji normalitas yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah uji lilliefors. Tedapat persyaratan untuk

menggunakan metode liliefors ini, yaitu:

1. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif).

2. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi.

3. Dapat untuk n besar maupun n kecil.

4. ukuran sampel n <= 30.

Signifikansi uji, nilai terbesar | F(zi) - S(zi) | dibandingkan dengan nilai

tabel Lilliefors. Jika nilai | F(zi) - S(zi) | terbesar kurang dari nilai tabel Lilliefors,

maka Ho diterima ; H1 ditolak. Jika nilai | F(zi) - S(zi) | terbesar lebih besar dari

nilai tabel Lilliefors, maka Ho ditolak ; H1 diterima. Langkah-langkah perhitungan

dan hasil uji normalitas yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians setiap

kelompok, yakni seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari

populasi yang sama.76

Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher dengan

rumus sebagai berikut: 77

(3.4)

75 Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian Buku Tentang Statistika Yang Paling

Komprehensif, (Jakarta: Ufuk Press. 2012), h.129. 76

Ibid., h. 138. 77 Ibid., h. 139.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

48

√∑

( )

∑ (3.5)

Keterangan:

Kriteria pengujian Uji Fisher adalah sebagai berikut:

1) Jika , maka data dinyatakan homogen.

2) Jika , maka data dinyatakan tidak homogen.

Langkah-langkah perhitungan dan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada

lampiran.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh model TGT berbantuan computer game terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa. Uji hipotesis yang digunakan haruslah sesuai dengan

asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan asumsi varians data.

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen

Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang

dilakukan menggunakan statistik parametrik, yaitu uji t dengan rumus sebagai

berikut:78

√(

(

(

)

(3.6)

Keterangan:

78 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2006), h.135.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

49

b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen

Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang

dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:79

(3.7)

Keterangan:

Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak.

2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

c. Data Terdistribusi Tidak Normal

Data tidak terdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dengan

menggunakan analisis nonparametrik. Uji yang digunakan adalah uji U atau Uji

Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut80

:

( (

( (

∑ (3.8)

79

Ibid., h.134. 80 Ibid., h.148.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

50

Keterangan:

3. Uji N-Gain

Uji N-Gain digunakan untuk menunjukkan peningkatan kemampuan

pemecahan masalah siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus N-Gain

menurut Meltzer, yaitu:

(3.9)

Penentuan kategorisasi perolehan N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.12 di

bawah ini.

Tabel 3.12 Kategori N-Gain

Nilai N-Gain Kategori

G > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang

G < 0,3 Rendah

4. Analisis Data Nontes

Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa. Angket

respon siswa diberikan setelah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer game dilaksanakan. Tujuan angket

respon siswa ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Pengolahan data untuk nontes menggunakan bantuan

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

51

software SPSS. Hasil angket dihitung dengan model skala Likert seperti pada

tabel berikut ini:81

Tabel 3.13 Kategori Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju (TS) 2 4

Cukup (C) 3 3

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju (SS) 5 1

Langkah-langkah dalam menganalisis angket skala respon siswa:

a. Memberikan skor pada setiap item, kemudian dihitung skor totalnya,

sehingga didapat rata-rata dari tiap siswa

b. Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral

(3), dengan kriteria:

1) Jika rata-rata skornya <3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif

terhadap penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan computer

game dalam pembelajaran fisika

2) Jika rata-rata skornya >3, maka siswa tersebut memiliki sikap positif

terhadap penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan computer

game dalam pembelajaran fisika

c. Menghitung presentase jawaban siswa pada setiap item, terlebih dahulu data

yang diperoleh dipresentasekan dengan menggunakan rumus:

(3.10)

Keterangan:

P = presentase jawaban

F = frekuensi jawaban

n = banyak responden

d. Mengintepretasikan data dengan menggunakan kriteria presentase angket

yang disajikan dalam table di bawah ini.

81

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: ALFABETA,

2008), cet. V, h. 13

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

52

Tabel 3.14 kriteria Persentase Angket

Besar Presentase Interpretasi

0% Tak seorangpun

0% < P < 25% Sebagian kecil

25% ≤ P < 50% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

50% ≤ P < 75% Sebagian besar

75% ≤ P < 100% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan diuraikan gambaran hasil penelitian yang telah

dilakukan. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest, posttest

kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen.

1. Kondisi Awal Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sebelum

Pemberian Perlakuan

Kemampuan awal siswa diketahui dari hasil pretest. Data hasil pretest

kemampuan pemecahan masalah siswa merupakan data yang diambil pada kelas

eksperimen sebelum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

TGT (Team Game Tournament) berbantuan computer game dan pada kelas

kontrol sebelum pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.

Perolehan hasil pretest pada penelitian ini dapat disajikan dalam Gambar

4.1 sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah

siswa awal kelas kontrol dan kelas eksperimen

1

6

9

4

2

9

5 5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 - 5 6 - 11 12 - 17 18 - 23

Jum

lah

Sis

wa

Rentang Nilai

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

54

Berdasarkan Gambar 4.1 terdapat diagram hasil pretest kelas kontrol dan

kelas eksperimen secara menyeluruh yang menunjukkan rentang Nilai 0 sampai

23. Pada grafik, dapat dilihat perbedaan hasil pretest pada beberapa rentang nilai

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada rentang 0 sampai 5, 6 sampai 11,

dan 18 sampai 23 terlihat bahwa jumlah siswa di kelas eksperimen yang

mendapatkan nilai tersebut lebih banyak daripada kelas kontrol. Sedangkan, untuk

rentang 12 sampai 17 terlihat bahwa jumlah siswa di kelas kontrol tersebut lebih

banyak dibandingkan kelas eksperimen. Jika dibuat dalam bentuk persentase

maka pada rentang nilai 0 sampai 5 didapat 5% atau 1 siswa pada kelas kontrol

dan 9,52% atau 2 siswa pada kelas eksperimen, pada rentang 6 sampai 11 didapat

30% atau 6 siswa pada kelas kontrol dan 42,85% atau 9 orang pada kelas

eksperimen, pada rentang 12 sampai 17 didapat 45% atau 9 siswa pada kelas

kontrol dan 23,81% atau 5 siswa pada kelas eksperimen pada rentang ini, dan

pada rentang 18 sampai 23 didapat 20% atau 4 siswa pada kelas kontrol dan

23,81% atau 5 siswa pada kelas ekperimen.

Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai

pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas

Kontrol Eksperimen

Banyak data 20 21

Nilai terendah 3 3

Nilai tertinggi 23 22

Median 13 11

Modus 11 11

Standard deviasi 5,33 5,92

Rata-rata 14,05 12,14

Nilai Maksimal = 100 Lampiran C.1

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

55

Tabel 4.1 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data berdasarkan

nilai benar yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan

nilai maksimalnya adalah 100 (dari total butir/instrumen). Nilai terendah yang

diperoleh kelas kontrol maupun kelas eksperimen adalah 3. Nilai tertinggi yang

diperoleh dari kelas kontrol adalah 23, sedangkan pada kelas eksperimen adalah

22. Nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah 14,05 sedangkan untuk nilai rata-rata

kelas eksperimen adalah 12,14. Nilai tengah atau median dari kelas kontrol adalah

13, sedangkan kelas eksperimen adalah 11. Modus atau nilai yang sering muncul

untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen adalah 11. Pada kelas kontrol

diperoleh nilai standard deviasi sebesar 5,33 dan pada kelas eksperimen diperoleh

nilai standard deviasi sebesar 5,92.

2. Hasil Posttest Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Data hasil posttest kemampuan pemecahan masalah siswa merupakan

data yang diambil pada kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) berbantuan

computer game dan pada kelas kontrol setelah pembelajaran dengan model

pembelajaran konvensional.

Perolehan hasil posttest pada penelitian ini dapat disajikan dalam Gambar

4.2 sebagai berikut:

Gambar 4. 2 Diagram distribusi frekuensi kemampuan pemecahan masalah

siswa akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen

4 4

10

1 1 0

4

6

8

3

0

2

4

6

8

10

12

35 - 43 44- 52 53 - 61 62 - 70 71 - 79

Jum

lah

Sis

wa

Rentang Nilai

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

56

Nilai Maksimal = 100 Lampiran C.2

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa diagram hasil posttest kelas

kontrol dan kelas eksperimen secara menyeluruh berada pada rentang nilai 35

sampai 79. Pada grafik, dapat dilihat perbedaan hasil posttest pada beberapa

rentang nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada rentang 35 sampai

43 dan 53 sampai terlihat bahwa jumlah siswa di kelas kontrol yang mendapatkan

nilai tersebut lebih banyak daripada kelas eksperimen. Pada rentang 44 sampai 52

jumlah siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol berjumlah sama. Sementara

pada rentang 65 sampai 70 dan rentang 71 sampai 79 terlihat bahwa jumlah siswa

di kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Jika dibuat dalam

bentuk persentase maka pada rentang nilai 35 sampai 40 didapat 20% atau

terdapat 4 siswa pada kelas kontrol dan 0% atau tidak terdapat siswa dari kelas

eksperimen, pada rentang 44 sampai 52 jumlah siswa kelas kontrol dan

eksperimen sama, yaitu 4 siswa pada masing-masing kelas dengan persentase 20%

pada kelas kontrol dan 19,05% pada kelas eksperimen, pada rentang 53 sampai 61

didapat 50% atau terdapat 10 siswa pada kelas kontrol dan 28,57% atau terdapat 6

siswa pada kelas eksperimen, pada rentang 62 sampai 70 didapat 5% atau terdapat

1 siswa pada kelas kontrol dan 38,09% atau 8 siswa pada kelas ekperimen, dan

pada rentang 71 sampai 79 didapat 5% atau terdapat 1 siswa pada kelas kontrol

dan 14,28% atau 3 siswa pada kelas eksperimen.

Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai

pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas

Kontrol Eksperimen

Banyak data 20 21

Nilai terendah 35 50

Nilai tertinggi 75 78

Median 55,5 66

Modus 52 dan 58 66

Standard deviasi 9,78 9,35

Rata-rata 53,85 62,095

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

57

Tabel 4.2 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data berdasarkan

nilai benar yang diperoleh siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan

nilai maksimalnya adalah 100 (dari total butir/instrumen). Nilai terendah yang

diperoleh kelas eksperimen adalah 50 dan pada kelas kontrol adalah 35. Nilai

tertinggi yang diperoleh dari kelas ekperimen adalah 78, sedangkan pada kelas

kontrol adalah 75. Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 62,095

sedangkan untuk nilai rata-rata kelas kontrol adalah 53,85. Nilai tengah atau

median dari kelas ekperimen adalah 66, sedangkan kelas kontrol adalah 55,5.

Modus atau nilai yang sering muncul untuk kelas eksperimen adalah 66,

sedangkan kelas kontrol adalah 52 dan 58. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai

standard deviasi sebesar 9,35 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai standard

deviasi sebesar 9,78.

3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

a. Data Hasil Pretest dan Posttest

Data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

terlihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Nilai Pretest dan Posttest

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai terendah 3 35 3 50

Nilai tertinggi 23 75 22 78

Median 13 55,5 11 66

Modus 11 52 dan 58 11 66

Standard Deviasi 5,33 9,78 5,92 9,35

Rata-rata 14,05 53,85 12,14 62,10

Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa nilai rata-rata pretest kelas kontrol

lebih tinggi dari kelas eksperimen dengan nilai rata-rata masing-masing kelas

adalah 14,05 dan 12,14. Sementara itu, nilai rata-rata posttest kelas kontrol lebih

rendah dari kelas eksperimen dengan nilai rata-rata masing-masing kelas adalah

53,85 dan 62,10. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas mengalami

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

58

peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol yang

diberikan perlakuan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan sebesar

39,8, sedangkan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model

pembelajaran TGT berbantuan computer game mengalami peningkatan sebesar

49,96. Artinya, kelas eksperimen memiliki peningkatan hasil kemampuan

pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

b. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Kemampuan pemecahan masalah dilihat dari beberapa indikator.

Indikator kemampuan pemecahan masalah siswa pada penelitian ini didasarkan

pada kemampuan pemecahan masalah menurut polya, yaitu terdiri dari memahami

masalah, merencanakan pemecahan masalah, melakukan rencana, dan memeriksa

kembali. Perbandingan Nai kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa

dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Indikator Nilai

Ideal

Nilai siswa

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

I 20 12,35 16,55 11 15,81

II 40 1,5 24,5 0,52 31,67

III 20 0 12,55 0,29 14,52

IV 20 0 0,05 0 0

Total 100 13,85 53,65 11,81 62

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setiap indikator kemampuan

pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan baik di kelas kontrol maupun

kelas eksperimen. Nilai pretest siswa pada kelas kontrol lebih besar dari kelas

eksperimen dan ini menunjukkan kemampuan awal pemecahan masalah yang

dimiliki oleh siswa pada masing-masing kelas. Sedangkan Nilai posttest siswa

pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol dan ini menunjukkan

kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diberikan perlakuan pada masing-

masing kelas.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

59

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen mengalami

peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada kelas kontrol.

Apabila dilihat berdasarkan masing-masing indikator, maka terlihat bahwa

peningkatan indikator I pada kelas kontrol sebesar 4,2 sementara pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan sebesar 4,81, peningkatan indikator II pada

kelas kontrol sebesar 23 dan pada kelas eksperimen sebesar 31,15, besar indikator

III pada kelas kontrol adalah 12,55 dan pada kelas eksperimen sebesar 14,23, dan

peningkatan indikator IV pada kelas kontrol sebesar 0,05 sementara pada kelas

eksperimen tidak ada peningkatan. Dengan demikian, kelas eksperimen

mengalami peningakatan yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada

indikator I, II, dan III. Sementara pada indikator IV, kelas kontrol mengalami

peningkatan lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen yang tidak mengalami

peningkatan.

Secara visual, gambaran umum perbedaan kemampuan pemecahan

masalah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4. 3 Diagram hasil pretest dan posttest kemampuan pemecahan

masalah siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

12,35

1,5 0 0

11

0,52 0,29 0

16,55

24,5

12,55

0,05

15,81

31,67

14,52

0 0

5

10

15

20

25

30

35

MemahamiMasalah

MerencanakanPemecahan

Masalah

MelakukanRencana

MemeriksaKembali

Tota

l Nila

i

Pretest Kontrol

Pretest Eksperimen

Posttest Kontrol

Posttest Ekperimen

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

60

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa hasil kemampuan

pemecahan masalah siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen

mengalami peningkatan. Peningkatan paling signifikan baik di kelas kontrol

maupun kelas eksperimen terlihat pada tahap merencanakan pemecahan masalah

dan melakukan rencana. Kelas kontrol mengalami peningkatan pada tahap

merencanakan pemecahan masalah sebesar 460 atau sama dengan 93,87% dan

pada tahap melakukan rencana sebesar 251 atau sama dengan 100%. Sementara,

untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan pada tahap merencanakan

pemecahan masalah sebesar 654 atau sama dengan 98,34% dan pada tahap

melakukan rencana sebesar 299 atau sama dengan 98,03%. Selain itu, diagram di

atas juga menunjukkan bahwa pada saat pretest kemampuan pemecahan masalah

siswa kelas kontrol lebih unggul dari kelas eksperimen kecuali pada tahap

melakukan rencana. Sementara untuk hasil posttest, kemampuan pemecahan

masalah siswa kelas kontrol sedikit lebih unggul dibandingkan kelas eksperimen

pada tahap memeriksa kembali.

4. Hasil Uji N-Gain

a. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Uji N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan pemecahan

maalah siswa pada kelas kontrol dan eksperimen. Nilai N-gain pada masing-

masing kelas didapatkan dari rata-rata Nilai N-gain yang didapatkan siswa pada

masing-masing kelas, dengan menghitung selisih Nilai posttest-pretest dan

dibandingkan dengan selisih nilai ideal dengan nilai pretest sehingga didapatkan

nilai N-gain pada masing-masing siswa di dalam kelas eksperimen maupun

kontrol. Hasil perhitungan uji N-Gain dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N-gain Keterangan

Eksperimen 0,57 Sedang

Kontrol 0,46 Sedang

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

61

Tabel 4.5 menunjukkan nilai N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,57

yang dikategorikan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa di

kelas eksperimen berada pada tingkat sedang. Nilai N-gain untuk kelas kontrol

sebesar 0,46 yang dikategorikan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa di

kelas kontrol berada pada tingkat sedang. Berdasarkan tabel 4.5, kemampuan

pemecahan masalah siswa yang telah melaksanakan model pembelajaran TGT

berbantuan computer game lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak

melaksanakan model pembelajaran tersebut. Walaupun demikian, perbedaan

peningkatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda.

b. Peningkatan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Peningkatan tiap indikator pada kemampuan pemecahan masalah siswa

didapatkan dari rata-rata nilai N-gain siswa pada masing-masing kelas yaitu pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut merupakan tabel 4.6 tentang hasil N-

gain kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Indikator

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest N-gain Kategori Pretest Posttest N-gain Kategori

I

Memamahami

Masalah

61,75 82,75 0,54902 Sedang 55 79,05 0,53444 Sedang

II

Merencanakan

Pemecahan

Masalah

3,75 61,25 0,597403 Sedang 1,31 79,17 0,78893 Tinggi

III

Melakukan

Rencana

0 62,75 0,6275 Sedang 1,43 74,28 0,73906 Tinggi

IV

Memeriksa

Kembali

0 0,25 0,0025 Rendah 0 0 0 Rendah

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa kemampuan pemecahan

masalah siswa pada indikator memeriksa kembali tidak mengalami peningkatan

baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Namun, pada indikator

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

62

memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, dan melakukan rencana

mengalami peningkatan pada masing-masing kelas dengan kategori sedang pada

kelas kontrol. Sementara peningkatan kemampuan pemecahan masalah di kelas

eksperimen terkategori sedang pada indikator memahami masalah dan terkategori

tinggi pada indikator merencanakan pemecahan masalah serta pada indikator

melakukan rencana. Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih unggul dari kelas

kontrol.

5. Hasil Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat hasil analisis sebaran data yang

diperoleh, apakah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data ini

dilakukan terhadap data pretest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen.

Uji normalitas terhadap kedua hasil tersebut menggunakan uji liliefors pada taraf

signifikansi 5%.

Berdasarkan kriteria pengujian liliefors, yaitu jika nilai Lhitung > Ltabel

maka dinyatakan bahwa sebaran data tidak terdistribusi normal, sedangkan jika

Lhitung < Ltabel maka dinyatakan bahwa sebaran data terdistribusi normal. Hasil

perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Statistik

Pretest Posttest

Kelas Kontrol Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Kelas

Eksperimen

Nilai Lhitung 0,2325 0,1408952 0,1327 0,17125

Nilai Ltabel 0,19812 0,1933665 0,19812 0,1933665

Keputusan

Data tidak

berdistribusi

normal

Data

berdistribusi

normal

Data

berdistribusi

normal

Data

berdistribusi

normal

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa data pretest kelas

kontrol dan kelas ekperimen memiliki nilai Lhitung > Ltabel. Hal ini menunjukan

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

63

data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terdistribusi normal. Untuk

data posttest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki nilai Lhitung <

Ltabel. Hal ini menunjukan data posttest pada kedua kelas terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

memiliki kemampuan yang sama atau tidak. Perhitungan uji homogentitas

menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 5%. Apabila Fhitung < Ftabel,

maka kedua kelas dinyatakan homogen, dan jika Fhitung > Ftabel, maka kedua

kelas dinyatakan heterogen. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat dari

Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Nilai Varians 5,32 5,81 9,78 8,00

Nilai Fhitung 1,24 1,09

Nilai Ftabel 2,16

Keputusan Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa data pretest dan

posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki nilai Fhitung < Ftabel.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas kontrol maupun kelas eksperimen

memiliki kemampuan homogen. Artinya, data yang diperoleh dari kelas kontrol

maupun kelas eksperimen pada saat pretest dan posttest memiliki varians yang

sama.

6. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretest-

postest mempunyai varians yang sama atau homogen. Sebaran data untuk pretest-

posttest memiliki hasil yang berbeda. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

64

bahwa pada pretest berdistribusi normal pada kelas eksperimen dan pada kelas

kontrol tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji nonparametrik Mann-Whitney U menggunakan bantuan

software SPSS 22. Sementara itu, untuk posttest pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen berdistribusi normal pada masing-masing kelas. Maka, untuk data

posttest pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji parametrik, yaitu uji

t dengan bantuan software SPSS 2. Hasil uji hipotesis diketahui dengan melihat

nilai kolom sig. (2-tailed) yang menggunakan taraf signifikansi (α) sebesar 5%.

Pengambilan keputusan hipotesis dilakukan berdasarkan kriteria pengujian, yaitu

jika nilai sig (2-tailed) > taraf signifikansi (0,05), maka H0 diterima dan H1

ditolak, sedangkan jika nilai sig (2-tailed) < taraf signifikansi (0,05) maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel

4.9 berikut:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Statistik Pretest Posttest

Sig. (2-tailed) 0,293 0,009

Taraf signifikansi (α) 0,05

Kesimpulan H0 diterima H1 diterima

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui bahwa pada saat pretest nilai sig

(2-tailed) > taraf signifikansi (0,05), maka hipotesis nol (H0) diterima dan

hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya, pembelajaran TGT berbantuan computer

game terbukti tidak berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

pada konsep teori kinetik gas sebelum diberikan perlakuan. Sementara untuk hasil

posttest, nilai sig (2-tailed) < taraf signifikansi (0,05), maka hipotesis nol (H0)

ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Dengan demikian, diterimanya

hipotesis alternatif (H1) pada pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran TGT berbantuan computer game berpengaruh terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa pada konsep teori kinetik gas.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

65

7. Analisis Data Angket

Hasil perhitungan angket respon siswa terhadap Model Pembelajaran

TGT berbantuan computer game dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Hasil Angket Respon Siswa

No. Indikator Angket Persentase Kategori

1. Desain computer game 68% Baik

2.

