tugas mandiri kekurangan cairan (oliv)

27
NAMA : OLIVIA S NPM : 1102014203 TUGAS MANDIRI PBL (KEKURANGAN CAIRAN) 1.MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN & LARUTAN A. DEFINISI CAIRAN : Istilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh,sebenarnya lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya(solute dan solvent) yang masih menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut). LARUTAN : Campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. B. FUNGSI Fungsi cairan antara lain : 1. Transportasi : nutrient, partikel kimiawi, partikel darah, energy, dan lain - lain 2. Pengatur suhu tubuh 3. Pembentuk struktur tubuh Kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan kematian sel. Sementara unit dasar fungsional

Upload: safirra-yasmine

Post on 13-Apr-2016

254 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

NAMA : OLIVIA SNPM : 1102014203TUGAS MANDIRI PBL (KEKURANGAN CAIRAN)

1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CAIRAN & LARUTANA. DEFINISI

CAIRAN : Istilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh,sebenarnya lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya(solute dan solvent) yang masih menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut).

LARUTAN : Campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.

B. FUNGSI

Fungsi cairan antara lain :1. Transportasi : nutrient, partikel kimiawi, partikel darah, energy,

dan lain - lain2. Pengatur suhu tubuh3. Pembentuk struktur tubuh

Kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan kematian sel. Sementara unit dasar fungsional tubuh adalah sel. Sel - sel inilah yang membentu struktur tubuh. Dengan demikian, keberlangsungan proses pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh tidak terlepas dari peranan cairan tubuh.

4. Memfasilitasi reaksi kimia dalam tubuh, misalnya metabolisme tubuh.

Fungsi cairan intrasel :1. Menghasilkan, menyimpan dan penggunaan energy2. Berperan pada proses perbaikan sel3. Berperan pada proses replikasi4. Tempat terjadinya metabolism5. Fungsi khusus : sebagai cadangan air untuk mempertahankan

volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.

Page 2: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Fungsi cairan ekstrasel :1. Berperan sebagai pengantar semua keperluan sel ( nutrien, oksigen,

berbagai ion, trace minerals, dan regulator hormon atau molekul )2. Berperan sebagai pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik

atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel

C. JENIS CAIRAN

1. Cairan ekstraseluler (CES)Seluruh cairan di luar sel semuanya disebut cairan ekstraseluler. Cairan ini merupakan 20% dari berat badan atau sekitar 14 liter pada oreang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.2. Cairan Intraseluler (CIS)Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada dalam 75 triliun sel dan keseluruhannya disebut cairan intrasel. Jadi, CIS merupakan cairan yang membentuk sekitar 2/3 dari cairan tubuh total atau sekitar 40% dari berat badan total pada pria rata-rata.Cairan ini memiliki berbagai konstituen yang memiliki komposisi yang sangat serupa oleh karena itu CIS dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu kompartemen cairan yang besar.(Sherwood, Lauralee; 2001)

LARUTAN

Larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat klasifikasi:- Berdasarkan kepekatannya, dibagi atas 3 macam : Larutan tidak jenuh, yakni larutan yang pada kondisi standar

( tekanan 1 atm dan suhu 25oC) masih dapat melarutkan solut Lautan jenuh, yakni larutan yang dalam kondisi standar tidak

dapat lagi melarutkan solut. Pada kondisi ini terjadi kesetimbangan antara jumlah solut yang larut dan yang tidak terlarut.

Larutan lewat jenuh, yakni larutan yang mengandung konsentrasi zat terlarut melebihi konsentrasi zat terlarut pada keadaan jenuh

1. Berdasarkan daya hantar listriknya, dibagi atas 2 macam:o Larutan elektrolit, yakni larutan yang dapat menghantarkan

arus listrik. Adapun larutan elektrolit dibagi lagi atas 2 macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah

o Larutan non elektrolit,yakni larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik

2. Berdasarkan fasa/wujud , dibagi atas 9 macam, sebagai berikut :Solven Solut Larutan

No Fasa Contoh Fasa Contoh1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las3 Cair Air Padat Garam Larutan garam

Page 3: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

4 Padat Pd Gas H2 Gas oven5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi6 Padat Au Padat Ag Sinsin7 Gas O2 Gas He Gas untuk

menyelam8 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer

3. Berdasarkan kemampuan menyerap atau melepaskan kalor dibagi atas 2 :

Larutan ideal yakni larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan

Larutan tak ideal yakni larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu:

- larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult

larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

D. PERBEDAAN & PERSAMAANLarutan dan Cairan sama-sama terdiri dari pelarut dan zat terlarut yang terdiri dari 2 atau lebih kompartemen-kompartemen penyusunnya

1. MEMAHAMI DAN MENJELASJAN HOMEOSTASIS CAIRAN

A. NORMAL Komposisi

Jumlah cairan Dalam tubuh total kurang lebih 55-60% Dari berat Badan dan presentase ini berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin, dan umur. Pengaruh terbesar berhubungan dengan jaringan lemak tubuh. Kandungan air didalam sel lemak lebih rendah dibandingkan kandungan air didalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang gemuk (obes) lebih rendah daripada yang tidak gemuk. Pada bayi dan anak, persentase cairan tubuh total lebih besar dibanding dengan orang dewasa dan akan menurun sesuai dengan pertambahan usia.

Persentase Cairan Tubuh Total

Bayi Prematur 80% BB

Bayi dan Anak Normal 70-75% BB

Pra-Pubertas 65-70% BB

Dewasa 55-60% BB

Page 4: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Kadar Lemak wanita umumnya lebih banyak dibandingkan pria, sedangkan kadar air pada pria lebih besar dibandingkan dengan wanita. Makin tua seseorang, biasanya jumlah lemaknya meningkat sedangkan jumlah air semakin berkurang.Bila diperkirakan sekitar 5% berat badan tubuh merupakan air.

NO KATION ANION

1 Na+ (135-145 mEq/L) Cl- (95-105 mEq/L)

2 K+ (3,5-5,5 mEq/L) Bicarbonat (25-29 mEq/L)

3 Ca2+ (1,3-2,1 mEq/L) Fosfat (2,5-4,5 mEq/L)

4 Mg2+ (1,3-2,1 mEq/L)

1) NatriumNatrium merupakan kation utama yang terdapat di cairan ekstraseluler (CES).Kadar normal natrium pada tubuh diregulasikan oleh system ginjal dan dipengaruhi oleh hormone aldosterone. Natrium merupakan solute utama pada plasma, sehingga tinggi/rendahnya kadar natrium yang menentukan tinggi/rendahnya osmolaritas plasma. Kadar osmolaritas ini yang akan menentukan keseimbangan elektrolit pada tubuh kita. Natrium penting dalam aktifitas saraf-saraf otot dan pompa ion Natrium-Kalim ATP-ase. Dan natrium juga penting dalam mengatur keseimbangan asam basa tubuh.Konsentrasi normal natrium pada serum plasma yaitu 135-145 mEq/L. untuk perharinya tubuh manusia membutuhkan pemasuka natrium sebesar 2-4 gram. Kadar normal natrium pada urin yaitu 40-220 mEq/L per harinya.Natrium lebih banyak diekskresikan melalui system ginjal dan sedikt dikeluarkan melalui keringat dan feses.

2) KaliumKalium merupakan kation primer pada cairan intrasel. Kalium berfungsi dalam sintetis protein, kontraksi otot, konduksi saraf, pengeluaram hormone, transport cairan, dan perkembangan janin. Kadar normal kalium pada plasma yaitu 3.5-5 mEq/L. ekskresi kalium melalui ginjal sekitar 80-90% dan 10-20 % diekskresikan melalui feses.Pada keadaan normal, tubuh membutuhkan pemasukan kalium 40-60 mEq [er hari. Dan kadar normal kalium pada urin sebesar 20-120 mEq per hari. Untuk menjaga kestabilan kalium diperlukan keseimbangan elektrokimia yaitu keseimbangan antara kemampuan muatan negative dalam sel untuk mengikat kalium dan kemampuan kekuatan kimiawi yang akan mendorong kalium keluar dari sel.

3) Klorida1. Sumber : garam dapur2. Kadar normal : 96 - 106 mEq / L

3. Fungsi Anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah

Page 5: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

karena fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah lambung.

4. Eksresi :Tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenumAda dua kompartemen cairan dalam tubuh manusia, kompartemen

ekstraseluler yang terdiri dari plasma dan interstisial.Ada juga kompartemen interseluler.

B. KOMPRATEMEN

1. Kompartemen Cairan IntraselCairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membrane sel yang sangat permeable terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh.Komposisi dari cairan intrasel terdiri dari kation kalium dan anion phosphate dalam jumlah yang sangat besar.Ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang.Dalam intrasel juga mengandung sejumlah besar protein, hamper empat kali jumlah protein plasma.

