skenario 1 blok cairan

23
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Larutan Definisi : Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, ukuran partikelnya sama, tidak ada bidang batas antara zat pelarut zat terlarut, partikel penyusunnya berukuran sama baik ion maupun molekul nya, dalam larutan fase cair, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut terlarut atau solut , sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven . Klasifikasi : Larutan diklasifikasikan menjadi 3 macam : 1. Berdasarkan fasa (wujud) nya : NO SOLVENT SOLUTE LARUTAN FASA CONTOH FASA CONTOH 1. Cair Air Cair Alkohol Spiritus 2. Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk Las 3. Cair Air Padat Garam Larutan Garam 2. Berdasarkan Kejenuhannya : Larutan tidak Jenuh : Larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C) masih dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut. Larutan = Ksp

Upload: erinvera

Post on 25-Dec-2015

248 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 1 Blok Cairan

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Larutan

Definisi :

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, ukuran partikelnya sama, tidak

ada bidang batas antara zat pelarut zat terlarut, partikel penyusunnya berukuran sama baik ion maupun

molekul nya, dalam larutan fase cair, Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut

terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan

disebut pelarut atau solven.

Klasifikasi :

Larutan diklasifikasikan menjadi 3 macam :

1. Berdasarkan fasa (wujud) nya :

NOSOLVENT SOLUTE

LARUTANFASA CONTOH FASA CONTOH

1. Cair Air Cair Alkohol Spiritus

2. Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk Las

3. Cair Air Padat Garam Larutan Garam

2. Berdasarkan Kejenuhannya :

Larutan tidak Jenuh : Larutan yang pada kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat C)

masih dapat melarutkan solute. Larutan < Ksp

Lautan jenuh : Larutan yang dalam kondisi standar tidak dapat lagi melarutkan solute. Pada

kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solute yang larut dan yang tidak terlarut.

Larutan = Ksp

Larutan lewat jenuh : Larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat

terlarut pada keadaan jenuh. Larutan > Ksp

3. Berdasarkan Daya Hantar Listrik :

Larutan elektrolit : Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adapun larutan elektrolit

dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.

Larutan non elektrolit : Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Page 2: Skenario 1 Blok Cairan

LO.1.2. Menjelaskan dan Menahami Cairan

Definisi :

Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam

kondisi suhu dan tekanan tetap dan bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. Cairan

merupakan istilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh,sebenarnya

lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen ini terlihat dari

partikel-partikel pembentuknya (solute dan solvent) yang masih menunjukkan sifat dari masing

partikel-partikel pembentuk tersebut. Biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran

partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut).

Komposisi Cairan Tubuh :

Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut)

1.  Air

Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang

tanpa jaringan lemak (lean body mass).

2.  Solut (substansi terlarut)

Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) yaitu berupa elektrolit

dan non-elektrolit.

Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus

listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya

untuk saling berikatan satu sama lain (mEq/L) atau dengan berat molekul dalam garam (mmol/L).

Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. Bila garam

larut dalam air, misalnya garam Nacl, akan terjadi disosiasi sehingga terbentuk ion-ion bermuatan

positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif dinamakan anion. Ion

mengandung muatan listrik dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam

dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit, ada

keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation.

o Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama

adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K+). Sistem pompa

terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam.

o Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama

adalah klorida (Clˉ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO43-).

Page 3: Skenario 1 Blok Cairan

Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memilih

elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan didalam sel (terutama kalium,

magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar, menarik elektrolit. Walaupun

molekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit

bermuatan positif. Oleh sebab itu, dalam suatu larutan elektrolit, baik ion positif maupun ion negatif

menarik molekul air disekitarnya.

Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan

diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara

klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.

Klasifikasi :

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

Cairan intraseluler

Cairan ekstraseluler

Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh. Cairan Intraselular (CIS) =

40% dari BB total. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-

kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah

cairan intraselular.

Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB

total. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½

cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-

kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).