Pembelajaran fisika dengan belajar

menggunakan model pembelajaran TGT

berbantuan computer game.

69,1% Baik

Rata-rata 68,55% Baik

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, terlihat bahwa penggunaan model

pembelajaran TGT berbantuan computer game pada konsep teori kinetik gas

secara keseluruhan mendapatkan respon yang baik dari siswa dengan perolehan

persentase yaitu 68,79%. Jika dilihat berdasarkan indikatornya, indikator Desain

computer game mendapatkan respon yang baik dengan perolehan persentase 68%.

Sementara, indikator pengaruh pembelajaran fisika dengan belajar menggunakan

model pembelajaran TGT berbantuan computer game mendapatkan respon yang

baik dengan perolehan persentase 69,1%.

B. Pembahasan

Kemampuan pemecahan masalah siswa di awal pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan awal tersebut

dapat dilihat dari pencapaian nilai pretest yang diperoleh masing-masing kelas.

Nilai rata-rata yang didapatkan oleh kedua kelas di bawah rata-rata yaitu 14,05

pada kelas kontrol dan 12,14 pada kelas eksperimen. Penyebab rendahnya

kemampuan pemecahan masalah siswa adalah proses pembelajaran yang kurang

membiasakan siswa menyelesaikan soal-soal yang mengukur kemampuan

pemecahan masalah atau soal tingkat tinggi (HOT) lainnya. Selain itu,

pembelajaran yang pasif (pembelajaran berpusat pada guru) dimana siswa hanya

mendengar, mencatat, dan menghafal juga menjadi bagian yang mempengaruhi

rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Pembelajaran tersebut kurang

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

66

mengembangkan ide-ide pikiran siswa dan kurang membuat siswa antusias dalam

pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

kurang berkembang dengan baik.

Kondisi kemampuan pemecahan masalah akhir siswa dapat dilihat dari

hasil posttestnya, yaitu kondisi ketika kedua kelas telah diberi perlakuan. Pada

kelas eskperimen digunakan pembelajaran dengan model TGT berbantuan

computer game dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pencapaian nilai posttets, kedua kelas mengalami peningkatan. Nilai

rata-rata kelas eksperimen 62,095 dan kelas kontrol 53,85. Nilai tertinggi pada

kelas eksperimen sebesar 78, sementara pada kelas kontrol sebesar 75. Perbedaan

nilai tertinggi kedua kelas sebesar 3. Nilai terendah pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol mengalami kesamaan, yaitu sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa

model pembelajaran TGT berbantuan computer game berdampak positif terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa. Dampak positif ini disebabkan karena

beberapa hal yang mempengaruhi. Satu diantaranya adalah siswa perlahan

terbiasa belajar kelompok sehingga siswa saling membantu dalam menyelesaikan

suatu permasalahan yang ditemui dalam soal. Hal ini senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim dan Nur Hidayati yang menyatakan bahwa

kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran TGT lebih

baik daripada pembelajaran konvensional.82

Dilihat dari hasil perhitungan N-gain, kelas eksperimen lebih unggul dari

kelas kontrol. Akan tetapi, perbedaan hasil perhiungan N-gain kedua kelas tidak

terlihat signifikan dan kedua kelas berada pada kategori yang sama, yaitu sedang.

Hal ini disebabkan karena pada kelas kontrol memiliki peningkatan kemampuan

pemecahan masalah yang cukup baik dimana hal ini terjadi karena faktor siswa

kelas kontrol yang mudah dikondisikan sehingga mampu mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. Jika dilihat lebih rinci dari hasil uji N-gain pada

indikator kemampuan pemecahan masalah siswa, kelas eksperimen mengalami

82

Ibrahim dan Nur Hidayati, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari

Kemampuan Awal Siswa SMA Negeri 1 Seyegan, Jurnal AgriSains Vol.5 No.2 September 2014,

ISSN: 2086-7719, 2014, h.134.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

67

peningkatan indikator kemampuan pemecahan masalah yang lebih unggul, yaitu

pada indikator merencanakan pemecahan masalah dan indikator melakukan

rencana dengan kategori tinggi. Sementara, untuk indikator memahami masalah

dan memeriksa kembali berada pada kategori yang sama untuk kedua kelas, yaitu

kategori sedang dan kategori rendah pada masing-masing indikator.

Pada penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah siswa pada

indikator memahami masalah pada kedua kelas mengalami peningkatan yang

sama dengan kategori sedang. Pada kelas kontrol, nilai N-gain indikator

memahami masalah sedikit lebih besar dari kelas eksperimen. Akan tetapi,

perbedaan nilai N-gain indikator memahami masalah pada kedua kelas tidak

terlalu signifikan. Besarnya nilai N-gain indikator memahami masalah pada kelas

kontrol disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan secara

konvensional dimana guru yang dalam hal ini adalah peneliti lebih aktif dalam

memberikan penjelasan materi. Pada pembelajaran menggunakan TGT

berbantuan computer game juga terdapat langkah awal dimana siswa menerima

materi yang dijelaskan langsung oleh guru dalam hal ini adalah peneliti yang

kemudian dilanjutkan dengan belajar kelompok. Hal inilah yang juga menjadi

sebab nilai N-gain indikator memahami masalah kedua kelas tidak memiliki

perbedaan yang signifikan dan berada pada kategori yang sama yaitu sedang. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suji, dkk. dimana dalam hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa setiap indikator kemampuan pemecahan

masalah pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, keduanya berada pada yang

sama, yaitu sedang.83

Selanjutnya, pada kelas eksperimen untuk indikator merencanakan

pemecahan masalah dan indikator melakukan rencana lebih unggul dengan

kategori tinggi. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen yang

dibelajarkan dengan pembelajaran TGT berbantuan computer game dituntut untuk

menyelesaikan permainan yang berupa game akademik dengan mengerjakan soal-

83 Suji, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Segitiga,

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017 p-ISSN: 2477-

5967 e-ISSN: 2477-8443, h. 68

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

68

soal secara rileks dan menggembirakan. Melalui bantuan computer game siswa

mendapatkan kemudahan dalam memahami materi sehingga mampu

merencanakan pemecahan masalah dan melakukan rencana penyelesaian karena

siswa secara berkelompok dan bergantian dalam menyelesaikan permainan.

Jawaban siswa yang salah juga dapat dibenarkan secara langsung, sehingga dapat

meluruskan konsep dalam merencanakan dan melakukan rencana dalam

penyelesaian masalah pada soal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Emay Aenu Rohmah dan Wahyudin dalam penelitiannya

mengetahui pengaruh penggunaan TGT berbatuan media game online terhadap

kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa bahwa

penggunaan TGT berbatuan media game online memiliki potensi yang baik untuk

meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Hal ini dikarenakan prosedur

pembelajaran TGT berbantuan media game online yang menekankan siswa aktif

membangun pemahamannya.84

Pada indikator kemampuan pemecahan masalah siswa yang terakhir yaitu

memeriksa kembali, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol keduanya tidak

mengalami peningkatan yang signifikan dan berada pada kategori rendah. Hal ini

dikarenakan siswa masih belum terbiasa dalam melakukan tahap memeriksa

kembali dalam setiap pengerjaan soal. Selain itu, siswa juga merasa untuk tidak

mau menghabiskan waktu untuk mengerjakan bagian memeriksa kembali karena

siswa lebih terfokus pada ketiga indikator pemecahan masalah yang lain.

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua kelas yang diberikan perlakuan

berbeda, diperoleh informasi bahwa nilai Sig. (2-tailed) posttest < nilai taraf

signifikansi (0,05). Artinya, pembelajaran TGT berbantuan computer game

terbukti berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada

konsep teori kinetik gas. Hasil ini juga didukung dengan angket respon siswa

terhadap model pembelajaran TGT berbantuan computer game yang mendapatkan

respon positif dengan persentase 68,79 atau terkategori baik. Maka, model

84 Emay Aenu Rohmah dan Wahyudin, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Game Online Terhadap Pemahaman Konsep

dan Penalaran Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 8. No.2 Juli 2016 ISSN 2085-1243,

h. 138.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

69

pembelajaran TGT berbantuan computer game efektif terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa. Hal ini dikarenakan bahwa model TGT yang

merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang menekankan pada belajar

kelompok memberikan dampak kepada siswa untuk mampu menyelesaikan

permasalahan dalam soal. Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

kooperatif dimana siswa berkelompok mampu membuat siswa untuk mengingat

dan dapat menerapkan strategi pemecahan masalah yang lebih baik daripada siswa

dari kelas yang dibelajarkan dengan cara biasa (konvensional). Selain itu, dengan

adanya kelompok membuat siswa lebih termotivasi untuk untuk memecahkan

masalah dibanding siswa yang dibelajarkan secara biasa (konvensional) yang

cenderung cepat menyerah apabila tidak menemukan solusi dengan cepat. Hal ini

juga sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh S Baswendro, dkk.

bahwa tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT baik karena melibatkan

keaktifan siswa dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi dengan siswa saling

berbagi ide serta memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya

serta siswa tidak merasa bosan dan jenuh sehingga siswa termotivasi dan terlihat

secara aktif untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, siswa yang

merasa kurang tidak akan menarik diri dan tetap aktif mengikuti pembelajaran.85

Model pembelajaran kooperatif TGT merupakan tipe pembelajaran yang

aktivitasnya berpusat pada siswa. Pembelajaran kooperatif TGT juga menekankan

pada kerjasama dan menuntut adanya tanggung jawab pada setiap individu siswa.

Sehingga, tidak hanya kemampuan akademik yaitu penguasaan materi,

meningkatkan pemahaman, problem solving, dan berpikir konseptual yang dapat

dicapai, tetapi juga membantu siswa dalam membangun atau menumbuhkan rasa

tanggung jawab, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Selain itu, dengan

adanya bantuan computer game dalam pembelajaran menggunakan model TGT

85 Baswendro Singgih, Amin Suyitno, dan Muhammad Kharis, Keefektifan Model TGT

Dengan Pendekatan Scientific Berbantuan CD Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa SMP Kelas VIII Pada Materi Lingkaran, Unnes Journal of Mathematics

Education, Vol 4 No 3, 2015, h. 200-201.

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

70

mampu mengakomodir siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik,

karena dengan adanya computer game siswa terlibat langsung dalam

penggunannya. Dalam kerja kelompok dan melakukan permainan ataupun

turnamen dengan computer game mampu meningkatkan motivasi atau minat

belajar siswa, inisiatif, semangat yang tinggi, keberanian mengambil resiko, dan

kepercayaan terhadap diri sendiri.

Dari beberapa kelebihan model pembelajaran TGT berbantuan computer

game yang sudah disebutkan, ada beberapa keterbatasan yang dialami yang

menjadi kelemahan dalam keberlangsungan proses pembelajaran. Keterbatasn

tersebut antara lain: 1) butuh waktu yang cukup panjang dalam penerapan model

TGT, 2) harus mampu menciptakan kelas yang kondusif terlebih dahulu agar

proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, 3) dalam game tidak disertai

bagaimana cara jawaban didapat, 4) transfer file computer game memerlukan

waktu yang cukup lama karena besarnya kapasitas game sehingga harus dilakukan

di luar jam pelajaran.

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dengan berbantuan computer game terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa pada konsep teori kinetik gas. Hal ini dibuktikan

pada uji hipotesis dimana nilai Sig. (2-tailed) (0,009) < nilai taraf signifikansi

(0,05).

2. Siswa mengalami peningkatan kemampuan pemecahan masalah setelah diberi

perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan berbantuan computer game dimana pada kelas eksperimen lebih

unggul dibanding kelas kontrol, walaupun berdasarkan hasil N-gain tidak ada

perbedaan yang signifikan.

3. Hasil angket yang diperoleh menunjukkan respon siswa yang baik terhadap

penggunaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan berbantuan computer game, secara keseluruhan dapat

dikategorikan baik dengan rata-rata sebesar 67,225 %.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran

yang diajukan oleh peneliti, antara lain:

1. Penggunaan model TGT berbantuan computer game membutuhkan waktu

yang cukup panjang, maka sebaiknya harus benar-benar memahami langkah

penggunaan TGT agar waktu penerapan dapat berjalan dengan efisien.

2. Peneliti harus melakukan kontrol pada siswa dalam pembelajaran di dalam

kelas, agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan kondusif.

3. Media atau alat bantu computer game sebaiknya juga disertakan bagaimana

cara mendapatkan jawaban dengan benar sesuai langkah pemecahan masalah.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

72

4. Penelitian selanjutnya dapat menerapkan bantuan media lain sebagai alat

bantu permainan atau turnamen akademik yang memiliki kapasitas yang tidak

terlalu besar.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

73

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya

pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: PT

Prenamedia Group.

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ed.

Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Cahyani, Fieska dan Yandri Santoso. 2014. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Bogor: Quadra.

Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Daryanto, 2016. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Desstya, Anatri dkk. 2012. Pembelajaran Kimia dengan Metode Teams Games

Tournaments (TGT) Menggunakan Media Animasi dan Kartu Ditinjau

dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri Vol 1,

No.3, ISSN: 2252-7893.

Eneng. 2016. Wawancara pada tanggal 28 Desember 2016, pukul : 13.20 WIB di

MAN 4 Jakarta

Farida, Lilik Nur. 2016. Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan LT

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas

VII SMP, Jurnal Pendidikan Madrasah Vol.1 No.1 Mei 2016, P-ISSN:

2527-4287 – E-ISSN: 2527-6794.

Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima. PT Gelora Aksara Pratama.

Haliday, David dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1, terj. Tim Pengajar

Fisika ITB. Jakarta: Erlangga.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

74

Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:

PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah.

Ibrahim dan Nur Hidayati. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa SMA

Negeri 1 Seyegan. Jurnal AgriSains Vol. 5 No. 2 September 2014 ISSN

: 2086-7719.

Iskandar. 2013 Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika: untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/Ma Kelas XI Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lewy, dkk. 2009. Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berfikir

Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX

Akselerasi SMP Xaverius Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika

(online) Vol.3, No.2.

Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada (GP) Press.

Nadrah, dkk. 2017. The Effect of Cooperative Learning Model of Teams Games

Tournament (TGT) and Students‟ Motivation toward Physics Learning

Outcome, International Education Studies. Vol. 10, No. 2; Published by

Canadian Center of Science and Education, ISSN 1913-9020 E-ISSN

1913-9039.

Nizam. 2016. Ringkasan Hasil-hasil Asesmen Belajar Dari Hasil UN, PISA,

TIMSS, INAP. Jakarta: Kemdikbud.

Nugroho, Ahmad Munif. 2013. Kefektifan Model Pembelajaran TGT Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pokok Pecahan di

SMPN 8 Batang. Skripsi.

Nuryadi dan Rosmayati. 2016. The Effect Of Cooperative Learning Model Type

Teams Games Tournament (TGT) On Learning Motivation And The

Ability Of Mathematical Problem Solving At SMPN 1 Wates, Journal

of Mathematics Education, 2(1) May 2016 Department of Mathematics

Education, UMP Purwokerto, website: http://alphamath.ump.ac.id

Indonesia ISSN 2477-409X

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

75

OECD. 2016. PISA 2015 Result in Focus. OECD: Better Policies for Better

Lives.

Pardosi, Anggun C. dan Wesly Hutabarat. 2015. Implementing Problem Based

Learning Integrated With Cooperative Learning Teams Games

Tournament In Improving Students‟ Achievement In Teaching Colloidal

System. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 59 -64,

2015 ISSN 0852-0151.

Polya, G. 1973. How To Solve It. New Jersey : Princeton University Press, 1973.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Putra, I Kt. Agus Budiastawa dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Tgt Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas IV di

Gugus VIII Kecamatan Kubutambahan. e-Journal MIMBAR PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1.

Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS 2015 Trend in International Mathematics and

Science Study Diagnosa untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan

Capaian. Jakarta: Kemdikbud.

Risnawati. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Pekanbaru: Suska Press.

Rohmah, Emay Aenu dan Wahyudin. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media

Game Online Terhadap Pemahaman Konsep dan Penalaran Matematis

Siswa. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 8. No.2 Juli 2016 ISSN 2085-

1243.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Salam, Abdus dkk. 2015. Effects of using Teams Games Tournaments (TGT)

Cooperative Technique for Learning Mathematics in Secondary

Schools of Bangladesh. Malaysian Online Journal of Educational

Technology Volume 3, Issue 3.

Serway, Raymond A. dan John W. Jewwet. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik

Buku 2 Edisi 6. Jakarta: Salemba Teknika.

Singgih, Baswendro, Amin Suyitno, dan Muhammad Kharis. 2015. Keefektifan

Model TGT Dengan Pendekatan Scientific Berbantuan CD

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

76

Pembelajaran Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP

Kelas VIII Pada Materi Lingkaran. Unnes Journal of Mathematics

Education, Vol 4 No 3.

Sitorusa, Elsa Nopita dan EdySurya. 2017. The Influence of Teams Games

Tournament Cooperative Learning Model on Students‟ Creativity

Learning Mathematics, International Journal of Sciences: Basic and

Applied Research (IJSBAR)(2017) Volume 34, No 1.

Situmorang, Rita S dan Sahyar. 2015. The Effect Of Cooperative Learning Model

Type Teams Games Tournament (TGT) On Student Achievement On

Heat And Temperature Topic In Class X SMAN 1 Berastagi At

Academic Year 2012/2013. Jurnal Inpafi Vol. 3, No. 1.

Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Penerbit Nusa Media.

Subagya, Hari dan Agus Taranggono. 2007. Sains Fisika 2 SMA/MA. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sudjana. 2009. Metoda Statistika, Cet.5. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Statistika Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suji, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Pada Materi Segitiga. Jurnal Pendidikan Matematika

Indonesia Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017 p-ISSN: 2477-5967

e-ISSN: 2477-8443.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTS dalam Pembelajaran Matematika. Indonesian

Digital Journal of Mathematics and Education Volume 8 Nomor 8.

Supardi. 2012. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Buku Tentang Statistika Yang

Paling Komprehensif. Jakarta: Ufuk Press.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

77

Susanti, Wida. 2017. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Ditinjau dari Kecemasan Belajar Siswa SMAN 1 Banyumas,

Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Susanto, Edi dan Heri Retnawati. 2016. Perangkat Pembelajaran Matematika

Bercirikan PBL Untuk Mengembangkan HOTS Siswa SMA. Jurnal

Riset Pendidikan Matematika Volume 3 - Number 2.

Syaharuddin. 2016. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Dalam Hubungannya Dengan Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Gaya

Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 4 Binamu Kabupaten Jeneponto,

Universitas Negeri Makassar.

Tampubolon, Panusunan. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah dan Pemahaman Masalah dan Pemahaman Matematika Siswa

Melalui Strategi Kooperatif Tipe TGT (Teams Group Tournament).

Prosiding Seminar Nasional dan Pendidikan Sains VIII Fakultas Sains

dan Matematika UKSW, Salatiga, Vol 4, No.1, ISSN: 2087-0922.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 Cet. I. Jakarta:

Erlangga.

Ulya, Himmatul. 2016. Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Bermotivasi Belajar Tinggi Berdasarkan Ideal Problem Solving. Jurnal

Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 1 Print ISSN 2460-1187, Online

ISSN 2503-281X.

Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran

IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yunanda, Hendra, dkk. 2018. Effects of Cooperative Learning Model Type Games

Teams Tournament (TGT) and Entry Behavior Student to Learning

Competence Class XI IPA Senior High School 1

LengayangInternational, Journal of Progressive Sciences and

Technologies (IJPSAT) Vol. 6 No. 2 January 2018 ISSN: 2509-0119.

Zakaria, Effandi. 2007. Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematik. Kuala

Lumpur : PRIN-AD, SDN, BHD.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

78

LAMPIRAN A

PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. Lembar Wawancara dengan guru bidang studi

2. RPP Kelas Eksperimen

3. RPP Kelas Kontrol

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

79

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (Sebelas)

Materi : Teori Kinetik Gas

Semester : 2 (Dua)

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 1

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar:

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

81

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi

3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

Indikator:

1. Menyebutkan sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal monoatomik

2. Memahami persamaan keadaan gas ideal

3. Menganalisis hubungan setiap variabel (tekanan, suhu dan volume) pada

persamaan umum gas ideal

4. Menerapkan persamaan keadaan gas ideal dalam suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah Proses pembelajaran diharapkan:

1. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal

monoatomik

2. Siswa mampu memahami persamaan keadaan gas ideal monoatomik

3. Siswa mampu menganalisis hubungan setiap variabel (tekanan, suhu dan

volume) pada persamaan umum gas ideal monoatomik

4. Siswa mampu menerapkan persamaan keadaan gas ideal dalam suatu

permasalahan

D. MATERI AJAR

Fakta : Gambar atau video yang berkaitan dengan gas ideal dan hukum gas

ideal

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

82

Konsep

1. Sifat-sifat gas ideal

a. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel dalam mumlah yang besar

b. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah sembarang

c. Partikel-partikel tersebut tersebar merata dalam ruang sempit

d. Jarak antara partikel jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran partikel

tersebut

e. Tidak ada gaya antara partikel satu dengan yang lain, kecuali apabila terjadi

tumbukan

f. Tumbukan antar partikel dengan dinding lenting sempurna

g. Berlaku hukum Newton tentang gerak

2. Persamaan Umum Gas Ideal

a. Hukum Boyle

Hukum boyle ditemukan oleh Robert Boyle yang menyelidiki

pengaruh tekanan terhadap volume gas pada suhu tetap. Pernyataan Robert

Boyle dikenal dengan Hukum Boyle, yang berbunyi :

“Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik

dengan volumenya”

Dari hukum Boyle tersebut berarti hasil kali tekanan dan volume gas

dalam ruang tertutup adalah konstan (tetap) asalkan suhu gas tetap.

