skenario 1 blok cairan
DESCRIPTION
nTRANSCRIPT
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Larutan
Definisi :
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, ukuran partikelnya sama, tidak
ada bidang batas antara zat pelarut zat terlarut, partikel penyusunnya berukuran sama baik ion maupun
molekul nya, dalam larutan fase cair, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven.
Klasifikasi :
Larutan diklasifikasikan menjadi 3 macam :
1. Berdasarkan fasa (wujud) nya :
NOSOLVENT SOLUTE
LARUTANFASA CONTOH FASA CONTOH
1. Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2. Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk Las
3. Cair Air Padat Garam Larutan Garam
2. Berdasarkan Kejenuhannya :
Larutan tidak Jenuh : Larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C)
masih dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp
Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada
kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut.
Larutan = Ksp
Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat
terlarut pada keadaan jenuh. Larutan > Ksp
3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik :
Larutan elektrolit : Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun larutan elektrolit
dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
LO.1.2. Menjelaskan dan Menahami Cairan
Definisi :
Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam
kondisi suhu dan tekanan tetap dan bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. Cairan
merupakan istilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh,sebenarnya
lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen ini terlihat dari
partikel-partikel pembentuknya (solute dan solvent) yang masih menunjukkan sifat dari masing
partikel-partikel pembentuk tersebut. Biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran
partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut).
Komposisi Cairan Tubuh :
Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang
tanpa jaringan lemak (lean body mass).
2. Solut (substansi terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu berupa elektrolit
dan non-elektrolit.
Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus
listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya
untuk saling berikatan satu sama lain (mEq/L) atau dengan berat molekul dalam garam (mmol/L).
Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. Bila garam
larut dalam air, misalnya garam Nacl, akan terjadi disosiasi sehingga terbentuk ion-ion bermuatan
positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif dinamakan anion. Ion
mengandung muatan listrik dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam
dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada
keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation.
o Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama
adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K+). Sistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam.
o Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama
adalah klorida (Clˉ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO43-).
Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih
elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan didalam sel (terutama kalium,
magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar, menarik elektrolit. Walaupun
molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit
bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif
menarik molekul air disekitarnya.
Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara
klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
Klasifikasi :
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
Cairan intraseluler
Cairan ekstraseluler
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh. Cairan Intraselular (CIS) =
40% dari BB total. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-
kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah
cairan intraselular.
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB
total. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½
cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-
kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Cairan Ekstraseluler terdiri dari tiga kelompok yaitu: Cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler / pembuluh darah. Volume
relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa
kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L
(40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja
sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut
diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan
dan faktor-faktor lain.
Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel. Jumlahnya sama dengan kira-kira 8 L
pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran
tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang
dewasa.
Cairan transeluler adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi
lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat
saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-
intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Fungsi :
Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai
pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk
mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO ) dan juga senyawa
nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga akan
memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,
mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ
dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat
terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga
akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal
yaitu ± 37 C.
Mekanisme Pergerakan Cairan :
a. Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel sehingga kedua kompartemen larutan atau gas
menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik
menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau
gas) dipengaruhi oleh :
ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar)
konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)
temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi)
b. Osmosis
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan
osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif.
Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi),
dipengaruhi oleh : pergerakan air dan semi permeabilitas membrane.
c. Transfor Aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area
berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP
untuk melintasi membrane.
d. Tekanan Hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah. Tekanan hidrostatik bera
dadi antara arteri dan vena (kapiler) sehingga larutan berpindah dari kapiler ke intertisial.
Tekanan hidrostatikditentukan oleh :
kekuatan pompa jantung
kecepatan aliran darah
tekanan darah arteri
tekanan darah vena
e. filtrasi
Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler yang lebih tinggi dari ruang
intertisial. Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari tempat yang tinggi tekanan
hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.
f. Tekanan Osmotik Koloid
Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bias berdifusi) dalam plasma.
Tekanan osmotic koloid ini menyebabkan perpindahan cairan antara intravaskuler dan intertisial
melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x lebih besar dari
cairan intertisial. Cairan ,asuk ke kapiler atau kompartemen pembuluh darah bila pompa jantung
efektif.
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Keseimbangan Cairan
a.Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat
maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.
d.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :
suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit
tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Gangguan Keseimbangan Cairan di dalam Tubuh
Gangguan keseimbangan cairan yang ada di dalam tubuh dapat terjadi ketika kita mengalami diare,
muntah, panas yang berlebihan dan penggunaan obat deuritik. Dan gangguan keseimbangan cairan ini
( dehidrasi ) juga dapat menyebabkan seseorang mengalami pingsan.
Diare :
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak,
pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh
usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada
penderita diare. Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan
irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien.
Muntah :
Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek. Terjadi nya muntah di control oleh saraf
pusat yang ada di otak. Rangsangan muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung dan
penurunan diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut khususnya lambung
sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika muntah terjadi berlebihan maka tubuh akan sulit untuk
menggantikan cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang terbuang. Perubahan
jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini menyebabkan kadar PH menjadi lebih tinggi dan menimbulkan
dehidrasi.
Pingsan :
Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak kita, seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir. Secara fisik, kekurangan cairan dapat menurunkan stamina dan produktivitas karena banyaknya elektrolit yang hilang, sehingga kita jadi mengalami gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga pingsan.
LI.3. Memahami dan Menjelaskan Mineral-Mineral di dalam Tubuh
LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Natrium
Konsentrasi normal Natrium diatur oleh ADH dan Aldosteron diekstraseluler. Natrium tidak hanya
bergerak ke dalam dan keluar tubuh, tetapi juga bergerak diantara tiga komponen cairan. Fungsi dari
Natrium adalah : mengatur volume CES, meningkatkan permeabilitas membran, mengatur tekanan
osmotik vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler dan ekstraseluler, berperan dalam hantaran
inpuls sarap, memelihara iritabilitas neuromuskuler, membantu proses keseimbangan asam-basa
dengan menukar ion hidrogen pada Ion sodium di tubulus ginjal.
Kadar normal Natrium yang ada di dalam tubuh adalah : 135-145 mEq/L.
Gangguan yang dapat terjadi jika terjadi kesetidakimbangan Natrium di dalam tubuh :
- Hiponatremi : terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal < 135 mEq/L. Faktor
penyebabnya adalah jumlah air yang terlalu banyak di dalam tubuh yang mengakibatkan natrium di
dalam tubuh menjadi encer.
JenisOsmolalitas serum
(mOsm / kg)Keterangan
Hiponatremia
hipotonik<280
Bila osmolalitas plasma rendah, status cairan ekstraseluler
volume dapat dalam satu dari tiga negara: volume rendah,
volume normal, atau volume tinggi.
Isotonik
hiponatremiaantara 280 dan 295
Kondisi tertentu yang mengganggu tes laboratorium
konsentrasi natrium serum (seperti tingkat-tingkat darah yang
sangat tinggi lemak atau protein) dapat menyebabkan
pengukuran yang''keliru''rendah natrium. Ini disebut
pseudohyponatremia.
Hipertonik
hiponatremia> 295
Hiponatremia hipertonik dapat dikaitkan dengan pergeseran
cairan karena tekanan osmotik.
Tanda dan gejala : denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram
abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, sidik jari meninggalkan bekas pada sternum
setelah palpasi, koma, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian.
- Hipernatremi : terjadi jika konsentrasi Na serum lebih dari 145 mEq/L. Hal ini ditandai oleh defisit air
tubuh total (TBW) relatif terhadap kadar natrium tubuh total baik karena hilangnya air bebas, atau
pemberian larutan natrium hipertonik.
Faktor penyebabnya adalah penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air
dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan
normal atau pada pasien dengan FVD atau FVE. Hipernatremia dapat terjadi akibat kehilangan air
atau kelebihan natrium yang tidak proporsional. Pada kehilangan air, pasien kehilangan lebih banyak
air dibandingkan dengan natrium dan sebagai akibatnya konsentrasi natrium serum meningkat dan
konsentrasi yang meningkat ini menarik air keluar dari sel.
Tanda dan gejala : demam tingkat rendah, lidah dan membrane mukosa kering, agitasi, konvulsi,
gelisah, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit kering dan kemerahan
LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Kalium
Kalium merupakan elemen penting dalam pengaturan fungsi enzim intraselular dan jaringan eksitabel
neuromuskular serta kardiovaskular dalam pergerakan usus, otot polos lainnya, serta kontraksi otot
jantung maupun otot lurik dalam gerakan aktif dan pasif. Sebagian besar kalium berada di dalam
cairan intraselular (98%), terutama di dalam sel otot dan hanya 2% terdapat dalam cairan ekstraselular
yang terdistribusi dalam sel darah merah, hati, kulit, dan tulang. Gangguan keseimbangan kalium
dapat merupakan suatu kegawatan klinis karena peran kalium sangat penting dalam menjaga
keseimbangan potensial membran sel yang tereksitasi, terutama otot jantung.
Fungsi dari Kalium antara lain : Mengatur detak jantung, memelihara keseimbangan air, transmisi
saraf, memelihara keseimbangan asam basa, katalisator, kontraksi otot, mengatur sekresi insulin dari
pancreas, memelihara permeabilitas membran sel.
Kadar normal Kalium yang ada di dalam tubuh adalah : 3.5 – 5.0 mEq/L
Gangguan yang dapat terjadi jika tubuh kekurangan Kalium adalah :
- Hipokalemia : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.5 mEq/L darah.
Faktornya adalah konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak
berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena
diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Tanda dan gejala : denyut nadi lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal, hipotensi, bising usus
menurun, keletihan, tonus otot menurun, distensi usus
- Hiperkalemi : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L. Sebagian besar
kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran
darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung. Faktor yang
mempengaruhinya adalah : berkurangnya sekresi kalium dalam urin, gangguan-gangguan tertentu
seperti gagal ginjal akut atau kronik, glomerulonefritis atau uropati obstruktif yang menurunkan
kemampuan ginjal untuk menghilangkan potasium dari dalam tubuh, sel melepaskan kelebihan
potasium ke cairan yang berada di luar sel, sebagai akibat dari cedera jaringan seperti luka bakar,
perdarahan gastrointetinal, operasi, luka trauma, tumor atau rhabdomyolysis dari obat-obatan, alkohol
atau infeksi. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar
adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam
jumlah cukup.
Tanda dan gejala : denyut nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi, kecemasan/ansietas, iritabilitas,
parestesia.
LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Klorida
Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan
cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal, tekanan darah,
dan pH cairan tubuh, pembentukan HCl dalam lambung yang berperan dalam penyerapan Fe dan
emulsi lemak, aktivator enzim, bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah ke paru-
paru, memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan tekanan osmosis. Sebagian besar Cl di
dalam tubuh berasal dari garam (NaCl) yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida
diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui urin.
Kadar normal Klorida yang ada di dalam tubuh adalah : 95 – 108 mEq/L.
Gangguan yang dapat terjadi pada tubuh jika kekurangan Klorida :
- Hipokloremia : terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah 95 mEq/L. Berkurangnya
asupan atau absorpsi klorida, misalnya rendahnya asupan natrium dalam makanan, defisiensi natrium,
defisiensi kalium, alkalosis metabolik dan pemberian dekstrosa
Faktor yang mempengaruhinya adalah : muntah, drainase nasogastrik atau drainase fistula yang
berlebihan dan lama, beberapa obat-obatan diuretic juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi
klorida. Ketika kadar klorida serum menurun, tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorpsi ion
bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam-basa.
Tanda dan Gejala : Hipertonisita otot, napas dangkal, depresi, otot lemah dan kejang disertai
kehilangan natrium.
- Hiperkloremia : terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L, menyebabkan
penurunan nilai bikarbonat serum. Faktor yang mempengaruhinya adalah : meningkatnya pemberian
cairan intravena yang hipertonik, masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama
pemberian nutrisi secara parenteral, kegagalan ginjal akut, diabetes Insipidus, akibat pemakaian obat-
obatan seperti amonium klorida atau fenibutazon (Butazolidin).
Tanda dan Gejala : Lemah dan letargi.
LI.4. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi
LO.4.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan tubuh yang mengalami gangguan keseimbangan cairan atau air yang
disebabkan oleh lebih banyaknya pengeluaran air ketimbang pemasukan. Gangguan keseimbangan
cairan ini juga diikuti oleh gangguan keseimbangan zat elektrolit di dalam tubuh.
LO.4.2. Memahami dan Menjelaskan Gejala Dehidrasi
Gejala awal pada orang yang menderita dehidrasi adalah : Merasa lelah tanpa alasan, merasa terbakar,
wajah memerah, merasa gelisah, merasa depresi, merasa kepala berat/sempoyongan, gangguan tidur
terutama orang tua,rentang perhatian (fokus) yang amat sempit, Pendek nafas pada orang sehat tanpa
penyakit paru atau infeksi.
1. Dehidrasi Ringan
Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit kering dan
pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing dan lemah, kram
otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, sering mengantuk,
mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
2. Dehidrasi Sedang
Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu gampang
sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut kembung,
gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
3. Dehidrasi Berat
Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan
penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang, tidak
buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah sehingga
tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan lidah
berwarna kebiruan.
LO.4.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi
1. Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi
ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:
Gejala / Tanda Ringan (3%-5%) Sedang (6%-9%) Berat ( 10% atau Lebih
Tingkat Kesadaran Sadar Letargi Tidak Sadar
Pengisian Kembali Kapiler 2 detik 2-4 detik Lebih dari 4 detik
Membran Mukosa Normal Kering Sangat Kering
Denyut Jantung Sedikit Meningkat Meningkat Sangat Meningkat
Laju Pernafasan Normal Meningkat Meningkat dan hiperapnea
Tekanan Darah Normal Normal ; Ortostatik Menurun
Denyut Nadi Normal Cepat dan Lemah Sangat Lemah/ tidak Teraba/ Samar
Tugor Kulit Kembali Normal Kembali Lambat Tidak Segera Kembali
Fontanella Normal Agak Cekung Cekung
Mata Normal Cekung Sangat Cekung
Keluaran Urin Menurun Oliguria Anuria
2. Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi menjadi :
a. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik : Dehidrasi hipotonik merupakan kehilangan natrium
yang relatif lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat
kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala
akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma.
Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan
intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume
akibat kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan perpindahan
cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil akhirnya adalah penurunan volume
ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi. Dehidrasi hipotonik dapat disebabkan
oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan rendah solut .
b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik
Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium
dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan
ekstravaskular maupun intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L.
Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik
c. dehidrasi Hipernatremik atau hipertonik
Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit
natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan
natrium serum lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah
ke intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular . Dehidrasi hipertonik dapat terjadi
karena pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak daripada air . Cairan rehidrasi oral yang pekat, susu
formula pekat, larutan gula garam yang tidak tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat
terhadap kejadian hipernatremia .Terapi cairan untuk dehidrasi hipernatremik dapat sukar karena
hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan serebrum dengan perdarahan dan trombosis
serebral luas, serta efusi subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap.
Seringkali, kejang terjadi selama pengobatan bersamaan dengan kembalinya natrium serum ke kadar
normal. Selama masa dehidrasi, kandungan natrium selsel otak meningkat, osmol idiogenik
intraselular, terutama taurine, dihasilkan. Dengan penurunan cepat osmolalitas cairan ekstraselular
akibat perubahan natrium serum dan kadang-kadang disertai penurunan konsentrasi subtansi lainnya
yang serasa osmotik aktif misalnya glukosa, dapat terjadi perpindahan berlebihan air ke dalam sel
otak selama rehidrasi dan menimbulkan udem serebri. Pada beberapa penderita, udem otak ini dapat
ireversibel dan bersifat mematikan. Hal ini dapat tejadi selama koreksi hipernatremia yang terlalu
tergesa-gesa atau dengan penggunaan larutan hidrasi awal yang tidak isotonis. Terapi disesuaikan
untuk mengembalikan kadar natrium serum ke nilai normal tetapi tidak lebih cepat dari 10 mEq/L/24
jam.
LO.4.4. Memahami dan Menjelaskan Penyebab Dehidrasi
Dehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya.
Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat dan jumlah natrium
yang berkurang.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi: Muntah, Diare, Penggunaan diuretik
(obat yang menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air dan garam), Panas yang berlebihan,
Demam, Berkurangnya asupan cairan karena berbagai alasan.
LO.4.5. Memahami dan Menjelaskan Pengobatan atau Terapi Untuk Dehidrasi
Ada berbagai macam pengobatan untuk mengobati dehidrasi :
Dehidrasi ringan, pengobatan dilakukan dengan minum air putih biasa.
Pada seseorang yang kekurangan elektrolit, yaitu pemberian natrium dan kalium.
Bila tekanan darah turun dan syok, yaitu dengan pemberian larutan Na Clintravena.
Pada pasien diare, yaitu selain diberikan cairan pengganti, diberikan jugaobat untuk mengobati
atau menghentikan diare. Jika ginjal terlalu banyak mengeluarkan air karena terjadi kekurangan
hormon anti diuretik, maka diberikan hormon anti diuretik jangka panjang.
Terapi rehidrasi orala.
Hipertonik, makan atau minum yang mengandung sodium rendah (jusapel, jeruk dan anggur).
Isotonik, makan atau minum yang mengandung sodium (jus tomat).
Hipotonik, makan atau minum yang mengandung sodium tinggi.
Pemberian cairan kristaloid. Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung
dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa
5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik
digunakan cairan NaCl 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi
penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik
LI.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
LO.5.1. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Menurut Al-Quran
(QS. Al-Waqi’ah: 68-69)
ب�ون� } ر� ت�ش� ال ذ�ي آء� ال�م� ء�ي�ت�م� ر� ف�ن�{ 68أ� م� ل�ت�م�وه� نز�
أ� نت�م� ء�أ�
نز�ل�ون� } ال�م� ن� ن�ح� م�أ� ن� ز� {69ال�م�
”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.”
( QS. Al-Araf : 31 )
ب�وا ر� و�اش� و�ك�ل�وا د$ ج� م�س� ك�ل) ن�د� ع� ز�ين�ت�ك�م� ذ�وا خ� آد�م� ب�ن�ي ي�ار�ف�ين� ال�م�س� ب3 ي�ح� ال �ن ه� إ وا ر�ف� ت�س� و�ال
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
LO.5.2. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Menurut Hadist
Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang seseorang minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, "bagaimana dengan makan?" Beliau menjawab, "lebih lagi waktu makan” (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa Sallam telah
bersabda: "dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan
pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di
dunia dan untuk kita di akhirat kelak ". (Muttafaq'alaih)
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan,
hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wata’ala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu
wa Ta’ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi". (HR. Abu
Daud dandishahihkan oleh Al-Albani)
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang
hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia
pun memuji-Nya" . (HR. Muslim).
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila suapan makan seorang kamu jatuh
hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan
membiarkannya untuk syetan". (HR. Muslim).
Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas
pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkanoleh Al-Albani).
Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir
bejana wadah air." (HR. Al Bukhari)
Hadits Anas disebutkan " Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum
sambil berdiri". (HR. Muslim).
LO.5.3. Memahami dan Menjelaskan Tatacara Minum Menurut Etika Islam
• Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada
Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.
• Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak.
• Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiridengan
Alhamdulillah.
• Disunnahkan minum dengan duduk, karena ini yang terbaik dari segi kesopanan dan kesehatan.
• Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.
• Mengambil gelas atau temapat minum dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan
pula
• Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
• Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis adaorang yang
lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyaikedudukan, karena hal tersebut
bertentangan dengan etika.
• Jangan minum langsung dari bibir bejana.