uin syarif hidayatullah jakarta -...

64
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANALISIS KANDUNGAN SILDENAFIL SITRAT DALAM “PIL BIRU” YANG DIJUAL DI DAERAH CIPUTAT SKRIPSI ERISKA BORU SARAGIH NIM 109102000057 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA MEI 2014

Upload: duongtruc

Post on 27-Aug-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS KANDUNGAN SILDENAFIL SITRAT

DALAM “PIL BIRU” YANG DIJUAL DI DAERAH

CIPUTAT

SKRIPSI

ERISKA BORU SARAGIH

NIM 109102000057

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

MEI 2014

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS KANDUNGAN SILDENAFIL SITRAT

DALAM “PIL BIRU” YANG DIJUAL DI DAERAH

CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi

ERISKA BORU SARAGIH

NIM 109102000057

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

MEI 2014

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan benar.

Nama: Eriska Boru Saragih

NIM: 109102000057

Tanda Tangan:

Tanggal : Mei 2014

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Eriska Boru Saragih

Program Studi : Farmasi

Judul : Analisis Kandungan Sildenafil Sitrat dalam “pil Biru”

yang Dijual di Daerah Ciputat.

Sildenafil sitrat merupakan senyawa sintetik yang mempunyai efek

menghambat enzim fosfodiesteras tipe 5. Dengan penambahan waktu

relaksasi otot polos penis menjadi lebih lama sehingga meningkatkan aliran

darah ke korvus kavernosum yang berujung pada ereksi. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui kandungan dan kadar sildenafil sitrat dalam

produk-produk di jual bebas di wilayah Ciputat. Metode yang digunakan

pada penelitian analisis kandungan Sildenafil sitrat dalam pil biru adalah

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Sistem kromatografi terdiri dari

kolom Acclaim (C18) komposisi fase gerak metanol : air (95:5) dengan

kecepatan alir 0,8 ml/mnt, panjang gelombang 292 nm, dan volum

penyuntikan 50 µL. Kemudian dilakukan uji disolusi dengan alat uji

disolusi tipe 1 (basket) dalam medium dapar HCl 0,01 N pada suhu ± 37˚C,

kecepatan 100 rpm selama 30 menit. Hasil penelitian untuk validasi metode

pada KCKT didapatkan hasil uji perolehan kembali (%UPK) dari 20-40

µg/mL didapatkan 91,986-100,853%. LOD didapatkan hasil 0,237 µg/mL

sedangkan LOQ didapatkan hasil 0,789 µg/. Dari hasil penelitian Pil biru

diketahui bahwa zat aktif yang terkandung di dalamnya benar Sildinafil,

untuk toka A dengan kadar 94,784 mg sedangkan toko B dengan kadar

81,321 mg. Hasil dari disolusi didapatkan bahwa dari 6 tablet pada menit ke

30 nilai Q tidak kurang dari 15% ini menujukan bahwa tablet tersebut

memenuhi syarat uji disolusi. Kesimpulan: kandungan dalam obat pil biru

benar seldinafil hasil Q rata-rata yang didapat pada sampel 89,074 %, telah

memenuhi persyaratan umum di Farmakope Indonesia yang mana

persyaratan kelarutan pada menit ke 30 tidak kurang dari 80%.

Kata Kunci: Sildenafil sitrat, KCKT

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Eriska Boru Saragih

Program Study : Pharmacy

Title : Analisys of Sildenafil Citrate Content in the “Pil Biru”

Sold Ciputat Area

Sildenafil citrate is a synthetic compound that has the effect of inhibiting the

enzyme 5 fosfodiesteras type. With the addition of penile smooth muscle

relaxation becomes longer thereby increasing the blood flow into the corpora

cavernosa korvus resulting in an erection. The purpose of this study was to

determine the contents and levels of sildenafil in selling products on the free side

of the road in the area of Chester. The method in this research, analysis content of

Sildenafil citrate in blue pill is using High Performance Liquid Chromatography

(HPLC) . Column Chromatography system consisted of Acclaim ( C18 ) on the

eluent composition of methanol : water ( 95:5 ) with a flow rate of 0.8 ml / min ,

wavelength 292 nm , and injection volume of 50 mL . Then the dissolution test

with type 1 dissolution test equipment ( basketball ) in 0.01 N HCl buffer medium

at a temperature of ± 37 ˚ C , 100 rpm for 30 minutes . The results for the HPLC

method validation test results obtained recoveries ( % UPK ) of 20-40 mg / mL

obtained from 91.986 to 100.853 % . LOD showed 0.237 mg / mL , while the

results obtained LOQ 0.789 mg / . From the research, the blue pill is known that

the active substances contained therein Sildinafil Citrate results of dissolution was

found that from 6 tablets in 30 minutes have a Q value not less than 80 % is

attributed that the tablet dissolution test requirements. Q value of 6 tablets is

89,074 %, in 30 minute.

Keyword : Sildenafil Citrate, HPLC

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur serta pujian senantiasa kita panjatkan kehadirat

Allah SWT yang melimpah rahmat dan hidayah-Nya serta segala anugra-Nya

berupa kesehatan, pemikiran dan ide sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa

mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Kefarmasian pada Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Kandungan

Sildenafil Sitrat dalam Pil Biru yang dijual Di Daerah Ciputat”:

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt selaku pempimbing I dan Supandi, M.Si,

Apt selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran serta dengan sabar membimbing dan mengajari sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Departemen Agama Musi Banyuasin selaku pemberi beasiswa, sehingga

penulis dapat mengenyam pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. DR, (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Umar Mansur, M.Sc. Apt selaku ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarih Hidayatullah

Jakarta.

5. Ibu dan Bapak Dosen serta Staf Akademik Progran Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Ayahanda tercinta, Syahrul Saragih dan Ibunda tercinta, Mustila beserta

Adik-adik Meilani B Saragih dan Alvin Agustian Saragih terima kasih atas

doa yag selalu tercurah, kasih sayang, semangad, dan dukungannya untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman seperjuangan selama penelitian Susilowati.

8. Teman – teman Yunita, Puput, Ika, Vina, Maya, Ema, Neneng serta

seluruh anggota Farmasi angkata 2009, terima kasih atas sebuah

persahabatan, dan kekeluargaannya selama ini.

9. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan

dan masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan skripsi.

Ciputat, Mei 2014

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sitivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eriska Boru Saragih

NIM : 109102000057

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi

saya/karya ilmiah saya dengan judul :

ANALISIS KANDUNGAN SILDENAFIL SITRAT DALAM “PIL BIRU”

YANG DIJUAL DI DAERAH CIPUTAT

untuk dipublikasikan atau di internet atau media lainnya yaitu Digital Library

Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

kepentingan akademik sebatas sesuai dengan undang-undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat

dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : Mei 2014

Yang menyatakan,

Eriska Boru Saragih

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ………………………….viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 LatarBelakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1 Sildenafil ..................................................................................................... 4

2.1.1 Pemerian ................................................................................................ 4

2.1.2 Struktur Kimia ....................................................................................... 4

2.1.3 Nama Kimia ........................................................................................... 4

2.1.4 Mekanisme Kerja ................................................................................... 4

2.1.5 Efek Samping Obat ................................................................................ 5

2.2 Spektrofotometri UV-Vis ............................................................................ 5

2.3 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ............................................................... 6

2.3.1 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ......................................................... 6