Pernyataan tersebut bila ditulis dalam bentuk rumus :

P . V = C

Dimana, C = bilangan tetap (konstanta)

Bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah maka rumus di atas dapat

ditulis sebagai berikut.

P1 . V1 = P2 . V2

Keterangan:

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

83

V1 = volum gas mula-mula (m3, cm

3)

V2 = volum gas akhir (m3, cm

3)

b. Hukum Charles

Charles menyatakan hubungan antara tekanan (P) terhadap temperatur

(T) suatu gas yang berada pada volum tetap (isokhorik). Hukum Charles

menyatakan hasil bagi tekanan (P) dengan temperatur (T) suatu gas pada

volum tetap adalah konstan. Hukum Charles dinyatakan dengan:

atau

Keterangan:

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

V1 = volum gas mula-mula (m3)

V2 = volum gas akhir (m3)

c. Hukum Gay Lussac

Gay Lussac menyatakan bahwa:

“Apabila volum gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan

kontan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya”

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada

volum konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

T1 = suhu gas mula-mula (K)

T2 = suhu gas akhir (K)

Persamaan Keadaan Gas Ideal

Dari ketiga hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas yang

didapatkan dari Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac dapat diturunkan suatu

persamaan yang disebut persamaan keadaan gas ideal. Persamaan keadaan gas ideal

dinyatakan dengan persamaan:

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

84

atau

Setiap proses yang dilakukan pada gas berada dalam ruang tertutup, jumlah

molekul gas yang terdapat di dalam ruang tersebut dapat ditentukan sebagai jumlah

mol gas (n) yang jumlahnya selalu tetap. Mol adalah suatu besaran yang digunakan

untuk menyatakan massa suatu zat dalam gram yang besarnya sama dengan jumlah

molekul zat tersebut. Dengan demikian, persamaan keadaan gas ideal dapat

dituliskan menjadi:

Atau

Dimana n = jumlah mol gas

R = tetapan umum gas = 8,31 × 103 J/kmolK (SI) = 8,31 J/molK

p = tekanan (N/m2)

V = volume (m3)

T = temperatur (K)

Dari definisi mol zat yang menyatakan bahwa :

tau

Sehingga dari persamaan (1) dapat dituliskan menjadi

(

)

Massa jenis suatu zat merupakan perbandingan antara massa dengan volume zat

tersebut. Oleh karena itu dari persamaan (2) dapat diperoleh persamaan massa jenis

gas:

Menurut prinsip Avogadro, satu mol gas mengandung jumlah molekul gas yang

sama. Jumlah molekul gas ini dinyatakan dengan bilangan Avogadro (NA) yang

besarnya sama dengan 6,02 × 1023

molekul/mol. Dengan demikian, persamaan (3)

dapat dinyatakan menjadi:

𝑷𝑽

𝑻= konstan

𝑷𝟏𝑽𝟏

𝑻𝟏=𝑷𝟐𝑽𝟐

𝑻𝟐

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

85

(

)

Atau

(

)

Keterangan:

N = Banyak partikel gas

NA = Bilangan avogadro = 6,02 × 1023

molekul/mol = 6,02 × 1026 molekul/kmol.

Oleh karena nilai pada Persamaan (4) merupakan suatu nilai tetapan yang

disebut konstanta Boltzmann, k, di mana k = 1,38 × 10–23

J/K maka persamaan

keadaan gas ideal dapat juga dituliskan menjadi persamaan berikut.

Prinsip:

Sifat-sifat gas ideal

Hukum dan persamaan gas ideal

Prosedur:

Gas Ideal

Hukum gas ideal

Energi kinetik molekul

Derajat Kebebasan dan prinsip ekipartisi energi

Energi dalam gas

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Model : Cooperative Learning tipe TGT

Metode : Diskusi kelompok, permainan

𝑷𝑽 𝑵𝒌𝑻

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

86

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Bahan ajar : Buku Fisika SMA kelas XI Fieska Cahyani dan Yandri Santoso

(Penerbit: Quadra), Buku Ajar Fisika SMA/MA (LKS) Kelas XI Semester

Ganjil, e-book Fisika, Video.

2. Media Ajar : LKS, Media Power Point, Flash player, Video dan Buku.

3. Alat Ajar :

a. LCD/proyektor

b. Laptop

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Pendahulu

an

Orientasi Mempersilahkan siswa untuk berdo‟a

Mengecek kehadiran siswa

Berdo‟a dipimpin oleh ketua kelas.

Memperhatikan guru

2 menit

Apersepsi Menggali pengetahuan siswa dengan pertanyaan

awal.

“pernahkah meniup

gelembung atau meniup

balon?”

“apa yang terjadi ketika

balon ditiup?”

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

5 menit

Motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran

Memperhatikan guru 5 menit

Inti Pembelaj

aran awal

(Presenta

si Kelas)

Mengamati

Meminta siswa mengamati gambar/video mengenai

kejadian yang berkaitan

dengan gas ideal

Meminta siswa

memperhatikan penjelaskan

materi mengenai gas ideal.

Menanya

Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan

Mengamati video terkait gas ideal

Mengamati penjelasan yang diberikan oleh guru

mengenai gas ideal.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

15

menit

5 menit

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

87

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

terkait konsep gas ideal

Diskusi

kelompok

(Tim)

Mengeksplorasi

Membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

meminta siswa untuk duduk

secara berkelompok.

Meminta siswa berdiskusi

dengan teman

sekelompoknya untuk

menganalisis kejadian yang

berkaitan dengan gas ideal

Siswa duduk berkelompok

Menganalisis kejadian

yang berkaitan dengan gas

ideal

5 menit

5 menit

Games Mengasosiasi

Meminta siswa untuk menggali pengetahuannya

dengan mengerjakan soal-

soal terkait konsep gas ideal

secara berkelompok melalui

sebuah permaian sesuai

dengan peraturan yang telah

diberikan.

Mengkomunikasikan

Meminta perwakilan siswa

maju ke depan kelas untuk

memaparkan hasil diskusi

yang telah dikerjakan

sebelumnya.

Mengerjakan soal-soal

terkait konsep gas ideal

melalui permainan dan

menuliskannya di lembar

kerja yang sudah

dibagikan

Memaparkan hasil diskusi.

20

menit

5 menit

Penutup

Evaluasi Meminta siswa mengerjakan soal evaluasi

Menjawab soal yang diberikan guru

10

menit

Kesimpul

an

Membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep

hukum-hukum gas ideal

konsep hukum-hukum gas ideal

3 menit

Do’a Meminta ketua kelas untuk memimpin do‟a

Berdo‟a bersama 2 menit

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

88

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Kognitif

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk instrumen : Tes Uraian

Soal (terlampir)

Kunci jawaban (terlampir)

2. Penilaian Afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotorik (Terlampir)

Mengetahui,

Gumong Mata Pelajaran Fisika

Drs. M. Belya

Tangerang Selatan, Mei 2017

Peneliti

Khairini Lutfi

NIM. 1112016300065

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

89

NAMA KELOMPOK :

1.

2.

3.

4.

5.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

90

PETUNJUK PENGGUNAAN LKS

1. Bacalah do‟a sebelum pembelajaran.

2. Bacalah dengan cermat tujuan yang ingin dicapai oleh LKS.

3. Pelajari dan pahami materi, rumus singkat, dan contoh soal yang ada di

dalam LKS.

4. Setelah mempelajari itu semua, mulailah berdikusi dengan kelompok

dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

5. Aturan pengerjaan soal diskusi:

a. Tahap 1 (memahami masalah)

Pahami soal dengan seksama dari setiap informasi yang diberikan,

serta tuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya ke dalam bentuk

simbol atau yang lainnya untuk mempermudah, menjelaskan

masalah dengan sesuai kalimat sendiri, atau menggambarkan sebuah

gambar yang sesuai dengan masalah untuk mempermudah.

b. Tahap 2 (membuat rencana)

Hubungkan data dengan apa yang ditanyakan dan tuliskan rumus

yang akan digunakan. Serta susun strategi yang akan dilakukan

c. Tahap 3 (melaksanakan rencana)

Tuliskan rumus menjadi sesuatu yang lebih baku dan jalankan

strategi yang telah ditetapkan, hitung dengan teliti

d. Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

Periksa kembali jawaban yang telah dihitung. Jika sudah

memeriksanya, berilah tanda checklist (√).

6. Nilai yang diperoleh ditulis pada tabel yang telah disediakan.

7. Waktu yang tersedia 25 menit.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

91

Teori Kinetik Gas (sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal).

Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

1. Mampu menjelaskan sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal

monoatomik.

2. Mampu menerapkan persamaan umum gas ideal monoatomik.

3. Mampu menganalisis hubungan setiap variabel (tekanan, suhu dan volume) pada

persamaan umum gas ideal monoatomik.

4. Mampu menyesuaikan percobaan untuk menyelidiki karakteristik gas ideal.

1.

1. Sifat-sifat gas ideal

a. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel dalam mumlah yang besar

b. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah sembarang

c. Partikel-partikel tersebut tersebar merata dalam ruang sempit

d. Jarak antara partikel jauh lebih besar dibandingkan dengan

ukuran partikel tersebut

e. Tidak ada gaya antara partikel satu dengan yang lain, kecuali

apabila terjadi tumbukan

f. Tumbukan antar partikel dengan dinding lenting sempurna

g. Berlaku hukum Newton tentang gerak

LKS TEORI KINETIK GAS

A.Materi Pokok

B. Kompetensi Dasar

C. Tujuan Pembelajaran

D. Pelajari dan Pahami

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

92

2. Persamaan Umum Gas Ideal

a. Hukum Boyle

Hukum boyle ditemukan oleh Robert Boyle yang menyelidiki

pengaruh tekanan terhadap volume gas pada suhu tetap.

Pernyataan Robert Boyle dikenal dengan Hukum Boyle, yang

berbunyi :

“Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik

dengan volumenya”

Dari hukum Boyle tersebut maka, hasil kali tekanan dan volume gas

dalam ruang tertutup adalah konstan (tetap) asalkan suhu gas tetap.

Pernyataan tersebut bila ditulis dalam bentuk rumus :

b. Hukum Charles

“Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor)

dijaga tetap, volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.”

𝑃 𝑉 𝐶

𝑃 𝑉 𝑃 𝑉

Dimana C = bilangan tetap (konstanta)

Artinya, bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

V1 = volum gas mula-mula (m3, cm

3)

V2 = volum gas akhir (m3, cm

3)

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

93

c. Hukum Gay Lussac

Gay Lussac menyatakan bahwa:

“Apabila volum gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan

kontan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya”

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada

volum konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:

3. Persamaan Keadaan Gas Ideal

Dari ketiga hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas yang

didapatkan dari Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac dapat diturunkan suatu

persamaan yang disebut persamaan keadaan gas ideal. Persamaan keadaan gas ideal

dinyatakan dengan persamaan:

𝑉

𝑇 𝐶 atau

𝑉

𝑇

𝑉

𝑇

T1 = suhu gas mula-mula (K)

T2 = suhu gas akhir (K)

V1 = volum gas mula-mula (m3)

V2 = volum gas akhir (m3)

𝑃

𝑇 𝐶 atau

𝑃

𝑇

𝑃

𝑇

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

T1 = suhu gas mula-mula (K)

T2 = suhu gas akhir (K)

𝑃𝑉

𝑇 𝐶 atau

𝑷𝟏𝑽𝟏

𝑻𝟏=𝑷𝟐𝑽𝟐

𝑻𝟐

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

94

Setiap proses yang dilakukan pada gas berada dalam ruang tertutup, jumlah

molekul gas yang terdapat di dalam ruang tersebut dapat ditentukan sebagai jumlah

mol gas (n) yang jumlahnya selalu tetap. Mol adalah suatu besaran yang digunakan

untuk menyatakan massa suatu zat dalam gram yang besarnya sama dengan jumlah

molekul zat tersebut. Dengan demikian, persamaan keadaan gas ideal dapat

dituliskan menjadi:

Dari definisi mol zat yang menyatakan bahwa :

Sehingga dari persamaan (1) dapat dituliskan menjadi

(

) (2)

Massa jenis suatu zat merupakan perbandingan antara massa dengan volume zat

tersebut. Oleh karena itu dari persamaan (2) dapat diperoleh persamaan massa jenis

gas:

(3)

Menurut prinsip Avogadro, satu mol gas mengandung jumlah molekul gas yang

sama. Jumlah molekul gas ini dinyatakan dengan bilangan Avogadro (NA) yang

besarnya sama dengan 6,02 × 1023

molekul/mol. Dengan demikian, persamaan (3)

dapat dinyatakan menjadi:

𝒑𝑽

𝑻 𝒏𝑹 atau 𝒑𝑽 𝒏𝑹𝑻 (1)

n = jumlah mol gas R = tetapan umum gas = 8,31 × 103 J/kmolK (SI) = 8,31 J/molK p = tekanan (N/m2) V = volume (m3) T = temperatur (K)

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂

𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 𝒎𝒐𝒍𝒆𝒌𝒖𝒍 𝒂tau 𝒏

𝒎

𝑴𝒓

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

95

(

)

Atau

(

) (4)

Keterangan:

N = Banyak partikel gas

NA = Bilangan avogadro = 6,02 × 1023

molekul/mol = 6,02 × 1026 molekul/kmol.

Oleh karena nilai pada Persamaan (4) merupakan suatu nilai tetapan yang

disebut konstanta Boltzmann, k, di mana k = 1,38 × 10–23

J/K maka persamaan

keadaan gas ideal dapat juga dituliskan menjadi persamaan berikut.

1. Mengapa balon menjadi kempis ketika balon yang ditiup pada siang hari didiamkan

semalaman?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Apa yang akan terjadi jika kita melempar botol kaca kosong yang tertutup rapat ke

dalam api yang besar? Mengapa?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

DISKUSI

𝒑𝑽 𝑵𝒌𝑻

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

96

1. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……………………………...………………………….

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……………………………...………………………….

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………...……………………………….

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……………………...………………………………….

2. (SOAL)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

JAWABAN DARI GAME

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

97

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

3. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……………………………...………………………….

4. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

98

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (Sebelas)

Materi : Teori Kinetik Gas

Semester : 2 (Dua)

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 2

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

100

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar:

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi

3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

Indikator:

1. Memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas ideal

3. Menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah Proses pembelajaran diharapkan:

1. Siswa mampu memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Siswa mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas

ideal

3. Siswa mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Siswa mampu menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu

permasalahan

D. MATERI AJAR

Fakta : Gambar atau video yang berkaitan dengan tekanan gas ideal serta

hubungannya dengan suhu, energy kinetic, energy dalam, dan kecepatan efektif

partikel

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

101

Konsep

Teori kinetik gas didasarkan pada beberapa asumsi gas ideal, yaitu sebagai

berikut:

a) Gas ideal dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah

antarmolekul jauh lebih besar daripada ukurannya.

b) Molekul-molekul memenuhi hokum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan

mereka mereka bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.

c) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain serta

dengan dinding wadahnya.

d) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang

berlangsung sangat singkat.

e) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul

adalah identik.

Jika gas tersebut berada di ruangan tertutup, molekul-molekulnya akan

menumbuk dinding ruangan dengan kecepatan tertentu. Tekanan gas di dalam

sebuah ruangan tertutup sama dengan tekanan gas pada dindingnya akibat ditumbuk

molekul gas. Gaya tumbukan yang merupakan laju momentum terhadap dinding

inilah yang memberikan tekanan gas dan menyebabkan adanya energi kinetik gas.

Besarnya tekanan dapat ditentukan dalam persamaan berikut:

maka

maka

Dari persamaan sebelumnya, diketahui bahwa tekanan gas berhubungan

dengan rata-rata kuadrat kelajuan. Karena molekul gas tidak seluruhnya bergerak

dengan kecepatan sama, maka rata-rata kuadrat kelajuan dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut:

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

102

Mengingat bahwa

maka persamaan dapat ditulis

menjadi:

kT

Karena

dan

, maka persamaannya menjadi:

Mengingat bahwa massa jenis

maka persamaan tekanan gas dan

kecepatan efektifnya dapat ditulis menjadi:

maka,

Menurut teorema ekipartisi energi, energi kinetik rata-rata per molekul gas

secara umum dirumuskan dalam persamaan berikut:

(

)

Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung banyak

sekali molekul. Tiap mlekul gas memiliki energi kinetik rata-rata (

).

Energi yang dimiliki oleh partikel gas ada tiga bentuk, yaitu translasi, rotasi, dan

vibrasi. Gas diatomik (misalnya O2, H2), selain bergerak translasi, juga bergerak

rotasi dan vibrasi. Gerak translasi mempunyai 3 derajat kebebasan. Gerak rotasi

mempunyai 2 derajat kebebasan. Gerak vibrasi mempunyai 2 derajat kebebasan.

Jadi, untuk gas diatomik tiap partikelnya berbeda-beda.

Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya

adalah :

Ek =

kT

Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi

kinetiknya adalah :

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

103

Ek =

kT

Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak

rotasi, dan gerak vibrasi. Energi kinetiknya adalah :

Ek =

kT

Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik

seluruhmolekul gas yang terdapat di dalam wadah tertutup. Jika ada sejumlah N

molekul gas dalam wadah, energi dalam gas U merupakan hasil N dengan energi

kinetik tiap molekul, .

U = N = N (

) = (

)

Untuk gas monoatomik,

U = N = 3N (

) =

Untuk gas diatomik,

U = N = 5N (

) =

Prinsip:

Energi kinetik molekul

Derajat Kebebasan dan prinsip ekipartisi energi

Energi dalam gas

Prosedur:

Gas Ideal

Hukum gas ideal

Energi kinetik molekul

Derajat Kebebasan dan prinsip ekipartisi energi

Energi dalam gas

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Model : Cooperative Learning tipe TGT

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

104

Metode : Diskusi kelompok, permainan

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Bahan ajar : Buku Fisika SMA kelas XI Fieska Cahyani dan Yandri Santoso

(Penerbit: Quadra), Video.

2. Media Ajar : LKS, Media Power Point, Flash player, Video dan Buku.

3. Alat Ajar : LCD/proyektor, Laptop

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Pendahulu

an

Orientasi Mempersilahkan siswa

untuk berdo‟a

Mengecek kehadiran siswa

Berdo‟a dipimpin oleh ketua kelas.

Memperhatikan guru

2 menit

Apersepsi Menggali pengetahuan

siswa dengan pertanyaan

awal.

“Apakah yang akan terjadi

jka balon diletakkan di

bawah terik matahari?”

Menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru

5 menit

Motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran

Memperhatikan guru 5 menit

Inti Pembelaj

aran awal

(Presenta

si Kelas)

Mengamati

Meminta siswa mengamati gambar/video mengenai

kejadian yang berkaitan

dengan gas ideal

Meminta siswa memperhatikan penjelaskan

materi mengenai gas ideal.

Menanya

Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan

terkait konsep gas ideal

Mengamati video terkait gas ideal

Mengamati penjelasan

yang diberikan oleh guru

mengenai gas ideal.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

15

menit

5 menit

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

105

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Diskusi

kelompok

(Tim)

Mengeksplorasi

Membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

meminta siswa untuk duduk

secara berkelompok.

Meminta siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya untuk

menganalisis kejadian yang

berkaitan dengan gas ideal

Siswa duduk berkelompok

Menganalisis kejadian

yang berkaitan dengan gas

ideal

5 menit

5 menit

Games Mengasosiasi

Meminta siswa untuk menggali pengetahuannya

dengan mengerjakan soal-

soal terkait konsep gas ideal

secara berkelompok melalui

sebuah permaian sesuai

dengan peraturan yang telah

diberikan.

Mengkomunikasikan

Meminta perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk

memaparkan hasil diskusi

yang telah dikerjakan

sebelumnya.

Mengerjakan soal-soal

terkait konsep gas ideal

melalui permainan dan

menuliskannya di lembar

kerja yang sudah

dibagikan

Memaparkan hasil diskusi.

20

menit

5 menit

Penutup

Evaluasi Meminta siswa mengerjakan soal evaluasi

Menjawab soal yang diberikan guru

10

menit

Kesimpul

an

Membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep

hukum-hukum gas ideal

konsep hukum-hukum gas ideal

3 menit

Do’a Meminta ketua kelas untuk

memimpin do‟a

Berdo‟a bersama 2 menit

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

106

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Kognitif

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes Uraian

c. Soal (terlampir)

d. Kunci jawaban (terlampir)

2. Penilaian Afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotorik (Terlampir)

Mengetahui,

Gumong Mata Pelajaran Fisika

Drs. M. Belya

Tangerang Selatan, Mei 2017

Peneliti

Khairini Lutfi

NIM. 1112016300065

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

107

NAMA KELOMPOK :

1.

2.

3.

4.

5.

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

108

PETUNJUK PENGGUNAAN LKS

1. Bacalah do‟a sebelum pembelajaran.

2. Bacalah dengan cermat tujuan yang ingin dicapai oleh LKS.

3. Pelajari dan pahami materi, rumus singkat, dan contoh soal yang ada di

dalam LKS.

4. Setelah mempelajari itu semua, mulailah berdikusi dengan kelompok

dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

5. Aturan pengerjaan soal diskusi:

a. Tahap 1 (memahami masalah)

Pahami soal dengan seksama dari setiap informasi yang diberikan,

serta tuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya ke dalam bentuk

simbol atau yang lainnya untuk mempermudah, menjelaskan

masalah dengan sesuai kalimat sendiri, atau menggambarkan sebuah

gambar yang sesuai dengan masalah untuk mempermudah.

b. Tahap 2 (membuat rencana)

Hubungkan data dengan apa yang ditanyakan dan tuliskan rumus

yang akan digunakan. Serta susun strategi yang akan dilakukan

c. Tahap 3 (melaksanakan rencana)

Tuliskan rumus menjadi sesuatu yang lebih baku dan jalankan

strategi yang telah ditetapkan, hitung dengan teliti

d. Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

Periksa kembali jawaban yang telah dihitung. Jika sudah

memeriksanya, berilah tanda checklist (√).

e. Nilai yang diperoleh ditulis pada tabel yang telah disediakan.

f. Waktu yang tersedia 25 menit.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

109

Teori Kinetik Gas (Energi kinetik, ekipartisi energy, dan energy dalam).

Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

1. Mampu memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas ideal

3. Mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Mampu menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu

permasalahan

d.

Teori kinetik gas didasarkan pada beberapa asumsi gas ideal, yaitu sebagai

berikut:

a) Gas ideal dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah

antarmolekul jauh lebih besar daripada ukurannya.

b) Molekul-molekul memenuhi hokum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan

mereka mereka bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.

c) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain serta

dengan dinding wadahnya.

d) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang

berlangsung sangat singkat.

e) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul

adalah identik.

LKS TEORI KINETIK GAS

A.Materi Pokok

B. Kompetensi Dasar

C. Tujuan Pembelajaran

D. Pelajari dan Pahami

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

110

Jika gas tersebut berada di ruangan tertutup, molekul-molekulnya akan

menumbuk dinding ruangan dengan kecepatan tertentu. Tekanan gas di dalam

sebuah ruangan tertutup sama dengan tekanan gas pada dindingnya akibat ditumbuk

molekul gas. Gaya tumbukan yang merupakan laju momentum terhadap dinding

inilah yang memberikan tekanan gas dan menyebabkan adanya energi kinetik gas.

Besarnya tekanan dapat ditentukan dalam persamaan berikut:

Dari persamaan sebelumnya, diketahui bahwa tekanan gas berhubungan

dengan rata-rata kuadrat kelajuan. Karena molekul gas tidak seluruhnya bergerak

dengan kecepatan sama, maka rata-rata kuadrat kelajuan dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut:

Mengingat bahwa

maka persamaan dapat ditulis

menjadi:

Karena

dan

, maka persamaannya menjadi:

𝑃𝑉

𝑁𝐸𝑘 maka 𝑃

𝑁𝑚𝑣

𝑉

𝑇

𝑘𝐸𝑘 maka 𝐸𝑘

𝑘𝑇

P = tekanan gas (Pa atau N/m2); (atm = 1,013 x 105 Pa)

V = volume gas (m3 atau liter (L))

T = suhu gas (Kelvin atau oC)

N = Banyak partikel gas

m = massa gas (kg atau g)

Ek = Energi kinetic (Joule)

v = rata-rata kelajuan gas (m/s)

𝑣𝑅𝑀𝑆 √𝑣

𝑚𝑣

𝑟𝑚𝑠

kT

𝑣𝑟𝑚𝑠 √ 𝑘𝑇

𝑚

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

111

maka,

Menurut teorema ekipartisi energi, energi kinetik rata-rata per molekul gas

secara umum dirumuskan dalam persamaan berikut:

Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung banyak

sekali molekul. Tiap mlekul gas memiliki energi kinetik rata-rata (

).

Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya

adalah :

Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi

kinetiknya adalah :

Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak

rotasi, dan gerak vibrasi. Energi kinetiknya adalah :

Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik

seluruhmolekul gas yang terdapat di dalam wadah tertutup. Jika ada sejumlah N

molekul gas dalam wadah, energi dalam gas U merupakan hasil N dengan energi

kinetik tiap molekul, .

𝑣𝑟𝑚𝑠 √ 𝑅𝑇

𝑀 𝑣

𝑟𝑚𝑠 √ 𝑃

𝜌

U = N 𝐸𝑘 = N 𝑓 (

𝑘𝑇) = 𝑓 (

𝑛𝑅𝑇)

Ek =

kT

Ek =

kT

Ek =

kT

𝐸𝑚 𝐸𝑘 𝑓 (

𝑘𝑇)

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

112

Untuk gas monoatomik,

Untuk gas diatomik,

1. Mengapa saat kita membuka botol minuman bersoda gelembung udara (soda) tiba-

tiba keluar dari mulut botol?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Sebuah balon berisi gas ideal dengan suhu T dan kecepatan partikel v. apabila suhu

gas balon dinaikkan menjadi 2T, apakah kecepatan partikel gas sekarang menjadi

dua kali semula? Berikan jawabanmu disertai dengan pembuktian secara sistematis!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. Tiga buah balon berisi 5 mol gas monoatomic masing-masing bersuhu 100 K, 200K,

dan 300K. balon manakah yang mempunyai energy dalam yang paling besar?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

DISKUSI

U = N 𝐸𝑘 = 5N (

𝑘𝑇) =

𝑛𝑅𝑇

U = N 𝐸𝑘 = 3N (

𝑘𝑇) =

𝑛𝑅𝑇

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

113

1. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………….…

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. (SOAL)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

JAWABAN DARI GAME

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

114

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

115

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (Sebelas)

Materi : Teori Kinetik Gas

Semester : 2 (Dua)

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 3

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar:

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

117

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi

3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

Indikator:

1. Memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas ideal

3. Menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah Proses pembelajaran diharapkan:

1. Siswa mampu memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Siswa mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas

ideal

3. Siswa mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Siswa mampu menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu

permasalahan

D. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Scientific

Model : Cooperative Learning tipe TGT

Metode : Diskusi kelompok, permainan

E. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Bahan ajar : Buku Fisika SMA kelas XI Fieska Cahyani dan Yandri Santoso

(Penerbit: Quadra), Video.

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

118

2. Media Ajar : LKS, Media Power Point, Flash player, Video dan Buku.

3. Alat Ajar : LCD/proyektor, Laptop

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Pendahulu

an

Orientasi Mempersilahkan siswa untuk berdo‟a

Mengecek kehadiran siswa

Berdo‟a dipimpin oleh ketua kelas.

Memperhatikan guru

2 menit

Apersepsi Meriview dan memberikan pertanyaan terkait

pembelajaran sebelumnya

Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru 3 menit

Motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran pertemuan dan

meminta siswa untuk duduk

berkelompok.

Memperhatikan guru, lalu membentuk kelompok.

5 menit

Inti Tournam

ent

Mengamati

Memberikan computer

games kepada siswa dan

menjelaskan peraturan

permainan dalam turnamen

ini.

Menanya

Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan

terkait peraturan turnamen

Menerima games

Mengamati penjelasan oleh guru mengenai

peraturan permainan

dalam turnamen ini.

Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan.

5 menit

5 menit

Mengeksplorasi

Mempersilahkan siswa memulai tournament dengan

menggunakan computer

games

Meminta siswa membaca petunjuk terlabih dahulu

Memulai turnamen

dengan menggunakan

computer games

Membaca petunjuk computer games

5 menit

Mengasosiasi

Meminta siswa untuk menggali pengetahuannya

dengan mengerjakan soal-

soal terkait konsep teorema

ekipartisi energi dan derajat

kebebasan yang terdapat

dalam computer games dan

Mengerjakan soal-soal terkait konsep teorema

ekipartisi energi dan

derajat kebebasan yang

terdapat dalam computer

games dan menuliskan

jawabannya dalam sebuah

30

menit

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

119

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

meminta siswa menuliskan

jawabannya dalam sebuah

kertas yang telah disediakan

Mengkomunikasikan

Meminta perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk

memaparkan hasil kerjanya

dan kesannya dalam

memainkan computer games

dalam turnamen yang telah

dikerjakan sebelumnya.

kertas yang telah

disediakan

Memaparkan hasil diskusi hasil kerja dan kesannya

dalam memainkan

computer games dalam

turnamen yang telah

dikerjakan sebelumnya.

5 menit

Penutup Evaluasi Meminta siswa mengerjakan soal evaluasi

Menjawab soal yang diberikan guru

15

menit

Kesimpul

an

Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

teorema ekipartisi energi

dan derajat kebebasan

Menyimpulkan materi pembiasan.

3 menit

Do’a Mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin do‟a

Berdo‟a bersama-sama 2 m

e

n

i

t

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

120

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Kognitif

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk instrumen : Tes Uraian

Soal (terlampir)

Kunci jawaban (terlampir)

2. Penilaian Afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotorik (Terlampir)

Mengetahui,

Gumong Mata Pelajaran Fisika

Drs. M. Belya

Tangerang Selatan, Mei 2017

Peneliti

Khairini Lutfi

NIM. 1112016300065

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

121

1. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. (SOAL)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

TOURNAMENT

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

122

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

123

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

5. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

124

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (Sebelas)

Materi : Teori Kinetik Gas

Semester : 2 (Dua)

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 1

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar:

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

125

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi

3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

Indikator:

5. Menyebutkan sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal monoatomik

6. Memahami persamaan keadaan gas ideal

7. Menganalisis hubungan setiap variabel (tekanan, suhu dan volume) pada

persamaan umum gas ideal

8. Menerapkan persamaan keadaan gas ideal dalam suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah Proses pembelajaran diharapkan:

5. Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal

monoatomik

6. Siswa mampu memahami persamaan keadaan gas ideal monoatomik

7. Siswa mampu menganalisis hubungan setiap variabel (tekanan, suhu dan

volume) pada persamaan umum gas ideal monoatomik

8. Siswa mampu menerapkan persamaan keadaan gas ideal dalam suatu

permasalahan

D. MATERI AJAR

Fakta : Gambar atau video yang berkaitan dengan gas ideal dan hukum gas

ideal

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

126

Konsep

1. Sifat-sifat gas ideal

a. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel dalam mumlah yang besar

b. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah sembarang

c. Partikel-partikel tersebut tersebar merata dalam ruang sempit

d. Jarak antara partikel jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran partikel

tersebut

e. Tidak ada gaya antara partikel satu dengan yang lain, kecuali apabila terjadi

tumbukan

f. Tumbukan antar partikel dengan dinding lenting sempurna

g. Berlaku hukum Newton tentang gerak

2. Persamaan Umum Gas Ideal

a. Hukum Boyle

Hukum boyle ditemukan oleh Robert Boyle yang menyelidiki

pengaruh tekanan terhadap volume gas pada suhu tetap. Pernyataan Robert

Boyle dikenal dengan Hukum Boyle, yang berbunyi :

“Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik

dengan volumenya”

Dari hukum Boyle tersebut berarti hasil kali tekanan dan volume gas

dalam ruang tertutup adalah konstan (tetap) asalkan suhu gas tetap.

Pernyataan tersebut bila ditulis dalam bentuk rumus :

P . V = C

Dimana, C = bilangan tetap (konstanta)

Bila tekanan diubah maka volum gas juga berubah maka rumus di atas dapat

ditulis sebagai berikut.

P1 . V1 = P2 . V2

Keterangan:

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

127

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

V1 = volum gas mula-mula (m3, cm

3)

V2 = volum gas akhir (m3, cm

3)

b. Hukum Charles

Charles menyatakan hubungan antara tekanan (P) terhadap temperatur

(T) suatu gas yang berada pada volum tetap (isokhorik). Hukum Charles

menyatakan hasil bagi tekanan (P) dengan temperatur (T) suatu gas pada

volum tetap adalah konstan. Hukum Charles dinyatakan dengan:

atau

Keterangan:

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

V1 = volum gas mula-mula (m3)

V2 = volum gas akhir (m3)

c. Hukum Gay Lussac

Gay Lussac menyatakan bahwa:

“Apabila volum gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan

kontan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya”

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada

volum konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

T1 = suhu gas mula-mula (K)

T2 = suhu gas akhir (K)

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

128

3. Persamaan Keadaan Gas Ideal

Dari ketiga hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas yang

didapatkan dari Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac dapat diturunkan suatu

persamaan yang disebut persamaan keadaan gas ideal. Persamaan keadaan gas ideal

dinyatakan dengan persamaan:

atau

Setiap proses yang dilakukan pada gas berada dalam ruang tertutup, jumlah

molekul gas yang terdapat di dalam ruang tersebut dapat ditentukan sebagai jumlah

mol gas (n) yang jumlahnya selalu tetap. Mol adalah suatu besaran yang digunakan

untuk menyatakan massa suatu zat dalam gram yang besarnya sama dengan jumlah

molekul zat tersebut. Dengan demikian, persamaan keadaan gas ideal dapat

dituliskan menjadi:

Atau

(1)

Dimana n = jumlah mol gas

R = tetapan umum gas = 8,31 × 103 J/kmolK (SI) = 8,31 J/molK

p = tekanan (N/m2)

V = volume (m3)

T = temperatur (K)

Dari definisi mol zat yang menyatakan bahwa :

tau

Sehingga dari persamaan (1) dapat dituliskan menjadi

(

)

(2)

𝑷𝑽

𝑻= konstan

𝑷𝟏𝑽𝟏

𝑻𝟏=𝑷𝟐𝑽𝟐

𝑻𝟐

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

129

Massa jenis suatu zat merupakan perbandingan antara massa dengan volume zat

tersebut. Oleh karena itu dari persamaan (2) dapat diperoleh persamaan massa jenis

gas:

(3)

Menurut prinsip Avogadro, satu mol gas mengandung jumlah molekul gas yang

sama. Jumlah molekul gas ini dinyatakan dengan bilangan Avogadro (NA) yang

besarnya sama dengan 6,02 × 1023

molekul/mol. Dengan demikian, persamaan (3)

dapat dinyatakan menjadi:

(

)

Atau

(

)

(4)

Keterangan:

N = Banyak partikel gas

NA = Bilangan avogadro = 6,02 × 1023

molekul/mol = 6,02 × 1026 molekul/kmol.

Oleh karena nilai pada Persamaan (4) merupakan suatu nilai tetapan yang

disebut konstanta Boltzmann, k, di mana k = 1,38 × 10–23

J/K maka persamaan

keadaan gas ideal dapat juga dituliskan menjadi persamaan berikut.

Prinsip:

Sifat-sifat gas ideal

Hukum dan persamaan gas ideal

Prosedur:

Gas Ideal

Hukum gas ideal

𝑷𝑽 𝑵𝒌𝑻

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

130

Energi kinetik molekul

Derajat Kebebasan dan prinsip ekipartisi energi

Energi dalam gas

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Model : Cooperative Learning tipe TGT

Metode : Diskusi kelompok, permainan

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Bahan ajar : Buku Fisika SMA kelas XI Fieska Cahyani dan Yandri Santoso

(Penerbit: Quadra), Buku Ajar Fisika SMA/MA (LKS) Kelas XI Semester

Ganjil, e-book Fisika, Video.

2. Media Ajar : LKS, Media Power Point, Flash player, Video dan Buku.

3. Alat Ajar :

c. LCD/proyektor

d. Laptop

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Pendahulu

an

Orientasi Mempersilahkan siswa untuk berdo‟a

Mengecek kehadiran siswa

Berdo‟a dipimpin oleh ketua kelas.

Memperhatikan guru

2 menit

Apersepsi Menggali pengetahuan

siswa dengan pertanyaan

awal.

“pernahkah meniup

gelembung atau meniup

balon?”

“apa yang terjadi ketika

balon ditiup?”

Menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru

5 menit

Motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran

Memperhatikan guru 5 menit

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

131

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Inti Mengama

ti

Menanya

Meminta siswa mengamati gambar/video mengenai

kejadian yang berkaitan

dengan gas ideal

Meminta siswa memperhatikan penjelaskan

materi mengenai gas ideal.

Mempersilahkan siswa

mengajukan pertanyaan

terkait konsep gas ideal

Mengamati video terkait gas ideal

Mengamati penjelasan

yang diberikan oleh guru

mengenai gas ideal.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

15

menit

5 menit

Mengeksp

lorasi

Membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

meminta siswa untuk duduk

secara berkelompok.

Meminta siswa berdiskusi

dengan teman

sekelompoknya untuk

menganalisis kejadian yang

berkaitan dengan gas ideal

Siswa duduk berkelompok

Menganalisis kejadian

yang berkaitan dengan gas

ideal

5 menit

5 menit

Mengasos

iasi

Mengkom

unikasika

n

Meminta siswa untuk

menggali pengetahuannya

dengan mengerjakan soal-

soal terkait konsep gas ideal

secara berkelompok sesuai

dengan yang telah diberikan.

Meminta perwakilan siswa

maju ke depan kelas untuk

memaparkan hasil diskusi

yang telah dikerjakan

sebelumnya.

Mengerjakan soal-soal

terkait konsep gas ideal

melalui permainan dan

menuliskannya di lembar

kerja yang sudah

dibagikan

Memaparkan hasil diskusi.

20

menit

5 menit

Penutup

Evaluasi Meminta siswa mengerjakan

soal evaluasi

Menjawab soal yang

diberikan guru 10

menit

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

132

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Kesimpul

an

Membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep

hukum-hukum gas ideal

konsep hukum-hukum gas ideal

3 menit

Do’a Meminta ketua kelas untuk memimpin do‟a

Berdo‟a bersama 2 menit

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Kognitif

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk instrumen : Tes Uraian

Soal (terlampir)

Kunci jawaban (terlampir)

2. Penilaian Afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotorik (Terlampir)

Mengetahui,

Gumong Mata Pelajaran Fisika

Drs. M. Belya

Tangerang Selatan, Mei 2017

Peneliti

Khairini Lutfi

NIM. 1112016300065

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

133

NAMA KELOMPOK :

1.

2.

3.

4.

5.

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

134

PETUNJUK PENGGUNAAN LKS

8. Bacalah do‟a sebelum pembelajaran.

9. Bacalah dengan cermat tujuan yang ingin dicapai oleh LKS.

10.Pelajari dan pahami materi, rumus singkat, dan contoh soal yang ada di

dalam LKS.

11.Setelah mempelajari itu semua, mulailah berdikusi dengan kelompok

dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

12.Aturan pengerjaan soal diskusi:

e. Tahap 1 (memahami masalah)

Pahami soal dengan seksama dari setiap informasi yang diberikan,

serta tuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya ke dalam bentuk

simbol atau yang lainnya untuk mempermudah, menjelaskan

masalah dengan sesuai kalimat sendiri, atau menggambarkan sebuah

gambar yang sesuai dengan masalah untuk mempermudah.

f. Tahap 2 (membuat rencana)

Hubungkan data dengan apa yang ditanyakan dan tuliskan rumus

yang akan digunakan. Serta susun strategi yang akan dilakukan

g. Tahap 3 (melaksanakan rencana)

Tuliskan rumus menjadi sesuatu yang lebih baku dan jalankan

strategi yang telah ditetapkan, hitung dengan teliti

h. Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

Periksa kembali jawaban yang telah dihitung. Jika sudah

memeriksanya, berilah tanda checklist (√).

13.Nilai yang diperoleh ditulis pada tabel yang telah disediakan.

14.Waktu yang tersedia 25 menit.

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

135

Teori Kinetik Gas (sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal).

Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

1. Mampu menjelaskan sifat-sifat gas ideal dan persamaan umum gas ideal

monoatomik.

2. Mampu menerapkan persamaan umum gas ideal monoatomik.

3. Mampu menganalisis hubungan setiap variabel (tekanan, suhu dan volume) pada

persamaan umum gas ideal monoatomik.

4. Mampu menyesuaikan percobaan untuk menyelidiki karakteristik gas ideal.

2.

1. Sifat-sifat gas ideal

a. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel dalam mumlah yang besar

b. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah sembarang

c. Partikel-partikel tersebut tersebar merata dalam ruang sempit

d. Jarak antara partikel jauh lebih besar dibandingkan dengan

ukuran partikel tersebut

e. Tidak ada gaya antara partikel satu dengan yang lain, kecuali

apabila terjadi tumbukan

f. Tumbukan antar partikel dengan dinding lenting sempurna

g. Berlaku hukum Newton tentang gerak

LKS TEORI KINETIK GAS

A.Materi Pokok

B. Kompetensi Dasar

C. Tujuan Pembelajaran

D. Pelajari dan Pahami

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

136

2. Persamaan Umum Gas Ideal

a. Hukum Boyle

Hukum boyle ditemukan oleh Robert Boyle yang menyelidiki

pengaruh tekanan terhadap volume gas pada suhu tetap.

Pernyataan Robert Boyle dikenal dengan Hukum Boyle, yang

berbunyi :

“Pada suhu tetap, tekanan gas di dalam ruang tertutup berbanding terbalik

dengan volumenya”

Dari hukum Boyle tersebut maka, hasil kali tekanan dan volume gas

dalam ruang tertutup adalah konstan (tetap) asalkan suhu gas tetap.

Pernyataan tersebut bila ditulis dalam bentuk rumus :

b. Hukum Charles

“Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga

tetap, volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.”