2. Kompartemen Cairan EkstraselDalam CES, dibagi menjadi 3 yaitu cairan interstitial, intravascular, dan transeluler.Cairan interstitial adalah cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intravaskuler adalah cairan yang berada dalam pembuluh darah.Cairan transeluler adalah cairan yang terkandung dalam rongga-rongga khusus interstisial dan plasma.Keduanya dibatasi oleh membrane kapiler yang sangat permeable kecuali oleh protein plasma sehingga protein di plasma lebih banyak terdapat daripada di interstisial.Karena protein plasma mempunya muatan akhir negative, jadi pada plasma lebih banyak terdapat kation (natrium) sedangkan pada interstisial lebih banyak terdapat anion (klorida). Komposisi cairan ekstrasel diatur oleh ginjal sehingga akan menjaga konsentrasi elektrolit tubuh.

C. INTAKE & OUTPUT

Page 6: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Sumber input H2O Sehari-harinya, sebanyak 1250 mL H2O didapatkan dari minuman. Namun ternyata, jumlah yang hampir sama, yaitu 1000 mL H2O, didapatkan dari makanan (dalambentuk padat). Perlu diingat bahwa otot memiliki kandungan air sebanyak 75%; olehkarena itu, katakanlah seseorang makan daging sapi (otot hewan), maka 75% darimakanan tersebut adalah H2O. Buah dan sayuran memiliki kandungan air sebanyak60% hingga 90%. Sehingga, sebagian besar air yang didapatkan manusia sehari-harinya, berasal dari makanan padat dan minuman.Sisanya, sumber H2O yang paling kecil didapatkan adalah dari proses metabolismetubuh. Beberapa reaksi kimia di dalam sel mengkonversi bahan makanan dan O2 menjadi energi, dengan menghasilkan CO2 dan H2O. Proses metabolisme inimengeluarkan H2O dari sel menuju cairan ekstraselular sebanyak 350 mL setiap harinya. Sehingga rata-rata, input H2O manusia setiap harinya adalah 2600 mL. Sumber H2O lain juga didapatkan dalam kondisi terapi/pengobatan, misalnya melalui infus.2. Pengeluaran H2O (output)Hampir sebanyak 1 liter H2O keluar dari tubuh manusia tanpa disadari. Hal inidinamakan insensible loss (kehilangan H2O tanpa kesadaran oleh sensorik manusia),dan terjadi karena proses respirasi-ekspirasi pada paru-paru dan pengeluaran keringatpada bagian-bagian kulit yang tidak mengeluarkan keringat. Ketika respirasi, udarayang masuk sebetulnya mengandung H2O. Namun H2O ini hilang ketika udara sudahmasuk ke paru-paru. Umumnya kita tidak menyadari kehilangan H2O ini, namunketika musim dingin, kita dapat melihat keluarnya uap H2O dari mulut/hidung kita. Insensible loss yang lain adalah keluarnya H2O dari kulit secara terus-menerus,bahkan ketika tidak sedang berkeringat sekalipun. Molekul air dapat berdifusimenembus sel-sel kulit dan berevaporasi tanpa disadari. Namun, kulit memiliki sifattahan air oleh karena lapisan keratin di bagian terluarnya, yang berfungsi untukmenghindari keluarnya H2O secara berlebihan. Ketika lapisan ini rusak, misalnyapada kasus luka bakar, H2O dapat keluar lebih banyak lagi, sehingga dapatmengganggu keseimbangan cairan tubuh.Sensible loss, atau pengeluaran H2O yang disadari, salah satunya berupa keringat.Pada suhu udara 68F, sebanyak 100mL H2O hilang melalui keringat setiap harinya.Jumlah H2O yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, tergantung daritemperatur lingkungan dan derajat aktivitas; jumlahnya berkisar dari 0 mL hinggabeberapa liter ketika cuaca sangat panas.Jalur pengeluaran H2O yang lain adalah melalui feses. Pada umumnya, sebanyak 100mL H2O keluar melalui feses setiap harinya. Pada saat proses pembentukan fesesdi usus besar, sebagian besar H2O diabsorbsi oleh lumen digestivus menuju darah,sehingga dapat menghindari pembuangan H2O yang berlebihan. Namun pada kasusdiare, jumlah H2O yang keluar dapat lebih banyak lagi.Pengeluaran H2O yang paling besar adalah melalui ekskresi urin, yaitu sebanyak1500mL urin yang diproduksi setiap harinya.Total pengeluaran H2O setiap harinya adalah 2600 mL, sama dengan jumlahIntake H2O dalam contoh ini. Keseimbangan ini sebetulnya tidak terjadi secara kebetulan.Biasanya, output H2O disesuaikan dengan input H2O, sehingga kadar H2O di dalam tubuh tetap terjaga.

