tugas mandiri skenario 3 blok cairan

20
LI.1. Memahami dan menjelaskan asam dan basa LO.1.1. Definisi dan Contoh Definisi Asam dan basa Asam : sekelompok zat yang mengandung hidro gen yang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H + Basa: Bahan yang dapat berikatan dengan H + Teori Arhenius Asam : Zat yang terdisosiasi dalam air yang membentuk ion hidrogen (H + ) Basa : Zat yang terdiososiasi dalam air yang membentuk ion hidroksil (OH - ) Teori Bronsted lowry Asam : suatu zat/bahan yang cenderung memberikan sebuah proton Basa: suatu zat/bahan yang cenderung menerima sebuah proton Asam basa adalah proses memberi dan menerimanya proton serta pembentukan ion hidrogen dan hidroksil Diperkenalkan oleh Johannnes Bronsted & Thomas Lowry pada tahun 1923 Asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen, dan sebuah basa adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen Dalam reaksi asam basa, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basa CH 3 COOH(aq) + H 2 O(l) H 3 O + (aq) + CH 3 COO - (aq) Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2 Asam-basa terdapat sebagai pasangan konyugat. CH 3 COO - adalah basa konyugat dari CH 3 COOH dan sebaliknya. H3O+ dan H2O juga membentuk  pasangan asam-basa konyugat. HCl(dalam NH 3 ) + NH 3 (l) NH 4 + (dalamNH3) + Cl - (dalamNH3) Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2 Contoh asam basa bronsted lowry pada pelarut non-H 2 O Beberapa molekul dan ion dapat berfungsi sebagai asam maupun sebagai basa tergantung konsid i reaksi sehingga disebut amfoter . Sebagai contoh air dan ion hidrogen karbonat CH 3 COOH(aq) + H 2 O(l) H 3 O + (aq) + CH 3 COO - (aq) H 2 O(l) + NH 3 (aq) NH 4 + (aq) + OH - (aq) H 2 CO 3 - (aq) + H 2 O(l) H 3 O + (aq) + CO 2 2- (aq) H 2 O(l) + HCO 3 - (aq) H 2 CO 3 (aq) + OH - (aq) Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2 TEORI ASAM BASA LEWIS Basa Lewis merupakan jenis basa yang menyumbangkan sepasang elektron  bebas (donor elektron) Asam Lewis adalah jenis asam yang menerima sepasang elektron bebas (akseptor elektron)

Upload: ranty-rizky-puspadewi

Post on 14-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 1/20

LI.1. Memahami dan menjelaskan asam dan basaLO.1.1. Definisi dan ContohDefinisi Asam dan basa

Asam : sekelompok zat yang mengandung hidrogen yang mengalami disosiasi atau

terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H+

Basa: Bahan yang dapat berikatan dengan H+

Teori Arhenius

Asam : Zat yang terdisosiasi dalam air yang membentuk ion hidrogen (H+)Basa : Zat yang terdiososiasi dalam air yang membentuk ion hidroksil (OH-)

Teori Bronsted lowry

Asam : suatu zat/bahan yang cenderung memberikan sebuah protonBasa: suatu zat/bahan yang cenderung menerima sebuah protonAsam basa adalah proses memberi dan menerimanya proton serta pembentukan ion

hidrogen dan hidroksil Diperkenalkan oleh Johannnes Bronsted & Thomas Lowry pada tahun 1923 Asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen,

dan sebuah basa adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen Dalam reaksi asam basa, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basa

CH3COOH(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + CH3COO-(aq)Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2

Asam-basa terdapat sebagai pasangan konyugat. CH3COO- adalah basakonyugat dari CH3COOH dan sebaliknya. H3O+ dan H2O juga membentuk 

 pasangan asam-basa konyugat.

HCl(dalam NH3) + NH3(l) ↔ NH4+(dalamNH3) + Cl-(dalamNH3)

Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2 Contoh asam basa bronsted lowry pada pelarut non-H2O

Beberapa molekul dan ion dapat berfungsi sebagai asam maupun sebagai basatergantung konsidi reaksi sehingga disebut amfoter. Sebagai contoh air dan ionhidrogen karbonat

CH3COOH(aq) + H2O(l) ↔ H3O+

(aq) + CH3COO-

(aq)H2O(l) + NH3(aq) ↔NH4

+(aq) + OH-(aq)

H2CO3-(aq) + H2O(l) ↔H3O+(aq) + CO2

2-(aq)

H2O(l) + HCO3-(aq) ↔ H2CO3(aq) + OH-(aq)

Asam 1 Basa 1 Asam 2 Basa 2

TEORI ASAM BASA LEWIS Basa Lewis merupakan jenis basa yang menyumbangkan sepasang elektron

 bebas (donor elektron)

Asam Lewis adalah jenis asam yang menerima sepasang elektron bebas(akseptor elektron)

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 2/20

Salah satu contohnya reaksi molekul yang kekurangan elektron BF3 denganmolekul kaya elektron NH3 membentuk BF3 NH3

Definisi Lewis mensistematiskan kimia berbagai macam oksida biner yangdapat dianggap sebagai anhidrida asam atau basa

Anhidrida asam didapatkan dengan mengambil air dari suatu asam okso

sampai hanya tertinggal oksidanya, dengan demikian CO2 merupakan anhidridaasam karbonat (H2CO3)

CO2(g) + H2O(l) ↔ H2CO3(aq) Oksida logam Golongan I dan II adalah anhidrida basa, yang diperoleh dengan

menghilangkan air dari hidroksida yang sesuai. Contoh kalsium oksida, CaO,adalah anhidrida basa dari kalsium hidroksida Ca(OH)2

CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s) Reaksi oksida asam dan basa Lewis

CaO(s) + CO2(g) ↔ CaCO3(s)

LO.1.2 Klasifikasi Asam Basa

Berdasarkan kekuatannya

ASAM KUAT

Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air.Contohnya HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4

Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbeda

Kesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1)

BASA KUAT

Basa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH- biladilarutkan dalam air. Ion amida (NH2

-) dan hidrida (H-) merupakan basa kuat Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam

 pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH-

berbeda Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1)

ASAM LEMAH

• Asam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampaiselesai (mencapai kesetimbangan)

• Asam lemah merupakan elektrolit lemah• Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat Reaksi kesetimbangan asam lemah

HA(aq) + H2O(l)↔H3O+(aq) + A-(aq) Rumus kesetimbangan

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 3/20

[H3O+] [A-]= Ka[HA] K a adalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentu

BASA LEMAH

Penjelasan asam lemah mirip dengan basa lemah K  b = ketetapan kesetimbangan basa Basa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH-

Jumlah ion yang dihitung [OH-] K  b dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan semakin lemah suatu basa, semakin

kecil nilai K  b-nya

Berdasarkan bentuk ionAsam anion (-), contohnya: H2SO4, SO3Asam Kation (+), contohnya: NH4, H3O

Basa anion (-), contohnya : Clˉ, CBasa kation (+), contohnya: Na+

Asam yang berasal dari proses metabolisme1. Asam volatil : Asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadicair maupun gasContoh : CO2

2. Asam non-volatil : Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harusdiekskresikan oleh ginjal.

Dapat berupa : - Asam organik - Asam anorganik 

Berdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basa1. Asam dan basa monoprotik 

Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer)2. Asam dan basa protipotik 

Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier)3. Asam basa diprotik 

Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder)

LI.2. Memahami dan menjelaskan pH darahLO.2.1. Definisi

 Nilai pH darah menunjukkan tingkat keasaman darah dalam tubuh. Nilainormal pH darah adalah 7,35-7,45. Nilai pH darah ini berkaitan erat dengankeseimbangan asam basa dalam tubuh. Pada kondisi asidosis (pH darah menurun)afinitas Hb terhadap oksigen berkurang,sehingga oksigen yg dapat ditranspor olehdarah berkurang. Pada kondisi alkalosis (pH darah meningkat) afinitas Hb thd oksigenmeningkat. Akibatnya, uptake oksigen dlm paru-paru meningkat,tetapi pelepasan

oksigen ke jaringan-jaringan terganggu sehingga tubuh tetap kekurangan oksigen.

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 4/20

Asmadi,2008

LO.2.2. gangguan keseimbangan asam basa yang diakibatkan pH darahKeseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen,

keseimbangan antara ion [ ] bebas dan [HC ] dalam cairan tubuh sehingga

keseimbangan tubuh yang harus dijaga kadar ion [ ] bebas dalam batas normal

maupun pembentukan asam maupun basa terus berlangsung dalam kehidupan.

 pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam adalah pH dibawah 7.3 dan basa adalah pH di atas 7.5.pH 7.3-7.5 harus tetap dipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawa metabolit atau nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan kearah keasaman (asidosis) pH kurang dari 7.3 atau ke arah kebasaan (alkalosis) pHdiatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh.

Karena ion [ ] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka

faktor yang mempengaruhi [ ] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :

a) Lebihnya kadar [ ] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari

• Pembentukan C yang sebagian berdisosiasi menjadi H+ dan HC

• Katabolisme zat organik 

• Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh padametabolik lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan[H+]

 b) Keseimbangan intake dan output ion [H+] tubuh

Bervariasi tergantung dari:

• Diet ( makanan ), H+ naik, jika kebanyakan makan asam (asidosis),sedangkan dengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak 

menghasilkan HC .

• Aktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karenamenghasilkan banyak CO2 sehingga pH turun

• Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat sepertiolahraga berat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pHturun

Untuk itu diperlukan kordinasi untuk pengaturan keseimbangan asam basayang dilakukan dengan 3 sitem :

• 1.Sistem buffer 

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 5/20

• 2.Sistem respirasi• 3.Sistem eksresi melalui ginjal

1. Sistem buffer 

Sistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena

dapat menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yangmengandung asam dan basa konjugasinya.

Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basasementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka

 pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepatterhadap perubahan ion H+ dalam darah karena rangsangan kemoreseptor dan

 pusat pernafasan mempertahankan kadar [H+] sampai ginjal menghilangkanketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H+

dengan mensekresikan ion H+ dan menambahkan HC baru dalam darah karena

memiliki dapar fosfat.Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :

Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat

Sistem buffer hemoglobin

Sistem buffer protein

Sistem buffer fosfat

Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat

Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraseluler. Sistem buffer bikarbonat merupakansistem buffer istimewa, sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik 

 pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO2 melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonatini dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

H2O + CO2 ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-

CO2 bereaksi dengan H2O membentuk CO3 yang kemudian berdisosiasi

menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehinggaterbentuk asam karbonat. Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonatyang terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan air, dan CO2 yangdihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.

Sistem buffer hemoglobin

Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalamsel darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residuhistidin, yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen,

menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 6/20

 Na+ + HCO3 ↔ NaHCO3

Hb- + H+ ↔ HHb (PK 7-8)

Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnyamenjadi karbonat karena didalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat,

dan proses pengikatan terjadi dengan cepat karena CO2 berdifusi cepatmelintasi membran sel darah merah tanpa memerlukan mekanisme transportaktif membran sel. Kemampuan pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.

Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin.Hb penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, pengangkut CO2 dansebagai sistem buffer yang kuat.

Sistem buffer protein

Sistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular daninterstitial.Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem

 buffer lainnya. Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifatamfoter, yaitu asam amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan

 bersifat sebagai anion pada suasana basa.

Fungsi pengaturan buffer protein:- Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.

- Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino

mengalami disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H

+

. Guguskarboksil bertindak sebagai donor proton.

Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut berperan mengatur pH. Protein mengandung asam amino histidin yangmempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan melalui sistem buffer protein berjalanlambat karena ion hidrogen harus melalui proses difusi membran sel yangdipengaruhi oleh pompa natrium.

Sistem buffer Fosfat

Sistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dancairan intrasel

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalammengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat(H2PO4-) dengan monohidrogen fosfat (HPO3

2-). Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asamlemah dan basa kuat menjadi basa lemah. Natrium hidrogen fosfat ( )

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 7/20

adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na P ) adalah asam

lemah

HCl + Na2HPO4 ↔ NaH2PO4 + NaCl NaOH + NaH2PO4 ↔ Na2HPO4 + H2OH2PO4

-(aq) + H +

(aq)     H 2 PO 4(aq)

H2PO4 - (aq) + OH -(aq) --> HPO4

2-(aq)) + H2O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar selhanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

Sistem pernapasan tubuh (respirasi)

Dengan cara hiperventilasi ataupun hipoventilasi,sistem ini mengatur komponen asam bikarbonat.sehingga rasio Garam bikarbonat dan asam karbonat dipertahankannormal.

Dalam Hal ini melibatkan

• 1.Pemasukan O2 dan pelepasan CO2 di alveoli paru-paru• 2.Transportasi O2 dari alveoli paru-paru ke jaringan-jaringan• 3.Trasnportasi CO2 dari jaringan ke alveoli paru-paru.

Transportasi O2 dalam darah berbentuk 

• 1.Gas terlarut di dalam plasma darah• 2.O2 terikat hemoglobin dalam sel darah merah membentuk senyawa Hb-oksi

(HbO2)• HbO2 mempunyai keasamaan tinggi,lebih tinggi dari Hb tereduksi

Transportasi CO2 dalam darah berbentuk 

• 1.Gas larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)• 2.Asam karbonat,larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)• 3.Berbentuk ikatan karbamino dengan protein darah,termasuk Hb (kira-kira

20% CO2 yang di transport).• 4.garam bikarbonat (kira-kira 70% CO2 yang di transpor)

Kejenuhan Hb-oksi terutama dipengaruhi oleh pO2 dan pCO2 stempat.

Perubahan keseimbangan asam-basa

Karena konsentrasi ion hydrogen darah akhirnya mempengaruhi konsentrasi ionhydrogen cairan tubuh dank arena darah diambiluntuk analisis kimia, darah arteridigunakan sbg contoh cairan tubuh dalam mengkaji keseimbangan asam-basa.

Evaluasi klinis terhadap status asam-basa individu mencakup penentukan pH daraharteri,PCO2 dan HCO3

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 8/20

Asidosis : asidosis dalam cairan tubuh mengacu pada peningkatan konsentrasiH+ diatas normal atau penurunan pada HCO3 dibawah normal,yang mengakibatkan

 penurunan pH cairan tubuh sampai 7,35. Sumber kelebihan ion hydrogen atau perubahan rasio H2CO3 , HCO3 dapat berupa pernapasan atau metabolic . asidemiadidefinisikan sebagai kondisi keasaman darah yang ditandai dengan nilai pH darah

kurang dari 7,35. Proses fisiologis yang menyebabkan sidemia didefinisikan sebagaiasidosis.

Alkalosis : alkalosis mengacu pd penurunan konsentrasi H+ cairan tubuh ataukelebihan HCO3 , sehingga meningkatkan pH cairan tubuh sampai diatas 7,45.Sumber penipisan ion hydrogen adalah eliminasi karbon dioksida atau kelebihanmetabolic bikarbonat basa primer . alkalemia didefinisikan sebagai kondisi alkalindarah yang ditandai dengan pH arteri lebih besar. Proses fisiologis yang menyebabkanalkalemia adalah alkalosis.

Gangguan keseimbangan asam basa dpt timbul dari penyebab respiratori ataumetabolic. Empat tipe gangguan asam basa utama adalah asidosis respiratori,alkalosis

respiratori,asidosis metabolic,alkalosis metabolic .(tambayong,2000)

LO.2.3. analisis pH darah

Analisa gas darah adalah pengukuran pH dan juga keseimbangan asam basa,oksigenasi (PaO2), kadar karbondioksida (PaCO2) , kadar bikarbonat (HCO3), saturasioksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa (Base Excess).

Analisa gas darah biasanya didasarkan pada pengambilan sampel arteri. Nilaivena diberikan sebagai referensi. (Horne,Swearingen.2001)Analisa gas darah berguna untuk menginterprestasi:

• Apakah pasien menderita asidemia / alkalemia?

- pH < 7,35 disebut asidemia

- pH > 7,45 disebut alkalemia

• Apakah masalah primer gangguan asam basa

- Asidosis Metabolik : HCO3 menurun PaCO2 menurun

- Akalosis Metabolik : HCO3 meningkat PaCO2 meningkat

- Asidosis Respitoris : PaCO2 meningkat HCO3 meningkat

- Alkalosis Respitoris : PaCO2 menurun HCO3 menurun

Kadar Normal Gas Darah

 pH 7,35 - 7,45

PaCO2 35 – 45 mmHG

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 9/20

PaO2 80 – 100 mmHG

HCO3 22 – 26 mEq/L

Saturasi Oksigen 95 – 100%

Base Excess -2,4 s.d +2,3

Langkah-langkah Analisa Gas Darah

1. Langkah satu, tentukan apakah pH normal. Bila pH menyimpang dari 7,40 perhatikan seberapa besar pH menyimpang dan kemana arahnya. Jika pH>7,45 adalah Alkalosis ,dan jika pH <7,35 adalah Asidosis. Apakah pH dalamkeadaan kritis yaitu >7,55 atau <7,20.

2. Langkah dua, periksa PaCO2, bila menyimpang dari 40 mmHg, PaCO2 dan pH arahnya adalah berlawanan, jika PaCO2 meningkat maka pH menurun

(Asidosis), dan sebaliknya.

3. Langkah tiga, tentukan nilai HCO3. Bila HCO3 menyimpang dari 24 mEq/L perhatikan derajat dan arah penyimpangan. HCO3 dan pH bergerak dalamarah yang sama.

4. Langkah empat, bila PaCO2 dan HCO3 Abnormal, tetapkan nilai mana yang berhubungan lebih erat dengan nilai pH.

5. Langkah lima, periksa PaCO2 dan saturasi oksigen untuk menentukan apakah

PaCO2 menurun, normal, atau meningkat. Penurunan PaCO2 dan Saturasi O2dapat menimbulkan Asidosis Laktat dan dapat menandakan perlunya peningkatan konsentrasi oksigen. Sebaliknya konsentrasi PaO2 tinggi dapatmenandakan kebutuhan untuk menurunkan konsentrasi oksigen yangdiberikan.

(Horne,Swearingen.2001)

Tujuan Analisa Gas Darah

1. Sebagai penggambaran hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan

2. Pegangan dalam penanganan pasien-pasien yang memiliki penyakit berat yangakut dan menahun

(Horne,Swearingen.2001)

Parameter Analisa Gas Darah

1. Pengukuran pH dilakukan dengan elektroda pH

2. Pengukuran PaCO2 dilakukan dengan elektroda CO2. Elektroda berada dlam

lingkungan buffer bikarbonat dan dipisahkan dari sampel darah oleh suatumembrane semipermeable untuk CO2. CO2 yang berdifusi kedalam buffer 

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 10/20

mengakibatkan perubahan pH dan nilai ini yang diukur oleh elektroda.

3. Pengukuran PaO2 dilakukan dengan elektroda O2.

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa

FKUI)

LI.3. Memahami dan menjelaskan diareLO.3.1. definisiDiare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan/tanpa darah dan

lendir dalam tinja.Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama, dengan temperatur rectal di atas38°C, kolik, dan muntah-muntah.

Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yangencer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila

frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebihdari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali.

Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset) yaitu diare akut dandiare kronik.

 Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan

konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu.13

Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan meningkatnya frekuansi buangair besar yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan- bulan baik secaraterus-menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu

 penyakit berat.LO.3.2. klasifikasi

. Pada klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi diare dehidrasi berat, diaredehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare persisten, disentri(Hidayat, 2005) :

a. Diare Dehidrasi BeratDiare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai berikut letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung, sertaturgor kulit jelek. Penatalaksanaannya yaitu lakukan pemasangan

infuse, berikan cairan IV Ringer Laktat, pemberian ASI sebaiknyatetap diberikan, pertahankan agar bayi dalam keadaan hangat dan kadar gula tidak turun.

 b. Diare Dehidrasi Sedang atau RinganDiare ini mempunyi tanda sepertigelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek.Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih lama untuk setiap kali pemberian, berikan oralit, ajari ibu cara membuat oralit,lanjutkan pemberian ASI, berikan penjelasan kapan harus segeradibawa kepetugas kesehatan.

c. Diare Tanpa DehidrasiDiare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda padadehidrasi berat atau ringan. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 11/20

lama setiap kali pemberian, berikan cairan tambahan yaitu berupa oralit atau air matang sebanyak bayi mau, ajari pada ibu cara memberikan oralit dengan memberi 6

 bungkus oralit, anjurkan pada ibu jumlah oralit yang diberikan sebagai tambahancairan, anjurkan untuk meminum sedikit tapi sering.

d. Diare PersistenDiare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari 14 hari.Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare persisten dandisentri dalam manajemen balita sakit adalah sebagai berikut : atasi diaresesuai dengan tingkat diare dan dehidrasi, pertahankan kadar gula agar tidak turun, anjurkan agar bayi tetap hangat, lakukan rujukan segera.

e. DisentriApabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda gangguansaluran pencernaan. Tindakan dan pengobatan sama dengan diare persisten.

LO.3.3. Etiologi

Infeksi

1) Enternal yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan danmerupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enternal meliputi:

0 a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, ShigellaCompylobacter, Yersenia dan Aeromonas.

1 b) Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie danPoliomyelitis, Adenovirus, Rotavirus dan Astrovirus).

2 c) Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, danStrongylodies), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardialamblia, dan Trichomonas homonis), dan jamur (Candidaalbicans).

2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.

Faktor malabsorbsi

1) Malabsorbsi kabohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dansukrosa), monosakarida (intiloransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), pada bayi dananak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).

2) Malabsorbsi lemak 

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 12/20

d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi padaanak yang lebih besar (Ngastiyah, 2005).

LO.3.4. patofisiologi

Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan faktor diantaranya:

-Faktor infeksi Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak selmukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi

 perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalamabsorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akanmenyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalamiiritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.

-Faktor malabsorbsiMerupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yangmengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air danelektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilahdiare.

-Faktor makanan Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunankesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.

-Faktor psikologisDapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus

yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkandiare.

LO.3.5.faktor resiko

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

. Faktor perilaku

. Faktor lingkungan

Faktor perilaku antara lain:

-Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan MakananPendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadapkuman

-Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diarekarena sangat sulit untuk membersihkan botol susu

-Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberiASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BABanak 

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 13/20

-Penyimpanan makanan yang tidak higienis

Faktor lingkungan antara lain:

-Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi

Cuci Kakus (MCK)

-Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk 

Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapatmeningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutamaanak gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak (Kemenkes RI, 2011).

LO.3.6.pemeriksaan

1. AnamnesisPasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari15 hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dansering berhubungan dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering didapatkan. Diarekarena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapisering, bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan diare akutinfektif datang dengan keluhan khas, yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam, dantinja yang sering, malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yangspesifik. Secara umum, pathogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebihmengarah ke invasif. Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya makananmengarahkan kita pada keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan(Simadibrata, 2006).

2. Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tandautama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda-tandatambahan lainnya: ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, adaatau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah (Juffrie,2010).

Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising ususyang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlukarena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi(Juffrie, 2010).

Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: obyektif yaitudengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektif denganmenggunakan criteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain (Juffrie, 2010).

3. Laboratorium

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 14/20

Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya tidak diperlukan, Hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengandehidrasi berat (Juffrie, 2010).

Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik dapat dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti. Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk,warna tinja, ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan lain-lain. Pemeriksaanmikroskopik melihat ada tidaknya leukosit, eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, danlain-lain (Hadi, 2002).

LO.3.7. penatalaksanaan

Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalahLINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh IkatanDokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya

cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS DIARE yaitu:1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan4. Antibiotik Selektif 5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh1. Oralit

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tanggadengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan

rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapatmengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi

 penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minumharus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melaluiinfus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).a. Diare tanpa dehidrasiUmur < 1 tahun : 1⁄4 - 1⁄2 gelas setiap kali anak mencret Umur 1 – 4 tahun : 1⁄2 - 1gelas setiap kali anak mencret Umur diatas 5 Tahun : 1 – 11⁄2 gelas setiap kali anak mencret

 b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnyaditeruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

c. Diare dengan dehidrasi beratPenderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk diinfus.(Kemenkes RI, 2011)

2. Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat

menghambat enzim INOS ( Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzimini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 15/20

 berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi danfungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011).Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahandiare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, sertamenurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti

ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.Dosis pemberian Zinc pada balita:a. Umur < 6 bulan : 1⁄2 tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

 b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberiantablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut

 berikan pada anak diare (Kemenkes RI, 2011).3. Pemberian ASI/makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderitaterutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat

 badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang

minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan ataulebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makananyang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare

 berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan (Kemenkes RI, 2011).4. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderitadiare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera (Kemenkes RI,2011).

Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diarekarena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah

 berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizianak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa

 berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia) (Kemenkes RI, 2011).5. Pemberian Nasihat

Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang:1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah

2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :a. Diare lebih sering b. Muntah berulangc. Sangat hausd. Makan/minum sedikite. Timbul demamf. Tinja berdarahg. Tidak membaik dalam 3 hari.

LO.3.8. prognosis dan komplikasi

Komplikasi : Menurut Suriyadi dan Yuliani (2005), akibat diare dankehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 16/20

sebagai berikut dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik),hipokalemia, hipokalsemia, cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi,hiponatremia, syok hipovolemik, dan asidosis.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/122/jtptunimus-gdl-umarotuzuh-6076-2-

 babii.pdf 

LI.4. memahami dan menjelaskan asidosis metabolic

LO.4.1. definisi

Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Penurunan HCO3 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 sebesar 1,2 mmHg, yang menyebabkan penurunan pH dan peningkatan H.

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa

FKUI)Gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasmasehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan H).

(Price.Wilson.2006.Patofisiologi)

LO.4.2.klasifikasiGangguan keseimbangan asam basa bila terjadi keadaan asidosis atau alkalosis maka

tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi oleh paru-paru dan ginjal,dengan merubah komponen PaCO2 dan HCO3.• Asidosis Metabolik 

Kompensasi primernya meliputi peningkatan kecepatan ventilasi, yangmengurangi PaCO2 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan

 bikarbonat baru ke cairan ekstrasel membantu memperkecil penurunanawal konsentrasi HCO3 ekstrasel.

• Alkalosis Metabolik 

Kompensasi utamanya adalah penurunan ventilasi, yang meningkatkanPaCO2 dan peningkatan ekskresi HCO3 oleh ginjal, yang membantumengkompensasi peningkatan awal konsentrasi HCO3 cairan ekstrasel.

• Asidosis Respitorik 

Respon kompensasi adalah peningkatan HCO3 plasma, yang disebabkanoleh penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal.

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 17/20

Peningkatan bikarbonat membantu mengimbangi peningkatan PaCO2,sehingga mengembalikan pH plasma kembali normal.

• Alkalosis Respitorik 

Respon kompensasi terhadap pengurangan PCO2 primer pada alkalosisrespitorik adalah pengurangan konsentrasi HCO3 plasma, yang disebabkanoleh peningkatan ekskresi HCO3 oleh ginjal.

(Prince&Wilson,2006)

LO.4.3. patofisiologiPada keadaan normal, pH darah dipertahankan dalam rentang yang

sempit (7,35-7,45) agar sel tubuh dapat bekerja dengan baik. Ini dimungkinkan

dengan ada nya system buffer yang dibantu mekanisme kompensasi dan koreksifisiologis oleh paru-paru dan ginjal. Bila pH darah meningkat dari normal disebutalkalemia dan sebaliknya pH darah menurun disebut asidemia.

Dari persamaan Henderson-Hasselbalch : pH = pK + log HCO3/H2CO3Terlihat pH dipengaruhi oleh rasio kadar bikarbonat (HCO3) dan asam karbonat darah(H2CO3) sedangkan karbonat darah dipengaruhi oleh tekanan CO2 darah. Bila rasioini berubah, pH akan naik atau turun. Penurunan pH darah dibawah normal yangdisebabkan penurunan kadar bikarbonat darah disebut asidosis metabolic. Sebagaikompensasi penurunan bikarbonat darah , akan dijumpai pernafasan cepat dan dalamsehingga tekanan CO2 darah menurun. Disamping itu ginjal akan membentuk 

 bikarbonat baru sehingga pH urine akan asam. Penurunan kadar bikarbonat darah biasdisebabkan hilangnya bikarbonat dari dalam tubuh (keluar melalui saluran cerna atauginjal) ataupun disebabkan penumpukan asam-asam organic,baik endogen maupuneksogen,yang menetralisir bikarbonat.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/731/1/08E00129.pdf 

LO.4.4. etiologi

1. Penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat)2. Kegagalan ginjal dalam mengekskresi beban asam harian

3. Kehilangan bikarbonat basa

Penyebab Asidosis Metabolik :

A. Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 18/20

1. Kehilangan bikarbonat

a. Kehilangan melalui saluran cerna :

- Diare

- Ileostomy

- Kolestiramin

- Drainase cairan empedu dan pankreatik 

- Ureterosigmoidostomi

 b. Kehilangan melalui ginjal :

- Asidosis tubulus proksimal ginjal

- Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid)

- Hipoaldosteronisme

c. Peningkatan beban asam :

- Ammonium klorida (NH4Cl NH3 + HCl )

- Cairan-cairan hiperalimentasi

B. Selisih Anion Meningkat

a. Peningkatan produksi asam :

- Ketoasidosis diabetic

- Asidosis laktat

- Kelaparan

- Intoksikasi alcohol

 b. Menelan substansi toksik :

- Overdosis salisilat

- Methanol atau formaldehid

- Etilen glikol (antibeku)

c. Kegagalan eksresi asam :

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 19/20

- Retensi asam sulfat dan asam fosfat

- Gagal jantung akut atau kronis(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)

LO.4.5.pemeriksaanAsidosis metabolic akut dapat menyababkan :1. depresi miokardial disertai reduksi cardiac output (curah jantung)

2. penurunan tekanan darah,

3. penurunan aliran ke sirkulasi hepatic dan renal

4. menyebabkan aritmia dan fibrillasi ventricular 

5. metabolism otak menurun secara progresif 

6. pada pH yang lebih dari 7,1 akan menyebabkan fatigue (rasa lelah), sesak napas, nyeri perut, nyeri tulang, dan mual/muntah

7. pada pH kurang atau sama dengan 7,1 akan menyebabkan inotropicnegative, aritmia, konstriksi vena perifer, dilatasi arteri perifer, penurunantekanan darah, penurunan aliran darah ke hati, kontriksi pembuluh darah

 paru (pertukaran oksigen terganggu)

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)

Diagnosis asidosis metabolic ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dandipastikan oleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pH, PaCO2, dan HCO3dengan menggunakan pendekatan sistematik.Hasil pemeriksaan menunjukkan :

- pH : <7,35

- HCO3 : <22 mEq/L

- PaCO2 : <40 mmHg

(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)

LO.4.6. tatalaksana

Tujuan penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pHsistemik sampai ke batas aman, dan mengobati penyebab asidosis yangmendasari.Langkah koreksi asidosis metabolic :1. Langkah pertama, tetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan

disebut letal bila pH darah kurang dari 7 atau kadar ion H lebih dari 100nmol/L. gangguan yang perlu mendapat perhatian bila pH darah 7,1-7,3atau kadar ion H antara 50-80 nmol/L.

7/27/2019 Tugas Mandiri Skenario 3 Blok Cairan

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-mandiri-skenario-3-blok-cairan 20/20

2. Langkah kedua, tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolic. Dengan bantuan gejalaklinis lain dapat dengan mudah ditetapkan etiologinya.

3. Langkah ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio

delta anion gap dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal, delta HCO3:kadar HCO3 normal dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasiendiperiksa). Bila rasio lebih dari 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat.Langkah ini menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan.

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basaFKUI)

LO.4.7. hubungan diare dan asidosis metabolicDiare berat mungkin merupakan penyebab asidosis yang paling sering.

Penyebabnya adalah hilangnya sejumlah besar natrium bicarbonat ke dalamfeses, sekresi gastrointestinal secara normal mengandung sejumlah besar 

 bicarbonat dan diare ini menyebabkan hilangnya ion bicarbonat dari tubuh.Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan dapat menyebabkankematian terutama pada anak-anak.