𝑃 𝑉 𝐶

𝑃 𝑉 𝑃 𝑉

Dimana C = bilangan tetap (konstanta)

Artinya, bila tekanan diubah maka volum gas juga

berubah

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

V1 = volum gas mula-mula (m3, cm

3)

V2 = volum gas akhir (m3, cm

3)

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

137

c. Hukum Gay Lussac

Gay Lussac menyatakan bahwa:

“Apabila volum gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan

kontan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya”

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada

volum konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:

3. Persamaan Keadaan Gas Ideal

Dari ketiga hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas yang

didapatkan dari Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac dapat diturunkan suatu

persamaan yang disebut persamaan keadaan gas ideal. Persamaan keadaan gas ideal

dinyatakan dengan persamaan:

𝑉

𝑇 𝐶 atau

𝑉

𝑇

𝑉

𝑇

T1 = suhu gas mula-mula (K)

T2 = suhu gas akhir (K)

V1 = volum gas mula-mula (m3)

V2 = volum gas akhir (m3)

𝑃

𝑇 𝐶 atau

𝑃

𝑇

𝑃

𝑇

P1 = tekanan gas mula-mula (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

P2 = tekanan gas akhir (atm, cm Hg, N/m2, Pa)

T1 = suhu gas mula-mula (K)

T2 = suhu gas akhir (K)

𝑃𝑉

𝑇 𝐶 atau

𝑷𝟏𝑽𝟏

𝑻𝟏=𝑷𝟐𝑽𝟐

𝑻𝟐

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

138

Setiap proses yang dilakukan pada gas berada dalam ruang tertutup, jumlah

molekul gas yang terdapat di dalam ruang tersebut dapat ditentukan sebagai jumlah

mol gas (n) yang jumlahnya selalu tetap. Mol adalah suatu besaran yang digunakan

untuk menyatakan massa suatu zat dalam gram yang besarnya sama dengan jumlah

molekul zat tersebut. Dengan demikian, persamaan keadaan gas ideal dapat

dituliskan menjadi:

Dari definisi mol zat yang menyatakan bahwa :

Sehingga dari persamaan (1) dapat dituliskan menjadi

(

) (2)

Massa jenis suatu zat merupakan perbandingan antara massa dengan volume zat

tersebut. Oleh karena itu dari persamaan (2) dapat diperoleh persamaan massa jenis

gas:

(3)

Menurut prinsip Avogadro, satu mol gas mengandung jumlah molekul gas yang

sama. Jumlah molekul gas ini dinyatakan dengan bilangan Avogadro (NA) yang

𝒑𝑽

𝑻 𝒏𝑹 atau 𝒑𝑽 𝒏𝑹𝑻 (1)

n = jumlah mol gas

R = tetapan umum gas = 8,31 × 103 J/kmolK (SI) = 8,31

J/molK

p = tekanan (N/m2)

V = volume (m3)

T = temperatur (K)

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂

𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 𝒎𝒐𝒍𝒆𝒌𝒖𝒍 𝒂tau 𝒏

𝒎

𝑴𝒓

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

139

besarnya sama dengan 6,02 × 1023

molekul/mol. Dengan demikian, persamaan (3)

dapat dinyatakan menjadi:

(

)

Atau

(

) (4)

Keterangan:

N = Banyak partikel gas

NA = Bilangan avogadro = 6,02 × 1023

molekul/mol = 6,02 × 1026 molekul/kmol.

Oleh karena nilai pada Persamaan (4) merupakan suatu nilai tetapan yang

disebut konstanta Boltzmann, k, di mana k = 1,38 × 10–23

J/K maka persamaan

keadaan gas ideal dapat juga dituliskan menjadi persamaan berikut.

1. Mengapa balon menjadi kempis ketika balon yang ditiup pada siang hari didiamkan

semalaman?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Apa yang akan terjadi jika kita melempar botol kaca kosong yang tertutup rapat ke

dalam api yang besar? Mengapa?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

DISKUSI

𝒑𝑽 𝑵𝒌𝑻

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

140

1. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. (SOAL)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

JAWABAN SOAL PPT

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

141

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

142

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

143

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Nama Sekolah : MAN 4 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (Sebelas)

Materi : Teori Kinetik Gas

Semester : 2 (Dua)

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan : 2

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

144

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar:

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya

melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi

3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

Indikator:

1. Memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas ideal

3. Menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu permasalahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah Proses pembelajaran diharapkan:

1. Siswa mampu memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Siswa mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas

ideal

3. Siswa mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Siswa mampu menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu

permasalahan

D. MATERI AJAR

Fakta : Gambar atau video yang berkaitan dengan tekanan gas ideal serta

hubungannya dengan suhu, energy kinetic, energy dalam, dan kecepatan efektif

partikel

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

145

Konsep

Teori kinetik gas didasarkan pada beberapa asumsi gas ideal, yaitu sebagai

berikut:

a) Gas ideal dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah

antarmolekul jauh lebih besar daripada ukurannya.

b) Molekul-molekul memenuhi hokum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan

mereka mereka bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.

c) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain serta

dengan dinding wadahnya.

d) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang

berlangsung sangat singkat.

e) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul

adalah identik.

Jika gas tersebut berada di ruangan tertutup, molekul-molekulnya akan

menumbuk dinding ruangan dengan kecepatan tertentu. Tekanan gas di dalam

sebuah ruangan tertutup sama dengan tekanan gas pada dindingnya akibat ditumbuk

molekul gas. Gaya tumbukan yang merupakan laju momentum terhadap dinding

inilah yang memberikan tekanan gas dan menyebabkan adanya energi kinetik gas.

Besarnya tekanan dapat ditentukan dalam persamaan berikut:

maka

maka

Dari persamaan sebelumnya, diketahui bahwa tekanan gas berhubungan

dengan rata-rata kuadrat kelajuan. Karena molekul gas tidak seluruhnya bergerak

dengan kecepatan sama, maka rata-rata kuadrat kelajuan dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut:

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

146

Mengingat bahwa

maka persamaan dapat ditulis

menjadi:

kT

Karena

dan

, maka persamaannya menjadi:

Mengingat bahwa massa jenis

maka persamaan tekanan gas dan

kecepatan efektifnya dapat ditulis menjadi:

maka,

Menurut teorema ekipartisi energi, energi kinetik rata-rata per molekul gas

secara umum dirumuskan dalam persamaan berikut:

(

)

Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung banyak

sekali molekul. Tiap mlekul gas memiliki energi kinetik rata-rata (

).

Energi yang dimiliki oleh partikel gas ada tiga bentuk, yaitu translasi, rotasi, dan

vibrasi. Gas diatomik (misalnya O2, H2), selain bergerak translasi, juga bergerak

rotasi dan vibrasi. Gerak translasi mempunyai 3 derajat kebebasan. Gerak rotasi

mempunyai 2 derajat kebebasan. Gerak vibrasi mempunyai 2 derajat kebebasan.

Jadi, untuk gas diatomik tiap partikelnya berbeda-beda.

Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya

adalah :

Ek =

kT

Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi

kinetiknya adalah :

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

147

Ek =

kT

Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak

rotasi, dan gerak vibrasi. Energi kinetiknya adalah :

Ek =

kT

Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik

seluruhmolekul gas yang terdapat di dalam wadah tertutup. Jika ada sejumlah N

molekul gas dalam wadah, energi dalam gas U merupakan hasil N dengan energi

kinetik tiap molekul, .

U = N = N (

) = (

)

Untuk gas monoatomik,

U = N = 3N (

) =

Untuk gas diatomik,

U = N = 5N (

) =

Prinsip:

Energi kinetik molekul

Derajat Kebebasan dan prinsip ekipartisi energi

Energi dalam gas

Prosedur:

Gas Ideal

Hukum gas ideal

Energi kinetik molekul

Derajat Kebebasan dan prinsip ekipartisi energi

Energi dalam gas

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific

Model : Cooperative Learning tipe TGT

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

148

Metode : Diskusi kelompok, permainan

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

4. Bahan ajar : Buku Fisika SMA kelas XI Fieska Cahyani dan Yandri Santoso

(Penerbit: Quadra), Video.

5. Media Ajar : LKS, Media Power Point, Flash player, Video dan Buku.

6. Alat Ajar : LCD/proyektor, Laptop

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

Pendahulu

an

Orientasi Mempersilahkan siswa

untuk berdo‟a

Mengecek kehadiran siswa

Berdo‟a dipimpin oleh ketua kelas.

Memperhatikan guru

2 menit

Apersepsi Menggali pengetahuan

siswa dengan pertanyaan

awal.

“Apakah yang akan terjadi

jka balon diletakkan di

bawah terik matahari?”

Menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru

5 menit

Motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran

Memperhatikan guru 5 menit

Inti Mengama

ti

Menanya

Meminta siswa mengamati gambar/video mengenai

kejadian yang berkaitan

dengan gas ideal

Meminta siswa memperhatikan penjelasan

materi.

Mempersilahkan siswa mengajukan pertanyaan

terkait konsep gas ideal

Mengamati video terkait gas ideal

Mengamati penjelasan

yang diberikan oleh guru.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

15

menit

5 menit

Mengeksp

lorasi

Membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

Siswa duduk berkelompok

5 menit

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

149

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

meminta siswa untuk duduk

secara berkelompok.

Meminta siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya untuk

menganalisis kejadian yang

berkaitan dengan materi.

Menganalisis kejadian

yang berkaitan dengan

materi yang disampaikan

5 menit

Mengasos

iasi

Mengkom

unikasika

n

Meminta siswa untuk menggali pengetahuannya

dengan mengerjakan soal-

soal yang telah diberikan.

Meminta perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk

memaparkan hasil diskusi

yang telah dikerjakan

sebelumnya.

Mengerjakan soal-soal di lembar kerja yang sudah

dibagikan

Memaparkan hasil diskusi.

20

menit

5 menit

Penutup

Evaluasi Meminta siswa mengerjakan soal evaluasi

Menjawab soal yang diberikan guru

10

menit

Kesimpul

an

Membimbing siswa untuk

menyimpulkan konsep

hukum-hukum gas ideal

konsep hukum-hukum gas

ideal 3 menit

Do’a Meminta ketua kelas untuk

memimpin do‟a

Berdo‟a bersama 2 menit

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

150

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Kognitif

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes Uraian

c. Soal (terlampir)

d. Kunci jawaban (terlampir)

2. Penilaian Afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotorik (Terlampir)

Mengetahui,

Gumong Mata Pelajaran Fisika

Drs. M. Belya

Tangerang Selatan, Mei 2017

Peneliti

Khairini Lutfi

NIM. 1112016300065

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

151

NAMA KELOMPOK :

1.

2.

3.

4.

5.

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

152

PETUNJUK PENGGUNAAN LKS

6. Bacalah do‟a sebelum pembelajaran.

7. Bacalah dengan cermat tujuan yang ingin dicapai oleh LKS.

8. Pelajari dan pahami materi, rumus singkat, dan contoh soal yang ada di

dalam LKS.

9. Setelah mempelajari itu semua, mulailah berdikusi dengan kelompok

dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

10. Aturan pengerjaan soal diskusi:

g. Tahap 1 (memahami masalah)

Pahami soal dengan seksama dari setiap informasi yang diberikan,

serta tuliskan apa yang diketahui dan yang ditanya ke dalam bentuk

simbol atau yang lainnya untuk mempermudah, menjelaskan

masalah dengan sesuai kalimat sendiri, atau menggambarkan sebuah

gambar yang sesuai dengan masalah untuk mempermudah.

h. Tahap 2 (membuat rencana)

Hubungkan data dengan apa yang ditanyakan dan tuliskan rumus

yang akan digunakan. Serta susun strategi yang akan dilakukan

i. Tahap 3 (melaksanakan rencana)

Tuliskan rumus menjadi sesuatu yang lebih baku dan jalankan

strategi yang telah ditetapkan, hitung dengan teliti

j. Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

Periksa kembali jawaban yang telah dihitung. Jika sudah

memeriksanya, berilah tanda checklist (√).

k. Nilai yang diperoleh ditulis pada tabel yang telah disediakan.

l. Waktu yang tersedia 25 menit.

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

153

Teori Kinetik Gas (Energi kinetik, ekipartisi energy, dan energy dalam).

Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang

tertutup.

1. Mampu memahami tekanan gas ideal pada ruang tertutup

2. Mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi kinetik gas ideal

3. Mampu menganalisis hubungan antara suhu dengan energi dalam

4. Mampu menerapkan persamaan kecepatan efektif partikel dalam suatu

permasalahan

6)

Teori kinetik gas didasarkan pada beberapa asumsi gas ideal, yaitu sebagai

berikut:

a) Gas ideal dari molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah

antarmolekul jauh lebih besar daripada ukurannya.

b) Molekul-molekul memenuhi hokum gerak Newton, tetapi secara keseluruhan

mereka mereka bergerak lurus secara acak dengan kecepatan tetap.

c) Molekul-molekul mengalami tumbukan lenting sempurna satu sama lain serta

dengan dinding wadahnya.

d) Gaya-gaya antarmolekul dapat diabaikan, kecuali selama satu tumbukan yang

berlangsung sangat singkat.

e) Gas yang dipertimbangkan adalah suatu zat tunggal, sehingga semua molekul

adalah identik.

LKS TEORI KINETIK GAS

A.Materi Pokok

B. Kompetensi Dasar

C. Tujuan Pembelajaran

D. Pelajari dan Pahami

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

154

Jika gas tersebut berada di ruangan tertutup, molekul-molekulnya akan

menumbuk dinding ruangan dengan kecepatan tertentu. Tekanan gas di dalam

sebuah ruangan tertutup sama dengan tekanan gas pada dindingnya akibat ditumbuk

molekul gas. Gaya tumbukan yang merupakan laju momentum terhadap dinding

inilah yang memberikan tekanan gas dan menyebabkan adanya energi kinetik gas.

Besarnya tekanan dapat ditentukan dalam persamaan berikut:

Dari persamaan sebelumnya, diketahui bahwa tekanan gas berhubungan

dengan rata-rata kuadrat kelajuan. Karena molekul gas tidak seluruhnya bergerak

dengan kecepatan sama, maka rata-rata kuadrat kelajuan dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut:

Mengingat bahwa

maka persamaan dapat ditulis

menjadi:

𝑃𝑉

𝑁𝐸𝑘 maka 𝑃

𝑁𝑚𝑣

𝑉

𝑇

𝑘𝐸𝑘 maka 𝐸𝑘

𝑘𝑇

P = tekanan gas (Pa atau N/m2); (atm = 1,013 x 105 Pa)

V = volume gas (m3 atau liter (L))

T = suhu gas (Kelvin atau oC)

N = Banyak partikel gas

m = massa gas (kg atau g)

Ek = Energi kinetic (Joule)

v = rata-rata kelajuan gas (m/s)

𝑣𝑅𝑀𝑆 √𝑣

𝑚𝑣

𝑟𝑚𝑠

kT

𝑣𝑟𝑚𝑠 √ 𝑘𝑇

𝑚

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

155

Karena

dan

, maka persamaannya menjadi:

maka,

Menurut teorema ekipartisi energi, energi kinetik rata-rata per molekul gas

secara umum dirumuskan dalam persamaan berikut:

Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung banyak

sekali molekul. Tiap mlekul gas memiliki energi kinetik rata-rata (

).

Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya

adalah :

Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi

kinetiknya adalah :

Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak

rotasi, dan gerak vibrasi. Energi kinetiknya adalah :

Energi dalam suatu gas ideal didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik

seluruhmolekul gas yang terdapat di dalam wadah tertutup. Jika ada sejumlah N

molekul gas dalam wadah, energi dalam gas U merupakan hasil N dengan energi

kinetik tiap molekul, .

𝑣𝑟𝑚𝑠 √ 𝑅𝑇

𝑀 𝑣

𝑟𝑚𝑠 √ 𝑃

𝜌

U = N 𝐸𝑘 = N 𝑓 (

𝑘𝑇) = 𝑓 (

𝑛𝑅𝑇)

Ek =

kT

Ek =

kT

Ek =

kT

𝐸𝑚 𝐸𝑘 𝑓 (

𝑘𝑇)

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

156

Untuk gas monoatomik,

Untuk gas diatomik,

1. Mengapa saat kita membuka botol minuman bersoda gelembung udara (soda) tiba-

tiba keluar dari mulut botol?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Sebuah balon berisi gas ideal dengan suhu T dan kecepatan partikel v. apabila suhu

gas balon dinaikkan menjadi 2T, apakah kecepatan partikel gas sekarang menjadi

dua kali semula? Berikan jawabanmu disertai dengan pembuktian secara sistematis!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. Tiga buah balon berisi 5 mol gas monoatomic masing-masing bersuhu 100 K, 200K,

dan 300K. balon manakah yang mempunyai energy dalam yang paling besar?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

DISKUSI

U = N 𝐸𝑘 = 5N (

𝑘𝑇) =

𝑛𝑅𝑇

U = N 𝐸𝑘 = 3N (

𝑘𝑇) =

𝑛𝑅𝑇

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

157

1. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. (SOAL)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

JAWABAN DARI ppt

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

158

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

3. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

159

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. (SOAL)

Tahap 1 (merumuskan masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 2 (merencanakan penyelesaian masalah)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 3 (melaksanakan perencanaan)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Tahap 4 (memeriksa kembali penyelasaian)

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

160

LAMPIRAN B

Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi Instrumen Tes

2. Instrumen Tes

3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes

4. Instrument Tes Penelitian

5. Kisi-kisi Instrumen Nontes

6. Instrumen Nontes

7. Lembar Uji Vaaliditas Instrumen Nontes

8. Lembar Validasi Ahli Materi

9. Lembar Validasi Ahli Media

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

161

KISI-KISI INSTRUMEN TES

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Teori Kinetik Gas

Jumlah Soal : 20

Kompetensi Dasar : 3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan

karakteristik gas pada ruang tertutup.

Sub Konsep Indikator Soal Ranah Kognitif Jumlah

Soal C3 C4

Hukum-Hukum

Gas Ideal

Menganalisis hubungan

volume, tekanan, dan

suhu

2, 7**, 9* 1, 3, 4*,

6*

10 Menganalisis

persamaan umum gas

ideal

5, 8, 13*

Gas Ideal dan

Energi Kinetik

Molekul

Menganalisis energi

kinetic

20* 17

8

Menentukan kelajuan

efektif gas

18, 19* 10*, 11*,

12*

Menganalisis hubungan

tekanan dengan massa

molekul gas

16*

Energi Dalam

Gas

Menentukan

banyaknya jumlah mol

gas jika diketahui

energy dalam gas

tersebut

14*

2

Menentukan volume

tabung suatu gas jika

diketahui energi dalam

suatu gas

15

Jumlah 10 10 20

Persentase 50% 50% 100%

Keterangan: * soal yang valid

** soal valid yang tidak dipakai

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

162

INSTRUMEN TES

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Teori Kinetik Gas

Kelas/ Semester : XI/ Genap

Jumlah Soal : 20

Bentuk Soal : Uraian (essay)

Kompetensi Dasar : 3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang tertutup.

No. Indikator Soal Soal Penyelesaian Skor

1.

Menghitung volume

gelembung udara pada

keadaan tekanan yang

berbeda.

Suatu gelembung udara yang

berada di dasar danau dengan

kedalaman 30 m mempunyai

volume 100 mm3. Gelembung

tersebut kemudian bergerak ke

permukaan danau. Jika tekanan

udara luar setara dengan

tekanan 10 m air dan suhu air

danau relative sama, maka

bagaimanakah ukuran

gelembung udara ketika berada

tepat di permukaan air danau

jika dibandingkan keadaan

Memahami masalah:

Diketahui: hdanau = 30 m

Vgelembung di dasar danau = 100 mm3

P10 m = Po

Ditanya: Bagaimana perubahan ukuran gelembung air

ketika bergerak dari dasar ke permukaan danau?

Gambaran:

Karena semakin ke atas tekanan semakin berkurang,

maka volum gelembung akan semakin besar.

2

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

163

gelembung ketika berada di

dasar danau?

Membuat rencana:

Pada saat di dasar danau, gelembung akan memiliki

tekanan yaitu:

Pada saat di permukaan danau, gelembung akan memiliki

tekanan sama dengan tekanan udara luar (Po).

Suhu permukaan dan suhu dasar danau memiliki suhu

yang sama. Dalam keadaan seperti ini berlaku konsep

hukum Boyle, yang diperoleh volume gelembung di

permukaan yaitu :

Melaksanakan Rencana

4

2

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

164

ukuran volume bertambah besar.

Memeriksa kembali

Ketika bergerak ke atas permukaan, tampak bahwa

ukuran gelembung menjadi lebih besar yaitu 4 kali

ukuran semula. Hal ini dapat dibuktikan dengan:

Karena suhu di dasar dan di kedalaman 10 m sama, maka

berlaku hukum Boyle, yaitu

Maka,

Terbukti.

2

2.

Menentukan tekanan

ban akibat perubahan

suhu

Sebuah mobil berangkat dari

kota Bandung ke Jakarta. Di

Bandung, ban mobil tersebut

diisi dengan tekanan 28 psi.

Suhu kota Bandung pada hari

itu adalah 18oC (291 K),

sedangkan di Jakarta suhu hari

itu adalah 33oC (306 K). Jika

tekanan maksimum ban adalah

Memahami masalah:

Dimisalkan keadaan dibandung = keadaan 1, keadaan di

Jakarta = keadaan 2

Diketahui: P1 = 28 psi T2 = 33oC = 306 K

T1 = 18oC = 291 K

Ditanya: Apakah aman ban tersebut dibawa berkendara

di Jakarta

2

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

165

30 psi. jika ban tersebut dibawa

berkendara ke Jakarta, apakah

akan aman digunakan?

(Asumsi perjalanan dari kota

Bandung ke Jakarta dianggap

tidak mengubah tekanan ban

dan suhu udara luar sama

dengan suhu gas di dalam

ban)

Perencanaan Masalah

Untuk mengetahui apakah ban mobil tersebut aman

digunakan ketika mobil dibawa berkendara ke Jakarta,

maka harus mengetahui besar tekanan ban tersebut

saat sampai di Jakarta.

Volume ban ketika berpindah dari bandung ke jakarta

adalah tetap, sehingga berlaku konsep hukum Gay-

Lussac. Maka didapatkan:

Melaksanakan Rencana

Evaluasi Jawaban

Tekanan ban ketika di Jakarta adalah 29,44 psi dan ini

4

2

2

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

166

masih di bawah tekanan maksimal ban tersebut yaitu 30

psi. Oleh karena itu, tekanan ban ini masih aman jika

di bawa berkendara di kota Jakarta.

Membuktikan jawaban:

Terbukti.

3.

Menentukan volume

paru-paru penyelam

akibat perubahan

tekanan

Seorang penyelam scuba

(penyelam tanpa

menggunakan tabung

oksigen) memenuhi paru-

parunya sampai kapasitas 5,5

liter ketika berada di

permukaan air (tekanan paru-

paru dianggap sama dengan

tekanan udara di luar, Po).

