paper pil (1)

113
KB HORMONAL PIL Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Keluarga Berencana Disusun Oleh : Kelompok 5 Yatty Erni Destiani 130103100008 Desy Rachmasari 130103100024 Lilis Suryani 130103100026 Tari Regia Pratiwi 130103100031 Yeni Silpia 130103100033 VI A PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: lieliss-sryani

Post on 18-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

KB HORMONAL PILDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Keluarga Berencana

Disusun Oleh :Kelompok 5

Yatty Erni Destiani 130103100008Desy Rachmasari 130103100024Lilis Suryani130103100026Tari Regia Pratiwi130103100031Yeni Silpia 130103100033

VI A

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG2012

Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah. Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).A. Jenis-jenisAda 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006) 1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill. Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid. Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :a. Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.b. Kemasan 21 hari Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial . Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil miniPil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid. Contoh pil mini, yaitu :a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill) Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.5. Once A Moth PillPil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.

B. Kelemahan dan Kelebihan Pil oral kombinasiKelemahan :a. Mahalb. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.c. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding.d. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).e. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.f. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.Kelebihan :a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.c. Tidak mengganggu hubungan seksual.d. Mudah digunakan.e. Mudah dihentikan setiap saat.f. Mengurangi perdarahan saat haid.g. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.h. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.i. Mengurangi insidens kista ovarium.j. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.k. Mengurangi karsinoma endometrium. l. Mengurangi infeksi radang panggul.m. Mengurangi osteoporosis.n. Mengurangi rheumatoid artritis.o. Mengurangi kehamilan ektopik.

Pil MiniKelebihan :a. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.b. Tidak mempengaruhi air susu ibu.c. Nyaman, mudah digunakan.d. Tidak mengganggu hubungan seksual.Kelemahan :a. Mahal.b. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.c. Breaktfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.d. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).e. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.f. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.g. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS. (Sarifuddin, 2006)

C. Efek SampingGejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :a. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).b. Sakit kepala ringan, migrainec. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).d. Tidak ada haide. Sukar untuk tidak lupa.f. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.g. Nafsu makan bertambah.h. Cepat lelah.i. Mudah tersinggung, depresi.j. Libido bertambah/berkurang.Gejala-gejala obyektif, yaitu a. Sedikit meningkatkan berat badan.b. Tekanan darah meninggi. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil.c. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.d. Keputihan (flour albus).e. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu (ASI).f. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama pada usia > 35 tahun.Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang ringan dan yang sering ditemukan adalah :a. Mual/muntahMual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya. Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.b. Pusing, sakit kepala Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.

c. Nyeri/tegang pada buah dadaPada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya. d. Hyperpigmentasi/choasmaHyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan menghilang lambat laun.e. Kulit berminyak, acneAcne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan mengurangi gejala ini. f. Keputihan/ fluor albusSeperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.g. Penambahan berat badanDalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan dan diganti dengan cara lain.h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasiPada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus. Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lain.Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba dengan human menopausal gonadotrophin.Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :1. Metabolisme karbohidratPil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karena itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi dengan baik.2. Kelenjar thyroidOleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin binding globulin dan protein bound iodine.3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsiPada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat dicoba.4. Pengaruh terhadap persalinan kemudianKelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.5. Pengaruh terhadap laktasiEstrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak mempen.aruhi laktasi.6. KardiovaskulerBeberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok. Dinegara-negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.7. Tumor ganasTidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan regresi Ca mammae tersebut.8. IcterusPil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah normal kembali.9. Hypertensi Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi. Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga.

10. Depresi Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.11. LibidoKontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).D. Kontra IndikasiKontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut:1. Kehamilan,2. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,4. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,5. Faal hepar yang terganggu,6. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen yang lebih tnggi (misalnya sequential), adalah : Siklus yang sangan tidak teratur Acne Depresi premenstruilDalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil oral kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, serta tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varices, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif.Kontraindikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas (Saifuddin, dkk. 2000).E. Cara PenggunaanPanduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut : (Saifuddin, 2006) Pil KombinasiPetunjuk UmumBerikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada kemasan.5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.Aturan Pil LupaApabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak MenyusuiPil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang MenyusuiPetunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi. Pil SequentialPil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 1416 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 57 hari terakhir. Mini Pil atau Pil ProgestinWaktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil ProgestinMini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :1. Diduga tidak terjadi kehamilan.2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).Mini pil dapat digunakan saat :1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.

Cara Minum Mini Pil atau Pil ProgestinDi bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.Aturan Pil LupaCara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.Hal yang Perlu Disampaikan pada PasienInformasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi kehamilan.5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.6. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler.7. Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.

ORAL KOMBINASI (POK)Siklus reproduksi wanita memerlukan kira-kira 28 hari untuk menyiapkan dan melepaskan ovum pada pertengahan siklus; mempersiapkan lingkup uterus dan bila tidak terjadi konsepsi, pengeluaran darah dan jaringan dari uterus yang dikenal sebagai haid.Meskipun kebanyakan wanita hanya mengetahui hasil akhir yang dikenal sebagai haid (menstruasi) saja, sebenarnya puncak biologik dari siklus adalah ovulasi yaitu pelepasan ovum yang sudah matang dari olikel De Graaf kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datsng.Hormon mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesteron. Estrogen dibuahi oleh folikel De Graaf yang matang. Progesteron dibuat dalam jumlah kecil sebelum ovulasi oleh ovarium dan kemudian dalam jumlah ynag lebih besar oleh korpus luteum (masa glandular yang dibentuk folikel matang setelah pelepasan ovum). Corpus luteum juga menghasilkan estrogen.Kadar kedua hormon di kontrol oleh hormon-hormon lain yang dibuat diotak, dan dikenal sebagai releasing factors. Hormon-hormon releasing factors.berasal dari hipotalaamus, mengirimkan isyarat-isyarat ke horon hypophyse. Kemudian hormon hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat ke ovarium beraksi dengan menambah atau mengurangi produk estrogen dan progestron.Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogn dan progesteron bervariasi dari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan balik (feedback) menyebabkan mula-mula hypotalamus kemudian hypophyse mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi hormon tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya.Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklis, sehingga akan mencegah ovalusai selanjutnya.Estrogen bekerja primer untuk membantu pengaturan releasing factors di hipotalamus membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium.Progesteron bekerja primer menekan/depresi dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus, dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini/prematur dari ovarium serta juga meragsang perkembangan dari endometrium. Dasar dari pil oral adalah meniru proses alamiah. Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga menekan releasing factors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Mekanisme kontraseptif sekunderPil-oral harus diminum tiap hari agar efektif karena mereka di metabolisisr dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet maka mungkin terjadi peningkatan hormon-hormon alamiah, yamg selanjutnya mneyebabkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan. Preparat hormon steroid juga menyediakan mekanisme kontraseptif sekunder yang dapat melindungi terjadinya kehamilan maupun ovulasi, misalnya lendir cerviks menjadi lebih kental dan seluler, sehingga merupakan barier fisik terhadap penetrasi spermatozoa. Pada saat ynag bersamaan, perubahan-perubahan kelenjar dalam endometrium timbul lebih awal dan dengan insensitas yang lebih besar, sehingga endometrium tidak berada dalam fase yang sesuai dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin dilepaskan dan mengalami fertilitasi.Meniru Keadaan AlamiahPemberian pil oral bukan hanya mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-geala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara membesar dan terasa nyeri. Haid dihambat samapai pil oralnya dihentikan, di mana akan terjadi perdarahan lepas obat.Meskipun secara biologik efek pil oral adalah sama dengan efek kehamilan dan amenore laktasi, mereka sama sekali tidak serupa/identik. Misalnya hormon-hormon yang digunakan bukan alamiah melainkan hormon sintesis, dosisnya konstan dan tidak menyesuaikan diri terhadap perbedaan-perbedaan siklis atau individual, serta masih ada sejumlah hormon alamiah yang dihasilkan oleh ovarium meskipun di berikan hormon sintesis dari luar.Estrogen dalam POKYang dipakai adalah 2 senyawa estrogen:1. Ethyl estradiol (EE)2. Mestranol (diubah di hepar menjadi EE yang aktif.Dosis yang umum dipakai: 20-100 meg, dan yang paling banyak dipakai : 30-35 meg EE.Menurut penelitian Heinen (heinen piramid)EE = 1,2 1.6 lebih kuat daripada mestranol,Progestin dalam POK Senyawa progestin yang dipakai saat ini adalah:Kelompok Norethindrone:Kelompok Norgestrel:

a. Norethindrone Norgestrel

b. Norethindrone asetat Levonorgestrel

c. Ethynodiol diasetat Desogestrel

d. Lynestrenol Gestodene

e. Noretynodrel

Dosis progestin dari kelompok Norethindrone bervariasi antara 0,4-2 mg. Dosis progestin dari kelompok Norgestrel bervariasi antara 0,05-0,15 mg.Progestin dari kelompok Norgestrel lebih baik dalam mengontrolperdarahan ireguler dibandingkandengan progestrin ari kelompok Norethindrone.Dari penelitian Heinen diketahui bahwa:1. Progestrin bervariasi dalam efek estogenik,misalnya :a. Norethyndrel merupakan ssenyawa dengan daya estrogenik yang raltif kuat.b. Norgentrel bervariasi dalam efek anti-estrogenik, misalnya:2. Progestrin bervariasi dalam efek anti estrogenik, misalnya:a. Norethindrone asetat dan norgestrel mempunyai efek anti-estrogenik yang kuat/b. Norethynodrel tidak mempunyai fek anti-estrogenik.c. Etynodiol dasetat mempunyai efek androgenik, dan relatit yng lebih rendah.3. Progestin bervariasi dalm menganduk efek androgenika. Noregestel ,mempunyai efek tang relatf kuat.b. Etynodiol diasetat nenpnya efek androgenik yangsanagt rendah.4. Pada wanita tretentu, supresi dari etriogen emdogenus lebih lama, 5. Estrogel dan progestin mempunyai efek pada bemacam-macam organ tubuh dan, menyebabkan rupa-rupa gejal symtom.Kontraindikasi POK1. Kontraindikasi absolut:a. Trombbophebitis atau kelainan trombo-emboli lain.b. Kelainan cerebro-vaskuler.c. Penyakit jantung iskemik/penyakit A koroner.d. Karsinoma payudara.e. Neoplasma yang tergantung pada estrogen.f. Kehamilang. Tumor hepar (jinak atau ganas)h. Perdarahan genitalia abnormal yang tidak diketahui penyebabnya.i. Ikterus obstruktif dalam kehamilan.j. Hiperlipidemia kongiteal.

2. Kontraindikasi relatifa. Sakait kepala mgrainb. Hipertensc. leimyoma uteri d. EpilepsiSebabnya: retensi air (karena pil-oral) dapat memicu aktivitas serangan penderita epilepsi.e. Varises Sebabnya: pil oral diperkirakan mengurangi kecepatan aliran darah yang menambah koagubilitas, sehingga resiko mendapatkan trombophebitis pada wanita dengan varises.f. Diabetes gestationalg. Bedah efektifh. Wanita berumur >35 th. Memilih pil oral kombinasiPOK saat ini menganduung jauh lebih sedikit estrogen atau progestin dibanding dengan jenis yang pertama kali di pasarkan tahun 1960.Setelah dipertimbangkan seperti kontraindikasi, keuntungan, kerugian dan 10 yang kainya yang perllu diperhatikan oleh petugas medis ntuk menentukan POK mana yang akan d usuklan/diberikan.Sepuluh pertimbangan tersebut adalah:1. Pil oral yang diberikan harus mempunyai resiko sekecil-kecilnya terhadao timbulnya komplikasi yang berat maupun yang ringan.Dosis hormon yang lebih rendah mengurangi resko terhadap beberapa kondisi yang merugikan, tetapi juga mengurangi efek protektif terhadap beberapa kondisi lain yang menguntungkan.2. Komponen estrogen dapat menyebabkan efek kurang menguntungkan seperti:a. Mual muntahb. Nyeri payudarac. Payudara membesard. Pertambahan erat badan siklis yang disebabkan retensi cairan.e. Leukoref. Sakit kepala siklis g. Komplikasi trobo-embolih. Emboli paru-parui. Cerebro-vascular accidentj. Hepato seluler adenoma/karsiomak. Myoma uteri yang tumbuh membesarl. Telangiectasiam. Rhunitis alergica dan hay favern. Pharingitis nasal yang kroniso. Ganguan penglihatan siklis3. Komponen progestin didalam beberapa pil oral, yang kadang memiliki efek androgenik disamping efek progastional, dapat menimbulkan efek yang kurang menguntungkan, seperti: a. Nafsu makan dan berat badan bertambah besarb. Defresi dan rasa lelahc. Nafsu seks menurund. Acne dan kulit berminyake. Payudara membesarf. Toleransi hidrat arang berkirangg. Efek diabetogenikh. Sakit kepalai. Gatal dan ruamj. Peninggian kadar LDL kolesterolk. Oenurunan kadar HDL kolesteroll. Hirsutismem. Ikterus cholestatik4. Belumbelum diketahui dengam jelas komponen mana dalam pil oral yang menyebabkan komplikasi-komplikasi tertentu. Kedua komponen baik estrogenik dan progestational, dapat berperan untuk terjadinya efek menguntungkan seperti:a. Sakit kepalab. Hipertensic. Miokard infarkd. Displasia serviks.5. Efek estrogenik, progestatioanal dan androgenik dalam pil oral mempunyai pengaruh pada organ-organ dan jaringan-jaringan tubuh tertentu (kulit, uterus, ovarium, payudara, arteri, vena dan lain-lain) dan pil oral yang diberikan menyebabkan rangsangna yang kurang atau lebih paa oragan tersebut, dibandungkan hormon-hormon endogen yang dihasilkan sebelum pemberian pil oral.6. Potensi dari estrogen dan progestin didalam pil oral tidak dapart dihubungkan dengan dosis dallam pil oral atas dasar miligaram demi miligaram.7. Merokok menambah resiko timbulnya komplikasi pil oral yang serius, tertama penyakit kardiovaskuler.8. Bila seorang akseptor memakai pil oral yang berisi 35 mcg estrogenatau kurang, dan cocok dengan pil oral tersebut serta tidak ada komplikasi maupun tanda-tanda bahaya, maka biasanya akseptor dapat meneruskan pil oral tersebut.9. Pil oral terbukti memiliki keuntungan non kotraseptif yang besar, misalna pil oral dapat digunakan untuk mengobati perdarahan disfunsional uterus, dismenore, endometriosis, penyakit payudara jinak, acne, hirsutism, kista ovarium disfungsional, atau sebagai terapi pengganti. Pil oral juga terbukti mencegah anemia karsinoma ovarium, dan karsinoma endometrium, myoma uteri dan PID.Bila mempertimbangkan keuntungan non kontarasepif tersebut pada seorang wanita yang mempunyai suatu ersoalan medis yang serius, yang mungkin dapat menjadi lebihparah oleh karena minum pil oral, maka resiko dan keuntungan dari pil oral harus dipertimbangkan dari sudut pandangan lain dibandingkan pemakaiannya untuk wanita sehat yang hanya mencari metode KB yang dapat dipercaya.10. Kebanyakan efek non kontraseptif yang menguntungkan dari POK tampak terjadi pada preparat-preparat dengan dosis estrogen rendah (50 mcg.Telah diakui dan diterima bahwa POK dengan dosis estrogen 80 -100 mcg harus dihindari sebanayk mungkin oleh karena dapat menimbulkan komplikasi yang serius. Hanya pada keadaan-kedaan tertentu saja pemberian POK dengan estrogen 80-100 mcg dapat benarkan dan diberikan, misalnya:a. Pada keadaan dimana sulit sekali mengontrol perdarahan bercak (spotting) atau pada keadaan tidak terjadinya perdarahan-wirhdrawal, pada pemakaian POK dengan dosis rendah, sehingga perlu beralih ke POK dengan estrogen 80-100 mcg.b. Acne, perdarahan disfunsional uterus, kista ovarium dengan diameter 35 tahun.3. Wanita dengan penyakit hipertensi, diabetes, adanya riwayat penyakit jantung atau penyakit vaskuler4. Wanita dengan riwayat keluarga diabetes atau serangan jantung pada usia < 50 tahun ( terutama serangan jantung pada anggota keluarga wanita ).Penelitian di Inggris menemukan :1. Tidak ada resiko yang bertambah besar untuk mendapatkan miokard-infark pada akseptor pil-oral dibandingkan bukan akseptor Pil-oral, bila kedua kelompok tidak merokok.2. Resiko relaatif sebesar 3.5 untuk akseptor Pil-oral yang merokok < 15 batang per hari.3. Resiko relatif sebesar 21 untuk aksptor Pil-oral yang merokok >= 15 batang perhariMekanisme Pil-oral Terhadap sistem Kardiovaskuler1. Mempengaruhi proses pembekuan darah2. Mempengaruhi kadar bermacam-macam lemak di dalam darah.3. Mempengaruhi tekanan darah atau cardia output.Ad.1 Pil-oral Menyebabkan :a. Makin cepatnya perlekatan dan adhesi trombosit.b. Pengurangan aktivitas sistem fibrinolitikPenyebabnya : estrogen, tetapi tampaknya keadaan ini reversi bel bilamana Pil-oralnya dihentikan.Ad. 2 dan 3 Beberapa Macam Pil-oral Menyebabkan :a. Peninggian tekanan darahb. Pengurangan toleransi glukosac. Pengurangan kadar HDL kolesterolPenyebabnya : progestinEstrogen dan progestin didalam POK dapat mempengaruhi kadar HDL dan LDL kolesterol secara berlawanan.estrogen tampaknya meninggikan kadar HDL kolesterol, sedangkan progestin tampaknya merendahkankadar HDL koleterol serta meninggikan kadar LDL kolesterol. Terjadinya aterosklerosis dipercepat oleh kadar LDL kolesterol yang tinggi didalam darah.Yang termasuk dalam komplilkasi kardiovaskuler yang membahayakan jiwa pada pemakaian Pil-oral adalah :1. Bekuan darah ditungkai bawah, pelvis, paru-paru , jantung atau otak.2. Stroke, yang umumnya didahului oleh migraine , sakit kepala vaskuler, penglihatan buram, hilangnya visus.CVA terjadi didalam 2 bentuk :a. Thrombotic strokeAliran darah diotak tersumbat.b. Hemorrhagia strokePembuluh darah diotak pecahHemorrhagia Subarachnoid :Pecahnya pembuluh darah diotak dengan akibat perdarahan yang memasuki ruangan dibawah membran arachnoid otak dan menyebar melalui jalan-jalan terusan cairan serebrospinal.Hemorrhagi subarachnoid merupakan stroke yang paling sering terjadi pada wanita usia reproduktif.Tampaknya, resiko sedikit lebih tinggi untuk hemorrhagi stroke daripada thrombotic stroke pada akseptor Pil-oral. Dan resiko untuk kedua bentuk stroke makin tinggi pada akseptor pil-oral yang merokok.Bagaimana pil oral berperan untuk terjadinya stroke, sampai saat ini belum jelas. Efek estrogen pada pembekuan darah mungkin ikut terlibat. Progestin mungkin juga ikut berperan yaitu dengan menurunkan kadar HDL kolesterol dan meninggikan kadar LDL kolesterol sehingga menambah besar resiko aterosklerosis. Disamping itu, baik estrogen maupun progestin, tampaknya mempengaruhi tekanan darah yaitu terjadinya peninggian sedikit tapi bermakna tekanan darah.3. Serangan jantung karena trombose koroner atau aterosklerosis ( deposit lemak ) , yang kadng-kadang didahului oleh sakit dada hebat yang berulang-ulang.Serangan jantung terutama dapat terjadi pada wanita perokok berat berusia > 35 tahun. Komplikasi kakrdiovaskuler lebih jarang tejadi pada akseptor pil-oral yang berusia muda, tidak merokok, mempunyai berat badan normal.Resiko timbulnya komplikasi kardiovaskuler adalah 2-4x lebih besar pada pemakai Pil-oral dibandingkan wita bukan pemakai Pil-oral.

4. Hipertensi, yang umumnya reversibel dengan cepat. Tetapi bila cukup tinggi, dapat menyebabkan komplikasi yang permanen, termasuk stroke.Baik estrogen maupun progestin tampaknya mempengaruhi tekanan darah yaiitu meninggikan sedikit tetap bermakna tekanan darah akseptor pil-oral.Untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler, disarankan menghentikan Pil-oral 4 minggu sebelum menjalani operasi. Makin besar operasinya makin penting untuk menghentikan pil-oralnya. Akseptor pil-oral yang memerulkan operasi cito, maka pil-oralnya harus segera dihentikan dan ada yang menyarankan pemberian Heparin dosis rendah / mini-dose.Pok dan Kadar Lemak DarahEstrogen mempunyai efek menguntungkan pada lemak darah yairu meninggikan HDL kolesterol. Sedangkan progestin mempunyai efek sebaliknya.Usaha-usaha terus dilakukan untuk mengadakan perubahan-perubahandalam formula pil-oral yaitu menurunkan progestinnya tetapi tanpa menambahkan kejadian perdarahan bercak ( spotting ) dan perdarahan menyerupai haid ( breakhrough bleeding ).Androgen meninggikan LDL kolesterol dan menurunkan HDL kolesterol. Kadar LDL kolesterol yang tinggi didalam darah mempercepat terjadinya proses aterosklerosis.POK dan Metabolisme KarbohidratPada pil oral dengan dosis lebih tinggi terlihat adanya peninggalan kadar glukosa, peninggian kadar insulin plasa dan glikosa tolerans yang sedikit menurun.Bila pemakaian pil-oral dihentikan,glukosa tolerans dengan cepaat kembali ke normal. Gangguan glukosa tolerans sangat dipengaruhi oleh estrogen maupun progestin di dalam POK.POK mempengaruhi metabolisma karbohidrat dengan 2 cara yang berbeda. Estrogen meninggikan kadar glukosa dan menekan ( supresi ) respons insulin terhadap peninggian tersebut. Progestin dapat merangsang produksi insulin yang berlebihan, suatu faktor resiko yang diduga menyebabkan aterosklerosis.Pada akseptor pil-oral dosis rendah dan kadar glukosa drah normal, reaksi-reaksi tersebut jarang melampaui kadar normal, sehingga tidak ada resiko untuk mendapat diabetes mellitus.POK dan NeoplasmaPada saat pil-oral pertama kali dipasarkan, pertanyaan besar wakti itu adalah : Apakah Pi-oral menyebabkakn karsinoma ? Karena diperlukan periode latent yang panjang antara masuknya karsinogen dengan timbulnya manifestasi klinis karsinoma, perlu diambil sikap wait-and-see.1. Karsinoma PayudaraLebih dari selusin penelitian gagal menunjukkan adanya resiko yang bertambah tinggi untuk mendapatkan karsinoma payudara pada akseptor pil-oral. Hanya ada 2 penelitian yang memperkirakan resiko yang meninggi untuk terjadinya karsinoma payudara pada wanita nullipara muda yang memakai pil-oral dengan aktivitas progestin tinggi.Tahun 1988 Gugus-Tugas WHO untuk Safety and Efficacy of Fertility Regulating Methods menyimpulkan :a. Hasil-hasil penelitian masih bertentanganb. Belum tersedia/ didapatkan interprettasi yang jelas.c. Diperlukan lebih banyak penelitian-penelitian lagi.Saat ini perhatikan terhadap karsinoma payudara terpusat pada wanita sebelum kelahiran anak pertama.Dinegara-negara yang yang sedang berkembang, resiko untuk mendapatkan karsinoma payudara adalah lebih kecil dbandingkan dengan negara-negara yang sudah maju, karena : Gadis-gadis mendapatkan menarch pada umur yang lebih tua. Wanita menikah dan mempunyai anak pertama lebih cepat dibandingkan dengan wanita dinegara yang sudah maju. Wanita menyusui sendiri bayinya. Konsumsi makanan lebih rendah, terutama daging dan lemak, sehingga resiko yang berkurang untuk mendapatkan karsinoma payudara.Adalah melegakan untuk mengetahui bahwa pil-oral dapat diberikan kepada wanita dengan riwayat keluarga karsinoma payudara atau wanita dengan tumor jinak payudara ( mastitis kistik, fibroadenoma ), tetapi masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut sebelum kita dapat memperoleh jawaban yang pasti.2. Karsinoma Ovarium dan Karsinoma EndometriumSedikitnya sembilan penelitian menunjukkan berkurangnya resiko relatif terjadinya karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium pada akseptor pil-oral.Dan ternyata resiko yang berkurang tersebut tetap dipertahankan untuk sekurang-kurangnya 15 tahun setelah pil-oralnya dihentikan.POK mungkin melindungi terhadap karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium dengan cara mengurangi kecpatan pembelahan sel. Karsinoma ovarium tidak langsung dirangsang oleh estrogen. POK tampaknya melindungi dengan cara tidak langsung yaitu dengan mencegah ovulasi yang berulang-ulang, yang menimbulkan kerusakan pada permukaan ovarium dan membutuhkan kecepatan pembelahan sel yang tinggi untuk memperbaiki kerusakan tersebut.Pada karsinoma endometrium , diduga komponen progestin meniadakan efek dari estrogen, yang seharusnya akan mendorong pembelahan sel.Wanita yang menggunakan POK selama 3-6 bulan akan berkurang resiko terhadap karsinoma epitelia ovarium sebesar 40% dan resiko semakin berkurang dengan pemakaian POK yang lebih lama , dan pada pemakaian 10 tahun atau lebih resikonya berkurang sebesar 80%. Juga ditemukkan bahwa proteksi terhadap karsinoma epitalial ovarium tetap bertahan setelah akseptor menghentikan POK nya yaitu resikonya hanya setengah dari resiko bukan akseptor KB.Wanita yang menggunakan POK selama 1 tahun, resiko terhadap karsinoma endometrium berkurang sebesar 50% dan proteksi terhadap karsinoma endometrium tetap bertahan lama seelah POK nya dihentikan yaitu sekurang0kurangnya selama 15 tahun ( penelitian terdahulu menemukan efek proteksi selama 3-10 tahun ).Adanya riwayat keluarga dengan karsinoma ovarium ( epitalial ) dapat menjadi pertimmbangan indikasi pemakaian pil-oral.Teori paling ahir menyatakan bahwa ovulasi menyebabkan terbentuknya kista-kista yang menjaring/menjebak sebagian dari epitel kedalam ovarium, dan kista-kista ini dapat menjadi pendahulu/prekursor dari karsinoma epitel ovarium.3. Karsinoma ServiksPenelitian epidemiologis dari pemakaian POK dan karsinoma serviks belum memberikan hasil/jawaban yang meyakinkan. Meskipun HPV ( Hunan Papilloma Virus ) yang disebarkan melalui hubungan seks mungkin merupakan pemrakarsa utama dari karsinoma serviks, POK mungkin memegang peranan kedua. Teoritis, mekanisme yang mungkin berperan adalah :a. Promosi dari pertumbuhan tubuh.b. Perubahan dalam lendir serviks yang dapat menambah kerentangan jaringan.c. Perubahan dari respons imun yang menambah kerentanan terhadap infeksi virus.d. Defisiensi folat didalam serviks sehingga dapat merangsang perkembangan lesi serviks yang abnormal.Tetapi, sampai saat ini belum ada bukti-bukti kuat yang mendukung teori tersebut.Empat Faktor Utama Yang Menyulitkan Penelitian Pil-Oral Dan Karsinoma Serviks,Yaitu :a. Perbedaan dalam ektivitas seksual yang mempengaruhi kebiasaan berkontrasepsiWanita yang mulai melakukan senggama pertama pada usia muda, mempunyai partner seks yang banyak atau prianya mempunyai banyak partner wanita lain, menghadapi resiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan karsinoma serviks. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa suatu perantara ( agent ) yang ditularkan melalui hubungan seks ikut terlibat dalam perkembangan karsinoma serviks. Dan bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa infeksi dengan beberapa tipe HPV ( genial ) merupakan faktor resiko paling besar.b. Riwayat alamiah dari neoplasma serviksBerbeda dengan karsinoma-karsinoma lain pada organ reproduksi wanita, karsinoma serviks invasif didahului oleh lesi-lesi pre-invasif yang dapat dikenal secara klinis. Karsinoma serviks disangka melalui 4 tahapan. Selama 3 tahapan pertama yang digambarkan sebagai bermacam tingkat dari Cervikal Intraepithelia Neoplasia ( CIN I,II dan III ), timbul jaringan abnormal tetapi wanita umumnya tidak menunjukkan gejala apapun ( asimptomatik ). CIN mudah diobati. Pngambilan atau merusak jaringan abnormal akan mencegah gerak maju ke tahapan IV karsinoma serviks invasif.POK mungkin mempunyai efek yang independen/ berdiri sendiri atau mungkin bekerja sebagai suatu kofaktor pada setiap tahapan.c. Perbedaan dalam skrining untuk neoplasma erviks.Dibandingkan dengan wanita yang menggunakan metode kontrasepsi lain, akseptor pil-oral cenderung lebih sering melakukan pemeriksaan Papanicolaou smear. Sehingga dengan sendirinya mungkin akan dijumpai lebih banyak neoplasma serviks pada akseptor pil-oral. Dan pada saat yang sama, pengobatan akan dilakukan lebih dini pada akseptor pil-oral, sehingga didapatkan lebih sedikit kasus-kasus karsinoma serviks invasif.d. Merokok Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok menambah besar resiko karsinoma serviks. Dengan terkendalinya faktor-faktor resiko lainnya,maka merokok memperbesar resiko kira-kira 2x lebih besar. Satu hipotesa adalah bahwa merokok dapat menekan sistem imun, sehingga memperbesar kerentanan terhadap infeksi akibat hubungan seks.Dari 13 penelitian epidemiologis akseptor pil-oral, 5 penelitian menemukan resiko yang bertambah besar untuk mendapatkankarsinoma serviks , dimana resikonya bertambah besar dengannpenggunaan pil-oral yang semakin lama, sedangkan 7 penelitian tidak menemkan resiko yang bertambah besar.Faktor terpenting untuk terjadinya karsinoma serviks adalah kelakuan seksual, dimana kemungkinan untuk mendapatkan karsinoma serviks lebih besar pada wanita yang mempunyai banyak partner seks dan umur muda saat pertama kali melakukan senggama.4. Karsinoma KulitHubungan antara pil-oral dan melanoma maligna belum jelas, ada penelitian yang menunjukkan resiko yang meninggi, adapula penelitian yang menunjukkan insidens tidak bertambah besar.Satu penelitian melaporkan bahwa aksepto pil-oral mempunyai angka kejadian 3,5x lebih besar untuk mendapatkan melanoma maligna dibandingkan bukan akseptor pil-oral. Pada penelitian ini, akseptor pil-oral telah mengalami lebih banyak keterbukaan ( exposure ) terhadap sinar matahari. Dan karena keterbukaan terhadap sinar matahari merupakan faktor resiko utama untuk melanoma maligna, hal ini dapat menerangkan resiko yang bertambah besar.Tetapi kebanyakan penelitian-penelitian lain tidak menemukan perbedaan yang bermakna dalam resiko, baik yang mencoba ntuk mengawasi/mengontrol keterbukaan terhadap sinar matahari, sedangkan penelitian yang lain sama sekali tidak mencoba untuk mengontrol keterbukaan terhadap sinar matahari. Penelitian-penelitian dimasa yang akan datang perlu mengontrol dengan hati-hati faktor yang mengacaukan ini.5. Tumor HeparPemakaian pil-oral dengan potensi hoormon yang tinggi pada usia >30 tahun dan untuk jangka waktu lama, menyebabkan bertambahnya resiko untuk mendapatkan Hepatoseluler adenoma dengan akibat kapsel hepar dapat robek dan terjadi perdarahan yang hebat.Insidensinya : 3-4 per 100.000 pemakai pertahun.Sedangkan hubungan antara pil-oral dengan Hepatoseluler karsinoma belum jelas sampai sekarang.POK dan Kista OvariumPOK juga melindungi terhadap kista ovarium fungsional (corpus luteum dan folikuler), dan risiko pada akseptor Pil-oral kurang lebih dari bukan-akseptor Pil-oral.POK dan Penyakit Payudara JinakPemakaian Pil-oral menurunkan risiko terhadap fibroadenoma dan penyakit payudara fibrokistik sampai 3/10 6/10.Perlindungan terhadap penyakit payudara jinak mungkin tergantung pada progestin didalam Pil-oral, makin banyak/tinggi kadar progestinnya makin besar proteksinya. Disamping itu, proteksi juga bertambah dengan pemakaian Pil-oral yang makin lama.POK dan MerokokMerokok terbukti menyebabkan efek sinergistik dengan Pil-oral dalam menambah risiko terjadinya miokardinfark, stroke dan keadaan trombo-embolik.Bebereapa penelitian menunjukan bahwa merokok juga menambah besar risiko terkena karsinoma serviks. Satu hipotesa adalah bahwa merokok dapat menekan sistem imun tubuh sehingga memperbesar kerentanan terhadap infeksi akibat hubungan seks.Disamping itu, wanita juga harus diberitahu bahwa merokok dapat menyebabkan konsepsi yang tertunda atau terlambatnya konsepsi, dan bertambahnya risiko mendapatkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).Bilamana memberikan Pil-oral pada seorang wanita muda yang merokok tetapi tidak mempunyai kontra-indikasi lain terhadap Pil-oral, maka ia dianjurkan untuk berhenti merokok.POK dan Penyakit Akibat Hubungan Seksual (PHS)Akseptor Pil-oral mungkin mempunyai risiko lebih besar untuk terkena infeksi serviks oleh Chlamydia trachomatis dibandingkan bukan akseptor Pil-oral.Demikian pula terdapat risiko yang sedikit lebih besar dari infeksi vagina, terutama Candidiasis.POK dan Infeksi Saluran Kemih (ISK)Akseptor Pil-oral mempunyai kemungkinan 25-50% lebih besar untuk mendapatkan ISK dibandingkan bukan akseptor Pil-oral.

Sebab-sebabnya :1. Dilatasi ureter oleh pengaruh progestin, sehingga timbul stasis dan berkurangnya waktu pengosongan kandung kemih karena relaksasi otot.2. Hipotesis : bertambahnya aktivitas seksual karena pemakaian Pil-oral melindungi terhadap kehamilan.Pada umumnya ISK-nya adalah a-simptomatik.POK dan Leukore/Fluor AlbusFluor Albus meningkat kira-kira 50% dibandingkan bukan pemakai Pil-oral dan fluor albus makin sering timbul dengan semakin lamanya pemakaian Pil-oral dan juga dengan kadar estrogen yang lebih tinggi.Sebabnya : lactobacillus memecah glikogen menjadi asam laktat sehingga menyebabkan lingkungan yang asam di mana Candida albicans tumbuh dengan subur.Penelitian di Inggris menunjukan akseptor Pil-oral mempunyai risiko 1,2x lebih besar untuk mendapatkan infeksi jamur Candidi asia dibandingkan tanpa KB, tetapi lebih terlindung terhadap infeksi parasit Trichomoniasis (risikonya 0,7 x).POK dan Kelainan Kulit Dari penelitian-penelitian ternyata terdapat peninggian dari pada : 1. Photosensitivitas (4x lebih tinggi).2. Rosacea (3x lebih tinggi).3. Eczema (2x lebih tinggi).4. Chloasma (50% lebih tinggi).Tetapi keadaan tersebut akan menghilangkan bila Pil-oralnya dihentikan.Dilain pihak, pemakaian Pil-oral menyebabkan acne dan kista sebaceous makin berkurang, diperkirakan disebabkan oleh kerja estrogen dalam Pil-oral. (progestin yang efek androgennya kuat justru merangsang kelenjar sebaceous).POK dan Penyaki Jntung EmpeduPenelitian-penelitian telah menemukan adanya hubungan antara kontrasepsi oral dengan penyakit kandung empedu seperti batu kandung empedu atau infeksi dari kandung empedu.Akseptor Pil-oral mempunyai risiko 2x lebih besar untuk mendapatkan penyakit kandug empedu dibandingkan bukan akseptor Pil-oral.Pil-oral mungkin mempercepat timbulnya batu kandung empedu pada wanita yang memang sudah rentan terhadapnya. Batu kandung empedu disebabkan oleh penjenuhan empedu yang abnormal dan sangat tinggi dengan kolestrol. Penjenuhan kolestrol lebih tinggi pada akseptor Pil-oral dibandingkan bukan-akseptor Pil-oral.POK dan Rheumatoid ArthritisAkseptor Pil-oral tampaknya lebih terlindungi terhadap kemungkinan timbulnya penyakit Rheumatoid arthritis (risikonya 50% dibandingkan bukan akseptor Pil-oral).Mekanisme proteksi diduga supressi dari auto-immune response. (kehamilan mengurangi rheumatoid arthritis dengan mekanisme ini).POK dan Nutrisi/GiziPenelitian ini di negara-negara maju menemukan bahwa Pil-oral menyebabkan perubahan-perubahan dalam metabolisme vitamin dan mineral, banyak di antaranya mempunyai efek negatif.Tetapi penelitian-penelitian di negara-negara yang sedang berkembang, tidak menemukan efek buruk atau efeknya kecil sekali dari kontrasepsi oral terhadap keadaan nutrisi/gizi sipemakainya.POK dan Kenejar TiroidTidak ada bukti-bukti bahwa POK mempengaruhi kelenjar tiroid, meskipun POK secara nyata merubah test fungsi tiroid.Pengikatan-protein oleh tiroxine bertambah dan kadar tiroxine bebas berkurang. Pemakaian POK secara terus menerus untuk jangka waktu lama akan menekan secara sedang-sedang prosuksi tiroxine dan pelepasannya, tetapi tidak ada bukti-bukti yang menunjukan adanya hubungan pasti antara pemakaian jangka lama Pil-oral dan perkembangan penyakit tiroid.POK dan Kembalinya FertilitasWanita yang menghentikan kontrasepsi Pil-oral, mungkin masih harus menunggu beberapa bulan (1-3 bulan) lebih lama untuk dapat hamil lagi dibandingkan dengan pemakai IUD atau metode KB sederhana lainnya. Tetapi tidak ditemukan adanya risiko bahwa kontrasepsi oral menyebabkan sterilitas yang permanen. Lamanya pemakaian Pil-oral tampaknya tidak berpengaruh terhadap lamanya gangguan infertil yang sementara.Dari penelitian ternyata bahwa kehamilannya fertilitas sedikit lebih lambat pada akseptor yang berusia lebih tua, terutama bila mereka sudah memakai Pil-oral untuk wktu yang lama.POK dan Kehamilan Selanjutnya Dari penelitian-penelitian tidak ditemukan bukti-bukti adanya efek kurang baik pada mantan pemakai Pil-oral terhadap perkembangan janin atau timbulnya kelainna-kelainan kongenital.Tidak dianjurkan untuk memakai hormon steroid selama kehamilan dan akseptor harus segera berganti metode kontrasepsi lain bila ia menduga bahwa dirinya sedang hamil. Sebab ternyata dapat terjadi kelainan kongenital dengan dosis hormon tinggi yang diberikan selama kehamilan, misalnya pemberian hormon untuk test kehamilan atau untuk mencegah keguguran.Kelainan kongenital yang dpat timbul pada pemakaian kontrasepsi oral waktu hamil adalah antara lain bertambah pedeknya tungkai bawah atau lengan, defek jantung, dan sindroma malformasi yang multifel dari tulang, anus, jantung,trachea oesophagus, ginjal.Vactrel Syndrome :Vertebral-body, anorectal, cardiac, tracheal, renal dan eshopageal anomalies dan limb reduction problems.EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI POKDapat dibagi dalam 2 kelompok :1. Gejala-gejala pseudo-pregnancy :a. Disebabkan oleh estrogen yang berlebihan : Muntah Pusing/sakit kepala Payudara membesar dan terasa lebih nyeri Odema atau retensi cairan tubuh Berat badan yang bertambahb. Disebabkan progestin yang berlebihan : Nafsu makan yang bertambah besar Rasa lelah Depresi Juga terjadi penambahan berat badan2. Gejala-gejala yang berhubungan langsung dengan siklus haida. Umumnya Pil-oral mempunyai efek menguntungkan pada aspek haid seperti : Siklus haid menjadi lebih teratur Lamanya haid menjadi lebih singkat Jumlah darah haid berkurang Berkurangnya gejala sakit perut Hilangnya atau berkurangnya ketegangan pra-haidDari kejadian sehari-hari, efek samping merupakan faktor utama dari penghentian pemakaian Pil-oral, baik dalam bulan pertama maupun sesudahnya.Risiko yang berhubungan dengan kontrasepsi oral umumnya lebih besar pada wanita berusia > 35 tahun dan terutama wanita > 35 tahun yang merokok. Sedangkan risiko untuk wanita usia lebih muda adalah kecil sekali.Protokol Mengatasi Efek Samping dan Komplikasi POK Dipakai format SOPR :S: subjektifO: ObjektifP: PenilaianR: Rencana1. Acne/Kulit BerminyakSubjektif :a. Tanyakan riwayat keluarga, mulai umur berapa, lamanya gejala, hubungan dengan pemakaian Pil-oral.b. Tanyakan tentang siklus kambuh sebelum dan selama minum Pil-oral.c. Oligomenore dan acne sebelum pemakaian Pil-oral, hirsutism dan ketidak mampuan menjadi hamil mengarah kepada penyakit ovarium polikistik.Objektif :a. Perhatikan lokasi, ukuran, jumlah dan warna dari lesi.b. Perhatikan jumlah, ketebalan dan distribusi dari rambut.c. Cari adakah pembesaran ovarium / kista ovarium.

Penilaian :a. Differensial diagnosa dari Acne dan/atau kulit berminyak selama minum Pil-oral adalah : Pemakaian kontrasepsi oral dengan potensi androgenik tinggi Produksi-endogen ovarium yang tinggi dan/atau produksi androgenik-adrenal yang tinggi. Faktor-faktor alergi, diet, hygiene atau familial. Tumor ovarium androgenik atau tumor adrenal androgenik.Rencana :a. Acne atau kulit berminyak pada akseptor POK dapat diperbaiki dengan : Memberikan Pil-oral dengan dosis androgen-rendah. Menambah jumlah estrogen dalam Pil-oral (untuk menambah sex-hormone-binding-globulin (SHBG) sehingga mengurangi kadar testosterone-bebas dalam serum darah). Mempertimbangkan pendekatan alternatif untuk mengobati acne, termasuk pembrian antiotik broadspektrum seperti Tetrasiklin, prubahan diet, hygiene yang baik, pemakaian sabun khusus. Mengehntiakan pemakaian Pil-oral. Merujuk ke Ahli Penyakit Kulit atau Ahli Endokrin untuk penilaian selanjutnya.2. Amenore (kegagalan mendapatkan withdrawal bleeding pada akhir siklus Pil-oral)Subjektif :a. Tentukan adakah perdarahan, perdarahan-bercak, atau sama sekali tidak ada perdarahan. Pil-oral dosis rendah yang sekarang banyak dipakai dapat menyebabkan withdrawal bleeding yang minim.b. Tanyakan tentang pengotoran pakaian dalam.c. Apakah pernah lupa minum Pil-oral.d. Pola sanggama, dan hari terakhir melakukan sanggama.e. Tanyakan gejala-gejala kehamilan (payudara membesar, nyeri payudara, mual).f. Adakah kerja/latihan otot yang berat, stres yang bertambah,perubahan berat badan, pemakaian obat yang dengan cepat membersihkan estrogen dari darah seperti Rifampisin atau phenobarbital.g. Tanyakan pada akseptor apa yang akan dilakukannya bila ia halim sewaktu memakai kontrasepsi oral? Meneruskan kehamilannya?.Objektif :a. Tentukan apakah akseptor hamil atau tidak (pemeriksaan ginekologis, test kehamilan urine).Penilaian :a. Differensial diagnosa tterpeting dari amenore pada pemakai Pil-oral adalah antara : Kehamilan (intra-uterine atau ektopik). Perkembangan endometrium yang tidak adekuat yang disebabkan oleh kontrasepsi oral dosis rendah.

Rencana :a. Amenore pada akseptor POK dapat ditangani sebagai berikut : Memberitahukan terlebihdahulu kemungkinan perdaraAhan yang sedikit sekali atau sama sekali tidak ada perdarahan yang sedikit sekali atau sama sekali tidak ada perdarahan pada pemakaian Pil-oral dosis rendah. Akseptor harus melakukan test suhu badan basal selama 3 hari berturut-turut pada hari bebas Pil-oral aktif. Suhu di bawah 98 derajat F (36,7 derajat C) pada 3 pagi hari berturut-turut pada hari bebas pil-oral aktif, menunjukan bahwa ovulasi dan kehamilan tidak terjadi. Menyingkirkan kemungkinan kehamilan dengan test B-HCG yang sensitif. Menyingkirkan kemungkinan kehamilan bila ada satu siklus tanpa haid dan akseptor lupa minum Pil-Oral. Memberikan Pil-oral dengan potensi progestin lebih tinggi guna membangun pengembangan endometrium yang lebih besar. Memberikan Pil-oral dengan potensi estrogen lebih tinggi atau pemberian estrogen-eksogen tambahan untuk waktu tertentu. Bila menetap untuk 3-6 bulan dan tidak menunjukkan respons pada penggantian Pil-oral, pertimbnagkan untuk melakukan evaluasi terhadap hiperprolaktinemia, depressi, amenore pada olahragawati dengan latihan yang berat.3. Perdarahan-Bercak dan Perdarahan Menyerupai-Haid(spotting and breakthrough bleeding) Spotting = Perdarahan inter-menstual yang jumlahnya sedikit sekali sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kain/kasa pembalut.Breakhtrough bleeding = perdarahan inter-menstrual yang jumlahnya cukup banyak sehingga memerlukan pemakaian tampon atau kain/kasa pembalut.Subjektif :a. Anamnesa meliputi lama pemakaian Pil-oral, dosis, teratur tidaknya minum Pil-oral, lama dan banyaknya spotting, gejala-gejala kehamilan, riwayat masa lalu problim ginekologis, sakit pelvis, demam, menggigil, dispareunia, fluor albus, pemakaian obat-obat lain yang dapat mempengaruhi kontrasepsi oral, diare, gangguan intestinal atau hepar lainnya.Objektif :a. Cari tanda-tanda kehamilan intra-uterin atau ektopik, infeksi pelvis, myoma uteri, infeksi serviks/polip atau endometriosis.b. Periksa hematokritPenilaian :a. Differensial diagnosa dari perdarahan-menyerupai-haid dan/atau perdarahan-bercak pada pemkaian Pil-oral dapat meliputi : Perangsangan estrogenik yang in-adekuat dari aktivitas endometrium. Efek progestin yang in-adekuat pada endometrium Lupa minum Pil-oral atau waktu/saat minum Pil-oral yang berubah-ubah. Abortus imminens Abortus spontan Kehamilan ektopik PID Endometriosis Myoma uteri, teruma yang submucous Neoplasma endometrium Infeksi serviks, condylomata atau neoplasma Polip serviks atau endometriumRencana :a. Setelah menyingkirkan kehamilan, PID da sebab-sebab ginekologis lain sebagai penyebab perdarahan selain Pil-oral, maka rencana berikut adalah: Beritahu akseptor bahwa perdarahan menyerupai haid akan berkurang secara dramatis setelah 4 bulan pertama pemakaian Pil-oral. Beritahu akseptor bahwa menurunkan potensi dari Pil-oral menambah keamanan tetapi memang meninggikan kejadian perdarahan menyerupai haid. Bila perdarahan terjadi tepat sebelum waktu yang seharusnya, akseptor disarankan untuk meneruskan Pil-oral-nya seperti biasa. Beberapa klinikus menemukan bahwa perdarahan bercak pada setengah masa ke 2 dari siklus dapat dikontrol dengan potensi progestin yang lebih tinggi. Dickney menganjurkan : penggantian pertama harus selalu suatu kontrasepsi oral dengan dosis estrogen yang sama, tetapi dosis progestin (yang sama) yang lebih tinggi atau progestin yang biologik lebih aktif. Perdarahan bercak ditangani dengan menambah potensi estrogenik Pil-oralnya, sedangkan progestinnya tetap sama/tidak berubah. Ini paling mudah dilakukan dengan memberikan estrogen-eksogenous untuk 1-3 siklus (misalnya 20 mcg EE per hari atau tablet Premarin 0,625 mg per hari)4. Payudara Terasa Penuh atau nyeri =MastalgiaSubjektif :a. Dari anamnesa perlu diketahui lamanhya,parahnya, kapan waktunya selama siklus, gejala-gejala kehamilan, perjalanan gejala-gejala, perubahan berat badan yang siklis, perubahan ukuran BH, colostrum,riwayat pernah menderita penyakit payudara jinak, biopsi atau mammografi, dan riwayat keluarga mengenai karsinoma payudara

5. DepresiSubjektif:a. Anamnesa meliputi awal timbulnya depresi, waktu dimana depresi paling buruk selama siklus, beratnya depresi, riwayat lalu dari percobaan bunuh diri, pikiran perihal bunuh-diri, perubahan selera makan, perubahan berat badan, tidur, mimpi, puas dengan pekerjaannya, penyakit-penyakit dan perkosaan.b. Tanyakan mengenai perubahan dalam frekuensi senggama, libido, kemampuan untuk mencapai orgasme, apakah minum obat diazepam (Valium).Objektif:a. Cari tanda-tanda depresi, termasuk lethargy, depressed mood.b. Menentukan berat ringannya depresi mungkin memerlukan bantuan dari ahli Psikiatri.Penilaian:a. Paling penting adalah menentukan berat ringannya depresi, dan apakah depresi mulai atau bertambah parah saat menggunakan kontrasepsi Pil-oral.b. Masih ada sejumlah mekanisme yang mungkin berperan pada depresi yang terjadi karena penggunaan Pil-oral, antara lain: Depresi, letargi dan rasa lelah yang berhubungan dengan kadar progestin dalam pil-oral Depresi yang berhubungan dengan efek estrogenic yang lebih rendah dari pil-oral dibandingkan dengan yang diperoleh dari estrogen endogenous Depresi yang berhubungan dengan retensi cairan yang siklis dan disebabkan oleh estrogen atau progestin didalam pil-oral Depresi yang disebabkan penurunan kadar Pyridoksin (Vitamin B6) oleh pil-oral-nya. Interaksi dengan Diazepam. Waktu paruh dari Diazepam bertambah dari 47 menjadi 60 jam oleh kontrasepsi oral.Rencana:a. Bila depresinya berat, rundingkan dengan akseptor untuk memperoleh bantuan psikiatrisb. Bila depresi jelas oleh penggunaan pil-oral dan mengganggu akseptor, paling mudah adalah mengganti dengan metode kontrasepsi lain dan menghentikan pil-oral-nya untuk 3-6 siklus dan melihat perkembangan selanjutnya.c. Menurunkan estrogen dan progestin atau kedua-duanya dapat memberikan keuntungan untuk semua macam depresi yang disebabkan oleh Pil-oral, kecuali untuk depresi yang memang disebabkan oleh rendahnya kadar estrogen dalam Pil-oral. Depresi tampaknya lebih disebabkan karena kelebihan progestin.d. Pertimbangkan pemberian 20 mg Vitamin B6 per hari.e. Bila kontrasepsi oral di hentikan, yakinkan akseptor untuk menggunakan metode kontrasepsi lain yang dapat diterima olehnya dan suaminya.

6. Gangguan Penglihatan (Buram/Hilangnya Penglihatan)Subjektif:a. Anamnesa meliputi pertanyaan perihal frekuensi, lamanya dan hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi oral.b. Tanyakan apakah disertai dengan sakit kepala dan kelainan-kelainan neurologis seperti perasaan lemah, perubahan bicara, rasa baal atau kesemutan.c. Tanyakan perihal gejala-gejala sakit kepala migrained. Tanyakan perihal pemakaian kacamata, pemeriksaan mata terakhir, buramnya penglihatan saat hamil atau yang berhubungan dengan siklus haid.Objektif:Cari tanda-tanda defek lapangan penglihatan, kelemahan motorik, papil-edema dan kelainan-kelainan neurologis.Penilaian:Differensial diagnosa dari penglihatan yang buram atau hilang pada saat menggunakan pil-oral adalah: Transient iskemia karena spasme arteri Kejadian tromboemboli (arterial atau venous) Papil-edema, pseudotumor cerebri atau retensi cairan yang menyebabkan oedema kornea Sebab-sebab lain yang menyebabkan perubahan penglihatan yang tidak berkaitan dengan pil-oralRencana:a. Bila timbul gangguan hilangnya penglihatan (transient, total atau partial), segera hentikan pil-oralnya dan rujuk ke ahli penyakit mata atau ahli penyakit sarafb. Bila gejala-gejala gangguan penglihatan menyertai sakit kepala migrain, paling baik untuk segera menghentikan POK-nyac. Rujuk ke ahli penyakit saraf bila ada kelainan neurologis yang menyertai gejala-gejala gangguan penglihatan.

7. POK, Kehamilan dan Kelainan JaninSubjektif:a. Anamnesa meliputi pertanyaan mengenai lama pemakaian pil oral, periode haid selama minum pil oral termasuk keterlambatan haid, lupa minum pil oral, tanggal terakhir bersenggama, mual, muntah, nyeri payudara, pembesaran payudara, pemakaian obat-obat lain termasuk alkohol yang dipakai dalam 2-3 bulan terakhir, adanya kelainan pada kehamilan-kehamilan yang lalu, keguguran/IUFD.Objektif:a. Tentukan adakah kehamilan?b. Cari tanda-tanda dari kehamilanPenilaian:a. Tentukan hamil atau tidak hamilb. Tentukan apakah akseptor mau meneruskan kehamilannya atau tidak.

Rencana:a. Beritahu akseptor bahwa bertambahnya risiko cacat bawaan akibat minum pil-oral pada kehamilan dini adalah kecil sekali atau tidak ada sama sekali.b. Hentikan pil-oral bila diagnose kehamilan telah dibuat.

8. POK dan GalactorrheaSubjektif:a. Anamnesa meliputi pertanyaan-pertanyaan perihal rangsangan payudara karena menyusui, lama dan banyaknya pengeluaran dan riwayat lampau dari galactorrhea.b. Tanyakan perihal gejala-gejala kehamilan seperti mual, payudara penuh atau nyeri, perubahan selera makan, keterlambatan haid, berat badan bertambah, senggama terakhir.Objektif:a. Tentukan apakah keluar secret bila payudara dipijitb. Bagaimana kuantitas dan kualitas secret tersebutc. Bila perlu lakukan pemeriksaan mikroskopik dari cairan tersebut untuk melihat leukosit, butir lemak dan sebagainya.Penilaian:a. Differensial diagnosa dari galactorrhea pada akseptor pil oral meliputi: Supresi PIF (Prolactin Inhibiting Factor) oleh pil oral Tumor yang menghasilkan/mengeluarkan prolaktin Galactorrhea sekunder karena penghisapan putting payudaraRencana:a. Bila pemijitan menyebabkan keluarnya air susu, buat preparat lalu fixer (seperti fiksasi pada Pap Smear) dan kirimkan untuk pemeriksaan sitologib. Periksa kadar prolaktin serum (sebelum mengambil darah, jangan lakukan pemeriksaan/manipulasi dari payudara)c. Lakukan test kehamilan yang sensitifd. Bila galactorrhea-nya dirasakan mengganggu, pertimbangkan untuk menghentikan pil-oralnyae. Bila galactorrhea dirasakan timbul karena penghisapan payudara oleh partner saat bermain cinta, pertimbangkan usul untuk mengurangi perangsangan payudara yang intensif.

9. Sakit KepalaSubjektif:a. Anamnesa meliputi pertanyaan-pertanyaan: Umur pada saat timbulnya sakit kepala Berat ringannya sakit kepala, lamanya, stress, lokasi sakitnya, siklus, sakit rahang dan hubungan dari sakit kepala dengan minum Pil-oral. Apakah sakitnya unilateral, berdenyut-denyut atau disertai dengan mual, muntah, pusing,penglihatan buram, mata berair atau hilangnya visus. Tanyakan riwayat Sinusitis atau post-nasal drip. Tanyakan mengenai pemakaian obat-obat, alkohol, kafein. Adakah riwayat keluarga dengan migraine. Adakah hilangnya kemampuan bicara, lemah, baal, atau kesemutan, yang berhubungan dengan sakit kepala.Objektif:a. Periksa tekanan darah.b. Lakukan pemeriksaan funduskopi.c. Bila perlu lakukan pemeriksaan neurologis yang lengkap.

Penilaian:a. Differensial diagnosa dari sakit kepala pada pemakaian Pil-oral dapat meliputi: Transient ischaemic attack (TIA), sakit kepala migrain, sakit kepala vaskuler atau CVA. Hipertensi Sakir kepala karena retensi cairan yang siklis, yang dapat disebabkan oleh komponen estrogen atau progestin di dalam pil-oralnya Tension headache/stress Sakit kepala setelah pemakaian alkohol, penghentian kafein atau obat-obat lain. Kelainan gigi Kelainan sendi temporo-mandibular Tumor susunan saraf pusatRencana:a. Bila sakit kepalanya jelas disebabkan oleh pil-oral, hentikan pil-oral-nya atau ganti dengan preparat lain yang akitivitas estrogenic dan/atau progestinnya lebih rendah.b. Sakit kepala pada akseptor pil-oral harus ditanggapi dengan serius karena dapat merupakan tanda bahaya utama yang mendahului CVA.

10. HipetensiSubjektif:a. Pada anamnesa ditanyakan: Tekanan darah sebelum dan sesudah pemakaian pil-oral Tekanan darah selama kehamilan Sakit kepala, gangguan mata, stress, latihan, riwayat infeksi saluran kemih Riwayat keluarga dengan hipertensi Pemakaian kafein, nikotin, diuretika, obat-obat influenza (yang umumnya mengandung vasokonstriktor), obat-obat penekan nafsu makan, amphetamine.Objektif:a. Pemeriksaan tekanan darah, duduk dan tidur harus dilakukan pada lebih dari 1 kunjungan.b. Menurut WHO, hipertensi pada orang dewasa, bila: Sistolik > 160 mmHg Diastolik > 95 mmHgc. Dilakukan penimbangan berat badanPenilaian:a. Differensial diagnosa dari hipertensi pada pemakaian pil oral meliputi: Komponen estrogen atau progestin di dalam pil oral Hipertensi labil yang disebabkan oleh stress Hipertensi karena medikamentosa Hipertensi kronisRencana:a. Bila diastolik > 90 mmHg pada beberapa kunjungan, maka hentikan pemakaian pil-oral. Pada peninggian diastolic dari 60-70 mmHg ke 80-90 mmHg, kurangi progestin, kurangi kedua-duanya (estrogen dan progestin) atau hentikan semua hormone dan lakukan observasi.b. Bila akseptor tetap ingin menggunakan pil oral, pertimbangkan pemakaian mini pil atau pil oral atau pil oral dengan dosis estrogen dan progestin paling rendah.c. Beritahu bahwa hipertensi yang disebabkan pil oral umumnya reversible dalam 1-3 bulan setelah pil-oral-nya dihentikan.d. Kurangi/hentikan merokok, berolah raga secara teratur, kurangi berat badan bila terlalu gemuk, kurangi garam, kafein, dan adakan rekreasi secara teratur.e. Beritahu akseptor yang mendapat hipertensi selama minum pil oal, bahwa hipertensi dapat terjadi kembali bila akseptor hamil atau kelak dikemudian hari, dan perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan teratur.f. Bila pil oral dihentikan, berikan metode kontrasepsi lain.

11. Mual (Nausea)Subjektif:a. Pada anamnesa ditanyakan: Lamanya rasa mual Hubungannya dengan pemakaian pil oral Waktu minum pil oral (pagi, siang, sore dan malam) Stress, sakit lambung/perut, pemakaian alkohol Jumlah hari rasa mual dalam 1 siklus Gejala-gejala kehamilan dini Muntah Pemakaian obat-obat lainObjektif:a. Cari tanda-tanda kehamilan dinib. Adakah infeksi?c. Test kehamilan (urine atau serum)d. Test diagnostic lainnya untuk hepatitis, penyakit kantung empedu.Penilaian:Differensial diagnosa dari mual pada pemakaian pil oral:a. Mual karena komponen estrogen di dalam pil oralb. Kehamilan (intra-uterine, ektopik)c. Penyakit-penyakit lain diluar sistem reproduksi seperti penyakit hepar, katung empedu, gastroenteritis, viremia.Rencana:a. Pertimbangkan penggantian ke pil oral dengan dosis estrogen lebih rendah atau pil oral dengan progestin saja. Pil oral dengan dosis estrogen 20 mcg dapat mengurangi mual secara dramatis, meskipun lebih sering menyebabkan perdarahan bercak (spotting), perdarahan menyerupai haid (breakthrough bleeding) dan amenore.b. Beritahu akseptor bahwa mual sering berkurang setelah pemakaian pil-oral selama beberapa siklusc. Satu pola minum pil oral yang efektif untuk mengurangi mual adalah meminun pil-oral-nya secara tetap pada saat makan malamd. Bila akseptor muntah dalam satu jam setelah minum pil oral, ia harus minum lagi pil oral ekstra dari bungkus lain (untuk menggantikan pil oral yang dimuntahkan).

12. Berat Badan yang BertambahSubjektif:a. Pada anamnesa ditanyakan: Hubungan antara pertambahan berat badan dan pil oral Perubahan nafsu/selera makan Gejala-gejala dari kehamilan dini Pekerjaan, tidur, olahraga, tanda-tanda depresiObjektif:a. Perhatikan adanya oedema, jumlah dan lokasi lemak, pembesaran uterus dan tanda-tanda lain dari kehamilan.b. Pemeriksaan test urine untuk kehamilan, glukosa darah 2 jam post-prandial.

Penilaian:

a. Pada beberapa wanita, pertambahan berat badan memang disebabkan oleh kontrasepsi oral. Pil oral dapat menaikkan berat badan dari 5-10 kg atau lebih.b. Differensial diagnosa dari pertambahan berat badan pada pemakaian pil-oral: Retensi cairan karena progestin atau estrogen di dalam pil oral Pertambahan berat badan yang disebabkan oleh estrogen, mengakibatkan bertambahnya lemak subkutan, terutama pada pinggul, paha dan payudara. Ini tampak setelah beberapa bulan minum pil oral. Nafsu makan yang bertambah dan makan banyak (efek anabolic) disebabkan efek androgenik dari progestin. Ini terjadi secara perlahan-lahan dan membutuhkan waktu bertahun-tahun Kadar insulin darah meninggi yang disebabkan oleh hormone progestin di dalam pil oral Intake kalori yang bertambah bersamaan dengan depresi Kurang olahraga, perubahan dalam kebiasaan makan Kehamilan

Rencana:

a. Bila akseptor mengalami pertambahan berat badan yang siklis oleh karena retensi cairan, kurangi estrogen atau progestin atau kedua-duanya atau hentikan sama sekali pil oral tersebut.b. Pindah ke pil oral dengan potensi estrogen lebih rendah bila diketahui akseptor mengalami pertambahan berat badan yang disebabkan bertambahnya jaringan payudara dan lemak subkutan, terutama di pinggul atau paha.c. Pindah ke pil oral dengan potensi androgenic yang lebih rendah bila diketahui akseptor mengalami efek anabolic dan berat badan yang terus bertambah. Kadang-kadang diperlukan penghentian pil oralnya.d. Pertambahan berat badan umumnya bereaksi terhadap intake kalori yang dikurangi dan menambah latihan jasmani/olah ragae. Adalah penting untuk memberitahukan akseptor yang mengalami pertambahan berat badan, bahwa pil oral dapat merupakan penyebabnya.f. Kontrasepsi oral dapat diberikan kepada wanita gemuk. Umumnya dilakukan pemeriksaan kadar lemak darah dan glukosa 2 jam post-prandial, terutama bila wanita mempunyai riwayat-keluarga dengan diabetes atau penyakit jantung pada usia muda. Ajari wanita gemuk perihal tanda-tanda bahaya pil oral. Wanita gemuk dapat mulai dengan POK dosis rendah. Efek protektif dari POK terhadap karsinoma endometrium mungkin sangat diharapkan pada wanita gemuk, karena resiko untuk mendapatkan karsinoma endometrium bertambah besar pada wanita yang gemuk.Efektifitas Pil Oral Kombinasia. Angka kegagalan: Teoritis: 0,1 % Praktik: 0,7-7 %b. Banyak faktor yang mempengaruhi use-effectiveness, antara lain: Apakah perdarahan-bercak atau perdarahan menyerupai haid menyebabkan pemakaian POK berkurang Apakah akseptor memakai pil oral dengan benar dan konsisten

Beberapa Pertimbangan Praktis dalam Manajemen Klinis Penggunaan Pil-Oral Kombinasi1. Akseptor POK yang baru, harus di reevaluasi selama 3-6 bulan pertama. Setelah akseptor minum POK selama 3-6 bulan, dan ternyata tidak mempunyai keluhan atau masalah, dan ingin meneruskan minum pil oral, maka dapat diberikan sekaligus pil oral untuk 6 bulan berikutnya, ini dalam rangka mengurangi angka diskontinuitas pemakaian pil oral.2. Beritahukan tanda-tanda bahaya dini dari pil oral pada setiap kunjungan akseptor:a. Sakit perut yang hebatb. Sakit dada yang hebat, batuk, nafas pendekc. Sakit kepala yang hebat, pusing, perasaan lemah, perasaan baald. Masalah mata seperti kehilangan penglihatan atau penglihatan buram, dan masalah bicara/speeche. Sakit tungkai bawah yang hebat (betis atau paha)3. Berat badan, tekanan darah, pap smear dan pemeriksaan ginekologis harus dilakukan pada pemeriksaan pertama. Pap smear diulangi setiap tahun. Pada akseptor dengan resiko tinggi penyakit kardio-vaskuler, kadar lemak darah glukosa 2 jam post-prandial harus diperiksa sebelum memberikan pil oral dan diulangi setiap tahun.4. Pemeriksaan mammografi dianjurkan dilakukan sekali untuk wanita berusia 35-40 tahun, dan setiap tahun pada usia . 40 tahun.Keuntungan Non-Kontraseptif dari POK1. Masalah yang Berhubungan dengan Haid, dimana Pil Oral:a. Mengurangi rasa nyeri selama haid (dismenore). Sebabnya: POK diduga menghambat produksi prostaglandin.b. Mengurangi lama/hari perdarahan haidc. Mengurangi jumlah darah haidd. Menyebabkan siklus haid lebih terature. Meniadakan mittelschmerz (sakit yang timbul saat ovulasi)f. Mengurangi anemia (Fe-defisiensi)g. Kadang-kadang mengurangi ketegangan pra-haid (gelisah, mudah tersinggung, emosi yang tidak stabil dan depresi) yang terjadi 7-10 hari sebelum haid yang akan datang. 2. Perlindungan/Proteksi Terhadap PID AkutPenelitian-penelitian menunjukkan bahwa pil oral mempunyai efek proteksi terhadap timbulnya PID, yang merupakan faktor utama dari infertilitas pada wanita.Mengapa dan bagaimana pil oral mengurangi risiko timbulnya PID akut? Mekanisme yang pasti belum diketahui. Diduga mekanismenya sebagai berikut:a. Pil oral menyebabkan pengurangan drastis jumlah rata-rata darah haid, sehingga mengurangi jumlah media yang tersedia untuk pertumbuhan mikro-organisme.b. Pil oral menyebabkan lendir serviks menjadi sedikit, kental dan sulit ditembus, sehingga mengurangi masuknya mikro-organisme pathogen dari vagina ke dalam cavum uteri.c. Pil-oral menyebabkan canalis cervicalis kurang melebar/dilatasi pada 2 saat dari siklus haid, yaitu pada pertengahan siklus dan haid. Pada mid-siklus, berkurangnya dilatasi canalis servikalis disebabkan berkurangnya jumlah sekresi lendir serviks oleh karena terhambatnya/inhibisi dari puncak estrogen pra-ovulatoir. Pada saat haid, canalis servikalis kurang berdilatasi karena volume darah haid yang lebih sedikit/berkurang.d. Pil oral menyebabkan berkurangnya kekuatan kontraksi uterus, sehingga mengurangi juga kemungkinan penyebaran infeksi dari cavum uteri ke dalam tuba falopii.Tetapi harus diingat, bahwa kita tidak boleh menyamaratakan efek proteksi tersebut terhadap semua bentuk PID, karena dari penelitian-penelitian ternyata bahwa pil oral justru meninggikan kejadian infeksi traktus genitalia bagian bawah oleh kuman Chlamydia trachomatis.3. Perlindungan Terhadap Karsinoma Ovarium dan Karsinoma EndometriumBukti-bukti kuat menunjukkan bahwa Pil-oral memberi perlindungan terhadap karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium, dan semakin lama ekseptor menggunakan Pil-oral, semakin bertambah besar proteksi terhadap kedua karsinoma tersebut.Terhadap karsinoma endometrium, didapatkan pengurangan risiko sebesar 40% pada wanita yang sudah memakai POK selama minimal 12 bulan, dan efek protektif ini masih berlanjut untuk sekurang-kurangnya 15 tahun setelah penghentian POK. Efek protektif POK ditemukan terhadap ke 3 tipe karsinoma endometrium, yaitu adenokarsinoma, adenoacanthoma, dan adenoskuamous. Diduga mekanisme efek protektif POK terhadap karsinoma endometrium disebabkan karena perubahan irreversibel dalam kerentanan sel-sel endometrium terhadap karsinogen atau transformasi maligna, modifikasi DNAseluler dan berkurangnya jumlah sel-sel endometriu yang rentan terhadap karsinogen.4. Keuntungan Non-Kontraseptif Lain :a. Mengurangi insiden dari kista ovarium fungsionalPaling sedikit 3 penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa kontrasepsi oral mengurangi risiko timbulnya kista ovarium fungsional, termasuk kista folikuler, granulosa lutein dan theca lutein.b. Mengurangi insiden penyakit payudara jinakPOK menyebabkan berkurangnya risiko sebesar : 30% terhadap penyakit payudara fibrokistik 60% terhadap fibroadenoma mammae 40% terhadap massa/ benjolan payudara yang tidak dibiopsiPengurangan risiko ini hanya terjadi pada wanita yang minimal memakai kontrasepsi oral selama 2 tahun; dan risiko yang berkurang terhadap penyakit payudara jinak tidak akan menetap pada mantan akseptor Pil-oral yang telah menghentikan pemakaian Pil-oralnya selama lebih dari 1 tahun.c. Mengurangi risiko timbulnuya kehamilan ektopikKarena Pil-oral sangat efektif dalam mencegah kehamilan primer karena mencegah ovulasi, maka Pil-oral juga sangat mengurangi risiko timbulnya kehamilan ektopik.d. Mengurangi jerawate. Penambahan berat badan pada beberapa wanitaf. Payudara membesarg. Periode haid dapat ditangguhkan/ dimundurkan, dengan cara minum Pil-oral tambahanh. Mengobati perdarahan uterus disfungsionalBila Pil-oral dipakai untuk mengobati perdarahan uterus disfunsional, maka diperlukan dosis yang lebih tinggi dari progestin yang kuat dalam POK untuk menimbulkan hemostasis yang cepat dan atropi dari endometrium.i. Insiden Rheumatoid arthritis mungkin berkurang.j. Myoma uteriData dari penelitian Oxford Family Planning Association (1986) memperkirakan bahwa pemakaian kontrasepsi oral mengurangi risiko timbulnya myoma uteri. Dan risiko timbulnya myoma uteri secara konsisten berkurang dengan semakin lamanya pemakaian metode kontrasepsi oral; wanita yang telah memakai kontrasepsi oral selama 10 tahun berkurang risikonya sebesar 30%.POK dengan estrogen dosis rendah yang banyak dipakai saat ini tidak perlu dipersoalkan pada penderita dengan leiomyoma uteri yang asimtomatik. Jika kemudian ternyata bahwa myoma uterinya makin membesar, maka penderita dianjurkan untuk menghentikan Pil-oralnya.Hal-hal penting yang harus diketahui oleh Akseptor POK1. Pil-oral tidak merupakan barier mekanis terhadap penularan PHS, dan Pil-oral tidak melindungi Akseptor terhadap virus HIV dan yang menyebabkan AIDS.2. Kerja primer dari Pil-oral adalah menghentikan ovulasi, sehingga tidak ada ovum yang dihasilkan dan kehamilan tidak dapat terjadi. 3. Gunakan kontrasepsi cadangan/ lain, seperti kondom, bila baru pertama kali menggunakan Pil-oral4. Ada beberapa cara untuk mulai dengan kontrasepsi Pil-oral :a. Mulai pada hari haid pertamab. Mulai pada hari ke-5 haidc. Mulai pada hari minggu pertama setelah haidd. Mulai pada hari ini, bila pasti tidak hamil5. Akseptor harus membaca brosur/ leaflet mengenai Pil-oral yang terdapat dalam bungkus Pilnya.6. Minumlah Pil-oral setiap hari sampai habis selurunya. Kemudian :a. Bila minum bungkus 28 hari, langsung mulai dengan bungkus baru selanjutnya.b. Bila minum bungkus 21 hari, hentikan minum Pil-oral selama 1 minggu, kemudian mulai lagi dengan bungkus baru pada hari ke-8 setelah penghentian Pil-oralnya.7. Cobalah untuk menghubungkan Pil-oral dengan sesuatu yang selalu dilakukan sekitar waktu yang sama setiap harinya.8. Bila terjadi perdarahan bercak (spotting) selama beberapa siklus, mungkin perlu dihubungi petugas medis, karena mungkin sekali Pil-oralnya harus diganti. Perdarahan bercak lebih sering terjadi dengan Pil-oral yang berisi hormon dosis rendah.9. Efektivitasi Pil-oral dapat sedikit berkurang bila dipakai bersama-sama dengan obat-obat lain yang mempengaruhi fungsi hepar atau absorpsi gastrointestinal. 10. Periksa bungkus Pil-oral setiap pagi hari untuk memastikan telah minum Pil-oranya di hari sebelumnya.11. Bila lupa minum 1 Pil-oral, setelah teringat segera minum Pil-oral yang terlupakan tadi, dan minumlah Pil-oral untuk hari ini seperti biasanya.12. Bila lupa minum 2 Pil-oral, setelah teringat segera minum 2 Pil-oral hari itu dan 2 Pil-oral lagi hari berikutnya.13. Bila lupa minum 3 Pil-oral berturut-turut atau lebih, segera pergunakan alat kontrasepsi lain selama sisa siklus, karena ovarium mungkin melepaskn ovum. Bila ingin meneruskan menggunakan Pil-oral, ada 2 cara, yaitu :a. Minum 2 Pil-oral sehari untuk 3 hari dan gunakan alat kontrasepsi cadangan sampai timbul haid yang akan datang.b. Hentikan Pil-oral dari bungkus lama. Mulai dengan bungkus yang baru pada hari minggu pertama setelah lupa 3 atau lebih Pil-oral, meskpun ada perdarahan. Gunakan alat kontrasepsi cadangan.14. IPPF (International Planned Parenthood Federation) memberikan rekomendasi sebagai berikut bila akseptor lupa minum Pil-oral :a. Lupa minum 1 Pil-oral Segera minum Pil-oral yang terlupa pada saat teringat Minum Pil-oral selanjutnya pada waktunya, meskipun Anda minum 2 Pil-oral pada hari yang sama atau 2 Pil-oral pada saat yang sama b. Lupa minum 2 Pil-oral berturut-turut dari baris 14 Pil-oral pertama : Segera minum 2 Pil-oral pada saat teringat Minum 2 Pil-oral pada hari berikutnya Minum sisa Pil-oralyang masih ada sepeti biasa Untuk proteksi tambahan, gunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari, atau abstinens selama 7 haric. Lupa minum 2 Pil-oral berturut-turut dari baris 7 Pil-oral aktif terakhir : Buang semua Pil-oral yang masih tersisa Mulai minum Pil-oral dari bungkus baru pada hari itu juga Gunakan metode kontrasepsi cadangan selama 7 hari atau abstinens selama 7 harid. Lupa minum 3 Pil-oral atau lebih berturut-turut pada setiap waktu : Ikuti petunjuk seperti lupa minum 2 Pil-oral berturut-turut dari baris 7 Pil-oral aktif terakhir :15. Bila sakit dan menderita diare atau muntah-muntah, gunakan alat kontrasepsi cadangan sampai mendapat haid berikutnya16. Haid menjadi lebih pendek dan lebih sedikit bila minum Pil-oral. Bila hanya ada setetes darah atau bercak coklat pada pakaian dalam, ini sudah dinyatakan haid.17. Bila tidak pernah lupa minum Pil-oral sedangkan haid tidak timbul, bila tidak ada tanda-tanda kehamilan maka tidak perlu kuatir.18. Bila lupa minum 1 Pil-oral atau lebih, dan tidak terjadi haid, hentikan Pil-oralnya dan gunakan metode kontrasepsi lain. Periksakan diri untuk memastikan ada tidaknya kehamilan19. Bila tidak dapat haid selama 2 siklus berturut-turut, sedangkan Pil-oral diminum setiap hari, periksakan diri dulu untuk memastikan ada tidaknya kehamilan20. Bila ingin hamil lagi, hentikan Pil-oralnya.21. Setiap kali berobat untuk alasan apapun, beritahu petugas medis bahwa akseptor sendang minum Pil-oral22. Bila mengalami perubahan-perubahan kejiwaan/ mood yang nyata seperti depresi langsung hubungi petugas kesehatan23. Bila akseptor KB meokok >14 batang/ hari, harus lebih berhati-hati dalam memperhatikan tanda-tanda bahaya Pil-oral, dan sebaiknya hentikan minum Pil-oral pada umur 35 tahun.24. Akseptor harus mengetahui tanda-tanda bahaya Pil-oral :a. Sakit abdomen yang hebatKemungkinannya : Penyakit kandung empedu Adenoma hepar Bekuan darah Pancreatitisb. Sakit dada yang hebat, nafas pendek atau hemotoeKemungkinannya : Bekuan darah di dalam paru-paru Miokard infarkc. Sakit kepala yang hebatKemungkinannya : Stroke/ CVA Hipertensi Sakit kepala migrained. Gangguan pada mata seperti penglihatan buram, cahaya yang berkilat-kilat atau hilangnya visusKemungkinannya : Stroke Hipertensi Masalah vaskuler yang sementara dengan lokasi yang bermacam-macame. Sakit tungkai bawah yang hebat (betis atau paha)Kemungkinannya : Bekuan darah di dalam tungkai bawah

Keuntungan >< Risiko1. Keuntungan kontrasepsi Pil-oral, bila dipergunakan dengan baik :a. Merupakan metode kontrasepsi reversible paling efektifDibandingkan dengan : IUD: kegagalanya 2x labih besar daripada Pil-oral Kondom: kegagalanya 3x labih besar daripada Pil-oral Diafragma: kegagalanya 4x labih besar daripada Pil-oral Cara-cara lain : kegagalanya 5x labih besar daripada Pil-oralb. Melindungi terhadap PIDRisikonya: dibandingkan tanpa KB dibandingkan akseptor IUDc. Melindungi terhadap kehamilan ektopikRisikonya 1/10 dibandingkan tanpa KBd. Melindungi terhadap karsinoma endometrium, dengan mengurangi risiko kurang lebih dibandingkan tanpa KBe. Melindungi terhadap karsinoma ovarium, dengan mengurangi risiko kurang lebih 2/5 dibandingkan tanpa KBf. Melindungi terhadap penyakit payudara jinak