repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46302/1/neng...

242
i PEMANFAATAN OBJEK WISATA GUNUNG PADANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Neng Dhea Sayyidah Nafisah NIM: 1114015000041 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: others

Post on 19-Oct-2019

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PEMANFAATAN OBJEK WISATA GUNUNG PADANG

SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI

(Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Neng Dhea Sayyidah Nafisah

NIM: 1114015000041

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

ii

iii

iv

v

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Neng Dhea Sayyidah Nafisah

NIM : 11140150000041

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/Geografi

Alamat : Kp. Cipadang Rt 01/05 Desa Bangbayang Kecamatan Gekbrong

Kabupaten Cianjur Jawa Barat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang

Sebagai Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Cianjur) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I : Andri Noor Ardiansyah, M. Si

NIP : 19840312 201503 100 2

Nama Pembimbing II : Anissa Windarti, M. Sc

NIP : 19820802 201101 2 005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

s

vi

ABSTRAK

Neng Dhea Sayyidah Nafisah (11140150000041). Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul

Skripsi “Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang Sebagai Sumber

Belajar Geografi” Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur

Pemanfaatan objek wisata sebagai sumber belajar sangat diperlukan,

karena dalam mencapai langkah pembelajaran geografi salah satunya adalah

dengan memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar. Objek wisata

alam dalam penelitian ini sama halnya dengan memanfaatkan alam sekitar dalam

proses pembelajaran.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana

pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini yang

menjadi objek penelitian adalah peserta didik kelas X IPS 1. Pengumpulan data

diawali dari mewawancarai informan dan berhenti sampai menghasilkan titik

jenuh.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi partisipan,

wawancara terbuka dan dokumentasi. Untuk mengetahui manfaat objek wisata

sebagai sumber belajar, peneliti mewawancara siswa sebelum dan setelah

melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.

Hasil analisis menunjukkan, objek wisata Gunung Padang sebagai sumber

belajar geografi sangat bermanfaat, karena dapat menambah serta memperluas

wawasan dan ilmu pengetahuan, siswa lebih memahami materi karena

mempraktikkan dan melihat objek secara langsung, siswa jadi mengetahui jenis

batuan dan karakteristik tanah di objek wisata Gunung Padang, siswa merasa

senang karena belajar di alam dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dapat

disimpulkan bahwa, setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

Padang respon siswa terhadap pembelajaran geografi adalah sangat baik.

Kata Kunci: Gunung Padang, Objek Wisata, Pembelajaran Geografi, Siswa,

Sumber Belajar

i

ii

ABSTRACT

Neng Dhea Sayyidah Nafisah (11140150000041). Department of Social

Sciences Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. The Title of

this study is "Utilization of Gunung Padang Tourism Object as a Source of

Geography Learning" Case Study: Class X of SMA Negeri 1 Cianjur

Utilization of tourism object as a source of learning is very necessary,

because in achieving the steps of geography learning, one of them is by utilizing

the natural environment as a learning resource. Natural tourism in this study is

similar to utilizing the natural surroundings in the learning process. This study

analyzes how to utilise of Gunung Padang as a source of geography learning.

The study uses a qualitative method. The object of the study is the students

of X IPS 1. Collecting data is started by interviewing the informant and stopping

the interview after getting the boredom point. The instruments used in this study,

are participant observations, open interviews, and documentations. To find out

the benefits of tourism object as a learning resource, researcher interviewed

students before and after conducting the lessons in Gunung Padang.

The result of this study showed that Gunung Padang tourism object as a

learning source is very useful, due to it enriches knowledge and elevate science,

besides the students more understand the lessons because of practicing and seeing

the object directly, further the students find out kinds of stones and characteristics

of soils in Gunung Padang tourism object, then the students are very delightful of

learning in the nature and the lessons become valuable. It can be concluded that,

after conducting lessons ini Gunung Padang tourism object, the response of the

students to Geographic learning is very good.

Keywords: Gunung Padang, Tourism Object, Learning Geography, Students,

Learning Resources

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT, karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang Sebagai

Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)”,

untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa pula shalawat serta salam semoga selalu

dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing

umat manusia dari jalan jahiliyah menuju jalan yang terang benderang dengan

Agama Islam yang dibawanya menjadi penyelamat dan mengantarkan

pemeluknya menuju kedamaian di dunia maupun di akhirat.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang

telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dari penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, yang senantiasa memberikan banyak perhatian dan

motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir di sela-sela kesibukannya.

3. Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang

telah membantu peneliti selama perkuliahan dari awal semester sampai

akhir.

4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., dan Ibu Annisa Windarti, M.Sc.,

selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk terus membantu dalam membimbing sampai selesainya

penulisan skripsi.

iv

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis

menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

6. Kedua orang tua saya yang saya cintai, H. Asep Ali Idrus dan Hj. Deuis

Hodifah, yang telah membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh

kasih sayang, yang tidak pernah henti membantu mendoakan, memotivasi,

dan selalu siap dikala penulis kesulitan. Terimakasih karena telah menjadi

satu-satunya alasan penulis untuk berjuang sampai saat ini.

7. Neng Defa Alwiyyah Idrus dan Muhammad Raja Al-Idrus kedua adik

yang penulis cintai yang selalu menjadi penyemangat penulis dan selalu

siap membantu dikala penulis kesulitan.

8. Kepala SMA Negeri 1 Cianjur Bapak Haruman Taufik K., S.Pd,MM.Pd,

serta guru geografi Muhammad Luthfi, S.Pd dan Dra. Elly Tri Harjaniserta

siswa kelas X IPS 1 yang telah membantu penulis dalam melakukan

penelitian hingga selesai.

9. Ketua pengelola objek wisata Gunung Padang, Bapak Nanang, serta

pengelola lainnya, terimakasih karena sudah menjadi bagian dari

kelancaran penelitian ini berlangsung.

10. Dadam Hudaya dan Dede Udayana sebagai paman penulis, terimakasih

atas bantuan-bantuan yang telah kalian berikan.

11. Teman-teman seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial, banyak pengalaman yang bisa saya petik dari HMJ,

posisi sebagai Menteri Kewirausahaan membuat saya belajar memanage

uang, selalu kreatif dalam berwirausaha dan menambah pencerahan dalam

sebuah arti kehidupan.

12. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah, Cabang Ciputat, tempat

saya belajar berorganisasi dan berpolitik, tempat menemba ilmu selain

kampus.

13. Sahabat-sahabatku semasa duduk di bangku SMP hingga saat ini, Runni

Sus Meirulita, Wita Pratiwi, Resty Hastyana Osie dan Devi Sulistiawati,

terimakasih atas kerelaan hati meluangkan waktunya, membantu dan

menemani penulis.

v

14. Sahabat-sahabatku semasa duduk di bangku SMA hingga saat ini, Vina

Rufaidah, Intan Nurlita, Defitri Nur Oktaviani dan Shylcka Sofiana

Rustandi, terimakasih telah membantu penulis dalam mengurus surat-

menyurat penelitian ke sekolah dan selalu mendukung penulis agar cepat

lulus. Terimakasih juga kepada Olga Almanda dan Hilda Zayyida yang

selalu ada ketika penulis butuhkan dan menjadi keluarga kedua ketika

penulis jauh dari keluarga di rumah.

15. Sahabat kelasku Rahmawati dan Dara Intan, terimakasih sudah

meluangkan waktunya untuk ikut membantu peneliti membawa siswa ke

objek wisata Gunung Padang, dan terimakasih juga kepada sahabatku

Hanna Fadlillah, Diah Ayu Mutiah, Rizky Fauziah Ulfah dan Aisyah

terimakasih sudah membantu peneliti dan selalu mengingatkan peneliti

agar tetap semangat menggarap skripsi.

16. Kakak tingkatku Ibrahim Azzis, Qonita Surayya dan Via Oktavia

terimakasih karena selalu membantu dan mendukung penulis agar skripsi

cepat selesai.

17. Teman kosanku Khoerunnisa dan Sindi Alwiyah, terimakasih atas canda

tawa selama ini, terimakasih selalu mendukung penulis hingga saat ini.

18. Teman PPKT-ku, Eka, Shabrina, Nurma, Dinan, Alfi, Dzulfa, Asiyah, Esy,

Sobah, Rani, Tyas, Fifit, Elsa dan Suta, terimakasih karena kalian selalu

mendukung dan mendoakan satu sama lain, terimakasih juga karena

kalian, kini penulis memiliki teman baru dan semoga pertemanan ini tetap

terjaga sampai tua nanti.

19. Teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terkhusus kelas

C (Geografi) angakatan 2014 atas kekompakannya selama ini, baik itu

pada saat belajar ataupun di luar jam kuliah.

20. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT,

membalas semua kebaikan.

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan

karena Allah SWT, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini.

vi

Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu

peneliti memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta bagi masyarakat.

Jakarta, 16 Oktober 2018

Penulis

Neng Dhea Sayyidah Nafisah

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TAABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

D. Perumusan Masalah . .......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................ 9

1. Pemanfaatan .................................................................................. 9

2. Sumber Belajar .............................................................................. 10

a. Teori Belajar............................................................................. 10

b. Pengertian Sumber Belajar ...................................................... 13

c. Fungsi Sumber Belajar ............................................................ 14

d. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber .................................... 15

e. Bentuk-Bentuk Belajar ............................................................ 17

viii

f. Unsur-Unsur Belajar ............................................................... 18

g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........................... 19

h. Klasifikasi Sumber Belajar ..................................................... 20

i. Jenis-Jenis Belajar ................................................................... 21

j. Gaya Belajar ............................................................................ 22

k. Manfaat Sumber Belajar ......................................................... 23

l. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................................ 24

m. Objek Wisata Sebagai Sumber Belajar .................................. 25

3. Objek Wisata Gunung Padang ...................................................... 26

a. Pengertian Objek Wisata ......................................................... 26

b. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) ................................. 27

c. Manfaat Kepariwisataan .......................................................... 29

d. Manfaat Wisata Alam Bagi Pendidikan .................................. 31

e. Gunung Padang ....................................................................... 31

f. Konstruksi Punden Berundak Gunung Padang ....................... 32

g. Struktur Batuan ....................................................................... 33

h. Hasil Ekskavasi Pundek Berundak Batuan Gunung Padang ... 34

i. Fungsi Objek Wisata Gunung Padang .................................... 35

4. Geografi ......................................................................................... 36

a. Pengertian Geografi ................................................................ 36

b. Objek Studi Geografi .............................................................. 37

c. Ruang Lingkup Geografi ......................................................... 38

d. Lithosfer .................................................................................. 38

e. Pedhosfer ................................................................................. 41

5. Penelitian Relevan ......................................................................... 42

6. Kerangka Berfikir .......................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 47

B. Metodologi .......................................................................................... 48

C. Sumber Data ........................................................................................ 49

ix

D. Objek Penelitian ................................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 50

F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 52

G. Tahap Pengolahan Data ....................................................................... 59

H. Rencana Pengujian Keabsahan Data ................................................... 59

I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat .................................................................................... 63

1. SMA Negeri 1 Cianjur ................................................................. 63

2. Gunung Padang ............................................................................ 67

3. Deskripsi Data .............................................................................. 73

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 76

1. Hasil Wawancara ........................................................................... 76

a. Guru ........................................................................................ 76

b. Siswa ....................................................................................... 82

c. Pengelola ................................................................................. 91

2. Hasil Observasi Siswa ................................................................... 97

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 110

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 115

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 117

B. Implikasi .............................................................................................. 118

C. Saran .................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 120

LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ..................................................................... 44

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ........................................................................ 48

Tabel 3.2 Pedoman Obsevasi Objek Wisata Gunung Padang ................... 52

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ......................................... 53

Table 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ................................................ 54

Tabel 3.5 Instrumen Wawancara ............................................................... 56

Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang ....... 70

Tabel 4.2 Tiket Masuk Objek Wisata Gunung Padang .............................. 71

Tabel 4.3 Observasi Jenis Batuan Gunung Padang ................................... 97

Tabel 4.4 Penentuan Sifat Fisika Tanah .................................................... 99

Tabel 4.5 Penentuan Sifat Kimia Tanah .................................................... 100

Tabel 4.6 Penentuan Sifat Biologi Tanah .................................................. 103

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................. 46

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ...................................................... 47

Gambar 3.2 Teknik Analisis Data Model Interaktif ............................. 62

Gambar 4.1 Peta Lokasi SMA Negeri 1 Cianjur .................................. 63

Gambar 4.2 Sekolah SMA Negeri 1 Cianjur ........................................ 64

Gambar 4.3 Peta Lokasi Gunung Padang ............................................. 67

Gambar 4.4 Peta Geologi Gunung Padang ........................................... 68

Gambar 4.5 Gunung Padang ................................................................ 68

Gambar 4.6 Teras 1 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.7 Teras 2 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.8 Teras 3 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.9 Teras 4 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.10 Teras 5 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.11 Pertemuan Pertama ........................................................... 73

Gambar 4.12 Pertemuan Kedua ............................................................. 74

Gambar 4.13 Sebelum Berangkat Menuju Gunung Padang ................. 74

Gambar 4.14 Penelitian Pertama oleh Kelompok 1 ............................... 103

Gambar 4.15 Penelitian Kedua oleh Kelompok 1 .................................. 104

Gambar 4.16 Penelitian Pertama oleh Kelompok 2 ............................... 105

xii

Gambar 4.17 Penelitian Kedua oleh Kelompok 2 .................................. 105

Gambar 4.18 Penelitian Pertama oleh Kelompok 3 ............................... 106

Gambar 4.19 Penelitian Kedua oleh Kelompok 3 .................................. 107

Gambar 4.20 Penelitian Pertama oleh Kelompok 4 ............................... 107

Gambar 4.21 Penelitian Kedua oleh Kelompok 4 .................................. 108

Gambar 4.22 Penelitian Pertama oleh Kelompok 5 ............................... 109

Gambar 4.23 Penelitian Kedua oleh Kelompok 5 .................................. 109

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Referensi

Lampiran 2 Profil Sekolah

Lampiran 3 Lembar Wawancara Siswa Sebelum Penelitian

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 5 Buku Panduan

Lampiran 6 Pedoman Observasi Aktivitas Mengajar

Lampiran 7 Lembar Observasi Objek Wisata Gunung Padang

Lampiran 8 Lembar Wawancara Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

Lampiran 9 Lembar Wawancara Guru Geografi SMA Negeri 1 Cianjur

Lampiran 10 Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian

Lampiran 11 Dokumentasi

Lampiran 12 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 14 Surat Perijinan Siswa

Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 16 Biodata Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan menjadi suatu landasan dalam

pembentukan pribadi manusia. Namun demikian, pada kenyataannya

pendidikan di negara kita (Indonesia) masih rendah jika dibandingkan dengan

negara-negara lain. Oleh karena itu, rendahnya mutu pendidikan bisa dilihat

dari maju atau tidaknya suatu negara.

Seiring berkembangnya zaman dengan teknologi semakin maju

hendaknya seseorang di masa kini bisa lebih megedepankan pendidikannya

agar mampu menguasai perkembangan zaman yang semakin modern. Terlepas

dari itu seseorang juga harus bisa mengimbangi dirinya dengan agama dan

kebutuhan spiritualnya, agar seseorang tersebut tidak hanya memiliki otak

yang cerdas, akan tetapi juga memiliki hati yang bersih dan bermoral.

Islam mewajibkan umatnya agar berilmu dengan cara belajar. Ilmu

terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti pepatah

mengatakan carilah ilmu hingga ke negeri Cina maknanya bahwa ilmu bisa di

dapatkan di mana saja, jangan terbatas oleh suatu tempat hingga ke negeri

Cina sekalipun. Islam memandang bahwa dengan agama manusia akan hidup

menjadi lurus dan dapat mencapai tujuan yang benar, dan dengan ilmu

manusia akan memperoleh kemudahan dan kecepatan dalam mencapai tujuan

agama tersebut.1

Prinsip kesesuaian Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dapat dikemukakan dalam ayat yang pertama kali turun yaitu:

نٱخلق١خلقلذيٱربكسنٱبقزأٱ نس وربكقزأٱ٢هنعلقل

نٱعلو٤لقلنٱعلنبلذيٱ٣لكزمٱ نس ٥هالنيعلنل

1 Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011), h. 65.

2

Artinya :Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

(1), Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah,

dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan

perantaraan kalam (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya (5). (QS. Al’Alaq (96): 1-5)

Lima ayat surat al-Alaq yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT

itu berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan yang di dalamnya berisi

penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada

murid.2Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk di

bumi ini agar berilmu, ilmu bisa di dapat dari membaca atau di transfer dari

seseorang, seperti dari guru kepada murid atau dari orang tua kepada anaknya.

Dengan begitu seseorang memiliki ilmu pengetahuan dan hendaknya ilmu

tersebut dapat ditransferkan atau dapat diajarkan kepada manusia lainnya.

Pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all) dan

berlangsung sepanjang hayat (long life education). Aspek-aspek yang

berkaitan dengan pendidikan dapat dipahami dari kandungan surat al-

Alaq yang sudah dipaparkan di atas. Dalam bidang pendidikan Islam

memiliki rumusan yang jelas seperti dalam bidang tujuan, guru,

metode, sarana dan lain-lain. Dalam Al-quran juga dapat dijumpai

berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab,

diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karyawisata,

cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut

dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan

dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak membosankan anak

didik.3

Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini

dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukakan para ahli

diantaranya:

Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan

sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal.4

2Ibid, h. 65.

3 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 87.

4 Marzuki Mahmud, Landasan Pendidikan, (Ciputat: Haja Mandiri, 2013), h. 18.

3

Menurut Juwono Sudarsono, pendidikan secara umum di

definisikan sebagai sebuah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.5

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses

belajar secara sadar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki serta membentuk pribadi dan akhlak yang baik di dalam masyarakat.

Selanjutnya Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan pada Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pada Bab II, pasal

3, mengemukakan bahwa,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.6

Tujuan pengajaran geografi yang telah dirumuskan dalam seminar

nasional pengajaran ilmu bumi tahun 1972 bahwa geografi dalam

pengajarannya bukan hanya menyangkut sebatas pengetahuan dan

keterampilan, tetapi juga untuk pencapaian sasaran pada bidang afeksi,

diantaranya yaitu; (1) menumbuhkan pengenalan dan cinta akan tanah air serta

menanamkan rasa cinta dan hormat pada sesama manusia, (2) memberikan

kemampuan untuk membudayakan alam sekitar, serta menanamkan kesadaran

dan keharusan kerja dan berusaha untuk dapat menikmati dan memanfaatkan

kekayaan alam sekitar.7

5 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita (Jakarta: PT Gramedia, 2008),

h. 17. 6 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 94.

7 Suharyono, Geografi & Lingkungan Hidup Dalam Pendidikan dan Pengajaran,

(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), h. 162 - 163.

4

Dari rumusan dan tujuan geografi tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran geografi di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan rasa

cinta akan tanah air serta hormat pada sesama manusia, pembelajaran geografi

sebaiknya memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber pembelajaran.

Misalnya dengan menggunakan objek wisata alam sebagai sumber belajar,

dalam penelitian ini menggunakan objek wisata sebagai sumber belajar sama

halnya dengan memanfaatkan alam sekitar dalam proses pembelajaran.

Objek wisata tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, juga

merupakan tempat terjadinya suatu interaksi sosial dan budaya.8 Dalam hal ini

objek wisata memiliki nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

belajar. Sebagaimana yang termuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006

bahwa pemanfaatan potensi daerah dapat dilakukan dengan cara

mengoptimalkan lingkungan sekitar, termasuk objek wisata sebagai sumber

belajar.9

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Geografi SMAN 1 Cianjur

rata-rata nilai tes geografi siswa kecil-kecil. Kebanyakan dari mereka adalah

orang-orang malas. Siswa kurang aktif, masih harus diberikan materi oleh

guru, belum adanya kesadaran dari diri sendiri dalam artian guru lebih aktif

daripada siswanya. Dibuktikan ketika saat pembelajaran guru menyuruh untuk

mengeluarkan modul tetapi dari mereka hanya beberapa saja yang

mengeluarkan modul.10

Dalam pembelajarannya guru menggunakan sumber dari buku paket,

menayangkan slide power point, kadang-kadang menyuruh anak untuk

membuka internet. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada salah satu

8 Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber Pembelajaran

Kontekstual. Jurnal Penelitian, h. 2. 9Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 7. 10

Hasil wawancara sebelum penelitian pada Guru Geografi SMAN 1 Cianjur pada tanggal

10 Desember 2017.

5

siswa, pemanfaatan objek wisata belum banyak dilakukan.11

Oleh karena itu,

pengembangan sumber belajar sangat diperlukan.

Gunung Padang merupakan salah satu alam sekitar berupa objek wisata

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar geografi. Artinya siswa akan

mendapatkan pengetahuan dan belajar dari pengalaman yang di dapat di alam

sekitar. Situs Gunung Padang merupakan peninggalan sejarah zaman

Megalitikum. Saat ini situs tersebut banyak dijumpai para wisatawan karena

Gunung Padang memiliki keunikan yaitu banyak benda-benda sejarah di

puncaknya antara lain, terdapat batuan-batuan persegi yang merupakan objek

dari situs tersebut.

Sejauh ini banyak arkeolog mengkaji batuan di Gunung Padang. Hal ini

mungkin disebabkan karena masih banyak penemuan yang belum tergali. Hasil

ekskavasi terakhir pada tahun 2012 adalah ditemukannya balok batuan andesit

hasil pelapukan yang terdapat di punden berundak Gunung Padang. Secara

tidak langsung kajian tersebut dapat dipelajari oleh pelajar ataupun pendidik.

Dengan membawa langsung siswa ke Gunung Padang diharapkan

pembelajaran menjadi efektif, optimal dan bermakna. Siswa dapat melihat

langsung macam-macam batuan dan proses terjadinya batuan di Gunung

Padang serta dapat menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap lingkungan

sekitar. Selain itu siswa lebih semangat karena melakukan pembelajaran berupa

objek wisata di lingkungan sekitar. Berbeda dengan belajar di kelas yang hanya

menampilkan gambar-gambar melalui buku dan slide yang dapat membuat

siswa merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran.

Dari hasil observasi pendahuluan menunjukan bahwa Gunung Padang

di Cianjur kurang dimanfaatkan sebagai sarana dalam proses pembelajaran

geografi di sekolah-sekolah yang ada di Cianjur.12

Terdapat beberapa hambatan

mengenai kurangnya pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai

sumber belajar geografi, diantaranya: belum adanya kunjungan berupa objek

11

Hasil wawancara sebelum penelitian pada Guru Geografi SMAN 1 Cianjur pada tanggal

15 Desember 2017. 12

Hasil wawancara sebelum penelitian pada pengelola Gunung Padang pada tanggal 10

Desember 2017.

6

wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, terbatasnya waktu dan

lain sebagainya. Selain itu kurangnya informasi yang dipublikasikan mengenai

macam-macam batuan yang ada di Gunung Padang oleh pihak pengelola

Gunung Padang menyebabkan kurang diketahui oleh masyarakat pada

umumnya dan sekolah pada khususnya.

Faktanya, pelajar yang sering berkunjung ke tempat wisata Gunung

Padang mereka hanya sekedar berkunjung untuk mengisi waktu libur dan

mengabadikannya dengan berfoto-foto di Situs Megalitikum Gunung Padang.

Padahal Gunung Padang jika dimanfaatkan dengan benar sangat banyak

manfaatnya. Selain mengetahui sejarah dan batuan Gunung Padang, di sini juga

dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan cinta terhadap

lingkungan karena banyak ilmu yang dapat di ambil.

Gunung Padang dipilih menjadi objek penelitian karena banyak batuan

yang dapat di teliti dan menjadi bukti dari pembelajaran Geografi. Dengan

memanfaatkan Objek wisata Gunung Padang, diharapkan siswa dapat

menambah wawasan dan dapat membantu siswa dalam memahami, mengenal

dan memberikan pengalaman secara langsung, khususnya pada mata pelajaran

geografi pada BAB Pedosfer dan Litosfer yang mempelajari lapisan kulit bumi

paling atas, dan kulit bumi tersebut mengandung berbagai jenis batuan dan

karakteristik tanah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis tertarik untuk

meneliti masalah tersebut dengan judul :”Pemanfaatan Objek Wisata Gunung

Padang Sebagai Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Cianjur”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas,

maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Kurang maksimalnya siswa dalam keterlibatan secara langsung dalam

proses pembelajaran geografi

7

2. Perlunya pengembangan sumber belajar siswa dalam pembelajaran

geografi

3. Gunung padang sebagai objek wisata belum dimanfaatkan dengan baik

sebagai pembelajaran Geografi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka Pembatasan Masalah

dari penelitian ini adalah,

Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang kurang maksimal sebagai

sumber belajar geografi (studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah,

1. Bagaimana pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai sumber

belajar geografi (Studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)?

2. Bagaimana persepsi siswa dalam memanfaatkan objek wisata sebagai

sumber belajar geografi (Studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1

Cianjur)?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pemanfaatkan

objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi (Studi kasus

siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur).

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk menambah wawasan

ilmu pengetahuan dalam memanfaatkan objek wisata Gunung Padang

dalam pelajaran Geografi.

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa:

Membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan dengan

baik dan dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan.

b. Bagi Guru:

Memberikan alternatif sumber belajar kepada guru untuk mengatasi

kejenuhan proses pembelajaran di dalam kelas.

c. Bagi Sekolah:

Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas

pembelajaran.

d. Bagi Pemerintah:

Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) supaya

lebih memperhatikan fasilitas (sarana dan prasarana) Gunung Padang

sebagai sumber belajar.

e. Bagi Peneliti:

Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian serta sebagai

sumber data bagi peneliti selanjutnya.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

Pembahasan pada kajian teori ini, dibagi ke dalam empat teori utama

yaitu pemanfaatan, sumber belajar, objek wisata Gunung Padang dan geografi.

Pembahasan dari ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengertian Pemanfaatan

Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti

guna, faedah. Pemanfaatan memiliki makna “Proses, cara atau perbuatan

memanfaatan.13

Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan

sumber belajar.14

Menurut Clark, terdapat lima aspek pemanfaatan yaitu: Media

sebagai teknologi mesin; Media sebagai tutor; Media sebagai pengubah

perilaku; Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.

Pemanfaatan dapat berupa kemanfaatan satu faktor seperti

pekerjaan lebih mudah, bermanfaatan, meningkatkan produktivitas,

efektivitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan.15

Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan

antara peserta didik dengan sumber belajar yang digunakan. Mereka yang

terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mengaitkan

antara peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang dilakukan,

menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan

aktivitas yang dipilih seta dapat memberikan bimbingan selama kegiatan

belajar berlangsung.

13

Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta: Modern

English Press, 2002. 14

Seels, Barbara B. & Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Seri Pustaka Teknologi

Pendidikan No. 12, 1994. 15

Chin, Todd. 1995. The Condition of Learning. Diambil dari

http://forum.upi.edu/v3/index.php?PHPSESSID/. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2018 pukul

17.25.

10

2. Sumber Belajar

a. Teori Belajar

Dalam dunia pendidikan terdapat banyak teori yang berkaitan

dengan belajar diantaranya adalah teori belajar behaviorisme,

kognitivisme dan konstruktivisme.

1) Teori Belajar Behaviorisme

Belajar menurut kaum behavioris menekankan pada

perubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal

balik antara guru sebagai pemberi stimulus dan murid sebagai

perespons tindakan stimulus yang diberikan.16

Oleh karena itu,

aliran behavioris berusaha menjelaskan bagaimana lingkungan

berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku yang dapat diamati.

Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah

kalau ada stimulus dan respons.17

Pada teori ini terdapat interaksi

antara guru dan murid, di mana perubahan perilaku terjadi karena

adanya stimulus (S) dan respon (R). Stimulus yang diberikan dapat

berupa isyarat, pemahaman, penjelasan, perlakuan, ataupun

tindakan dari seorang guru yang diterima seluruhnya oleh murid.

Jadi, seorang murid hanya merespon apa yang diberikan dari

seorang guru. Dalam hal ini murid diharapkan memiliki

pemahaman yang sama tentang pengetahuan yang sudah diajarkan.

Oleh sebab itu pada teori behaviorisme siswa kurang bisa

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

2) Teori Belajar Kognitivisme

Teori kognitivisme muncul karena banyak para ahli dan

pemikir yang kurang puas terhadap teori belajar behaviorisme

bahwa belajar hanya merupakan hubungan stimulus dan respon.

16

Muhammad Yaumi, Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),

h. 29. 17

M. Sukardjo dan Ukim komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 34.

11

Teori pembelajaran kognitif, yaitu pandangan tentang

belajar yang berfokus pada proses pemikiran murid, yang bisa atau

bisa juga tidak menghasilkan perubahan seketika dalam perilaku.18

Dasar pemikiran dari teori kognitivisme adalah rasional.

Teori ini memiliki asumsi filosofis, yaitu the way in which we

learn. Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran.

Inilah yang disebut dengan filosofi Rationalism.19

Menurut aliran

ini, belajar diperoleh dari cara bagaimana kita dalam menafsirkan

makna dari suatu peristiwa. Dalam hal ini perilaku seseorang

berbeda-beda yaitu tergantung dari asumsi dan pemahaman kita

dalam menafsirkan suatu peristiwa atau kejadian yang ada di

lingkungan. Pemahaman tersebut tidak dapat dilihat namun dapat

dilihat dari tingkah laku individu. Dalam aliran kognitivisme ini

berusaha untuk menjelaskan bagaimana belajar adalah proses

internal kita yang dapat berupa ingatan dan yang berhubungan

dengan aspek kejiwaan lainnya. Oleh karena itu, dalam aliran

kognitivisme lebih mementingkan proses belajar daripada hasil

belajar itu sendiri.20

Karena belajar merupakan proses berfikir yang

sangat kompleks.

3) Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah filososfi pembelajaran yang

dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita

membangun, mengkontruksi pengetahuan pemahaman kita tentang

dunia tempat kita hidup.21

Seperti yang dikemukakan oleh

Giambattista Vico, yang menyatakan bahwa makna “mengetahui

berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu”.22

Jadi, dalam

18

Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berfikir, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 52. 19

M. Sukardjo dan Ukim komarudin, op. cit., h. 50. 20

Ibid. 21

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 105. 22

Ibid.

12

pandangan konstruktivisme seseorang dapat dikatakan mengetahui

jika ia telah mengalami sesuatu tersebut.

Asumsi-asumsi dasar dari kontruktivisme adalah sebagai

berikut:

“Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman, belajar

adalah penafsiran personal tentang dunia nyata, belajar

adalah sebuah proses aktif dimana makna dikembangkan

berlandaskan pengalaman, pertumbuhan konseptual berasal

dari negoisasi makna, saling berbagi tentang perspektif

ganda dan pengubahan representasi mental melalui

pembelajaran kolaboratif, belajar dapat dilakukan dalam

setting nyata, ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas

dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah (nilai

autentik)”.23

Sementara itu Driver dan Bell mengemukakan karakteristik

pembelajaran kontruktivisme sebagai berikut:

Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif

melainkan memiliki tujuan, belajar harus

mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan

siswa, pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar,

melainkan dikonstruksi secara personal, pembelajaran

bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan

pengaturan situasi lingkungan belajar, kurikulum bukanlah

sekadar hal yang dipelajari, melainkan seperangkat

pembelajaran, materi dan sumber.24

Berdasarkan ketiga teori pembelajaran yang telah

dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme. Karena, menurut

teori konstruktivisme pembelajaran dikontruksikan melalui

pengalaman, belajar adalah penafsiran personal tentang dunia

nyata, belajar adalah sebuah proses aktif dimana makna

dikembangkan berlandaskan pengalaman. Dengan demikian,

seseorang dapat dikatakan mengetahui jika ia telah mengalami

sesuatu tersebut.

23

Ibid., h. 106. 24

Ibid.

13

Dengan membawa siswa belajar di luar kelas dan

membawanya ke Objek Wisata Gunung Padang, siswa dapat

mengetahui batuan serta mempraktikkan pembelajaran mengenai

karateristik tanah di Gunung Padang dengan cara mengalami dan

melihat objek secara langsung berdasarkan pengalaman tersebut

bukan berdasar gambar maupun video yang di tayangkan di dalam

kelas.

b. Pengertian Sumber Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Sumber adalah

tempat keluar (air atau zat cair)”.25

Pengertian belajar menurut bahasa

adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.26

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,

sikap, dan mengkokohkan kerpribadian. Dalam konteks menjadi tahu

atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains

konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan

pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali

melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body of knowledge.27

Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli ialah:

Ernest ER. Hilgard mendefinisikan, “Learning is the process by

which an activity originates or is charged throught training

procedures (whether in the laboratory or in the natural

environments) as disitinguished from changes by factor not

attributable to training. Artinya, (seseorang dapat dikatakan

25

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), Edisi ketiga, h.1307. 26

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo

Persadam, 2013), h. 6. 27

Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 9.

14

belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-

latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah)”.28

Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman.29

Sedangkan menurut Walker belajar adalah suatu perubahan

dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman

dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah,

kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-

faktor samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan

kegiatan belajar.30

Dalam proses belajar menurut B.F. Skinner murid dibimbing

secara langkah demi langkah sampai tercapai tujuan. Setiap langkah

yang berhasil, yaitu respons yang tepat atas stimulus tertentu, diberi

reinforcement atau penguatan.31

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan belajar

adalah suatu aktivitas seseorang atau suatu proses perubahan tingkah

laku seseorang . Dalam konteks yang sebelumnya tidak tahu menjadi

tahu dan juga dari pengalaman seseorang mejadikan sebuah

pengetahuan atau karena latihan yang berulang-ulang.

Menurut Association for Educational Communications and

Technology (AECT, 1977) dan Bank (1990), “Sumber

pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat

dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam

bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan

tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan

28

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,

2009), h. 5. 29

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2. 30

Ibid., h. 5. 31

Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 70.

15

pembelajaran. Komponen sumber belajar itu meliputi pesan,

orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan/latar”32

.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk

belajar seseorang.33

Dalam pendidikan di masa lalu, guru merupakan

satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan

pendidikan cenderung masih tradisional.34

Dalam arti luas, sumber belajar (Learning Resource) adalah

segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik)

dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.35

Jadi, dapat disimpulkan sumber belajar adalah segala sesuatu

yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, dapat berupa

pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan/latar dengan

tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar peserta didik.

c. Fungsi Sumber Belajar

Fungsi sumber belajar dalam pembelajaran antara lain:

Sumber informasi dalam proses pembelajaran, mengatasi

keterbatasan pengalaman belajar, melampaui batas ruang kelas,

memungkinkan interaksi langsung, memungkinkan keseragaman

pengamatan, menanamkan konsep baru, membangkitkan minat baru,

membangkitkan motivasi, memberikan pengalaman menyeluruh.36

d. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber

Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber antara lain:

1) Belajar berdasarkan sumber (BBS) memanfaatkan sepenuhnya

segala sumber informasi bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-

32

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya, (Bandung:

Refika Aditama, 2013), h. 108. 33

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 122 - 123. 34

Ibid., h. 123. 35

Ahmad Rohani, Media Instruksinal Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, h. 1997), Cet. 1, h.

102. 36

Ibid., h. 114.

16

visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan

belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.

Belajar dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada, dapat

berupa audio-visual dan lain sebagainya yang sesuai dengan

metode yang akan digunakan. Namun hal ini tidak berarti bahwa

metode ceramah ditiadakan.

2) BBS (belajar berdasarkan sumber) berusaha memberi pengertian

kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber

informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.

Siswa harus mengetahui bahwa sumber pelajaran itu bukan hanya

di dapatkan dari sumber buku di sekolah. Sumber-sumber itu

berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia,

museum, organisasi, dan lain sebagainya. Bahan cetakan,

perpustakaan dan alat seperti audio-visual. Sementara itu siswa

juga harus diajarkan teknik melakukan kerja lapangan,

menggunakan perpustakaan, buku referensi. Dengan

memanfaatkan sumber tersebut diharapkan siswa akan lebih aktif

dalam menggali ilmu serta siswa dapat lebih mengembangkan

potensi yang dimilikinya.

3) BBS berhasrat untuk mengganti pasivitas murid dalam belajar

tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan

keterlibatan diri dalam pendidikannya.

4) Teknologi kini semakin berkembang, siswa turut berkembang

dalam proses belajarnya. BBS menyuruh siswa agar aktif tidak

pasif. Aktif dalam hal mencari informasi dan lain sebagainya.

Metode yang digunakan berbeda-berbeda, tujuan pembelajaran

tercapai serta pembelajaran penuh makna.

5) BBS berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan

menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran,

metode kerja, dan medium komunikasi, yang berbeda sekali

17

dengan kelas yang konvensional yang mengharuskan murid-murid

belajar yang sama dengan cara yang sama.

BBS berusaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,

dalam hal ini siswa ikut menentukan batasan-batasan dalam

kegiatan pembelajaran, dan capaian siswa berbeda halnya dengan

kelas konvensional yang artinya bukan bahan pelajaranlah yang

harus dikuasai melainkan siswa dalam menguasai keterampilan

tentang cara belajar.

6) BBS memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut

kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa

bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.

Setiap siswa cara berfikirnya berbeda-beda. Bagi siswa yang cara

berfikirnya rendah hendaknya tidak dipaksakan karena jika

dipaksakan hasil belajar tidak akan tercapai.

7) BBS lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.

Pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, belajar

dengan sendirinya tidak terbatas oleh waktu, namun tetap ada

rencana waktu.

8) BBS berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri

dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan

belajar sepanjang hidupnya.Siswa belajar aktif, yaitu mencari dan

menemukan sendiri tidak selalu menunggu di beri ilmu dari guru

dan tidak tergantumg kepada orang lain.37

e. Bentuk-Bentuk Belajar

Bentuk belajar menurut A. De Block dibedakan menjadi tiga,

bentuk belajar pertama diantaranya adalah bentuk belajar menurut

fungsi psikis yaitu belajar dinamik, belajar efektif, belajar kognitif, dan

belajar sensoris motorik, serta bentuk belajar kedua adalah bentuk

belajar menurut materi yang dipelajari diantaranya adalah belajar

37

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), h. 26-28.

18

teoritis, belajar teknis, belajar sosial, belajar estetis, kemudian yang

ketiga adalah bentuk belajar yang tidak begitu disadari diantaranya

adalah belajar insidential, belajar bersembunyi, dan belajar dengan

mencoba-coba.38

f. Unsur-Unsur Belajar

Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi

indikator keberlangsungan proses belajar.39

Unsur utama dalam proses

belajar, antara lain:

1) Tujuan

Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan .perbuatan

belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada

tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.

2) Kesiapan

Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak

perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun

kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang

terkait dengan pengalaman belajar.

3) Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang

dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat

dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai

administrasi, dan seluruh warga yang lain.

4) Interpretasi

Di sini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di

antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari

hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan

pencapaian tujuan.

38

Yatim Riyanto, op. ct., h. 47. 39

Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 126.

19

5) Respon

Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam

mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini

dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis baik juga berupa

usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-

coba (trial and eror).

6) Konsekuensi.

Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil

negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.

7) Reaksi terhadap kegagalan.

Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil

usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga

membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.40

g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi belajar,

diantaranya digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern yang berarti

faktor dari dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern

yang berarti faktor yang ada di luar individu.

Faktor dari dalam diri individu dibagi menjadi tiga faktor,

diantaranya faktor yang pertama yaitu faktor jasmani seperti kesehatan

dan cacat tubuh, serta faktor yang kedua adalah faktor psikologis

seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan

kesiapan, kemudian yang ketiga adalah faktor kelelahan. Sementara itu

faktor dari luar adalah seperti faktor keluarga, sekolah dan

masyarakat.41

Selain faktor – faktor tersebut di atas, juga terdapat faktor lain

seperti dalam bukunya Nasution telah dijelaskan faktor-faktor dalam

mengajar antara lain ialah bahan pelajaran, guru, dan murid. Agar

pelajaran efektif, bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan

40

Ibid. 41

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), h.54.

20

yang diuraikan sampai bersifat spesifik agar dapat diukur keberhasilan

proses mengajar-belajar. Dalam hal ini guru memegang peranan

penting dalam kegiatan itu. Guru menentukan apakah proses belajar itu

berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode

memberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan

metode penemuan. Kecepatan maju bergantung pada kemampuan

murid secara individual maka dalam pelajaran perlu diperhatikan

perbedaan individual di kalangan murid-murid.42

Perbedaan kemampuan murid tersebut di dukung oleh

Benjamin S. Bloom, yakin bahwa 90% dari anak-anak sanggup

mencapai tujuan serupa itu asal saja diberikan waktu yang cukup

kepadanya, sekalipun 5-6 kali lebih lama dari anak pandai.43

Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru memiliki peranan penting

dalam proses belajar siswa. Guru harus bisa mengukur sejauh mana

kemampuan setiap individu. Karena, kecepatan maju dan tidaknya

materi tergantung dari kemampuan murid itu sendiri.

h. Klasifikasi Sumber Belajar

AECT (Association For Education Communication and

Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 yaitu:

Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan

(diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.

1) Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan,

pengolah, penyaji pesan.

2) Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan

untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya

sendiri.

3) Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.

42

Nasution, oc. cit., h. 51 - 52. 43

Nasution, op. cit., h. 49.

21

4) Teknik (Techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan

untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk

menyampaikan pesan.

5) Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan

disampaikan.44

Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 sumber belajar, dapat

berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber

belajar lain yang relevan.45

i. Jenis-Jenis Belajar

UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang

dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar yaitu sebagai

berikut:

1) Learning to know. Pada learning to know ini terkandung makna

bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek: apa yang

dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.

2) Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu

seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari

nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan

keterampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.

3) Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang / pihak

yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain,

sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orag lain

secara harmonis.

4) Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi

insani secara maksimal. Setiap individu disorong untuk

berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan Learning to be

seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan

44

Ahmad Rohani, op. cit., h. 108. 45

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 5.

22

kelemahannya dengan kompetensi-kompetensinya akan

membangun pribadi secara utuh.46

j. Gaya Belajar

Gaya belajar ialah suatu cara individu untuk mempelajari dan

menguasai suatu materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar. Gaya

belajar siswa diantaranya memiliki 3 tipe yaitu sebagai berikut:

1) Gaya Belajar Auditif (auditive learning style)

Ialah suatu gaya belajar yang menekankan kemampuan mendengar

informasi pelajaran disampaikan secara lisan oleh guru di kelas,

saat individu membaca pelajaran dengan disertai suara keras, atau

teman lain yang membacakan materi tersebut.47

Karakter pertama

orang orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi

hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua, memiliki kesulitan

untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung,

ketiga, memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.48

2) Gaya Belajar Visual

Ialah suatu cara belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan melihat

(menyaksikan langsung) dengan mata sendiri terhadap informasi

yang dipelajarinya.49

Pelajar visual, yaitu orang yang belajar paling

baik dengan melihat atau membaca.50

Salah satunya adalah

menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan

informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu berupa film,

slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan

dan kartu – kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk

menjelaskan informasi secara berurutan.51

46

Nurochim, Op. Cit., h. 17. 47

Agoes Dariyo, Dasar – Dasar Pedagogi Modern, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 124. 48

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), h. 181 -182. 49

Agoes Dariyo. loc. cit. 50

Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.

164 – 165. 51

Hamzah B. Uno, op. cit.., h. 181.

23

3) Gaya Belajar Kinestetik

Ialah cara belajar yang disertai dengan upaya menggerakkan organ

tubuh, terutama dengan mencatat informasi mata pelajaran yang

sedang dipelajarinya, agar ia mampu mengingat (menguasai) mata

pelajaran tersebut dengan baik.52

Pendekatan yang mungkin bisa

dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman

dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di

laboratorium atau bermain sambil belajar.53

Dapat disimpulkan dari ketiga tipe belajar tersebut di atas ialah,

pertama, tipe belajar auditif adalah tipe belajar yang menekankan pada

kemampuan mendengar. Kedua, tipe belajar visual menekankan pada

kemampuan melihat gambar. Ketiga, tipe belajar kinestetik adanya

pergerakan organ tubuh yaitu belajar melalui pengalaman.

Berdasarkan tipe – tipe belajar tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pada penelitian ini termasuk ke dalam tipe belajar kinestetik.

Karena belajar melalui pengalaman, yaitu siswa melakukan

pembelajara di objek wisata Gunung Padang.

k. Manfaat Sumber Belajar

Manfaat sumber belajar adalah sebagai berikut :

Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret

kepada peserta, dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin

diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung, dapat

menambah dan memperluas cakrawala, dapat memberi

informasi yang akurat dan terbaru , dapat membantu

memecahkan masalah pendidikan baik dalam lingkup mikro

maupun makro, dapat memberi motivasi yang positif, apabila

diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat, dapat

merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih

lanjut.54

52

Agoes. loc. cit. 53

Hamzah. loc. cit. 54

Ahmad Rohani, op. cit., h. 103.

24

Secara umum dapat dikemukakan dua cara memanfaatkan

sumber belajar yaitu membawa sumber belajar ke dalam kelas dan

membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada.55

l. Prinsip-Prinsip Belajar

Ansubel menyatakan, ada lima prinsip utama belajar yang

harus dilaksanakan, yaitu:

1) Subsumption

Yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru tehadap pola

ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.

2) Organizer

Yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide

lama di atas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu

kesatuan pengalaman yang diperoleh itu bukan sederetan

pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang

kembali.

3) Progressive Differentiation

Yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus

terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang

lebih spesifik.

4) Integrative Reconciliation

Yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan

dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu.

Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam

prinsip integrative reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih

luas, umpamanya antara unit pelajaran yang satu dengan yang

lainnya.56

55

Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015), h. 52. 56

Nanang Hanifah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi pembelajaran, (Bandung: Refika

Aditama, 2012), h. 20.

25

m. Objek Wisata Sebagai Sumber Belajar

Objek wisata pendidikan adalah objek wisata sebagai sumber

belajar siswa atau peserta didik.57

Wisata merupakan kebutuhan

sekunder bagi setiap orang. Kecenderungan orang melakukan kegiatan

wisata hanya berorientasi menghilangkan kejenuhan saja. Saat ini

banyak tempat wisata yang tidak hanya memiliki nilai hiburan saja

tetapi memiliki nilai edukasi untuk para wisatawan.58

Pemanfaatan objek wisata untuk menunjang fasilitas belajar

sangat disarankan oleh pemerintah sebagaimana yang terkandung

dalam Permen No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa sumber belajar

dapat dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan

budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan

muatan seluruh bahan kajian secara optimal.59

John Amos Comenius mengatakan bahwa:

“Was a strong advocate of sensory learning who believed that

the child should experience the actual object of study before

reading about it. He thought the use of the sense - seeing,

hearing, tasting, and touching - were the avenues through

which children were to come in contact with the natural

world. In preparation for the later study of natural sciences,

children should first gain acquaintance with objects such as

water, earth, fire, rain, plants, and rocks”.60

Comenius percaya bahwa anak harus berhubungan dengan

objek nyata sebelum ia membacanya. Dia berfikir tentang fungsi indra

penglihatan, pendengaran, perasa dan peraba, sebagai jalan untuk

siswa membangun kontak dengan alam. Dalam persiapan untuk

57

Yeni Wijayanti, “Pemanfaatan Situs Karangkamulyan Untuk Kepentingan Pendidikan

Dalam Pembelajaran Sejarah”, Jurnal penelitian, 2017, h. 62. 58

Winarto, “Pengembangan Model Wisata Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Dengan

Pendekatan Saintifik Di Brebes Selatan Sebagai Alternatiff Model Belajar Siswa Sekolah

Dasar”,Jurnal penelitian, Vol. 6, 2016. h. 33-34. 59

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 7. 60

Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam

Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 8.

26

penelitian ilmu pengetahuan selanjutnya, anak-anak harus mengenali

objek alam seperti air, bumi, api, hujan, tumbuhan dan bebatuan.

Objek wisata tentu menjadi hal yang menarik untuk dijadikan

sebagai sumber belajar. Objek wisata menggambarkan tentang

keindahan alam dan berbagai aktivitas yang terjadi di sekitarnya yang

mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Penggunaan pemanfaatan

objek wisata ini dapat dimanfaatkan untuk menghindari kejenuhan

peserta didik di dalam kelas dan diharapkan dapat memahami materi

yang diajarkan. Hal ini terjadi karena peserta didik dapat meilihat

objek kajian secara langsung di lapangan.

Belajar melalui wisata alam ini akan berkesan di dalam fikiran

siswa, dan mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk

berbuat karena mereka membukti, dan menyaksi sendiri kejadian alam

yang terjadi di sekitar mereka.61

3. Objek Wisata Gunung Padang

a. Pengertian Objek Wisata

Pengertian objek wisata menurut Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 24/1979, objek wisata adalah perwujudan dari

pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan

tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik wisata bagi

wisatawan untuk dikunjungi.62

Marpaung mengemukakan, objek dan daya tarik wisata erat

hubungannya dengan travel motivation dan travel fashion, karena

wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman

dalam kunjungannya.63

61

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2004), h. 95. 62

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1979 Penyerahan Sebagian

Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat Satu, h. 2 63

I Gusti Bagus Arjana, Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,(Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2016), h. 87.

27

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa objek wisata

berupa perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta

sejarah bangsa adalah wujud dari daya tarik wisata. Daya tarik wisata

adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai

yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Penjelasan

ini sesuai dengan pembangunan daya tarik wisata sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50

Tahun 2011 pasal 8 huruf b meliputi: a. Daya Tarik Wisata alam; b.

Daya Tarik Wisata budaya; dan c. Daya Tarik Wisata hasil buatan

manusia.64

b. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) terdiri dari:

1) Objek dan Daya Tarik Wisat Alam

Objek dan daya Tarik wisata alam merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah

ditetapkan sebagai objek dan daya tarik wisata untuk dijadikan

sasaran wisata.

Kegiatan objek dan daya tarik wisata alam, meliputi:

a) Pembangunan prasarana dan sarana pelengkap beserta fasilitas

pelayanan lain bagi wisatawan.

b) Pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, termasuk

prasarana dan sarana yang ada.

c) Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat di sekitarnya

untuk berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek dan

daya tarik wisata alam.

Kelompok pengusahaan objek dan daya Tarik wisata alam

antara lain pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional. Taman

wisata, taman hutan raya, dan taman laut.

64

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2015, h. 15.

28

2) Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya

Objek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha

pemanfaatan seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai

objek dan daya tarik wisata, untuk dijadikan sasaran wisata.

Kegiatan objek dan daya Tarik wisata budaya meliputi:

a) Pembangunan objek dan daya tarik wisata, termasuk

penyediaan sarana, prasarana, dan fasilitas pelayanan lain bagi

wisatawan.

b) Pengelolaan objek dan daya Tarik wisata, termasuk sarana dan

prasarana yang ada.

c) Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi

nilai tambah terhadap objek dan daya tarik wisata serta

memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

Kelompok objek dan daya Tarik wisata budaya antara lain

peninggalan sejarah, museum, pusat kesenian dan budaya, taman

rekreasi, tempat hiburan, taman satwa, dan lain-lain.

3) Objek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Objek dan daya tarik wisata minat khusus merupakan

pemanfaatan sumber daya alam atau seni budaya bangsa untuk

dijadikan sasaran wisata bagi wisatawan yang mempunyai minat

khusus.

Kegiatan objek dan daya tarik wisata minat khusus meliputi:;

a) Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta

fasilitas pelayanan bagi wisatawan di lokasi objek dan daya

tarik wisata.

b) Penyediaan informasi mengenai objek dan daya tarik wisata

secara lengkap, akurat, dan mutakhir.

Kelompok objek dan daya tarik wisata minat khusus antara

lain wisata buru, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam,

29

wisata gua, wisata kesehatan, dan tempat budaya, industri, dan

kerajinan.65

Berdasarkan Objek dan Daya Tarik Wisata yang telah

dijelaskan, dapat disimpulkan, Objek wisata Gunung Padang

termasuk ke dalam objek wisata budaya berupa peninggalan

sejarah zaman megalitikum. Gunung Padang dapat dijadikan

sebagai objek wisata edukatif karena mempunyai banyak

pengetahuan-pengetahuan yang dapat digali atau di cari informasi

mengenai sejarah ataupun batuan – batuan yang menjadi objek

wisata tersebut.

Pengembangan objek wisata budaya juga memegang

peranan penting, karena budaya lokal memiliki keunikan.66

Dengan

memanfaatkannya objek wisata Gunung Padang bukan hanya

sebagai tempat rekreasi tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai

kegiatan belajar dan menjadi salah satu tempat atau kawasan

wisata edukatif di Cianjur.

c. Manfaat Kepariwisataan

Manfaat pengembangan kepariwisataan adalah adanya

peningkatan pertumbuhan ekonomi dan telah dapat dirasakan oleh

suatu negara yang telah mengembangkannya.

Pengaruh manfaat kepariwisataan bagi ekonomi antara lain:

1) Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakaian jasa yang beraneka

ragam, sehingga para wisatawan bisa mendapatkan semua jenis

pelayanan seperti, jasa penginapan, jasa makanan dan minuman,

jasa transportasi dan jasa lainnya yang diinginkan dan dibutuhkan

oleh wisatawan. Pada akhirnya masyarakat dapat memperoleh

banyak kesempatan dalam kepariwisataan, misal kesempatan

65

Muljadi dan Andri Warman, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Jakarta, 2016), h. 65-67. 66

I Gusti Bagus Arjana, op. cit., h. 126.

30

membuka usaha dan kesempatan bekerja, sehingga kehidupannya

lebih baik yang akhirnya dapat mengurangi kemiskinan.

2) Pada hakikatnya sektor kepariwisataan dengan sektor ekonomi

saling ketergantungan. Seperti, apabila terjadi kenaikan jumlah

kunjungan wisatawan akan menimbulkan dampak produksi di

segala bidang, apabila terjadi kenaikan jumlah wisatawan akan

berdampak pada peningkatan jumlah impor dan ekspor, apabila

terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak

pada kesempatan lapangan kerja.

3) Pengeluaran-pengeluaran wisatawan dalam melakukan kunjungan

di suatu negara atau daerah tujuan pariwisata yang paling banyak

adalah untuk jasa transportasi dan jasa akomodasi serta jasa

makanan dan minimum. selain itu, negara akan memperoleh devisa

khususnya dari wisatawan mancanegara tetapi juga dapat

meningkatkan perolehan pajak negara dan retribusi bagi

pemerintah daerah.67

Menurut Kriteria pemanfaatan ekonomi pariwisata antara lain,

pemantauan ekonomi, peluang kerja untuk masyarakat lokal,

partisipasi masyarakat, opini masyarakat lokal, akses bagi masyarakat

lokal, fungsi edukasi sadar wisata, pencegahan eksploitasi, dukungan

untuk masyarakat, dan mendukung usaha lokal dan perdagangan yang

adil.68

Fungsi edukasi sadar wisata maksudnya adalah destinasi

menyediakan program berkala bagi masyarakat yang belum memiliki

kesadaran pariwisata untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang

peluang dan tantangan di dunia pariwisata dan berkelanjutan.

Indikatornya ialah program untuk meningkatkan kesadaran akan peran

dan potensi berkontribusi dalam pariwisata, sekolah dan institusi

pendidikn tinggi. Sementara itu bukti pendukungnya ialah

67

Muljadi dan Andri Warman, op. cit., h. 143-144. 68

Salinan Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, h. 28.

31

terbentuknya Pokdarwis di destinasi, memiliki agenda kegiatan untuk

sadar wisata dan edukasi mengenai pentingnya berkelanjutan dalam

pariwisata kepada masyarakat secara rutin, dan disbupjar tingkat

provinsi/kabupaten melaksanakan program sadar wisata secara rutin.69

d. Manfaat Wisata Alam Bagi Pendidikan

Pelajaran yang didapat melalui wisata alam akan mendorong

mengembang pemikiran-pemikiran siswa (learning to think),

menambah pengalaman belajar baru (learning by experience),

menimbulkan rasa kepedulian, rasa kasih sayang (learning to

compassion dan to love), dan rasa tanggung jawab terhadap

masyarakat sekitarnya (learning to live together).70

e. Gunung Padang

Gunung Padang merupakan situs megalitikum terbesar di Asia

Tenggara. Berlokasi di Kampung Panggulan Desa Karya Mukti

Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur, berada sekitar 30 km dari

Kota Cianjur dan 90 km dari Jakarta. Koordinat: 6o59,664’S

107o3,375’E.

71

Gunung Padang merupakan tempat yang memiliki daya tarik

wisata budaya. Hal ini dapat dilihat dari daya tarik wisata yang terletak

pada situs arkeologi Gunung Padang. Untuk sampai di atas bukit yaitu

dengan melakukan pendakian dengan berjalan menelusuri anak tangga.

Batuan yang menjadi anak tangga tersebut memiliki tinggi yang

beragam. Sementara itu, tangga batuan memiliki lebar sekitar 1,5 meter

yang tidak nampak secara utuh.

Setelah tiba di atas bukit akan terlihat panorama yang sangat

indah. Di atas bukit terdapat batuan-batuan yang banyak diteliti oleh

para ilmuan. Batuan tersebut memiliki ukuran, bentuk, jenis dan

69

Ibid., h. 34-35. 70

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Pamulang: Gaung

Persada Press, 2004), h. 96. 71

Sutarman, dkk., “Gunung Padang Cianjur: Pelestarian Situs Megalithikum Terbesar

Warisan Dunia”, Jurnal Penelitian, Vol. 2 Edisi 1, h. 57.

32

material yang berbeda. Situs Gunung Padang dikelilingi oleh lembah

dan perbukitan, di sebelah tenggara terdapat Gunung Melati, di sebelah

barat daya terdapat Pasir Empat dan Gunung Karuhun, di sebelah barat

laut terdapat Pasir Pogor dan Pasir Gombong, dan di sebelah timur

laut terdapat Pasir Malang.72

f. Konstruksi Punden Berundak Gunung Padang

Situs Megalitik Gunung Padang dibangun di atas puncak bukit

Gunung Padang, secara arkeologi merupakan satu tinggalan berbentuk

punden berundak yang konstruksinya terdiri atas lima teras. Masing-

masing teras memiliki ukuran berbeda. Teras pertama merupakan teras

terbawah mempunyai ukuran paling besar, kemudian berturut-turut

sampai teras kelima ukurannya semakin mengecil.73

Pada teras yang pertama berbentuk segimpat dengan ukuran

dua sisi yang berbeda. Dua sisi tersebut adalah sisi barat laut dan sisi

tenggara. Teras pertama terdiri dari susunan balok satu yang terdiri

dari berbagai bentuk. Susunan balok tersebut adalah 10 bangunan-

bangunan kecil.

Pada teras yang kedua memiliki ukuran sisi barat laut atau sisi

depan dengan panjang 22,30 m, sisi timur laut atau sisi sebelah kiri

memiliki panjang 25 m, sementara itu sisi sebelah barat daya atau

sebelah kanan memiliki panjang 24 m. dan terakhir yaitu sisi sebelah

tenggara atau belakang dengan panjang 18,5 m. Pada teras kedua ini

memiliki 6 susunan bangunan dengan ukuran yang bebeda.

Pada teras yang ketiga memiliki sisi barat laut 18,5 m, sisi

tenggara 18 m, sisi timur laut 18 m, sisi barat daya 18 m. pada teras

ketiga ini telah ditemukannya 5 bentuk bangun yang hampir

seluruhnya merupakan batuan tegak berdiri. Tiap bentuk bangunan

terebur terpisah dibuktikan dari adanya jalan yang menhubungkan

antara bentuk yang satu dengan bentuk lainnya.

72

Ibid., h. 58. 73

Lufi Yondri, Struktur Punden Berundak Gunung Padang dan Adaptasi Lingkungan,

(Bandung: Balai Arkeologi Bandung, 2014), h. 75.

33

Pada teras yang keempat yaitu terdapat tiga bangunan yang

terletak di sebelah sisi bagian timur laut teras. Terakhir adalah teras

kelima dengan bangunan yang terletak di bagian paling atas, pada teras

kelima ini terletak di sisi bagian ujung sebelah tenggara. Teras kelima

memiliki ukuran yaitu dengan panajng sisi barat laut 17,5 m, sisi timur

19 m, sisi tenggara 16 m dan sisi barat daya 19 m.74

g. Struktur Batuan

Menurut Van Bemmelen Gunung Padang dan sekitarnya

terletak pada pertemuan tiga fisiografi, yakni bentang alam

Pegunungan Selatan Jawa Barat di bagian selatan, zona depresi tengah

Jawa Barat di bagian utara, serta kubah dan punggungan di zona

tengah pada bagian timur laut.75

Selain itu struktur geologi di Gunung Padang antara lain adalah

sesar aktif Cimandiri. Di mana sesar aktif Cimandiri termasuk ke

dalam golongan sesar naik, hal ini dapat mengakibatkan blok selatan

tenggara relatif naik ke arah utara barat laut. Sedangkan sesar aktif

Cimandiri yag dimaksud ini ialah yang berarah barat baratdaya –

timur, timur laut, membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu dan

aliran Ci Mandiri ke arah timur timur laut sampai dengan kompleks

Gunung Api Sunda – Tangkuban Perahu di Bandung utara.76

Berdasarkan hasil pemetaan geologi batuan Gunung Padang

dan sekitarnya dibagi menjadi enam satuan batuan, yakni satuan Breksi

Gunung Api, Argilik-kuarsa-pirit, Silisifkasi-urat kuarsa-limonitik,

Intrusi andesit gunung Padang, Intrusi andesit pasir Pogor, dan satuan

endapan alluvium.77

Satuan intrusi andesit Gunung Padang terdapat di

puncak gunung itu berupa batuan andesit basal, yang berbentuk kolom

pipih sampai polygonal. Kumpulan batu kolom tersebut sudah ditata

74

Ibid., h. 79. 75

Sutikno dan Billy, “Geologi Gunung Padang dan Sekitarnya, Kabupaten Cianjur-Jawa

Barat”, Jurnal Penelitian, Vol. 17, 2016, h. 38. 76

Ibid., h. 39. 77

Ibid., h. 40.

34

orang pada masa lalu sebagai punden berundak (sekalipun kemudian

terbengkalai) dan sekarang telah dirawat kembali dijadikan Situs

Megalitik Gunung Padang.78

h. Hasil Ekskavasi Punden Berundak Batuan Gunung Padang

Ekskavasi merupakan salah satu upaya pengumpulan data yang

dikenal di dalam ilmu arkeologi dengan cara menggali atau mengupas

lapisan tanah.79

Berdasarkan hasil ekskavasi yang dilakukan pada teras keempat

punden berundak Gunung Padang pada tahun 2012, dapat diperoleh

pengetahuan bagaimana masyarakat masa lalu mendirikan batu dan

membuat dinding-dinding teras yang sudah tersusun. Berdasarkan hasil

ekskavasi kedalaman bagian balok batu yang tertanam tersebut

mencapai 45 cm dari permukaan tanah saat ini, selain itu balok-balok

batuan yang tersusun memiliki bobot ratusan kilogram.