Page 7: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

D. MEKANISME

Mekanisme Regulasi Keseimbangan Cairan Tubuh Dari beberapa sumber pengeluaran dan pemasukan H2O, hanya dua sumber yang dapatdiatur oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan H2O. Untukinput H2O, rasa haus dapatdiatur untuk memenuhi Intake H2O dan untuk output  H2O, ginjal dapat mengatur banyaknya urin yang akan dibentuk. Pengaturan pengeluaran H2O pada urin adalah faktorter penting dalam menjaga keseimbangan H2O.Beberapa faktor lain dapat diatur, namun tidak menjadi pengaturan utama dalam menjaga keseimbangan H2O. Asupan air dari makanan dapat diatur untuk menjaga keseim bangan energi, dan kontrol terhadap pengeluaran keringat penting untuk menjaga suhu tubuh.H2O yang dihasilkan secara metabolik dan pengeluaran H2O dengan cara insensible loss tidak dapat diatur oleh tubuh .

Pengaturan output air oleh vasopressin pada urinPerubahan osmolaritas cairan ekstraselular yang disebabkan oleh ketidak seimbangan input/output H2O dapat dikompensasi secara cepat dengan mengatur pengeluaran H2O oleh urin, tanpa harus mengeksresi zat-zat garamnya. Oleh karena itu, reabsorbsi dan eksresi H2O dibedakan dari reabsorbsi dan eksresi solute, sehingga jumlah H2O bebasyang dijaga/dibuang dapat berubah secara cepat untuk menjaga osmolaritas cairan ekstraselular. Reabsorbsi dan eksresi H2O bebas diatur oleh sekresi hormon vasopressin.Di seluruh nefron ginjal, reabsorbsi H2O sangat penting untuk mengatur volume cairan17ekstraselular karena reabsorbsi garam disertai dengan reabsorbsi H2O dalam jumlah yang sama. Namun pada distal dan tubulus kolektivus, reabsorbsi H2O bebas dapat terjadi tanpa harus menyerap garam dalam jumlah yang sama. Hal ini dikarenakan adanya gradien osmotik vertikal dalam medulla ginjal, di mana terdapat sebagian dari tubulus itu.Vasopressin meningkatkan permeabilitas terhadap H2O di bagian akhir tubulus tersebut. Jumlah H2O bebas yang direabsorbsi sangat bervariasi, tergantung dari jumlah vasopressin yang disekresi, dan dari osmolaritas cairan ekstraselular.Vasopressin diproduksi di hypothalamus, dan disimpan di kelenjar pituitary. Vasopressin disekresi dari bagian posterior kelenjar pituitary atas perintah dari hypothalamus.

Pengatur input air oleh mekanisme haus Haus adalah sensasi yang dirasakan secara subjektif, yang mendorong manusia untukminum. Pusat haus terletak di hypothalamus, dekat dengan sel-sel yang mensekresivasopressin.Pusat kontrol hypothalamus yang mengatur sekresi vasopressin dan rasa haus bekerjasecara bersamaan. Adanya vasopressin dan rasa haus distimulasi oleh defisit H2O, dan kebalikannya, ditekan oleh adanya H2O bebas. Oleh karena itu, perintah untuk mengurangi output H2O oleh urin biasanya diiringi dengan rasa haus, supaya segeramendapat asupan H .

Peranan osmoreseptor hypothalamus

Page 8: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Pusat penerimaan input rasa haus dan sekresi vasopressin terletak pada bagian osmoreseptor hypothalamus. Osmoreseptor ini terus-menerus memonitor osmolaritas dari cairan yang mengelililinginya. Ketika osmolaritas cairan meningkat (karena kekurangan H2O), kebutuhan untuk menahan pengeluaran H2O meningkat. Hal ini menyebabkan sekresi vasopressin dan adanya rasa haus. Akibatnya, terjadi peningkatan reabsorbsi H2O di distal dan tubulus kolektivus, sehingga H2O dapat dikonservasi; namun di saat yang bersamaan, tubuh tetap Memaksa agar intake H2O dilakukan segera. Seluruh mekanisme tersebut dapat mengganti H2O yang berkurang dari cairan ekstraselular, sehingga kondisi hipertonis cairan dapat diatasi. Kebalikannya, apabila terjadi kelebihan H2O, dengan manifestasi rendahnya osmolaritas cairan ekstraselular, menyebabkan meningkatnya produksi urin, dan menghilangkan rasa haus.