Cairan Ekstraseluler terdiri dari tiga kelompok yaitu: Cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial

dan cairan transeluler.

Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler / pembuluh darah. Volume

relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa

kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L

(40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentransfor oksigen dan bekerja

sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut

diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan

dan faktor-faktor lain.

Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel. Jumlahnya sama dengan kira-kira 8 L

pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran

tubuh, volume CIT kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang

dewasa.

Page 4: Skenario 1 Blok Cairan

Cairan transeluler adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS

meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi

lambung. Pada waktu tertentu CTS mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat

saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-

intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.

Fungsi :

Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai

pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai

pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk

mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO ) dan juga senyawa

nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga akan

memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,

mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ

dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat

terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga

akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal

yaitu ± 37 C.

Mekanisme Pergerakan Cairan :

a. Difusi

Perpindahan partikel melewati membran permeabel sehingga kedua kompartemen larutan atau gas

menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik

menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau

gas) dipengaruhi oleh :

ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar)

konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)

temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi)

b. Osmosis

Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan

osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif. 

Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), 

dipengaruhi oleh : pergerakan air dan semi permeabilitas membrane.

Page 5: Skenario 1 Blok Cairan

c. Transfor Aktif

Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area

berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP

untuk melintasi membrane.

d. Tekanan Hidrostatik

Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah. Tekanan hidrostatik bera

dadi antara arteri dan vena (kapiler) sehingga larutan berpindah dari kapiler ke intertisial.

Tekanan hidrostatikditentukan oleh :

kekuatan pompa jantung

kecepatan aliran darah

tekanan darah arteri

tekanan darah vena

e. filtrasi

Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler yang lebih tinggi dari ruang

intertisial. Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari tempat yang tinggi tekanan 

hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.

f. Tekanan Osmotik Koloid

Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bias berdifusi) dalam plasma.

Tekanan osmotic koloid ini menyebabkan perpindahan cairan antara intravaskuler dan intertisial

melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x lebih besar dari

cairan intertisial. Cairan ,asuk ke kapiler atau kompartemen pembuluh darah bila pompa jantung

efektif.

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh

LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Keseimbangan Cairan

a.Umur :

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas

permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami

gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan

Page 6: Skenario 1 Blok Cairan

keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b.Iklim :

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki

peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang

beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

c.Diet :

Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat

maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan cadangan protein akan

menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini

akan menyebabkan edema.

d.Stress :

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.

Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat

meningkatkan volume darah.

e.Kondisi Sakit :

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

misalnya : 

- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air.

- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh

- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan

karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

f.Tindakan Medis :

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :

suction, nasogastric tube dan lain-lain.

Page 7: Skenario 1 Blok Cairan

g.Pengobatan :

Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit

tubuh.

h.Pembedahan :

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Gangguan Keseimbangan Cairan di dalam Tubuh

Gangguan keseimbangan cairan yang ada di dalam tubuh dapat terjadi ketika kita mengalami diare,

muntah, panas yang berlebihan dan penggunaan obat deuritik. Dan gangguan keseimbangan cairan ini

( dehidrasi ) juga dapat menyebabkan seseorang mengalami pingsan.

Diare :

Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak,

pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh

usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.

Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.

Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi

inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada

penderita diare. Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan

irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien.

Muntah :

Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek. Terjadi nya muntah di control oleh saraf

pusat yang ada di otak. Rangsangan muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung dan

penurunan diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut khususnya lambung

sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika muntah terjadi berlebihan maka tubuh akan sulit untuk

menggantikan cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang terbuang. Perubahan

jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini menyebabkan kadar PH menjadi lebih tinggi dan menimbulkan

dehidrasi.

Pingsan :

Page 8: Skenario 1 Blok Cairan

Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak kita, seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir. Secara fisik, kekurangan cairan dapat menurunkan stamina dan produktivitas karena banyaknya elektrolit yang hilang, sehingga kita jadi mengalami gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga pingsan.

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Mineral-Mineral di dalam Tubuh

LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Natrium

Konsentrasi normal Natrium diatur oleh ADH dan Aldosteron diekstraseluler. Natrium tidak hanya

bergerak ke dalam dan keluar tubuh, tetapi juga bergerak diantara tiga komponen cairan. Fungsi dari

Natrium adalah : mengatur volume CES, meningkatkan permeabilitas membran, mengatur tekanan

osmotik vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler dan ekstraseluler, berperan dalam hantaran

inpuls sarap, memelihara iritabilitas neuromuskuler, membantu proses keseimbangan asam-basa

dengan menukar ion hidrogen pada Ion sodium di tubulus ginjal.

Kadar normal Natrium yang ada di dalam tubuh adalah : 135-145 mEq/L.

Gangguan yang dapat terjadi jika terjadi kesetidakimbangan Natrium di dalam tubuh :

- Hiponatremi : terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal < 135 mEq/L. Faktor

penyebabnya adalah jumlah air yang terlalu banyak di dalam tubuh yang mengakibatkan natrium di

dalam tubuh menjadi encer.

JenisOsmolalitas serum

(mOsm / kg)Keterangan

Hiponatremia

hipotonik<280

Bila osmolalitas plasma rendah, status cairan ekstraseluler

volume dapat dalam satu dari tiga negara: volume rendah,

volume normal, atau volume tinggi.

Isotonik

hiponatremiaantara 280 dan 295

Kondisi tertentu yang mengganggu tes laboratorium

konsentrasi natrium serum (seperti tingkat-tingkat darah yang

sangat tinggi lemak atau protein) dapat menyebabkan

pengukuran yang''keliru''rendah natrium. Ini disebut

pseudohyponatremia.

Hipertonik

hiponatremia> 295

Hiponatremia hipertonik dapat dikaitkan dengan pergeseran

cairan karena tekanan osmotik.

Tanda dan gejala : denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram

abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, sidik jari meninggalkan bekas pada sternum

setelah palpasi, koma, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian.

Page 9: Skenario 1 Blok Cairan

- Hipernatremi : terjadi jika konsentrasi Na serum lebih dari 145 mEq/L. Hal ini ditandai oleh defisit air

tubuh total (TBW) relatif terhadap kadar natrium tubuh total baik karena hilangnya air bebas, atau

pemberian larutan natrium hipertonik.

Faktor penyebabnya adalah penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air

dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan

normal atau pada pasien dengan FVD  atau FVE. Hipernatremia dapat terjadi akibat kehilangan air

atau kelebihan natrium yang tidak proporsional. Pada kehilangan air, pasien kehilangan lebih banyak

air dibandingkan dengan natrium dan sebagai akibatnya konsentrasi natrium serum meningkat dan

konsentrasi yang meningkat ini menarik air keluar dari sel.

Tanda dan gejala : demam tingkat rendah, lidah dan membrane mukosa kering, agitasi, konvulsi,

gelisah, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit kering dan kemerahan

LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Kalium

Kalium merupakan elemen penting dalam pengaturan fungsi enzim intraselular dan jaringan eksitabel

neuromuskular serta kardiovaskular dalam pergerakan usus, otot polos lainnya, serta kontraksi otot

jantung maupun otot lurik dalam gerakan aktif dan pasif. Sebagian besar kalium berada di dalam

cairan intraselular (98%), terutama di dalam sel otot dan hanya 2% terdapat dalam cairan ekstraselular

yang terdistribusi dalam sel darah merah, hati, kulit, dan tulang. Gangguan keseimbangan kalium

dapat merupakan suatu kegawatan klinis karena peran kalium sangat penting dalam menjaga

keseimbangan potensial membran sel yang tereksitasi, terutama otot jantung.

Fungsi dari Kalium antara lain :  Mengatur detak jantung, memelihara keseimbangan air, transmisi

saraf, memelihara keseimbangan asam basa, katalisator, kontraksi otot, mengatur sekresi insulin dari

pancreas, memelihara permeabilitas membran sel.

Kadar normal Kalium yang ada di dalam tubuh adalah : 3.5 – 5.0 mEq/L

Gangguan yang dapat terjadi jika tubuh kekurangan Kalium adalah :

- Hipokalemia : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.5 mEq/L darah.

Faktornya adalah konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak

berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena

diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).

Tanda dan gejala : denyut nadi lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal, hipotensi, bising usus

menurun, keletihan, tonus otot menurun, distensi usus

- Hiperkalemi : suatu keadaan dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L. Sebagian besar

kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran

darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung.  Faktor yang

mempengaruhinya adalah : berkurangnya sekresi kalium dalam urin, gangguan-gangguan tertentu

seperti gagal ginjal akut atau kronik, glomerulonefritis atau uropati obstruktif yang menurunkan

Page 10: Skenario 1 Blok Cairan

kemampuan ginjal untuk menghilangkan potasium dari dalam tubuh, sel melepaskan kelebihan

potasium ke cairan yang berada di luar sel, sebagai akibat dari cedera jaringan seperti luka bakar,

perdarahan gastrointetinal, operasi, luka trauma, tumor atau rhabdomyolysis dari obat-obatan, alkohol

atau infeksi. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar

adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam

jumlah cukup. 

Tanda dan gejala : denyut nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi, kecemasan/ansietas, iritabilitas,

parestesia.

LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Klorida

Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan

cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal, tekanan darah,

dan pH cairan tubuh, pembentukan HCl dalam lambung yang berperan dalam penyerapan Fe dan

emulsi lemak, aktivator enzim, bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari darah ke paru-

paru, memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan tekanan osmosis. Sebagian besar Cl di

dalam tubuh berasal dari garam (NaCl) yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Klorida

diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, dan kelebihannya akan dikeluarkan melalui urin.

Kadar normal Klorida yang ada di dalam tubuh adalah : 95 – 108 mEq/L.

Gangguan yang dapat terjadi pada tubuh jika kekurangan Klorida :

- Hipokloremia : terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah 95 mEq/L. Berkurangnya

asupan atau absorpsi klorida, misalnya rendahnya asupan natrium dalam makanan, defisiensi natrium,

defisiensi kalium, alkalosis metabolik dan pemberian dekstrosa

Faktor yang mempengaruhinya adalah : muntah, drainase nasogastrik atau drainase fistula yang

berlebihan dan lama, beberapa obat-obatan diuretic juga dapat menyebabkan peningkatan ekskresi

klorida. Ketika kadar klorida serum menurun, tubuh beradaptasi dengan meningkatkan reabsorpsi ion

bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam-basa.

Tanda dan Gejala : Hipertonisita otot, napas dangkal, depresi, otot lemah dan kejang disertai

kehilangan natrium.

- Hiperkloremia : terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai di atas 106 mEq/L, menyebabkan

penurunan nilai bikarbonat serum. Faktor yang mempengaruhinya adalah : meningkatnya pemberian

cairan intravena yang hipertonik, masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama

pemberian nutrisi secara parenteral, kegagalan ginjal akut, diabetes Insipidus, akibat pemakaian obat-

obatan seperti amonium klorida atau fenibutazon (Butazolidin).

Tanda dan Gejala : Lemah dan letargi.

Page 11: Skenario 1 Blok Cairan

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi

LO.4.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Dehidrasi

Dehidrasi merupakan keadaan tubuh yang mengalami gangguan keseimbangan cairan atau air yang

disebabkan oleh lebih banyaknya pengeluaran air ketimbang pemasukan. Gangguan keseimbangan

cairan ini juga diikuti oleh gangguan keseimbangan zat elektrolit di dalam tubuh.

LO.4.2. Memahami dan Menjelaskan Gejala Dehidrasi

Gejala awal pada orang yang menderita dehidrasi adalah : Merasa lelah tanpa alasan, merasa terbakar,

wajah memerah, merasa gelisah, merasa depresi, merasa kepala berat/sempoyongan, gangguan tidur

terutama orang tua,rentang perhatian (fokus) yang amat sempit, Pendek nafas pada orang sehat tanpa

penyakit paru atau infeksi.

1. Dehidrasi Ringan

Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit kering dan

pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing dan lemah, kram

otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, sering mengantuk,

mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.

2. Dehidrasi Sedang

Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu gampang

sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut kembung,

gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.

3. Dehidrasi Berat

Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan

penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang, tidak

buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah sehingga

tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan lidah

berwarna kebiruan.

Page 12: Skenario 1 Blok Cairan

LO.4.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi

1. Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi

ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:

Gejala / Tanda Ringan (3%-5%) Sedang (6%-9%) Berat ( 10% atau Lebih

Tingkat Kesadaran Sadar Letargi Tidak Sadar

Pengisian Kembali Kapiler 2 detik 2-4 detik Lebih dari 4 detik

Membran Mukosa Normal Kering Sangat Kering

Denyut Jantung Sedikit Meningkat Meningkat Sangat Meningkat

Laju Pernafasan Normal Meningkat Meningkat dan hiperapnea

Tekanan Darah Normal Normal ; Ortostatik Menurun

Denyut Nadi Normal Cepat dan Lemah Sangat Lemah/ tidak Teraba/ Samar

Tugor Kulit Kembali Normal Kembali Lambat Tidak Segera Kembali

Fontanella Normal Agak Cekung Cekung

Mata Normal Cekung Sangat Cekung

Keluaran Urin Menurun Oliguria Anuria

2. Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi menjadi :

a. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik : Dehidrasi hipotonik merupakan kehilangan natrium

yang relatif lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat

kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala

akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma.

Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan

intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume

akibat kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan perpindahan

cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil akhirnya adalah penurunan volume

ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi. Dehidrasi hipotonik dapat disebabkan

oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan rendah solut .

b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik

Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium

dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan

ekstravaskular maupun intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L.

Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik

Page 13: Skenario 1 Blok Cairan

c. dehidrasi Hipernatremik atau hipertonik

Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit

natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan

natrium serum lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah

ke intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular . Dehidrasi hipertonik dapat terjadi

karena pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak daripada air . Cairan rehidrasi oral yang pekat, susu

formula pekat, larutan gula garam yang tidak tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat

terhadap kejadian hipernatremia .Terapi cairan untuk dehidrasi hipernatremik dapat sukar karena

hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan serebrum dengan perdarahan dan trombosis

serebral luas, serta efusi subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap.

Seringkali, kejang terjadi selama pengobatan bersamaan dengan kembalinya natrium serum ke kadar

normal. Selama masa dehidrasi, kandungan natrium selsel otak meningkat, osmol idiogenik

intraselular, terutama taurine, dihasilkan. Dengan penurunan cepat osmolalitas cairan ekstraselular

akibat perubahan natrium serum dan kadang-kadang disertai penurunan konsentrasi subtansi lainnya

yang serasa osmotik aktif misalnya glukosa, dapat terjadi perpindahan berlebihan air ke dalam sel

otak selama rehidrasi dan menimbulkan udem serebri. Pada beberapa penderita, udem otak ini dapat

ireversibel dan bersifat mematikan. Hal ini dapat tejadi selama koreksi hipernatremia yang terlalu

tergesa-gesa atau dengan penggunaan larutan hidrasi awal yang tidak isotonis. Terapi disesuaikan

untuk mengembalikan kadar natrium serum ke nilai normal tetapi tidak lebih cepat dari 10 mEq/L/24

jam.

LO.4.4. Memahami dan Menjelaskan Penyebab Dehidrasi

Dehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya.

Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat dan jumlah natrium

yang berkurang.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi: Muntah, Diare, Penggunaan diuretik

(obat yang menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air dan garam), Panas yang berlebihan,

Demam, Berkurangnya asupan cairan karena berbagai alasan.

LO.4.5. Memahami dan Menjelaskan Pengobatan atau Terapi Untuk Dehidrasi

Ada berbagai macam pengobatan untuk mengobati dehidrasi :

Dehidrasi ringan, pengobatan dilakukan dengan minum air putih biasa.

Pada seseorang yang kekurangan elektrolit, yaitu pemberian natrium dan kalium.

Bila tekanan darah turun dan syok, yaitu dengan pemberian larutan Na Clintravena.

Page 14: Skenario 1 Blok Cairan

Pada pasien diare, yaitu selain diberikan cairan pengganti, diberikan jugaobat untuk mengobati

atau menghentikan diare. Jika ginjal terlalu banyak mengeluarkan air karena terjadi kekurangan

hormon anti diuretik, maka diberikan hormon anti diuretik jangka panjang.

Terapi rehidrasi orala.

Hipertonik, makan atau minum yang mengandung sodium rendah (jusapel, jeruk dan anggur).

Isotonik, makan atau minum yang mengandung sodium (jus tomat).

Hipotonik, makan atau minum yang mengandung sodium tinggi.

Pemberian cairan kristaloid. Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung

dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa

5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik

digunakan cairan NaCl 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi

penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik

LI.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

LO.5.1. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Menurut Al-Quran

(QS. Al-Waqi’ah: 68-69) 

ب�ون� } ر� ت�ش� ال ذ�ي آء� ال�م� ء�ي�ت�م� ر� ف�ن�{ 68أ� م� ل�ت�م�وه� نز�

أ� نت�م� ء�أ�

نز�ل�ون� } ال�م� ن� ن�ح� م�أ� ن� ز� {69ال�م�

”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.” 

( QS. Al-Araf : 31 )

ب�وا ر� و�اش� و�ك�ل�وا د$ ج� م�س� ك�ل) ن�د� ع� ز�ين�ت�ك�م� ذ�وا خ� آد�م� ب�ن�ي ي�ار�ف�ين� ال�م�س� ب3 ي�ح� ال �ن ه� إ وا ر�ف� ت�س�  و�ال

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

LO.5.2. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Menurut Hadist

Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang seseorang minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya, "bagaimana dengan makan?" Beliau menjawab, "lebih lagi waktu makan” (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Page 15: Skenario 1 Blok Cairan

Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa Sallam telah

bersabda: "dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan

pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di

dunia dan untuk kita di akhirat kelak ". (Muttafaq'alaih)

Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan,

hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wata’ala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu

wa Ta’ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi". (HR. Abu

Daud dandishahihkan oleh Al-Albani)

Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah sangat  meridhai seorang

hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia

pun memuji-Nya" . (HR. Muslim).

Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila suapan makan seorang kamu jatuh

hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan

membiarkannya untuk syetan". (HR. Muslim).

Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas

pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkanoleh Al-Albani).

Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir

bejana wadah air." (HR. Al Bukhari)

Hadits Anas disebutkan " Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum

sambil berdiri". (HR. Muslim).

LO.5.3. Memahami dan Menjelaskan Tatacara Minum Menurut Etika Islam

• Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada

Allah, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.

• Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak.

• Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiridengan

Alhamdulillah.

• Disunnahkan minum dengan duduk, karena ini yang terbaik dari segi kesopanan dan kesehatan.

• Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.

• Mengambil gelas atau temapat minum dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan

pula

• Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.

Page 16: Skenario 1 Blok Cairan

• Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis adaorang yang

lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyaikedudukan, karena hal tersebut

bertentangan dengan etika.

• Jangan minum langsung dari bibir bejana.