Kemudian ia menyelam

sedalam 10 m di bawah

permukaan air. Jika tekanan

Memahami masalah:

Diketahui: hpenyelam = 10 m

Vparu-paru = 5,5 liter

P10 m = Po

Ditanya: Vparu-paru di kedalaman 10 m dari permukaan

Gambaran:

2

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

167

udara luar setara dengan

tekanan 10 m air , berapakah

volume paru-paru penyelam

tersebut ketika di kedalaman

10 m dari permukaan air?

Karena semakin ke bawah permukaan tekanan semakin

bertambah, maka volum paru-paru akan semakin kecil.

Membuat rencana:

Padasaat di permukaan air, paru-paru akan memiliki

tekanan sama dengan tekanan udara luar (Po), dimana

tekanan udara luar sama dengan tekanan 10 m.

Pada saat di kedalaman 10 m, paru-paru penyelam akan

memiliki tekanan yaitu:

Suhu di permukaan air dan suhu dasar di kedalaman 10 m

memiliki suhu yang sama. Dalam keadaan seperti ini

4

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

168

berlaku konsep hukum Boyle, yaitu :

Melaksanakan Rencana

Memeriksa kembali

Ketika bergerak ke kedalaman 10 m di bawahpermukaan,

tampak bahwa ukuran volume paru-paru menjadi lebih

kecil yaitu setengah kali ukuran semula. Hal ini dapat

dibuktikan dengan:

(Karena suhu di dasar dan di kedalaman 10 m sama, maka

berlaku hukum Boyle),

Maka,

2

2

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

169

Terbukti.

4.

Menentukan volume

paru-paru penyelam

akibat perubahan

tekanan

Seorang penyelam scuba

(penyelam tanpa

menggunakan tabung

oksigen) memenuhi paru-

parunya sampai kapasitas 3,9

liter ketika berada 10 m di

bawah permukaan air.

Tekanan udara luar setara

dengan 10 m tekanan air.

Jika penyelam tersebut ingin

dengan cepat naik ke

permukaan, maka:

1) Berapakah volum

maksimal paru-paru

penyelam tersebut

dikembangkan?

2) Jika volum maksimal paru-

Memahami masalah:

Diketahui: hpenyelam = 10 m

Vparu-paru = 5,5 liter

P10 m = Po

Ditanya: Vparu-paru saat sampai ke permukaan

Gambaran:

Membuat rencana:

Karena semakin ke atas , tekanan semakin berkurang,

maka volum paru-paru akan semakin besar.

Pada keadaan 1 tekanan udara yang mengisi paru-paru

2

4

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

170

paru hanya ± 5,9 liter, apakah

berenang dengan cepat ke

permukaan tidak

membahayakan bagi

penyelam?

penyelam yaitu:

Padasaat di permukaan air, tekanan udara yang mengisi

paru-paru hanya dipengaruhi oleh tekanan udara luar (Po)

yang besarnya sama dengan tekanan di kedalaman 10m

Suhu di permukaan air dan suhu dasar di kedalaman 10 m

memiliki suhu yang sama. Dalam keadaan seperti ini

berlaku konsep hukum Boyle, yaitu :

Melaksanakan Rencana

2

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

171

Agar berenang dengan cepat ke permukaan maka volume

paru-paru harus diisi udara sebesar 7,8 liter. Ini jelas tidak

mungkin karena jauh diatas volume maksimal udara

paruparu yaitu ± 5,9 liter. Hal ini jelas tidak disarankan

karena penyelem akan kekurangan udara.

Memeriksa kembali

Ketika bergerak ke kedalaman 10 m di bawahpermukaan,

tampak bahwa ukuran volume paru-paru menjadi lebih

kecil yaitu setengah kali ukuran semula. Hal ini dapat

dibuktikan dengan:

(Karena suhu di dasar dan di kedalaman 10 m sama, maka

berlaku hukum Boyle),

Maka,

Terbukti.

2

5.

Sebuah tabung di laboratorium

yang berisi gas ideal pada suhu

0oCmemiliki volume 10 liter.

Setelah sebagian gas keluar,

Memahami masalah

Diketahui: V1 = 10 liter

T1 = 0oC = 273 K

∆P = 0,5 atm

Page 188: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

172

tekanan dalam bejana

berkurang dengan ∆P = 0,5 atm

(suhu akhir tetap). Berapakah

massa gas yang dibebaskan.

(massa jenis gas pada keadaan

normal ρ = 1,3 g/liter)

ρ = 1,3 g/liter

Ditanya: massa gas yang dibebaskan (∆m)

Gambaran

Perencanaan penyelesaian masalah

Pada keadaan normal (T = 0oC = 273 K, P = 1 atm)

Rumus umum gas ideal:

Persamaan umum gas ideal juga dapat dinyatakan dalam

besaran massa jenis:

Maka:

2

V1 = V = 10 liter

T1 = 0oC = 273 K

P1, m1

V2 = V1 = V

T2 = T1

∆P = 0,5 atm

Page 189: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

173

Untuk menentukan massa gas yang keluar:

∆m = m1 - m2

Melaksanakan Rencana

(

(

(

Memeriksa kembali

Dengan menggunakan memasukkan nilai massa pada

keadaan awal dan massa pada keadaan akhir

4

2

Page 190: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

174

Maka banyaknya massa yang dibebaskan:

Terbukti.

2

6.

Menghitung volume

gelembung soda pada

keadaan tekanan yang

berbeda.

Suatu soda dituangkan ke

dalam sebuah gelas yang

tingginya 20 cm. Soda tersebut

mengeluarkan gelembung

udara di dalam gelas yang naik

dari dasar gelas ke permukaan

soda. Jika soda yang

dituangkan hanya setengah dari

tinggi gelas, maka berapakah

Memahami masalah:

Diketahui: hgelas = 20 cm

hsoda = 10 cm = 0,1 m

ρsoda = 0,689 gram/cm3

Ditanya: perbandingan volume gelembung soda dari

dasar gelas terhadap gelembung soda yang

berada di permukaan?

Gambaran:

2

Page 191: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

175

perbandingan volume

gelembung soda dari dasar

gelas terhadap gelembung soda

yang berada di permukaan ?

(tekanan udara di luar = Po =

105 atm, massa jenis soda = ρ =

689 kg/m3)

Karena semakin ke atas tekanan semakin berkurang,

maka volum gelembung soda akan semakin besar.

Membuat rencana:

Pada saat di dasar gelas, gelembung akan memiliki

tekanan yaitu:

Padasaat di permukaan soda, gelembung akan memiliki

tekanan sama dengan tekanan udara luar (Po).

Suhu permukaan dan suhu dasar soda memiliki suhu yang

sama. Dalam keadaan seperti ini berlaku konsep hukum

Boyle, yang diperoleh volume gelembung di permukaan

yaitu :

4

Page 192: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

176

Melaksanakan Rencana

ukuran volume bertambah besar.

Memeriksa kembali

Ketika bergerak ke atas permukaan, tampak bahwa

ukuran gelembung menjadi lebih besar yaitu 4 kali

ukuran semula. Hal ini dapat dibuktikan dengan

menggunakan hukum Boyle, yaitu

Maka,

Terbukti.

2

2

7. Menghitung volume

gas pada keadaan

Seorang siswa akan melakukan

sebuah percobaan

Memahami masalah:

Diketahui: V1 = 50,0 ml

Page 193: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

177

tekanan dan suhu

yang berbeda.

menggunakan sebuah sampel

gas sebanyak 10,0 ml dengan

tekanan 3,0 atm dan bersuhu

298 K. Jika siswa tersebut

ingin melakukan percobaan

pada keadaan STP, maka

berapakah volume gas tersebut

yang dibutuhkan oleh siswa?

(keadaan STP, T = 273 K dan

P = 1 atm)

P1 = 3,0 atm

T1 = 298 K

P2 = 1,0 atm

T2 = 273 K

Ditanya: V2 = ?

Membuat rencana:

Pada kasus ini berlaku hukum Boyle-Gay Lussac

Untuk mencari V2, maka

Melaksanakan Rencana

Memeriksa kembali

Terbukti.

2

4

2

2

Page 194: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

178

8.

Menghitung suhu gas

padadalam sebuah

suntikan pada keadaan

tekanan dan volume

yang berbeda.

Seorang perawat memiliki

sebuah suntikan yang berisi

60,0 ml udara pada tekanan

740 mm Hg dan 23oC.

Berapakah suhunya ketika

suntikan berisi 30,0 ml pada

tekanan 370 mm Hg?

(anggap tidak ada gas yang

masuk atau keluar dari

suntikan)

Memahami masalah:

Diketahui: V1 = 60,0 ml

P1 = 740 mmHg

T1 = 23oC = 296 K

V2 = 30,0 ml

P2 = 370 mmHg

Ditanya: T2 = ?

Membuat rencana:

Pada kasus ini berlaku hukum Boyle-Gay Lussac

Untuk mencari T2, maka

Melaksanakan Rencana

Memeriksa kembali

2

4

2

2

Page 195: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

179

Terbukti.

9.

Menentukan tekanan

ban akibat perubahan

suhu

Pada awal perjalanan, seorang

pengemudi mengatur tekanan

ban mobilnya sebesar 2,81 x

105 Pa ketika suhu udara luar

adalah 27oC. Pada akhir

perjalanan, pengemudi

mengukur tekanan ban sebesar

3,01 x 105 Pa, dengan

mengabaikan pemuaian mobil,

berapakah suhu udara dalam

ban pada akhir perjalanan?

(suhu dalam ban dianggap

sama dengan suhu luar ban)

Memahami masalah

Diketahui: P1 = 2,81 x 105 Pa P2 = 3,01 x 10

5 Pa

T1 = 27oC = 300 K

Ditanya: T2 = ?

Perencanaan Masalah

Volume ban ketika berpindah dari bandung ke jakarta

adalah tetap, sehingga berlaku konsep hukum Gay-

Lussac. Maka didapatkan:

Melaksanakan Rencana

2

4

Page 196: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

180

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

10.

Menetukan kelajuan

efektif dan tekanan

atom hydrogen di luar

angkasa

Seorang astronaut akan pergi

ke luar angkasa. Ia

mendapatkan informasi bahwa

di luar angkasa terdapat sekitar

1 atom H2 per cm3 pada suhu

sekitar 3,5 K. Jika massa atom

H2 adalah 1 gram/mol = 1

kg/kmol, tentukan:

a. Kelajuan efektif atom-atom

H2 tersebut

b. Tekanan udara pada tempat

tersebut

Memahami masalah

Diketahui:

Kerapatan atom H2:

N/V = 1 atom/cm3 = 10

6 atom/m

3

N = 1 atom, V = 1 cm3 = 10

-6 m

3

T = 3,5 K

M H2 = 1 g/mol = 1 kg/kmol

Ditanya:

a. vRMS

b. P

Perencanaan Penyelesaian Masalah

Untuk mengetahui besar kelajuan efektif atom H2,

menggunakan:

2

Page 197: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

181

Untuk mengetahui besar tekanan pada tempat tersebut

adalah dengan menggunakan:

Dimana,

Maka,

Melaksanakan Rencana

a. Kelajuan efektif atom-atom H2

b. Tekanan udara pada tempat tersebut

4

2

Page 198: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

182

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

11.

Membandingkan hubu

ngan kecepatan efektif

gas terhadap 2 buah

gas berbeda

2 buah tabung gas 3 kg,

masing-masing berisi gas yang

berbeda yaitu gas metana

(CH4) dan gas asetilen (C2H2).

Kedua gas tersebut digunakan

sebagai pembakar untuk

mengelas baja. Ketika gas

digunakan maka gas pada

kedua tabung akan mengalami

penurunan tekanan, dengan

penurunan tekanan yang

berbeda pada kedua gas.

Memahami Masalah

Diketahui:

Gas metana (CH4) dan gas asetilen (C2H2)

Ditanya: Gas manakah yang lebih hemat dalam

penggunaannya mengelas baja?

Perencanaan Pemecahan Masalah

Semakin cepat gas bergerak, maka semakin cepat pula

udara keluar dari dalam tabung gas. Jika gas semakin

cepat keluar, maka membuat gas banyak keluar, dan

menjadi boros. Kecepatan rata-rata gas jika berada pada

kondisi yang sama dipengaruhi oleh jenis gas yang dalam

hal ini ditentukan oleh Massa molekul relatif gas. Dimana

2

4

Page 199: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

183

Menurutmu, gas manakah yang

lebih hemat penggunaannya?

terdapat hubungannya yaitu:

Kecepatan rata-rata gas berbanding terbalik dengan massa

molekul relatif gas

Melaksanakan Rencana

Mr CH4 = 12 + 4 . 1 = 16

Mr C2H2 = 2 . 12 + 2. 1 = 26

Karena Mr CH4 lebih kecil daripada Mr C2H2 maka

kecepatan lolos CH4 akan lebih besar jika dibandingkan

dengan gas C2H2.

Dengan demikian, gas yang lebih hemat digunakan

adalah gas metana C2H2

Evaluasi Jawaban

Dengan memasukkan ke dalam rumus:

Untuk gas metana (CH4)

untuk gas asetilen (C2H2)

2

2

Page 200: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

184

Terbukti.

12.

Membandingkan hubu

ngan kecepatan efektif

gas terhadap

perubahan suhu 2

buah gas yang sama

Seorang siswa akan melakukan

sebuah percobaan gas ideal. Ia

mendapatkan sebuah informasi

bahwa suatu laju efektif (RMS)

molekul-molekul suatu gas

ideal di laboratorium pada suhu

tertentu adalah C. Jika suhu

gas diubah (volume tetap)

sedemikian sehingga tekanan

menjadi seperempatnya.

Berapakah kelajuan efektif gas

ideal tersebut sekarang?

Memahami masalah

Dimisalkan terdapat dua keadaan, dimana keadaan 1

adalah keadaan gas mula-mula dengan suhu mutlak T1,

volume V1, dan tekanan P1. Keadaan 2 adalah keadaan

gas mula-mula dengan suhu mutlak T2, volume V2, dan

tekanan P2.

Diketahui:

dan volume tetap (

Ditanya:

Perencanaan pemecahan masalah

Karena gas yang dibandingkan adalah sama, maka m

bernilai sama. Sehingga, sebanding dengan akar

suhu mutlaknya √ .

Maka,

Untuk mengetahui nilai T maka digunakan persamaan

2

4

Page 201: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

185

Boyle-Gay Lussac

Volume tetap, V2 = V1

Melaksanakan rencana

Jadi, kelajuan efektif gas ideal tersebut sekarang adalah

setengah kelajuan efektif awal.

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

Page 202: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

186

13.

Menetukan banyaknya

suatu gas dalam balon

udara

Sebuah balon pada pesta ulang

tahun berisi gas helium. Balon

tersebut berbentuk bola

sempurna dengan radius 15 cm.

Balon tersebut memiliki

tekanan 1,5 atm. Jika suhu

ruangan pesta tersebut adalah

20oC, maka berapa banyak

(dalam gram) gas helium yang

masuk ke dalam balon

tersebut?

(M helium = 4,00 gram/mol)

Memahami masalah

Diketahui: r = 15 cm

P = 1,5 atm = 1,5 x 105 Pa = 1,5 x 10

5N/m

2

T = 20oC = 293 K

M = 4,00 gram/mol

Ditanya : m

Perencanaan pemecahan masalah

Dengan menggunakan persamaan gas ideal, kita dapat

menemukan massa gas helium tersebut.

Maka,

Volume balon:

Melaksanakan Rencana

2

4

2

Page 203: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

187

Evaluasi jawaban

2119 Nm = 2119 J

Terbukti.

2

14.

Menentukan

banyaknya jumlah

mol gas jika diketahui

energy dalam gas

tersebut

Suatu balon udara berisi 1 liter

gas helium (M = 4 gram/mol).

Jika balon udara tersebut

memiliki energy dalam sebesar

7482 J dan suhu 27oC. berapa

banyak jumlah mol gas helium

tersebut dan berapakah massa

gas tersebut (R = 8,314 J/mol

K)?

Memahami masalah

Diketahui: U = 7479 J

T = 27 + 273 K = 300 K

M = 4 gram/mol

R = 8,314 J/mol K

Ditanya: n dan m gas helium

Perencanaan pemecahan masalah

2

4

Page 204: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

188

Gas helium merupakan gas monoatomic sehingga

memiliki derajat kebebasan

Melaksanakan rencana

Jadi, jumlah mol dan massa gas helium tersebut berturut-

turut adalah 2 mol dan 8 gram

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

15.

Menetukan volume

tabung suatu gas jika

diketahui energy

dalam suatu gas

Sebuah tabung televisi berisi

gas neon (Neon adalah suatu

gas monoatomic, M= 10

gram/mol). Jika tekanan dalam

Memahami masalah

Diketahui: P = 105 Pa

M = 10 gram/mol

U = 7500 J

2

Page 205: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

189

tabung sama dengan tekanan

luar (105 Pa) dan memiliki

energy dalam sebesar 7500 J.

Berapakah volume tabung

tersebut tersebut?

Ditanya: V

Perencanaan pemecahan masalah

Gas neon merupakan gas monoatomic sehingga memiliki

derajat kebebasan

Melaksanakan rencana

Jadi, volume tabung adalah

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

4

2

2

Page 206: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

190

16.

Membandingkan

suatu tekanan gas

yang berbeda dengan

menghubungkan

tekanan dengan massa

molekul gas

Di sebuah tempat pengisian

ban mobil terdapat 3 jenis

pompa ban, dimana masing-

masing pompa berisi jenis gas

yang berbeda, yaitu oksigen,

nitrogen, dan karbondioksida.

Performa sebuah ban

dipengaruhi oleh tingginya

tingkat kenaikan tekanan ban

akibat perubahan suhu udara.

Semkin rendah kenaikan

tekanan gas, maka performa

ban akan lebih baik. Jikaketiga

pompa digunakan untuk

mengisi ban mobil yang akan

digunakan pada kondisi yang

sama (volume ban, tekanan dan

suhu udara luar sama), maka

performa ban gas yang diisi

dengan gas manakah yang

paling baik?

Memahami masalah

Diketahui: 3 jenis gas yang berbeda, yaitu oksigen,

nitrogen, dan karbondioksida, (volume ban, tekanan dan

suhu udara luar sama).

Ditanya: gas yang paling baik untuk performa ban

Perencanaan pemecahan masalah

Gambaran Secara Fisika:

Perubahan tekanan berbanding lurus dengan kenaikan

suhu. Untuk jenis gas yang berbeda kenaikan suhu yang

sama akan ditentukan oleh kecepatan efektif gas.

Semakin besar kecepatan efektif gas, maka tekanan gas

juga kana semakin besar.

Jika banyak gas dan volume sama, maka tekanan

berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan gas.

Untuksetiap gas, kecepatan ditentukan oleh jenis gas yang

berbanding terbalik dengan akar masa molekul relatif gas.

Dari kesetaraan ini maka dapat disimpulkan bahwa

2

4

Page 207: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

191

tekanan berbanding terbalikdengan massa molekul relatif

gas.

Gas dengan massa molekul relatif yang lebih besar akan

mengalami penurunan tekanan yang lebih kecil.

Melaksanakan rencana

Mr O2 = 2 x 16 = 32

Mr N2 = 2 x 14 = 28

Mr CO2 = 12 + 32 = 44

Karena Mr CO2 yang paling besar maka perubahan

tekanan gas juga akan lebih kecil jika dibandingkan

dengan gas lain.

Evaluasi Jawaban

Tekanan gas O2:

Tekanan gas O2:

Tekanan gas CO2:

2

2

Page 208: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

192

Terbukti.

17.

Menentukan tekanan

suatu gas dalam

tabung jka diketahui

besar energi kinetic

gas tersebut

Sebuah tabung gas dengan

volume 1000 liter diisi 20 gram

gas helium (Mr = 4 gram/mol).

Jika energy kinetic rata-rata

molekul gas tersebut adalah 3 x

10-20

J, maka berapakah

tekanan gas dalam tabung

tersebut ? (NA = 6,02 x 1023

molekul/mol)

Memahami masalah

Diketahui: V = 1000 liter = 1 m3

m = 20 gram

Mr = 4 gram/mol

Ek = 3 x 10-20

J

NA = 6,02 x 1023

molekul/mol

Ditanya: tekanan (P)

Perencanaan pemecahan masalah

Maka,

Untuk mencari nilai tekanan, dapat kita gunakan

persamaan:

Ingat bahwa,

2

4

Page 209: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

193

Maka

Sehingga,

Melaksanakan rencana

Jadi, tekanan pada tabung tersebut adalah

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

18. Membandingkan hubu

ngan kecepatan efektif

Seorang peneliti sedang

meneliti keadaan suatu ruangan

Memahami masalah

Dimisalkan terdapat dua keadaan, dimana keadaan 1

Page 210: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

194

gas terhadap

perubahan suhu 2

buah gas yang sama

yang tertutup. Jika diketahui

suhu suatu ruang tertutup

tersebut dinaikkan menjadi 4

kali dari semula maka

berapakah kecepatan molekul

rata-ratanya sekarang?

adalah keadaan gas mula-mula dalam suatu ruang tertutup

dengan suhu mutlak T1, volume V1, dan tekanan P1.

Keadaan 2 adalah keadaan gas mula-mula dengan suhu

mutlak T2, volume V2, dan tekanan P2.

Diketahui: dan volume tetap (

Ditanya:

Perencanaan pemecahan masalah

Karena gas yang dibandingkan adalah sama, maka m

bernilai sama. Sehingga, sebanding dengan akar

suhu mutlaknya √ .

Maka,

Melaksanakan rencana

Jadi, kelajuan efektif gas ideal tersebut sekarang adalah

2

4

2

Page 211: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

195

dua kali kelajuan efektif awal.

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

19.

Membandingkan hubu

ngan kecepatan efektif

gas terhadap 2 buah

gas berbeda

Seorang ilmuwan fisika ingin

mengetahui keadaan suatu gas

di atmosfer. Ia sudah

mengetahui bahwa molekul

oksigen (Mr = 32 gram/mol) di

atmosfer mempunyai kelajuan

efektif 500 m/s. kemudian, ia

ingin menentukan kelajuan

efektif molekul helium (Mr = 4

gram/mol) di tempat yang

sama. Berapakah kelajuan

efetif molekul helium tersebut?

Memahami Masalah

Diketahui:

Mr O2 = 32 gram/mol

Mr He = 4 gram/mol

Ditanya:

Perencanaan Pemecahan Masalah

Karena kedua gas tersebut berada di tempat yang sama,

maka suhu kedua gas tersebut adalah sama.

Dan jika kedua massa gas tersebut dianggap sama,

sehingga

Dengan demikian,

2

4

Page 212: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

196

Melaksanakan Rencana

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

20.

Menentukan tekanan

suatu gas dalam

tabung jka diketahui

Suatu gas sebanyak dua mol

menempati suatu wadah yang

memiliki volume 5 liter.

Memahami masalah

Diketahui: V = 5 liter = 5 x10-3

m3

Ek = 3 x 10-21

J

2

Page 213: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

197

besar energi kinetic

gas tersebut

Energy kinetic molekul gas

tersebut sebesar 3 x 10-21

J. jika

bilangan Avogadro = 6,02 x

1023

molekul/mol maka,

hitunglah tekanan dalam tangki

NA = 6,02 x 1023

molekul/mol

Ditanya: tekanan (P)

Perencanaan pemecahan masalah

Maka,

Untuk mencari nilai tekanan, dapat kita gunakan

persamaan:

Ingat bahwa,

Sehingga,

Melaksanakan rencana

4

2

Page 214: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

198

Jadi, tekanan pada tabung tersebut adalah

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

Page 215: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

199

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

Soal 1

Soal 2

Ket: dari 20 instrumen tes, dibagi menjadi 2 soal dengan masing-masing soal berjumlah 10.

Page 216: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

200

INSTRUMEN TES PENELITIAN

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Teori Kinetik Gas

Kelas/ Semester : XI/ Genap

Jumlah Soal : 10

Bentuk Soal : Uraian (essay)

Kompetensi Dasar : 3.8 Memahami teori kinetik gas dalam menjelaskan karakteristik gas pada ruang tertutup.

No. Indikator Soal Soal Penyelesaian Skor

1.

Menentukan volume

paru-paru penyelam

akibat perubahan

tekanan

Seorang penyelam scuba

(penyelam tanpa

menggunakan tabung

oksigen) memenuhi paru-

parunya sampai kapasitas 3,9

liter ketika berada 10 m di

bawah permukaan air.

Tekanan udara luar setara

dengan 10 m tekanan air.

Jika penyelam tersebut ingin

dengan cepat naik ke

permukaan, maka:

1) Berapakah volum

Memahami masalah:

Diketahui: hpenyelam = 10 m

Vparu-paru = 5,5 liter

P10 m = Po

Ditanya: Vparu-paru saat sampai ke permukaan

Gambaran:

2

Page 217: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

201

maksimal paru-paru

penyelam tersebut

dikembangkan?

2) Jika volum maksimal paru-

paru hanya ± 5,9 liter, apakah

berenang dengan cepat ke

permukaan tidak

membahayakan bagi

penyelam?

Membuat rencana:

Karena semakin ke atas , tekanan semakin berkurang,

maka volum paru-paru akan semakin besar.

Pada keadaan 1 tekanan udara yang mengisi paru-paru

penyelam yaitu:

Padasaat di permukaan air, tekanan udara yang mengisi

paru-paru hanya dipengaruhi oleh tekanan udara luar (Po)

yang besarnya sama dengan tekanan di kedalaman 10m

Suhu di permukaan air dan suhu dasar di kedalaman 10 m

memiliki suhu yang sama. Dalam keadaan seperti ini

berlaku konsep hukum Boyle, yaitu :

Melaksanakan Rencana

4

2

Page 218: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

202

Agar berenang dengan cepat ke permukaan maka volume

paru-paru harus diisi udara sebesar 7,8 liter. Ini jelas tidak

mungkin karena jauh diatas volume maksimal udara

paruparu yaitu ± 5,9 liter. Hal ini jelas tidak disarankan

karena penyelem akan kekurangan udara.

Memeriksa kembali

Ketika bergerak ke kedalaman 10 m di bawahpermukaan,

tampak bahwa ukuran volume paru-paru menjadi lebih

kecil yaitu setengah kali ukuran semula. Hal ini dapat

dibuktikan dengan:

(Karena suhu di dasar dan di kedalaman 10 m sama, maka

berlaku hukum Boyle),

Maka,

Terbukti.

2

Page 219: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

203

2.

Menghitung volume

gelembung soda pada

keadaan tekanan yang

berbeda.

Suatu soda dituangkan ke

dalam sebuah gelas yang

tingginya 20 cm. Soda tersebut

mengeluarkan gelembung

udara di dalam gelas yang naik

dari dasar gelas ke permukaan

soda. Jika soda yang

dituangkan hanya setengah dari

tinggi gelas, maka berapakah

perbandingan volume

gelembung soda dari dasar

gelas terhadap gelembung soda

yang berada di permukaan ?

(tekanan udara di luar = Po =

105 atm, massa jenis soda = ρ =

689 kg/m3)

Memahami masalah:

Diketahui: hgelas = 20 cm

hsoda = 10 cm = 0,1 m

ρsoda = 0,689 gram/cm3

Ditanya: perbandingan volume gelembung soda dari

dasar gelas terhadap gelembung soda yang

berada di permukaan?

Gambaran:

Karena semakin ke atas tekanan semakin berkurang,

maka volum gelembung soda akan semakin besar.

Membuat rencana:

Pada saat di dasar gelas, gelembung akan memiliki

tekanan yaitu:

Padasaat di permukaan soda, gelembung akan memiliki

tekanan sama dengan tekanan udara luar (Po).

2

4

Page 220: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

204

Suhu permukaan dan suhu dasar soda memiliki suhu yang

sama. Dalam keadaan seperti ini berlaku konsep hukum

Boyle, yang diperoleh volume gelembung di permukaan

yaitu :

Melaksanakan Rencana

ukuran volume bertambah besar.

Memeriksa kembali

Ketika bergerak ke atas permukaan, tampak bahwa

ukuran gelembung menjadi lebih besar yaitu 4 kali

ukuran semula. Hal ini dapat dibuktikan dengan

2

Page 221: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

205

menggunakan hukum Boyle, yaitu

Maka,

Terbukti.

2

3.

Menentukan tekanan

ban akibat perubahan

suhu

Pada awal perjalanan, seorang

pengemudi mengatur tekanan

ban mobilnya sebesar 2,81 x

105 Pa ketika suhu udara luar

adalah 27oC. Pada akhir

perjalanan, pengemudi

mengukur tekanan ban sebesar

3,01 x 105 Pa, dengan

mengabaikan pemuaian mobil,

berapakah suhu udara dalam

ban pada akhir perjalanan?

(suhu dalam ban dianggap

sama dengan suhu luar ban)

Memahami masalah

Diketahui: P1 = 2,81 x 105 Pa P2 = 3,01 x 10

5 Pa

T1 = 27oC = 300 K

Ditanya: T2 = ?

Perencanaan Masalah

Volume ban ketika berpindah dari bandung ke jakarta

adalah tetap, sehingga berlaku konsep hukum Gay-

Lussac. Maka didapatkan:

2

Page 222: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

206

Melaksanakan Rencana

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

4

2

2

4.

Menetukan kelajuan

efektif dan tekanan

atom hydrogen di luar

angkasa

Seorang astronaut akan pergi

ke luar angkasa. Ia

mendapatkan informasi bahwa

di luar angkasa terdapat sekitar

1 atom H2 per cm3 pada suhu

sekitar 3,5 K. Jika massa atom

H2 adalah 1 gram/mol = 1

kg/kmol, tentukan:

a. Kelajuan efektif atom-atom

H2 tersebut

Memahami masalah

Diketahui:

Kerapatan atom H2:

N/V = 1 atom/cm3 = 10

6 atom/m

3

N = 1 atom, V = 1 cm3 = 10

-6 m

3

T = 3,5 K

M H2 = 1 g/mol = 1 kg/kmol

Ditanya:

c. vRMS

d. P

2

Page 223: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

207

b. Tekanan udara pada tempat

tersebut

Perencanaan Penyelesaian Masalah

Untuk mengetahui besar kelajuan efektif atom H2,

menggunakan:

Untuk mengetahui besar tekanan pada tempat tersebut

adalah dengan menggunakan:

Dimana,

Maka,

Melaksanakan Rencana

c. Kelajuan efektif atom-atom H2

d. Tekanan udara pada tempat tersebut

4

2

Page 224: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

208

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

5.

Membandingkan hubu

ngan kecepatan efektif

gas terhadap 2 buah

gas berbeda

2 buah tabung gas 3 kg,

masing-masing berisi gas yang

berbeda yaitu gas metana

(CH4) dan gas asetilen (C2H2).

Kedua gas tersebut digunakan

sebagai pembakar untuk

mengelas baja. Ketika gas

digunakan maka gas pada

kedua tabung akan mengalami

penurunan tekanan, dengan

Memahami Masalah

Diketahui:

Gas metana (CH4) dan gas asetilen (C2H2)

Ditanya: Gas manakah yang lebih hemat dalam

penggunaannya mengelas baja?

Perencanaan Pemecahan Masalah

Semakin cepat gas bergerak, maka semakin cepat pula

udara keluar dari dalam tabung gas. Jika gas semakin

cepat keluar, maka membuat gas banyak keluar, dan

menjadi boros. Kecepatan rata-rata gas jika berada pada

2

Page 225: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

209

penurunan tekanan yang

berbeda pada kedua gas.

Menurutmu, gas manakah yang

lebih hemat penggunaannya?

kondisi yang sama dipengaruhi oleh jenis gas yang dalam

hal ini ditentukan oleh Massa molekul relatif gas. Dimana

terdapat hubungannya yaitu:

Kecepatan rata-rata gas berbanding terbalik dengan massa

molekul relatif gas

Melaksanakan Rencana

Mr CH4 = 12 + 4 . 1 = 16

Mr C2H2 = 2 . 12 + 2. 1 = 26

Karena Mr CH4 lebih kecil daripada Mr C2H2 maka

kecepatan lolos CH4 akan lebih besar jika dibandingkan

dengan gas C2H2.

Dengan demikian, gas yang lebih hemat digunakan

adalah gas metana C2H2

Evaluasi Jawaban

Dengan memasukkan ke dalam rumus:

Untuk gas metana (CH4)

untuk gas asetilen (C2H2)

4

2

2

Page 226: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

210

Terbukti.

6.

Membandingkan hubu

ngan kecepatan efektif

gas terhadap

perubahan suhu 2

buah gas yang sama

Seorang siswa akan melakukan

sebuah percobaan gas ideal. Ia

mendapatkan sebuah informasi

bahwa suatu laju efektif (RMS)

molekul-molekul suatu gas

ideal di laboratorium pada suhu

tertentu adalah C. Jika suhu

gas diubah (volume tetap)

sedemikian sehingga tekanan

menjadi seperempatnya.

Berapakah kelajuan efektif gas

ideal tersebut sekarang?

Memahami masalah

Dimisalkan terdapat dua keadaan, dimana keadaan 1

adalah keadaan gas mula-mula dengan suhu mutlak T1,

volume V1, dan tekanan P1. Keadaan 2 adalah keadaan

gas mula-mula dengan suhu mutlak T2, volume V2, dan

tekanan P2.

Diketahui:

dan volume tetap (

Ditanya:

Perencanaan pemecahan masalah

Karena gas yang dibandingkan adalah sama, maka m

bernilai sama. Sehingga, sebanding dengan akar

suhu mutlaknya √ .

Maka,

2

4

Page 227: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

211

Untuk mengetahui nilai T maka digunakan persamaan

Boyle-Gay Lussac

Volume tetap, V2 = V1

Melaksanakan rencana

Jadi, kelajuan efektif gas ideal tersebut sekarang adalah

setengah kelajuan efektif awal.

Evaluasi Jawaban

2

2

Page 228: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

212

Terbukti.

7.

Menetukan banyaknya

suatu gas dalam balon

udara

Sebuah balon pada pesta ulang

tahun berisi gas helium. Balon

tersebut berbentuk bola

sempurna dengan radius 15 cm.

Balon tersebut memiliki

tekanan 1,5 atm. Jika suhu

ruangan pesta tersebut adalah

20oC, maka berapa banyak

(dalam gram) gas helium yang

masuk ke dalam balon

tersebut?

(M helium = 4,00 gram/mol)

Memahami masalah

Diketahui: r = 15 cm

P = 1,5 atm = 1,5 x 105 Pa = 1,5 x 10

5N/m

2

T = 20oC = 293 K

M = 4,00 gram/mol

Ditanya : m

Perencanaan pemecahan masalah

Dengan menggunakan persamaan gas ideal, kita dapat

menemukan massa gas helium tersebut.

Maka,

Volume balon:

Melaksanakan Rencana

2

4

Page 229: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

213

Evaluasi jawaban

2119 Nm = 2119 J

Terbukti.

2

2

8.

Menentukan

banyaknya jumlah

mol gas jika diketahui

energy dalam gas

tersebut

Suatu balon udara berisi 1 liter

gas helium (M = 4 gram/mol).

Jika balon udara tersebut

memiliki energy dalam sebesar

7482 J dan suhu 27oC. berapa

banyak jumlah mol gas helium

tersebut dan berapakah massa

gas tersebut (R = 8,314 J/mol

K)?

Memahami masalah

Diketahui: U = 7479 J

T = 27 + 273 K = 300 K

M = 4 gram/mol

R = 8,314 J/mol K

Ditanya: n dan m gas helium

Perencanaan pemecahan masalah

2

4

Page 230: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

214

Gas helium merupakan gas monoatomic sehingga

memiliki derajat kebebasan

Melaksanakan rencana

Jadi, jumlah mol dan massa gas helium tersebut berturut-

turut adalah 2 mol dan 8 gram

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

9. Membandingkan

suatu tekanan gas

Di sebuah tempat pengisian

ban mobil terdapat 3 jenis

Memahami masalah

Diketahui: 3 jenis gas yang berbeda, yaitu oksigen,

Page 231: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

215

yang berbeda dengan

menghubungkan

tekanan dengan massa

molekul gas

pompa ban, dimana masing-

masing pompa berisi jenis gas

yang berbeda, yaitu oksigen,

nitrogen, dan karbondioksida.

Performa sebuah ban

dipengaruhi oleh tingginya

tingkat kenaikan tekanan ban

akibat perubahan suhu udara.

Semkin rendah kenaikan

tekanan gas, maka performa

ban akan lebih baik. Jikaketiga

pompa digunakan untuk

mengisi ban mobil yang akan

digunakan pada kondisi yang

sama (volume ban, tekanan dan

suhu udara luar sama), maka

performa ban gas yang diisi

dengan gas manakah yang

paling baik?

nitrogen, dan karbondioksida, (volume ban, tekanan dan

suhu udara luar sama).

Ditanya: gas yang paling baik untuk performa ban

Perencanaan pemecahan masalah

Gambaran Secara Fisika:

Perubahan tekanan berbanding lurus dengan kenaikan

suhu. Untuk jenis gas yang berbeda kenaikan suhu yang

sama akan ditentukan oleh kecepatan efektif gas.

Semakin besar kecepatan efektif gas, maka tekanan gas

juga kana semakin besar.

Jika banyak gas dan volume sama, maka tekanan

berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan gas.

Untuksetiap gas, kecepatan ditentukan oleh jenis gas yang

berbanding terbalik dengan akar masa molekul relatif gas.

Dari kesetaraan ini maka dapat disimpulkan bahwa

tekanan berbanding terbalikdengan massa molekul relatif

gas.

2

4

Page 232: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

216

Gas dengan massa molekul relatif yang lebih besar akan

mengalami penurunan tekanan yang lebih kecil.

Melaksanakan rencana

Mr O2 = 2 x 16 = 32

Mr N2 = 2 x 14 = 28

Mr CO2 = 12 + 32 = 44

Karena Mr CO2 yang paling besar maka perubahan

tekanan gas juga akan lebih kecil jika dibandingkan

dengan gas lain.

Evaluasi Jawaban

Tekanan gas O2:

Tekanan gas O2:

Tekanan gas CO2:

2

2

Page 233: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

217

Terbukti.

10.

Menentukan tekanan

suatu gas dalam

tabung jka diketahui

besar energi kinetic

gas tersebut

Suatu gas sebanyak dua mol

menempati suatu wadah yang

memiliki volume 5 liter.

Energy kinetic molekul gas

tersebut sebesar 3 x 10-21

J. jika

bilangan Avogadro = 6,02 x

1023

molekul/mol maka,

hitunglah tekanan dalam tangki

Memahami masalah

Diketahui: V = 5 liter = 5 x10-3

m3

Ek = 3 x 10-21

J

NA = 6,02 x 1023

molekul/mol

Ditanya: tekanan (P)

Perencanaan pemecahan masalah

Maka,

Untuk mencari nilai tekanan, dapat kita gunakan

persamaan:

Ingat bahwa,

Sehingga,

2

4

Page 234: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

218

Melaksanakan rencana

Jadi, tekanan pada tabung tersebut adalah

Evaluasi Jawaban

Terbukti.

2

2

Page 235: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

219

Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Indikator Angket

Model Pembelajaran TGT

Berbantuan Computer Game Jumlah

Soal Positif Negatif

1 Desain computer game 1,3 2,4 4

2

Pembelajaran fisika dengan

belajar menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan

computer game.

5,6,9,12,14 7,8,10,11,13 10

Jumlah Soal 7 7 14

Page 236: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

220

Angket Respon Siswa Terhadap

Model Pembelajaran TGT Berbantuan Computer Game

Pada Konsep Teori Kinetik Gas

Hari/Tanggal :

Jenis Kelamin : P/L

Petunjuk Pengisian : 1. Pada angket ini terdapat 15 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan baik

setiap butir pernyataan yang berkaitan dengan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran TGT berbantuan computer game.

2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan

tanda checklist (√ ) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai

dengan pendapat Anda.

3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap nilai, sehingga mohon bantuannya

untuk mengisi dengan benar.

Keterangan Pilihan Jawaban : STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

C : Cukup

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

No Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS C S SS

1 Penyajian petunjuk dalam computer game

mudah dipahami.

2 Desain yang disajikan dalam computer

game kurang menarik.

3 Soal yang disajikan dalam computer game

logis dan sistematis.

4

Soal-soal yang disajikan dalam computer

game tidak melatih kemampuan

menganalisis.

5

Belajar dengan menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer

game membuat saya tertarik belajar fisika.

6

Belajar dengan menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer

game membuat saya lebih memahami materi

fisika.

7 Model pembelajaran TGT berbantuan

computer game tidak baik digunakan pada

Page 237: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

221

materi fisika teori kinetik gas.

8

Saya merasa kesulitan mengikuti proses

pembelajaran dengan model TGT

berbantuan computer game.

9

Belajar dengan menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer

game membuat saya lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

10

Belajar dengan menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer

game tidak membuat saya lebih

bertanggungjawab terhadap kelompok saya.

11

Pembelajaran menggunakan model TGT

berbantuan computer game tidak

berpengaruh terhadap kemampuan

memahami masalah.

12

Pembelajaran menggunakan model TGT

berbantuan computer game meningkatkan

kemampuan saya dalam menganalisis.

13

Pembelajaran menggunakan model

pembelajaran TGT berbantuan computer

game tidak berpengaruh terhadap

kemampuan merencanakan solusi

penyelesaian masalah.

14

Pembelajaran teori kinetik gas

menggunakan model pembelajaran TGT

berbantuan computer game berpengaruh

terhadap kemampuan pemecahan masalah.