2.3.2 Alat ........................................................................................................ 6

2.3.2.1 Pompa ........................................................................................ 6

2.3.2.2 Injektor ...................................................................................... 6

2.3.2.3 Kolom ........................................................................................ 6

2.3.2.4 Detektor ..................................................................................... 7

2.3.3 Keuntungan KCKT ................................................................................ 7

2.3.4 Metode Validasi ..................................................................................... 8

2.3.4.1 Kecermatan (Akurasi) ............................................................... 8

2.3.4.2 Keseksamaan (Presisi)............................................................... 8

2.3.4.3 Lineritas ..................................................................................... 9

2.3.4.4 Batas Deteksi (limit of detection, LOD) dan Batas Kuantifikasi

(limit of quantification, LOQ) ................................................. 10

2.4 Uji Disolusi ................................................................................................. 11

2.5 Teknik Sampling ....................................................................................... 12

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.1 Defenisi Sampel ................................................................................ 12

2.5.2 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 12

2.5.2.1 Probabilitas .............................................................................. 12

2.5.2.2 Non Probabiliti ...................................................................... 12

BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 13

3.1 Alur Penelitian ............................................................................................. 13

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 14

3.3 Alat-alat ....................................................................................................... 14

3.4 Bahan-bahan ................................................................................................ 14

3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 14

3.5.1 Pengambilan Sampel ........................................................................... 14

3.5.2 Pembuatan Larutan Induk Sildenafil ................................................... 14

3.5.3 Penentuan Panjang Gelombang ........................................................... 15

3.5.4 Penetapan Fase Gerak .......................................................................... 15

3.5.5 Validasi Metode ................................................................................... 15

3.5.5.1 Pembuatan Kurva kalibrasi Sildenafil dan Uji Linieritas........ 15

3.5.5.2 Limit Deteksi (LOD) dan Limit Kuantifikasi (LOQ).............. 15

3.5.5.3 Akurasi .................................................................................... 16

3.5.5.4 Uji Presisi ................................................................................ 16

3.5.6 Penetapan Kadar Sampel ..................................................................... 16

3.5.7 Uji Disolusi .......................................................................................... 17

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 18

4.1 Hasil ........................................................................................................... 18

4.1.1 Penentuan Metode Analisa Sildenafil .................................................. 18

4.1.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ........................... 18

4.1.1.2 Penetapan Komposisi Fase Gerak ........................................... 18

4.1.2 Validasi Metode Analisa...................................................................... 19

4.1.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji Linieritas ....................... 19

4.1.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi................................... 20

4.1.2.3 Uji Akurasi .............................................................................. 20

4.1.2.4 Uji Presisi ................................................................................ 21

4.1.2.5 Penetapan Kadar ...................................................................... 21

4.1.2.6 Uji Disolusi ............................................................................. 21

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 23

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 26 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 26

5.2 Saran ............................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

LAMPIRAN .......................................................................................................... 29

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia Sildenafil .................................................................... 4

Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Sildenafi .................................................................. 19

Gambar 6.1. Spektrum panjang Gelombang Maksimum Sildenafil dalam Air pada

Konsentrasi 20 µg/mL ...................................................................... 29

Gambar 6.2. Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dionex Ultime 3000 ........... 29

Gambar 6.3. Alat Disolusi Tablet Erweka ............................................................. 30

Gambar 6.4. Alat Spektrofotometer Ultraviolet Visibel ........................................ 31

Gambar 6.5. Kromatogram Penetapan Fase Gerak ............................................... 32

Gambar 6.6. Kromatogram Standar Sildenafil 50µg/mL ....................................... 33

Gambar 6.7. Kromatogram Sampel Obat Toko A ................................................. 34

Gambar 6.8. Kromatogram Sampel Obat Toko B.................................................. 34

Gambar 6.9. Kurva Kalibrasi Sidenafil dalam Air ................................................ 35

Gambar 6.10. Kurva Kalibrasi Sildenafil dalam HCl 0,01 N ................................ 36

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Batas Deteksi , Batas Kuantitasi dan Koefisien Fungsi ........ 20

Tabel 4.2. Hasil Uji Rata-rata Akurasi ................................................................... 20

Tabel 4.3. Hasil Rata-rata Presisi. .......................................................................... 21

Tabel 4.4. Kadar Sildenafil dalam “Pil Biru” ........................................................ 21

Tabel 4.5. Persentase Sildenafil Larut Pertablet (100 mg)..................................... 23

Tabel 6.1. Data Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 37

Tabel 6.2. Data Hasil Batas Deteksi dan Batas Kuantitas...................................... 38

Tabel 6.3. Data Hasil Uji Akurasi .......................................................................... 39

Tabel 6.4. Data Hasil Uji Presisi ............................................................................ 40

Tabel 6.5. Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” .............................. 41

Tabel 6.6. Data Kalibrasi Disolusi ......................................................................... 42

Tabel 6.5. Data Hasil Persentasi Sildenafil Larut Pertablet (100 mg) .................. 43

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ........................ 29

Lampiran 2. Alat kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ............................... 30

Lampiran 3. Alat Disolusi Tablet ........................................................................... 31

Lampiran 4. Alat Spektrofotometri Ultraviolet Visible ......................................... 32

Lampiran 5. Tablet Pil Biru ................................................................................... 33

Lampiran 6. Kromatografi Hasil Analisa. .............................................................. 34

Lampiran 7. Uji Linieritas dan Pembuatan Kurva Kalibrasi Sildenafil ................. 37

Lampiran 8. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ........................................... 38

Lampiran 9. Uji Akurasi ........................................................................................ 39

Lampiran 10. Uji Presisi ........................................................................................ 40

Lampiran 11. Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” .................................................. 41

Lampiran 12. Kurva Kalibrasi Sildenafil ............................................................... 42

Lampiran 13. Data Hasil Disolusi .......................................................................... 43

Lampiran 14.Cara Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ..................... 44

Lampiran 15.Cara Menghitung Simpangan Baku, Koefisien Variasi, % diff, dan

Uji Perolehan Kembali ..................................................................... 45

Lampiran 16. Cara Menghitung Kadar Sildenafil dan % UPK ............................. 46

Lampiran 17.Cara Menghitung Kadar Sampel dalam µg/mL dan mg, Menghitung

Nilai Q ............................................................................................... 47

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau

mempertahankan ereksi yang cukup untuk menyelesaikan koitus.

Insidennya berkisar antara 25%-50% pada pria di atas 65 tahun. Penyebab

terjadinya difungsi ereksi antara lain; ansietas, keletihan, depresi dan

tekanan budaya untuk tindakan seksual (Smeltzer, 2001).

Sejak dahulu masyarakat yang mengalami gangguan disfungsi ereksi

ditangani dengan zat-zat yang dapat membangkitkan syahwat seksual, tetapi

hasilnya sering mengecewakan. Obat kuno Amprofin benar-benar

meningkatkan syahwat dan efek samping yang ditimbulkan juga hebat. Pada

tahun 80-an dikembangkan cara-cara mekanis berupa pompa vakum dan

implantasi prosthesis penis, namun jarang diprakatekkan karena sulit dalam

penggunaannya, pada akhir 1990-an ditemukan obat sildenafil yang

dipasarkan untuk disfungsi ereksi, dan obat ereksi lain telah dipasarkan

Verdenafil (Levetra®

), Tadalafil (Cialis®

) (Tjay, 2007).

Sildenafil sitrat adalah suatu senyawa sintetik yang mempunyai efek

menghambat enzim fosfodiesterase tipe 5. Dengan penambahan waktu

relaksasi otot polos penis menjadi lebih lama sehingga meningkatkan aliran

darah ke korvus kavernosum yang berujung pada ereksi atau juga biasa

disebut pil biru.

Sildenafil sitrat dengan nama paten viagra®

penggunaannya telah

disetujui oleh FDA (Food Drugs Administration) pada tahun 1998.

Penggunaannya di pasaran sangat tinggi karena efek yang ditimbulkan

cukup cepat. Untuk harga viagra sendiri per tabletnya cukup mahal sekitar

Rp. 115.000,00.

Pil biru ini juga dapat kita jumpai di toko pinggir jalan dengan harga

yang cukup murah. Banyaknya penjualan obat pil biru ini sehingga bisa

timbul adanya pemalsuan. Terkait dengan pemikiran yang seperti itu maka

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dilakukanlah penelitian ini dengan pertanyaan apakah produk produk yang

dijual di pinggir jalan itu palsu atau substandar.

Salah satu cara yang digunakan untuk analisis bahan kimia sildenafil

sitrat adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Pemilihan metode

KCKT ini karena penggunaannya relatif cepat, daya pisahnya baik, peka

walaupun konsentrasi zat yang akan diuji dalam jumlah yag kecil, daya

pisahnya baik, dan kolom dapat digunakan kembali (Edward L. Jhonson,

1991).

Merujuk dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sarigih

et al. (2010) mengenai “Analisis Sildenafil Sitrat pada Jamu Tradisional

Kuat Lelaki Merek A dan B dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi”. Dengan hasil waktu retensi Sildenafil adalah 2,5 menit. Perolehan

kembali sildenafil sitrat dari jamu kuat lelaki adalah 110,67% . Metode ini

dapat digunakan untuk menganalisis sildenafil sitrat dengan batas deteksi

0.010 µg/mL dan batas kuatitasi 0,341 µg/mL.

Dari masalah yang ada peneliti bermaksud menganalisa kadar

kandungan sildenafil sitrat dalam “Pil Biru” yang dijual di daerah Ciputat

dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah sedian obat yang dijual benar benar mengandung zat aktif

sildenafil sitrat ?

2. Apakah kandungan sildenafil sitrat pada obat sesuai dengan kadar yang

tertera pada kemasan produk ?

3. Apakah tablet “Pil Biru” memenuhi syarat uji disolusi?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kandungan sildenafil sitrat dalam produk-produk dijual

bebas di pinggir jalan di wilayah Ciputat.

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4 Manfaat penelitian

Untuk menghimbau dan memberikan informasi kepada masyarakat supaya

lebih hati-hati dalam mengkonsumsi obat tersebut.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sildenafil Sitrat

2.1.1 Pemerian

Kristal putih sampai hampir putih, tidak berbau (BPOM RI).

2.1.2 Struktur Kimia

Gambar 2.1. Struktur Sildenafil Sitrat (Martindale 36, 2009)

2.1.3 Nama Kimia

1-[[3-(6,7-dihydro-1-methyl-7-oxo-3-propyl-1Hpyrazolo [ 4,3-

d]pyrimidin-5-yl)-4-ethoxyphenyl]sulfonyl]-4-methylpiperazine (martindale

36, 2009).

2.1.4 Mekanisme Kerja

Sildenafil sitrat cepat diabsorbsi pada pemakaian oral, dengan

bioavaibiliti sekitar 40 %. Puncak konsentrasi plasma dicapai pada 30

sampai 120 menit, kecepatan absorbsi berkurang ketika sildenafil sitrat

diberi pada saat makan. Sildenafil sitrat merupakan penghambat selektif

terhadap enzim fofodiesterase tipe 5 yang spesifik terhadap siklik GMP

(PDE5). Selama proses perangsangan seksual dibebaskan neurotransmitter

nitrigen oksida dalam sel endotel korvus kavernosum sebagai respon

terhadap respon rangsangan seksual, neurotransmitter mengaktifkan

guanilat siklase yang mengkatalis perubahan guanosin trifosfat (GPT)

menjadi siklik guanosin mono fosfat (cGMP), siklik GMP menyebabkan

relaksasi otot polos korpus cavernosum yang berujung pada ereksi penis.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keberadaan fosfodiastrerase tipe 5 (PDE5) akan memecah GMP menjadi

senyawa tidak aktif guanosin mono fosfat (GMP) akibatnya siklik GMP

akan berkurang dan ereksi akan hilang . Sildenafil sitrat bekerja dengan

menghambat PDE 5 sehingga siklik GMP tidak diubah menjadi GMP yang

menyebabkan siklik GMP tetap tinggal dan ereksi dapat dipertahankan

(Martindale 36, 2009).

2.1.5 Efek Samping Obat

Efek samping dari sildenafil sitrat yang sering terjadi adalah sakit

kepala,dispepsia dan juga potensial menyebabkan abnormalitas penglihatan

yang meliputi penglihatan kabur, bayangan warna yang berbeda dari

sebelumnya, sensitif terhadap cahaya, nyeri pada organ saluran kemih, urin

yang keruh atau berdarah, pusing, peningkatan frekuensi berkemih

(Martindal 36, 2009).

2.2 Spektrofotometri UV-VIS

Sampel yang dering dianalisis dengan UV-Vis adalah senyawa

organik. Dimana senyawa organik dapat memberikan serapan adalah

senyawa yang mempunyai gugus kromofor dan auksokrom. Gugus

kromofor adalah gugus fungsional tidak jenuh yang dapat memberikan

serapan pada daerah UV atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor

mempunyai ikatan rangkap seperti alkena (C=C), C=O, NO2, benzen dan

lain-lain. Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti OH, NH2,

X yaitu gugus yang mempunyai elektron non bonding dan tidak

mengabsorpsi radiasi pada panjang gelombang diatas 200 nm akan tetapi

mengabsobsi sinar UV jauh. (Harmita, 2006)

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

2.3.1 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau sering disebut

dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan

pada akhir tahun 1960-an dan pada awal tahun 1970-an.

Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa

organik, anorganik, maupun senyawa biologis. KCKT merupakan metode

yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif

maupun kuantitatif (Gandjar & Rohman, 2007 : Harmita, 2006).

2.3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam KCKT terdiri dari beberapa bagian,

diantaranya adalah pompa, injektor, kolom, detektor, integrator.

2.3.2.1 Pompa

Pompa berfungsi untuk mengalirkan eluen ke dalam kolom. Pompa,

segel–segel pompa dan semua penghubung dalam sistem kromatografi harus

terbuat dari bahan yang secara kimiawi tahan terhadap fase gerak. Bahan

yang umumnya digunakan adalah gelas, baja nitrat, teflon dan batu nilam.

Jenis– jenis pompa antara lain: pompa tekanan tetap, pompa semprit, pompa

tekanan uap (Harmita, 2006).

2.3.2.2 Injektor

Injektor berfungsi untuk memasukkan cuplikan kedalam kolom. Jenis

injektor yang dapat digunakan antara lain: Injektor aliran henti, septum,

katup jalan kita, auto injektor (Harmita, 2006).

2.3.2.3 Kolom

Kolom berfungsi untuk memisahkan masing-masing komponen.

Untuk menahan tekanan tinggi, kolom dibuat dari bahan yang kokoh seperti

stainless steel atau campuran logam dengan gelas (Harmita, 2006). Kolom

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

merupakan bagian penting dari KCKT, karena ikut dalam menentukan

keberhasilan dalam menganalisis. Kolom dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

(Edward L. Jhonson, 1991)

a. Kolom analitik

Panjang kolom berkisar antara 10-30 cm, diameter dalam 4-10 mm,

ukuran partikel umumnya 3,5 dan 10

b. Kolom preparatif

Umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang 25 – 100

cm

2.3.2.4 Detektor

Detektor berfungsi untuk mendeteksi atau mengidentifikasi komponen

yang ada dalam eluat dan mengukur jumlahnya. Idealnya, suatu detektor

yang baik mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Respon universal, dapat diaplikasikan pada semua analit

b. Sensitivitas tinggi

c. Noisy rendah

d. Memiliki range linier yang dinamis

e. Mudah digunakan dan dapat dipercaya

f. Tidak menusak analit

g. Tidak mahal (harga, biaya operasi, dan perawatan)

h. Respon stabil untuk jangka waktu yang lama

(Harmita, 2006).