3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN

A. DEFINISI Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air

lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonic), atau hilangnya natrium lebh banyak daripada air (dehidrasi hipotonik). (Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V)

Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel. (Buku Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa)

Dehidrasi adalah (1) membuang air dari substansi; (2) keadaan yang diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh yang berlebihan. (Dorland Edisi 29).

B. GEJALA

Beberapa gejala dehidrasi antara lain:a. Rasa haus

Tanda yang paling umum dan paling awal pada dehidrasi adalah rasa haus yangmuncul. Rasa haus ini juga diikuti oleh mulut, tenggorokan yang terasa kering danlidah sedikit membengkak.

b. Jarang buang air kecilKarena tubuh telah kekurangan cairan, maka otomatis ginjal akan mengurangi produksi urine karena harus memenuhi asupan cairan bagi bagian tubuh lainnya. Jika buang air kecil, maka warnanya akan lebih kuning atau berwarna gelap.

c. Kulit tidak elastisDehidrasi juga ditandai oleh tidak elastisnya kulit.

d. Kepala terasa pusing dan berkunang-kunangDehidrasi dapat mengakibatkan kepala terasa pusing dan berkunang-kunang, dan tubuh terasa lelah serta mengantuk.

e. Penyakit sembelit dan tidak berkeringat

Page 9: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Dehidrasi bisa menyebabkan sembelit karena kurangnya cairan.

C. KLASIFIKASI

Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi

menjadi:

1. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik Dehidrasi hipotonik merupakan kehilangan natrium yang relatif

lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma. Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume akibat kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi.Dehidrasi hipotonik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan rendah solut.2. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik

Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L. Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik.3. Dehidrasi Hipernatremik atau hipertonik

Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular . Dehidrasi hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak daripada air . Cairan rehidrasi oral yang pekat, susu formula pekat, larutan gula garam yang tidak tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat terhadap kejadian hipernatremia .Terapi cairan untuk dehidrasi hipernatremik dapat sukar karena hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan serebrum dengan perdarahan dan trombosis serebral luas, serta efusi subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap. Seringkali, kejang terjadi selama pengobatan bersamaan dengan kembalinya natrium serum ke kadar normal. Selama masa dehidrasi, kandungan natrium selsel otak meningkat, osmol idiogenik intraselular, terutama taurine, dihasilkan.Dengan penurunan cepat osmolalitas cairan ekstraselular akibat perubahan natrium serum dan kadang-kadang disertai penurunan konsentrasi subtansi lainnya yang serasa osmotik aktif misalnya glukosa, dapat terjadi perpindahan

Page 10: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

berlebihan air ke dalam sel otak selama rehidrasi dan menimbulkan udem serebri.Pada beberapa penderita, udem otak ini dapat ireversibel dan bersifat mematikan.Hal ini dapat tejadi selama koreksi hipernatremia yang terlalu tergesa-gesa atau dengan penggunaan larutan hidrasi awal yang tidak isotonis. Terapi disesuaikan untuk mengembalikan kadar natrium serum ke nilai normal tetapi tidak lebih cepat dari 10 mEq/L/24 jam.

Dehidrasi berdasarkan tingkat derajatnya1) Ringan : Kehilangan volume cairan kurang lebih 5 % dair berat

badan2) Sedang : Kehilangan volume cairan 5-10 % dari berat badan3) Berat : Kehilangan volume cairan lebih dari 10% cairan tubuh

Gejala awal pada orang yang menderita dehidrasi adalah : Merasa lelah tanpa alasan, merasa terbakar, wajah memerah, merasa gelisah, merasa depresi, merasa kepala berat/sempoyongan, gangguan tidur terutama orang tua,rentang perhatian (fokus) yang amat sempit, Pendek nafas pada orang sehat tanpa penyakit paru atau infeksi.1. Dehidrasi Ringan :Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit kering dan pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya, sering mengantuk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.2. Dehidrasi Sedang :Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu gampang sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.3.Dehidrasi Berat :Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang, tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah sehingga tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.

D. PENANGANAN & PENYEBAB

Page 11: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

PENYEBAB Menurut Mann dan Stewart (2007) dan Gavin (2006), dehidrasi disebabkan karena meningkatnya kehilangan cairan tubuh, kurangnya asupan air, atau oleh kedua hal tersebut. Dehidrasi ditandai oleh munculnya rasa haus. Apabila rasa haus tersebut tidak direspon dengan meminum air dalam jumlah yang cukup maka keadaannya akan semakin memburuk. Rasa haus ini akan semakin sulit diterima dan direspon seiring dengan bertambahnya usia. . Akibatnya,rasa haus tersebut akan berkembang menjadi rasa lemah dan lemas, letih, kehilangan kesadaran, bahkan kematian (Whitney & Rolfes 2008; Adyas, 2011).

Kehilangan air yang tidak disadarai dari kulit dan saluran pernapasan, peningktan ekskresi cairan pada ginjal dan gastro interstinal juga dapat menyebabkan dehidrasi.Kemungkinan penyebab dehidrasi :

a. Muntah dan diare berlebihanb. Asupan cairan yang tidak cukup c. Ketoasidosi diabeticd. Luka bakar berate. Demam tinggi berkepanjanganf. Hiverpentilasi

(Muscari,Mary E; 2005)

PENANGANAN

Ada berbagai macam pengobatan untuk mengobati dehidrasi :1. Pada dehidrasi ringan, pengobatan dilakukan dengan minum air

putih biasa

2. Pada seseorang yang kekurangan elektrolit, yaitu pemberian natrium dan kalium

3. Bila tekanan darah turun dan syok, yaitu dengan pemberian larutan NaCl intravena.

4. Pada pasien diare, yaitu selain diberikan cairan pengganti, diberikan juga obat untuk mengobati atau menghentikan diare. Jika ginjal terlalu banyak mengeluarkan air karena terjadi kekurangan hormon antidiuretik, maka diberikan hormon antidiuretik jangka panjang.

5. Terapi rehidrasi oral

a. Hipertonik, makan atau minum yang mengandung sodium rendah (jus apel).

b. Isotonik, makan atau minum yang mengandung sodium (jus tomat).

Page 12: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

c. Hipotonik, makan atau minum yang mengandung sodium tinggi.6. Pemberian cairan kristaloid

Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik

Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secaraberkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500ml/24 jam (30ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah denganpenggantian defisit cairan sehari, termasuk jumlah insensible water loss sangat perludilakukan setiap hari. Perhatikan tanda – tanda kelebihan cairan seperti ortopnea,sesak napas, perubahan pola tidur, atau confusion.

Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi.

a. Dehidrasi hipertonik: cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur

b. Dehidrasi isotonik: cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larut isotonik yang ada di pasaran.

c. Dehidrasi hipotonik cairan yang dianjurkan seperti di atas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.

4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GANGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

A. DEFINISI NATRIUM

Natrium (Na) Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel,

lobak, bayam, kol, telur, kerang. Kadar normal : 135 mEq / L Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan

osmotik, cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.

Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25 mg).

Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal (dipengaruhi oleh hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II),

Page 13: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

lengkung henle (kotranspor NaCl), dan lengkung henle (kotranspor NaK 2Cl).

Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun. KALIUM

Kalium (K) Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging

anak kerbau. Kadar normal : 3,5 – 5 mEq / L Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi

keseimbangan asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot.

Kelebihan : hyperkalemiaB. GEJALA

Hiponatremia : Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah. Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah.Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi kejang.Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma.

Hipokalemia : Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

HipokloremiaHipertonisitas otot, tetani, dan napas dangkal dan terdepresi, Otot lemah dan kejang jika disertai kehilangan natrium.

C. PENANGAN & PENYEBAB Penyebab Hiponatremia, Hipokalemia dan Hipokloremia

a. Hiponatremia:1. Jumlah asupan air melebihi kemampuan ekskresi 2. Ketidakmampuan menekan sekresiADH. Missal pada

kehilangan air melalui saluran cerna, gagal jantung dan sirosis hati atau pada SIADH (syndrome of inappropriate ADH-secretion)

b. Hypokalemia1. asupan kalium kurang

Page 14: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Dalam keadaan normal ekskresi kalium melalui ginjal dapat minimal sampai 5 mEq perhari untuk mempertahankan kadar kalium normal dalam darah. Konsentrasi kalium yang rendah biasanya di sebabkan oleh gangguan fungsi ginjal.

2. pengeluaran kalium berlebihanpengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal, atau keringat. Pada keadaan muntah atau pemakaian selang naso-gastrik, pengeluaran kalium bukan hanya melalui saluran cerna atas karena kadar kalium dalam cairan gastrik hanya sedikit (5-10 mEq/L), akan tetapi kalium banyak keluar melalui ginjal. Pengeluaran kalium berlebihan melalui keringat dapat terjadi bila dilakukan latihan berat pada lingkungan yang panas sehingga produksi keringat mencapai 10L

3. kalium masuk ke dalam selkalium masuk kedalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-adregenergik, paralisis periodic hipokalemik, hipotermia.Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.

c. HypokloremiaHipokloremia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, deficit klorida tidak disertai defisit natrium.

Penanganan Hiponatremia, Hipokalemia dan HipokloremiaHiponatremia : Secara umum, hiponatremia paling baik diterapi dengan cara menaikkan secara perlahan kadar sodium darah pasien. Dan sebagian besar para ahli sepakat bahwa usaha penaikan kadar sodium darah tersebut tidak boleh melebihi 10-12 mEq/L per harinya. Hipokalemia : mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kalium atau dengan mengonsumsi garam kalium (kalium klorida) per oral. Pada hipokalemia berat, kalium diberikan secara intravena di rumah sakit.Hipokloremia : Obat yang mengandung klorida, misalnya amonium klorida bisa diperlukan untuk menaikkan kadar klorida garam, Kalium klorida bisa diberikan untuk alkalosis metabolic

4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ETIKA MINUM DALAM ISLAM

1. Minum dengan Tangan Kanan Sabda Rasulullah SAW:“Apabila salah seorang dari kalian makan, hendaknya ia makan dengan tangan kanannya dan apabila ia minum, hendaknya dengan tangan

Page 15: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

kanannya. Sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”

2. Larangan makan dan minum sambil berdiri .

Dalam suatu hadist disebutkan: “Dari anas ra, dari Nabi saw beliau melarang seseorang minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas: “ Bagaimana kalau makan?” Anas menjawab: makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.” (HR Muslim)

3. Niat yang baik

Hendaknya seseorang minum dengan niat untuk menguatkan badannya guna mentaati Allah serta menjaga kesehatan. Dengan demikian, ia akan mendapatkan pahala dan minumnya itu menjadi ibadah yang berpahala. Dalam hadits disebutkan: “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya.”

4. Membaca Tasmiyah

Membaca tasmiyah maksudnya membaca bismillah, sebagaimana ketika seseorang hendak makan.Sebab, hal itu dapat mengusir syaitan dan mendatangkan berkah, sebagaimana telah dijelaskan pada adab makan.

5. Minum Tiga Kali

Hendaknya seseorang minum sebanyak tiga kali.Demikianlah yang biasa dilakukan oleh Nabi SAW. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa beliau SAW minum dengan tiga nafas, menyebut nama Allah pada awalnya, dan memuji Allah pada akhirnya. (HR Ibnus Sunni)

Inilah sunnah, yakni seseorang membaca bismillah lalu minum sesuatu, kemudian membaca Alhamdulillah dan menjauhkan bejana (gelas) dari mulutnya. Setelah itu, membaca bismillah untuk kedua kalinya lalu minum, kemudian membaca Alhamdulillah dan menjauhkan gelas dari mulutnya untuk bernafas.Sesudah itu, membaca bismillah lalu minum untuk ketiga kalinya, kemudian menjauhkan gelas dari mulutnya dan mengucapkan Alhamdulillah.

Hadist ini menunjukkan bahwa seseorang yang minum hendaknya membaca bismillah setiap kali meneguk minuman dan membaca alhamddulillah setelah meminumnya. Dalam hadist lain disebutkan: “Beliau minum dalam tiga kali nafas. Apabila mendekatkan gelas ke mulutnya, beliau menyebut nama Allah, sedangkan apabila menjauhkannya, beliau memuji Allah Ta’ala. Beliau melakukan seperti itu tiga kali.”

Sunnah ini memiliki faedah kesehatan yang sangat banyak.Sebagian dokter menyebutkan bahwasanya bagian rongga dalam manusia biasanya

Page 16: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

suhunya lebih panas daripada suhu air minum.Oleh karena itu, hendaknya seorang minum sedikit, lalu ditambah, baru kemudian minum hingga kenyang sehingga rongga dalam tubuhnya bisa menyesuaikan dengan suhu air yang masuk. Minum yang pertama lebih sedikit dari yang kedua, baru kemudian ia boleh minum sepuasnya pada kali yang ketiga. Rasulullah SAW melakukan hal itu semata-mata untuk mengajarkan kepada manusia perkara yang bermanfaat bagi mereka.

6. Minum dengan Cara Menghirup

Hendaknya seseorang minum dengan cara yang lebih dekat kepada menghirup. Janganlah ia meneguk minuman seperti unta, tetapi hendaknya ia membuka kedua bibirnya sedikit. Perbuatan itu akan mendatangkan beberapa faedah:

1) Sedikitnya udara yang masuk bersama minuman, yang bisa menyebabkan kembung atau masuk angina.

2) Orang minum dengan dapat merasakan lezatnya minuman dengan cepat. Dia juga dapat dengan cepat membedakan apakah minuman itu masih bagus dan layak diminum atau sudah basi dan tidak enak lagi rasanya. Adapun orang yang meneguk langsung minumannya tidak akan dapat membedakan rasa minuman itu kecuali setelah ia meminumnya dalam jumlah banyak.

3) Apabila pada minuman itu terdapat serangga atau sesuatu yang jatuh, maka ia akan merasakannya ketika membuka kedua bibirnya. Berbeda dengan orang yang menenggak minumannya, ia tidak akan merasakannya kecuali setelah minuman itu masuk ke dalam kerongkongannya.

7. Bernafas Ketika Minum

Apabila Nabi SAW minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda: “Yang demikian lebih segar, lebih nikmat, dan lebih mengenyangkan.” (HR Al-Bukhari) Janganlah seseorang minum sepuasnya dalam sekali nafas, namun hendaknya ia bernafas di sela-sela tegukannya sebagaimana telah dijelaskan.

8. Tidak Bernafas dalam Gelas

“Apabila salah seorang dari kalian minum, maka janganlah ia bernafas di dalam gelas.” (HR Al-Bukhari)

9. Tidak Menghembus dalam Gelas

Berdasarkan hadits yang telah lalu diketahui bahwa air minum dapat menyerap bau nafas.Sesungguhnya hembusan lebih parah daripada nafas dalam menyebarkan bau. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata dalam Fat-hul

Page 17: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Baari: “Menghembus dalam keadaan seperti ini lebih parah daripada bernafas.”

10. Menjauhkan Gelas dari Mulut Ketika Bernafas

“Jauhkanlah gelas dari mulutmu, kemudian bernafaslah.” (HR Malik)

11. Tidak Minum dari Mulut Bejana

Nabi SAW melarang minum dari mulut bejana. (HR Al-Bukhari)

12. Tidak Minum Berlebihan

“…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al-A’raf:31)

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang Mukmin minum dengan satu lambung, sedangkan orang kafir minum dengan tujuh lambung.” (HR Muslim)

13. Memuji Allah Setelah Minum

Apabila Nabi SAW makan atau minum, beliau mengucapkan:

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, minum, dan memudahkannya untuk dicerna serta memberikannya jalan keluar.”

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang makan makanan lalu memuji Allah atasnya atau minum minuman lalu memuji Allah atasnya.”

DAPUS

Guyton AC, Hall JE. (2008). Fisiologi Kedokteran 11th Ed,ab. Setiawan dkk, Jakarta: EGC

Page 18: Tugas Mandiri Kekurangan Cairan (Oliv)

Kee JL, Paulanka BJ. (2000). Handbook of Fluid, Electrolyte, and Acid Base Imbalances. Canada: Delmar, Thomson Learning

Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia

Muscari, Mary E. (2005). Keperawatan Pediatric edisi ke-3

Price, Sylvia. (1995). Patofisiologi edisi ke-4

Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGCSiregar, P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi kelima. (2009). Sudoyo dkk (eds), halaman 175-189

Asmadi. 2008. Teknik prosedural keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba medika.

Behrman R.E. et al (1999), Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15, ab.A.Samik Wahab, Jakarta, EGC.

FKUI.2013. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-3.Madjid SA, dkk. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa Ed III. Unit Pendidikan Kedokteran – Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (UPK-PKB) FKUI. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Muscari,Mary E. 2005,Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik Edisi 3,Jakarta: EGC

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta: EGC

Yasir, Rismawati dan Ira Ferawati. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium.