sediaan serbuk, kapsul, dan pil bu

Upload: kory

Post on 14-Oct-2015

168 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

SEDIAAN PADAT ORAL : ada bermacam sediaan obat dalam bentuk padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet

BAB I

SEDIAAN PADAT ORALSEDIAAN PADAT ORAL : ada bermacam sediaan obat dalam bentuk padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk sediaan tablet kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar. Pemakaian obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering digunakan adalah kapsul dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta di apotek.

Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih stabil daripada bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat obat yang kurang stabil. Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.

Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan biasanya serbuk oral dicampur dengan air minum. Masalah stabilitas yang sering kali dihadapi dalam sediaan bentuk cair tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air sebelum diserahkan. Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas yang terbatas harus dicantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonstitusi dan dapat juga dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari pendingin. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).SERBUK : Serbuk dapat dipandang dari 2 segi yaitu sebagai bahan baku dan sebagai sediaan obat. Sebagai sediaan obat dibagi lagi menjadi sediaan obat dalam dan sediaan obat luar.

Serbuk sebagai bahan baku biasanya dipakai untuk menentukan bentuk fisik suatu bahan kimia atau suatu obat tunggal. Serbuk bisa dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau campuran dua atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam perbandingan tertentu. Hampir semua bahan obat diperoleh dalam bentuk serbuk baik bahan sintetik, semi sintetik , bahan asli sebelum dijadikan sebagai bentuk sediaan obat apakah berupa tablet, capsul, suspensi dan sebagainya. Diantara bahan asli yang diambil dari tumbuhan seperti daun, buah, akar, biji, kulit ataupun getah yang kemudian dijadikan serbuk dan digunakan sebagai obat yaitu : Serbuk opium Digitalis yang telah distandarisasi kadar dan khasiatnya

Tragakan, gom arab dan sebagainya.

Sebelum membuat sediaan serbuk kita harus mengetahui kriteria yang digunakan untuk menyatakan derajat kehalusan suatu serbuk karena serbuk harus merupakan campuran yang homogen dari seluruh komponen dan harus sempurna ukuran partikeInya. Ukuran partikel berhubungan dengan daya larut yang dapat mempengaruhi aktifitas biologi maupun efek terapi.Derajat Halus Serbuk :

Kehalusan serbuk/ukuran partikel serbuk ditentukan berdasarkan nomor ayakan dengan lubang ayakan standar sebagai berikut:NoNomor AyakanUkuran Lubang Ayakan

129,5 mm

244,75 mm

382,36 mm

4102,0 mm

520850 m

630600 m

740425 m

850300 m

960250 m

1070212 m

1180180 m

12100150 m

Semakin besar nomor ayakan ukuran partikel serbuk semakin halus. Pengayak dibuat dari kawat logam dengan penampang melintang yang sama di seluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor ayakan yang menunjukkan jumlah lubang tiap inchi persegi. Contoh: ayakan nomor 40 mempunyai 40 buah lubang per inchi persegi.

Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi, walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna.Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus:

Klasifikasi serbuk dari simplisia nabati/hewan

I Serbuk sangat kasar(no 8)1Batas derajat halus20 %(no 60) 2

II Serbuk kasar(no 20)Batas derajat halus40 %(no 60)

IIISerbuk cukup kasar(no 40)Batas derajat halus40 %(no 80)

IV Serbuk halus(no 60)Batas derajat halus40 %(no 100)

V Serbuk sangat halus(no 80)Batas derajat halus100 %(no 80)

Ket :

1 : Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu

2 : Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan Klasifikasi serbuk dari bahan kimia

I Serbuk kasar(no 20)Batas derajat halus60 %(no 40)

IISerbuk cukup kasar(no 40)Batas derajat halus60 %(no 60)

III Serbuk halus(no 80)Batas derajat halus60 %(no 120)

IV Serbuk sangat halus(no 120)Batas derajat halus100 %(no 120)

Metode penetapan Keseragaman Derajat Halus

Untuk penetapan dari keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia cara berikut boleh dilakukan, menggunakan pengayak yang memenuhi persyaratan tersebut di atas. Hindari penggoyangan lebih lama yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.

Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar:

Masukkan 25 g sampai l00 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang pengayak dengan putaran arah horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung.

Untuk serbuk halus atau sangat halus :

Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.

Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati selama penetapan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberlkan gerakan berputar dan ketukkan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan, tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.SERBUK SEBAGAI SEDIAAN OBAT

Biasanya sediaan obat tersusun dari beberapa komponen antara lain :

Bahan obat

Bahan pengisi

Bahan untuk memperbaiki rasa obat (corrigensia)

Bahan adjuvant

Sediaan serbuk untuk pemakaian internal, bahan pengisi yang paling sering dipakai adalah saccharum lactis atau laktosa, selain itu dapat juga dipakai amilum, kalsium laktat dan magnesium oksida dalam keadaan tertentu.

Dilihat dari segi terapi dan kestabilan bahan obat sediaan serbuk mempunyai beberapa keuntungan yaitu :

1. Bahan obat berada dalam bentuk kering jadi reaksi kimia tidak mudah terjadi artinya sediaan obat lebih stabil

2. Pencampuran mudah, dosis dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

3. Pembuatannya tidak memerlukan alat yang mahal

4. Penyerapan obat lebih cepat jika dibandingkan dengan tablet atau kapsul5. Mudah ditelan dapat bercampur dan dilarutkan di dalam bahan makanan.

6. Dapat digunakan debagai obat dalam /sediaan internal dan eksternal.

Keburukannya :

1. Rasa dan bau obat yang tidak enak dari sediaan ini sukar dihilangkan sehingga kurang disukai.

2. Anak anak juga kurang menyukai sediaan ini dibanding dengan sirup

3. Penyediaan di apotek memerlukan waktu untuk peracikan

4. Untuk obat obat higroskopis dan mudah menguap tidak sesuai dibuat serbuk.

5. Serbuk yang tidak terbagi atau serbuk curah sukar dibawa karena mudah tumpah.

6. Serbuk yang tidak terbagi tidak sesuai untuk obat yang berpotensi kuat (berkhasiat keras) karena pengambilan dosis bisa tidak seragam.Cara menghaluskan obat :

Dalam skala kecil di lingkungan farmasi, ahli farmasi biasanya mengecilkan ukuran partikel dengan menggerus dalam lumpang. Umumnya penghalusan dikerjakan dengan menggerus dan proses ini disebut triturasi.

Pada skala besar dengan menggunakan alat yaitu : Stokes Tornado, suatu mesin untuk membuat serbuk atau granul dan menyebarkan bahan bahan dalam keadaan kering dan basah.Pencampuran Serbuk :Cara mencampur serbuk untuk mendapatkan suatu campuran yang seragam (homogen) adalah penting diperhatikan. Proses pencampuran ini dipengaruhi oleh sifat fisik serbuk misalnya ukuran partikel, berat jenis serbuk dan lain lain.

Pemisahan mungkin saja dapat terjadi jika serbuk yang mempunyai ukuran partikel atau berat jenis yang berbeda dicampurkan. Jadi sebelum serbuk dicampur, sedapat mungkin ukuran partikelnya mesti sama. Serbuk harus halus, kering, dan homogen.

Ada 4 cara mencampur serbuk yaitu :

1. Cara SpatulasiSerbuk dapat dicampur di suatu wadah yang rata dengan gerakan spatula obat sehingga didapatkan campuran yang homogen. Cara ini cocok untuk serbuk yang mempunyai ukuran partikel dan berat jenis yang sama, tapi tidak cocok untuk serbuk yang mengandung bahan bahan berkhasiat keras dan serbuk dalam jumlah besar. Pada cara ini sedikit sekali terjadi tekanan dan pemampatan serbuk, jadi cocok untuk zat padat yang mudah mencair membentuk campuran eutectic seperti camphor, menthol, thymol, aspirin, fenil, salisilat.2. Cara Triturasi

Dapat dikerjakan untuk menghaluskan dan mencampurkan serbuk dengan cara menggerus dalam lumpang. Penggerusan yang kuat, hanya untuk bahan bahan yang kasar. Suatu campuran yang homogen akan diperoleh apabila bahan berkhasiat keras yang jumlahnya sedikit ditambah bahan pengisi dengan jumlah yang sama banyak kemudian digerus lalu ditambah lagi bahan pengisi sebanyak campuran yang sudah dihaluskan tadi lalu digerus lagi, demikian seterusnya sampai seluruhnya bercampur homogen.

3. Cara Pengayakan

Serbuk dapat dicampur dengan melewatkannya melalui ayakan dan ini dapat pula dilakukan untuk serbuk yang sukar dicampur secara triturasi. Misalnya serbuk yang sangat ringan dan voluminous seperti MgO dan Norit. Pengayakan harus dilakukan berulang ulang supaya pencampuran sempurna.

4. Cara Pembalikan Serbuk dimasukan ke dalam alat khusus yang dapat ditutup lalu diputar dengan mesin. Pencampuran dengan cara ini merata tapi memerlukan waktu dan biasanya dipakai untuk jumlah serbuk yang banyak seperti di industri industri.

PULVERES (Serbuk bagi) Pulveres (serbuk bagi) : yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah menguap ataupun yang mudah meleleh harus dibungkus dengan kertas yang mengandung lilin dan dibungkus lagi dengan kertas aluminium

Resep pulveres dapat ditulis dengan 2 cara yaitu dengan penulisan sebagai berikut :

1. R/ Phenobarbital

0,300

Acetaminophen

2,5

C T M

0,050

m.f pulv No. X ( misce fac pulveres devide partes aequales )2. Bahan -bahan yang tertulis dalam resep untuk satu bungkus.

R/ Phenobarbital 0,030

Acetaminophen0,250

C T M

0,005

m.f pulv d t dNo. X

Untuk pembuatan sediaan pulv dipakai bahan pengisi laktosa yang fungsinya untuk mencukupkan volume atau berat serbuk. Biasanya berat 1 bungkus serbuk untuk orang dewasa adalah 500 mg dan untuk anak 300 mg

Evaluasi Serbuk

Farmakope Indonesia ed III adalah pemeriksaan keseragaman bobot

Cara : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20 bungkus, timbang sekaligus lalu hitung bobot satu rata rata.

Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata rata tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % tiap18 bungkusMembagi Serbuk : setelah serbuk dicampur perlu dibagi menjadi tiap bagian dengan bobot yang sama.

Cara pembagian ada 2 macam yaitu :

1. Cara penimbangan satu persatu

Yaitu menimbang setiap bungkus yang diperlukan. Cara ini merupakan cara yang paling tepat, di mana setiap bungkus akan mengandung jumlah obat yang sama banyak. Bagaimanapun, sewaktu mencampur serbuk, kehilangan serbuk mungkin saja terjadi oleh sebab itu mula mula seluruh serbuk ditimbang lebih dahulu kemudian hitung berat satu bungkus, kemudian timbang serbuk satu persatu. Jika dosis > atau = 80% harus dilakukan dengan cara ini.2. Cara taksiran rata rata

Pembagian secara taksiran rata rata tidaklah begitu tepat, tetapi bila dilakukan dengan teliti dan cermat, hasilnya cukup baik. Caranya serbuk yang akan dibagi dikelompokkan sehingga setiap bagian dapat dibagi paling banyak 10 bungkus dibagi sama banyak secara penglihatan mata (secara visual) atau ditaksir rata rata. Jika dosis resep lebih kecil dari 80 % pembagian serbuk dilakukan dengan cara ini.Pencampuran Serbuk Secara Khusus :1. Serbuk yang bersifat higroskopis yaitu bahan yang dapat menyerap lembab dari udara sehingga campuran mejnadi cair. Untuk mencampurkan bahan bahan ini tidak boleh digerus terlalu halus karena semakin halus ukuran partikelnya semakin mudah menyerap lembab. Untuk mengurangi kelembaban sepanjang tidak mempengaruhi khasiat obat, dapat ditambahkan MgO ringan. Pembungkus dipakai kertas aluminium. Contoh obat : Ammonium chloride, kalsium chloride, Natrium iodide, Hyoscine HBr, Alkaloid pilokarpin, dll.2. Bahan yang mengandung air kristal : dapat menjadi lembab apabila digerus. Hal ini dapat diatasi dengan menggantikannya dengan garam anhidratnya atau digerus dalam lumpang panas untuk membebaskan air kristalnya (asalkan bahan tersebut tahan panas seperti garam karbonat terurai oleh panas). Contoh bahan yang mengandung air kristal: Kalii bromida, Asam citrat, Kinine HCl, Ferrosulfat, Natrium karbonat, dll.3. Bahan berkhasiat keras : karena jumlahnya sedikit, maka pencampurannya dengan penambahan bahan pengisi sama banyak digerus menurut metode pengenceran geometrik. Kalau jumlah obat kurang 50 mg ditimbang dengan pengenceran 1 : 10 atau 1 : 100 dengan penambahan bahan pengisi (laktosa) dan zat warna supaya dapat dilihat homogenitasnya.

Misalnya :

CTM

20 mg dengan pengenceran 1 : 10

Timbang

CTM

50 mg

Laktosa 400 mg

Carmin 50 mg4. Campuran eutektik (bila 2 zat dicampur terjadi penurunan titik lebur) sehingga serbuk lembab. Bahan bahan seperti ini dapat dibuat serbuk dengan memisahkan masing masing dalam bungkusan tersendiri atau dengan menambahkan bahan penyerap kepada masing masing bahan,baru kemudian dicampurkan. Bahan penyerap yang biasa dipakai yaitu amilum, laktas, kalsium fosfat, radix liq dll. Kalau perlu berat serbuk dapat dibuat 1 gram/bks. Contoh obat : acetosal dan chloralhydrat, antipyrin, piramidon, coffein citrate dengan antipyrin.5. Cairan atau tincturePenambahan cairan kepada serbuk, jika jumlahnya sedikit ( 1 gr) dapat dikerjakan dengan menambahkan secara langsung kepada serbuk yaitu dengan mencampurkan dengan serbuk kemudian ditambah bahan penyerap supaya kering. Kalau jumlah tincture banyak dan tahan pemanasan, maka dapat diuapkan di atas waterbath sampai volume 1/3 kalinya atau sekental sirup kemudian tambahkan bahan pengisi, aduk dan dipanaskan terus hingga kering atau dapat juga setelah ditambah pengisi, angkat gerus di lumpang panas sampai kering.

Jika tincture atau ekstrak cair tidak tahan pemanasan maka dapat diambil komponen komponen zat berkhasiat dalam keadaan kering atau gunakan ekstrak kentalnya, yang jumlahnya diganti sesuai persen zat berkhasiat yang dikandungnya.6. Bahan extract spissum : Extract ditambah etanol encer (70 %) beberapa tetes lalu diaduk dengan laktosa. Campuran ini digerus dalam lumpang panas sampai kering.7. Minyak atsiri (sebagai corrigensi odoris). Ditambahkan terakhir sekali kepada serbuk dan cukup diaduk secara perlahan sampai merata. Biasanya diminta sebagai Elaeosacharo mentha piperita .Untuk membuat elaeosacharo m.pip sebanyak 2,4 :

Caranya timbang 2 gr laktosa tambah minyak atsiri (oleum mentha piperita 2 tetes) gerus lalu timbang 1,2 gr. Sisanya yang 1,2 gr yaitu laktosa saja diambil.

Pulvis (serbuk yang tidak terbagi bagi) = serbuk curah

Sediaan pulvis sebgai obat dalam diberikan tanpa dibagi bagi dan pasien menakar sendiri untuk setiap dosis yang diberikan, biasanya dipakai sendok teh. Serbuk yang tidak terbagi bagi umumnya tidak mengandung zat berkhasiat keras. Dalam resep pulvis semua bahan obat dengan bahan pengisi harus tetap jumlahnya, tidak bisa ditambah atau dikurangi karena apabila jumlah berubah akan mempengaruhi pada dosis pemakaian. Jika terdapat cairan atau tincture yang harus diuapkan maka kekurangan berat zat yang sudah diuapkan harus diganti dengan bahan pengisi yang sama beratnya. Contoh obat : antasida , laxantia.

Untuk resep pulvis, dosis pemakaian harus dihitung melalui serbuk percobaan yang ditimbang beratnya misal 1 cth (serbuk percobaan yaitu serbuk yang jumlahnya besar yang terdapat dalam resep).Contoh resep pulvis :

R/Magnesium karbonat 5

Aluminium hidroksida 5

Papaverin HCl

1,5

Saccharum lactis

10

Ol. M. pip

gtt III

S3dd

cth I

Serbuk percobaan : timbang bahan bahan setengah kalinya kecuali Papaverin HCl. Gerus samapai homogen. Kemudian timbang 1 sendok teh rata dilakukan sebanyak 3 kali. Hitung berat rata rata. Misalnya 1 sendok teh rata beratnya 1 gr. Dosis pemakaian Papaverin HCl 1 kali pakai :

mg1 hari = 3 x 71,42 = 214,28 mgBandingkan dengan dosis maksimumnya :

Papaverin HCl : 1 x pemakaian = 200 mg

1 hari = 600 mgSERBUK / GARAM EFFERVESCENT

Garam effervescent ialah granul (serbuk sangat kasar) yang terdiri dari campuran Natrium bikarbonat dengan suatu asam organik seperti sitrat, asam tartrat dan natrium asam fosfat yang bila ditambahkan ke dalam segelas air akan mengeluarkan gas CO2.Penggunaan asam biasanya kombinasi asam sitrat dengan tartrat karena jika 1 macam saja dapat menimbulkan kesukaran. Misalnya apabila asam sitrat saja yang dipakai akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi granul, begitu juga jika asam tartrat saja yang dipakai maka mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (terbentuknya granul disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal pada setiap molekul asam sitrat) granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara dan bentuk granul lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk. Hal ini karena luas permukaaan granul lebih kecil dibandingkan serbuk. Larutan dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa lain yang tidak diinginkan dari bahan obat. Resep untuk garam effervescent dapat berupa pulvis atau pulveres, serbuk ini dipakai sebagai obat dalam dan ketika akan diminum dilarutkan dalam air. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pada pencampuran bahan bahan harus benar benar kering dan selama disimpan tidak boleh terjadi reaksi pembebasan CO2.Pembuatan granul effervescent ada 2 cara yaitu :

I. Secara basah

1. Bahan bahan untuk pembuatan serbuk effervescent yaitu basakarbonat dan asam organik dicampurkan dalam suatu wadah tanpa digerus. Kemudian tambahkan alkohol absolut sambil diaduk sampai didapat massa yang dapat dikepal.

2. Massa ini diayak melalui ayakan dengan diameter lulbang 2,8 mm (mesh 6) lalu granul dikeringkan pada suhu tidak lebih 500C.

3. Granul yang sudah kering diayak lagi melalui mesh 22, kemudian diisikan ke dalam wadah yang kedap udara.

II. Secara kering

1. Bahan bahan kecuali asam sitrat yang berada dalam keadaan kering diayak dengan mesh 60.

2. Serbuk ini ditambahkan asam sitrat yang baru saja dihaluskan (dihaluskan ketika akan dicampurkan), jadi tambahkan paling akhir.

3. Campuran ini diletakkan di dalam wadah yang datar dan masukkan ke dalam oven pada temperatur 95 - 1050C tanpa diaduk aduk sampai serbuk lembab dan menggumpal.

4. Massa ini digranulasip melalui mesh no. 6 dan keringkan pada suhu 500C, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara.Pulvis Obat LuarAntara lain pulvis adspersorius atau (bedak tabur)

Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan pemakaian pada kulit. Syarat bedak harus halus, kering dan homogen, bebas dari partikel yang dapat mengiritasi. Derajat halusnya -------> serbuk halus (no. 80).

Kehalusan serbuk untuk bahan kimia :

1. Serbuk kasar (No. 20)

2. Serbuk cukup kasar (No. 40)

3. Serbuk halus (No. 80)

4. Serbuk sangat halus (No. 120)

Bedak harus dapat mengalir bebas (tidak menggumpal). Dapat tersebar dan menempel pada kulit. Mempunyai kemampuan melindungi kulit dari lecet akibat gesekan, kelembaban. Mempunyai kemampuan menyerap. Bedak yang mempunyai sifat serapan besar, tidak boleh digunakan pada tempat yang banyak mengeluarkan cairan karena dapat menyebabkan berkerak pada kulit. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.Bahan pembawa bedak harus mempnyai sifat indifferent dan umumnya yang sering dipakai amilum, talkum venetum, bolus alba, kaolin, dsbnya. Harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium welchii, Bacillus anthracis, disterilasi cara D (pemanasan kering 1500C, 1 jam). Kadang kadang pada bedak ditambahkan vaselin atau adeps, supaya bedak lebih mudah menempel. Bahan bahan obat : asam salisilat, asam benzoat, camphor, menthol, perlu ditambahkan sedikit etanol 96 % supaya dapat digerus halus dan tersebar dalam dasar bedak. ZnO diayak dulu sebelum ditimbang karena sering mengandung batu.BAB II

KAPSUL

Kapsul adalah bentuk sediaan padat dimana satu macam atau lebih bahan obat dan bahan inert lainnya dimasukkan kedalam cangkang yang terbuat dari gelatin yang sesuai.

Menurut FI edisi III :

Kapsul adalah bentuk sediaan obat, terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak. Cangkang terbuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.

Jadi untuk sediaan farmasi, kapsul merupakan wadah bahan aktif atau zat berkhasiat yang menampilkan sediaan yang tidak berbau, tidak berasa, mudah ditelan, dan penampilannya sebagai obat menarik. Perlu pula diperhatikan bentuk dan penampilan aneka warna dari kapsul dapat menarik minat untuk menggunakan sediaan bentuk kapsul tersebut.

Jenis Kapsul

Ada 2 macam kapsul yaitu kapsul gelatin keras dan kapsul gelatin lunak.

Kapsul keras digunakan untuk mengisi bahan obat yang padat, dan kapsul lunak digunakan untuk mengisi cairan ( bukan air ) atau bentuk pasta.

Bentuk kapsul ada bermacam-macam yaitu bulat, bulat telur, atau bentuk tabung dengan ujung-ujungnya berbentuk separuh bulat dan bentuk yang terakhir ini adalah bentuk yang lazim bagi kapsul keras.

Kapsul Gelatin Keras

Kapsul gelatin keras terdiri dari 2 bagian yaitu badan kapsul dan penutup kapsul yang lebih pendek dari badan kapsul. Kedua bagian ini saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutup akan menyelubungi badan secara ketat.

Cangkang kapsul gelatin keras yang sudah diisi obat dapat disegel atau ditutup secara sempurna dengan cara menempelkan lapisan tipis gelatin pada daerah sekitar pertemuan bagian badan dan penutup ditengah kapsul atau proses pembasahan dengan melembabkan bagian mulut kapsul supaya tutup dengan badan melekat. Pada masa kini kapsul yang mempunyai lekukan pengunci banyak digunakan yang dikenal sebagai bentuk snap fit, coni snap, coni snap supro. Bentuk badan dan tutup mempunyai lengkungan yang sesuai satu sama lainnya sebagai pengunci.

Kapsul gelatin keras dibuat dari gelatin yang mempunyai kekuatan gel yang tinggi, mengandung zat warna ( zat warna yang diizinkan untuk obat ) dan zat untuk menjaga agar kapsul tidak tembus cahaya seperti titan dioksida, zat pendispersi, zat pengeras seperti gula dan zat pengawet. Pengawet gunanya untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul.

Kapsul yang mengandung titan dioksida dipergunakan untuk obat-obat yang tidak tahan cahaya misalnya vitamin.

Biasanya kapsul keras mengandung air antara 9 -12 % dan menurut USP XXII kadar air berkisar antara 10 sampai 15%. Kandungan air sangat penting diperhatikan karena selain mempengaruhi kekerasan juga merupakan faktor penentu apakah kapsul dapat bertahan atau tidak sebagai media pertumbuhan mikroorganisme.

Kapsul bila disimpan pada kelembaban tinggi, uap air akan diabsorbsi oleh kapsul dan menjadikannya lembek sehingga hilang bentuk asalnya. Sebaliknya dalam kelembaban yang sangat rendah, kapsul akan menjadi rapuh dan mudah hancur. Karena uap air bisa diabsorbsi atau dilepaskan oleh kapsul gelatin maka bila disimpan perlu dikemas dalam wadah yang mengandung zat pengering misalnya silika gel. Sediaan kapsul serbaiknya dikemas dalam bentuk blister yang tidak tembus uap air atau dalam botol yang tertutup rapat dilengkapi bahan pengering.

Ukuran kapsul

Kapsul keras ada dalm berbagai ukuran yang diberi nomor 000 sampai dengan 5. Ukuran paling besar dengan nomor 000 dan paling kecil adalah nomor 5.

Kapsul nomor 10,11,dan 12 mempunyai muatan yang lebih besar dipakai untuk keperluan hewan atau ternak.

Pada tabel dibawah ini dapat diketahui kapasitas kira-kira kapsul gelatin kosong.

NoKinin sulfatAsetosalNa. BikarbonatBi.Subnitrat

MgMgmgmg

000650104014301820

00390 650 9751300

0325 520 715 910

1 227 325 520 650

2 195 260 390 520

3 130 195 325 390

4 97 162 260 260

5 65 97 130 130

Kinin sulfat adalah bahan yang voluminous (ringan ) jadi untuk kapsul paling besar hanya mengandung 650 mg kinin sulfat. Berat atau muatan kapsul berbeda tergantung dari berat jenis bahan yang diisikan. Pada tabel, kapsul paling besar dengan bahan obat Bi Subnitrat beratnya sampai 1820 mg.

Pemilihan ukuran kapsul tergantung pada isi bahan yang akan dimasukkan kedalam kapsul. Oleh karena adanya perbedaan berat jenis dari berbagai serbuk maka agak sukar untuk menentukan nomor kapsul yang dipakai untuk berat tertentu, misalnya untuk serbuk yang voluminous akan memerlukan ukuran kapsul yang lebih besar. Sedangkan serbuk yang mempunyai berat jenis tinggi cukup dipakai kapsul yang kecil. Untuk penentuan ukuran kapsul yang sesuai dapat juga dilakukan dengan cara percobaan yaitu menimbang berat satu kapsul yang diisi dengan bahan obat sehingga dapat diketahui nomor kapsul yang dibutuhkan.

Formulasi Kapsul

Kadang-kadang serbuk yang mempunyai berat jenis tinggi diminta dalam jumlah yang sedikit dalam kapsul, maka untuk serbuk yang seperti ini diperlukan bahan pengisi supaya volume kapsul menjadi besar sehingga sesuai dengan volume kapsul paling kecil.Bahan pengisi bisa digunakan sacharum lactis atau laktosa.

Bila jumlah obat yang akan diberi dalam kapsul cukup besar untuk mengisi penuh kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan. Pada umumnya mula-mula ditentukan jumlah obat yang akan dimasukkan kedalam kapsul baru kemudian jumlah bahan pengisi, berdasarkan kebutuhan dalam formulasi atau untuk memisahkan bahan yang tidak tercampurkan dalam formulasiatau sebagai pelincir untuk memudahkan mengalirnya serbuk ketika menggunakan mesin pengisi kapsul otomatis. Sebagai bahan pelincir biasanya digunakan Mg stearat < 1 %

Untuk campuran eutektic dari obat membutuhkan pengisi / absorben Mg Carbonat, Kaolin, atau MgO ringan kira-kira 120 mg perkapsul.

Metode lain untuk mengatasi obat-obat yang tidak tersatukan dalam kapsul yaitu dengan cara menempatkan bahan yang tak tersatukan kedalam kapsul kecil atau menjadikan sebagai tablet yang dimasukkan kedalam kapsul.

Kapsul gelatin tidak bisa diisi cairan berair karena akan melunakkan gelatin dan merusakkan kapsul, tetapi cairan seperti minyak atsiri tidak merusak kapsul dan untuk mengisikan bahan cairan diperlukan alat penetes obat (pipet) yang telah dikalibrasi.

Sesudah diisi dengan cairan obat maka kapsul segera ditutup dengan melembabkan tutup kapsul dengan air atau cairan gelatin hangat sebagai segel.

Pembuatan secara besar-besaran untuk kapsul yang berisi cairan adalah sebagai kapsul gelatin lunak.Persyaratan untuk sediaan kapsul antara lain meliputi keseragaman bobot, waktu hancur dan penyimpanan sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Kapsul gelatin keras harus hancur dalam air pada suhu 36 -38 0 C dalam waktu kurang dari 15 menit.

USP XXII dan FI edisi IV menambahkan pula persyaratan disolusi pada beberapa sediaan kapsul.

Keuntungan Sediaan Berbentuk Kapsul Gelatin Keras

1. Sangat potensial untuk bahan aktif obat yang secara cepat dilepas dari sediaan.

2. Fleksibilitas dalam formulasi

a. Peralatan untuk pengisian secara otomatik skala besar memungkinkan untuk membuat campuran unik untuk diisikan kedalam kapsul

b. Inkompatibilitas dapat dihindari dengan membuat komponen yang tidak tersatukan secara terpisah dalam bentuk pelet atau tablet.

c. Diapotek dapat digunakan untuk menyerahkan sediaan serbuk dengan tujuan tertentu seperti menutupi rasa pahit dari obat atau menutupi bau yang tidak enak dari obat.

3. Dapat dimanfaatkan untuk sediaan salut enterik, pelepasan diperpanjang ( sustain

release ).

Kapsul dapat juga disalut dengan sellulosa asetat phtalat atau campuran asam stea

rat dan butil stearat untuk membuat salut enterik. Untuk sediaan salut enterik yang l lazim dilakukan ialah dengan cara penyalutan granul atau pelet agar bahan berkha

siat tidak dilepas dilambung. Didalam USP XXII digunakan istilah delayed rele lease pada monografi kapsul salut enterik dimana diusahakan untuk meperlam-

bat pelepasan obat sampai kapsul telah melewati lambung.

Kerugian Sediaan Berbentuk kapsul

1. Sumber kapsul gelatin keras yang bermutu baik mungkin terbatas karena persyaratan dan spesifikasi antara suatu produsen kapsul berbeda dengan yang lainnnya. Perlu sekali diperhatikan penggunaan zat warna yang diizinkan disuatu negara, begitu juga zat pengawet pada pembuatan cangkang dan kadar air ( sangat penting untuk zat aktif yang peka terhadap kelembaban )

2. Bentuk kapsul gelatin keras tidak sesuai untuk zat higroskopis

3. Bahan yang voluminous dapat menimbulkan masalah, hal ini dalam batas tertentu dapat diatasi dengan melakukan granulasi sebelum dimasukkan kedalam kapsul.

4. Mesin pengisi kapsul relatif lebih lambat dari mesin pencetak tablet ( pembedaan ini semakin kecil dengan kemajuan teknologi mesin pengisi kapsul ).

Mengisi kapsulPengisian kapsul dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling sederhana secara manual sampai mesin pengisi kapsul otomatik dengan kecepatan tinggi dengan berbagai kapasitas pengisian dan penutupan.

Di Indonesia, terutama industri farmasi kecilmasih sering menggunakan peralatan secara manual dimana cangkang kapsul dimasukkan kedalam suatu alat yang sudah punya lobang sesuai dengan ukuran kapsul yang sudah dibakukan, kemudian diisi dengan campuran bahan aktif dengan eksipien.

Ada 3 hal yang perlu sekali diperhatikan selama pengisian kapsul secara manual tersebut:

Pertama : pembukaan, penutupan dan penguncian kapsul yang sudah diisi harus dilakukan dengan memakai sarung tangan karet karena jika tidak akan dapat meningkatkan kadar air dari cangkang kapsul, sehingga merusak kapsul.

Kedua : sering sekali pada waktu penutupan, kapsul tergencet sehingga merusak kapsul yang mengganggu penampilan akhir sediaan kapsul

Ketiga : Operator yang bekerja mengisi kapsul sangat berperanan; oleh sebab itu operator perlu diberi pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang merugikan. Selain dari sarung tangan karet, operator perlu diperlengkapi dengan alat penutup kepala, pakaian kerja dan masker.

Pengisian kapsul secara manual ini masih banyak digunakan di industri farmasi kecil dan industri obat tradisional .Oleh sebab itu ketiga faktor yang disebutkan diatas perlu diperhatikan pada waktu melakukan operasi pengisian.

Sesuai dengan kemajuan teknologi, saat ini telah dihasilkan mesin-mesin pengisi kapsul baik yang semi otomatis maupun otomatis penuh dengan kecepatan tinggi.

Prinsip yang sama dari semua mesin pengisi kapsul yaitu :

1. Pengumpanan dan Pembetulan . Kapsul akan jatuh karena pengaruh gaya gravitasi kedalam tabung pengumpan. Kapsul tersebut akan ditegakkan secara mekanik karena adanya perbedaan antara diameter badan dan penutup kapsul. Kapsul yang sudah ditegakkan tersebut, selanjutnya dimasukkan kedalam 2 bagian ruangan yang ukurannya sudah disesuaikan dengan ukuran bagian badan dan penutup.

2. Pemisahan Bagian Badan dan Penutup. Karena diameter bagian atas ruangan ( untuk bagian penutup ) lebih besar dari ruangan untuk bagian badan kapsul; bagian penutup akan tertahan, sedangkan bagian badan akan tertarik kebawah dengan cara penghisapan vakum. Begitu kapsul telah terbuka, bagian atas dan bagian bawah dipisahkan dan bergerak menuju posisi untuk pengisian bagian badan kapsul.

3. Penakaran Isi Kapsul. (Dosing). Bagian badan kapsul yang sudah terbuka diisi dengan sejumlah yang sesuai obat. Mekanisme pengisian ini beraneka ragam tergantung bentuk yang akan diisikan kedalam kapsul seperti bentuk campuran serbuk , granul, tablet, pelet, cairan dan semi solid.Berbagai jenis mekanisme pengisian tersebut dapat dipelajari dari masing-masing petunjuk mesin yang digunakan.

4. Penutupan. Bagian badan dan bagian penutup diatur posisinya untuk proses penutupan. Suatu plat akan menahan bagian atas secara tetap berada dalam ruangan ; sedangkan dari bagian bawah badan kapsul ditekan naik keatas menuju bagian penutup sampai kapsul secara sempurna bersatu sesuai dengan mekanisme penguncian cangkang kapsul.

5. Pengeluaran Kapsul. Penumpil untuk bagian penutup bagian bawah akan naik, melemparkan kapsul dari ruangan menuju tempat penampungan. Untuk membantu mengeluarkan kapsul dari mesin, sering digunakan tekanan udara berlebih yang dialirkan melalui suatu celah ( compressed air nozales) ; terutama pada pengisian kapsul menggunakan mesin otomatis.

Kapsul Gelatin LunakKapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin ditambahkan gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik.

Bentuk kapsul gelatin lunak ada yang bulat, bulat telur seperti elips dsb.

Pada mulanya kapsul ini dibuat dengan mengisi dan menutup kulit-kulit yang telah dibuat dengan cara memakai alat logam yang dicelupkan kedalam gliserin gelatin panas yang sedang mencair. Kulit-kulit kapsul ini digunakan untuk mengisi obat yang berbentuk cairan bukan air, suspensi, pasta dan serbuk kering.

Untuk obat-obat yang mudah mencair atau obat yang mudah menguaplebih sesuai menggunakan kapsul lunak daripada kapsul keras dan begitu diisi kedalam kapsul langsung disegel.

Glikogelatin sebagai kulit kapsul lunak, pada suhu tinggi akan menjadi lebih lunak dan biasanya dinegara beriklim panas kadar gelatin dinaikkan.

Pada kelembaban 20 % kapsul ini menjadi keras dan pada kelembaban 50 % menjadi kenyal dan pada kelembaban 80 % akan lembek dan lunak. Pada keadaan terakhir ini ( 80 % kelembaban ) obat yang larut dalam air mungkin membaur kedalam kulit kapsul dan sediaan akan rusak. Jadi penyimpanan harus hati-hati dengan memperhatikan kelembaban dan pengawet anti mikroba perlu ditambahkan jika kandungan kelembaban kulit kapsul terlalu tinggi.Formularium nasional

Catatan : Kapsul kenyal atau lunak adalah kapsul menggunakan kapsul dasar yang dibuat dari campuran gelatin, gliserol, dan sorbitol atau metil selulosa dalam perbandingan yang sesuai dengan kekerasan yang dikehendaki.

Obat berupa cairan atau setengah padat dibungkus dengan kapsul dasar dan dicetak menggunakan cetakan khusus dalam bentuk bulat, lonjong,atau tabung berujung bulat.

Pada pembuatan kapsul diusahakan dalam ruangan berkelembaban kira-kira 60 %.

Penerapan Pemakaian kapsul gelatin Lunak

Cairan yang dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak:

1. Yang tidak tersatukan dengan air, cairan yang mudah menguap dan tidak menguap seperti minyak nabati dan minyak menguap, hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon alifatik, hidrokarbon yang diklorinasi, eter, ester, alkohol dan asam organik.

2. Yang tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap, seperti poli etilenglikol, surfaktan non ionik seperti poli sorbat 80

Cairan yang mudah berpindah kecangkang kapsul tidak dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak. Bahan-bahan ini termasuk air diatas 5 %, senyawa organik yang larut dalam air dengan berat molekul rendah. Zat padat dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak dalam bentuk suspensi atau serbuk kering, granul atau pelet.

BAB III

PILULAE /PIL

Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur dibuat menggunakan massa pil. Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan zat tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan pembasah yang cocok, diaduk dan ditekan hingga jadi massa yang mudah digulung ( Formularium Nasional ).

Farmakope Indonesia : Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat.

Sediaan pil dibuat untuk bahan obat yang mempunyai bau dan rasa yang tidak enak, untuk obat yang bekerja disaluran usus, diberi bersalut.

Menurut beratnya pil dapat dibedakan sebagai berikut :

- Bolus /boli

: beratnya lebih besar dari 300 mg

- Pil

: beratnya antara 60 300 mg

- Granul

: beratnya 30 mg ( lebih kecil dari 60 mg )

Syarat-Syarat Pil :

Pada penyimpanan, bentuk tidak boleh berubah

Harus memenuhi syarat keseragaman bobot

Harus memenuhi syarat waktu hancur ( Farmakope Indonesia ed III )

Alat desintegration tester

Cara : Ambil 5 butir pil masukkan kedalam keranjang dan celupkan kedalam air suhu 36 380 C. kecuali dinyatakan lain, ke 5 pil tersebut harus hancur tidak lebih dari 15 menit.

Keseragaman Bobot

Berat pil bila dibandingkan dengan berat pil rata-rata tidak boleh menyimpang dari ketentuan Farmakope. Menurut Farmakope ed III :

Timbang 20 pil satu persatu kemudian hitung bobot rata-rata :

Bobot rata-rataPenyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata yang diperbolehkan

18 pil 2 pil

100 250 mg 10 % 20 %

250 500 mg 7,5 %

Keterangan :

Tidak boleh lebih dari 18 pil yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang tercantum pada kolom.

Bahan-Bahan Pembentuk Pil :1. Bahan Obat Berkhasiat

2. Bahan Pengisi

3. Bahan Pengikat

4. Bahan Pembasah

5. Bahan Penabur

6. Bahan penyalut

1. Bahan pengisi : diperlukan untuk memperbesar volume pil sehingga diperoleh bentuk dengan berat yang diinginkan. Sebagai bahan pengisi dapat dipakai radix liquiritriae, amilum, laktosa, dan bahan lain yang cocok. Bolus alba dipakai untuk bahan obat yang bersifat oksidator

Untuk mendapatkan massa pil yang baik dipakai radix liquiritiae sebagai pengisi dan succus liquiritiae sebagai pengikat. Bila bahan obat sedikit : radix jumlahnya 2x jumlah succus. Bila bahan obat banyak, jumlah radix dipakai sama banyak dengan jumlah succus. ( ppp = pulvis pro pilulae ).

2. Bahan Pengikat : berfungsi untuk mengikat bahan serbuk sehingga diperoleh massa yang kompak Bahan pengikat yang sering digunakan yaitu succus liquiritiae, mucilago gom arab, mucilago tragacanth, mucilago amylum manihot dan bahan lain yang cocok Yang palin baik dipakai adalah succus liquiritiae dengan jumlah 2 gram untuk 60 pil ( atau menurut beberapa peneliti dapat dipakai 1/3 kali berat pil ). Dengan pemakaian pengisi radix dan succus sebagai pengikat pil, maka massa pil yang diperoleh sangat baik . Pemakaian pulvis gummosus sebagai pengikat yaitu 500 mg untuk 60 pil. Pil yang dihasilkan menjadi keras dan sukar pecah maka dianjurkan memaki pulvis gummosus bersama-sama dengan succus yang jumlahnya lebih banyak. Ini terutama untuk obat yang jumlahnya besar dan membutuhkan bahan pengikat yang banyak. Jika harus dipakai PGS sendiri untuk obat-obat yang volume besar, jimlahnya dapat dipakai 1 1,5 g untuk 60 pil. Bahan pengikat tersebut membutuhkan bahan pembasah air untuk mendispersikan nya dalam air. Bahan pengikat yang tidak mengandung air adalah adeps lanae dan vaselin. Bahan pengikat ini digunakan untuk zat berkhasiat yang dapat terurai oleh air atau bereaksi satu dengan yang lain oleh adanya air dan bahan-bahan yang mudah tereduksi.

Misalnya :

a. Obat yang bereaksi asam dengan bikarbonas dapat bereaksi membebaskan CO2

b. Aspirin, meditren, ascal, rusak oleh adanya air, (terhidrolisa ).

c. Digitalis folia dengan adanya air fermennya menguraikan glikosidanya

d. Zat-zat higroskopis : CaCl2, Hexamin, Chloral hydrat dipakai dengan radix liquiritiae ditambah dengan adeps lanae.

Keburukan pil dengan bahan pengikat adeps lanae/ vaselin adalah pil sukar pecah. Untuk mengatasinya perlu ditambahkan bikarbonas.

Contoh : pada pembuatan pil dengan bahan obat Permanganas kalikus ( KMnO4 )

R/ KMnO4 4

Bolus alba

Na Bikarbonat aa 6

Adeps lanae qs

M f pil No.60

3. Bahan Pembasah : ditambahkan untuk memperoleh massa pil yang baik sehingga dapat digulung dan dicetak. Pembasah yang sering dipakai:

a. aqua gliserinata

b. sirup simpleks

c. madu dan campuran bahan tersebut

Pembasah yang paling baik yaitu aqua gliserinata karena pada waktu pil mengering gliserin masih tertinggal pada pil sehingga sediaan tidak menjadi keras.

4. Bahan Penabur : berfungsi untuk mencegah pil melekat satu dengan yang lainnya atau masa pil tidak melekat pada alat pemotong pil. Bahan penabur yang biasa dipakai lycopodium, talk dan bahan lain yang cocok.

Penabur lycopodium untuk pil-pil yang berwarna dan tidak mengandung lemak

Talk untuk pil berlemak atau pil yang berwarna putih dan pil-pil dengan bahan obat oksidator

Bahan penabur tidak diperlukan untuk pil yang diberi penyalut, hanya dapat diberi sedikit talk supaya tidak melekat satu dengan yang lainnya.

5. Bahan Penyalut : gunanya

a. Untuk menutupi rasa obat yang tidak enak

b. Supaya permukaan pil lebih bagus

c. Melindungi isi pil terhadap udara terutama pengaruh oksidasi

d. Untuk mencegah pecahnya pil didalam lambung terutama untuk obat yang diharapkan pecah dalam usus bukan dilambung misalnya salut enteric

Jenis-jenis penyalut :

Argentum foliatum

Balsem tolutanum dalam chloroform ( 10 % tolubalsem dalam chloroform )

Collodium

Gelatin

Gula

Keratin

Salol

Schellak

Pembuatan Pil

Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan dicampur dengan bahan tambahan lain seperti bahan pengisi dan bahan pengikat setelah homogen, tambahkan sedikit-sedikit bahan pembasah dengan pipet tetes ( pembasah aqua gliserinata ) sampai diperoleh massa yang baik dan kompak. Massa pil digulung menjadi batangan diatas papan pil yang sudah ditaburi sedikit talk ukur panjangnya sesuai dengan jumlah pil yang dikehendaki dan potong dengan alat pemotong pil. Kemudian dibulatkan dengan alat pembulat pil.

Gerus Homogen ambil dari campuran :

EMBED Equation.3

PAGE 19

_1403074990.unknown

_1316407379.unknown