Sementara itu, untuk dinding balok batuan penyusun teras

tersebut disusun secara memanjang atau horizontal di permukaan tanah

serta di bagian tertentu diisikan dengan batuan yang berukuran kecil

yang memiliki fungsi yaitu sebagai pengunci atau batu pasak.

Penyusun dinding teras pertama diantaranya adalah tangga utama,

tangga antar teras, batas halaman serta batas teras. Selain itu hasil

ekskavasi juga ditemukannya balok batu andesit yang memiliki lubang

dengan diameter sektar 8 cm yang berisi material dan sudah

mengalami pelapukan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lubang-lubang yang

terdapat pada balok-balok batu andesit yang terdapat di punden

berundak Gunung Padang dengan bentuk dan ukuran yang beragam

serta sebagian besar masih terisi oleh material lain yang sudah melapuk

78

Ibid., h. 42. 79

Ali Akbar, Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi, (Jakarta: Change Publicatio,

2013), h. 76.

35

dan tidak ada yang ditemukan dalam posisi menyambungkan antar

balok batu.80

Hal ini dapat disimpulkan bahwa lubang-lubang pada balok

batu andesit tersebut bersifat alam, yang merupakan bagian dari

material lain yang terdeposisi pada saat proses pembekuan lava dan

kemudian melapuk. Bagian yang telah mengalami pelapukan tersebut

lepas dan sisa proses tersebut meninggalkan lubang pada pemukaan

balok batu.

i. Fungsi Objek Wisata Gunung Padang

Gunung Padang merupakan daerah perbukitan yang berpotensi

sebagai objek wisata karena panorama alamnya yang indah dan

bersejarah dibuktikan dari banyaknya peninggalan benda-benda sejarah

dan batuan yang menjadi objek Gunung Padang.

Objek wisata di Cianjur terdiri dari beberapa jenis wisata,

diantaranya terdapat wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus,

wisata rekreasi dan wisata religi. Pertama, jenis wisata alam antara lain

terdiri dari beberapa air terjun / curug, pantai selatan, dan pegunungan.

Air terjun / curug diantaranya ialah, Curug Ciismun yang berlokasi di

kecamatan Pacet, Curug Cikondang di kecamatan Campaka, dan Curug

Citambur di kecamatan Pagelaran. Selain itu, pantai – pantai selatan di

Cianjur antara lain, pantai Apra dan Pantai Sereg di kecamatan

Sindang Barang, serta Pantai Jayanti di kecamatan Cidaun. Selain itu

terdapat Pegunungan yaitu Gunung Gede Pangrango yang berlokasi di

kecamatan Pacet.

Kedua, jenis wisata budaya terdiri dari peninggalan sejarah dan

situs purbakala. Peninggalan sejarah seperti, Istana Cipanas di

kecamatan Pacet, Pendopo kabupaten Cianjur di kecamatan Cianjur,

dan Gedung Wisma Karya di kecamatan Cianjur. Sementara itu, situs

purbakala antara lain ialah, Situs Gunung Padang di kecamatan

Campaka, dan Situs Benteng Tanah di kecamatan Ciranjang.

80

Lutfi Yondri, op.cit., h. 81.

36

Ketiga, wisata minat khusus, antara lain ialah wisata The

Jhon’s, yaitu tempat wisata outbond yang berlokasi di kecamatan

Cianjur. Keempat, wisata rekreasi seperti, Bumi Perkemahan Mandala

Ketiri dan Kebun Raya Cibodas di kecamatan Cipanas, Taman Bunga

Nusantara di kecamatan Sukaresmi. Kelima, wisata lainnya berupa

wisata religi seperti, Makam dalem Cikundul di kecamatan Cikalong

Kulon dan Vihara Bumi Pharsjia di kecamatan Cianjur.81

Objek wisata Gunung Padang memiliki fungsi yang sangat

beragam, diantaranya yaitu terdapat sarana pemujaan, kuil,

personifikasi tokoh penting pada masa itu, media penentuan musim

terkait pertanian, tempat seremonial, berkumpul, atau penemuan sosial

kemasyarakatan, tempat pengamatan benda-benda langit, upacara

keagamaan, serta sebagai pemakaman. Selain itu, ditemukan benda-

benda peninggalan berupa alat batu seperti beliung persegi, mata panah

dari batu, manik-manik, gerabah atau tembikar, kapak perunggu dan

berbagai bentuk artefak logam lainnya.82

2. Geografi

a. Pengertian Geografi

Geografi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial

(IPS), IPS merupakan suatu mata pelajaran pada tingkat SMP

sedangkan Geografi merupakan suatu mata pelajaran pada tingkat

SMA. Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya

bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu

pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di

permukaan bumi.83

Berikut pengertian Geografi menurut para ahli:

1) Eratosthenes (276-194 SM)

Eratosthenes adalah tokoh yang pertama kali mengenalkan istilah

geografi pada abad ke-1. Menurutnya, geografi berasal dari kata

81

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, 2018. 82

Ali Akbar, op. cit., h. 149-150. 83

Danang Endarto, dkk, Geografi Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009), h. 3.

37

geographica yang artinya penulisan atau penggambaran mengenai

bumi. Berdasarkan pendapatnya tersebut, Eratosthenes dianggap

sebagai peletak dasar pengetahuan geografi oleh para ahli geografi

yang sependapat dengannya.

2) Cladius Ptolomeus

Geografi menurut Cladius Ptolomeus adalah suatu penyajian

sebagian atau seluruh permukaan bumi bersama fenomena yang

terkandung di dalamnya dalam bentuk peta, peta menjadi

komponen penting untuk memberikan informasi tentang

permukaan bumi.

3) Immanuel Kant (1724-1821 SM)

Immanuel Kant berpendapat bahwa geografi adalah disiplin ilmu

yang memiliki objek studi berupa benda-benda atau gejala-gejala

yang tersebar dan bersosialisasi dalam ruang. Menurut

pendapatnya, geografi tidak hanya mempelajarai keadaan alam,

tetapi juga dasar dari sejarah.84

b. Objek Studi Geografi

Objek bidang ilmu geografi terdiri atas objek material dan

objek formal. Objek material geografi berkaitan dengan substansi

materi yang dikaji. Sementara itu, objek formal geografi berkaitan

dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam

menganalisis substansi (objek material) tersebut.

1) Objek Material

Objek-objek material geografi terdiri dari litosfer, biosfer,

atmosfer, hidrosfer dan antroposfer.

a) Litosfer, adalah lapisan batuan yang membentuk bentang alam,

seperti pegunungan, plato, daratan rendah, dan lapisan tanah.

b) Biosfer, adalah lapisan kehidupan, meliputi kehidupan

binatang dan tumbuhan.

c) Atmosfer, adalah lapisan udara, membentuk iklim dan cuaca.

d) Hidrosfer, adalah lapisan air, antara lain sungai, laut, danau,

dan air tanah.

84

Yasinto Sindhu, Geografi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Perminatan,

(Jakarta : Erlangga, 2013), h. 8-9.

38

e) Antroposfer, adalah dinamika penduduk, seperti manusia dan

kehidupannya di permukaan bumi, termasuk jumlah penduduk,

sistem sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi.

2) Objek Formal

Objek formal geografi adalah cara pandang (pendekatan) dan

berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala

tersebut baik berupa keadaan fisik maupun keadaan sosialnya.

Menurut Peter Heget, pendekatan tersebut dikenal dengan

pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan

kelingkungan (ecological approach) dan pendekatan kompleks

wilayah (regional approach).85

c. Ruang Lingkup Geografi

Geografi memiliki ruang lingkup yang sangat luas yang

mencakup beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Aspek fisik (physical geography atau geografi fisik), meliputi

gejala-gejala alam di permukaan bumi, yaitu atmosfer, litosfer,

hidrosfer, dan biosfer.

2. Aspek sosial (human geography atau geografi manusia), meliputi

segala aktivitas kehidupan manusia dan interaksinya dengan

lingkungan, baik lingkungan sosial, ekonomi, mapun budaya.

3. Aspek regional (geografi regional), mempelajari topik yang

mencakup wilayah tertentu, geografi regional merupakan bahasan

yang menyeluruh, baik aspek fisik maupun sosial.86

d. Litosfer

Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere

artinya lapisan.87

Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar.

1. Batuan Pembentuk Litosfer

Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu batuan

beku, sedimen, dan metamorf atau malihan. Proses terbentuknya

ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda. Induk dari ketiga

85

Ibid. 86

Yulmadia Yulir, Geografi 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2017), h. 9. 87

Danang Endarto, op. cit., h. 97.

39

macam batuan adalah magma. Magma ialah larutan silikat yang

cair dan pijar yang terdapat di dalam bumi.

a. Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar

yang membeku menjadi padat. Menurut beberapa teori tentang

terjadinya bumi, pada suatu waktu lalu bumi berupa massa cair

yang dinamakan magma. Magma ini selanjutnya membeku

membentuk lapisan kerak bumi, dan sebagian besar batuan

kerak bumi menjadi jenis batuan beku. Pada kenyataannya,

80% batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan

beku.

Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku, batuan beku

dibagi menjadi tiga macam.

1) Batuan beku dalam (Plutonik/Abistik)

Batuan beku dalam, terjadi dari pembekuan mgma yang

berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di

dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit,

diotit, dan gabbro.

2) Batuan Beku Gang/Korok

Batuan beku korok, terjadi dari magma yang membeku di

lorong antara sarang magma dan permukaan bumi. Magma

yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami

proses pembekuan ang berlangsung lebih cepat, sehingga

Kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.

Campuran Kristal mineral yang besarnya tidak sama

merupakan ciri batuan korok.

3) Batuan Beku Luar/Lelehan

Batuan beku luar/batuan beku lelehan terjadi dari sebagian

magma yang memebeku setelah sampai di permukaan

bumi. Contoh batuan beku luar adalah basalt, diorite,

andesit, obsidian, scoria, dan bumice atau batu apung.

40

b. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan beku yang telah terbentuk pada permukaan bumi

mengalami pelapukan. Bagian-bagian yang lepas diangkut

oleh aliran air, angin, atau cairan gletser, dan kemudian

diendapkan. Endapan tersebut disebut sedimen dan masih

lunak, karena proses diagenesis, sedimen menjadi keras dan

disebut batuan sedimen.

Berdasarkan proses pembentukannya batuan sedimen dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami

penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi

ukuran kecil, kemudian mengendap membentuk batuan

endapan klastik. Contoh umum batuan endapan klastik

adalah batuan pasir dan batu lempung (Shale).

b) Batuan sedimen kimiawi yaitu batuan yang terjadi karena

proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dehidrasi,

dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yang

terjadi secara tidak langsung adalah batuan sedimen kapur

yang dinamakan stalaktit dan stalagmite yang terdapat di

gua-gua kapur.

c) Batuan sedimen organik yaitu batuan yang terjadi karena

selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari

organisme, yaitu sisa-sisa rumah atau bangkai binatang

laut yang tertimun di dasar laut seperti kerang, dan

terumbu karang.

c. Batuan Malihan

Batuan malihan terbentuk karena adanya penambahan suhu

atau penambahan tekanan yang terjadi secara bersamaan pada

41

batuan sedimen. Contoh batuan malihan adalah marmer dari

batu kapur dan antrasit dari batu bara.88

e. Pedosfer/Lapisan Tanah

1) Pengertian Pedosfer

Pedosfer adalah lapisan tempat pembentukan tanah.89

Tubuh tanah terdiri atas batuan yang telah mengalami pelapukan,

kemudian bercampur dengan sisa-sisa bahan organik, air, dan

udara, serta mengalami proses fisika dan kimia membentuk

lapisan tanah.90

Menurut N.C. Brady, tanah adalah suatu tubuh

alam atau gabungan tubuh alam sebagai hasil perpaduan proses,

yaitu gaya perusakan dan pembangunan. Proses perusakan

meliputi pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organik,

sedangkan proses pembangunan meliputi pembentukan mineral-

mineral baru dari batuan induk, misalnya unsur hara dan

lempung.91

2) Karakteristik Tanah

a. Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah, tekstur

tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk

density) dan bobot jenis (particle’s density), kedalaman

efektif tanah, drainase, permeabilitas tanah, potensi

mengembang dan mengkerut, serta indeks pengembangan dan

kematangan tanah (nilai n).

b. Sifat Kimia Tanah

1) Derajat kemasaman tanah (pH). Nilai pH menunjukkan

banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+1). Nilai pH

88

Danang Endarto, op. cit., h. 97 – 99. 89

Tim Alfa Cendikia, Jaka, dan M. Taupan, Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Geografi

2016/2017, (Bandung, Penerbit Sewu, 2016), h. 49. 90

Bambang Utoyo, Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas X Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta, PT. Pribumi Mekar, 2009), h. 68. 91

Ibid.

42

berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral, sedangkan

pH kurang dari 7 disebut masam, dan pH lebih dari 7

disebut alkali/basa.

2) C-Organik. Penetapan kandungan bahan organik

dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik. Kandungan C-

Organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2

persen.

3) N-Total. Nitrogen merupakan unsur hara makroesensial

yang berasal dari bahan organik, pengikatan oleh

mikroorganisme dari N udara, pupuk, dan air hujan.

4) Unsur lainnya adalah unsur fosfor (P), kalium (K), natrium

(Na), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).

c. Sifat Biologi Tanah

1) Total mikroorganisme tanah.

2) Jumlah fungsi tanah (ragi, kapang, dan jamur).

3) Jumlah bakteri pelarut fosfat (P)

4) Total respirasi tanah.92

4. Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini

yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

1) Sulis Setyaningsih,93

berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa pemanfaatan museum Mahameru sebagai

sumber belajar sejarah dapat bersifat positif dan negatif.

Persepsi yang bersifat positif dapat mendorong siswa bersikap

dan bertingkah laku positif terhadap kehidupan sehar-hari

maupun di sekolah, dengan demikian siswa mengetahui arti

pentingnya museum sebagai sumber belajar sejarah. Sebaliknya,

92

Tim Alfa Cendikia, Jaka, dan M. Taupan, op, cit., h. 50. 93

Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar Sejarah

Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 – 2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri

Semarang, Semarang, 2007, h. 59.

43

persepsi siswa, yang bersikap negatif dapat mendorong seseorang

bersikap dan bertingkah laku negatif, misalnya siswa tidak

pernah ke museum untuk memanfaatkan museum sebagai sumber

belajar sejarah atau untuk sekedar jalan-jalan serta siswa itu tidak

mengenal museum.

2) Agus Mursidi,94

berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa pemanfaatan Museum Blambangan sebagai sumber

belajar sejarah SMA di Kabupaten Banyuwangi kurang optimal

karena kurangnya publikasi dari pihak museum.

3) Febrillian Gemilang Putra,95

berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa setelah melakukan kegiatan belajar di Kebun

Raya Bogor, rata-rata para peserta didik menjadi senang, karena

para peserta didik tersebut bisa belajar sambil refreshing.

4) Emirta, Hanapi, dan Hariyono,96

berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan objek wisata sebagai sumber pembelajaran

kontekstual memiliki manfaat yang besar dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa dapat memetik nilai-nilai yang terdapat

pada objek wisata serta dapat meningkatkan hasil dan aktivitas

belajar siswa.

94

Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar Sejarah

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2009, h, 114. 95

Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber

Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada Program Studi Ilmu

Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta,

2015, h. 56. 96

Emirta, Hanapi, dan Hariyono, “Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber

Pembelajaran Kontekstual”, Jurnal Penelitian, h. 5.

44

Tabel 2.1

Penelitian Relevan

No Nama

Peneliti Judul

Persamaan

Dengan

Penelitian

Perbedaan

Dengan

Penelitian

1. Sulis

Setyaningsih

Pemanfaatan

Museum Mahameru

Sebagai Sumber

Belajar Sejarah

Pemanfaatan

sebagai

sumber

belajar

Sampel yang

digunakan

2. Agus

Mursidi

Pemanfaatan

Museum

Blambangan Sebagai

Sumber Belajar

Sejarah (Studi Kasus

Pada Siswa Kelas X

SMA Negeri

Kabupaten

Banyuwangi)

Pemanfaatan

sebagai

sumber

selajar

Membandingkan

hasil

pembelajaran

siswa dan guru

sejarah setelah di

bawa ke

Museum.

3. Febrillian

Gemilang

Putra

Pemanfaatan Kebun

Raya Bogor Sebagai

Sumber

Pembelajaran

Geografi PadaSMA

Bina Insani Bogor.

Pemanfaatan

alam

sebagai

sumber

belajar

Geografi

Pemanfaatan

alamsebagai

sumber belajr

geografi

Emirta,

Hanapi, dan

Hariyono

Dalam penelitian

Pada Pemanfaatan

Objek Wisata

Sebagai Sumber

Pembelajaran

Kontekstual.

Penelitian

tentang

pemanfaatan

objek wisata

Objek wisata

sebagai sumber

pembelajaran

kontekstual.

45

5. Kerangka Berfikir

Pembelajaran geografi adalah suatu pembelajaran yang sangat luas

bahasannya. Dalam pelajaran geografi segala akivitas baik itu manusia

ataupun benda mati dapat dikaji dalam bidang ini. Alam sekitar dapat

dimanfaatkan dalam pelajaran geografi karena dengan belajar di alam

dapat meningkatkan semangat siswa dan mengembangkan sumber belajar

khsusunya dalam mata pelajaran geografi.

Pemanfaatan yaitu adanya suatu benda, tempat/sarana yang dapat

dijadikan objek dalam suatu kegiatan. Pemanfaatan alam sekitar secara

tidak langsung dapat dijadikan objek sebagai sumber belajar. Objek wisata

dapat diartikan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan

nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam dan budaya. Sumber

Belajar yaitu dimana adanya pengalaman secara langsung yang dilakukan

oleh guru dan siswa. Sehingga alam sekitar yang sebelumnya hanya

dijadikan sebagai tempat wisata kini dapat dimanfaatkan sebagai sumber

belajar. Pemanfaatan objek wisata sebagai sumber belajar dapat dijadikan

usulan nantinya baik kepada guru maupun pemerintah, agar objek wisata

yang ada di daerah sekitar dapat dijadikan sumber belajar siswa, serta

dapat meningkatkan apresiasi siswa dalam belajar. Selain itu juga objek

wisata Gunung Padang yang berada di kawasan Cianjur tersebut dapat

lebih diperhatikan lagi sarana dan prasarana oleh pengelola dan

pemerintah. Kerangka berfikir seperti pada bagan 2.1.

46

Bagan 2.1

Kerangka Berfikir

Guru

Batuan Gunung

Padang

Pemanfaatan

Pembelajaran

Geografi

Alam

Siswa

Sumber Belajar

Pengalaman

Apresiasi siswa

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Cianjur, yang

berada di Jalan Pangeran Hidayatullah No. 62, Sawah Gede, Kec. Cianjur,

Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kabupaten Cianjur secara geografis

terletak pada koordinat 106°42’-107°25’Bujur Timur dan 6°21’-7°25’

Lintang Selatan, dengan ketinggian 7-2-2.962 mdpl dan memiliki

kemiringan 0-40%.97

Peta penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian

97

https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05

November 2017 pada pukul 15.46 WIB).

Lokasi

Penelitian

48

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni dari

bulan Juni dan Juli 2018, jadwal dengan perincian kegiatan penelitian

berdasarkan Tabel berikut:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

Seminar

Proposal

Revisi Proposal

Menyusun Bab

I-III

Membuat

Instrumen

Pengumpulan

Data

Melakukan

Penelitian

Mengolah Data

Menyusun BAB

IV-V

B. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu

metode atau jalan penelitian yang sistematis, digunakan untuk mengkaji atau

meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan

tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika

hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-

ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dan fenomena yang dihadapi.98

98

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitati Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016, h. 24.

49

Penelitian ini bertujuan menganalisis data sedekat mungkin dengan

data-data yang ada dan sesuai dengan realita di lapangan. Peneliti

menggunakan jenis penelitian studi kasus, yaitu penelitian dilakukan secara

mendalam terhadap objek penelitian. Melihat fenomena dan interaksi sosial

yang terjadi di lapangan lalu dapat di deskripsikan serta di gambarkan secara

lengkap ke dalam tulisan. Maka dari itu peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif.

C. Sumber Data

Kegiatan awal dalam fase proses penelitian adalah menentukan sumber

data. Data dalam sebuah penelitian, merupakan bahan pokok yang dapat

diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian.99

Dalam penelitian

ini, menggunakan sumber data primer dan sekunder. Untuk mengetahui

pemanfaatan objek wisata gunung Padang sebagai sumber belajar, maka

diperlukan sumber data sebagai berikut:

1. Sumber data primer diperoleh dari:

a. Guru Geografi SMAN 1 Cianjur

Peneliti melakukan wawancara dengan guru geografi SMAN 1 Cianjur

untuk mendapatkan data pemanfaatan objek wisata gunung padang

sebelum dan setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

Padang.

b. Siswa SMAN 1 Cianjur

Peneliti melakukan wawancara dengan siswa X-IPS 1 SMAN 1

Cianjur guna mendapatkan data pemanfaatan objek wisata gunung

padang pada saat sebelum dan setelah melakukan pembelajaran di

Gunung Padang.

c. Pengelola Gunung Padang

Peneliti melakukan wawancara dengan pengelola Gunung Padang guna

mendapatkan data informasi mengenai Gunung Padang.

99

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan

TenagaPendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 253.

50

2. Sumber data sekunder diperoleh dari :

a. Dokumentasi

Data dokumentasi berupa data sarana dan prasarana, jumlah siswa,

jumlah guru dan lain-lain.

b. RPP

D. Objek Penelitian

Dalam penelitian diperlukan adanya objek yang akan menjadi sasaran

penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah peserta

didik kelas X IPS 1.

Dalam penelitian kualitatif jumlah responden diketahui ketika

pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengunpulan data diawali dari

mewawancarai informan dan berhenti sampai pada responden yang kesekian

sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.

Maksudnya adalah berhenti sampai pada informan yang kesekian

ketika informasinya suda “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju

(snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi

dengan para informan sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki.100

Agar data yang dihasilkan lebih

akurat, dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipan yaitu

peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang

diamati.101

Peneliti ikut berperan sebagai pengajar/guru saat siswa dibawa

ke Gunung Padang untuk melakukan pembelajaran.

2. Interview (Wawancara)

Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan

dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui

100

Ibid., h. 69.

101Ibid., h. 71.

51

saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai

sebagai sumber data.102

Wawancara dilakukan secara terbuka, di mana

informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang

bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian.103

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara

semi-sruktur. Uwe Flick dalam bukunya Introducing Research

Methodology mengatakan:

“For semi-structured interviews, a umber of questions are prepared

that between them cover the intended scope of the interview.

Interviewers can deviate from the sequence of the questions. They

also do not necessarily stick to the exact formulation of the

questions when asking them. The aim of the interview is to obtain

the individual views of the interviewees an an issue.”104

Artinya dalam wawancara semi-struktur, pertanyaan-pertanyaan

disiapkan dengan lingkup yang dimaksud dalam sebuah wawancara.

Peneliti dapat menanyakan pertanyaan yang menyimpang dari rangkaian

pertanyaan yang telah disiapkan, juga tidak harus mengikuti formulasi

yang tepat dalam menanyakan pertanyaan kepada narasumber. Tujuannya

agar memperoleh informasi dari pandangan narasumber itu sendiri dari

tema yang diangkat dalam penelitian.

Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan

partisipan, tidak melalui telepon ataupun video. Instrumen yang dilakukan

adalah perekam suara dan pedoman wawancara. Tujuan peneliti

melakukan wawancara adalah agar mendapatkan informasi lebih mendetail

mengenai objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara dengan

Guru IPS SMAN 1 Cianjur, siswa, dan pengelola Gunung Padang.

102

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2014), h. 263.

103 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

IlmuSosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 109.

104 Uwe Flick, Introducing Research Methodology: A Beginner’s Guide To Doing a

Research Project, (Los Ageles: Sage, 2011), h. 112.

52

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi menjadi data pelengkap

dan sebagai bukti jika penelitian sudah dilakukan.105

Peneliti mendokumentasikan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung di objek wisata Gunung Padang.

F. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

aktivitas siswa ketika sedang melakukan pembelajaran di Gunung Padang.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Prmanfaatan Objek Wisata Gunung Padang

No Variabel Sub

Variabel Indikator keadaan

1. Pemanfaatan

Objek

Wisata

Gunung

Padang

Fisik Lithosfer (Batuan)

Pedosfer (Tanah)

Sosial Sejarah

Ekonomi

Berikut pedoman observasi aktivitas belajar siswa di Objek Wisata

Gunung Padang terlihat pada Tabel 3.3

105

Sukandarrumidi, op. cit., h. 100-101.

53

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pemanfaatan Objek

Wisata Gunung Padang

No Aspek Yang Diamati Indikator Ket.

1. Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat

duduk

2. Kesiapan pelaksanaan

pembelajaran

2. Kegiatan Membuka

Pelajaran

1. Menjawab Salam Guru

2. Berdoa sebelum

memulai pembelajaran

3. Kegiatan Inti

Pembelajaran

(Pemanfaatan Gunung

Padang Sebagai

Sumber Belajar)

a. Fisik

1. Bersemangat saat

mengikuti pembelajaran

2. Bertanya dengan

antusias saat proses

pembelajaran

b. Sosial 1. Terdapat interaksi antara

guru dan siswa saat

proses pembelajaran

ketika siswa meneliti

batuan dan tanah di objek

wisata Gunung Padang

2. Terdapat interaksi antara

siswa dengan siswa saat

diskusi berlangsung

c. Kognitif 1. Menjawab pertanyaan

yang diajukan guru

2. Mengemukakan

pendapatnya saat proses

pembelajaran

54

Tabel 3.3 (Lanjutan)

4. d. Afektif 1. Mengikuti pelajaran

sampai selesai.

2. Memperhatikan ketika

guru menjelaskan materi

3. Mencatat penjelasan

yang disampaikan guru.

e.Psikomotorik 1. Mengerjakan tugas yang

dilakukan guru

2. Mengerjakan tugas

dengan tepat waktu.

Penutup 1. Berdoa sebelum menutup

pelajaran.

2. Menjawab salam penutup.

2. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengelola Gunung Padang, Guru

Geografi, dan siswa SMAN 1 Cianjur.

Tabel 3.4

Kisi – Kisi Instrumen Wawancara

No Wawancara Aspek

Masalah Sub Aspek Masalah

1. Pengelola

Objek Wisata

Gunung

Padang

Pemanfaatan

Objek Wisata

Gunung

Padang

1. Pengetahuan mengenai batuan

dan lapisan tanah di Gunung

Padang

Sumber Belajar

Geografi

1. Informasi mengenai objek

wisata Gunung Padang sebagai

sumber belajar geografi

2. Pengetahuan mengenai batuan

dan lapisan tanah di Gunung

Padang sebagai sumber belajar

55

Tabel 3.4 (Lanjutan)

2. Guru Sumber Belajar

Geografi

1. Informasi mengenai sumber

belajar geografi dan

pembelajaran geografi di

dalam kelas

Pemanfaatan

Objek Wisata

Gunung

Padang

1. Pengetahuan mengenai

lithosfer dan pedosfer di

Gunung Padang

2. Informasi mengenai objek

wisata Gunung Padang

sebagai sumber belajar

geografi

3. Siswa

sebelum

melakukan

pembelajaran

di objek

wisata

Gunung

Padang

Siswa setelah

melakukan

pembelajaran

di objek

wisata

Gunung

Padang

Sumber

Belajar

Geografi

1. Pembelajaran di dalam kelas

dan informasi mengenai

sumber belajar geografi

2. Pengetahuan tentang Gunung

Padang dapat digunakan

sebagai sumber belajar

3. Pemahaman siswa mengenai

Lithosfer dan Pedosfer

Pemanfaatan

Objek Wisata

Gunung

Padang

1. Pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang

2. Pengetahuan yang di dapat

dari pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang

56

Tabel 3.5

Instrument Wawancara

No Wawancara Pertanyaan

1. Pengelola Objek

Wisata Gunung

Padang

1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat

dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah?

Khususnya mata pelajaran geografi!

2. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan

wisatawan asing yang mengunjungi objek

wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu /

bulan?

3. Bagaimana sarana dan prasarana objek

wisata Gunung Padang?

4. Apakah dengan banyaknya para wisatawan

menimbulkan suatu dampak dalam bidang

ekonomi, sosial, budaya?

5. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang

telah meneliti objek wisata Gunung Padang?

6. Menurut anda apakah batuan di Gunung

Padang adalah hasil dari pembangunan oleh

manusia zaman dulu?

7. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung

Padang?

8. Menurut anda apakah objek wisata Gunung

Padang memiliki letak yang strategis?

9. Apakah dengan adanya objek wisata

Gunung Padang dapat menambah

pendapatan ekonomi penduduk sekitar?

57

Tabel 3.5 (Lanjutan)

2. Guru 1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan

di dalam kelas?

2. Apakah ibu/bapak setuju jika pembelajaran geografi

dilakukan di luar kelas?

3. Apakah bapak pernah mengunjungi objek wisata

Gunung Padang?

4. Tujuan apaibu/bapak mengunjungi objek wisata

tersebut?

5. Apakah menurut ibu/bapak objek wisata Gunung

Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

geografi?

6. Apakah ibu/bapak mengetahui mengenai litosfer

dan pedosfer Gunung Padang?

7. Menurut ibu/bapak apakah siswa akan merasa

senang jika pembelajaran dilakukan diluar kelas?

8. Apakah pengelola dan peneliti dapat menjelaskan

secara detail dan apakah anda memahaminya?

9. Menurut ibu/bapak apakah objek wisata Gunung

Padang sudah dikenal ke mancanegara?

10. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat

dijadikan sumber belajar dalam berbagai ilmu?

11. Setelah ibu/bapak melakukan pembelajaran di

objek wisata Guung Padang, apakah ibu tertarik

membawa siswa ke tempat ini?

12. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata

Gunung Padang?

13. Apakah siswa terlihat senang dan banyak belajar

setelah dibawa ke objek wisata Gunung Padang?

58

Tabel 3.5 (Lanjutan)

Siswa

sebelum

melakukan

pembelajaran

di luar kelas

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan

di dalam kelas?

2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di

dalam kelas?

3. Apakah anda mengetahui objek kajian lithosfer dan

pedosfer?

4. Apakah anda memahami materi tersebut?

5. Sejauh mana anda mengetahuinya?

Siswa setelah

melakukan

pembelajaran

di luar kelas

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan

pembelajaran di objek wisata Gunung Padang?

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang

bermanfaat jika dijadikan sebagai sumber belajar?

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung

Padang?

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada

pembelajaran di objek wisata Gunung Padang?

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah

wawasan tentang objek kajian litosfer dan pedosfer?

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang

dengan melihat objek secara langsung dapat lebih

memahami dan lebih mengerti?

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah

dijelaskan oleh pengelola dan peneliti?

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan

pembelajaran pada materi yang sudah diajarkan di

dalam kelas?

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek

wisata Gunung Padang dapat diajarkan kembali ke

teman lainnya?

59

3. Lembar Dokumentasi

Dokumetasi dilakukan sebagai penguat hasil/bukti dari penelitian

telah dilakukan. Dokumen ini berupa foto-foto selama penelitian

berlangsung.