Page 238: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

222

Uji Validasi Instrumen Nontes (Angket Respon Siswa)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1 Pengembangan indikator dari

setiap tahap pembelajaran

2 Perwakilan semua tahap

pembelajaran oleh indikator yang

dikembangkan

3 Penilaian terhadap tiap-tiap

indikator

4 Pemilihan kata dan kalimat dalam

pengembangan indikator

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa

yang digunakan

Saran:

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

Ciputat, Mei 2017

Penguji Validitas

Dosen Pembimbing

Dwi Nanto, Ph.D

NIP. 19790319 200901 1 009

Page 239: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

223

Page 240: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

224

Page 241: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

225

Page 242: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

226

Page 243: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

227

LAMPIRAN C

Instrumen Penelitian

1. Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

2. Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

3. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

4. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

5. Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

6. Uji Hipotesis Data Pretest dan Data Posttest

7. Data Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

8. Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

9. Hasil Angket Respon Siswa

Page 244: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

228

Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Siswa Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 3 16

2 14 3

3 12 18

4 13 6

5 12 20

6 11 12

7 11 13

8 15 22

9 23 20

10 13 20

11 8 7

12 23 7

13 11 11

14 23 3

15 11 13

16 15 16

17 23 6

18 11 6

19 14 11

20 15 16

21 - 11

Rata-rata 14,05 12,14

SD 5,33 5,92

Nilai Tertinggi 23 22

Nilai Terendah 3 3

Page 245: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

229

Page 246: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

230

Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Siswa Posttest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 39 75

2 61 66

3 60 69

4 65 69

5 52 52

6 43 66

7 75 78

8 58 78

9 46 56

10 52 56

11 54 54

12 54 54

13 38 50

14 35 53

15 52 50

16 57 66

17 58 50

18 61 59

19 58 66

20 59 69

21 - 68

Rata-rata 53,85 62,10

SD 9,78 9,35

Nilai Tertinggi 75 78

Nilai Terendah 35 50

Page 247: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

231

Page 248: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

232

Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol

UJI NORMALITAS DATA MENGGUNAKAN UJI LILIEFORS

NO x f Fk FX x(x-mean) x^2 fx^2 Zi Z Tabel f(z) s(z) |f(z)-s(z)|

1 3 3 1 1 1 1 3 -33,15 9 9 -2,07475 -2,0747 0,4808 0,019005 0,0192 0,05 0,05 0,0309949 0,0308

2 8 8 1 1 2 2 8 -48,4 64 64 -1,13595 -1,1359 0,3708 0,127989 0,1292 0,1 0,1 0,0279894 0,0292

3 11

11

1

5

3

7 55 -33,55 121 3025

-0,57267

-0,5727 0,2157

0,283435

0,2843

0,15

0,35

0,133435

0,0657

4 11 1 4 -0,57267 0,283435 0,2 0,083435

5 11 1 5 -0,57267 0,283435 0,25 0,033435

6 11 1 6 -0,57267 0,283435 0,3 0,016565

7 11 1 7 -0,57267 0,283435 0,35 0,066565

8 12 12

1 2

8 9 24 -24,6 144 576

-0,38491 -0,3849 0,148

0,350153 0,352

0,4 0,45

0,049847 0,098

9 12 1 9 -0,38491 0,350153 0,45 0,099847

10 13 13

1 2

10 11 26 -13,65 169 676

-0,19715 -0,1971 0,0753

0,421856 0,4247

0,5 0,55

0,078144 0,1253

11 13 1 11 -0,19715 0,421856 0,55 0,128144

12 14 14

1 2

12 13 28 -0,7 196 784

-0,00939 -0,0094 0

0,496255 0,5

0,6 0,65

0,1037452 0,15

13 14 1 13 -0,00939 0,496255 0,65 0,1537452

14 15

15

1

3

14

16 45 14,25 225 2025

0,178372

0,17837 0,0675

0,570784

0,5675

0,7

0,8

0,1292155

0,2325 15 15 1 15 0,178372 0,570784 0,75 0,1792155

16 15 1 16 0,178372 0,570784 0,8 0,2292155

17 23

23

1

4

17

20 92 205,85 529 8464

1,68045

1,68045 0,4535

0,953565

0,9535

0,85

1

0,1035651

0,0465 18 23 1 18 1,68045 0,953565 0,9 0,0535651

19 23 1 19 1,68045 0,953565 0,95 0,0035651

20 23 1 20 1,68045 0,953565 1 0,0464349

Page 249: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

233

MEAN MEDIAN

APABILA L HITUNG < L TABEL MAKA SAMPEL BERASAL DARI POPULASI YANG

BERDISTRIBUSI NORMAL

14,05 13

L HITUNG ADALAH NILAI TERBESAR DARI |f(z)-s(z)|, SEDANGKAN L TABEL BERASAL DARI 0,886/√n

SD MODUS

5,326 11

Berdasarkan data di atas, maka L hitung adalah 0,2325 sedangkan L tabel adalah 0,1981156.

dengan demikian, data tersebut tidak berdistribusi normal

Page 250: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

234

Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen

OLAH DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN

UJI NORMALITAS DATA MENGGUNAKAN UJI LILIEFORS

NO x f Fk FX x(x-mean) x^2 fx^2 Zi Z Tabel f(z) s(z) |f(z)-s(z)|

1 3 3

1 2

1 2 6 -27,428571 9 36

-1,54479 -1,5448 0,4382

0,061198 0,0618

0,048 0,1

0,0135789 0,03344

2 3 1 2 -1,54479 0,061198 0,095 0,0340401

3 6

6

1

3

3

5 18 -36,857143 36 324

-1,03791

-1,0379 0,3485

0,149656

0,1515

0,143

0,24

0,0067991

0,0866 4 6 1 4 -1,03791 0,149656 0,19 0,0408199

5 6 1 5 -1,03791 0,149656 0,238 0,088439

6 7 7

1 2

6 7 14 -36 49 196

-0,86895 -0,8689 0,3051

0,192438 0,1949

0,286 0,33

0,0932762 0,13843

7 7 1 7 -0,86895 0,192438 0,333 0,1408953

8 11

11

1

4

8

11 44 -12,571429 121 1936

-0,1931

-0,1931 0.0753

0,423441

0,4247

0,381

0,52

0,0424882

0,09911 9 11 1 9 -0,1931 0,423441 0,429 0,0051308

10 11 1 10 -0,1931 0,423441 0,476 0,0527499

11 11 1 11 -0,1931 0,423441 0,524 0,1003689

12 12 12 1 1 12 12 12 -1,7142857 144 144 -0,02414 -0,0241 0,008 0,490371 0,492 0,571 0,57 0,0810571 0,07943

13 13 13 1 1 13 13 13 11,1428571 169 169 0,144824 0,14482 0,0557 0,557575 0,5557 0,619 0,62 0,0614723 0,06335

14 16

16

1

3

14

16 48 61,7142857 256 2304

0,65171

0,65171 0,2422

0,742706

0,7422

0,667

0,76

0,0760393

0,0197 15 16 1 15 0,65171 0,742706 0,714 0,0284202

16 16 1 16 0,65171 0,742706 0,762 0,0191988

17 18 18 1 1 17 17 18 105,428571 324 324 0,989634 0,98963 0,3365 0,838823 0,8365 0,81 0,81 0,0292997 0,02698

18 20

20

1

3

18

20 60 157,142857 400 3600

1,327558

1,32756 0,4066

0,907838

0,9066

0,857

0,95

0,050695

0,04578 19 20 1 19 1,327558 0,907838 0,905 0,003076

20 20 1 20 1,327558 0,907838 0,952 0,0445431

Page 251: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

235

21 22 22 1 1 21 21 22 216,857143 484 484 1,665482 1,66548 0,4515 0,952092 0,9515 1 1 0,0479084 0,0485

JUMLAH

21

255

MEAN MEDIAN

APABILA L HITUNG < L TABEL MAKA SAMPEL BERASAL DARI POPULASI YANG BERDISTRIBUSI NORMAL

12,14 11

L HITUNG ADALAH NILAI TERBESAR DARI |f(z)-s(z)|, SEDANGKAN L TABEL BERASAL DARI 0,886/√n

SD MODUS

Berdasarkan data di atas, maka L hitung adalah 0,1408952 sedangkan L tabel adalah 0,193365.

5,918 11

dengan demikian, data tersebut berdistribusi normal

Page 252: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

236

α = 5% = 0,05

Kesimpulan:

Pretest kelas eksperimen, α < sig. = 0,05 < 0,2, maka sampel berdistribusi normal

Pretest kelas kontrol, α > sig. = 0,05 > 0,007, maka sampel berdistribusi tidak

normal

Page 253: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

237

Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol

OLAH DATA POSTTEST KELAS KONTROL

UJI NORMALITAS DATA MENGGUNAKAN UJI LILIEFORS

NO x f Fk FX x(x-mean) x^2 fx^2 Zi Z Tabel f(z) s(z) |f(z)-s(z)|

1 35 35 1 1 1 1 35 -659,75 1225 1225 -1,92781 -1,92781 0,4726 0,026939 0,0274 0,05 0,05 0,023061 0,0226

2 38 38 1 1 2 2 38 -602,3 1444 1444 -1,621 -1,621 0,4474 0,052509 0,0526 0,1 0,1 0,047491 0,0474

3 39 39 1 1 3 3 39 -579,15 1521 1521 -1,51873 -1,51873 0,4345 0,064416 0,0655 0,15 0,15 0,085584 0,0845

4 43 43 1 1 4 4 43 -466,55 1849 1849 -1,10964 -1,10964 0,3643 0,133577 0,1357 0,2 0,2 0,066423 0,0643

5 46 46 1 1 5 5 46 -361,1 2116 2116 -0,80283 -0,80283 0,2881 0,211037 0,2119 0,25 0,25 0,038963 0,0381

6 52

52

1

3

6

8 156 -96,2 2704 24336

-0,1892

-0,1892 0,0714

0,424967

0,4286

0,3

0,4

0,124967

0,0286 7 52 1 7 -0,1892 0,424967 0,35 0,074967

8 52 1 8 -0,1892 0,424967 0,4 0,024967

9 54 54

1 2

9 10 108 8,1 2916 11664

0,015341 0,015341 0,004

0,50612 0,504

0,45 0,5

0,05612 0,004

10 54 1 10 0,015341 0,50612 0,5 0,00612

11 57 57 1 1 11 11 57 179,55 3249 3249 0,322154 0,322154 0,1255 0,626332 0,6255 0,55 0,55 0,076332 0,0755

12 58

58

1

3

12

14 174 240,7 3364 30276

0,424425

0,424425 0,1628

0,664372

0,6628

0,6

0,7

0,064372

0,0372 13 58 1 13 0,424425 0,664372 0,65 0,014372

14 58 1 14 0,424425 0,664372 0,7 0,035628

15 59 59 1 1 15 15 59 303,85 3481 3481 0,526696 0,526696 0,1985 0,700798 0,6985 0,75 0,75 0,049202 0,0515

16 60 60 1 1 16 16 60 369 3600 3600 0,628968 0,628968 0,2324 0,735315 0,7324 0,8 0,8 0,064685 0,0676

17 61 61

1 2

17 18 122 436,15 3721 14884

0,731239 0,731239 0,2673

0,767683 0,7673

0,85 0,9

0,082317 0,1327

18 61 1 18 0,731239 0,767683 0,9 0,132317

19 65 65 1 1 19 19 65 724,75 4225 4225 1,140323 1,140323 0,3729 0,872924 0,8729 0,95 0,95 0,077076 0,0771

20 75 75 1 1 20 20 75 1586,25 5625 5625 2,163035 2,163035 0,4846 0,984731 0,9846 1 1 0,015269 0,0154

Page 254: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

238

MEAN MEDIAN

APABILA L HITUNG < L TABEL MAKA SAMPEL BERASAL DARI POPULASI YANG BERDISTRIBUSI NORMAL

53,9 55,5

L HITUNG ADALAH NILAI TERBESAR DARI |f(z)-s(z)|, SEDANGKAN L TABEL BERASAL DARI 0,886/√n

SD MODUS

Berdasarkan data di atas, maka L hitung adalah 0,1327 sedangkan L tabel adalah 0,1981156.

9,78 52

dengan demikian, data tersebut berdistribusi normal

Page 255: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

239

Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen

OLAH DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

UJI NORMALITAS DATA MENGGUNAKAN UJI LILIEFORS

NO x f Fk FX x(x-mean) x^2 fx^2 Zi Z Tabel f(z) s(z) |f(z)-s(z)|

1 50

50

1

3

1

3 150 -604,762 2500 22500

-1,29311

-1,29311 0,4015

0,097987

0,0985

0,0476

0,143

0,050368

0,04436 2 50 1 2 -1,29311 0,097987 0,0952 0,002749

3 50 1 3 -1,29311 0,097987 0,1429 0,04487

4 52 52 1 1 4 4 52 -524,952 2704 2704 -1,07929 -1,07929 0,3577 0,14023 0,1423 0,1905 0,19 0,050246 0,04818

5 53 53 1 1 5 5 53 -482,048 2809 2809 -0,97237 -0,97237 0,334 0,165432 0,166 0,2381 0,238 0,072663 0,0721

6 54 54

1 2

6 7 108 -437,143 2916 11664

-0,86546 -0,86546 0,3051

0,193392 0,1949

0,2857 0,333

0,092322 0,13843

7 54 1 7 -0,86546 0,193392 0,3333 0,139941

8 56 56

1 2

8 9 112 -341,333 3136 12544

-0,65164 -0,65164 0,2422

0,257315 0,2578

0,381 0,429

0,123637 0,17077

9 56 1 9 -0,65164 0,257315 0,4286 0,171256

10 59 59 1 1 10 10 59 -182,619 3481 3481 -0,33091 -0,33091 0,1293 0,370355 0,3707 0,4762 0,476 0,105835 0,10549

11 66

66

1

4

11

14 264 257,7143 4356 69696

0,417459

0,417459 0,1591

0,661829

0,6591

0,5238

0,667

0,138019

0,00757 12 66 1 12 0,417459 0,661829 0,5714 0,0904

13 66 1 13 0,417459 0,661829 0,619 0,042781

14 66 1 14 0,417459 0,661829 0,6667 0,004838

15 68 68 1 1 15 15 68 401,5238 4624 4624 0,63128 0,63128 0,2357 0,736071 0,7357 0,7143 0,714 0,021786 0,02141

16 69

69

1

3

16

18 207 476,4286 4761 42849

0,73819

0,73819 0,2673

0,769801

0,7673

0,7619

0,857

0,007896

0,08984 17 69 1 17 0,73819 0,769801 0,8095 0,039723

18 69 1 18 0,73819 0,769801 0,8571 0,087342

19 75 75 1 1 19 19 75 967,8571 5625 5625 1,379652 1,379652 0,4147 0,916153 0,9147 0,9048 0,905 0,011391 0,00994

20 78 78

1 2

20 21 156 1240,571 6084 24336

1,700383 1,700383 0,4554

0,955471 0,9554

0,9524 1

0,00309 0,0446

21 78 1 21 1,700383 0,955471 1 0,044529

Page 256: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

240

MEAN MEDIAN

APABILA L HITUNG < L TABEL MAKA SAMPEL BERASAL DARI POPULASI YANG BERDISTRIBUSI NORMAL

62,1 66

L HITUNG ADALAH NILAI TERBESAR DARI |f(z)-s(z)|, SEDANGKAN L TABEL BERASAL DARI 0,886/√n

SD MODUS

Berdasarkan data di atas, maka L hitung adalah 0,17125 sedangkan L tabel adalah 0,193365.

9,35 66

dengan demikian, data tersebut berdistribusi normal

Page 257: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

241

α = 5% = 0,05

Kesimpulan:

Pretest kelas eksperimen, α < sig. = 0,05 < 0,057; maka sampel berdistribusi

normal

Pretest kelas kontrol, α < sig. = 0,05 < 0,110; maka sampel berdistribusi normal

Page 258: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

242

Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pretest

Test of Homogeneity of Variances

nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.067 1 39 .797

Posttest

Test of Homogeneity of Variances

nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.005 1 39 .946

α = 5% = 0,05

Kesimpulan:

Pretest, tingkat signifikansi (α) < nilai sig. SPSS = 0,05 < 0,797, maka sampel

berasal dari populasi yang homogen

Posttest, tingkat signifikansi (α) < nilai sig. SPSS = 0,05 < 0,946, maka sampel

berasal dari populasi yang homogen

Page 259: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

243

Uji Hipotesis Data Pretest

Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan bantuan software

SPSS, dengan hasil sebagai berikut:

Analisa:

H0 = Penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan computer game tidak

terbukti berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

H1 = Penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan computer game terbukti

berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

Jika Sig.(2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika Sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Kesimpulan:

Nilai Sig.(2-tailed)(0,293) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Page 260: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

244

Uji Hipotesis Data Posttest

Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan bantuan software

SPSS, dengan hasil sebagai berikut:

Analisa:

H0 = Penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan computer game tidak

terbukti berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

H1 = Penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan computer game terbukti

berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

Jika Sig.(2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika Sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Kesimpulan:

Nilai Sig.(2-tailed)(0,009) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Page 261: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

245

Data Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

1. Perhitungan Nilai Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pretest Kelas Kontrol

Page 262: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

246

2. Perhitungan Nilai Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pretest Kelas Eksperimen

Page 263: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

247

3. Perhitungan Nilai Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Posttest Kelas Kontrol

Page 264: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

248

4. Perhitungan Nilai Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Posttest Kelas Eksperimen

Page 265: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

249

Rekapitulasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Kelas Kontrol

PRETEST KPM SISWA KELAS KONTROL

POSTTEST KPM SISWA KELAS KONTROL

INDIKATOR I II III IV

INDIKATOR I II III IV JUMLAH 247 30 0 0

JUMLAH 331 490 251 1

RATA-RATA 24,7 3 0 0

RATA-RATA 24,7 3 0 0,1 PERSENTASE 61,75% 3,75% 0% 0%

PERSENTASE 82,75% 61,25% 31,375% 0,25%

Kelas Eksperimen

PRETEST KPM SISWA KELAS EKSPERIMEN

POSTTEST KPM SISWA KELAS EKSPERIMEN

INDIKATOR I II III IV

INDIKATOR I II III IV

JUMLAH 91 8 6 0

JUMLAH 290 616 240 0

RATA-RATA 9,1 0,8 0,6 0

RATA-RATA 29 61,6 24 0

PERSENTASE 20,69% 0,95% 0,71% 0%

PERSENTASE 66% 73,3% 28,57% 0%

Page 266: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

250

Uji N-Gain

Data Kelas Kontrol

Indikator Pretest

(X1)

Posttest

(X2) X2 - X1 Nilai Maks - X1 N-Gain

I 61,75 82,75 21 38,25 0,54902

II 3,75 61,25 57,5 96,25

0,59740

3

III 0 62,75 62,75 100 0,6275

IV 0 0,25 0,25 100 0,0025

Data Kelas Eksperimen

INDIKATOR PRETEST

(X1) POSTTEST

(X2) X2 - X1 NILAI MAKS - X1 N-GAIN

I 55 79,05 24,05 45 0,534444

II 1,31 79,17 77,86 98,69 0,788935

III 1,43 74,28 72,85 98,57 0,739069

IV 0 0 0 100 0

Page 267: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

251

Tabel N-Gain Kelas Kontrol

NO Pretest

(X1) Posttest

(X2) d = X2-X1

skor ideal - pretest

N-gain Ket

1 3 39 36 97 0,371134 Sedang

2 14 61 47 86 0,546512 Sedang

3 12 60 48 88 0,545455 Sedang

4 13 65 52 87 0,597701 Sedang

5 12 52 40 88 0,454545 Sedang

6 11 43 32 89 0,359551 Sedang

7 11 75 64 89 0,719101 Tinggi

8 15 58 43 85 0,505882 Sedang

9 23 46 23 77 0,298701 Sedang

10 13 52 39 87 0,448276 Sedang

11 8 54 46 92 0,5 Sedang

12 23 54 31 77 0,402597 Sedang

13 11 38 27 89 0,303371 Sedang

14 23 35 12 77 0,155844 Rendah

15 11 52 41 89 0,460674 Sedang

16 15 57 42 85 0,494118 Sedang

17 23 58 35 77 0,454545 Sedang

18 11 61 50 89 0,561798 Sedang

19 14 58 44 86 0,511628 Sedang

20 15 59 44 85 0,517647 Sedang

RATA-RATA 0,460454 Sedang

Page 268: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

252

Tabel N-Gain Kelas Eksperimen

NO Pretest

(X1) Posttest

(X2) d = X2-X1

skor ideal - pretest

N-gain Ket

1 16 75 59 84 0,702381 Tinggi

2 3 66 63 97 0,649485 Sedang

3 18 69 51 82 0,621951 Sedang

4 6 69 63 94 0,670213 Sedang

5 20 52 32 80 0,4 Sedang

6 12 66 54 88 0,613636 Sedang

7 13 78 65 87 0,747126 Tinggi

8 22 78 56 78 0,717949 Tinggi

9 20 56 36 80 0,45 Sedang

10 20 56 36 80 0,45 Sedang

11 7 54 47 93 0,505376 Sedang

12 7 54 47 93 0,505376 Sedang

13 11 50 39 89 0,438202 Sedang

14 3 53 50 97 0,515464 Sedang

15 13 50 37 87 0,425287 Sedang

16 16 66 50 84 0,595238 Sedang

17 6 50 44 94 0,468085 Sedang

18 6 59 53 94 0,56383 Sedang

19 11 66 55 89 0,617978 Sedang

20 16 69 53 84 0,630952 Sedang

21 11 68 57 89 0,640449 Sedang

RATA-RATA 0,517128 Sedang

Page 269: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

253

Data Hasil Angket Respon Siswa

Responden Indikator

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 47

2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 46

3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 53

4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 51

5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 43

6 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 46

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

8 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 52

9 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 4 3 3 54

10 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 48

11 5 3 3 3 4 3 3 4 4 4 5 3 3 3 50

12 5 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 3 3 3 51

13 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 47

14 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 46

15 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 53

16 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 51

17 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 43

18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 46

19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

20 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 52

Jumlah 73 66 65 68 65 71 70 72 69 78 73 63 64 66

Page 270: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

254

Persentase 73% 66% 65% 68% 65% 71% 70% 72% 69% 78% 73% 63% 64% 66%

Rata-rata 68,79%

Page 271: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

255

LAMPIRAN D

SURAT-SURAT PENELITIAN

4. Surat Permohonan Izin Penelitian

5. Surat Keterangan Penelitian

Page 272: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

256

Page 273: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

257

Page 274: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

258

LAMPIRAN E

LAIN-LAIN

1. PrintScreen Computer Game

2. Lembar Uji Referensi

3. Biodata Penulis

Page 275: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

259

Print Screen Computer Game

Page 276: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

260

UJI REFERENSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN COMPUTER GAME

TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA KONSEP TEORI KINETIK GAS

Page 277: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

261

Page 278: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

262

Page 279: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

263

Page 280: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

264

Page 281: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

265

Page 282: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

266

Page 283: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43735/2/KHAIRINI LUTFI-FITK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

267

BIODATA PENULIS

KHAIRINI LUTFI. Anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Mukhirin dan Tati Nuryati. Lahir di Tasikmalaya

pada tanggal 11 Mei 1994 dan bertempat tinggal di

Perumahan Sasmita Loka No. 59 RT 002/04 Pamulang Barat,

Tangerang Selatan.

Riwayat Pendidikan. Telah menyelesaikan pendidikan di SD

DUA MEI Ciputat pada tahun 2006, MTs Negeri 3 Jakarta

pada tahun 2009, dan MA Negeri 4 Jakarta pada tahun 2012. Memulai pendidikan

tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur SPMB

MANDIRI pada tahun 2012, diterima di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika.