neng desy mariah-fdk(2)

Upload: iik-blegedes

Post on 21-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    1/111

    PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM

    DOA YANG MENGANCAM

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.I)

    Oleh:

    Neng Desy Mariah

    NIM. 105051001867

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1430 H/2009 M

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    2/111

    PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM

    DOA YANG MENGANCAM:

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi

    Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

    Oleh:

    Neng Desy MariahNIM. 105051001867

    Di Bawah Bimbingan

    Prof. Dr.H. Murodi, MA

    NIP. 196407051992031 001

    JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1430 H/ 2009 M

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    3/111

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi berjudul PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI

    TERHADAP FILM DOA YANG MENGANCAM telah diujikan dalam sidangmunaqasah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta pada 14 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai

    salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I) pada

    Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

    Jakarta, 14 Sepetember 2009

    Sidang Munaqasyah

    Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

    Drs. Wahidin Saputra. MA Mualimin Ibrahim, S. Pd. I

    NIP. 19700903 1996031001 NIP. 19630315 1985037006

    Penguji I Penguji II

    Dr. H. Arief Subhan, MA Umi Musyarofah, MA

    NIP. 19960110 1993031004 NIP. 19710816 1997030202

    Pembimbing

    Prof. Dr. H. Murodi, MA

    NIP. 19640705 1992031001

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    4/111

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya studi saya yang diajukan untuk

    memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesyai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Tangerang, 14 September

    2009

    Penulis

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    5/111

    ABSTRAK

    Neng Desy Mariah

    Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam

    Media massa sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi,membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang ekonomi, politik, agama,

    sosial budaya, kemasyarakatan dan lain-lain. Salah satu jenis media massa yangcukup efektif adalah film. Film yang disajikan di bioskop atau televisi dapat

    menimbulkan berbagai macam persepsi dari orang yang menyaksikannya.Misalnya pada film yang bernuansa religi, ada yang mempersepsinya sebagai

    tayangan yang baik yang mempunyai nilai-nilai moral yang positif. Namun adapula yang menilainya sebagai suatu hal yang dianggap mistis dan dapat merusak

    akidah.

    Bagaimana persepsi siswa-siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan Film

    Religi Doa Yang Mengancam dan apa pesan yang didapat oleh siswa setelah

    menyaksikan film Doa Yang Mengancam ini.

    Film religi dianggap dapat menjadi media yang cukup efektif dalam

    mengajarkan nilai-nilai moral positif dan mengajak khalayak pada jalan

    kebenaran. Alasan pengambilan film yang berjudul Doa Yang Mengancam

    sebagai objek karena peneliti menilai film ini tidak disuguhi unsur-unsur mistikyang dapat merusak keimanan seseorang, justru disini ada pesan-pesankeagamaan yang mengajarkan kita tentang perlunya berserah diri pada Allah Swt.

    Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah intipersepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses

    komunikasi. Persepsi yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada tigaaspek, yakni faktor yang menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi

    siswa terhadap isi pesan film Doa Yang Mengancam.

    Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif.

    Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi siswa

    terhadap film ini, penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa

    siswa. Tekhnik wawancara ini merupakan bagian dari metode kualitatif.

    Persepsi siswa terhadap film ini terbagi menjadi tiga aspek. Mengenai

    perasaan mereka setelah menonton film Doa Yang Mengancam, siswa mengaku

    sangat sedih dan terharu dengan jalan kehidupan yang dilalui oleh Madrim dan

    berbagai kesulitan yang dia hadapi. Lalu hal yang dianggap paling menarik dalam

    film ini adalah ketika Madrim mendapatkan indra ke-6 nya. Sedangkan mengenai

    pendapat siswa jika mereka berada dalam posisi Madrim, mereka berpendapat

    bahwa sebaiknya kita tetap berusaha yang disertai doa yang ikhlas. Dan mengenai

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    6/111

    pesan yang didapat para siswa setelah menonton film ini diantaranya adalahbahwa film ini mengandung pesan-pesan mengenai keikhlasan, menerima apa

    yang diberikan allah dan menyakininya bahwa itu yang terbaik untuk kita.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    7/111

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmairirahim

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Alhamdullilahi robbil alamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat

    Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

    kepada Nabi Besar Muhammad SAW., sebagai suri tauladan kita menuju jalan

    yang diridhoi-Nya. Yaitu sebagai Nabi dan Rasul yang telah membimbing

    umatnya kejalan yang benar.

    Dengan Rahmat dan Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi ini dengan judul: Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap

    Film Doa Yang Mengancam, sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana di

    Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis sepenuhnya menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas

    dari dukungan beberapa pihak, baik berupa material maupun moril, berupa saran-

    saran, informasi, bimbingan dan sebagainya. Dalam menyusun skripsi ini penulis

    banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

    kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. H. Hamdan Hafziri dan Hj. Imas Masitoh, kedua orangtuaku yang dengan

    semua kasih sayang dan tanggung jawabnya rela berkorban jiwa raga dan

    memberikan yang terbaik demi kesuksesan putra putrinya. Kakak-

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    8/111

    kakakku, Teh Ai Lia, Aa Ncep Z. Fauzi, kang Yadi dan keponakanku,

    Lulu, Nessa dan Nauval yang selalu menghadirkan suasana ceria di rumah.

    Serta keluarga besar yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu namun

    tidak mengurangi rasa terima kasih untuk segala kebaikannya.

    2. Dr. H. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

    Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Prof. Dr. H. Murodi, MA., selaku Dosen Pembimbing yang telah

    mengorbankan waktu dan pikirannya untuk membantu dalam penulisan

    dan penyelesaian skripsi ini.

    4. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

    Penyiaran Islam.

    5. Ibunda Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

    Penyiaran Islam yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan

    sebagian ilmu dan bimbingan selama penulis berada dalam masa perkuliahan,

    dan semoga semua ilmu tersebut bermanfaat bagi penulis, amin.

    7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan

    Komunikasi, yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis.

    8.

    Drs. Hidayat, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukaresmi

    9. Seluruh Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi, yang telah banyak

    membantu dan meluangkan waktu serta mau bekerjasama dengan penulis,

    khususnya dalam penyebaran angket dan wawancara.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    9/111

    10.Mas Hanung Bramantyo yang telah meluangkan waktu untuk wawancara

    dengan penulis.

    11.Mbak Ina, sekretaris Dapur film.

    12.Yang selalu memberikan support yang sangat berarti bagi penulis, Haris

    Syahrostani. Wish all the best for our disha.

    13.Sahabat-sahabatku, Fauzia Farahdillah, Lely Rohimah, Mutmainah Hijri,

    Islahul Ummah, Rosalina. Terima kasih atas waktu dan dukungannya.

    Semoga persahabatan ini tidak berakhir sampai disini.

    14.Tety Jamilah, S.Pd.I., dan Didi Ahmadi, S.Fil.I kakak-kakakku yang selalu

    memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    15.Kawan-kawan KPI A 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Sukses untuk kawan-kawan.

    Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih dari penulis. Semoga Allah

    SWT., membalas jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan

    balasan yang berlipat ganda.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai hasil yang sempurna

    dan masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

    bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

    Alhamdulillahi robbil alamin.

    Tangerang, September 2009

    Penulis

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    10/111

    DAFTAR ISI

    DAFTAR LAMPIRAN .. i

    ABSTRAK . ii

    KATA PENGANTAR . iii

    DAFTAR TABEL .vi

    DAFTAR ISI .. viii

    BAB I PENDAHULUAN . 1

    A. Latar Belakang Masalah ... 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .

    7

    C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .. 8

    D. Metodologi Penelitian . 8

    1.

    Metode Penelitian ...

    8

    2. Subjek dan Objek Penelitian .. 9

    3. Tempat Penelitian .

    10

    4. Teknik Pengumpulan Data ... 10

    5.

    Teknik Analisis Data 10

    E. Sistematika Penulisan 11

    BAB II KAJIAN TEORITIS 13

    A. Persepsi .. 13

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    11/111

    1. Pengertian Persepsi13

    2.

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .. 16

    3. Subproses Dalam Persepsi ....19

    B. Pengertian Siswa atau Siswa Didik..20

    1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik.. 21

    2. Ciri Khas Anak Didik ...... 22

    C. Pengertian Film24

    1. Definisi Film..................................................................................24

    2. Jenis-Jenis Film 26

    3. Karakteristik Film 27

    4. Fungsi Film....28

    5. Kelebihan dan Kekurangan Film ..30

    BAB III GAMBARAN UMUM .. 32

    A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Sukaresmi .

    32

    1. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi .32

    2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah34

    3. Profil Siswa-Siswi di SMA Negeri 1 Sukaresmi . 36

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    12/111

    B. Film Doa Yang Mengancam ...41

    1.

    Profil Sinemart Production House ... 41

    2. Profil Film Doa Yang Mengancam ...43

    BAB IV PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM

    DOA YANG MENGANCAM . 49

    A. Deskripsi Responden 49

    B. Analisis Data 52

    BAB V PENUTUP . 77

    A. Kesimpulan .. 77

    B. Saran-saran ... 78

    DAFTAR PUSTAKA . 80

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    13/111

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 : Jumlah kelas Di SMAN 1 Sukaresmi.................... ..................... 37

    Tabel 2 : Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi ....................... ................ 37

    Tabel 3 : Jumlah Guru Berdasarkan Status ......................................... ...... 38

    Tabel 4 : Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Kualifikasi .......... ........ 38

    Tabel 5 : Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Status ................... ....... 39

    Tabel 6 : Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Jenis Pekerjaan ........... 39

    Tabel 7 : Jumlah Ruang Kelas ........... ............................... .........................40

    Tabel 8 : Koleksi Judul Buku .............................. ...................................... 40

    Tabel 9 : Rincian Penghitungan Sampel ..................... .............................. 50

    Tabel 10 : Keikutsertaan Dalam Organisasi .......... ................................ ...... 53

    Tabel 11 : Frekuensi Mempertimbangkan Ajaran Agama ....................... ....55

    Tabel 12 : Pengaruh Doa Dalam kehidupan ...................... ..........................

    56

    Tabel 13 : Yang Menentukan Kesuksesan Seseorang ..................... ............ 59

    Tabel 14 : Frekuensi Menonton Film Religi ...................... ......................... 62

    Tabel 15 : Kesukaan Dengan Jalan Cerita .................... .............................. 66

    Tabel 16 : Pendapat Terhadap Tindakan Madrim .......... ............................. 69

    Tabel 17 : Yang Mempengaruhi Kesuksesan Madrim .................... ............ 71

    Tabel 18 : Pendapat Mengenai Kelebihan Madrim ..................... ................ 73

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    14/111

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Surat keterangan penelitian dari sekolah

    Lampiran 2: Surat keterangan wawancara dengan Hanung Bramantyo

    Lampiran 3: Curriculum Vitae Hanung Bramantyo

    Lampiran 4: Hasil wawancara dengan Sutradara Film Doa Yang Mengancam

    Lampiran 5: Angket penelitian kuantitatif

    Lampiran 6: Daftar pertanyaan untuk siswa

    Lampiran 7: Daftar siswa yang menjadi responden wawancara

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    15/111

    Daftar Siswa Yang Menjadi Responden Dalam Wawancara:

    1. Dewi Rengganis, kelas X-1

    2. Rifky I.Yuriandi, kelas X-2

    3. M. Gilang kelas X-2

    4.

    Fitria Slamet, kelas X-2

    5. Alit apliani, Kelas X-4

    6. Farah Farhiyyah, kelas X-5

    7. Nurfitri Qadriatin, kelas XI IPA 1

    8. Nurkhaerunnisa, kelas XI IPA 1

    9. Dwi Rendra kelas XI IPA 2

    10.

    Kadek Sastrawan,`kelas XI IPS 2

    11.Royhan Ahmad, kelas XI Bahasa 1

    12.Dimas Muhar, kelas XI Bahasa 1

    13.Mujib, kelas XI Bahasa 2

    14.Lintar Pratama, kelas XI IPS 1

    15.Iwan Kusnandang, kelas XI IPS 2

    16.Yani Mulyani, kelas XII IPA 1

    17.Ririn Febrina, kelas XII IPA 1

    18.

    Desi Maryani, kelas XI IPA 2

    19.

    M. Ramdan, kelas XII IPS 1

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    16/111

    20.Elfina Damayanti, kelas XII IPS 1

    21.Suzika Puspalia,kelas XII Bahasa 1

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    17/111

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada abad ini, perkembangan teknologi komunikasi berjalan begitu pesat,

    dengan ditemukannya alat cetak, radio, televisi hingga internet. Semua itu untuk

    menunjang keinginan manusia untuk mendapatkan suatu informasi yang dapat

    mereka gunakan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya mendasar.1

    Perkembangan informasi dan komunikasi zaman ini melahirkan peradaban

    baru yaitu kehidupan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu trend

    dalam masyarakat modern sekarang adalah bagaimana membangun dunia secara

    universal. Sehingga muncul komunikasi massa yang merupakan suatu tipe

    komunikasi yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannnya alat-alat mekanik,

    yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Karena itu, komunikasi

    massa dapat dipahami sebagai komunikasi yang menggunakan media massa untuk

    menyampaikan pesan.

    Dari komunikasi massa kita mendapat istilah media massa. Media massa

    merupakan suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk

    mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai

    1Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik televisi, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003)

    Hal. 3

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    18/111

    masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering

    disingkat menjadi media.2

    Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah: surat kabar, majalah,

    radio, televisi dan film (layar lebar). Seiring dengan perkembangan teknologi dan

    sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian

    dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.

    Dalam realitasnya, media massa sebagai salah satu pioner dalam

    penyebaran informasi, membawa dampak yang begitu besar, baik dalam bidang

    ekonomi, politik, agama, sosial budaya, kemasyarakatan dan lain-lain. Maka dapat

    dipastikan bahwa perkembangan bidang informasi semakin sulit sulit terbendung

    bahkan terus dipacu penyebaran inovasinya.

    Media massa juga memiliki pengaruh pada pikiran, perasaan, dan perilaku

    kita. Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan

    pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana

    seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Setiap jenis media

    dipercaya memiliki pengaruh yang berbeda terhadap khalayaknya.3

    Pada fungsinya, media massa menggunakan model penggunaan dan

    pemuasan atau Uses And Gratifications Models. Secara singkat model ini

    menyatakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan akan informasi dan dipuaskan

    dengan menggunakan media massa

    2 www.id.wikipedia.org/media_massa, diakses pada tanggal 10 April 2009 pukul 14.00

    WIB

    3 William L.Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern (Jakarta: Prenada Media,

    2004) hal. 28

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    19/111

    Salah satu jenis media massa yang cukup efektif adalah film. Film adalah

    cinemathographic yang berasal dari kata cinema + tho yaitu Phytos (cahaya) +

    graphic (gambar, tulisan dan citra). Film atau motion picture ditemukan dari

    prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film sebagai alat komunikasi massa baru

    dimulai pada tahun 1901, ketika Ferdinand Zecca membuat film The Story Of a

    Crime di Perancis dan Edward S. Pater yang membuat film The Life of an

    America Fire Man.

    Dari catatan sejarah perfilman Indonesia film pertama yang diputar

    berjudulLady Van Javayang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David.

    Pada tahun 1927 / 1928 Kreuger Corporation memproduksi film Euis Atjih, dan

    sampai tahun 1930, masyarakat disuguhi film lutung kasarung, Si Conat dan Si

    Pareh. Film-film tersebut merupakan film bisu dan diusahakan oleh orang-orang

    Belanda dan Cina. Sejak anggal 6 Oktober 1945 lahirlah Berita Film Indonesia

    (BFI), bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta. BFI pindah

    dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang kemudian berganti nama

    menjadi Perusahaan Film Nasional.4

    Film dimasukkan ke dalam kelompok komunikasi masssa; karena selain

    mengandung aspek hiburan juga memuat pesan edukatif. namun aspek sosial

    kontrolnya tidak sekuat pada surat kabar atau majalah yang memang menyiarkan

    berita berdasarkan fakta. Fakta dalam film ditampilkan secara abstrak, dengan

    4Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film,1sted (Jakarta: PT. Grasindo, 1993) h.

    11

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    20/111

    tema cerita yang bertitik tolak dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.

    bahkan dalam film, cerita dibuat secara imajinatif.

    Pada awal perkembangannnya, film tidak lebih dari pertunjukkan hiburan

    dalam bentuk gambar bergerak (motion picture) dan berlangsung tanpa pelengkap

    suara. Film yang mempunyai suara baru ditemukan pada tahun 1927. Dari masa

    ke masa, film mengalami perkembangan termasuk soal warna yang semula hitam

    putih sekarang sudah berwarna. Dunia ini dimulai oleh seorang Edward

    Muybridge ketika berusaha mengambil foto kuda yang sedang berlari lewat

    sebuah rangkaian kameranya. Kreatifitas ini kemudian terus berlanjut hingga

    dalam bentuknya seperti apa yang dapat kita tonton saat ini.

    Pembentukkan opini dan sikap yang dibentuk film dapat dikatakan sebagai

    bentuk pengertian komunikasi. Seperti yang dikatakan oleh Carl I. Hovland

    bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Communication

    is the process to modify the behaviour of another individuals). Ada juga

    paradigma dari Harold D. Laswell bahwa komunikasi adalah proses penyampaian

    pesan dari komunikator kepada komunikan melalui sebuah media yang memiliki

    efek tertentu. Di samping itu, para pakar psikologi dengan komunikasi dalam

    pengertian fenomena stimuli respon.

    Namun, sekarang ini film tidak popular disebut sebagai komunikasi massa

    atau media, karena media massa lebih berkonotasi kepada media yang memuat

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    21/111

    berita yang digarap oleh reporter atau wartawan. Film lebih banyak dipahami

    sebagai media hiburan yang diputar di bioskop dan Televisi5

    Belakangan ini dunia perfilman Indonesia semakin marak, setelah sempat

    vakum selama beberapa tahun. Sekarang banyak sekali film yang dibuat oleh para

    kreator dari masing-masing genre, sebagai tanda telah muncul dan bangkitnya

    kembali dunia perfilman nasional.

    Film yang bertema remaja menjadi sasaran empuk untuk menjadi target

    pasar, terbukti dengan banyaknya film-film bertema remaja yang sempat

    mendominasi perfilman nasional, seperti Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel im in

    Love, Coblos Cinta, Virgin,dll. Walaupun film-film bertema sosial juga sempat

    muncul seperti Pasir Berbisik, Soe Hok Gie, Biola Tak Berdawai, Laksar Pelangi,

    Naga Bonar, dll. Selain itu, film-film bertema religi juga kini tidak ingin kalah

    bersaing dengan jenis film lainnya. Maka muncul film religi seperti Kiamat Sudah

    Dekat karya Deddy Mizwar, Rindu Kami Padamu oleh Garin Nugroho, Kun

    Fayakun dari Ust. Yusuf Mansyur, atau Ayat-Ayat Cinta karya Hanung

    Bramantyo yang sempat menjadi film terlaris pada tahun 2007, Doa Yang

    Mengancam, Perempuan Berkalung sorban, dsb.

    Film yang disajikan di bioskop atau televisi dapat menimbulkan berbagai

    macam persepsi dari orang yang menyaksikannya. Misalnya pada film yang

    bernuansa religi, ada yang mempersepsinya sebagai tayangan yang baik yang

    5Mafri Amir,Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam(Jakarta: Logos, 1999)

    Cet ke-11, h. 27-28

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    22/111

    mempunyai nilai-nilai moral yang positif. Namun ada pula yang menilainya

    sebagai suatu hal yang dianggap mistis dan dapat merusak akidah.

    Mengingat begitu banyak film yang bernuansa religi, baik yang

    ditayangkan di bioskop atau stasiun televisi swasta, maka penulis tertarik untuk

    meneliti persepsi siswa terhadap salah satu film religi di Indonesia yakni film

    Doa Yang Mengancam yang ditayangkan di bioskop pada September 2008 lalu.

    penulis mengangkat siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi sebagai subjek karena

    pada remaja kecerdasan atau kemampuan berpikirnya mulai sempurna dan kritis

    dalam mengambil kesimpulan dan informasi. Selain itu penulis juga melihat minat

    siswa-siswi yang notabene adalah remaja ini kurang terhadap film bertema religi.

    Adapun objeknya adalah film religi yang dianggap dapat menjadi media

    yang cukup efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral positif dan mengajak

    khalayak pada jalan kebenaran.

    Dengan begitu banyaknya film bertema religi yang ditayangkan di bioskop

    atau televisi, maka penulis hanya mengambil satu film yang berjudul Doa Yang

    Mengancam. Pengambilan film ini sebagai objek karena peneliti menilai film ini

    tidak disuguhi unsur-unsur mistik yang dapat merusak keimanan seseorang, justru

    disini ada pesan-pesan keagamaan yang mengajarkan kita tentang perlunya

    berserah diri pada Allah Swt.

    Film Doa Yang Mengancam menceritakan mengenai kisah hidup

    seorang buruh bernama Madrim yang merasa lelah hidup susah, merasa Tuhan

    telah melupakan dia dan tidak pernah menjawab doa-doanya. Karenanya dia

    mengancam Tuhan agar segera mengabulkan doanya. Banyak keajaiban yang dia

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    23/111

    alami setelah mengancam Tuhan. Dan pada akhirnya Madrim dapat merasakan

    bagaimana besarnya kekuasaan Tuhan.

    Dari permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba mengadakan

    penelitian lebih mendalam dalam laporan penelitian yang diberi judul Persepsi

    Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi Terhadap Film Doa Yang Mengancam.

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi

    hanya kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaresmi kelas X, XI dan XII.

    Sedangkan yang dimaksud dengan persepsi pada penelitian ini diambil dari sudut

    pandang komunikasi, yaitu persepsi merupakan pengalaman tentang objek,

    peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

    menafsirkan pesan.6 Persepsi dalam hal ini dibatasi dalam 3 aspek, yakni: faktor

    yang menarik perhatian siswa, sikap siswa, dan interpretasi siswa terhadap isi

    pesan film Doa Yang Mengancam.

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana persepsi siswa-siswa SMAN 1 Sukaresmi terhadap isi pesan

    Film Religi Doa Yang Mengancam?

    2. Apa pesan yang didapat oleh siswa setelah menyaksikan film Doa Yang

    Mengancam?

    6Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet ke-20. (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2005) h.51

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    24/111

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui pendapat siswa

    SMA Negeri 1 Sukaresmi mengenai isi film Doa Yang Mengancam. Sedangkan

    tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi

    siswa terhadap apa yang keseluruhan isi film Doa Yang Mengancam.

    Sementara manfaat penelitian juga terbagi dua, yakni:

    1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai agama,

    sosial dan moral yang terkandung dalam film Doa Yang Mengancam.

    2. Secara praktis, adanya penelitian ini diharapkan dapat membuat nilai-nilai

    yang terkandung dalam film religi Doa Yang Mengancam dapat

    dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

    D. Metodologi Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif.

    Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi siswa

    terhadap film ini, penulis juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa

    siswa. Tekhnik wawancara ini merupakan bagian dari metode kualitatif.

    Sementara tekhnik analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan

    deskriktif analisis. Dengan metode ini dari temuan datanya dapat dideskripsikan

    dan diinterpretasikan, yakni mengenai persepsi siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi

    terhadap isi pesan film Doa Yang Mengancam. Pada hasilnya, penelitian ini

    hanya dapat mendeskripsikan dari hasil temuan data melalui wawancara yang

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    25/111

    didapat dari sutradara film mengenai isi pesan yang ingin disampaikannya kepada

    penonton dan melalui wawancara dengan 21 orang informan mengenai

    persepsinya terhadap isi pesan yang ada pada cerita Film Doa Yang

    Mengancam yang telah dilihatnya. Kemudian setelah dideskripsikan, temuan-

    temuan tersebut diinterpretasikan.

    2. Subjek dan Objek Penelitian

    Subjek pada penelitian ini ialah siswa-siswi kelas X, XI dan XII di SMAN

    1 Sukaresmi Cianjur. Populasi di sekolah ini sebanyak 1033 orang, dan yang

    dijadikan sampel sebanyak 103 orang. Pemilihan didasarkan pada siswa-siswi

    yang sudah mencapai usia 14-18 tahun karena pada usia ini dianggap sudah

    berkembang dan sudah berpikir realistis.. Pada usia ini anak mengalami

    perubahan biologis yang drastis, postur tubuh hampir menyamai orang dewasa

    walaupun taraf kematangan jiwanya belum mengimbanginya.

    Alasan lain yang dijadikan dasar pemilihan adalah mereka yang

    mengetahui, pernah mendengar atau menonton film ini sebelumnya.. Sementara

    untuk wawancara dipilih siswa sebanyak 21 orang.. Dasar pemilihan subjek ini

    yakni dipilih siswa-siswi yang pernah menonton film ini sebelumnya di bioskop

    sehingga dinilai lebih dapat memahami isi film ini daripada siswa lainnya, dan

    dipilih siswa yang aktif di organisasi sehingga penilaian mereka juga akan lebih

    objektif.

    Objek penelitian ini adalah isi pesan yang terdapat dalam film Doa Yang

    Mengancam, mengenai persepsi siswa-siswi mengenai konsep keikhlasan, usaha,

    takdir, dan doa dalam film Doa Yang Mengancam.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    26/111

    3. Tempat Penelitian

    Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan memutarkan VCD film Doa

    Yang Mengancam yang bertempat di SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tanggal 15

    Juni 2009.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik yang digunakan dalam

    mengumpulkan data dan informasi, yaitu:

    1. Melakukan observasi terhadap siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi mengenai

    persepsi mereka terhadap isi pesan film Doa Yang Mengancam. Dalam

    penelitian ini, peneliti memutarkan VCD dan siswa-siswi menontonnya,

    kemudian peneliti mengamatinya.

    2. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

    siswa-siswi SMAN 1 Sukaresmi dan sutradara untuk dapat memperoleh

    informasi dan dapat membantu menilai persepsi siswa terhadap isi pesan

    film Doa Yang Mengancam.

    3. Dokumentasi dilakukan dengan memutarkan VCD Doa Yang

    Mengancam dengan tujuan agar semua subjek yang diambil dapat

    menonton secara bersama-sama sehingga memudahkan peneliti dalam

    mengolah data dan hasil penelitiannya.

    5. Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan

    yang utuh. Peneliti menggunakan teknik analisis data yang berhubungan dengan

    penelitian kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data ini lebih banyak

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    27/111

    dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka

    teknik yang digunakan hanya menggambarkan data dari temuan-temuan yang

    didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan siswa SMAN 1 Sukaresmi yang

    telah menyaksikan film Doa Yang Mengancam dan juga sutradara. Setelah

    digambarkan, lalu dilakukan interpretasi data.

    E. Sistematika Penulisan

    Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematik, maka penulis

    membaginya ke dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian

    dan terakhir menuliskan tentang sistematika Penulisan

    BAB II: KAJIAN TEORITIS

    Dalam bab ini diuraikan pembahasan mengenai pengertian dari persepsi,

    faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, subproses dalam persepsi,

    pengertian siswa atau anak didik, karakteristik atau sifat khas peserta

    didik, ciri khas anak didik, pengertian film, jenis-jenis film, karakteristik

    atau manfaat film, kelebihan dan kekurangan film.

    BAB III: GAMBARAN UMUM

    Meliputi profil sekolah SMA Negeri 1 Sukaresmi, sejarah singkat

    berdirinya, Visi, misi, sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Sukaresmi.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    28/111

    Profil film Doa Yang Mengancam, sekilas tentang film Doa Yang

    Mengancam, serta sinopsis film Doa Yang Mengancam

    BAB IV: TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

    Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian yang berupa deskripsi

    responden dan analisis data.

    BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

    Meliputi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang

    dibahas. Selain itu, dalam penutup ini penulis juga mencantumkan saran-

    saran dari permasalahan yang dibahas.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    29/111

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    A. Persepsi

    1. Pengertian Persepsi

    Secara bahasa, kata persepsi berasal dari bahasa Inggris Perceptionyang

    artinya penglihatan, perasaan, dan penangkapan. Sementara dalam kamus lengkap

    Bahasa Indonesia popular, persepsi memiliki pengertian sebagai tanggapan dari

    sesuatu yang dilihat atau didengar, atau dapat pula bermakna sebagai proses

    pengamatan tentang sesuatu objek dengan menggunakan panca indera.7 Dalam

    kamus istilah konseling dan terapi, Persepsi dimaknai sebagai hal yang menunjuk

    pada suatu kesadaran tunggal yang timbul dari proses pengindraan saat tampilnya

    suatu stimulus.8

    Dari pengertian persepsi dari segi bahasa, selanjutnya akan dijelaskan

    mengenai pengertian persepsi dari segi istilah yang dikemukakan oleh para pakar

    dalam beberapa literature yang penulis dapatkan.

    Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi

    untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan

    7 Bambang Mardijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer,

    (Surabaya: Bintang Timur, 1996), h. 481

    8 Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada, 2006), h.239

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    30/111

    (penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk

    memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.9

    Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita. Secara

    formal, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan cara seseorang

    menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus dalam suatu

    gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh.10

    Persepsi adalah suatu proses di mana individu mengorganisasikan dan

    menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan

    mereka.11

    Menurut pendapat David Krech disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu

    proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik tentang

    kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.12

    Persepsi adalah suatu proses aktif, setiap orang memperhatikan,

    mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif.13

    9 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori,

    (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 94

    10 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT.

    Gramedia Utama, 2002), h. 102

    11Stephen P. Robbins, Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi (Jakarta: Erlangga,

    2002), Cet. Ke-5, h. 46

    12 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya,

    (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 142

    13Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, Prinsip-Prinsip

    Dasar,penerjemah: Deddy Mulyana, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),

    Cet. Ke-3, h. 59

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    31/111

    Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,

    mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

    tersebut mempengaruhi perilaku kita.14

    Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)

    adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam

    proses komunikasi.15Hal ini jelas nampak pada definisi yang dikemukakan oleh

    John R. Wenburg dan William W. Wilmot: Persepsi dapat didefinisikan sebagai

    cara organisme memberi makna.16

    Dalam buku Ilmu Komunikasi karangan Deddy Mulyana dijelaskan

    tentang beberapa makna persepsi yakni seperti yang dikutip dari Brian Fellows

    bahwa: Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima

    dan menganalisis informasi.17

    Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken:

    Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan

    sekeliling lingkungan kita.18

    Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi

    adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan.19

    Dari

    14Udai Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta PT. Ikrar Mandiri, 1996), h.13

    15Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.

    Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-7, h. 179

    16Deddy Mulyana, Ilmu Komunikas, h. 180

    17Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi,h. 180

    18Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi,h. 180

    19Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi,h. 180

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    32/111

    kutipan dari Joseph A. Devito: Persepsi adalah proses yang menjadikan kita

    sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.20

    Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi

    dijelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau

    hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

    menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi.21

    Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap

    orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

    penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci utama

    memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu

    merupakan sebuah penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu

    pencatatan yang benar terhadap situasi.22

    2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

    Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk dan kadang memutar balik

    persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver),

    dalam objeknya atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks dari situasi

    dalam mana persepsi itu dilakukan. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran

    dan berusaha menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu sangat

    dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi

    20Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi,h. 180

    21Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-24, h. 51

    22Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 149

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    33/111

    yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan,

    pengalaman masa lalu dan harapan.23

    Sementara Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa faktor

    yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian.24

    Selain faktor perhatian yang mempengaruhi persepsi, Persepsi seperti juga

    sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan

    Richard S. Crutchfield menyebutnya sebagai faktor fungsional dan struktural.25

    a. Faktor Perhatian

    Kenneth E. Andersen menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental

    ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat

    stimuli lainnya melemah.26

    Berbagai macam faktor-faktor perhatian yang berasal dari luar maupun

    dari dalam dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi. Adapun faktor-faktor dari

    luar yang terdiri dari pengaruh lingkungan luar antara lain: intensitas, ukuran,

    keberlawanan, pengulangan, gerakan dan hal-hal yang baru berikut ketidak

    asingan.27

    Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang kita

    perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor

    23SP. Robin, Perilaku Organisasi, h. 124

    24Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 52

    25Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h..51

    26Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi h.52

    27Miftah Thoha, Perilaku Organisai, h. 149

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    34/111

    situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat

    eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan karena

    mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas, stimuli,

    kebaruan dan perulangan.28

    Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi perhatian kita, yakni:

    faktor-faktor biologis, faktor-faktor sosiopsikologis, dan juga motif sosiogenis,

    sikap, kebiasaan serta kemauan.29

    b. Faktor Fungsional

    Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu dan hal-

    hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.

    Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: Persepsi

    bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang

    mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya yang memenuhi tujuan individu

    yang melakukan persepsi.30

    Selain mempersepsi stimuli secara selektif, kita juga cenderung

    mengorganisasikan stimuli secara selektif, artinya, stimuli diurutkan dan

    selanjutnya disajikan menjadi sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap dan

    dapat di indera.31

    28Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 52

    29Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi h. 154

    30Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,h. 56

    31Stewart L. Tubbs, Human Communication, h. 19

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    35/111

    Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi

    persepsi adalah sikap. motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan

    pengharapan (ekspektasi).32

    Dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi, Udai Pareek

    mengemukakan bahwa dalam menyeleksi berbagai gejala untuk persepsi

    dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian,

    sikap, dan kepercayaan serta penerimaan diri.33

    c. Faktor-Faktor Struktural

    Faktor-faktor struktural berasal semata-mata sifat dari sifat fisik dan efek-

    efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.

    Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi yang ke dua: Medan

    perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita

    mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang

    kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang

    konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.34

    Dalam hubungan dengan konteks, Krech dan Crutchfield menyebutkan

    dalil persepsi yag ketiga: Sifat-sifat perceptual dan kognitif dari substruktur

    ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut

    dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu

    32SP. Robin, Perilaku Organisasi, h. 124

    33Udai Pareek, Perilaku Organisasi, h. 16-17

    34Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 59

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    36/111

    yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh kenaggotaan

    kelompoknya dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.35

    3. Subproses Dalam Persepsi

    Ada beberapa subproses dalam persepsi yang menjadi bukti bahwa

    persepsi merupakan hal yang komplek dan interaktif.

    Subproses pertama yang dianggap penting ialah stimulus atau situasi yang

    hadir. Situasi yang dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulus penginderaan dekat

    dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan fisik yang

    menyeluruh.36

    Subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik

    (feedback). Dalam masa registrasi, suatu gejala yang nampak ialah mekanisme

    fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan

    fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini

    seseorang mendengar atau melihat informasi terkirim kepadanya. Mulailah ia

    mendaftar semua informasi yang terkirim dan terlihat padanya. Setelah

    terdaftarnya semua informasi yang sampai kepada seseorang subproses berikut

    yang bekerja ialah interpretasi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari

    persesi yang amat sangat penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara

    pendalaman (learning), motivasi, dan kepribadian seseorang. Pendalaman,

    motivasi dan kepribadian seseorang akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena

    35Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.59

    36Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 145-146

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    37/111

    itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang sama akan berbeda antara satu

    orang dengan orang lain.37

    Subproses terakhir adalah umpan balik (feedback). Subproses ini dapat

    mempengaruhi persepsi seseorang. Sebagai contoh, seorang karyawan yang

    melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya, kemudian mendapat umpan balik

    dengan melihat raut muka atasannya. Kedua alisnya naik ke atas, bibirnya

    mengatup rapat, matanya tidak berkedip, dan kemudian terdengan suaranya

    bergumam seperti mau ditelan sendiri. Feedback semacam ini membentuk

    persepsi tersendiri bagi karyawan tersebut. Bagi atasan tersebut barang kali heran

    bahwa bawahannya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, dan diam-diam

    dia memujinya. Tetapi persepsi karyawan, dia telah berbuat salah dan tidak

    membawa kepuasan bagi atasannya.38

    B. Pengertian Siswa Atau Peserta Didik

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Siswa diartikan sebagai murid

    yaitu orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah).39

    Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Siswa atau Peserta Didik

    merupakan salah satu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya

    37Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 146

    38Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, h. 146-147

    39 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus

    Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), h. 601

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    38/111

    melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis

    pendidikan tertentu.40

    Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang

    memerlukan usaha, bantuan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa,

    sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat

    manusia, sebagai Warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suaru

    pribadi atau individu.41

    Anak didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara

    fisik maupun logis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga

    pendidikan. Anak didik atau siswa merupakan masukan (input) utama dalam

    proses belajar mengajar, karena siswa berkemampuan untuk aktif belajar bagi

    dirinya di seluruh hasil usaha serta penataan pengajaran atau agar siswa dapat

    menjalankan tugas belajarnya secara efektif dan efisien.42

    1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik antara lain:

    a. Anak didik adalah seseorang yang belum dewasa atau belum memperoleh

    kedewasaan; ia masih menjadi tanggungjawab seorang pendidik tertentu.

    b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai

    meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu, pendidik harus

    membantu membimbing perkembangan anak, baik perkembangan

    40Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Jaya Abadi, 2003), h. 5

    41Abu Ahmadi dan Nur Unbiyati, Ilmu Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta,

    2001), h. 251

    42A. Samana, Sistem Pengajaran, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h.14

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    39/111

    jiwanya, pengetahuannya, dan penguasaan diri terhadap lingkungan

    sosialnya.

    c. Dasar hakiki anak adalah dapat dididik dan harus dididik, karena anak

    mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan pendidikan.

    2. Ciri Khas Anak Didik

    a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

    merupakan insan yang unik.

    b. Individual yang sedang berkembang yang membutuhkan bimbingan

    individual dan perlakuan yang manusiawi.

    c. Individu yang memiliki kemampuan mandiri, oleh karena itu pendidik

    harus memberi kesempatan dan mendorong peserta didik agar setapak

    demi setapak dapat berdiri sendiri dalam segala hal.

    Beberapa hal yang perlu dipahami dalam masalah anak didik adalah:

    a. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,

    sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang

    dewasa.

    b. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan

    mempunyai pola perkembangan serta tempo iramanya.

    Dalam psikologi perkembangan disebutkan bahwa periodesasi manussia

    pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima tahapan, yaitu:

    1. Tahap Asuhan (usia 0,0-2,0 tahun), pada tahao ini, anak belum memiliki

    kesadaran dan daya intelektual, ia hanya mampu menerima rangsangan

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    40/111

    yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada fase

    ini belum dapat diberikan edukasi secara langsung.

    2. Tahap Pendidikan Jasmani Dan Pelatihan Panca Indera (Usia 2,0-12,0

    tahun), pada tahap ini anak mulai memiliki potensi-potensi biologis,

    pedagogis dan psikologis. Oleh karena itu, pada tahap ini mulai

    diperlakukan adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan, pengajaran, dan

    pendidikan yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuannya.

    3. Tahap Pembentukan Watak Dan Pendidikan Agama (Usia 12,0-20,0

    tahun), pada tahap ini, anak mengalami perubahan biologis yang drastis,

    postur tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun taraf

    kematangan jiwanya belum mengimbanginya.

    4. Tahap Kematangan (Usia 20,0-30,0 tahun)pada tahap ini, anak telah

    beranjak menjadi dewasa, yaitu dewasa dalam arti sebenarnya,

    mencangkup kedewasaan biologis, sosial psikologis dan kedewasaan

    religius. Pada fase ini, mereka sudah mempunyai kematangan dalam

    bertindak, bersikap dan mengambil keputusan untuk menentukan masa

    depannya sendiri.

    5. Tahap Kebijaksanaan (Usia 30,0-meninggal), pada tahap ini manusia

    telah menemukan jati dirinya yang hakiki, sehingga tindakannya penih

    dengan kebijaksanaan yang mampu memberi naungan dan perlindungan

    bagi orang lain.

    c. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan

    itu semaksimal mungkin.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    41/111

    d. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,

    baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah) maupun

    ekogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat,

    minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.

    e. Anak didik dipandang sebgaai kesatuan sistem manusia. Maka pribadi

    anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan

    jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).

    f. Anak didik merupakan objek pendidikan yang aktid dan kreatif serta

    produktif.43

    C. Pengertian Film

    1. Definisi Film

    Menurut Undang-undang Perfilman Nomor 8 Tahun 1992 pada Bab I

    Ketentuan Umum, Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan

    media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asa

    sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,

    dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan

    ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan

    atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem

    proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.

    43Muhaimin dan Abdul Mujih, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofi

    dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigonda Karya, 1993), Cet.

    Ke-1 h. 178-181

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    42/111

    Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1992

    tentang perfilman Pasal 1 Ayat 1, yang termasuk film sebagai media komunikasi

    massa pandang-dengar (audio-visual) dalam Undang-undang ini ialah:

    a. Yang dibuat dengan bahan baku pita seluloid melalui proses kimiawi,

    yang lazim disebut film;

    b. Yang dibuat dengan bahan pita video atau piringan video melalui proses

    elektronik, yang lazim disebut rekaman video;

    c. Yang dibuat dengan bahan baku lainnya atau melalui proses lainnya

    sebagai hasil perkembangan teknologi, dikelompokkan sebagai media

    komunikasi massa pandang-dengar.

    Film adalah hasil seni yang terdiri dari lukisan dan tulisan yang

    digerakkan secara mekanis. Film yang tampak oleh penonton di gedung bioskop

    atau televisi adalah berbentuk gambar-gambar yang terbuat dari celluloid yang

    transparan dalam jumlah yang banyak yang apabila dikeluarkan melalui cahaya

    yang kuat akan tampak seperti gambar yang hidup.

    Sedangkan menurut kamus, secara fisik, istilah Film berarti selaput tipis

    yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret)

    atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam bioskop). Selaput

    tipis tersebut terdiri dari beberapa lapisan.

    Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa film adalah

    gabungan antara fotografi dan cinematografi dengan serangkaian gambar dan

    objek bergerak yang berbentuk adegan.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    43/111

    Film memberikan pengaruh yang besar pada jiwa manusia. Dalam suatu

    proses menonton film, terjadi suatu gejala sosial sebagai identifikasi psikologis.

    Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru

    seluruh pribadinya dengan salah seorang peran dalam film tersebut.

    Film di samping sifatnya menghibur, juga menyajikan informasi dan

    pendidikan yang terkandung di dalamnya. Tergantung pada bagaimana penonton

    dapat mencernanya.

    2. Jenis-Jenis Film

    Agar sebuah film dapat dengan mudah diidentifikasi, maka film dapat

    dibagi menjadi beberapa jenis. Pada dasarnya, film dapat dikelompokkan menjadi

    dua yakni film cerita dan film non cerita.

    Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang,

    dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Sedangkan film non cerita adalah kategori

    film yang mengambil kenyataan sebagai subjeknya, jadi merekam kenyataan

    daripada fiksi tentang kenyataan.44

    Pembagian lain yang lebih kompleks, film terbagi menjadi beberapa jenis,

    antara lain:

    a. Film Cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita

    yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film

    tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang

    diangkat menjadi topik film bias berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah

    44Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta: Grasindo, 1993),

    Cet. Ke-1 h. 11

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    44/111

    nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsurunsur menarik, baik dari

    jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik.

    b. Fiim Berita (newsreel), adalah film mengenai fakta, peristiwa, yang benar-

    benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada

    public harus mengandung nilai berita (news value). Criteria berita itu

    adalah penting dan menarik. Film berita dapat langsung terekam dengan

    suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan

    narasinya.

    c. Film documenter (documentary film) didefinisikan oelh Robert Flaherty

    sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative treatment of

    actuality). Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman

    kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interprestasi pribadi

    (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. Biografi seseorang yang

    memiliki karya pun dapat dijadikan sumber bagi dokumenter.

    d. Film kartun (cartoon film), dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebagian

    film kartun dibuat untuk membuat penontonnya tertawa karena kelucuan

    dari para tokoh pemainnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film

    kartun dapat pula mengandung unsur pendidikan.45

    3. Karakteristik Film

    Ada beberapa factor yang dapat menunjukkan karakteristik film, yakni:

    a. Layar Yang Luas/Lebar

    45Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu

    Pengantar,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h.138-140

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    45/111

    kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas jika

    dibandingkan televisi. Layar film yang luas telah memberikan keleluasan

    penontonnya untuk melihat adegan-adeganyang disajikan dalam film.

    Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop

    pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat

    kejadian nyata dan tidak berjarak.

    b. Pengambilan Gambar

    Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengmabilan gambar atau shot

    dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh dan pengambilan

    pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan

    artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih

    menarik.

    c. Konsentrasi Penuh

    Ketika kita menonton di bioskop, kita semua terbebas dari hiruk pikuknya

    suara di luar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya

    tertuju pada layar, sementara pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita.

    Dalam keadaan demikian, tentu emosi kita juga terbawa suasana.

    d. Identifikasi Psikologi,

    Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah

    membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan.

    Karena penghayatan kita yang amat mendalam, seringkali secara tidak

    sadar kita menyamakan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan slaah

    seorang pemeran dlaam film itu, sehingga seolah-olah kita lah yang

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    46/111

    sedang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai

    identifikasi psikologis.46

    4. Fungsi Film

    Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama

    adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat terkandung

    fungsi informative maupun edukatif, bahkan persuasive. Hal ini pun sejalan

    dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media

    hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai emdia edukasi untuk pembinaan

    generasi muda dalam rangka nation and character building.47

    Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-

    film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari

    kehidupan sehari-hari secara berimbang.48

    Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya

    sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk

    manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah.

    Untuk penyampaian pesan-pesan keagamaan, khususnya Islam, lewat

    media tersebut menitikberatkan pada usaha yang bersifat penerangan dan

    motivasi.

    Untuk melihat bagaimana pesan-pesan keagamaan bisa disampaikan

    sekaligus diserap lewat akting-akting yang disajikan dalam film, kita bisa

    46Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, h.136-138

    47Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi , (Bandung:

    Citra Aditya Bakti, 2003), h.212

    48Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, h.136

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    47/111

    meminjam teori belajar sosial. Bandura, pencetus teori itu, menjelaskan proses

    belajar sosial dalam empat tahapan, yakni: proses perhatian, proses pengingatan,

    proses reproduksi motoris dan proses motivasional.

    Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang

    realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seorang sutradara akan memilih

    tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan tokoh lain

    yang tidak pas untuk ditampilkan.

    5. Kelebihan dan Kekurangan Film

    Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa film dapat dijadikan sebagai

    media pengajaran atau media untuk menyamapikan pesan yang cukup efektif. Dan

    seperti jenis media massa lainnya, film memiliki sisi positif dan negatif, disatu sisi

    film memiliki kelebihan dan manfaat sebagai media pengajaran, namun film juga

    ternyata memiliki kekurangan.

    Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran:

    a. Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan

    suatu keterampilan tangan dan sebagainya.

    b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

    c. Penggambarannya bersifat tigadimensional.

    d. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam

    bentuk ekspresi murni.

    e. Dapat menyampaikan suaru seseorang ahli sekaligus melihat

    penampilannya.

    f. Film yang berwarna dapat menambah realita objek yang diperagakan.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    48/111

    g. Dapat menggambarkan teori sains dan animasi.

    Sementara kekurangan dalam film diantaranya adalah:

    a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang

    diucapkan sewaktu film diputar, pengehantian putaran akan mengganggu

    hjjjjjjj

    b. Penonton tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar

    terlalu cepat.

    c. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kembali, kecuali jika memutar

    kembali secara keseluruhan.

    d. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    49/111

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    A. GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 SUKARESMI

    1. Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukaresmi

    SMA Negeri 1 Sukaresmi berdiri pada tahun 1983 yang mulanya

    merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Ciranjang sekarang. Tentu saja namanya dulu

    bukan SMAN 1 Sukaresmi, tetapi SMAN 1 Cipanas. Tahun 1986 SMA ini pindah

    menempati gedung baru milik sendiri di jalan Mariwati Km. 4. pada awalnya,

    sekolah ini hanya memiliki lima ruang belajar, satu ruang perpustakaan, satu

    ruang keterampilan, satu ruang guru, ruang TU dan ruang Kepala Sekolah.49

    Sejak tahun 1986 SMAN 1 Sukaresmi menempati rumah baru yang

    setahap demi setahap mulai mempercantik diri dengan menambah gedung serta

    fasilitas lainnya, di antaranya ruang belajar, ruang laboratoriun, ruang

    perpustakaan, mushalla, ruang BP/BK, ruang OSIS, lapangan basket, lapangan

    sepak bola, dll.

    Tahun 1994 SMAN Cipanas berganti nama menjadi SMUN Cipanas. Dan

    tahun pelajaran 1996-1997 berganti nama lagi menjadi SMAN 1 Sukaresmi

    sampai sekarang yang memiliki 27 ruang belajar, satu ruang; laboratorium IPA,

    49www.sman1sukaresmi.sch.id. Diakses pada tanggal 20 April 2009 pukul

    13.00 WIB

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    50/111

    Bahasa, Multi Media, Perpustakaan, BP, OSIS, Kesenian, Kepala Sekolah, Guru,

    TU, Mushalla, Lapangan Basket dan Sepak Bola.

    SMAN 1 Sukaresmi berdiri dengan Nomor Akte Pendirian/Kelembagaan

    adalah 00558/0/1984. Sekolah ini di bangun di atas tanah seluas 14.892 m2 dengan

    luas bangunan sekolah 5.018 m2 . Sekolah ini berdiri di atas tanah yang berstatus

    hak milik, dengan nomor sertifikat tanah 10.13.17.09.4.00001, dan bangunan yang

    juga telah berstatus hak milik sendiri. SMAN 1 Sukaresmi beralamat di Jl.

    Mariwati km.4 Kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat.

    Telepon (0263) 581209, faksimili (0263) 580519. Untuk informasi lebih lanjut

    mengenai SMAN 1 Sukaresmi, kita dapat mengirimkan E-mail ke alamat

    [email protected] atau melihat informasi lengkapnya di situs

    www.sman1sukaresmi.sch.id.50

    Seperti namanya, SMA ini berstatus negeri, dengan Nomor Pokok Sekolah

    Nasional (NPSN) 20203733, dan Nomor Identitas Sekolah (NIS) 301101. SMAN

    1 Sukaresmi memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 301020722013. Saat ini,

    SMA Negeri 1 Sukaresmi telah menyandang status akreditasi A atau Amat Baik,

    untuk periode tahun 2007-2011. Status akreditasi ini diakui telah meningkat dari

    periode sebelumnya 2003-2007 yakni B atau Baik.51

    Program sarana SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tahun 2008/2009 ialah:

    1.

    Pembangunan satu Ruang Kelas Baru

    50 Data milik sekolah, yang dapat juga diperoleh melalui situs www.

    www.sman1sukaresmi.sch.id.

    51 Data milik sekolah, yang dapat juga diperoleh melalui situs www.

    www.sman1sukaresmi.sch.id.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    51/111

    2. Pembangunan satu ruang Laboratorium Kimia

    3. Pembangunan satu ruang Laboratorium Komputer

    4. Rehabilitasi tiga ruang belajar

    5. Pengadaan meja kursi siswa

    6. Pengadaan meja kursi guru

    7. Pengadaan sarana pembelajaran

    8. Pemenuhan kebutuhan sarana pendidikan berbasis TIK

    9. Pemeliharaan gedung dan halaman

    2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah52

    a. Visi

    Mencapai Hasil Gemilang

    Generasi yang semakin cerdas, terdidik dan berbudaya berlandaskan iman dan

    takwa dengan perilaku berakhlakul karimah. Memiliki motivasi kuat untuk

    berprestasi tinggi, serta langkah mantap dalam menyongsong masa depan yang

    cerah, dengan kreatif dan inovatif dalanm lingkungan agrobisnis dan pariwisata.

    Indikator:

    1. Teladan dalam berakhlakul kharimah

    2. Unggul dalam prestasui akademik

    3. Gemilang dalam menghasilkan siswa lulusan

    4.

    Unggul dalam prestasi olahraga dan kesenian

    5. Cepat tanggap terhadap pembaharuan

    52 Data milik sekolah, yang dapat juga diperoleh melalui situs www.

    www.sman1sukaresmi.sch.id.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    52/111

    6. Terdepan dalam pengembangan wawasan lingkungan

    7. Konsisten dalam menegakkan disiplin di segala bidang.

    b. Misi

    1. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien

    2. Mengembangkan sikap kreatif, inovatif dan sportif yang dilandasi iman

    dan takwaMenyiapkan siswa lulusan yang semakin cerdas, etrdidik,

    berbudaya dan berakhlakul kharimah, serta mampu menghadapi tantangan

    masa depan

    3. Mengembakan kompetensi guru/pegawai yang beedikasi tinggi menuju

    terbentuknya karakter kepemimpinan yang kuat dengan kinerja yang

    optimal

    4. Menumbuhkembangkan sikap responsif dan antisipatif terhadap

    pembaharuan pendidikan

    5. Mewujudkan kerja sama (Team Work) yang kompak dan dinamis

    6. Menumbuhkan motivasi dan sikap yang berwawasan maju dalam

    menyongsong era globalisasi.

    c. Tujuan

    1. Tercapainya tingkat prestasi hasil belajar siswa, dengan rata-rata nilai di

    atas batas kelulusan yang ditetapkan pemerintah

    2.

    Terwujudnya sikap siswa yang lebih kreatif , inovatif dan sportif, dengan

    meningkatkan aktivitas ekstra kurikuler

    3. Terwujudnya perilaku akhlakul kharimah, dengan membina dan

    mengembangkan wawasan keagamaan.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    53/111

    4. Meningkatkan kemampuan personal dalam mengelola proses pendidikan

    5. Terpenuhinya kebutuhan sarana/prasarana perpustakaan yang representatif

    menuju electronic library

    6. Terwujudnya koordinasi dan kerjasama personal yang baik, untuk

    mencapai kinerja yang optimal

    7. Terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman dengan

    meningkatkan kegiatan wawasan wiyata mandala.

    d. Sasaran

    1. Menyusun dan menetapkan kurikulum sekolah yang sesuai dengan standar

    nasional

    2. Membina pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dengan

    kinerja yang optimal, sesuai standar yang telah ditetapkan

    3. Pembinaan peserta didik secara kontinu dan berkesinambungan dalam

    meningkatkan kualitas hasil belajar dan kualitas akhlak mulia

    4. Melengkapi kebutuhan sarana/prasarana perpustakaan yang representatif

    menuju electronic library. Serta kebutuhan sarana/prasarana pembelajaran

    lainnya.

    5. Menggali sumber dana dan mengelolanya dengan tepat guna serta berhasil

    guna dengan prinsip transfaransi dan akuntabel.53

    3. Profil Siswa-Siswi di SMA Negeri 1 Sukaresmi

    53www.sman1sukaresmi.sch.id. Diakses pada tanggal 20 April 2009 pukul

    13.00 WIB

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    54/111

    Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukaresmi untuk tahu ajaran 2008-2009

    mencapai 1033 siswa dan siswi dari seluruh tingkatan, dengan jumlah siswa

    berjenis kelamin laki-laki sebanyak 458 orang dan siswa berjenis kelamin

    perempuan berjumlah 575 orang.

    Mengenai jumlah rombongan belajar, pembagian kelas maupun para

    pengajar di SMAN 1 Sukaresmi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

    Tabel 1.

    Jumlah Kelas Di SMAN 1 Sukaresmi

    Kelas

    XI

    Kelas

    XII

    TotalKelas

    X

    IPA IPS BHS Jml IPA IPS BHS Jml

    9 3 4 2 9 3 4 2 9 27

    Tabel 2

    Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi

    Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

    Doktor (S-3)

    Magister (S-2) 2 3,2%

    Sarjana (S-1) 59 93,6%

    Sarjana (S-1) 1 1,6% Dalam proses

    penyelesaian

    Sarjana Muda (D-III) 1 1,6%

    Diploma II (D-II)

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    55/111

    Diploma I (D-I)

    SLTA

    Total 63 100%

    Tabel 3

    Jumlah Guru Berdasarkan Status

    Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

    Guru tetap yayasan

    Guru Negeri 41 65,1%

    Guru tidak tetap (honorer) 22 34,9%

    Total 63 100,0%

    Tabel 4

    Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Kualifikasi

    Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

    Doktor (S-3)

    Magister (S-2)

    Sarjana (S-1)

    Sarjana (S-1)

    Sarjana Muda (D-III) 1 5,6%

    Diploma II (D-II)

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    56/111

    Diploma I (D-I) 2 11,1%

    SLTA 8 44,4%

    SLTP

    SD 7 38,9%

    Total 18 100%

    Tabel 5

    Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Status

    Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

    Guru Tetap Yayasan

    Guru Negeri (PNS) 4 22,2%

    Guru Tidak Tetap 14 77,8%

    Total 18 100%

    Tabel 6

    Jumlah Tenaga Non-Guru Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    Kualifikasi Jumlah Persen Ket.

    Tata usaha atau administratif 9 50%

    Pustakawan 2 11%

    Petugas laboratorium

    Teknisi 1 6%

    Kebersihan 4 22%

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    57/111

    Keamanan 2 11%

    Lainnya

    Total 18 100%

    Tabel 7

    Jumlah Ruang Kelas

    Kondisi ruang kelas Jumlah Persen Ket.

    Baik 18 67%

    Rusak ringan 9 33%

    Rusak parah

    Total 27 100%

    Seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya, SMAN 1 Sukaresmi

    memiliki fasislitas ruang perpustakaan yamg membantu menunjang aktifitas

    belajat mengajar siswa-siswa di sekolah ini. Perpustakaan yang terdapat di

    sekolah ini memiliki berbagai masam fasilitas.

    Luas perpustakaan SMAN 1 Sukaresmi adalah 223 m2

    dengan rata-rata

    jumlah pengungjung perpustakaan 582 siswa per bulannya. Dan rata-rata jumlah

    buku yang dipinjam oleh siswa adalah 313 Buku perbulannya.

    Tabel 8

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    58/111

    Koleksi Judul Buku

    Jenis Buku Jumlah Buku persen Ket.

    Buku Pelajaran 325 42%

    Buku penunjang 107 14%

    Buku bacaan 346 44%

    Total 778 100%

    B. FILM DOA YANG MENGANCAM

    1. Profil Sinemart Production House

    Sinemart dibentuk pada tahun 2003 oleh Leo Sutanto, Sentot Sahid, Heru

    Hendriyarto dan Lala Hamid. Leo Sutanto telah lama dikenal di dunia perfilman

    Indonesia. Setelah 25 tahun karir perfilmannya, dia kemudian mempunyai

    kerinduan untuk menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional. Dari keinginan

    inilah, Sinemart terbentuk.

    54

    Proyek pertama Sinemart adalah "Malam Pertama" (2003), sebuah serial

    televisi untuk SCTV yang pada akhirnya mendapat banyak nominasi di ajang

    SCTV Awards 2003. Namun terobosan besar pertama Sinemart adalah adaptasi

    Sinemart untuk "Ada Apa Dengan Cinta?" (2003) menjadi sebuah serial TV.

    Proses audisi untuk pemeran dikemas dalam bentuk reality show, yang merupakan

    acara realitas berskala nasional pertama di Indonesia.

    Sejak didirikan, Sinemart telah mengukuhkan posisi sebagai salah satu

    pemeran utama di dunia perfilman Indonesia. Cakupan dan pertumbuhan

    54www.sinemart.com. Diakses pada tanggal 20 Mei 2009, pukul 16.00 WIB

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    59/111

    perusahaan Sinemart bertumbuh pesat dengan portfolio yang berkisar 70 lebih

    judul program untuk televisi, dengan 14 program sedang tayang. Ditambah pula

    divisi Sinemart Pictures Sinemart yang telah berhasil membuat 9 film layar lebar.

    Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, semua produksi Sinemart selalu menjanjikan

    rating tinggi dan tanggapan memuaskan dari publik nasional dan internasional

    (terutama Asia Tenggara).

    Sinemart, yang diambil dari 3 kata 'Sinema', 'Art' dan 'Mart'

    menggambarkan secara tepat apa visi dari perusahaan Sinemart ini. Sinemart

    berusaha menciptakan sebuah campuran sempurna antara 'seni' dan 'dagang'

    melalui medium film. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kerinduan akan

    menyampaikan cerita-cerita yang inspirasional merupakan fondasi Sinemart untuk

    mengembangkan sebuah serial televisi atau film layar lebar.

    Sebuah cerita inspirasional tentunya subjektif dengan selera orang, namun

    cara Sinemart menceritakan adalah yang membuat Sinemart beda dari yang lain.

    Gaya cerita Sinemart bisa digambarkan sebagai kombinasi dari artistik dan

    komersil, yang menurut Sinemart sangat tepat sebagai penarik perhatian untuk

    berbagai umur dan latar belakang.

    Eksklusif tetapi mudah dijangkau, menjadi idaman Sinemart untuk

    bagaimana Sinemart ingin dilihat khalayak luas. Para pekerja di Sinemart akan

    mengerjakan dan mempromosikan produksi Sinemart secara maksimum namun

    tanpa kesan akan mengintimidasi publik. Adalah ikrar Sinemart untuk

    meneruskan kontribusi-kontribusi Sinemart ke dalam industri perfilman Indonesia

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    60/111

    dengan selalu mencari dan memberi kesempatan bagi darah-darah baru, terobosan

    baru dalam presentasinya dan (tentunya) cerita-cerita baru yang inspirasional.

    Sejauh ini, portfolio Sinemart selalu mengandung cerita-cerita yang smart,

    baru dan real dalam arti dapat direlasikan dengan kehidupan sehari-hari. Sinemart

    percaya (sejauh ini) kehidupan sehari-hari dari kawula muda di lingkungan

    metropolitan sangat akrab dengan mayoritas pemirsa di Indonesia.Yang menjadi

    media rekanan Sinemart adalah Stasiun TV swasta seperti Global TV TPI

    (Televisi Pindidikan Indonesia), RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan

    MNC (Media Nusantara Citra).

    2. Profil Film Doa yang Mengancam

    a. Profil Film Doa yang Mengancam

    Berbekal rayuan maut akan kehidupan mewah dan mapan di Jakarta.

    Madrim sukses menikahi Leha. Sayangnya, kenyataan berkata lain, Madrim yang

    hanya buruh bongkar muat di pasar induk, tak kuasa lagi mempertahankan Leha.

    Istrinya itu minggat dari rumah.

    Ditengah kemiskinan dan penderitaan hatinya, Madrim mengadu pada

    Kadir, lelaki penjaga mushola kecil. Kadir pun menyarankan apa yang disarankan

    hampir setiap orang tua kepada anaknya, petuah lama yang berbunyi; bekerja

    keras diiringi doa. Dan Madrim pun kembali giat bekerja, dan terus berdoa di

    mushola Kadir.

    Sayangnya, kehidupan Madrim tak kunjung membaik, Leha juga semakin

    tak berkabar berita. Kekesalan semakin menumpuk di dada Madrim, dan dalam

    salah satu doa terakhirnya, Madrim mengancam tuhan!

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    61/111

    Tapi tenang, tentu saja Sang Maha Kuasa tak tinggal diam. Dengan sekali

    sambaran petir-Nya, Madrim terkapar tak berdaya di tanah lapang.

    Bermula dari cerita pendek berjudul 'Dalam Doanya Dia Mengancam'

    yang kemudian dituangkan kedalam skenario oleh Jujur Prananto (yang juga

    menulis cerpennya).

    Sinemart Pictures kembali mempercayakan produksi filmnya kepada

    sutradara yang tengah happening lewat film Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bramantyo.

    Judul filmnya nanti akan diberi judul 'Doa Yang Mengancam'.

    Jika Anda pernah menyimak dua film sebelumnya dari sutradara Hanung

    Bramantyo, Get Married (1,3 juta penonton, Starvision Plus) dan Ayat-Ayat Cinta

    (3,5 juta penonton, MD Pictures), maka Doa Yang Mengancam ini adalah

    perpaduan keduanya, yakni komedi-religi. Film ini direkam diatas pita Kodak 35

    mm dan kamera 535, dengan lokasi hampir seluruhnya di seputaran Jakarta dan

    Depok.

    b. Kru dan Pemain Film Doa yang mengancam

    Banyak artis papan atas Indonesia yang terlibat dalam film Indonesia.

    Tokoh buruh bongkar muat bernama Madrim yang menjadi tokoh utama akan

    diperankan oleh Aming. Aktingnya akan disandingkan dengan Ramzi, bintang

    sinetron ini akan bermain sebagai Kadir. Istri cantik Madrim yang lugu akan

    dimainkan oleh Titi Kamal.

    Casting Director Amelia Oktavia harus bekerja keras untuk

    mengumpulkan nama-nama beken yang akan berperan dalam film ini, aktor senior

    Deddy Sutomo harus dikejarnya hingga Gedung MPR/DPR, aktor kawakan ini

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    62/111

    akan memainkan karakter Tantra, seorang penjahat kelas atas sekaliber Eddy

    Tansil. Masih ada Nani Wijaya dan Cahya Kamila, duo ibu anak yang akan

    berperan sebagai ibu Madrim. Plus Berliana Febrianti yang akan memakai

    seragam Polisi lengkap berpangkat Aipda, Cici Tegal serta Jojon. Turut

    mengambil peran adalah Zaskia Mecca. Pendalaman karakter seluruh pemain

    dipercayakan pada Whani Dharmawan yang sekaligus mentor di Dapur Film

    Acting Course.55

    Hampir seluruh tim produksi Ayat-Ayat Cinta dan Get Married terlibat

    dalam produksi 'Doa Yang Mengancam', Director of Photography Faozan Rizal,

    Costume Designer Retno Ratih Damayanti, serta sound Adimolana, sementara Art

    Director dipercayakan pada Oscar Firdaus.

    c. Sinopsis Film Doa yang Mengancam56

    Madrim, seorang kuli angkut di pasar induk, merasa dirinya bernasib

    paling malang di dunia. Ia terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan

    diusir dari rumah kontrakan. Ia curhat ke Kadir, teman satu-satunya yang penjaga

    mushola. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa,

    dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan

    rajin sholat di mushola. Tapi nasibnya tak kunjung berubah.

    Suatu hari seorang maling yang sedang dikejar-kejar penduduk masuk

    mushola. Ia menyandera Kadir dan mengancam akan menusuk leher Kadir.

    55www.doayangmengancam.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2009,

    pukul 15.00 WIB

    56www.doayangmengancam.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2009,

    pukul 15.30 WIB

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    63/111

    Penduduk menyingkir. Si maling kemudian kabur. Peristiwa ini menjadi inspirasi

    bagi Madrim. Dalam doanya dia bukan hanya memohon tapi juga mengancam

    Tuhan. Ia memberi tenggat waktu tiga hari. Jika doanya tidak terkabul, ia akan

    berpaling ke setan.

    Madrim pun pergi berkelana. Pada hari ketiga, ia sampai di sebuah padang

    ilalang, dimana saat itu ia sudah mulai putus asa. Petir menyambarnya, ia jatuh

    pingsan dan ditolong penduduk desa. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia

    pun sadar. Tiba-tiba, Madrim memiliki kemampuan yang sangat jarang dimiliki

    orang, ia dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya.

    Kemampuan melihat ini lalu dimanfaatkan polisi untuk melacak

    keberadaan para buron. Puluhan buron berhasil ditangkap polisi atas petunjuk

    Madrim.

    Hal ini meresahkan Tantra, seorang buron kerah putih yang kaya raya.

    Ia pun menculik Madrim dan menahan di apartemennya dengan memberinya gaji

    buta dan pengawalan ketat.

    Madrim pun seketika hidup berkecukupan. Ia kemudian membayar semua

    hutang-hutangnya. Kadir menyarankan agar Madrim mengunjungi ibunya yang

    sudah begitu lama ia tinggalkan di kampung. Madrim pun mendatangi ibunya dan

    mengajaknya pindah ke Jakarta, tapi si ibu menolak. Saat si ibu mandi, Madrim

    menemukan foto ibunya saat masih muda. Sekonyong-konyong Madrim melihat

    gambaran masa-lalu ibunya. Ia pun sangat terkejut.

    Madrim yang syok kembali ke Jakarta. Ia memohon, dan lagi-lagi

    mengancam Tuhan agar ia dibebaskan dari kemampuan lebih-nya yang ternyata

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    64/111

    justru menyiksa dirinya. Doanya tak mempan. Kadir menduga, jangan-jangan

    kemampuan lebih itu bukan pemberian Tuhan, tapi pemberian setan. Maka

    Madrim pun menggugat setan, minta agar ia dikembalikan jadi manusia biasa.

    Madrim melakukan dialog ini dalam kondisi mabok, sampai secara tak sengaja ia

    melakukan sesuatu yang membuatnya tersetrum listrik

    Lagi-lagi Madrim mengalami koma. Setelah siuman, ia bukannya

    kehilangan kemampuan, tapi kemampuannya justru bertambah. Ia bukan saja bisa

    melihat gambaran seseorang saat ini, tapi juga gambaran di masa mendatang!

    Tantra gembira sekali Madrim memiliki kemampuan baru ini, dan

    memanfaatkannya habis-habisan untuk bermain saham. Hanya dengan melihat

    foto seorang penyiar televisi (yang menyiarkan berita perkembangan saham),

    Madrim bisa melihat apa yang terucap si penyiar sekian hari mendatang.

    Walhasil, kenaikan atau pun penurunan harga saham bisa diprediksi secara sangat

    tepat

    Dalam tempo singkat kekayaan Madrim meningkat. Tapi ia tak kunjung

    bahagia karena ia justru tak mampu melacak keberadaan istrinya sendiri. Ia pun

    memohon pada Tuhan agar dipertemukan dengan istrinya

    Tantra yang melihat Madrim lesu dan kesepian, berinisiatif memanggilkan

    seorang pelacur kelas atas ke apartemen Madrim. Pelacur ini pun datang dan

    ternyata dia adalah Leha, istri Madrim! Leha merasa sangat terpukul dan

    melarikan diri. Madrim mengejarnya sampai lantai tertinggi apartemen. Madrim

    merayunya agar Leha mau hidup bersama lagi seperti dulu, tapi Leha memilih

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    65/111

    jalan lain. Leha bunuh diri dengan cara emnjatuhkan dirinya dari lantai tertinggi

    apartemen tersebut.

    Madrim merasa sangat terpukul dan memutuskan membuang semua

    kekayaannya (menyerahkannya ke Kadir untuk dikelola) dan memilih jadi orang

    biasa. Tapi muncul kemudian gambaran dirinya di masa depan : Madrim yang

    sudah miskin masih juga ditodong dan ditusuk penjahat karena tak bisa

    menyerahkan apa-apa. Madrim panik dan memutuskan untuk pergi ke padang

    ilalang tempat ia pertama kali mendapat kekuatan.

    Di padang ilalang ini ia berteriak memanggil-manggil petir agar datang

    dan menyambarnya, dan berharap agar dengan tersambar petir kekuatannya akan

    hilang dan ia bisa kembali menjadi manusia biasa. Tapi sang geledek tak kunjung

    datang. Berhari-hari Madrim bergolek di padang ilalang. Sampai nyaris mati

    lemas.

    Kepala Desa lagi-lagi menemukan Madrim dan menolongnya. Kadir (yang

    datang ke desa ini karena sudah bisa menduga tujuan kepergian Madrim)

    mengatakan ia dan orang-orang desa berdoa untuk keselamatannya. Madrim

    merasa iri pada orang-orang yang masih bisa berdoa, karena dirinya sudah takut

    berdoa. Kadir menyarankan agar Madrim bersikap tawakal.

    Semua kejadian yang telah menimpa Madrim akhirnya menyadarkannya

    bahwa kekayaan dan kesuksesan yang telah diraihnya tidak membuatnya bahagia

    karena dia sendiri tidak dapat menikmatinya bersama dengan orang-orang yang

    dia cintai. Akhirnya Madrim bertobat, dia kembali menjemput ibunya dan

    memilih memulai hidup baru Dibantu oleh sahabatnya, kadir, Madrim dan Ibunya

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    66/111

    membuka sebuah warung makan sederhana sebagai mata pencaharian baru

    mereka.

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    67/111

    BAB IV

    PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKARESMI TERHADAP FILM

    DOA YANG MENGANCAM

    A. Deskripsi Responden

    SMAN 1 Sukaresmi beralamat di Jl. Mariwati km.4 Kecamatan Sukaresmi

    kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat. Telepon (0263) 581209, faksimili (0263)

    580519. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Sukaresmi untuk tahu ajaran 2008-2009

    mencapai 1033 siswa dan siswi dari seluruh tingkatan, dengan jumlah siswa

    berjenis kelamin laki-laki sebanyak 458 orang dan siswa berjenis kelamin

    perempuan berjumlah 575 orang.

    Dalam penelitian ini, respondennya adalah siswa-siswi SMA Negeri 1

    Sukaresmi, yakni kelas X, kelas XI dan kelas XII semua program study di sekolah

    tersebut. Penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 103 siswa. Karena penulis

    menggunakan 10% dari jumlah populasi kelas X, XI dan XII. Penulis mencoba

    menghitung sampel dengan 10% maka 1033 x 10% = 103,3, dibulatkan menjadi

    103 siswa. Jadi, setelah dipersentasi dengan 10% hasilnya adalah 103 siswa. Dan

    sampel tersebut berasal dari kelas X, XI dan XII dari program study IPA, IPS dan

    Bahasa.

    Sementara itu, untuk memperoleh data yang lebih luas mengenai persepsi

    responden maka penulis juga melakukan wawancara (Deep Interview) yang

    merupakan bagian dari metode penelitian kualitatif. Dari 103 responden, maka

    penulis mengambil siswa sebanyak 21 orang. Pengambilan sampel ini didasarkan

  • 7/24/2019 Neng Desy Mariah-fdk(2)

    68/111

    pada dua hal, yakni mereka yang aktif di organisasi dan yang kedua mereka

    pernah menonton film ini sebelumnya sebelum ditayang ulang oleh penulis pada

    15 Juni 2009. Dengan ini diharapkan mereka akan lebih memahami isi film

    dibanding siswa lainnya. Dan dari 21 orang inilah penulis melakukan wawancara

    langsung mengenai persepsi mereka tentang film Doa Yang Mengancam.

    Dalam melakukan penelitian ini, penulis mendapat kemudahan dalam

    membagikan angket kepada 103 siswa dan 21 siswa yang dijadikan sampel dan

    jawaban yang didapat tidak terdapat kecacatan.

    Tabel 9

    Rincian Penghitungan Sampel

    No. Kelas Jumlah Siswa Rincian Jumlah

    1. X 344 10 x 344

    100

    34,4

    2. XI 344 10 x 344

    100

    34,4

    3. XII 345 10 x 345

    100

    34,5

    Jumlah 1033 103,3

    Untuk mendeskripsikan mengenai persepsi si