G. Tahap Pengolahan Data

Berikut tahapan-tahapan dalam pengolahan yang peneliti lakukan:

1. Peneliti melakukan observasi di SMAN 1 Cianjur dan Objek Wisata

Gunung Padang

2. Peneliti melakukan wawancara mengenai pengetahuan dari objek wisata

Gunung Padang, untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan objek wisata

Gunung Padang sebagai sumber belajar serta melakukan pembelajaran di

Gunung Padang.

H. Rencana Pengujian Keabsahan Data

1. Uji Validitas

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan

valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan

apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik

pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi,

meningkatkan ketekunan dan member check.106

a. Triangulasi

Triangulasi yang akan dilakukan yaitu triangulasi sumber.

Triangulasi sumber, dilakukan dengan menanyakan hal yang sama

melalui sumber yang berbeda.107

Hal ini bertujuan untuk

membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan

wawancara. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan

serupa kepada subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran

suatu proses yang dipahami masing-masing subjek.

106

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&d, (Bandung: Alfabeta,

2012) h. 274. 107

Ibid.

60

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti

dan sistematis.108

Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan

ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan

hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan

kekurangannya. Hal tersebut memudahkan peneliti agar dapat

memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa

yang diamati.

c. Member Check

Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang di peroleh sesuai dengan apa yang

di berikan oleh pemberi data.109

Yaitu mendiskusikan kembali dengan

dewan guru dan siswa yang bersangkutan. Namun, jika data yang

diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu

mengadakan diskusi kembali, sehingga adanya kesepakatan antara

peneliti dan pemberi data. Dengan demikian, maka akan terwujud

kepercayaan pada penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitaas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur

dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.110

Dalam metode kualitatif aspek reliabilitasnya dapat dilihat tergantung dari:

ketajaman observasi, analisis teks, interview dan transcript dari

108

Ibid., h. 272 109

Ibid., h. 276. 110

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodolgi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), h. 112.

61

pembicaraan yang terjadi di lingkungan alamiah. Dalam hal ini peneliti

harus dapat mengerti tentang pertanyaan yang diajukan sehingga

mendapatlkan jawaban maksimal untuk hasil penelitian. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam uji reliabilitas meliputi:

a. Menyimpan catatan-catatan rinci dari wawancara dan observasi serta

dengan mendokumentasikan proses analisis secara mendetail.

b. Kerangka coding bisa dikembangkan untuk mengarakterisasi tiap

ujaran (misalnya, mengenai umur, jenis kelamin, dan peran pembicara

itu; topik pembicaraan, dll), dan transkip tersebut kemudian bisa

dikodifikasi juga oleh peneliti yang lain.

c. Membuat penilaian tersendiri terhadap transkip oleh peneliti kualitatif

terlatih lainnya dan kemudian membandingkan kesamaan penilaian

yang diperoleh.

d. Transkip wawancara tersebut dianalisis untuk mengkaji isi dan

struktruknya oleh peneliti utama dan oleh komite panel mandiri, dan

kemudian diadakan penilaian terhdap tingkat kesesuaian.111

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap

dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting. Hasil

penelitian yang dihasilkan harus melalui proses analisis data terlebih dahulu

agar dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.112

Sementara itu, Bogdan & Biklen menyatakan bahwa analisis data

adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara,

catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan danmemungkinkan apa

yang ditemukan.113

111

Ibid., h. 31. 112

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), h. 158. 113

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013) h. 210.

62

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis

Miles & Hubermen mengemukakan tiga tahapan dalam menganalisis data

penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (datareduction): (2) paparan data

(data display), dan (3) penarikankesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verifying).114

1. Reduksi data, yaitu kegiatan merangkum, menggolongkan, menghilangkan

hal-hal yang tidak perlu, sehingga nantinya memudahkan dalam

pemaparan data dan penarikan kesimpulan.

2. Paparan data, yaitu data yang direduksi tersebut merupakan sekumpulan

informasi yang nantinya memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, merupakan tahap akhir analisis data

sebagai jawaban dari hasil penelitian.

Model analisis tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Teknik Analisis Data Model Interaktif

Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992)115

114

Ibid. 115

Ibid., h. 211.

Koleksi Data

Display Data

(Penyajian

Reduksi Data

Kesimpulan/

Verifikasi

63

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat

1. SMA Negeri 1 Cianjur

SMA Negeri 1 Cianjur, terletak di Jalan Pangeran Hidayatullah

No. 62, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada koordinat 106° 42’-

107°25’Bujur Timur dan 6°21’-7°25’ Lintang Selatan, dengan ketinggian

7-2-2.962 mdpl dan memiliki kemiringan 0-40%.116

Peta lokasi SMA

Negeri 1 Cianjur seperti terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Peta Lokasi Penelitian

116

https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05

November 2017 pada pukul 15.46 WIB).

64

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.2

SMAN 1 Cianjur

SMAN 1 Cianjur didirikan pada tahun 1959 atas prakarsa tokoh

masyarakat Cianjur beserta DPRD dan para orang tua murid yang

anaknya sudah tamat SLTP. SMAN 1 Cianjur pada mulanya bernama

SMA Badak Putih (swasta) dengan kepala sekolah Bapak Suryadi

Wonoerdjojo. Pada bulan Oktober 1959 SMA Badak putih resmi

berubah nama menjadi SMA Negeri dengan SK Menteri P&K tanggal

15 Oktober 1959 No. 72/SK/B.III. Upacara peresmiannya pada tanggal

15 November 1959 di gedung Tjung Hwa Tjung Hwee yang kini

bernama Wisma Karya. Mulai tanggal 1 Mei 1960 dengan SK Menteri

P&K tanggal 24 April 1960 No. 34037/C.I diangkatlah Bapak Moh.

Muchtar sebagai direktur SMA Negeri Cianjur. Pada tanggal 26

Desember 1964 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan

gedung SMA Negeri Cianjur (kampus yang ada sekarang) yang dihadiri

oleh tokoh-tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Provinsi juga

CV. Haruman sebagai pelaksana pembangunan.

Kemudian tanggal 19 januari 1966 gedung SMA Negeri Cianjur

mulai dipakai dan pimpinannya mulai tanggal 20 April 1966

65

diserahterimakan dari Moh. Muchtar kepada Bapak Endy Suhenda, lalu

tanggal 2 september 1966 pimpinan SMA Negeri Cianjur diserahkan

pada Bapak D. Effendi. Mulai tanggal 19 Oktober 1967 pimpinan SMA

Negeri Cianjur diserahterimakan lagi kepada Bapak Drs. Mamin

Wijayakusuma. Pada tahun 1980 tepatnya bulan April, Bapak Drs.

Mamin Wijayakusuma digantikan oleh Bapak Drs. A. Riswaya sampai

tahun 1983. Kemudian Desember 1983 Bapak Drs. A. Riswaya diganti

oleh Bapak Drs. Maryono sampai tahun 1988. Bulan Juli 1988 Bapak

Drs.Maryono digantikan oleh Bapak Drs. A. Subarkah sampai tahun

1993, lalu pada bulan Januari 1993 Bapak Drs. A. Subarkah digantikan

oleh Bapak Drs. Nanai Said, yang kemudian digantikan oleh Bapak

Drs. A. S. Arifin Sulaeman. Tanggal 1 September 1997 Bapak Drs. A.

S. Arifin Sulaeman memasuki masa purna bakti, sehingga

kepemimpinan SMA Negeri 1 Cianjur dijabat sementara oleh Bapak

Drs. Hardjo Hartana sebagai PJMT (Beliau Kepala SMA Negeri 2

Cianjur) sampai dengan tanggal 1 Juli 1998. Tanggal 1 Juli 1998,

dilantik Kepala SMA Negeri 1 Cianjur yang baru yaitu Bapak Drs. H.

Djurnalis Djen. Pada bulan September 2006, Bapak Drs. H. Djurnalis

Djen memasuki masa purna bakti, kemudian digantikan oleh Bapak

Drs. Barnas Sastraputra, M.Pd.

Pada tahun 2010 Bapak H. Gun gun Guswandi, M.Pd sampai

tahun 2011 menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Cianjur. Kemudian tahun

2011 akhir sampai dengan pertengahan tahun 2014 SMAN 1 Cianjur

dipimpin oleh Bapak Drs. H. Danur Jamhur, M.MPd. Bapak Engkus

Daryana, S.Pd. M.Si menggantikan pak Danur sebagai Kepala SMAN 1

Cianjur periode 2014 sampai 2016 awal. Februari 2016 Kepala SMAN

1 Cianjur dijabat oleh Bapak Jarwoto, M.Pd. kemudian tahun 2017

sampai saat ini dijabat oleh Bapak Haruman Taufik K., S. Pd, MM. Pd.

Sebagai catatan penting bahwa SMA Negeri Cianjur berubah nama

menjadi SMA Negeri 1 Cianjur pada tahun ajaran 1987/1988.

66

a. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Cianjur

1) Visi SMAN 1 Cianjur

Unggul dalam Prestasi, Terampil, Mandiri , Berwawasan ke

Depan yang Berkreatifan Lokal Berlandaskan Iman dan Takwa.

2) Misi SMA Negeri 1 Cianjur

a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan mewujudkan

akhlakul karimah dalam berbagai aktivitas.

b) Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik dan

nonakademik.

c) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berbahasa,

sains dan teknologi.

d) Meningkatkan kemandirian peserta didik.

e) Meningkatkan wawasan global peserta didik dalam bingkai

kearifan lokal.

3) Tujuan SMA Negeri 1 Cianjur

a) Terbiasa melaksanakan peribadatan rutin.

b) Menghasilkan lulusan yang berakhlakul karimah.

c) Menghasilkan lulusan yang taat aturan.

d) Menghasilkan lulusan yang mencintai almamater.

e) Menghasilkan lulusan yang sadar lingkungan.

f) Meluluskan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

g) Memperoleh kejuaraan di tingkat Nasional dan Internasional

bidang sains dan teknologi.

h) Memperoleh kejuaraan bidang seni, budaya dan oleh raga di

tingkat Nasional dan Internasional.

i) Menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan berbahasa

asing.

j) Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa meneliti.

k) Menghasilkan lulusan yang terampiilan dan bijaksana

menggunakan serta memanfaatkan teknologi.

67

l) Melahirkan lulusan yang memiliki kepercayaan diri yang

tinggi.

m) Melahirkan lulusan yang mampu menyelesaikan permasalahan.

n) Melahirkan lulusan yang mampu mengambil keputusan.

o) Melahirkan lulusan yang melek teknologi.

p) Melahirkan lulusan yang mencintai budaya lokal.

2. Sejarah Singkat Gunung Padang

Gunung Padang merupakan situs megalithikum yang terletak di

Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi

Jawa Barat. Memiliki luas sekitar 4.000 meter.Peta lokasi Gunung Padang

sepertiterlihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3

Peta Lokasi Penelitian Gunung Padang

68

Sumber: Peta Geologi Lembar Sindang Barang

Gambar 4.4

Peta Geologi Gunung Padang

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.5

Gunung Padang

Megalithikum merupakan batuan besar, tetapi batuan Gunung Padang

bukan merupakan batuan besar tetapi dinamakan batu columnar joints.

Columnar joints adalah batuan yang memiliki struktur berupa kolom-kolom

batu yang tersusun rapi. Struktur kolom ini terbentuk dari proses pendinginan

tubuh lava (lelehan cairan magma yang timbul di permukaan tanah) pada

kondisi temperatur tekanan lingkungan yang sesuai.

Batuan Gunung Padang mengandung kadar besi 40% yang

dinamakan andesit firoksin. Terdapat dua versi mengenai batuan andesit

69

firoksin ini, pertama, apabila batuan ini tidak dibentuk oleh manusia,

berarti batuan ini adalah hasil dari magma yang mengendap di dalam perut

bumi. Kedua, apabila batuan ini adalah batu gunung yang dibuat oleh

manusia, berarti batuan tersebut adalah batu gunung. Gunung Padang

terdapat lima teras serta memiliki dua jalan. Jalan utama adalah 175 meter

yang terdiri dari 378 tinjakan. Jalan kedua adalah 300 meter yang terdiri

dari beton 371 ditambah 39 batuan. Jumlah naik turun jika melalui semua

tinjakan kurang lebih adalah 788 tinjakan. Berikut adalah teras 1-5

Gunung Padang terdapat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.6 Gambar 4.7

Teras 1 Teras 2

Gambar 4.8 Gambar 4.9

Teras 3 Teras 4

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.10

Teras 5

70

Gunung Padang ditemukan pada tahun 1914 oleh seorang arkeolog

Belanda bernama N.J.Krom. Gunung Padang juga dulu digunakan sebagai

tempat meditasi atau ritual. Kemudian pada tahun 2011, Gunung Padang

meraih perhatian masyarakat luas, banyak para ilmuan yang meneliti situs

tersebut. Sampai saat ini Gunung Padang sudah dikenal hingga

mancanegara serta merupakan salah satu objek wisata budaya di Cianjur.

Gunung Padang dikelola langsung oleh masyarakat lokal serta juru

pelihara dari dinas kebudayaan dan pendidikan. Masyarakat atau turis

yang akan mengunjungi objek wisata Gunung Padang dibuka setiap hari

pukul 07.00 -17.00 WIB.

Ditemukan berbagai macam batuan di objek wisata Gunung

Padang, diantaranya adalah: batuan andesit, batuan kuarsit, batu pasir dan

rijang. Ditemukannya batuan tersebut dapat disebabkan oleh adanya erosi,

sehingga terjadinya pengikisan dan perubahan-perubahan yang

menyebabkan adanya jenis-jenis batuan. Gunung padang dikelilingi oleh

jenis-jenis tumbuhan sehingga pengunjung tidak hanya melihat keunikan-

keunikan dari batuan Gunung padang namun dapat melihat pemandangan

yang sejuk dan asri.

a. Data sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang.

Data sarana dan prasarana yang terdapat di objek wisata

Gunung Padang , di jelaskan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang

No Data Sarana dan

Prasarana Keterangan

1. Akses Jalan Sudah bagus serta sedang ada

pembesaran jalan menuju objek wisata

Gunung Padang.

2. Toilet Terdapat 2 toilet di area parkir atas dan

4 toilet di area parkir bawah.

71

Tabel 4.1 (Lanjutan)

3. Musholla Terdapat Mushola di objek wisata

Gunung Padang, serta masjid yang

sedang di bangun di area parkir Pal Dua.

4. Area Parkir Pal

Dua

Area parkir Pal Dua yang merupakan

area parkir baru di Gunung Padang yang

sangat luas, diantaranya terdapat villa,

rest area, dan masjid. Villa tersebut

menjadi tempat peristirahatan para

pengunjung baik itu para turis ataupun

pejabat yang mengunjungi objek wisata

Gunung Padang.

Sumber: Data hasil observasi 2018

Berdasarkan tabel 4.1, didapatkan bahwa sarana dan prasarana

objek wisata Gunung Padang sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan

ketika peneliti melakukan observasi dan dokumentasi pada tanggal 14

Juli 2018 (keterangan terdapat pada lampiran no. 7). Akses jalan

menuju Gunung Padang sudah bagus, serta sedang adanya

pembangunan villa, rest area, dan mushola di area parkir pal dua. Hal

ini membuktikan bahwa objek wisata Gunung Padang selalu

mengalami peningkatan.

b. Tiket Masuk Objek Wisata Gunung Padang

Gunung Padang sebagai tempat wisata yang didalamnya

terdapat tiket masuk dan biaya parkir. Berikut penjelasan pada Tabel

4.2.

Tabel 4.2

Tiket Masuk Objek Wisata Gunung Padang

No Keterangan Biaya

1. Tiket masuk 5.000

2. Parkir : Mobil

Motor

10.000

5.000

Sumber: data hasil observasi 2018

72

Berdasarkan data tabel 4.2 dan berdasarkan hasil observasi

yang peneliti lakukan pada tanggal 14 Juli 2018 bahwasannya untuk

biaya tiket masuk dan parkir sudah cukup murah. Area parkir objek

wisata Gunung Padang memiliki dua area parkir. Diantaranya parkiran

utama terletak di atas, tepatnya berada di depan loket atau pintu masuk

objek wisata Gunung Padang. Area parkir kedua tepatnya berada di

bawah kira–kira 200 meter dari area parkir utama. Ketika hari libur

(weekend) pengunjung yang membawa kendaraan beroda 4 disimpan

di area parkir bawah sementara untuk mengunjungi objek wisata

tersebut bisa dengan jalan kaki atau ojek dengan tarif 5.000. Hal

tersebut dikarenakan pengunjung di hari libur yang mengendarai roda

2 sangat banyak sehingga melampui batas. Area parkir objek wisata

Gunung Padang cukup aman, namun tidak dilengkapi dengan penutup

kendaraan, sehingga kendaraan langsung terpapar oleh sinar matahari.

3. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cianjur, sebelum

penelitian dilakukan, terlebih dahulu melakukan observasi pada tanggal 18

Juli 2018 serta wawancara kepada 8 orang siswa di kelas X-IPS 1. Sampel

yang digunakan ketika penelitian adalah sebanyak 33 siswa, dengan

pertimbangan kelas tersebut memiliki rata-rata kelas lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas lainnya.

Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang,

8 orang siswa terlebih dahulu di wawancara mengenai pembelajaran

geografi di dalam kelas, selanjutnya siswa melakukan pembelajaran di

objek wisata Gunung Padang dan 8 orang siswa tersebut di wawancara

kembali mengenai pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai

sumber belajar geografi. Berikut ini langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan memanfaatkan objek wisata Gunung Padang sebagai

sumber belajar geografi.

73

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama tanggal 18 Juli 2018, peneliti

melakukan pembelajaran, dalam hal ini peneliti mengulang materi

lithosfer mengenai jenis-jenis batuan dan pedosfer mengenai

karakteristik tanah dan menjelaskan sesuai dengan yang akan di

pelajari di objek wisata Gunung Padang. Materi tersebut telah

diajarkan oleh guru geografi SMAN 1 Cianjur. Jadi, dalam hal ini

peneliti mengulas kedua materi tersebut secara singkat.Kemudian

menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan

melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, yaitu

dengan meneliti objek secara langsung. Peneliti menjelaskan tata cara

bagaimana praktik yang akan dilaksanakan di objek wisata Gunung

Padang. Peneliti memperlihatkan peralatan yang akan digunakan

keetika melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.

Peneliti juga membagikam surat izin dari sekolah kepada siswa X-IPS

1 bahwa kelas tersebut akan melakukan pembelajaran di luar kelas

yaitu di di situs megalithikum objek wisata Gunung Padang.

Pertemuan pertama seperti pada gambar 4.11.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.11

Pertemuan Pertama

b. Pertemuan kedua

Kemudian, pada pertemuan selanjutnya tanggal 21 Juli 2018,

peneliti bersama siswa melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang dengan melakukan praktik di alam mengenai macam-

macam batuan dan karakteritik tanah yang sudah di ajarkan di dalam

kelas. Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

74

Padang peneliti membagikan buku panduan kepada masing-masing

siswa serta membagikan kelompok belajar di objek wisata Gunung

Padang dan memberikan alat berupa pH serta cairan H2O2 dan HCL

untuk mengetahui karakteristik tanah. Pertemuan kedua seperti pada

gambar 4.12 dan gambar 4.13.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.12

Pertemuan Kedua

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.13

Sebelum Berangkat Menuju Gunung Padang

Sebelum berangkat menuju objek wisata Gunung Padang,

peneliti disambut oleh bapak Asep selaku wakil kepala sekolah SMA

Negeri 1 Cianjur, beliau memberikan nasehat agar selalu berhati-hati

ketika di perjalanan dan supaya kumpul kembali di SMA Negeri 1

Cianjur.Kemudian melakukan pembelajaran dengan membawa siswa

ke objek wisata Gunung Padang. Perjalanan menuju objek wisata

75

Gunung Padang adalah sekitar 60 menit. Peneliti bersama guru dan

siswa menaiki kendaraan yang telah disiapkan.

Sesampai di objek wisata Gunung Padang, kami disambut oleh

pengelola Gunung Padang, kami mengucapkan salam dan kami

bersama pengelola berkumpul untuk berdoa bersama. Setelah itu

peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk meneliti batuan dan

tanah di objek wisata Gunung Padang. Tugas pertama, siswa dapat

mengetahui karakteristik tanah yang terbagi ke dalam 3 bagian. Yaitu,

penentuan sifat fisik tanah yang terdiri dari tekstur tanah, struktur

tanah dan warna tanah. Penentuan sifat kimia tanah, untuk mengetahui

pH tanah dan kesuburan tanah dengan menggunakan cairan HCL

danH2O2serta penentuan sifat biologi tanah yang terdiri dari macam-

macam flora dan fauna yang terdapat di objek wisata Gunung Padang.

Siswa melakukan penelitian pada dua tempat atau lokasi, yaitu

pada saat siswa sebelum naik anak tangga Gunung Padang dan pada

saat di puncak atau di atas bukit Gunung Padang. Kemudian tugas

berikutnya adalah melanjutkan perjalanan ke atas bukit Gunung

Padang. Dalam perjalanan ke atas bukit Gunung Padang, siswa

meneliti jenis flora dan fauna apa yang terdapat di objek wisata

Gunung Padang. Setelah sampai di puncak Gunung Padang peneliti

memberikan tempat atau lokasi tanah yang akan diteliti kembali oleh

masing-masing kelompok. Siswa tidak lupa untuk mencatat jenis flora

dan fauna yang ditemukan di sekitar objek wisata Gunung Padang.

Kemudian tugas kedua adalah, siswa secara bersama-sama

meneliti batuan yang terdapat di Gunung Padang yaitu dengan cara

menyamakan dengan contoh batuan yang peneliti bawa ke objek

wisata Gunung Padang. Setelah meneliti jenis batuan dan karakteristik

tanah Gunung Padang, kemudian siswa berkumpul mendengarkan

penjelasan dari peneliti dengan dibantu oleh pengelola mengenai

sejarah Gunung Padang, batuan-batuan yang terdapat di Gunung

76

Padang, manfaat objek wisata Gunung Padang dan sesekali memberi

pertanyaan kepada siswa agar siswa lebih aktif.

Setelah pembelajaran selesai guru bersama siswa melakukan

perjalanan pulang secara bersama-sama. Siswa kembali ke sekolah

untuk berkumpul seperti pada saat sebelum berangkat menuju objek

wisata Gunung Padang.

Kemudian pada pertemuan selanjutnya tanggal 25 Juli 2018,

peneliti kembali ke sekolah untuk memanggil 8 orang siswa yang

sebelumnya telah di wawancara untuk di wawancara kembali.

Hal tersebut dilakukan agar peneliti mengetahui perbedaan atas

hasil wawancara siswa setelah melakukan pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Wawancara

Selain data observasi, peneliti melakukan wawancara guru geografi

kelas X IPS-1 dan 8 siswa yang dipilih sampai menghasilkan titik jenuh,

maksudnya adalah hasil wawancara tersebut memperoleh kesimpulan yang

sama serta dua pengelola objek wisata Gunung Padang.

a. Hasil Wawancara Guru

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan bapak Luthfi

sebagai guru geografi kelas X IPS 1 SMAN 1 Cianjur, pada tanggal 17

Juli 2018 (Keterangan terdapat pada lampiran no. 9).

Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang terhadap guru Geografi.

1) Pembelajaran Geografi di Dalam Kelas

Pembelajaran di SMAN 1 Cianjur sudah menggunakan

kurikulum 2013 revisi. Dalam proses pembelajaran geografi bapak

Luthfi mengunakan pendekatan scientific dan ceramah. Terutama

dalam pembelajaran materi lithosfer dan pedosfer siswa hanya

melihat dari gambar dan video serta dari power point tanpa melihat

77

dan merasakan secara langsung bagaimana objek yang dipelajari

tersebut. Seperti pada kutipan berikut.

“Kalau pembelajaran sebetulnya mah itu sudah terpaku

dengan kurikulum 2013 revisi, tapi dimana anak-anak itu

masih menggunakan scientific. Tapi kadang tidak semua

pertemuan itu pakai scientific, masih ada memakai ceramah.

Jadi, kalau misalkan materi kan kelas satu tentang dinamika

litosfer, pedosfer itu contohnya hanya dari gambar dan

video. Terutama litosfer, Jadi hanya melihat dari gambar

sehingga anak tuh apa ya, masih bingung karena hanya

melihat dari gambar saja tidak langsung melihat secara

langsung merasakan bagaimana gitu objek yang dia

pelajari.”117

Menurut bapak Luthfi dalam pembelajaran litosfer dan

pedosfer, siswa masih bingung karena tidak melihat objek secara

langsung.

Maka dari itu, bapak Luthfi sangat setuju jika pembelajaran

geografi dilakukan di luar kelas, karena jika dilihat dari objek

kajian geografi sendiri adalah geosfer, yang mana objek kajian

tersebut ada dipermukaan bumi atau fenomena-fenomena di

permukaan bumi. Fenomena tersebut bukan terjadi di dalam kelas

melainkan di luar kelas. Misalnya, di laboratorium dan di alam.

Hal ini agar pembelajaran geografi tidak hanya menggunakan

ceramah, tetapi langsung belajar dengan alam. Seperti pada kutipan

berikut.

“Oh sangat setuju. Karena, geografi itu objeknya itu adalah

geosfer. Itu kan objek-objek yang ada di permukaan bumi,

fenomena-fenomena di permukaan bumi, dan fenomena

yang ada itu kan terjadinya itu bukan hanya di dalam kelas

tetapi kebanyakan itu diluar kelas. Jadi, pembelajaran di luar

kelas itu sangat bagus, karena objeknya sudah ada. Ibarat itu

pembelajaran di luar kelas seperti di laboratorium, alam .

Agar anak-anak tidak hanya mendengar ceramah saja dari

guru.”118

117

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur 118

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur

78

2) Gunung Padang Bermanfaat Sebagai Sumber Belajar Geografi

Gunung Padang merupakan situs megalithikum dimana

kontruksinya terbuat dari batuan yang bisa pelajari oleh siswa.

Misalnya, batuan apa yang digunakan yang dapat dimanfaatkan

untuk membangun situs tersebut. Kemudian selain dilihat dari

struktur kegunaannya dari aspek pariwisatapun sangat

berkembang. Masyarakat memanfaatkan objek wisata Gunung

Padang. Hal ini menyebabkan dampak ekonomi masyarakat ikut

meningkat dari pengunjung yang semakin meningkat. Selain itu,

objek wisata Gunung Padang memiliki daya tarik tersendiri.

Seperti pada kutipan berikut.

“Bisa, karena disana kan ada situs kan, Gunung Padang itu

situs megalithikum dimana konstruksinya itu terbuat dari

batu-batuan. Batuan – batuan itu bisa dipelajari. Batuan apa

yang digunakan, dimanfaatkan untuk membangun situs

tersebut. Kemudian selain dari struktur kegunaannya, dari

sisi pariwisata sangat berkembang, masyarakat

memanfaatkan objek, masyarakat juga disana tentu ada

dampak ekonominyalah yang dirasakan masyarakat. Akibat

dari adanya pengunjung dari luar daerah tersebut untuk

berwisata kesana. Karena Gunung Padang itu berdasarkan

pemasarannya berbeda, ada daya tariklah, mempunyai daya

tarik tersendiri.”119

3) Pengetahuan Mengenai Lithosfer dan Pedosfer di Gunung

Padang

Sebelumnya, bapak Luthfi pernah mengunjungi objek

wisata Gunung Padang yaitu pada tahun 2008 dengan tujuan hanya

untuk berwisata dan mengatakan mengetahui batuan di Gunung

Padang hanya sekedar mengetahui dari literatur, tetapi tidak

mengetahui secara mendalam. Karena belum pernah meneliti objek

secara langsung. seperti pada kutipan berikut.

“Kalau saya mengetahui hanya berdasarkan literatur saja

ya, tidak mengetahui secara mendalam. Apalagi meneliti

secara langsung. Hanya mengetahui misalnya hanya batuan

119

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur

79

yang menyusun Gunung Padang itu merupakan batuan

jenisnya andesit bataltik kalau batuannya. Kemudian,

strukturnya itu struktur kekar tiang. Kemudian kalau dari

jenis tanah itu, tanahnya itu saya kurang tahu, karena sudah

lupa lagi kalau tanah mah. Hanya batuan saja, karena itu

yang sangat ditonjolkan di batuannya.”120

Bapak Luthfi hanya mengetahui semacam jenis batuan di

Gunung Padang, yaitu andesit bataltik kemudian strukturnya

adalah kekar tiang, kalau dari pedosfer atau tanah kurang

mengetahui karena objek wisata Gunung Padang hanya menonjol

dari batuannya saja.

4) Gunung Padang Sebagai Sumber Belajar Dalam Berbagai

Ilmu

Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

dalam berbagai ilmu terutama ilmu sosial. Geografi termasuk ke

dalam ilmu sosial di mana mata pelajaran geografi terdapat pada

rumpun IPS. Jadi, sudah jelas dapat dijadikan sebagai sumber

belajar geografi. Dalam hal ini kita dapat meneliti suatu objek

dengan sudut pandang geografinya.

Gunung Padang dapat dijadikan sumber belajar, antara lain

dari aspek geografi. Kedua, dapat dilihat dari aspek fisik dan

sosialnya. Ketiga, dapat dilihat dari aspek sejarah. Dalam aspek

sejarah sangat jelas bahwa Gunung Padang ini merupakan

peninggalan situs megalithikum. Seperti bagaimana kronologinya.

Keempat, dapat dilihat dari aspek ekonomi, bahwa dengan adanya

objek wisata Gunung Padang apakah dapat meningkatkan aktivitas

ekonomi masyarakat. Kelima, dapat dilihat dari aspek sosiologi,

seperti bagaimana keadaan sosial penduduk objek wisata Gunung

Padang, apakah terdapat lembaga sosial di objek wisata tersebut.

Seperti pada kutipan berikut.

120

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur

80

“Bisa, terutama dalam bidang ilmu sosial ya terutama,

pertama itu jelas bisa dilihat dari mata pelajaran geografi.

Dari mata pelajaran geografi kita dapat meneliti suatu objek

dengan sudut pandang geografinya. Berarti itu kan Gunung

Padang itu objek situs Gunung Padang. Kita lihat secara

kacamata geografinya, dilihat dari segi fisiknya atau

sosialnya. Dilihat dari interaksinya. Kemudian dari sejarah

sangat jelas, situs Megalithikum. Bagaimana kronologinya

seperti itu, kemudian misalnya dari ilmu sosial lainnya,

misalnya dari ekonomi bisa dilihat apakah Gunung Padang ini

aktivitas ekonominya beragam apakah ada peningkatan akibat

adanya pengunjung berdampak pada ekonomi lokal

berkembang apa tidak. Orang sosiologi juga bisa dilihat

misalkan adanya lembaga-lembaga sosial yang muncul di

situs Gunung Padang. Sebetulnya pembelajaran Gunung

Padang itu tidak hanya permata pelajaran harusnya dikaji

secara multidisiplin bagusnya itu, sehingga apa yang kita

pahami darisana objeknya tersebut holistik menyeluruh

pemahamannya tidak hanya satu saja, tetapi kalau untuk anak

SMA itu cukuplah permata pelajaran saja yang sesuai dengan

kompetensi dasar yang akan dicappai.”121

Menurut bapak Luthfi, sebetulnya Gunung Padang dapat

dijadikan sebagai sumber belajar dalam berbagai ilmu, jadi akan

lebih baik jika dimanfaatkan sebagai sumber belajar multidisplin.

Jadi, bukan permata pelajaran melainkan berbagai mata pelajaran

di sekolah. Sehingga apa yang sudah kita pahami di sana objeknya

tersebut holistik atau menyeluruh. Tetapi kalau dimanfaatkan

sebagai sumber belajar untuk siswa SMA cukup setiap mata

pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

5) Dampak Pembelajaran di Objek Wisata Gunung Padang

Dengan membawa siswa ke objek wisata Gunung Padang

menurut bapak guru Luthfi, siswa tentu akan merasa senang.

Karena, pertama, kita akan mengajak belajar ke alam mengenal

objek secara langsung. Kedua, mereka langsung berinteraksi tidak

akan merasa bosan, tidak seperti ketika belajar di dalam kelas yang

121

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur

81

hanya mendengar ceramah dan presentasi, ceramah, presentasi

terus. Jadi, jika siswa diajak ke alam pembelajaran lebih bermakna

dan siswa akan merasa senang karena langsung mengenal objek

dengan jelas. Seperti pada kutipan berikut.

“Menurut bapak akan senang, kenapa? Pertama kita akan

ajak ke alam, langsung mengenal objeknya, kemudian

mereka langsung berinteraksi, tidak akan merasa bosan

dengan pembelajaran yang hanya ceramah, kemudian

berdiskusi, persentasi, begitu terus, berdiskusi, persentasi,

menyesuaikan LKPD. Langsung belajar, jadi

pembelajarannya itu akan lebih bermakna sehingga dari

pembelajaran yang bermakna itu nanti mereka akan senang,

karena langsung merasakan. Oh ini, batu-batuan, tanah-

tanahnya, objek-objeknya dengan jelas.”122

Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

Padang, bapak Luhfi mengatakan bahwa, siswa terlihat senang dan

antusias ketika melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

Padang. Seperti pada kutipan berikut.

“Terlihat senang, mereka antusias dalam mempelajari

lithosfer dan pedosfer.”123

Kemudian bapak Luthfi juga mengatakan tertarik untuk

membawa lagi siswa ke objek wisata Gunung Padang, karena

siswa lebih cepat memahami materi pelajaran, siswa terlihat senang

dan antusias dalam mempelajari lithosfer dan pedosfer. Selain itu,

pengelola dan peneliti menjelaskan dengan baik sehingga mudah

dipahami dan lebih di mengerti oleh peserta didik sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Seperti pada kutipan berikut.

“Iya, penjelasan pengelola dan peneliti sangat baik.

Sehingga siswa cukup memahami tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.”

Hasil wawancara guru geografi di perkuat dengan hasil

wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa dan pengelola

122

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur 123

Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur

82

objek wisata Gunung Padang (keterangan terdapat pada lampiran

no. 8) sehingga data wawancara dengan guru dapat lebih

terpercaya. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan wawancara 8 orang siswa pada saat sebelum

melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang pada

tanggal 17 Juli 2018 (keterangan terdapat pada lampiran no. 4) dan

pada saat sesudah melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang pada tanggal 25 Juli 2018 (keterangan terdapat

pada lampiran no. 10).

b. Hasil Wawancara Siswa

Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

Padang terhadap siswa kelas X IPS-1 SMAN 1 Cianjur.

1) Pembelajaran Geografi di Dalam Kelas

Dalam pembelajaran geografi di dalam kelas terdapat siswa

yang mengatakan bahwa, pembelajaran geografi cukup sulit,

materi geografi terlalu banyak sehingga sulit untuk dipahami.

Seperti pada kutipan berikut.

“Cukup sulit, tapi kalau selalu diperhatiin cukup mudah

gitu.”124

Menurut Lina, pelajaran geografi itu cukup sulit, tetapi

kalau diperhatikan dengan baik akan cukup mudah.

“Materinya terlalu banyak, kalau dibarengi dengan praktek

juga susah buat dipahami.”125

Menurut Intan, materi geografi itu terlalu banyak, hal ini

yang menyebabkan pembelajaran geografi sulit dipahami.

Selain itu, materi yang sudah di dapatkan ketika di dalam

kelas siswa cepat lupa. Pembelajaran geografi membosankan,

meskipun membosankan tetapi siswa merasa harus tetap

124

Lina Yuliyanti, Siswa SMAN 1 Cianjur 125

Intan Nurfadilla, Siswa SMAN 1 Cianjur

83

mempelajari geografi, karena mata pelajaran geografi merupakan

salah satu pelajaran wajib yang ada di jurusan ilmu pengetahuan

sosial. Seperti yang dipaparkan langsung oleh partisipan Shahira

Putri pada kutipan berikut:

“Kadang mah membosankan, Cuma karena geografi teh

dipikir-pikir mah penting buat kedepannya biar tahu kalau

misalkan nanti kuliahnya gimana.”126

Selain itu pembelajaran geografi di dalam kelas selalu

menggunakan power point seperti yang dipaparkan langsung oleh

partisipan S. Alief Kresna Imaddudin pada kutipan berikut:

“Pembelajarannya suka memakai ppt terus”127

Ada juga siswa yang mengatakan bahwa belajar geografi

itu seru dan menyenangkan. Siswa kalau belajar menggunakan

metode-metode yang berbeda atau menggunakan visual maka

pembelajaran geografi akan terasa seru dan tidak membosankan.

Seperti yang dipaparkan langsung oleh partisipan Alifa pada

kutipan berikut:

“Seru, tapi membosankan. Gimana pembawaannya kalau

dikasih visual-visual gampang diseraplah.”128

Hal ini juga di dukung karena guru geografi menyuruh

siswa agar selalu aktif. Geografi juga termasuk ke dalam pelajaran

yang wajib dipelajari pada rumpun IPS. Jadi, mau tidak mau siswa

harus merasa senang dengan pembelajaran geografi. Seperti yang

dipaparkan langsung oleh partisipan Ardhi pada kutipan berikut:

“Nggak bosan, karena pak Lutfi kalau belajar suka nyuruh

anaknya supaya dapet nilai, jadi kalau misalnya bisa

menjawab dapet 100, tetapi saya tidak termasuk orang

tersebut.”129

126

Shahira Putri, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur 127

S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN 1 Cianjur 128

Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur 129

Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur

84

Pembelajaran geografi di dalam kelas selain membosankan

juga adanya faktor dari diri siswa seperti siswa mengantuk ketika

sedang belajar geografi di dalam kelas. Seperti yang dipaparkan

langsung oleh partisipan Ajeng pada kutipan berikut:

“Ya, kadang bosan kadang nggak. Soalnya jam

pelajarannya kan siang sehabis istirahat jadi kadang

ngantuk.”130

Selain adanya faktor mengantuk serta ada salah satu faktor

lain yaitu, siswa merasa sangat bosan dengan pembelajaran

geografi yang dilakukan di dalam kelas, karena pembelajaran

geografi selalu belajar di kelas tidak pernah belajar di alam. Seperti

yang dipaparkan langsung oleh partisipan Fikri pada kutipan

berikut:

“Sangat bosan soalnya gimana yah bosan di kelas terus gak

kayak di alam.”131

Berdasarkan petikan wawancara di atas mengenai

pembelajaran geografi di dalam kelas, rata-rata siswa mengatakan

bahwa pelajaran geografi itu sulit, materi dalam pembelajaran

terlalu banyak, siswa cepat lupa pada materi yang telah di

sampaikan oleh guru ketika belajar di dalam kelas. Sebenarnya

guru geografi menyenangkan ketika melakukan pembelajaran di

kelas, seperti hasil wawancara dengan Ardhi seperti pada kutipan

di atas, mengatakan guru geografi ketika belajar menyuruh siswa

agar selalu aktif agar siswa mendapatkan nilai, tetapi Ardhi tidak

termasuk siswa yang aktif.

Jadi, dalam hal ini kurang maksimalnya siswa dalam

keterlibatan secara langsung dalam proses pembelajaran geografi.

Rata-rata siswa bosan dengan pembelajaran geografi, karena materi

geografi sangat banyak serta tidak pernah belajar langsung di alam.

130

Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur 131

Fikri Khaufa, Siswa SMAN 1 Cianjur

85

Maka perlunya pengembangan sumber belajar siswa dalam

pembelajaran geografi, agar siswa merasa tidak bosan dan merasa

bahwa geografi penting untuk di pelajari.

2) Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Lithosfer dan

Pedosfer

Lithosfer yang merupakan lapisan batuan dan pedosfer

merupakan lapisan tanah, rata-rata siswa mengetahui litosfer dan

pedosfer, tetapi siswa lupa pada materi tersebut. Karena, materi

tersebut telah diajarkan sebelumnya oleh guru geografi SMAN 1

Cianjur.

Berdasarkan hasil wawancara rata-rata siswa lupa pada

materi litosfer (batuan) dan pedosfer (tanah) karena materi tersebut

telah disampaikan pada bab sebelumnya. Tetapi, sebelumnya siswa

pernah paham, jadi dalam hal ini hanya sedikit pemahaman

mereka mengenai materi litosfer dan pedosfer. Seperti yang

dipaparkan langsung oleh partisipan Ajeng dan S. Alief, pada

kutipan berikut:

“Pernah memahami tentang batuan dan tanah, tapi sekarang

lupa banget.”132

“Kurang paham eung teh, udah mah kurang paham,

materinya juga sudah kelewat lagi teh jadi udah lupa

lagi.”133

Ada juga siswa yang mengatakan sedikit memahami materi

lithosfer dan pedosfer yang telah dijelaskan oleh guru. Hanya

sekedar memahami tidak mendalami materi tersebut. Pada saat

melakukan pembelajaran di kelas siswa memahami materi yang

disampaikan guru, namun tidak mendalami sampai melakukan

praktik meneliti objek secara langsung. Seperti yang dipaparkan

langsung oleh partisipan ShahiraPutri yang berpendapat bahwa:

132

Ajeng Dita Salimah, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur 133

S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN Negeri 1 Cianjur

86

“Paham, cuma kalau misalkan lagi baca buku, cuma kalau

lagi gak baca mah ngebleng. Pernah sih melakukan praktek

sekali tapi cuma megang tanah aja teksturnya doang”134

Selain itu, terdapat siswa yang masih ingat mengenai

macam-macam batuan dan jenis-jenis tanah. Seperti yang

dipaparkan langsung oleh partisipan Intan dan Alifa, pada kutipan

berikut:

“Tidak terlalu jauh sih teh. palingan hanya mengetahui

jenis-jenis batuan sama jenis-jenis tanah aja. Kayak ada

batuan andesit, konglomerat udah weh lupa lagi ih. Kalau

tanah mah apa ya, lupa lagi hehe.”135

“Macam-macam litosfer seperti batuan-batuan beku,

pedosfer lupa lagi teh.”136

Dari beberapa pemaparan di atas dapat dipahami bahwa,

siswa hanya mengetahui jenis-jenis batuan dan karakteristik tanah,

siswa belum mengetahui bagaimana cara observasi objek langsung

di alam, bagaimana jika dengan menggunakan alat-alat dan bahan

yang akan di pelajari nanti ketika pembelajaran dilakukan di objek

wisata Gunung Padang.

Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung

Padang terhadap siswa kelas X IPS-1 SMAN 1 Cianjur.

3) Objek Wisata Gunung Padang Bermanfaat Sebagai Sumber

Belajar Geografi

Objek wisata Gunung Padang bermanfaat untuk dijadikan

sumber belajar geografi, karena objek wisata Gunung Padang

banyak mengandung unsur-unsur yang dapat dijadikan sebagai

materi dalam pembelajaran geografi. Seperti yang dipaparkan

langsung oleh partisipan Alifa yang berpendapat bahwa:

134

Shahira Putri, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur 135

Intan, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur 136

Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur

87

“Sangat bermanfaat, karena mengandung pembelajaran

seperti geografi, terus ada sejarahnya juga.”137

Adapun hal serupa yang dijelaskan oleh partisipan Lina

yang turut serta mengatakan bahwa objek wisata Gunung Padang

dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi, berikut

pemaparan Lina:

“Sangat bermanfaat, karena di sana kita belajar langsung yang

belum semua di praktikkan di sekolah, pokoknya gunung

padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena ada

sejarahnya juga, dan kalau dikaji lebih dalam sebetulnya

banyak manfaat yang dapat digunakan sebagai sumber belajar

di sekolah dalam mata pelajaran lain, selain mata pelajaran

geografi. Begitu sih teh kalau menurut aku.”138

Sedangkan hal lain yang dituturkan oleh partisipan Intan dan

partisipan Ajeng yang juga turut mengatakan bahwa objek wisata

Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi,

berikut pemaparannya pada saat diwawancarai:

“Bermanfaat banget sih, karena kita bisa belajar sambil

refreshing juga jadi tidak bosan tidak seperti di dalam kelas

gitu teh.139

“Sangat bermanfaat, karena Gunung Padang itu kan

sebenanrya peninggalan sejarah zaman megalithikum, tetapi

ternyata objek wisata Gunung Padang bukan hanya dapat

dijadikan sebagai sumber belajar sejarah saja yang sudah

sering sekali kita dengar, situs megalithikum itu kan pasti

mengenai sejarah, dimana kita itu dapat memanfaatakan

gunung padang sebagai sumber belajar geografi yaitu dengan

meneliti batuan dan tanah di gunung padang. Yang pasti

sangat bermanfaat gitu teh.”140

Tidak hanya itu partisipan Shahira, Ardhi, Alief dan Fikri

juga memaparkan hal yang serupa berikut pemaparannya:

“Bermanfaat.karena, kita disana untuk belajar, bukan hanya

untuk jalan-jalan, berarti gunung padang bermanfaat

137

Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur 138

Lina, Siswa SMAN 1 Cianjur 139

Intan, Siswa SMAN 1 Cianjur 140

Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur

88

dijadikan sebagai sumber belajar, khususnya geografi kitu

teh.”141

“Sangat bermanfaat sih, karena jaman sekarang itu objek

wisata teh bukan untuk berwisata saja tapi juga bisa

dijadikan sumber belajar.”142

“Bermanfaat. Karena, dengan memanfaatkan objek wisata

Gunung Padang berarti kita memanfaatkan alam gitu teh,

yang ada di sekitar kita.”143

“Sangat bermanfaat sekali. Karena bisa jalan-jalan sambil

belajar, jadi lebih mengetahui tentang pelajaran geografi,

tentunya tidak membosankan seperti di dalam kelas,

hehe.”144

Dari beberapa pemaparan di atas, menunjukkan bahwa

objek wisata Gunung Padang sangat bermanfaat sebagai sumber

belajar geografi untuk siswa dan guru, karena objek wisata Gunung

Padang memiliki banyak sumber pembelajaran yang di butuhkan

oleh materi-materi yang ada di dalam mata pelajaran geografi.

4) Bertambahnya Pemahaman Mengenai Objek Kajian Litosfer

dan Pedosfer

Objek kajian litosfer dan pedosfer yang membahas

mengenai batuan dan tanah sangatlah penting untuk dipahami oleh

siswa dalam mata pelajaran geografi. Siswa merasa lebih

memahami mengenai litosfer dan pedosfer secara praktik langsung

bukan hanya melalui teori saja yang biasa dilakukan di dalam

kelas. seperti, yang dipaparkan oleh partisipan Alifa.

“Iya sangat menambah wawasan. Karena litosfer itu kan

batuan, pedosfer itu tanah, nah, di sana waktu di Gunung

Padang kita sudah belajar itu jadi otomatis pembelajaran di

141

Shahira Putri, Siswa SMAN 1 Cianjur 142

Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur 143

S. Alief Kresna Imaddudin 144

Fikri, Siswa SMAN 1 Cianjur

89

Gunung Padang menambah wawasan pada materi litosfer dan

pedosfer.”145

Pemahaman-pemahaman tersebut sangatlah penting

diketahui oleh siswa, karena materi mengenai litosfer dan pedosfer

yang disampaikan pada saat melakukan penelitian bukan hanya

melihat batuan dan tanah saja, melainkan pengetahuan-

pengetahuan lainnya. Seperti halnya yang dipaparkan langsung

oleh pasrtisipan Fikri, Ajeng, Intan, Lina dan Alief.

“Sangat menambah wawasan banget. Karena, jadi

mengetahui macam-macam batuan, bentuk-benuk batuan,

sejarah batuan, serta jadi lebih memahami karakteristik

tanah.”146

“Iya sangat menambah wawasan. Karena di sana kita

memang belajar mengenai batuan dan tanah di Gunung

Padang yang telah dijelaskan sebelumnya oleh teteh, dan

guru. juga kan. Di sana kita bisa melihat dan membedakan

ini batuan apa ini batuan apa, jadi sangat menambah

wawasan.”147

“Mmmm, menambah banget. Karena, di sana kan kita

memang intinya belajar batuan dan tanah Gunung Padang,

jadi sangat menambah wawasan mengenai litosfer dan

pedosfer di sana. Terus yang tadinya saya lupa jadi tidak

lupa karena kan dipraktikan.”148

“Sangat menambah wawasan. Karena, kita jadi tahu macam-

macam batuan, karakteristik tanah serta jadi bisa

bagaimana cara mengukurnya atau mempraktikkannya.”149

“Sangat menambah wawasan. Karena, saya jadi tahu batuan

dan karakteristik tanah di Gunung Padang serta mengetahui

berbagai peninggalan-peninggalan batuan jaman dulu.”150

145

Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur 146

Fikri Khaufa, Siswa SMAN 1 Cianjur 147

Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur 148

Intan, Siswa SMAN 1 Cianjur 149

Lina, Siswa SMAN 1 Cianjur 150

S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN 1 Cianjur

90

Sebagai kesimpulan yang dapat kita pahami bahwa

menggunakan praktik lapangan terhadap siswa dalam sebuah

materi pembelajaran sangatlah penting untuk dilakukan. Karena,

siswa menganggap lebih cepat memahami materi yang diajarkan,

termasuk materi mengenai litosfer dan pedosfer yang sangat mudah

ditemui di mana saja termasuk di objek wisata Guung Padang.

5) Bertambahnya Wawasan Mengenai Objek Wisata Gunung

Padang

Objek wisata Gunung Padang, bukan hanya sebagai tempat

wisata saja, melainkan bisa digunakan untuk praktik lapangan

materi pembelajaran pada siswa. Banyaknya pembelajaran yang

dapat diambil pada objek wisata Gunung Padang membuat siswa

merasa senang, karena bisa belajar bukan hanya di dalam kelas

melainkan di alam terbuka. Sehingga, bisa menambah wawasan

untuk dijadikan sebagai sumber belajar oleh siswa. Seperti yang

dipaparkan oleh partisipan Ajeng:

“Perasaan saya senang, menambah pengalaman dan banyak

sekali ilmu yang sudah di dapatkan di Gunung Padang,

sangat menambah wawasan. Seperti jadi mengetahui

batuan-batuan di Gunung Padang, jadi mengetahui ternyata

kita juga mempunyai objek wisata berupa peninggalan

sejarah yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu gitu aja

teh.”151

Bertambahnya wawasan yang didapatkan oleh siswa

mengenai objek wisata Gunung Padang sangatlah dirasakan oleh

siswa sebagai pengalaman yang sangat berharga untuk mengetahui

sejauh mana objek wisata Gunung Padang dapat di serap sebagai

materi pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh partisipan

Alifa, Lina dan Ardhi yang mengatakan bahwa:

151

Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur

91

“Perasaan saya senang, terus menambah wawasan, belajar

jadi ada maknanya lebih dapet gitu dan tidak lupa selalu

bersyukur kepada Allah swt.”152

“Senang, bisa mengetahui apa aja yang ada disana,

pembelajaran juga jadi menambah wawasan dan

menambah pengalaman juga.”153

“Sangat menambah wawasan, sangat senang. Menambah

wawasan mengenai objek wisata Gunung Padang yang

ternyata dapat dijadikan bahan ajar. Gunung padang

tentunya sangat unik ya teh. karena merupakan objek

wisata yang dapat dijadikan sumber belajar.”154

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa siswa bukan

hanya belajar mengenai litosfer dan pedosfer saja melainkan

mempelajari dan mengenal objek wisata Gunung Padang yang

berada di lingkungan sekitar mereka. Sehingga mereka belajar

dengan penuh kesenangan dan mudah mendapatkan wawasan

mengenai materi yang akan diajarkan.

Data hasil wawancara dengan siswa sebelum melakukan

pembelajaran di objek wisata Gunung Padang dan setelah

melakukan pembelajaran di obek wisata Gunung Padang di dukung

dengan hasil dokumentasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 17

dan 25 Juli 2018 (keterangan terdapat pada lampiran no. 11).

c. Hasil Wawancara Pengelola Gunung Padang

Kemudian hasil wawancara dengan pengelola objek wisata

Gunung Padang pada tanggal 14 Juli 2018 dan pada saat membawa ke

objek wisata Gunung Padang yaitu pada tanggal 21 Juli 2018

(Keterangan terdapat pada lampiran no. 8).

1) Objek Wisata Gunung Padang Sebagai Sumber Belajar

Objek wisata Gunung Padang sangat mendukung jika

dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah dalam berbagai ilmu.

152

Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur 153

Lina Yuliyanti, Siswa SMAN 1 Cianjur 154

Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur

92

Khususnya untuk mata pelajaran geografi sangat nyambung sekali,

karena memang geografi ada hubungannya dengan geologi,

bahasan geografi itu sangat luas baik itu bumi, tata ruang,

kawasan-kawasan termasuk dalam kajian geografi. Seperti pada

kutipan berikut.

“Objek wisata Gunung Padang ini sangat dan amat sangat

ini digunakan atau dimusikan untuk pembelajaran dari

sekolah berbagai jurusan. Khususnya untuk geografi ini

nyambung sekali, karena memang geografi ada

hubungannya dengan geologi, iya begitu ada hubungannya

sebenarnya, kalau bicara geografi, itu kan luas ya tentang

bahasannya ada bumi, tata ruang, kawasan-kawasan itu

masuk ke geografi.”155

Gunung Padang sangat mendukung untuk dijadikan sebagai

sumber belajar di sekolah, karena objek wisata Gunung Padang

juga mengandung nilai-nilai di dalamnya. Terdapat nilai seni, nilai

sejarah yang merupakan salah satu unsur terpenting yang

terkandung di objek wisata Gunung Padang. Seperti pada kutipan

berikut.

“Yang pasti sangat mendukung sekali, karena kalau kita

perhatikan dari nilai-nilai yang ada terdapat nilai sejarah

dan seni di Gunung Padang yang merupakan salah satu

pembayaran untuk masyarakat Indonesia terutama seperti

itu, dalam geografi pun pastinya sangat bermanfaat, karena

masyarakat tempo dulu terutama Gunung Padang sendiri

lebih kepada masa kejayaan manusia megalithikum

tentunya berbagai nilai seni, sejarah dan ilmu pengetahuan

sangat bermanfaat.”156

Selain Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber

belajar siswa, Gunung Padang juga dapat dimanfaatkan untuk

dijadikan tempat penelitian para ilmuan atau para ahli. Seperti ahli

arkeologi, ahli geologi, ahli astronomi, antropologi, filologi,

morfologi, arsitek dan lain-lain.

155

Bapak Nanang, Pengelola Objek wisata Gunung Padang 156

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

93

2) Gunung Padang Sebagai Objek Wisata

Gunung Padang sebagai objek wisata sudah dikenal oleh

masyarakat umum dari tahun 2012, khususnya masyarakat Cianjur.

Pengunjung Gunung Padang diantaranya dari berbagai negara

seperti, Inggris, Amerika, Belanda, dan Ceko, Jepang, Korea,

Nigeria dan Swiss. Sementara itu, ketika peneliti membawa siswa

ke objek wisata Gunung,bertemu dengan pengunjung dari Ceko

dan Inggris. Hal ini dapat dikatakan bahwa Gunung Padang sudah

dikenal hingga mancanegara.

Sementara itu, jumlah pengunjung objek wisata Gunung

Padang rata-rata perbulan adalah 6.000-7.000 pengunjung. Seperti

pada kutipan berikut.

“Kita ngambilnya perbulan hitungan kalkulasinya adalah

sekitar 6.000-7.000 perbulan.”157

Sementara itu, menurut bapak Nanang pengunjung objek

wisata Gunung Padang rata-rata di atas 7.000 pengunjung sesuai

dengan laporan rekapitulasi setiap tahun. Bapak Nanang selaku

ketua pengelola objek wisata Gunung Padang juga memiliki data

pengunjung asing. Kira-kita dalam satu bulan ada 50 orang

pengunjung asing, berarti jika dalam 1 tahun pengunjung di atas

7000, maka rata-rata pengunjung lokal adalah 260 pengunjung.

Namun, pengunjung tersebut bahwa sampai saat ini dilihat

dari tahun 2012 sampai ini ialah menurun. Seperti pada kutipan

berikut.

“Sebenarnya itu relatif, tetapi kalau kita lihat dari data

tahun 2012 sampai sekarang itu menurun, yang jadi

kendalanya mungkin karena akses.”158

“Sampai saat ini untuk wisatawan relatif sampai saat ini ada

penurunan dan pengurangan banyak faktor, diantaranya

karena ada pelebaran jalan terhambat jadi orang malas macet

atau terganggu, atau ekonomi masyarakat.”159

157

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang 158

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang 159

Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

94

Menurut cuplikan tersebut, bahwa dengan adanya

penurunan pengunjung objek wisata Gunung Padang dapat

disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya ialah karena akses

jalan yang sedang ada perbaikan dan faktor ekonomi masyarakat.

3) Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang

Sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang lebih

fokus ke akses jalan dan rest area. Saat ini objek wisata Gunung

Padang sedang dalam penataan untuk infrastruktur yang dikelola

oleh pemda seperti, pelebaran jalan arah Cianjur-Gunung Padang,

kemudian dibuat villa peristirahatan para pejabat atau kunjugan

khusus, serta masjid seperti At-Taawun Puncak di Pal Dua, selain

itu dibuat parkiran dan pasar Gunung Padang.

Mengenai sarana dan prasana, objek wisata Gunung Padang

juga memiliki dua undang-undang. Pertama, undang-undang cagar

dan budaya, kedua, undang-undang pariwisata yang lebih ke

promosi. Seperti pada kutipan berikut.

“Sementara ini sarana dan prasarana kita mendapatkan dua

undang-undang, yang pertama undang-undang cagar dan

budaya yang lebih cenderung ke pelestarian sedangkan

pariwisata sendiri ke promosi. Sementara ini yang jadi

kendala belum ada batas pengamanan atau pemisah antara

pengunjung dengan peninggal cagar budayanya. Jadi,

untuk sarana dan prasarana sendiri mungkin pemerintah

khususnya untuk dinas pariwisata lebih focus ke jalan atau

tempat-tempat yang nantinya jadi rest area.”160

4) Dampak Objek Wisata Gunung Padang Kepada Masyarakat

Sekitar

Sebagai salah satu objek wisata budaya di Cianjur, hal ini

sangat memungkinkan bahwa objek wisata tersebut akan

membawa dampak bagi masyaraakat sekitar. Seperti pada kutipan

berikut.

160

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunun padang

95

“Kalau dilihat, mungkin ada nilai positif dan negatifnya.

Nilai positifnya, masyarakat sendiri bisa menunjang untuk

30% nya untuk perekonomian baru yang ada di desa, di

desa Karyamukti khususnya. Nilai negatifnya, mungkin

dari unsur budayanya sendiri dikhawatirkan kita mengikuti

budaya-budaya dari luar.”161

Menurut bapak Zainal, mengatakan, bahwa kedatangan

para turis dan pengunjung menyebakan dampak negatif dan positif.

Misalnya, dari dampak negatif ialah dari unsur budayanya,

dikhawatirkan penduduk lokal mengikuti budaya dari luar.

Sementara itu, dampak positifnya ialah perekonomian masyarakat

setempat meningkat serta 30% menambah perekonomian baru desa

Karyamukti.

“Karena masyarakat namanya manusia itu pro kontra ya.

Tetapi kami sebagai pengelola diambil positifnya saja. Jadi

kami dengan masyarakat selalu koordinasi bahwa banyak

karyawan asing yang datang dan non asing atau lokal

dengan etika dan perilaku yang tidak sepantasnya dijadikan

sebuh teguran dan diperbaiki termasuk warganya justru

harus kuat dengan tradisi-tradisinya.”162

Contoh lainnya, dengan adanya objek wisata Gunung dapat

mengurangi pengangguran, seperti yang dikatakan oleh ketua

pengelola Gunung Padang yaitu warga desa Karyamukti yang

sebelumnya menganggur kemudian buka usaha kios, adanya

peluang usaha narik ojek, serta saat ini Gunung Padang

memproduksi teh dan kopi abah asli Gunung Padang.

Jadi, dengan adanya objek wisata Gunung Padang sangat

menambah perekonomian masyarakat, akan tetapi tergantung dari

masyarakat sendiri, kalau masyarakatnya mempunyai kemauan dan

kreatif otomatis dapat menambah pendapatan.

161

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang 162

Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

96

5) Batuan Gunung Padang

Mengatakan bahwa batuan Gunung Padang memiliki dua

versi. Pertama, batuan tersebut berasal dari lelehan magma dan

kedua batuan tersebut berasal dari suatu daerah kemudian di bawa

ke Gunung Padang yang dimanfaatkan untuk pemujaan orang

dahulu. Jadi, menurut bahasa bahwa Gunung Padang dan

struktirnya ini ada dua, ada manmade ada yang buatan manusia ada

batuan alam. Nah, sehingga istilah geologi dikenal dengan ekopak

dan artefak. Ekopak adalah benda alam asli dan artefak adalah

benda buat manusia.

“Kalau batuannya sendiri kita terdapat dua versi, kalau dari

kajian ilmiahnya terbentuk secara ilmiah karena berasal dari

lelehan magma, dipengaruhi oleh penekanan luar biasa

kemudian membentuk batuan columnar seperti itu, tetapi

untuk cerita masyarakat sendiri kita lihat dari cerita

foklornya batuan tersebut berasal dari suatu daerah.”163

“Batuan-batuan Gunung Padang ini memang sumber batuan

balokan-balokannya itu hasil analisis geologi terbuat

dengan proses alam, tetapi kesininya ada perpaduan

manusia cara memotong, cara memindahkan, cara

mendirikan, cara konsep arsiteknya. Kemudian memasang

sejajar-sejajar seperti teras 1-5 itu manusia. Jadi, menurut

bahasa bahwa Gunung Padang dan struktirnya ini ada dua,

ada manmade ada yang buatan manusia ada batuan alam.

Nah, sehingga istilah geologi dikenal dengan ekopak dan

artefak. Ekopak adalah benda alam asli dan artefak adalah

benda buat manusia.”164

Mengenai jumlah batuan di Gunung Padang sampai saat ini

masih belum bisa diprediksi, karena jumlahnya yang sangat

banyak, karena dibawah kedalaman 26-30 meter setelah di bor oleh

ahli geologi batuan masih menumpuk yang tidak bisa dihitung

jumlah batuannya. Seperti pada kutipan berikut.

“Kalau batuan yang ada di Gunung Padang ini sampai saat

ini tidak bisa diprediksi, karena dibawah kedalaman 26-30

meter setelah di bor oleh orang geologi di bawah ini batuan

163

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang 164

Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

97

masih menumpuk yang tidak bisa dihitung jumlah

batuannya.”165

6) Gunung Padang Memiliki Letak Yang Strategis

Letak Gunung Padang sangat strategis, karena dikelilingi

oleh lima bukit dan menghadap ke lima Gunung. Jadi, ibarat bahwa

Gunung Padang ini menjadi titik sentral. Serta tempatnya tidak di

tengah-tengah pemukiman masyarakat sehingga lebih aman dan

terhindar dari gangguan-gangguan manusia yang tidak bertanggung

jawab. Seperti pada kutipan berikut.

“Kalau dilihat dari segi keamanan sangat strategis karena

tempatnya tidak di tengah-tengah pemukiman masyarakat,

jadi lebih aman dari gangguna-gangguan manusia yang

tidak bertanggung jawab.”166

“Sangat strategis, karena dari konsep morfologi ini

strategis, dikelilingi oleh 5 bukit dan menghadap lima

Gunung. Jadi ini adalah titik sentral.”167

2. Hasil Observasi Siswa

a. Berikut ini adalah observasi jenis batuan di objek wisata Gunung

Padang.

Tabel 4.3

Observasi Jenis Batuan Gunung Padang

No Jenis

Batuan Gambar Keterangan

1. Andesit

Firoksin

Mengandung 40%

kadar besi.

165

Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang 166

Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang 167

Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

98

Tabel 4.3 (lanjutan)

2. Kuarsit

Batuan ini dapat

terbentuk, ketika

batu pasir yang kaya

kuarsa diubah oleh

panas, tekanan, dan

aktivitas kimia

akibat proses

metamorfosis.

3. Batu Pasir

Tahan terhadap

cuaca tetapi mudah

untuk dibentuk.

4. Rijang

Rijang dapat

terbentuk sebagai

nodul, massa

konkresi, dan

deposit berlapis.

Sumber: Data hasil observasi 2018

99

b. Observasi Jenis Lapisan Tanah Gunung Padang

1. Berikut ini adalah penentuan sifat fisika tanah di objek wisata Gunung Padang.

Tabel 4.4

Penentuan Sifat Fisika Tanah

Kelompok Titik Koodinat Penentuan Tekstur

Tanah Keterangan

Penentuan

Struktur Tanah

(0-25cm)

Warna Tanah

1.

06059.530’LS

107003,366’BT

Lempung berpasir Tidak berbentuk benang Granuler Coklat kehitaman

06059.660’LS

107003,382’BT

Lempung dengan sedikit

berpasir

Sedikit berbentuk

benang

Granuler Coklat tua

2.

6099,664’LS

107003,383’BT

Lempung berpasir Berbentuk butir-butir Granuler Coklat kehitaman

06059.535’LS

06059.662’BT

Lempung dengan sedikit

berpasir

Terasa lembut (halus

dan licin)

Granuler Coklat tua

3.

06059.536’LS

107003.365’BT

Lempung berpasir Terbantuk dengan

mudah dan tetap

Granuler Coklat kehitaman

06059.669’LS

107003.377’BT

Lempung dengan sedikit

berpasir

Terasa halus, sedikit

agak kasar dan melekat

Granuler Coklat tua

4.

06059.534’LS

107003,379BT

Lempung berair Mudah terbentuk dan

berair

Granuler Coklat kehitaman

06059.674’LS

10703.379’BT

Lempung dengan sedikit

berpasir

Terbantuk dengan

mudah dan tetap

Granuler Coklat tua

5. 06059534’LS

107003,360’BT

Lempung berair Mudah terbentuk dan

berair

Granuler Coklat kehitaman

06059.691’LS

107003,381’BT

Lempung dengan sedikit

berpasir

Terasa halus, sedikit

agak kasar dan melekat

Granuler Coklat tua

Sumber: data hasil penelitian siswa 2018

100

2. Penentuan Sifat Kimia Tanah

Tabel 4.5

Penentuan Sifat Kimia Tanah

Kelompok pH Keterangan

pH

NPK

Tanah Soil

Fertility

(Nitrogen,

Phospat,

Kalium)

Keterangan

Fertility

HCL

(Untuk

Mengetahui

Kandungan

Kapur)

Keterangan

HCL

H2 O2

(Untuk

Mengetahui

Kandungan

Organik)

Keterangan

H2 O2

1. 6 Masam 4 Subur Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Sedikit

bergelembung

Kandungan bahan

organik sedikit

7 Netral 5 Subur Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

2. 7 Netral 6,5 Kurang

subur

Sedikit

bergelembung

Kandungan zat

kapur sedikit

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

7 Netral 6,9 Kurang

subur

Sedikit

bergelembung

Kandungan zat

kapur sedikit

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

3. 6,5 Netral 4,5 Subur Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

6,5 Netral 5 Subur Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

101

Tabel 4.5 (Lanjutan)

4. 3 Masam 4,5 Subur Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

6 Masam 6 Kurang

subur

Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Sedikit

bergelembung

Kandungan bahan

organik sedikit

5. 7 Netral 6 Kurang

subur

Tidak

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Sedikit

bergelembung

Kandungan bahan

organik sedikit

7 Netral 6 Kurang

subur

Sedikit

bergelembung

Tidak terdapat

kandungan zat

kapur

Bergelembung Kandungan bahan

organik banyak

Sumber: Data hasil penelitian siswa 2018

102

3. Berikut ini adalah observasi penentuan sifat biologi tanah di objek

wisata Gunung Padang.

Tabel 4.6

PenentuanJenis Flora dan Fauna Pada Tanah

Kelompok Vegetasi

Flora Fauna

1.

Rumput

Pohon Pisang

Daun Pandan

Belalang

Semut

Nyamuk

Rumput Semut

2.

Rumput Semut

Rumput Semut

3.

Rumput Semut

Rumput Semut

Rumput Semut

4.

Pohon

Rumput

Kupu-kupu

Semut merah

Nyamuk

Cacing

Rumput -

5.

Paku-pakuan

Lumut

Cacing tanah

Semut Merah

Kupu-kupu

Rumput Kupu-kupu

Semut

Keerangan:

Pada hasil praktikum siswa tersebut membahas mengenai

perhitungan karakteristik tanah yang terdiri dari penentuan sifat

fisika tanah, kimia tanah dan biologi tanah. Masing-masing

kelompok meneliti tanah kurang lebih diberi jarak 5-10 meter.

103

Setiap kelompok meneliti tanah di bawah bukit Gunung Padang

dan di atas bukit Gunung Padang dengan kedalaman 0-25 meter

yang berarti strktur tanah setiap kelompok adalah sama yaitu

granuler.Penelitian kelompok 1-5 adalah seperti berikut.

Kelompok 1

Pada kelompok 1 penelitian pertama memiliki titik

koordinat06059.530’LS dan 107

003,366’BT, tekstur tanah lempung

berpasir, berwarna coklat muda, memiliki pH 6, fertility 4 tanah

tersebut subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak

bergelembung, setelah menggunakan H2O2tanah sedikit

bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

tanah yang diteliti oleh kelompok 1 tanah tersebut adalah subur.

Karena memiiki pH yang tidak terlalu masam, memiliki tingkat

kesuburan ideal, serta tidak terdapat kandungan zat kapur dan

memiliki sedikit kandungan bahan organik. Penelitian kelompok 1

seperti pada gambar 4.14.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.14

Penelitian Pertama Kelompok 1

Penelitian kedua oleh kelompok 1 memiliki titik koordinat

06059.660’LS dan 107

003,382’BT, tekstur tanah lempung dengan

sedikit berpasir, memiliki pH 7, fertility 5 tanah tersebut subur,

setelah menggunakan HCL tanah tidak bergelembung, setelah

104

menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti subur. Karena, tidak

memiliki kandungan zat kapur dan memiliki kandungan organik.

Penelitian kedua pada kelompok 1 seperti pada gambar 4.15.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.15

Penelitian Kedua Kelompok 1

Kelompok 2

Pada kelompok 2 penelitian pertama memiliki titik

koordinat 6099,664’LS dan 107

003,383’BT, tekstur tanah berpasir,

berwarna coklat tua, memiliki pH 7, fertility 6,5 kurang subur,

setelah menggunakan HCL tanah sedikit bergelembung, setelah

menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti subur. Karena,

memiliki sedikit kandungan kapur tetapi memiliki kandungan

organik. Penelitian pertama pada kelompok 2 seperti pada gambar

4.16.

105

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.16

Penelitian Pertama Kelompok 2

Penelitian kedua pada kelompok 2 memiliki titik koordinat

06059.535’LS dan 06

059.662’BT, tekstur tanah lempung berdebu,

berwarna coklat muda, memiliki pH 7, fertility 6,9 kurang subur,

setelah menggunakan HCL tanah sedikit bergelembung, setelah

menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti kurang subur, karena

memiliki sedikit kandungan kapur tetapi memiliki kandungan

organik yang banyak. Penelitian kedua pada kelompok 2 seperti

pada gambar 4.17.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.17

Penelitian Kedua Kelompok 2

Kelompok 3

Pada kelompok 3 penelitian pertama memiliki titik

koordinat 06059.536’LS dan 107

003.365’BT, tekstur tanah liat,

106

berwarna coklat, memiliki pH 6,5, fertility 4,5 subur, setelah

menggunakan HCL tanah tidak bergelembung, setelah

menggunakan H2 O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti adalah subur. Karena,

memiliki tidak terdapat kandungan zat kapur dan memiliki banyak

kandungan organik. Penelitian pertama pada kelompok 2 seperti

pada gambar 4.18.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.18

Penelitian Pertama Kelompok 3

Penelitian kedua memiliki titik koordinat 06059.669’LS dan

107003.377’BT, tekstur tanah liat berpasir, berwarna coklat muda,

memiliki pH 6,5, fertility subur, setelah menggunakan HCL tanah

tidak bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah

bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

tanah yang diteliti subur, karena tidak memiliki kandungan zat

kapur dan memiliki banyak kandungan organik. Penelitian kedua

pada kelompok 3 seperti pada gambar 4.19.

107

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.19

Penelitian Kedua Kelompok 3

Kelompok 4

Pada kelompok 4 penelitian pertama memiliki titik

koordinat 06059.534’LS dan 107

003,379’BT, tekstur tanah

lempung berair, berwarna coklat kehitaman, memiliki pH 3,

fertility 4,5 subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak

bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah bergelembung.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah yang

diteliti adalah subur, karena tidak memiliki kandungan zat kapur

dan memiliki banyak kandungan organik. Penelitian kedua pada

kelompok 4 seperti pada gambar 4.20.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.20

Penelitian Pertama Kelompok 4

108

Penelitian kedua memiliki titik koordinat 06059.674’LS

10703.379’BT, tekstur tanah liat, berwarna coklat muda, memiliki

pH 6, fertility 6 kurang subur, setelah menggunakan HCL tanah

tidak bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah sedikit

bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

tanah yang diteliti kurang subur. Karena, memiliki pH masam serta

memiliki sedikit kandungan organik. Penelitian kedua pada

kelompok 4 seperti pada gambar 4.21.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.21

Penelitian Kedua Kelompok 4

Kelompok 5

Pada kelompok 5 penelitian pertama memiliki titik

koordinat -06059534’LS dan 107

003,360’BT, tekstur tanah

lempung berair, berwarna coklat tua, memiliki pH 7, fertility 6

kurang subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak

bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah sedikit

bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

tanah yang diteliti kurang subur. Karena memiliki sedikit

kandungan organik. Penelitian kedua pada kelompok 5 seperti pada

gambar 4.22.

109

\

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.22

Penelitian Pertama Kelompok 5

Penelitian kedua memiliki titik koordinat 06059.691’LS

107003,381’BT, tekstur tanah liat berpasir, berwarna coklat muda,

memiliki pH 7, fertility 6 kurang subur, setelah menggunakan HCL

tanah sedikit bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah

bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

tanah yang diteliti kurang subur. Karena memiliki sedikit

kandungan kapur tetapi memiliki kandungan organik. Penelitian

kedua pada kelompok 5 seperti pada gambar 4.23.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.23

Penelitian Pertama Kelompok 5

110

Jadi, kesimpulan dari hasil penelitian tanah tersebut di atas

adalah tanah yang berada di bawah bukit Gunung Padang

bermacam-macam tingkat kesuburannya namun tetap subur.

Sementara itu tanah yang berada di atas Gunung Padang tanah

tersebut subur namun tanah tersebut kurang dimanfaatkan untuk

ditanami tumbuhan atau tanaman lainnya, karena tanah tersebut

kering dan sedikit liat,juga dikarenakan dibawah tanah terdapat

batuan yang menyebabkan tanaman tersebut sangat keras.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori

ataupun teori hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori hasil penelitian

yang digunakan sudah dijelaskan pada bab 2 kajian teori, namun beberapa

lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Hal ini sesuai dengan

prinsip penggunaan teori pada penelitian kualitatif.

Objek wisata dapat diartikan segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam dan budaya.

Gunung Padang merupakan salah satu objek wisata budaya peninggalan

sejarah yang sudah dikenal mancanegara. Gunung Padang memiliki daya

Tarik dan keunikan tersendiri yaitu terdapat banyak batuan-batuan di atas

puncak Gunung Padang. Selain berfungsi sebagai objek wisata juga dapat

dimanfaatakan sebagai sumber belajar.

Dalam penelitian ini, bukan hanya mengenai litosfer dan pedosfer saja

yang dapat dipahami siswa tetapi juga bertambahnya wawasan mengenai

objek wisata Gunung Padang yang selama ini mereka tidak ketahui. Seperti

yang disampaikan oleh partisipan Ajeng Dita Salimah yang mengatakan

bahwa banyak sekali ilmu yang sudah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang, dari peninggalan-peninggalan sejarah yang sebelumnya belum ia

ketahui menjadi tahu.168

Hal ini membuat siswa merasa senang untuk belajar

dan menambah wawasan yang di dapatkan di luar kelas. Partisipan lainpun

168

Lampiran 10 Transkip Wawancara

111

mengatakan senang belajar di luar kelas karena dapat menambah wawasan

mengenai objek wisata Gunung Padang serta pembelajaran menjadi lebih

bermakna. Materi pembelajaran di luar kelas dianggap penting untuk

menambah wawasan dan pengalaman pada siswa. Hal ini sesuai dengan teori

konstruktivisme menurut Suyono yang mengatakan bahwa:

“Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman, belajar adalah

penafsiran personal tentang dunia nyata, belajar adalah sebuah proses

aktif di mana makna dikembangkan berlandaskan pengalaman,

pertumbuhan konseptual berasal dari negoisasi makna, saling berbagi

tentang perspektif ganda dan pengubahan representasi mental melalui

pembelajaran kolaboratif, belajar dapat dilakukan dalam setting nyata,

ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas dan tidak merupakan

aktivitas yang terpisah (nilai autentik).169

Hal ini membuat siswa belajar dengan mudah dan cepat memahami

materi-materi yang diajarkan termasuk pendalaman materi mengenai objek

kajian litosfer dan pedosfer yang ada dalam mata pelajaran geografi.

Pemahaman mengenai litosfer dan pedosfer dianggap lebih mudah karena

dapat melihat secara langsung bentuk-bentuk dari batuan dan tanah. Hal

tersebut sesuai teori outdoor learning yang disampaikan oleh John Amos

Comenius yang mengatakan bahwa:

“Was a strong advocate of sensory learning who believed that the

child should experience the actual object of study before reading about

it. He thought the use of the sense - seeing, hearing, tasting, and

touching - were the avenues through which children were to come in

contact with the natural world. In preparation for the later study of

natural sciences, children should first gain acquaintance with objects

such as water, earth, fire, rain, plants, and rocks”.170

Comenius percaya bahwa anak harus berhubungan dengan objek nyata

sebelum ia membacanya. Dia berfikir tentang fungsi indra penglihatan,

pendengaran, perasa dan peraba, sebagai jalan untuk siswa membangun

kontak dengan alam. Dalam persiapan untuk penelitian ilmu pengetahuan

169

Ibid., h. 106. 170

Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam

Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 2.

112

selanjutnya, anak-anak harus mengenali objek alam seperti air, bumi, api,

hujan, tumbuhan dan bebatuan.

Partisipan Muhammad Luthfi sebagai guru mata pelajaran geografi

mengatakan bahwa Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

dalam berbagai ilmu terutama ilmu sosial. Geografi termasuk ke dalam ilmu

sosial di mana mata pelajaran geografi terdapat pada rumpun IPS. Jadi, sudah

jelas dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi. Dalam hal ini kita dapat

meneliti suatu objek dengan sudut pandang geografinya. Partisipan Alifa juga

mengatakan bahwa, objek wisata Gunung Padang sangat bermanfaat untuk

dijadikan materi dalam pembelajaran geografi. Dengan memanfaatkan objek

wisata, secara tidak langsung telah menerapkan Permen No. 22 Tahun 2006

yang menjelaskan bahwa sumber belajar dapat dilaksanakan dengan

mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah

untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara

optimal. Selain itu juga, telah menerapkan salah satu model pembelajaran

yang dikemukakan oleh Trianto yaitu model integrasi berdasarkan potensi,

yaitu dengan memanfaatkan potensi wisata.171

Sehingga, siswa dapat belajar

dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam objek wisata Gunung Padang.

Pembelajaran di objek wisata juga memiliki manfaat yang besar dalam

kegiatan pembelajaran. Seperti pada jurnal penelitian yang dilakukan Emirta

bahwasannya siswa dapat memetik nilai-nilai yang terdapat pada objek wisata

serta dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa merasakan

pembelajaran yang kreatif dan bermakna serta memberikan pengalaman

belajar secara langsung.172

Dalam pembelajaran kita dapat mengetahui faktor-faktor yang ada

pada diri individu, salah satu faktor intern atau faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar yaitu perhatian. Untuk dapat menjamin hasil

belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

171

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya .prestasi

Pustaka, 2007), h. 130. 172

Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber

Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri Malang, h. 3.

113

yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka

timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.173

Seperti hasil

wawancara siswa yang penulis lakukan, rata-rata siswa bosan dengan

pembelajaran geografi di dalam kelas174

, maka guru geografi perlu melakukan

perhatian kepada siswa agar siswa tersebut tidak bosan dan membangkitkan

kembali semangat belajar siswa dalam belajar geografi di sekolah.

Dengan menggunakan perhatian pada individu yang sedang belajar

seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulis Setyaningsih, guru

harus pandai-pandai menarik perhatian siswa-siswanya. Pada akhirnya ketika

guru berhasil menarik perhatian siswa-siswanya dengan mengajak ke museum

atau memperkenalkan museum kepada siswa maka akan menimbulkan

pemahaman yang baik kepada siswa.175

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum bahwa pemanfaatan objek

wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi yang dimanfaatkan

dalam materi lithosfer (batuan) dan pedosfer (tanah), siswa sebelum

melakukan pembelajaran geografi di objek wisata Gunung Padang siswa rata-

rata kurang termotivasi untuk belajar geografi karena materi geografi yang

sangat banyak sehingga membuat siswa menjadi bosan dan jenuh ketika

mempelajarinya. Siswa kelas X-IPS 1 telah mempelajari materi lithosfer

(batuan) dan pedosfer (tanah) sebelumnya, tetapi siswa belum pernah

mempraktikkanya.176

Sehingga belajar di objek wisata Gunung Padang sangat

bermanfaat karena dapat menambah wawasan, siswa dapat lebih memahami

karena melihat objek secara langsung, menambah ilmu pengetahuan,

mengetahui jenis batuan dan karakteristik tanah di objek wisata Gunung

Padang, siswa merasa senang karena belajar di alam dan pembelajaran akan

lebih bermakna, serta menambah rasa syukur kepada Allah swt. dapat

173

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhiny, (Jakarta : PT Rineka

Cipta. 2010), h.56 174

Lampiran 2, Transkip Wawancara 175

Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar Sejarah

Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 – 2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri

Semarang, Semarang, 2007, h. 71. 176

Lampiran 2, Transkip Wawancara

114

berkunjung ke objek wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah situs

megalithikum.177

Dari hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan pada saat sebelum

melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang dan setelah

melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang. Hal ini seperti pada

jurnal sosio didaktika Qonita Surayya menyatakan bahwa, terdapatnya

perubahan persepsi siswa dikarenakan siswa belum pernah melakukan

pembelajaran di luar kelas serta belum mengetahui jika hutan mangrove

Karangsong dapat dijadikan sumber belajar geografi. 178

Kegiatan belajar di alam juga seperti pada jurnal sosio didaktika

Jakiatin Nisa menyatakan bahwa kegiatan belajar melalui pembelajaran di luar

kelas (outdoor learning) akan memberi peluang lebih luas kepada peserta

didik, untuk mempelajari obyek-obyek dalam mata pelajaran IPS yang

menjadi pusat perhatiannya, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan setiap

peserta didik dan memahami konsep peduli lingkungan.179

Dengan memanfaatkan alam sebagai sumber belajar geografi telah

sesuai pada penelitian Febrillian Gemilang Putra, bahwasannya dengan belajar

di alam para peserta didik cepat menangkap materi geografi, karena dari teori

di buku geografi bisa langsung dipraktikkan dan dilihat oleh para peserta didik

secara langsung.180

Gunung Padang kurang dimanfaatkan sebagai sarana dalam proses

pembelajaran geografi di sekolah-sekolah yang ada di Cianjur. Terdapat

beberapa hambatan mengenai kurangnya pemanfaatan objek wisata gunung

padang sebagai sumber belajar geografi, diantaranya belum adanya kunjungan

berupa objek wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar,

177

Lampiran 10, Transkip Wawancara 178

Qonitta Surayya, “Persepsi Siswa Terhadap Fungsi Hutan Mangrove Karangsong

Sebagai Sumber Belajar Geografi, Jurnal Sosio Didaktika, 2017, h. 71. 179

Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam

Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 8. 180

Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber

Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada Program Studi Ilmu

Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta,

2015, h. 6.

115

terbatasnya waktu dan lain sebagainya. Kurang dimanfaatkannya objek wisata

sebagai sumber belajar, seperti penelitian terdahulu yang diteliti oleh Agus

Mursidi pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sejarah di bidang

pendidikan belum dilakukan secara optimal. Bahkan hampir semua siswa

SMA tidak mengetahui letak dimana museum.181

Seperti siswa SMAN 1

Cianjur hampir semua siswa tidak tahu peninggalan situs Gunung Padang.

Padahal objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

dalam berbagai ilmu, baik itu sejarah, sosial, ekonomi maupun geografi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa objek wisata Gunung

Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi, setelah melakukan

pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, respon siswa terhadap

pembelajaran geografi adalah sangat baik.

D. Keterbatasan Penelitian

Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang tersebut tidak secara

langsung dapat terlaksana terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi.

Kendala tersebut antara lain adalah:

1. Waktu

Waktu kunjungan yang dapat dilakukan oleh siswa adalah waktu

dimana pada saat hari senggang atau libur yaitu hari Sabtu dan Minggu.

Padahal objek wisata Gunung Padang disaat hari libur sangat banyak

pengunjung. Maka dari itu siswa berangkat pada hari Sabtu pukul 07.00

karena jika berangkat siang hari dikhawatirkan pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang menjadi tidak kondusif karena ramainya

pengunjung.

2. Perijinan

Perijinan menjadi kendala dalam melakukan pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang. Penyebabnya adalah pihak sekolah khawatir jika

181

Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar Sejarah

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2009, h. 117.

116

siswa melakukan pembelajaran di luar kelas. Sehingga untuk mendapatkan

ijin dari pihak sekolah untuk melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang cukup sulit.

3. Komunikasi

Pada saat sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang, siswa terlihat antusias ketika peneliti memberi tahu

bahwa pembelajaran selanjutnya siswa akan belajar di luar kelas yaitu di

objek wisata Gunung Padang, ternyata dari 33 siswa hanya 14 siswa yang

mengikuti pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, padahal siswa

tersebut sudah berjanji kepada peneliti dan sangat dianjurkan oleh gurunya

untuk mengikuti pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.

4. Jarak

Jarak tempuh dari tempat tinggal peneliti dan sekolah yang cukup

jauh mengakibatkan penelitian harus dilakukan dengan waktu yang cukup

lama dan mengeluarkan dana lebih banyak.

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber

belajar geografi dalam materi lithosfer (batuan) dan pedosfer (tanah).

Lithosfer yang berarti lapisan batuan dalam hal ini siswa dapat

menganalisis batuan-batuan yang terdapat di Gunung Padang. Pedhosfer

yang berarti lapisan tanah dalam hal ini siswa dapat meneliti tanah yaitu

dengan menentukan sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

2. Persepsi guru dan siswa tentang pemanfaatan objek wisata Gunung Padang

sebagai sumber belajar geografi, di dapat melalui wawancara meliputi,

pengetahuan mengenai lithosfer dan pedhosfer di Gunung Padang serta

informasi mengenai objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar

geografi. Sebelum melakukan pembelajaran geografi di objek wisata

Gunung Padang siswa merasa bosan dengan pembelajaran di dalam kelas,

siswa merasa bahwa pembelajaran geografi itu sulit, siswa kurang

termotivasi untuk belajar geografi karena materi geografi yang sangat

banyak sehingga membuat siswa merasa jenuh ketika mempelajari

geografi di dalam kelas. Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang siswa kelas X-IPS 1 merasa senang karena belajar di alam

dapat melihat objek secara langsung, pembelajaran lebih bermakna, serta

menambah rasa syukur kepada Allah swt. dapat berkunjung ke objek

wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah situs megalithikum.

Siswa dapat lebih memahami materi, karena melihat objek secara

langsung, menambah ilmu pengetahuan, mengetahui jenis batuan dan

karakteristik tanah di objek wisata Gunung Padang.

118

B. Implikasi

1. Dengan adanya objek wisata Gunung Padang guru mempunyai sumber

belajar tambahan yang bersifat holistik (menyeluruh) yang artinya Gunung

Padang dapat dijadikan sumber belajar dalam berbagai macam pelajaran,

baik itu pelajaran geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, dan lain-lain.

2. Objek wisata Gunung Padang dapat lebih terbenah karena objek wisata

Gunung Padang bukan hanya sebagai objek wisata tetapi juga dapat

dijadikan sebagai sumber belajar.

C. Saran

1. Bagi sekolah di Kabupaten Cianjur dengan diketahuinya bahwa sumber

belajar itu merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Oleh

karena itu, diharapkan dalam proses perizinan untuk melaksanakan

pembelajaran di luar kelas dapat lebih dipermudah.

2. Bagi para guru, guru merupakan orang yang langsung berhubungan

dengan dengan siswa, maka suatu kewajiban bagi guru untuk memberikan

sumber belajar. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar yang

berada di alam sekitar agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran

yang dipelajari.

3. Bagi siswa, seharusnya terus mengembangkan cara untuk mencari

informasi yang tersedia di sekitar yang dapat dijadikan sebagai sumber

belajar, karena tidak selalu guru dpat menjelaskan semua hal. Oleh karena

itu, diperlukan keaktifan dari siswa untuk mencari informasi yang

berkaitan dengan pembelajaran, baik di lingkungan sekitar, memanfaatkan

objek wisata, ataupun juga melalui internet dan media cetak lainnya.

120

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Akbar, Ali. Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi. Jakarta : Change

Publicatio, 2013.

Arjana I Gusti Bagus. Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2016.

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan IlmuSosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.

Cendikia, Tim Alfa. Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Geografi 2016/2017.

Bandung, Penerbit Sewu, 2016.

Dariyo, Agoes. Dasar – Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT Indeks, 2013.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), Edisi ketiga.

Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Endarto, Danang. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Eggen, Paul dan Kauchak, Don. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: PT Indeks, 2012.

Flick Uwe, Introducing Research Methodology: A Beginner’s Guide To Doing a

Research Project, Los Ageles: Sage, 2011.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi

Aksara, 2013.

Hakim, Lukmanul. Perencaaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,

2009.

Hanifah, Nanang dan Suhana, Cucu. Konsep Strategi pembelajaran. Bandung:

Refika Aditama, 2012.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta : Salemba Humanika, 2010.

Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.

Bandung: Refika Aditama, 2013.

Mahmud, Marzuki. Landasan Pendidikan. Ciputat: Haja Mandiri, 2013.

121

Muljadi dan Warman, Andri. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta :PT Raja

Grafindo Jakarta, 2016.

Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2015.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2013.

Nasution. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Nata, Abudin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Grup, 2011.

Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: RajaGrafindo

Persadam, 2013.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitati Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik

Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.

Rohani, Ahmad. Media Instruksinal Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, h. 1997. Cet.

1.

Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Sindhu, Yasinto. Geografi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Perminatan.

Jakarta : Erlangga, 2013.

Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010.

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,

2011.

Soedijarto. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: PT Gramedia,

2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&d, (Bandung:

Alfabeta, 2012) h. 274.

Suharyono. Geografi & Lingkungan Hidup Dalam Pendidikan dan Pengajaran.

Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014.

Sukandarrumidi, dkk. Geologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2014.

122

Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodolgi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 112.

Sabarguna, Boy S. Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI Press,

2005.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup, 2014.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Pemula.

Jogjakarta : Gadjah Mada University Press, 2012.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya

.prestasi Pustaka :2007.

Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan TenagaPendidikan. Jakarta: Kencana, 2010.

Utoyo, Bambang. Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas X Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta, PT. Pribumi Mekar, 2009.

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung

Persada Press, 2004.

Yaumi, Muhammad., Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana,

2013.

Yondri, Lutfi. Struktur Punden Berundak Gunung Padang dan Adaptasi

Lingkungan. Bandung : Balai Arkeologi Bandung, 2014.

Yulir, Yulmadia. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta : Perpustakaan Nasional, 2017.

Jurnal

Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber

Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri

Malang.

Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam

Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan” Jurnal Sosio Didaktika :

2015.

Qonitta Surayya, “Persepsi Siswa Terhadap Fungsi Hutan Mangrove Karangsong

Sebagai Sumber Belajar Geografi”, Jurnal Sosio Didaktika : 2017.

123

Sutarman, dkk. Gunung Padang Cianjur: Pelestarian Situs Megalithikum

Terbesar Warisan Dunia. STKIP Sera.

Sutikno dan Billy, Geologi Gunung Padang dan Sekitarnya, Kabupaten Cianjur-

Jawa Barat, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi : 2016.

Winarto. Pengembangan Model Wisata Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Dengan Pendekatan Saintifik Di Brebes Selatan Sebagai Alternatiff

Model Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal penelitian. Dosen

Universitas Peradaban : 2016.

Yeni Wijayanti. Pemanfaatan Situs Karangkamulyan Untuk Kepentingan

Pendidikan Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal penelitian : 2017.

Skripsi

Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar

Sejarah (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten

Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Surakarta : 2009.

Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber

Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada

Program Studi Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta : 2015

Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar

Sejarah Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 –

2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, : 2007..

Website

https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05

November 2017 pada pukul 15.46 WIB).

.

124

LAMPIRAN

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

PROFIL SEKOLAH

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1. NamaSekolah : SMA Negeri 1 Cianjur

2. NPSN : 20203739

3. Alamat (Jalan/Kec./Kab/Kota) : Jln. PangeranHidayatullah No. 62Kec.

CianjurKab. Cianjur

4. No Telp. : (0263) 261295

5. Akreditasi : A

6. Koordinat : Longitude : -6,8256 Latitude : 107,1314

7. NamaKepalaSekolah : HARUMAN TAUFIK K., S. Pd, MM. Pd

8. Tanggal SK Pendirian : 1959-10-15

9. Tanggal SK IzinOperasional : 1959-10-15

10. Kepemilikantanah/bangunan : MilikPemerintah

a. Luas Tanah Milik (m2) : 23.835 m2

b. LuasBangunan : 12.275 m2

11. Data Pendidikdan Tenaga Kependidikan

a. Data TenagaPendidikdanPesertaDidik

No Uraian Guru Tenaga

Kependidikan

PTK Peserta

Didik

1. Laki - laki 36 13 49 609

2. Perempuan 44 11 55 712

Total 80 24 104 1321

Keterangan: PTK = Guru ditambahTendik

143

b. Data RombonganBelajar

No Uraian Detail Jumlah Total

1. Kelas 10 L 255 515

P 260

2. Kelas 11 L 197 447

P 250

3. Kelas 12 L 157 359

P 202

c. Data SaranadanPrasarana

No Uraian Jumlah

1. RuangKelas 42

2. Ruang Lab 9

3. RuangPerpustakaan 2

Total 53

144

Lampiran 3

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

A. Responden 1

Identitas Umum

1. Nama : Alifa Ufaira Yusuf

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab : Seru, tapi membosankan. Gimana pembawaannya kalaudikasih

visual-visual gampang diseraplah.

2. Emang gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?

Jawab : Kalau guru saya sih lebih sering memakai ppt gitu.

3. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas belum?

Jawab : Pernah di halaman ini, dalam materi pedosfer.

4. Materinya langsung dipraktekan di tanah gitu?

Jawab: Iya teh, cuma tekstur tanah aja lembut atau kasar kayak gitu.

5. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab : Tidak begitu bosan, karena itu kan pelajaran yang wajib buat

rumpun IPS, jadi mau tidak mau jangan merasa bosan.

6. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab : Ya mengetahui, walaupun sedikit lupa.

7. Kajian litosfer itu apa? Pedosfer itu apa?

Jawab: pokoknya litosfer itu batuan, dan pedosfer itu tanah, macam-

macamnya saya lupa lagi teh.

8. Apakah anda memahami materi tersebut?

Jawab : Memahami.

9. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab : Macam-macam litosfer seperti batuan-batuan beku, pedosfer lupa

lagi teh.

145

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

B. Responden 2

Identitas Umum

1. Nama : Lina

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab : Cukup sulit, tapi kalau selalu diperhatiin cukup mudah gitu.

2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab : Bosan. Tetapi tergantung pembawaan materinya, kalau misalkan

gurunya bikin seneng gitu jadi ke kitanya juga jadi pengen belajar gitu.

3. Apakah guru yang sekarang selalu bikin seneng di kelas?

Jawab: Seneng sih, seru.

4. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab : Tidak terlalu.

5. Apakah anda memahami materi tersebut?

Jawab : Memahami, cuma tidak terlalu.

6. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab : Tidak terlalu.

7. Litosfer itu kan batuan, pedosfer itu tanah, kita-kira kamu masih ingat gak

sama materi itu?

Jawab: Aduh teh lupa lagi, paling pernah mengetahui macam-macam

batuan dan tanah aja.

8. Apakah pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?

Jawab: Mmmmm, pernah sih teh sekali materi tanah, cuma tekstur nya aja

tapi.

146

9. Apakah kamu setuju jika pembelajaran geografi dilakukan di luar sekolah

meneliti tentang batuan dan karakteristik tanah yang sebelumnya sudah

diajarkan di kelas?

Jawab: Setuju-setuju aja sih teh, malah sangat setuju teh, biar jadi

mengetahui lagi.

147

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

C. Responden 3

Identitas Umum

1. Nama : Intan

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab : Materinya terlalu banyak, kalau dibarengi dengan praktek juga

susah buat dipahami.

2. Apakah bapak guru geografi pernah melakukan pembelajaran di luar

kelas?

Jawab: Pernah sih sekali.

3. Dalam materi apa?

Jawab: Tentang tanah, mempraktekan tekstur tanah.

4. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab : Iya lumayan bosan, soalnya materinya terlalu banyak.

5. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab : Sedikit

6. Apa itu litosfer dan pedosfer?

Jawab: Litosfer itu batuan, pedosfer itu lapisan tanah.

7. Apakah anda memahami materi tersebut:?

Jawab : Memahami, tapi tidak terlalu paham banget.

8. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab : Tidak terlalu jauh sih teh, palingan hanya mengetahui jenis-jenis

batuan sama jenis-jenis tanah aja. Kayak ada batuan andesit, konglomerat

udah weh lupa lagi ih.kalau tanah mah apa ya, lupa lagi hehe.

148

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

D. Responden 4

Identitas Umum

1. Nama : Fikri

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab : Sangat bosan soalnya gimana yah bosan belajar di kelas terus, gak

kayak di alam.

2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab : Sulit dan membosankan.

3. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab : Tahu.

4. Apa itu litosfer dan pedosfer?

Jawab: Ya tahu, tapi lupa lagi teh.

5. Litosfer kan batuan, pesdofer itu tanah. Udah inget belum?

Jawab: Ya inget teh, cuma inget batuan dan tanahnya aja.

6. Apakah anda memahami materi tersebut:

Jawab : Sedikit.

7. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab : Sejauh mungkin, sekedar hanya mengetahui batuan.

8. Emang ada batuan apa aja?

Jawab: lupa lagi teh.

149

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

E. Responden 5

Identitas Umum

1. Nama : Ajeng Dita Salimah

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan:

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab: Kadang bosan kadang nggak. Soalnya jam pelajarannya kan siang

sehabis istirahat jadi kadang ngantuk.

2. Pembelajaran yang disampaikannya itu bagaimana, kok bisa cepet lupa?

Jawab: Ya pembelajarannya lebih ke informasi gitu, penjelasan-penjelasan

gitu.

3. Gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?

Jawab: Cuma presentasi doang paling.

4. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?

Jawab: Belum pernah. Kata temen sih pernah tapi waktu itu aku ga masuk

karena lagi di oprasi.

5. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab: Sangat bosan, soalnya gitu banyak materinya.

6. Tapi kalau melakukan pembelajaran di luar kelas seneng gak?

Jawab: Senenglah.

7. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Tidak tahu teh, gatau lupa ketang.

8. Apakah anda memahami materi tersebut?

Pernah memahami tentang batuan dan tanah, tapi sekarang lupa banget.

9. Sejauh mana anda memahaminya?

Tidak tahu.

150

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

F. Responden 6

Identitas Umum

1. Nama : S. Alief Kresna Imaddudin

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

Pertanyaan:

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab: Pembelajarannya suka menggunakan ppt terus.

2. Tapi kamu mengerti kan dari setiap penjelasan yang sudah disampaikan?

Jawab: Bingung dan tidak mengerti.

3. Memangnya yang disampaikan guru bagaimana kok bisa bingung dan

tidak mengerti?

Jawab: Euuuh, kadang ngerti kadang nggak gimana metode

pembelajarannya aja.

4. Memang suka menggunakan metode pembelajaran apa?

Jawab: PPT, kadang suka dikasih pertanyaan-pertanyaan gitu.

5. Apakah guru pernah membawa alat peraga sebagai media pembelajaran?

Jawab: Euuuuh, belum ga pernah bawa alat-alat.

6. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas belum?

Jawab: Pernah di sana di halaman, kayak mengenal tekstur tanah, itu tanah

gambut atau tanah apa.

7. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab: Menurut aku sih, kan geografi banyak banget materinya jadi susah

dipahami, materinya ada yang masuk ada yang nggak, tapi yang pasti

cepet lupa.

8. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Kurang paham.

151

9. Apakah anda memahami materi tersebut?

Jawab: Kurang paham eung teh, udah mah kurang paham materinya juga

sudah kelewat lagi teh jadi udah lupa lagi.

10. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab: Kalau gak salah, cara pembuatan tanahnya gatau ah lupa lagi.

152

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

A. Responden 7

Identitas Umum

Nama : Shahira Putri

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan:

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab: Kadang mah membosankan, Cuma karena geografi teh dipikir-

pikir mah penting buat kedepannya biar tahu kalau misalkan nanti

kuliahnya gimana.

2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab: Ya bosan.

3. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Lupa lagi.

4. Apakah anda memahami materi tersebut?

Jawab: Paling kalau dari 100% aku Cuma 50% nya.

5. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab: Paham, Cuma kalau misalkan lagi baca buku, Cuma kalau lagi gak

baca mah ngebleng. Pernah sih melakukan praktek sekali tapi Cuma

megang tanah aja teksturnya doang.

6. Gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?

Jawab: Pak lutfi sih suka menggunakan power point, terus dibikin

kelompok.

7. Apakah pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?

Jawab: Pernah sekali, neliti tanah.

8. Apakah kamu senang jika pembelajaran geografi dilakukan di luar

sekolah?

Jawab: Senenglah teh, pembelajaran jadi tidak membosankan.

153

Lembar Wawancara Siswa

(Sebelum Penelitian)

G. Responden 8

Identitas Umum

1. Nama : Ardhi Fajar Haekal

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab: “Nggak bosan, karena pak Lutfi kalau belajar suka nyuruh

anaknya supaya dapet nilai, jadi kalau misalnya bisa menjawab dapet 100,

tetapi saya tidak termasuk orang tersebut.

2. Emang kenapa kalau memakai ppt terus?

Jawab: Lebih ngerti sih daripada ceramah.

3. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?

Jawab: Selalu menggunakan ppt terus.

4. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Lupa lagi.

5. Apakah anda memahami materi tersebut:

Jawab: Pahami, cuma lupa lagi.

6. Sejauh mana anda memahaminya?

Jawab: Pokoknya ngerti we teh kalau baru disampaikan, tetapi setelah

gurunya keluar kelas sudah lupa.

7. Apakah guru geografi pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?

Jawab: Pernah sekali di luar kelas.

8. Dalam materi apa?

Tanah kalau gak salah.

154

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Cianjur

Mata pelajaran : Geografi

Kelas/semester : X/2

Tahun pelajaran : 2017/2018

Materi pokok : Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap

Kehidupan

Sub Tema : 1. Dinamika Perubahan Lithosfer

2. Dinamika Perubahan Pedosfer

Alokasi waktu : 3x45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

155

B. Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan

Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menganalisis dinamika

litosfer dan dampaknya

terhadap kehidupan

1. Mendeskripsikan pengertian

lithosfer dan pedosfer

2. Mengetahui Karakteristik Tanah

4.5 Menyajikan proses

dinamika litosfer

dengan menggunakan

peta, bagan, gambar,

tabel, grafik, video,

dan/atau animasi

1. Mengidetifikasi jenis batuan dan

tanah di gunung padang

C. TujuanPembelajaran

Setelah mempelajari unit ini, siswa diharapkan mampu:

1. Mendeskripsikan pengertian lithosfer dan pedosfer.

2. Mengetahui karakteristik tanah.

3. Mengidetifikasi jenis batuan dan tanah di gunung padang.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian lithosfer dan pedosfer.

2. Karakteristik Tanah.

3. Jenis batuan dan tanah di gunung padang.

E. Metode/ PendekatanPembelajaran

Pendekatan :Scientific Learning

Metode : Menggunakan metode karyawisata atau praktikum

lapangan

F. Media/Alat/Sumber Pembelajaran

Media Pembelajaran : Buku pedoman karyawisata dan atau praktikum

lapangan.

156

Alat Pembelajaran : Instrumen observasi gunung padang dan kamera.

Sumber Pembelajaran : a. Objek wisata gunung padang.

b. Buku geografi kelas X = kurikulum 2013.

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Alokasi

Waktu

1. Pendahuluan

300

a. Guru memberi salam.

b. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis

siswa untuk melakukan praktikum lapangan di

objek wisata gunung padang dengan diawali

berdoa dan mengecek kehadiran siswa.

c. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk

melakukan praktikum lapangan di objek wisata

gunung padang.

d. Guru memberikan pengarahan mengenai tata

tertib ketika melakukan pembelajaran di objek

wisata gunung padang.

e. Guru memberikan buku pedoman praktikum

lapangan.

2. Kegiatan Inti

850

1. Mengamati:

a. Guru memandu siswa untuk melakukan observasi di

objek wisata gunung padang.

b. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai apa itu

lihosfer dan pedosfer, serta jenis litosfer dan

pedosfer di objek wisata gunung padang, yang

disampaikan oleh guru.

c. Siswa mengamati jenis batuandan tanahyang

terdapat di objek wisata gunung padang.

157

2. Menanya:

a. Setelah diberi penjelasan oleh guru dan melihat

secara langsung jenis batuan di gunung padang,

guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya dan memberikan pendapatnya

mengenai batuan dan tanah agar terjadi interaksi

antara guru dan siswa, siswa dan siswa.

a.

3. Mengumpulkan data:

a. Guru meminta siswa untuk mengerjakan instrument

observasi yang dibagikan pada masing-masing

siswa.

4.Mengasosiasi/Menalar:

a. Siswa menganalisis jenis-jenis batuan dan tanah di

objek wisata gunung padang.

b. Siswa mengisi lembar observasi yang telah

disedikan masing-masing.

5. Mengomunikasikan:

a. Guru menyajikan gambar batuan dan tanah di

objek wista gunung padang untuk memperkuat

pemahaman siswa.

b. Siswa melakukan wawancara ke pengelola objek

wisata gunung padang dan menyajikannya di

buku pedoman praktikum.

3.

Kegiatan Penutup

200

a. Guru memberikan pertanyaan untuk menetapkan

pengetahuan yang telah dipelajari siswa.

b. Guru memberikan kesimpulan.

c. Guru menutup pelajaran.

d. Salam dan berdoa sebelum perjalanan pulang.

158

H. Penilaian

Kompetensi Inti Teknik Bentuk Instrumen

Kompetensi Inti I dan II Pengamatan Sikap Lembar pengamatan

sikap rubrik

Kompetensi Inti III dan IV Tes Unjuk Kerja Tes uji petik kerja dan

Rubrik

Tes Tertulis Lembar kerja siswa

I. Lampiran

Bahan Ajar (Materi) dalam bentuk buku panduan karyawisata objek

wisata Gunung Padang.

Cianjur, Juli 2018

Mengetahui,

Guru bidang studi Peneliti

Muhammad Luthfi Neng Dhea Sayyidah Nafisah

159

Lampiran 5

PANDUAN STUDI WISATA

Objek Wisata Gunung Padang

PENDIDIKAN IPS (Geografi)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

160

KELENGKAPAN DATA

Nama Siswa: ………………………………………………………………….

Kelas : …………………………………………………………………..

Kelompok : …………………………………………………………………..

Cianjur, Juli 2018

Neng Dhea Sayyidah Nafisah

11140150000041

PAS FOTO 3X4

161

Objek Wista Gunung Padang

Objek wisata Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan

Cempaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas kurang lebih

900 M2

. Terletak antara 6057

’ LS dan 107

001

’ BT, dan berada diantara dua

kampung, yaitu Gunung Padang di sebelah timur dan Cipanggulan di sebelah

barat.

Gunung Padang merupakan hasil temuan kembali pada tahun 1979.

Sebelumnya temuan ini pernah dicatat oleh Verbeek (1891) kemudian N.J Krom

(1914). Sejak penemuan kembali pada tahun 1979, berturut-turut telah dilakukan

penelitian oleh tim baik dari Direktorat Purbakala, PUSPAN (saat ini bernama

Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional), Balai arkeologi

Bandung, Pemerintah Daerah, serta berbagai kelompok masyarakat yang mencoba

menggali nilai-nilai lain yang terkandung dalam peninggalan tersebut.

Saat ini Gunung Padang menjadi tempat wisata di Cianjur serta dikelola

langsung oleh pemerintah maupun masyarakat lokal.

162

1. Jadwal acara kegiatan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang

No Waktu Kegiatan Penelitian

1. 06.30 – 07.00 Absensi siswa dan breefing

2. 07.00 – 08.30 Perjalanan ke objek wisata Gunung Padang

3. 08.30 – 11.30 Melakukan pembelajaran di Gunung Padang

- Naik anak tangga Gunung Padang

- Penelitian Jenis Batuan Gunung

Padang

- Penelitian Tekstur Tanah

- Penelitian Struktur dan warna tanah

4. 11.30-12.30 Observasi bersama kelompok masing-masing

- Penelitian vegetasi Gunung Padang

5. 12.30 – 12.45 Istirahat Makan

6. 12.45 Persiapan pulang

*Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah

A. Lithosfer

1. Pengertian Lithosfer

Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya

lapisan.Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar.

2. Batuan Pembentuk Lithosfer

a) Batuan Beku

Batuan Beku (Igneous rock) merupakan jenis batuan yang

terbentuk dari pembekuan magma gunung api.Berdasarkan genesa atau

lokasi terjadinya, batuan beku dibedakan menjadi dua kelompok

utama, yaitu sebagai berikut.

1) Batuan Intrusiva, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam

litosfer atau di dalam kantung-kantung magma. Beberapa contoh

batuan intrusi antara lain Granit, Sienit, Diorit, dan Gabro.

Dilihat dari bentuk dan strukturnya, batuan intrusiva antara lain

sebagai berikut.

163

a. Bentuk Diskordan yaitu intrusiva yang strukturnya memotong

lapisan-lapisan batuan di sekitarnya. Bentuk diskordan meliputi

antara lain sebagai berikut.

(1) Batolith yaitu dapur magma yang telah membeku.

(2) Gang atau Korok yaitu intrusiva yang berbentuk tipis dan

panjang, dengan arah vertikal atau miring.

(3) Apofisa yaitu cabang-cabang dari gang.

(4) Diatrema yaitu intrusiva yang mengisi cerobong gunung -

api atau pipa letusan, mulai dari dapur magma sampai batas

kawah.

b. Bentuk Konkordan, yaitu batuan intrusi yang strukturnya

searah atau sejajar dengan lapisan-lapisan batuan di sekitarnya,

meliputi antara lain sebagai berikut.

(1) Sill yaitu intrusiva yang berbentuk tipis dan pipih, terletak

di antara lapisan batuan di sekitarnya.

(2) Lakolit yaitu intrusiva yang berbentuk lensa cembung,

terletak di antara lapisan-lapisan atau celah batuan di

sekitarnya.

2) Batuan Ekstrusiva yaitu batuan yang terbentuk dari pembekuan

lava di permukaan Bumi setelah terjadinya letusan gunung api.

Contoh ekstrusiva antara lain Riolit, Traktit, Andesit, Dasit, dan

Basal.

b) Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk akibat proses pengendapan. Beberapa

contoh jenis batuan sedimen antara lain breksi, konglomerat, batu

gamping (kapur), batu pasir, lanau, batu bara, dan rijang.

3. Macam-Macam Batuan

a. Batuan Intrusiva

1. Batuan Granit

Karakteristik: butiran kasar dan

berwarna cerah.

Tekstur: Tekstur phaneritic yang

tidak memiliki retakan dan

lubang-lubang bekas pelepasan

gas (vasculer).

Manfaat: Sebagai interior alat

ukur, dll.

164

2. Batuan Sienit

3. Batuan Diorit

4. Batuan Gabro

5. Batuan Riolit

Karakteristik: Tersusun dari

butiran-butiran sedang, berwarna

abu terang.

Tekstur: Tekstur kasar.

Manfaat: Untuk bangunan.

Karakteristik: Warnanya agak

gelap.

Tekstur: Bertekstur feneris,

mineralnya berbutir kasar hingga

sedang.

Manfaat: sebagai batu ornamen

dinding, lantai atau untuk untuk

pondasi bangunan / jalan raya.

Karakteristik: Batuan ini

berwarna hitam atau hijau gelap

karena mineral utamanya adalah

plagioklas dan augit.

Tekstur: Berukuran kasar (coarse-

grained).

Manfaat: Kegunaan di industri

konstruksi.

Karakteristik: Berwarna pink atau

abu-abu dengan butiran mineral

sangat kecil.

Tekstur: tekstur halus.

Manfaat: Menunjang

pembangunan gedung.

165

6. Batuan Traktit

7. Batuan Andesit

8. Batuan Dasit

Batuan Ekstrusiva yaitu batuan

yang terbentuk dari pembekuan

lava di permukaan Bumi setelah

terjadinya letusan gunungapi.

Karakteristik:Morfologi batuan

andesit dapat dikenali dari warna

abu-abu yang dominan sampai

merah.

Tekstur: Batuan beku yang

tersusun atas mineral yang halus

(fine-grained), serta memiliki

kandungan silika yang lebih

tinggi dari batu basal dan lebih

rendah dari batuan rhylolite dan

felsite.

Manfaat: Digunakan untuk sektor

konstruksi dan dipotong jadi

dimension stone untuk berbagai

keperluan.

Karakteristik: berwarna abu abu

terang

Tekstur: permukaan mineralnya

kasar

Manfaat: Digunakan sebagai

bahan pembangunan atau pondasi

seperti jalan, dapat

membersihkan alat rumah, dll.

166

9. Batuan Basal

10. Batuan Breksi

11. Batuan Konglomerat

Karakteristik: Batu basal

berwarna abu- abu hingga

hitam, bersifat keras dan padat

(masif).

Tekstur: Memiliki butiran

kristal halus.

Manfaat: Dalam berbagai

bidang konstruksi bangunan.

Karakteristik: Bentuknya tidak

teratur, sudut fragmen berupa

batuan atau hancuran mineral

akan terlihat menumpuk.

Tekstur: kasar

Manfaat: digunakan sebagai

ornamen-ornamen hiasan

dalam dekorasi.

Karakteristik: Berupa pasir

halus dan kerikil yang

mengendap.

Tekstur: kasar.

Manfaat: Sebagai pendukung

bangunan, tetapi tidak begitu

kuat.

167

12. Batuan Gamping (kapur)

13. Batu Pasir

14. Batuan Lanau

15. Batubara

Karakteristik: Terbentuk dari

akumulasi cangkang, karang,

alga, dan pecahan-pecahan sisa

organisme.

Tekstur: halus dan kasar

Manfaat: pengatur Ph tanah,

penstabil jalan raya, dll.

Karakteristik: Tahan terhadap

cuaca tetapi mudah untuk

dibentuk.

Tekstur: kasar

Manfaat: Untuk bangunan dan

jalan.

Karakteristik: biasanya

terbentuk dari pecahnya kristal

kuarsa berukuran pasir.

Tekstur: halus

Manfaat: dekorasi dalam

ruangan.

Karakteristik: Berasal dari

tumbuhan, baik berupa akar,

batang, maupun daun.

Tekstur: Morf, berlapis, dan

tebal

Manfaat: Sumber tenaga

pembangkit listrik, dll.

168

16. Batuan Rijang

4. Tenaga Pembentuk Lithosfer Secara umum, tenaga pembentuk litosfer dibedakan atas proses

endogen dan eksogen.

a) Tenaga Endogen: tektonisme, vulkanisme, gempa

b) Tenaga Eksogen: pelapukan, pengikisan atau erosi, masswasting, dan

sedimentasi.

B. Pedosfer

1. Karakteristik Tanah

d. Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah, tekstur tanah,

struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk density) dan bobot

jenis (particle’s density), kedalaman efektif tanah, drainase,

permeabilitas tanah, potensi mengembang dan mengkerut, serta

indeks pengembangan dan kematangan tanah (nilai n).

e. Sifat Kimia Tanah

5) Derajat kemasaman tanah (pH). Nilai pH menunjukkan

banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+1). Nilai pH berkisar

dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral, sedangkan pH kurang

dari 7 disebut masam, dan pH lebih dari 7 disebut alkali/basa.

6) C-Organik. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan

berdasarkan jumlah C-Organik. Kandungan C-Organik di tanah

harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen.

7) N-Total. Nitrogen merupakan unsur hara makroesensial yang

berasal dari bahan organik, pengikatan oleh mikroorganisme

dari N udara, pupuk, dan air hujan.

Karakteristik: Rijang dapat

terbentuk sebagai nodul, massa

konkresi, dan deposit berlapis.

Tekstur: halus

Manfaat: membentuk benda

yang sangat tajam.

169

8) Unsur lainnya adalah unsur fosfor (P), kalium (K), natrium

(Na), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).

f. Sifat Biologi Tanah

5) Total mikroorganisme tanah.

6) Jumlah fungsi tanah (ragi, kapang, dan jamur).

7) Jumlah bakteri pelarut fosfat (P)

8) Total respirasi tanah.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan metode

Alat yang diperlukan untuk metoda ini adalah ember yangdigunakan untuk tempat

air, meteran/penggaris untuk mengetahui ukurantanah.

Cara Kerja

1. Ambil segumpal tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi denganair hingga

dapat ditekan.

2. Pijit contoh tanah dengan ibu jari dan telunjuk, kemudianbentuk seperti

benang sambil dirasakan. Langkah pertama yangperlu ditetapkan adalah

apakah tanah tersebut bertekstur liat,lempung berliat, lempung atau pasir.

a. Jika bentukan benang tersebut terbentuk dengan mudah dantetap, maka

contoh tanah tersebut besar kemungkinan adalah liat.

b. Jika bentukan benang tersebut terbentuk tapi mudah patah,maka

kemungkinan lempung berliat.

c. Jika tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung berpasir.

d. Jika terasa lembut (halus dan licin) seperti tepung, maka debu yang

dominan. Tetapi jika terasa berbentuk butir-butir, maka yangdominan

adalah pasir

3. Untuk menentukan kelas tekstur selanjutnya dapat digunakanpedoman

penetapan tekstur di lapang

Gambar.1. Penentuan Lahan yang akan dinilai

Perhatikan kondisi lahan untuk menilai tekstur tanah

Tanah yang telah diambil sampelnya kemudian diberi airmenggunakan botol air

dan dibulatkan, kemudian dipenyekpenyekan antara telunjuk dan jempol hingga

memanjang dan ada jatuhannya. Maka tanah yang jatuh itu lah yang diukur

berapapanjangnya.

170

Gambar.2. Cara penentuan tekstur tanah. Gambar 3. Tanah dipijat

dengan ibu jari

171

2. Lembar Observasi

a) Observasi Jenis Batuan Gunung Padang

No Jenis Batuan Geologi

Keterangan

(bentuk, ukuran, jenis,

material)

1.

2.

3.

4.

5.

172

b) Observasi Jenis Lapisan Tanah Gunung Padang

- Penentuan Sifat Fisika Tanah

Kelompok Titik Koodinat Penentuan

Tekstur Tanah Keterangan

Kelompok Struktur Tanah Warna Tanah

173

- Penentuan Sifat Kimia Tanah

Keolompok pH HcL H2 O2 Keterangan

- Penentuan Sifat Biologi Tanah

Kelompok

Vegetasi

Flora Fauna

174

c) Sejarah

d) Ekonomi

No Manfaat objek wisata

Gunung Padang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

175

8.

9.

10.

176

Lampiran 6

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa di Objek Wisata Gunung Padang

Pengamat :Neng Dhea Sayyidah Nafisah

Kelas / Pelajaran : X-IPS-1 / Geografi

Tanggal : 21 Juli 2018

Waktu : 07.00 – 14.00 WIB

Tempat :Objek wisata Gunung Padang

No Aspek Yang

Diamati Indikator Keterangan

1. PraPembelajara

n

1. Pengaturan

tempat duduk.

2. Kesiapan

pelaksanaan

pembelajaran.

1. Siswa duduk melingkar

dengan rapi.

2. Siswa sangat antusias

menerima pembelajaran

mengenai litosfer dan

pedosfer Gunung Padang.

2. Kegiatan

MembukaPelaj

aran

1. Menjawab Salam

Guru.

2. Berdoa sebelum

memulai

pembelajaran.

1. Seluruhsiswamenjawabsalam

dari guru.

2. Siswa mampu membaca doa

bersama sebelum

pembelajaran berlangsung.

3. KegiatanIntiPe

mbelajaran

d. Fisik

1. Bersemangat saat

mengikuti

pembelajaran.

2. Bertanya dengan

antusias saat

proses

pembelajaran.

1. Siswa semangat ketika

pembelajaran berlangsung.

2. Siswa mampu bertanya saat

proses belajar sedang

dilaksanakan.

b. Sosial 1. Terdapat interaksi

antara guru dan

siswa saat proses

1. Sangat baik.

2. Sangat baik, berjalan dengan

177

pembelajaran.

2. Terdapat interaksi

antarasiswa

dengan siswasaat

diskusi

berlangsung.

lancar tanpa kendala apapun.

c. Kognitif 1. Menjawab

pertanyaan yang

diajukan guru.

2. Mengemukakan

pendapatnya saat

proses

pembelajaran

1. Mampu menjawab pertanyaan

dari guru.

2. Siswa aktif berpendapat ketika

proses belajar berlangsung.

d. Afektif 1. Mengikuti

pelajaran sampai

selesai

2. Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

materi.

3. Mencatat

penjelasan yang

disampaikan guru

1. Seluruh siswa yang mengikuti

pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang dilakukan

sampai akhir pembelajaran..

2. Seluruh siswa memperhatikan

penjelasan dari guru.

3. Seluruh siswa mencatat

penjelasan dari guru, namun

setelah buku pedoman

dikumpulkan hanya sebagian

siswa yang mencatat dengan

lengkap.

e. Psikomotorik 1. Mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

2. Mengerjakan

1. Seluruh siswa mengerjakan

tugas yang diberikan oleh

guru.

2. Seluruh siswa mengerjakan

178

tugas dengan

tepat waktu

dengan tepat waktu.

4. Penutup 1. Berdoa sebelum

menutup

pelajaran

2. Menjawab salam

penutup

1. Seluruh siswa berdoa bersama

sebelum menutup

pembelajaran dan sebelum

pulang.

2. Siswa menjawab dengan

antusias .

179

Lampiran 7

Lembar Observasi Objek Wisata Gunung Padang

Pengamat : Neng Dhea Sayyidah Nafisah Tanggal: 8 Juli 2018

1. Fasilitas di objek wisata Gunung Padang

No Aspek Indikator Keadaan

1. Fisik Data dan

informasi

objek wisata

Gunung

Padang

Sudah cukup lengkap, sebelum

memasuki kawasan Gunung Padang

terdapat tugu bertulis Gunung Padang

30 km yang artinya menuju Gunung

Padang berjarak 30 km dari arah jalan

raya. Setelah sampai di sana terdapat

tugu yang bertulis selamat datang di

situs Megalithikum Gunung Padang,

terdapat loket pengunjung serta data

pengunjung, selain itu terdapat

bangunan pusat informasi wisata

Gunung Padang dan juga terdapat

tulisan-tulisan informasi mengenai

Gunung Padang dan petunjuk -

petunjuk lainnya.

Geologi

- Lithosfer

- Pedosfer

Batuan

Gunung

Padang

Terdapat banyak batuan di Gunung

Padang, batuan – batuan Gunung

Padang mengandung kadar besi 40%

yang dinamakan andesit firoksin.

Selain itu juga, terdapat batuan kuarsit,

batu pasir dan rijang yang disebabkan

oleh adanya erosi, sehingga terjadinya

pengikisan dan perubahan-perubahan

yang menyebabkan adanya batuan-

batuan tersebut.

Sejarah Peninggalan

Sejarah

Gunung Padang nerupakan situs

megalithikum yang terletak di Desa

Karyamukti, Kecamatan Cempaka,

Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa

Barat. Memiliki luas sekitar 4.000

meter.

Ekonomi Objek Wisata Sudah dikenal hingga mancanegara,

terbukti dari para turis yang

berkunjung ke objek wisata Gunung

180

Padang. Selain itu, di sekitar objek

wisata Gunung Padang dan di atas

objek wisata Gunung Padang sudah

terdapat banyak pedagang yang

menjual makanan serta menjual oleh-

oleh khas Gunung Padang.

2. Observasi Jenis Batuan Gunung Padang

No Jenis Batuan Geologi Keterangan

(bentuk, ukuran, jenis,

material)

1. Andesit Firoksin

2. Kuarsit

3. Batu Pasir

4. Rijang

181

3. Observasi Jenis Lapisan Tanah Gunung Padang

- Penentuan Sifat Fisika Tanah

Kelompok

Titik Koodinat

Penentuan

Tekstur Tanah

Keterangan

1. -S06059.535’ Lempung berpasir

1. S06059.662’ Lempung dengan

sedikit berpasir

2. -6099,664’S

107003,383’E

Pasir

2. -S06059.535’

S06059.662’

Lampung berdebu

3. S06059.536’

E107003.365’

Liat

3. S06059.669

E107003.377

Liat berpasir

4. S06059.534

E107003,379

Lempung berair

4. S06059.674

E10703.379

Liat

5. -S06059534’

E107003,360

Lempung berair

-S06059.691

E107003,381’

Liat berpasir

182

Kelompok Struktur Tanah Warna Tanah

1. Granuler Coklat muda

1. Granuler Coklat muda

2. Granuler Coklat tua

2. Granuler Coklat muda

3. Granuler Coklat

3. Granuler Coklat muda

4. Granuler Coklat kehitaman

4. Granuler Coklat muda

5. Granuler Coklat tua

5. Granuler Coklat muda

183

- Penentuan Sifat Kimia Tanah

Keolompok pH HcL H2 O2 Keterangan

1. 6 Sedikit

bergelembung

1. 7 Bergelembung

2. 7 Tidak

bergelembung

2. 7 Tidak

bergelembung

3. 6,5 Tidak

bergelembung

3. 6,5 Bergelembung

4. 3 Tidak

bergelembung

4. 6 Bergelembung

5. 7 Tidak

bergelembung

5. 7 Tidak

bergelembung

-

184

- Penentuan Sifat Biologi Tanah

Kelompok

Vegetasi

Flora Fauna

1.

Rumput Semut

2.

Paku-pakuan Cacing tanah

3.

Pohon pisang Belalang

4.

Lumut tanduk Kupu-kupu

5.

Daun pandan Nyamuk

4. Sejarah

Gunung Padang nerupakansitusmegalithikum yang terletak di

DesaKaryamukti, KecamatanCempaka, KabupatenCianjur,

ProvinsiJawa Barat. Memilikiluassekitar 4.000 meter.Gunung Padang

ditemukan pada tahun 1914 oleh N.J Krom.

Batuangunungpadangmengandungkadarbesi 40% yang

dinamakanandesitfiroksin. Gunung Padang

jugaduludigunakansebagaitempatmeditasiatau ritual.

Kemudianpadatahun 2011, Gunung Padang

meraihperhatianmasyarakatluas, banyak para ilmuan yang

menelitisitustersebut. SehinggasampaisaatiniGunung Padang

sudahdikenalhinggamancanegarasertamerupakansalahsatuobjekwisata

di Cianjur.

185

5. Ekonomi

No Manfaat objek wisata

Gunung Padang

1. Sebagai ojek penelitian

2. Sebagai objek wisata

3. Sebagai situs purbakala

4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

5. Menambah wawasan

6. Sebagai sumber belajar

7.

8.

9.

10.

186

Lampiran 8

Pengelola Gunung Padang

Identitas Umum

1. Wawancara ke : 1 (Satu)

2. Nama : Zainal Arifin (Kepedulian Masyarakat Situs Gunung

Padang)

3. Waktu : 14 Juli 2018

Pertanyaan

1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

di sekolah? Khususnya mata pelajaran geografi!

Jawab: Yang pasti sangat mendukung sekali, karena kalau kita perhatikan dari

nilai-nilai yang ada terdapat nilai sejarah dan seni di Gunung Padang

yang merupakan salah satu pembayaran untuk masyarakat Indonesia

terutama seperti itu, dalam geografi pun pastinya sangat bermanfaat,

karena masyarakat tempo dulu terutama Gunung Padang sendiri lebih

kepada masa kejayaan manusia megalithikum tentunya berbagai nilai

seni, sejarah dan ilmu pengetahuan sangat bermanfaat.

2. Apakah objek wisata Gunung Padang sering kedatangan turis?

Jawab: Dari jumlah pengunjung rata-rata perbulan itu 6.000-7.000 dan itu 17%

nya adalah asing kebanyakan dari China dan Eropa.

3. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan wisatawan asing yang

mengunjungi objek wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu / bulan?

Jawab: Kita ngambilnya perbulan hitungan kalkulasinya adalah sekitar 6.000-

7.000 perbulan.

187

4. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Sementara ini sarana dan prasarana kita mendapatkan dua undang-

undang, yang pertama undang-undang cagar dan budaya yang lebih

cenderung ke pelestarian sedangkan pariwisata sendiri ke promosi.

Sementara ini yang jadi kendala belum ada batas pengamanan atau

pemisah antara pengunjung dengan peninggal cagar budayanya. Jadi,

untuk sarana dan prasarana sendiri mungkin pemerintah khususnya

untuk dinas pariwisata lebih focus ke jalan atau tempat-tempat yang

nantinya jadi rest area.

5. Apakah Gunung Padang sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di

mancanegara?

Jawab: Kalau kita perhatikan di internet sepertinya sudah di kenal di

mancangara karena para turis sendiri mengetahui Gunung Padang itu

dari internet.

6. Apakah penduduk sekitar merasa terganggu dengan kedatangan para

wisatawan yang mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Kalau dilihat, mungkin ada nilai positif dan negatifnya. Nilai

positifnya, masyarakat sendiri bisa menunjang untuk 30% nya untuk

perekonomian baru yang ada di desa di desa Karyamukti khususnya.

Nilai negatifnya, mungkin dari unsur budayanya sendiri

dikhawatirkan kita mengikuti budaya-budaya dari luar.

7. Apakah dengan banyaknya para wisatawan menimbulkan suatu dampak dalam

bidang ekonomi, sosial, budaya?

Jawab: Iya, yang seperti sudah saya jelaskan tadi.

8. Sampai saat ini apakah jumlah wisatawan berkurang atau bertambah?

Jawab: Sebenarnya itu relatif, tetapi kalau kita lihat dari data tahun 2012

sampai sekarang itu menurun, yang jadi kendalanya mungkin karena

akses.

188

9. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang telah meneliti objek wisata Gunung

Padang?

Jawab: Yang melakukan riset di Gunung Pdang ini ialah berbagai disiplin

ilmu, baik itu arkeologi, astronomi, ataupun geografi.

10. Menurut anda apakah batuan di Gunung Padang adalah hasil dari

pembangunan oleh manusia zaman dulu?

Jawab: Kalau batuannya sendiri kita terdapat dua versi, kalau dari kajian

ilmiahnya terbentuntuk secara ilmiah karena berasal dari lelehan

magma, dipengaruhi oleh penekanan luar biasa kemudian membentuk

batuan columnar seperti itu, tetapi untuk cerita masyarakat sendiri

kita lihat dari cerita foklornya batuan tersebut berasal dari suatu

daerah kemudian di bawa ke Gunung Padang untuk pemujaan

mereka.

11. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung Padang?

Jawab: Sangat banyak, saya sendiri belum bisa menghitungnya.

12. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang memiliki letak yang

strategis?

Jawab: Kalau dilihat dari segi keamanan sangat strategis karena tempatnya

tidak di tengah-tengah pemukiman masyarakat, jadi lebih aman dari

gangguna-gangguan manusia yang tidak bertanggung jawab.

13. Apakah dengan adanya objek wisata Gunung Padang dapat menambah

pendapatan ekonomi penduduk sekitar?

Jawab: Tergantung dari masyarakat sendiri, kalau masyarakatnya mempunyai

kemauan dan kreatif otomatis dapat menambah pendapatan.

189

Pengelola Gunung Padang

Wawancara ke : 2 (Dua)

Narasumber : Nanang (Ketua Pengelola Gunung Padang)

Waktu : 21 Juli 2018

Pertanyaan

1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

di sekolah? Khususnya mata pelajaran geografi!

Jawab: Objek wisata Gunung Padang ini sangat dan amat sangat ini digunakan

atau dimusikan untuk pembelajaran dari sekolah berbagai jurusan.

Khususnya untuk geografi ini nyambung sekali, karena memang

geografi ada hubungannya dengan geologi, iya begitu ada

hubungannya sebenarnya, kalau bicara geografi, itu kan luas ya

tentang bahasannya ada bumi, tata ruang, kawasan-kawasan itu

masuk ke geografi.

2. Apakah objek wisata Gunung Padang sering kedatangan turis?

Jawab: Alhamdulillah, cagar budaya situs Gunung Padang ini dari tahun 2012

mulai rame, dikunjungi dari berbagai negara, dan mungkin yang saya

ingat yang berkunjung ke Gunung Padang ada dari Inggris, dari

Amerika, dari Belanda, dari Ceko, kemudian hari ini ada dari Ceko

dan Australia, kemudian dari Jepang, Korea, kemudian dari Nigeria

pernah, kemudian dari Rusia, Swiss, sudah mancanegara.

3. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan wisatawan asing yang

mengunjungi objek wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu / bulan?

Jawab: Euuh saya setiap tahun membuat laporan secara rekapitulasi bahkan

pertahun itu pengunjang rata-rata diatas 7000. Nah, kalau wisata asing

rata-rata saya punya data satu bulan kira kira 50 orangpengunjung

asing. Pengunjung lokal perhari dirata-ratakan 260an.

190

4. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Nah, untuk sarana dan prsarana objek wisata Gunung Padang sekarang

lagi ada penataan untuk infrastruktur sekarang bagiannya Pemda

Cianjur sekarang sudah mulai bergerak yaitu pelebaran jalan arah

Cianjur-Gunung Padang, kemudian dibuat villa peristirahatan para

pejabat atau kunjugan khusus, sekarang dibuat masjid semacam At-

Taawun Puncak di Pal Dua, dibuat parkiran dan pasar Gunung

Padang.

5. Apakah Gunung Padang sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di

mancanegara?

Jawab: Sudah

6. Apakah penduduk sekitar merasa terganggu dengan kedatangan para

wisatawan yang mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Karena masyarakat namanya manusia itu pro kontra ya. Tetapi kami

sebagai pengelola diambil positifnya saja. Jadi kami dengan

masyarakat selalu koordinasi bahwa banyak karyawan asing yang

datang dan non asing atau lokal dengan etika dan perilaku yang tidak

sepantasnya dijadikan sebuh teguran dan diperbaiki termasuk

warganya justru harus kuat dengan tradisi-tradisinya.

7. Apakah dengan banyaknya para wisatawan menimbulkan suatu dampak dalam

bidang ekonomi, sosial, budaya?

Jawab: Jelas, dengan ramainya pengunjung ke Gunung Padang ini saya

mengkaji bahwa itu sangat menunjang terhadap perekonomian yang

awalnya pengangguran dibawah itu ada yang narik ngojek, ada yang

buka kios, makanan, cinderamatara, kemudian makanan khas Gunung

Padang artinya itu semua menambah daya tarik ekonomi.

191

8. Sampai saat ini apakah jumlah wisatawan berkurang atau bertambah?

Jawab: Sampai saat ini untuk wisatawan relatif sampai saat ini ada penurunan

dan pengurangan banyak faktor, diantaranya karena ada pelebaran

jalan terhambat jadi orang malas macet atau terganggu, atau ekonomi

masyarakat.

9. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang telah meneliti objek wisata Gunung

Padang?

Jawab: Sudah banyak, diantaranya ahli arkeologi, ahli geologi, ahli astronomi,

antropologi, filologi, morfologi, arsitek dll.

10. Menurut anda apakah batuan di Gunung Padang adalah hasil dari

pembangunan oleh manusia zaman dulu?

Jawab: Batuan-batuan Gunung Padang ini memang sumber batuan balokan-

balokannya itu hasil analisis geologi terbuat dengan proses alam,

tetapi kesininya ada perpaduan manusia cara memotong, cara

memindahkan, cara mendirikan, cara konsep arsiteknya. Kemudian

memasang sejajar-sejajar seperti teras 1-5 itu manusia. Jadi, menurut

bahasa bahwa Gunung Padang dan struktirnya ini ada dua, ada

manmade ada yang buatan manusia ada batuan alam. Nah, sehingga

istilah geologi dikenal dengan ekopak dan artefak. Ekopak adalah

benda alam asli dan artefak adalah benda buat manusia.

11. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung Padang?

Jawab: Kalau batuan yang ada di Gunung Padang ini sampai saat ini tidak bisa

diprediksi, karena dibawah kedalaman 26-30 meter setelah di bor

oleh orang geologi dubawah ini batuan masih menumpuk yang tidak

bisa dihitung jumlah batuannya.

192

12. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang memiliki letak yang

strategis?

Jawab: Sangat strategis, karena dari konsep morfologi ini strategis, dikelilingi

oleh 5 bukit dan menghadap lima Gunung. Jadi ini adalah titik

sentral.

13. Apakah dengan adanya objek wisata Gunung Padang dapat menambah

pendapatan ekonomi penduduk sekitar?

Jawab: Itu sangat menambah.

193

Lampiran 9

Lembar Wawancara Guru Bidang Studi Geografi

Identitas Umum

1. Nama : Muhammad Luthfi S. Pd

2. Pekerjaan : Guru Geografi SMA Negeri 1 Cianjur

3. Waktu : 17 Juli 2018

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?

Jawab: Kalau pembelajaran sebetulnya mah itu sudah terpaku dengan

kurikulum 2013 revisi, tapi dimana anak-anak itu masih menggunakan

scientific. Tapi kadang tidak semua pertemuan itu pakai scientific,

masih ada memakai ceramah. Jadi, kalau misalkan materi kan kelas

satu tentang dinamika litosfer, pedosfer itu contohnya hanya dari

gambar dan video. Terutama litosfer, Jadi hanya melihat dari gambar

sehingga anak tuh apa ya, masih bingung karena hanya melihat dari

gambar saja tidak langsung melihat secara langsung merasakan

bagaimana gitu objek yang dia pelajari.

2. Apakah bapak setuju jika pembelajaran geografi dilakukan di luar kelas?

Jawab: Oh sangat setuju. Karena, geografi itu objeknya itu adalah geosfer. Itu

kan objek-objek yang ada di permukaan bumi, fenomena-fenomena di

permukaan bumi, dan fenomena yang ada itu kan terjadinya itu bukan

hanya di dalam kelas tetapi kebanyakan itu diluar kelas. jadi,

pembelajaran di luar kelas itu sangat bagus, karena objeknya sudah

ada. Ibarat itu pembelajaran di luar kelas seperti di laboratorium, alam .

Agar anak-anak tidak hanya mendengar ceramah saja dari guru .

3. Apakah bapak pernah mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Pernah, satu kali tahun 2008.

194

4. Tujuan apa bapak mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Waktu itu hanya berwisata.

5. Apakah menurut bapak objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai

sumber belajar Geografi?

Jawab: Bisa, karena disana kana da situs kan, Gunung Padang itu situs

megalithikum dimana konstruksinya itu terbuat dari batu-batuan.

Batuan – batuan itu bisa dipelajari. Batuan apa yang digunakan,

dimanfaatkan untuk membangun situs tersebut. Kemudian selain dari

struktur kegunaannya, dari sisi pariwisata sangat berkembang,

masyarakat memanfaatkan objek, masyarakat juga disana tentu ada

dampak ekonominyalah yang dirasakan masyarakat. Akibat dari

adanya pengunjung dari luar daerah tersebut untuk berwisata kesana.

Karena Gunung Padang itu berdasarkan pemasraannya berbeda, ada

daya tariklah, mempunyai daya Tarik tersendiri.

6. Apakah bapak mengetahui mengenai lithosfer dan pedosfer Gunung Padang?

Jawab: Kalau saya mengetahui hanya berdasarkan literature saja ya, tidak

mengetahui secara mendalam. Apalagi meneliti secara langsung.

Hanya mengetahui misalnya hanya batuan yang menyusun Gunung

Padang itu merupakan batuan jenisnya Andesit Bataltik kalau

batuannya. Kemudian, strukturnya itu struktur kekar tiang. Kemudian

kalau dari jenis tanah itu, tanahnya itu saya kurang tahu, karena sudah

lupa lagi kalau tanah mah. Hanya batuan saja, karena itu yang sangat

ditonjolkan di batuannya.

7. Menurut bapak apakah siswa akan merasa senang jika pembelajaran dilakukan

diluar kelas?

Jawab: Menurut bapak akan senang, kenapa? Pertama kita akan ajak kealam,

langsung mengenal objeknya, kemudian mereka langsung berinteraksi,

tidak akan merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya ceramah,

195

kemudian berdiskusi, persentasi, begitu terus, berdiskusi, persentasi,

menyesuaikan LKPD. Langsung belajar, jadi pembelajarannya itu akan

lebih bermakna sehingga dari pembelajaran yang bermakna itu nanti

mereka akan senang, karena langsug merasakan. Oh ini, batu-batuan,

tanah-tanahnya, objek-objeknya dengan jelas.

8. Menurut bapak apakah objek wisata Gunung Padang sudah dikenal ke

mancanegara?

Jawab: Menurut saya sudah, karena di pemberitaan media online itu kan

cenderung massif ya, cepat menyebarnya. Saya yakin sudah.

9. Apakah objek wisata Gunung Padang bisa dijadikan sebagai sumber belajar

dalam berbagai ilmu?

Jawab: Bisa, terutama dalam bidang ilmu sosial ya terutama, pertama itu jelas

bisa dilihat dari mata pelajaran geografi. Dari mata pelajaran geografi

kita dapat meneliti suatu objek dengan sudut pandang geografinya.

Berarti itu kan Gunung Padang itu objek situs Gunung Padang. Kita

lihat secara kacamata geografinya, dilihat dari segi fisiknya atau

sosialnya. Dilihat dari interaksinya. Kemudian dari sejarah sangat jelas,

situs Megalithikum. Bagaimana kronologinya seperti itu, kemudian

misalnya dari ilmu sosial lainnya, misalnya dari ekonomi bisa dilihat

apakah Gunung Padang ini aktivitas ekonominya beragam apakah ada

peningkatan akibat adanya pengunjung berdampak pada ekonomi lokal

berkembang apa tidak. Orang sosiologi juga bisa dilihat misalkan

adanya lembaga-lembaga sosial yang muncul di situs Gunung Padang.

Sebetulnya pembelajaran Gunung Padang itu tidak hanya permata

pelajaran harusnya dikaji secara multidisiplin bagusnya itu, sehingga

apa yang kita pahami darisana objeknya ersebut holistik menyeluruh

pemahamannya tidak hanya satu saja, tetapi kalau untuk anak SMA itu

cukuplah permata pelajaran saja yang sesuai dengan kompetensi dasar

yang akan dicappai.

196

10. Setelah bapak melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang,

apakah bapak tertarik membawa siswa ke tempat ini?

Jawab: Tertarik, karena siswa lebih cepat dalam memahami materi

pembelajaran.

11. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Sudah cukup baik hanya saja tidak ada angkutan umum yang cukup

layak.

12. Apakah siswa terlihat senang dan banyak belajar setelah dibawa ke objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Terlihat senang, mereka antusias dalam mempelajari lithosfer dan

pedosfer.

13. Apakah pengelola dan peneliti dapat menjelaskan secara detail dan apakah

anda memahaminya?

Jawab: Iya, sehingga siswa cukup memahami tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

197

Lampiran 10

Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian

(Setelah Penelitian)

A. Responden 1

Identitas Umum

1. Nama : Alifa Ufaira Yusuf

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang?

Jawab: Perasaan saya senang, terus menambah wawasan, belajar jadi ada

maknanya jadi lebih dapet gitu dan tidak lupa selalu bersyukur

kepada Allah swt.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Sangat bermanfaat, karena mengandung pembelajaran seperti

geografi, terus ada sejarahnya juga.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru pertama kali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Pelajaran yang sudah saya dapatkan seperti materi-materi

geografi seperti Lithosfer batuan dan karakteristik tanah.

198

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Iya sangat menambah wawasan. Karena litosfer itu kan batuan,

pedosfer itu tanah, nah, di sana waktu di Gunung Padang kita

sudah belajar itu jadi otomatis pembelajaran di Gunung Padang

menambah wawasan pada materi litosfer dan pedosfer.

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Tentu saja lebih mengerti, karena kita langsung melihat objeknya

tersebut. Jadi lebih meresapi.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Cukup dimengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi

yang sudah diajarkan di dalam kelas?

Jawab: Iya sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam kelas.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: InshaAllah dapat daiajarkan kembali.

199

B. Responden 2

Identitas Umum

1. Nama : Lina

2. Kelas : X-IPS 1

3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang?

Jawab: Senang, bisa mengetahui apa aja yang ada disana, pembelajaran

juga jadi menambah wawasan dan menambah pengalaman juga.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Sangat bermanfaat, karena di sana kita belajar langsung yang

belum semua di praktikkan di sekolah, pokoknya gunung padang

dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena ada sejarahnya

juga, dan kalau dikaji lebih dalam sebetulnya banyak manfaat yang

dapat digunakan sebagai sumber belajar di sekolah dalam mata

pelajaran lain, selain mata pelajaran geografi. Begitu sih kak kalau

menurut aku.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru pertama kali

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Pembahasan materi, mengenai batuan dan tanah.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Sangat menambah wawasan. Karena, kita jadi tahun macam-

macam batuan, karakteristik tanah serta jadi bisa bagaimana cara

mengukurnya atau mempraktikkannya.

200

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi

yang sudah diajarkan di dalam kelas

Jawab: Sesuai. Bapak Luthfi juga pernah mengajar materi itu.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Bisa, karena kalau tidak diajarkan kembali bisa cepet lupa.

201

C. Responden 3

Identitas Umum

Nama : Intan

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang?

Jawab: Menurut saya setelah ke Gunung Padang itu kan praktek secara

langsung jadi lebih dimengerti dan menambah wawasan juga.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Bermanfaat banget sih, karena kita bisa belajar sambil refreshing

juga jadi tidak bosan tidak seperti di dalam kelas gitu teh.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Jadi saya mengetahui jenis batuan, saya juga jadi paham

bagaimana menghitung ph tanah.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: mmmm, menambah banget. Karena, di sana kan kita memang

intinya belajar batuan dan tanah Gunung Padang, jadi sangat

menambah wawasan mengenai litosfer dan pedosfer di

sana.Terus yang tadinya saya lupa jadi tidak lupa karena kan

dipraktikan.

202

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Jelas lebih mengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Mengerti karena mereka menjelaskan dengan terperinci.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi

yang sudah diajarkan di dalam kelas?

Jawab: Sesuai.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Bisa diajarkan kembali.

203

D. Responden 4

Identitas Umum

Nama : Fikri

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pertanyaan

1. Peneliti: Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di

objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Sangat menambah wawasan.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Sangat bermanfaat sekali. Karena bisa jalan-jalan sambil belajar,

jadi lebih mengetahui tentang pelajaran geografi, tentunya tidak

membosankan seperti di dalam kelas, hehe.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru kemarin sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Ya jadi tahu, kayak Ph tanah, hcl, batuan dan lain-lain.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Sangat menambah wawasan banget. Karena, jadi mengetahui

macam-mcam batuan, bentuk-benuk batuan, sejarah batuan, serta

jadi lebih memahami karakteristik tanah.

204

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Iya dapat dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Sangat sangat mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi

yang sudah diajarkan di dalam kelas

Jawab: Iya ada.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Dapat.

205

Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian

(Setelah Penelitian)

E. Responden 5

Identitas Umum

Nama :Ajeng Dita Salimah

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata

Gunung Padang?

Jawab: Perasaan saya senang, menambah pengalaman dan banyak sekali

ilmu yang sudah di dapatkan di Gunung Padang, sangat menambah

wawasan. Seperti jadi mengetahui batuan-batuan di Gunung

Padang, jadi mengetahui ternyata kita juga mempunyai objek

wisata berupa peninggalan sejarah yang sebelumnya tidak tahu

menjadi tahu gitu aja teh.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Sangat bermanfaat, karena Gunung Padang itu kan sebenanrya

peninggalan sejarah zaman megalithikum, tetapi ternyata objek

wisata gunung padang bukan hanya dapat dijadikan sebagai

sumber belajar sejarah saja yang sudah sering sekali kita dengar,

situs megalithikum itu kan pasti mengenai sejarah, dimana kita itu

dapat memanfaatakan gunung padang sebagai sumber belajar

geografi yaitu dengan meneliti batuan dan tanah di gunung

padang. Yang pasti sangat bermanfaat gitu teh.

206

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru pertama kali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Pelajaran yang sudah saya dapatkan seperti materi-materi

geografi seperti Lithosfer batuan dan karakteristik tanah. Juga

menulis juga kana terdapat jenis hewan dan tumbuhan apa di

sana.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Iya sangat menambah wawasan. Karena di sana kita memang

belajar mengenai batuan dan tanah di Gunung Padang yang telah

dijelaskan sebelumnya oleh teteh, dan guru. juga kan. Di sana kita

bisa melihat dan membedakan ini batuan apa ini batuan apa, jadi

sangat menambah wawasan.

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Tentu saja lebih mengerti, karena kita langsung melihat objeknya

tersebut. Jadi lebih jelas dan mengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Dimengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada

materi yang sudah diajarkan di dalam kelas?

Jawab: Betul, sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam kelas.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Tentu saja dapat daiajarkan kembali.

207

F. Responden 6

Identitas Umum

Nama : S. Alief Kresna Imaddudin

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Sangat senang, yang sebelumnya saya tidak begitu suka sama mata

pelajaran geografi, tapi karena kemarin belajar geografi di objek

wisata Gunung Padang saya jadi suka dan saya ingin

mempraktikannya lagi karena seru aja gitu, yang pasti sangat

menambah wawasan.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Bermanfaat. Karena, dengan memanfaatkan objek wisata Gunung

Padang berarti kita memanfaatkan alam gitu teh, yang ada di

sekitar kita.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru pertama kali

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Pembahasan materi, mengenai batuan dan tanah.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Sangat menambah wawasan. Karena, saya jadi tahu batuan dan

karakteristik tanah di Gunung Padang serta mengetahui berbagai

peninggalan-peninggalan batuan jaman dulu.

208

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada

materi yang sudah diajarkan di dalam kelas

Jawab: Sesuai.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Bisa

209

G. Responden 7

Identitas Umum

Nama : Shahira Putri

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Menurut saya setelah ke Gunung Padang itu kan praktek secara

langsung jadi lebih dimengerti juga.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Bermanfaat.karena, kita disana untuk belajar, bukan hanya untuk

jalan-jalan, berarti gunung padang bermanfaat dijadikan sebagai

sumber belajar, khususnya geografi kitu teh.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Jadi saya mengetahui jenis batuan, saya juga jadi paham

bagaimana menghitung ph tanah.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Menambah.

210

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Jelas lebih mengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Mengerti karena mereka menjelaskan dengan terperinci.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada

materi yang sudah diajarkan di dalam kelas?

Jawab: Sesuai.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Bisa diajarkan kembali.

211

H. Responden 8

Identitas Umum

Nama : Ardhi Fajar Haekal

Kelas : X-IPS 1

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pertanyaan

1. Peneliti: Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di

objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Sangat menambah wawasan, sangat senang. Menambah wawasan

mengenai objek wisata Gunung Padang yang ternyata dapat

dijadikan bahan ajar. Gunung padang tentunya sangat unik ya

teh. karena merupakan objek wisata yang dapat dijadikan sumber

belajar.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika

dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawab: Sangat bermanfaat sih, karena jaman sekarang itu objek wisata teh

bukan untuk berwisata saja tapi juga bisa dijadikan sumber

belajar.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Baru kemarin sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek

wisata Gunung Padang?

Jawab: Ya jadi tahu, kayak pH tanah, HCL, batuan dan lain-lain.

212

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang

objek kajian litosfer dan pedosfer?

Jawab: Pastinya iya, sangat menambah wawasan teh.

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek

secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?

Jawab: Iya dapat dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh

pengelola dan peneliti?

Jawab: Sangat sangat mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi

yang sudah diajarkan di dalam kelas

Jawab: Iya ada.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung

Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?

Jawab: Dapat, kalau ada yang menanyakan saya bisa bantu.

213

Lampiran 11

Peneliti menggunakan lembar dokumentasi untuk menguatkan data hasil

wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Berikut hasil dokumentasi.

No Jenis

Dokumen

Dokumen Keterangan

1. Data informasi

objek wisata

Gunung

TPadang

Tugu Gunung Padang

di sebrang jalan raya

Tugu Selamat Datang di

Situs Megalithikum

Gunung Padang

Terdapat papan bertulis

informasi Gunung

Padang serta papan

yang bertulis

pelanggaran undang-

undang cagar budaya.

214

Data Informasi Gunung

Padang berupa sejarah

Gunung Padang

terdapat di pusat bagian

informasi.

Terdapat loket untuk

memasuki objek wisata

Gunung Padang beserta

data pengunjung objek

wisata GunungPadang.

215

2. Batuan Gunung

Padang

Batuan di atas bukit

objek wisata Gunung

Padang.

3. Sejarah

Kelompok pergerak

pariwisata

memperingati HUT

purbakala ke 105.

4. Ekonomi

Pedagang yang menjual

makanan serta oleh –

oleh Gunung Padang.

\Hasil olahan kopi dan

teh Gunung Padang

216

5. Sarana dan

prasarana objek

wisata Gunung

Padang

Fasilitas Toilet

Akses Jalan

Pembangunan Villa dan

Musholla baru objek

wisata Gunung Padang

6. Kesiapan

sebelum

berangkat

Absensi dan

membagikan peralatan

yang akan digunakan.

217

7. Berdoa

sebelum

memulai

pembelajaran

Siswa mampu membaca

doa bersama sebelum

pembelajaran

berlangsung.

8. Bersemangat

saat mengikuti

pembelajaran

Saat siswa sedang

melakukan penelitian

tanah siswa aktif dan

bersemangat dalam

proses pembelajaran.

9. . Terdapat

interaksi antara

guru dengan

siswa serta

siswa dengan

siswa saat

proses

pembelajaran

Saat semua siswa telah

melakukan penelitian

tanah kemudian peneliti

mengeluarkan batuan.

Batuan tersebut

langsung dilihat oleh

siswa dan terjalin

interaksi angara guru

dengan siswa serta

siswa dengan siswa.

218

10. Memperhatikan

ketika guru

menjelaskan

materi dan

mencatat

penjelasan

yang

disampaikan

guru. Selain

itu, siswa

mengerjakan

tugas dengan

tepat waktu.

Saat siswa mengikuti

pembelajaran dan tidak

lupa mengerjakan tugas

yang sudah terperinci di

buku panduan.

Dokumentasi

wawancara

dengan guru,

pengelola dan

sisa SMA

Negeri 1

Cianjur.

Wawancara dengan

guru Geografi SMAN 1

Cianjur.

Wawancara dengan

ketua pengelola objek

wisata Gunung Padang.

Wawancara dengan

anggota kepedulian

masyarakat Gunung

Padang.

219

Wawancara dengan

siswa sebelum

penelitian.

Wawancara dengan

siswa setelah penelitian.

220

221

222

223

224

225

BIOGRAFI PENULIS

Neng Dhea Sayyidah Nafisah, lahir di Cianjur, pada

tanggal 23 Februari 1997. Bertempat tinggal di Kp.

Cipadang, Rt 01 Rw 05, Desa Bangbayang, Kecamatan

Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Merupakan

Anak Pertama dari Bapak H. Asep Ali Idrus dan Ibu Hj.

Deuis Hodifah. Pendidikan formal yang ditempuh ialah

mulai dari sekolah taman kanak-kanak di RA.

Mubtadiien, kemudian melanjutkan ke sekolah dasar

SD Negeri Cipadang, melanjutkan ke sekolah SMP

Negeri 1Warungkondang, melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1

Cianjur, dan melanjutkan Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/Konsentrasi Geografi. Skripsi ini

saya persembahkan untuk kedua orang tua yang sangat saya cintai dan kedua adik

saya bernama Nabila Defa Alwiyyah Idrus dan Muhammad Raja Al-Idrus yang

sangat saya sayangi. Pesan penulis untuk kerabat ialah, jangan pernah menyerah

dalam menjalani hidup, selalu usaha dan selalu berusaha melakukan yang terbaik,

selalu menjalankan apa yang seharusnya dijalankan, selalu yakin bahwa kamu

bisa.