laporan asli pil

24
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rancangan dari suatu bentuk yang tepat memerlukan pertimbangan karakteristik fisika, kimia, dan biologis dari semua bahan-bahan obat dan bahan-bahan farmasetik yang akan digunakan dalam membuat produk tersebut. Obat dan bahan-bahan farmasetik yang digunakan harus tercampurkan satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan satu produk obat yang stabil, manjur, menarik, mudah dibuat dan aman. Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka bentuk kapsul, pil dan pil yang paling sering digunakan. Dari sudut pandang farmasetika sediaan pil pada umumnya lebih stabil dari pada bentuk cair, sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil (Ansel, 2005). Pil merupakan suatun sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk obat dalam. Banyaknya keuntungan yang didapatkan dari sediaan bentuk pil ini, walaupun proses

Upload: mentariabdullatif

Post on 17-Dec-2015

1.446 views

Category:

Documents


142 download

DESCRIPTION

Farmasetika

TRANSCRIPT

14

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangRancangan dari suatu bentuk yang tepat memerlukan pertimbangan karakteristik fisika, kimia, dan biologis dari semua bahan-bahan obat dan bahan-bahan farmasetik yang akan digunakan dalam membuat produk tersebut. Obat dan bahan-bahan farmasetik yang digunakan harus tercampurkan satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan satu produk obat yang stabil, manjur, menarik, mudah dibuat dan aman.Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka bentuk kapsul, pil dan pil yang paling sering digunakan. Dari sudut pandang farmasetika sediaan pil pada umumnya lebih stabil dari pada bentuk cair, sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil (Ansel, 2005).Pil merupakan suatun sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk obat dalam. Banyaknya keuntungan yang didapatkan dari sediaan bentuk pil ini, walaupun proses pembuatannya yang cukup sulit namun kebanyakan sediaan pil ini digunakan dan disenangi oleh pasien. Apalagi ditambah dari mekanisme kerja dari pil yang lebih cepat diabsorbsi sehingga cepat menimbulkan efek terapi. Maka hal yang melatar belakangi praktikan untuk melakukan percobaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan pil.

1Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan.. Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk sediaan pil dari pada sediaan yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat evisien dikonsumsi tidak berasa pahit dan cara minum yang sangat mudah dari pada sediaan yang lain. Oleh sebab itu sediaan pil masih sangat diterima oleh masyarakat luas. Tidak menutup kemungkinan sediaan pil juga dikembangkan dalam pembuatan obat-obat sintesis dan obat-obat modern, seperti halnya pil KB, pil obat magg dan lain-lain. Sediaan pil bisa di buat dengan cara tradisional dan cara modern. Oleh sebab itu sediaan ini masih diajarkan dan di kembangkaan dalam lingkungan sekolah dibidang kefarmasian.Namun bagi para pembuat yang masih baru pertama membuat terkadang masih banyak hambatan yang terjadi. Itu disebabkan karena banyak bahan obat yang perlu diperlakukan secara khusus. Selain itu, banyak juga bahanbahan yang digunakan untuk membuat sediaan pil. Oleh karena itu, caracara pembuatan pil harus dipahami oleh para pembuat.I.2 Tujuan dan Manfaat Percobaan1.2.1 Tujuan Percobaan 1. Mengetahui dan memahami teori umum pil. 2. Mampu membaca dan membuat resep pil dengan metode pembuatan pil yang sesuai dengan zat aktif. 3. Mampu menghitung dosis dari pil yang telah dibuat.1.2.2 Manfaat PercobaanPercobaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui dan memahami teori umum pil 2. Dapat membaca dan membuat resep pil dengan metode pembuatan pil yang sesuai dengan zat aktif. 3. Dapat menghitung dosis dari pil yang telah dibuat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 TeoriPil berasal dari bahasa latin pila yang berarti bola. Menrut Farmakope Indonesia edisi III, pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan padat. Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mL disebut granula dan pil besar yang beratnya lebih dari 500mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk pengobatan hewan seperti sapi, kuda dan lain-lain. bila tidak disebut lain granula mengandung bahan obat berkhasiat 1 mg (Anief, 2005).Untuk membuat pil dibutuhkan zat tambahan seperti zat pengisi untuk memperbesar volume, zat pengikat dan zat pembasah dan bila perlu ditambahkan zat penyalut (Anief, 2005).Komponen penyusub pil1. Zat utama : berupa bahan obat yang harus memenuhi persyaratan farmakope misalnya KMnO4, asetosal, digitalis folia, garam ferro, dan lain-lain.2. Zat tambahan yang terdiri dari :a. Zat pengisi fungsinya untuk memperbesar volume massa pil agar mudah dibuat. Contoh : akar manis (Radix Liquiritiae), bolus alba, atau bahan lain yang cocok (glukosa, amilum, dan lain-lain). Radix liquiritiae mengandung glisirizin yang bersifat mengemulsi minyak.b. 33Zat pengikat fungsinya untuk memperbesar daya kohesi maupun daya adhesi massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak. Contoh : sari akar manis (Succus liquiritae), gom akasia, tragakan, campuran bahan tersebut (PGS) atau bahan lain yaang cocok (glukosa, mel, sirop, musilago, kanji, adeps, glycerinum cum tragacanth, extra gentian, extra aloe dan lain).c. Bahan/zat penabur fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan antara molekul yang sejenis maupun tidak sejenis, sehingga massa pil menjadi tidak lengket satu sama lain, lengket pada alat pembuat pil, atau lengket satu pil dengan pil lainnya. Contoh : lycopodium, talcum.d. Bahan/zat pembasah fungsinya untuk memperkecil sudut kontak ( 15 menit utk pil tak bersalut Tidak boleh > 60 menit utk pil bersalut gula atau selaput Untuk pil salut enterik: setelah dilakukan pengujian dalam larutan HCl 0,06N selama 3 jam, pada pengujian selanjutnya (larutan dapar pH 6,8) waktu hancur pil tidak boleh > 60 menit.Tujuan pemberian sediaan pil adalah Mudah digunakan/ditelan Menutup rasa obat yang tidak enak Relatif lebih stabil dibanding bentuk sediaan serbuk dan larutan Sangat baik utk sediaan yang penyerapannya dikehendaki lambat( Tungadi , 2011 ).

Kerugian Pil Kurang cocok untuk Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat Obat tertentu dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung (Tungadi, 2011).II.2 Uraian Bahan 1. Kalium permanganat (FI IV, hal : 480)Nama latin : Kalium permanganatSinonim : Kalii permanganasRumus molekul: KMnO4Kelarutan: Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih.Pemerian : Hablur, ungu tua, tempat tidak tembus oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap oleh cahaya yang dipantukan, kadang kadang di sertai warna merah tembaga tua, stabil di udara.Khasiat : Antiseptikum ekstern.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.2. Vaselin Albi (FI III, hal : 633)Nama latin: Vaselinum albumSinonim : Vaselin putihPemerian : Massa lunak, lengket, bening putih : sifat ini tetap setelah zat di leburkan dan dibiarkan hingga dingin tampak di adukKelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %) p; larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam eter minyak tanah p.Khasiat: Zat pengikatPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.3. Bolus Alba (FI III, hal : 330) Nama latin : KaolinumSinonim: Kaolin,Bolus albaNama Kimia : Alumunium silikat hidratPemerian: Serbuk ringan, putih bebas, dari butiran kasar tidak berbau tidak mempunyai rasa licin.Khasiat/ kegunaan: Zat tambahan (penyerap) pada pil sebagai zat pengisi.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.4. Talk (FI III, Hal: 592)Nama latin: TalcumSinonim: TalkPemerian: Serbuk Halus, sangat halus licin,mudahmelekat pada kulit, bebas dari butiran; warnah putih atau putih kelabu.Kelarutan: Tidak larut dalam hampir semua pelarutKhasiat / Kegunaan: Zat tambahan (agar bahan tidak melekat pada alat cetakan).Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.5. Aqua Destilata (FI III, hal : 96)Nama latin: Aqua destilataSinonim : Air sulingKhasiat / Kegunaan : Zat pembasahPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.6. Gliserin (FI III, hal: 272)Nama Latin: GlycerolumSinonim : Gliserin,GliserolRumus struktur: CH2OH CHOH CH2OH Nama kimia : C3H8O3Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih tidak berwarna; tidak berbau; manis, diikuti rasa hangat higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200.Kelarutan: Dapat campur dengan air, dan dengan etanol(95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.Khasiat/ Kegunaan: Zat tambahan (pelarut)BAB IIIMETODE KERJAIII.1 Alat Dan Bahan PraktikumIII.1.1 Alat-Alat Praktikum1. Alu 2. Lap halus3. Lap kasar 4. Lumpang 5. Neraca analitik 6. Sendok tanduk 7. Sudip 8. Tabung 9. Kaca arloji III.1.2 Bahan-Bahan Praktikum 1. Aqua gliserinata q.s2. Alkohol q.s3. Etiket 4. Kapas 5. Kalium permanganat1,5 g6. Kertas perkamen 7. Sacharum lactis0,3 g8. Vaselin albi0,3 g

9III.2 Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan2. Dibersihkan lumpang dan alu dengan kapas yang ditetesi alkohol 3. Ditimbang masing-masing bahan berupa kalium permanganat sebanyak 1,5 g, bolus albi sebanyak 0,3 g, dan vaselin albi sebanyak 0,3 g dengan menggunakan neraca analitik 4. Dimasukkan kalium permanganat, bolus albi dan vaselin albi kedalam lumpang dan digerus hingga halus dan homogeny5. Ditambahkan tetes demi etes aqua gliserinata, hingga memperoleh massa pil yang lembek dan mudah dibentuk dengan cara digerus dan ditekan-tekan 6. Ditimbang bahan campuran tadi satu persatu menggunakan neraca analitik masing-masing sebanyak 0,6 g7. Kemudian dibuat massa bulat dengan cara digelinding-gelindingkan pada papan kayu yang datar 8. Dikemas dan diberi etiketIII.3 Perhitungan Bahan1 Pil permanganat kalium = 50 mg30 Pil Permanganat kalium = 50 x 30 = 1500 mg 1,5 gBobot pil = 60 mgSacarum lactis = 60 50 = 10 mg 30 x 10 = 300 mg adalah 30 pil = 0,3 g

Vaselin = 1/6x zat padat = 1/6 x 1800 mg = 300 mg = 0,3 g

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANIII. 1 Hasil Pengamatan

PILGambar di atas adalah gambar pil kalium permanganat dari hasil praktikum yang dilakukan. III. 2 Pembahasan

1212Pada praktikum kali ini sediaan yang dibuat yakni pil kalium permanganat. Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat-alat yang digunakan yaitu alu digunakan untuk menggerus bahan obat, kaca arloji digunakan untuk meletakkan vaselin pada saat di timbang di neraca analitik, kertas perkamen digunakan untuk meletakkan kalium permanganat dan bolus albi pada saat ditimbang di neraca analitik. Selain itu digunakan lap halus dan lap kasar digunakan untuk membersihkan alat-alat praktikum. Lumpang digunakan untuk menggerus bahan obat, neraca analitik digunakan untuk menimbang bahan-bahan obat, sendok tanduk digunakan untuk mengambil bahan obat berupa serbuk, sudip digunakan untuk mengambil bahan obat yang telah digerus dari lumpang, dan gelas ukur digunakan untuk mengukur aquagliserinata. Bahan-bahan yang digunakan yaitu kalium permanganat sebanyak 1,5 gram sebagai zat aktif, bolus albi sebanyak 0,3 gram sebagai zat pengisi, vaselin albi sebanyak 0,3 gram sebagai zat pengikat dan aquagilserinata secukupnya sebagai zat pembasah. Setelah semua alat-alat dan bahan-bahan untuk praktikum telah disiapakan kemudian ditimbang bahan-bahan berupa kalium permanganat sebanyak 1,5g, bolus albi sebanyak 0,3g, dan vaselin albi sebanyak 0,3g, dengan menggunakan neraca analitik. menggemas Kemudian dimasukkan kalium permanganat, bolus albi dan vaselin albi kedalam lumpang dan digerus hingga halus dan homogen. Setelah itu ditambahkan sedikit demi sedikit aquagliserinata untuk memperoleh massa pil yang lembek dan mudah dibentuk dengan cara digerus dan ditekan-tekan. Setelah itu ditimbang bahan campuran tadi satu persatu menggunakan neraca analitik masing-masing sebanyak 0,6g. Kemudian dibuat massa bulat dengan cara digelinding-gelindingkan pada papan kayu yang datar yang telah ditaburi talk, kemudian dikemas dan diberi etiket putih untuk pemakaian dalam atau oral. Penambahan zat tambahan berupa bolus alba sebagai zat pengisi berfungsi untuk memperbesar volume massa pil agar mudah dibuat selain itu untuk mencukupkan volume dari massa pil. Kemudian penambahan vaselin albi sebagai pengikat berfungsi untuk memperbesar daya adhesi massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak. Aquagliserinata berfungsi sebagai zat pembasah yakni untuk memperkecil sudut kontak (