2.3.3 Keuntungan KCKT

Keuntungan dari penggunaan KCKT antara lain:

a. Waktu analisis cepat

Biasa waktu yang digukan untuk analisis kurang dari satu jam, yang dapat

dilakukan dalam 15 – 30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit dapat

dicapai waktu analisis kurang dari 5 menit.

b. Daya pisah yang baik

c. Peka

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d.Kolom dapat digunakan kembali

e. Pemilihan kolom dan eluen bervariasi

f. dapat digunakan untuk molekul besar dan kecil

g. Mudah memperoleh cuplikan kembali

(Edward L. Jhonson, 1991).

2.3.4 Metode Validasi

Validasi metode adalah suatu tindakan penelitian terhadap parameter

terentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa

parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya (Harmita,

2006).

2.3.4.1 Kecermatan (Akurasi)

Akurasi adalah kedekatan hasil penetapan yang diperoleh dengan hasil

sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai hasil perolehan kembali dari analit

yang ditambahkan. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh

dengan membandingkan hasil rujukan dengan bahan rujukan standar. Syarat

akurasi yang baik: 98 – 102%

X 100%

(Harmita, 2006, Edward L. Jhonson, 1991)

2.3.4.2 Keseksamaan (Presisi)

Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuain

antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari

rata rata jika diprosedur diterapkan secara berulang pada sampel – sampel

yang diambil dari campuran yang homogen, keseksamaan diukur sebagai

simpangan baku relatif.

Keseksamaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Hasil analisis adalah X1, X2, X3, X4, ........Xn

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maka simpangan bakunya adalah:

Simpangan baku relatif atau koefisien variasi (KV) adalah:

x 100 %

(Harmita, 2006)

2.3.4.3 Linieritas

Linieritas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan

respon yang secara langsung atau dengan bantuan transportasi matematik

yang baik , proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sempel. Rentang

metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah

ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan

linieritas yang dapat diterima.

Dalam prakteknya, digunakan satu seri larutan yang berbeda

konsentrasinya antara 50-150% kadar analit dalam sempel. Didalam

pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0-

200%, jumlah sempel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah

sempel.

SXO

Sxo : standar deviasi dari fungsi

Syarat Kelinieritas Garis:

a. Koefisien Korelasi (r) r ≥ 0,9990

b. Jumlah kuadrat sisa masing-masing titik temu (ri) mendekati nol (o) (ri)2

sekecil mungkin : 0 , ri : y1 – (b x i+a)

c. Koefisien fungsi regresi(VXO) VXO ≤ 2,0 % (sediaan farmasi)

≤ 5,0 % (sediaan biologi)

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy)

SY

Di mana Y1 : a+bx

(Harmita, 2006)

2.3.4.4 Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD) dan Batas Kuantifikasi (Limit

of Quantification, LOQ)

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sempel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat

dikuantifikasi. LOD merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan

apakah analit diatas atau dibawah nilai tertentu. Batas kuantifikasi adalah

konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan

presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode

yang digunakan.

Batas deteksi dan kuantifikasi dapat dihitung melalui garis regresi

linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada

persamaan garis linier y = a + bx.

LOD dihitung melalui persamaan garis linier dari kurva kalibrasi,

dengan rumus:

Sedangkan nilai batas ( LOQ) diperoleh dengan rumus:

Dimana (Sy/x) adalah simpangan baku residual, b adalah slope dari

persamaan regresi.

(Harmita, 2006; Gandjar&Rohman, 2007)

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Uji Disolusi

Uji disolusi merupakan faktor yang penting dalam pengendalian mutu

obat, pengujian ini dipersyaratkan pada produk farmasi yang berbentuk

tablet. Uji disolusi ini informasi berharga untuk keseragaman kadar khasiat

dalam suatu produksi obat (batch). Perkiraan bioavabilitas dari zat khasiat

obat dalam suatu formula, variabel kontrol proses dan untuk melihat

pengaruh perubahan formulasi. (Raini, 2010).

Untuk uji disolusi ada 2 macam alat yang pertama yaitu jenis alat uji

disolusi dengan pengaduk bentuk keranjang dan yang kedua pengaduk yang

berbentuk dayung.

a. Pengaduk berbentuk keranjang

Alat ini terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau

bahan yang transparan. Suatu batang logam yang digerakkan oleh motor

dan keranjang berbentuk silinder, wadah tercelup sebagian didalam

tangas air yang berukuran sesuai dan bisa mempertahankan suhu dalam

wadah 37˚C ± 0,5 selama pengujian berlangsung dan menjaga air dalam

tangas halus dan tetap. (FI IV, 1995)

b. Pengaduk berbentuk dayung

Alat ini sama seperti alat yang pertama, bedanya pada alat ini digunakan

dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk.

Untuk media disolusi seperti yang tertera pada masing-masing

monografi ke dalam wadah, pasang alat, dan biarkan media disolusi hingga

suhu wadah 370 ± 0,5 dan angkat termometer, untuk pH sudah tertera di

masing-masing monografi ,dan kriteria penerimaan uji disolusi ini yaitu :

1. Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5%

2. Rata-rata dari 12 (S1+S) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q

dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15%

3. Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih dari Q

(FI IV, 1995)

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 Tekhnik Sampling

2.5.1 Definisi Sampel

Sampel adalah bagian (subst) dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dapat mewakili populasinya (Sudigdo).

2.5.2 Teknik Pengambilan Sampel

2.5.2.1 Probalititas

Hal yang prinsip pada probability sampling adalah tiap subjek dalam

populasi (terjangkau) mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau

tidak terpilih sebagai sampel penelitian.

a. Sampel acak sederhana

Yaitu dengan menghitung terlebih dahulu jumlah subjek dalam populasi

(terjangkau) yang akan dipilih sempelnya, kemudian tiap subjek diberi

nomor, dan dipilih sebagian dari mereka dengan bantuan tabel angka acak

b. Sampel acak sistemik

Yaitu ditentukan bahwa dari seluruh subjek yang dapat dipilih,stiap

subyek nomor kesekian dipilih sebagai sampel

c. Sampel acak strata

Populasi dibagi strata-strata (sub populasi), kemudian pengambilan

sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara sampel acak sederhana

secara sampel acak, variabel yang sering digunakan (umur, ras, jenis

kelamin)

d. Sample clauster

Yaitu sistem penarikan sample secara acak pada kelompok individu

dalam populasi yang terjadi secara alamiah, misal berdasarkan wilayah

(kota, kecamatan, kelurahan)

2.5.2.2 Non Probabiliti

Merupakan pemilihan sampel yang lebih praktis dan lebih mudah

dilakukan dari pada probability sampling, dan dalam penelitian ini lebih

sering digunakan.

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Alur Penelitian

Standar Sildenafil

Sitrat BPOM

Pembuatan Kurva

Kalibrasi

Pengukuran λ

Sildenafil Sitrat UV-Visible

HPLC

Validasi Metode

Pembuatan larutan induk

Sildenafil Sitrat

Pembuatan Kurva Kalibrasi

Akurasi

Presisi Lineritas

Sampling

probability secara

acak

Obat Sildenafil

Sitrat yang beredar

di kios-kios daerah

Ciputat

Sampel

HPLC Uji Disolusi

UV-Visible Analisis Data

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Obat, Laboratorium

Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium PSO, Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan April sampai September tahun 2013.

3.3 Alat – alat

Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat

KCKT (Dionex), satu unit alat disolusi (Erweka), jarum suntik, membran

filter, syringe filter, Spektrofotometer Ultraviolet-Visible, neraca analitik,

dan alat gelas lainnya.

3.4 Bahan – bahan

Sildenafil sitrat (BPOM), metanol (JT Bekker), aquabides

(Ikapharmindo Putramas ), sampel (pil biru) yang dijual di daerah Ciputat.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling dimana

setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua

kemungkinan penggabungannya diseleksi sebagai sampel yang mempunyai

peluang yang sama.

3.5.2 Pembuatan Larutan Induk Sildenafil

Ditimbang seksama sejumlah 20,0 mg bahan baku standar Sildenafil

sitrat, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Dilarutkan dengan aquabides

hingga garis tanda. Sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 200

µg/mL dan digunakan sebagai larutan baku.

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.3 Penentuan Panjang Gelombang

Dibuat spektrum serapan ultraviolet larutan sildenafil sitrat dengan

konsentrasi 20µg/mL dalam aquabides pada panjang gelombang 200 – 400

nm menggunakan spektofotometer UV-Visible, ditentukan panjang

gelombang maksimumnya.

3.5.4 Penetapan Fase Gerak

Larutan standar sildenafil sitrat pada konsentrasi 20 µg/mL

diinjeksikan sebanyak 20 µL pada komposisi fase gerak metanol – buffer

Phosfat pH 3 dengan perbandingan 50:50 serta perbandingan metanol:air

30:70, 95:5 dan kecepatan alir 0,7-1,0 mL/menit dan dideteksi pada panjang

gelombang terpilih, kemudian dicatat waktu retensi, luas puncak, dan

bentuk kromatogramnya.

3.5.5 Validasi Metode

3.5.5.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Sildenafil dan Uji Linieritas

Dibuat larutan standar sildenafil siltrat dengan konsentrasi 10, 20, 30,

40, 50 µg/mL, kemudian masing-masing konsentrasi disuntikan sebanyak

20 µl ke sistem KCKT pada kondisi tepilih. Lalu dicatat luas puncaknya

yang ditunjukkan pada kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi serta

dihitung persamaan garis regresinya (y = a + bx). Dihitung koefisien

korelasi (r) dari kurva tersebut.

3.5.5.2 Limit Deteksi (LOD) dan Limit Kuantitasi (LOQ)

Larutan standar sildenafil dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50

µg/mL preparasi sesuai prosedur. Kemudian disuntikan sebanyak 20 µl ke

sistem KCKT pada kondisi tepilih. Setelah itu dianalisi regresi

perbandingan luas puncak terhadap konsentrasi Sildenafil dari masing –

masing konsentrasi dan dibuat kurva kalibrasinya.

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.5.3 Akurasi

Dibuat lautan sildenafil dengan konsentrasi 30 µg/mL, 40 µg/mL, dan

50 µg/mL. Kemudian di suntikan ke KCKT dengan volum penyuntikan 20

μl, diulang sebanyak tiga kali. Kemudian dihitung persentase simpangan

baku relatif atau % RSD (Relatif Standar Deviation) dari masing masing

konsentrasi denga nilai 98-102%

3.5.5.4 Uji Presisi

Dibuat lautan sildenafil sitrat dengan konsentrasi 30 µg/mL, 40

µg/mL, dan 50 µg/mL. Kemudian di suntikan ke KCKT dengan volume

penyuntikan 20 μl dengan kondisi fase gerak dan kecepatan alir terpilih,

diulang sebanyak tiga kali. Kemudian dihitung persentase akurasinya (%

diff) dari masing – masing konsentrasi tersebut. Nilai rata – rata % diff

disyaratkan ± 2%.

3.5.6 Penetapan Kadar Sampel

Penetapan kadar “Pil Biru” 100 mg adalah dengan cara membuat

konsentrasi sampel larut sebesar 20 µg/mL. Pertama ditimbang 1 tablet

untuk masing-masing jenis toko, kemudian digerus hingga menjadi serbuk

dan ditimbang ½ dari tablet setara dengan lebih kurang 50,0 mg standar

sildenafil, dimasukkan ke dalam labu terukur 50 ml dilarutkan dengan air

lalu dikocok hingga serbuk terlarut, dan diambil 1 ml kemudian diencerkan

dalam labu terukur 50 ml dengan campuran metanol : air dengan

perbandingan 95:5 hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 20 µg/mL. Diinjeksikan sebanyak 50 μl ke sistem KCKT

dideteksi pada panjang gelombang 292 nm, laju alir 0,8 ml/menit kemudian

dihitung kadarnya. Dilakukan sebanyak 2 kali.

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.7 Uji Disolusi

Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar Sildenafil Sitrat (BPOM)

Membuat larutan induk standar Sildenafil sitrat (BPOM) dengan

menimbang 20,0 mg standar Sildenafil sitrat (BPOM) dilarutkan dengan

pelarut HCl 0,001 N dalam labu ukur 1000 ml, konsentrasi larutan induk

200 µg/ml.

Dibuat larutan dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50 µg/ml dari

larutan induk 200 µg/ml. Untuk konsentrasi 10 µg/ml diambil 0,5 ml dari

larutan induk kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml, Untuk

konsentrasi 20 µg/ml diambil 1 ml dari larutan induk kemudian

dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml, Untuk konsentrasi 30 µg/ml

diambil 3 ml dari larutan induk kemudian dimasukkan kedalam labu ukur

20 ml, Untuk konsentrasi 40 µg/ml diambil 5 ml dari larutan induk

kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml, Untuk konsentrasi 50

µg/ml diambil 5 ml dari larutan induk kemudian dimasukkan kedalam labu

ukur 20 ml, masing masing dicukupkan dengan eluen HCl 0,01 N hingga

garis tanda kemudian masing masing konsentrasi diamati absorbansnya di

spektrofotometri UV-VIS, diukur pada panjang gelombang 292 nm.

Uji Disolusi Sempel “Pil Biru” yang di jual dipinggir Jalan

6 tablet sampel (“Pil Biru” 100 mg) dimasukkan kedalam alat disolusi

dengan alat disolusi tipe 1 (basket) yang berisi medium HCl 0,01 N

sebanyak 900 ml pada suhu 37˚ C. Dengan kecepatan pengadukan 100 rpm

selama 30 menit. Pengambilan sampel sebanyak 3 ml dilakukan pada menit

ke 5,10,15,30. Setiap pengambilan sampel diganti dengan media disolusi

dengan volum yang sama. Kadar sildenafil terdisolusi pada masing masing

waktu ditentukan secara spektrofotometri. (FDA, 2006)

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Penentuan Metode Analisa Sildenafil Sitrat

4.1.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan

menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visible, diperoleh serapan

maksimum sildenafil sitrat pada panjang gelombang 292 nm. Spektrum

serapan Sildenafil Sitrat:

Gambar 6.1 spektrum panjang gelombang maksimum Sildenafil dalam air

pada konsentrasi 20 µg/mL.

4.1.1.2 Penetapan Komposisi Fase Gerak

Penetapan kandungan Sidenafil Sitrat dalam ‘pil biru’ dilakukan pada

kondisi optimum dengan kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan

kolom Acclaim®

(C18) dengan kecepatan alir 0,1 mL/menit, panjang

gelombang 292 nm, dan volum penyuntikan 50 μl komposisi fase gerak

semula terdiri dari buffer phosfat pH 3 – acetonitril (50:50).Pada komposisi

fase gerak ini tidak ditemukan puncak pada kromatogram.

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kemudian dilakukan modifikasi dengan mengganti fase gerak

metanol- air (30:70) pada komposisi fase gerak ini juga tidak terlihat puncak

pada kromatogram. Dan komposisi ketiga fase geraknya metanol:air (95:5)

dengan kecepatan alir 0,8 mL/menit, dan volum penyuntikan 50 μl. Dengan

fase gerak ini, didapatkan waktu retensi sekitar 3,24 menit. Data gambar

spektrum selengkapnya terlihat pada lampiran 6. Gambar 6.7.

4.1.2 Validasi Metode Analisa

4.1.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji Liniearitas

Uji ini dilakukan pada seri larutan standar sildenafil sitrat dengan

konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 µg/mL, dari uji ini akan didapat

persamaan regresi linier dan koefisien korelasi (r). Hasil uji diperoleh

persamaan garis y = 1,1773x – 0,9307, dan koefisien korelasi (r) 0,9999,

kurva kalibrasi dari persamaan garis tersebut terdapat dalam gambar 4.1.

Data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 7 dalam tabel

6.1

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Sildenafil

0

10

20

30

40

50

60

70

10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm 50 ppm

Luas

Pu

nca

k

Kosentrasi (µg/ mL)

Kurva Kalibrasi Sildenafil

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui

batas deteksi dan batas kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat

menghasilkan data dengan akurasi dan presisi yang baik. Batas yang deteksi

yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 0,237 µg/mL dan batas

kuantitasi 0,789 µg/mL. Data mengenai uji batas deteksi dan batas

kuantitasi dapat dilihat pada tabel 4.1. dan data percobaan selengkapnya

tercantum pada lampiran 8 dalam tabel 6.2

Tabel 4.1. Hasil Uji Batas Deteksi , Batas Kuantitasi dan Koefisien Fungsi

Parameter Nilai

Simpangan Baku Residu (S y/x) 0,093

Limit Deteksi (LOD) 0,237 µg/mL

Limit Kuantitasi (LOQ) 0,789 µg/mL

4.1.2.3 Uji Akurasi

Uji akurasi dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 20

µg/mL, 30 µg/mL, dan 40 µg/mL dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing –

masing konsentrasi2. Hasil uji rata – rata dapat dilihat pada tabel 4.2. dan

data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 9 dalam tabel

6.3.

Tabel 4.2. Hasil Uji Rata – rata Akurasi

C

(µg/mL)

Rata – rata

Luas Puncak

(µAU)

Rata – rata

Perolehan

Kembali (%)

20 20,723 91,986

30 34,293 100,203

40 46,944 100,853

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2.4 Uji Presisi

Uji presisi dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 20 µg/mL,

30 µg/mL, dan 40 µg/mL dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing – masing

konsentrasi.. Hasil uji rata – rata presisi dapat dilihat pada tabel 4.3. serta

data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 10 dalam tabel

6.4.

Tabel 4.3. Hasil Uji Rata – rata Presisi

C

(µg/mL)

Rata – rata Luas

Puncak (µAU)

SD

RSD (%)

20 20,723 0,207 1,035

30 34,293 0,507 1,69

40 46,944 0,482 1,020

4.1.2.5 Penetapan Kadar

Penetapan kadar dilakukan sebanyak 2 kali preparasi sempel dan 2

kali penyuntikan.

Tabel 4.4. Kadar Sildenafil

4.2 Uji Disolusi Sampel

4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Standar Sildenafil Sitrat (BPOM)

Uji ini dilakukan pada seri larutan standar Sildenafil Sitrat dengan

konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 µg/mL, dari uji ini akan didapat

persamaan regresi linier dan koefisien korelasi (r). Hasil uji diperoleh

Sampel Rata – rata Luas

Puncak (µAU)

Rata –rata Kadar

Sampel µg/mL

Toko A (1) 21,015 18,641

Toko A (2) 21,754 19,269

Toko B (1) 18,033 16,083

Toko B (2) 18,396 16,416

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

persamaan garis y = 0,0219 x - 0,0005, dan koefisien korelasi (r) 0,999.

Kurva kalibrasi dari persamaan garis

4.2.2. Uji Disolusi Sampel ‘Pil Biru’

Uji disolusi dilakukan setelah pembuatan kurva kalibrasi, uji ini

dilakukan dengan menggunakan 6 tablet “ Pil Biru” yang dijual di kios-

kios. Tablet dimasukkan kedalam alat disolusi yang berisi medium HCl

0,01 N sebanyak 900 ml pada suhu 37 ± 0,5 °C dengan kecepatan

pengadukan 100 rpm selama 30 menit, diambil sampel 3 ml dilakukan pada

menit ke 5, 10, 15, 30, setiap pengambilan sampel diganti dengan media,

kemudian di ukur absorbannya di spektrofotometer. Data hasil terlihat pada

tabel.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 10 20 30 40 50 60

Ab

sorb

ansi

konsentrasi (µg/mL)

Kurva Kalibrasi Sildenafil Sitrat

Absorbansi

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5 Persentasi Sildenafil Larut Pertablet (100 mg)

Menit (t) C (% Q) C (% Q) C (% Q) C (% Q) C (% Q) C (% Q)

5 74,545 72,727 75,227 17,273 17,5 12,955

10 75 77,273 77,045 82,645 81,136 77,955

15 78,182 78,182 81,364 89,09 92,273 94,318

30 80 78,864 81,818 99,54 98,182 95,409

Q ( Rata- rata) =89,074

4.2 PEMBAHASAN

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan panjang

gelombang maksimum dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet-

visible dan didapatkan hasilnya bahwa sildenafil sitrat mempunyai serapan

maksimum pada 292 nm. Pemilihan panjang gelombang ini dilakukan untuk

meningkatkan selektivitas dan sensitifitas analisis dari sampel yang

digunakan.

Langkah selanjutnya adalah penentuan komposisi fase gerak dan laju

alir. Pada pemilihan fase gerak, digunakan menggunakan kolom Acclaim

C18 dengan kecepatan alir 0,1 mL/menit, panjang gelombang 292 nm, dan

volum penyuntikan 20 μl komposisi fase gerak semula terdiri dari buffer

phosfat pH 3 – acetonitril (50:50) bedasarkan pada penelitian (N.

Kannappan at all., 2010).

Pada komposisi fase gerak ini tidak ditemukan puncak kromatogram.

Kemudian dilakukan modifikasi dengan mengganti fase gerak dengan

metanol dan air dengan komposisi metanol - air (30:70) berdasarkan pada

komposisi fase gerak ini juga tidak terlihat puncak pada kromatogram

(BPOM RI). Dan komposisi ketiga fase geraknya metanol:air (95:5) dengan

kecepatan alir 0,8 mL/menit, dan volum penyuntikan 50 μl. Dengan fase

gerak ini, didapatkan waktu retensi sekitar 3,24 menit.

Validasi metode penetapan kadar sildenafil sitrat dilakukan dengan

tujuan untuk memastikan bahwa metode tersebut akurat dan dapat

digunakan sebagai metode penetapan kadar. Validasi metode yang

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digunakan adalah validasi sebagian dengan mempertimbangkan bahwa

metode yang di lakukan pada penelitian ini merupakan modifikasi dari

metode yang telah dilakukan sebelumnya. Parameter validasi yang

dilakukan meliputi diantaranya linieritas, limit deteksi dan limit kuantitasi,

akurasi, presisi dan perolehan kembali.

Linieritas merupakan kemampuan metode analisi yang memberikan

respon yang secara langsung proposional terhadap konsentrasi analit dalam

sampel. Dari percobaan dibuat larutan standar Sildenafil dengan rentang

konsentrasi 10, 20, 30, 40,50 µg/mL, dan didapat hasil persamaan garis

linier y = - 0,9307 + 1,1773x, dan koefisisen krelasi (r) 0,9999.

