lbm 3 neng

27
LBM 3 Neng

Upload: lutfi-aulia-supriyadi

Post on 12-Sep-2015

263 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mp

TRANSCRIPT

LBM 3

LBM 3Neng Macam-macam desain penelitian

Berdasarkan atas proses bagaimana variabel penelitian diiamati, penelitian kedokteran dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Penelitian ekspreimentalIalah penelitian yg observasinya dilakukan terhadap efek dari manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel) subyek penelitian.Dikenal 2 macam penelitian eksperimental :Penelitian eksperimental MURNIIalah penelitian yg memungkinkan peneliti mengendalikan hampir semua variabel luar (variabel pengacau), sehingga perubahan yg terjadi pada efek (variabel yg dipelajari) hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan (variabel eksperimental).Penelitian eksperimental KUASI/ SEMUIalah bila peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar, sehingga perubahan yg terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan.

Penelitian non eksperimentalIalah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan apa adanya (in nature), tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti.Dalam bidang kedokteran, dikenal beberapa macam penelitian yang terpilah secara tumpang-tindih, yaitu

Penelitian epidemiologikAdalah jenis penelitian kedokteran yg mengkaji problema kesehatan dengan menggunakan pendekatan komunitasSurvei deskriptif. Ialah suatu penelitian yg tujuan utamanya melakukan eksplorasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat, baik yang berupa faktor resiko maupun efek. Penelitian ini hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena tsb, tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tsb terjadi. Sebagai contoh misalnya, survei angka kematian dan angka kelahiran pada suatu daerah tertentu, atau survei tentang insidensi dan prevalensi peyakit tertnetu di suatu daerah.

Survei analitik. Pada survei epidemiologik analitik, peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat itu terjaid, yaitu dengan melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomen, baik antara faktor risiko dengan defek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis korelasi tsb dapat didekati seberapa besarkontribusi fakktor tertentu terhadap kejadian efek yg dipelajari.Dikenal 3 macamPenelitian cross sectionalMerupakan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor2 resiko dengan efek, dengan model pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat, atau point time aproach. Dengan pendektan :satu saat bukan dimaksudkan semua subyek diamati tepat pada saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atua variabel subyek pada saat pemeriksaan.Penelitian case controlModel pendekatan yg digunakan pada penelitian ini dan cohort ialah pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach. Karakter subyek yang diobservasi bukan hanya status pada saat dilakukan penelitian, tetapi dilihat perkembangannya pada periode tertentu, baik ke belakang (retropsektif) maupun ke depan (prospektif).Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi subyek2 yg merupakan kasus case adalah subyek dengan karakter efek positif kemudian diikuti secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko (kausa) yg diduga berperan. Penetapan ada tidaknya kontribusi pengaruh faktor risiko terhadap terjadinya efek dilakukan dengan membandingkan adanya faktor2 risiko tsb pada subyek kontrol, yg juga dilihat secara retrospektif. Kelompok subyek kontrol dipilih dari individu yg sejauh mungkin sama kondisinya dengan subyek kasus (dipilih secara matching), kecuali individu tsb tidak menunjukkan adanya penyakit atau status kesehatan tertentu yg diteliti control adalah subyek dengan karakter efek negatif.Penelitian cohort

Pada penelitian cohort bukan efek yang dipegang dulu, tetapi kausa (faktor risiko) diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif sampai periode tertentu untuk kemudian ditentukan ada tidaknya efek (penyakit atau status kesehatan tertentu yg diteliti). Berbeda dengan case control pada penelitian cohort yg diidentifikasi dulu justru individu yg tidak berpenyakit (karakter efek negatif), kemudain dari mereka dipilih subyek2 dengan faktor risiko (kausa) positif. Sebagai kelompok kontrol, diambil individu2 yg tanpa kasus. Kedua kelompok diikuti perkembangannya sampai periode tertentu, selanjutnya dibandingkan banyaknya subyek yg kemudian menjadi berpenyakit (efek positif) antar kedua kelompok tsb.

Macam-macam populasiPembagian populasiPopulasi dalam pengertian sehari-hari dihubungkan dengan penduduk /dan penduduk di suatu tempat. Dalam penelitian yang dimaksudkan dengan populasi adalah setiap subjek terdapat berupa manusia, binatang percobaan data laboratorium, dll yang memenuhi karakteristik tertentu.Populasi dibagi menjadi 2 dalam hal :

Populasi targetPopulasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian. Pada penelitian klinik biasannya dibatasi oleh :Karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin)Karakteristik kliniscontoh : populasi target anak sehatPopulasi terjangkauBagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti yakni yang dibatasi oleh tempat dan waktu.Contoh : pasien DHF di bagian anak RSI Sultan Agung tahun 2002 dari populasi terjangkau ini yang akan diambil sebagai sampel.Sudigdo, 2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, CV Sagung Seto, Jakarta.

Bagaimana cara menentukan populasi

Penetapan populasi penelitian terkandung tiga pengertian :1. Identifikasi kesatuan analisiskesatuan analisis adalah satuan subjek terkecil yang akan diamati dalam penelitian secara individual.2. Penetapan batas-batas keluasan populasibatas keluasan populasi penelitian dapat menyangkut berbagai aspek, misalnya :aspek geografik:apakah subjek penelitian dari suatu kabupaten, propinsi, atau seluruh Indonesia, atau bahkan satu desa atau mereka yang datang berobat ke rumah sakit saja?aspek subjek sendiri: batas jenis kelamin (wanita atau laki-laki saja, atau keduanya), batas umur, batas rasial, dsb. Kalau yang digunakan hewan coba misalnya, batas strain, warna kulit, berat badan, dsb.penyakit subjek: batas jenis penyakit, batas perkembangan atau komplikasi penyakit, dsb.3. Pemahaman tentang kondisi subjek dalam populasiKondisi subjek dalam populasi adalah yang menyangkut ciri2 populasi, terutama yang menyangkut sifat homogenitasnya.

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik Pratiknya

Hal-hal yg dipertimbangkan dalam menetukan populasi penelitian

Ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan populasi penelitian. Pertama, pertimbangan keterkaitan atau ketergayutan subjek dalam populasi dengan permasalahan penelitian. Pertimbangan ini terutama menyangkut substansi atau ikhwal yang akan diteliti. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam rangka pertimbangan tersebut adalah : apakah dengan memilih populasi yang dimaksud inti permasalahan dapat terjawab?Kedua, pertimbangan yang menyangkut prosedur atau jenis penelitian yang dilakukan. Pertimbangan ini terutama menyangkut aspek teknik metodologik, maksudnya ialah apakah variabel2 penelitian yang akan dimunculkan atau diukur dengan menggunakan teknik penelitian (eksperimental atau non-eksperimental) dapat diperoleh dari subjek dalam populasi yang dimaksud.(Sumber: Buku Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Watik Pratiknya)

Mengapa menggunakan sampel

Kegunaan sampling pada penelitian antara lain sebagai berikut :menghemat biayamempercepat pelaksanaan penelitian menghemat tenagamemperluas ruang lingkup penelitian (bila kita meneliti dgn sampel, maka waktu,biaya & tenaga yg sama, kita dapat mengembangkan penelitian/memperluas ruang lingkupnya tanpa harus mengulang penelitian sblumnya lebih efisien)memperoleh hasil yang lebih akurat.Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian KesehatanTeknik pengambilan sampel

menentukan tujuan penelitiantujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian, karena tujuan penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian. Demikian pula dalam menentukan sampel tergantung pula pada tujuan penelitian. Oleh sebab itu langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah menentukan tujuan penelitian.menentukan populasi penelitiansebelum sampel ditentukan harus ditentukan dengan jelas kriteria atau batasan populasinya. Dengan demikian maka akan menjamin pengambilan sampel secara tepat.menentukan janis data yang diperlukanjenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara jelas. Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau ditentukan sumber datanya.

menentukan tehnik samplingpenentuan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.menentukan besarnya sampel ( sampel size )meskipun besar kecilnya sampel belum menjamin representatifnya atau tidaknya suatu sampel, tetapi penentuan besarnya sampel dapat merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel. Secara statistik penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada jenis dan besarnya sampel.menentukan unit sampel yang diperlukansebelum menentukan sampel yang diperlukan,terlebih dahulu akan ditentukan unit-unit yang menjadi anggota populasi. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan unit yang mana akan dijadikan sampel.memilih sampelapabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas,maka kita dapat dengan mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut. Dalam memilih sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik pengambilan sampel.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Cara pengambilan sample agar representative (dapat diberlakukan utk seluruh populasi)Probability samplingAdalah tiap subyek dalam populasi terjangkau mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penelitian.simple random sampling, menghitung terlebih dulu jumlah subyek dalam populsi terjangkau yang akan dipilih sampelnya kemudian tiap subyek diberi nomor dan dipilih sebagian dengan bantuan table random.systematic sampling, setiap subyek nomor kesekian dipilih sebagai sampel missal jika ingin mengambil 1/n dari populasi maka tiap pasien nomor ke-n dipilh sebagai sampel.stratified random sampling, ditemukan adanya pembatasan tertentu sehingga tiap kelompok akan memberikan nilai yang jelas berbeda.cluster sampling, proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah misalnya berdasarkan wilayah ( kodya, kecamatan, kelurahan dst ).Non probability samplingMerupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan probability sampling karena dalam penelitian klinis lebih sering digunakan daripada probability sampling.consecutive sampling, semua subyek yang datang dan memenuhi criteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. convenient sampling, cara termudah untuk menarik sampel namun juga cara yang paling lemah karena diambil tanpa sistematika tertentu sehingga jarang dapat mewakili populasi terjangkau maupun populasi target. judgmental sampling, peneliti memilih responden berdasarkan pada pertimbangan subyektifnya bahwa responden akan memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Syarat sampel yg baik

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sample agar representativehomogenitas populasijumlah (besar) sampel yang dipilihbanyaknya karakteristik subyek yang akan dipelajari danadekuatitas teknis pemilihan sampelSumber : dasar dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya

Cara menentukan banyaknya sampel

PowerAdalah kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda yang secara statistik bermakna, atau power adalah kekuatan untuk menolak hipotesis nol pada data penelitian. Nilai power adalah (1-). Jika = 20%, maka powernya adalah 80%. Tingkat kemaknaan .Adalah tingkat kesalahan yang boleh terjadi pada penelitian. Sebagai contoh, jika = 0.05, maka kesalahan yang boleh terjadi adalah 0.05 dan ketepatan penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah 0.95 atau 95%. Semakin presisi hasil penelitian yang diharapkan, maka semakin kecil pula nilai yang ditetapkan peneliti.

Hipotesis 0 ditolak jika hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya < .

Macam-macam instrumen penelitian

InstrumentJenis / macamWawancaraJika sumber dan atau responden penelitian adalah manusia.Ada 2 macam:Wawancara bebas wawancara dilakukan tanpa bantuan alat apapun, kecuali hanya berupa percapakan antara pewawancara dengan responden. Jawaban responden direkam dalam ingatan atau pun dicatat seperlunya.Wawancara terpimpin wawancara dilakukan dengan pertolongan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawaban dapat disampaikan secara bebas (pertanyaan terbuka) atau pun dalam bentuk memilih salah satu jawaban yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup)

Pemeriksaan dengan pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan kedokteran khusus (misal ECG, USG, scanning). Pemeriksaan setempat (sering dilakukan pada penelitian kesehatan lingkungan) dan atau pun pemeriksaan catatan medik.Pengamatan dilakukan pada penelitian sosial yang umumnya memerlukan jangka waktu yang cukup lama.Syarat pokok yang harus dioenuhi pada teknik pengamatan :Jelasnya kriteria yang diamati dan konsistensi pengamat dalam menilai kriteria yang telah ditetapkan.Peran serta banyak digunakan dalam penelitian sosial peneliti melibatkan diri dalam kegiatan obyek yang akan diteliti.

Azwar, Azrul. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

Apa saja yg harus diperhatikan dalam penggunaan instrumen penelitian

Reliabilitas (keandalan/dapat dipercaya) Tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen.Validitas (sahih) Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.Sensitivitas Kemampuan sebuah instrumen untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian.Obyektivitas Sebagai tingkat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari penilaian subyektif, bebas dari pendapat, bebas dari bias dan perasaan orang2 yang menggunakan intrumen tsb.Fisibilitas Berkenaan dengan aspek2 keterampilan, penggunaan sumber daya dan waktu.(Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM)

cara pendekatan atau pengujian terhadap reliabilitas pengukuranpendekatan konsistensi dalamprinsip : melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek dengan : satu alat ukur , satu kali pengukuran

Cara menentukan validitas & reliabilitaspendekatan konsistensi luar dilakukan dengan dua kali pengukuran pada sekelompok subyek yang sama.Dikenal 2 teknik pendekatan :teknik uji ulangprinsip : ialah melakukan uji coba instrumen pada sekelompok subyek dengan : satu alat ukur dan dua kali pengukuran teknik uji paralel hasil pengukuran instrumen yang dicoba dibandingkan atau dikorelasikan dengan hasil pengukuran dengan instrumen yang telah baku atau relaibel.Ui coba dilakukan pada sekelompok obyek dengan : dua alat ukur dan dua kali pengukuran Sumber : dasar dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya

Ciri-ciri reliabilitas

konsisten atau stabilitas jika pengukuran yang dilakukan berkali-kali pada obyek yang sama menghasilkan skor yang samaketepatan jika skor yang diperoleh dengan pengukuran tsb merupakan skor yang sebenarnyaketelitian jika penyimpangan skor hasil pengukuran dari skor yang sebenarnya sedikit sekali atau mendekati nolSumber : dasar dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya

Cara menentukan kriteria inklusi & eksklusi

InklusiFungsikriteria inklusiadalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan pada populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-hati agar kriteria tersebut relevan dengan masalah penelitian.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K)

Eksklusikriteria eksklusisebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena pelbagai sebab, antara lain :terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu pengukuran atau interpretasi.terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan, seperti pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, hingga dapat dipastikan akan sulit ditindaklanjuti.hambatan etissubjek menolak berpartisipasiDasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K)