Kemudian dilakukan penetapan batas deteksi dan batas kuantitasi dari

standar. Batas deteksi merupakan jumlah kecil analit dalam sampel yang

dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas

kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih

dapat memenuhi kriteria akurat dan seksama. Hasil dari uji batas deteksi ini

adalah 0,237 µg/mL dan batas kuantitasi sebesar 0,789 µg/mL.

Uji akurasi dilakukan untuk mengetahui kedekatan hasil penetapan

yang di peroleh dengan hasil sebenarnya. Uji akurasi dilakukan dengan

mengukur tiga konsentrasi yaitu 20 µg/mL, 30 µg/mL, dan 40 µg/mL,

dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan untuk masing – masing konsentrasi.

Dengan nilai % perolehan kembali masimg masing konsentrasi sebesar

91,986 pada konsentrasi 20 µg/mL, 100,203 pada konsentrasi 30 µg/mL,

dan 100,853 pada konsentrasi 40 µg/mL.

Presisi adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuain antara hasil

uji individual. Presisi diperiksa dengan menghitung RSD (Relative Standard

Deviation) pada tiga konsentrasi yaitu 20 µg/mL, 30 µg/mL, dan 40 µg/mL,

dilakukaun sebanyak 3 kali pengulangan untuk masing – masing konsentrasi

rendah 20 µg/mL sebesar 1,035 pada konsentrasi 30 µg/mL diperoleh %

RSD (Relative Standard Deviation) sebesar 1,690 dan pada konsentrasi

40µg/mL konsentrasi yang didapat adalah 1,020. Pengukuran yang

dilakukan didapatkan hasil % RSD (Relative Standard Deviation) ± 2 hasil

tersebut telah memenuhi syarat untuk uji presisi.

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada sampel obat dilihat dari panjang gelombang menggunakan

spektrofotometer Ultraviolet Visibel, diketahui panjang gelombang (λ maks)

“pil biru” yang berasal dari toko A maupun toko B sama dengan standard

yaitu 292 nm. Kemudian berdasarkan penelitian analisis sildenafil sitrat

menggunakan KCKT, diperoleh luas area, bentuk peak dan waktu retensi

sampel sama dengan standard sildenafil dari BPOM. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa “Pil Biru” yang diambil sebagai sampel benar- benar

menggandung Sildenafil sitrat. Dari hasil analisis kuantitatif menggunakan

HPLC diperoleh kadar sildenafil “Pil Biru” dari toko A1 93,204 mg toko

A2 adalah 96,342 mg dan kadar Sildenafil “Pil Biru” dari toko B1 adalah

80,567 mg dan pada toko B2 adalah 82,080 mg.

Untuk uji disolusi ini dilakukan dengan menggukan metode tipe 1,

namun sebelumnya uji ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi

sehingga diperoleh nilai regresi linier y = 0,0005 + 0,0219x. Uji disolusi

dilakukan dengan menggunakan temperatur dan kecepatan putar

pengadukan yang selalu dipertahankan pada kondisi konstan, yaitu 37 ± 0,5

°C, medium yang digunakan adalah HCl 0,01 N sebanyak 900 ml. Sampel

diambil sebanyak 3 ml pada menit ke 5, 10, 15, 30, pada pengambilan

sampel cairan medium diganti dengan medium yang baru pada suhu dan

volume yang sama.

Untuk waktu yang digunkan hanya sampai menit ke 30 karena

diperkirakan pada menit tersebut zat aktif sudah melarut semua. Sampel

sildenafil sitrat yang terkandung dalam “Pil Biru” sebenarnya tidak terdaftar

dalam Farmakope Indonesia. Tetapi secara umum Farmakope Indonesia

menggunakan Q tidak kurang dari 80% (FI IV, 1995) untuk tablet yang

mengandung zart aktif 100 mg. Q adalah jumlah obat yang terlarut pada

waktu tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kandungan yang

tertera pada etiket. Sampel “Pil Biru” memiliki nilai Q (rata-rata) dari hasil

uji disolusi yaitu 89,074 %, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa sampel “Pil Biru” telah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia

(FI 1V, 1995) dengan Q tidak kurang dari 80%.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dari penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan

spektrofotometer ultraviolet-visibel diketahui bahwa panjang

gelombang maksimunya adalah 292 nm.

2. Dari hasil analisis kuantitatif mengunakan KCKT diketahui bahwa

zat aktif yang terkandung dalam “Pil Biru” adalah sildenafil sitrat

dengan kadar zat aktif sebesar 93,204 mg dari toko A1, toko A2

adalah 96,342 mg dan kadar Sildenafil “Pil Biru” dari toko B1

adalah 80,567 mg dan pada toko B2 adalah 82,080 mg.

3. Dsri hasil uji disolusi yang dilakukan di dapatkan rata-rata nilai Q

sebesar uji disolusi yaitu 89,074 %, maka dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa sampel “Pil Biru” telah memenuhi persyaratan

Farmakope Indonesia (FI IV, 1995) dengan Q tidak kurang dari

80%.

5.2 SARAN

Perlu dilakukan analisis kandungan dan kadar zat aktif dari obat lain

yang dijual secara bebas di pinggir jalan untuk mengetahui kebenaran

kandungannya.

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2005. Produk ilegal yang dicampur Bahan Kimia Obat Keras

Sildenafil Sitrat. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta

Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman, 2009. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Harmita, 2006. Buku Ajar Analisis Fisikokimia. Departemen Farmasi FMIPA.

Depok: Universitas Indonesia Press.

Ham, Drs Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta:

Sagung Seto

Jhonson, E. L. Dan R.Stevenson. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Terj. Kosasih

Padmawinata. Bandung: Perbitan IPB press.

Martindal. The Extra Pharmakopia evaluated information on the world drugs and

medicines. 31 ed. The Royal Pharmaceutical society.

Martin, a., S., James, and C., Arhur. 1993. Farmasi Fisik ed 3 Jilid Kedua,

Terjemahan dari physical Pharmacy, Physical Chemical Principles in the

Pharmaceutical Sciences, oleh Yoshita. Jakarta: UI Press

Mayangsari, D. 2007. Pengembangan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

untuk Deteksi Sildenafil Sitrat dalam Obat Tradisional. ITB. Bandung

N. Kannappan, Depthi Yada. 2010.Method Development and Validation of

Stability Indicting Methods for Assay of Tadalafil and Sildenafil Citrate by

HPLC. India: Departement of pharmacy Vol. 2(1), pp. 001-006

Parinduri ,Fatimah. 2009.Penetapan kadar katopril dalam sediaan tablet dengan

nama dagang dan generik secara kromatografi cair kinerja tinggi. Skripsi:

Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara Medan.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Parinduri, Fatimah. 2009. Penetapan Kadar kaptropil dalam Sedian Tablet

dengan Nama Dagang dan Generik Secara Kromatografi Cair kinerja Tinggi.

Skripsi: Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara Medan.

Sarigih et al, 2010. Analisi Sildenafil Sitrat dalam Jamu Tradisional Kuat Lelaki

Merk A dan B denagan Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi.Pharmasi,Vol. 07 no.02 Agustus 2010.

Tjay dan Raharja. 2008. Obat-obatan Penting Edisi Keenam Khasiat,

Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta: PT.ALEX MEDIA

KOMPOTINDO

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th

Edition. London: The Pharmaceutical Press,

Smeltzert et all. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner dan

Suddart. Edisi Ke-8 Vol terjemahan H. Y. Kuncara et all. Jakarta: EGC

www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/dissolution/dsp_SearchResults_Dissolutio

ns.cfm

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Gambar 6.1 spektrum panjang gelombang maksimum Sildenafil dalam air pada

konsentrasi 20 µg/mL.

Gambar.6.2. Spektrum Standar Sildenafil, Sampel toko A, Sempel toko B dalam

air pada konsentrasi 20 µg/mL.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alat kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Gambar 6.3 Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dionex Ultime®3000

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Alat Disolusi Tablet

Gambar 6.4. Alat Disolusi Tablet Erweka® DT 6266G

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Alat Spektrofotometri Ultraviolet Visible

Gambar 6.5. Alat Spektrofotometri Ultraviolet Visible

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran.5 Tablet Pil Biru

Gambar.6.6. Tablet Pil Biru yang mengandung Sildenafil 100 mg.

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Kromatografi Hasil Analisa

Gambar 6.7. kromatogram standar Slidenafil pada pada konsentrasi 20 µg/mL

dengan komposisi fase gerak ACN:Buffer phosfat pH 3 (50:50), pada

kecepatan alir 1 mL/menit, panjang gelombang 292 nm dan volume

penyuntikan 20 µL.

Gambar 6.8. kromatogram standar Slidenafil pada pada konsentrasi 20 µg/mL

dengan komposisi fase gerak Metanol : Air (30:70), pada kecepatan alir 1

mL/menit, panjang gelombang 292 nm dan volume penyuntikan 20 µL.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6.9. kromatogram standar Slidenafil pada pada konsentrasi 50 µg/mL

dengan komposisi fase gerak metanol:air (95:5), pada kecepatan alir 0,8

mL/menit, panjang gelombang 292 nm dan volume penyuntikan 50 µL.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 6.10. kromatogram Slidenafil pada table toko A pada konsentrasi 20

µg/mL dengan komposisi fase gerak metanol:air (95:5), pada kecepatan alir 0,8

mL/menit, panjang gelombang 292 nm dan volume penyuntikan 50 µL.

Gambar 6.11. kromatogram Slidenafil pada tablet toko B pada konsentrasi 20

pµg/mL dengan komposisi fase gerak metanol:air (95:5), pada kecepatan alir 0,8

mL/menit, panjang gelombang 292 nm dan volume penyuntikan 50 µL.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Uji Linieritas dan Pembuatan Kurva Kalibrasi Sildenafil

Tabel 6.1. Data Hasil Uji Linieritas

Gambar 6.12. Kurva Kalibrasi Sildenafil

0

10

20

30

40

50

60

70

10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm 50 ppm

Luas

Are

a

Kosentrasi (ppm)

Kurva Kalibrasi Sildenafil

Konsentrasi

( ppm )

Luas Puncak

(µAU)

10 10,814

20 22,592

30 34,423

40 46,281

50 57,836

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan:

- Persamaan garis : y = 1,17733x – 0,9307

- Koefisien korelasi : 0,9999

- Kondisi Ansalisi :

Fase Gerak :Metanol : air (95:5)

Kolom :Acclaim®(C 18)

Volum injeksi : 50 µL

Kecepatan alir : 0,8 mL/menit

Detektor :Diode Array Detektor

Panjang Gelombang :292 nm

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Uji Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi

Tabel 6.2. Data Hasil Batas Deteksi dan Batas Kuantitas

Konsentrasi

(µg/mL)

Luas Puncak

(µAU)

[Y]

Luas Puncak

Berdasarkan

Persamaan

Regresi [Y1]

[Y - Y1]

[Y - Y1]2

10 10,814 10,843 -0,029 0,000841

20 22,592 22,616 -0,024 0,000576

30 34,423 34,389 0,034 0,001156

40 46,281 46,163 0,118 0,0139

50 57,836 57,936 -0,100 0,0100

Jumlah 0,0052946

= 0,093

=0,237 µg/mL

µg/mL

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Uji Akurasi

Tabel 6.3. Data Hasil Uji Akurasi

Konsentrasi

(µg/mL)

Luas

Puncak

(µAU)

Uji

perolehan

kembali (%)

Rata-rata uji

perolehan

kembali (%)

20 20,544 91,2

91,986 20,952 92,93

20,674 91,775

30 34,834 101,263

100,203 33,829 98,416

34,217 100,93

40 46,785 101,323

100,853 46,563 100,853

47,486 101,663

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Uji Presisi

Tabel 6.4. Data Hasil Uji Presisi

Konsentrasi

(µg/mL)

Luas

Puncak

(µAU)

Simpangan

baku (SD)

RSD (%)

20 20,544

0,207

1,035 20,952

20,674

30 34,834

0,507

1,69 33,829

34,217

40 46,785

0,482

1,020 46,563

47,486

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran11. Penetapan Kadar dalam “Pil Biru”

Tabel 6.5 Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru”

Sampel Luas

Puncak

(µAU)

Rata –

rata Luas

Puncak

(µAU)

Nilai kadar Rata-

rata

nilai x

%

UPK

Rata-

rata %

UPK

Toko A (1) 20,700 21,015 18,373 18,641 91,866 93,2035

21,330 18,908 94,541

A (2)

21,232 21,754 18,825 19,269 94,125 96,342

22,276 19.712 98,559

Toko B(1)

18,205 18,033 16,205 16,083 81,269 80,567

17,860 15,961 79,864

B(2)

18,700 18,396 16,674 16,416 83,371 82,080

18,092 16,158 80,789

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Kurva Kalibrasi Sildenafil

Tabel 6.6. Data Kalibrasi Disolusi

Gambar.6.13. kurva kalirasi Sildenafil

Keterangn:

- Persamaan garis : y = 0,0001 + 0,022

- Koefisien korelasi : 0,999

- Kondisi Ansalisi :

Panjang Gelombang :292 nm

Pelarut : HCl 0,01 N

konsentrasi

(µg/mL)

Absorbansi

10 0,216

20 0,443

30 0,651

40 0,883

50 1,088

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 10 20 30 40 50 60

Ab

sorb

ansi

konsentrasi (µg/mL)

Kalibrasi sildenafil

Absorbansi

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Data Hasil Disolusi

Tabel.6.7. Persentasi Sildenafil Larut Pertablet (100 mg)

Menit (t) C (% Q) C (% Q) C (% Q) C (% Q) C (% Q) C (% Q)

5 74,545 72,727 75,227 17,273 17,5 12,955

10 75 77,273 77,045 82,645 81,136 77,955

15 78,182 78,182 81,364 89,09 92,273 94,318

30 80 78,864 81,818 99,54 98,182 95,409

Q ( Rata- rata) =89,074

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Cara Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

: Dimana Y1 = a + bx

: standar deviasi dari fungsi

: Vxo = Koefisien variasi dari fungsi

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Cara Menghitung Simpangan Baku, Koefisien Variasi,

% diff, dan Uji Perolehan Kembali

a. Simpangan Baku (SD),

Hasil analisis adalah x1, x2, x3, x4.......xn, maka simpangan bakunya

adalah :

SD =

Contoh perhitungan:

SD =

SD = 0,207

b. Simpangan Baku Relatif (RSD %) atau Koefisien Variasi (KV) adalah:

%RSD =

Contoh Perhitungan:

%RSD =

= 1,035 %

c. Persen (%) diff :

x 100%

d. Uji Perolehan Kembali =

Keterangan: A :Kadar sebenarnya

B : Kadar terukur

: Jumlah rata- rata

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Cara menghitung Kadar Sildenafil dan % UPK

a. Penentuan kadar

Y = a + bx

18,092 = - 0,9307 + 1,1773x

X =

b. % UPK

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Cara Menghitung Kadar Sampel dalam µg/mL dan mg,

Menghitung Nilai Q

a. Penetapan kadar:

Y = a + bx

0,351 = - 0,0005 + 0,0219x

X =

Fp = 17,329 x 5 = 86,643 µg/mL

mg

b. Menghitung nilai % Q

x 100 %

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25537/1/Eriska... · Data Hasil dari Penetapan Kadar dalam “Pil Biru” ..... 41. Tabel 6.6

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta